Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

11
RETNO LANTARSIH Fakultas Pertanian Universitas Janabadra [email protected] Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman ABSTRACT “Minapadi kolam dalam” is a new invention where rice farming was integrated with fish farming. The system that introduced by Dinas Pertanian of Sleman District in 2011 was expected to increase the farmer’s income. This study aims to create the development strategy of “Minapadi kolam dalam” on target group. The method of analysis that used in this study was SWOT analysis. The development strategy of “Minapadi kolam dalam” on target group is in an aggressive position that means the development is concentrated in exploiting the opportunities and strengths. Keywords: development strategy, mina padi, deep pool. INTISARI “Minapadi kolam dalam” merupakan terobosan baru pada usahatani padi yang diintegrasikan dengan budidaya ikan. Sistem yang diperkenalkan Dinas Pertanian Kabupaten Sleman tahun 2011 ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini ditujukan untuk menyusun strategi pengembangan “minapadi kolam dalam” pada kelompok binaan Dinas Pertanian Kabupaten Sleman. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Strategi pengembangan “minapadi kolam dalam” pada kelompok binaan berada dalam posisi agresif yaitu pengembangan yang tertumpu pada pemanfaatan peluang dan kekuatan. Kata kunci: strategi pengembangan, minapadi, kolam dalam. PENDAHULUAN Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan baik pada tingkat nasional, regional, sampai dengan tingkat rumah tangga. Dari sekian banyak jenis bahan pangan, beras masih menjadi primadona bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Produksi padi di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 mencapai 843 ribu ton atau mengalami pertumbunan sebesar 4,5 persen selama periode 2007 s.d. 2011 dengan produktivitas mencapai 60,51 ku/ha untuk padi sawah dan 44,24 ku/ha untuk padi ladang (Badan Pusat Statistik DIY, 2012). Saat ini diperlukan upaya untuk mengembangkan teknologi budidaya padi yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan petani dan ketahanan pangan. Berbagai konsep perbaikan dalam usahatani padi telah dilakukan agar produktivitas padi tetap tinggi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Upaya peningkatan pendapatan petani yang telah dilakukan diantaranya adalah: Program Prima Tani, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), minapadi dan pengembangannya. DOI:10.18196/agr.2122

Transcript of Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

Page 1: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

RETNO LANTARSIHFakultas Pertanian Universitas [email protected]

Pengembangan “Minapadi KolamDalam” di Kabupaten Sleman

ABSTRACT “Minapadi kolam dalam” is a newinvention where rice farming wasintegrated with fish farming. The systemthat introduced by Dinas Pertanian ofSleman District in 2011 was expected toincrease the farmer’s income. This studyaims to create the development strategyof “Minapadi kolam dalam” on targetgroup. The method of analysis that usedin this study was SWOT analysis. Thedevelopment strategy of “Minapadikolam dalam” on target group is in anaggressive position that means thedevelopment is concentrated in exploitingthe opportunities and strengths.Keywords: development strategy, minapadi, deep pool.

INTISARI“Minapadi kolam dalam” merupakan terobosan baru pada usahatani padiyang diintegrasikan dengan budidaya ikan. Sistem yang diperkenalkan DinasPertanian Kabupaten Sleman tahun 2011 ini diharapkan dapat meningkatkanpendapatan petani. Penelitian ini ditujukan untuk menyusun strategipengembangan “minapadi kolam dalam” pada kelompok binaan DinasPertanian Kabupaten Sleman. Analisis yang digunakan dalam penelitian iniadalah analisis SWOT. Strategi pengembangan “minapadi kolam dalam” padakelompok binaan berada dalam posisi agresif yaitu pengembangan yangtertumpu pada pemanfaatan peluang dan kekuatan.Kata kunci: strategi pengembangan, minapadi, kolam dalam.

PENDAHULUANSektor pertanian memiliki peran strategis dalam mewujudkan

ketahanan pangan baik pada tingkat nasional, regional, sampai dengantingkat rumah tangga. Dari sekian banyak jenis bahan pangan, beras masihmenjadi primadona bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakatIndonesia. Produksi padi di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011mencapai 843 ribu ton atau mengalami pertumbunan sebesar 4,5 persenselama periode 2007 s.d. 2011 dengan produktivitas mencapai 60,51 ku/hauntuk padi sawah dan 44,24 ku/ha untuk padi ladang (Badan PusatStatistik DIY, 2012). Saat ini diperlukan upaya untuk mengembangkanteknologi budidaya padi yang mampu memberikan kontribusi positifterhadap kesejahteraan petani dan ketahanan pangan. Berbagai konsepperbaikan dalam usahatani padi telah dilakukan agar produktivitas paditetap tinggi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Upaya peningkatanpendapatan petani yang telah dilakukan diantaranya adalah: Program PrimaTani, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), minapadi danpengembangannya.

DOI:10.18196/agr.2122

Page 2: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

18Jurnal AGRARIS

Prima Tani merupakan program rintisanpemasyarakatan inovasi teknologi pertanian yangdiharapkan dapat mempercepat waktu dan memperluaspenyerapan teknologi inovatif dan dapat menjadi saranaumpan balik dari pengguna. Hutapea et al. (2010)menyatakan bahwa tingkat penerapan teknologiusahatani padi pada petani peserta Prima Tani lebihmendekati teknologi inovasi dengan pendapatan yanglebih besar dibanding petani bukan peserta. Namundemikian belum ada korelasi yang nyata antarapenerapan teknologi dengan pendapatan usahatani. Hasilpenelitian Wangke et al. (2011) menyebutkan bahwatingkat penerapan teknologi usahatani padi sawah masihtergolong rendah. Tingkat penerapan teknologi usahatani padi sawah masih berkorelasi positif dengan luaslahan dan keikutsertaan petani dalam kegiatanpenyuluhan.

Terobosan lain yang sudah dilakukan untukmeningkatkan pendapatan petani padi adalahPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) denganmenerapkan sistem tanam legowo. Menurut Suparwoto(2010) PTT dengan sistem tanam legowo mampumeningkatkan produksi padi berkisar 26-27 persen, danteknologi ini secara ekonomi cukup menguntungkan danlayak untuk dikembangkan.

Sistem minapadi juga telah dikenal sebagai teknologiyang mampu memberi kontribusi positif terhadap petanipadi. Minapadi merupakan salah satu bentuk tumpangsari pemeliharaan padi di sawah bersama-sama denganpemeliharaan ikan. Pada dasarnya sistem ini cukup baikdan tidak membutuhkan banyak biaya (Tim Lentera,2002; Ampri, dan Khairuman, 2008). Pemeliharaan ikandengan sistem minapadi ini disesuaikan dengan umurtanaman padi dan tujuan pemeliharaan ikan untukpendederan atau untuk pembesaran (Tiku, 2008). Dalamperkembangannya sistem minapadi ini mengalamibeberapa variasi dalam penerapannya, diantaranya: i)sistem minapadi yang dikelola secara organik denganpenanaman azolla (Sutanto, 2002; Hermawan danSetiawan, 2010); ii) sistem minapadi yang dipadukandengan ternak bebek; iii) sistem minapadi denganmemodifikasi bentuk kolam atau dikenal dengan sistem“minapadi kolam dalam” seperti yang diterapkan olehpetani binaan Dinas Pertanian Kabupaten Sleman.

Sistem minapadi yang dikembangkan secara organikdilakukan dengan memadukan penanaman padi, azolla,dengan pemeliharaan ikan dalam petak yang sama. Azolladapat menggantikan sebagian pupuk nitrogen. Selain itu,

azolla dan lumpur yang dihasilkan oleh kegiatan ikandapat meningkatkan kandungan bahan organik tanahsehingga kesuburan tanah menjadi lebih baik. Padasistem ini dapat digunakan varietas padi lokal dan tidakmenggunakan pupuk kimia (Sutanto, 2002). Sistemminapadi yang pengelolaannya dipadukan denganpemeliharaan bebek telah dilakukan oleh petani di JawaBarat. Bebek dilepas dan bebas berkeliaran di sawahminapadi. Sistem ini dikenal dengan istilah perlabek.“Minapadi kolam dalam” memiliki keunikan biladibandingkan dengan minapadi pada umumnya yaituadanya kolam penampungan dan sebagian dari kolamtersebut dibuat lebih dalam untuk memudahkanperawatan dan panen ikan (Gambar 1). Pengembanganbudidaya “minapadi kolam dalam” ditujukan untukmeningkatkan produktivitas lahan, pendapatan petani,serta kualitas gizi masyarakat (Dinas Pertanian, Perikanan,dan Kehutanan, Kabupaten Sleman., 2011). Selain itu,budidaya “minapadi kolam dalam” di Kabupaten Slemandilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengatasimasalah hama tikus yang menyerang tanaman padi diwilayah ini. Selama tahun 2012, terdapat sekitar 1500hektar lahan sawah di Kabupaten Sleman terserang hamatikus. Kondisi ini telah menyebabkan terjadinya gagalpanen (Anonim, 2012). “Minapadi Kolam Dalam”diperkenalkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Slemanpada tahun 2011 melalui demplot di 6 tempat yangberbeda dengan memberikan pembinaan, bantuan bibitdan pakan ikan.

Gambar 1. Minapadi Kolam Dalam

Bagaimana menyusun strategi pengembanganusahatani “minapadi kolam dalam” di KabupatenSleman, khususnya pada kelompok binaan menarikuntuk didiskusikan.

Page 3: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

19Vol.2 No.1 Januari 2016

METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada tahun 2013 dengan

menggunakan metode survey terhadap petani “minapadikolam dalam” pada kelompok binaan di KabupatenSleman yang berjumlah 6 petani. Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifanalitis. Metode ini memusatkan untuk memecahkanmasalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang,selanjutnya dilakukan penyusunan data untuk kemudiandijelaskan dan dianalisa. Kabupaten Sleman, dipilihsebagai lokasi penelitian dengan pertimbangankabupaten tersebut merupakan sentra produksi padi diDaerah Istimewa Yogyakarta, memiliki ketersediaan airirigasi yang baik, dan adanya petani yang melakukanusahatani “minapadi kolam dalam” yang menjadi binaanDinas Pertanian Kabupaten Sleman.

Data dikumpulkan dengan menggunakan metodewawancara, observasi, dan pencatatan terkait denganaktivitas “minapadi kolam dalam” yang didefinisikansebagai usahatani padi yang dilakukan bersamaan denganpemeliharaan ikan pada lahan sawah yang sama, denganciri khusus adanya sebagian kolam yang dibuat lebihdalam yang ditujukan untuk memudahkan pemeliharaandan pemanenan ikan. Faktor internal dan eksternal yangdipertimbangkan terkait dengan strategi pengembanganminapadi kolam dalam meliputi aspek teknis, ekonomi,lingkungan, sosial, dan manajemen (Tabel 1).

Penyusunan strategi pengembangan usahatani“minapadi kolam dalam” di Kabupaten Sleman dalampenelitian ini digunakan analisis SWOT melaluipendekatan matrik SWOT, yaitu suatu analisis yangmenghendaki adanya suatu survey internal mengenai

TABEL 1. FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKTERNAL DALAM USAHATANI “MINAPADI KOLAM DALAM” DIKABUPATEN SLEMAN

Page 4: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

20Jurnal AGRARIS

strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan), sertasurvey eksternal yang meliputi opportunities (peluang/kesempatan) dan treats (ancaman). Analisis SWOT initerdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisiskualitatif digunakan untuk memperoleh informasi/pendapat yang dapat menunjang pengambilan keputusanyang bersifat subyektif, sedangkan analisis kuantitatifdigunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan,serta peluang dan ancaman yang dihitung dengan skortertentu (Rangkuti, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASANANALISIS KUALITATIF FAKTOR EKSTERNAL

Berdasarkan analisis kualitatif faktor eksternalusahatani “minapadi kolam dalam” pada kelompokbinaan dapat didentifikasi lebih dari 10 item peluang dan5 item ancaman (Tabel 2).

Berikut ini, rincian faktor eksternal yangteridentifikasi sebagai peluang pengembangan minapadikolam dalam, berdasarkan analisis terhadap evaluasi yangdilakukan terhadap informasi yang diberikan responden.

Transportasi. Sarana dan prasarana transportasi diwilayah Kabupaten Sleman dinilai baik. Kondisi jalanyang baik membantu terwujudnya transportasi yang aman,nyaman, lancar, dan efisien, sehingga kegiatan pengadaaninput maupun pemasaran produk mampu menjangkausebagian besar wilayah di Kabupaten Sleman maupunwilayah lain di sekitarnya. Petani “minapadi kolamdalam” pada kelompok binaan memperoleh dukunganPemda (Dinas Pertanian) berupa bantuan bibit dan pakanikan pada periode pertama produksi, dan pendampingandalam berusahatani.

Informasi teknologi “minapadi kolam dalam dinilaibaik”, karena petani kelompok binaan selain mendapatbantuan dana juga mendapatkan informasi terkinimengenai usahatani “minapadi kolam dalam” melaluipendampingan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian.Harga jual padi maupun ikan dinilai baik, karena hargajual produk yang dihasilkan dari usahatani “minapadikolam dalam” mampu menjadi insentif bagi petani untukmeningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Peluang pasar dinilai baik. Terdapat beberapa faktoryang mampu menjadi faktor pendorong terbukanyapeluang pasar bagi produk yang dihasilkan dari“minapadi kolam dalam” yaitu: i) Kabupaten Slemanmerupakan wilayah yang memiliki jumlah pendudukterbanyak di DIY, ii) meningkatnya minat masyarakat

untuk mengkonsumsi ikan sebagai salah satu sumberprotein hewani, sebagai dampak kenaikan harga dagingayam dan daging sapi, iii) semakin menjamurnya bisnisrumah makan, restoran, dan hotel di Kabupaten Sleman.

Peran serta penyuluh dinilai baik. Peran sertapenyuluh pada kegiatan usahatani “minapadi kolamdalam” sangat membantu petani dalam memperkenalkanteknologi “minapadi kolam dalam” dan melakukanpendampingan kepada petani secara periodik. Jaringanpenjualan dengan konsumen dinilai baik, karena petani“minapadi kolam dalam” pada kelompok binaan selainmenjual hasil produksi kepada pedagang juga telahmelakukan terobosan penjualan langsung kepadakonsumen.

Ketersediaan air. Sumber daya air merupakan faktorutama dalam mendukung keberhasilan usahatani“minapadi kolam dalam” di Kabupaten Sleman.Ketersediaan air di wilayah Kabupaten Sleman cukupmemadai untuk kegiatan ini dengan tetap menjagakeseimbangan kebutuhan air untuk kegiatan nonpertanian.

Tidak terjadinya konversi lahan dinilai baik karenawilayah dimana petani melakukan kegiatan usahatani“minapadi kolam dalam” berada di wilayah pertanian.Ketersediaan lahan dinilai baik, karena sebagian besarpetani “minapadi kolam dalam” pada kelompok binaanmemiliki lahan yang relatif luas.

Tidak terjadinya banjir dinilai sangat baik, karenalahan yang digunakan untuk usahatani “minapadi kolamdalam” berada di daerah yang tidak pernah terjadi banjir.Lahan yang digunakan untuk usahatani minapadi kolamdalam berada di dekat rumah petani, sehingga keamananlahan relatif baik.

Kemudahan untuk memperoleh bibit ikan. Petani“minapadi kolam dalam” kelompok binaan tidakmengalami kesulitan dalam memperoleh bibit ikan,karena bibit ikan dapat diperoleh dari wilayah Sleman.

Sementara itu, ancaman yang dihadapi petani dalampengembangan usahatani “minapadi kolam dalam” tidakbegitu banyak, mengingat sistem ini baru diperkenalkansehingga belum banyak pihak terlibat dalam kegiatan ini.

Akses kredit dinilai tidak baik, karena akses layanankredit yang mampu menjangkau petani di KabupatenSleman masih sangat terbatas. Kenaikan harga input(pakan dan bibit) menjadi ancaman bagi keberlanjutanpengembangan “usahatani minapadi kolam dalam”.

Kualitas air dinilai tidak baik, karena air yangdigunakan untuk irigasi yang sekaligus menjadi tempat

Page 5: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

21Vol.2 No.1 Januari 2016

hidup ikan masih tercampur dengan bahan kimia(pupuk/pestisida kimia) yang digunakan oleh petani lainyang tidak menerapkan minapadi. Ketersediaan tenagakerja luar keluarga dinilai tidak baik, karena petanimengalami kesulitan untuk memperoleh tenaga kerja dariluar keluarga.

Dukungan dari masyarakat sekitar dinilai tidak baik.Budidaya minapadi kolam dalam yang diperkenalkanoleh Dinas Pertanian masih terbatas pada sebagian kecilpetani yang mempunyai minat yang besar untukmengusahakan sistem ini, sementara petani lainnyabelum tertarik untuk mengikuti jejak petani “minapadikolam dalam”. Hal ini terjadi karena untuk menerapkan“minapadi kolam dalam” membutuhkan: biaya yang lebihbesar, tenaga kerja yang secara rutin memantauperkembangan ikan, dan luasan lahan tertentu yangmemenuhi syarat luas minimal.

ANALISIS KUALITATIF FAKTOR INTERNALFaktor internal menggambarkan kekuatan dan

kelemahan usahatani “minapadi kolam dalam” yangdihadapi oleh kelompok binaan sebagaimana disajikanpada Tabel 3.

Berikut ini sejumlah kekuatan yang teridentifikasi

berdasarkan informasi dari responden.Pertumbuhan ikan dinilai baik. Usahatani “minapadi

kolam dalam” merupakan pengelolaan bersama budidayapadi dan ikan secara terpadu dalam satu lahan yang samadengan memodifikasi bentuk kolam. Budidaya sistem“minapadi kolam dalam” mampu membantupertumbuhan ikan menjadi lebih baik karena ikanmemperoleh tambahan makanan dari gulma padatanaman padi.

Peningkatan produksi padi dinilai baik karena dengansistem minapadi kolam dalam, kotoran ikan dapatberfungsi sebagai penyubur tanah yang pada akhirnyaberdampak pada peningkatan produksi padi. Peningkatanpendapatan petani dinilai baik karena melalui sistem“minapadi kolam dalam” petani mendapatkanpeningkatan pendapatan yang diperoleh dari peningkatanproduksi ikan maupun produksi padi.

Kemampuan menghambat pertumbuhangulma dinilai sangat baik karena dengan sistem ini gulmayang tumbuh di lahan justru menjadi makanan bagi ikan.Kemampuan menghambat pertumbuhan hama dinilaibaik karena hama pada tanaman padi seperti tikus tidakbisa menyerang padi. Hal ini disebabkan karena terdapatruang yang cukup lebar antara pematang dan tanaman

TABEL 2. FAKTOR PELUANG DAN ANCAMAN USAHATANI MINAPADI KOLAM DALAM PADA KELOMPOK BINAAN

Page 6: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

22Jurnal AGRARIS

padi, sehingga hama tikus tidak dapat menyerangtanaman padi.

Kemampuan meningkatkan kesuburan tanah dinilaibaik karena kotoran yang dihasilkan ikan justru berfungsisebagai pupuk yang dapat menyuburkan tanah.Kemampuan menjaga kelestarian lingkungan alam dinilaibaik. Pengelolaan pertumbuhan tanaman padi dengansistem “minapadi kolam dalam” tidak menggunakanbahan kimia (pupuk maupun pestisida), hal ini dilakukankarena penanaman padi terintegrasi denganpemeliharaan ikan. Selain itu, limbah yang dihasilkandari pemeliharaan ikan justru bermanfaat bagi kesuburantanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman padi.

Motivasi petani dalam berusaha dinilai baik. Petani“minapadi kolam dalam” kelompok binaan merupakanpetani yang memiliki jiwa yang selalu ingin maju. Merekamau menerima dan menerapkan teknologi baru budidaya“minapadi kolam dalam”yang diperkenalkan oleh DinasPertanian Kabupaten Sleman.

Bibit ikan yang digunakan oleh petani “minapadikolam dalam” pada kelompok binaan relatif baik. Hal inibisa terlihat dari pertumbuhan bibit selamapemeliharaan, dan hasil panen yang diperoleh.Kelompok binaan “minapadi kolam dalam” kelompokbinaan memiliki keterampilan yang baik dalammenerapkan sistem ini. Adopsi teknologi dinilai baik

TABEL 3. FAKTOR KEKUATAN DAN KELEMAHAN USAHATANI “MINAPADI KOLAM DALAM” PADA KELOMPOK BINAAN

Page 7: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

23Vol.2 No.1 Januari 2016

karena teknologi budidaya “minapadi kolam dalam: yangdiperkenalkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Slemantelah diadopsi oleh petani pada kelompok binaan.

Kelancaran pembayaran penjualan hasil produksidinilai baik karena sistem pembayaran hasil penjualanberas/ikan yang sudah berjalan dilakukan secara tunai.

Kesesuaian jenis padi dinilai baik. Jenis padi yangdigunakan petani dalam sistem “minapadi kolam dalam”adalah varietas lokal termasuk menthik wangi. Padi jenisini sesuai dengan rekomendasi dari Dinas PertanianKabupaten Sleman. Padi jenis lokal memiliki harga yangrelatif tinggi karena memiliki cita rasa yang enak.

Kesesuaian jenis ikan dinilai baik. Jenis ikan yang

dibudidayakan petani dengan sistem “minapadi kolamdalam” sudah sesuai dengan rekomendasi DinasPertanian Kabupaten Sleman. Jenis ikan yang yangdibudidayakan sebagian besar adalah ikan nila.Kesesuaian jenis tanah dinilai baik. Jenis tanah yangcocok untuk budidaya “minapadi kolam dalam” adalahtanah lempung karena tanah jenis ini memiliki sifattidak porous.

Penguasaan teknik budidaya dinilai baik karenasebagian besar petani sudah menguasai teknik budidaya“minapadi kolam dalam”. Persyaratan minimal luas lahandinilai baik karena petani kelompok binaan telahmemenuhi persyaratan minimal untuk budidaya

TABEL 4. MATRIK FAKTOR EKTERNAL USAHATANI “MINAPADI KOLAM DALAM” KELOMPOK BINAAN

Page 8: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

24Jurnal AGRARIS

minapadi kolam dalam. Pengelolaan usaha berorientasikeuntungan dinilai baik karena sebagian besar petanisudah memiliki orientasi bisnis dalam berusahatani.

Sementara itu, sejumlah kelemahan dalam budidaya“minapadi kolam dalam” pada kelompok petani binaanyang dapat teridentifikasi meliputi hal-hal berikut.- Lokasi lahan dinilai tidak baik karena lahan yang

digunakan untuk usaha “minapadi kolam dalam”

meskipun dekat dengan rumah petani, tetapi tetap

sulit untuk memantau keamanan ikan yang

dibudidayakan. Selain itu, lokasi lahan masih berada

di bawah lahan milik petani lain sehingga berdampak

pada kualitas air irigasi.

- Kelengkapan peralatan yang dimiliki dinilai tidak baik

karena petani hanya menggunakan peralatan yang

mereka miliki. Ketersediaan tenaga kerja dinilai tidak

baik sehingga sebagian besar kebutuhan tenaga kerja

untuk kegiatan usahatani “minapadi kolam dalam”

hanya dipenuhi dari tenaga kerja dari dalam keluarga.

- Ketersediaan modal dinilai tidak baik. Kemampuan

permodalan petani belum kuat karena masih

bertumpu pada modal milik sendiri. Penghematan

biaya dinilai tidak baik karena budidaya “minapadi

kolam dalam” ternyata belum mampu menghemat

biaya meskipun dari aspek teknik budidayanya mampu

memberikan suatu hubungan timbal balik yang positif

antara tanaman padi dan ikan.

- Kemampuan memenuhi kebutuhan pasar lokal dinilai

tidak baik karena budidaya “minapadi kolam dalam”

belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan ikan

untuk wilayah Kabupaten Sleman.

ANALISIS KUANTITATIF FAKTOR EKSTERNALDAN INTERNAL

Analisis kuantitatif faktor eksternal dilakukan denganmemberikan bobot pada masing-masing variabeleksternal. Pembobotan merupakan kepentingan yangdilakukan oleh petani “minapadi kolam dalam”kelompok binaan yang ditujukan untuk mempertajamvariabel strategis. Untuk memperoleh faktor pembobotandiperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan rating.Hasil akhir berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4(outstanding) sampai dengan 1 (poor), seperti terlihat pada

Tabel 4.Dari penjumlahan skor pembobotan diperoleh total

skor pembobotan faktor eksternal petani “minapadikolam dalam” pada kelompok binaan dan diperoleh skor1,83. Nilai total ini menunjukkan bagaimana petani“minapadi kolam dalam” pada kelompok binaan bereaksiterhadap faktor-faktor eksternalnya. Kriteria nilaitertimbang (total skor pembobotan) yang digunakanadalah sebagai berikut: i) nilai tertimbang d” 2, termasukrendahl; ii) 2 < Nilai-tertimbang d” 3, termasuk sedang;iii) 3 < Nilai tertimbang d” 4, termasuk tinggi.

Dilihat dari kriteria nilai tertimbang (total skorpembobotan) tersebut maka dapat dikatakan bahwausahatani “minapadi kolam dalam” pada kelompokbinaan memiliki peluang yang sedang dan ancaman yangrendah. Hasil analisis kuantitatif untuk faktor internalusahatani minapadi menunjukkan skor yang tidak jauhberbeda dengan hasil analisis faktor eksternal (Tabel 5).

Dari penjumlahan skor pembobotan faktor internaldiperoleh total skor pembobotan faktor internal daripetani “minapadi kolam dalam” pada kelompok binaanyaitu sebesar 1,86. Nilai total ini menunjukkanbagaimana petani minapadi kolam dalam pada kelompokbinaan bereaksi terhadap faktor-faktor internalnya.

GAMBAR 2. DIAGRAM ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN “MINAPADI KOLAMDALAM” PADA KELOMPOK BINAAN

Berdasar analisis SWOT melalui penilaian hasilanalisis faktor eksternal (Tabel 4) dan faktor internal(Tabel 5) dapat digambarkan melalui diagram X = (1,86)dan Y = (1,83), maka pengembangan “minapadi kolamdalam” pada kelompok binaan berada dalam posisiagresif (seperti pada Gambar 2). Posisi agresif merupakan

Page 9: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

25Vol.2 No.1 Januari 2016

strategi pengembangan yang tertumpu pada pemanfaatanpeluang dan kekuatan yang ada.

Berdasar hasil diagram analisis SWOT terlihat bahwaposisi pengembangan usahatani “minapadi kolam dalam”pada kelompok binaan berada pada wilayah I yang berartiterdapat peluang dan kekuatan untuk pengembangannya.Strategi untuk pengembangan usahatani “minapadikolam dalam” pada kelompok binaan yang harusdilakukan dengan memanfaatkan: i) transportasi,dukungan pemda, informasi teknologi minapadi, hargajual produk, peluang pasar, kinerja penyuluh, ketersediaanair, jaringan penjualan dengan konsumen, idak adanyakonversi lahan, ketersediaan lahan, tidak adanya banjir,keamanan lahan, kemudahan dalam memperoleh bibitikan, dan ii) kekuatan yang meliputi pertumbuhan ikan,peningkatan produksi dan pendapatan petani,terhambatnya pertumbuhan gulma, terhambatnyapertumbuhan hama, peningkatan kesuburan tanah,kemampuan untuk menjaga kelestarian lingkungan alam,motivasi petani dalam berusaha, kualitas bibit ikan,

ketrampilan petani, adopsi teknologi, kelancaranpembayaran penjualan hasil produksi, kesesuaian jenispadi, kesesuaian jenis ikan, kesesuaian jenis tanah,penguasaan teknik budidaya, persyaratan minimal luaslahan, dan pengelolaan usaha berbasis bisnis.

Formulasi strategi pengembangan usahatani minapadikolam dalam pada kelompok binaan yangmengkombinasikan faktor-faktor internal (kekuatan dankelemahan) dengan faktor-faktor eksternal (peluang danancaman) disajikan dalam Lampiran 1.

KESIMPULANKekuatan dalam pengembangan usahatani “minapadi

kolam dalam” pada kelompok binaan meliputipertumbuhan ikan, peningkatan produksi padi danpendapatan petani, terhambatnya pertumbuhan gulma,terhambatnya pertumbuhan hama, peningkatankesuburan tanah, kemampuan untuk menjaga kelestarianlingkungan alam, motivasi petani dalam berusaha,kualitas bibit ikan, ketrampilan petani, adopsi teknologi

TABEL 5. MATRIK FAKTOR INTERNAL USAHATANI MINAPADI KOLAM DALAM KELOMPOK BINAAN

Page 10: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

26Jurnal AGRARIS

kelancaran pembayaran penjualan produksi, kesesuaianjenis padi dan jenis ikan, kesesuaian jenis tanah,penguasaan teknik budidaya, persyaratan minimal luaslahan, dan pengelolaan usaha berorientasi bisnis.

Kelemahan dalam pengembangan usahatani“minapadi kolam dalam” pada kelompok binaan meliputilokasi lahan, kelengkapan peralatan yang dimiliki petani,keterbatasan tenaga kerja, ketersediaan modal,penghematan biaya, kemampuan memenuhi pasar lokal.

Peluang dalam dalam pengembangan usahatani“minapadi kolam dalam” pada kelompok binaan meliputitransportasi, dukungan pemda, informasi teknologiminapadi, harga jual produk, peluang pasar, kinerjapenyuluh, ketersediaan air, jaringan penjualan dengankonsumen, tidak adanya konversi lahan, ketersediaanlahan, tidak adanya banjir, keamanan lahan, dankemudahan dalam memperoleh bibit ikan.

Ancaman dalam pengembangan usahatani “minapadikolam dalam” pada kelompok binaan meliputi kurangnyaakses kredit, kenaikan harga input, kualitas air,ketersediaan tenaga kerja luar keluarga, upayadiversifikasi, dukungan dari masyarakat, kemampuanmengatasi masalah pengangguran.

Kategori pengembangan “minapadi kolam dalam”pada kelompok binaan berada dalam posisi agresif untukmemanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada.

DAFTAR PUSTAKAAmpri., K, dan Khairuman. 2008. Budidaya Ikan Nila

Secara Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka.Anonim, 2012. Setahun, 1500 Hektar Padi Rusak

Diserang Hama Tikus. Kedaulatan Rakyat, 25 September2012.

Badan Pusat Statistik DIY. 2012. Daerah IstimewaYogyakarta dalam Angka. Yogyakarta: Badan Pusat StatistikDIY.

Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan,Kabupaten Sleman. 2011. Standar Operasional ProsedurMinapadi Kolam Dalam. Yogyakarta: Dinas Pertanian,Perikanan, dan Kehutanan, Kabupaten Sleman.

Hermawan., I, dan W. Setiawan. 2010. SuksesPembibitan Belut di Lahan Sempit. Jakarta: AgromediaPustaka.

Hutapea, Y., T. Thamrin, dan Y. Pandu. 2010.Penerapan Inovasi Teknologi dan Pendapatan UsahataniPadi. Jurnal Pembangunan Manusia 4(10) di http://balitbangnovda.sumselprov.go.id/data/download/20121227171813.pdf

Rangkuti, F. 2006. Analsis SWOT Teknis Membedah

Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia.Suparwoto. 2010. Sistem tanam legowo pada usahatani

padi untuk meningkatkan produksi dan pendapatanpetani. Jurnal Pembangunan Manusia 10(1), tersedia pada:http://balitbangnovda.sumselprov.go.id/data/download/20121227172257.pdf

Suntanto., R. 2002. Penerapan Pertanian Organik.Yogyakarta: Kanisius.

Tiku. 2008. Analisis pendapatan usahatani padi sawahmenurut sistem minapasi dan sistem non minapadi(Kasus Desa Tapos I dan Desa Tapos II, KecamatanTenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi, ProgramStudi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian IPB.

Tim Lentera, 2002. Kiat Mengatasi Masalah PraktisPembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Jakarta:Agromedia Pustaka.

Wangke., W. M., B. O. L. Suzana, dan H. A. Siagian.2011. Penerapan teknologi usahatani padi sawah di DesaSendangan Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. ASE7(1):53-57.

Page 11: Pengembangan “Minapadi Kolam Dalam” di Kabupaten Sleman

27Vol.2 No.1 Januari 2016

LAMPIRAN 1. STRATEGI PENGEMBANGAN MINAPADI KOLAM DALAM PADA KELOMPOK BINAAN DI KABUPATEN SLEMAN