Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam ...

6
Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam Padi sebagai Pengganti Semen terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi pada Lingkungan yang Berbeda Nadya Rayyana 1 , Mochammad Afifuddin 2 , Yunita Idris 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Indonesia 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Indonesia Email: [email protected] Abstract Utilizing the ashes of bagasse and rice husk ash as a substitute for cement can be an alternative to overcome environmental problems due to bagasse and rice husk ash are several of the largest sources of waste in Indonesia. These materials contain Silica (SiO2) as one of the elements that contained in semen. The main objective of this research is to know the effect of environment on the compressive strength of concrete with the use of combinations of bagasse ash and rice husk ash as cement substitution in protected, unprotected, and buried soil environment. The materials used in this research are Portland cement, fine aggregate, coarse aggregate, air, superplasticizer, combinations bagasse ash and rice husk ash as cement substitution with 0%, 5%, 10%, and 15% variation of cement volume. The results of this study indicate a difference. The highest concrete compressive strength testing result is at the 28-day experiment. Meanwhile, the 56-day results show at 5% percentage increases by 40.76% and 45.41% in protected environment. Keywords: ashes of bagasse, rice husk ash, concrete compressive strength, concrete environment, cement alternative Abstrak Pemanfaatan abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai pengganti semen dapat menjadi alternatif terbaik untuk mengatasi masalah lingkungan dikarenakan ampas tebu dan abu sekam padi merupakan salah satu sumber ampas terbanyak yang terdapat di Indonesia. Hal ini dikarenakan kedua ampas tersebut mengandung Silika (SiO2) sebagai salah satu unsur yang terkandung dalam semen. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kuat tekan beton dengan penggunaan campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen pada lingkungan yang terlindung, tidak terlindung, dan tertimbun tanah. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Portland, agregat halus, agregat kasar, air, superplasticizer, campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen dengan variasi 0%, 5%, 10%, dan 15% dari volume semen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan lingkungan perawatan berpengaruh terhadap kuat tekan beton mutu tinggi. Hasil pengujian kuat tekan beton mutu tinggi paling optimum pada umur 28 hari dan 56 hari yaitu pada persentase 5% yang mengalami peningkatan sebesar 40,76% dan 45,41% pada lingkungan terlindung. Kata kunci: abu ampas tebu, abu sekam padi, kuat tekan beton, lingkungan perawatan beton, subsitusi semen. 1. Pendahuluan Perkembangan pembangunan dalam bidang konstruksi pada saat ini terus mengalami kemajuan sehingga kebutuhan bahan baku semen akan mengalami peningkatan. Semen juga berfungsi sebagai pengisi rongga-rongga beton. Semen memiliki kandungan kapur (CaO) sekitar 60%-65%, silika (SiO2) sekitar 20%-25%, dan oksida besi serta alumina (Fe2O3 dan Al2O3) sekitar 7%-12%. Kebutuhan permintaan semen yang tinggi tidak diimbangi dengan tingginya produksi semen di Indonesia. Ampas tebu dan abu sekam padi merupakan salah satu sumber ampas terbanyak yang terdapat di Indonesia. Limbah ampas tebu dan sekam padi masih belum dapat ditangani. Memanfaatkan abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai pengganti semen dapat menjadi alternatif terbaik untuk mengatasi masalah lingkungan. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah abu ampas tebu dan abu sekam padi karena kedua ampas tersebut mengandung Silika (SiO2). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kuat tekan beton dengan penggunaan campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen pada lingkungan yang terlindung, tidak terlindung, dan tertimbun tanah. Keadaan lingkungan yang terlindung disini adalah keadaan beton di dalam ruangan tertutup, sedangkan lingkungan tidak terlindung adalah ruang terbuka yang terkena langsung efek cuaca dan lingkungan tertimbun tanah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Pada penelitian in i komposisi beton mutu tinggi terdiri dari semen, air, 32

Transcript of Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam ...

Page 1: Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam ...

1

Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam Padi sebagai Pengganti Semen terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi pada Lingkungan

yang Berbeda

Nadya Rayyana1, Mochammad Afifuddin2, Yunita Idris2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Indonesia

2Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Indonesia Email: [email protected]

Abstract

Utilizing the ashes of bagasse and rice husk ash as a substitute for cement can be an alternative to overcome environmental problems due to bagasse and rice husk ash are several of the largest sources of waste in Indonesia. These materials contain Silica (SiO2) as one of the elements that contained in semen. The main objective of this research is to know the effect of environment on the compressive strength of concrete with the use of combinations of bagasse ash and rice husk ash as cement substitution in protected, unprotected, and buried soil environment. The materials used in this research are Portland cement, fine aggregate, coarse aggregate, air, superplasticizer, combinations bagasse ash and rice husk ash as cement substitution with 0%, 5%, 10%, and 15% variation of cement volume. The results of this study indicate a difference. The highest concrete compressive strength testing result is at the 28-day experiment. Meanwhile, the 56-day results show at 5% percentage increases by 40.76% and 45.41% in protected environment.

Keywords: ashes of bagasse, rice husk ash, concrete compressive strength, concrete environment, cement alternative

Abstrak

Pemanfaatan abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai pengganti semen dapat menjadi alternatif terbaik untuk mengatasi masalah lingkungan dikarenakan ampas tebu dan abu sekam padi merupakan salah satu sumber ampas terbanyak yang terdapat di Indonesia. Hal ini dikarenakan kedua ampas tersebut mengandung Silika (SiO2) sebagai salah satu unsur yang terkandung dalam semen. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kuat tekan beton dengan penggunaan campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen pada lingkungan yang terlindung, tidak terlindung, dan tertimbun tanah. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Portland, agregat halus, agregat kasar, air, superplasticizer, campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen dengan variasi 0%, 5%, 10%, dan 15% dari volume semen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan lingkungan perawatan berpengaruh terhadap kuat tekan beton mutu tinggi. Hasil pengujian kuat tekan beton mutu tinggi paling optimum pada umur 28 hari dan 56 hari yaitu pada persentase 5% yang mengalami peningkatan sebesar 40,76% dan 45,41% pada lingkungan terlindung.

Kata kunci: abu ampas tebu, abu sekam padi, kuat tekan beton, lingkungan perawatan beton, subsitusi semen.

1. Pendahuluan

Perkembangan pembangunan dalam bidang konstruksi pada saat ini terus mengalami kemajuan sehingga kebutuhan bahan baku semen akan mengalami peningkatan. Semen juga berfungsi sebagai pengisi rongga-rongga beton. Semen memiliki kandungan kapur (CaO) sekitar 60%-65%, silika (SiO2) sekitar 20%-25%, dan oksida besi serta alumina (Fe2O3 dan Al2O3) sekitar 7%-12%. Kebutuhan permintaan semen yang tinggi tidak diimbangi dengan tingginya produksi semen di Indonesia.

Ampas tebu dan abu sekam padi merupakan salah satu sumber ampas terbanyak yang terdapat di Indonesia. Limbah ampas tebu dan sekam padi masih belum dapat ditangani. Memanfaatkan abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai pengganti

semen dapat menjadi alternatif terbaik untuk mengatasi masalah lingkungan. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah abu ampas tebu dan abu sekam padi karena kedua ampas tersebut mengandung Silika (SiO2).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kuat tekan beton dengan penggunaan campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen pada lingkungan yang terlindung, tidak terlindung, dan tertimbun tanah. Keadaan lingkungan yang terlindung disini adalah keadaan beton di dalam ruangan tertutup, sedangkan lingkungan tidak terlindung adalah ruang terbuka yang terkena langsung efek cuaca dan lingkungan tertimbun tanah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Pada penelitian ini komposisi beton mutu tinggi terdiri dari semen, air,

32

ahlanm
Typewritten text
Journal of The Civil Engineering Student, Vol. 1, No. 1, April 2019, Hlm. 32-37
ahlanm
Typewritten text
Journal of The Civil Engineering Student, Vol. 1, No. 1, April 2019
Page 2: Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam ...

2

split (batu pecah), pasir, superplasticizer, abu ampas tebu dan abu sekam padi dengan konsentrasi yang digunakan yaitu 0%, 5%, 10% dan 15% dari volume semen dengan masing-masing campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi yaitu 50%. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder berukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm dengan kondisi lingkungan yaitu terlindung, tidak terlindung, dan tertimbun tanah dengan jumlah dari masing-masing benda uji 3 buah dan diuji pada perawatan 28 hari dan 56 hari sehingga total benda uji berjumlah 72 buah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kuat tekan beton dengan adanya pengaruh campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen pada persentase penggunaan 5% dan 10%. Pada perawatan 28 hari untuk kondisi lingkungan terlindung, tidak terlindung, dan tertimbun kuat tekan beton yang terbesar terjadi pada penggunaan 5% campuran substitusi abu ampas tebu dan abu sekam padi yaitu 71,55 MPa, 68,12 MPa, dan 69,57 MPa. Sedangkan pada perawatan 56 hari kuat tekan beton yaitu 77,62 MPa, 68,15 MPa dan 73,97 MPa. Sehingga pada perawatan 28 hari terjadi peningkatan kuat tekan pada kondisi lingkungan terlindung, tidak terlindung, dan tertimbun sebesar 40,76%, 60,93% dan 24,50%, sedangkan untuk perawatan beton 56 hari terjadi peningkatan kuat tekan sebesar 45,41%, 37, 87% dan 28,60% dari kuat tekan beton normal (0%).

2. Tinjauan kepustakaan

2.1 Semen

Semen Portland merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling kerak semen Portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambah lain. Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-butir agregat[1].

2.2 Abu ampas tebu

Menurut Rompas[2], abu ampas tebu adalah abu yang dihasilkan dari proses penggilingan tebu yang sudah diambil niranya, dan kemudian dibakar sehingga menjadi abu. Abu ampas tebu mengandung SiO2 sehingga bisa digunakan untuk menggantikan semen.

2.3 Abu sekam padi

Menurut Dharma Putra[3], abu sekam padi merupakan bahan tambah berupa pozzolan termasuk bahan tambah mineral digunakan untuk memperbaiki kinerja beton.

2.4 Lingkungan perawatan beton Beberapa lingkungan beton didasarkan pada

kondisi lapangan, dimana beton terkondisikan sesuai dengan tuntutan struktur maupun lapangannya.

Menurut Murdock dan Brook[4], persyaratan perawatan beton untuk bangunan dan konstruksi dibagi atas tiga bagian yang berbeda-beda keadaan lingkungannya, yaitu :

1. Lembab atau dalam ruangan (lingkungan terlindung);

2. Musim panas dengan angin kering (lingkungan tidak terlindung); dan

3. Keadaan yang tidak tercakup oleh kedua keadaan tersebut (tertimbun/dalam tanah).

2.5 Kuat tekan

Mulyono[1] menyatakan kuat tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton sampai hancur. Kuat tekan beton dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑓𝑐′ =

𝑃

𝐴 ...................................................1)

Dimana: f’c = kuat tekan silinder beton (kg/cm2); P = beban tekan maksimum/hancur (kg); dan A = luas penampang benda uji (cm2). Besarnya regangan yang terjadi menurut Gere dan Timoshenko[5], dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini;

Ɛ =𝛥𝐿

𝐿.................................................2)

Dimana: Ɛ = regangan; 𝛥𝐿 = besarnya perpendekan yang terjadi (mm); L = panjang pengamatan mula-mula (mm). Besarnya modulus elastisitas beton dapat dihitung berdasarkan persamaan dibawah ini:

E=𝑆2−𝑆1

ɛ2−0,00005.............................................3)

Dimana: 𝐸 = modulus elastisitas beton (MPa); S2 =tegangan yang terjadi saat beban 40% beban

maksimum; S1 =tegangan yang terjadi saat regangan longitudinal

mencapai 0,00005; ɛ2= regangan longitudinal saat beban mencapai 40%

beban maksimum.

33

ahlanm
Typewritten text
Journal of The Civil Engineering Student, Vol. 1, No. 1, April 2019
Page 3: Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam ...

3

2.6 Pola retak Pola kehancuran terbentuk karena adanya gaya tekan dari atas dan bawah pada benda uji silinder. Pada saat pengujian dapat diamati pola retak yang terjadi pada masing-masing benda uji. Pola kehancuran beton dibedakan menjadi 5 jenis. Anonim[6], yaitu:

a. Pola kehancuran kerucut (Cone); b. Pola kehancuran kerucut dan pecah (cone

and split); c. Pola kehancuran kerucut dan geser (cone

and shear); d. Pola kehancuran geser (shear); dan e. Pola kehancuran columnar.

Gambar 1 Jenis-jenis pola kehancuran

2.7 Seleksi data

Data dari hasil kuat tekan benda uji beton akan diseleksi secara statistik. Baik tidaknya penyebaran yang diperoleh tersebut dapat dilihat dari simpangan baku (standar deviasi). Besarnya standar deviasi dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

𝑆 = √∑ (𝑋𝑖−�̅�)2𝑛

𝑖=1

𝑛−1........................................4)

𝑋 ̅= ∑ 𝑋𝑖𝑛

𝑖=1

𝑛..............................................5)

Dimana: 𝑆 = standar deviasi (kg/cm2); Xi = besarnya data ke-i (kg/cm2); 𝑋 ̅ = nilai rata-rata dari benda uji (kg/cm2);dan n = jumlah benda uji.

Mulyono[1] mengemukakan bahwa, standar deviasi adalah identifikasi penyimpangan yang terjadi dalam kelompok data. Menurut Troxell [7], Cv adalah koefisien ragam sampel yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Cv=𝑆

𝑋×100%........................................6)

Dimana: Cv = koefisien ragam sampel (%); S = deviasi standar (kg/cm2); dan �̅� = data rata-rata (kg/cm2). 2.8 Analisa varian

Menurut Hines dan Montgomery[8], analisa varian dilakukan untuk menentukan kesimpulan dari variabel-variabel pengujian. Untuk menganalisis

pengaruh suatu faktor bebas yang diteliti terhadap suatu besaran terikat variabel yang dipengaruhinya bisa digunakan analisa varian klasifikasi dua arah model efek tetap. Untuk mencari perhitungan analisa varian maka digunakan rumus pada Tabel sebagai berikut: Tabel 1 Analisa varian klasifikasi dua arah model tetap

Dimana :

,2...

1 1

2

1 abn

yySS

b

j

n

kijk

a

iT

....................7)

abn

y

bn

ySS

a

i

iA

2...

1

2

...................................8)

abn

y

an

ySS

b

i

jB

2...

1

2

..................................9)

,

2...

1

2

1BA

b

j

ja

iAB SSSS

abn

y

n

ySS

.........10)

,BAABTE SSSSSSSSSS .........11)

3. Metodologi penelitian 3.1 Material Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Portland, agregat halus, agregat kasar, air, superplasticizer, campuran abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen dengan variasi 0%, 5%, 10%, dan 15% dari volume semen dengan masing-masing komposisi campuran yaitu 50%. Semen yang digunakan yaitu semen Portland tipe I produksi PT. Lafarge. Agregat halus yang digunakan berukuran dibawah 5 mm diambil dari Krueng Aceh dan agregat kasar (split) yang digunakan berukuran maksimim 10 mm.

Abu ampas tebu yang digunakan didapatkan dari proses pembakaran serat tebu yang didapatkan dari limbah Pabrik gula di Takengon dengan suhu pembakaran 619°C. Sedangkan abu sekam padi, berasal dari sisa pembakaran sekam padi di Kilang Padi, Lam Ateuk, Aceh Besar. Abu ampas tebu dan abu sekam padi ditumbuk dan disaring dengan

Sumber Varian

Jumlah Kuadrat

Derajat Kebebasan

Rata-rata kuadrat

Fo

A perlakuan a – 1

B perlakuan b – 1

Interaksi (a – 1)(b – 1)

Error ab (n – 1)

Total SS T abn – 1

ahlanm
Typewritten text
34
ahlanm
Typewritten text
Journal of The Civil Engineering Student, Vol. 1, No. 1, April 2019
Page 4: Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam ...

4

saringan No.200 yang digunakan untuk substitusi semen.

Air yang digunakan untuk penelitian ini baik untuk campuran beton maupun perawatannya berasal dari Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai pencampuran beton. Superplasticizer yang digunakan yaitu jenis Sika Viscocrete-10 sebesar 1,5% dari berat semen.

3.2 Peralatan yang digunakan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pembebanan tekan (Compressive Testing Machine) dengan merek Ton Industrie buatan Jerman yang kapasitas maksimumnya 100 ton, compressometer, data logger, cetakan benda uji silinder ukuran 10 cm x 20 cm, timbangan, oven, termo coupel, alat pengujian flow test, oven, pengaduk beton (molen), palu karet, satu set timbangan buatan Maruto Jepang yang mendekati sama dengan ukuran saringan standar ASTM. Semua peralatan tersebut tersedia di laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Fakultas Teknik Unsyiah.

3.3 Pembuatan benda uji Pengadukan mortar beton dilakukan dengan memasukkan material pembentuk beton mutu tinggi secara berturut-turut ke dalam molen yaitu batu pecah, pasir, semen, abu sekam padi, abu ampas tebu, air dan superplasticizer. Setelah pengadukan homogen maka dilakukan pegujian flow test setelah itu benda uji mortar dimasukkan ke dalam cetakan silinder secara bertahap sebanyak tiga lapis. Setiap lapisan dipadatkan 25 kali tumbukan dengan tinggi jatuh sekitar 30 cm. Setelah cetakan penuh, sisi cetakan diketuk dengan palu karet agar mortar menjadi padat. Setelah benda uji berumur (2-4) jam, permukaannya diratakan dengan menggunakan pasta semen (capping) dengan FAS 0,3. 3.4 Perawatan benda uji Setelah 28 hari perawatan dalam bak perendaman kemudian benda uji diletakkan sesuai dengan lingkungan beton yang telah direncanakan yaitu lingkungan terlindung (T), lingkungan tidak terlindung (TT), dan lingkungan tertimbun (TB). Benda uji untuk lingkungan terlindung (T) diletakkan di dalam ruangan, sehingga terlindung dari pengaruh cuaca secara langsung, seperti hujan, angin, dan sinar matahari. Benda uji lingkungan tidak terlindung (TT) diletakkan di lapangan terbuka, sehingga pengaruh cuaca secara langsung diterima oleh permukaan benda uji. Benda uji tertimbun dalam tanah (TB) ditimbun dalam tanah dalam keadaan ± 1 m, sehingga pengaruh panas matahari, angin, dan hujan tidak langsung diterima oleh benda uji, sampai masing-masing benda uji berumur 1 bulan, dan 2 bulan.

3.5 Pengujian kuat tekan Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat benda uji pada masing-masing lingkungan perawatan 28 hari dan 56 hari. Pengujian kuat tekan dengan menggunakan silinder berukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Sebelum pengujian, benda uji ditimbang dan diukur dimensinya. Pengujian dilakukan menggunakan mesin uji pembebanan merek Ton Industri berkapasitas 100 ton buatan Jerman. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pemeriksaan sifat fisis agregat Data pendukung diperoleh dari hasil pemeriksaan sifat fisis agregat. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa agregat yang digunakan memenuhi syarat sebagai pembentuk beton. Adapun nilai sifat fiis dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2 Pemeriksaan sifat fisis material

4.2 Rancangan campuran beton Hasil rancangan campuran dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3 Rancangan campuran beton 1 m3 dengan FAS

0,3

4.3 Hasil pengujian kuat tekan Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat perawatan beton mencapai 28 hari dan 56 hari. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan perbandingan hasil kuat tekan antara beton tanpa substitusi dengan beton yang menggunakan substitusi. Adapun hasil kuat tekan dapat dilihat pada grafik berikut

Gambar 2 Grafik perbandingan kuat tekan pada

kondisi terlindung

BD(Kg/l) SSD OD

Agregat (6 - 10 mm) 1,487 2,759 2,744 0,548 5,796Agregat (0 - 2 mm) 1,684 2,696 2,671 0,919 2,673

SGJenis agregat Absorpsi FM

0% 5% 10% 15%

Air (Kg) 180 175,63 171,257 166,886

Semen (Kg) 600 570 540 510

Abu Ampas Tebu (Kg) 0 8,429 16,857 25,286

Abu Sekam Padi (Kg) 0 7 14 21

Pasir (0-2 mm) (Kg) 831,588 836,653 842,895 849,137

Split (6-10 mm) (Kg) 831,588 836,653 842,895 849,137

Superplasticizer (Kg) 9 8,78 8,6 8,34

Substitusi SemenMaterial

35

ahlanm
Typewritten text
Journal of The Civil Engineering Student, Vol. 1, No. 1, April 2019
Page 5: Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam ...

5

Gambar 3 Grafik perbandingan kuat tekan pada

kondisi tidak terlindung

Gambar 4 Grafik perbandingan kuat tekan pada

kondisi tertimbun

4.4 Analisa varian

Berdasarkan perhitungan analisis varian varian dapat diperoleh hasil pada pengujian kuat tekan kondisi lingkungan terlindung, nilai Fo umur beton adalah 0.03 < Fo tabel = 4,49. Begitu pula pada kondisi lingkungan tidak terlindung Fo umur beton adalah 0.02 < Fo tabel = 4,49 dan pada kondisi lingkungan tertimbun Fo adalah 0,74 < Fo tabel = 4,49. Hal ini menunjukkan bahwa perawatan beton tidak berpengaruh terhadap kuat tekan pada kondisi lingkungan tersebut.

Pada pengujian kuat tekan untuk kondisi lingkungan terlindung nilai Fo persentase adalah 60,05 > Fo tabel =3,24. Begitu pula pada kondisi lingkungan tidak terlindung Fo persentase adalah 28,67 > Fo tabel =3,24. Sedangkan pada lingkungan tertimbun Fo persentase adalah 23,22 > Fo tabel = 3,24. Hal ini menunjukkan bahwa persentase berpengaruh terhadap masing-masing lingkungan. Pada pengujian kuat tekan umtuk kondisi lingkungan terlindung nilai Fo interaksi adalah 6,44 > Fo tabel = 3,24. Pada kondisi lingkungan tidak terlindung Fo interaksi adalah 4,88 > Fo tabel =3,24. Sedangkan pada kondisi lingkungan tertimbun Fo interaksi adalah 5,17 > Fo tabel = 3,24. Sehingga menunjukkan bahwa persentase dan perawatan berpengaruh terhadap masing-masing lingkungan. 4.5 Kenaikan kuat tekan terhadap variasi Dari nilai kuat tekan dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kuat tekan pada masing-masing persentase. Kenaikan kuat tekan paling optimum

terjadi pada persentase 5% di kondisi lingkungan tidak terlindung pada perawatan 28 hari yaitu kenaikan kuat tekan sebesar 20,72 MPa, tidak terlindung sebesar 25,78 Mpa, tertimbun sebesar 13,68 MPa dibandingkan dengan beton normal (0%) pada perawatan 28 hari. Kuat tekan yang terjadi pada masing-masing persentase pada perawatan 28 hari terjadi sangat signifikan, sedangkan pada perawatan 56 hari terjadi peningkatan kuat tekan dengan persentase 5% pada lingkungan terlindung sebesar 24,24 MPa, tidak terlindung sebesar 18,72 MPa, dan tertimbun 13,68 MPa. Tetapi pada persentase 15% perawatan 56 hari terjadi penurunan kuat tekan. Nilai selisih kuat tekan terhadap masing-masing lingkungan dapat dilihat pada Grafik berikut:

Gambar 5. Grafik kenaikan kuat tekan terhadap

beton normal pada perawatan 28 hari

Gambar 6. Grafik kenaikan kuat tekan terhadap

beton normal pada perawatan 56 hari

5. Kesimpulan

Nilai kuat tekan terbesar diperoleh dari beton mutu tinggi dengan variasi substitusi semen 5% yaitu sebesar 71,55 MPa, 68,12 MPa, dan 69,57 Mpa, sedangkan pada perawatan 56 hari kuat tekan beton yaitu 77,62 MPa, 68,15 MPa dan 73,97 MPa. Peningkatan kuat tekan beton perawtan 28 hari sebesar 40,76%, 60,93%, dan 24,50% dari kuat tekan beton mutu tinggi tanpa substitusi. Peningkatan kuat tekan beton perawatan 56 hari terjadi sebesar 45,41%, 37, 87%, dan 28,60% dari beton mutu tinggi tanpa penggunaan abu ampas tebu dan abu sekam padi (normal).

Pengaruh penggunaan abu ampas tebu dan abu sekam padi sebagai substitusi semen terlihat dengan terjadinya peningkatan kuat tekan beton pada

36

ahlanm
Typewritten text
Journal of The Civil Engineering Student, Vol. 1, No. 1, April 2019
Page 6: Pengaruh Substitusi Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam ...

6

persentase 5% dan 10% dibandingkan dengan beton mutu tinggi tanpa substitusi abu ampas tebu dan abu sekam padi. Namun untuk persentase 15% terjadi penurunan pada perawatan 56 hari.

Berdasarkan hasil analisa data dan analisa varian maka didapat bahwa kondisi lingkungan yang berbeda berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Karena Fo> Fo tebal. Tetapi perawatan tidak berpengaruh terhadap kuat tekan karena peningkatan kuat tekan dari perawatan 28 hari ke perawatan 56 hari tidak berpengaruh signifikan. 6. Daftar pustaka [1] Mulyono, T., 2003, Teknologi Beton, Penerbit

Andi, Yogyakarta. [2] Rompas, G.P., Pangouw, J.D., Pandaleke, R.,

dan Mangare, J.B., 2013, Pengaruh Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Sebagai Substitusi Parsial Semen Dalam Campuran Beton Ditinjau Terhadap Kuat Tarik Lentur Dan Modulus Elastisitas, Jurnal Sipil Statik Vol.1, No. 2, pp. 82-89

[3] Putra Dharma, 2006, Penambahan Abu Sekam pada Beton dalam Mengantisipasi Kerusakan Akibat Magnesium Sulfat pada Air Laut, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol.10, No.2, Universitas Udayana, Denpasar.

[4] Murdock, L.J., dan Brooks, K. M., 1999, Bahan dan Praktek Beton, Edisi Keempat, Terjemahan Ir. Stephanus Hindarko,Penerbit Erlangga, Jakarta.

[5] Timoshenko, S.,1958, Dasar-dasar Perhitungan Kekuatan Bahan, terjemahan Gulo, D. H., Penerbit Restu Agung, Jakarta.

[6] Anonim,2011, Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium, Departemen Pekerjaan Umum.

[7] Troxell, G.E., et al, 1968, Composition and Properties of Concrete, Mac Graw Hill Book Company, London.

[8] Hines, W, W., dan D.C Montgomery, 1990, Probabilitas Statistik dalam Ilmu Rekayasa dan Manajemen, Edisi Kedua, terjemahan Rudiansyah dan A.H Manarung, UI Press, Jakarta.

37

ahlanm
Typewritten text
Journal of The Civil Engineering Student, Vol. 1, No. 1, April 2019