Pengaruh Total Assets Turnover Dan Profit Margin Terhadap Re
-
Upload
gima-amezia-sari -
Category
Documents
-
view
117 -
download
3
Transcript of Pengaruh Total Assets Turnover Dan Profit Margin Terhadap Re
PENGARUH TOTAL ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP
RETURN ON ASSETS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG LISTING DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2010
(The Influence of Total Assets Turnover and Profit Margin to Return On Assets of Pharmacy
Company that Listing on The Indonesian Stock Exchange in 2006-2010)
Desfita Sari 1)
; Muchtar Mariso 2)
; Sjahruddin 3)
1) Komp. Delima Puri Blok M No.14, Panam, Pekanbaru; E-mail : [email protected]
2) Jl. Betet No.15 Sukajadi, Pekanbaru
3) Jl. Hibrida Bukit Raya, Pekanbaru
Abstract
The purpose of this research is to get evidence empirically about the influence of Total
Assets Turnover and Profit Margin to Return On Assets of Pharmacy Company that listing on
The Indonesian Stock Exchange in 2006-2010.
This research uses the object of research as many as 9 companies that have the financial
statement data completely during period 2006-2010. The source of data used is external data
that released by Institute for Economic and Financial Research in the form of Indonesian
Capital Market Directory (ICMD). The technique of collecting data in this research is the
documentation technique. The analysis techniques are analysis of multiple linear regression and
hyphotesis test uses ciefficient test of determination, simultan F-test by level of significance 5%,
and t-test partiallyby using SPSS ver.17.0.
Based on result of multiple linear regression, stimulatingly both variable of Total Assets
Turnover (X1) and Profit Margin (X2) influence significantly to variable of Return On Assets (Y)
pharmacy company on the Indonesian Stock Exchange in 2006-2010 at level less than 5% that is
0,000%. For a while partially, Total Assets Turnover and Profit Margin influence positive
significance to Return On Assets pharmacy company on the Indonesian Stock Exchange in 2006-
2010 at the level of significance less then 5% (each of 0,000%). Level of influence generated
adjusted R square by both this variable tied of equal to 96,2%, while the rest equal to 3,8%
influenced by the other variable that is not checked in this research.
Key Words : Total Assets Turnover, Profit Margin and Return On Assets.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perusahaan dalam menjalankan
aktivitas pengelolaan usahanya mempunyai
tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka
pendek maupun tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek adalah bagaimana
perusahaan tersebut dapat mendapatkan laba
(profit) dari hasil operasinya, serta
bagaimana dana yang diinvestasikan oleh
perusahaan tersebut dapat kembali dalam
waktu yang singkat. Sedangkan tujuan
jangka panjang adalah bagaimana strategi
yang cocok untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.
Pada zaman sekarang keunggulan
kompetitif harus dimiliki oleh suatu
perusahaan agar perusahaan tersebut dapat
bersaing dengan perusahaan lainnya.
Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat
dari kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Salah satu indikator untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan adalah dengan melihat
Return On Assets (ROA). Return On Assets
(ROA) merupakan rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur efektivitas atau
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya.
Pada tabel berikut ini, kita akan
mendapatkan gambaran tentang besarnya
Return On Assets berdasarkan laporan
keuangan perusahaan yang telah
dipublikasikan dalam Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) tahun 2008 dan
2011.
Tabel 1 : Return On Assets Perusahaan Farmasi
Periode Tahun 2006-2010 di Bursa Efek Indonesia
Kode
Perusahaan
Return On Assets (%)
2006 2007 2008 2009 2010
SQBI 20,84 22,94 31,99 41,16 28,95
DVLA 9,42 8,9 11,11 9,22 12,98
INAF 2,22 1,1 0,52 0,29 1,71
KLBF 14,63 13,73 12,39 14,33 18,29
KAEF 3,49 3,76 3,83 3,99 8,37
MERK 30,61 27,03 26,29 33,8 27,32
PYFA 2,08 1,83 2,34 3,78 4,17
SCPI -2,52 2 3,32 5,23 -3,44
TSPC 10,99 10,04 10,81 11,03 13,61
Sumber : ICMD 2008 & ICMD 2011
Berdasarkan pada tabel 1 dapat
dilihat bahwa kemampuan dari masing-
masing perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan atau imbal hasil berdasarkan
total aktiva yang dimilikinya (return on
assets) sangat bervariasi. Pada tahun 2006,
ROA terendah diperoleh oleh PT Schering-
Plough Indonesia sebesar -2,52% dan ROA
tertinggi diperoleh oleh PT Merck sebesar
30,61%. Pada tahun 2007, ROA terendah
diperoleh oleh PT Indofarma sebesar 1,10%
dan ROA tertinggi masih diperoleh oleh PT
Merck sebesar 27,03%. Pada tahun 2008,
ROA terendah masih diperoleh oleh PT
Indofarma sebesar 0,52% dan ROA tertinggi
diperoleh oleh PT Bristol-Myers Squibb
Indonesia sebesar 31,99%. Pada tahun
2009, ROA terendah masih diperoleh oleh
PT Indofarma sebesar 0,29% dan ROA
tertinggi masih diperoleh oleh PT Bristol-
Myers Squibb Indonesia sebesar 41,16%.
Pada tahun 2010, ROA terendah diperoleh
oleh PT Schering-Plough Indonesia sebesar -
3,44% dan ROA tertinggi masih diperoleh
oleh PT Bristol-Myers Squibb Indonesia
sebesar 28,95%. Jarak antara ROA terendah
dengan ROA tertinggi pada setiap tahunnya
sangat timpang.
Besar dan kecil serta perubahan
ROA tersebut dipengaruhi oleh total assets
turnover dan profit margin (Munawir,
2001:89). Besarnya ROA akan berubah
kalau ada perubahan total assets turnover
atau profit margin, baik masing-masing atau
kedua-duanya.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa total assets turnover dimaksudkan
untuk mengetahui efesiensi perusahaan
dengan melihat kepada kecepatan perputaran
total aset dalam suatu periode tertentu,
sedangkan profit margin dimaksudkan untuk
mengetahui efesiensi perusahaan dengan
melihat kepada besar kecilnya laba usaha
dalam hubungannya dengan sales. Hasil
akhir dari percampuran total assets turnover
dan profit margin menentukan tinggi
rendahnya return on assets. Oleh karena itu,
makin tingginya tingkat total assets turnover
atau profit margin masing-masing atau
kedua-duanya akan mengakibatkan naiknya
return on assets.
Perusahaan yang dipilih untuk
menjadi objek penelitian ini adalah
Perusahaan Farmasi. Dipilihnya perusahaan
Farmasi sebagai objek penelitian karena
perusahaan Farmasi memiliki persaingan
bisnis yang kuat, yang akan berpengaruh
terhadap laba perusahaan. Perusahaan
Farmasi juga mempunyai peran cukup besar
dalam rangka memenuhi obat-obatan untuk
masyarakat luas. Industri farmasi dapat
dikatakan merupakan salah satu industri
strategi sebagai penunjang pembangunan
nasional Indonesia diberbagai bidang,
terutama dalam bidang industri.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang masalah di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. ”Bagaimana Total Assets Turnover dan
Profit Margin berpengaruh terhadap
Return On Assets pada Perusahaan
Farmasi yang Listing di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-2008?”
2. ”Variabel manakah yang mempunyai
pengaruh paling kuat terhadap Return
On Assets pada Perusahaan Farmasi
yang listing di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2006-2010?”
Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut :
1. ”Menganalisis apakah Total Assets
Turnover dan Profit Margin
berpengaruh terhadap Return On Assets
pada Perusahaan Farmasi yang listing di
Bursa efek Indonesia Tahun 2006-
2010.”
2. ”Untuk menguji variabel mana yang
paling kuat berpengaruh terhadap Retun
On Assets pada Perusahaan Farmasi
yang listing di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2006-2010.”
LANDASAN TEORI
Return On Assets (ROA)
Rasio profitabilits yang biasa
digunakan adalah Return On Assets (ROA),
yaitu perbandingan antara laba bersih
dengan total aktiva. Return On Assets
merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. Return On Assets juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas
manajemen dalam mengelola investasinya.
Semakin kecil rasio ini, semakin kurang
baik, demikian pula sebaliknya. Artinya,
rasio ini digunakan untuk mengukur
efektivitas dari keseluruhan laba operasi
(Kasmir, 2008:202).
Return On Assets sering
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
sebagai Rentabilitas Ekonomi. Rentabilitas
Ekonomi ialah perbandingan antara laba
usaha dengan modl sendiri dan modal asing
yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dn dinyatakan dalam persentase
(Riyanto, 2001:36). Dalam beberapa
literatur, Return On Assets sering juga
disebut sebagai Return On Investment
(www.google.com). Adapun formula untuk
menghitung Return On Assets adalah
sebagai berikut :
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ (𝐸𝐴𝑇)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 x 100%
Total Assets Turnover (TATO)
Total Assets Turnover merupakan
rasio antara penjualan dengan total aktiva
yang mengukur efesiensi penggunaan aktiva
secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu
merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak
beroperasi pada volume yang memadai bagi
kapasitas investasinya.
Rasio ini menunjukan efektivitas
penggunaan seluruh harta perusahaan dalam
rangka menghasilkan penjualan atau
menggambarkan berapa rupiah penjualan
bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap
rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk
harta perusahaan. Kalau perputarannya
lambat, menunjukan bahwa aktiva yang
dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan
kemampuan untuk menjual (Sawir,
2000:17).
Rasio putaran aktiva (assets turnover
ratio) mengukur efesiensi sebuah
perusahaan dalam memakai aktivanya untuk
menghasilkan penjualan. Rasio ini
ditentukan dengan membagi penjulan bersih
dengan aktiva rata-rata selama periode
tertentu (Simamora, 2003:227). Sedangkan
pada pengertian lainnya, total assets
turnover merupakan ukuran keseluruhan
perputaran seluruh aset. Rasio ini cukup
sering digunakan karena cakupannya yang
menyeluruh. Tanpa memandang jenis
usaha, rasio ini dapat menggambarkan
sampai seberapa baik dukungan seluruh aset
untuk memperoleh penjualan (Prihadi,
2011:127-128). Rasio ini dihitung dengan
formula :
TATO = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Profit Margin (PM)
Dalam laba ada istilah profit margin
(margin keuntungan) yaitu tingkat
keuntungan yang diperoleh dari operasi
perusahaan dalam suatu periode. Profit
margin menggambarkan tingkat pendapatan
atau penjualan yang diperoleh dari operasi
perusahaan.
Rasio marjin laba (profit margin
ratio) merupakan suatu ukuran persentase
setiap rupiah penjualan yang menghasilkan
laba bersih (Simamora, 2003:227). Profit
margin ratio atau net profit margin ratio
(laba bersih) mengukur kemampuan
perusahaan dalam rangka memberikan
return kepada pemegang saham (Prihadi,
2011:147). Adapun formula untuk
menghitung Profit Margin adalah sebagai
berikut :
PM = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ (𝐸𝐴𝑇)
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 x 100%
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap
Perusahaan Farmasi yang listing di Bursa
Efek Indonesia dengan periode penelitian
2006-2010 (5 tahun) dengan memperoleh
data dari lokasi penelitian di Gedung PIPM
(Pusat Informasi Pasar Modal) Riau yang
beralamat di Jl. Jend. Sudirman No. 73
Pekanbaru.
Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan farmasi yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2010
dengan syarat memiliki data laporan
keuangan yang lengkap selama periode
penelitian, yaitu tahun 2006-2010.
Berdasarkan kriteria tersebut, perusahaan
yang dijadikan objek penelitian ini adalah
sebanyak 9 perusahaan. Perusahaan-
perusahan yang dijadikan objek penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Nama dan Kode Perusahaan yang
Menjadi Objek Penelitian
No. Nama Perusahaan Farmasi Kode
Perusahaan
1 PT Bristol-Myers Squibb
Indonesia, Tbk SQBI
2 PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk DVLA
3 PT Indofarma (Persero), Tbk INAF
4 PT Kalbe Farma, Tbk KLBF
5 PT Kimia Farma (persero), Tbk KAEF
6 PT Merck, Tbk MERK
7 PT Pyridam Farma, Tbk PYFA
8 PT Schering-Plough Indonesia, Tbk SCPI
9 PT Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC
Sumber : www.idx.co.id, 2010 (diolah)
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah
data dokumenter (documentary data) yaitu
berupa literatur pendukung, penelitian
terdahulu, dan laporan keuangan Perusahaan
Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Data dokumenter adalah jenis
data penelitian yang memuat informasi
mengenai subjek, objek, atau kejadian masa
lalu yang dikumpulkan, dicatat dan disusun
dalam arsip (Indiantoro dan Supomo,
2002:146).
Sumber data yang digunakan yaitu
data eksternal yang dikeluarkan oleh
Institute for Economic and Financial
Research berupa Indonesian Capital Market
Directory (ICMD), serta dipublikasikan
melalui internet dengan alamat website
www.idx.co.id, literatur pendukung,
penelitian terdahulu.
Metode Pengumpulan data
Sesuai dengan data yang diperlukan
maka metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik dokumentasi yang berdasarkan
laporan keuangan periode 2006, 2007, 2008,
2009, dan 2010 yang dipublikasikan oleh
Bursa Efek Indonesia melalui Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) tahun
2008 dan 2011 dan download di internet
(www.idx.co.id), mengambil dari artikel,
literatur pendukung, dan penelitian
terdahulu.
METODE ANALISIS DATA
Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk melihat pengaruh variabel
Total Assets Turnover dan Profit Margin
terhadap Return On Assets maka dilakukan
uji regresi. Karena dalam penelitian ini
terdapat lebih dari satu variabel independen
(X), maka digunakan persamaan regresi
berganda. Persamaan regresi berganda
merupakan persaman matematik yang
menyatakan hubungan antara sebuah
variabel tak bebas dengan beberapa variabel
bebas, yang diformulasikan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana :
Y = Return On Assets
a = Koefisien konstanta
b(1,2) = Koefisien regresi variabel indepen
den
X1 = Total Assets Turnover
X2 = Profit Margin
Uji Normalitas Data
Normalitas data merupakan asumsi
yang sangat mendasar dalam analisis
multivariat. Jika variasi yang dihasilkan dari
distribusi data yng tidak normal, maka tes
statistik yang dihasilkan tidak valid.
Selanjutnya normalitas data dibutuhkan
dalam melakukan uji statistik F dan t. Dan
kedua pengujian ini akan dilakukan pada
penelitian ini.
Pengujian normalitas menggunakan
analisis grafik digunakan dengan
menggunakan histogram dengan
menggambarkan variabel dependent sebagai
sumbu vertikal sedangkan nilai residual
terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu
horizontal. Jika Histogram Standardized
Regression Residual membentuk kurva
seperti lonceng maka nilai tersebut
dinyatakan normal. Cara lain untuk menguji
normalitas dengan pendekatan grafik adalah
menggunakan Normal Probability Plot (Plot
Peluang Normal), yaitu dengan
membandingkan distribusi kumulatif dari
data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal digambarkan dengan sebuah garis
diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas.
Distribusi kumulatif dari data sesungguhnya
digambarkan dengan ploting. Jika data
normal maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti atau
merapat kegaris diagonalnya (Suliyanto,
2011:69).
Uji normalitas dengan grafik dapat
menyesatkan apabila tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, pada hal secara
statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu
dianjurkan selain mengunakan uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik
yang digunakan dalam penelitian ini untuk
menguji normalitas residual adalah uji
statistik non-parametik Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis (Sarjono, 2011:64) :
H0 : Data residual berdistribusi normal
apabila nilai signifikan > 5% (0,05).
HA: Data residual tidak berdistribusi normal
apabila nilai signifikan < 5%(0,05).
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi atau
sempurna diantara variabel bebas atau tidak.
Jika dalam model regresi yang terbentuk
terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas maka model regresi
tersebut dinyatakan mengandung gejala
multikolinier (Suliyanto, 2011:81).
Uji multikolinieritas dapat dilakukan
dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan
VIF (Variance Inflation Factor) dari
masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak
lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak
terdapat gejala multikolinieritas (Suliyanto,
2011:90).
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian
variabel pada model regresi yang tidak sama
(konstan). Sebaliknya, jika varian variabel
pada model regresi memiliki nilai yang sama
(konstan) maka disebut dengan
homoskedastisitas (Suliyanto, 2011:95).
Model regresi yang baik adalah terbebas dari
heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui gejala
heteroskedastisitas dilakukan dengan
mengamati scatterplot di mana sumbu
horizontal menggambarkan nilai Predicted
Standarlized sedangkan sumbu vertikal
menggambarkan nilai Residual Studentized.
Jika scatterplot membentuk pola tertentu,
hal itu menunjukkan adanya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang
dibentuk. Sedangkan jika scatterplot
menyebar secara acak maka hal itu
menunjukkan tidak terjadinya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang
dibentuk.
Uji Outokorelasi
Uji outokorelasi bertujuan untuk
mengetahui apakah ada korelasi antara
anggota serangkaian data observasi yang
diuraikan menurut waktu (time-series) atau
ruang (cross section) (Suliyanto, 2011:125).
Masalah outolorelasi yang sering terjadi
pada penelitian yang menggunakan data
time-series.
Dalam penelitian ini keberadaan
outokorelasi diuji dengan menggunakan
Durbin Watson (DW) Test. Kriteria
pengambilan keputusan ada atau tidaknya
outokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut
ini : Tabel 3
Kriteria Pengambilan keputusan Uji Outokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada
outokorelasi positif Tolak 0 < DW < dL
Tidak ada
outokorelasi positif
No
decision dL ≤ DW ≤ dU
Tidak ada
outokorelasi negatif Tolak 4–dL < DW < 4
Tidak ada
outokorelasi negatif
No
decesion 4–dU ≤ DW ≤ 4–dL
Tidak ada
outokorelasi,
positif atau negatif
Tidak
ditolak dU < DW < 4–dU
Sumber : Ghozali (2009)
Keterangan : DW = Durbin Watson hitung
dL = Durbin Watson–Lower
dU = Durbin Watson–Upper
Pengujian Hipotesis
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan
suatu ukuran yang digunkan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Terdapat 2
nilai ekstrim dari koefisien determinasi,
yaitu :
Jika koefisien determinasi (R2) = 0;
artinya variabel bebas tidak mempunyai
pengaruh sama sekali (0%) terhadap
variabel terikat.
Jika koefisien determinasi (R2) = 1;
artinya variabel bebas mempunyai
pengaruh (100%) terhadap variabel
terikat atau variabel terikat 100%
dipengaruhi oleh variabel bebas.
Oleh karena nilai ekstrim di atas,
maka koefisien determinasi nilainya berada
dalam interval 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).
Uji Signifikan Simultan (Uji F statistik)
Uji F digunakan untuk menguji
signifikansi pengaruh Total Assets Turnover
dan Profit Margin terhadap Return On
Assets perusahaan farmasi secara simultan.
Dalam penelitian ini tingkat signifikansi
yaitu sebesar 0.05 (α = 0,05). Kriteria Uji F
sebagai berikut :
Bila F hitung < F tabel, variabel
independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Bila F hitung > F tabel, variabel
independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Dengan menggunakan nilai probabilitas,
Ha akan diterima jika probabilitas
kurang dari 0,05.
Uji Secara Parsial (Uji-t)
Uji t digunakan untuk menguji
pengaruh masing-masing variabel indepeden
yang digunakan dalam penelitian ini
terhadap variabel dependen secara parsial
(Ghozali dalam Aminatuzzahra, 2010).
Kemudian dengan uji-t akan dapat diketahui
variabel mana yang berpengaruh paling
dominan terhadap variabel dependen (return
on assets). Menentukan tingkat signifikansi,
taraf signifikansi adalah 95% atau α = 5%.
Kriteria Uji-t sebagai berikut :
Ho ditolak apabila thitung ≥ ttabel atau
thitung ≤ -ttabel.
Ho diterima apabila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel.
Berdasarkan probabilitas, yaitu Ho
ditolak apabila P < 0,05 dan Ho diterima
apabila P > 0,05.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Variabel Penelitian
Total Assets Turnover
Total Assets Turnover (TATO)
menunjukan kemampuan aktiva meng-
hasilkan penjualan selama suatu priode
tertentu. Rasio ini ditentukan dengan
membagi penjualan bersih dengan aktiva
rata-rata selama periode tertentu. Total
Assets Turnover ini merupakan variabel
independen yang pertama (X1) dalam
penelitian ini.
Tabel 4 : Total Assets Turnover Perusahaan
Farmasi Periode Tahun 2006-2010 di Bursa Efek
Indonesia
Kode
Perusahaan
Total Asset Turnover
2006 2007 2008 2009 2010
SQBI 1,17 1,2 1,37 1,37 0,96
DVLA 1,03 0,91 0,96 1,22 1,13
INAF 1,49 1,5 1,5 1,33 1,43
KLBF 1,31 1,44 1,45 1,49 1,51
KAEF 1,74 1,79 1,91 1,9 1,98
MERK 1,72 1,78 1,8 1,86 1,83
PYFA 0,74 0,97 1,23 1,33 1,4
SCPI 1,25 1,5 1,24 1,4 1,18
TSPC 1,1 1,19 1,27 1,44 1,5
Rata-rata 1,28 1,36 1,41 1,48 1,44
Sumber : Data Olahan Excel
Berdasarkan pada tabel 4 di atas
dapat dilihat bahwa rata-rata total assets
turnover yang dimiliki perusahaan farmasi
setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Rata-
rata total asset turnover tertinggi terjadi
pada tahun 2009 yaitu sebesar 1,48 dan
mengalami penurunan pada tahun 2010
menjadi sebesar 1,44.
Profit Margin
Profit Margin (PM) adalah tingkat
keuntungan yang diperoleh dari operasi
perusahaan dalam suatu periode. Rasio ini
dapat diukur dengan membandingkan antara
laba bersih (EAT) dengan penjualan. Profit
Margin ini merupakan variabel independen
yang ke dua (X2) dalam penelitian ini.
Tabel 5 : Profit Margin Perusahaan Farmasi
Periode Tahun 2006-2010 di Bursa Efek Indonesia
Kode
Perusahaan
Profit Margin (%)
2006 2007 2008 2009 2010
SQBI 17,75 20,05 26,26 31,27 10,35
DVLA 9,11 9,80 12,26 8,32 11,93
INAF 1,48 0,87 0,3 0,19 1,20
KLBF 11,14 10,07 8,97 10,22 12,58
KAEF 2,01 2,21 2,05 2,19 4,36
MERK 17,75 16,35 15,48 19,52 14,93
PYFA 2,82 2,01 1,93 2,86 2,98
SCPI - 2,01 1,51 3,25 3,79 -3,09
TSPC 9,99 8,91 8,82 8,00 9,52
Rata-rata 7,78 7,98 8,82 9,60 7,20
Sumber : Data Olahan Excel
Berdasarkan pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa rata-rata profit margin yang
dimiliki oleh perusahaan farmasi setiap
tahunnya mengalami fluktuasi. Rata-rata
profit margin tertinggi terjadi pada tahun
2009 yaitu sebesar 9,60% dan mengalami
penurunan pada tahun 2010 menjadi sebesar
7,20%.
Analisis Data
Sebelum melakukan analisis data
dengan regresi linier berganda, maka
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi-asumsi
perkiraan parametrik dan koefisien regresi
agar tidak bias dan mendekati kebenaran
yang sesungguhnya. Sehubungan dengan
itu, maka sebelum melakukan pengujian
hipotesis penelitian terlebih dahulu
dilakukan pengujian pendahuluan sebagai
berikut :
Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui normal atau tidaknya suatu
distribusi data. Distribusi yang baik adalah
mempunyai distribusi data normal atau
mendekati normal.
Cara untuk menguji normalitas data
adalah dengan menggunakan histogram
dengan menggambarkan variabel dependent
sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai
residual terstandarisasi digambarkan sebagai
sumbu horizontal. Jika Histogram
Standardized Regression Residual
membentuk kurva seperti lonceng maka nilai
tersebut dinyatakan normal. Berikut ini
disajikan histogram dari model analisis
penelitian ini :
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Gambar 1 : Histogram Standardized Regression Residual
Berdasarkan tampilan histogram di
atas, terlihat bahwa kurva dependent dan
regression standardized residual
membentuk gambar seperti lonceng. Oleh
karena itu berdasarkan uji normalitas,
analisis regresi layak digunakan meskipun
sedikit terdapat kemiringan.
Selain dengan melihat grafik
histogram, uji normalitas dapat juga
dilakukan melalui grafik normal p-p plot of
regression standardized residual seperti
yang disajikan gambar berikut ini :
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Gambar 2 : Grafik Normal P-P Plot of Regression Standar-
dized Residual
Berdasarkan tampilan Normal P-P
Plot Regression Standardized terlihat bahwa
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal.
Oleh karena itu berdasarkan uji normalitas,
analisis regresi layak digunakan meskipun
terdapat sedikit plot yang menyimpang dari
garis diagonal.
Dalam uji normalitas dengan grafik
baik dengan menggunakan histogram
maupun Normal Probability Plot dapat
menyesatkan apabila tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal pada hal secara
statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu
dianjurkan selain menggunakan uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik
yang digunakan dalam penelitian ini untuk
menguji normalitas residual adalah uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S) yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 6
Uji Statistik Non-Parametrik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 45
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .97700842
Most Extreme Differences Absolute .144
Positive .144
Negative -.113
Kolmogorov-Smirnov Z .965
Asymp. Sig. (2-tailed) .309
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Berdasarkan tabel 6 di atas terlihat
bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,965 dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,309
> 0,05. Oleh sebab itu Ho tidak dapat
ditolak. Hal itu berarti nilai residual
terstandarisasi dinyatakan menyebar secara
normal.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi atau
sempurna diantara variabel bebas atau tidak.
Uji ini dilakukan dengan melihat nilai TOL
(Tolerance) dan VIF (Variance Inflation
Factor) dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF
tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan
tidak mengandung gejala multikolinieritas.
Hasil perhitungan nilai TOL dan VIF dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity
Statistics Keterangan
TOL VIF
1 (Constant)
TATO .998 1.002 Bebas Multikolinieritas
PM .998 1.002 Bebas Multikolinieritas
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Berdasarkan tabel 7 diatas terlihat
bahwa nilai TOL (Tolerance) variabel
TATO dan PM sebesar 0,998, sedangkan
nilai VIF (Variance Inflation Factor)
variabel TATO dan PM sebesar 1,002.
Kedua variabel tersebut memiliki nilai VIF
< 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinieritas antar variabel
bebas dalam model regresi ini.
Uji Heteroskedastisitas
Diagnosa adanya heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan scatterplot
yang diperoleh dengan bantuan software
SPSS versi 17.0. Jika scatterplot
membentuk pola tertentu, hal itu
menunjukkan adanya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang
dibentuk. Sedangkan jika scatterplot
menyebar secara acak maka hal itu
menunjukkan tidak terjadinya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang
dibentuk. Berikut ini disajikan scatterplot
dari model analisis penelitian ini :
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Gambar 3 : Scatterplot
Berdasarkan tampilan pada
scatterplot di atas, terlihat bahwa plot
menyebar secara acak di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Regression
Studentized Residual. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam
penelitian ini tidak mengalami gejala
heteroskedastisitas.
Uji Outokorelasi
Uji outokorelasi bertujuan untuk
mengetahui apakah ada korelasi antara
anggota serangkaian data observasi yang
diuraikan menurut waktu (time-series) atau
ruang (cross section). Jika nilai DW berada
diantara interval nilai dU dan 4 – dU maka
tidak terdapat outokorelasi, sebaliknya jika
nilai DW berada di luar interval nilai dU dan
4 – dU maka terdapat penyimpangan dari
asumsi ini. Berikut ini adalah hasil dari Uji
outokorelasi :
Tabel 8
Hasil Uji Outokorelasi
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .981a .962 .960 2.17861 2.200
a. Predictors: (Constant), PM, TATO
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Berdasarkan tabel 8 di atas, nilai
Durbin Watson (DW) yaitu sebesar 2,200;
sedangkan dalam tabel DW untuk k = 2 dan
n = 42 mempunyai nilai DW-tabel sebesar
dL = 1,430 dan dU = 1,615 serta nilai 4 – dU
= 2,385. Karena nilai DW (2,200) terletak
antara dU dengan 4 – dU, maka dapat
disimpulkan bahwa model persamaan
regresi dalam penelitian ini tidak
mengandung masalah outokorelasi. Oleh
karena itu, model persamaan regresi dalam
penelitian ini dinyatakan layak untuk
dipakai.
Hasil Pengujian Model Analisis
Penelitian ini menggunakan metode
enter dengan bantuan program SPSS Ver
17.0 dimana semua variabel independen
digunakan untuk menjelaskan variabel
dependen. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan bantuan program SPSS Ver 17.0
yang dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -11.433 1.640 -6.971 .000
TATO 8.409 1.111 .227 7.569 .000
PM 1.291 .040 .965 32.132 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Sehingga persamaan regresi linier
berganda yang terbentuk adalah sebagai
berikut :
ROA = -11,433 + 8,409 TATO + 1,291 PM
Koefisien-koefisien persamaan regre-
si linier berganda di atas dapat diartikan
sebagai berikut :
a. Dari persamaan regresi linier berganda
di atas dapat dilihat nilai konstanta
sebesar -11,433. Hal ini menyatakan
bahwa jika variabel bebas dianggap
konstan maka retrun on assets
perusahaan farmasi sebesar -11,433.
b. Variabel total assets turnover
mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar 8,409. Hal ini menunjukkan
bahwa jika total assets turnover
bertambah sebesar 1x dan profit margin
tetap, maka return on assets akan naik
sebesar 8,049%.
c. Variabel profit margin mempunyai nilai
koefisien regresi sebesar 1,291. Hal ini
menunjukkan bahwa jika profit margin
bertambah sebesar 1% dan total assets
turnover tetap, maka return on assets
akan naik sebesar 1,291%.
Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel independen berpengaruh
signifikan baik secara parsial maupun
simultan terhadap variabel dependen, maka
perlu dilakukan uji hipotesis yang meliputi :
koefisien determinasi (R2), uji pengaruh
simultan (F-test), dan uji parsial (t-test).
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan
suatu ukuran yang digunkan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Jika
koefisien determinasi (R2) = 0; artinya
variabel bebas tidak mempunyai pengaruh
sama sekali (0%) terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika koefisien determinasi (R2) =
1; artinya variabel bebas mempunyai
pengaruh (100%) terhadap variabel terikat
atau variabel terikat 100% dipengaruhi oleh
variabel bebas. Berikut hasil R square pada
data koefisien determinasi :
Tabel 10
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .981a .962 .960 2.17861
a. Predictors: (Constant), PM, TATO
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Pada tabel 10 di atas dapat dilihat
bahwa hasil R square adalah 0,962 yang
berarti bahwa variasi return on assets dapat
dijelaskan oleh variasi total assets turnoever
dan profit margin sebesar 96,2% atau
variabel total assets turnover dan profit
margin mampu memengaruhi return on
assets sebesar 96,2%. Sedangkan 3,8%
sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Koefisien determinasi sebesar 0,962
merupakan kuadrat dari multiple R (0,981 x
0,981 = 0.962).
Uji Signifikan Simultan (Uji F Statistik)
Uji F ini juga sering disebut sebagai
uji simultan, untuk menguji apakah variabel
bebas yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan perubahan nilai variabel
tergantung atau tidak. Kriteria yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
apabila Fhitung < Ftabel, variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen (Ho diterima
dan Ha ditolak). Dan apabila Fhitung > Ftabel,
variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ho ditolak dan Ha diterima). Hasil
perhitungan Fhitung dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
Tabel 11
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 5072.590 2 2536.295 534.369 .000a
Residual 199.346 42 4.746
Total 5271.936 44
a. Predictors: (Constant), PM, TATO
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
Pada tabel 11 di atas dapat dilihat
bahwa hasil Fhitung sebesar 534,369
sedangkan nilai Ftabel sebesar 3,220 yang
berarti bahwa nilai Fhitung > Ftabel dan tingkat
signifikannya sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari 0,05 (5%) sehingga
diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya, variabel independen
(total assets turnover dan profit margin)
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (return on
assets).
Uji Secara Parsial (Uji-t)
Uji t digunakan untuk menguji
pengaruh masing-masing variabel indepeden
yang digunakan dalam penelitian ini
terhadap variabel dependen secara parsial.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini
adalah apabila -ttabel < thitung < ttabel, artinya
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial (Ho diterima dan Ha
ditolak). Dan apabila thitung > ttabel atau
thitung < -ttabel, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial
(Ho ditolak dan Ha diterima). Hasil
perhitungan thitung dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
Tabel 12
Hasil Perhitungan Uji Secara Parsial (Uji-t)
Var. thitung ttabel
Perbandingan
thitung dengan
ttabel
Sig. Kesimpulan
TATO
PM
7.569 2.018 7.569 > 2.018 .000 Signifikan
32.132 2.018 32.132 >2.018 .000 Signifikan
Sumber : Output SPSS Ver 17.0
1) Variabel Total Assets Turnover
Dari hasil perhitungan Uji t
untuk variabel Total Aseets Turnover
terbukti bahwa nilai thitung 7,569 > nilai
ttabel 2,018 atau karena nilai Sig.
variabel Total Assets Turnover sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05; dan arah
koefisien positif maka disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya variabel Total Assets Turnover
berpengaruh signifikan positif terhadap
Return On Assets. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahmayani (2009) yang
menyatakan bahwa Total Assets
Turnover memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Rentabilitas
Ekonomi.
2) Variabel Profit Margin
Dari hasil perhitungan Uji t
untuk variabel Profit Margin terbukti
bahwa nilai thitung 32,132 > nilai ttabel
2,018 atau karena nilai Sig. variabel
Profit Margin sebesar 0,000 lebih kecil
dari 0,05; dan arah koefisien positif
maka disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima, artinya variabel Profit
Margin berpengaruh signifikan positif
terhadap Return On Assets. Pada
penelitian ini diperoleh hasil yang sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Saputra (2007) yang menyatakan bahwa
Profit Margin berpengaruh signifikan
terhadap Rentabilitas Ekonomi.
3) Variabel yang mempunyai pengaruh
paling kuat terhadap Return On Assets
Dari hasil perhitungan Uji t
dapat dilihat bahwa variabel Profit
Margin memiliki nilai thitung sebesar
32,132 yang lebih tinggi dari nilai thitung
variabel Total Assets Turnover yaitu
sebesar 7,569; maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya variabel Total Assets Turnover
tidak mempunyai pengaruh paling kuat
terhadap Return On Assets. Dengan
kata lain, variabel yang mempunyai
pengaruh paling kuat terhadap Return
On Assets adalah variabel Profit
Margin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Total Assets Turnover
dan Profit Margin terhadap Return On
Assets. Yang menjadi objek penelitian
adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2006-2010. Dari hasil penelitian ini, peneliti
dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Persamaan regresi linier berganda yang
terbentuk adalah sebagai berikut :
ROA = -11,433+8,409TATO+1,291PM
2. Normalitas data penelitian ini dapat
dilihat dari histogram dan Normal
Probability Plot, serta uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Histogram pada penelitian ini
menunjukkan kurva seperti lonceng dan
berdasarkan Normal Probability Plot
terlihat data menyebar disekitar garis
diagonal, serta memiliki nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,965
dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,309 >
0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa data penelitian ini
terdistribusi normal.
3. Uji asumsi klasik yang dilakukan
terhadap model regresi membuktikan
bahwa model penelitian ini bebas dari
masalah Multikolinieritas,
Heteroskedastisitas, dan Outokorelasi,
sehingga layak digunakan sebagai
model pada penelitian ini.
4. Nilai koefisien determinasi (R2) dari
model regresi antara Total Assets
Turnover dan Profit Margin dengan
Return On Assets pada perusahaan
farmasi yang listing di Bursa Efek
Indonesia selama tahun pengamatan
2006-2010 adalah sebesar 0,962 yang
berarti bahwa variabel total assets
turnoever dan profit margin mampu
memengaruhi return on assets sebesar
96,2%, sedangkan 3,8% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
5. Berdasarkan hasil Uji signifikan
simultan (Uji F Statistik) menunjukkan
bahwa Total Assets Turnover dan Profit
Margin secara bersama-sama atau
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Return On Assets. Dimana
dari hasil Uji F yang dilakukan dengan
menggunakan program SPSS Ver 17.0
diperoleh hasil Fhitung (534,369) > Ftabel
(3,220).
6. Berdasarkan hasil perhitungan Uji t
menunjukkan bahwa Total Aseets
Turnover secara parsial berpengaruh
signifikan positif terhadap Return On
Assets. Dimana dari hasil Uji t terbukti
bahwa nilai thitung (7,569) > nilai ttabel
(2,018) serta nilai Sig. Total Assets
Turnover sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05; dan arah koefisien positif.
7. Berdasarkan hasil perhitungan Uji t
menunjukkan bahwa Profit Margin
secara parsial berpengaruh signifikan
positif terhadap Return On Assets.
Dimana dari hasil Uji t terbukti bahwa
nilai thitung (32,132) > nilai ttabel (2,018)
serta nilai Sig. Profit Margin sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05; dan arah
koefisien positif.
8. Hasil analisis pengolahan data
menunjukkan bahwa varibel yang
paling kuat memiliki pengaruh terhadap
Return On Assets adalah Profit Margin.
Saran
Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka
implikasi manajerial yang dapat penulis
ajukan sebagai berikut :
1. Bagi para manajer perusahaan, agar
lebih memperhatikan faktor
fundamental (Total Assets Turnover dan
Profit Margin) perusahaan yang pada
penelitian ini mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Return On
Assets. Karena perubahan perubahan
Total Assets Turnover dan Profit
Margin mempunyai pengaruh yang
positif terhadap Return On Assets.
2. Bagi investor sebaiknya memperhatikan
faktor-faktor lain yang berpengruh
terhadap perubahan kinerja perusahaan
sebelum mengambil keputusan
investasi. Sehingga tidak hanya rasio
keuangan seperti Total Assets Turnover
dan Profit Margin, tetapi juga dapat
menggunakan rasio-rasio lainnya yang
dapat mempengaruhi perubahan kinerja
perusahaan seperti Current Ratio, Deb
To Equity Ratio, kepemilikan
manajerial, tingkat suku bunga.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat
untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai Return On Assets, disarankan:
a. Memperpanjang rentang waktu
pengamatan dan memperbesar ruang
lingkup penelitian tidak hanya pada
sektor industri farmasi tetapi pada
sektor-sektor lainnya seperti
perbankan, properti dan lainnya agar
dapat memperoleh gambaran yang
lebih luas lagi.
b. Menambah variabel independen
untuk mendapatkan hasil penelitian
yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Aminatuzzahra. 2010. Analisis Pengaruh
Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Total Asset Turnover, Net Profit
Margin Terhadap ROE pada
Perusahaan Manufactur Go-Public di
Bursa Efek Indonesia Periode 2005-
2009. Semarang : Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Indiantoro, Nur dan Bambang Supomo.
2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Institute for Economic and Financial
Research. 2008. Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Jakarta :
PT Bursa Efek Indonesia.
____________________. 2011. Indonesian
Capital Market Directory (ICMD).
Jakarta : PT Bursa Efek Indonesia.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Munawir, S. 2001. Analisa Laporan
Keuangan. Edisi Keempat.
Yogyakarta : Liberty.
Prihadi, Toto. 2011. Analisis Laporan
Keuangan ”Teori dan Aplikasi”.
Jakarta : PPM Manajemen.
Rahmayani. 2009. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Rentabilitas
Ekonomi pada PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. Pekanbaru : Skripsi S1
Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasr
Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta : BPFE.
Saputra, Surya. 2007. Analisis Pengaruh
Operating Assets Turnover dan Profit
Margin Terhadap Rentabilitas
Ekonomi pada PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Pekanbaru : Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Riau.
Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita.
2011. SPSS vs LISREL ”Sebuah
Pengantar, Aplikasi untuk Riset”.
Jakarta : Salemba Empat.
Sawir, Agnes. 2000. Analisis Kinerja
Keuangan dan Perencanaan
Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Simamora, Henry. 2003. Akuntansi ”Basis
Pengambilan Keputusan Bisnis”.
Edisi II. Jakarta : UPP AMP YKPN.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan
”Teori & Aplikasi Dengan SPSS”.
Yogyakarta : Andi Offset.
www.idx.co.id
www.google.com