Permen ESDM 33 Th 2015(1)

download Permen ESDM 33 Th 2015(1)

of 26

Transcript of Permen ESDM 33 Th 2015(1)

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    1/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    2/68

     

    - 2 -

    2. 

    Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

    Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

    3. 

    Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi

    Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5214);

    4. 

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

    5. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

    6. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentangWilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

    7. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang

    Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan

    Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5111) sebagaimana telah beberapa kali

    diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 77

     Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2014 Nomor 263, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5597);

    8. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang

    Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan

    Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85,

     Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    5142);

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    3/68

     

    - 3 -

    9. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang

    Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);

    10. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang

    Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011

     Tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5502);

    11. 

    Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tanggal

    27 Oktober 2014;

    12. 

    Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor

    18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita

    Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552)

    sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

    Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor

    30 Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2014 Nomor 1725);

    13. 

    Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor

    12 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Wilayah

    Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah

    Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 487);

    14.  Keputusan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15

     Tahun 2013 tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia

    2013;

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA

    MINERAL TENTANG TATA CARA PEMASANGAN TANDA BATAS

    WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN DAN WILAYAH IZIN

    USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS MINERAL DAN BATUBARA

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    4/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    5/68

     

    - 5 -

    9. 

    Sistem Referensi Geospasial Indonesia yang selanjutnya

    disingkat dengan SRGI, adalah suatu sistem koordinat

    nasional yang konsisten dan kompatibel dengan sistem

    koordinat global, yang secara spesifik menentukan lintang,

    bujur, tinggi, skala, gaya berat, dan orientasinya mencakup

    seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

    termasuk bagaimana nilai-nilai koordinat tersebut berubah

    terhadap waktu.

    10.   Jaring Kontrol Horizontal Nasional yang selanjutnya

    disingkat JKHN, adalah sebaran titik kontrol geodesi

    horizontal yang terhubung satu sama lain dalam satu

    kerangka referensi.

    11. 

    Global Positioning System   yang selanjutnya disingkat GPS

    adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang

    dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat, untuk

    memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta

    informasi mengenai waktu, secara terus menerus di

    seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca, kepada

    banyak orang secara simultan. 

    12. 

    Receiver   Global Positioning System   tipe Navigasi, yang

    selanjutnya disebut GPS  Navigasi, adalah alat yang hanya

    menerima data jenis  pseudo range   (code ) dari sinyal satelit

    GPS .

    13. 

    Receiver Global Positioning System   tipe Geodetik, yang

    selanjutnya disebut GPS  Geodetik,  adalah alat yang dapat

    menerima data jenis  pseudo range   (code ) dan fase paling

    sedikit pada gelombang L1 (satu frekuensi) atau pada

    gelombang L1 dan L2 (dua frekuensi) dari sinyal satelit

    GPS .

    14. 

    Global Navigation Satellite System  yang selanjutnya

    disingkat GNSS   adalah sistem satelit yang berfungsi

    sebagai navigasi dan penentuan posisi secara global, yang

    terdiri dari GPS  (Amerika Serikat), GLONASS (Rusia), Galileo  

    (Uni-Eropa), BDS (Tiongkok), dan QZSS  (Jepang).

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    6/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    7/68

     

    - 7 -

    23. 

    Electronic Total Station   yang selanjutnya disingkat ETS  

    adalah alat ukur sudut horizontal dan sudut vertikal serta

     jarak secara elektronik, yang terintegrasi dalam satu unit

    alat dan dilengkapi dengan prosesor sehingga bisa

    menghitung jarak datar, koordinat, dan tinggi secara

    langsung.

    24. 

    Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan

    batubara.

    25. 

    Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang

    mempunyai tugas dan bertanggung jawab merumuskan

    serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

    bidang mineral dan batubara.

    26. 

    Kepala Inspektur Tambang adalah pejabat yang secara ex

    officio menduduki jabatan Direktur yang mempunyai tugas

    pokok dan fungsi di bidang keteknikan pertambangan

    mineral dan batubara.

    27.  Inspektur Tambang adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi

    tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk

    melakukan pelaksanaan inspeksi tambang. 

    28. 

    Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal yang

    mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

    kebijakan dan standardisasi teknis di bidang mineral dan

    batubara.

    29. 

    Dinas Teknis Provinsi adalah dinas teknis di tingkat

    Provinsi yang membidangi pertambangan mineral dan

    batubara.

    BAB II

    PRINSIP DAN TUJUAN

    Pasal 2

    (1) 

     Tata cara pemasangan Tanda Batas WIUP Operasi Produksi

    dan WIUPK Operasi Produksi dilaksanakan berdasarkan

    prinsip:

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    8/68

     

    - 8 -

    a. 

    kaidah teknis pengukuran yang baik dan benar;

    b. 

    partisipatif, transparan, dan akuntabilitas; serta

    c. 

    manfaat dan keadilan.

    (2) 

    Kaidah teknis pengukuran yang baik dan benar

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

    a. 

    peralatan yang tepat;

    b. 

    tenaga pelaksana yang kompeten;

    c. 

    tata cara pengukuran yang benar; dan

    d.  pengolahan data yang memadai.

    Pasal 3

    Pemasangan Tanda Batas WIUP Operasi Produksi dan WIUPK

    Operasi Produksi bertujuan untuk:

    a. 

    merealisasikan Titik Batas WIUP Operasi Produksi atau

    WIUPK Operasi Produksi di lapangan;

    b. 

    mensosialisasikan batas WIUP Operasi Produksi atau

    WIUPK Operasi Produksi;

    c. 

    memberikan kepastian kegiatan pertambangan yang

    dilakukan dan berada dalam WIUP Operasi Produksi atau

    WIUPK Operasi Produksi;

    d. 

    memberikan ketegasan batas WIUP Operasi Produksi atau

    WIUPK Operasi Produksi pada wilayah yang dimanfaatkan

    secara bersama dengan pemegang IUP Operasi Produksi

    dan IUPK Operasi Produksi yang berbeda komoditas

    tambang serta sektor lain di luar kegiatan usahapertambangan; dan

    e. 

    menetapkan kembali Titik Batas WIUP Operasi Produksi

    atau WIUPK Operasi Produksi berdasarkan hasil

    pengukuran Titik Batas di lapangan.

    BAB III

    PELAKSANAAN PEMASANGAN TANDA BATAS

    Bagian Kesatu

    Umum

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    9/68

     

    - 9 -

    Pasal 4

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    wajib melakukan pemasangan Tanda Batas WIUP Operasi

    Produksi atau WIUPK Operasi Produksi dalam jangka

    waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak diperolehnya IUP

    Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi.

    (2) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    dilarang melakukan kegiatan penambangan sebelum Tanda

    Batas WIUP Operasi Produksi atau WIUPK Operasi

    Produksi selesai dipasang.

    Pasal 5

     Tahapan Kegiatan pemasangan Tanda Batas WIUP Operasi

    Produksi dan WIUPK Operasi Produksi meliputi:

    a.  pengumuman dan sosialisasi;

    b. 

    koordinasi;

    c. 

    kompilasi data wilayah dan persiapan teknis;

    d. 

    pengukuran Titik Batas;

    e. 

    pemasangan Tanda Batas;

    f. 

    pembuatan berita acara;

    g. 

    pelaporan pelaksanaan pemasangan Tanda Batas; dan

    h. 

    penetapan Tanda Batas.

    Bagian Kedua

    Pengumuman dan Sosialisasi

    Pasal 6

    (1) 

    Direktorat Jenderal dan/atau Dinas Teknis Provinsi dalam

     jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender

    setelah terbitnya IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi

    Produksi wajib mengumumkan secara terbuka kepada

    masyarakat tentang rencana pemasangan Tanda Batas

    WIUP Operasi Produksi atau WIUPK Operasi Produksi.

    (2) 

    Pengumuman secara terbuka sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dilakukan secara serentak selama 7 (tujuh) hari

    kalender di:

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    10/68

     

    - 10 -

    a. 

    kantor Bupati/Walikota setempat;

    b. 

    kantor Kecamatan setempat; dan

    c. 

    kantor Desa/Kelurahan/Nagari/Distrik setempat.

    (3)  Format lembar pengumuman sebagaimana dimaksud pada

    ayat (3) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 7

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi

    Produksi dalam jangka waktu paling lambat 21 (dua puluh

    satu) hari kalender setelah terbitnya IUP Operasi Produksi

    atau IUPK Operasi Produksi wajib melakukan sosialisasi

    rencana kerja kegiatan pemasangan Tanda Batas

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a kepada

    masyarakat dan pemegang hak atas tanah dalam WIUP

    Operasi Produksi dan WIUPK Operasi Produksi.

    (2) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi

    Produksi dalam melakukan sosialisasi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) wajib mengikutsertakan petugas

    Dinas Teknis Provinsi dan perwakilan dari aparat

    Kabupaten/Kota, aparat Kecamatan, dan/atau aparat

    Desa/Kelurahan/Nagari/Distrik setempat.

    (3) 

    Biaya pelaksanaan sosialisasi sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) menjadi tanggung jawab pemegang IUP Operasi

    Produksi atau IUPK Operasi Produksi.

    Pasal 8

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi

    Produksi dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat

    belas) hari kalender setelah melakukan sosialisasi wajib

    menyampaikan hasil sosialisasi sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 7 kepada Menteri melalui Direktur Jenderal

    dan Kepala Dinas Teknis Provinsi.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    11/68

     

    - 11 -

    (2) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi

    Produksi yang akan melakukan kegiatan pemasangan

     Tanda Batas harus menyelesaikan hak atas tanah pada

    lokasi yang akan dilakukan pemasangan Tanda Batas.

    Pasal 9

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari

    kalender setelah terbitnya IUP Operasi Produksi atau IUPK

    Operasi Produksi wajib menyampaikan rencana kerja

    kegiatan pemasangan Tanda Batas sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 7 ayat (1) kepada:

    a. 

    Menteri melalui Direktur Jenderal dengan tembusan

    kepada Kepala Dinas Teknis Provinsi untuk IUP

    Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi yang

    diterbitkan oleh Menteri;

    b. 

    Kepala Dinas Teknis Provinsi dengan tembusan

    kepada Menteri untuk IUP Operasi Produksi dan IUPKOperasi Produksi yang diterbitkan oleh Gubernur.

    (2)  Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

    memuat:

    a. 

    letak dan jumlah Tanda Batas yang akan dipasang;

    b. 

    kesampaian lokasi Tanda Batas;

    c. 

    pihak lain yang memanfaatkan wilayah secara

    bersama serta yang berbatasan langsung dengan WIUP

    Operasi Produksi dan WIUPK Operasi Produksi;

    d. 

    peta tematik yang memuat informasi hak

    pengusahaan lahan;

    e. 

    peralatan yang akan digunakan;

    f. 

    pelaksana kegiatan;

    g. 

    rencana biaya; dan

    h. 

     jadwal pelaksanaan.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    12/68

     

    - 12 -

    Bagian Ketiga

    Koordinasi

    Pasal 10

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    wajib melakukan koordinasi sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 5 huruf b antara lain:

    a. 

    pemegang IUP atau IUPK yang WIUP atau WIUPK-nya

    berbatasan langsung dengan WIUP Operasi Produksi

    atau WIUPK Operasi Produksi yang akan dipasang

     Tanda Batas;

    b. 

    pemegang IUP atau IUPK beda komoditas yang

    memanfaatkan WIUP atau WIUPK secara bersama;

    c.  pemegang izin sektor lain di luar kegiatan usaha

    pertambangan yang berbatasan langsung dengan

    WIUP atau WIUPK atau memanfaatkan lahan secara

    bersama dalam WIUP atau WIUPK;

    d. 

    pemegang hak atas tanah dalam WIUP atau WIUPK;e.

     

    petugas Direktorat Jenderal dan/atau Dinas Teknis

    Provinsi;

    f. 

    petugas instansi sektor lain di luar kegiatan usaha

    pertambangan yang berbatasan langsung dengan

    WIUP atau WIUPK atau memanfaatkan lahan secara

    bersama dalam WIUP atau WIUPK sesuai

    kewenangannya;

    g. 

    petugas kantor Kecamatan dan/atau

    Desa/Kelurahan/ Nagari/Distrik setempat.

    (2) 

    Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terkait

    dengan:

    a. 

    pengukuran Titik Batas;

    b. 

    penyaksian pemasangan Tanda Batas; dan

    c. 

    pembuatan dan penandatanganan berita acara

    pemasangan Tanda Batas.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    13/68

     

    - 13 -

    Bagian Keempat

    Kompilasi Data Wilayah dan Persiapan Teknis

    Paragraf 1

    Kompilasi Data Wilayah

    Pasal 11

    Kompilasi data wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

    huruf c berupa inventarisasi:

    a. 

    salinan IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi

    termasuk peta batas wilayah dan titik koordinat;

    b. 

    salinan IUP atau IUPK yang WIUP atau WIUPK-nya

    berbatasan langsung dengan WIUP Operasi Produksi atau

    WIUPK Operasi Produksi yang akan dipasang Tanda Batas

    termasuk peta batas wilayah dan titik koordinat;

    c. 

    salinan IUP atau IUPK beda komoditas yang memanfaatkan

    WIUP atau WIUPK secara bersama termasuk peta batas

    wilayah dan titik koordinat;d.

     

    peta dasar yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang

    menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang survei

    dan pemetaan;

    e. 

    peta informasi wilayah pertambangan yang dikeluarkan

    oleh Direktorat Jenderal yang memuat semua WIUP atau

    WIUPK yang berbatasan langsung; dan

    f.  titik JKHN yang dibangun oleh instansi pemerintah yang

    menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang survei

    dan pemetaan.

    Paragraf 2

    Persiapan Teknis

    Pasal 12

    Persiapan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c

    meliputi:

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    14/68

     

    - 14 -

    a. 

    evaluasi hasil kompilasi data sebagaimana dimaksud pada

    Pasal 11;

    b. 

    penyiapan peralatan pengukuran Titik Batas dan

    pemasangan Tanda Batas dan sarana pendukung; dan

    c. 

    penyiapan tenaga pelaksana.

    Bagian Kelima

    Pengukuran Titik Batas

    Pasal 13

    (1) 

    Pelaksanaan pengukuran Titik Batas sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 5 huruf d meliputi:

    a. 

    pengukuran pengikatan BM ke JKHN;

    b.  pengukuran pengikatan Titik Bantu ke BM;

    c. 

    pengolahan data hasil pengukuran; dan

    d. 

    Stake Out  Titik Batas.

    (2) 

     Tata cara pengukuran Titik Batas sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

    Menteri ini.

    Pasal 14

    Peralatan pengukuran Titik Batas paling sedikit meliputi:

    a. 

    3 (tiga) unit GPS  atau GNSS  Geodetik;

    b. 

    GPS  Navigasi;

    c.  Theodolite  dan alat ukur jarak atau ETS ; dan

    d. 

    perangkat lunak pengolah data.

    Pasal 15

    Pengukuran Titik Batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

    wajib dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pengukuran dengan

    klasifikasi keahlian bidang survei dan pemetaan.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    15/68

     

    - 15 -

    Bagian Keenam

    Pemasangan Tanda Batas

    Paragraf 1

    Umum

    Pasal 16

    (1) 

    Pemasangan Tanda Batas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 5 huruf e meliputi:

    a. 

    pembuatan dan pemberian nama;

    b. 

    penyaksian pemasangan; dan

    c. 

    dokumentasi dan deskripsi pemasangan.

    (2) 

     Tata cara pembuatan dan pemberian nama Tanda Batas

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum

    dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 17

    Pemasangan Tanda Batas oleh pemegang IUP Operasi Produksi

    atau IUPK Operasi Produksi dilakukan paling sedikit pada lokasi

     yang sesuai Titik Batas.

    Pasal 18

    (1) 

    Dalam hal lokasi Titik Batas tidak memungkinkan untuk

    dipasang Tanda Batas, pemegang IUP Operasi Produksi dan

    IUPK Operasi Produksi wajib membuat Tanda Batas

    Referensi yang dilengkapi dengan deskripsi posisi Tanda

    Batas sebenarnya yang ditunjukkan dengan arah (azimut)

    dan jarak.

    (2) 

    Lokasi Titik Batas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    antara lain danau, sungai, rawa, jurang, situs budaya,

    makam, bangunan militer, dan tempat ibadah.

    (3) 

     Tanda Batas Referensi sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) harus dipasang pada garis batas atau di dalam WIUP

    Operasi Produksi atau WIUPK Operasi Produksi.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    16/68

     

    - 16 -

    (4) 

    Apabila IUP atau IUPK berada di wilayah perairan maka

    pemasangan Tanda Batas dilakukan sesuai dengan

    teknologi yang memungkinkan.

    Pasal 19

    (1) 

    Dalam hal antar Wilayah IUP atau Wilayah IUPK Operasi

    Produksi saling berbatasan langsung, maka pada garis

    batas paling jauh setiap 500 meter pemegang IUP Operasi

    Produksi atau IUPK Operasi Produksi dapat melakukan

    pengukuran dan pemasangan Tanda Batas Perapatan.

    (2) 

     Tanda Batas Perapatan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) merupakan Tanda Batas yang dipasang diantara Titik

    Batas WIUP dan WIUPK di lapangan dan mempunyai

    ukuran, konstruksi, warna serta penamaan tertentu.

    Pasal 20

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    dapat menggunakan jasa pelaksana pengukuran Titik

    Batas dan pemasangan Tanda Batas sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 5 huruf d dan e.

    (2) 

     Jasa pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

    memiliki Izin Usaha Jasa Pertambangan sub bidang jasa

    survei dan pemetaan dari Direktur Jenderal atas nama

    Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya.

    Paragraf 2

    Penyaksian Pemasangan Tanda Batas

    Pasal 21

    (1) 

    Penyaksian pemasangan Tanda Batas sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b dilakukan oleh

    petugas kantor Kecamatan dan/atau

    desa/Kelurahan/Distrik/Nagari setempat dan perwakilan

    dari masing-masing:

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    17/68

     

    - 17 -

    a. 

    pemegang IUP atau IUPK yang WIUP atau WIUPK-nya

    berbatasan langsung dengan WIUP atau WIUPK yang

    akan dipasang Tanda Batas;

    b. 

    pemegang IUP atau IUPK beda komoditas yang

    memanfaatkan WIUP atau WIUPK secara bersama;

    c. 

    pemegang izin sektor lain di luar kegiatan usaha

    pertambangan yang berbatasan langsung dengan

    WIUP atau WIUPK atau memanfaatkan lahan secara

    bersama dalam WIUP atau WIUPK yang akan dipasang

    tanda batas; dan/atau

    d. 

    pemegang hak atas tanah yang akan dipasang Tanda

    Batas.

    (2) 

    Penyaksian pemasangan Tanda Batas sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sejak dimulai

    hingga berakhirnya pemasangan Tanda Batas.

    (3) 

    Dalam hal wilayah yang akan dipasang Tanda Batas berada

    di kawasan hutan maka harus disaksikan petugas instansi

     yang membidangi kehutanan.

    Paragraf 3

    Dokumentasi dan Deskripsi Pemasangan Tanda Batas

    Pasal 22

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    wajib melakukan dokumentasi dan deskripsi pemasangan

     Tanda Batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat

    (1) huruf c terhadap setiap Tanda Batas yang telah

    dipasang.

    (2)   Tata cara dokumentasi dan deskripsi pemasangan Tanda

    Batas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

    dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    18/68

     

    - 18 -

    Bagian Ketujuh

    Pembuatan Berita Acara

    Pasal 23

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    wajib membuat berita acara pengukuran Titik Batas dan

    pemasangan Tanda Batas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 5 huruf f setelah seluruh Tanda Batas selesai

    dipasang.

    (2) 

    Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

    ditandantangani oleh pelaksana pengukuran Titik Batas

    dan pemasangan Tanda Batas, pemegang IUP Operasi

    Produksi atau IUPK Operasi Produksi serta saksi-saksi

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

    (3) 

    Format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Bagian Kedelapan

    Pelaporan Pelaksanaan

    Pemasangan Tanda Batas

    Pasal 24

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    wajib menyusun laporan pelaksanaan pemasangan Tanda

    Batas setelah seluruh kegiatan selesai dilaksanakan.

    (2)  Format laporan pelaksanaan pemasangan Tanda Batas

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

    Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan

    dari Peraturan Menteri ini.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    19/68

     

    - 19 -

    Bagian Kesembilan

    Penetapan Tanda Batas

    Pasal 25

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    wajib mengajukan permohonan penetapan Tanda Batas

    kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur

    sesuai dengan kewenangannya paling lambat 30 (tiga

    puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya berita acara

    untuk mendapatkan penetapan Tanda Batas.

    (2) 

    Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

    melampirkan laporan pelaksanaan pemasangan Tanda

    Batas.

    Pasal 26

    (1) 

    Direktur Jenderal atau Kepala Dinas Teknis Provinsi,

    melakukan evaluasi atas permohonan penetapan Tanda

    Batas termasuk lampirannya sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 25.

    (2) 

    Format evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian

    tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 27

    (1) 

    Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai

    dengan kewenangannya berdasarkan permohonan

    sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 dan evaluasi

    sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 memberikan

    penetapan Tanda Batas dalam jangka waktu paling lambat

    30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterimanya

    permohonan.

    (2) 

    format penetapan Tanda Batas sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran VIII yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

    Menteri ini.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    20/68

     

    - 20 -

    Pasal 28

    (1) 

    Dalam hal terjadi perubahan Titik Batas WIUP atau WIUPK

     yang telah ditetapkan Tanda Batasnya, pemegang IUP

    Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi wajib

    melakukan pemasangan Tanda Batas yang baru sesuai

    dengan Titik Batas.

    (2) 

    Pemasangan Tanda Batas sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) wajib dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan

    sejak perubahan Titik Batas WIUP Operasi Produksi atau

    WIUPK Operasi Produksi.

    Pasal 29

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    wajib:

    a.  menjaga dan memelihara setiap Tanda Batas yang

    telah dipasang termasuk akses menuju lokasi Tanda

    Batas sampai jangka waktu berlakunya IUP Operasi

    Produksi atau IUPK Operasi Produksi berakhir;

    b. 

    menyimpan dan memelihara data hasil pengukuran,

    berita acara, laporan hasil pelaksanaan pemasangan

     Tanda Batas, serta peta pengukuran dan pemasangan

     Tanda Batas;

    (2) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    wajib memastikan Tanda Batas yang telah dipasang bebas

    dari tumbuh-tumbuhan yang dapat menutupi dalam radius

    1 (satu) meter.

    (3) 

    Data hasil pengukuran, berita acara, laporan hasil

    pelaksanaan pemasangan Tanda Batas, serta peta

    pengukuran dan pemasangan Tanda Batas sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) huruf b disimpan di tempat yang

    aman dan mudah diperoleh oleh petugas dari Direktorat

     Jenderal dan/atau Dinas Teknis Provinsi.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    21/68

     

    - 21 -

    (4) 

    Dalam hal Tanda Batas yang telah dipasang

    rusak/tercabut/hilang, maka Pemegang IUP Operasi

    Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan

    pemasangan kembali Tanda Batas yang

    rusak/tercabut/hilang tersebut.

    BAB IV

    PENYELESAIAN PERSELISIHAN

    PEMASANGAN TANDA BATAS

    Pasal 30

    (1) 

    Dalam hal terjadi perselisihan dalam kegiatan pemasangan

     Tanda Batas, Direktur Jenderal atas nama Menteri atau

    Kepala Dinas Teknis Provinsi atas nama Gubernur sesuai

    dengan kewenangannya dapat membentuk Tim sebagai

    fasilitator dalam rangka penyelesaian perselisihan

    pemasangan Tanda Batas.

    (2) 

     Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

    beranggotakan wakil-wakil dari:

    a. 

    Direktorat Jenderal;

    b. 

    Dinas Teknis Provinsi setempat;

    c. 

    instansi pemerintah yang membidangi survei dan

    pemetaan nasional;

    d. 

    pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi

    Produksi; dan/ataue.

     

    pemegang IUP, IUPK, atau izin lain yang berselisih

    dalam pelaksanaan pemasangan Tanda Batas.

    BAB V

    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

    Pasal 31

    (1) 

    Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan atas

    pelaksanaan kegiatan pemasangan Tanda Batas WIUP dan

    WIUPK yang dilaksanakan oleh pemegang IUP Operasi

    Produksi atau IUPK Operasi Produksi.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    22/68

     

    - 22 -

    (2) 

    Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

    antara lain terhadap:

    a. 

    pengadministrasian pemasangan Tanda Batas;

    b. 

    teknis operasional pemasangan Tanda Batas; dan

    c. 

    penerapan standar kompetensi tenaga pelaksana

    pengukuran dengan klasifikasi keahlian bidang survei

    dan pemetaan.

    (3) 

    Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan antara lain terhadap:

    a. 

    kompilasi data wilayah dan persiapan teknis;

    b. 

    pengukuran Titik Batas;

    c. 

    pemasangan Tanda Batas;

    d. 

    pemeliharaan Tanda Batas; dan

    e. 

    kompetensi tenaga pelaksana pengukuran.

    (4) 

    Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh Inspektur Tambang.

    Pasal 32

    Inspektur Tambang harus menyampaikan laporan hasil

    pembinaan dan pengawasan kepada Menteri melalui Direktur

     Jenderal dengan tembusan kepada Gubernur setempat.

    Pasal 33

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

    melalui Kepala Teknik Tambang wajib menyampaikan

    laporan hasil pemeliharaan dan perawatan Tanda Batas

     yang telah dipasang kepada Kepala Inspektur Tambang

    secara berkala setiap 6 (enam) bulan.

    (2) 

    Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    tercantum dalam lampiran IX yang merupakan bagian

    tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    BAB VI

    SANKSI ADMINISTRATIF

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    23/68

     

    - 23 -

    Pasal 34

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi

     yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 7, Pasal 8,

    Pasal 9, Pasal 10, Pasal 15, Pasal 18, Pasal 20, Pasal 22,

    Pasal 23, Pasal 24 , Pasal 25, Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal

    33 dikenai sanksi administratif.

    (2) 

    Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    berupa:

    a. 

    peringatan tertulis;

    b. 

    penghentian sementara sebagian atau seluruh

    kegiatan pertambangan; dan/atau

    c. 

    pencabutan IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi

    Produksi.

    (3) 

    Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau

    Gubernur sesuai dengan kewenangannya.

    (4) 

    Gubernur dalam memberikan sanksi administratif

    sebagaimana dimaksud ayat (3) berdasarkan laporan hasil

    pengawasan yang dilakukan Inspektur Tambang.

    Pasal 35

    Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat

    (2) huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali, dengan jangka

    waktu peringatan masing-masing 20 (dua puluh) hari kalender.

    Pasal 36

    (1) 

    Dalam hal Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK

    Operasi Produksi sampai berakhirnya jangka waktu

    peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35

    belum melaksanakan kewajibannya, Direktur Jenderal atas

    nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan

    kewenangannya mengenakan sanksi administratif berupa

    penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan

    pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat

    (2) huruf b dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)

    hari kalender.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    24/68

     

    - 24 -

    (2) 

    Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dapat dicabut apabila pemegang IUP Operasi Produksi atau

    IUPK Operasi Produksi dalam masa pengenaan sanksi telah

    memenuhi kewajiban yang telah ditentukan.

    Pasal 37

    Sanksi administratif berupa pencabutan IUP Operasi Produksi

    atau IUPK Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 34 ayat (2) huruf c, dikenakan kepada pemegang IUP

    Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi yang tidak

    melaksanakan kewajiban sampai dengan berakhirnya jangka

    waktu pengenaan sanksi administratif berupa penghentian

    sementara sebagian atau seluruh kegiatan pertambangan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1).

    BAB VII

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 38

    (1) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi, Kontrak Karya, dan

    Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara

     yang telah melakukan pemasangan Tanda Batas dan belum

    mendapatkan penetapan Tanda Batas sebelum Peraturan

    Menteri ini berlaku, wajib mengajukan permohonan

    penetapan Tanda Batas kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya

    paling lambat 6 (enam) bulan sejak berlakunya Peraturan

    Menteri ini.

    (2) 

    Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi

    Produksi yang terbit sebelum Peraturan Menteri ini berlaku

    dan belum melakukan pemasangan Tanda Batas, wajib

    melakukan pemasangan Tanda Batas sesuai denganketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat 6 (enam)

    bulan sejak berlakunya Peraturan Menteri ini.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    25/68

     

    - 25 -

    (3) 

    Pemegang Kontrak Karya dan Perjanjian Karya

    Pengusahaan Pertambangan Batubara yang telah

    memasuki tahap operasi produksi dan belum melakukan

    pemasangan Tanda Batas, wajib melakukan pemasangan

     Tanda Batas sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri

    ini paling lambat 6 (enam) bulan sejak berlakunya

    Peraturan Menteri ini.

    (4) 

    Pemegang Kontrak Karya, Perjanjian Karya Pengusahaan

    Pertambangan Batubara, IUP Operasi Produksi yang telah

    melakukan pemasangan Tanda Batas sesuai Keputusan

    Direktur Jenderal Pertambangan Umum Nomor

    697.K/29/DDJP/1996 tanggal 31 Desember 1996 tentang

    Penataan Batas Wilayah Pertambangan Antara

    KP/KK/PKP2B Bidang Pertambangan Umum, diberikan

    pengecualian terhadap ketentuan Pasal 16 Peraturan

    Menteri ini.

    BAB VIII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 39

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan

    Menteri Pertambangan dan Energi Nomor

    134.K/201/M.PE/1996 tanggal 20 Maret 1996 tentang

    Penggunaan Peta, Penjelasan Batas dan Luas Wilayah Kuasa

    Pertambangan, Kontrak Karya, dan Kontrak Karya Batubara di

    Bidang Pertambangan Umum dicabut dan dinyatakan tidak

    berlaku.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    26/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    27/68

     " #$ "

    %&'()*&+ )

    (,*&-.*&+ ',+-,*) ,+,*/) 0&+ 1.'2,* 0&3& ')+,*&%

    *,(.2%)4 )+05+,1)&

    +5'5* !!  -&6.+ "#$% 

     -,+-&+/ 

     -&-& 7&*& (,'&1&+/&+ -&+0& 2&-&1 8)%&3&6 )9)+

    .1&6& (,*-&'2&+/&+ 0&+ 8)%&3&6 )9)+ .1&6&

    (,*-&'2&+/&+ 46.1.1 ')+,*&% 0&+ 2&-.2&*&

    :5*'&- (,+/.'.'&+ *,+7&+& (,'&1&+/&+ -&+0& 2&-&1

    45( 4,',+-,*)&+ ,10';(*5

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    28/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    29/68

     " #$ "

    %&'()*&+ ))

    (,*&-.*&+ ',+-,*) ,+,*/) 0&+ 1.'2,* 0&3& ')+,*&%

    *,(.2%)4 )+05+,1)&

    +5'5* !!  -&6.+ "#$% 

     -,+-&+/ 

     -&-& 7&*& (,'&1&+/&+ -&+0& 2&-&1 8)%&3&6 )9)+ .1&6&

    (,*-&'2&+/&+ 0&+ 8)%&3&6 )9)+ .1&6& (,*-&'2&+/&+

    46.1.1 ')+,*&% 0&+ 2&-.2&*&

     -&-& 7&*& (,+/.4.*&+ -)-)4 2&-&1

    &: 

    (;?>@A< B; 8).(4N

    Q: 

    LJ?AGC 2' O;@AKA BAKA DA@ KA< ?J

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    30/68

     " #$ "

    %& 

    '()*+, -,.,) /*0.1 %23*4* 5*4* .*0*6 7*08 +.31).13 4*0

    )(04,+,07* +.*%,'9

    :& 

     ;*3*)

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    31/68

     " #$ "

    %& 

    !"#$% '("  '()(* +,),-

    $& ./(0-(12

    ,& 

    *33/4(0,) '()(* +,0)5 4,0 '()(* +,),- )6/768(9 4,9575 4(*30:6/-(

    *6 -(-)6; *33/4(0,) )*+,%-.#/ 0-#*.,%-.% 1%-2#"'-   3)014   50)5*

    dihitung nilai azimut (α< 4,0 =,/,* >4< ,0),/, '()(* +,0)5 460?,0

     '()(* +,),-0@,A

    8& 

    160?5*5/,0 !"#$% 5(" 4(7,*5*,0 ;60??50,*,0 06%'7'/+"% B80!  

    ;6)346 3/(60),-( ,/,9 >,C(;5)< 4,0 =,/,*A

    D& 

    4,7,; 9,7 160?5*5/,0 !"#$% 5("   '()(* +,),- 4,/( '()(* +,0)5

    )(4,* 4,1,) 4(7,*5*,0 4,7,; -,)5 *,7( 86/4(/( ,7,)E ;,*, 9,/5-

    4(7,*5*,0 160?5*5/,0 '()(* +,0)5 ),;8,9,0 460?,0 ;6)346

    137(?30 )6/85*, )6/(*,) -6;15/0, ,),5 ;6)346 137(?30 )6/)5)51A

    4,0

    4& 

    4,7,; 9,7 160?5*5/,0 !"#$% 5("   '()(* +,),- 86/,4, 4( ,/6,

    )6/85*,E ;,*, 160?5*5/,0 4,1,) 4(7,*5*,0 460?,0

    ;60??50,*,0 9:!;9%  ?+*%>#"+2  >=0? 

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    32/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    33/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    34/68

     " #$ "

    %& '()*( +('(, -./(-('()

    ,0123435623 7869:6; #&%?6 +6@62 -1;606@6> ?3:B6@ ?6;3 0306 -KL ?1>D6> ?3691@1;

    M 3>C3J

    C&  ;6>D56 :123 91>DDB>656> :123 @B>DD6E :1;?3691@1; %N 99 6@6B

    ;6>D56 :123 ?1>D6> @BE6>D6> B@696 $ O PN 99 ?6> !"#"$  Q 99

    ?1>D6> R6;65 PSN 99J

    ?& 

    01>6>?6 %&'(#"()   ?6;3 21@360 '6>?6 +6@62 -1;606@6> A6;B2

    ?3:B6@ ?6;3 EGD69 T6>D @6A6> 56;6@J ?6>

    1& 

    :6D36> '6>?6 +6@62 -1;606@6> T6>D 9B>CBE ?3 01;9B566>F

    A6;B2 ?3690E62 @1;E1:3A ?6ABEB 21:1EB9 ?3C6@ ?1>D6> C6@ :1@G>

    :1;U6;>6 91;6A&

    869:6; #&%*391>23 '6>?6 +6@62 -1;606@6>

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    35/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    36/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    37/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    38/68

     " #$ "

    %& 

    '()*+,-),

    .(/(0120 34.534.6 7-(+1), .+89:*),;< 39(2=,=1)

     >1291 %1=1)

    "#$%&'($' )*+"* ,*)*$

    ?8/8+ >1291 %1=1) @ A8*1), @

    '()156(B:+1C125?101+,5',)=+,*   @ 6(D1/1=12 @

    61E:-1=(2568=1 @ .+8F,2), @

    6(=(+12012 >1291 %1=1) @ >1291 %1=1) G:9:=5.(+1-1=125H(I(+(2),;<

    688+9,21= J(80+1I,)

    A,2=120 @

    %:K:+ @

    L8=8 >1291 %1=1)

    688+9,21= !"#  

    $%&'()*+   @ /

    ,-.')*+   @ /

    M821 @

     N1B12 *( A8*1), @

    4+1,12 A8*1), @

    6(21/-1*12

    O(282K8B @

    G*(=)1 4/:/;; G*(=)1 6C:):);;;

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    39/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    40/68

     " #$ "

    %&'()*&+ ,

    (-*&./*&+ '-+.-*) -+-*0) 1&+ 2/'3-* 1&4& ')+-*&%

    *-(/3%)5 )+16+-2)&

    +6'6* !!  .&7/+ "#$% 

     .-+.&+0 

     .&.& 8&*& (-'&2&+0&+ .&+1& 3&.&2 9)%&4&7 ):)+ /2&7&

    (-*.&'3&+0&+ 1&+ 9)%&4&7 ):)+ /2&7& (-*.&'3&+0&+

    57/2/2 ')+-*&% 1&+ 3&./3&*&

    ;6*'&. 3-*).& &8&*&

    (-+0/5/*&+ .).)5 3&.&2 1&+ (-'&2&+0&+ .&+1& 3&.&2

    &=?@A? )/(B)/(5B

    55B(5(C3DE F

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    41/68

     " #$ "

    %&'&()*( +,%-+,%.-..-%.%/012 %&3)45)*) %&*(6467)* 89:94 0):)5

    ;)* %&')5)*()* 8)*;) 0):)5

    +,%-+,%.-..-%.%/012

    (…………………………….)  ( …………………..…………………..) 

    ?)459 @

    $ …………………………… 

    AB&:6()5 C&5)-.&367)>)*-D)()79-C95:794

    5&:&'B):12

    1. ……………………… 

    / …………………………… 

    AB&:6()5 4)*:E7 .&F)'):)* 5&:&'B):12

    2. ……………………… 

    G …………………………… 

    AB&'&()*( +,%-+,%. =)*( H&7H):)5)*

    3)*(56*(12

    3. ……………………… 

    # …………………………… 

    AB&'&()*( +,%-+,%. H&;) 4E'E;9:)5 =)*(

    '&')*I)):4)* ) B&7:)'H)*()* =)*( H&7H):)5)*

    3)*(56*( ;&*()* )4 ):)5 :)*)>12

    6. ……………………… 

    M …………………………… 

    AB&:6()5 9*5:)*59 4&>6:)*)* )B)H93) H&7);) ;9

    4)N)5)* >6:)*12

    M. ……………………… 

    .&:&7)*()*@

    12 @ %939> =)*( 5&56)9

    112 @ C9959 =)*( 5&56)9

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    42/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    43/68

     " #$ "

    %&'()*&+ ,)

    (-*&./*&+ '-+.-*) -+-*0) 1&+ 2/'3-* 1&4& ')+-*&%

    *-(/3%)5 )+16+-2)&

    +6'6* !!  .&7/+ "#$% 

     .-+.&+0 

     .&.& 8&*& (-'&2&+0&+ .&+1& 3&.&2 9)%&4&7 ):)+ /2&7&

    (-*.&'3&+0&+ 1&+ 9)%&4&7 ):)+ /2&7& (-*.&'3&+0&+

    57/2/2 ')+-*&% 1&+ 3&./3&*&

    ;6*'&. %&(6*&+ (-%&52&+&&+ (-'&2&+0&+ .&+1& 3&.&2

    9)/( 6(-*&2) (*61/52)

    %?@AB?C @DE?FG?C??C @DH?G?CI?C .?CJ? 3?K?G 9)/( 6@DB?GL (BAJMFGL<

    9)/(5 6@DB?GL (BAJMFGL=> N?CI JLG?OLF?C J?E?H KMELG?C N?CI PDBGLQ?KR GLCIF?KS

    @?J?KS LCQABH?KLQS KB?CG@?B?CS J?C KDBMFMB N?CI JLKM?CIF?C J?E?H GM?KM PMFM

    E?@AB?CT

    3MFM E?@AB?C U?BMG HDCII?HP?BF?CR

    VT   WMJME E?@AB?CS HDHM?KR

    VT  C?H? @DHDI?CI )/( 6@DB?GL (BAJMFGL ?K?M )/(5 6@DB?GL (BAJMFGLX

    YT  EAF?GL )/( 6@DB?GL (BAJMFGL ?K?M )/(5 6@DB?GL (BAJMFGLX

    $T  @DE?FG?C? @DCIMFMB?C J?C @DH?G?CI?CX J?C

    #T  Z?FKM @DE?FG?C??CT

    YT  5?K? (DCI?CK?B

    $T  1?QK?B )GL

    #T  1?QK?B %?H@LB?C

    [T 

    )GL E?@AB?C

    3?P ) (DCJ?UMEM?C

    )TV %?K?B PDE?F?CIX

    )TY '?FGMJ J?C KMOM?CT

    3?P )) (DE?FG?C??C (DH?G?CI?C .?CJ? 3?K?G

    ))TV (DCIMHMH?C J?C GAGL?ELG?GL

    1LODE?GF?C HDCIDC?LR

    ?T  Z?FKM J?C KDH@?K @DE?FG?C??C @DCIMHMH?C J?C

    GAGL?ELG?GLX

    PT  @DGDBK? GAGL?ELG?GLT

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    44/68

     " ## "

    $$%& '(()*+,-.+

    /+012-.3-, 41,51,-+6

    -%  7+8-3"7+8-3 9-,5 *+2+:-;3-, *-2-4 3(()*+,-.+<

    :% 

    8-2"8-2=.>:.;-,.+ 9-,5 *+3(()*+,-.+3-,%

    $$%? @1,5>3>)-, A+;+3 B-;-.<

    /+012-.3-, 41,51,-+6

    -%  315+-;-, 71,5>3>)-, 9-,5 *+2-3>3-,6

    "  71,5>3>)-, 71,5+3-;-, BC 31 D'EF G31;1)-,5-, ;+;+3

     D'EF 9-,5 *+5>,-3-,H 71;- *1.-+, 0-)+,5H A-:12 $I<

    "  71,5>3>)-, 71,5+3-;-, A+;+3 B-,;> 31 BC G71;-

    *1.-+, 71,5>3>)-, !"#$%&'$ )-*+-2H A-:12 $$I<

    "  71,5(2-8-, *-;- 8-.+2 71,5>3>)-, G71)-,53-; 2>,-3

     9-,5 *+5>,-3-,H *-, ;-8-7-, 71,5(2-8-, *-;-I< *-,

    "  )*"+$ ,-*  A+;+3 B-;-. G41;(*1 71,5>3>)-,I%

    :%  71)-2-;-, 71,5>3>)-, 9-,5 *+5>,-3-,<

    J%  ;1,-5- 712-3.-,- 71,5>3>)-, G0>42-8H 32-.+K+3-.+H

    31;1)-47+2-,H *-, 2-+, 2-+,I%

    B-: $$$ E-.+2 @1,5>3>)-, *-, @14-.-,5-, A-,*- B-;-.

    $$$%L E-.+2 @1,5>3>)-,

    /+012-.3-, 41,51,-+6

    -%  8-.+2 71,5>3>)-, ./)0.1))   GA-:12 $$$H >0+ .;-;+.;+3

    71)-;--, 0-)+,5H 3(()*+,-; BC *-, 3(()*+,-; A+;+3 B-,;>

    :1.1);- 31;12+;+-,,9-I<

    :%  8-.+2 71,5>3>)-, )*"+$ ,-*   G*1M+-.+ -,;-)- A+;+3 B-;-.

    8-.+2 )*"+$ ,-*  *1,5-, A+;+3 B-;-.I%

    $$$%& E-.+2 @14-.-,5-, A-,*- B-;-.

    /+012-.3-, 41,51,-+6

    -%   0>42-8 A-,*- B-;-. N>*>; *+7-.-,5<

    :%   A-,*- B-;-. @1)-7-;-, G0+3- -*-I 412+7>;+ 0>42-8 *-,

    +,;1)M-2<

    J%   A-,*- B-;-. O1K1)1,.+ G0+3- -*-I 412+7>;+ 0>42-8H 2(3-.+

    *-, -2-.-, 71)51.1)-,%

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    45/68

     " #$ "

    %&' () *+,-.-/

    012+3&45&, 6+,7+,&18

    &9  /+6+,-:&, 5;1.+;1& .+5,14 .+,.&,7 /+,7-5-;&, &;1 /+6+7&,7 :&5 &.&4 .&,&:

    >&, /+6+7&,7 1H1, 4+5.E; 3&1, 4+;.& /+,=+3+4&1&, 5+,>&3&

    .+;4+'-.A >12+3&45&, >&3&6 4&.- /&;&7;&B9

    ?&6/1;&,A '+;141 !"#$ 8

    I9  4&31,&, (J* K/+;&41 *;E>-541 &.&- (J*F K/+;&41 *;E>-541C

    L9 

    4&31,&, (J* &.&- (J*F =&,7 M(J* &.&- M(J*F",=& '+;'&.&4&,3&,74-,7 >+,7&, M(J* K/+;&41 *;E>-541 &.&- M(J*F K/+;&41

    *;E>-541 =&,7 &5&, >1/&4&,7 & %&.&4C

    N9  4&31,&, (J* &.&- (J*F '+>& 5E6E>1.&4 =&,7 6+6&,B&&.5&, M(J*

    &.&- M(J*F 4+D&;& '+;4&6&C

    #9  /+.& >&4&; =&,7 >1.+;'1.5&, E3+: 1,4.&,41 /+6+;1,.&: =&,7

    6+,=+3+,77&;&5&, -;-4&, /+6+;1,.&:&, >1 '1>&,7 4-;O+1 >&,

    /+6+.&&,C

    $9  /+.& 1,BE;6&41 P13&=&: /+;.&6'&,7&, =&,7 >15+3-&;5&, E3+:

    01;+5.E;&. Q+,>+;&3 =&,7 6+6-&. 4+6-& M(J* &.&- M(J*F =&,7

    '+;'&.&4&, 3&,74-,7C

    R9  .1.15 QFST =&,7 >1'&,7-, E3+: 1,4.&,41 /+6+;1,.&: =&,7

    6+,=+3+,77&;&5&, -;-4&, /+6+;1,.&:&, >1 '1>&,7 4-;O+1 >&,

    /+6+.&&,C

    U9  >&.& /+,7-5-;&, %&'(%)'' VW >&3&6 BE;6&. *+),- A >&, ."/0 /234  

    .56678$ :&413 /+,7E3&:&, %&'(%)'' VW X>&3&6 '+,.-5 9"6#7!0

    :2.! WC

    Y9  :&413 .;&,4BE;6&41 5EE;>1,&. &;1 414.+6

    5EE;>1,&. 7+E7;&B14 5+ 414.+6 5EE;>1,&. ;

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    46/68

     " #$ "

    %&  '()*+ '*,-./(. 0(1(2 3(. (4*5-, 3(1* 6*,*2 7(.,- 28 6*,*2 7(,()

    9*+(:(' ;?81()* =1@3-2)* (,(- 9*+(:(' ;?81()* =1@3-2)*

    B(?(C*+( ?8./-2-1(. 58.//-.(2(. !"# D

    EF& 

    ?8,(  $%&''()*   '()*+ ?8./-2-1(.G ,815()-2 9*+(:(' ;

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    47/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    48/68

     " #$ "

    %&'()*&+ ,))

    (-*&./*&+ '-+.-*) -+-*0) 1&+ 2/'3-* 1&4& ')+-*&%

    *-(/3%)5 )+16+-2)&

    +6'6* .&7/+

     .-+.&+0

     .&.& 8&*& (-'&2&+0&+ .&+1& 3&.&2 9)%&4&7 ):)+

    /2&7& (-*.&'3&+0&+ 1&+ 9)%&4&7 ):)+ /2&7&

    (-*.&'3&+0&+ 57/2/2 ')+-*&% 1&+ 3&./3&*&

    ;6*'&. -,&%/&2)

    (-*'676+&+ (-+-.&(&+ .&+1& 3&.&2

    +?@A

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    49/68

     " #$ "

    #%  !"#$% '("  &'(')

    *+(+,-

    *- ./0+1+(+2

    ./234)40+2

    0'25'+2

    6/0+1+(+2

     7+23

    8'342+)+2

    42(4)

    )/3'+(+2

    6/234)40+2

    9%  : ;4+<

    )*!+),!! =%

    >/?8/(')@

    A%  9 ;4+< )*!  

    B+C'3+,'@

    :%  9 ;4+< -.%/0/12"%

    +(+4 3-!  8/23+2

    )/(/1'('+2 4

    5%6/708  

    #% 

    9 ,/( 6/0+23)+(

    142+) 6/23?1+

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    50/68

     " #$ "

    %% &'()*+,-,(

    .,/,

    01  .232 

    "#$%"&$$'(  

    24253642781 9:;29 )*+,-. 

    /0-  ?@;2A2> 4232

    "#$%"&$$ 81

    B1  .232 $-123

    40-  

    24253642781 9:;29

    ?2> 4232

    $-123 40-  

    %%% &'/, &+*//%()

    A2D6;

    ?C7C=2>E

    3:=92DC7

    F6;2G2A

    %H&5%H&I G2>?

    J:=J232D2>

    24253642781 -  D72;2

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    51/68

     " #$ "

    %& '&()(

    *+,(-.(/((/

    0123456789 418:8 :89; 01;598789 59657 73;18689

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    52/68

     " #$ "

    %&   '()*+,

     -+./+ 0+1+2

    345464.27

    897:+ +/+&

    -  24;(1:+.

     9()*+,

     -+./+

    0+1+2

    345464.27

     +2+.=

    897:+ +/+&

    2>42757:+27 -+./+

    0+1+2 345464.27

    242(+7 /4.=+.

    ?+)>76+. @@@

    A&  04671+ BC+6+ +/+D-7/+:E& 242(+7 /4.=+. 5F6)+1

    ;4671+ +C+6+ >+/+

    *+)>76+. G

    @H IJK@LMN?BO

    P&  M4.=(:(6+.

    $&  M4.=F*+,+.

    /+1+

    %&  ?+)>76+.

    >41+

    A&  M4*+:2+.+

    #&   -4.+=+ :469+

    Q&  07+4*+:2+.++.

    R&  S+27*

    >4.=(:(6+.

    T&  S+27*

    >4)+2+.=+.

     -+./+ 0+1+2

    ! SBK@?

    JGB?NBK@

    8LJLBUB@D-@UBI LJLBUB@E&

    V+1+1+.

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    53/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    54/68

     " #$ "

    %&'()*&+ ,)))

    (-*&./*&+ '-+.-*) -+-*0) 1&+ 2/'3-* 1&4& ')+-*&%

    *-(/3%)5 )+16+-2)&

    +6'6* ""  .&7/+ #$%& 

     .-+.&+0

     .&.& 8&*& (-'&2&+0&+ .&+1& 3&.&2 9)%&4&7 ):)+

    /2&7& (-*.&'3&+0&+ 1&+ 9)%&4&7 ):)+ /2&7&

    (-*.&'3&+0&+ 57/2/2 ')+-*&% 1&+ 3&./3&*&

    %&'()*&+ ,))) &

    ;6*'&. (-+-.&(&+ .&+1& 3&.&2 4&+0 1).-*3).5&+ '-+.-*)

    )?@A 2B>@A 5CDBABE@F 'CFAC>G

    5-'-+.-*)&+ -+-*0) 1&+ 2/'3-* 1&4& ')+-*&%

    *-(/3%)5 )+16+-2)&

    5-(/./2&+ '-+.-*) -+-*0) 1&+ 2/'3-* 1&4& ')+-*&%

    NOMOR: … … … 

     .-+.&+0

    (-+-.&(&+ .&+1& 3&.&2 9)%&4&7 ):)+ /2&7& (-*.&'3&+0&+

    6(-*&2) (*61/52)H9)%&4&7 ):)+ /2&7& (-*.&'3&+0&+ 57/2/2

    6(-*&2) (*61/52)IJ

    PT ... … …IIJ

    '-+.-*) -+-*0) 1&+ 2/'3-* 1&4& ')+-*&%

    'CFG?K@FL M @< K@NO@ KC>P@E@>Q@F (C>@AB>@F 'CFAC>G -FC>LG P@F 2B?KC>

    1@R@ 'GFC>@S +=?=>

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    55/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    56/68

     " #$ "

    $%  &'()*+(), &'-'(.,*)/ 01-1( 2$ 3)/+, 2445 *',*),6

    7',8),) 3)*) 7+),6 9.:);)/ 0)'-?)(), 0'6)()

    7'@+?:.A B,C1,''-?)(), 0'6)() 7'@+?:.A B,C1,''-?)(), 0'6)() 7'@+?:.A

    B,C1,''-?)(),

    0'6)() 7'@+?:.A B,C1,'

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    57/68

     " #$ "

    %&%'(')*+, -

    %&,&(+.*+, - *&.'(')+, %&,(&/0 &,&/10 2+, )'%3&/ 2+4+

    %0,&/+5 (&,(+,1 .&,&(+.+, (+,2+ 3+(+) 60'.

    7.&/+)0 ./72'*)0860'.* 7.&/+)0 ./72'*)09:

    .(99: ;;;;

    *&)+(' - %?C 60'.860'.*9: 7@

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    58/68

     " #$ "

    %%& '()*+,(- ./,(0 12*/0/3(- 42-02,+

    12*/0/3(- 42-02,+ 5-2,6+ 7(- ./)82, 9(:( 4+-2,(;

     ?(-66(; >

    '()*+,(- % > 9(@0(, 1==,7+-(0 A%BCDA%BC1E 7(- ?(-7( F(0(3

    9GH?GI 1JJI9%

    9GH?GI 1JJI9% 9++3+ 72-6(- -()( *2)26(-6 %BCD%BC1

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    59/68

    ! #$ !

    %&'()*&+ ,, - ./0& 1)02&3) 4&+5& 6&0&3 7,8.97,8.:;

    .?= 6=4=1

    :/0/*&+@&+-

    ;A - .)B)C D&+@ 3/32&)

    ;;A - ?))3) 5/+@&+ +&'& (/'/@&+@ ,8.9,8.:

    Peta Tanda Batas WIUP

    Diperuntukan bagi :Tanggal Proses :Operator/ Editor :

    Kode Wilayah :

    Luas Wilayah :Komoditas :

    Lokasi Kegiatan

    -  Provinsi :

    -  Kabupaten ;

    Skala :

    1:10.000

    Legenda:

    Datum: SRGI 2013

    Sistem Koordinat:

    GeodetikSumber Peta Dasar:

    Instansi penerbit

    Peta Indeks

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    60/68

     " #$ "

    %&'()*&+ ,))) -

    ./*'&0 (1+10&(&+ 0&+2& -&0&3 4&+5 2)01*-)06&+ 57-1*+7*

    )8 

    .9:;:=>AC?:B>:

    (1'1*)+0&D (*/,)+3) 888888888888888888

    61(7073&+ 57-1*+7* 88888888888888888888

    NOMOR: … … … 

     01+0&+5

    (1+10&(&+ 0&+2& -&0&3 E)%&4&D )F)+ 73&D& (1*0&'-&+5&+

    /(1*&3) (*/2763)GE)%&4&D )F)+ 73&D& (1*0&'-&+5&+ 6D7373

    /(1*&3) (*/2763)HI

    PT ... … …HHI

    57-1*+7* 88888888888888888888

    '?BJ;C

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    61/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    62/68

     " #$ "

    %& 

    '()*+,)*- '(.()/-+*0 12.2) $3 4*0,- $565 +(-+*-7

    '(8*9:*-**- ;(7/*+*- /-()*8 ?*- @*+,=*)* AB(.=*)*-

    1(7*)* C(D,=8/9 E-?2-(:/* 4*0,- $565 12.2) NGF

     4*.=*0*- B(.=*)*- 1(7*)* C(D,=8/9 E-?2-(:/* 12.2)

    G6J$HK

    66& 

    '()*+,)*- >(-+()/ O-()7/ ?*- P,.=() Q*M* >/-()*8

    12.2) 6$ 4*0,- $566 +(-+*-7 4*+* R*)* '(-(+*D*-

    S/8*M*0 /-()*8 ?*- @*+,=*)* A@()/+*

    1(7*)* C(D,=8/9 E-?2-(:/* 4*0,- $566 12.2) JNIHK

    6$& 

    ;(D,+,:*- ;(D*8* @*?*- E-T2).*:/ U(2:D*:/*8 12.2) 6G

     4*0,- $563 +(-+*-7 P/:+(. C(T()(-:/ U(2:D*:/*8

    E-?2-(:/* $563K

    63& 

    '()*+,)*- Q*()*0&&&&&&&&&&&&

    >O>(-+()/ /-/&

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    63/68

     " #$ "

    %&'() * '+,-., /+,+0.1., 2.,3. 4.0.5 67(/ 81+9.5: /9;3>? @@@@ 5+A.-.:B.,. 3:B.=5

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    64/68

     " #$ "

    %%& 

    '()*+,(- ./,(0 12*/0/3(- 4/52,-/,

    12*/0/3(- 4/52,-/, 6,78+-3+&&&97)7, : ;(-

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    65/68

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    66/68

     " ## "

    $%&'()%* (+

    ',)%-.)%* &,*-,)( ,*,)/( 0%* 1.&2,) 0%3% &(*,)%$

    ),'.2$(4 (*05*,1(%

    *5&5) !! -%6.* "#$% 

     -,*-%*/

     -%-% 7%)% ',&%1%*/%* -%*0% 2%-%1 8($%3%6 (9(* .1%6%

    ',)-%&2%*/%* 0%* 8($%3%6 (9(* .1%6% ',)-%&2%*/%*

    46.1.1 &(*,)%$ 0%* 2%-.2%)%

    :5)&%- $%'5)%*

    6%1($ ',&,$(6%)%%* 0%* ',)%8%-%* -%*0% 2%-%1

    *;;?S

    ).1%4 S -;?L; 2;D;N DKL;F N=NE;K L=?>;? F=D=?DE;? L;T;<

    $;

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    67/68

     " #$ "

    %&'()* +&,-(./*)01

    2.(.314)'))/ +)/ 2.')5)*)/ *)/+) 6)*)0

    /787 2989:7;: 1-2 ?????????????????????????????

    69;@AB 11?@

    /C? D9;EF /C8CG,CCGHE;7@

    I9C:G7JEF+CBA89;@7FE *7;::7K %C@C

    L?L 0AHA@==> MN"L

    L?O MN"P

    ?

    ?

    ?

    ???

    O?L 29G7Q7@7;===> MN"L7

    O?O MN"LR

    ??

    ?

    ???

    ,9@9G7;:7;S

    => S +EEFE H9;:7; ;787 Q989:7;: 1-2 S *7;H7 67@7F 0AHA@ H7; *7;H7 67@7F '9J9G9;FE T7;: U7VER

    HEHCBA89;@7FEB7; 8E;E87K OPW H7GE VA8K7X *7;H7 67@7F?

    ===> S *7;H7 67@7F 29G7Q7@7; T7;: U7VER HEHCBA89;@7FEB7; 8E;E87K L YF7@A>

    RA7X H7K78 F9@E7Q FEFE T7;: HEQ7F7;: *7;H7 67@7F 29G7Q7@7;?

    ====> S %C@C !"#$%&"'(  T7;: 89;A;VABB7; H9;:7; V9K7F EH9;@E@7F *7;H7 67@7FZ

    ABAG7; 8E;E87K Q7;V7;: # [8 \ K9R7G ] [8Z H9;:7; G9FCKAFE 8E;E87K

    ^ YH9K7Q7;> 89:7QEBF9K?

    FOTO***

    *

    FOTO***

    *

    FOTO***

    *

    FOTO****

  • 8/19/2019 Permen ESDM 33 Th 2015(1)

    68/68