PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM …/Peranan...Sampling technique used snowball purposive ... lower of...

129
PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI OLEH : AMINAH PURBASARI NIM. K7402038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM …/Peranan...Sampling technique used snowball purposive ... lower of...

PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU

TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN

DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI

OLEH :

AMINAH PURBASARI

NIM. K7402038

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU

TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN

DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh:

AMINAH PURBASARI

NIM. K7402038

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program

Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi

Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. C. Dyah S.I., M.Pd. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd.

NIP. 19611122 198903 2 001 NIP. 19630406 198903 2 001

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Tri Murwaningsih, M.Si. 1. ....................

Sekretaris : Drs. Pradja Suminta, S.H.,M.M. 2. ....................

Anggota I : Dra. C. Dyah S.I., M.Pd. 3. ....................

Anggota II : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd. 4. ....................

Disahkan oleh :

Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

ABSTRACT

Aminah Purbasari. THE ROLE OF THE SUB-REGENCY CHIEF SECRETARY

IN HELPING THE SUB-REGENCY CHIEF’S DUTY AT SECRETARIAT AT

SUB-REGENCY JATIPURO REGENCY KARANGANYAR Thesis. Surakarta: Teaching and Education Science Faculty, Sebelas Maret University, Agustus 2009.

The goals of this research is to knows: 1. the role of the sub-regency chief

secretary in helping the sub-regency chief’s duty at secretariat at sub-regency Jatipuro

regency Karanganyar; 2. the constraints faced by sub-regency chief secretary in

helping the sub-regency chief’s duty at secretariat at sub-regency Jatipuro regency

Karanganyar; 3. the efforts done by sub-regency chief secretary in solving the

constraints.

This research using descriptive qualitative approach and single stake research

strategy. Data source are informant, document and archive, and also place and event.

Sampling technique used snowball purposive sampling. While Data technique using

observation, interview and document analysis. Validate data technique used source

triangulation and method triangulation, interactive analysis model used as data

analysis technique.

Base of the result of this research could take conclusion: 1. The role of the

sub-regency chief secretary as: a). the assistant of the duty executor of the chief sub-

regency, b). the compiler of the sub-regency’s activity planning, c). person who takes

the responsibility of the sub-regency activity; 2. The constraints faced by sub-regency

chief secretary were: a). the limited of the personnel at sub-regency Jatipuro, b). the

lower of the competency and work motivation of the personnel of sub-regency

Jatipuro officer, c). the limited of the software and equipment office at sub-regency

Jatipuro, d). the less representative of the building of the sub-regency Jatipuro; 3. The

efforts done by sub-regency chief secretary in solving the constraints were: a). request

the addition of the officer to the head of the area officer bureau regency Karanganyar,

b). done the overtime work, c). execute technique guidance course to the village

officer that sub-regency officer Jatipuro could followed it, d). ordered the sub-

regency Jatipuro officer to followed technique guidance course execute by regency or

province government, e). request the addition of the equipment office to the head of

equipment department, area secretary regency Karanganyar, f). borrowed the

facilitate had by other institution like General Election Commission’s computer at

sub-regency Jatipuro, g). using the office facilitate and equipment that own now as

optimize as possible, h). propose the budget planning of the sub-regency Jatipuro

building relocation to the government of the regency Karanganyar, i). propose the

budget planning of the sub-regency Jatipuro building rehabilitate to the government

of the regency Karanganyar stage by stage.

ABSTRAK

Aminah Purbasari. PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Peranan Sekretaris Camat

Jatipuro dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan

Jatipuro Kabupaten Karanganyar; 2) Kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris

Camat Jatipuro dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di

Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar; 3) Upaya-upaya yang dilakukan oleh

Sekretaris Camat Jatipuro dalam mengatasi berbagai kendala yang muncul

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan strategi

penelitian tunggal terpancang. Sumber data terdiri dari informan, dokumen dan arsip,

serta tempat dan peristiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive

snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi,

wawancara, dan analisis dokumen. Validitas data yang digunakan yaitu trianggulasi

sumber dan trianggulasi metode. Model analisis interaktif mengalir digunakan

sebagai teknik analisis data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Peranan Sekretaris

Camat Jatipuro adalah sebagai : a). Pembantu pelaksana tugas Camat, b). Penyusun

rencana kegiatan kecamatan, c). Penanggung jawab kegiatan kecamatan. 2. Kendala-

kendala yang dihadapi oleh Sekretaris Camat Jatipuro: a). Terbatasnya jumlah

pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang seimbang dengan beban pekerjaan yang

semakin berat, b). Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai, c).

Terbatasnya piranti atau peralatan kantor, d). Kurang representatifnya kondisi gedung

kantor Camat Jatipuro. 3. Upaya-upaya Sekretaris Camat Jatipuro dalam mengatasi

kendala yang muncul: a). Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar, b). Melaksanakan kerja

lembur, c). Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus

pegawai kecamatan bisa mengikutinya, d). Memerintahkan pegawai kecamatan

mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten atau

provinsi, e). Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian

Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar, f). Meminjam fasilitas

milik instansi lain seperti komputer milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ada

di kecamatan, g). Menggunakan fasilitas dan peralatan kantor yang ada saat ini

dimiliki seoptimal mungkin, h). Mengajukan rencana angggaran relokasi kantor

camat Jatipuro kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar, i). Mengajukan anggaran

pelaksanaan rehabilitasi gedung kantor Camat secara bertahap.

MOTTO

,...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.

{Al-Quran Surat Al Mujâdilah (58) ayat 11}

Bacalah, dan Tuhanmu amat mulia. Yang mengajar dengan pena. Dia telah

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

{Al-Quran Surat Al’Alaq (96) ayat 3-5}

Membaca memperkaya jiwa dan alam pikiran kita, menulis memperkaya ilmu

pengetahuan itu sendiri.

{Muhamad A. Fauzi}

Di balik mendung terdapat sinar terang sang surya, di balik kesulitan ada

seberkas cahaya asa.

{Penulis}

PERSEMBAHAN

Teriring puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala

dan sholawat bagi Rasulullah Muhamad SAW

Kupersembahkan karya ini kepada:

Almamater tercinta

dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang

telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “PERANAN SEKRETARIS

CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG

KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN

KARANGANYAR” sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan

tangan terbuka, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bertujuan

untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Untuk itu atas segala bantuan yang diberikan, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dra. C. Dyah Sulistyaningrum I., M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.

6. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi.

7. Dr. Joko Santosa T.H., M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi selama menjadi mahasiswa UNS.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan

Administrasi Perkantoran FKIP Universitas Sebelas Maret yang telah mendidik

penulis.

9. Bapak dan Ibu staf karyawan Tata Usaha FKIP Universitas Sebelas Maret yang

telah membantu kelancaran dalam urusan administrasi.

10. Bapak Sri Suboko, S.Sos., M.Si. selaku Camat Jatipuro yang telah memberikan

ijin penelitian.

11. Bapak Bambang Djatmiko, S.Sos. selaku Sekretaris Camat Jatipuro yang telah

berkenan menjadi narasumber utama penelitian.

12. Segenap staf Kantor Camat Jatipuro yang telah bersedia diwawancarai di sela-

sela kesibukannya.

13. My Lovely Family: Bapak, Ibu, Mas Atang, Mas Endang, Asep. My Tough

Husband: Fauzi n My Sweety Daugter: Husna.

14. My Dearest Friend: Ari TU, Ari Set, Ismi, Chandra Ariesta dan semua temen-

temen PAP’02 yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Keep in touch girls.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan

dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Akhir kata penulis sangat mengharapkan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Surakarta, Agustus 2009

Penulis,

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAM JUDUL...................................................................................................i

HALAMAN PENGAJUAN........................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iv

HALAM ABSTRAKSI...............................................................................................v

HALAMAN MOTTO...............................................................................................vii

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................viii

KATA PENGANTAR................................................................................................ix

DAFTAR ISI...............................................................................................................xi

DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

B. Perumusan Masalah...............................................................................4

C. Tujuan Penelitian....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian..................................................................................6

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka....................................................................................7

1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris.............................................8

2. Tinjauan tentang Tugas Camat.....................................................20

3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat..............................................25

4. Tinjauan tentang Kesekretariatan................................................29

B. Kerangka Berpikir................................................................................32

BAB III. METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................35

B. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................................36

C. Sumber Data..........................................................................................37

D. Teknik Sampling...................................................................................38

E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................38

F. Teknik Pemeriksaan Data...................................................................40

G. Analisis Data.........................................................................................41

H. Prosedur Penelitian..............................................................................43

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian….............................................................45

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian....................................................55

C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Teori…................................65

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan………………...…......................................,.....................71

B. Implikasi……………………………..............................,.....................73

C. Saran………………………………………….…............,....................74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel1. Data Kependudukan per Desa Tahun 2008...........................................49

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian......................................................................33

Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif.........................................................42

Gambar 3. Prosedur Penelitian...............................................................................44

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Jadwal Penelitian................................................................................78

Lampiran 2. Daftar Pertanyaan..............................................................................79

Lampiran 3. Catatan Lapangan..............................................................................85

Lampiran 4. Struktur Organisasi dan Tatakerja Kecamatan............................107

Lampiran 5. Daftar Pegawai Kecamatan Jatipuro..............................................108

Lampiran 6. Perijinan Penelitian...........................................................................109

Lampiran 7. Peraturan Perundangan...................................................................114

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuhan menciptakan mahkluk hidup beserta atau diikuti dengan peranannya

masing-masing, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai peranan yang besar

dalam kehidupan dibandingkan dengan mahkluk hidup lainnya. Oleh karena itu

manusia harus mampu menjaga keseimbangan kehidupan, baik secara luas (sesama

mahkluk hidup) maupun sempit (sesama manusia / sosial masyarakat). Apabila

seseorang (manusia) mendapatkan hak-haknya dan melaksanakan kewajiban-

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dapat dikatakan dia menjalankan

perannya.

Peranan (role) yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan

posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat (social position). Social position

merupakan unsur yang bersifat statis, yang menunjukkan tempat individu dalam

organisasinya, sedangkan role lebih banyak menunjuk pada fungsi serta penyesuaian

diri seseorang. Oleh karena itu peran bersifat dinamis dan fleksibel karena ia sangat

dipengaruhi oleh karakter/sikap seseorang itu sendiri (internal) serta situasi dan

kondisi lingkungannya (eksternal).

Aparatur pemerintah merupakan figur sentral dan berperan penting dalam

pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini karena di dalam

dirinya melekat tugas dan tanggung jawab sebagai penyelenggara pemerintahan dan

sekaligus penyelenggara pembangunan. Tugas, tanggung jawab, serta peran aparatur

pemerintah dari pusat sampai daerah bahkan desa telah diatur dalam peraturan

perundangan secara bertingkat mulai dari Konstitusi/Undang Undang Dasar (UUD),

Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri), sampai dengan Peraturan daerah (Perda) disesuaikan dengan tugas,

fungsi, dan kedudukan wilayahnya.

Beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tata pemerintahan

yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pemerintahan tingkat

kecamatan antara lain adalah :

1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 Ayat (2).

2. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah.

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang.-Undang Nomor

32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman

Organisasi Kecamatan.

9. Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Karanganyar.

10. Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar.

11. Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan

Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar.

Ditilik dari struktur organisasi dan tatakerja (SOT), kecamatan adalah satuan

pemerintahan yang merupakan jembatan penghubung antara pemerintah kabupaten

dan pemerintahan tingkat desa. Segenap pelaksanaan kegiatan pemerintahan dalam

rangka penerapan asas-asas otonomi daerah yaitu asas dekonsentrasi, asas

desentralisasi, maupun asas tugas pembantuan dialirkan oleh pemerintah kecamatan

dari kabupaten/kota ke desa. Sebaliknya jika terdapat aspirasi dari pemerintahan

tingkat desa, pemerintah kecamatan harus menyampaikan atau menghubungkannya

ke pemerintah kabupaten/kota.

Dalam struktur pemerintahan kecamatan, kegiatan pemerintahan dilaksanakan

oleh seorang Camat dengan dibantu oleh beberapa aparat pemerintahan dibawahnya.

Aparat pemerintahan tersebut terdiri dari seorang Sekretaris Camat, beberapa Kepala

Seksi, beberapa Kepala Sub Bagian serta sejumlah staf sebagai bawahannya.

Sekretaris camat yang biasanya disingkat sekcam adalah pimpinan sekretariat

kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada camat.

Sekretaris camat mempunyai tugas membantu camat dalam melaksankan tugas

penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan pelayanan administrasi kepada

seluruh perangkat/aparatur kecamatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah, Sekretaris Camat merupakan pejabat struktural eselon

IV/a sama dengan para Kepala Seksi Kecamatan dan langsung membawahi para staf.

Namun berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

yang merupakan penyempurnaan PP Nomor 84 Tahun 2000, jabatan sekretaris camat

adalah jabatan struktural eselon III/b dan membawahi sebanyak-banyaknya 3

subbagian.

Oleh karena itu, ditilik dari komposisi personalia dalam struktur organisasi

pemerintahan kecamatan dalam peraturan terbaru tersebut tersebut (PP Nomor 41

Tahun 2007), Sekretaris camat memiliki peran lebih yang cukup strategis dan sentral

dalam mendorong dan mewujudkan keberhasilan pemerintahan daerah di tingkat

kecamatan. Hal ini karena Sekretaris Camat tidak lagi hanya merupakan bawahan

Camat dan setingkat dengan para Kepala Seksi, namun dituntut untuk menjadi “orang

nomor 2” di kecamatan.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dan menyusunnya dalam sebuah Skripsi dengan judul

“PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI

BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN

KARANGANYAR”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu hal yang sangat sentral dan penting

dalam suatu penelitian. Hal ini mengingat perumusan masalah menjadi dasar dan arah

kemana penelitian akan menuju. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang

masalah perlu dirumuskan suatu permasalahan secara jelas dan sistematis. Dengan

perumusan yang jelas dan sistematis tersebut, diharapkan sasaran yang hendak

dicapai menjadi tegas, jelas, dan terarah. Selain itu juga akan memudahkan

pemahaman terhadap masalah yang diteliti sehingga tujuan penelitian yang

diharapakan akan tercapai.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan

penelitian (research questions) sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang

kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris Camat dalam membantu

tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar?

3. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Sekretaris Camat dalam mengatasi kendala

yang muncul dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di

Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Menjadi suatu keniscayaan bahwa setiap pekerjaan apapun bentuk dan

jenisnya mempunyai tujuan. Tujuan adalah sasaran akhir yang hendak dicapai.

Demikian pula dengan suatu penelitian, yang akan berakhir apabila tujuan penelitian

telah tercapai. Oleh karena itu tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini,

penulis formulasikan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peranan Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di

bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?

2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris Camat dalam

membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro

Kabupaten Karanganyar?

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Sekretaris Camat dalam

mengatasi berbagai kendala yang muncul dalam membantu tugas Camat di bidang

kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?

D. Manfaat Penelitian

Setiap peneliti pasti mempunyai suatu harapan bahwa penelitiannya akan

bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain, tak terkecuali bagi penulis.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini manfaat yang diharapkan dapat penulis peroleh

adalah:

1. Manfaat Teoritis

a) Dapat memberikan sumbangan pengetahuan serta pemikiran terhadap ilmu

administrasi pada umumnya maupun kesekretariatan pada khususnya.

b) Dapat menambah referensi dan bahan masukan bagi penelitian sejenis di masa

yang akan datang.

c) Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti

mengenai peranan Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang

kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar.

2. Manfaat Praktis

a) Sebagai masukan bagi Camat Jatipuro dalam pengambilan keputusan di

Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar.

b) Memberikan gambaran pengetahuan bagi pembaca pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya mengenai peranan Sekretaris Camat dalam

membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro

Kabupaten Karanganyar.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu ia tidak

dapat dimulai dengan sesuatu yang kosong. Penelitian harus dimulai dengan landasan

tertentu yang bersifat ilmiah pula. Landasan itu adalah teori. Teori diperlukan untuk

memberikan arah dalam memahami permasalahan yang diteliti dan juga

pengumpulan data sehingga hanya data yang relevan dan berguna yang akan diambil

oleh peneliti.

Snelbecker dalam Moleong (2004:57) mendefinisikan teori sebagai

“Seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti

aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data

yang diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan

fenomena yang diamati”.

Sedangkan Marx dan Goodson dalam Moleong (2004:57) menyatakan “teori

ialah aturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan

dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari

hubungan-hubungan yang diamati diantara kejadian-kejadian (yang dapat diukur).”

Sementara itu Glaser dan Strauss dalam Moleong (2004:57), “membobolkan

konsep dasar teori dasar klasik dengan menyodorkan teori dari dasar, yaitu teori yang

berasal dari data dan yang diperoleh secara analitis dan sistematis melalui metode

komparatif.”

Dari beberapa pengertian teori di atas, pengertian yang penulis anggap lebih

sesuai dengan penelitian ini adalah dari Glaser dan Strauss karena tidak melibatkan

kejadian atau data yang terukur.

Setelah membahas pengertian teori maka yang bahasan berikutnya adalah

fungsi teori. Menurut Snelbecker dalam Moleong (2004:57-58), “ada 4 (empat)

fungsi teori yaitu (1) mensistemasikan penemuan-penemuan penelitian, (2) menjadi

pendorong untuk menyusun hipotesis, (3) membuat ramalan atas dasar penemuan,

dan (4) menyajikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan mengapa.”

Dalam penelitian ini, teori digunakan oleh peneliti sebagai referensi dalam

penulisan yang dapat diambil dari produk pustaka berupa buku terbitan, makalah,

jurnal, laporan-laporan dan sebagainya. Dalam tinjauan pustaka ini dikaji teori untuk

mengungkap permasalahan yang diteliti yaitu:

1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris

2. Tinjauan tentang Tugas Camat.

3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat.

4. Tinjauan tentang Kesekretariatan.

1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris

a. Pengertian Peran dan Peranan

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional (Balai Pustaka: 2005: 854), salah satu pengertian peran

adalah ”perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat”. Sementara itu peranan berarti ”tindakan yang

dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.

Menurut W.J.S. Poerwodarminto dalam Saiman (2002:37) dikatakan,

”peranan ialah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan

utama, yaitu sesuatu yang dapat menentukan terjadinya suatu peristiwa atau

kegiatan selanjutnya”. Sementara menurut Soerjono Soekanto (1999: 269),

peranan mencakup 3 hal yaitu :

1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

2) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat dalam organisasi.

3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Sedangkan Suwandi (http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairbab21.pdf:

8 Desember 2008) mengatakan pengertian peran atau role dapat dijelaskan

dengan beberapa cara. Antara lain, pertama, secara historis, konsep peran berawal

dunia teater yang hidup subur di jaman Yunani Kuno (Romawi). Dalam arti ini,

peran menunjuk pada karakteristik yang disandang untuk dibawakan oleh seorang

aktor dalam sebuah pentas drama. Kedua, suatu penjelasan yang menunjuk pada

konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang

dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur

sosial. Ketiga, suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional, dimana peran

seorang aktor dirancang dan dibatasi oleh aktor lain dalam satu “penampilan atau

unjuk peran (role performance)”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan berkaitan

dengan posisi seseorang dalam masyarakat atau organisasi yang kemudian

berimplikasi pada tindakan-tindakan apa diharapkan dilakukan oleh seseorang

atau individu itu sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat atau organisasi

tersebut.

b. Pengertian Sekretaris

Istilah sekretaris berasal dari kata secretum dari bahasa Latin yang berarti

rahasia. Kemudian berubah menjadi kata secretaire dalam bahasa Perancis,

secretary dalam bahasa Inggris, dan akhirnya menjadi kata secretaries dalam

bahasa Belanda. Akhirnya menjadi sekretaris dalam bahasa Indonesia. Sekretaris

adalah orang, pegawai, atau karyawan yang diberi tugas dan pekerjaan

berhubungan dengan masalah rahasia negara atau perusahaan (Ig. Wursanto.

2006:1).

Menurut The Liang Gie dalam Hery Sawiji (2002:40), “sekretaris adalah

asisten yang membantu dalam segala hal agar pimpinan dapat bertindak secara

efektif dalam menunaikan tugas-tugas manajemennya”. Sedangkan menurut Ig.

Wursanto dalam Saiman (2002:25) “ sekretaris ialah seorang pegawai yang

bertugas membantu pimpinan kantor dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan

detail kepala atau pimpinannya”.

Webster’s New Word Dictionary dalam bukunya Sutarto (1994:4)

mendefinisikan sekretaris sebagai berikut:

1. Seorang pegawai yang memelihara warkat, melakukan korespondensi dan

tugas-tugas lainnya, dan lain-lain untuk organisasi atau perseorangan.

2. Pegawai umum yang mengepalai bermacam-macam pekerjaan.

3. Seorang pegawai yang mengepalai suatu depertemen pemerintahan.

4. Meja tulis, khususnya yang baik dengan sebuah almari buku kecil.

c. Peranan Sekretaris

Sekretaris sebagai seorang pembantu pimpinan sebuah kantor/perusahaan ikut

menentukan keberhasilan pimpinan dalam mengelola kantor serta kinerja kantor

secara keseluruhan. Besar kecilnya peranan sekretaris tersebut juga tergantung

pada besar kecilnya kantor/perusahaan/lembaga dan sesuai dengan jabatan

sekretaris itu sendiri yang berbeda-beda satu dengan yang lain seperti sekretaris

pribadi atau sekretaris manajer.

Sementara itu Saiman (2002:37-38) membedakan peranan Sekretaris menjadi

dua yaitu :

1. Peranan sekretaris terhadap atasan.

a. Sebagai perantara atau saluran komunikasi dan pembinaan hubungan

yang baik bagi orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan.

b. Sebagai sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi

fungsi, tugas dan tanggung jawab.

c. Sebagai pelanjut keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan

tugas.

d. Alternatif pemikiran dan pimpinan dalam ide-ide.

e. Sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan dan cerminan

pimpinan bagi bawahan.

2. Peranan sekretaris terhadap bawahan

a. Penentuan kebijakan bagi pegawai bawahan secara adil yritu mengenai

pengaturan penempatan pegawai yang sesuai dengan dengan kecakapan

dan kemampuan (rule of the place).

b. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan

dapat berjalan lancar dan baik.

c. Memberikan rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam

menjalankan pekerjaan.

d. Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah.

e. Mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih

mengarahkan dan mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai

bawahan.

d. Tugas-tugas Sekretaris

Seorang pimpinan akan sangat memerlukan bantuan sekretaris dalam

melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kantor, seperti menerima tamu, menerima

telepon, mengambil dikte dan melatinnya, mengurus surat menyurat dan

menyimpannya, dan lain sebagainya. Untuk itu seorang pimpinan mengharapkan,

bahwa bantuan yang diberikan oleh sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugas

dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab.

Siwi Kadarmo (1994:7-9) mengelompokkan tugas-tugas sekretaris ke dalam

empat kelompok yaitu :

1) Tugas-tugas rutin.

2) Tugas-tugas khusus.

3) Tugas-tugas yang bersifat kreatif.

4) Melakukan hubungan dan kerjasama.

Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Tugas-tugas rutin.

Tugas rutin adalah tugas-tugas yang tidak lagi memerlukan perintah

khusus, perhatian khusus, maupun pengawasan khusus. Tugas-tugas tersebut

meliputi membuka surat, menerima tamu, menerima telepon, filing, membuat

jadwal tamu, dan lain-lain.

2. Tugas-tugas khusus.

Ada kalanya seorang pimpinan meminta sekretaris untuk melakukan

tugas-tugas khusus. Tugas tersebut dapat diberikan oleh pimpinan dengan

perintah secara lengkap maupun tidak, sehingga sekretaris harus

mempergunakan pertimbangan dan pengalamannya untuk menyelesaikannya.

Tugas-tugas tersebut meliputi membuat konsep telegram atau surat sampai

dengan mengirimkannya, membuat deposito bank, membuat perjanjian

dengan klien, dan sebagainya.

3. Tugas-tugas yang bersifat kreatif.

Dalam bidang tugas ini, sekretaris dapat menemukan sendiri kegiatan

yang menurutnya merupakan suatu bantuan yang sangat diperlukan oleh

atasannya. Sekretaris melakukannya tanpa diminta oleh atasan dan diharapkan

agar pekerjaan atasaannya secara keseluruhan dapat berjalan lebih efektif dan

efisien.

Tugas yang bisa digolongkan bersifat kreatif ini misalnya mengumpulkan

keterangan-keterangan yang sekiranya nantinya diperlukan oleh atasannya.

Dengan demikian, bila sewaktu-waktu atasannya membutuhkan, sekretaris

dapat memberikannya.

4. Melakukan hubungan dan kerja sama.

Meskipun seorang sekretaris bisa melaksanakan tugasnya tanpa bantuan

orang lain, tetapi dia tidak akan dapat terlepas dari kemungkinan untuk

berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu, seorang

sekretaris harus dapat bekerja sama dengan orang lain dengan harmonis. Dia

harus selalu berusaha untuk membina hubungan yang baik dengan pimpinan

atau pihak lain dalam batas-batas profesi/kedinasan.

Sedangkan Moekijat (1989:28) menyatakan secara singkat tugas-tugas

sekretaris adalah :

1) Administrasi umum.

2) Buku-buku berdasarkan perundang-undangan dan laporan resmi.

3) Rapat-rapat.

Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Administrasi umum

Yakni yang dibebani dengan tugas-tugas pengetikan, pos, pelayanan

pesuruh dan telepon, dan mungkin dengan penunjukan pegawai-pegawai tata

usaha. Akan tetapi ini dapat juga menjadi tanggung jawab dari seorang

manajer perkantoran atau akuntan.

2. Buku-buku berdasarkan perundang-undangan dan laporan resmi.

Menurut undang-undang perusahaan, sekretaris bertanggung jawab atas

pemeliharaan buku-buku, seperti daftar anggota dan pembuatan laporan resmi

yang khusus (misalnya penggantian direktur-direktur) dan laporan-laporan

resmi secara berkala (misalnya laporan tahunan).

3. Rapat-rapat.

Sekretaris bertanggung jawab atas semua tugas dalam hubungannya

dengan rapat-rapat para direktur dan pemegang saham, seperti mengatur rapat,

mempersiapkan kertas-kertas agenda dan notulen, serta mungkin yang lebih

penting, agar dapat diambil tindak lanjut yang tepat terhadap keputusan-

keputusan yang dibuat dalam rapat tersebut.

Meskipun baik Siwi Kadarmo maupun Moekijat membagi tugas-tugas

sekretaris ke dalam beberapa kelompok yang berbeda-beda namun tugas dasar

yang dikerjakan oleh seorang sekretaris adalah sama, diantaranya adalah :

1. Mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan surat-menyurat seperti

membuka surat, membuat konsep surat sampai dengan mengirimkannya.

2. Menerima tamu dan telepon.

3. Melakukan hubungan dengan orang lain, klien atau rekanan, mengatur rapat

dan sebagainya.

4. Pemeliharaan arsip dan dokumen.

e. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Sekretaris

Seorang Sekretaris yang profesional harus mampu bersikap proaktif dalam

melaksanakan tugas-tugasnya. Artinya ia mampu merencanakan, melaksanakan

dan mengevaluasi tugas-tugasnya tidak hanya menunggu perintah pimpinan.

Selain proaktif ia juga harus tanggap terhadap situasi kantornya karena pasti akan

muncul hambatan-hambatan dalam pelaksanaan tugas seorang sekretaris.

Menurut Daru Condro Pranoto (2003:60) hambatan yang lazim dihadapi

seorang sekretaris, adalah:

a. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan kegiatan

administrasi dan perlengkapan untuk melakukan penyimpanan data atau

arsip-arsip penting. Kurangnya sarana dan prasarana yang vital akan

mengganggu kelancaran serta efektivitas kinerja sekretaris.

b. Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang berkualitas dalam membantu

penyelenggaraan tugas sekretaris. Tidak mencukupinya anggaran menjadi

salah satu penyebab tidak dilakukannya penambahan jumlah personil atau

staf dalam membantu tugas-tugas sekretaris.

Dari uraian di atas, menurut penulis hambatan yang sering dihadapi seorang

sekretaris dalam melaksanakan tugasnya adalah:

1) Hambatan yang bersifat internal

Hambatan ini berasal dari kemampuan atau kompetensi seorang sekretaris itu

sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri, rendahnya kemampuan

berkomunikasi dan ketrampilan teknis lainnya.

2) Hambatan dari luar (eksternal)

Hambatan yang berasal dari luar seorang sekretaris misalnya kurangnya

sarana dan prasarana kantor, rekan sekerja dan bawahan yang kurang

mendukung, situasi kantor yang tidak kondusif, dan lain-lain.

f. Syarat-syarat Seorang Sekretaris

Seorang sekretaris yang profesional mempunyai syarat-syarat tertentu yang

harus dipenuhi, karena jika tidak, pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretarisannya

akan berjalan dengan kurang baik. Secara umum syarat untuk menjadi seorang

sekretaris yaitu harus mempunyai minat untuk melaksanakan tugas kesekretarisan

dan kemampuan (skills) di bidang kesekretarisan sesuai dengan kedudukannya

sebagai sekretaris organisasi.

Prajudi Atmosudirdjo dalam Hery Sawiji (2002:41) menyatakan, syarat-syarat

yang harus dimiliki seorang sekretaris ada 5 (lima) yaitu:

1) Syarat kepribadian yang sesuai.

2) Syarat pengetahuan umum.

3) Syarat pengetahuan khusus.

4) Syarat skills dan teknik kesekretariatan.

5) Syarat praktek (internship, magang).

Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Syarat kepribadian yang sesuai, antara lain ramah, bijaksana, punya inisiatif,

cepat tanggap terhadap situasi, dan pandai beradaptasi

2. Syarat pengetahuan umum, yakni mempunyai pengetahuan kemasyarakatan

dan kebudayaan yang dapat mengangkat standing atau gengsi organisasi

misalnya kemahiran berbahasa asing.

3. Syarat pengetahuan khusus mengenai hal-hal dimana dia bekerja, seperti

marketing untuk perusahaan perdagangan, matematika untuk biro teknik,

dan sebagainya.

4. Syarat skills dan teknik kesekretariatan, seperti mengetik, stenografi,

korespondesnsi, dasar-dasar tata buku, ilmu kearsipan dasar, dan lain

sebagainya.

5. Syarat praktek (internship, magang), misalnya sebelum sebagai resepsionis,

beberapa minggu sebagai telefonis, beberapa bulan di agenda, arsip, dan

ekspedisi, serta kemudian beberapa bulan di bagian korespondensi.

Semuanya itu agar ia terbiasa dalam berbagai macam pekerjaan business

routine yang nantinya diperlukan pada saat ia menjalankan pekerjaan

sekretaris secara sukses.

Sementara itu dalam buku Secretarial Procedure and Administration dalam

Hery Sawiji (2002 :42) disebutkan bahwa seorang sekretaris harus mempunyai

Personal Qualities yang meliputi :

1) The ability to get along with others.

2) Ethical behaviour.

3) Cerdas.

4) Maturity.

Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Seorang sekretaris harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan

orang lain karena ia tidak dapat bekerja seorang diri. Baik itu rekan-rekan

sejawat maupun rekanan kantor dan klien.

2. Seorang sekretaris harus memiliki kepribadian yang baik karena ia harus

sering berhubungan dengan orang lain dan menjadi contoh rekan-rekannya

yang lebih muda. Selain itu ia juga harus setia kepada atasan dan kentornya.

3. Seorang sekretaris harus cerdas karena tugas yang dikerjakannya sangat

banyak dan beragam. Semuanya harus dikerjakan dengan cermat, cepat dan

penuh inisiatif.

4. Matang di sini tidak berkaitan dengan usia tetapi pengalaman di bidang

perkantoran.

Kedua pendapat di atas membedakan syarat-syarat yang harus dimiliki

seorang sekretaris ke dalam 5 dan 4 syarat. Kesimpulan yang penulis peroleh

syarat seorang sekretaris adalah memiliki :

1. Kepribadian yang sesuai/baik seperti punya inisiatif, ramah, sopan dll.

2. Pengetahuan dan kecerdasan tertentu.

3. Kemampuan dan ketrampilan tertentu.

4. Matang atau berpangalaman di bidang tata usaha perkantoran.

Sukses sekretaris dalam suatu kantor tidak hanya tergantung kepada

kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas kantor saja, tetapi juga

tergantung kepada sikap yang dibawakannya dalam melaksanakan tugas-tugas

kantor tersebut. Untuk dapat melaksanakan tugas kesekretarisan dengan baik, ada

beberapa sikap pokok yang harus diusahakan untuk dimiliki oleh seorang

sekretaris.

Menurut Siwi Kadarmo (1994:16-26) ada 10 (sepuluh) sikap yang

dipersyaratkan agar tugas-tugas sekretaris dapat berhasil secara efektif dan

efisien. Kesepuluh sikap tersebut terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1) Sikap dalam perbuatan.

2) Sikap dalam hubungan antar manusia.

Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Sikap dalam perbuatan, meliputi :

a) Ketelitian.

Ketelitian merupakan hal yang sangat baik. Ada kemungkinan-

kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh seorang sekretaris dalam

melaksanakan pekerjaannya. Seperti kesalahan pengetikan, coretan pensil,

dan lain-lain. Semuanya ini merupakan sumber terjadinya kesalahan yang

mungkin akan membesar. Seorang sekretaris yang efektif hendaknya

berusaha untuk bekerja lebih teliti dari hari ke hari. Karena tanpa

ketelitian, pekerjaan seorang sekretaris bisa jadi tidak ada artinya di mata

pimpinan.

b) Pertimbangan yang baik.

Menggunakan pertimbangan yang baik berarti bahwa seorang

sekretaris mempunyai kemampuan berpikir dengan teliti dan mampu

menentukan segala sesuatu dengan seksama.

c) Menyelesaikan tugas secara sempurna.

Seorang sekretaris dianjurkan tidak hanya mampu melaksanakan

tugasnya tetapi juga harus menyelesaikan tugas tersebut dengan lengkap,

tepat, dan sempurna.

d) Panjang akal.

Akal atau daya upaya dalam hal ini berarti menemukan jalan keluar.

Bagi seorang sekretaris hal ini berarti bahwa untuk menemukan jalan

keluar terhadap suatu permasalahan/kegagalan, maka ia harus mencari

akal dan berdaya upaya untuk mengatasi kegagalan itu. Hendaknya ia

tidak menyerah apabila dihadapkan pada hal-hal yang sulit pemecahannya.

Sebaliknya ia harus memaksa pikirannya untuk mendapatkan

kemungkinan-kemungkinan menemukan jalan lain, mencoba berkali-kali

hingga berhasil.

e) Inisiatif.

Inisiatif adalah kemampuan untuk mengetahui hal-hal yang dikerjakan

dan bagaimana cara mengerjakannya dengan suatu cara yang mudah tanpa

diberitahu oleh orang lain. Sikap ini dipergunakan dalam dua hal. Pertama,

untuk memperingan tugas pimpinan, dan yang kedua, dipergunakan untuk

membebaskan pimpinan dari tugas-tugas yang seharusnya dapat

dikerjakan oleh sekretaris.

2. Sikap dalam hubungan antar manusia, meliputi:

a) Kebaikan hati.

Kebaikan hati berarti mau memikirkan kepentingan orang lain selain

kepentingan dirinya sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan bersikap baik

pada orang lain, suka menolong, dan simpatik. Seorang sekretaris

hendaknya memiliki sikap ini.

b) Taktis.

Sikap taktis ini dilakukan oleh seorang sekretaris dalam membentuk

dan memelihara keramah-tamahan dan hubungan kerja. Dengan

mengucapkan kata-kata yang manis dalam berbicara atau bertanya dengan

disertai sikap yang baik, seorang sekretaris dapat mencegah orang lain

untuk merasa malu atau disakiti hatinya. Bahkan sebaliknya, orang itu

akan suka kepadanya apabila ia menggunakan sikap-sikap yang

diplomatis/taktis.

c) Bijaksana.

Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang sekretaris ialah bahwa

ia harus tutup mulut apabila ada hal-hal yang berhubungan dengan

keluarga, teman-teman, dan rekan kerjanya. Seorang sekretaris yang

bijaksana ialah yang tidak mudah mengatakan tentang kejadian-kejadian

orang lain atau organisasinya. Karena sekretaris merupakan jabatan

seseorang yang dipercaya untuk memegang rahasia. Bagi seorang

sekretaris yang berpengalaman, ia akan menyimpan segala sesuatu yang

diketahui mengenai kantornya.

d) Kesetiaan.

Sekretaris yang setia akan berusaha semaksimal mungkin untuk

menjunjung nama baik pekerjaan pimpinan. Dia tidak akan nampak

gembira apabila melihat pimpinan dalam kesulitan. Ia tidak perlu berusaha

untuk melindungi tiap-tiap tindakan pimpinan tetapi juga jangan sampai

dia ikut orang lain dalam mengecam pmpinan apabila pimpinan kurang

cakap atau tidak mempunyai pertimbangan yang baik.

e) Obyektif.

Bersikap obyektif berarti hanya akan mengadakan reaksi setelah

melihat suatu hal secara keseluruhannya dan tidak didasarkan atas

perasaannya sendiri, meskipun hal itu mengenai dirinya sendiri. Hal ini

berarti harus mengadakan kajian dan analisa tentang keseluruhan masalah

secara logis, tidak berdasarkan emosi, dan subyektif. Seorang sekretaris

harus obyektif karena seringkali hasil kerjanya dikritik oleh pimpinan dan

harus diulang kembali, atau saran-saran yang diajukannya ditolak oleh

pimpinan. Dalam hal ini sekretaris dapat menunjukkan kekecewaannya,

kejengkelannya, bahkan ketidak senangannya. Namun demikian ia harus

menelaah persoalan itu secara keseluruhan dan melepaskan pandangan

pribadinya. Dengan demikian sekretaris tidak boleh menganalisa suatu

masalah secara subyektif sebelum menunjukkan reaksinya.

Jika seorang sekretaris telah memiliki kesepuluh sikap di atas, maka dapat

dikatakan ia telah memenuhi persyaratan untuk menjadi sekretaris yang sukses.

Tinggal bagaimana dan apakah ia dapat menerapkan sikap tersebut secara

konsisten dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang sekretaris.

g. Macam-macam Sekretaris

Dewasa ini profesi sekretaris telah berkembang sangat cepat dibanding

dahulu. Hal ini tentu saja sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan sebuah kantor

atau organisasi. Oleh karena itu sekarang dikenal bermacam-macam jenis

sekretaris sesuai dengan pekerjaan spesifik yang dilaksanakannya. Menurut Ig.

Wursanto (2006:2) “sekretaris dapat dibedakan menjadi beberapa macam

tergantung dari sudut peninjauanya.”

Dilihat dari segi luas lingkup kerja dan tanggung jawabnya dibedakan menjadi

sekretaris organisasi dan sekretaris pimpinan. Sedangkan dari segi kemampuan

dan pengalaman kerja dibedakan menjadi sekretaris junior dan sekretaris senior.

Sementara itu dari segi bidang kerja dikenal sekretaris bidang kesejahteraan

rakyat, sekretaris bidang pemerintahan, sekretaris bidang hukum, sekretaris

bidang administrasi dan politik dan sebagainya.

Beberapa macam sekretaris tersebut di atas penjabarannya adalah sebagai

berikut :

1. Sekretaris Organisasi (executive secretary / manager secretary)

“Sekretaris organisasi adalah seseorang yang bertugas tidak saja melayani

pimpinan organisasinya, tetapi juga ikut mengatur hal-hal yang menyangkut

organisasi dan manajemen.” {Prajudi Atmosudirdja dalam Ig. Wursanto

(2006:3)}. Sedangkan menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris

eksekutif / sekretaris manajer yaitu sekretaris yang berfungsi sebagai manajer

secara formal menjalankan manajemen/kepemimpinan”.

2. Sekretaris Pimpinan (private secretary / persona secretary)

Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris pribadi yaitu

seseorang yang berperanan semata-mata sebagai pembantu pimpinan dan

tidak membawahkan orang lain”. Sedangkan menurut C. Diah S. I. (2002:5),

“sekretaris pimpinan adalah pejabat yang membantu pimpinan dalam

menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, menyimpan, mengirim,

memelihara dan menyingkirkan bahan informasi.”

3. Sekretaris Junior

“Sekretaris junior adalah sekretaris yang baru bekerja atau memulai

karirnya sebagai sekretaris” (Sedarmayanti, 1997:15). Sedangkan menurut S.

Wojowasito dalam Saiman (2002:28), “sekretaris junior adalah sekretaris

yang memiliki kemampuan atau kecakapan yang lebih rendah dari jabatan

sekretaris senior”

4. Sekretaris senior

“Sekretaris senior adalah sekretaris yang sudah mempunyai kemampuan

bekerja dengan baik, dapat bekerja sendiri atau tanpa harus selalu dibimbing

dan mempunyai cukup pengalaman kerja” (Sedarmayanti 1997:13-14).

Sedangkan menurut Ig. Wursanto (2006:14) “sekretaris senior adalah

sekretaris yang memiliki pangkat/kedudukan lebih tinggi dari sekretaris

junior, memiliki masa kerja, kemampuan/kompetensi dan prestasi kerja

sebagai sekretaris yang mandiri tidak tergantung pimpinan”.

5. Sekretaris Bidang

Sekretaris bidang adalah sekretaris yang memiliki tugas dalam bidang

tertentu seperti sekretaris bidang sosial politik, sekretaris bidang administrasi

pemerintahan umum dan sebagainya.

2. Tinjauan tentang Tugas Camat

a. Pengertian Camat dan Kecamatan

Menurut situs Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan: 28 Pebruari

2009) Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Negara Republik

Indonesia di bawah Kabupaten atau Kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa dan

atau kelurahan-kelurahan.

Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan merupakan

Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu

yang dipimpin oleh seorang Camat. Istilah "Kecamatan" di Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam disebut dengan "Sagoe Cut". Sementara itu di Papua disebut

dengan istilah "Distrik".

b. Tugas Camat Menurut SOT Lama

Tugas pokok dan fungsi Camat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Karanganyar Nomor 11 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tatakerja

Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar Bab III Bagian Pertama Pasal

3 Ayat (2) disebutkan, “Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan

dalam wilayah kecamatan”.

Sedangkan pada Ayat (2) Pasal yang sama disebutkan, bahwa untuk

menyelenggarakan tugas pokok, maka kecamatan mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan pemerintahan umum, pembinaan pemerintahan

kelurahan/desa, ketenteraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat,

pembangunan dan pelayanan umum.

2. Pengkoordinasian pelaksanaan pemerintahan umum, pemerintahan

kelurahan/desa, ketenteraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat,

pembangunan dan pelayanan umum.

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya.

Sebagai tindak lanjut dari Pasal 3 Ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten

Karanganyar Nomor 11 Tahun 2001 tersebut ditetapkan Keputusan Bupati

Karanganyar Nomor 169 Tahun 2001 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar. Pada Pasal 3

Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 169 Tahun 2001 itu disebutkan, Uraian

tugas pokok Camat adalah sebagai berikut:

1. Menyusun program kerja di bidang pemerintahan dan pertanahan

ketenteraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat Desa/Kelurahan,

kesejahteraan sosial dan pelayan umum;

2. Menjabarkan perintah Bupati secara rinci dan jelas sesuai petunjuk,

pedoman/peraturan yang berlaku agar mudah dipahami sebagi pedoman kerja;

3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan, baik yang dilaksanakan

oleh instansi vertikal, Perangkat Daerah, Pemerintah Desa/Kelurahan;

4. Mengkoordinasikan kerja sama antar Desa/Kelurahan;

5. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pembinaan ketenteraman dan

ketertiban serta pengamanan pelaksanaan Peraturan Daerah dan peraturan

perundang-undangan lainnya;

6. Melaksanakan koordinasi dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan di Kecamatan;

7. Mengkoordinasikan pembinaan kesejahteraan sosial yang meliputi

pendidikan, kebudayaan, kesehatan, agama, pemberdayaan perempuan,

pemuda, olah raga dan tenaga kerja;

8. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna pengembangan dan

pemekaran, penghapusan dan/atau penggabungan Desa/Kelurahan, termasuk

Dusun/Lingkungan;

9. Memberikan pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan

Desa/Kelurahan, lembaga Desa dan lembaga kemasyarakatan

Desa/Kelurahan, serta pengelolaan administrasi Desa/Kelurahan;

10. Melaksanakan tugas sebagai PPAT yang berwenang untuk menerbitkan Akta

Tanah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

11. Mengumpulkan data dan informasi di bidang politik, ekonomi, sosial dan

budaya dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah;

12. Membina kehidupan masyarakat serta mengambil langkah-langkah yang

diperlukan guna penyelesaian perelisihan antar warga masyarakat di

Kecamatan;

13. Melaksanakan pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan

perekonomian, produksi dan distribusi serta pembinaan sosial;

14. Memberikan bimbingan dalam rangka perencanaan pelaksanaan

pembangunan yang menyangkut kepentingan beberapa Desa/Kelurahan;

15. Membantu pelaksanaan pemberian bantuan kepada Badan Sosial dan korban

bencana alam;

16. Menyelenggarakan pembinaan pelayanan umum yang meliputi kekayaan dan

inventarisasi Desa/Kelurahan, kebersihan, sarana dan prasarana umum;

17. Memberikan rekomendasi permohonan ijin dan pembangunan yang meliputi

tempat ibadah, pendidikan, hiburan umum dan fasilitas sosial fasilitas

kesehatan yang dikelola swasta lainnya sesuai ketentuan yang berlaku;

18. Memberikan pelayanan administrasi kependudukan yang meliputi KTP, KK,

Surat Keterangan Pindah Penduduk sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

19. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan di bidang pemerintahan dan

pertanahan, ketenteraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat

Desa/Kelurahan, Kesejahteraan Sosial dan pelayanan umum serta mengambil

langkah-langkah pemecahannya;

20. Mndistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas masing-masing

untuk menghindari duplikasi pekerjaan dan untuk kelancaran pelaksanaan

tugas;

21. Memberikan bimbingan dan arahan/petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

22. Memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan;

23. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati sebagai pertanggung

jawaban atas tugas yang diberikan;

24. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati sebagai masukan untuk

mengambil langkah-langkah selanjutnya;

25. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

c. Tugas Camat Menurut SOT Baru

Tugas dan fungsi Camat yang baru diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan

dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar. Pada Bab III Bagian Kesatu Pasal 3 Ayat

(1) Perda tersebut disebutkan :

Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh Bupati dan menyelenggaraakan tugas umum pemerintahan

yang meliputi :

1. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

2. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum;

3. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

4. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

5. mengkordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

Kecamatan;

6. Membina dan memfasilitasi penyelenggaraan pemerintahan Desa dan/atau

Kelurahan;

7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintahan Desa dan

Kelurahan.

Sedangkan pada ayat (2) pasal yang sama disebutkan, bahwa untuk

menyelenggarakan tugas tersebut, maka Kecamatan mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan pemerintahan umum, pembinaan pemerintahan Desa dan

Kelurahan, ketenteraman dan ketertiban, pemberdayaan masyarakat,

kesejahteraan sosial dan pelayanan umum.

2. Pengkoordinasian pelaksanaan pemerintahan, pembinaan dan fasilitasi

pemerintahan Desa dan Kelurahan, ketentraman dan ketertiban,

pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan sosial dan pelayanan umum.

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor

4 Tahun 2009 tersebut ditetapkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun

2009 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan

Kabupaten Karanganyar. Pada Bab III Bagian Kesatu Pasal 3 Ayat (3) Peraturan

Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 disebutkan :

Uraian tugas Camat adalah :

1. Merumuskan program kegiatan Kecamatan berdasarkan hasil evaluasi

kegiatan tahun lalu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan

tugas;

2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan;

3. Mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dengan

memberikan petunjuk dan bimbingan baik secara lisan maupun tertulis

guna kelancaran pelaksanaan tugas;

4. Melaksanakan sebagian tugas Bupati di kecamatan dalam bentuk

pelimpahan wewenang pemerintahan dalam rangka mempercepat proses

pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat;

5. Melaksanakan koordinasi baik secara langsung maupun tidak langsung

dengan pihak-pihak terkait dalam rangka kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat;

6. Menyusun usulan-usulan dan masukan dari pemerintahan kelurahan dan

desa sebagai bahan penyusunan program pembangunan di kecamatan;

7. Mengadakan pembinaan dan penyuluhan terhadap pemerintahan

desa/lembaga kemasyarakatan desa dan warga masyarakat dalam upaya

memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kemandirian desa dan

warga sehingga tercipta kehidupan yang aman, tenteram, tertib dan

sejahtera;

8. Memberikan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan

kewenangan yang diberikan yang diperlukan warga masyarakat dan

pelayanan di bidang pertanahan;

9. Menetapkan keputusan, instruksi, surat edaran dan naskah dinas lainnya

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka

penyelenggaraan pemrintahan umum di kecamatan;

10. Bersama aparat terkait menginventarisasi dan memecahkan permasalahan

yang muncul baik masalah pemerintahan maupun kemasyarakatan agar

terwujud rasa aman dan tenteram bagi masyarakat;

11. Membantu meningkatkan perolehan sumber-sumber pendapatan asli

daerah untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan;

12. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pemerintahan di Kecamatan dengan

cara mengukur pencapaian program dan kegiatan yang telah disusun untuk

bahan langkah-angkah tindaklanjut atau bahan laporan kepada Bupati;

13. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia

sebagai cerminan penampilan kerja;

14. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan kebijakan;

15. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan

maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan

tugas; dan

16. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dari pengertian dan uraian tugas dan fungsi Camat di atas dapat disimpulkan

seorang Camat adalah pegawai/pejabat yang melaksanakan sebagian kewenangan

atasan (Bupati) yang dilimpahkan kepadanya yaitu menjalankan tugas pemerintahan

dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat

a. Pengertian Sekretaris Camat

Di dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005:159), “camat adalah

pegawai pamong praja yang mengepalai onder distrik; asisten wedana; kecamatan

yang dikepalai camat; kepala pemerintahan dibawah bupati/walikota yang

mengepalai wilayah tertentu”.

Menurut situs Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekretaris_kecamatan:

28 Pebruari 2009) Sekretaris Kecamatan yang biasanya disingkat sekcam adalah

pimpinan sekretariat kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung

jawab kepada camat. Sekretaris kecamatan mempunyai tugas membantu camat

dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan

pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat/aparatur kecamatan, meliputi:

1. Perencanaan dan pelaporan

2. Persuratan/tata naskah dinas

3. Administrasi kepegawaian

4. Tata usaha dan akuntasi keuangan

5. Administrasi barang

6. Protokoler dan perjalanan dinas

7. Administrasi umum lainnya

Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil

kesimpulan, bahwa sekretaris camat adalah seorang pegawai yang diberi tugas

membantu menyelesaikan segala pekerjan agar camat dapat bertindak secara

efektif dalam menunaikan tugas-tugas manajemennya.

b. Peranan Sekretaris Camat

Seorang pimpinan di tingkat kecamatan yaitu camat harus mempraktekkan

prinsip-prinsip manajemen. Salah satu prinsip manajemen tersebut adalah prinsip

pelimpahan tugas. Artinya, ada beberapa tugas tertentu yang harus

diselenggarakan dan dapat diselesaikan oleh seseorang untuk orang lain. Dalam

hal ini, camat melimpahkan tugas-tugasnya kepada sekretaris camat.

Seorang sekretaris dapat meningkatkan kedudukannya serta memperoleh

penghargaan dari pimpinan jika ia melakukan tugasnya dengan baik. Dengan

demikian pimpinan akan mengakui manfaat mereka secara sebenarnya. Akan

tetapi, tidak setiap pimpinan dapat mengetahui cara yang sebaik-baiknya untuk

mempergunakan keahlian dan kemampuan sekretaris. Oleh karena itu sekretaris

harus berusaha menunjukkan kemampuannya agar, dengan demikian, pimpinan

tak ragu-ragu untuk mempergunakan keahlian dan kemampuan yang dimilikinya

itu.

Sekretaris camat adalah seorang pejabat yang melakukan serangkaian

kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok. Ruang lingkup tugas sekretaris

camat sebagai sekretaris organisasi sangat luas, meliputi segenap unsur

administrasi seperti organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia,

finansial, material, serta relasi publik.

Sekretaris camat juga bertindak sebagai kepala sekretariat yang memiliki

wewenang membuat rencana, membuat keputusan, mengorganisasikan bawahan

dan sarananya, melakukan pengawasan, memberi perintah/instruksi,

menyelenggarakan sistem komunikasi yang baik, melakukan pengarahan, serta

melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja.

Oleh karena ruang lingkupnya yang sangat luas, maka sekretaris camat dapat

mengangkat pembantu-pembantu yang akan diserahi urusan-urusan tertentu

sesuai dengan unsur-unsur administrasi. Berapa banyak dan macam pembantu

yang diperlukan tergantung dari besar kecilnya organisasi, luas sempitnya

aktifitas, serta besar kecilnya volume kerja.

Sekretaris camat mempunyai tanggung jawab yang besar karena dialah

penentu keberhasilan dan kemajuan unit kerja yang dikelolanya serta pendukung

keberhasilan kinerja camat dalam membawahi wilayahnya.

c. Tugas Sekretaris Camat

Berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 tentang

Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten

Karanganyar Bagian Kedua Bab III Pasal 4 Ayat (1) disebutkan Sekretaris

Kecamatan mempunyai tugas membantu Camat dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina, mengendalikan di bidang administrasi,

perencanaan kegiatan, monitoring, evaluasi dan pelaporan, urusan umum,

kepegawaian dan keuangan.

Sebagai penjabarannya maka uraian tugas Sekretaris Camat adalah sebagai

berikut :

1. Menyusun program kegiatan kecamatan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan;

2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan;

3. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dengan

memberikan arah dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna

meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

4. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Kepala Seksi lingkungan

Kecamatan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan

agar diperleh hasil kerja yang optimal;

5. Menyiapkan konsep keputusan, instruksi, petunjuk pelaksanaan dan

kebijakan Camat dalam rangka tindak lanjut tugas-tugas pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan;

6. Menyiapkan rumusan program kegiatan berdasarkan berdasarkan hasil

rangkuman rencana kegiatan seksi-seksi dalam rangka penyusunan

anggaran belanja dan pendapatan kecamatan;

7. Mengarahkan kegiatan perencanaan, keuangan, administrasi umum, rumah

tangga dan kepegawaian sesuai pedoman yang berlaku, kebijakan yang

ditetapkan atasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar

kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien;

8. Melaksanakan pelayanan pengelolaan kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan rumah

tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran tugas;

9. Melaksanakan kordinasi dalam rangka penyusunan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan dan Laporan

Pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan yang lain;

10. Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan administrasi

perkantoran sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku agar kegiatan kesekretariatan dilaksanakan secara efektif dan

efisien;

11. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia

sebagai cerminan penampilan kerja;

12. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan kebijakan;

13. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan

maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan

tugas; dan

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

4. Tinjauan tentang Kesekretariatan

a. Pengertian Sekretariat

Terdapat beberapa pengertian sekretariat sebagaimana dikutip dari Ig.

Wursanto (2006:15), yaitu:

1. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sekretariat berarti pekerjaan,

segenap urusan sekretaris, atau dapat pula berarti kepaniteraan.

2. Tempat, dimana seorang sekretaris melakukan pekerjaan dalam bidang

sekretariat.

3. Tempat sekretaris berikut para stafnya melakukan kegiatan dalam

bidang sekretariat atau ketatausahaan yang meliputi segenap kegiatan

pengolahan surat menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima),

mencatat, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan

keternagan yang diperlukan oleh organisasi.

4. Satuan organisasi yang melakukan pekerjaan office service atau jasa-jasa

perkantoran seperti penyambungan telepon, pengadaan dan

pemeliharaan mesin-mesin kantor, perabot kantor, tata ruang kantor,

pembuatan formulir (form design), komputerisasi, surat-menyurat dan

kearsipan.

5. Sekretaris jenderal adalah satuan organisasi yang terdapat dalam

lingkungan organisasi yang cukup besar (nasional) yang melaksanakan

pekerjaan seperti dalam sekretariat, misalnya Sekretariat Jenderal

Departeman.

6. Kesekretariatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekretaris. Jadi

kesekretariatan menunjukkan aktivitas atau tata kerja.

Menurut Ig. Wursanto dalam Saiman (2002:31), “sekretariat adalah satuan

organisasi atau lembaga yang melaksanakan jasa-jasa perkantoran dalam bidang

ketatausahaan”.

Sedangkan menurut Saiman (2002:31), “sekretariat merupakan suatu tempat

dimana terjadi aktifitas kerja yang sifatnya tetap pada suatu kantor atau suatu

tempat tertentu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan bersama”.

Dari berbagai definisi sekretariat yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa sekretariat merupakan satuan organisasi dimana seluruh

pegawai dari para sekretaris melaksanakan pekerjaan di bidang ketatausahaan

untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan kesekretariatan adalah aktifitas yang

dilakukan pada sekretariat yakni menunjukkan tata kerja atau proses kerja

sekretariat.

b. Lingkup Kegiatan Kesekretariatan

Tugas seorang sekretaris adalah membantu pimpinan dalam melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan teknis, tetapi cukup penting artinya bagi pimpinan. Beberapa

kegiatan dalam bidang kesekretariatan menurut Susilawati

(Susilawati.files.wordpress.com/2007/11/kesekretarisan.ppt: 8 Desember 2008)

antara lain adalah:

1. Menyelenggarakan pembinaan ketatausahaan khususnya yang

berhubungan dengan pelayanan surat menyurat. Terdiri dari pembuatan

surat; penerimaan surat; pengolahan surat; pendistribusian surat, dan

penyimpanan warkat dan atau surat.

2. Menyelenggarakan tata hubungan, baik secara internal maupun

eksternal.

3. Menyelenggarakan rapat-rapat.

4. Menyelenggarakan hal-hal yang bersifat rahasia.

5. Menyelenggarakan pengaturan penerimaan tamu atau kunjungan.

6. Mengelola dan memelihara dokumentasi organisasi yang berguna bagi

kelancaran fungsi manajemen.

7. Menyelenggarakan tugas-tugas bantuan lainnya yang sifatnya

menunjang pelaksanaan tugas pokok, misalnya menerima telepon.

Berdasarkan pengertian di atas, menurut penulis ruang lingkup kesekretariatan

cakupannya sedikit namun tugas yang dijalankan sangat bervariasi yaitu dari yang

sederhana yaitu menerima telepon sampai dengan yang paling kompleks yaitu

menyelenggarakan hal-hal yang bersifat rahasia.

c. Fungsi Kesekretariatan

Fungsi kesekretariatan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu fungsi dalam arti sempit

dan dalam arti luas. Fungsi kesekretariatan yang pertama berkaitan dengan

kegiatan ketatausahaan yakni kegiatan administrasi dalam arti sempit, yang

meliputi:

1) Adanya orang-orang yang bekerja;

2) Penerimaan dan pengiriman surat-surat;

3) Penerimaan dan pengiriman telepon;

4) Penyelesaian surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan organisasi sehari-

hari.

Sedangkan fungsi kesekretariatan yang kedua mencakup semua kegiatan

dalam administrasi (dalam arti luas) pada sebuah organisasi atau kantor yang

meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Mengadakan pencatatan (recording) dari semua kegiatan manajemen yang

berkaitan dengan organisasi/kantor tersebut.

2. Administrasi kesekretariatan sebagai alat pelaksana kegiatan ketatausahaan

yang bersifat pelayanan (membantu) baik kepada atasan maupun pihak lain

yang terkait atau memerlukan.

3. Administrasi kesekretariatan sebagai alat komunikasi antar kantor atau

perusahaan secara perorangan maupun organisasi.

4. Administrasi kesekretariatan sebagai pelaksana pemegang rahasia kantor,

jawatan, maupun perusahaan.

5. Administrasi kesekretariatan sebagai pusat dokumentasi (master file).

Adapun fungsi kesekretariatan yang paling utama dalam Saiman (2002:36)

adalah sebagai berikut:

1. Memperlancar lalu lintas dan distribusi informasi ke segala pihak baik

secara internal maupun eksternal.

2. Mengamankan kerahasiaan kantor atau jawatan yang bersangkutan.

3. Mengatur dan memelihara segala dokumentasi kantor yang mempunyai

kegunaan bagi manajemen untuk memperlancar fungsi-fungsi:

a) Perencanaan;

b) Pembuatan keputusan;

c) Pembimbingan;

d) Pengkoordinasian;

e) Pengontrolan;

f) Penyempurnaan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengertian di atas adalah secara

sederhana (dalam arti sempit) kesekretariatan berfungsi dalam hal pengaturan

komunikasi yaitu surat-menyurat dan telepon. Sedangkan dalam arti luas (secara

kompleks) kesekretariatan selain melaksanakan pengaturan komunikasi juga

mengatur informasi, dokumentasi dan lain sebagainya dalam suatu kantor atau

organisasi.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada masalah

penelitian yang digambarkan dengan skema secara menyeluruh dan sistematis.

Kerangka pemikiran tentang peranan Sekretaris camat dalam membantu tugas Camat

di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar adalah

sebagai berikut:

Berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar No. 12 Tahun 2009 Bab I Pasal

I, Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten

Karanganyar. Sedangkan camat adalah kepala kecamatan di wilayah Kabupaten

Karanganyar yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di

wilayah kecamatan. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka ruang lingkup

tugas camat sangatlah luas. Oleh karena itu tidak memungkinkan bila ia harus

menyelesaikan tugas-tugasnya seorang diri.

Dalam struktur organisasi kecamatan, Camat membawahi seorang Sekretaris

Camat, beberapa Kepala Seksi, serta kelompok jabatan fungsional. Sekretaris Camat

bertanggung jawab langsung kepada Camat dan membawahi paling banyak 3

subbagian.

Sekretaris camat mengepalai sekretariat, yang mana merupakan pusat

kegiatan administrasi termasuk hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokok camat.

Kelancaran kegiatan di dalam sekretariat akan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan tujuan instansi.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kerangka pemikiran

dari penelitian ini dapat dilihat dalam diagram alur penelitian sebagai berikut:

`

Gambar 1 : Diagram Kerangka Penelitian

Sekretaris

Camat

Camat

Pelaksanaan

Tugas

Hambatan Solusi

Tujuan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi berasal dari kata “metodos” yang artinya cara yang tepat untuk

melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu/pengetahuan. Jadi “Metodologi”

artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk

mencapai tujuan” (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2002:1). Sedangkan menurut

Winarno Surachmad (1994:131) “Metodologi adalah ilmu tentang cara-cara yang

dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan mempergunakan teknik serta alat

tertentu. Kesimpulan dari dua pendapat di atas, metodologi adalah cara-cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan teknik dan alat-alat

tertentu.

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2002:1) “penelitian adalah suatu

kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun

laporannya” . Sedangkan David H. Penny dalam Cholid Narbuko dan Abu Achmadi

(2002:1) menyatakan, “penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai

berbagai masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran

fakta-fakta”. Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan, penelitian adalah

suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau dengan

mencari bukti-bukti yang muncul berkaitan dengan permasalahan yang diteliti

sehingga diperoleh pemecahannya. Dengan kata lain penelitian bertujuan untuk

menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana

usaha-usaha tesebut dilakukan dengan menggunakan metode tertentu (ilmiah).

Sehubungan dengan pengertian di atas, kegiatan penelitian adalah suatu

kegiatan obyektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan serta menguji ilmu

pengetahuan berdasarkan prinsip-prinsip atau teori-teori yang disusun secara

sistematis melalui proses yang intensif. Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah

memerlukan metode tertentu yang menjamin hasil penelitian merupakan kebenaran

yang obyektif. Dengan kata lain penggunaan metode tertentu itu dimaksudkan agar

kebenaran yang terungkap benar-benar didasarkan atas bukti ilmiah yang kuat. Oleh

karena itu dalam suatu penelitian penggunaan metode (metodologi) sangat diperlukan

dan penting. Metodologi akan mengungkapkan metode-metode apa yang dipakai

dalam proses penelitian karya ilmiah. Oleh karena itu peneliti harus mengerti dan

memahami metode-metode tersebut karena hal ini merupakan dasar dalam

pelaksanaan penelitian.

Dalam penelitian ini aspek-aspek metodologi yang dipergunakan adalah

sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian digunakan oleh peneliti sebagai latar untuk memperoleh

data yang berguna dalam mendukung tercapainya tujuan penelitian. Tempat

penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kantor Kecamatan Jatipuro

Kabupaten Karanganyar. Tempat tersebut penulis pilih dengan pertimbangan:

1. Di Kantor Kecamatan Jatipuro terdapat data yang dibutuhkan oleh penulis dalam

penelitian ini.

2. Di Kantor Kecamatan Jatipuro belum pernah diadakan penelitian yang sejenis.

Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi instansi

tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan penelitian ini disetujui oleh Dosen

Pembimbing Skripsi dan memperoleh ijin dari pihak-pihak yang berwenang.

Penelitian ini dilaksanakan selama 13 bulan. Terhitung bulan Agustus 2008 dan

berakhir bulan Agustus 2009 (Jadwal Terlampir).

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini secara detail dan lengkap

diperlukan suatu pendekatan permasalahan melalui pemilihan strategi penelitian yang

tepat. Terdapat dua bentuk penelitian, yakni kuantitatif dan kualitatif. Kedua bentuk

tersebut memiliki perbedaan mendasar terkait teknik dan proses pelaksanaannya

karena masing-masing didasarkan pada pandangan filosofis yang berbeda.

Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, penulis memilih bentuk

penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor, yang pendapatnya dikutip Lexy J. Moleong

(2004:4) mengemukakan bahwa “metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan-ucapan, tulisan, atau perilaku dari

orang-orang yang diamati”.

Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penulis tidak

membuktikan atau menolak hipotesis yang dibuat sebelum memulai penelitian.

Penelitian kualitatif diarahkan pada kondisi aslinya, datanya dinyatakan pada keadaan

sewajarnya atau sebagaimana adanya, sesuai di lapangan. Sehingga penulis membuat

penafsiran berdasarkan data di lapangan, hasil wawancara, serta hasil telaah pustaka

yang berkaitan dengan permasalahan. Sedangkan deskriptif dimaksudkan untuk

memecahkan masalah masa sekarang yang menyelidiki keadaan obyek berdasarkan

fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

2. Strategi Penelitian

Strategi dalam penelitian deskriptif meliputi tunggal terpancang, ganda

terpancang, tunggal holistik, dan ganda holistik. Menurut Smith dalam Miles dan

Huberman (1992:2), strategi penelitian tunggal terpancang bertujuan “agar penelitian

dilakukan secara mendalam sehingga mempunyai kualitas yang tidak dapat

disangkal”.

Dalam penelitian ini, strategi yang digunakan adalah strategi tunggal

terpancang, dimana peneliti hanya mengkaji suatu masalah saja yaitu tentang

pelaksanaan tugas camat di bidang kesekretariatan yang dibantu oleh sekretaris

camat. Terpancang karena fokus permasalahan penelitian sudah dirancang peneliti

sebelum terjun ke lapangan.

C. Sumber Data

Data adalah kunci sebuah penelitian. Ketersediaan data dan sumber data akan

mempengaruhi apakah penelitian layak diteruskan ataukah tidak. Menurut H.B.

Sutopo (2002:49), ”sumber data dalam penelitian kualitatif bisa berupa

narasumber/informan/orang, peristiwa/aktivitas/perilaku, tempat atau lokasi, serta

benda, gambar dan rekaman, dan terakhir dokumen dan arsip”. Sejalan dengan

pendapat di atas, maka data yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian ini

diambil dari beberapa sumber, yaitu:

1. Narasumber/Informan

Narasumber atau informan adalah orang yang dianggap mengetahui

permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti dan bersedia memberikan informasi

kepada peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Camat,

Sekretaris Camat, dan para pegawai di lingkungan Kantor Kecamatan Jatipuro

Kabupaten Karanganyar.

2. Dokumen dan Arsip

Dokumen merupakan sumber data bukan hanya yang berbentuk tulisan,

namun juga dapat berupa rekaman, gambar, atau benda yang berkaitan dengan suatu

aktifitas atau peristiwa tertentu. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perda (peraturan daerah), arsip surat masuk dan keluar, serta dokumen dan arsip lain

yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Sekretaris Camat.

3. Tempat dan Peristiwa

Peristiwa atau aktivitas dalam suatu kegiatan penelitian sangat beragam dan

tidak semuanya dapat digunakan sebagai sumber data. Oleh karena itu peristiwa yang

dimanfaatkan dalam penelitian ini hanyalah peristiwa yang berupa segala aktifitas

yang dilakukan oleh Sekretaris Camat beserta stafnya yang berhubungan dengan

pelaksanaan tugas camat di bidang kesekretariatan.

D. Teknik Sampling

Sebagaimana yang diungkapkan oleh H.B. Sutopo (2002:55)., “Teknik

cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan

dalam penelitian yang mengarah pada seleksi”. Teknik sampling yang digunakan

dalam pebelitian ini adalah non random sampling yaitu cara pengambilan sampel

yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan menjadi sampel.

Cuplikan dalam penelitian ini bersifat purposive sampling, dimana peneliti

cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi

sumber data yang mantap dan mengetahui masalah-masalah sehubungan dengan

permasalahan secara mendalam. Namun demikian, informan dapat menunjuk

informan lain yang lebih tahu, maka informan dapat berkembang sesuai dengan

kebutuhan peneliti dalam memperoleh data sehingga dalam penelitian ini juga

menggunakan snowball purposive sampling.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Goetz dan LeCompte, 1984 dalam H.B. Sutopo (2002:58), strategi

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat digolongkan ke

dalam dua cara, yaitu metode interaktif dan non interaktif. Metode interaktif meliputi

wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan dan diskusi

kelompok (focus group discussion). Sedangkan metode noninteraktif meliputi

kuesioner, mencatat dokumen atau arsip (content analysis), dan observasi tak

berperan.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk

memperoleh data yang dibutuhkan dan mampu menjawab permasalahan yang

muncul, baik dengan metode interaktif maupun noninteraktif. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung terhadap obyek

penelitian dan mencatat peristiwa yang diselidiki. Hasil dari kegiatan observasi

dicatat dalam bentuk kata-kata inti yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk

laporan.

Dalam penelitian ini penulis tidak membatasi jumlah kunjungan yang akan

dilakukan sehingga peneliti dapat mengetahui lebih dalam tentang peranan subyek

penelitian yakni Sekretaris camat dalam membantu tugas Camat di bidang

kesekretariatan.

2. Wawancara

Lexy J. Moleong (2004:135) mengemukakan, “wawancara adalah percakapan

yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan

jawaban atas pertanyaan itu”.

Wawancara dilakukan guna memperoleh informasi secara langsung dari

sumber data sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan

dengan wawancara akan menguatkan data yang diperoleh dengan metode

pengamatan/observasi, sekaligus sebagai data penunjang yang mendukung penjelasan

tentang permasalahan dalam penelitian ini.

3. Analisis Dokumen

Dalam suatu instansi atau kantor dokumen tertulis dan arsip sangat banyak

jumlahnya dan baragam. Oleh karena itu semua dokumen dan arsip harus dipilih dan

dianalisis agar nantinya diperoleh data yang akurat dan dapat digunakan sebagai

sumber data. Analisis dokumen dilakukan terhadap buku-buku, laporan-laporan, dan

dokumen lain yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas

dalam penelitian ini.

F. Teknik Pemeriksaan Data

Guna menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang

didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Dalam penelitian kualitatif, data yang

dikumpulkan diolah dan diuji validitasnya melalui trianggulasi. Lexy J. Moleong

(2004:330) menjelaskan bahwa, “trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data tersebut”.

Dalam penelitian ini, teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah

trianggulasi data (sumber) dan trianggulasi metode. Trianggulasi data dengan sumber

berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif

(Patton dalam Lexy J. Moleong, 2004:330).

Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan beberapa sumber data untuk

mengumpulkan data yang sama dengan tujuan untuk memberikan kebenaran dan

memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan data yang

diperoleh dengan sumber yang berbeda dimana data yang satu akan dikontrol dengan

data yang sama pada situasi yang berbeda.

Trianggulasi metode, menurut H.B. Sutopo (2002:80), “Jenis trianggulasi ini

bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi

dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda”. Hal ini

berarti dalam mengumpulkan data pada saat tertentu peneliti menggunakan metode

wawancara, di saat lain menggunakan metode observasi atau dokumentasi, sehingga

data yang diperoleh semakin lengkap dan terpercaya.

G. Analisis Data

Analisis penelitian kualitatif biasanya dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data yang dilakukan di lapangan. Hal ini sebagaimana pendapat H.B.

Sutopo (2002:86), yang menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif proses

analisisnya dilakukan sejak awal bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Sementara itu Miles dan Huberman (1992:16) menyatakan, “kami anggap

bahwa analisis kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan

yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi”.

Dalam analisis penelitian kualitatif terdapat 2 (dua) model pokok yaitu (1)

model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis), dan (2) model analisis

interaktif. Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah analisis interaktif mengalir.

Kegiatan yang utama dalam analisis data model ini adalah tahap pengumpulan data

yang kemudian menyatu dengan ketiga kegiatan tersebut. Ketiga komponen ini

terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir

analisis. Oleh karena itu model analisis interaktif ini berbentuk siklus.

Untuk lebih jelasnya berikut digambarkan proses analisis interaktif dari ketiga

alur kegiatan analisis data:

1111

Gambar 2 : Skema Model Analisis Interaktif

Sumber: “Metodologi Penelitian Kualitatif “, H.B. Sutopo. (2002 : 96)

Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Langkah pengumpulan data ini sesuai dengan teknik pengumpulan data yang

telah diuraikan di atas, yang terdiri dari wawancara, observasi, dan analisis dokumen.

Pengumpulan data dilakukan selama data yang diperlukan telah memadai dalam

pengambilan kesimpulan.

2. Reduksi Data

Miles dan Huberman (1992:16) menyatakan, “reduksi data diartikan sebagai

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data ‘kasar’ yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan”.

Dengan demikian reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisir

data sehingga dapat diambil kesimpulan akhir.

3. Penyajian Data

Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi Data

Penarikan

Kesimpulan/Verifikasi

2222 3333

4444

Penyajian data adalah suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi

yang telah diperoleh di lapangan untuk kemudian disajikan secara jelas dan sistematis

sehingga akan membantu peneliti memahami dan menginterpretasikan apa yang

terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan peneliti tersebut dikaitkan dengan teori-

teori yang relevan.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Merupakan analisis rangkaian pengolahan data yang berupa gejala kasus yang

terdapat di lapangan. Penarikan kesimpulan bukanlah langkah final dari suatu

kegiatan analisis karena kesimpulan-kesimpulan tersebut masih perlu diverifikasi.

Apabila ternyata belum juga diperolah data yang valid, maka proses analisis diulang

lagi dari awal sampai diperoleh data yang benar-benar akurat, cocok, dan kokoh

sehingga dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.

H. Prosedur Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian ini, maka diperlukan suatu

prosedur penelitian, yaitu tahap-tahap yang ditempuh dalam suatu penelitian.

Prosedur penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan mulai dari pembuatan rancangan penelitian,

memilih lokasi, mengurus perijinan, dan persiapan pelaksanaan teknis.

2. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini meliputi berbagai aktifitas yang ada di lapangan untuk

mengumpulkan dan menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di

lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup

mendukung maksud dan tujuan penelitian. Setelah data yang dikumpulkan relevan

dengan permasalahan penelitian, data tersebut kemudian dianalisis kembali secara

intensif dan mendalam untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan/verifikasi dari

analisis yang telah dilakukan tersebut.

4. Penulisan Laporan Penelitian

Pada tahap ini semua data yang telah diolah dan dianalisis dilaporkan dalam

bentuk skripsi yang kemudian diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih

jelasnya dapat diterangkan dalam bentuk skema di bawah ini:

Gambar 3: Prosedur Penelitian

Penulisan

Laporan

Persiapan

Pelaksanaan

Pengumpulan Data

dan Analisis Awal

Analisis

Akhir

Penarikan

Kesimpulan

Penulisan

Laporan

Penggandaan

Laporan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Kecamatan Jatipuro

Sebagai sebuah institusi pemerintahan, Kecamatan Jatipuro telah ada

semenjak tahun 1847 sebagai bagian dari Kawedanan Karanganyar Kadipaten

Mangkunegaran. Pada masa itu Kecamatan Jatipuro disebut Kapanewon Jatipuro.

Wilayah Kadipaten Mangkunegaran yang lain adalah Kawedanan Wonogiri dan

Malangjiwan.

Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1903 Kadipaten

Mangkunegaran berubah menjadi Kabupaten Anom Kota Mangkunegaran dan

kemudian menjadi Kabupaten Karanganyar pada tanggal 17 Nopember 1917 pada

saat KGPAA Mangkunegara VII melantik KRT Hardjohasmoro sebagai Bupati

Karanganyar.

Berdasarkan Rijksblad Mengkoenagaran Nomor 10 Tahun 1923, Kabupaten

Karanganyar dibagi menjadi 3 wilayah Kawedanan dan 14 wilayah Kapanewon

(Kecamatan), yaitu :

Kawedanan : Kapanewon :

1. Kawedanan Karanganyar 1. Kapanewon Karangayar

2. Kawedanan Karangpandan 2. Kapanewon Tasikmadu

3. Kawedanan Jumapolo 3. Kapanewon Jaten

4. Kapanewon Kebakkramat

5. Kapanewon Mojogedang

6. Kapanewon Karangpandan

7. Kapanewon Matesih

8. Kapanewon Tawangmangu

9. Kapanewon Ngargoyoso

10. Kapanewon Kerjo

11. Kapanewon Jumpolo

12. Kapanewon Tugu

13. Kapanewon Jatipuro

14. Kapanewon Jatiyoso

Setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, Presiden

Republik Indonesia Ir. Soekarno mengeluarkan Piagam Kedudukan yang menetapkan

Sri Susuhunan Paku Buwono XII dan Sri Mangkunegara VIII masing-masing sebagai

Kepala Daerah Kasunanan Surakarta dan Kepala Daerah Mangkunegaran.

Namun pada akhir tahun 1945 timbul gerakan anti swapraja yang berkembang

hingga Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, Wonogiri dan Kota Surakarta yang

menyatakan lepas dari Pemerintah Swapraja. Hal ini mendapat tanggapan dari

Pemerintah Pusat dengan terbitnya Penetapan Pemerintah Nomor 16/SD Tahun 1946

yang antara lain menetapkan daerah-daerah tersebut tergabung dalam Karesidenan

Surakarta yang dipimpin oleh seorang Residen.

Daerah Kabupaten Karanganyar terdiri dari :

1). Kawedanan Wonoharjo

a. Kecamatan Gondangrejo (gabungan dari bekas Kapanewon Bonorejo dan

Kaliyoso)

b. Kecamatan Colomadu

2). Kawedanan Karanganyar

a. Kecamatan Karanganyar

b. Kecamatan Tasikmadu

c. Kecamatan Jaten

d. Kecamatan Kebakkramat

e. Kecamatan Mojogedang

3). Kawedanan Karangpandan

a. Kecamatan Karangpandan

b. Kecamatan Matesih

c. Kecamatan Tawangmangu

d. Kecamatan Ngargoyoso

e. Kecamatan Kerjo

f. Kecamatan Jenawi

4). Kawedanan Jumapolo

a. Kecamatan Jumapolo

b. Kecamatan Jumantono

c. Kecamatan Jatipuro

d. Kecamatan Jatiyoso

Sementara itu nama-nama Camat Jatipuro pada kurun waktu 1983 sampai

sekarang adalah sebagai berikut :

1) Sumardi 1983-1986

2) Mardiman, BA 1986-1991

3) Margito 1991-1994

4) Jaidi, SH 1994-1998

5) Bambang R. Suyono, BA 1998-2001

6) Suwarno, SH 2001-2005

7) Drs. Edy Yusworo 2005-2008

8) Sri Suboko, S.Sos., M.Si. 2008-sekarang

2. Kondisi Geografis

Kecamatan Jatipuro merupakan salah satu kecamatan di antara 17 kecamatan

di Kabupaten Karanganyar. Wilayah di sebelah Selatan berbatasan dengan

Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri; sebelah Barat dengan Kecamatan

Wonogiri kabupaten Wonogiri; sebelah Timur dengan Kecamatan Jatiyoso

Kabupaten Karanganyar dan sebelah Utara dengan Kecamatan Jumapolo Kabupaten

Karanganyar.

Luas wilayah Kecamatan Jatipuro adalah 4.036, 4957 Ha. Terdiri dari tanah

sawah seluas 1.373,7986 Ha, tanah kering 1.180,1507 Ha dan sisanya tanah hutan dan

tanah untuk permukiman. Dari tanah sawah seluas 1.337,7986 Ha yang sudah

memiliki irigasi teknis seluas 365,851 Ha, irigasi ½ teknis 97,967 Ha, irigasi

sederhana seluas 572,4989 Ha dan sawah tadah hujan/sawah rendengan seluas

337,4817 Ha.

Ketinggian rata-rata tanah di kecamatan Jatipuro adalah 570 meter dpl (di atas

permukaan laut), sehingga secara topografis termasuk dataran tinggi. Sama dengan

wilayah di kabupaten Karanganyar lainnya, Jatipuro beriklim tropis dengan suhu

udara rata-rata 28o C dan banyaknya curah hujan 2.053,34 mm/tahun.

3. Kondisi Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Jatipuro pada tahun 2008 sebanyak 38.296 jiwa,

yang terdiri dari penduduk laki-laki 19.210 orang dan perempuan 19.086 orang

dengan 8.977 KK. Sama dengan keadaan di Kabupaten Karanganyar umumnya,

perkembangan penduduk mengalami kenaikan dan penurunan meskipun tidak

signikan. Hal ini karena adanya tradisi boro, dimana pada masa atau musim kemarau

banyak penduduk yang merantau ke luar daerah khususnya Jakarta dan akan kembali

bila musim penghujan tiba. Oleh karena itu angka pertumbuhan penduduk sangat

rendah berkisar pada angka 1 persen per tahun.

Kecamatan Jatipuro termasuk daerah yang tidak terlalu padat penduduknya

Secara rata-rata hampir sama dengan kepadatan Kabupaten Karanganyar. Desa

dengan jumlah penduduk terpadat adalah Desa Jatikuwung dengan kepadatan 1.118

jiwa per km2, disusul Desa Jatisuko sebesar 1.061 jiwa per km

2 dan Desa Jatiharjo

sebesar 1.043 jiwa per km2. Sedangkan Desa terjarang penduduknya adalah Desa

Jatimulyo dengan kepadatan 813 jiwa per km2. Disusul kemudian Desa Jatiroyo

dengan kepadatan sebesar 843 jiwa per km2 dan Desa Jatipurwo dengan kepadatan

863 jiwa per km2

Data selengkapnya disajikan dalam Tabel di bawah ini :

Tabel 1

Data Kependudukan per Desa Tahun 2008

No.

Desa Jumlah

Penduduk

Luas Desa

(km2)

Kepadatan

per km2

1 Jatiroyo 4.256 5,09979 834

2 Jatikuwung 3.610 3,22831 1.118

3 Jatiharjo 2.893 2,77312 1.043

4 Jatisuko 3.293 3,10324 1.061

5 Jatimulyo 3.224 3,96349 813

6 Jatiwarno 4.028 4,74556 848

7 Ngepungsari 4.208 4,43546 948

8 Jatipuro 3.861 3,75276 1.028

9 Jatipurwo 3.929 4,55049 863

10 Jatisobo 5.101 4,71271 1.082

Sumber : Monografi Desa se Jatipuro dan Kecamatan Jatipuro, diolah.

Sesuai dengan kondisi alam di kecamatan Jatipuro yang agraris maka

sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian (petani

sendiri dan buruh tani), yaitu sebesar 11.606 atau 51,48%. Peringkat kedua adalah

sebagai wiraswasta/pedagang sebanyak 5.147 atau 22,83%.

4. Kondisi Pemerintahan

Secara administratif, Kecamatan Jatipuro terbagi manjadi menjadi 10 Desa

yang meliputi 86 dusun, 120 RW dan 305 RT. Sementara itu jumlah anggota Badan

Perwakilan Desa (BPD) sebanyak 87 orang, sedangkan jumlah pengurus LPMD 103

orang. Adapun penduduk Kecamatan Jatipuro yang menjadi anggota DPRD

Kabupaten Karanganyar periode 2004-2009 sebanyak 3 orang.

Jumlah Peraturan Desa yang ditetapkan selama tahun 2008 sebanyak 27 buah.

Sedangkan Keputusan Kepala Desa sebagai tindak lanjut Peraturan Desa sebanyak 28

buah dan Keputusan Kepala Desa yang merupakan kebijakan Kepala Desa sebanyak

7 buah.

5. Lokasi Kantor Camat Jatipuro

Kompleks Kantor Camat Jatipuro terletak di Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso,

Sangen, Jatipuro dengan luas bangunan ± 400 m2. Kompleks Kantor Camat Jatipuro

terdiri dari beberapa bangunan yaitu :

1) Pendopo Camat : 1 ruang

2) Rumah Dinas Camat : 5 ruang

3) Kantor Camat : 4 ruang

4) Aula Kecamatan : 1 ruang

5) Kantor PDAM Cabang Jatipuro : 1 ruang

6) Kantor Penyuluh Pertanian Cabang Jatipuro : 1 ruang

7) Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak dan KB Cabang Jatipuro : 1 ruang

8) Kantor PKK Kecamatan : 1 ruang

9) Ruang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) : 1 ruang

10) Mushola : 1 ruang

Letak Kompleks Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar bersebelahan

dengan bangunan sebagai berikut :

1) Timur : Puskesmas Jatipuro

2) Utara : Lapangan Kecamatan Jatipuro

3) Barat : Bekas Terminal Jatipuro dan Kantor Bank Perkreditan Rakyat

BPR-BKK Kecamatan Jatipuro

4) Selatan : Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso

6. Visi dan Misi Kecamatan Jatipuro

Sebagai sebuah institusi modern, maka semestinya memiliki Visi dan Misi.

Visi adalah keadaan masa depan yang ingin dicapai oleh seseorang, organisasi atau

suatu pemerintahan. Adapun Visi Kecamatan Jatipuro adalah “Terciptanya

Masyarakat yang Tenteram dan Makmur”.

Misi merupakan serangkaian tindakan yang lebih nyata atau sesuatu yang

harus diemban untuk mencapai visi. Untuk mewujudkan visi tersebut maka

Kecamatan Jatipuro menetapkan misinya sebagai berikut :

1) Meningkatnya Kondisi Kecamatan Jatipuro yang aman dan tertib;

2) Meningkatkan Kualitas dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan;

3) Mewujudkan Tata Kehidupan masyarakat Jatipuro yang dinamis dengan tetap

menjaga kultur budaya serta adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat

yang sudah melembaga;

4) Mendayagunakan Kelembagaan Masyarakat di Kecamatan Jatipuro;

5) Menjadikan Kecamatan Jatiupuro sebagai daerah Agrobisnis.

7. Struktur Organisasi Kecamatan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten

Karanganyar Bagian Kesatu Bab II Pasal 4, Susunan Organisasi Kecamatan

terdiri dari :

1. Camat;

2. Sekretaris Kecamatan, membawahkan:

1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;

2) Sub Bagian Umum dan Kepagawaian.

3. Seksi Tata Pemerintahan;

4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban;

5. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;

6. Seksi Kesejahteraan Sosial;

7. Seksi Pelayanan Umum; dan

8. Jabatan fungsional.

(Bagan Struktur Organisasi dan Tatakerja terlampir)

8. Formasi Pegawai Kecamatan Jatipuro

Pegawai Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar per 31 Juni 2009

tercatat sejumlah 21 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk Camat ditambah

dengan 2 orang pegawai honorer/kontrak sebagai penjaga malam. Adapun perincian

pegawai berdasarkan beberapa kategori tersaji sebagai berikut :

1) Pegawai berdasarkan status Jabatan :

a. Camat : 1 orang

b. Sekcam : 1 orang

c. Kasi : 5 orang

d. Kasubbag : 2 orang

e. Staf : 12 orang

2) Pegawai berdasarkan Golongan Ruang :

a. Golongan I/a-I/d: - orang

b. Golongan II/a : 2 orang

c. Golongan II/b : - orang

d. Golongan II/c : 4 orang

e. Golongan II/d : - orang

f. Golongan III/a : 5 orang

g. Golongan III/b : 2 orang

h. Golongan III/c : 5 orang

i. Golongan III/d : 3 orang

j. Gol. IV/a - IV/e : - orang

3) Pegawai menurut tingkat pendidikan :

a. Sarjana S2 : 2 orang

b. Sarjana S1/D4 : 5 orang

c. Sarmud/D3 : 1 orang

d. SLTA : 9 orang

e. SLTP : 4 orang

f. SD : - orang

4) Pegawai menurut kelompok umur :

a. Usia 24-29 th : 2 orang

b. Usia 30-35 : - orang

c. Usia 36-41 : 5 orang

d. Usia 42-47 : 2 orang

e. Usia 48-53 : 12 orang

f. Usia 54-56 : - orang

5) Pegawai menurut jenis kelamin :

a. Laki-laki : 17 orang

b. Perempuan : 4 orang

(Daftar Pegawai terlampir)

9. Program Kerja Pemerintah Kecamatan Jatipuro

1) Program Kerja Pemerintah Kecamatan JatipuroTahun Anggaran 2008 :

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan:

Penyediaan Jasa Surat-Menyurat; Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber

Daya Air dan Listrik; Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Penyediaan

Barang Cetak dan Penggandaan; Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik; Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor; Penyediaan

Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan; Penyediaam Makan

Minum; serta Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan:

Pemeliharaan Rumah Jabatan; Pemeliharaan Gedung Kantor;

Pemeliharaan Kendaraan Dinas; Pemeliharaan Mebelair; Pemeliharaan

Peralatan Kantor, serta Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan

Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.

c. Program Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintah Desa, dengan

kegiatan: Pembinaan Perangkat Desa; Pembinaan Administrasi Desa;

dan Perlombaan Desa.

d. Program Pembinaan Fasilitas Keuangan Desa dengan kegiatan

Pembinaan Administrasi Bantuam Alokasi Dana Desa (ADD).

e. Program Peningkatan dan Pelayanan Kehidupan Beragama dengan

kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan

Beragama.

f. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Keamanan dengan

kegiatan : Pembinaan Anggota Linmas; dan Pembinaan/Penyuluham

Kamtibmas.

g. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

dengan kegiatan: Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Kecamatan

(Musrenbangcam).

2) Program Kerja Pemerintah Kecamatan Jatipuro Tahun Anggaran 2009 :

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan:

Penyediaan Jasa Surat-Menyurat; Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber

Daya Air dan Listrik; Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Penyediaan

Alat Tulis Kantor (ATK); Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan;

Penyediaan Komponen Instalasi Listrik; Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-undangan; Penyediaam Makan Minum; serta

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan:

Pemeliharaan Rumah Jabatan; Pemeliharaan Gedung Kantor;

Pemeliharaan Kendaraan Dinas; Pengadaan Sound System Upacara;

Rehab Atap dan Genting Rumah Dinas Jabatan; Pengadaan LCD;

Relokasi Kantor Camat Jatupuro;

c. Program Peningkatan Pengembangan Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan dengan kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja dan Keuangan

selama 1 Tahun Anggaran; dan Tambahan Penghasilan PNS sesuai

Beban Kerja.

d. Program Pembinaan dan Fasilitasi Keuangan Desa dengan kegiatan

Pembinaan Administrasi Bantuam Alokasi Dana Desa (ADD).

e. Program Peningkatan dan Pelayanan Kehidupan Beragama dengan

kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan

Beragama.

f. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Keamanan dengan

kegiatan : Pembinaan Anggota Linmas/Hansip dan Pembinaan/

Penyuluhan Kamtibmas.

g. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

dengan kegiatan: Pelaksanaan Lomba Desa tingkat Kecamatan;

Penyelenggaraan Musyawarah Pembangunan Desa Musrenbangdes) dan

Kecamatan (Musrenbangcam); serta Pembinaan Administrasi Desa.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Dalam deskripsi permasalahan penelitian ini, penulis akan memaparkan hasil

penelitian sesuai dengan rumusan masalah pada Bab I, yakni mengenai peranan

Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di

Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar, kendala-kendala apa saja yang dihadapi

oleh Sekretaris Camat, serta upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Sekretaris Camat

dalam mengatasi kendala yang muncul tersebut.

1. Peranan Sekretaris Camat

Peranan seseorang dapat diketahui dari tugas-tugas yang dikerjakannya,

wewenang yang dimiliki serta tanggung jawab yang diembannya. Jika yang tugas

yang dikerjakannya bermakna bagi orang lain maka dapat dikatakan ia berperan.

Demikian pula jika wewenang yang dimiliki banyak serta tanggung jawab yang

diembannya berat maka dapat dikatakan ia berperan.

Oleh karena itu, peran Sekretaris Camat dapat dinilai dari tugas-tugas yang

dilaksanakannya, wewenang yang dimilikinya serta tanggung jawab yang

diembannya.

a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat.

Berdasarkan pernyataan informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari

2009 peran Sekretaris Camat sekarang lebih penting dan strategis karena

tugasnya lebih luas dan kongkrit. Menurutnya:

“Dengan berlakunya SOT baru ini, kecamatan berwenang membuat

keputusan dan instruksi dalam rangka meningkatkan perolehan sumber-

sumber pendapatan asli daerah, misalnya mengutip biaya ijin tebang dan

ijin keramaian”.

Hal senada diungkapkan oleh informan 3 pada wawancara tanggal 7

Pebruari 2009, yang mengatakan:

“Semenjak naik eselon ini, Pak Sek memang mempunyai tugas dan

pekerjaan yang lebih berat dan banyak mbak!, Selain menangani

masalah administrasi kantor, Pak Sek juga harus membuat rencana

kegiatan kecamatan berikut anggarannya”.

Namun pendapat berbeda dikemukakan informan 6 pada wawancara tanggal

7 Maret 2009, Katanya:

“Meskipun tugasnya banyak namun beban Pak Sek bisa dibilang lebih

ringan, mbak!, karena dia sekarang dibantu oleh 2 bawahan pejabat

baru yakni Kasubbag Perencanaan dan Keuangan serta Kasubbag Umum

dan Kepegawaian”.

Berdasarkan ketiga pernyataan informan di atas dapat diambil simpulan

bahwa dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat memiliki beberapa

tugas baru dalam melaksanakan pemerintahan daerah di tingkat kecamatan

dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

b. Peranan Sekretaris Camat penyusun rencana kegiatan kecamatan.

Seseorang yang memiliki wewenang tentu saja akan mempunyai peran yang

berbeda dengan orang yang tidak memilikinya. Seorang pejabat memiliki

wewenang yang berbeda dengan staf. Demikian pula pejabat tinggi memiliki

wewenang berbeda dengan pejabat di bawahnya.

Berdasarkan SOT baru terdapat beberapa kewenangan baru yang

sebelumnya tidak dimiliki oleh Sekretaris Camat. Informan 2 pada wawancara

tanggal 14 Pebruari 2009, mengatakan :

“Dengan pemberlakuan SOT baru ini, maka terdapat beberapa

pelimpahan wewenang Bupati kepada Camat dalam rangka pelaksanaan

otonomi daerah yang secara otomatis memberi beban tugas pada kantor

Camat dan kemudian Sekretaris Camat”.

Sementara itu informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009

memberi pendapat:

“Dengan SOT baru ini, kami diperbolehkan mengajukan anggaran dan

mengelola kegiatan sendiri, jadi tidak hanya ‘terima jadi’ dari

Kabupaten mbak”.

Hal di atas didukung pula oleh pendapat dari informan 4 pada wawancara

tanggal 21 Maret 2009 yang mengatakan,

“ Iya mbak, dengan SOT baru ini, Sekretaris Camat memiliki eselon III

sama dengan Camat, maka harapannya ia telah “disiapkan” untuk

menjadi Camat atau jabatan lain karena ia telah memiliki beberapa

kewenangan baru.

Dari ketiga pernyataan di atas dapat ditarik simpulan, berdasarkan SOT baru

Sekretaris Camat memiliki kewenangan lebih yaitu penyusun rencana kegiatan

dan anggaran kecamatan dan tidak hanya “sekedar” menjadi seorang “Kepala

Sekretariat”. Sekretaris Camat “dituntut” untuk menguasai perencanaan dan

pengelolaan keseluruhan Kantor Kecamatan, bahkan akan lebih baik lagi bila ia

mampu menguasai permasalahan di tingkat Kecamatan, karena ia sekarang

adalah “orang kedua” setelah Camat.

c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan.

Seseorang yang memiliki jabatan mengemban tanggung jawab berbeda

dengan yang tidak memiliki jabatan. Demikian pula pejabat tinggi tentu saja

memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan pejabat yang lebih rendah.

Dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat tidak hanya bertanggung

jawab terhadap urusan bidang kesekretariatan saja, namun juga keseluruhan

kantor camat.

Informan 2 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009, mengatakan:

“Sekretaris Camat sekarang tidak hanya bertanggung jawab

melaksanakan urusan administrasi kantor camat saja mbak, tetapi juga

urusan lain seperti perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Musrenbang

misalnya”.

Sementara informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009

mengatakan:

“Selain bertanggung jawab di bidang Sekretariat, Sekretaris Camat juga

sebagai koordinator penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-

tugas Seksi secara terpadu, mbak”.

Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Sekretaris

Camat tidak hanya bertanggung jawab terhadap urusan Sekretariat saja, namun

lebih luas di kantor camat secara keseluruhan.

2. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat

Untuk melaksanakan suatu tugas adalah sangat lumrah bila menemui berbagai

kendala yang menghambat pelaksanaannya. Apalagi untuk melaksanakan suatu tugas

yang “baru”. Penyesuaian dan proses belajar tentunya memerlukan waktu yang tidak

sebentar.

Apalagi di instansi pemerintah, dimana tingkat kemampuan masing-masing

orang/pegawai tidaklah sama dan suatu pekerjaan tidak mungkin diselesaikan oleh

satu atau dua orang saja. Proses adaptasi dan koordinasi akan membutuhkan waktu

yang lebih lama lagi.

Kendala yang menghambat pelaksanaan pekerjaan yang dihadapi oleh

Sekretaris Camat Jatipuro adalah sebagai berikut:

a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan sehingga kurang seimbang dengan

beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks.

Pada wawancara tanggal 14 Maret 2009 informan 8 memberi pendapat

bahwa,

“Kendala yang paling menghambat ya keterbatasan jumlah pegawai,

mbak. Di sini hanya ada 21 orang pegawai termasuk Camat sedangkan

pekerjaan setiap tahun bukannya berkurang namun semakin banyak dan

kompleks. Jadi memang berat, mbak”.

Hal senada diungkapkan Informan 7 pada wawancara tanggal 14 Pebruari

2009 yang mengatakan,

“Kendala yang paling utama ya kuantitas dan kualitas SDM pegawai

yang terbatas, mbak. Berikutnya baru keterbatasan peralatan kantor

seperti komputer dan laptop”.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh kedua informan tersebut

dapat disimpulkan bahwa keterbatasan baik jumlah maupun kompetensi

pegawai menjadi kendala utama dalam pelaksanaan pekerjaan di kantor camat

Jatipuro.

b. Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja para pegawai.

Menurut informan 3 pada wawancara tanggal 7 Pebruari 2009 kendala

utama yang paling menghambat pelaksanaan tugas di Kecamatan Jatipuro

adalah kualitas SDM yang belum sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan.

“Ya jelaslah mbak, kami cukup kesulitan dan harus sering bolak-balik

konsultasi ke kabupaten karena penyusunan anggaran ini adalah

pekerjaan baru bagi kami dan staf perencanaan dan keuangan kami

bukanlah lulusan jurusan Akuntansi”.

Hal yang mirip dikatakan oleh informan 2 pada wawancara tanggal 14

Pebruari 2009:

“Ya maklum lah mbak, staf kami banyak yang sudah sepuh jadi maklum

saja bila banyak yang gaptek alias gagap teknologi”.

Sedangkan informan 10 pada wawancara tanggal 21 Maret 2009 mengatakan:

“Terus terang di sini pegawai yang kompeten itu kurang mbak! Pegawai

yang bisa mengoperasikan komputer juga cuma beberapa orang, itupun

hanya MS Word dan MS Excel. Jadi memang banyak pekerjaan yang

menjadi terlambat penyelesaiannya”.

Sementara itu informan 5 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009

mengatakan:

“Selain terbatas kemampuannya, staf kami juga rata-rata hampir pensiun

atau purna tugas mbak, sehingga motivasi untuk belajar dan berlatih

mereka guna meningkatkan prestasi kerjanya juga sudah menurun.

Mereka sering beralasan sudah lebih dari dua puluh tahun bekerja

sehingga sudah jenuh dan meminta tugas-tugas itu sebaiknya diberikan

kepada pegawai lain yang masih muda”.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan kendala yang

dihadapi Sekretaris Camat Jatipuro berkaitan dengan Sumber Daya Manusia

pegawai kecamatan dapat dirinci menjadi beberapa hal, yaitu :

1) Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang

seimbang dengan beban pekerjaan yang ke depan semakin berat.

2) Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja pegawai Kecamatan

Jatipuro;

c. Terbatasnya piranti dan peralatan kantor.

Yang dimaksudkan dengan piranti atau peralatan kantor di sini adalah

komputer atau laptop dan kendaraan dinas. Menurut informan 8 pada

wawancara tanggal 14 Maret 2009:

“Kami hanya memiliki 1 mobil dan 2 motor dinas, mbak. Agar diperoleh

hasil kerja yang optimal semestinya kami didukung setidaknya

tambahan 3 motor dinas lagi”.

Sementara itu informan 2 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009

mengatakan:

“Kami memikili 1 laptop dan 3 unit komputer, mbak. Untuk laptop

cukuplah, tapi komputer setidaknya kami butuh 2 unit lagi agar

penyelesaian pekerjaan tidak saling menunggu”.

Berdasarkan kedua pernyataan itu, maka dapat disimpulkan Kecamatan

Jatipuro sangat membutuhkan tambahan peralatan kantor yaitu kendaraan dinas

berupa sepeda motor dan komputer. Dibutuhkan tambahan minimal 3 unit

sepeda motor dan 2 unit komputer agar kinerja kantor lebih meningkat dan

optimal.

d. Kurang representatifnya gedung kantor camat Jatipuro.

Camat Jatipuro menempati gedung kantor yang sekarang sebagai pusat

kegiatan Kecamatan semenjak tahun 1983. Dengan usia gedung yang lebih dari

25 tahun dapat dimaklumi jika kondisi bangunan/gedung sekarang sudah kurang

representatif lagi guna mendukung kinerja Camat dan seluruh pegawai

kecamatan Jatipuro.

Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009:

“Sejak Camat dijabat Pak Edy, sudah ada wacana relokasi kantor karena

kami rasa gedung ini sudah tidak memadai. Dua tahun terakhir kami

juga selalu mengajukan anggaran pembangunan gedung kantor namun

belum direspon Pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan positif”.

Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan:

“Kami talah beberapa kali mengajukan rencana pembangunan kantor

baru di Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso. Tepatnya terletak di Desa Jatipurwo

mbak, namun selalu dipending oleh Bappeda Karanganyar saat

Musrenbangkab”.

Berdasarkan pernyataan kedua informan di atas, kondisi gedung kantor

Camat Jatipuro saat ini dipandang sudah tidak representatif untuk dijadikan

lokasi perkantoran. Oleh karena itu ada wacana dan rencana untuk merelokasi

gedung kantor Camat Jatipuro.

3. Upaya-upaya yang Dilakukan oleh Sekretaris Camat

Untuk mengatasi hambatan dalam suatu pekerjaan diperlukan beberapa upaya

pemecahannya sehingga akan membantu kelancaran pelaksanaan tugas. Upaya-upaya

yang dilakukan Sekretaris Camat Jatipuro dalam hal ini adalah :

a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga tidak seimbang

dengan beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks.

Menurut informan 8 pada wawancara tanggal 14 Maret 2009:

“Kami hampir setiap tahun selalu mengajukan permintaan tambahan

pegawai ke BKD, mbak!. Namun selama 3 tahun ini belum ada

hasilnya”.

Sedangkan informan 9 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009 mengatakan:

“Meskipun rumah kami jauh, jika diperlukan kami siap untuk pulang

sore agar pekerjaan dapat selesai mbak”.

Berdasarkan kedua pernyataan di atas, upaya yang dilakukan untuk

mengatasi kendala terbatasnya jumlah pegawai adalah dengan :

1) Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada Kepala Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar;

2) Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat

diselesaikan pada jam kerja kantor.

b. Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja pegawai kecamatan.

Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009:

“Kami setiap tahun melaksanakan kegiatan kursus komputer bagi para

perangkat desa mbak. Pegawai kecamatan yang berminat juga boleh

ikut. Sayangnya, meski gratis kebanyakan mereka tidak berminat

mengikutinya”.

Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan:

“Setiap ada Bimbingan Teknis (Bimtek) di kabupaten kami selalu

perintahkan personil yang berkaitan dengan bidang tugasnya untuk

mengikutinya, mbak, meskipun ada saja alasan mereka kemukakan

seperti sudah tua atau hampir pensiun”.

“Selain itu, selalu saya tekankan bahwa hampir pensiun bukan halangan

untuk terus belajar dan berlatih. Waktu 1, 2 atau 5 tahun adalah waktu

yang cukup lama untuk belajar sesuatu apakah itu ketrampilan komputer

atau lainnya”

Berdasarkan kedua pernyataan informan tersebut, upaya-upaya yang

dilakukan untuk mengatasi kendala rendahnya kompetensi dan motivasi kerja

pegawai adalah dengan:

1) Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus

pegawai kecamatan bisa mengikutinya;

2) Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat

kabupaten atau provinsi bila ada.

3) Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan

berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun.

c. Terbatasnya piranti atau peralatan kantor.

Piranti atau peralatan kantor yang terbatas di kecamatan Jatipuro dalam hal

ini adalah komputer, laptop dan kendaraan dinas. Menurut informan 2 pada

wawancara tanggal 28 Pebruari 2009:

“Kami hanya memiliki 2 motor dinas, mbak. Kami pun selalu

mengajukan anggaran pengadaan kendaraan dinas ke kabupaten, namun

sampai sekarang belum dipenuhi, Ya sudah, yang ada saja kami gunakan

bergantian”.

“Saya kan Sekretaris Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), mbak. Jadi

ya, komputer itu saya gunakan untuk menyelesaikan 2 pekerjaan

sekaligus. Suatu saat untuk menyelesaikan pekerjaan Pemilu. Di waktu

yang lain saya pakai untuk menyelesaikan pekerjaan kantor”.

Sedangkan informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009 mengatakan:

“Karena keterbatasan komputer, kami terpaksa meminjam komputer

KPU saat sebelum dan sesudah tidak digunakan dalam Pemilu, mbak.

Untung saja Ketua KPU sini baik hati bersedia mengijinkan kami

meminjam”.

Berdasarkan kedua pernyataan informan di atas, upaya-upaya yang

dilakukan untuk mengatasi kendala terbatasnya peralatan kantor adalah dengan:

1) Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian

Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar;

2) Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi

Pemilihan Umum (KPU) yang ada di kecamatan;

3) Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan

dinas yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi

kepentingan dinas.

d. Kurang representatifnya gedung kantor camat Jatipuro.

Rencana relokasi kantor kecamatan Jatipuro sudah lama dimunculkan,

namun demikian karena keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten

Karanganyar, rencana tersebut belum terealisasi. Informan 1 pada wawancara

tanggal 7 Maret 2009 mengatakan:

“Sudah sejak 5 tahun lalu wacana relokasi gedung kantor sudah muncul

mbak, Lokasinya pun sudah ada. Namun sampai sekarang belum juga

terealisasi.

Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan:

“Sambil menunggu relokasi gedung kantor diacc, setiap tahun kami juga

selalu mengajukan anggaran rehabilitasi kantor, mbak! agar meskipun

kurang representatif, kantor ini tetap layak untuk digunakan”.

Berdasarkan kedua pernyataan informan di atas, upaya-upaya yang

dilakukan untuk mengatasi kendala kurang representatifnya gedung kantor

camat Jatipuro adalah dengan:

1) Mengajukan rencana angggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada

Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum

disetujui;

2) Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat.

C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Kajian Teori

Pada sub bab ini akan dipaparkan analisis terhadap data dan fakta yang

berhasil penulis kumpulkan. Analisis yang dilakukan bertitik tolak dari rumusan

masalah yang telah dibuat serta menggunakan acuan landasan teori yang relevan

pada Bab II.

Berdasarkan pelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis, temuan studi

yang dapat dihubungkan dengan kajian teori adalah mengenai:

1. Peranan Sekretaris Camat Jatipuro

a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat

Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu cara untuk menilai atau

mengukur peranan sesorang adalah dengan mengetahui tugas-tugas apa saja

yang dilaksanakannya. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah peranan

Sekretaris Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar cukup penting dan strategis

dapat diketahui dari tugas-tugas yang telah dikerjakannya berdasarkan landasan

teori yang telah disusun pada Bab II.

Pembahasan mengenai tugas-tugas Sekretaris yang merefleksikan peranan

Sekretaris Camat Jatipuro ini dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh

Siwi Kadarmo (1994:7-9) yang membagi tugas-tugas Sekretaris kedalam 4

tugas pokok, yaitu :

1) Tugas-tugas rutin.

Menurut Siwi Kadarmo tugas rutin adalah tugas-tugas yang tidak lagi

memerlukan perintah khusus, perhatian khusus, maupun pengawasan

khusus. Tugas-tugas tersebut meliputi membuka surat, menerima tamu,

menerima telepon, filing, membuat jadwal tamu, dan lain-lain. Sesuai

dengan teori ini maka tugas-tugas yang dilaksanakan Sekretaris Camat

Jatipuro adalah menerima tamu, dan membuat jadwal tamu. Sedangkan

tugas menerima telepon dan membuka surat tidak selalu dikerjakannya

karena ia mempunyai staf yang memang ditugaskan menerima telepon,

membuka dan mengagendakan surat-surat dinas.

2) Tugas-tugas khusus.

Tugas khusus adalah tugas yang diberikan oleh pimpinan dengan

perintah secara lengkap maupun tidak, sehingga sekretaris harus

mempergunakan pertimbangan dan pengalamannya untuk

menyelesaikannya. Tugas-tugas tersebut meliputi membuat konsep telegram

atau surat sampai dengan mengirimkannya, membuat deposito bank,

membuat perjanjian dengan klien, dan sebagainya. Dalam hal ini tugas yang

dikerjakan Sekretaris Camat Jatipuro adalah membuat konsep surat dinas

sampai dengan mengirimkannya dan membuat perjanjian dengan pihak lain

seperti Kepala Desa atau pejabat tingkat Kabupaten.

3) Tugas-tugas yang bersifat kreatif.

Adalah tugas yang tidak diperintahkan atasan namun dikerjakan dengan

inisiatif sendiri oleh Sekretaris dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas

secara keseluruhan. Tugas seperti ini antara lain adalah memberikan jamuan

makan kepada tamu yang berkunjung, memelihara arsip/dokumen, dan lain-

lain.

4) Melakukan hubungan dan kerjasama.

Tugas ini adalah jenis tugas yang paling banyak dikerjakan oleh Camat

Jatipuro. Hal ini karena berdasarkan uraian tugas Sekretaris Camat dalam

Peraturan Bupati, maka ia banyak sekali ditugaskan untuk melakukan

koordinasi tidak saja dengan para Kepala Seksi tetapi juga dengan pihak lain

seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kapolsek, Kepala Puskesmas, Kepala

Cabang Dinas Pendidikan, Kepala KUA Kecamatan serta pejabat tingkat

Kabupaten.

b. Peranan Sekretaris Camat sebagai penyusun rencana kegiatan kecamatan

Sementara itu temuan studi yang lain yang dapat dikaitkan dengan

kajian teori adalah mengenai macam sekretaris ditinjau dari luas lingkup kerja

dan tanggung jawabnya. Menurut Ig. Wursanto (2006:2), berdasarkan luas

lingkup kerja dan tanggung jawabnya, sekretaris dapat dibagi menjadi 2 jenis

yaitu sekretaris organisasi dan sekretaris pimpinan.

Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris pribadi yaitu

seseorang yang berperanan semata-mata sebagai pembantu pimpinan dan tidak

membawahkan orang lain”. Sedangkan Sekretaris organisasi adalah seseorang

yang bertugas tidak saja melayani pimpinan organisasinya, tetapi juga ikut

mengatur hal-hal yang menyangkut organisasi dan manajemen.” {Prajudi

Atmosudirdja dalam Ig. Wursanto (2006:3)}.

Berdasarkan temuan studi bahwa ruang lingkup kerja sekretaris camat

menurut SOT baru yang lebih luas misalnya sebagai penyusun rencana

anggaran kegiatan kecamatan serta adanya 2 bawahan sekretaris camat yakni

Kasubbag perencanaan dan keuangan serta Kasubbag umum dan kepegawaian

maka sesuai dengan kajian teori dapat disimpulkan bahwa sekretaris camat

adalah seorang sekretaris organisasi.

c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan

Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27-28), “sekretaris manajer/

eksekutif yaitu sekretaris yang berfungsi sebagai manajer. Yakni secara formal

menjalankan manajemen/kepemimpinan”. Sekretaris manajer/eksekutif

bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan dari bagian-bagian atau

seksi-seksi dalam suatu kantor atau perusahaan.

Berdasarkan temuan studi bahwa tanggung jawab sekretaris camat menurut

SOT yang baru lebih luas tidak hanya di bidang sekretariat saja tapi juga

sebagai koordinator seksi-seksi maka dapat disimpulkan adanya kesesuaian

dengan kajian teori yang dikemukakan Sutiyoso dalam Saiman (2002: 28)

bahwa sekretaris camat adalah seorang sekretaris manajer/eksekutif karena ia

bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan dari bagian-bagian atau

seksi-seksi tertentu dalam suatu kantor.

2. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat

Dalam melaksanakan suatu tugas atau kegiatan sangat wajar bila kita

menemui kendala-kendala atau hambatan-hambatan. Dengan adanya kendala, maka

kita dituntut untuk mengatasi kendala itu agar tujuan kegiatan dapat tercapai.

Menurut Daru Condro Pranoto (2003:60) hambatan yang lazim dihadapi

seorang sekretaris, adalah:

c. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan kegiatan

administrasi dan perlengkapan untuk melakukan penyimpanan data atau arsip-

arsip penting. Kurangnya sarana dan prasarana yang vital akan mengganggu

kelancaran serta efektivitas kinerja sekretaris.

d. Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang berkualitas dalam membantu

penyelenggaraan tugas sekretaris. Tidak mencukupinya anggaran menjadi salah

satu penyebab tidak dilakukannya penambahan jumlah personil atau staf dalam

membantu tugas-tugas sekretaris.

Berdasarkan temuan studi yang penulis peroleh, kendala utama yang dihadapi

Sekretaris Camat Jatipuro adalah :

a. Terbatasnya jumlah pegawai dibanding beban kerja yang semakin berat dan

kompleks.

Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan menyebabkan terlambatnya

penyelesaian pekerjaan Sekretariat Camat serta kantor secara keseluruhan.

b. Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai.

Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai menyebabkan penyelesaian

beberapa kegiatan kecamatan menjadi lama dan terlambat.

c. Terbatasanya piranti atau peralatan kantor.

Terbatasnya peralatan kantor berupa komputer dan motor dinas menyebabkan

kegiatan/pekerjaan juga terhambat.

d. Kurang representatifnya gedung kantor.

Menyebabkan motivasi kerja pegawai menurun dan situasi kerja menjadi tidak

kondusif.

Dari temuan studi di atas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala atau

hambatan-hambatan yang dihadapi Seketaris Camat Jatipuro sesuai dengan kajian

teori bahwa hambatan utama seorang sekretaris adalah sarana dan prasarana kantor

yang kurang memadai serta kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.

3. Upaya-upaya Sekretaris Camat dalam Mengatasi Kendala

Munculnya kendala-kendala yang dihadapi Sekretaris Camat Jatipuro dalam

melaksanakan tugasnya memacu Sekretaris Camat untuk mencari solusi atau upaya-

upaya pemecahan agar pekerjaan tetap dapat diselesaikan. Upaya-upaya yang

dilakukan Sekretaris Camat Jatipuro antara lain adalah:

1) Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada Kepala Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar;

2) Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat

diselesaikan pada jam kerja kantor;

3) Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus pegawai

kecamatan bisa mengikutinya;

4) Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat

kabupaten atau provinsi bila ada;

5) Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan

berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun;

6) Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian

Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar;

7) Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi Pemilihan

Umum (KPU) yang ada di kecamatan;

8) Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan dinas

yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi kepentingan

dinas;

9) Mengajukan rencana anggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada

Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum disetujui;

10) Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat secara

bertahap.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah, Sekretaris Camat memiliki peran yang lebih penting dan strategis

dibandingkan sebelumnya. Hal ini karena Sekretaris Camat memiliki eselon yang

lebih tinggi daripada para Kepala Seksi (Kasi) yang semula sama-sama IVa menjadi

IIIb.

Selain itu yang lebih penting, perubahan ini dimaksudkan agar Sekretaris

Camat lebih berfungsi sebagai koordinator penyusunan program dan penyelenggaraan

tugas-tugas Seksi secara terpadu dan tugas pelayanan administratif di Kantor

Kecamatan.

Berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan serta hasil analisis yang

penulis laksanakan, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

4. Peranan Sekretaris Camat

a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat.

b. Peranan Sekretaris Camat sebagai penyusun rencana kegiatan kecamatan.

c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan.

5. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat

a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang seimbang

dengan beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks.

b. Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai kecamatan Jatipuro.

c. Terbatasnya piranti atau peralatan kantor berupa komputer dan kendaraan

dinas.

d. Kurang representatifnya kondisi gedung kantor Camat Jatipuro.

6. Upaya-upaya Sekretaris Camat dalam Mengatasi Kendala yang Muncul

a. Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada Kepala Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar;

b. Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat

diselesaikan pada jam kerja kantor;

c. Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus

pegawai kecamatan bisa mengikutinya;

d. Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat

kabupaten atau provinsi bila ada;

e. Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan

berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun;

f. Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian

Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar;

g. Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi

Pemilihan Umum (KPU) yang ada di kecamatan;

h. Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan

dinas yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi

kepentingan dinas;

i. Mengajukan rencana anggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada

Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum disetujui;

j. Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat secara

bertahap.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian di atas serta berbagai fenomena yang

ditemukan berkaitan dengan penelitian ini dapat dikemukakan suatu implikasi sebagai

berikut :

1. Pemberlakuan Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) yang baru mulai Tahun

Anggaran 2009 memberikan implikasi terhadap tugas dan tanggung jawab

Sekretaris Camat seiring perannya yang semakin penting dan strategis. Tugas

yang dikerjakan dan tanggung jawab yang diemban Sekretaris Camat menjadi

lebih berat dan kompleks karena tidak hanya di bidang kesekretariatan, akan

tetapi juga kantor camat secara keseluruhan.

2. Peran yang lebih penting dan strategis Sekretaris Camat sesuai SOT baru

membutuhkan kompetensi tinggi Sekretaris Camat dan segenap stafnya, karena

kinerja Sekretaris Camat tidak hanya ditentukan oleh Sekretaris Camat sendiri

tetapi oleh seluruh tim yanga ada di Sekretariat.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi di atas, maka dapat penulis

kemukakan saran dan masukan sebagai berikut :

1. Kepada Camat

a. Agar pegawai kecamatan Jatipuro memiliki kompetensi tinggi sesuai

tuntutan SOT baru, hendaknya Camat menerapkan reward and

punishment system. Artinya, di satu sisi pegawai yang rajin dalam bekerja

diberi hadiah, berupa barang misalnya. Sedangkan di sisi yang lain

pegawai yang malas dalam bekerja diberi teguran, baik lisan maupun

tertulis.

b. Guna mengatasi terbatasnya jumlah pegawai kecamatan sebaiknya Camat

Jatipuro mengangkat pegawai honorer atau tenaga kerja kontrak yang

bekerja selain sebagai penjaga malam. Dengan estimasi kekurangan

pegawai sejumlah 6 orang, maka jika setiap tahun diangkat masing-

masing 2 pegawai diharapkan dalam 3 tahun ke depan masalah ini sudah

teratasi.

2. Kepada Sekretaris Camat

a. Agar peran Sekretaris Camat guna melaksanakan tugas sesuai SOT baru

tetap optimal maka hendaknya segera mengikuti pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan sesuai dengan eselonnya yang baru (Diklatpim III).

b. Selain mengikuti Diklatpim III, guna meningkatkan kompetensi di bidang

teknis tertentu seperti perencanaan keuangan dan anggaran, Sekretaris

Camat sebaiknya juga selalu mengikuti bimbingan teknis (bimtek) yang

diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Karanganyar secara gratis dan jika

memiliki anggaran, dapat mengikuti bimtek yang diselenggarakan oleh

lembaga swasta dengan memakai biaya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan UNS.

Bappeda Kabupaten Karanganyar. 2008. Pengembangan Sistem Informasi Profil

Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Karanganyar: Bappeda

Kabupaten Karanganyar.

Cholid Narbuko & Abu Achmadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Daru Condro Pranoto. 2003. Tugas dan Fungsi Sekretaris Kecamatan Dalam Rangka

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah di Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Surakarta: Fakultas Hukum

UNS.

Dyah Sulistyaningrum Indrawati, C. 2002. Dasar-Dasar Kesekretarisan dan

Kesekretariatan. Salatiga: Widya Sari Press.

Hery Sawiji. 2002. Manajemen Perkantoran. Surakarta: Sebelas Maret University

Press.

Ignatius Wursanto. 2006. Kompetensi Sekretaris Profesional. Yogyakarta: CV. Andi

Offset (Penerbit Andi).

Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Matthew B. Miles & M. Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia (UI Press).

Moekijat. 1989. Administrasi Kantor: Manajemen Perkantoran. Bandung: Penerbit

Mandar Maju.

Noeng Muhadjir. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Rake

Sarasin.

Pemerintah Kabupaten Karanganyar. 2009. Peraturan Bupati Karanganyar No. 12

Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural pada

Kecamatan Kabupaten Karanganyar. Karanganyar: Pemerintah Kabupaten

Karanganyar.

Pemerintah Kabupaten Karanganyar. 2009. Peraturan Daerah Kabupaten

Karanganyar No. 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar. Karanganyar:

Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2008.

Karanganyar: Kecamatan Jatipuro.

Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Laporan Pelaksanaan Tugas Camat Jatipuro

Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Karanganyar: Kecamatan Jatipuro.

Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2009.

Karanganyar: Kecamatan Jatipuro.

Pemerintah Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000

tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah

Republik Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 65).

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah Republik

Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89).

Saiman. 2002. Manajemen Sekretaris. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Siwi Kadarmo. 1994. Sekretaris dan Tugas-tugasnya. Jakarta: Penerbit CV. Nina

Dinamika.

Soerjono Soekanto. 1994. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sutarto: 1992. Sekretaris dan Tatawarkat. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University

Press.

Sedarmayanti. 1997. Tugas dan Pengembangan Sekretaris. Bandung: Penerbit

Mandar Maju.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Winarno Surakhmad. 1994. Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung:

Tarsito.

http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairbab21.pdf

http://Susilawati.files.wordpress.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan

http://id.wikipedia.org/wiki/Sekretaris_kecamatan

JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI

2008 2009 No. Jenis

Kegiatan Agust Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agust A Persiapan

1 Pengajuan Proposal

▓▓▓ ▓▓▓

2 Pengurusan Perijinan

▓▓▓ ▓▓▓

3 Penyusunan Landasan Teori

▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓

4 Penyusunan Daftar Pertanyaan

▓▓▓

B Pelaksanaan 1 Pengumpulan

Data ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓

2 Analisis Data ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ C Penyusunan

Laporan

1 Penulisan Laporan

▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓

2 Pertanggung-jawaban

▓▓▓

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK CAMAT

1. Bagaimana kondisi Kantor Camat Jatipuro saat ini?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

2. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan

baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

3. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut telah dilaksanakan dengan efektif?

Jika Belem, kenapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

4. Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab

Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya,

dalam hal apa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

5. Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-

tugasnya dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang

menghambatnya?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

6. Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat

mempunyai upaya-upaya untuk mengatasinya?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK SEKRETARIS CAMAT

1. Bagaimana kondisi Kantor Camat Jatipuro saat ini?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan

baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

3. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut saat ini telah dapat berjalan dengan

efektif? Jika belum, kenapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

4. Dengan berlakunya SOT barus tersebut, menurut Anda apakah peran dan

tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika

jawabannya iya, dalam hal apa? Jika tidak, kenapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

5. Kendala apa saja yang Anda hadapi dalam melaksanakan tugas dan peran

Sekretaris Camat khususnya setelah pemberlakuan SOT baru? Kualitas SDM?

Komunikasi? Jelaskan.

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

6. Apa upaya-upaya yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

7. Apakah upaya-upaya yang telah Anda lakukan tersebut telah optimal? Jika

belum, kenapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK KASI / KASUBBAG /STAF

1. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan

baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut telah dilaksanakan dengan efektif?

Jika belum, kenapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

3. Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab

Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya,

dalam hal apa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

4. Dengan berlakunya SOT baru tersebut, menurut Anda apakah peran dan

tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih berat? Jika jawabannya iya,

Apakah Sekretaris Camat telah mampu melaksanakannya? Jika tidak, kenapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

5. Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru

tersebut? Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

6. Apa upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

7. Apakah upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut telah optimal? Jika belum,

kenapa?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………............................................................

CATATAN LAPANGAN 1

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009

Kegiatan : Survey Awal (Ijin Penelitian)

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 3

Jabatan : Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Deskripsi Data:

Peneliti datang ke Kantor Camat Jatipuro untuk mengurus perijinan

penelitian. Namun karena Informan 1 dan Informan 2 tidak berada di tempat , peneliti

diterima Informan 3. Informan 3 menyambut baik maksud peneliti dan berkenan

untuk langsung mengadakan wawancara.

Bagaimana kondisi kantor Camat saat ini?

Jawab:“Pemberlakuan SOT baru ini memang cukup berat bagi pegawai di sini,

mbak. Hal ini karena sebelumnya kami sudah kekurangan pegawai. Dengan

jumlah pegawai 21 orang kami cukup kesulitan menyelesaikan beban kerja

yang ada, apalagi sekarang 2 staf kami dilantik manjadi pejabat yakni Kepala

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan serta Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian. Otomatis kami harus menata ulang staf yang ada agar tidak ada

pekerjaan di Seksi yang terbengkelai karena kekurangan staf”.

Interpretasi:

Pemberlakuan SOT baru cukup memberikan perubahan sginifikan pada

Kantor Camat Jatipuro. Harus dilakukan penataan ulang pegawai agar pekerjaan yang

ada di kecamatan tidak terbengkelai karena adanya perubahan komposisi

kepegawaian terkait pelantikan staf menjadi pejabat guna mengisi jabatan baru sesuai

dengan SOT baru.

CATATAN LAPANGAN 2

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 3

Jabatan : Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT

baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?

Jawab:“Dengan pemberlakuan SOT baru tugas Sekretaris Camat memang bertambah

berat dan kompleks, mbak. Selain mengurusi Sekretariat, beliau juga harus

membuat rencana kegiatan kecamatan berikut anggarannya setiap tahunnya.

Namun sekarang kan eselon Sekretaris Camat kan IIIb, mbak! jadi wajar jika

tugasnya lebih berat”.

Interpretasi:

Pemberlakuan SOT baru menambah beban tugas dan tanggung jawab

Sekretaris Camat Jatipuro. Namun hal itu diimbangi dengan naiknya eselon Sekretaris

Camat dari semula IV/a menjadi III/b. Artinya, meski tugasnya bertambah berat

kesejahteraan Sekretaris Camat juga bertambah karena tunjangan jabatannya

meningkat.

CATATAN LAPANGAN 3

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara Lanjutan

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 3

Jabatan : Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Menurut anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya

dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya?

Jawab:“Dengan pemberlakuan SOT baru, banyak pekerjaan baru yang sebelumnya

belum pernah kami kerjakan, mbak. Misalnya penyusunan anggaran kegiatan

yang menggunakan aplikasi baru dan bukan MS Excel. Terus terang, kami

kesulitan karena tidak ada staf di sini yang lulusan jurusan Akuntansi dan juga

pintar komputer. Karena itu kami sering harus bolak-balik ke Karanganyar

untuk konsultasi masalah penyusunan anggaran”.

Interpretasi:

Pemberlakuan SOT baru mengakibatkan Kecamatan kesulitan menyusun

anggaran kegiatan karena tidak memiliki pegawai dengan keahlian khusus di bidang

Akuntansi

CATATAN LAPANGAN 4

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 2

Jabatan : Sekretaris Camat

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 2 untuk meminta ijin mengadakan wawancara

setelah minggu lalu gagal.

Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT

baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?

Jawab:“Perbedaan mendasar SOT lama dan SOT baru adalah adanya beberapa

pelimpahan wewenang Bupati sebagai Kepala Daerah kepada Camat dalam

rangka pelaksanaan otonomi daerah. Misalnya adanya kewenangan Camat

untuk membuat rencana kegiatan pembangunan termasuk anggarannya. Hal

ini tentu saja memberi beban tugas pada Camat dan kemudian Sekretaris

Camat.

Selain soal anggaran, tugas dan fungsi Sekretaris Camat sekarang juga lebih

luas, mbak! Tidak hanya melaksanakan urusan administrasi kantor di

Sekretariat, tetapi juga di luar itu misalnya mengkoordinasikan para Kepala

Seksi guna penyusunan rencana kegiatan Kecamatan, laporan tahunan, baik

LAKIP maupun LPT, serta perencanaan dan pelaksanaan kegiatan misalnya

Musrenbang.

Interpretasi:

SOT yang baru memberikan kewenangan kepada Camat untuk membuat

anggaran perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang kemudian ditugaskan kepada

Sekretaris Camat untuk melaksanakannya. Selain itu juga ada kewajiban untuk

membuat laporan tahunan seperti LAKIP dan LPT.

CATATAN LAPANGAN 5

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara Lanjutan

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 2

Jabatan : Sekretaris Camat

Kendala apa saja yang Anda hadapi dalam melaksanakan tugas dan peran Sekretaris

Camat khususnya setelah pemberlakuan SOT baru? Jelaskan.

Jawab:“Kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru di Kecamatan Jatipuro

cukup banyak, mbak. Yang pertama kuantitas dan kualitas SDM pegawai,

Tentu saja yang paling utama menyangkut SDM pegawai,mbak. Ya maklum

lah mbak, pegawai kami banyak yang sudah sepuh sehingga tentu saja tidak

mudeng teknologi baru. Kedua peralatan atau fasilitas kantor yang kurang

memadai yaitu motor dinas, komputer dan laptop.

Kami hanya memiliki 1 laptop, 2 unit komputer dan 2 motor dinas, mbak,

sedangkan Kecamatan Jatipuro jauh dari Kabupaten Karanganyar (± 25 km)

serta desa-desa di Jatipuro sangat luas dan jalannya terjal, sehingga agak

menyulitkan kami. Dan yang terakhir adalah kondisi gedung kantor kami

yang kurang representatif”.

Interpretasi:

Pelaksanaan SOT yang baru di Kecamatan Jatipuro terkendala oleh beberapa

hal seperti kuantitas dan kualitas SDM pegawai, peralatan kantor berupa motor dinas

dan komputer yang terbatas serta kondisi gedung kantor kecamatan yang kurang

representatif.

CATATAN LAPANGAN 6

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 7

Jabatan : Kasi Pelayanan Umum

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 7 untuk mengadakan wawancara setelah

mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut?

Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan

Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah;

pertama kuantitas dan kualitas SDM kami yang terbatas, dan kedua sering

berubahnya regulasi pelayanan kepada masyarakat.

Jujur kami akui kemampuan dan kompetensi kami terbatas, mbak, baik soal

pendidikan maupun ketrampilan. Sementara soal regulasi, dulu Kecamatan

boleh mengutip biaya pembuatan KTP di atas ketentuan Perda yang 5 ribu

rupiah, namun sekarang tidak boleh. Maksimal 5 ribu rupiah.

Interpretasi:

SOT yang baru terkendala oleh rendahnya kualitas dan kuantitas SDM

pegawai serta regulasi pelayanan kepada masyarakat yang berubah-ubah. Misalnya

soal biaya pembuatan KTP dan KK. Hal ini menimbulkan kebingungan dan

ketidakkonsistenan.

CATATAN LAPANGAN 7

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 9

Jabatan : Operator KTP

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 9 untuk mengadakan wawancara setelah

mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Apakah upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut telah optimal? Jika belum,

kenapa?

Jawab:“Menurut saya, kendala kekurangan kuantitas SDM dapat kami atasi dengan

bekerja lembur. Sementara soal rendahnya kualitas SDM kami yang terbatas

dapat sedikit kami atasi dengan terus belajar dan berlatih melaksanakan tugas

dan pekerjaan baru itu Namun soal sering berubahnya regulasi pelayanan

kepada masyarakat, menurut saya daripada selalu bermasalah dan berubah-

ubah, saya sangat setuju bila digratiskan saja. Dengan demikian kami tinggal

fokus dalam proses pekerjaan saja, tidak mengurusi administrasi keuangan

yang memusingkan, mbak.

Interpretasi:

SOT yang baru terkendala oleh rendahnya kualitas dan kuantitas SDM

pegawai serta regulasi pelayanan kepada masyarakat yang berubah-ubah. Semua

upaya yang “bisa dilakukan” telah dilakukan oleh segenap pegawai untuk mengatasi

kendala tersebut.

CATATAN LAPANGAN 8

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009

Kegiatan : Dokumentasi

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Buku-buku Laporan dan Arsip

Deskripsi Data:

Peneliti datang ke lokasi untuk mencari data kepegawaian dan program kerja

kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Peneliti agak kesulitan dalam

menemukan data kepegawain yang lengkap dan akurat meliputi Nama, NIP, Pangkat

dan Golongan, Jabatan, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Alamat dan sebagainya.

Peneliti harus mencari dari beberapa sumber data agar diperoleh data kepegawaian

yang lengkap dan akurat.

Berbeda dengan data kepegawaian yang sulit diperoleh, program kerja

kecamatan dapat peneliti peroleh dengan mudah dari beberapa buku yaitu Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Jatipuro, Laporan

Pelaksanaan Tugas (LPT) Camat Jatipuro dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat

Daerah (Renja SKPD) Kecamatan Jatipuro.

Interpretasi:

Sistem Administarsi Kepegawaian masih menjadi kendala bagi Kantor Camat

Jatipuro khususnya maupun Pemerintah Kabupaten Karanganyar umumnya. Belum

ada Sistem Administrasi Kepegawaian yang lengkap dan akurat guna mendukung

Sistem Administrasi Pemerintahan secara keseluruhan.

CATATAN LAPANGAN 9

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro

Sumber Data : Informan 1

Jabatan : Camat

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 1 untuk meminta ijin mengadakan wawancara

setelah 2 minggu lalu dan juga minggu lalu gagal.

Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT

baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat?

Jawab:“Perbedaan mendasar SOT lama dan SOT baru adalah adanya beberapa

pelimpahan wewenang Bupati kepada Camat dalam rangka pelaksanaan

otonomi daerah. Misalnya adanya kewenangan Camat untuk membuat

rencana kegiatan pembangunan termasuk anggarannya. Dengan adanya

wewenang ini Camat tidak lagi hanya “terima jadi” suatu kegiatan

pembangunan dari kabupaten. Tugas ini tentu saja saya serahkan kepada

Sekretaris Camat untuk mengerjakannya, mbak! sesuai dengan tugasnya

sebagai koordinator para Kepala Seksi”.

“Sedangkan perbedaan mendasar yang lainnya adalah adanya kewenangan

Camat untuk membuat keputusan dan instruksi dalam rangka meningkatkan

sumber-sumber pendapatan asli daerah, seperti ijin tebang dan ijin keramaian,

dan lain-lain”.

Interpretasi:

SOT yang baru memberikan kewenangan kepada Camat untuk membuat

rencana anggaran kegiatan yang kemudian ditugaskan kepada Sekretaris Camat untuk

melaksanakannya sesuai tugasnya sebagai koordinator para Kepala Seksi. Yang

kedua adalah kewenangan untuk membuat keputusan dan instruksi dalam rangka

meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli daerah.

CATATAN LAPANGAN 10

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 5

Jabatan : Kasi Kesejahteraan Sosial

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 5 untuk mengadakan wawancara setelah

mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut?

Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan

Jawab:“Menurut saya kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru di

Kecamatan Jatipuro cukup banyak, mbak! Namun yang paling utama adalah

kualitas SDM para pegawai. Kebanyakan staf kami berusia di sekitar 50 tahun

dan akan pensiun dalam 5 sampai 7 tahun ke depan. Oleh karena itu motivasi

kerja yang mereka miliki sudah berada pada titik yang rendah”.

Interpretasi:

Pelaksanaan SOT yang baru terkendala oleh beberapa hal, yang terutama

menyangkut kualitas SDM pegawai kecamatan.

CATATAN LAPANGAN 11

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Pebruari 2009

Kegiatan : Wawancara Lanjutan

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 2

Jabatan : Sekretaris Camat

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 2 untuk meminta ijin mengadakan wawancara

setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya guna melanjutkan wawancara 2 minggu

yang lalu.

Apa upaya-upaya yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang

menghambat tersebut?

Jawab:“Untuk mengatasi kendala terbatasnya kendaraan dinas, kami mengambil

pemecahan dengan menggunakan motor dinas yang ada secara bersama-sama,

mbak. Jadi 2 motor digunakan oleh beberapa orang dengan cara yang lebih

punya kepentingan mendesak boleh menggunakan terlebih dahulu”.

“Sementara untuk mengatasi kendala terbatasnya komputer, kami berupaya

dengan meminjam kepada Komisi Pemilihan Umum, mbak. Selain sebagai

Sekretaris Camat kebetulan saya juga ditugaskan sebagai Sekretaris Panitia

Pemilihan Kecamatan (PPK), jadi ya sekalian saja komputer yang kami pakai

kami gunakan untuk mengerjakan 2 tugas/pekerjaan tersebut”.

“Kemudian untuk mengatasi kendala kurang representatifnya gedung kantor

Camat kami mengajukan rencana relokasi gedung kantor ke arah selatan di

Desa Jatipurwo, namun sampai sekarang belum terwujud karena selalu

dipending oleh Bappeda”.

“Namun sambil menunggu relokasi diacc, setiap tahun kami juga selalu

mengajukan anggaran rehabilitasi kantor, mbak! agar meskipun kurang

representatif, kantor ini tetap layak untuk digunakan”.

“Yang terakhir adalah kendala keterbatasan kompetensi SDM pegawai, mbak.

Kami selalu memerintahkan pegawai agar mengikuti segala pendidikan,

pelatihan, dan bimbingan teknis (bimtek) yang diadakan Pemerintah

Kabupaten, meskipun ada saja alasan dari mereka untuk mengikutinya, malas

lah, sudah tua lah. Selain itu, tidak lupa selalu saya tekankan kepada staf kami

bahwa hampir pensiun bukan halangan untuk terus belajar dan berlatih. Waktu

1, 2 atau 5 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk belajar sesuatu apakah

itu ketrampilan komputer atau lainnya”

Interpretasi:

Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan peralatan kantor berupa

motor dinas dan komputer, serta kurang representatifnya gedung kantor Camat dan

kompetensi SDM yang rendah. Sekretaris Camat mengatasi kendala tersebut dengan

cara menggunakan motor dinas secara bergantian, meminjam komputer milik KPU,

mengajukan anggaran relokasi gedung kantor kepada Pemerintah Kabupaten

Karanganyar serta memerintahkan dan memotivasi pegawai untuk mengikuti diklat

dan bimtek.

CATATAN LAPANGAN 12

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 6

Jabatan : Kasi Tata Pemerintahan

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 6 untuk mengadakan wawancara setelah

mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Dengan berlakunya SOT barus tersebut, menurut Anda apakah tugas dan tanggung

jawab Sekretaris Camat menjadi lebih berat? Jika jawabannya iya, dalam hal apa?

Jika tidak, kenapa?

Jawab:“Menurut saya, secara fisik material tugas memang lebih berat, mbak, karena

ada beberapa tugas/pekerjaan baru yang sebelumnya belum ada. Namun

secara psikologis dapat dikatakan lebih ringan karena sekarang Sekretaris

Camat dibantu oleh 2 orang pejabat baru yang menjadi bawahannya yaitu

Kasubbag Perencanaan dan Keuangan serta Kasubbag Umum dan

Kepegawaian.

CATATAN LAPANGAN 13

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009

Kegiatan : Wawancara Lanjutan

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 6

Jabatan : Kasi Tata Pemerintahan

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 6 untuk mengadakan wawancara setelah

mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut?

Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan

Jawab:“Sesuai dengan tugas saya di Seksi Tata Pemerintahan, kendala yang

menghambat pelaksanaan SOT baru adalah sering berubahnya regulasi

pelayanan kepada masyarakat. Kalau SOT baru mewajibkan Kecamatan

membuat anggaran kenapa pendapatan Kecamatan malah “ditutup” mbak?.

Dulu kami boleh mengutip biaya KTP melebihi aturan Perda yang ditetapkan

5 ribu rupiah. Sekarang malah tidak boleh. Apa ini tidak terbalik dan

membingungkan?

Interpretasi:

SOT yang baru membolehkan Kecamatan membuat anggaran, tetapi sisi

pendapatan mereka “dipangkas”. Hal ini menimbulkan kebingungan dan

ketidakkonsistenan.

CATATAN LAPANGAN 14

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009

Kegiatan : Wawancara Lanjutan

Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro

Sumber Data : Informan 1

Jabatan : Camat

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 1 untuk meminta ijin mengadakan wawancara

sebagai kelanjutan wawancara 2 minggu lalu.

Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya

dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya?

Jawab:“Kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru, pertama, kondisi gedung

kantor yang kurang representatif, mbak. Camat Jatipuro menempati gedung

ini sejak 1983, jadi wajar jika sudah tidak representatif lagi digunakan sebagai

perkantoran. Kedua, kendala berupa kompetensi dan motivasi SDM pegawai

yang rendah. Ketiga, keterbatasan perlatan kantor berupa komputer dan motor

dinas.

Interpretasi:

SOT yang baru terkendala oleh kurang representatifnya gedung kantor Camat

Jatipuro, rendahnya kompetensi dan motivasi para pegawai serta terbatasnya

peralatan kantor yang dimiliki.

CATATAN LAPANGAN 15

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009

Kegiatan : Wawancara Lanjutan

Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro

Sumber Data : Informan 1

Jabatan : Camat

Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat mempunyai

upaya-upaya untuk mengatasinya?

Jawab:“Upaya yang kami lakukan untuk mengatasi kondisi gedung kantor yang

kurang representatif adalah dengan mengajukan anggaran untuk relokasi sejak

5 tahun lalu. Namun karena dalam beberapa tahun selalu dipending Bappeda

maka kami mengajukan anggaran untuk rehabilitasi gedung kantor setiap

tahunnya. Sedangkan untuk mengatasi kendala kompetensi pegawai, kami

menyelenggarakan kursus komputer kepada perangkat desa sekaligus pegawai

kecamatan dapat mengikutinya. Kemudian guna mengatasi keterbatasan

komputer kami meminjam komputer milik KPU yang tidak dipakai saat

sebelum dan sesudah Pemilu, mbak”.

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kurang representatifnya gedung

kantor Camat Jatipuro adalah dengan mengajukan anggaran relokasi dan anggaran

rehabilitasi ke Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

CATATAN LAPANGAN 16

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro

Sumber Data : Informan 8

Jabatan : Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 8 untuk meminta ijin mengadakan wawancara

setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya

dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya?

Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah

peralatan kantor seperti kendaraan dinas dan jumlah pegawai yang terbatas,

mbak. Di sini kami hanya memiliki 21 pegawai termasuk camat, sedangkan

kendaraan dinas yang kami miliki hanya 1 mobil dan 2 motor. Menurut saya,

agar kinerja kami optimal setidaknya kami butuh tambahan 3 motor dinas

lagi, mbak”.

Interpretasi:

Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan jumlah pegawai dan

kendaraan dinas, baik mobil maupun motor.

CATATAN LAPANGAN 17

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro

Sumber Data : Informan 8

Jabatan : Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat mempunyai

upaya-upaya untuk mengatasinya?

Jawab:“Upaya yang kami lakukan untuk mengatasi keterbatasan jumlah pegawai

dilakukan dengan mengajukan permintaan tambahan pegawai kepada Badan

Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Karanganyar setiap tahun, namun

belum berhasil dalam 3 tahun ini.

Interpretasi:

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan jumlah pegawai adalah

dengan mengajukan permintaan tambahan pegawai kepada Badan Kepegawaian

Daerah (BKD) Kabupaten Karanganyar.

CATATAN LAPANGAN 18

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Kantor Camat Jatipuro

Sumber Data : Informan 4

Jabatan : Kasi Pemberdayaan Masyarakat

Deskripsi Data:

Peneliti menemui Informan 4 untuk meminta ijin mengadakan wawancara

setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.

Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab Sekretaris

Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya, dalam hal apa?

Jawab:“Menurut saya, iya mbak. Dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat

memiliki eselon sama dengan Camat yaitu eselon III. Masuk akal jika

perannya menjadi lebih penting dan strategis”

“Selain itu, dengan memiliki eselon yang sama dengan Camat ia telah

disiapkan untuk “sewaktu-waktu” promosi menduduki jabatan Camat atau

jabatan lain yang setingkat”

Interpretasi:

Pelaksanaan SOT baru menjadikan peran Sekretaris Camat lebih penting dan

strategis karena eselonnya naik dari IV/a menjadi III/b.

CATATAN LAPANGAN 19

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2009

Kegiatan : Wawancara

Lokasi : Pendopo KantorCamat Jatipuro

Sumber Data : Informan 10

Jabatan : Kasi Ketenteraman dan Ketertiban

Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya

dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya?

Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah

kompetensi SDM pegawai yang terbatas terutama berkaitan dengan

kemampuan mengoperasikan komputer. Jangankan menjalankan program dan

aplikasi yang canggih, mengoperasikan MS Word dan MS Excel saja hanya

sedikit pegawai yang bisa”.

Interpretasi:

Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan kompetensi pegawai

dalam mengoperasikan komputer.

BAGAN STUKTUR ORGANISASI KECAMATAN

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

¡

Ketarangan :

: Garis Komando

¡

¡ : Garis Koordinasi

¡

Camat

Sekretaris

Camat

Subbag

Perenc&Keu

Subbag

Umum&Kepeg

Seksi Tata

Peman

Seksi

Trantib

Seksi Pemb

Masy

Seksi

Kesos

Seksi

Yanum

Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa

DAFTAR PEGAWAI KECAMATAN JATIPURO

NO. NAMA NIP GOL. PEND.

1 Sri Suboko, S.Sos., M.Si 19690215 199001 1 002 IIId S2

2 Bambang Jatmiko, S.Sos. 19711223 199003 1 001 IIIc S1

3 Suwito 19570506 198003 1 009 IIIc SLTA

4 FX. Saroso, S.Sos. 19570313 198401 1 002 IIIc S1

5 Eko Joko Widodo, S.Sos., MM 19690810 199103 1 003 IIIb S2

6 Parjono, S.Sos. 19570525 198312 1 002 IIIc S1

7 Agus Hartono, SIP 19640803 198603 1 009 IIIb S1

8 Paryatno 19581118 198503 1 009 IIIb SLTA

9 Sri Ningsih, S.Sos. 19670523 198901 2 002 IIIb Sa

10 Saptoro, S.Sos. 19610118 198303 1 008 IIIb S1

11 Murtiady 19570926 198603 1 003 IIIb SLTA

12 Tri Handayani, S.Sos. 19680404 199103 2 009 IIIa S1

13 Pujo 19570708 198501 1 002 IIIa SLTA

14 Purwati 19600807 198609 2 003 IIIa SLTA

15 Suwanto 19640305 198903 1 019 IIIa SLTA

16 Mulyono 19570201 198501 1 003 IIc SLTP

17 Sugiyanto 19570709 198502 1 001 IId SLTA

18 Sunarso 19581108 198503 1 016 IId SLTA

19 Sumanto 19590618 198603 1 009 IIc SLTP

20 Margiyanto 19810413 200604 1 008 IIa SLTA

21 Aminah Purbasari 19821117 200604 2 011 IIa SLTA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124

Nomor : /J27.1.2/PP/200 Surakarta, 2009

Lampiran : 1 (satu) Proposal

Hal : Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

Kepada : Yth. Dekan

C.q. Pembantu Dekan I

FKIP - Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aminah Purbasari

N I M : K7402038

Tempat, Tgl. Lahir : Karanganyar, 17 Nopember 1982

Program Studi/Jurusan: P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS

Tingkat/Semester :

Alamat : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar

Dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Dekan FKIP - Universitas

Sebelas Maret untuk menyusun Skripsi dengan judul sebagai berikut :

“PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT

DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO

KABUPATEN KARANGANYAR”.

Kami lampirkan pula kerangka minimal Skripsi/Makalah

Adapun konsultan/pembimbing kami mohonkan :

1. Dra. C. Dyah S.I, M.Pd.

2. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd.

Atas terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.

Persetujuan konsultan, Hormat Kami,

1.

_______________ Aminah Purbasari

2.

________________

Mengetahui,

Ketua Program BKK PAP, Ketua Jurusan P. IPS,

Dra. C. Dyah S.I., M.Pd. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd

NIP. 19611122 198903 2 001 NIP.195206031985031 001

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124

Nomor : /J27.1.2/PL/2009

Lampiran : 1 Berkas Proposal

Hal : Permohonan Ijin Research/Try Out

Kepada : Yth. Rektor

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini kami melaporkan bahwa

mahasiswa FKIP - UNS tersebut di bawah ini akan mengadakan

penelitian :

Nama : Aminah Purbasari

N I M : K7402038

Tempat, Tgl. Lahir : Karanganyar, 17 Nopember 1982

Program Studi/Jurusan : P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS

Tingkat/Semester :

Alamat : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar

Akan mengadakan Research di Kantor CAmat Jatipuro Kabupaten

Karanganyar dengan Judul Skripsi/Penelitian/Obyek : “PERANAN

SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI

BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO

KABUPATEN KARANGANYAR”.

Mohon mendapatkan proses penyelesaian ijin ke Guibernur/C.q. Kepala

Bappeda Provinsi Jawa Tengah di Semarang dan kami lampirkan foto

copy kerangka penelitian.

Demikian harap menjadikan maklum danterima kasih.

Surakarta, 2009

a.n. Dekan

Pembantu Dekan III

Drs. Amir Fuady, M. Hum.

NIP. 19520729 198010 1 001

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124

Nomor : /J27.1.2/PL/200

Lampiran :

Hal : Permohonan Ijin Research/Try Out

Kepada : Yth. Camat Jatipuro

Kabupaten Karanganyar

Dengan hormat,

Bersama ini kami beruitahukan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini :

Nama : Aminah Purbasari

N I M : K7402038

Tempat, Tgl. Lahir : Karanganyar, 17 Nopember 1982

Program Studi/Jurusan : P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS

Tingkat/Semester :

Alamat : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar

Telah kami ijinkan untuk menyusun Skripsi/makalah guna melengkapi

tugas-tugas studi tingkat Sarjana. dengan judul : “PERANAN

SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI

BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO

KABUPATEN KARANGANYAR”

Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap kiranya Saudara

berkenan mengijinkan mahasiswa kami mengadakan research/Try

Out pada sekolah/instansi yang berada di bawah pimpinan Saudara.

Atas perkenan dan perhatian Saudara kami ucapkan nterima kasih.

Surakarta, 2009

a.n. Dekan

Pembantu Dekan III

Drs. Amir Fuady, M. Hum.

NIP. 19520729 198010 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

KECAMATAN JATIPURO Jl. Raya Jatipuro- Jatiyoso, Jatipuro Karanganyar 57784 Telp. ( 0271 ) 7056529

SURAT KETERANGAN Nomor : 070 / 563 / 2009

Yang bertanda tangan dibawah ini Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar

menerangkan dengan sesungguhnya bahwa mahasiswa di bawah ini:

Nama : AMINAH PURBASARI

NIM : K7402038

Prodi/Jurusan : P. EKONOMI – BKK PAP/P. IPS

Fakultas : FKIP - UNS

Alamat : SROYO RT 02/RW 09, JATEN, KARANGANYAR

telah mengadakan penelitian di Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar untuk

penyusunan skripsi dengan judul “PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM

MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI

KECAMATAN JATIURO KABUPATEN KARANGANYAR” mulai bulan

Pebruari sampai dengan bulan Mei 2009.

Demikian untuk menjadikan periksa.

Karanganyar, 2009

CAMAT JATIPURO

SRI SUBOKO, S.Sos., M.Si Penata Tk. I NIP. 19690215 199001 1 002