PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

11
53 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO Emeliya Sukma Dara Damanik 1 , Hilda Rosida 2 Rora Rizky Wandini 3 1 Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan 2 Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten 2 Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan e-mail: [email protected] [email protected] [email protected] Abstract: The aim of this research is to increase student ability in writing of speech text. It was conducted by using Classroom Action reseach through two cycles. This method consists of 4 stages, planning, action, observation and reflection. Based on the analysis, it can be seen that the application of cooperative group investigation can increase student ability in English writing. Therefore, this model can be recommended to help students in exploring their idea in writing. Keyword: Writing, English Speech text, Cooperative group Investigation. PENDAHULUAN Pidato adalah penyampaian gagasan atau ide, informasi dan tujuan secara lisan kepada para pendengar. Sebelum melisan- kan pidato, para peserta didik dituntut untuk mampu menulis teks pidato agar penyampaian pidato dapat tersusun rapi dan mudah dipahami oleh pendengar. terlebih pidato yang disampaikan meng- gunakan bahasa asing, sepeti bahasa Inggris. Menulis teks pidato pada hakikatnya menyusun ide gagasan dan menuangkan ke dalam bentuk bahasa tulis yang siap disampaikan kepada pendengar. 1 Maka, penyusunan ide, pemilihan kosa kata, paragraph dan kalimat harus sesuai dengan kaidah kaidah penulisan pidato dan tata bahasa Inggris. Kemampuan menulis pidato memer- lukan proses dan model agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keteram- pilan sehingga kompetensi yang diingin- kan dapat terpenuhi. Karena, dalam 1 Ricky Telg, Speech Writing and Types of Speeches. (Department of Agricultural Education and Communication; UF/IFAS Extension, Gainesville, FL 32611, 2017), h. 1 proses belajar mengajar, Siswa bukan saja mentrasfer materi yang disajikan, tetapi juga meresponnya dengan perbuatan seperti bertanya, berlatih, menyelesaikan tugas, dan perbuatan-perbuatan positif lainnya. Tuntutan belajar seperti ini sebagaimana dijelaskan Mulyasa bahwa sebuah proses belajar yang baik gejala- gejala perilaku siswa yang secara positif dapat mendukung totalitas pembelajaran yang diselenggarakan, seperti kemampuan dalam merespon materi yang disajikan dengan bertanya, latihan menyelesaikan tugas dan lainnya. Untuk mencapai target kompetensi yang di harapkan maka diperlukan adanya model pembelajaran yang lebih menyenangkan dan membantu siswa untuk menuangkan ide pemikiran mereka. 2 Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masa- lah di atas adalah model pembelajaran Cooperative Group Investigation. Menurut Chaidir bahwa Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekan- 2 E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetisi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 36.

Transcript of PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

53

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO

Emeliya Sukma Dara Damanik1, Hilda Rosida2 Rora Rizky Wandini3

1Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan 2Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

2Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan

e-mail: [email protected]

[email protected] [email protected]

Abstract: The aim of this research is to increase student ability in writing of speech text. It was conducted by using Classroom Action reseach through two cycles. This method consists of 4 stages, planning, action, observation and reflection. Based on the analysis, it can be seen that the application of cooperative group investigation can increase student ability in English writing. Therefore, this model can be recommended to help students in exploring their idea in writing. Keyword: Writing, English Speech text, Cooperative group Investigation.

PENDAHULUAN

Pidato adalah penyampaian gagasan atau ide, informasi dan tujuan secara lisan kepada para pendengar. Sebelum melisan-kan pidato, para peserta didik dituntut untuk mampu menulis teks pidato agar penyampaian pidato dapat tersusun rapi dan mudah dipahami oleh pendengar. terlebih pidato yang disampaikan meng-gunakan bahasa asing, sepeti bahasa Inggris.

Menulis teks pidato pada hakikatnya menyusun ide gagasan dan menuangkan ke dalam bentuk bahasa tulis yang siap disampaikan kepada pendengar.1 Maka, penyusunan ide, pemilihan kosa kata, paragraph dan kalimat harus sesuai dengan kaidah kaidah penulisan pidato dan tata bahasa Inggris.

Kemampuan menulis pidato memer-lukan proses dan model agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keteram-pilan sehingga kompetensi yang diingin-kan dapat terpenuhi. Karena, dalam

1 Ricky Telg, Speech Writing and Types of

Speeches. (Department of Agricultural Education and Communication; UF/IFAS Extension, Gainesville, FL 32611, 2017), h. 1

proses belajar mengajar, Siswa bukan saja mentrasfer materi yang disajikan, tetapi juga meresponnya dengan perbuatan seperti bertanya, berlatih, menyelesaikan tugas, dan perbuatan-perbuatan positif lainnya. Tuntutan belajar seperti ini sebagaimana dijelaskan Mulyasa bahwa sebuah proses belajar yang baik gejala-gejala perilaku siswa yang secara positif dapat mendukung totalitas pembelajaran yang diselenggarakan, seperti kemampuan dalam merespon materi yang disajikan dengan bertanya, latihan menyelesaikan tugas dan lainnya. Untuk mencapai target kompetensi yang di harapkan maka diperlukan adanya model pembelajaran yang lebih menyenangkan dan membantu siswa untuk menuangkan ide pemikiran mereka.2

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masa-lah di atas adalah model pembelajaran Cooperative Group Investigation. Menurut Chaidir bahwa Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekan-

2 E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetisi.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 36.

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

54 | Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation Dalam Peningkatan Kemampuan…

kan pada keterlibatan dan aktivitas siswa untuk menggali informasi sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misal-nya dari buku pelajaran atau siswa dapat menggunakan internet.3

Lebih lanjut, Chaidir menyampaikan bahwa dalam Group Investigation ter-dapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau know-ledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group. Proses ini memungkinkan siswa untuk memberikan respon terhadap masalah dan memecah-kan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan kondisi yang menggambar-kan sekelompok saling berkomunikasi dan berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling ber-argumentasi. Maka, tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah mengaktifkan siswa dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi terkait penemuan secara kelompok dengan materi yang berbeda. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Dari defenisi diatas, dapat dilihat bahwa model group investigation dapat membantu peserta didik dalam mening-katkan kemampuan menulis teks pidato. Maka dalam hal ini, penulis tertarik untuk menerapkan model belajar group inves-tigation untuk meningkatkan kemampuan menulis teks pidato berbahasa Inggris para santri di salah satu pondok pesantren wilayah kapubaten Serang.

3 Diki Muhammad Chaidir. Cooperative

Learning Model: Group Investigation. Diambil dari https://www.researchgate.net/publication/328117759_Cooperative_Learning_Model_Group_Investigation, 2018.

Berdasarkan pengamatan dan inter-view yang telah dilakukan, sebagian besar santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Serang belum dapat memenuhi standar kompetensi yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasi tugas yang diberikan oleh ustaz dan ustazah. Dalam hal menulis text pidato bahasa Inggris, para santri masih menggunakan kalimat yang singkat dan sederhana. Mereka juga menggunakan kalimat yang complex namun tidak kohesif. Bahkan masih ditemukan kesalahan dalam penulisan kata bahasa Inggris. Sehingga hal tersebut berdampak negative pada penampilan mereka saat berpidato (Muhadharah) sebagai salah satu kegiatan ekstra-kurikuler yang wajib di ikuti oleh seluruh santri di pondok pesantren tersebut. Dari penampilan pidato (Muhadharah), mereka tampak terbata bata dalam mengungkap-kan kalimat bahasa Inggris. Mereka juga tampak terbata bata menghubungkan pengalaman mereka tentang topik yang mereka sampaikan. Koherensi dan kohesi antar kalimat-kalimat masih dalam kate-gori kurang atau belum cukup.

Uraian di atas menjelaskan bahwa para santri masih kurang mampu meme-nuhi kompetensi yang diinginkan. Dari hambatan tersebut, maka peneliti tertarik untuk berpartisipasi meningkatkan dan mengembangkan kemampuan menulis teks pidato bahasa Inggris dengan meng-gunakan model belajar group investiga-tion. Secara teori dan praktis, penelitian ini diharapkan mampu menambah infor-masi tentang model-model pembelajaran Bahasa Inggris khususnya pembelajaran menulis dan bagaimana penerapan model pembelajaran cooperative group inves-tigation. TELAAH PUSTAKA Pengertian Menulis

Menurut The Liang Gie ”mengarang atau menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Emeliya Sukma Dara Damanik, Hilda Rosida, Rora Rizky Wandini |55

bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.”4

Hyland berpendapat bahwa menulis adalah sebuah cara yang memiliki ke-kuatan tersendiri untuk membagi pengalaman, ide dalam bentuk tulisan.5

Nunan dengan jelas menyatakan bahwa menyatakan bahwa menulis adalah sebuah aktivitas intelektual untuk me-nemukan ide, cara mengekspresikan dan mengaturnya menjadi kalimat dan parag-raf yang jelas untuk dipahami oleh masya-rakat.6

Dari sini menunjukkan bahwa penulis dituntut untuk menunjukkan pemikiran dan mengaturnya menjadi komposisi yang baik. Selain itu, menulis menyajikan konsep penulis dalam me-mahami suatu masalah yang diperlihatkan kepada publik. Untuk itu dibutuhkan integrasi ide yang ditulis secara sistematis

Dari defenisi diatas dapat disimpul-kan bahwa menulis adalah proses berpikir yang teratur yang ditulis dengan gaya bahasa tertentu sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca.

Manfaat Menulis

Seperti yang telah disebutkan se-belumnya bahwa menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Karena dengan me-nulis dapat membantu siswa untuk ber-pikir lebih kritis dan luas dalam mengem-bangkan sebuah tulisan yang lebih baik lagi. Menulis bukan hanya komponen penting dalam belajar bahasa, tetapi juga berperan penting dalam kehidupan ber-masyarakat sebagai wadah untuk saling berbagi informasi. itulah sebabnya mengajarkan ketrampilan menulis sangat

4The Liang Gie. Terampil Mengarang. (Yog-

yakarta: Penerbit Andi, 2002), h. 3 5Hyland Ken, Second Language Writing.

(Newyork: Cambridge University Press, 2003), h. 29.

6D.Nunan, Practical English Language Teaching. Amerika: The MC Graw Hill Companies, 2003). H. 76.

penting dilakukan. Berikut ini adalah penjelasan dari Harmer tentang penting-nya kemampuan menulis bagi siswa: a. Menulis mendorong siswa untuk fokus

pada penggunaan bahasa yang akurat karena mereka berpikir ketika mereka menulis,hal itu dapat memprovokasi perkembangan pemikiran dengan baik.

b. Menulis sebagai sarana memperkuat bahasa. Mereka menggunakan ke-terampilan menulis untuk membuat catatan tentang apa yang telah mereka pelajari saat proses belajar terjadi.

c. Menulis sebagai sarana persiapan untuk beberapa kegiatan lain.

d. Menulis merupakan bagian integral dari kegiatan yang lebih besar dimana fokusnya adalah pada sesuatu yang lain seperti bahasa, bertindak, atau berbicara.7

Proses Menulis

Fokus dalam proses menulis terletak pada apa yang dialami, dipikirkan, dan dilakukan dalam proses menulis. Langkah langkah menulis menurut Pujiono ber-dasarkan pendekatan proses menurut Tompkins dan Hoskisson, tahapan-tahapan menulis tersebut menggunakan pendekatan proses dijabarkan seperti berikut ini: a. Pramenulis adalah tahap persiapan

menulis untuk memperoleh dan me-nata ide, gagasan, dan masalah yang berkaitan dengan topik karangan. Kegiatan yang dilakukan penulis yakni memilih topik, mempertimbangkan tujuan, bentuk, sasaran pembaca, dan memperoleh serta menyusun ide-ide. Melalui kegiatan pramenulis, maha-siswa berbicara, menggambar, mem-baca, dan bahkan menulis untuk mengembangkan informasi yang di-perlukan.

b. Menyusun draf adalah menata ide-ide tulisan agar menjadi runtut. Penulis

7 J.Harmer, How to Teach Writing. England:

(Pearson Educational Limited, 2004), h. 31-33

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

56 | Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation Dalam Peningkatan Kemampuan…

perlu menyusun ide-ide untuk menulis dalam bentuk kerangka karangan. Kerangka karangan tersebut, diguna-kan penulis untuk mempersiapkan diri ketika menulis.

c. Menyunting adalah kegiatan merevisi atau perbaikan tulisan. Penyuntingan di sini meliputi perbaikan unsur mekanik dan isi. Penyuntingan sifatnya lebih kompleks karena berkaitan dengan perbaikan secara tekstual dan kontekstual.

d. Merevisi adalah perbaikan karangan yang dilakukan oleh penulis atau orang lain untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Merevisi lebih fokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, dan penyusunan kembali isi karangan sesuai dengan kebutuhan pembaca.

e. Publikasi adalah menginformasikan tulisan untuk memberikan pesan atau informasi kepada orang lain. Media publikasi dapat berupa media cetak maupun media elektronik tergantung sasaran pembacanya. 8

Menulis Pidato

Pada bagian ini akan dibahas lebih focus mengenai menulis pidato. Seperti yang telah diketahui bahwa keterampilan berpidato adalah salah satu keterampilan produktif dalam keterampilan berbicara siswa. Keterampilan berpidato dibutuhkan oleh siswa untuk dipelajari dan dipraktek-kan dalam rangka menyampaikan suatu gagasan yang dimiliki yang menyangkut kepentingan orang banyak, yakni masya-rakat pada umumnya. Maka, sangatlah penting untuk mendidik kemampuan orang agar dapat mengeluarkan gagasan-nya dengan tepat.

Menurut Keraf dalam Rahmatullah bahwa Pidato dapat dikategorikan sebagai seni monologika dalam keterampilan ber-bicara. Monologika hadir pada zaman

8 Pujiono, Setiawan. Konsep Dasar Menulis.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318127/ pendidikan/Konsep+Menulis.pdf 2007.

retorika modern. Dalam ilmu retorika modern, monologika adalah ilmu yang membahas tentang seni berbicara secara monolog. Dalam monologika didefinisikan bahwa pidato adalah 1 orang yang ber-bicara kepada sekelompok orang dan pidato.9

Dari definisi di atas, dapat dilihat bahwa agar gagasan dan ide dapat sampai dengan baik oleh pendengar maka di-butuhkan cara yang tepat agar menghasil-kan pidato yang baik.

Ada beberapa hal yang harus di-perhatikan dalam menulis pidato yaitu, melihat siapa audiens, lalu memilih topic yang tepat, mengumpulkan informasi yang mendukung topik pidato kita dan mem-buat kerangka tulisan. Dari sinilah dimulai menulis pidato.

Menurut Telg, dalam menulis teks pidato tentunya ada hal-hal yang harus diperhatikan: a. Pendahuluan. Pendahuluan berisi ten-

tang tujuan dari pidato tersebut. Pengantar yang baik adalah yang mampu mencuri perhatian audiens, dan dapat membangun kredibilitas sebagai pembicara.

b. Isi pidato. Isi pidato adalah bagian terbesar dari pidato berisi tentang point point utama. Poin tersebut juga harus sejalan dengan tujuan dan pernyataan thesis dengan dibantu dengan poin poin pendukung dari topik pidato. Karena hal tersebut membantu pembicara untuk memper-kuat thesis.

c. Penutup, biasanya berisi penegasan atau penekanan dan kesimpulan tentang hal-hal yang disampaikan pembicara.10

Kemampuan menyusun naskah pidato adalah kesanggupan atau keca-kapan seseorang dalam menggunakan unsur-unsur kesatuan bahasa untuk

9Rahmatullah. Pengertian Ketrampilan

Berpidato. Diakses dari http://digilib.uinsby.ac.id/ 10496/4/bab%202.pdf. 2013.

10 Ricky Telg, Speech Writing…, h. 3

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Emeliya Sukma Dara Damanik, Hilda Rosida, Rora Rizky Wandini |57

menyampaikan ide atau gagasanya secara tertulis untuk disampaikan secara lisan sehingga apa yang disampaikan dapat dipahami pendengarnya. Untuk mem-bangun pidato yang efektif diperlukan perisapan yang baik pula. Untuk itu di-perlukan kemampuan pemahaman dalam penyusunan, cara cara atau teknik dalam menulis sebuah teks pidato. dalam menyusun teks pidato, penulis tidak hanya memperhatikan teknik dan ide saja, tetapi juga harus mempertimbangkan siapa pen-dengar pidato. berikut ini adalah beberapa bentuk bentuk pidato yang dapat dijadi-kan acuan untuk membuat sebuah teks pidato

Bentuk Bentuk Pidato

Sebelum menulis text pidato, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bentuk pidato. Hal ini berdasarkan dari tujuan pidato itu sendiri. Telg menjelaskan be-berapa bentuk bentuk pidato dibawah ini: a. Pidato Informative. Jika tujuan pidato

adalah untuk mendefinisikan, men-jelaskan, menjelaskan, atau menunjuk-kan, maka disebut pidato informatif. Adapun tujuan dari pidato yang informatif adalah untuk memberikan informasi secara lengkap dan jelas sehingga audiens memahami pesan tersebut. Contoh pidato informatif seperti menggambarkan tahap siklus hidup telur ayam, menjelaskan cara mengoperasikan kamera, atau menun-jukkan cara memasak nasi goreng.

b. Pidato Persuasive. Pidato persuasive adalah pidat yang diberikan untuk memperkuat keyakinan orang tentang suatu topik, untuk mengubah ke-yakinan mereka tentang suatu topik, atau untuk menggerakkan mereka untuk bertindak. Ketika berbicara secara persuasif, langsung nyatakan apa yang baik atau buruk dan alas an kuat di awal pidato.

c. Pidato untuk acara tertentu. Disebut seperti ini karena pidato tersebut dipersiapkan khusus untuk hal hal

tertentu. Dan jenis pidato ini juga bisa informative atau persuasive tergan-tung berdasarkan kebutuhan. Misalnya pidato untuk memberikan kata pengantar atau sambutan dalam se-buah acara tertentu.11

Berkaitan dengan penelitian ini, penulis memfokuskan peningkatan ke-mampuan menulis text pidato bahasa Inggris yang berjenis informative.

Cooperative Group Investigation

Menurut Sharan bahwa model belajar cooperative group investigation adalah jenis belajar cooperative learning. Dalam hal ini siswa berperan aktif dalam perencanaan apa yang akan mereka pelajari dan bagaimana caranya. Mereka membentuk kelompok kooperatif sesuai dengan kepentingan bersama dalam suatu topik. Semua anggota kelompok mem-bantu merencanakan bagaimana meneliti topik mereka. Kemudian mereka membagi pekerjaan di antara mereka sendiri, dan masing-masing anggota kelompok me-lakukan tugasnya. Akhirnya, kelompok mensintesis dan merangkum. Kemudian menyajikan temuan temuan didepan kelas.12

Baki dkk. menyatakan bahwa pem-belajaran kooperatif penting bagi setiap siswa. Kelompok yang berbeda dapat dibentuk berdasarkan keterampilan yang berbeda dari siswa, Kebutuhan dan gaya belajar dan siswa dapat terus belajar dalam kelompok-kelompok ini. Setiap siswa dalam suatu kelompok harus diizin-kan untuk berinteraksi dengan siswa lain dan membagikan alat, Pengetahuan, dan keterampilannya. Selain itu, setiap ang-gota kelompok bertanggung jawab atas bagian dari subjek dan mereka ber-kontribusi pada grup dalam semua peker-jaan yang terkait dengan subjek. Ketika siswa memenuhi persyaratan peran

11

Ricky Telg, Speech Writing…, h. 3 12 Sharan, Slomo. Models of Cooperative

Learning. Di akses dari https://www.lookstein. org/ journal/models-cooperative-learning/.

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

58 | Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation Dalam Peningkatan Kemampuan…

mereka, mereka mencoba menyelesaikan tugas mereka dengan rasa tanggung jawab dan keahlian masing masing. Dalam penerapan model group investigation, guru harus melakukan peran sebagai organizer, membantu dan mendukung ketika dibutuhkan oleh siswa. Selain itu, guru bukan hanya sumber pengetahuan dan otoritas absolut; melainkan seorang pelatih, pembimbing atau penasihat.13

Baki juga menjelaskan bahwa inves-tigasi kelompok didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang melibatkan empat tahapan mendasar. Teknik ini terdiri dari tahapan penentuan tujuan instruksional, pembentukan kelompok, pelaksanaan investigasi kelompok dan evaluasi investigasi kelompok.

Dari penjelasan di atas dan dari beberapa studi yang telah dilakukan sebelumnya, dapat di simpulkan bahwa telah banyak siswa yang sukses dalam belajar dengan menggunakan model group investigation. Terlebih, para siswa mem-berikan sikap dan tanggpan positive ter-hadap penggunaan model belajar group investigation.

Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigasi dalam menulis text pidato

Berikut ini adalah langkah langkah pembelajaran menulis text pidato melalui model group investigation yang di adaptasi dari Sharan: a. Guru Memilih topik untuk bahan

pidato dan membentuk siswa menjadi kelompok investigasi.

b. Guru menyajikan kelas dengan be-berapa topic pidato yang luas dan multi-segi yang tidak memiliki jawaban tunggal yang benar tetapi

13 Baki, Adnan etc. The Application Group

Investigation and techniques. Views of Students and Teachers. Turkish Journal of Computer and Mathematics Education. Diakses dari https:// www.researchgate.net/publication/280247109_The_Application_of_Group_Investigation_Technique_The_Views_of_the_Teacher_and_Students. 2010.

mengundang berbagai sudut pandang. Masalahnya juga harus memiliki relevansi dengan kehidupan siswa di dalam atau di luar sekolah, termasuk acara dunia yang dapat terkait dengan siswa.

c. Grup Merencanakan Investigasi mereka. Kelompok-kelompok mendis-kusikan pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi fokus/tujuan bahan pidato mereka dan memilih berbagai metode yang akan mereka gunakan untuk melakukan penyelidikan atas pertanyaan-pertanyaan itu, termasuk sumber-sumber yang harus mereka konsultasikan dan sumber daya yang akan mereka butuhkan.

d. Grup Melakukan Investigasi. Siswa didorong untuk menemukan informasi yang mereka cari dari berbagai sum-ber, termasuk buku, artikel, eks-perimen, majalah, film/rekaman video, museum, lokasi, orang yang mungkin memiliki pengetahuan tentang topik atau pengalaman dengan itu, dan sebagainya yang berkaitan erat dengan topic yang akan mereka tulis. Anggota kelompok bertemu untuk membahas kemajuan mereka dan saling mem-bantu, serta mengoordinasikan peker-jaan mereka

e. Grup merencanakan dan mempersiap-kan Presentasi/penyampaian hasil tulisan mereka. Kelompok bertemu untuk merencanakan bagaimana mereka akan mensintesis dan mem-presentasikan hasil pekerjaan mereka.

f. Grup Membuat Presentasi mereka. Jadwal disiapkan sehingga semua kelompok di kelas memiliki kesem-patan untuk membuat presentasi/ menyampaikan hasil tulisan

g. Evaluasi hasil penyelidikan/informasi yang mereka dapatkan. Evaluasi tidak hanya berfokus pada hasil akhir tiap kelompok, tetapi juga menerima masukan dari grup lain selama mereka melakukan investigasi. Termasuk juga mengecek kesalahan kesalahan tata

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Emeliya Sukma Dara Damanik, Hilda Rosida, Rora Rizky Wandini |59

bahasa ataupun perbendaharaan kata dalam hasil tulisan. Disini guru juga harus berperan aktif mendampingi siswa untuk mengevaluasi hasil tulisan.

h. Grup memperbaiki tulisan mereka dari hasil evaluasi yang dilakukan sebelum-nya

i. Grup menampilkan kembali hasil tulisan akhir.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan peneli-tian tindakan kelas (PTK). Sering disebut dengan classroom action research yang bertujuan untuk meningkatkan kemam-puan menulis (writing) teks pidato bahasa Inggris santri di pondok pesantren wilayah Kabupaten Serang. Metode ini dipilih didasarkan atas analisis masalah dan tujuan penelitian. Pertimbangan lain-nya bahwa perumusan tindakan berdasar-kan situasi sosial yang ada dan perkem-bangan dalam pembelajaran di kelas membutuhkan serangkaian tindak lanjut dari situasi empiric. Arikunto menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas lebih memfokuskan pada proses refleksi diri terhadap situasi sosial yang terjadi, yang dilakukan secara kolaboratif dan disertai dengan partisifasi nyata untuk melakukan perubahan ke arah terjadinya peningkatan dan perbaikan terhadap situasi sosial yang ada.14

Pada umumnya penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mendeskripsikan, menginterpretasi dan menjelaskan situasi pembelajaran pada waktu yang bersama-an dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi. Maka dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap berdasarkan theory Davidson, yaitu: Me-lakukan diagnosa, melakukan identifikasi masalah pokok sehingga terjadi peru-bahan dalam kemampuan menulis

14 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan

Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 23.

Membuat rencana tindakan (Action planning) yaitu memahami poko per-masalahan untuk tujuan perumusan rencana tindakan yang tepat sebagai pemecahan masalah

Melakukan tindakan (acting) yaitu menerapkan perencanaan dalam bentuk pelaksanaan dengan harapan dapat menyelesaikan masalah

Melakukan evaluasi (evaluating). Evaluasi dilakukan secara bersama sama partisipan dan dengan teman sejawat dalam hal ini adalah observer

Pembelajaran (learning) yang me-rupakan bagian akhir siklus yang telah dilalui dengan melaksanakan review tahap yang telah berakhir.

Desain Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang maximal, peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas mengacu kepada model Kemmis dan MC Taggart: peren-canaan, tindakan, obeservasi, dan refleksi. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam journal Sukayati “Langkah langkah PTK Model Kemmis dan MC Taggart”, peneli-tian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan peren-canaan, pelaksanaan tindakan, penga-matan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.15

Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart adalah model yang telah dikem-bangkan dari model Kurt lewin sebelum-nya. Pada hakikatnya, tidak ada perbedaan prinsip diantara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini dapat

15 Sukayati, M.Pd. Langkah Langkah PTK

Model Kemmis dan Taggart. (http://e-jurnal pendidikan. blogspot.com/2012/04/penelitian-tindakan-kelas-model-kemmis.html.

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

60 | Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation Dalam Peningkatan Kemampuan…

dilakukan secara berulang-ulang hingga tercapainya tujuan penelitian. Berikut ini adalah rancangan Kemmis & McTaggart yang dituangkan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Gambar1. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart

Prosedur Penelitian

Sebelum melaksanakan pembela-jaran berbasis PTK, terlebih dahulu me-lakukan diagnosa awal untuk melakukan identifikasi masalah yang dihadapi oleh mahasiswa. Maka langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan kegiatan pembelajaran

berbasis PTK dirumuskan sebagai berikut: a. Menyusun perencanaan (Planning)

Pada tahap ini yang harus dilaku-kan adalah: 1) Membuat rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). 2) Mempersiapkan fasilitas dan

sarana pendukung yang di-perlukan.

3) Mempersiapkan instrument untuk menganalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan.

b. Melaksanakan tindakan (Acting) Pada tahap acting ini, yang harus dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

c. Melaksanakan pengamatan (Obser-ving) Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah: 1) Mengamati perilaku mahasiswa

dalam mengikuti pembelajaran. 2) Memantau kegiatan menulis

mahasiswa. 3) Mengamati perkembangan

masing-masing mahasiswa ter-hadap penguasaan materi pem-belajaran.

d. Melakukan refleksi (Reflecting) Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah: 1) Mencatat hasil observasi. 2) Mengevaluasi hasil observasi. 3) Menganalisis hasil pembela-

jaran. 4) Mencatat kelemahan dan ke-

kurangan dalam proses dan hasil pembelajaran untuk di-jadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya. jika hasil refleksi di siklus pertama me-nunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan, maka tindakan berikutnya adalah menyusun rencana kembali untuk dilaksanakan pada siklus kedua dan demikian seterusnya sampai sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian merupakan

alat yang dipergunakan peneliti dan observer pendamping (secara kola-

2

1 ACT & OBSERVE

6

REFLECT R P E L V A I N S E I D

5

ACT & OBSERVE

4

9

REFLECT

R P E L V A I N S E II D

8

ACT & OBSERVE

7

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Emeliya Sukma Dara Damanik, Hilda Rosida, Rora Rizky Wandini |61

boratif). Observer pendamping adalah teman sejawat (dosen) bahasa Inggris.

Adapun instrumen penelitian yang dipergunakan adalah sebagai berikut: a. Observasi

Lembar observasi (pengamatan) me-rupakan acuan dalam melakukan penilai-an terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati. Indikator-indikator tersebut sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.

Lembaran observasi (pengamatan) dapat berupa daftar cek dengan member tanda “V” pada kategori penilaian. Kate-gori penilaian ini merupakan petunjuk mengenai gambaran situasi objek yang diamati.

Adapun objek atau sasaran yang diamati dari observasi (pengamatan) tersebut adalah sikap/perilaku pelajar dalam aktivitas proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Penilaian terhadap aktivitas proses belajar mahasiswa difokuskan pada indikator yang diamati sesuai dengan ruang lingkup penelitian. b. Test

Tes yang diberikan kepada maha-siswa dalam penelitian ini adalah writing test yang digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam writing, yaitu sebelum atau dan adanya tindakan dan sesudah adanya tindakan.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan field note akan dianalisis melalui teknik kualitatif untuk mendes-kripsikan proses penerapan model pem-belajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan menulis (Writing) teks pidato bahasa Inggris para santri.

Untuk hasil tes tulis mahasiswa dianalisis dengan hitungan sederhana untuk mendapatkan nilai rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= mean yang akan dicari ∑ jumlah nilai siswa

Selanjutnya nilai santri diklasifikasi-kan sesuai pedoman konvensi yang telah ditentukan. Berikut ini adalah tabel criteria keberhasilan

Tabel 3.1

Kriteria Keberhasilan Interval Kualifikasi Keterangan

80-100 70-79 60-69 50-59 0-49

A B C D E

Sangat Baik Baik

Cukup Kurang

Tidak Lulus

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam dua

tahapan (siklus), yang mana masing masing siklus terbagi kedalam empat tahap, yaitu mulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada siklus pertama terdiri dari 2 kali per-temuan dan pada siklus ke 2 terdiri 2 kali pertemuan. Hal ini berkenaan dengan kebutuhan proses belajar menulis teks pidato bahasa Inggris melalui model pembelajaran group investigation

Pada siklus pertama, hasil tes me-nunjukkan bahwa nilai para santri berkisar dari nilai tertinggi sebesar 83.3 dan nilai terendah adalah 50. Maka nilai rata ratanya adalah 61.8 (C/cukup).

Sementara pada siklus kedua, nilai test yang dapat dicapai oleh para santri tampak lebih baik dari sebelumnya. Hasil tertinggi yang diperoleh para santri sebesar 87,5, dan nilai terendah adalah 58.3 dengan nilai rata rata 68.4 %(cukup). Tabel berikut dapat menunjukkan secara jelas hasil tes pada tiap siklus.

𝜇 ∑ 𝑓 𝑥

∑ 𝑓

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

62 | Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation Dalam Peningkatan Kemampuan…

Tabel 4.3 Hasil Tes Pada Setiap Siklus

Kategori Siklus I Siklus 2

Jumlah 2100 2325

Min 50 58.3

Max 83.3 87.5

Rata-rata 61.8 68.4

Perbandingan hasil tes tersebut antara siklus I dan siklus II memperlihat-kan adanya peningkatan kemampuan menulis teks pidato bahasa Inggris para santri melalaui model pembelajaran grup investigation. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui grafik berikut ini:

Grafik 4.5 Perbandingan Hasil Pada Setiap Siklus

Melalui grafik diatas dapat menggambarkan peningkatan kemam-puan menulis yang terjadi setelah tindakan perbaikan dalam proses belajar menulis teks pidato berbahasa Inggris. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis santri di pondok pesantren wilayah kabupaten serang dapat ditingkatkan melalui model pem-belajaran group investigation.

KESIMPULAN

Berdasarkan fakta dari hasil penelitian yang telah dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan santri dalam menulis melalui siklus pertama dan kedua. Melalui model pembelajaran Group Inves-tigation para santri dapat lebih mudah untuk memulai membuka ide pemikiran mereka dalam menulis. Maka dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran group Investigation sangat membantu proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar writing sehingga model ini dapat dipandang penting untuk diterap-kan pada pembelajaran bahasa.

DAFTAR BACAAN

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Baki, Adnan etc. The Application Group Investigation and techniques. Views of Students and Teachers. Turkish Journal of Computer and Mathematics Education. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/280247109_The_Application_of_Group_Investigation_Technique_The_Views_of_the_Teacher_and_Students. 2010.

Chaidir, Diki Muhammad. Cooperative Learning Model : Group Investigation. Diambil dari https://www.researchgate.net/publication/328117759_Cooperative_Learning_Model_Group_Investigation, 2018.

Harmer, J. How to Teach Writing. England: Pearson Educational Limited, 2004.

Ken, Hyland. Second Language Writing. Newyork: Cambridge University Press, 2003.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Nunan, D. Practical English Language Teaching. Amerika: The MC Graw Hill Companies, 2003.

Pujiono, Setiawan. Konsep Dasar Menulis. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318127/ pendidikan/Konsep+Menulis.pdf 2007.

Rahmatullah. Pengertian Ketrampilan Berpidato. Diakses dari http://digilib.uinsby.ac.id/ 10496/4/bab%202.pdf. 2013.

0

20

40

60

80

100

1 2 3

siklus 1

siklus 2

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP ...

ITTIHAD, Vol. III, No.1, Januari – Juni 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Emeliya Sukma Dara Damanik, Hilda Rosida, Rora Rizky Wandini |63

Sharan, Slomo. Models of Cooperative Learning. Di akses dari https://www.lookstein.org/ journal/models-cooperative-learning.

Sharan, Yael & Slomo. Group Investigation Expands Cooperative Learning. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/234687465_Group_Investigation_Expands_Cooperative_Learning, 2015.

Sukayati, Langkah Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart. (http://e-jurnal pendidikan. blogspot.com/2012/04/penelitian-tindakan-kelas-model-kemmis.html.

Telg, Ricky. Speech Writing and Types of Speeches. Department of Agricultural Education and Communication; UF/IFAS Extension, Gainesville, FL 32611, 2017.

The Liang Gie. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002.