Performent of Product and Skills
-
Upload
cii-upha-naglaspada -
Category
Documents
-
view
320 -
download
1
Transcript of Performent of Product and Skills
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
TUGAS MATA KULIAH
EVALUASI PEMBELAJARAN
PERFORMANCE OF PRODUCT AND SKILL
DISUSUN OLEH :RUSYDA. J
NIM : 52034
DOSEN PEMBIMBING :Prof. Dr. Festiyed M.Si
Dr. Usmeldi,M.Pd
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
1
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
BAB I. PENDAHULUAN
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas
untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana yang telah dilakukan dalam
suatu program. Pemantauan didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan
dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh
merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut.
Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya, hasil-hasil kerja
yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu digunakan sebagai basis untuk
dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian program
tersebut.
Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja
(performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara penilaian (scoring
guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas,
dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi
komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen
tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor
berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2) analytic
scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu
performansi; dan (3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa
unsur dominan dari suatu performansi.
Dalam pelaksanaannya asesmen kinerja ini juga dapat dibedakan atas dua bagian yaitu
kenerja pratikum dan non pratikum.
2
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
BAB II. PEMBAHASAN
A. Perbandingan Performance Pratikum Dan Non Pratikum
Satu bentuk hasil belajar yang umum digunakan adalah pengelompokkan dalam
tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif berkaitan dengan kemampuan
berpikir mulai menghapal sampai analisis, sintesis dan evaluasi sedangkan afektif
berhubungan dengan perilaku mencakup perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah
psikomotor meliputi imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Dave, 1967
dalam Tim UNY,2003). Menurutnya, imitasi merupakan kemampuan melakukan kegiatan
sederhana dan sama persis dengan yang pernah dialami atau dilihat. Manipulasi adalah
kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan
pada pedoman yang diberikan. Presisi adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan yang
akurat sehingga menghasilkan produk yang presisi. Artikulasi merupakan kemampuan
melakukan kegiatan yang bersifat kompleks dan akurat sehingga menghasilkan produk
yang utuh. Naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan fisik secara refleks
sehingga efektivitasnya tinggi
Penilaian terhadap performance dapat diartikan penilaian formatif jangka panjang
(Joni, 1981). Penilaian ini dilakukan dengan mengkonsepsikan kriteria semakin jauh
menjangkau ke depan dan meletakkan dasar bagi pembinaan serta penyempurnaan
sistem secara terus menerus. Penilaian terhadap performance disusun dalam bentuk
indikator-indikator performance.
Indikator performance dalam pengukuran performance menurut Perrin (1988) ada
delapan titik kecacatan, diantaranya:
1. variasi interpretasi kesamaan istilah dan konsep.
2. pergeseran tujuan.
3. Penggunaan pengukuran yang tidak bermakna dan tidak relevan. 3
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
4. Kekacauan antara penghematan biaya dan pergeseran biaya
5. Ketidakjelasan perbedaan kekritisan subgroup oleh sejumlah indikator
yang menyesatkan.
6. Pembatasan pendekatan berbasis objektiv dengan evaluasi.
7. Ketidakgunaan indikator performance untuk pembuatan keputusan dan
alokasi sumberdaya.
8. Ketidakkonsistenannya antara fokus yang menyempit dalam pengukuran
dengan manajemen publik yang lebih besar.
Bernsteins (1999) dalam artikelnya mengungkapkan apa yang dikatakan oleh
Perrin bukan dari kecacatan konsep dasar pengukuran performance, tetapi sistem
implementasi yang lemah sehingga terlalu banyak terfokus pada proses dan pengumpulan
berlawanan dengan ketepatan penggunanan dari pengukuran. Winston (1999)
berdasarkan pengalamannya menyimpulkan bahwa sistem pengukuran performance
membutuhkan dinilai silang antara program dan perencanaan untuk menentukan faktor-
faktor: fasilitas hasil capaian yang diharapkan, outcome yang tidak diharapkan, tindakan
sebagai batas efektivitas implementasi. Feller (2002) menegaskan tentang penilaian
performance secara implisit sebagai: hasil karakteristik organisasi yang performancenya
dinilai dan kondisi politis dan organisasi dibawah sistem pengukuran performance yang di
adop dan diimplementasikan.
Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya, hasil-hasil
kerja yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu digunakan sebagai basis
untuk dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian
program tersebut.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Penilaian kinerja pratikum adalah hasil kerja yang diperoleh dalam pelaksanaan
pratikum yang digunakan sebagai dasar dalam pencapaian pembelajaran
4
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
2. Penilaian kinerja non pratikum adalah hasil –hasil kerja yang ditunjukan selama
proses pembelajaran selain dari kegiatan pratikum
Metode –metode yang digunakan pada penilaian kinerja adalah :
a) Observasi
b) Interviu
c) Portopolio
d) Penilaian essay
e) Ujian praktek
f) Paper
g) Penilaian proyek
h) Kuesioner
i) Daftar chek (checklist)
j) Penilaian oleh teman (peer rating)
k) Penilaian diskusi
l) Penilaian kerja Ilmiah
Dari kedua belas penilaian kinerja diatas yang termasuk kegiatan pratikum adalah
observasi, Praktek, proyek dan kerja ilmiah. Sedangkan yanng termasuk non pratikum
adalah interviu, portopolio, Penilaian essay, paper, kuesioner, daftar cheks, penilaian oleh
teman, dan penilaian diskusi
Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja
(performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara penilaian (scoring
guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas,
dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi
komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen
tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor
berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2) analytic
5
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu
performansi; dan (3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa
unsur dominan dari suatu performansi.
B. Cara Pengembangan Performance Pratikum Dan Non Pratikum
Perangkat penilaian kinerja sebaiknya dikembangkan melalui uji coba dalam
pembelajaran. Guru dapat menguji dengan mengembangkan Task dan Rubrik penilaian
kinerja agar cocok dengan kondisi dikelasnya serta sesuai dengan kemampuan siswa.
Beberapa pedoman dalam mengembangkan perangkat penilaian kinerja baik untu
pratikum dan non pratikum:
1. Esensial dan Valid
Dihubungkan dengan tujuan utama kurikulum
2. Otentik
Problem dan proses mendekati atau sesuai denga dunia nyata
3. Integratif
Menuntut integrasi pengetahuan konsep, sikap dan kebiasaan berfikir
4. Pengukuran bersifat open-ended
Merangsang munculnya pertanyaan –pertanyaan sepanjang mengerjakan
tugas
5. Problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan
6. Mendorong siswa menjadi pemikir yang divergen dan bijaksana
7. Fleksible
Aktivitas aman bagi siswa dan mudah diikerjakan
8. Penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa
9. Penggunaan kelompok siswa dapat merangsang proses berfikir individual
10. Akuntabilitas individual(walaupun digunakan kelompok kerja, kinerja
individual harus mudah diobservasi
6
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
11. Terdapat sejumlah definisi dan petunjuk yang jelas
12. Pengalaman siswa menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan
13. Siswa memiliki format pilihan/ cara untuk mempresentasikan produk akhir
14. Kriteria kualitas jelas bagi siswa sejak awal kegiatan
15. Panduan penskoran harus digunakan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat penilaian kinerja adalah sebagai
berikut:
Identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan penilaian kinerja :
Konsep, keterampilan atau pengetahuan apa yang akan kita nilai?
Apa yang seharusnya diketahui oleh siswa?
Bagaimana kinerja siswa yang diharapkan?
Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori, ataukah proses?
Memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa
Perhatikan: batasan waktu yang tersedia, sumber daya alat di kelas, berapa banyak
data yang diperlukan untuk mengetahui kualitas kinerja siswa
Menentukan kriteria kualitas kinerja siswa
Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai
Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk
Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati
Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau kelakuan siswa yang
dapat diamati
Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif
Menyusun rubrik kinerja
Menilai kinerja: metode holistic dan metode analytic
C. Pengukuran Performance Pratikum Dan Non Pratikum
7
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
Aspek politis dan organisasi dalam pengukuran performance berhubungan
dengan indikator performance yang disusun serta ditetapkan. Dampak yang ditimbulkan
oleh penggunaan indikator performance dalam organisasi dan politis sangat besar, yang
menggambarkan kemajuan organisasi tingkat finansial, aktivitas yang akan dikembangkan
dll. Secara pertimbangan politis, sistem pengukuran performance berdampak pada
distribusi dan otoritas organisasi seperti halnya pertimbangan dalam legitimasi
pengambilan kebijakan. Dalam level kompetensi organisasi juga mempengaruhi secara
luas pengukuran performnace yang digunakan. Penggunaan indikator performance
tidaklah sederhana, Ketidak mampuan melepaskan diri dengan isu yang ada berpengaruh
pada pengukuran performance dan bagaimana mengukur performance itu.
Feller (2002) memberikan arahan dalam pengukuran performance:
1. Kebimbang dalam pengungkapan dengan kata tanya apa, kapan, bagaimana, dimana
dan mengapa berdampak pada penemuan ilmiah merupakan pertanyaan dasar
dalam sejarah sain dan teknologi.
2. Apapun kepercayaan dan kepastian dalam melampirkan pengukuran output ilmiah,
transformasi output ke dalam outcome cukup komplek.
3. Barangkali pembatasan yang paling banyak dalam pengukuran performance sebagai
penerapan kebijakan sains yang mungkin sesuai dengan dimensi monitor dan
performance.
4. Sedikit pertimbangan memiliki dampak pada dukungan pemerintah tehadap sains
dan teknologi.
Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu menetapkan
terlebih dahulu tujuan penilaian dan kompetensi dasar yang hendak diukur. Adapun
proses penentuannya secara lengkap dapat dilihat pada bagan berikut ini.
8
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
9
MENENTUKAN TUJUAN PENILAIAN
MEMPERHATIKAN STANDAR KOMPETENSINYA
MENENTUKAN KD-NYA (KD1 + KD2 + KD3 DLL)
TES NON TES
MENENTUKAN MATERI PENTING/ PENDUKUNG KD : UKRK
-PENGAMATAN/ OBSERVASI (SIKAP, PORTFOLIO, LIFE SKILLS)
-TES SIKAP
-DLL
TEPAT DIUJIKAN SECARA TERTULIS/LISAN?
BENTUK URAIAN
BENTUK OBJEKTIF
(PG, ISIAN, DLL)
TIDAK TEPATTEPAT
TES PERBUATAN
- KINERJA (PERFORMANCE)
- PENUGASAN (PROJECT)
- HASIL KARYA (PRODUCT)
- DLL
IKUTI KAIDAH PENULISAN SOAL DAN SUSUNLAH PEDOMAN PENSKORANNYA
Keterangan: KD = Kompetensi Dasar
KD1 + KD2 = Gabungan antar kompetensi dasar
UKRK = Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
Langkah-langkah penting yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan
memiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi
belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh untuk tujuan prestasi belajar, lingkup
materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur disesuaikan seperti untuk
kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas
individu/kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja
praktik/laporan praktikum, ujian praktik.
2. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar
kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi atau yang harus
diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau melalui gabungan
kompetensi dasar.
3. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan
keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan materi penting sebagai
pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah materi yang diujikan harus
mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta didik), kontinuitas (merupakan
materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap mata pelajaran lain), dan
keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK). Langkah selanjutnya
adalah menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah materi tersebut tepat
diujikan secara tertulis/lisan. Bila jawabannya tepat, maka materi yang
bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal apa, pilihan ganda atau uraian.
Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah tes perbuatan:
kinerja (performance), penugasan (project), hasil karya (product), atau lainnya.
4. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman penskorannya.
Dalam menulis soal, penulis soal harus memperhatikan kaidah penulisan soal.
10
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
1. Penilaian produk
Penilaian terhadap keterampilan siswa dalam menggunakan alat serta prosedur kerja
dalam menghasilkan suatu produk (karya); dan aspek kualitas teknis dan estetik
produk (karya) tersebut. Tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses
pembuatannya.
Pengembangan produk meliputi 3 tahap:
Tahap persiapan/perencanaan: merencanakan, menggali, mengembangkan
gagasan, mendesain produk
Tahap pembuatan:menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta
menentukan teknik yang tepat.
Tahap penilaian: kemampuan siswa membuat produk
2. Penilaian Proyek
Penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas berupa suatu investigasi sejak pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian
hingga penyajian data
Penilaian proyek ini dilakukan sejak perencanaan, proses selama pengerjaan tugas,
sampai hasil akhir proyek. Penilaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan daftar
cek atau skala rentang.
3. Penilaian Portofolio
Penilaian terhadap sekumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan guru dan siswa
untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam
mata pelajaran tertentu
Mekanisme penugasan portofolio:
Memulai dengan contoh/model konkret sebelum
11
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
memberi tugas, misal: ringkasan cerita
Model dibahas besama kemudian diuraikan ciri-cirinya,misal: pembukaan, isi,
penutup.
Siswa diminta untuk membuat tugas (dalam proses, guru membimbing siswa
agar mencapai kriteria yang telah ditetapkan)
Apabila untuk satu jenis tugas yang sama dihasilkan
beberapa hasil, siswa memilih tugas yang terbaik
untuk dimasukkan dalam portofolio
4. Penilaian Sikap
Salah satu penilaian berbasis kelas terhadap suatu konsep psikologi yang kompleks, a.l:
sikap terhadap mata pelajaran, guru mata pelajaran, proses pembelajaran, materi
pembelajaran, dan sikap berhubungan dengan nilai yang ingin ditanamkan dalam diri
siswa melalui materi tertentu.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara: observasi perilaku, pertanyaan langsung
dan penggunaan skala sikap.
5. Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian yang meminta siswa
untuk menilai dirinya sendiri berkitan dengan status., proses, dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya.
Inti dari penilaian diri adalah kejujuran siswa dalam mengungkapkan tingkat
pencapaian kompetensi yang ada pada dirinya yang berkaitan dengan konsep, praktik,
dan sikap atau minat melalui format penilaian diri.
Ciri utama penilaian diri:
termotivasi sendiri
adanya komitmen kepala sekolah
12
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
tersosialisasikan dengan baik
berkesinambungan
transparansi
Proses penilaian diri:
siswa menghasilkan observasi sendiri
membuat pertimbagan sendiri
melakukan reaksi sendiri, menafsirkan tingkat pencapaian tujuan dan
menghayati kepuasan hasil reaksi sendiri
D. Penyekoran Performance Pratikum Dan Non Pratikum
Untuk menjaga objektivitas asesmen kinerja diperlukan penetapan rubrik.
Rubrik ini disusun berdasarkan tujuan asesmen. Dalam melaksanakan asesmen dengan
menggunakan rubrik sebaiknya siswa mengetahui tentang kriteria apa saja yang akan
dinilai sehingga mereka dapat memaksimumkan kemampuan yang dimilikinya.
Secara umum pengertian dari rubric adalah :
Alat skoring yang memuat kriteria suatu pelaksanaan pekerjaan atau hasil kerja
Pedoman penilaian yang dipakai dalam penilaian bersifat subyektif
3. Isi Rubrik yangn terdapat dalam suatu rubric : Dimensi
Definisi & contoh dimensi
Skala Penilaian
Standar untuk setiap kategori kinerja
4. Langkah pengembangan Rubrik
Tentukan konsep kinerja
Rumuskan urutan konsep
Tentukan prioritas konsep
Tentukan skala
13
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
Deskripsikan kinerja
Uji coba
Revisi dan reviu skala
5. Rubrik pada asesmen kinerja
Buatlah kriteria penilaian (rubric) bersama siswa
Rubric dapat bersifat umum (holistic): berlaku umum atau bersifat khusus
(analitic): berlaku untuk topik tertentu
Rubric terdiri dari:
1. Rincian aspek atau indikator yg akan dinilai
2. Gradasi mutu dari yg baik sampai ke yang
kurang baik
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian unjuk kerja yaitu:
a. Jenis kriteria
Pada mata pelajaran fisika, kriteria yang selalu diperhatikan adalah :
pemahaman konsep,
pemecahan masalah,
penalaran dan
komunikasi.
b. Sub kriteria
Seringkali beberapa kriteria memiliki beberapa kategori yang disebut sub kriteria.
Sebagai contoh, jika seorang siswa membuat presentasi sebagai bagian dari tugas yang
diselesaikan maka kriteria penilaian dapat berupa “kualitas presentasi” dengan sub
kriterianya bisa berupa “kejelasan dalam menyajikan”, “orisinal dan kesungguhan” dan
“keterlibatan semua anggota kelompok”.
c. Skala penilaian
Dalam menentukan skala yang digunakan ada hal-hal penting yang harus diperhatikan
seperti berikut ini:
14
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
Tujuan penilaian. Ini akan mempengaruhi banyaknya angka pada skala
penilaian. Jika rubrik digunakan untuk melihat kemajuan atau perkembangan
siswa, maka angka pada skala akan lebih banyak daripada rubrik yang
digunakan untuk penilaian saja. Rubrik yang digunakan untuk perkembangan
akan mencerminkan jangkauan usia siswa.
Membagi skala untuk batasan memenuhi dan tidak memenuhi
Sangat penting untuk menentukan batasan yang memenuhi dan tidak
memenuhi.
Sebutan untuk setiap tingkat
Sehubungan dengan keperluan untuk mendefinisikan batasan antara
memenuhi dan tidak memenuhi adalah penyebutan untuk setiap tingkat. Pada
skala 4, contoh sebutan ini adalah “tingkat 1”, “tingkat 2”, “tingkat 3”, dan
“tingkat 4”. Selain itu sebutan dapat juga diungkapkan dengan kata-kata yang
positif seperti “pemula”, “mampu”, “baik”, dan “sangat baik” atau kata-kata
lain yang sejenis.
Deskripsi untuk tingkat penampilan yang berbeda
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan tingkat
penampilan yaitu:
Bahasa yang digunakan. Kata-kata yang digunakan harus deskriptif dan
tidak komparatif. Sebagai contoh kata-kata “rata-rata” haruslah
dihindari.
Deskripsi semua subkriteria. Jika kriteria memuat subkriteria maka tiap-
tiap subkriteria harus dideskripsikan dengan jelas. Sebagai contoh jika
kriteria presentasi memuat ketepatan, orisinalitas dan keterlibatan
setiap anggota kelompok, maka deskripsi penampilan tiap-tiap tingkat
harus meliputi semua subkriteria tadi.
Menghitung skor
15
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai tugas unjuk kerja
yang dikerjakan siswa. skor yang diperoleh masih harus dirubah dulu
dalam skala angka yang ditetapkan (misal dalam bentuk 0 – 100).
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah:
a) Bobot pertanyaan. Apakah bobot dari masing-masing
pertanyaan sama atau berbeda?
b) Cara menghitung. Bagaimana mengitung nilai dari semua skor
yang diperoleh?
Untuk hal ini, dapat dijelaskan dengan contoh rubrik penilaian
presentasi siswa berikut:
Kriteria yang dinilai adalah: kejelasan presentasi, pengetahuan dan penampilan yang
mempunyai sub-sub kriteria seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Skala penilaian
adalah skala 4 angka dengan penyebutan tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, dan tingkat 4. jika
presentasi dilakukan oleh kelompok maka kriteria penilaian dapat ditambah, misalkan
kriteria keterlibatan (kontibusi) dalam kelompok dengan sub kriteria yang berkaitan
dengan kriteria itu. Misalkan dianggap bahwa pengetahuan adalah kriteria yang
terpenting dalam penilaian tersebut maka penilaian diberi bobot 2 sedangkan yang
lainnya hanya diberi bobot 1
16
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
E. Contoh task dan rubrik
LEMBAR I
CONTOH PENILAIAN DENGAN NUMERICAL RATING SCALE
UNTUK MENGAMATI KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM
KALOR JENIS BENDA PADAT
Nama Siswa :
Kelas/Sem :
Mata Pelajaran : Fisika
Berilah tanda (√) centang pada tabel skor untuk setiap tindakan dengan keterangan
sebagai berikut:
5 bila Anda anggap cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat, dan skor 1 bila sangat tidak
tepat
No Aspek Keterampilan Skor
1 2 3 4 5
A. Persiapan
1 Membaca panduan percobaan
2 Mengecek kesesuaian alat dan bahan yang disiapkan di meja
dengan yang ada di buku panduan
3 Mengecek penggunaan neraca
4 Mengecek jenis logam untuk percobaan
5 Mengecek pemanas Bunsen yang akan digunakan
6 Mengecek thermometer dan cara memegangnya
17
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
7 Mengecek gelas kimia
8 Menyiapkan kertas untuk mencatat percobaan
9 Mengecek bejana kalorimeter dan pengaduknya
B. Kegiatan Pendahuluan
10 Cara mengukur massa logam dengan neraca
11 Mencatat massa logam dalam tabel dan menulis satuannya
12 Cara mengukur massa gelas kimia dalam tabel dengan neraca
13 Mencatat massa gelas kimia dalam tabel dan menuliskan
satuannya
14 Cara mengukur massa air
15 Mencatat massa air dalam tabel dan menulis satuannya
16 Cara mengukur massa bejana calorimeter dan pengaduknya
17 Mengukur massa thermometer
C. Kegiatan Percobaan
18 Mengukur suhu air, calorimeter dengan thermometer
19 Mencatat suhu air, calorimeter pada tabel dan menuliskan
satuannya
20 Memanaskan air dalam gelas kimia
21 Cara memanaskan logam dalam gelas kimia
22 Cara mengukur suhu logam dalam gelas kimia
23 Mencatat suhu logam dalam tabel
24 Cara memindahkan logam ke dalam calorimeter
25 Setelah batang logam dimasukkan dalam calorimeter,
dilakukan pengadukan agar perpindahan kalor merata
26 Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu air sebagai suhu akhir
dan mencatatnya dalam tabel disertai satuannya
D. Kegiatan Akhir
18
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
27 Mengecek kembali hasil-hasil pengukurannya
28 Mengembalikan posisi neraca pada keadaan setimbang/netral
29 Mematikan lampu pemanas Bunsen dengan benar
30 Membersihkan gelas kimia, thermometer, batang logam, dan
ditempatkan pada tempatnya
31 Menganalisis data percobaan yang telah diperoleh dan
membuat laporan sederhana hasil percobaan
Total
…………..,………………….20….
Guru Mata Pelajaran
………………………………………
19
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
LEMBAR II
CONTOH PENILAIAN DENGAN KRITERIA RUBRIK
UNTUK MENGAMATI KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM
KALOR JENIS BENDA PADAT
Nama Siswa :
Kelas/Sem :
Mata Pelajaran : Fisika
No Aspek Keterampilan Ya Tidak
1 Membaca panduan percobaan
2 Mengecek kesesuaian alat dan bahan yang disiapkan di meja
dengan yang ada di buku panduan
3 Mengecek penggunaan neraca
4 Mengecek jenis logam untuk percobaan
5 Mengecek pemanas Bunsen yang akan digunakan
6 Mengecek thermometer dan cara memegangnya
7 Mengecek gelas kimia
8 Menyiapkan kertas untuk mencatat percobaan
9 Mengecek bejana kalorimeter dan pengaduknya
10 Cara mengukur massa logam dengan neraca
11 Mencatat massa logam dalam tabel dan menulis satuannya
12 Cara mengukur massa gelas kimia dalam tabel dengan neraca
13 Mencatat massa gelas kimia dalam tabel dan menuliskan
satuannya
14 Cara mengukur massa air
15 Mencatat massa air dalam tabel dan menulis satuannya
16 Cara mengukur massa bejana calorimeter dan pengaduknya
17 Mengukur massa thermometer
18 Mengukur suhu air, calorimeter dengan termometer
19 Mencatat suhu air, calorimeter pada tabel dan menuliskan
satuannya
20
Berilah tanda (√) centang di bawah kata ‘Ya’ bila Anda anggap bahwa aspek keterampilan yang dinyatakan itu memang ada dan benar, dan berilah tanda centang di bawah kata ‘tidak’ bila aspek keterampilan itu muncul, tetapi tidak benar atau aspek itu tidak muncul sama sekali. Kata ‘ya’ diberi skor 1 dan kata ‘tidak’ diberi
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
20 Memanaskan air dalam gelas kimia
21 Cara memanaskan logam dalam gelas kimia
22 Cara mengukur suhu logam dalam gelas kimia
23 Mencatat suhu logam dalam tabel
24 Cara memindahkan logam ke dalam kalorimeter
25 Setelah batang logam dimasukkan dalam calorimeter, dilakukan
pengadukan agar perpindahan kalor merata
26 Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu air sebagai suhu akhir
dan mencatatnya dalam tabel disertai satuannya
27 Mengecek kembali hasil-hasil pengukurannya
28 Mengembalikan posisi neraca pada keadaan setimbang/netral
29 Mematikan lampu pemanas Bunsen dengan benar
30 Membersihkan gelas kimia, thermometer, batang logam, dan
ditempatkan pada tempatnya
31 Menganalisis data percobaan yang telah diperoleh dan
membuat laporan sederhana hasil percobaan
Total
21
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
LEMBAR III
CONTOH PENILAIAN DENGAN DESCRIPTIVE RATING SCALE
UNTUK MENDESKRIPSIKAN PARTISIPASI SISWA DALAM
KEGIATAN DISKUSI KELAS
Nama Siswa :
Topik :
Tanggal :
1. Bagaimanakah aktifitas siswa dalam diskusi?
Sangat aktif Tidak Aktif
2. Bagaimanakah kemampuan siswa mengemukakan pendapat?
Sangat lancar Tidak lancar
3. Bagaimanakah urutan pikiran siswa?
Runtut Kacau
4. Bagaimanakah kemampuan siswa membantah pendapat orang lain?
Tepat Klise
5. Bagaimanakah kemampuan mendukung pendapat orang lain?
Logis Tak Jelas
22
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
LEMBAR IV
CONTOH PENILAIAN DENGAN DAFTAR CHECK UNTUK MENGAMATI
KEGIATAN MENGERJAKAN LATIHAN SOAL DALAM KELOMPOK
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Topik Diskusi :
Tanggal :
Kelompok :
No Nama SiswaAktivitas Positif Aktivitas Negatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ANI √ √ √ √
2 BOBI √ √ √ √ √
3 CITRA √ √ √
4 DINO √ √
5 EKA √ √ √ √ √
Jumlah
Berilah tanda (√) centang pada kolom :
Akitivitas Positif dengan keterangan :
1 = Mengerjakan soal latihan
2 = Mengemukakan gagasan untuk memecahkan soal latihan
3 = Mencari cara menyelesaikan soal dari buku/sumber belajar
4 = ……………………………….
5 = ……………………………….
Aktivitas Negatif dengan keterangan :
23
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
6 = Pasif/tidak berpartisipasi aktif dalam diskusi
7 = Mengganggu aktivitas/pekerjaan teman lainnya
8 = Melakukan aktivitas yang mengganggu teman di luar konteks diskusi
9 = ……………………………….
10 = ……………………………….
No Nama SiswaSkor
Aktivitas Positif
Skor
Aktivitas NegatifSelisih Skor
1 ANI 4 0 4
2 BOBI 5 0 5
3 CITRA 3 0 3
4 DINO 1 -1 0
5 EKA 3 -2 1
KETERANGAN :
Banyaknya aktivitas positif sebaiknya lebih banyak daripada aktivitas negative agar skor
akhir tidak bernilai negatif
24
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
BAB III. KESIMPULAN
Setiap inovasi dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan
institusional baik yang bersifat lokal, regional, maupun nasional. Dalam kaitannya dengan
penggunaan asesmen otentik dalam pembelajaran, perlu ditentukan/disepakati paling tidak
dalam lingkup sekolah (peserta didik, guru, dan administratur sekolah) bagaimana asesmen
dapat dilakukan
Penilaian terhadap performance dapat diartikan penilaian formatif jangka panjang
(Joni, 1981). Penilaian ini dilakukan dengan mengkonsepsikan kriteria semakin jauh
menjangkau ke depan dan meletakkan dasar bagi pembinaan serta penyempurnaan sistem
secara terus menerus. Penilaian terhadap performance disusun dalam bentuk indikator-
indikator performance.
Penialaian kinerja memiliki duabelas metode, dimana dari kedua belas penilaian
kinerja digolongkan pada dua bagian kegiatan yaitu :
1. Kegiatan pratikum
yang termasuk kegiatan pratikum adalah observasi, Praktek, proyek dan kerja
ilmiah.
2. Kegiatan non pratikum
Sedangkan yang termasuk non pratikum adalah interviu, portopolio, Penilaian
essay, paper, kuesioner, daftar cheks, penilaian oleh teman, dan penilaian diskusi
25
Performance of Product and Skill oleh Rusyda. J 15 Mei 10
DAFTAR PUSTAKA
DANTES, NYOM.2009 . Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses dan Produk dalam Pembelajaran Yang Berbasis Kompetensi.
Dharma, Surya. 2008. Penilaina Hasil Belajar. Ditjen PMPTK.
http://pendidikansains.blogspot.com/2010_02_01_archive.html
http://www.p4tkipa.org/jurnal/index.html?poppy_k__devi2.htm
http://rizfadli.blogspot.com/2009/12/asesmen-otentik.html
http://www.fendy-07.co.cc/2009/11/penilaian-berbasis-kelas.html
http://smkn1kertajati.dikti.net/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=3&Itemid=44&limitstart=5
http://www.p4tkipa.org/jurnal/index.html?i_made_alit_mariana.htm
Ratna wulan, Ana. ……… Skenario Baru bagi Implementasi Asesmen Kinerja Pada Pembelajaran Sains di Indonesis. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
Ratna wulan, Ana. ……… Penilaian Kinerja dan Portopolio Pada Pembelajaran Biologi. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
26