PENGARUH PENGGUNAAN BESTMITTEL FLY ASH PADA …

8
PENGARUH PENGGUNAAN BESTMITTEL DAN FLY ASH PADA KUAT TEKAN BETON DAN APLIKASINYA UNTUK BETON TERKEKANG PADA KOLOM M Joan Octho Savero 1 , Suharyatma 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Email: [email protected] 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Email: [email protected] Abstract : Developing is a continuous effort that is directed at improving people's living standards and welfare in general. In its implementation, the development of science and technology spurs the development of everyone's creativity as capital so that development can be carried out better. Along with this, improving the quality of materials through extensive research, but from the large number of studies only a few studies have been applied to building structural components, most of the research was only carried out cylindrical sample tests in order to find the value of compressive strength on the concrete cylinder, so that many people do not understand and lack information on how much influence a study can have when applied to building structural components, therefore this research is expected to provide information about the rate of increase in the compressive strength of normal and added concrete and the rate of increase in the application for confined concrete columns. The research has been done using ingredients added 5% fly ash and 0.6% bestmittel on the compressive strength of concrete and the compressive strength of the concrete confined column by the number of sample on the compressive strength is 72 cylinders measuring 15 cm x 30 cm and the test object at the confined concrete column is 6 column specimens measuring 15 cm x 15 cm x 70 cm. This research uses 3 quality variations, namely the quality of concrete 20 MPa, 25 MPa and 30 MPa, in testing the concrete compressive strength will be tested at the age of concrete 3 days, 7 days, 14 days and 28 days and for confined concrete columns will be tested at the age of 28 days. As a comparison of the compressive strength of the concrete and the compressive strength of the confined concrete column, a normal test sample was made. By comparing the increase in capacity between the compressive strength of the concrete and the compressive strength of the confined concrete column, it can be concluded that the added material used has an increase in the compressive strength of the concrete and the compressive strength of the confined concrete column with the results of the cylinder press test the greatest increase in compressive strength is 37.33% while the compressive strength of the confined concrete column increases by 15.67%. Keywords: fly ash, bestmittel, compressive strength, confined concrete column, increase

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN BESTMITTEL FLY ASH PADA …

PENGARUH PENGGUNAAN BESTMITTEL DAN FLY ASH PADA KUAT

TEKAN BETON DAN APLIKASINYA UNTUK BETON TERKEKANG PADA

KOLOM

M Joan Octho Savero1, Suharyatma2

1Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam

Indonesia

Email: [email protected] 2Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam

Indonesia

Email: [email protected]

Abstract : Developing is a continuous effort that is directed at improving people's living standards

and welfare in general. In its implementation, the development of science and technology spurs the

development of everyone's creativity as capital so that development can be carried out better. Along

with this, improving the quality of materials through extensive research, but from the large number

of studies only a few studies have been applied to building structural components, most of the

research was only carried out cylindrical sample tests in order to find the value of compressive

strength on the concrete cylinder, so that many people do not understand and lack information on

how much influence a study can have when applied to building structural components, therefore this

research is expected to provide information about the rate of increase in the compressive strength of

normal and added concrete and the rate of increase in the application for confined concrete columns.

The research has been done using ingredients added 5% fly ash and 0.6% bestmittel on the

compressive strength of concrete and the compressive strength of the concrete confined column by

the number of sample on the compressive strength is 72 cylinders measuring 15 cm x 30 cm and the

test object at the confined concrete column is 6 column specimens measuring 15 cm x 15 cm x 70

cm. This research uses 3 quality variations, namely the quality of concrete 20 MPa, 25 MPa and 30

MPa, in testing the concrete compressive strength will be tested at the age of concrete 3 days, 7 days,

14 days and 28 days and for confined concrete columns will be tested at the age of 28 days. As a

comparison of the compressive strength of the concrete and the compressive strength of the confined

concrete column, a normal test sample was made. By comparing the increase in capacity between

the compressive strength of the concrete and the compressive strength of the confined concrete

column, it can be concluded that the added material used has an increase in the compressive strength

of the concrete and the compressive strength of the confined concrete column with the results of the

cylinder press test the greatest increase in compressive strength is 37.33% while the compressive

strength of the confined concrete column increases by 15.67%.

Keywords: fly ash, bestmittel, compressive strength, confined concrete column, increase

1. PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan upaya yang

dilakukan secara terus-menerus yang

diarahkan pada peningkatan taraf hidup

masyarakat dan kesejahteraan secara umum.

Dalam pelaksanaannya, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi memacu adanya

pengembangan kreatifitas setiap orang

sebagai modal agar pembangunan dapat

dilaksanakan secara lebih baik. Seiring

dengan hal tersebut, peningkatan mutu bahan

melalui penelitian banyak dilakukan, namun

dari banyaknya penelitian hanya sedikit

penelitian yang diterapkan ke komponen

struktur bangunan, kebanyakan dari

penelitian hanya dilakukan uji sampel

silinder untuk mencari nilai kuat tekan pada

beton silinder, sehingga banyak masyarakat

yang belum paham dan kurangnya informasi

seberapa besar pengaruh dari suatu penelitian

ketika diterapkan ke komponen struktur

bangunan.

Salah satu komponen struktur adalah kolom

pada bangunan gedung maupun rumah

tinggal. Kolom merupakan elemen /

komponen struktur yang selalu ada pada

setiap bangunan, tidak terkecuali pada

bangunan rumah tinggal sederhana. Kolom

merupakan bagian struktur yang fungsinya di

antaranya ialah: sebagai penerus beban

seluruh bangunan ke pondasi dan bagian

rangka struktur bangunan. Kolom yang

menggunakan tulangan memanjang dan

sengkang mengakibatkan kolom menjadi

kolom yang terkekang. Kolom yang

terkekang (confined concrete) dengan jarak

sengkang tertentu sangat mempengaruhi

kekuatan dari mutu beton dan menyebabkan

kerusakan banyak terjadi pada bagian yang

tidak di beri kekangan (Unconfined

concrete).

Salah satu peningkatan mutu beton dapat

dilakukan dengan memberikan bahan ganti

atau bahan tambah, dari beberapa bahan

pengganti dan bahan tambah yang ada di

antaranya adalah abu terbang (fly ash) yang

merupakan sisa pembakaran batubara. Selain

dapat meningkatkan mutu beton, fly ash juga

dapat mempengaruhi tegangan dan regangan

pada beton. Selain fly ash zat additive

bestmittel juga dapat meningkatkan mutu dan

mempercepat proses pengerasan beton.

Limbah abu terbang (fly ash) sangat

berpotensial dalam meningkatkan mutu

beton karena tahan terhadap api serta

mengandung komposisi silica (Si), alumina

(Al), ferrum (fe), dan calsium (Ca).

Sedangkan kandungan kecil senyawa lain

yang terdapat dalam limbah abu terbang (fly

ash) adalah magnesium (Mg), sulfur (S),

sodium (Na), potassium (P), dan carbon (C).

silica pada flyash sangat berpengaruh pada

proses hidrasi, sehingga mempengaruhi mutu

pada beton, selain itu silica juga dapar

meningkatkan permeabilitas pada beton

sehingga mengurangi korosi. Nilai kuat tekan

tertinggi terjadi pada variasi kadar fly ash 5%

sebesar 75,06 MPa yang meningkatkan kuat

tekan sebesar 99,15% dari beton tanpa fly ash

(Danasi dan Lisantono, 2015).

Dalam penelitian ini juga digunakan bahan

kimia yaitu Bestmittle yaitu formula khusus

yang sangat ekonomis dalam proses

pengecoran sehingga menjadikan beton lebih

cepat keras dalam usia muda serta

mengurangi pemakaian air pada saat

pengecoran sehingga meningkatkan mutu /

kekuatan beton dan sangat membantu untuk

pengecoran dengan jadwal waktu yang

sangat ketat karena beton cepat mengeras

pada usia awal (7 – 10 hari) serta

meningkatkan mutu / kekuatan beton 5 % -

10 % dengan kadar yang digunakan sebesar

0,2 % - 0,6 % dari berat semen. Menurut

penelitian yang sudah dilakukan dengan

menggunakan kadar tertinggi 0,6 % pada

campuran beton , kuat tekan beton pada saat

umur 28 hari akan meningkat sebesar 6,21 %

(Sulistyawati, 2009)

Harapannya dari penggunaan konstan 5% fly

ash dan 0,6% bestmittel dari berat semen ini

akan didapatkan laju kenaikan dan

mengetahui kekuatan pada uji tekan pada

beton silinder ketika diterapkan ke uji tekan

pada kolom beton terkekang. Hal lain yang

diharapkan dapat memberikan informasi

pada masyarakat tentang pengaruh kuat tekan

beton dan kuat tekan kolom beton terkekang,

dari penelitian ini harapannya dapat

memberikan informasi tentang bahan

konstruksi kepada masyarakat.

2. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan tambah fly ash (5% dari total penggunaan semen) sebagai pengganti sebagian semen dan bestmittel (0,6%) terhadap laju kenaikan pada kuat tekan beton dan kuat tekan kolom beton bertulang.

3. LANDASAN TEORI 3.1 Beton Salah satu material bangunan yang banyak digunakan untuk struktur teknik sipil adalah beton. Beton merupakan material yang terdiri dari campuran semen portland, agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), air dan bahan tambahan (admixture) bila diperlukan. Beton normal adalah jenis beton yang paling banyak di pakai saat ini. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200–2500 kg/m³ dengan menggunakan agregat alam yang dipecah (SNI-03-2834-2000).

3.2 Bahan Penyusun Beton Bahan penyusun beton adalah suatu komponen utama penyusun beton yang diantaranya adalah:

1. Semen Portland (Portland Cement)

2. Agregat Kasar

3. Agregat Halus

4. Air

3.3 Bahan Tambah Bahan tambah atau admixture didefinisikan sebagai bahan selain air, agregat, semen, baja tulangan yang ditambahkan pada campuran beton. Admixture ini dipergunakan untuk memperbaiki sifat-sifat beton segar (meningkatkan kemudahan pengerjaan, menambah atau mengurangi kecepatan

pengerasan, mengurangi segragasi, memudahkan pempompaan dan lain-lain) dan beton yang sudah mengeras (meningkatkan kekuatan pada umur yang muda, mengurangi permeabilitas, meningkatkan lekatan baja tulangan dengan beton, meningkatkan lekatan beton lama dan beton banu, menghambat korosi tulangan, membuat beton berwarna dan lain-Iain). Dalam percobaan atau penelitian ini digunakan 2 bahan tambah yaitu fly ash dan bestmittel, adapun penjabaran dari masing masing bahan tambah adalah sebagai berikut:

1. Fly Ash 2. Bestmittel

3.4 Mix Design Pada penelitian yang dilakukan digunakan perancangan campuran beton dengan metode SNI 03-2834-2000. Metode ini adalah metode yang paling sering digunakan di perancangan beton di Indonesia. Salah satu tujuan penelitian memakai perencanaan campuran pada beton dengan standar SNI-03-2834-2000 adalah untuk menghasilkan beton yang mudah dikerjakan dan sesuai dengan standart pengerjaan pencampuran beton yang ada di Indonesia.

3.5 Benda Uji Tekan Silinder beton adalah benda uji yang kegunaannya berfungsi untuk mendapatkan nilai kuat tekan. Menurut SNI-1974-2011 ada beberapa ukuran dan factor koreksi. Untuk pengujian TA ini digunakan ukuran diameter

150 mm tinggi 300 mm dan factor koreksi 1,0

3.6 Pengujian Kuat Tekan Beton Uji kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur apabila dibebani dengan gaya tekan yang melebihi kuat desak dari beton itu sendiri yang berasal dari mesin uji.

Nilai f’c adalah bukan tegangan saat benda uji hancur, tetapi nilai maksimum tegangan dan umumnya terjadi pada saat tegangan desak

beton. εc= 0,002 dan nilai f’c akan turun sejalan dengan bertambahnya tegangan sampai benda uji hancur pada nilai regangan

ε’c= 0,003. Untuk menentukan besarnya kuat tekan beton f’c dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

f’c = P / A (1)

3.7 Uji Tarik Baja

Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang

dapat digunakan pada elemen beton bertulang

dibatasi hanya pada baja tulangan dan kawat

baja saja. Baja tulangan dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu baja tulangan polos (BJTP)

dan baja tulangan ulir atau deform (BJTD).

3.7 Pengujian Kuat Tekan Sentris Kondisi kolom yang akan dianalisis adalah kondisi terbebani sentris pada kolom, beban sentris menyebabkan tegangan tekan yang merata diseluruh bagian penampang yang menyebabkan saat terjadi keruntuhan, tegangan dan regangannya akan merata diseluruh bagian penampang. Kondisi ini adalah kondisi dimana beban bekerja tepat pada titik berat potongan kolom (beban aksial murni), sehingga tidak ada momen.

Kapasitas beban aksial kolom nonslender

dapat dihitung dengan menggunakan

Persamaan :

P = 0,85 x f’c x (Ag – Ast) + Ast x fy

4. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lain dan membandingkan hasilnya sehingga menjadikan sebuah inovasi. Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini adalah beton ringan silinder yang mana nantinya akan diuji kuat tekannya.

4.1 Prosedur Penelitian

TIDAK

Gambar 1 Flowchart Tahapan Penelitian

Mulai

Persiapan Penelitian

Izin Laboratorium Pengadaan alat dan bahan

Pemeriksaan Agregat

Apakah Memenuhi

Persyaratan ?

Mix Design

Pembuatan Benda Uji

Perawatan beton

Pengujian Kuat Tekan kolom & Kuat Tekan Beton Belah

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan

Selesai

5. HASIL DAN PEMBAHSAN 5.1 Mix Design

Perhitungan mix design pada penelitian ini mengacu pada SNI-03-2834-2000 dengan 3 mutu yang direncanakan yaitu 20 MPa, 25 MPa dan 30 MPa.

5.2 Perhitungan Volume Mix Design

Silinder

Tabel 1 Rekap Hasil Mix Design Silinder

Beton

N

o Kode

Bahan Penyusun Beton (kg)

AH AK S A F B

1 NM20 65,9 59,6 27,7 14,9 0 0

2 NM25 62,8 60,4 29,9 14,9 0 0

3 NM30 60,5 59,3 33,3 14,9 0 0

4 BTM20 65,9 59,6 26,3 14,9 1,3 0,1

5 BTM25 62,8 60,4 28,4 14,9 1,5 0,1

6 BTM30 60,5 59,3 31,6 14,9 1,6 0,2

TOTAL 378,5 358, 177,5 89,9 4,5 0,5

Keterangan:

NM20 : Beton normal mutu 20 MPa.

NM25 : Beton normal mutu 25 MPa.

NM30 : Beton normal mutu 30 MPa.

BTM20 :Beton dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 20 MPa.

BTM25 :Beton dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 25 MPa.

BTM30 :Beton dengan bahan tambah 5 % fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 30 MPa.

AH : Agregat Halus

AK : Agregat Kasar

S : Semen

A : Air

F : Fly Ash

B : Bestmittel

5.3 Hasil Pengujian Slump Pada penelitian kali ini pengujian slump

dilakukan sebanyak 1 kali dalam satu kali

campuran beton normal maupun beton

normal atau dengan campuran limbah abu

terbang dan Bestmittel. Hasil pengujian slump

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Pengujian Slump

No Kode

Benda Uji

Komposisi

Campuran Tinggi

Slump

(Cm) Fly Ash

(%)

Bestmittel

(%)

1 BNM20 12

2 BNM25 0 0 11,5

3 BNM30

11

4 BBTM20 10

5 BBTM25 5 0,6 10

6 BBTM30

8,5

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa

nilai slump dengan campuran 5% limbah abu

terbang (fly ash) dengan 0,6 % bestmittel nilai

slumpnya lebih rendah dibanding beton

normal.

5.4 Hasil Uji Nilai Kuat Tekan

Pengujian beton dilakukan pada beton normal atau dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel dengan mutu masing masing 20 MPa, 25 MPa dan 30 MPa. Pengujian dilakukan pada 72 benda uji dengan uji tekan. Hasil dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 2 Perbandingan Kuat Tekan

Rata-Rata Beton Normal dan Beton

Bahan Tambah 20 MPa pada Umur 3

hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari

0

13,60

18,99

23,25

28,11

0

16,74

20,68

27,77

33,13

0

5

10

15

20

25

30

35

0 10 20 30

Ku

at T

ekan

(M

Pa)

Hari

Normal Bahan Tambah

Gambar 3 Perbandingan Kuat Tekan

Rata-Rata Beton Normal dan Beton

Bahan Tambah 25 MPa pada Umur 3

Hari, 7 Hari, 14 Hari Dan 28 Hari

Gambar 4 Perbandingan Kuat Tekan

Rata-Rata Beton Normal dan Beton

Bahan Tambah 30 MPa pada Umur 3

Hari, 7 Hari, 14 Hari Dan 28 Hari

Dapat dilihat dan disimpulkan dari seluruh percobaan pada semua benda uji dengan menggunakan fly ash dan bestmittel terdapat kenaikan dengan kenaikan terbesar ada pada beton mutu 25 MPa dengan umur beton 7 hari dengan prosentase 37,33 % dan yang terendah ada pada beton mutu 20 MPa umur beton 7 hari dengan prosentase 8,19 %, semua beton sudah mencapai mutu yang direncanakan selama 28 hari. Dari bahan tambah bestmittel menyebutkan untuk nilai

kuat tekan beton mencapai umur rencana pada saat umur 10 hari. Dapat saya simpulkan bahan tambah berpengaruh pada kuat tekan beton dengan laju kenaikan mencapai 37,33 % dengan hasil ini membuktikan bahwa fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen mampu meningkatkan kuat tekan beton yang berasal dari silica yang terdapat pada fly ash yang sangat berpengaruh pada proses hidrasi sehingga mempengaruhi kuat tekan pada beton, selain itu dalam peningkatan kuat tekan juga terdapat bahan tambah bestmittel yang fungsinya sebagai accelerator hal ini dapat dilihat pada saat beton belum mencapai umur rencana namun kuat tekan rencananya sudah tercapai, namun pada beton mutu 30 MPa beton mengalami penurunan kuat tekan pada awal umur beton usia 3, 7, dan 14 hari, akan tetapi pada umur 28 hari beton mengalami kenaikan.

5.5 Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja

Pengujian kuat tarik baja dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kualitas dari baja tulangan yang akan digunakan untuk kolom. Baja tulangan yang digunakan adalah diameter D10 untuk tulangan pokok dan P6 untuk tulangan sengkang.

Tabel 3 Rekapitulasi Perhitungan

Kuat Tarik Baja Tulangan

N

o

Tegangan

(MPa)

Diameter Penampang Luas Leleh Max

(mm) (mm)

(mm

²) Awal

1 D10 9,80 75,3 362,04 549,5

2 P6 5,17 20,9 401,67 528,8

5.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Kolom

Beton Terkekang

Beban sentris menyebabkan tegangan tekan yang merata diseluruh bagian penampang yang menyebabkan saat terjadi keruntuhan, tegangan dan regangannya akan merata diseluruh bagian penampang. Kapasitas beban aksial kolom nonslender dihitung dengan menggunakan persamaan menurut SNI Beton 03-2847-2013.

013,22

16,66

22,7326,48

0

18,02

26,5830,74

38,94

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 10 20 30

Ku

at T

ekan

(M

Pa)

Hari

Normal Bahan Tambah

015,17

26,54

31,72

31,97

0

13,05

26,48

31,3838,31

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 10 20 30

Ku

at T

ekan

(M

Pa)

Hari

Normal Bahan Tambah

Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan

Teoritis Beban Sentris

Benda Uji f’c

(MPa)

Beban Sentris

(kN)

KNM20 20 490,90

KNM25 25 585,19

KNM30 30 679,48

KBTM20 20 490,90

KBTM25 25 585,19

KBTM30 30 679,48

Tabel 5.2 Rekapitulasi Hasil Pengujian

Kolom Bertulang

No

Kode

Benda

Uji

P

Eksperimental

(kN)

P

Teoritis

(kN)

1 KNM20 321,2 490,90

2 KNM25 472,5 585,19

3 KNM30 612,5 679,48

4 KBTM20 371,5 490,90

5 KBTM25 539,5 585,19

6 KBTM30 534 679,48

Keterangan:

KNM20 : Kolom normal mutu 20 MPa.

KNM25 : Kolom normal mutu 25 MPa.

KNM30 : Kolom normal mutu 30 MPa.

KBTM20 :Kolom dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 20 MPa.

KBTM25 :Kolom dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 25 MPa.

KBTM30 :Kolom dengan bahan tambah 5 % fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 30 MPa.

Gambar 4 Grafik Perbandingan Kuat

Tekan Kolom Bertulang

Berdasarkan data tersebut dapat di lihat

terjadi perbedaan nilai teoritis dengan

pembebanan eksperimental dimana pada

mutu 20MPa dan 25MPa nilai pembebanan

teoritis lebih besar dari pada nilai

pembebanan eksperimental yang di lakukan

yang di sebabkan karena adanya kurang teliti

saat melakukan pembuatan benda uji dan

pengujian nya yang sulit untuk mendapatkan

titik sentris yang sesuai. Tetapi dalam

percobaan ini di dapatkan nilai peningkatan

dengan penggunaan bahan tambah sebesar

15,67 % pada mutu 20MPa dan 14,18 %

untuk mutu 25MPa, sedangkan pada mutu

30MPa mengalami penurunan sebesar 12,82

%. Dari data yang di dapatkan dapat di

simpulkan peningkatan mutu dari

penambahan fly ash dan bestmittle cukup

signifikan akan tetapi pada mutu 30MPa tidak

terjadi kenaikan dikarenakan material fly ash

yang bersifat pozzolan yang memiliki waktu

pengikatan antar molekul yang cenderung

lama dan tidak ideal untuk beton mutu tinggi.

321,17371,5

472,5

539,5

612,5

534

0

100

200

300

400

500

600

700

Ku

at T

ekan

(kN

)

6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Pada uji kuat tekan beton silinder adanya

peningkatan nilai kuat tekan dari beton

normal ke beton berbahan tambah.

2. Pada pengujian kuat tekan beton silinder

semua benda uji terdapat laju kenaikan,

kecuali pada mutu beton 30MPa pada

umur 3,7,dan 14 hari dengan kenaikan

terbesar ada pada beton mutu 25 MPa

dengan umur beton 7 hari dengan

prosentase 37,33 % dan yang terendah ada

pada beton mutu 20 MPa umur beton 7

hari dengan prosentase 8,19 %, dapat

dilihat juga ratarata beton dengan bahan

tambah saat umur beton 7 hari dan 14 hari,

semua beton sudah mencapai mutu yang

direncanakan selama 28 hari, kecuali pada

mutu beton 30MPa.

3. Dapat disimpulkan bahwa adanya

peningkatan kapasitas beban maksimum

pada kolom beton bertulang normal ke

kolom beton bertulang dengan bahan

tambah dengan nilai terbesar 15,67 %

pada kolom dengan mutu beton 20 MPa

dan terendah dengan nilai 14,18 % pada

kolom beton bertulang mutu 25 MPa.

Sedangkan pada kolom beton bertulang

mutu 30 MPa tidak mengalami kenaikan.

4. Dapat disimpulkan dari point 2 dan 3

bahwa bahan tambah yang digunakan

memiliki peningkatan untuk penerapan

kolom kenaikan maksimum mencapai

15,67 % pada mutu beton 20MPa akan

tetapi pada mutu beton 30MPa tidak

terjadi kenaikan, di bandingkan dengan

pengujian tekan silinder pada mutu beton

30MPa masih terjadi kenaikan, dapat

disimpulkan penerapan bahan tambah

pada kolom hanya berpengaruh pada mutu

beton 20MPa dan 25MPa.

6.2 Saran 1. Pada penelitian selanjutnya dapat di

terapkan pada beton mutu tinggi

2. Pada penelitian selanjutnya untuk uji

tekan silinder disarankan menggunakan

dial untuk meninjau nilai modulus elastis

pada beton silinder agar dapat dilihat

karakteristik beton.

3. Pada penelitian selanjutnya agar

menggunakan strain gauge untuk

mendapatkan data regangan pada beton

dan baja.

4. Untuk penelitian selanjutnya dapat

dilakukan percobaan untuk penerapan ke

sambungan balok kolom (beam column

joint) agar mengetahui pengaruh ketika

diterapkan ke struktur sambungan balok

kolom.

5. Untuk penelitian selanjutnya dapat

memperhatikan penggunaan load cell agar

posisi pembebanan sentris dapat tercapai

lebih akurat.

6. Pada penelitian selanjutnya agar

pembebanan pada kolom dapat di lakukan

dengan metode eksentris.

DAFTAR PUSTAKA

Danasi, M. dan Lisantono, A. 2015, Pengaruh

Penambahan Fly Ash pada Beton Mutu

Tinggi Dengan Silica Fume dan Filler

Pasir Kwarsa. Prosiding Konferensi

Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9).

Makassar. 7-8 Oktober

Standar Nasional Indonesia. 2000. SNI 03-

2834-2000 Tata Cara Pembuatan

Rencana Campuran Beton Normal.

Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia. 2002. SNI 03-

2847-2002 Tata Cara Perhitungan

Struktur Beton Untuk Bangunan

Gedung (Beta Version). Badan

Standarisasi Nasional. Jakarta

Standar Nasional Indonesia. 2011. SNI

1974:2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton

Dengan Benda Uji Silinder. Badan

Standarisasi Nasional. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia. 2013. SNI

2847:2013 Persyaratan Beton

Struktural Untuk Bangunan Gedung.

Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Sulistyawati, R. 2009. Pengaruh Penggunaan

Zat Additive Bestmittel Terhadap Kuat

Tekan Beton. Journal Teodolita. Vol

10, No 2. Purwokerto.