Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung
-
Upload
selvia-elga -
Category
Documents
-
view
21 -
download
7
description
Transcript of Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung
![Page 1: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/1.jpg)
Perawatan dental pada anak dengan kelainan jantung
Willyanti Soewondo Syarif, Syarief Hidayat
Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
ABSTRACT
The aim of this this article is to recognize alternative treatment for Heart Diseases in
children.This patient is one of medically compromised patient oftenly become dentist patient.
Heart diseases consist of congenital Heart Diseases and Acquired heart diseases.
Dental Treatment Planning of this patient depend on mild and severity of diseases, the
treatment might be conventional in dental practice and hospital setting; interdisciplinary
approach with cardiolog, dental anesthetist and pediatric dentist, using farmacological
approach. The treatment suggestion to this patient are preventive dental diseases, due to the
diseases; giving antibiotic prophylactic, and technic avoiding endocarditis bacterialis due to
bacteriaemia.
Conclusion: treatment suggestios in managing patient with heart diseases is
preventive procedures, and interdicipllinary approach with other specialistic related due to
pharmacological approach.
Key Words: Congenital heart Diseases, acquired heart diseases, prophylactic antibiotic,
pharmacological approach.
Korespondensi: DR. Drg. Willyanti Soewondo Syarif, SpKGA (K). Bagian Ilmu
Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandung.
PENDAHULUAN
Kelainan jantung pada anak yang umumnya terjadi adalah penyakit jantung bawaan
atau Congenital Heart Diseases /CHD. Congenital Heart Diseases adalah kelainan jantung
bawaan yang terjadi pada anak dan merupakan salah satu jenis medically compromised
patient yang sering datang ke praktek dokter gigi.1,2 .Salah satu peran dari dokter gigi anak
mengkoordinir penanganan anak dengan medically compromised. Sering digunakan istilah
medically compromised untuk mengingatkan klinisi bahwa anak-anak ini mempunyai kondisi
medis juga dapat mempengaruhi perawatan dental atau dapat juga disertai dengan tanda
dental/ oral yang spesifik1. Tujuan dari makalah ini adalah agar dokter gigi mengetahui/
mengenal cara penanganan anak dengan kelainan jantung bawaan.
TINJAUAN UMUM KELAINAN JANTUNG PADA ANAK
Penyakit kelainan jantung dibagi 2 kelompok besar yaitu penyakit jantung kongenital
(Congenital Heart Diseases/CHD) yang ada sebelum kelahiran dan penyakit jantung dapatan
![Page 2: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/2.jpg)
yang terjadi setelah lahir.1,2,3 Keparahannya bervariasi luas, 2/3 penderita menunjukkan
gejala
pada tiga tahun pertama kehidupan.2,3
Congenital Heart Deseases (Chd)
CHD berhubungan dengan abnormalitas struktur jantung dan dapat menjadi salah satu
gejala dari sindrom atau abnormalitas kromosom. 70% pasien dengan sindrom down
mengalami CHD. CHD mengenai 8-10 kasus per 1000 anak lahir hidup dengan gender yang
seimbang. Mayoritas kasus menunjukkan bahwa tidak ada faktor genetik tertentu sebagai
penyebab, tetapi faktor yang berisiko tinggi untuk terjadinya penyakit jantung bawaan ini
diantaranya maternal rubela diabetes, alcoholism, konsumsi obat-obatan selama hamil seperti
phenitoin dan warfain. Keparahan penyakit tergantung dari hemodinamik lesi. Gangguan
aliran darah disebabkan oleh abnormalitas struktur atau defek obstruktif yang mengakibatkan
shunting aliran darah.1
Yang termasuk CHD adalah Ventricular septal defect, (VSD), Atrial septal defect
(ASD), Patent Ducus Arteriosus (PDA) dan tetralogy of fallot (TOF). VSD adalah defek
septum dalam dinding ventrikel yang paling banyak terjadi. Defek kecil biasanya tanpa gejala
dan diketahui saat pemeriksaan rutin. Defek besar dapat menyebabkan sesak nafas, kesulitan
makan dan buruknya pertmbuhan. 30%-50% defek kecil dapat menutup sendiri dan terjadi di
tahun pertama, sedangkan defek besar biasanya ditutup dengan pembedahan. ASD adalah
defek septum dekat foramen ovale, lebih sering pada orang dewasa. PDA merupakan
kegagalan penutupan duktus yang menghubungkan areteri pulmonalis dengan aorta, hal ini
sering terjadi pada bayi lahir dengan prematur. Tetralogy of fallot (TOF) meliputi kelainan
jantung bawaan tipe sianotik yang paling banyak terjadi dengan persentase 7 – 10% dari
seluruh Congenital Heart Defect (CHD), merupakan kasus yang cukup berat, karena terdiri
dari 4 defek yaitu Ventricular) septal defect, pulmonarhy stenosis, dextroposition aorta, right
ventricular hypertrophy. 1,2,3,4 TOF ini merupakan kelainan pertumbuhan jantung dimana
terjadi defek atau lubang dari infundibulum septum intraventrikular dan umumnya TOF
menyebabkan sianosis saat lahir dan saat bayi.
Berdasarkan manifestasi klinis, CHD terdiri dari 2 tipe yaitu tipe sianosis dan
asianosis. Tipe sianosis seperti pulmonary stenosis, tetralogy of fallot (TOF).3 Manifestasi
klinis tipe sianosis;sianosis sistemik, clubbing finger, dyspnea dan heart murmur. Adapun
prognosisnya tergantung dari berat ringannya malformasi. Pada tipe sianosis aliran adalah
right to leftt shunt. Tidak ada tanda oral spesifik pada pasien dengan CHD, manifestasi klinis
![Page 3: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/3.jpg)
tergantung dari anomaly struktur yang diderita.4,5 Manifestasi oral dari CHD adalah sianosis
gusi dan stomatitis, glositis, defek email terutama pada gigi sulung, meningkatnya risiko
karies dan penyakit periodontal.1,2,5
Gambar 1. Sianosis Gusi pada CHD
Gb 2a. Sianosis Bibir pada pasien CHD2 Gb 2b. Clubbing finger2
Sianosis pada gusi dan Clubbing finger pada pasien dengan CHD tipe sianosis.2
Termasuk tipe asianosis adalah ASD, VSD, PDA, Aortic Stenosis, Pulmonary Stenosis. Tipe
asianosis aliran adalah left to right shunt dan mempunyai prognosis lebih baik dari tipe
sianosis. Manifestasi klinis tipe asianosis adalah dapat terjadi gagal jantung, respiratory
distress, heart murmur dan cardiomegaly.
ETIOLOGI
Etiologi belum diketahui jelas, diduga multifaktorial sebagai interaksi faktor genetic
dan lingkungan termasuk infeksi yang terjadi, dan adanya faktor teratogen saat trimester 1
kehamilan.1,2,3,4,5
CHD banyak berhubungan dengan sindrom seperti, atau menjadi salah satu gejala
sindrom seperti pada Sindrom Down, Hurler, Marfan, Turner, gangguan enzyme dan
osteogenesis imperfekta. Defek dapat ringan dan dapat juga berat seperti pada TOF dan defek
vascular.3,4
Tabel 1. menunjukkan prevalensi macam-macam penyakit CHD.2,
Ventricular Septal Defect 28
Atrial Septal Defect 10
Pulmonary stenosis 10
Patient Ductus Arteriosus(PDA) 10
Tetralogy of fallot 10
Aortic Stenosis 7
Coartated of thearto 5
Transposition of great arteriol 5
Diverse 15
Penyakit jantung dapatan antara lain, miokarditis, endokarditis bakterialis, dan
rheumatic fever/demam rematik. Penyakit jantung dapatanpun dapat berprognosis buruk.2,4
Demam Rematik
Demam rematik merupakan penyakit jantung dapatan yang dapat disebabkan infeksi
![Page 4: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/4.jpg)
pernafasan oleh streptokokus hemolitikus grup A dan adanya faktor predisposisi untuk
terjadinya demam rematik. 3 Manifestasi klinis; dapat bersifat mayor dan minor. Mayor yaitu
meliputi adanya carditis, poliartritis, eritema marginatum, chorea. Minor yaitu fever,
poliarthralgia. Diagnosis ditentukan berdasarkan kultur Sterptokokus hemolitikus A Beta dan
adanya peningkatan jumlah antistreptolisisn O. Penyakit ini dapat merusak endokardium dan
mengenai bagian jantung lainnya bahkan organ lainnya. Pencegahan meliputi pemberian
antibiotic profilaksis pada saat awal fase akut.3
Endokarditis Bekterialis
Endokarditis bakterialis merupakan adanya infeksi dari dinding permukaan
endokardial, dapat terjadi karena adanya defek dari endokardial atau dapat juga disebabkan
oleh septicaemia.2,3,4,5 Mekanisme terjadinya endokarditis bakterialis tidak jelas tetapi
diduga
berhubungan dengan endothelium, bakteri dan respon inang. Infeksi bermula dari kerusakan
permukaan endotel yang menyebabkan kerusakan local yang mengakibatkan terjadinya lesi
pada kardiak. Tanda Endokarditis bakterialis adalah demam,murmur jantung,kultur darah
positif .Komplikasi yang paling buruk adalah terjadinya gagal jantung.
Terdapat 2 tipe yaitu Acute Bacterial Endocarditis (ABE), Sub Acute Bacrerial
Endocarditis (SBE).Acute Bacterial Endocarditis ditandai dengan demam tinggi dan
disebabkan oleh stafilokokus aureus dan organism lainnya dengan patogenitas tinggi. Terapi
adalah dengan pemberian antibiotic secara intravena. Sub Acute bacterial endocarditis juga
ditandai dengan anorexi, penurunan berat badan malaise, demam tinggi. Penyebabnya adalah
streptokokus viridans dan organism lainnya dengan patogenitas rendah. Terapi adalah dengan
pemberian antibiotik secara intravena. Dekade sekarang klasifikasi akut dan sub akut bukan
hanya berdasarkan cepat tidaknya serangan tetapi berdasarkan mikroorganisme kausatif dan
katup yang terkena.4
Heart Murmur
Heart Murmur adalah suatu suara yang ada pada saat sistol atau diastol dapat bersifat
ringan ataupun berat dan patologis tergantung menurut saat durasi, dan intensitas.1,4
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA PERAWATAN DENTAL2,3
1. Pencegahan endokarditis bakterialis di rumah. Pertimbangan penting dalam
merencanakan perawatan gigi adalah mencegah penyakit gigi dan mulut. Pasien dengan
CHD termasuk ke dalam kelompok yang berisiko terkena karies terutama pada periode
gigi sulung. Drg harus membuat intruksi home care yang baik pada orang tua dan pasien
![Page 5: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/5.jpg)
agar memelihara kesehatan gigi dan mulutnya dengan baik karena bakteriaemia dapat
terjadi/ diperberat oleh kebersihan mulut yang buruk. Demikian juga pada pemakaian
dental floss dan alat bantu kebersihan gigi harus hati-hati karena pemakaian dental floss,
semprot air bertekanan tinggi dapat berisiko bakteriemia.
2. Prosedur preventif. Yang penting dalam perawatan anak dengan CHD adalah
pencegahan penyakit gigi dan mulut yang meliputi pemberian fluor baik sistemik
ataupun lokal, penutupan fisur yang dalam, yang dilanjutkan dengan melibatkan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di rumah (home care). Prosedur ini dapat
mencegah terjadinya endokarditis bakterialis.
3. Pencegahan Endokarditis bakterialis pada perawatan dental. Pencegahan
Endokarditis bakterialis meliputi pemberian profilaksis antibiotic pada prosedur dental
yang dapat mengakibatkan perdarahan mukosa, gusi/pulpa seperti ekstraksi, perawatan
pulpa. Sebaiknya perawatan gigi invasiv seperti ekstraksi, perawatan endodontik
dihindari karena dapat menyebabkan bakteriaemia bila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Bila diperlukan sekali perawatan ekstraksi ataupun perawatan endodontic maka harus
dilakukan pemberian profilaksis antibiotik dan pasien sebaiknya kumur dengan mouth
wash.
4. Mouth Preparation. Mouth preparation penting dilakukan apabila akan dilakukan
pembedahan pada anak dengan CHD.
PENANGANAN DENTAL PASIEN DENGAN KELAINAN JANTUNG.1,2,3,4
Penanganan pasien dengan kelainan jantung harus dilakukan secara interdiciplinary
approach dengan dokter spesialis jantung anak/cardiologist anak dan spesialis lainnya seperti
anesthesis. Pemeriksaan dan konsultasi yang harus dilakukan adalah :
1. Riwayat medis meliputi riwayat kesehatan lampau dan saat sekarang, obat-obatan yang
dikonsumsi, riwayat opname.
2. Pemeriksaan oral dengan terapi komprehensif.
3. Profilaksis antibiotik. Hal ini dilakukan bila defek belum menutup dan pasien akan
dilakukan perawatan saluran akar gigi, ekstraksi dengan pendekatan konvensional.Hal ini
dapat dilakukan bila defek sudah ditutup atau menutup spontan, dengan sebelumnya selalu
berkonsultasi dengan cardiologist anak. Amoxicillin merupakan drug of choice antibiotik
untuk profilaksis antibiotic dalam pencegahan endokarditis bakterialis.4
4. Pada kasus rampan karies dengan kasus kelainan jantung berat (TOF) maka harus
dilakukan koordinasi perawatan dengan dokter spesialis lain yang terkait (cardiolog anak,
anesthetist, dokter gigi anak ) dan perawatan dental dilakukan dengan pendekatan
![Page 6: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/6.jpg)
farmakologi taitu di bawah anestesi umum, karena perawatan dapat selesei dalam satu
sesi. Dalam hal ini dirujuk ke bagian Special Care Dentistry dan dirawat secara
5
interdisiplin. Selalu berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat, harus diingat
bahwa tipe sianosis merupakan kelompok yang berisiko saat akan dilakukan anestesi
umum.
5. Rencana perawatan pada pasien dengan kelainan jantung dibawah anestesi umum adalah:
premedikasi, profilaksis antibiotic, anesthesia, dan pertimbangan bedah.
6. CHD tipe sianosis tertentu berisiko untuk mengalami hipoksia, polisitemia, koagulasi
intravascular, disfungsi hati, oleh karena itu harus hati-hati agar meminimalisir bahaya.3
7. Merupakan kontra indikasi prosedur dental elektif pada pasien gangguan jantung tertentu
seperti infark myocardial, aritmia yang tidak terkontrol, dan congesti heart failure .
8. Perawatan dental dapat dilakukan baik dengan pendekatan konvensional/non farmakologi
maupun dengan pendekatan farmakologi tergantung berat ringannya kasus.
SIMPULAN
Perawatan dental pada anak dengan penyakit jantung diutamakan prosedur preventif,
penanganan bervariasi dari pendekatan konvensional sampai pendekatan farmakologi dan
dilakukan secara interdisiplin dengan dokter spesialis terkait lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of pediatric dentistry. 2nd ed. Sydney: Cv. Mosby;
2003. p. 234-84.
2. Welbury RP. Paediatric dentistry. 2nd ed. New York: Oxford University Press; 2001. p.
369-90.
3. Sanger, Roger G, Casammassimo, Belanger, Stewart. Oral manifesstations of systemic
diseases. In: Stewart RE, Barber TK, Troutman KC, Wei SHY. Editors. Pediatric
dentistry, scientific foundation and clinical practice. ST.Louis: The C.V. Mosby Co.;
1982. p. 303-6.
4. Little James W, Falace Donald A, Miler Craig S, Rhodus Nelson L. Dental management
of medically compromised patient. 5nd. St.Louis, Boston, Sydney, Tokyo: Mosby; 1997. p.
103, 146-9.
5. Moller Palmi. Treatment of the handicapped child. In: Finn Sidney B. Clinical
pedodontics 4th ed. Philadelphia: WB. Saunders Company; 2003. p. 581-2.
![Page 7: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/7.jpg)
A. Compromise Medic pada Pasien Gangguan Pernapasan
1. DENTAL MANAGEMENT pada Pasien COPD
Pencegahan
Sebagian besar pasien dengan Chronic obstructive pulmonary disease (COPD)
mempunyai riwayat pernah merokok tembakau. Kesehatan gigi didapatkan
dengan menyarankan pasien agar berhenti merokok.
Dental Management of the Patient With COPD
Memeriksa riwayat dari bukti-bukti bersamaan dengan penyakit jantung;
lakukan tindakan pencegahan secara tepat jika ternyata terdapat penyakit
jantung.
• Hindari perawatan jikaterdapat infeksi pernapasan bagian atas
• Lakukan perawatan pada posisi kanan atas kursi.
• gunakan lokalanestesi jika perlu.
• hindari menggunakan rubber dam pada kondisi
• gunakan pulse oximetry tmemonitor saturasi atau kejenuhan oxygen.
• gunakan low-flow (2 to 3 L/min) supplemental oxygen ketika oxygen
saturation turun dibawah 95%; itu akan menjadi penting ketika oxygen
saturation turun di bawah 91%.
• hindari nitrous oxide/oxygen inhalation sedation pada pasien yang severe
COPD dan emphysema.
• mempertimbangkan dosis rendah oral diazepam atau jenis
benzodiazepine lain; menyebabkan mulut kekeringan.
• hindari penggunaan barbiturates, narcotics, antihistamines, dan
anticholinergics.
• Supplemental steroids bisa dibutuhkan jika pasien mengkonsumsi steroid
dan akan dilakukan invasive prosedur.
• Hindari erythromycin, macrolide antibiotics, dan ciprofloxacin untuk
pasien yang mengkonsumsi theophylline.
• jangan gunakan general anesthesia.
![Page 8: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/8.jpg)
2. DENTAL MANAGEMENT pada Pasien Asma
Penyebab paling umum dari sesak nafas pada penderita asma adalah
serangan asma akut. Rasa cemas, terutama pada anak-anak dapat menjadi
pendorong terjadinya episode asma akut seperti juga alergi atau infeksi.
Merupakan tindakan yang bijaksana untuk menghindari perawatan pada
penderita asma yang emosional yang baru sembuh dari infeksi pada daerah
dada atau pada waktu yang paling buruk bagi penderita asma yang alergi
(musim hujan).
Gejala Klinis Asma
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas dengan sejumlah
sel dan elemen sel yang berperan. Inflamasi kronik è hipereaktivitas saluran
napas meningkat è episodik berulang : sesak napas, mengi, dada terasa berat
dan batuk terutama pada malam atau dinihari. Gejala episodik tersebut
berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang difus dengan derajat
bervariasi dan bersifat reversibel baik secara spontan atau dengan pengobatan.
tanda – tanda sumbatan jalan nafas – sesak napas, bunyi mengi yang keras dan
memakai otot-otot tambahan untuk bernapas. Kadang-kadang begitu
sedikitnya udara yang masuk sehingga bunyi mengi tidak jelas terdengar
- takikardia lebih dari 120/menit
- sianosis
- Dispnoe yang parah, dimana pasien menjadi sangat susah bernapas dan bicara
Strategi penatalaksanaan:
- Pendidikan penderita
- Identifikasi dan menghindari faktor pencetus
- Obat-obatan untuk mengontrol asma
- Penentuan klasifikasi asma
- Penatalaksanaan eksaserbasi akut yang adekuat
- Pemantauan dan pengobatan asma jangka panjang
- Latihan fisik atau kebugaran jasmani
Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada Pasien Asma
![Page 9: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/9.jpg)
1) Posisikan pasien harus tenang dan rileks
2) Mempersiapkan bronkodilator pada penderita asma bronchial
3) Pada asma kardial dihindarkan penambahan vasokonstriktor
Kegawatdaruratan pada Pasien Asma
- Mempersiapkan IDT (Inhaler Dosis Terukur) aerosol
- IDT dikocok, tutup dibuka
- Inhaler dipegang tegak, ekspirasi pelan-pelan
Inhaler di antara bibir yang rapat, inspirasi pelan-pelan, kanester ditekanà tarik
napas dalam-dalam
- Tahan napas sampai 10 detik atau hitung 10x
1) Naikkan dosis inhaler 2 kali lipat saat kambuh. Cara ini bisa tidak
berhasil dan karena itu lakukan segera langkah – langkah berikut :
- Berikan segera injeksi hidrokortison suksinat 200 mg IV, dan tambahkan
prednisolon oral dengan dosis 20 mg.
- Berikan oksigen
- Mintalah bantuan medis dan ambulans
Yang perlu diingat : berikan adrenalin sebab pasien mungkin menerima bahan
stimulan ß2 adrenoseptor (contoh : salbutamol berupa inhaler).
2) Menempatkan pasien dalam posisi senyaman mungkin dengan
menegakkan tubuh pasien dengan tangan terlentang.
3)
1. VSD (Ventracular Septal Defect)/ Sekat Bilik Jantung Berlubang
VSD adalah kelainan jantung berupa lubang pada sekat antarbilik jantung yang
menyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan jantung. Kebocoran
ini membuat sebagian darah kaya oksigen kembali ke paru-paru sehingga
menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru-paru. Bila lubangnya kecil, VSD
tidak memberikan masalah berarti. Bila besar, bayi dapat mengalami gagal jantung.
VSD adalah kelainan jantung bawaan yang paling sering terjadi (30% kasus). Gejala
utama dari kelainan ini adalah kesulitan menyusui dan gangguan pertumbuhan, nafas
pendek dan mudah lelah. Bayi dengan VSD besar cepat tidur setelah kurang
menyusui, bangun sebentar karena lapar, mencoba menyusu lagi tetapi cepat
kelelahan, tertidur lagi, dan seterusnya.
![Page 10: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/10.jpg)
2. PDA (Persisten Duktus Arteriosus Persisten)
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan arteria pulmonalis
dengan bagian aorta distal dari arteria subklavia, yang akan mengalami perubahan
setelah bayi lahir, yaitu : "Normal postnatal patency" : Secara fungsional, duktus
arteriosus masih terbuka karena hipoksia atau pada bayi kurang bulan, dan akan
menutup sendiri bila keadaan yang mendasari telah membaik. "Delayed, non surgical
closure" : Duktus arteriosus akan menutup baik fungsional maupun anatomis, tetapi
hal ini terjadi lebih lambat walaupun keadaan-keadaan yang mendasari telah
membaik. Penutupan ini terjadi karena secara normal menutup sendiri, atau secara
abnormal yaitu karena infeksi atau trombosis pada duktus arteriosus tersebut.
"Persistent patency of the ductus" (PDA) : Duktus arteriosus tetap terbuka secara
anatomis sampai dewasa. Tindakan pembedahan dilakukan secara elektif (sebelum
masuk sekolah). Tindakan pembedahan dilakukan lebih dini bila terjadi : Gangguan
pertumbuhan, Infeksi saluran pernafasan bagian bawah berulang, Pembesaran
jantung/payah jantung dan Endokarditis bakterial 6 bulan setelah sembuh
3. PS (Pulmonary Stenosis)/ Penyempitan Katup Paru
PS adalah penyempitan katup paru yang berfungsi mengatur aliran darah rendah
oksigen dari bilik kanan jantung ke paru-paru. Dengan penyempitan ini, bilik kanan
harus bekerja keras memompa darah sehingga makin lama makin membesar
(hipertrofi). PS terjadi pada 10% kasus. Banyak penderita yang baru terdiagnosis
setelah dewasa. Bila demikian, dampaknya mungkin sudah sangat merusak berupa
penyakit paru, risiko stroke tinggi dan usia harapan hidup yang rendah.
4. ASD (Atrial Septal Defect) / Sekat Serambi Jantung Berlubang
Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya lubang di antara dua serambi jantung
atau terdapat hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri yang tidak ditutup
oleh katup. ASD adalah adanya lubang atau defek pada sekat yang memisahkan
atrium kiri dan kanan. Lubang ini menimbulkan masalah yang sama dengan VSD,
yaitu mengalirkan darah kaya oksigen kembali ke paru-paru. ASD terjadi pada 5-7%
![Page 11: Perawatan Dental Pada Anak Dengan Kelainan Jantung](https://reader036.fdocuments.us/reader036/viewer/2022082408/55cf9206550346f57b92d305/html5/thumbnails/11.jpg)
kasus dan lebih banyak terjadi pada bayi perempuan dibandingkan bayi laki-laki.
5. TF (Tetralogi Fallot)
TOF adalah komplikasi kelainan jantung bawaan yang khas, dan melibatkan empat
kondisi: Sekat bilik jantung berlubang (VSD), penyempitan katup paru (PS), bilik
kanan jantung membesar (hipertrofi) dan akar aorta tepat berada di atas lubang VSD.
Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum ventrikel
dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling sedikit sama besar
dengan lubang aorta. Lubang VSD biasanya besar dan darah mengalir dari bilik
kanan melalui lubang ini menuju bilik kiri. Hal ini terjadi karena adanya hambatan
pada katup paru. Setelah masuk ke bilik kiri, darah yang rendah oksigen itu dipompa
ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh. Itulah sebabnya bayi penderita TOF
memiliki kulit yang membiru karena kekurangan oksigen.