Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan ...
Transcript of Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan ...
Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan Fitur
Control Access Point System Manager (CAPsMAN)
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Danny Iswoyo Filbert (672014128)
Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2019
Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan Fitur
Control Access Point System Manager (CAPsMAN)
Artikel Ilmiah
Dianjurkan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarja Komputer
Peneliti :
Danny Iswoyo Filbert (672014128)
Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2019
1
2
3
4
5
1. Pendahuluan
Dari tahun ke tahun perkembangan jaringan internet semakin pesat, terutama di
zaman yang modern ini. Salah satunya teknologi jaringan berbasis wireless atau yang
biasa di sebut Wi-Fi. Sudah tidak asing dengan yang namanya Wi-Fi, yang merupakan
singkatan dari wireless fidelity ini adalah jaringan nirkabel komputer yang banyak
digunakan untuk mempermudah aktivitas orang-orang, Wi-Fi menggunakan frekuensi
gelombang radio dalam rentang 2,4GHz s/d 5GHz [1]. Wi-Fi telah berkembang lebih
luas lagi dalam teknologi untuk mengakses internet, memungkinkan seseorang yang
mempunyai gadget atau perangkat elektronik yang memiliki wireless device lainnya
dapat terhubung ke internet. Sekarang banyak tempat seperti bandara, perkantoran,
cafe, restoran, hotel, perumahan, kost, yang sudah menyediakan fasilitas Wi-Fi dengan
kecepatan jaringan yang berbeda-beda. Kehadiran Wi-FI menjadi penghubung bagi
setiap pengguna yang ingin mengakses internet dengan mudah pada area sekitar yang
memfasilitasi tempat tersebut dengan Wi-Fi untuk menarik pelanggan pada setiap
tempat usaha khususnya di tempat kumpul dan bersantai seperti cafe yang
menyediakan Wi-Fi. Mengenai Wi-Fi pastinya juga ada access point yang ada untuk
menghubungkan perangkat wireless ke jaringan internet. Pastinya banyak access point
yang tersedia bagi tempat-tempat yang besar dan lebar. Bagi tempat-tempat besar yang
menyediakan layanan Wi-Fi jangkauan sinyal yang dipancarkan dari access point yang
ada juga perlu di lihat apakah sinyal di tempat itu kuat atau lemah. Masalah yang
muncul pada tempat yang menyediakan layanan Wi-FI antara lain kendala pada
jangkauan sinyal yang dipancarkan dari access point, serta banyaknya access point
yang tersedia akan memperlambat apabila mau melakukan proses konfigurasi yang
akan diberikan pada setiap access point yang ada sehingga teknisi yang melakukan
proses konfigurasi ini perlu untuk login pada setiap access point yang ada dan
memakan banyak waktu dan ini merupakan proses yang tidak efektif dan efesien.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi CAPsMAN dapat
memberi jawaban atas masalah sinyal jangkuan dari access point dan bagaimana cara
6
memberikan konfigurasi satu access point ke semua access point tanpa perlu untuk
login di setiap access point yang ada.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem
jaringan access point yang dapat melakukan konfigurasi secara terpusat sehingga bagi
tempat-tempat yang memiliki access point yang banyak tidak perlu untuk melakukan
konfigurasi satu per satu pada setiap access point yang ada sehingga lebih efektif dalam
proses konfigurasi yang tidak membutuhkan banyak waktu dalam melakukan
konfigurasi untuk banyak access point yang digunakan dan lebih efesien karena
CAPsMAN membantu mengontrol banyak access point secara terpusat tanpa perlu
login pada setiap access point yang ada serta mempermudah dalam proses monitoring
jaringan . Pada penelitian ini menggunakan perangkat Mikrotik untuk konfigurasi
CAPsMAN sehingga konfigurasi yang dilakukan hanya bisa diterapkan pada perangkat
mikrotik dengan menggunakan perangkat lunak berupa WinBox. Penelitian ini
dilakukan untuk mengefesiensikan proses konfigurasi pada setiap access point yang
ada sehingga konfigurasi yang dilakukan bisa diterapkan untuk semua access point
yang digunakan tanpa harus melakukan konfigurasi satu per satu pada setiap access
point yang ada.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu mengenai “Implementasi Controller Access Point System
Manager (CAPsMAN) dan Wireless Distribution System (WDS) Jaringan Wireless Di
SMK Terpadu Al Ishlahiyah Singosari Malang” peneliti membahas tentang
Implementasi Control Access Point System Manager yang digunakan sebagai Control
Access Point Di SMK terpadu Al Ishlahiyah. Banyaknya SSID yang tersedia akan
mengganggu kinerja user dikarenakan saat berpindah tempat harus login kembali serta
diperlukan manajemen bandwidth. Melalui pengujian mendapatkan hasil router yang
di buat CAPsMAN serta disatukan dengan Wireless Distribution System (WDS) dapat
membantu guru, staff serta siswa di SMK terpadu Al Ishlahiyah melaksanakan aktifitas
7
perkantoran dan belajar mengajar tanpa memikirkan terputus jaringan internet serta
tidak perlu login kembali saat berpindah dari gedung satu ke gedung lainnya [1].
Penelitian terdahulu selanjutnya yang berjudul “Analisa Perbandingan Kinerja
Fitur Mikrotik CAPsMAN Dengan Konfigurasi Tunnel Dan Tanpa Menggunakan
Tunnel Pada Router Mikrotik RB951-2n” peneliti membahas tentang pengujian
terhadap konfigurasi tunnel dan tanpa menggunakan tunnel. Untuk kecepatan
download data dan rata-rata bandwidth yang dibutuhkan saat download dengan
menggunakan 2 pengujian yang berformat ISO dan RAR dengan ukuran data 100 MB
sampai 900 MB. Maka di dapat hasil dari penelitian ini ialah konfigurasi CAPsMAN
tanpa tunnel lebih cepat dalam mentransfer data dibandingkan dengan menggunakan
tunnel karena paket data yang lewat tidak di periksa dan penambahan paket header
terhadap paket data yang dikirimkan dengan hasil rata-rata selisih dari paket yang
dikirimkan yaitu data ISO dan RAR 3 menit 6 detik dengan rata-rata bandwidth yang
digunakan 61,66 Kpbs [2].
Penelitian terdahulu selanjutnya yang berjudul “Manajemen Wireless Access Point
Pada Hotspot Server Menggunakan Controller Access Point System Management”
membahas tentang menggabungkan konfigurasi dan implementasi antara hotspot
server dengan Implementasi Controller Access Point System Manager. Bertujuan
untuk optimal dalam penerapan security yang diterapkan pada wireless access point
dan mempermudah dalam proses maintanance dan troubleshooting wireless. Dalam
tahap pengujian menerapkan 4 channel pada frekuensi yang berbeda pada masing-
masing channel agar tidak overlapping. Pada tahap ini dilakukan scanning sinyal
Control Access Point (CAP) dari hasil konfigurasi Controller Access Point System
Manager. Berdasarkan hasil scan wireless signal di dapat bahwa dari 4 CAP (Control
Access Point) yang di konfigurasi ke semua Control Access Point (CAP) telah terdaftar
di channel yang sudah ditentukan tujuannya agar sinyal yang di dapat tidak
overlapping dan dapat membuat roaming antar Access Point [3].
Penelitian terdahulu selanjutnya yang berjudul “Implementasi Wireless Mesh
Network Menggunakan Controller Access Point System Manager Di Lingkungan
8
Kampus Universitas Muhammadiyah Riau” membahas tentang perangkat wireless
bergantung pada panjang kabel penghubung access point ke switch. Menggunakan
mode desain jaringan wireless tersebut mengakibatkan jangkauan sinyal Wi-Fi terbatas
dikarenakan area lingkungan kampus II yang luas sehingga client kesulitan
mendapatkan jaringan ketika mengakses Wi-Fi lewat perangkat mobile. Dengan
adanya Wireless Mesh Network (WMN) dapat menjadi alternatif untuk mengatasi
permasalahan yang telah diuraikan, di mana pada implementasinya dengan
menggunakan satu SSID hotspot-UMRI client cukup login sekali mesti berpindah-
pindah tempat, serta menggunakan Controller Access Point (CAP) untuk
mengkonfigurasi dan mengontrol perangkat CAP secara terpusat menggunakan
Controller Access Point System Manager (CAPsMAN). Dengan begitu memudahkan
client dalam mengakses internet lewat mobile, karena internet dapat di akses kapanpun
dan di manapun hanya dengan satu SSID meski berpindah tempat tanpa autentikasi
kembali selagi masih berada pada area hotspot-UMRI [4].
Penelitian terdahulu berikutnya dengan judul “Implementasi Hotspot Login
Menggunakan CAPsMAN Mikrotik Pada Wilayah Yang Berbeda” peneliti membahas
tentang bagaimana untuk mengatur siapa saja yang dapat terkoneksi dengan jaringan
tersebut, berapa lama pengguna terhubung, berapa jumlah kuota yang diberikan baik
upload maupun download. Fitur ini terdapat pada userman mikrotik dengan radius
server. Untuk membuat CAPsMAN pada dua tempat yang berbeda, antar jaringan
harus terhubung. Maka di buatlah jalur khusus access point tersebut. Penelitian ini
dilakukan pada CV. Prima Brata yang ingin membuat jaringan wireless terpusat antara
kantor pusat dan kantor cabang. Beberapa access point yang digunakan menerapkan
topologi basic service set yaitu jaringan wireless yang menggunakan satu access point
untuk melayani sejumlah client dengan VPN. Penerapan dengan topologi extended
service set dalam jaringan wireless pada suatu lokasi menjawab permasalahan di mana
administrator sulit untuk mengatur beberapa access point yang ada pada satu jaringan
wireless yang sama, sehingga dengan CAPsMAN memberi efesien waktu konfigurasi
yang selama ini harus dilakukan pada setiap perangkat access point, hanya dengan
9
mengubah mode pada access point menjadi CAP dan memanggil IP router CAPsMAN
secara otomatis access point akan terkonfigurasi. Dengan memanajemen user dengan
user manager yang disinergikan oleh CAPsMAN dapat membantu administrator untuk
memberikan, memantau dan mengatur username dan password secara terpusat
sehingga client wireless dapat menggunakan user dan password yang sama pada
jaringan wireless yang menggunakan CAPsMAN [5].
Controller Access Point System Manager (CAPsMAN) merupakan suatu fitur
Access Point Controller. Memungkinkan dilakukannya kontrol, monitoring maupun
konfigurasi terhadap beberapa access point secara bersamaan. CAPsMAN ini sangat
berguna jika memiliki lebih dari satu access point, puluhan bahkan ratusan access
point, tentu akan menyulitkan jika access point dalam jumlah banyak tersebut tidak
dapat di monitoring atau di konfigurasi secara bersama-sama atau secara terpusat.
Istilah CAPsMAN merujuk ke Controlled Access Point system Manager yang berarti
access point yang dapat masuk dalam suatu sistem pengendalian [6].
Pada penelitian yang terdahulu penggunaan CAPsMAN di tambahkan dengan
metode yang berbeda-beda untuk membuktikan apakah CAPsMAN dengan metode
yang digunakan akan lebih baik dengan hanya menggunakan CAPsMAN saja. Pada
penelitian yang saat ini yang sedang di teliti. CAPsMAN dibutuhkan pada setiap tempat
yang mempunyai jaringan wireless agar bisa melakukan aktifitas penggunaan internet
karena pastinya ada lebih dari satu access point yang digunakan untuk menyebarkan
sinyal dari SSID jaringan yang ada dan mempermudah client saat terkoneksi pada
jaringan wireless dari konfigurasi CAPsMAN yang digunakan sehingga client tidak
perlu login kembali apabila berpindah-pindah tempat. Model CAPsMAN yang
digunakan pada penelitian ini masih tetap memanfaatkan CAPsMAN yang sudah ada.
10
3. Metode dan Perancangan
Gambar 1. Metode PPDIOO
Tahapan penelitian yang digunakan dalam Perancangan Jaringan Wireless
Menggunakan Mikrotik Dengan Fitur Controller Access Point system Manager
(CAPsMAN) menggunakan metode PPDIOO yang dapat di lihat pada Gambar 1 [8].
Pada tahap Persiapan (Prepare) dilakukan dengan cara mempersiapkan kebutuhan apa
saja yang diperlukan dalam perancangan jaringan wireless. Survei tempat, perangkat
yang digunakan pada penelitian meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras yang digunakan meliputi router mikrotik RB951ui-2HnD, router
mikrotik RB941-2nD, kabel UTP, handphone dan laptop sebagai client untuk uji coba
apakah jaringan wireless yang di buat dapat digunakan dan diterapkan dengan baik.
Perangkat lunak yang digunakan adalah WinBox.
Pada tahap Perencanaan (Plan) dilakukan perencanaan pembuatan arsitektur
jaringan yang akan digunakan untuk perancangan jaringan wireless yaitu meliputi
WAN sebagai sumber koneksi internet yang sudah tersedia di tempat. Perangkat router
mikrotik RB951ui-2HnD sebagai controller yang nantinya akan mengatur setiap
access point yang terhubung dengan perangkat controller sehingga apabila ingin
melakukan konfigurasi untuk setiap perangkat access point maka tinggal login dan
11
menambahkan konfigurasi yang diinginkan. Perangkat router mikrotik RB941-2nD
sebagai access point yang akan ditempatkan juga pada daerah yang di pilih untuk
mengatasi sinyal lemah dari access point yang dipancarkan sehingga sudut-sudut
ruangan bisa mendapatkan sinyal yang baik atau sangat baik. Laptop yang akan
digunakan untuk memonitor perangkat yang terkoneksi dengan jaringan wireless
tersebut, serta perangkat handphone sebagai client yang digunakan untuk mencoba
apakah jaringan wireless yang di buat sudah dapat digunakan dengan baik.
Gambar 2. Arsitektur Topologi Jaringan
Pada tahap Desain (Design) dilakukan perancangan arsitektur topologi jaringan
yang akan digunakan. Pada gambar 2 dapat dijelaskan bahwa dari internet yang
terhubung dengan TP-Link wireless N300 2T2R access point dengan SSID yang sudah
di disable, perangkat ini hanya menjadi gateway dengan IP 192.168.1.1. Pada
perangkat TP-Link wireless pada ether 1 menuju ke perangkat CAPsMAN dengan IP
192.168.30.1/24 pada perangkat ini akan dilakukan konfigurasi yang akan di pakai
untuk banyak access point. Untuk ether 2 pada perangkat CAPsMAN diberikan IP
192.168.30.254/24 pada laptop yang digunakan untuk monitoring setiap aktivitas dari
perangkat client yang terhubung dengan CAP dan CAPsMAN. Pada perangkat
12
CAPsMAN untuk ether 3 dan ether 4 menuju ether 1 pada perangkat CAP 1 dan CAP
2 dengan IP 192.168.30.4/24 untuk CAP 1 sedangkan IP 192.168.30.6/24 untuk CAP
2. Konfigurasi dari perangkat CAPsMAN apabila sudah terhubung dengan setiap
perangkat CAP maka pada bagian perangkat CAP inilah yang akan menyediakan SSID
yang sudah di konfigurasi pada perangkat CAPsMAN sehingga client bisa terkoneksi
ke internet apabila sudah mengetahui username dan password pada SSID tersebut.
Pada tahap Implementasi (Implement) di mulai dengan melakukan konfigurasi
pada perangkat CAPsMAN yang nantinya pada konfigurasi yang diberikan bisa
diterapkan pada setiap access point yang ada tanpa harus login pada setiap perangkat
access point dan melakukan konfigurasi di dalam perangkat tersebut, sehingga lebih
efektif dan efesien saat menggunakan CAPsMAN untuk perangkat access point yang
berjumlah banyak. Perangkat yang dijadikan sebagai CAPsMAN nantinya yang akan
mengatur semua access point yang ada. Konfigurasi yang ingin ditambahkan hanya
dengan melakukan login melalui perangkat CAPsMAN. Pada tahapan ini setelah
dilakukan konfigurasi maka di uji coba apakah konfigurasi yang diberikan sudah
berjalan sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
Pada tahap Operasi (Operate) dilakukan pengecekan apakah penerapan
konfigurasi CAPsMAN yang dilakukan dapat sesuai dengan yang dibutuhkan.
Konfigurasi CAPsMAN akan dilakukan pada router mikrotik RB951ui-2Hnd yang
akan dijadikan sebagai controller. Perangkat controller nantinya akan mengatur setiap
access point yang ada serta mengatur setiap client yang terhubung pada perangkat CAP
apakah sudah bekerja sesuai dengan konfigurasi yang sudah diberikan.
Pada tahap Optimalisasi (Optimaze) akan dilakukan pengecekan kembali pada
setiap konfigurasi yang telah dilakukan. Kemungkinan pada tahapan ini untuk mencari
kekurangan apa yang ada pada konfigurasi di setiap perangkat yang sudah berjalan.
Jika ada ditemukan kekurangan, maka akan kembali pada tahap awal perencanaan dan
dilakukan penambahan yang diperlukan dan apabila tidak ada maka semua yang
direncanakan dari awal sampai pada tahap operasi sudah berjalan dengan baik.
13
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari pembahasan berupa implementasi adalah dengan melakukan konfigurasi
pada perangkat RB951ui-2Hnd terlebih dulu. Perangkat CAPsMAN sebagai controller
yang akan mengatur setiap access point yang digunakan. Konfigurasi yang diberikan
akan menentukan apakah satu konfigurasi berhasil diterapkan untuk setiap perangkat
access point yang digunakan.
Gambar 3. Konfigurasi CAPsMAN
Pada gambar 3 dapat dijelaskan konfigurasi yang akan dilakukan pertama-tama
login pada perangkat RB951ui-2HnD pada menu CAPsMAN. Konfigurasi pada
parameter channel, datapath dan security. Untuk bagian nama channel yang akan
digunakan yaitu channel 11 dengan frequency 2462 Mhz, control channel width 20
Mhz dan menggunakan band 2ghz-b/g/n yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz.
Kemudian konfigurasi pada bagian datapath dengan name datapath 11, panggil
parameter bridge untuk memasukkan kedua interface ke bridge yang sama dan uncheck
parameter local forwading supaya traffik client wireless dari masing-masing CAP akan
di tangani oleh router CAPsMAN. Konfigurasi pada bagian security dengan nama
security 11 dengan authentication type yang digunakan hanya WPA PSK dan WPA2
PSK sebagai keamanan untuk perangkat dengan encryption aes ccn dan passphrase
adalah password untuk SSID yang akan digunakan oleh client wireless.
14
Konfigurasi yang dilakukan pada bagian configuration terdapat 5 parameter di
dalamnya tetapi hanya 4 parameter yang digunakan yaitu wireless, channel, datapath,
security. Pada bagian configuration akan di buat nama jaringan yang akan digunakan.
Parameter yang diberikan hanya name, mode, SSID, dan country. Untuk bagian name
CAPsMAN sebagai master configuration, mode AP yang akan diberikan pada setiap
CAP dengan SSID welcome home dan isi country sesuai wilayah yaitu indonesia. Pada
bagian channel, datapath dan security di sini hanya perlu memanggil parameter yang
sudah di konfigurasi. Untuk konfigurasi pada bagian CAP maka masuk di parameter
provisioning rules, router CAP yang belum di konfigurasi akan diberikan konfigurasi
melalui provisioning rules yang nantinya router CAPsMAN yang akan mengatur setiap
CAP yang ada dan bisa di lihat pada gambar 4.
Gambar 4. Konfigurasi Provisioning untuk setiap perangkat CAP
Pada gambar 4 dapat dijelaskan masing-masing CAP yang belum diberikan
konfigurasi. Melalui perangkat router CAPsMAN di bagian provisioning. Pada bagian
radio MAC bisa di isi secara manual atau otomatis. Untuk konfigurasi pada bagian ini
menggunakan satu konfigurasi untuk banyak access point untuk melihat apakah satu
konfigurasi yang diberikan bisa diterapkan untuk setiap access point. Pada bagian radio
15
MAC di isi 00:00:00:00:00:00 sehingga semua perangkat CAP akan mendapatkan
konfigurasi yang sama dari router CAPsMAN sedangkan jika ingin setiap perangkat
CAP menerima konfigurasi yang berbeda maka pada bagian radio MAC di isikan MAC
address dari CAP. Untuk action parameter yang digunakan create dynamic. Artinya di
sini sistem akan membuat secara otomatis sebuah CAP interface ketika ada AP/Radio
yang terkoneksi dengan status bounding. Pada bagian master configuration sendiri
hanya perlu memanggil kembali parameter yang sudah di konfigurasi pada menu
configuration.
Pada konfigurasi perangkat CAP. Konfigurasi yang diberikan untuk melihat
apakah masing-masing CAP sudah mendapatkan konfigurasi dari CAPsMAN. Untuk
konfigurasi pada bagian CAP berada di menu wireless pada bagian CAP berikan
centang pada bagian enable untuk mengaktifkan perangkat CAP. Pada bagian interface
pilih wlan1 dengan discovery interface yaitu bridge CAP dan memberi centang pada
lock to CAPsMAN supaya perangkat CAP dan CAPsMAN dapat terhubung dapat di
lihat pada gambar 5.
Gambar 5. Perangkat CAP sudah terhubung dengan Perangkat CAPsMAN
16
Pada gambar 5 dapat dijelaskan bahwa konfigurasi CAPsMAN dapat terhubung
dengan perangkat CAP yang artinya bahwa perangkat CAP 1 dan CAP 2 sudah di
manage oleh perangkat CAPsMAN sendiri. Perangkat CAP yang sudah terhubung
dengan CAPsMAN maka pada bagian wireless table akan muncul status managed by
CAPsMAN, channel:2462/20-eC/gn(20dBm). SSID: Welcome Home. Dapat
dijelaskan artinya setiap perangkat CAP yang terhubung pada perangkat router
CAPsMAN akan di control oleh router CAPsMAN sebagai controller yang mengatur
secara terpusat dengan frekuensi 2462 yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz, 20-eC
adalah channel width, g n adalah mode Wi-Fi dengan 20 dBm power. Untuk status RS
pada bagian sebelah kiri wlan1 artinya R (Running) ada client yang sedang terhubung,
S (Slave) interface ini tergabung dalam sebuah bridge.
Gambar 6. Ping antar perangkat CAPsMAN dan CAP
Dari gambar 5 dapat di lihat bahwa perangkat CAPsMAN berhasil saling
berkomunikasi dengan proses ping antar alamat IP. Alamat IP DNS google 8.8.8.8
menunjukkan bahwa perangkat CAPsMAN sudah terhubung ke akses internet. Untuk
alamat IP CAPsMAN 192.168.30.1/24, sedangkan IP CAP 1 dengan alamat IP
192.168.30.4/24, IP CAP 2 dengan alamat IP 192.168.30.6/24. CAP 1 dan CAP 2
17
mendapatkan IP yang diberikan dari CAPsMAN secara otomatis saat setelah di
konfigurasi.
Gambar 7. Client yang terhubung dengan SSID yang sudah di konfigurasi
Pada gambar 7 dapat dijelaskan ada beberapa client yang terhubung pada
perangkat CAP dengan SSID yang sudah di konfigurasi artinya konfigurasi yang telah
dilakukan pada perangkat CAPsMAN dapat digunakan pada setiap CAP 1 dan CAP 2
yang ada sehingga setiap client yang login dan sudah diberikan IP dari CAPsMAN saat
terkoneksi dengan jaringan yang ada maka client secara otomatis akan langsung
muncul pada menu registration table yang akan terlihat seperti interface yang
terkoneksi dengan client, SSID yang digunakan, mac address serta aktifitas internet
yang sedang dilakukan oleh client juga dapat terlihat sehingga mempermudah juga
dalam proses monitoring jaringan. Pada registration table terlihat client dengan tx rate
dan rx rate paling besar. Interface cap-AP 1-1, SSID welcome home dengan MAC
address 54:8C:A0:F5:2F:5D dengan data rate tx 135 Mbps artinya link antar access
point dan CAPsMAN bisa mengalirkan data sampai dengan maksimal 135 Mbps,
40Mhz adalah lebar channel dan data rate rx 121,5 Mbps, 40Mhz, dan rx signal -54.
Uptime client juga terlihat berapa lama client setelah login pada jaringan yang ada dan
melakukan aktivitas penggunaan internet. Untuk nilai data rate bisa berubah-ubah
bergantung pada kuat lemahnya sinyal.
18
Gambar 8. Trafik Client dari perangkat CAPsMAN
Pada gambar 8 dapat dijelaskan ada client yang sedang melakukan aktivitas
penggunaan internet. Source (src) menunjukkan alamat IP dari client, destination (dst)
menunjukkan IP alamat tujuan. Tx rate itu data download dari source download ke
destination, rx rate data upload dari source upload ke destination, tx packet yang ada
pada saat source download ke destination sedangkan rx packet yang ada pada saat
source upload ke destination. Monitoring trafik dapat melihat client yang melakukan
aktivitas tx rate paling besar, client dengan IP 192.168.30.27 dengan alamat IP tujuan
157.40.25.31 dengan data download tx rate 12.2 Mbps, data upload rx rate 316.6 Kbps,
tx packet 1074 dan rx packet 571.
Hasil dari konfigurasi yang sudah dilakukan dapat dijelaskan bahwa fitur
CAPsMAN bisa efektif saat banyak access point lebih dari satu atau lebih. CAPsMAN
lebih efesien saat dilakukan pada saat proses konfigurasi dimana satu konfigurasi bisa
diterapkan untuk setiap access point yang terhubung dengan perangkat CAPsMAN
sehingga tidak memakan banyak waktu yang dibutuhkan dalam proses konfigurasi dan
mempermudah administrator ataupun teknisi dalam melakukan proses konfigurasi.
Pada proses konfigurasi terbukti bahwa konfigurasi yang sudah dilakukan dapat
19
diterapkan pada setiap access point yang terhubung dengan perangkat CAPsMAN.
Access point yang terhubung dengan perangkat CAPsMAN juga membantu
menjangkau area yang memiliki sinyal pancaran jaringan yang lemah, sehingga
membantu client pada saat berpindah-pindah tempat tanpa harus terputus dalam
jaringan dan tidak harus login kembali pada jaringan yang sudah digunakan dan
membantu dalam proses monitoring jaringan setiap client.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian berjudul “Perancangan Jaringan
Wireless Pada Mikrotik Menggunakan Fitur Control Access Point System Manager
(CAPsMAN)” sangat efektif dan efesien untuk diterapkan pada access point yang
berjumlah puluhan hingga ratusan serta tidak memakan banya waktu dalam proses
konfigurasi, hanya dengan melakukan proses konfigurasi pada perangkat CAPsMAN
maka semua perangkat CAP yang terhubung bisa menerima satu konfigurasi untuk
banyak acess point yang tersedia. Dengan adanya fitur CAPsMAN. Konfigurasi yang
diberikan pada bagian perangkat CAPsMAN terbukti dapat diterapkan untuk setiap
access point yang ada sehingga access point yang digunakan dan tersebar juga dapat
membantu menjangkau area yang memiliki sinyal lemah yang terpancar dari setiap
access point dan mempermudah bagi admin maupun teknisi dalam melakukan
penambahan konfigurasi yang dibutuhkan.
Pada penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan yang memungkinkan dapat
disempurnakan oleh peneliti lain bila ingin meneliti lebih dalam lagi tentang
CAPsMAN. Untuk saat ini mikrotik juga sudah mempunyai aplikasi mikrotik mobile
untuk dapat login pada perangkat mikrotik yang tersedia di playstore sehingga admin
bisa memonitor lewat smartphone dalam satu jaringan yang sama. Ada beberapa saran
yang bisa dijadikan sebagai tambahan lain pada penelitian berikutnya seperti
merancang interface baru dalam monitoring. Peneliti lain juga bisa merancang jaringan
CAPsMAN yang bisa di monitor dalam segment jaringan wilayah yang berbeda.
20
6. Daftar Pustaka
[1] Hermawan. 2019. “Pengertian WiFi Beserta Fungsi dan Cara Kerja WiFi”.
https://www.nesabamedia.com/pengertian-wifi-beserta-fungsi-dan-cara-kerja-wifi/. Di akses 29 agustus 2019.
[2] Ratnasari, Farida, Firdaus. 2017. “Implementasi Controller Access Point System
Manager (CAPsMAN) Dan Wireless Distribution System (WDS) Jaringan
Wireless Di SMK Terpadu Al Ishlahiyah Singosari”. Malang : STMIK Pradnya
Paramita Malang.
[3] Warman, Nofrizal. 2016. “Analisis Perbandingan Kinerja Fitur Mikrotik
CAPsMAN Dengan Konfigurasi Tunnel Dan Tanpa Menggunakan Tunnel Pada
Router Mikrotik RB951-2N”. Padang : Institut Teknologi Padang.
[4] Rifai, Sudibyo. 2018. “Manajemen Wireless Access Point Pada Hotspot Sertver
Menggunakan Controller Access Point System Management”. Jakarta. STMIK
Nusa Mandiri Jakarta.
[5] Amien, Wibobo. 2018. “Implementasi Wireless Mesh Network Menggunakan
Controller Access Point System Manager Di Lingkungan Kampus Universitas
Muhammadiyah Riau”. Riau : Universitas Muhammadiyah Riau.
[6] Sandi, Pratama, Leksono, Anwar. 2019.“Implementasi Hotspot Login
Menggunakan CAPsMAN Mikrotik Pada Wilayah Yang Berbeda”. Pekanbaru :
Universitas Bina Sarana Informatika.
[7] Towidjojo, Eno. 2015. “Implementasi Wireless LAN Indoor”. Palu : Jasakom.
[8] Solikin, I. 2017. Penerapan Metode PPDIOO dalam Pengembangan LAN dan
WLAN. Palembang : Jurnal TEKNOMATIKA. Vol 07, No.01:65-73.