PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

18
Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php Vol 1 Issue 1 | 2020 106 PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN DIMENSI PSIKOMOTOR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN IN HOUSE TRAINING (IHT) Rini Fatanah 1 , 1 Guru SDN Gunungsari 01 Maesan Bondowoso 1 [email protected].. ABSTRACT This study aims to determine the principal's actions by using the in-house training (IHT) learning model in increasing teachers' understanding of the preparation of skills dimension assessment instruments at SDN Gunungsari 01. The approach of this research is the Mix Method, which is a combination of quantitative and qualitative. Quantitative data is data in the form of numbers to determine the quality of the skills aspect assessment instrument prepared by the teacher. Meanwhile, qualitative data is in the form of interview results on the level of teacher ability in the preparation of the resulting skills aspect assessment instrument. Related to the analysis of the teacher's ability in the preparation of skills aspect assessment instruments, data collection instruments were used in the form of observations, interviews and teacher products. The actions of the principal by using the in-house training (IHT) learning model can improve teacher understanding in the preparation of the skills dimension assessment instrument at SDN Gunungsari 01. Keywords: Principals, in-house training learning models, teacher understanding, preparation of assessment instruments, skills dimensions. PENDAHULUAN Kurikulum 2013 lahir sebagai penyempurnaan Kurikulum 2006 yang belum sepenuhnya berbasis Kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional. Kompetensi belum menggambarkan secara nyata unsur sikap, keterampilan dan pengetahuan, selain itu standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci dan masih terpusat pada guru. Dari sisi standar penilaian juga belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) (Kunandar, 2014:22). Salah satu elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah pada aspek penilaian keterampilan atau psikomotorik. Perubahan penilaian tersebut membuat guru yang selama ini menggunakan penilaian tradisional harus mengubah sistem penilaiannya menjadi penilaian berdasarkan runtutan Kurikulum. Perubahan penilaian Kurikulum 2013 dari yang berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian input, proses, dan penilaian output secara utuh, menyeluruh dan berkesinambungan (Mulyasa, 2014:66). Akan tetapi, selama ini fenomena yang terjadi di lapangan khususnya di SDN Gunungsari 01 sungguh berbeda, menurut pengamatan selama pembelajaran di kelas, penilaian yang dilakukan guru hanya untuk menilai kemampuan kognitif peserta didik saja. Perkembangan kompetensi siswa pada aspek keterampilan jarang sekali dilakukan penilaian dengan baik. Bahkan alat penilaiannya jarang sekali dibuat oleh guru. Perencanaan dan pengembangan penilaian aspek keterampilan yang tertera

Transcript of PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 106

PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN

INSTRUMEN PENILAIAN DIMENSI PSIKOMOTOR MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN IN HOUSE TRAINING (IHT)

Rini Fatanah1, 1Guru SDN Gunungsari 01 Maesan Bondowoso

1 [email protected]..

ABSTRACT This study aims to determine the principal's actions by using the in-house training (IHT) learning model

in increasing teachers' understanding of the preparation of skills dimension assessment instruments at SDN Gunungsari 01. The approach of this research is the Mix Method, which is a combination of

quantitative and qualitative. Quantitative data is data in the form of numbers to determine the quality of the skills aspect assessment instrument prepared by the teacher. Meanwhile, qualitative data is in the form of interview results on the level of teacher ability in the preparation of the resulting skills aspect assessment

instrument. Related to the analysis of the teacher's ability in the preparation of skills aspect assessment instruments, data collection instruments were used in the form of observations, interviews and teacher products. The actions of the principal by using the in-house training (IHT) learning model can improve

teacher understanding in the preparation of the skills dimension assessment instrument at SDN Gunungsari 01.

Keywords: Principals, in-house training learning models, teacher understanding, preparation of assessment instruments, skills dimensions.

PENDAHULUAN Kurikulum 2013 lahir sebagai penyempurnaan Kurikulum 2006 yang belum

sepenuhnya berbasis Kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan

pendidikan Nasional. Kompetensi belum menggambarkan secara nyata unsur sikap, keterampilan dan pengetahuan, selain itu standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci dan masih terpusat pada guru. Dari sisi standar penilaian juga belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi

(proses dan hasil) (Kunandar, 2014:22). Salah satu elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah pada aspek penilaian

keterampilan atau psikomotorik. Perubahan penilaian tersebut membuat guru yang selama ini menggunakan penilaian tradisional harus mengubah sistem penilaiannya

menjadi penilaian berdasarkan runtutan Kurikulum. Perubahan penilaian Kurikulum 2013 dari yang berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian input, proses, dan penilaian output secara utuh,

menyeluruh dan berkesinambungan (Mulyasa, 2014:66). Akan tetapi, selama ini fenomena yang terjadi di lapangan khususnya di SDN

Gunungsari 01 sungguh berbeda, menurut pengamatan selama pembelajaran di kelas, penilaian yang dilakukan guru hanya untuk menilai kemampuan kognitif peserta didik

saja. Perkembangan kompetensi siswa pada aspek keterampilan jarang sekali dilakukan penilaian dengan baik. Bahkan alat penilaiannya jarang sekali dibuat oleh guru. Perencanaan dan pengembangan penilaian aspek keterampilan yang tertera

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 107

pada silabus hanya didapat oleh guru dari copi paste pada silabus yang dimiliki sekolah lain.

In House Training (IHT) In House Training adalah program pelatihan/training yang diselenggarakan oleh

suatu perusahaan atau organisasi dengan menggunakan tempat pelatihan sendiri, peralatan sendiri, menentukan peserta dan dengan mendatangkan Trainer sendiri. kemudian menyediakan peralatan dan mendatangkan Trainer yang sesuai dengan topik tertentu yang dibutuhkan.

In House Training (IHT) terdiri dari dua kata in house dan training, dalam kamus bahasa Inggris in house artinya di dalam rumah sedangkan training artinya latihan. Adapun istilah training mempunyai banyak makna. dalam buku “Human Resource Management”, (Noe, 2008: 267) training secara umum adalah refers to a

planned effort by a company to facilitate employees’ learning of job related competencies. The job competencies include knowledge, skill or behaviors that are critical for successful job performance” (pelatihan mengacu pada upaya yang direncanakan oleh perusahan untuk mengfasilitasi pembelajaran pada karyawan

tentang kompetensi kerja terkait, kompetensi kerja meliputi keterampilan pengetahuan atau perilaku yang penting untuk kinerja yang sukses).

Beberapa permasalahan yang ditemuai di SDN Gunungsari 01, bahwa guru-guru

masih kesulitan dalam menyusun, dan mengembangkan penilaian pada aspek keterampilan. Beberapa permasalahan yanng ditemui bahwa guru rata-rata masih kesulitan dalam menentukan teknik penilaian, bentuk instrumen penilaian, format instrumen penilaian serta menyusun rubrik yanng tepat sesuai dengan materi yang

diajarkan. Sebenarnya sudah ada beberapa referensi pada buku guru mengenai bentuk teknik penilaian, bentuk instrumen penilaian, format instrumen penilaian serta rubriknya. Namun ketika guru tersebut ingin mengembangkan atau melakukan sistem penilaian yang lebih baik atau sesuai dengan keinginan serta kondisi siswa di sekolah,

guru tersebut belum mampu melakukann pengembangan penilaian khususnya pada aspek keterampilan.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah Mix Method yaitu gabungan antara kuantitatif

dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data dalam wujud angka-angka untuk

mengetahui kualitas instrumen penilaian aspek keterampilan yang disusun guru. Sedangkan data kualitatif berupa hasil wawancara terhadap tingkat kemampuan guru dalam penyusunan instrumen penilaian aspek keterampilan yang dihasilkan. Terkait

dengan analisis kemampuan guru dalam penyusunan instrumen penilaian aspek keterampilan maka digunakanlah instrumen pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan produk guru.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini terdiri atas 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 1 tindakan dengan

rencana kegiatan sebagai berikut : a. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 108

b. Merencanakan kegiatan tindakan. c. Menentukan materi. d. Mengembangkan skenario tindakan.

e. Menyusun lembar kerja. f. Menyiapkan sumber dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. g. Mengembangkan format evaluasi. h. Mengembangkan format observasi.

Data dan Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

wawancara, produk guru dan observasi. Wawancara dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan informasi dari narasumber mengenai tingkat kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian dimensi keterampilan. Teknik pengumpulan data berupa produk guru bertujuan untuk mengukur dan membantu peneliti dalam menilai

instrumen yang telah disusun guru. Sedangkan teknik pengumpulan data berupa observasi digunakan untuk menilai aktifitas guru dan kepala sekolah pada saat dilakukan tindakan serta pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan dikelas. Dari hasil pengumpulan data diatas, kemudian di analisis menggunakan rubrik

penilaian. Untuk mendapatkan data yang diperoleh peneliti menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut: a) Menyediakan perangkat observasi beserta rubrik yang diperlukan. b) Memberikan lembar kerja keseluruhan subjek penelitian.

c) Mengumpulkan lembar lembar kerja yang telah dikerjakan guru. d) Mengidentifikasi hasil kerja guru berdasarkan rubrik yang telah di tentukan. e) Menghiting skor produk setiap guru/subjek penelitian dengan menggunakan

rumus:

Keterangan rumus :

S = Nilai yang dicari ( sesuai dengan aspek masing-masing )

R = Jumlah skor dari item yang dianggap benar.

N = Skor maksimum dari tes tersebut

Untuk menganalisis data pada penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik statistik deskriptif kuantitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

apakah kegiatan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran in house training

(IHT) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan. Kegiatan yang terpenting dalam pelaksanaan analisis data

adalah mengelolah skor menjadi nilai. Adapun tahap analisisnya adalah sebagai berikut: a) Menyusun tabel frekuensi untuk tiap-tiap indikator b) Menghitung mean ( M ) dengan rumus :

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 109

Keterangan :

M = mean / nilai rata-rata

F = frekuens

x = nilai

n = jumlah guru.

c) Menganalisis aktifitas guru selama diskusi dan hasil kerja guru menggunakan rubrik seperti tabel sebagai berikut:

Table 1. Rubrik Aktifitas Dan Hasil Kerja Guru

No Nilai Kriteria

1 81-100 Sangat baik

2 71-80 Baik

3 61-70 Cukup baik

4 Kurang dari 60 Kurang baik

HASIL DAN DISKUSI Siklus pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 September 2018. Waktu

setiap tindakan selama 4 jam pelajaran (4x35 menit) dengan subjek penelitian guru

kelas di SDN Gunungsari 01 kecamatan Maesan kabupaten Bondowoso tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 8 orang. Dalam pelaksanaannya peneliti bertindak sebagai fasilitator, dengan dibantu oleh 1 orang observer yang merupakan guru di SDN Gunungsari 01. Kegiatan tindakan pada siklus 1 dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran in house training (IHT) dengan langkah-langkah pelaksanaanya adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan 1. Penyampaian tujuan dan motivasi

Pada pendahuluan ini peneliti menginformasikan tujuan kegiatan yang ingin dicapai adalah guru dapat memahami pengertian penilaian kompetensi keterampilan, ruang lingkup penilaian kompetensi keterampilan, kelebihan dan kelemahan penilaian kompetensi keterampilan, teknik dan contoh instrumen

penilaian kompetensi keterampilan. Sedangkan produk-produk yang harus dihasilkan pada kegiatan siklus 1 adalah perencanaan dan pengembangan teknik, bentuk, format dan rubrik instrumen penilaian dimensi keterampilan.

b. Kegiatan 2. Pembagian kelompok

Kepala sekolah menginformasikan dan membagi guru menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 2 orang Guru.

c. Kegiatan 3. Penjelasan materi dari kepala sekolah Kepala sekolah menyampaikan materi tentang pengertian penilaian

kompetensi keterampilan, ruang lingkup penilaian kompetensi keterampilan, kelebihan dan kelemahan penilaian kompetensi keterampilan daananan teknik dan contoh instrumen penilaian kompetensi keterampilan.

d. Kegiatan 4. Training

Kepala sekolah melatih guru membuat format instrumen penilaian kompetensi keterampilan yang teridiri dari format dan instrumen beserta rubriknya dari bentuk penilaian kinerja atau unjuk kerja (performance), proyek, portofolio dan penilaian produk (hasil). Setelah guru berlatih membuat format

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 110

instrumen penilaian kompetensi keterampilan, kemudian guru melaksanakan praktek pembelajaran di kelas. Pada kegiatan praktek pembelajaran di kelas guru berlatih untuk melakukan penilaian kepada siswa khususnya dalam

menerapkan penilaian kompetensi keterampilan yang telah disusun.

e. Kegiatan 5. Presentasi

Pada kegiatan ini guru mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dalam membuat format dan instrumen beserta rubriknya dari bentuk penilaian dan kepala sekolah dan guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilalui untuk mengetahui capaian

pemahaman guru dalam menyerap materi yang telah disampaikan selama kegiatan.

f. Kegiatan 6. Refleksi Pada kegiatan ini guru kepala sekolah melakukaan refleksi kegiatan yang

telah dilakukan dan membimbing guru untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. kegiatan terakhir dari tindakan siklus 1 ini kepala sekolah menutup training yang telah dilakukan.

Observasi Observasi dilakukan terhadap 4 aspek diantaranya adalah obervasi aktifitas guru,

observasi kepala sekolah sebagai nara sumber dan observasi terhadap produk guru dan

pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan. Hasil dari observasi pada siklus 1 dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Kemampuan kepala sekolah sebagai nara sumber Hasil observasi terhadap kemampuan kepala sekolah sebagai nara sumber

pada tindakan siklus 1 dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 2. Rekapitulasi hasil observasi terhadap kepala sekolah

Siklus 1

No Aspek penilaian guru Rata – rata

1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 3

2 Sitematika dan kejelasan materi 3

3 Kemampuan menyampaikan materi 4

4 Penguasaan materi 3

5 Kemampuan mengelola kelas 4

6 Kemampuan mengelola waktu 3

7 Penggunaan alat bantu/media belajar 4

8 Penguasaan masalah 3

9 Interaksi dengan peserta 4

10 Kemampuan menjawab pertanyaan 3

Jumlah skor tercapai 34

Skor maksimal 40

Rata-rata 85

Kriteria Sangat baik

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 111

Dari hasil observasi terhadap penyajian yang dilakukan oleh kepala sekolah pada tindakan silklus 1 seperti pada tabel tersebut rata-rata sudah sangat baik dengan hasil penilaian sebesar 85.

b. Aktifitas Guru. Proses diskusi siklus pertama guru diberikan lembar kerja guru, kegiatan

selanjutnya guru melakukan kegiatan diskusi dengan kelompoknya untuk membahas dan menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LK tersebut. Kepala

sekolah hanya berkeliling kesemua kelompok untuk memastikan hasil kerja dalam kelompok tersebut. Sambil mengadakan penilaian aktifitas diskusi yang dilakukan guru.

Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dalam kegiatan diskusi siklus 1

dapat dijelaskan pada tabel 5 sebagai berikut. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktifitas Guru

Siklus 1

No Aspek penilaian guru Rata – rata

1 Berpartisipasi aktif 69

2 Tanggung jawab 66

3 Disiplin dalan mengikuti diskusi guru 78

4 Memusatkan perhatian pada materi 78

Jumlah skor tercapai 291

Skor maksimal 400

Rata-rata 73

Kriteria Baik

Berdasarkan 4 aspek observasi pada tabel di atas, didapatkan persentase

aktifitas guru pada kegiatan tindakan siklus 1 rata-rata 73 dengan kriteria baik.

Dengan nilai tertinggi pada aspek memusatkan perhatian pada materi dan disiplin dalan mengikuti diskusi guru sebesar 78, sedangkan nilai terendah pada aspek tanggung jawab pada kegiatan sebesar 66.

c. Hasil penilaian produk guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan

Penilaian produk guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi

keterampilan dilakukan kepala sekolah terhadap hasil pengembangan penilaian

aspek keterampilan yang terdapat pada silabus di kelas. Hasil penilaian produk guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan pada siklus 1

dapat dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 4. Rekapitulasi hasil penilaian produk guru dalam penyusunan instrumen

penilaian dimensi keterampilan siklus 1

No Aspek penilaian Rata-rata

1 Teknik penilaian

Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi, seperti penilaian

unjuk kerja, projek, produk, portofolio, dan tertulis. 88

Sistematis, alur logika jelas, dan sesuai dengan aspek penilaian. 84

Teknik penilaian harus sesuai dengan lingkup penilaian keterampilan. 81

2 Instrumen penilaian

Instrumen yang digunakan untuk menilai keterampilan, daftar cek 84

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 112

No Aspek penilaian Rata-rata

atau skala penilaian yang disertai rubik dan dihitung berdasarkan

skor optimum.

Instrumen dibuat berdasarkan kisi-kisi dan dilengkapi pedoman

penskoran sesuai dengan teknik penilaian. 78

Instrumen penilaian harus memenuhi kemampuan pengelolaan,

relevansi, dan keaslian produk. 81

3 Pedoman penskoran

Penskoran nilai keterampilan berdasarkan skor optimum dan

menggunakan skala penskoran 1,00- 4,00. 78

Penentuan kesimpulan hasil penilaian dengan predikat D-A. 78

Jumlah skor tercapai 652

Skor maksimal 800

Rata-rata 82

Kriteria Baik

Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian dimensi keterampilan khusunya kemampuan guru dalam mengembanngkan instrumen penilaian pada masing-masing guru

khususunya dalam hal menentukan teknik penilaian, instrumen penilaian dan pedoman penskoran pada siklus 1 sudah baik dengan hasil penilaian rata-rata 82.

d. Hasil observasi terhadap pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan dillakukan pada saat kepala sekolah atau observer melakukan pengamatan terhadap praktek pembelajaran di kelas. Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan pada siklus 1 dapat dijelaskan

pada tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5 . Hasil observasi terhadap pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan

siklus 1

No Aspek penilaian Rata-rata

1 Penetapan Indikator Pencapaian kompetensi

Kesesuaian indikator penilaian dengan pencapaian kompetensi 84

2 Pemetaan KI, KD, indikator dan teknik penilaian

Pemilihan teknik penilaian yang digunakan harus sesuai dengan

karakteristik materi 88

3 Instrumen penilaian

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa.

84

Instrumen penilaian harus sesuai dengan kompetensi penilaian. 84

Instrumen penilaian harus dilengkapi dengan pedoman penskoran. 81

4 Teknik Penilaian

Teknik dan bentuk penilaian harus sesuai dengan kompetensi penilaian. 81

Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik.

91

Rubrik harus mengukur target kemampuan perserta didik 78

Jumlah skor 250

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 113

No Aspek penilaian Rata-rata

Skor maksimal 800

Rata-rata 78

Kriteria Baik

Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan di SDN Gunungsari 01 rata-rata 78 dengan kriteria baik.

Pemaparan diatas menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap kepala sekolah sebagai nara sumber dengan menggunakan tindakannya berupa model pembelajaran in house training (IHT) pada siklus 1 sudah sangat baik dengan

hasil penilaian sebesar 85. Hasil observasi dan penilaian terhadap kepala sekolah dalam melakukan tindakan berupa model pembelajaran in house training (IHT) pada siklus 1 pada indikator menjelaskan materi penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan, kemampuan mengelola kelas, penggunaan alat

bantu/media belajar dan interaksi dengan peserta sudah dilakukan dengan sangat baik. Sedangkan pada aspek kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, sistematika dan kejelasan materi, penguasaan materi, kemampuan mengelola waktu, penguasaan masalah dan kemampuan menjawab pertanyaan sudah

dilakukan dengan baik. Hasil observasi dan penilaian terhadap aktifitas guru dalam kegiatan siklus 1

rata-rata sudah baik. Pada indikator penilaian aspek partisipasi dan tanggungjawab pada kegiatan diskusi sudah cukup baik. Sedangkan pada

indikator penilaian disiplin dalan mengikuti diskusi guru dan pemusatan perhatian pada materi sudah baik. Hasil refleksi pada aspek partisipasi guru pada kegiatan diskusi kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepala sekolah masih ditemukan beberapa guru yang masih terlihat belum aktif pada

kegiatan diskusi. Guru hanya asyik bercerita masalah yang tidak ada hubungannya dengan materi yang dibahas. Sesuai dengan hasil observasi tersebut yang menjadi penyebabnya adalah guru tersebut tidak diberikan tugas oleh kelompoknya dalam menyelesaikan tugas. Pada aspek tanggungjawab ditemukan

ada beberapa guru yang terlihat malas untuk mengumpulkan tugas dalam menyusun instrumen penilaian dimensi keterampilan. Pada aspek kedisplinan dalan mengikuti diskusi guru pada kegiatan diskusi masih ditemukan beberapa guru yang datang terlambat dan juga terlambat dalam mengumpulkan tugas yang

telah diberikan. Sedangkan pada aspek pemusatan perhatian pada materi, rata-rata guru sudah terlihat perhatian terhadap materi yang di jelaskan kepala sekolah.

Pada penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan pada siklus 1,

khususnya dalam penentuan teknik penilaian pada pengembangan penilaian yang tertera pada silabus rata-rata sudah baik. Guru sudah mampu menggunakan teknik penilaian yang bervariasi, seperti penilaian unjuk kerja, projek, produk,

portofolio, dan tertulis.Teknik penilaian yang digunakan guru sudah sistematis, alur logika jelas, dan sesuai dengan aspek penilaian penilaian keterampilan.

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 114

Sedangkan sesuai dengan hasil pengamatan pada saat guru melaksanakan pembelajaran di kelas khusunya pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan pada siklus 1 rata-rata sudah baik. Pada penetapan indikator rata-

rata sudah sesuai dengan indikator penilaian kompetensi yang dinginkan dengan kriteria baik.

Dari hasil penelitian pada siklus 1 tersebut jika di bandingkan dengan tingkat pemahaman guru sebelum dilakukan penelitian maka telah terjadi

peningkatan pemahaman guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan. Hasil kesimpulan ini berdasarkan pada hasil penilaian kepala sekolah terhadap produk guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan dan hasil observasi pelaksanaan kegiatan penilaian aspek

keterampilan sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan siklus 1. Hasil perbandingan dari aspek produk guru dalam penyusunan instrumen

penilaian dimensi keterampilan dapat dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 6. Perbandingan hasil penilaian produk guru pra siklus dan sesudah dilakukan

tindakan siklus 1

No Aspek Hasil penilaia

Pra siklus Siklus 1

1 Teknik penilaian 66 84

2 Instrumen penilaian 60 81

3 Pedoman penskoran 50 78

Jumlah 176 243

Skor maksimal 300 300

Rata-rata 59 82

Kriteria Kurang baik Baik

Dari tabel tersebut perbandingan hasil penilaian produk guru sebelum dilakukan

tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada siklus 1 tersebut diatas telah terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menyusun teknik penilaian, instrumen penilaian dan pedoman penskoran pada aspek keterampilan sebelum dilakukan penelitian rata-rata 59 dengan kriteria kurang baik, sedangkan hasil penilaian pada siklus 1 rata-rata

82 dengan kriteria baik. Sedangkan hasil perbandingan dari hasil observasi pada saat pelaksanaan

kegiatan penilaian aspek keterampilan dapat dijelaskan pada tabel 9 sebagai berikut.

Tabel 7 Perbandingan hasil observasi pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan pra siklus

dan sesudah dilakukan tindakan siklus 1

No Aspek Hasil penilaia

Pra siklus Siklus 1

1 Penetapan Indikator Pencapaian kompetensi 63 84

2 Pemetaan KI, KD, indikator dan teknik

penilaian 67 88

3 Instrumen Penilaian 57 83

4 Teknik Penilaian 62 83

Jumlah 249 338

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 115

No Aspek Hasil penilaia

Pra siklus Siklus 1

Skor maksimal 400 400

Rata-rata 61 78

Kriteria Cukup baik Baik

Dari tabel tersebut perbandingan hasil penilaian pelaksanaan kegiatan penilaian

aspek keterampilan sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada

siklus 1 tersebut diatas telah terjadi peningkatan pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan khususmya pada aspek kesesuaian indikator penilaian dengan pencapaian kompetensi, pemetaan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan teknik penilaian, penggunaan instrumen penilaian dan teknik penilaian pada aspek

keterampilan sebelum dilakukan penelitian rata-rata 61 dengan kriteria cukup baik, sedangkan hasil penilaian pada siklus 1 rata-rata 78 dengan baik.

Siklus 2 Siklus 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 September 2018, selama empat puluh

lima jam pelajaran (4x45 menit) dengan menggunakan alternatif tindakan seperti pada siklsu 1 yaitu model pembelajaran in house training (IHT). Kegiatan 1. Penyampaian

tujuan dan motivasi Pada pendahuluan ini peneliti menginformasikan tujuan kegiatan yang ingin

dicapai adalah mengulang kembali tentang pembahasan penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan. Pokok pembahasan pada siklus 2 adalah mengulang

materi yang masih dianggap sulit oleh guru. Sesuai dengan hasil curah pendapat dengan guru materi yang masih dianggpa sulit ruang lingkup penilaian kompetensi keterampilan, dan pembuatan rubrik instrumen penilaian kompetensi keterampilan. a) Kegiatan 2. Pembagian kelompok

Kepala sekolah menginformasikan dan membagi guru menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 2 orang Guru. b) Kegiatan 3. Penjelasan materi dari kepala sekolah

Kepala sekolah menyampaikan kembali materi yang dianggap sulit guru

yaitu tentang ruang lingkup penilaian kompetensi keterampilan, dan pembuatan rubrik instrumen penilaian kompetensi keterampilan. c) Kegiatan 4. Training

Kepala sekolah melatih kembali membuat format instrumen penilaian

kompetensi keterampilan yang teridiri dari format dan instrumen beserta rubriknya dari bentuk penilaian kinerja atau unjuk kerja (performance), proyek, portofolio dan penilaian produk (hasil). Setelah guru berlatih membuat format instrumen penilaian kompetensi keterampilan, kemudian guru melaksanakan praktek pembelajaran di

kelas. Pada kegiatan praktek pembelajaran di kelas guru berlatih untuk melakukan penilaian kepada siswa khususnya dalam menerapkan penilaian kompetensi keterampilan yang telah disusun.

d) Kegiatan 5. Presentasi Pada kegiatan ini guru mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,

mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dalam membuat format dan instrumen

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 116

beserta rubriknya dari bentuk penilaian dan kepala sekolah dan guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilalui untuk mengetahui capaian pemahaman guru dalam menyerap materi yang telah disampaikan selama kegiatan.

e) Kegiatan 6. Refleksi Pada kegiatan ini guru kepala sekolah melakukaan refleksi kegiatan yang

telah dilakukan dan membimbing guru untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. kegiatan terakhir dari tindakan siklus 2 ini kepala sekolah menutup training

yang telah dilakukan.

Observasi Observasi dilakukan terhadap 4 aspek diantaranya adalah obervasi aktifitas

guru, observasi kepala sekolah sebagai nara sumber dan observasi terhadap produk

guru dan pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan. Hasil dari observasi pada siklus 2 dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Kemampuan kepala sekolah sebagai nara sumber

Hasil observasi terhadap kemampuan kepala sekolah sebagai nara sumber pada tindakan siklus 2 dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 8. Rekapitulasi hasil observasi terhadap kepala sekolah

Siklus 2

No Aspek penilaian guru Rata – rata

1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4

2 Sitematika dan kejelasan materi 3

3 Kemampuan menyampaikan materi 4

4 Penguasaan materi 4

5 Kemampuan mengelola kelas 4

6 Kemampuan mengelola waktu 4

7 Penggunaan alat bantu/media belajar 4

8 Penguasaan masalah 4

9 Interaksi dengan peserta 4

10 Kemampuan menjawab pertanyaan 3

Jumlah skor tercapai 38

Skor maksimal 40

Rata-rata 95

Kriteria Sangat baik

Dari hasil observasi terhadap penyajian yang dilakukan oleh kepala sekolah pada tindakan silklus 2 seperti pada tabel tersebut rata-rata sudah sangat baik dengan hasil penilaian sebesar 95.

b. Aktifitas Guru. Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dalam kegiatan diskusi siklus 2 dapat

dijelaskan pada tabel 11 sebagai berikut.

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 117

Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktifitas Guru

Siklus 2

No Aspek penilaian guru Rata – rata

1 Berpartisipasi aktif 84

2 Tanggung jawab 78

3 Disiplin dalan mengikuti diskusi guru 94

4 Memusatkan perhatian pada materi 84

Jumlah skor tercapai 340

Skor maksimal 400

Rata-rata 85

Kriteria Sangat Baik

Berdasarkan 4 aspek observasi pada tabel di atas, didapatkan persentase

aktifitas guru pada kegiatan tindakan siklus 2 rata-rata 85 dengan kriteria sangat baik.

Dengan nilai tertinggi pada aspek disiplin dalan mengikuti diskusi guru sebesar 94, sedangkan nilai terendah pada aspek tanggung jawab pada kegiatan sebesar 78. c. Hasil penilaian produk guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi

keterampilan Hasil penilaian produk guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi

keterampilan pada siklus 2 dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 10. Rekapitulasi hasil penilaian produk guru dalam penyusunan instrumen

penilaian dimensi keterampilan siklus 2

No Aspek penilaian Rata-rata

1 Teknik penilaian

Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi, seperti penilaian

unjuk kerja, projek, produk, portofolio, dan tertulis. 88

Sistematis, alur logika jelas, dan sesuai dengan aspek penilaian. 94

Teknik penilaian harus sesuai dengan lingkup penilaian

keterampilan. 91

2 Instrumen penilaian

Instrumen yang digunakan untuk menilai keterampilan, daftar cek

atau skala penilaian yang disertai rubik dan dihitung berdasarkan

skor optimum.

94

Instrumen dibuat berdasarkan kisi-kisi dan dilengkapi pedoman

penskoran sesuai dengan teknik penilaian. 88

Instrumen penilaian harus memenuhi kemampuan pengelolaan, relevansi, dan keaslian produk.

84

3 Pedoman penskoran

Penskoran nilai keterampilan berdasarkan skor optimum dan

menggunakan skala penskoran 1,00- 4,00. 94

Penentuan kesimpulan hasil penilaian dengan predikat D-A. 84

Jumlah skor tercapai 718

Skor maksimal 800

Rata-rata 90

Kriteria Sangat Baik

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 118

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru dalam menyusun

instrumen penilaian dimensi keterampilan khusunya kemampuan guru dalam

mengembanngkan instrumen penilaian pada masing-masing guru khususunya dalam hal menentukan teknik penilaian, instrumen penilaian dan pedoman penskoran pada siklus 2 sudah sangat baik dengan hasil penilaian rata-rata 90. d. Hasil observasi terhadap pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan

Hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan pada siklus 2 dapat dijelaskan pada table berikut.

Tabel 11. Hasil observasi terhadap pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan

siklus 2

No Aspek penilaian Rata-rata

1 Penetapan Indikator Pencapaian kompetensi

Kesesuaian indikator penilaian dengan pencapaian kompetensi 94

2 Pemetaan KI, KD, indikator dan teknik penilaian

Pemilihan teknik penilaian yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik materi

94

3 Instrumen penilaian

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi,

konstruksi, dan bahasa. 91

Instrumen penilaian harus sesuai dengan kompetensi penilaian. 88

Instrumen penilaian harus dilengkapi dengan pedoman penskoran. 88

4 Teknik Penilaian

Teknik dan bentuk penilaian harus sesuai dengan kompetensi penilaian.

88

Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik.

88

Rubrik harus mengukur target kemampuan perserta didik 84

Jumlah skor 260

Skor maksimal 800

Rata-rata 89

Kriteria Sangat Baik

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan penilaian aspek

keterampilan di SDN Gunungsari 01 rata-rata 89 dengan kriteria sangat baik. Refleksi

Pemaparan diatas menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap kepala sekolah sebagai nara sumber dengan menggunakan tindakannya berupa model pembelajaran in house training (IHT) pada siklus 2 mengalaimi peningkatan dengan menjadi sangat baik dengan hasil penilaian sebesar 95. Hasil observasi dan penilaian terhadap kepala

sekolah dalam melakukan tindakan berupa model pembelajaran in house training (IHT) pada siklus 2 pada indikator menjelaskan materi penyusunan instrumen

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 119

penilaian dimensi keterampilan, kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, kemampuan mengelola kelas, penggunaan alat bantu/media belajar dan interaksi dengan peserta, penguasaan materi, kemampuan mengelola waktu, penguasaan

masalah dan kemampuan menjawab pertanyaan sudah dilakukan dengan sangat baik. Sedangkan pada aspek sistematika dan kejelasan materi sudah dilakukan dengan baik.

Hasil observasi dan penilaian terhadap aktifitas guru dalam kegiatan siklus 2 rata-rata sudah sangat baik. Pada indikator penilaian aspek partisipasi, tanggungjawab

dan memusatkan perhatian pada materi sudah baik. Sedangkan pada indikator penilaian disiplin dalan mengikuti diskusi guru sudah sangat baik. Hasil refleksi pada aspek partisipasi guru pada kegiatan diskusi kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepala sekolah, guru sudah aktif pada kegiatan diskusi. Guru sudah asyik

memecahkan dan membahas masalah sesuai dengan materi yang dibahas. Pada aspek tanggungjawab ditemukan semua guru sudah terlihat rajin untuk mengumpulkan tugas. Pada aspek kedisplinan dalan mengikuti kegiatan semua guru sudah mamapu datang tepat waktu dan juga tepat waktu dalam mengumpulkan tugas yang telah

diberikan. Sedangkan pada aspek pemusatan perhatian pada materi, rata-rata guru sudah terlihat perhatian terhadap materi yang di jelaskan kepala sekolah.

Sedangkan sesuai dengan hasil pengamatan pada saat guru melaksanakan pembelajaran di kelas khusunya pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan

pada siklus 2 rata-rata sudah sangat baik. Pada penetapan indikator rata-rata sudah sesuai dengan indikator penilaian kompetensi yang dinginkan dengan kriteria baik.

Dari hasil penelitian pada siklus 2 tersebut jika di bandingkan dengan tingkat pemahaman guru sebelum dilakukan penelitian dan hasil penelitian siklus 1 maka

telah terjadi peningkatan pemahaman guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan. Hasil kesimpulan ini berdasarkan pada hasil penilaian kepala sekolah terhadap produk guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan dan hasil observasi pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan

sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan siklus 1 dan siklus 2. Hasil perbandingan dari aspek produk guru dalam penyusunan instrumen

penilaian dimensi keterampilan dapat dijelaskan pada tabel 14 sebagai berikut.

Tabel 12. Perbandingan hasil penilaian produk guru pra siklus dan sesudah dilakukan

tindakan siklus 1 dan siklus 2

No Aspek Hasil penilaia

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

1 Teknik penilaian 66 84 91

2 Instrumen penilaian 60 81 88

3 Pedoman penskoran 50 78 89

Jumlah 176 243 268

Skor maksimal 300 300 300

Rata-rata 59 82 90

Kriteria Kurang baik Baik Sangat baik

Dari tabel tersebut perbandingan hasil penilaian produk guru sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 tersebut

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 120

diatas telah terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menyusun teknik penilaian, instrumen penilaian dan pedoman penskoran pada aspek keterampilan sebelum dilakukan penelitian rata-rata 59 dengan kriteria kurang baik, siklus 1 rata-rata 82

dengan kriteria baik dan siklus 2 rata-rata 90 dengan kriteria sangat baik Sedangkan hasil perbandingan dari hasil observasi pada saat pelaksanaan

kegiatan penilaian aspek keterampilan dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 13. Perbandingan hasil observasi pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan pra

siklus dan sesudah dilakukan tindakan siklus 1 dan siklus 2

No Aspek Hasil penilaia

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

1 Penetapan Indikator Pencapaian

kompetensi 63 84 94

2 Pemetaan KI, KD, indikator dan teknik

penilaian 67 88 94

3 Instrumen Penilaian 57 83 89

4 Teknik Penilaian 62 83 86

Jumlah 249 338 363

Skor maksimal 400 400 400

Rata-rata 61 78 89

Kriteria Cukup baik Baik Sangat baik

Dari tabel tersebut perbandingan hasil penilaian pelaksanaan kegiatan

penilaian aspek keterampilan sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada siklus 2 tersebut diatas telah terjadi peningkatan pelaksanaan kegiatan

penilaian aspek keterampilan khususmya pada aspek kesesuaian indikator penilaian dengan pencapaian kompetensi, pemetaan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan teknik penilaian, penggunaan instrumen penilaian dan teknik penilaian pada aspek keterampilan sebelum dilakukan penelitian rata-rata 61 dengan kriteria

cukup baik, hasil penilaian pada siklus 1 rata-rata 78 dengan baik dan hasil penilaian pada siklus 2 rata-rata 89 dengan kriteria sangat baik.

Hasil wawancara Wawancara dilakukan pada akhir siklus 2 dengan berpedoman pada daftar

pertanyaan berjumlah 5 butir pertanyaan yang telah dibuat peneliti sebelummnya.

Berikut ini merupakan data hasil wawancara dengan salah satu guru di SDN Gunungsari 01 kecamatan Maesan kabupaten Bondowoso.

Pertanyaan pertama yaitu pendapat guru tentang pelaksanaan penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan di sekolah. Guru tersebut mengatakan

bahwa rata-rata guru sudah mampu melakukan penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan secara mandiri sesuai tugas di kelas. Hasil jawaban guru tersebut berbeda ketika sebelum dilakukan penelitian. Sebelum dilakukaan peneltian guru mengatakan bahwa dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi

keterampilan masih dilakukan guru bersama kelompok kerja guru (KKG), dalam hal ini memiliki kekurangan yaitu guru hanya terima beres dengan hasil kerja guru.

Sedangkan pengetahuan guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan masih tetap rendah. Namun setelah dilakukan tindakan oleh kepala

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 121

sekolah memiliki dampak masing-masing guru di SDN Gunungsari 01 kecamatan Maesan kabupaten Bondowoso mampu menyusun sendiri dan menularkan pada teman guru di sekolah yang belum mampu melakukan penyusunan instrumen

penilaian dimensi keterampilan dengan baik. Pertanyaan kedua tentang kemampuan guru dalam menyusun instrumen

penilaian dimensi keterampilan. Hasil wawancara ,menjelaskan bahwa rata-rata guru sudah terampil dalam melakukan penyusunan penilaian dimensi keterampilan. Hasil

jawaban guru tersebut berbeda ketika sebelum dilakukan penelitian. Sebelum dilakukaan peneltian guru mengatakan bahwa rata-rata guru belum terampil dalam melakukan penyusunan penilaian dimensi keterampilan.

Pertanyaan ke tiga tentang teknik yang dianggap mudah bagi guru dalam

menyusun instrumen penilaian dimensi keterampilan di sekolah. Hasil jawaban guru tersebut mengatakan bahwa semua teknik instrumen penilaian unjuk kerja, projek, produk, portofolio, dan tertulis. Hasil jawaban guru tersebut berbeda ketika hasil wawancara sebelum dilakukan penelitian rata-rata guru mengatakan bahwa guru

hannya mampu menggunakan teknik penilaian unjuk kerja saja, dengan bentuk instrumen penilaiannya skala penilaian (Rating scale).

Pertanyaan ke empat tentang kendala guru dalam menyusun instrumen penilaian dimensi keterampilan di sekolah. Hasil jawaban guru tersebut mengatakan

bahwa rata-rata guru masih kesulitan menggunakan komputer untuk menyusun instrumen penilaian dimensi keterampilan. Hasil jawaban guru tersebut berbeda ketika hasil wawancara sebelum dilakukan penelitian rata-rata guru masih kesulitan yang berhubungan dengan tugas pokok guru yaitu membuat rubrik instrumen penilaian

dimesi keterampilan. Pertanyaan ke lima tentang tingkat kemampuan guru dalam melakukan

perencanaan dan pengembangan penilaian aspek keterampilan pada silabus di sekolah. hasil jawaban guru mengatakan bahwa ada keinginan kuat untuk melakukan

perencanaan dan penmgembangan penilaian aspek keterampilan sehingga dapat mempermudah dalam melakukan penilaian dengan baik. Hasil jawaban guru tersebut berbeda ketika hasil wawancara sebelum dilakukan penelitian rata-rata guru belum mapu melakukan perencanaan dan pengembangan penilaian aspek keterampilan pada

silabus di sekolah.

KESIMPULAN Berdasarkan permasalahan yang dikaji dari studi pendahuluan pada penelitian ini

maka dapat diambil kesimpulan hal-hal sebagai berikut : 1. Tindakan kepala sekolah dengan menggunakan model pembelajaran in house

training (IHT) dapat meningkatkan pemahaman guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan di SDN Gunungsari 01. Kesimpulan ini

didukung oleh hasil penilaian produk guru berupa perencanaan penilian aspek keterampilan yaitu silbus rata-rata pada siklus1 sebesar 82 dengan kriteria baik, sedangkanm pada siklus 2 rata-rata 90 dengan kriteria sangat baik. Sedangkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan penilaian aspek keterampilan pada

siklus 1 rata-rata 78 dengan krteria baik, sedangkan pada siklus 2 rata-rata 89 dengan kriteria sangat baik.

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 122

2. Tindakan kepala sekolah dengan menggunakan model pembelajaran in house training (IHT) dapat meningkatkan pemahaman guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan di SDN Gunungsari. Kesimpulan ini

didukung oleh hasil wawancara pada akhir siklus 2 menjelaskan bahwa guru sudah manpu melakukan penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan secara mandiri sesuai tugas di kelas, sudah terampil dalam melakukan penyusunan penilaian dimensi keterampilan, sudah mampu menggunakan semua teknik

instrumen penilaian unjuk kerja, projek, produk, portofolio, dan tertulis dan ada keinginan kuat untuk melakukan perencanaan dan penmgembangan penilaian aspek keterampilan sehingga dapat mempermudah dalam melakukan penilaian dengan baik.

3. Keberhasilan tindakan kepala sekolah dengan menggunakan model pembelajaran in house training (IHT) dalam rangka meningkatkan pemahaman guru dalam penyusunan instrumen penilaian dimensi keterampilan di SDN Gunungsari 01 kecamatan Maesan kabupaten Bondowoso sangat dipengaruhi oleh kualitas

tindakan kepala sekolah dan aktifitas guru dengan memperhatikan beberapa aspek penilaian diantaranya adalah partisipasi guru dalam kegiatan, tanggungjawab, dan pemusatan perhatian guru pada materi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Arnie Fajar. 2004. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arsad Bendungan. 2011. Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Azwar, Saifuddin. 1997. Tes Prestasi. Yogyakarta. Badudu, J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Daryanto. 2012. Penyusunan Instrumen Penilaian. Dedi, Wijaya, Kusuma. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT. Indeks)

Djamarah, S.B. 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta. PT Rineka

Cipta Martinis yamin. 2005, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi; jakarta : gading

perkasa. Oemar Hamalik. Media Pendidikan (Bandung: PT. Citra Aditya, 1994),

Permendikbud. 2014. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan

Dasar & Pendidikan Menengah. Jakarta: Permendikbud No. 104.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Samsunuwiyati, Psikolinguistik, (Bandung: Aditama,2005),

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Suarna. Pengajaran Mikro, (Yogyakarta: Tiara Wacana. 2006).

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN GURU DALAM PENYUSUNAN …

Available online at: https://jurnalmitrapendidika.org/index.php

Vol 1 Issue 1 | 2020 123

Suyatno, 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Penerbit Surabaya

Intelektual Club. Thamrin, AG. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi.Nasution. Berbagai Pendekatan Dalam

proses Belajar

Winkel. Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Grasindo. 1991).

Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zainuri dan Soewoko. 1997. Sumber dan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Zakiah Daradjat dkk, 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta : PT Bumi

Aksara).

____________. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group