PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan...

36
PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER GANDA DI INDONESIA Ascarya, Heni Hasanah, Noer Azam Achsani 1 Abstract The cotemporary dual monetary system is characterized by an interest system in conventional system and the profit-and-loss sharing (PLS) system in Islamic system, where each of them has a different behavior in influencing the money demand and the monetary stability. This study analyses the components of money demand under both the conventional and Islamic financial system in Indonesia, using a Vector Auto Regression (VAR) and Vector Error Correction Model (VECM) methods. The results show that in Islamic system, PLS return negatively correlated with all Islamic demand for money components (currency, Wadiah demand deposit, Mudharabah saving deposit, and Mudharabah time deposit). While in conventional system, interest is negatively correlated with the demand for currency, the demand deposit, and the saving deposit, but positively correlated with the demand for time deposit. The Islamic demand for money stabilizes quiclier to respons the shock from other variables compare to conventional system. Moreover, the interest rate contributes 20%-29% in the conventional demand for money variation, while in PLS system the return almost has no role on Islamic money demand variation. Our research also shows that the savings deposits in Indonesia have the characteristics of the demand deposits, hence preferably included in M1 instead of in M2. These findings suggest the monetary authority to gradually shift their mindset from the conventional monetary operation to the dual monetary operation and explore further the possibility of using PLS return as the ≈policy rate∆ benchmark to achieve the principal objectives in maximizing distributive social welfare and justice, as well as minimizing inefficiency. JEL Classification: JEL Classification: JEL Classification: JEL Classification: JEL Classification: C32, E31, E41, E52 Keywords: Permintaan Uang Konvensional, Permintaan Uang Islam, Sistem Keuangan/Perbankan Ganda, VAR/VECM 1 Ascarya is a senior researcher in Center for Central Banking Education and Studies, Central Bank of Indonesia, Jl M. H. Thamrin 2, Sjafruddin Prawiranegara Tower, 20 th fl., Jakarta 10110, Indonesia ( [email protected]); Hasanah is a researcher in International Center for Applied Finance & Economics (Inter CAFÉ), Department of Economics, Faculty of Economics and Management, Bogor Agricultural University, Indonesia ( [email protected]); Achsani is a lecturer and researcher in International Center for Applied Finance & Economics (Inter CAFÉ), Department of Economics, Faculty of Economics and Management, Bogor Agricultural University. Currently visiting researcher at Center for Central Banking Education and Studies, Bank Indonesia ( [email protected]).

Transcript of PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan...

Page 1: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

53Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

PERILAKU PERMINTAAN UANGDALAM SISTEM MONETER GANDA DI INDONESIA

Ascarya, Heni Hasanah, Noer Azam Achsani 1

A b s t r a c t

The cotemporary dual monetary system is characterized by an interest system in conventional

system and the profit-and-loss sharing (PLS) system in Islamic system, where each of them has a different

behavior in influencing the money demand and the monetary stability. This study analyses the components

of money demand under both the conventional and Islamic financial system in Indonesia, using a Vector

Auto Regression (VAR) and Vector Error Correction Model (VECM) methods.

The results show that in Islamic system, PLS return negatively correlated with all Islamic demand for

money components (currency, Wadiah demand deposit, Mudharabah saving deposit, and Mudharabah

time deposit). While in conventional system, interest is negatively correlated with the demand for currency,

the demand deposit, and the saving deposit, but positively correlated with the demand for time deposit.

The Islamic demand for money stabilizes quiclier to respons the shock from other variables compare to

conventional system. Moreover, the interest rate contributes 20%-29% in the conventional demand for

money variation, while in PLS system the return almost has no role on Islamic money demand variation.

Our research also shows that the savings deposits in Indonesia have the characteristics of the demand

deposits, hence preferably included in M1 instead of in M2.

These findings suggest the monetary authority to gradually shift their mindset from the conventional

monetary operation to the dual monetary operation and explore further the possibility of using PLS return

as the ≈policy rate∆ benchmark to achieve the principal objectives in maximizing distributive social welfare

and justice, as well as minimizing inefficiency.

JEL Classification: JEL Classification: JEL Classification: JEL Classification: JEL Classification: C32, E31, E41, E52

Keywords: Permintaan Uang Konvensional, Permintaan Uang Islam, Sistem Keuangan/Perbankan

Ganda, VAR/VECM

1 Ascarya is a senior researcher in Center for Central Banking Education and Studies, Central Bank of Indonesia, Jl M. H. Thamrin 2,Sjafruddin Prawiranegara Tower, 20th fl., Jakarta 10110, Indonesia ([email protected]); Hasanah is a researcher in International Centerfor Applied Finance & Economics (Inter CAFÉ), Department of Economics, Faculty of Economics and Management, Bogor AgriculturalUniversity, Indonesia ([email protected]); Achsani is a lecturer and researcher in International Center for Applied Finance &Economics (Inter CAFÉ), Department of Economics, Faculty of Economics and Management, Bogor Agricultural University. Currentlyvisiting researcher at Center for Central Banking Education and Studies, Bank Indonesia ([email protected]).

Page 2: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

54 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

I. PENDAHULUAN

Dalam beberapa tahun terakhir, sistem keuangan internasional semakin berkembang

pesat, khususnya sistem keuangan Islam. Perkembangan yang sangat pesat khususnya terjadi

pada perbankan syariah. Joharris (2007) memperkirakan bahwa saat ini lebih dari 276

lembaga keuangan Islam di dunia yang tersebar di lebih dari 70 negara, dari London, New

York dan Zurich ke Timur Tengah, Afrika dan Asia dengan kapitalisasi lebih dari US$13

miliar. Semua ini termasuk bank, reksadana, KPR dan takaful (asuransi Syariah). Jumlah

dana yang dikuasai oleh Muslim lebih dari US$13 triliun. Saat ini diperkirakan ada US$1

triliun dana Syariah di pasar. Pasar modal Syariah global berkembang sekitar 15% - 20%

per tahun, termasuk simpanan/investasi di bank Syariah yang diperkirakan lebih dari

US$560 miliar.

Bank Syariah di Indonesia mulai terkenal ketika terbukti di masa krisis tahun 1997-1998

Bank Muamalat Indonesia, satu-satunya bank Syariah saat itu, dapat bertahan tanpa bantuan

pemerintah. Semenjak itu perbankan Syariah mulai bermunculan sebagai lembaga keuangan

alternatif yang bebas dari bunga.

Operasi bank syariah yang tidak menggunakan sistem bunga dalam semua aktivitasnya

digantikan utamanya dengan sistem bagi hasil, ditambah dengan sistem jual beli dan sewa.

Inilah perbedaan utama sistem keuangan Islam pada masa kontemporer ini dengan sistem

keuangan konvensional. Secara konseptual sistem keuangan Islam yang ideal tidak

menggunakan uang fiat dan juga tidak menggunakan fractional reserve banking system

sebagaimana dianut oleh sistem keuangan konvensional, karena keduanya mengandung unsur

riba di dalamnya. Meskipun system keuangan Islam tumbuh pesat di seluruh dunia, termasuk

Indonesia, porsinya masih sangat kecil (di Indonesia kurang dari 2%) sehingga, meskipun banyak

negara telah menerapkan sistem keuangan ganda, secara keseluruhan sistem keuangan Islam

masih terdominasi oleh kekuatan sistem keuangan konvensional yang berbasis bunga, uang

fiat, dan fractional reserve banking system.

Secara teoritis, para ahli ekonomi Islam, yang memberi perhatian terhadap

perkembangan sistem keuangan Islam, menunjukan bahwa konsep bagi hasil jauh lebih

baik daripada instrumen suku bunga yang digunakan oleh sistem keuangan konvensional

dilihat dari segi keadilan, reduksi kegiatan spekulasi, efisiensi sumber daya, dan lain-lain

(Lihat misalnya: Khan, 1986 sampai Zangeneh, 1995; Fardmanesh dan Siddiqui, 1995;

Meera, 2004; Ryandono, 2006; Ascarya, 2007; dan Sakti, 2007). Oleh karena itu, harus

dibuktikan secara empiris bahwa dengan tidak adanya instrumen suku bunga dalam sistem

keuangan Islam yang digantikan dengan konsep bagi hasil ini dapat mendukung sistem

Page 3: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

55Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

keuangan ganda secara keseluruhan, khususnya dalam studi permintaan uang dan stabilitas

moneter dalam sistem keuangan/perbankan ganda.

Tujuan dari penelitian ini, pertama, adalah untuk merumuskan fungsi permintaan uang

yang didefinisikan secara konvensional dan permintaan uang yang sesuai dengan ajaran Islam.

Kedua, penelitian ini akan menganalisis tentang bagaimana dampak dari adanya pelarangan

sistem bunga yang digantikan oleh sistem bagi hasil dalam sistem keuangan Islam terhadap

stabilitas agregat moneter.

II. TEORI

II.1 Sistem Moneter Konvensional dan Sistem Moneter Islam

Secara garis besar ada tiga pilar sistem moneter yang membedakan satu dengan lainnya,

yaitu sistem uang, sistem perbankan, dan sistem operasi keuangannya. Perbedaan utama sistem

moneter Islam secara konseptual, sistem moneter Islam kontemporer dan sistem moneter

konvensional ditunjukkan dalam tabel IV.1 berikut (Ascarya, 2007).

Tabel IV.1.Perbandingan Sistem Moneter Konvensional dan Sistem Moneter Islam

1. Sistem Uang Fiat Sistem Uang Islam - full bodied/ Sistem Uang Fiatfully backed money

2. Fractional Reserve Banking System 100 Percent Reserve Banking System Fractional Reserve Banking

3. Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil Sistem Bagi Hasil

No. Konvensional Islam Konseptual Islam Kontemporer

Dalam sistem keuangan ganda yang ada saat ini, hanya konsep bagi hasil saja yang

menjadi pembeda antara sistem moneter konvensional dan sistem moneter Islam. Sistem

moneter Islam dalam sistem keuangan ganda masih menggunakan uang fiat konvensional dan

masih menerapkan fractional reserve banking system (baca table IV.1, kolom kanan). Karakteristik

sistem bunga sendiri sangat berbeda dengan karakteristik sistem bagi hasil. Suku bunga sebagai

tingkat pengembalian pada sistem konvensional bisa ditetapkan kapan saja oleh otoritas

perbankan dan pergerakan nominalnya bisa terlihat oleh masyarakat umum, sehingga

menimbulkan kegiatan spekulasi. Sedangkan dalam sistem bagi hasil yang ditetapkan adalah

nisbahnya yang nilainya tetap sepanjang akad berlaku. Sedangkan tingkat pengembaliannya

Page 4: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

56 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

mengikuti hasil yang benar-benar terjadi di lapangan. Artinya, return itu sendiri tidak ditetapkan

secara eksogenus oleh otoritas perbankan Syariah.

II.2 Perbandingan Sistem Bunga dan Sistem Bagi Hasil

Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional, ekonomi Islam menawarkan

sistem bagi hasil (profit-and-loss sharing/PLS), ketika pemilik modal (surplus spending unit)

bekerja sama dengan pengusaha (deficit spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha.

Apabila menghasilkan keuntungan dibagi berdua, apabila menderita kerugian juga ditanggung

bersama. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi

(didzalimi). Sistem bagi hasil dapat berbentuk Musyarakah atau Mudharabah dengan berbagai

variasinya.

Bank konvensional, return-nya dari sistem bunga yaitu persentase terhadap dana yang

disimpan ataupun dipinjamkan dan ditetapkan diawal transaksi sehingga berapa nilai nominal

rupiahnya akan dapat diketahui besarnya dan kapan akan diperoleh dapat dipastikan tanpa

melihat laba rugi yang akan terjadi nanti. Sedang bank Syariah, return-nya dari sistem bagi

hasil (PLS) yaitu nisbah (persentase bagi hasil) yang besarnya ditetapkan diawal transaksi yang

bersifat fixed tetapi nilai nominal rupiahnya belum dapat diketahui dengan pasti melainkan

melihat laba rugi yang akan terjadi nanti.

Pada Gambar IV.1 dapat terlihat bahwa dalam perekonomian konvensional, sistem riba,

fiat money, fractional reserve system dalam perbankan, dan diperbolehkannya spekulasi

Gambar IV.1.Implikasi Bunga pada Perekonomian

Sumber: Sakti (2007)

MenyusutkanSektor Riil

Penciptaan &Konsentrasi Uang

MenghambatLaju Ekonomi

Inflasi

Sistem Bunga

Page 5: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

57Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

menyebabkan penciptaan uang (kartal dan giral) dan tersedotnya uang di sektor moneter untuk

mencari keuntungan tanpa risiko. Akibatnya, uang atau investasi yang seharusnya tersalur ke

sektor riil untuk tujuan produktif sebagian besar lari ke sektor moneter dan menghambat

pertumbuhan bahkan menyusutkan sektor riil. Penciptaan uang tanpa adanya nilai tambah

akan menimbulkan inflasi. Pada akhirnya, tujuan pertumbuhan ekonomi akan terhambat.

Sementara itu, pada Gambar IV.2 dengan sistem bagi hasil, disertai sistem zakat dan

pelarangan spekulasi dalam perekonomian Islam, akan mendorong iklim investasi yang

akan tersalur dengan lancar ke sektor riil untuk tujuan yang sepenuhnya produktif. Hal ini

akan menjamin terdistribusinya kekayaan dan pendapatan serta menumbuhkan sektor

riil. Dengan meningkatnya produktivitas dan kesempatan bekerja dan berusaha pada

akhirnya pertumbuhan ekonomi terdorong, dan pada akhirnya akan tercapai kesejahteraan

masyarakat.

Gambar IV.2.Implikasi Bagi Hasil Pada Perekonomian

Sumber: Sakti (2007)

MenumbuhkanSektor Riil

Distribusi Kekayaan &Pendapatan

Mendorong LajuEkonomi

Produktivitas &Kesempatan

Sistem BagiHasil

II.3 Teori Permintaan Uang

Jumlah uang beredar adalah jumlah uang yang tersedia (Mankiw, 2003). Sedangkan

menurut Mishkin (2001) uang (diacu juga sebagai money supply) didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang secara umum diterima sebagai alat pembayaran barang dan jasa atau pembayaran

kembali utang. Fungsi permintaan uang menurut Keynes adalah (Mishkin, 2001) :

(IV.1)( )YifM d ,=

Page 6: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

58 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

dimana i merupakan suku bunga yang berbanding terbalik dengan permintaan uang

dan Y merupakan pendapatan nasional riil yang berpengaruh positif terhadap permintaan

uang. Mengikuti Goldfeld dan Sichel dalam Achsani, Holtemoller, dan Sofyan (2005) permintaan

terhadap keseimbangan uang riil konvensional adalah:

(IV.2)

dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga,

dan π ekspektasi inflasi.

Sementara itu, fungsi permintaan uang dalam Islam, salah satunya dirumuskan oleh

Chapra (1996) mengikuti pendekatan Keynes. Chapra mengusulkan model permintaan uang

dalam ekonomi Islam sebagai berikut.

Md = f(Y

s, S, π) (IV.3)

dimana, Ys = barang dan jasa yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dan

investasi produktif yang sesuai dengan nilai-nilai Islam; S = semua nilai moral dan social dan

institusi-institusi (termasuk zakat) yang mempengaruhi alokasi dan distribusi sumber daya dan

dapat membantu meminimalkan Md, tidak hanya yang untuk konsumsi berlebihan dan investasi

tidak produktif, tetapi juga yang untuk maksud berjaga-jaga dan spekulasi; dan π = tingkat

bagi hasil dalam sistem yang tidak mengizinkan penggunaan suku bunga untuk intermediasi

keuangan. Model ini belum pernah digunakan untuk kajian empiris, kemungkinan karena

karakterisasi Ys yang normatif dan tidak mencerminkan realitas yang ada, serta nilai S yang

rumit dan kemungkinan tidak dapat dikuantifisir dan tidak dapat dipraktekkan.

Model permintaan uang dalam sistem keuangan ganda salah satunya dipaparkan oleh

Kaleem (2000) mengikuti model yang dikembangkan oleh Ahmad dan Khan (1990) yang intinya

berbasis persamaan (IV.2) dengan menghilangkan komponen suku bunga R, sehingga

permintaan uang konvensional dan permintaan uang Islam dalam sistem keuangan ganda

dapat dibandingkan, sebagai berikut.

(IV.4)

dan

(IV.5)

Dimana MR adalah keseimbangan uang riil konvensional dan MISLR adalah keseimbangan

uang riil Islam.

Model yang diajukan Kaleem (2000) mendapat kritik dari Hasanah et al (2008) karena

mereka berpendapat bahwa dengan menghilangkan unsur suku bunga dari persamaan (IV.4),

ciri utama sistem keuangan konvensional menjadi hilang, sedangkan return Syariah yang

tttt RYMR π3210 lnln Φ+Φ+Φ+Φ=

ttt YMR π210 lnln Φ+Φ+Φ=

ttt YMISLR πααα 210 lnln ++=

Page 7: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

59Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

merupakan ciri sistem keuangan Islam tidak muncul dalam persamaan (5). Hasanah et al (2008)

kemudian mengajukan model alternatif untuk memasukkan kembali suku bunga ke dalam

persamaan permintaan uang konvensional dan memasukkan return Syariah ke dalam persamaan

permintaan uang Islam sebagai variabel pembeda utama antara kedua model, yang sejalan

dengan pendapat Ascarya (2007) pada tabel IV.1. Model persamaan permintaan uang dalam

sistem keuangan ganda

(6)

dan

(7)

Dimana MR adalah keseimbangan uang riil konvensional, R adalah suku bunga, MISLR

adalah keseimbangan uang riil Islam, RS adalah return Syariah, dan π adalah ekspektasi inflasi.

II.4 Penelitian Terdahulu

Gambaran umum tentang penelitian di bidang sistem moneter Islam dalam 30 tahun

terakhir dapat dibaca dalam Siddiqui (2008). Siddiqui secara kritis mengevaluasi beberapa

model teoritis penting yang dikembangkan di bidang ini untuk menjelaskan berbagai hal

yang masih dipertanyakan. Perlu dicatat bahwa meskipun sejumlah pertanyaan yang

berhubungan dengan system moneter Islam yang relatif baru ini belum juga terjawab,

ketertarikan penelitian dalam bidang ini menurun sejalan dengan kegagalan perbankan Syariah

untuk menerapkan konsep bagi hasil dalam skala yang dapat mensyaratkan perubahan yang

berarti dalam pelaksanaan kebijakan moneter dan instrumennya. Sejalan dengan itu, kajian

yang khusus membahas tentang kerangka, manajemen, dan operasi kebijakan moneter dalam

sistem keuangan/perbankan ganda masih sangat sedikit dilakukan, meskipun semakin banyak

negara yang menerapkan sistem keuangan/perbankan ganda. Beberapa studi tersebut antara

lain Kaleem (2000), Darrat (2000), Kia (2001), Astiyah et al. (2006), Ascarya (2007), Izhar

dan Asutay (2007), dan Hasanah et al (2008).

Kaleem (2000) melakukan penelitian tentang stabilitas moneter pada sistem perbankan

ganda di Malaysia. Kaleem mengestimasi permintaan uang konvensional dan Islam tetapi

menghilangkan variabel suku bunga dalam permintaan uang konvensional dan tidak

menambahkan variabel return Syariah dalam permintaan uang Islam. Hasilnya menunjukkan

bahwa permintaan uang konvensional sama saja dengan permintaan uang Islam yaitu tidak

tahan terhadap guncangan. Penelitiannya juga menunjukkan bahwa agregat moneter M1 dan

M2 baik konvensional maupun Islam berhubungan dengan tingkat harga.

tttt RYMR π3210 lnln Φ+Φ+Φ+Φ=

tttt RSYMISLR παααα 3210 lnln +++=

Page 8: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

60 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Darrat (2000) melakukan penelitian di Iran dan Pakistan dengan menggunakan data dari

tahun 1960-1998. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat stabilitas dari permintaan uang

baik pada sistem bunga maupun pada sistem non bunga dalam jangka panjang. Penelitian ini

dimaksudkan juga untuk melihat stabilitas permintaan uang dari perilaku agen ekonomi baik

pada sistem bunga maupun sistem bagi hasil. Hasilnya menunjukkan bahwa interest free

mempunyai hubungan yang kuat dengan instrumen kebijakan dan stabilitas harga.

Sementara itu, Kia (2001) melakukan penelitian serupa di Iran dengan kurun waktu 1966-

1998. Hasilnya menunjukkan baik pada jangka pendek maupun jangka panjang, permintaan

uang pada interest-free (M1) stabil dan invarian terhadap kebijakan dan guncangan lain dalam

perubahan rezim, sedangkan permintaan uang pada interest-bearing (M2) tidak stabil. Studi

ini juga menunjukkan bahwa perilaku agen ekonomi terhadap asset yang berbasiskan bunga

adalah cenderung forward looking sehingga ekspektasi yang terbetuk adalah rasional terhadap

pasar keuangan Iran. Atau dengan kata lain bahwa koefisien permintaah uang dengan

menggunakan bunga tidak terpengaruh oleh perubahan kebijakan.

Kajian sistem moneter dalam sistem perbankan ganda di Indonesia pertama kali

dilakukan oleh Astiyah et al. (2006). Mereka melakukan kajian konseptual yang selanjutnya

dirumuskan guna mendapatkan pendekatan yang paling cocok untuk menggambarkan

perilaku sistem moneter dalam sistem perbankan ganda. Studi ini berkesimpulan bahwa

dengan tidak diperkenankannya penggunaan suku bunga dalam ekonomi Islam, maka

implementasi kebijakan moneter yang diambil sebaiknya cenderung kepada quantity targeting

yang utuh dengan mengedepankan konsistensi antara instrumen syariah dan instrumen

konvensional serta memperhatikan prinsip equality terhadap kedua jenis perbankan, baik

konvensional maupun syariah.

Setelah itu, Ascarya (2007) melakukan studi deskriptif analitis tentang kebijakan moneter

optimum pada sistem perbankan ganda. Hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan moneter

optimum pada suatu negara yang mengadopsi sistem perbankan atau keuangan ganda harusnya

mengacu pada tingkat pengembalian pada sistem bagi hasil untuk memaksimalkan keadilan

distributif dan kesejahteraan sosial dan meminimalkan inefisiensi.

Selanjutnya, Izhar dan Asutay (2007) juga melakukan penelitian tentang stabilitas moneter

pada sistem perbankan ganda di Indonesia, dengan data time series dari tahun 2001 sampai

2004. Hasilnya menunjukkan bahwa baik dalam persamaan jangka panjang maupun persamaan

error correction model variabel M2 konvensional dan M2 Islam tidak mempunyai hubungan

yang signifikan dengan tingkat harga. Namun demikian, nilai error correction term (ECT) pada

sistem konvensional lebih besar daripada ECT pada sistem Islam.

Page 9: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

61Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Penelitian terbaru yang cukup penting adalah yang dilakukan oleh Hasanah et al (2008)

yang mengkaji perilaku agregat moneter dalam sistem keuangan/perbankan ganda di Indonesia

dari tahun 2001 sampai tahun 2006 dengan memasukkan variabel return bagi hasil dalam

model permintaan uang Islam yang dikembangkan Kaleem (2000) untuk membedakan dengan

model permintaan uang konvensional yang mempunyai variabel suku bunga, dengan hasil

sebagai berikut.

a. Perbandingan Permintaan M1 Konvensional dan Permintaan M1 Islam

Gambar IV.3 menunjukkan bahwa guncangan suku bunga (IDEP) memberikan pengaruh

negatif dan permanen terhadap M1 konvensional (LM1R), dan menjadi stabil setelah periode

ke 20. Sedangkan, guncangan return Syariah (RS) memberikan pengaruh negatif dan permanen

terhadap M1 Islam (LM1ISLR), dan menjadi stabil setelah periode ke 15. M1 konvensional

mencapai kestabilan kembali lebih lama dengan magnitude awal lebih besar dan pengaruh

permanen lebih besar.

Sementara itu, gambar IV.4 menunjukkan bahwa suku bunga (IDEP) memberikan andil

cukup besar (± 20%) dalam perilaku permintaan M1 konvensional. Sedangkan return Syariah

(RS) memberikan andil sangat kecil (< 5%) dalam perilaku permintaan M1 Islam. Dengan

demikian, permintaan M1 konvensional dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga, sedangkan

permintaan M1 Islam tidak begitu dipengaruhi oleh fluktuasi return Syariah.

Gambar IV.3.Respon Permintaan M1 Konvensional terhadap

Suku Bunga vs. Respon M1 Islam terhadap Return Syariah

Response of LM1R to IDEP

-0,2

-0,1

0,0

0,1

0,2

0,3

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LM1ISLR to RS

5 10 15 20 25 30 35 40 45-0,3

-0,2

0,0

0,3

0,2

0,5

-0,1

0,1

0,4

Page 10: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

62 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Gambar IV.4.Variance Decomposition Permintaan M1 Konvensional vs. Permintaan M1 Islam

Variance Decomposition M1

Periode

%

0

20

40

60

80

100

120

1 12 24 36 48

LPDBREXPINF LM1RIDEP

Variance Decomposition M1-ISLAM

Periode

%

0

20

40

60

80

100

120

1 12 24 36 48

LPDBREXPINF LM1ISLRRS

b. Perbandingan Permintaan M2 Konvensional dan Permintaan M2 Islam

Gambar 5 menunjukkan bahwa guncangan suku bunga (IDEP) memberikan pengaruh

negatif dan permanen terhadap M2 konvensional (LM2R), dan menjadi stabil setelah periode

ke 17. Sedangkan, guncangan return Syariah (RS) memberikan pengaruh negatif dan permanen

terhadap M2 Islam (LM2ISLR), dan menjadi stabil setelah periode ke 15. M2 konvensional

mencapai kestabilan kembali sedikit lebih lama tetapi dengan magnitude yang lebih kecil.

Gambar IV.5.Respon Permintaan M2 Konvensional terhadap

Suku Bunga vs. Respon M2 Islam terhadap Return Syariah

Response og LM2R IDEP

5 10 15 20 25 30 35 40 45

-0,08

-0,04

0,00

0,04

0,08

0,12

0,16

0,20

Response of LM2ISLR to RS

5 10 15 20 25 30 35 40 45-0,3

-0,2

0,0

0,3

0,2

0,5

-0,1

0,1

0,4

Page 11: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

63Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Gambar IV.6 menunjukkan bahwa suku bunga (IDEP) memberikan andil sangat kecil (<

5%) dalam perilaku permintaan M2 konvensional. Sedangkan return Syariah (RS) juga

memberikan andil sangat kecil (< 5%) dalam perilaku permintaan M2 Islam.

Gambar IV.6.Variance Decomposition Permintaan M2 Konvensional vs. Permintaan M2 Islam

Variance Decomposition M2

Periode

%

0

20

40

60

80

100

120

1 12 24 36 48

LPDBREXPINF LM2RIDEP

Variance Decomposition M2-ISLAM

Periode

%

0

20

40

60

80

100

120

1 12 24 36 48

LPDBREXPINF LM2ISLRRS

Adanya pergeseran perilaku M1 konvensional ke M2 konvensional menyiratkan

kemungkinan adanya pengaruh positif dari suku bunga terhadap tabungan atau deposito.

Besar kemungkinan suku bunga berpengaruh positif terhadap deposito konvensional karena

tingginya suku bunga akan menarik masyarakat untuk menyimpan dananya di deposito. Hal

ini perlu pembuktian lebih lanjut dalam penelitian berikutnya.

II.5 Kerangka Konseptual

Untuk melihat lebih jauh perbedaan perilaku permintaan uang konvensional dan permintaan

uang Islam, penelitian ini dilakukan dengan mem-breakdown perilaku masing-masing komponen

M1 dan M2 agar terlihat lebih jelas perbedaan perilaku mereka, dengan menggunakan model

yang sama seperti persamaan (IV.6) dan (IV.7), yang secara konseptual dapat dibaca pada gambar

IV.7. Variabel makroekonomi (PDB dan ekspektasi inflasi mempengaruhi permintaan (komponen)

uang konvensional dan permintaan uang Islam. Sebagai opportunity cost dalam memegang uang,

suku bunga mempengaruhi permintaan uang konvensional, sedangkan return Syariah

mempengaruhi permintaan uang Islam. Kesemuanya itu akan mempengaruhi perilaku permintaan

uang dan kestabilan moneter dalam sistem keuangan ganda.

Page 12: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

64 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Gambar IV.7.Komponen Agregat Moneter yang MempengaruhiPerilaku

Permintaan Uang dan Stabilitas Moneter dalam Sistem Keuangan Ganda

GiroKonvensional

Uang KartalGiroWadiah

TabunganKonvensional

DepositoKonvensional

TabunganMudharabah

DepositoMudharabah

SUKUBUNGA

RETURNSYARIAH

KONVENSIONAL ISLAM

Variabel Makroekonomi:PDB, Ekspektasi Inflasi

Perilaku Permintaan Uang& Stabilitas Moneter

III. METODOLOGI

III.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder negara

Indonesia dalam bentuk bulanan yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Bank Indonesia (SEKI-BI) dan Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia (SPS-BI) serta data

return Syariah dari Bank Muamalat Indonesia dalam periode waktu antara bulan Januari 2001

sampai dengan bulan Desember 2006. Dengan demikian data yang digunakan merupakan

data time series.

III.2 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian beserta definisi operasionalnya adalah sebagai

berikut.

a. Komponen uang beredar konvensional dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal dan giro

pada bank konvensional.

b. Komponen uang beredar konvensional dalam arti luas (M2) adalah komponen M1, tabungan,

dan deposito pada bank konvensional.

Page 13: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

65Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

c. Komponen uang beredar Islam dalam arti sempit (M1ISL) adalah uang kartal dan giro Wadiah

pada bank Syariah.

d. Komponen uang beredar Islam dalam arti luas (M2ISL) adalah komponen M1ISL, tabungan

Mudharabah, dan deposito/investasi Mudharabah.

e. Tingkat output riil (PDB riil) adalah nilai Produk Domestik Bruto yang dideflasi dengan tingkat

IHK tahun dasar 2002.

f. Ekspektasi inflasi (EXPINF) adalah tingkat inflasi pada satu periode sebelumnya dengan IHK

tahun dasar 2002.

g. Suku bunga deposito (IDEP) adalah suku bunga deposito jangka waktu 6 bulan.

h. Return Syariah (RS) adalah tingkat pengembalian dana pada bank umum Syariah berupa

equivalent rate dari return deposito/investasi Mudharabah.

Keterbatasan model yang digunakan adalah penggunaan uang kartal yang tidak dapat

dipisahkan mana bagian uang kartal konvensional dan mana bagian uang kartal Islam, sehingga

dalam analisis permintaan uang Islam M1 dan M2 di Indonesia, yang porsi perbankan Syariah

masih kurang dari 2%, akan didominasi oleh perilaku uang kartal. Hal ini mendorong penulis

untuk menganalisis komponen M1 dan M2 agar dapat memisahkan pengaruh komponen uang

kartal dari komponen lainnya.

III.3 Metoda Estimasi

Permasalahan pada penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan Vector

Autoregression (VAR) dari model permintaan uang konvensional dan permintaan uang Islam

yang diajukan oleh Hasanah et al (2008), seperti pada persamaan (6) dan (7). Kemudian jika

data yang digunakan stasioner pada perbedaan pertama maka model VAR akan dikombinasikan

dengan model koreksi kesalahan menjadi Vector Error Correction Model (VECM). Analisis impulse

response function juga dilakukan untuk melihat respon suatu variabel endogen terhadap

guncangan variabel lain dalam model. Analisis variance decomposititon juga dilakukan untuk

melihat kontribusi relatif suatu variabel dalam menjelaskan variabilitas variabel endogenusnya.

Semua data dalam penelitian ini ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (ln)

kecuali suku bunga, rate of return, dan inflasi yang diharapkan untuk mendapatkan hasil analisis

yang lebih valid dan konsisten. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Microsoft Excel 2003 dan program Eviews 4.1.

Page 14: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

66 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

IV. HASIL DAN ANALISIS

IV.1 Uji Stasioneritas Data

Metoda pengujian yang digunakan untuk melakukan uji stasioneritas data dalam penelitian

ini adalah uji ADF (Augmented Dickey Fuller) dengan menggunakan taraf nyata lima persen.

Jika nilai t-ADF lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon, maka dapat disimpulkan bahwa data

yang digunakan adalah stasioner (tidak mengandung akar unit). Pengujian akar-akar unit ini

dilakukan pada tingkat level sampai dengan first difference. Variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini ada yang stasioner dan ada pula yang tidak stasioner pada tingkat level.

Setelah dilakukan first difference barulah semua data stasioner pada taraf nyata lima persen.

Hasil pengujian akar unit dapat dilihat pada tabel IV.1 dalam Lampiran.

IV.2 Penetapan Lag Optimal

Pengujian panjang lag optimal ini sangat berguna untuk menghilangkan masalah

autokorelasi dalam sistem VAR. Sehingga dengan digunakannya lag optimal diharapkan tidak

muncul lagi masalah autokorelasi. Penentuan lag optimal yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan lag terpendek dengan menggunakan Schwarz Information Criterion (SIC). Hasil

pengujian penentuan lag optimal ini dapat dilihat pada tabel IV.2 dan tabel IV.3 dalam Lampiran.

IV.3 Pengujian Kointegrasi

Pengujian ini dilakukan dalam rangka memperoleh hubungan jangka panjang antar

variabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses integrasi yaitu dimana semua variabel

telah stasioner pada derajat yang sama yaitu derajat 1 I(1). Informasi jangka panjang diperoleh

dengan menentukan terlebih dahulu rank kointegrasi untuk mengetahui berapa sistem

persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan sistem yang ada. Hasil pengujian

kointegrasi berdasarkan trace statistics dapat dilihat pada tabel IV.4 dan tabel IV.5 dalam

Lampiran. Berdasarkan lampiran tersebut menunjukkan bahwa untuk masing-masing persamaan

terdapat minimal satu rank kointegrasi pada taraf nyata lima persen.

IV.4 Permintaan Uang Kartal

a. Analisis Impulse Response Function untuk Uang Kartal

Rangkuman hasil analisis IRF untuk permintaan uang kartal (konvensional dan Islam)

dapat dibaca pada tabel IV.7, serta gambar IV.8 dan gambar IV.9 di Lampiran.

Page 15: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

67Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Gambar IV.8 di Lampiran menunjukkan bahwa respon permintaan uang kartal terhadap

guncangan variabel lainnya berfluktuasi. Permintaan uang kartal merespon positif berkisar 1.1

sampai 2.8 persen dari mulai periode kelima sampai periode ke-48 terhadap guncangan variabel

GDP sebesar satu standar deviasi. Sedangkan guncangan pada variabel suku bunga dan

ekspektasi inflasi direspon negatif oleh permintaan uang kartal. Permintaan uang kartal dapat

dikatakan stabil dalam merespon guncangan GDP setelah periode ke-37, dengan respon rata-

rata sebesar 1.5 persen. Permintaan uang kartal mulai stabil dalam merespon guncangan

ekspektasi inflasi pada periode ke-26 dengan respon sebesar 0.9 persen. Sedangkan guncangan

pada suku bunga mulai direspon stabil pada periode ke-24 sebesar 1.7 sampai 1.8 persen.

Gambar IV.9 di Lampiran menunjukkan bahwa respon permintaan uang kartal terhadap

guncangan variabel GDP sebesar satu standar deviasi adalah positif berkisar 0.5 sampai 2.3

persen dari mulai periode keempat sampai periode ke-48. Sedangkan guncangan pada variabel

return Mudharabah dan ekspektasi inflasi direspon negatif oleh permintaan uang kartal.

Permintaan uang kartal dapat dikatakan stabil dalam merespon guncangan GDP setelah periode

ke-21, dengan respon rata-rata sebesar 1.4 persen. Permintaan uang kartal mulai stabil dalam

merespon guncangan ekspektasi inflasi pada periode ke-19 dengan respon sebesar 1.9 persen.

Sedangkan guncangan pada return Mudharabah mulai direspon stabil pada periode ke-18

sebesar 0.9 persen.

Tabel IV.7.Respon Permintaan Uang Kartal

Guncangan GDPGuncangan GDPGuncangan GDPGuncangan GDPGuncangan GDP Positif dan permanen 0.015, Positif dan permanen 0.015,stabil mulai periode ke-40 stabil mulai periode ke-25

Guncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi Inflasi Negatif dan permanen -0.01, Negatif dan permanen -0.02,stabil mulai periode ke-34 stabil mulai periode ke-20

Guncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku Bunga Negatif dan permanen -0.02, -stabil mulai periode ke-26

Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return MudharabahMudharabahMudharabahMudharabahMudharabah - Negatif dan permanen -0.01,stabil mulai periode ke-18

Respon PermintaanUang Kartal Konvensional

Respon PermintaanUang Kartal Islam

Page 16: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

68 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Gambar IV.8Respon Permintaan Uang Kartal terhadap Guncangan Return-nya

(Konvensional terhadap Suku Bunga dan Islam terhadap Return Mudharabah)

Apabila dibandingkan bersebelahan (baca gambar IV.8) terlihat bahwa, dibanding return

Mudharabah, suku bunga memberikan pengaruh lebih besar (0.02 SD vs. 0.01 SD) dan lebih

lama (24 periode vs. 18 periode) terhadap permintaan uang kartal.

b. Analisis Variance Decomposition untuk Uang Kartal

Gambar IV.9.Variance Decomposition Permintaan Uang Kartal (Konvensional dan Islam)

Response of LN_RCURRENCY to CholeskyOne S.D. IDEP Innovation

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RCURRENCY to CholeskyOne S.D. RM Innovation

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Permintaan Uang Kartal (Konvensional)

IDEPLN_RGDP EXP_INFLN_RCURRENCY

1 12 24 36 48

100

90

80

70

60

50

40

30

Permintaan Uang Kartal (Syariahl)

RMLN_RGDP EXP_INFLN_RCURRENCY

1 12 24 36 48

100

90

80

70

60

50

40

30

Page 17: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

69Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Seperti dapat dilihat pada Gambar IV.9 kiri, fluktuasi permintaan uang kartal dipengaruhi

paling dominan oleh permintaan uang kartal itu sendiri, sedangkan suku bunga berada pada

urutan kedua untuk periode ke-12 sampai periode ke-48, dan GDP pada urutan ketiga.

Sedangkan variabel ekspektasi inflasi tidak terlalu mempengaruhi variabilitas permintaan uang

kartal. Pada periode pertama, fluktuasi variabel permintaan uang kartal dipengaruhi oleh

guncangan uang kartal itu sendiri sebesar 100 persen. Pada interval peramalan periode-periode

selanjutnya, pengaruh guncangan permintaan uang kartal itu sendiri makin menurun

mempengaruhi variabilitas permintaan uang kartal, tetapi masih dominan, sedangkan variabel

suku bunga mulai berperan besar kedua. Pada periode ke-48 variabilitas uang kartal dapat

dijelaskan oleh variabel suku bunga dengan kontribusi sebesar 29.2 persen.

Hasil variance decomposition permintaan uang kartal dengan memasukkan tingkat return

mudharabah dapat dilihat pada Gambar IV.9 kanan. Variabilitas permintaan uang kartal dominan

dipengaruhi oleh inovasi permintaan uang kartal itu sendiri, kemudian inovasi ekspektasi inflasi

pada urutan kedua, dan inovasi GDP pada urutan ketiga. Sedangkan tingkat return Mudharabah

justru tidak dominan dalam menjelaskan permintaan uang kartal berdasarkan hasil variance

decomposition. Kontribusi rata-rata inovasi permintaan uang kartal dalam menjelaskan

variabilitas permintaan uang kartal dari periode ke-12 sampai periode ke-48 adalah sebesar 61

persen.

IV.5 Giro Konvensional dan Giro Wadiah

a. Analisis Impulse Response Function untuk Giro

Rangkuman hasil analisis IRF untuk permintaan giro (konvensional dan Islam) dapat dibaca

pada tabel IV.8 di bawah ini, serta gambar IV.12 dan gambar IV.13 di Lampiran.

Tabel IV.8.Respon Permintaan Giro

Guncangan GDPGuncangan GDPGuncangan GDPGuncangan GDPGuncangan GDP Positif dan permanen 0.005, Positif dan permanen 0.02,stabil mulai periode ke-22 stabil mulai periode ke-24

Guncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi Inflasi Negatif dan permanen -0.006, Negatif dan permanen 0.014,stabil mulai periode ke-11 stabil mulai periode ke-24

Guncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku Bunga Negatif dan permanen -0.013, -stabil mulai periode ke-16

Guncangan ReturnGuncangan ReturnGuncangan ReturnGuncangan ReturnGuncangan Return Mudharabah Mudharabah Mudharabah Mudharabah Mudharabah - Negatif dan permanen 0.004,stabil mulai periode ke-8

Respon PermintaanGiro Konvensional

Respon PermintaanGiro Wadiah

Page 18: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

70 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Pada Gambar IV.12 di Lampiran dapat dilihat bahwa respon giro konvensional terhadap

guncangan variabel lainnya berfluktuasi. Giro konvensional merespon positif berkisar 0.1 sampai

0.9 persen dari mulai periode kedua sampai periode ke-48 terhadap guncangan variabel GDP

sebesar satu standar deviasi. Sedangkan guncangan pada variabel suku bunga dan ekspektasi

inflasi direspon negatif oleh giro konvensional. Giro konvensional dapat dikatakan stabil dalam

merespon guncangan GDP setelah periode ke-22, dengan respon rata-rata sebesar 0.4 persen.

Giro konvensional mulai stabil dalam merespon guncangan ekspektasi inflasi pada periode

ketujuh dengan respon sebesar 0.5 persen. Sedangkan guncangan pada suku bunga mulai

direspon stabil pada periode keenam sebesar 1.1 persen.

Gambar 13 di Lampiran menunjukkan hasil IRF permintaan giro Wadiah akibat guncangan

variabel lain. Pada saat terjadi guncangan variabel GDP, giro Wadiah merespon positif dengan

terjadinya kenaikan mulai dari periode kedua sampai akhir periode peramalan. Giro Wadiah

dapat dikatakan stabil dalam merespon guncangan GDP setelah periode ke-26 dengan rata-

rata respon sebesar 1.9 persen. Guncangan variabel ekspektasi inflasi sebesar satu standar

deviasi secara umum direspon negatif oleh giro Wadiah. Respon negatif ini terus berlangsung

sampai akhir periode peramalan. Mulai periode ke-16, terlihat adanya kestabilan respon giro

Wadiah terhadap guncangan ekspektasi inflasi sekitar 1.4 persen.

Secara umum guncangan variabel return Mudharabah direspon negatif oleh giro Wadiah.

Tetapi seperti terlihat dari gambar, guncangan pada tingkat return Mudharabah tidak terlalu

direspon oleh giro Wadiah. Respon giro Wadiah terhadap guncangan variabel return

Gambar IV.10.Respon Permintaan Giro Wadiah terhadap Guncangan Return-nya

(Konvensional terhadap Suku Bunga dan Islam terhadap Return Mudharabah)

Response of LN_RDD to CholeskyOne S.D. IDEP Innovation

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RWADIAH to CholeskyOne S.D. RM Innovation

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Page 19: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

71Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Mudharabah sudah terlihat stabil pada periode kedelapan peramalan. Mulai periode ini, respon

permintaan giro Wadiah terhadap guncangan return Mudharabah sebesar satu standar deviasi

hanya sekitar 0.4 persen.

Apabila dibandingkan bersebelahan (baca gambar IV.10) terlihat bahwa suku bunga

memberikan pengaruh negatif terhadap permintaan giro konvensional lebih besar (0.014 SD)

dari pada pengaruh return Mudharabah terhadap permintaan giro Wadiah (Islam) yang hampir

tidak ada.

b. Analisis Variance Decomposition untuk Giro

Gambar IV.11.Variance Decomposition Giro (Konvensional dan Islam)

Pada periode pertama, fluktuasi variabel giro konvensional (baca gambar IV.11 kiri)

dipengaruhi oleh guncangan giro konvensional itu sendiri sebesar 100 persen, sedangkan

pengaruh variabel lain belum terlihat. Pada interval peramalan periode-periode selanjutnya,

pengaruh guncangan giro konvensional itu sendiri makin menurun mempengaruhi fluktuasi

giro konvensional tetapi masih dominan dengan kontribusi rata-rata sebesar 84 persen. Variabel

suku bunga memberikan kontribusi terbesar kedua dalam menjelaskan variabilitas giro

konvensional. Sementara guncangan variabel ekspektasi inflasi dan guncangan GDP tidak

dominan mempengaruhi fluktuasi giro konvensional untuk setiap periode peramalan.

Sementara itu, fluktuasi variabel giro Wadiah (baca gambar IV.11 kanan) pada periode

pertama, dipengaruhi oleh guncangan giroWadiah itu sendiri sebesar 100 persen, sedangkan

pengaruh variabel lain belum terlihat. Pada interval peramalan periode-periode selanjutnya,

pengaruh guncangan giro Wadiah itu sendiri makin menurun mempengaruhi fluktuasi giro

Permintaan GIRO (Konvensional)

1 12 24 36 48

100

95

90

85

80

75

IDEPLN_RGDP EXP_INFLN_RDD

Permintaan GIRO WADIAH (Syariah)

1 12 24 36 48

100

95

90

85

80

75

RMLN_RGDP EXP_INFLN_RWADIAH

Page 20: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

72 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Wadiah tetapi masih dominan dengan kontribusi rata-rata sebesar 97.7 persen. Sedangkan

variabel-variabel lainnya tidak memberikan kontribusi yang besar dalam menjelaskan variabilitas

giro Wadiah. Variabel tingkat return Mudharabah sendiri hanya mempunyai kontribusi rata-

rata sebesar 0.07 persen dalam menjelaskan fluktuasi giro Wadiah selama periode peramalan.

IV.6 Tabungan Konvensional dan Tabungan Mudharabah

a. Analisis Impulse Response Function untuk Tabungan

Rangkuman hasil analisis IRF untuk permintaan tabungan (konvensional dan Islam) dapat

dibaca pada tabel IV.9 di bawah ini, serta gambar IV.16 dan gambar IV.17 di Lampiran.

Berdasarkan hasil analisis IRF tabungan konvensional (baca gambar IV.16 di Lampiran),

dapat dilihat bahwa guncangan pada GDP, guncangan pada suku bunga, dan guncangan

pada ekspektasi inflasi secara umum direspon negatif oleh tabungan. Guncangan pada GDP

sebesar satu standar deviasi mulai direspon stabil oleh tabungan pada periode ke-28. Guncangan

pada suku bunga sebesar satu standar deviasi mulai direspon stabil oleh tabungan pada periode

ke-22 dengan respon sebesar 2.8 persen. Sedangkan respon yang stabil mulai ditunjukkan

oleh tabungan terhadap guncangan variabel ekspektasi inflasi pada periode ke-26.

Untuk IRF tabungan Mudharabah (baca gambar IV.17 di Lampiran), dapat dilihat bahwa

tabungan Mudharabah ini merespon positif terhadap guncangan variabel GDP, sedangkan

guncangan pada return Mudharabah dan ekspektasi inflasi direspon negatif oleh tabungan

Mudharabah. Respon positif tabungan Mudharabah terhadap guncangan variabel GDP sebesar

satu standar deviasi mulai stabil pada periode ke-27. Sedangkan guncangan pada return

Mudharabah dan ekspektasi inflasi sebesar satu standar deviasi direspon stabil mulai periode

ke-11 dan periode ke-18.

Tabel IV.9.Respon Permintaan Saving Deposit

Guncangan PDBGuncangan PDBGuncangan PDBGuncangan PDBGuncangan PDB Negatif dan permanen -0.01, Positif dan permanen 0.006,stabil mulai periode ke-28 stabil mulai periode ke-15

Guncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi Inflasi Negatif dan permanen -0.004, Negatif dan permanen -0.041,stabil mulai periode ke-30 stabil mulai periode ke-17

Guncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku Bunga Negatif dan permanen -0.029, -stabil mulai periode ke-27

Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return MudharabahMudharabahMudharabahMudharabahMudharabah - Negatif dan permanen -0.019,stabil mulai periode ke-11

Respon Saving Deposit(Konvensional)

Respon TabunganMudharabah (Islam)

Page 21: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

73Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Gambar IV.12.Respon Permintaan Tabungan terhadap Guncangan Return-nya

(Konvensional terhadap Suku Bunga dan Islam terhadap Return Mudharabah)

Apabila dibandingkan bersebelahan (baca gambar IV.12) terlihat bahwa suku bunga

memberikan pengaruh negatif terhadap permintaan tabungan konvensional lebih besar (0.03

SD) dari pada pengaruh negatif return Mudharabah terhadap permintaan tabungan Mudharabah

(Islam) yang sebesar 0.02 SD.

b. Analisis Variance Decomposition untuk Tabungan

Gambar IV.13.Variance Decomposition Tabungan (Konvensional dan Islam)

Response of LN_RSD to CholeskyOne S.D. IDEP Innovation

5 10 15 20 25 30 35 40 45

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

Response of LN_RSAV_MUDHARABAH to CholeskyOne S.D. RM Innovation

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Permintaan TABUNGAN (Konvensional)

1 12 24 36 48

100

60

IDEPLN_RGDP EXP_INFLN_RSD

65

70

75

80

85

90

95

Permintaan TABUNGAN MUDHARABAH (Syariah)

1 12 24 36 48

100

60

65

70

75

80

85

90

95

EXP_INFRMLN_RGDPLN_RSAV_MUDHARABAH

Page 22: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

74 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Berdasarkan hasil variance decomposition, pada periode pertama variabilitas nilai tabungan

konvensional dapat dijelaskan 100 persen oleh tabungan konvensional itu sendiri (baca gambar

IV.13 kiri). Pada periode-periode berikutnya variabel tabungan konvensional masih menjadi

variabel yang dominan dalam menjelaskan variabilitas nilai tabungan konvensional. Mulai dari

periode ke-12 sampai periode ke-48, variabel kedua yang dominan dalam menjelaskan variabilitas

dari nilai tabungan konvensional adalah variabel suku bunga. Pengaruh rata-ratanya adalah

sebesar 31.7 persen. Sedangkan variabel GDP dan ekspektasi inflasi tidak dominan dalam

menjelaskan fluktuasi nilai tabungan konvensional.

Pada variance decomposition tabungan Mudharabah (baca gambar IV.13 kanan), variabel

tabungan Mudharabah itu sendiri dominan dalam menjelaskan variabilitas nilai tabungan

Mudharabah dengan kontribusi rata-rata sebesar 91 persen. Sedangkan variabel lain yang

dominan kedua dalam menjelaskan fluktuasi nilai tabungan Mudharabah adalah variabel

ekspektasi inflasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hal ini bisa terjadi mengingat sistem

perbankan syariah dalam dual financial system masih menggunakan ung fiat konvensional

yang masih bersifat inflatoir. Sehingga pengaruh ekspektasi inflasi masih terlihat pada tabungan

Mudharabah. Kontribusi rata-ratanya dari periode ke-12 sampai periode ke-48 adalah sebesar

8.37 persen. Sedangkan variabel GDP dan tingkat return Mudharabah tidak dominan dalam

menjelasakan variabilitas nilai tabungan Mudharabah.

IV.7 Deposito Konvensional dan Deposito (Investasi) Mudharabah

a. Analisis Impulse Response Function untuk Deposito

Rangkuman hasil analisis IRF untuk permintaan deposito (konvensional dan Islam) dapat

dibaca pada tabel IV.10 di bawah ini, serta gambar IV.20 dan gambar IV.21 di Lampiran.

Tabel IV.10.Respon Permintaan Deposito

Guncangan PDBGuncangan PDBGuncangan PDBGuncangan PDBGuncangan PDB Positif dan permanen 0.013, Positif dan permanen 0.040,stabil mulai periode ke-30 stabil mulai periode ke-30

Guncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi InflasiGuncangan Ekspektasi Inflasi Positif dan permanen 0.005, Negatif dan permanen -0.022,stabil mulai periode ke-15 stabil mulai periode ke-27

Guncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku BungaGuncangan Suku Bunga Positif dan permanen 0.017, -stabil mulai periode ke-27

Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return Guncangan Return MudharabahMudharabahMudharabahMudharabahMudharabah - Negatif dan permanen -0.032,stabil mulai periode ke-30

Respon Deposito(Konvensional)

Respon InvestasiMudharabah (Islam)

Page 23: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

75Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Berdasarkan hasil analisis IRF untuk permintaan deposito konvensional (baca gambar

IV.20 di Lampiran), dapat dilihat bahwa guncangan pada GDP, ekspektasi inflasi, dan suku

bunga direspon positif oleh deposito. Guncangan pada GDP sebesar satu standar deviasi mulai

direspon stabil oleh deposito pada periode ke-23 sebesar 1.4 persen. Guncangan pada suku

bunga sebesar satu standar deviasi mulai direspon stabil pada periode ke-27 sebesar 1.5 persen.

Sedangkan guncangan pada variabel ekspektasi inflasi sebesar satu standar deviasi mulai direspon

stabil pada periode ke-14 sebesar 0.5 persen.

Sementara itu, secara umum dapat dilihat bahwa deposito Mudharabah merespon positif

terhadap guncangan GDP, dan merespon negatif terhadap guncangan return Mudharabah

dan ekspektasi inflasi (baca gambar IV.21 di Lampiran). Guncangan pada GDP sebesar satu

standar deviasi mulai direspon stabil oleh deposito Mudharabah pada periode ke-32 sebesar 4

persen. Guncangan pada tingkat return Mudharabah sebesar satu standar deviasi mulai direspon

stabil pada periode ke-24 sebesar 3 persen. Sedangkan guncangan pada variabel ekspektasi

inflasi sebesar satu standar deviasi mulai direspon stabil pada periode ke-24 sebesar 2 persen.

Gambar IV.14.Respon Permintaan Deposito terhadap Guncangan Return-nya

(Konvensional terhadap Suku Bunga dan Islam terhadap Return Mudharabah)

Response of LN_RTD to CholeskyOne S.D. IDEP Innovation

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RINVEST_MUDHARABAH to CholeskyOne S.D. RM Innovation

5 10 15 20 25 30 35 40 45

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

Apabila dibandingkan bersebelahan (baca gambar IV.14) terlihat bahwa suku bunga

memberikan pengaruh positif terhadap permintaan deposito konvensional, sedangkan return

Mudharabah memberikan pengaruh negatif terhadap permintaan deposito Mudharabah (Islam).

Page 24: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

76 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

b. Analisis Variance Decomposition untuk Deposito

Gambar IV.15.Variance Decomposition Deposito (Konvensional dan Islam)

Permintaan DEPOSITO (Konvensional)

1 12 24 36 48

100

40

IDEPLN_RGDP EXP_INFLN_RTD

50

60

70

80

90

Permintaan INVESTASI MUDHARABAH (Syariah)

1 12 24 36 48

100

40

50

60

70

80

90

EXP_INFRMLN_RGDPLN_RINVEST_MUDHARABAH

Hasil analisis variance decomposition untuk deposito konvensional (baca gambar IV.15

kiri) menunjukkan bahwa pada periode pertama variabilitas nilai deposito dapat dijelaskan

oleh deposito itu sendiri sebesar 100 persen. Pada periode ke-12 sampai periode ke-48, kontribusi

rata-rata deposito dalam menjelaskan fluktuasi nilai deposito itu sendiri hanya sebesar 51.4

persen. Pada periode ke-12 sampai ke-48, variabel yang dominan kedua dalm menjelaskan

variabilitas nilai deposito adalah variabel suku bunga. Kontribusi rata-ratanya sendiri sebesar

29.3 dalam menjelaskan fluktuasi deposito. Variabel GDP merupakan variabel dominan ketiga

dalam menjelaskan variabilitas nilai deposito, sedangkan variabel ekspektasi inflasi tidak dominan

dalam menjelaskan nilai deposito.

Hasil analisis variance decomposition untuk deposito Mudharabah (baca gambar IV.15

kanan) menunjukkan bahwa pada periode pertama variabilitas nilai deposito Mudharabah dapat

dijelaskan deposito Mudharabah itu sendiri sebesar 100 persen. Pada periode ke-12 sampai

periode ke-48, kontribusi rata-rata deposito Mudharabah dalam menjelaskan fluktuasi nilai

deposito Mudharabah itu sendiri sebesar 92.3 persen. Pada periode ke-12 sampai ke-48, variabel-

variabel lainnya kurang dapat memberikan kontribusi dalam menjelaskan fluktuasi nilai deposito

Mudharabah.

Page 25: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

77Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

V.1 KesimpulanPada Negara yang menerapkan sistem keuangan/perbankan ganda (konvensional dan Islam),

otoritas moneter mempunyai tanggung jawab untuk menjaga stabilitas moneter dan sistem

keuangan, serta mensinergikan ke dua sistem untuk mengoptimalkan keuntungan bagi

kesejahteraan masyarakat. Sinergi ke dua sistem ini harus menjaga esensi dan karakteristik

masing-masing, dan tidak meleburkan salah satu system ke system yang lain, untuk mencapai

harmonisasi yang berkessinambungan yang memastikan stabilitas system keuangan,

mempercepat aktivitas ekonomi di sector riil, dan meningkatkan kesejahteraan yang merata.

Tiga pilar utama yang membedakan sistem moneter konvensional dan sistem moneter Islam

adalah sistem uang fiat vs. sistem uang Islam, fractional reserve banking system vs. 100

percent reserve banking system, dan sistem bunga vs. sistem bagi hasil. Pada sistem moneter

ganda kontemporer, hanya sistem bunga vs. sistem bagi hasil yang membedakan ke dua

sistem moneter tersebut.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa return bagi hasil (Mudharabah) berpengaruh negatif

terhadap permintaan semua komponen uang Islam (uang kartal, giro Wadiah, tabungan

Mudharabah, dan deposito Mudharabah). Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

permintaan uang Islam lebih cepat stabil dari pada permintaan uang konvensional dalam

merespon guncangan dari variabel-variabel lain.

Dalam permintaan uang konvensional, suku bunga mempunyai pengaruh yang besar

pada perilaku permintaan uang kartal (20%-29%), sedangkan dalam permintaan uang

Islam, return Mudharabah hampir tidak mempunyai pengaruh pada perilaku permintaan

uang Islam.

Permintaan uang konvensional secara umum menunjukkan perilaku motif untuk transaksi

dan berjaga-jaga (uang kartal, giro, dan tabungan), serta perilaku motif untuk spekulasi/

investasi (deposito). Sedangkan, permintaan uang Islam secara umum hanya menunjukkan

perilaku motif untuk transaksi dan berjaga-jaga saja.

Temuan lainnya adalah bahwa ternyata tabungan di Indonesia memiliki karakteristik seperti

giro yang digunakan untuk keperluan transaksi, sehingga tabungan seharusnya dimasukkan

dalam definisi M1 dan dikeluarkan dari definisi M2.

V.2 RekomendasiOtoritas moneter harus secara bertahap mengubah mindset «cara pandang» mereka dari

operasi moneter konvensional ke operasi moneter ganda, dan mulai memikirkan

kemungkinan penggunaan return Syariah sebagai acuan policy rate «kebijakan tingkat

Page 26: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

78 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

pengembalian» untuk dapat mencapai tujuan utama dalam memaksimalkan kesejahteraan

masyarakat yang merata dan keadilan, serta meminimalkan inefisiensi.

Perlu dilakukannya kajian-kajian lanjutan tentang sinergi sistem moneter ganda dan

bagaimana memaksimalkan kelebihan system ketika diimplementasikan, serta

pengembangan operasional instrumen kebijakan moneter ganda yang sesuai dan dapat

mengoptimalkan kelebihan system moneter ganda.

Selain itu, perlu juga dilakukan kajian-kajian mendalam tentang system uang fiat vs. system

uang Islam dan fractional reserve banking system vs. 100 percent reserve banking system,

untuk membuktikan bahwa system keuangan Islam yang comprehensive bekerja lebih baik

dari pada system keuangan Islam kontemporer dalam mencapai kesejahteraan masyarakat

yang merata dan keadilan.

Page 27: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

79Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Daftar Pustaka

Achsani, N.A., Oliver H., dan Hizir S. (2005), ≈Econometric and Fuzzy Modelling of Indonesian

Money Demand∆, dalam: Cizek, Pavel, Wolfgang H., and Rafal W. Statistical Tools For Finance

and Insurance, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Germany.

Ascarya (2007), ≈Optimum Monetary Policy under Dual Financial/Banking System∆, Paper,

Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Islamic Economics Conference (IECONS 2007), Kuala

Lumpur, Malaysia, 17-19 Juli.

Astiyah, S. dan D.F. Anugrah (2006), ≈Kebijakan Moneter Tepadu dalam Dual Banking System,∆

Working Paper, Jakarta, Indonesia: Biro Riset Ekonomi, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan

Moneter, Bank Indonesia.

Chapra, M.U. (1996), ≈Monetary Management in Islamic Economy,∆ Islamic Economic Studies,

Vol.4, No.1.

Darrat, A.F. (2000), ≈On The Efficiency of Interest-free Monetary System: A Case Study∆, Paper,

ERF»s Seventh Annual Conference, Amman-Jordan, 26-29 Oktober.

Fardmanesh, M. dan S.A. Siddiqui (1994), ≈Financial Instability and a Share Economy,∆ Eastern

Economic Journal, USA, Winter 1994, pp. 75-84.

Hasanah, Heni, Ascarya dan N.A. Achsani (2008), ≈Perilaku Agregat Moneter dalam Sistem

Keuangan/Perbankan Ganda di Indonesia,∆ Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.23,

No.1 Januari 2008. ForthcomingForthcomingForthcomingForthcomingForthcoming

Izhar, H. dan Asutay, M. (2007), ≈The Controllability and Reliability of Monetary Policy in Dual

Banking System: Evidence from Indonesia∆, Paper, International Islamic University Malaysia

(IIUM) International Conference on Islamic Banking and Finance (IICiBF), Kuala Lumpur,

Malaysia, 23-25 April.

Kaleem, A. (2000), ≈Modeling Monetary Stability under Dual Banking System: The Case of

Malaysia∆. International Journal of Islamic Financial Services, Vol. 2, No. 1.

Khan, M. (1986), ≈Islamic Interest Free Banking,∆ IMF Staff Papers, Vol.33, No.1, pp. 1-27.

Kia, A. (2001), ≈Interest-free and Interest-bearing Money Demand: Policy Invariance and

Stability∆, Paper, Department of Economics, Emory University, Atlanta.

Mankiw, N.G. (2003), Teori Makroekonomi, terjemahan, Erlangga, Jakarta.

Meera, A.K.M. (2004), The Theft of Nations: Returning to Gold, Selangor, Malaysia: Pelanduk

Publications.

Page 28: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

80 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Mishkin, F.S. (2001), The Economics of Money, Banking, and Financial Markets, Colombia

University.

Ryandono, M.N.H. (2006), ≈Mempertanyakan Kebenaran Paradigma Hubungan Bunga, Investasi

(Kredit), dan Pertumbuhan Ekonomi: Haramnya Sistem Bunga (Riba) Secara Teoritik dan

Empirik.∆ Paper. Dipresentasikan pada Seminar dan Kolokium Nasional, ITB. Bandung,

Indonesia: SBM-ITB, September.

Sakti, A. (2007), Sistem Ekonomi Islam: Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern, Paradigma

& Aqsa Publishing, Jakarta.

Zangeneh, H. (1995), ≈A Macroeconomic Model of an Interest-free System,∆ The Pakistan

Development Review, Vol.34, No.1, pp. 55-68.

Page 29: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

81Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

LAMPIRAN

Tabel Lampiran IV.1.Hasil Pengujian Akar Unit

LN_RCURRENCY -3.192561 -4.686571 -3.476275 -1.945669LN_RDD -2.841324 -4.862425 -3.476275 -1.945669LN_RSD -1.431788 -3.163332 -3.476275 -1.945669LN_RTD -0.630974 -4.434394 -3.476275 -1.945669LN_RWADIAH -2.583077 -5.247550 -3.476275 -1.945669LN_RSAV_MUDHARABAH -1.931544 -3.265039 -3.476275 -1.945669LN_RINVEST_MUDHARABAH -0.652513 -2.832839 -3.476275 -1.945669LN_RGDP -1.291937 -2.568569 -3.476275 -1.945669EXP_INF -4.353697 -7.525936 -3.476275 -1.945669IDEP -2.617818 -2.376054 -3.476275 -1.945669RM -1.821981 -6.917242 -3.476275 -1.945669

VariabelNilai ADF Nilai Kritis McKinnon 5 %

Level 1st Difference Level 1st Difference

Tabel Lampiran IV.2.Hasil Pengujian Lag Optimal (Model Konvensional)

0 -4.353199 -5.093219 -6.088690 -6.1724281 -6.512108 -7.091669 -8.212920 -8.1460182 -7.512774 -7.771428 -9.098839 -9.0440003 -7.567549* -7.916464* -9.367432* -9.106017*4 -6.899432 -7.492724 -9.133450 -8.4219065 -6.742715 -7.496237 -8.989849 -8.595646

Lag LN_RCURRENCY LN_RDD LN_RSD LN_RTD

Tabel Lampiran IV.3.Hasil Pengujian Lag Optimal (Model Islam)

0 -1.613846 0.066684 -0.871877 -1.6035611 -2.418921 -0.354656 -1.325949 -2.1009492 -3.400025* -1.026714* -2.118458* -2.892165*3 -3.161683 -0.826588 -1.893530 -2.6864524 -2.571215 -0.163521 -1.281218 -2.0223785 -2.470653 -0.122472 -1.166358 -2.044016

Lag LN_RCURRENCY LN_RWADIAH LN_RSAV_MU LN_RINVEST_MUDHARABAH DHARABAH

Page 30: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

82 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Tabel Lampiran IV.4.Hasil Pengujian Kointegrasi (Konvensional)

LN_RCURRENCY 53.41750 21.14002 10.54684 3.623332LN_RDD 56.81861 21.99543 9.736220 2.859469LM1ISLR 62.70716 21.54275 8.663544 2.158515LM2ISLR 55.49325 24.28946 8.422019 2.3418945 % critical value 39.89 24.31 12.53 3.84

Trace Statistics

H0 r=0 r<=1 r<=2 r<=3

H1 r>=1 r>=2 r>=3 r>=4

Model

Tabel Lampiran IV.5.Hasil Pengujian Kointegrasi (Islam)

LN_RCURRENCY 59.65586 22.32436 7.336443 1.724978LN_RWADIAH 50.87617 18.41788 4.714071 1.315290LN_RSAV_MUDHARABAH 50.56683 19.51537 7.886067 3.600525LN_RINVES T_MUDHARABAH 63.37379 25.11901 12.63209 3.6695965 % critical value 39.89 24.31 12.53 3.84

Trace Statistics

H0 r=0 r<=1 r<=2 r<=3

H1 r>=1 r>=2 r>=3 r>=4

Model

Page 31: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

83Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Gambar Lampiran IV.8.Respon Permintaan Uang Kartal terhadap Guncangan Variabel PDB,

Ekspektasi Inflasi, dan Suku Bunga Sebesar Satu Standar Deviasi

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Response of LN_RCURRENCY to LN_RCURRENCY

5 10 15 20 25 30 35 40 45-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

Response of LN_RCURRENCY to LN_RGDP

5 10 15 20 25 30 35 40 45-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

Response of LN_RCURRENCY to IDEP

5 10 15 20 25 30 35 40 45-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

Response of LN_RCURRENCY to EXP_INF

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Response of LN_RCURRENCY to LN_RCURRENCY

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RCURRENCY to LN_RGDP

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Gambar Lampiran IV.9.Respon Permintaan Uang Kartal terhadap Guncangan Variabel PDB,

Ekspektasi Inflasi, dan Return Mudharabah Sebesar Satu Standar Deviasi

Page 32: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

84 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Gambar Lampiran IV.9. (lanjutan)Respon Permintaan Uang Kartal terhadap Guncangan Variabel PDB,

Ekspektasi Inflasi, dan Return Mudharabah Sebesar Satu Standar Deviasi

Response of LN_RCURRENCY to RM

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RCURRENCY to EXP_INF

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Gambar Lampiran IV.12.Respon Permintaan Giro Konvensional terhadap Guncangan Variabel GDP,

Expektasi Inflasi, dan Suku Bunga Sebesar Satu Standar Deviasi

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Response of LN_RDD to LN_RDD

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RDD to LN_RGDP

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RDD to IDEP

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RDD to EXP_INF

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Page 33: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

85Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Gambar Lampiran IV.13.Respon Permintaan Giro Wadiah terhadap Guncangan Variabel GDP,

Ekspektasi Inflasi, dan Return Mudharabah Sebesar Satu Standar Deviasi

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Response of LN_RWADIAH to LN_RWADIAH

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RWADIAH to LN_RGDP

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RWADIAH to RM

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RWADIAH to EXP_INF

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Response of LN_RSD to LN_RSD

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RSD to IDEP

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Gambar Lampiran IV.16.Respon Saving Deposit terhadap Guncangan Variabel GDP,

Expected Inflation, dan Suku Bunga Sebesar Satu Standar Deviasi

Page 34: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

86 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Gambar Lampiran IV.16. (lanjutan)Respon Saving Deposit terhadap Guncangan Variabel GDP,

Expected Inflation, dan Suku Bunga Sebesar Satu Standar Deviasi

Response of LN_RSD to LN_RGDP

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RSD to EXP_INF

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

.05

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Gambar Lampiran IV. 17.Respon Tabungan Mudharabah terhadap Guncangan Variabel GDP,

Expected Inflation, dan Return Mudharabah Sebesar Satu Standar Deviasi

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Response of LN_RSAV_MUDHARABAH to LN_RSAV_MUDHARABAH

-.05

.00

.05

.10

.15

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RSAV_MUDHARABAH to LN_RGDP

-.05

.00

.05

.10

.15

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RSAV_MUDHARABAH to RM

-.05

.00

.05

.10

.15

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RSAV_MUDHARABAH to EXP_INF

-.05

.00

.05

.10

.15

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Page 35: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

87Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Gambar Lampiran IV.20.Respon Deposito Konvensional terhadap Guncangan Variabel GDP,Expected Inflation, dan Suku Bunga Sebesar Satu Standar Deviasi

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Response of LN_RTD to LN_RTD

.000

.004

.008

.012

.016

.020

.024

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RTD to IDEP

.000

.004

.008

.012

.016

.020

.024

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RTD to LN_RGDP

.000

.004

.008

.012

.016

.020

.024

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RTD to EXP_INF

.000

.004

.008

.012

.016

.020

.024

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Response of LN_RINVEST_MUDHARABAH to LN_RINVEST_MUDHARABAH

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

.20

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RINVEST_MUDHARABAH to LN_RGDP

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

.20

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Gambar Lampiran IV.21.Respon Deposito Mudharabah terhadap Guncangan Variabel GDP,

Ekspektasi Inflasi, dan Return Mudharabah Sebesar Satu Standar Deviasi

Page 36: PERILAKU PERMINTAAN UANG DALAM SISTEM MONETER … · 2020. 7. 31. · dimana MR merupakan keseimbangan uang riil, Y pendapatan nasional, R suku bunga, dan π ekspektasi inflasi. Sementara

88 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2008

Gambar Lampiran IV.21. (lanjutan)Respon Deposito Mudharabah terhadap Guncangan Variabel GDP,

Ekspektasi Inflasi, dan Return Mudharabah Sebesar Satu Standar Deviasi

Response of LN_RINVEST_MUDHARABAH to RM

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

.20

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of LN_RINVEST_MUDHARABAH to EXP_INF

-.04

.00

.04

.08

.12

.16

.20

5 10 15 20 25 30 35 40 45