Garam 1,3-Alkilmetil-1,2,3-benzotriazolium: Sistem Pelarut ...
PENGARUH NISBAH PELARUT DAN LAMA WAKTU...
Transcript of PENGARUH NISBAH PELARUT DAN LAMA WAKTU...
PENGARUH NISBAH PELARUT DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI
TERHADAP RENDEMEN, SIFAT FISIKO-KIMIAWI, DAN KOMPONEN
PENYUSUN MINYAK KUNING TELUR
THE EFFECT OF SOLVENT RATIO AND EXTRACTION TIME ON THE YIELD,
PHSYCO - CHEMICAL PROPERTIES, AND COMPONENTS
OF EGG YOLK OIL
Oleh:
Novita Ayu Wulandari
652013033
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika guna
memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017
ii
PENGARUH NISBAH PELARUT DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI
TERHADAP RENDEMEN, SIFAT FISIKO-KIMIAWI, DAN KOMPONEN
PENYUSUN MINYAK KUNING TELUR
THE EFFECT OF SOLVENT RATIO AND EXTRACTION TIME ON THE YIELD,
PHSYCO - CHEMICAL PROPERTIES, AND COMPONENTS
OF EGG YOLK OIL
Oleh:
Novita Ayu Wulandari
652013033
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika guna
memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc. Dr.rer.nat.A.Ign.Kristijanto, M.S.
Diketahui oleh,
Ketua Program Studi Kimia
Disahkan oleh,
Dekan FSM
Ir. Sri Hartini, M.Sc. Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Novita Ayu Wulandari
NIM : 652013033
Program Studi : Kimia
Fakultas : Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :
Pengaruh Nisbah Pelarut dan Lama Waktu Ekstraksi terhadap Rendemen,
Sifat Fisiko-Kimiawi, dan Komponen Penyusun Minyak Kuning Telur
Yang dibimbing oleh :
1. Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc.
2. Dr.rer.nat.A.Ign.Kristijanto, M.S.
Adalah benar – benar hasil karya saya.
Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya aku seolah–olah sebagai karya
saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, xx Mei 2017
Yang memberi pernyataan,
Novita Ayu Wulandari
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang
bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Novita Ayu Wulandari
NIM : 652013033
Program Studi : Kimia
Fakultas : Sains dan Matematika
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW
hak bebas royalty non–eksklusif (non–exclusive royalty free right) atas karya ilmiah
saya berjudul :
Pengaruh Nisbah Pelarut dan Lama Waktu Ekstraksi terhadap Rendemen,
Sifat Fisiko-Kimiawi, dan Komponen Penyusun Minyak Kuning Telur
Beserta perangkat yang ada (jika perlu).
Dengan hak bebas royalty non–eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih
media/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Salatiga
Tanggal : xx Mei 2017
Yang menyatakan,
Novita Ayu Wulandari
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc. Dr.rer.nat.A.Ign.Kristijanto, M.S.
1
PENGARUH NISBAH PELARUT DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI
TERHADAP RENDEMEN, SIFAT FISIKO-KIMIAWI, DAN KOMPONEN
PENYUSUN MINYAK KUNING TELUR
THE EFFECT OF SOLVENT RATIO AND EXTRACTION TIME ON THE YIELD,
PHSYCO - CHEMICAL PROPERTIES, AND COMPONENTS
OF EGG YOLK OIL
Novita Ayu Wulandari 1, Hartati Soetjipto
2, A. Ign. Kristijanto
2
1 Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
2 Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah - Indonesia
ABSTRACT
The objectives of the study are: Firstly, to obtain the optimum yield of egg yolk
oil as revealed from solvent ratio, length of extraction time, and the interaction.
Secondly, to determine the physico-chemical properties of egg yolk oil. Data extraction
were analyzed using a 3x3 Factorial design and it was laid out by Randomized
Completely Block Design (RCBD) with three replications. The optimum yield of egg
yolk oil (% dry weight ± SE) is 32.54 ± 2.72% which obtained at 50 : 50 solvent ratio in
the period of 20 minutes extraction time. Physical characteristics of egg yolk oil are:
clear yellow color, with a density ranged between 0.89 ± 0.01 to 0.90 ± 0.0 (g / mL) and
water content of 0.59 ± 1.29% - 1.25 ± 1.33%, respectively. While the chemical
properties of egg yolk oil are as follows: the acid number ranged between 2.28 ± 1.22 to
2.85 ± 2.24 (mg NaOH / g); the range of saponification number is 255.39 ± 0.0 to
258.33 ± 12.63 (mgKOH / g); and the peroxide number ranged between 2.83 ± 2.44 to
3.97 ± 2.44% (mgek / kg), respectively. The dominant fatty acid components of egg
yolk oil were 9-Octadecenoic acid (Z) -, methyl ester (54.33%); Pentadecanoic acid, 14-
methyl-, methyl ester (22.79%), 9,12-Octadecadienoic acid, methyl ester (14.53%); and
Octadecanoic acid, methyl ester (2.43%).
Keywords : Components of Egg Yolk Oil, Egg Yolk Oil, Physico-chemical Properties.
2
PENDAHULUAN
Telur ayam ras merupakan salah satu sumber pangan protein hewani yang
diminati masyarakat. Telur ayam ras relatif lebih murah, mudah diperoleh, dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi. Dari sebuah peternakan di Desa Jetis, Kecamatan
Bandungan, rata-rata produksi telur setiap bulan adalah 24.000 butir telur dan telur yang
rusak sebesar 1600 butir telur atau 6,67% dari total produksi setiap bulan.
Telur memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Kandungan kuning telur
yaitu sekitar 51% air, 31% lemak, 17% protein, dan 1 % abu. Lemak kuning telur terdiri
atas tiga komponen utama yaitu lemak netral 65,5%, fosfolipid 28,3%, dan kolesterol
5,2% (Ahn et al., 2006). Menurut Lewis et al., (2000), minyak kuning telur
mengandung asam lemak, lesitin, dan vitamin yang larut dalam minyak yang bisa
digunakan untuk kebutuhan nutrisi manusia.
Hasil penelitian Kovalcuks & Mara (2014) diperoleh minyak kuning telur
sebesar 28.90 ± 0,27 % (b/b) dari 100 g kuning telur cair menggunakan pelarut 2-
propanol : heksan (30 : 70) dengan rasio pelarut : sampel (2 : 1). Komposisi minyak
kuning telur ini tersusun atas berbagai asam lemak, seperti asam palmitat, asam stearat,
asam oleat, asam linoleat, α- asam linoleat, asam dokosaheksanoat, Saturated Fatty Acid
(SFA), Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA), dan Poly Unsaturated Fatty Acid
(PUFA).
Sampai sejauh ini, minyak kuning telur kurang mendapat perhatian masyarakat
padahal nutrisi dalam minyak kuning telur bermanfaat bagi manusia, antara lain
memiliki efek analgesik dan anti inflamasi, untuk menyembuhkan luka bakar, dan
sebagai bahan utama dalam minyak ShiZenKang (SZK) membantu menyembuhkan
penyakit eksim tanpa efek samping (Mahmoudi et al., 2013; Rastegar et al., 2011; Wu
et al., 2016).
Penelitian mengenai beberapa aspek tentang metode ekstraksi minyak kuning
telur telah banyak dilakukan, namun penelitian mengenai pengaruh nisbah pelarut dan
lama waktu ekstraksi terhadap rendemen dan fisiko - kimiawi minyak kuning telur serta
identifikaxi komponen penyusun minyak kuning telur belum dilakukan. Diharapkan
3
hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi dan menambah wawasan tentang
minyak kuning telur dalam rangka hilirisasi industri.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Memperoleh rendemen minyak kuning telur optimal ditelaah dari nisbah pelarut
dan lama waktu ekstraksi serta interaksinya.
2. Menentukan sifat fisiko-kimiawi minyak kuning telur.
3. Mengidentifikasi komponen utama penyusun minyak kuning telur menggunakan
Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS).
METODOLOGI
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel telur yang diperoleh dari
peternakan ayam petelur di Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. Sedangkan bahan
kimiawi yang digunakan adalah 2-propanol, heksana, etanol, asam asetat glacial, asam
klorida, akuades, kalium iodida, natrium tiosulfat, kloroform, kanji, kalium hidroksida,
indikator fenolftalein. Semua reagensia yang digunakan adalah produk Merck, Jerman.
Piranti yang digunakan antara lain neraca analitik dengan ketelitian 0,0001 g
(Mettler H 80, Mettler Instrument Corp., USA), neraca analitik dengan ketelitian 0,01 g
(Ohaus TAJ602, Ohaus Corp., USA), hot plate stirrer, magnetic stirrer, kertas saring,
Moisture Balance, rotary evaporator (Buchii R0114, Swiss), buret, dan Gas
Chromatography-Mass Spectrometry.
Preparasi Sampel
Putih telur dipisahkan dari kuning telur, lalu sampel kuning telur disimpan
dalam wadah kering. Sampel siap digunakan untuk analisa selanjutnya.
Optimasi Ekstraksi Minyak Kuning Telur (Kovalcuks and Mara (2014) yang
dimodifikasi)
Pada penelitian ini, variabel proses yang digunakan yaitu nisbah pelarut dan
lama waktu ekstraksi. Pelarut yang digunakan yaitu 2-propanol : heksan dengan nisbah
4
pelarut 30 : 70; 40 : 60; dan 50 : 50 (v/v). Rasio pelarut dengan sampel yaitu 2 : 1 (v/w).
Sebanyak 100 gram sampel untuk masing – masing variabel diekstraksi dengan 200 mL
campuran pelarut pada suhu ruang. Ekstraksi dilakukan selama 20, 40, dan 60 menit
hingga didapat hasil ekstraksi berupa campuran minyak kuning telur dan pelarut. Lalu
hasil ekstraksi disaring menggunakan vacuum filtration, kemudian dipekatkan dengan
rotary evaporator pada suhu 80°C hingga didapatkan minyak kuning telur. Selanjutnya
minyak kuning telur dimasukkan ke dalam botol sampel dan diuapkan dalam waterbath
apabila masih terdapat sisa pelarut. Setelah itu dilakukan analisa lebih lanjut.
Rumus rendemen minyak:
Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimiawi Minyak Kuning Telur.
Penentuan warna dan aroma dilakukan secara deskriptif, sedangkan penentuan
secara kuantitatif dilakukan untuk beberapa parameter yaitu kadar air, massa jenis,
viskositas, bilangan penyabunan, bilangan asam, dan bilangan peroksida sesuai SNI 01-
3555-1998.
Kadar Air (SNI 01-3555-1998)
Sebanyak 1 gram minyak kuning telur ditimbang secara seksama dan diukur
persen kadar airnya menggunakan moisturizer balance.
Masa Jenis (SNI 01-3555-1998)
Sebanyak 1 mL minyak kuning telur diukur secara seksama kemudian ditimbang
dengan ketelitian 0,0001 g. Massa jenis dinyatakan dalam (g/mL).
Bilangan Penyabunan (SNI 01-3555-1998)
Minyak kuning telur sebanyak 2 gram ditambahkan 15 mL KOH 0,5 M lalu
direfluks selama 1 jam. Selanjutnya ditambah 0,5 mL indikator fenolftalein dan dititrasi
dengan larutan HCl 0,5 M hingga warna indikator menjadi bening/ tidak berwarna.
5
Rumus: (
⁄ )
Keterangan:
V0 = Volume dari larutan HCl 0,5 M untuk blanko (mL)
V1 = Volume larutan HCl 0,5 M untuk contoh (mL)
T = Normalitas larutan HCl 0,5 M
m = Bobot contoh (g)
Bilangan Asam (SNI 01-3555-1998)
Sebanyak 2 gram minyak kuning telur ditambah 50 mL etanol 95% dan 3-5 tetes
indikator fenolftalein, kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga berwarna merah
muda (warna tidak berubah selama 15 detik).
Rumus:
⁄
Keterangan:
V = Volume NaOH yang diperlukan dalam titrasi (mL)
T = Normalitas larutan Standar NaOH
m = bobot contoh (g)
Bilangan Peroksida (SNI 01-3555-1998)
Sebanyak 0,3 gram minyak kuning telur ditambah 30 mL larutan campuran dari
55 mL kloroform, 20 mL asam asetat glacial, dan 25 mL etanol 95%. Kemudian
sebanyak 1 gram KI ditambahkan kedalam larutan campuran tersebut dan disimpan di
dalam tempat gelap selama 30 menit. Lalu ditambahkan 50 mL air suling bebas CO2
dan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,02 N dengan larutan kanji sebagai
indikator. Rumus: (
⁄ )
Keterangan:
V0 = Volume dari larutan natrium tiosulfat untuk blanko (mL)
V1 = Volume larutan standar natrium tiosulfat
m = bobot contoh (g)
6
Analisa Komposisi Kimiawi Minyak Kuning Telur
Analisis komposisi kimiawi minyak kuning telur dilakukan menggunakan
Gas Chromatography-Mass Spectrometry (UNDIP Semarang) dengan suhu oven kolom
65°C, suhu injeksi 250°C pada tekanan 74,5 kPa dengan total aliran 602,4 mL/menit,
dan kecepatan linier 40,0 cm/detik, purge flow 3,0 mL/menit dengan split ratio 500,0.
Sebelum diinjeksikan, sampel minyak kuning telur diesterifikasi terlebih dahulu.
Analisa Data
Data rendemen yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Rancangan
Perlakuan Faktorial 3x3 dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK),
dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah nisbah pelarut yang teridiri dari 3 aras
yaitu: 2-propanol : heksan (30 : 70; 40 : 60; dan 50 : 50). Sedangkan sebagai faktor
kedua adalah lama waktu ekstraksi yang terdiri dari 3 aras yaitu: 20, 40, dan 60 menit.
Sebagai kelompok adalah waktu analisa. Pengujian purata antar perlakuan digunakan uji
Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5% (Steel and Torrie, 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen Minyak Kuning Telur Antar Berbagai Nisbah Pelarut
Rataan rendemen minyak kuning telur (% ± SE) antar berbagai nisbah pelarut
berkisar antara 24,23 ± 6,31% sampai 33,04 ± 1,84% (Tabel 1).
Tabel 1. Rataan Rendemen Minyak Kuning Telur (% ± SE) Antar Berbagai
Nisbah Pelarut.
Nisbah (mL)
30 : 70 40 : 60 50 : 50
Rataan ± SE (%) 24,23 ± 6,31 29,75 ± 4,45 33,04 ± 1,84
W = 1,727 (a) (ab) (b)
Keterangan : W = BNJ 5 %.
SE = Kesalahan Baku Taksiran. Keterangan ini berlaku untuk Tabel 2 dan 3.
*Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan antar
perlakuan berbeda nyata sebaliknya angka-angka yang diikuti huruf yang
sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata. Keterangan ini juga
berlaku untuk Tabel 2.
7
Dari Tabel 1 terlihat bahwa rendemen minyak kuning telur meningkat sesuai
peningkatan nisbah pelarut dan rendemen hasil penelitian ini pada nisbah (50 : 50)
diperoleh sebesar 33,04%. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian
Kovalcuks & Mara (2014) yaitu 28,90% pada nisbah (30 : 70) dalam waktu 30 menit.
Rendemen Minyak Kuning Telur Antar Lama Waktu Ekstraksi
Rataan rendemen minyak kuning telur antar lama waktu ekstraksi 20 – 60 menit
berkisar antara 27,83 ± 20,25% sampai 29,73 ± 15,48% (Tabel 2).
Tabel 2. Rataan Rendemen Minyak Kuning Telur (% ± SE) Antar Lama Waktu
Ekstraksi.
Waktu (menit)
20 40 60
Rataan ± SE (%) 27,83 ± 20,25 29,46± 17,63 29,73± 15,48
W=1,727 (a) (a) (a)
Pada Tabel 2 tampak bahwa rendemen minysk kuning telur antar lama waktu
ekstraksi sama. Hal ini terkait dengan minyak yang terkandung di dalam kuning telur
telah habis terekstrak (Ginting, 2004). Rendemen minyak kuning telur optimal
diperoleh dalam lama waktu ekstraksi 20 menit sebesar 27,83 ± 20,25%.
Rendemen Minyak Kuning Telur Hasil Interaksi Berbagai Nisbah Pelarut dan
Lama Waktu Ekstraksi
Rataan rendemen minyak kuning telur (% ± SE) hasil interaksi antara berbagai
nisbah pelarut dengan lama waktu ekstraksi berkisar antara 22,46 ± 3,27% sampai 33,45
± 3,15% (Tabel 3.)
8
Tabel 3. Rataan Hasil Interaksi Antar Berbagai Nisbah Pelarut dengan Lama
Waktu Ekstraksi (% ± SE).
Keterangan:*Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama antar baris atau lajur yang sama
menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata, sebaliknya angka-angka yang diikuti
huruf yang sama antar baris atau lajur yang sama menunjukkan antar perlakuan
tidak berbeda nyata.
Dari Tabel 3 terlihat bahwa rendemen minyak kuning telur antar waktu
ekstraksi dalam setiap nisbah pelarut sama, sebaliknya antar nisbah pelarut dalam setiap
waktu ekstraksi menunjukkan rendemen minyak kuning telur optimal diperoleh pada
nisbah pelarut 50 : 50. Pada penelitian Kovalcuks & Mara (2014) rendemen optimal
diperoleh pada nisbah pelarut 30 : 70 dalam waktu ekstraksi 30 menit.
Warna dan Aroma Minyak Kuning Telur
Minyak kuning telur yang dihasilkan antarberbagai nisbah pelarut 30 : 70, 40 :
60, dan 50 : 50 berwarna kuning jernih dengan aroma khas telur (Gambar 1).
Gambar 1. Minyak Kuning Telur Antar Berbagai Nisbah
Keterangan : (a) 30 : 70, (b) 40 : 60, (c) 50 : 50.
Waktu
(menit)
Nisbah (mL)
30 : 70 40 : 60 50 : 50
20
W = 1,727
22,46 ± 3,27 (a)
(a)
28,48 ± 2,24 (a)
(b)
32,54 ± 2,72 (a)
(c)
40
W = 1,727
24,72 ± 2,99 (a)
(a)
30,21 ± 1,50 (a)
(b)
33,45 ± 3,15 (a)
(c)
60
W = 1,727
25,51 ± 1,73 (a)
(a)
30,55 ± 3,17 (a)
(b)
33,12 ± 3,40 (a)
(c)
W = 1,727 W = 1,727 W = 1,727
9
Sifat Fisiko-Kimiawi Minyak Kuning Telur
Sifat- sifat fisikawi (aroma, warna, kadar air, dan massa jenis) dan kimiawi
(bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida) minyak kuning telur
disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Rataan Sifat Fisiko-Kimiawi Minyak Kuning Telur.
Sifat
Fisiko – Kimiawi
Rataan (% ± SE)
30 : 70 40 : 60 50 : 50
Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih
Massa Jenis (g/mL) 0,89 ± 0,01 0,90 ± 0,00 0,90 ± 0,00
Kadar air (%) 1,25 ± 1,33 0,59 ± 1,29 1,23 ± 1,29
Bilangan Peroksida (mgek/kg) 2,83 ± 2,44 3,97 ± 2,44 3,97 ± 2,44
Bilangan Asam (mg NaOH/g) 2,56 ± 0,00 2,28 ± 1,22 2,85 ± 2,24
Bilangan Penyabunan (mg KOH/g) 258,33 ± 12,63 255,39 ± 0,00 258,33 ± 12,63
Massa Jenis
Tabel 4 menunjukkan massa jenis minyak antar berbagai nisbah berkisar antara
0,89 ± 0,01g/mL sampai 0,90 ± 0,0g/mL. Menurut Nichols & Anderson (2003), massa
jenis yang terkandung dalam minyak berbeda-beda, tergantung pada asam lemak
penyusunnya.
Kadar Air
Kadar air minyak kuning telur antar berbagai nisbah berkisar antara 0,59 ±
1,29% sampai 1,25 ± 1,33% (Tabel 4). Kadar air dalam minyak seharusnya kurang dari
0,2%. Tingginya kadar air dalam minyak dapat memicu pertumbuhan mikroba sehingga
mengurangi masa simpan minyak (Toscano & Maldini, 2007).
Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah jumlah miligram ekuivalen oksigen untuk
mengoksidasi satu gram minyak dan merupakan indikator yang menandakan ketengikan
minyak (SNI 01-3555-1998). Dari Tabel 4 terlihat bahwa bilangan peroksida minyak
kuning telur antar berbagai nisbah berkisar antara 2,83 ± 2,44mgek
/kg sampai 3,97 ±
2,44mgek
/kg. Menurut Winarno (2014) faktor yang berpengaruh terhadap bilangan
10
peroksida adalah terjadinya proses autooksidasi yang merupakan pembentukan radikal
bebas pada asam lemak tidak jenuh.
Bilangan Asam
Bilangan asam adalah jumlah mg NaOH yang terbentuk untuk menetralkan
asam lemak bebas dalam satu gram minyak (SNI 01-3555-1998). Tabel 4 menunjukkan
bilangan asam minyak kuning telur antar berbagai nisbah pelarut berkisar antara 2,28 ±
1,22mg NaOH
/gsampai 2,85 ± 2,24mg NaOH
/g. Kecilnya nilai bilangan asam pada minyak
menunjukkan bahwa minyak tersebut memiliki kandungan asam lemak bebas yang
kecil (Kurnia, 2014).
Bilangan Penyabunan
Menurut Sesrida (2000) bilangan penyabunan adalah jumlah KOH yang
dibutuhkan unutk menyabunkan 1 g minyak. Bilangan penyabunan minyak telur antar
berbagai nisbah berkisar antara 255,39 ± 0,00mgKOH/g
sampai 258,33 ± 12,63mgKOH/g
.
Bilangan penyabunan menunjukkan rataan massa molekul atau panjang rantai asam
lemak bebas (Kittiphoom, 2012) dan besar kecilnya bilangan penyabunan menunjukkan
jumlah asam lemak dalam minyak (Sesrida, 2000).
Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Kuning Telur
Identifikasi senyawa penyusun minyak kuning telur menggunakan minyak
dengan nisbah pelarut (2-propanol : heksan) 50 : 50. Hasil analisa kromatografi gas
ekstrak minyak kuning telur disajikan dalam Gambar 2 kromatogram menunjukkan
adanya 15 senyawa dalam minyak kuning telur dan 4 diantaranya merupakan senyawa
yang dominan.
11
Gambar 2. Kromatogram Gas Minyak Kuning Telur
Identifikasi tiap puncak dilanjutkan dengan menggunakan spektroskopi massa.
Spektra puncak senyawa dominan yang diperoleh dibandingkan dengan spektra
referensi dari Data Base Wiley untuk menentukan jenis senyawanya (Gambar 3 dan
Gambar 4).
3a
3b
Gambar 3. Perbandingan Spektra puncak nomor 1 dengan Data BaseWiley
Ket: (2a) Spektrum puncak no.1 Minyak Kuning Telur;
(2b) Spektrum 9-Octadecenoic acid (Z)-, methyl ester (CAS)data baseWiley
Gambar 3a merupakan spektrum puncak no. 1 dari spektra minyak kuning telur,
sedangkan Gambar 3b merupakan spektrum referensi data base Wiley yaitu 9-
4
1
2
3
3
12
Octadecenoic acid (Z)-, methyl ester. Bila dilihat fragmentasinya maka spektrum pada
Gambar 3a merupakan puncak yang mengacu pada senyawa 9-Octadecenoic acid (Z)-,
methyl ester, senyawa ini memiliki BM pada m/z 296 dengan rumus molekul
C19H36O2.Selanjutnya terjadi pelepasan senyawa CH3OH yang ditunjukkan pada puncak
[M-32]+ (m/z 246) yang merupakan puncak massa ion molekul senyawa 9-
Octadecenoic acid (Z)-, methyl ester pada spektrum referensi data base Wiley. Puncak-
puncak yang muncul pada fragmentasi senyawa tersebut adalah m/z 296, 264, 222, 180,
166, 152, 137, 123, 97, 74, 69, 55, 45.
Gambar 4. Usulan Pola Fragmentasi 9-Octadecenoic acid (Z)-, methyl ester.
Sumber : Pradana, dkk. (2014)
13
Dengan cara yang sama puncak-puncak yang lain (Gambar 2) juga dianalisa
dan hasil identifikasi disajikan dalam Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Kimiawi Penyusun Minyak Kuning Telur
No.
Puncak
Waktu
Retens
i
Komponen Kimia BM
Kandunga
n Relatif
(%)
Rumus
Molekul
1. 43,452
9-Octadecenoic acid (Z)-, methyl ester
(Metil Oleat)
296 54,33 C19H36O2
2. 39,418
Pentadecanoic acid, 14-methyl-, methyl
ester (Metil Palmitat)
270 22,79 C17H34O2
3. 43,168
9,12-Octadecadienoic acid, methyl
ester, (E,E) (Metil Linoleat)
294 14,53 C19H34O2
4. 44,072
Octadecanoic acid, methyl ester
(Metil Stearat)
298 2,43 C19H38O2
Tabel 5 merupakan hasil identifikasi minyak kuning telur dengan nisbah pelarut
(2-propanol : Heksan) 50 : 50 dalam waktu ekstraksi 20 menit menunjukkan terdapat 4
senyawa dominan yang terdapat dalam minyak kuning telur yaitu asam oleat (54,33%),
asam palmitat (22,79%), asam linoleat (14,53%); dan asam stearat (2,43%). Jika
dibandingkan, hasil ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Kovalcuks
& Mara (2014), dengan nisbah pelarut (2-propanol : Heksan) 30 : 70 dalam waktu 30
menit, komponen minyak kuning telur yaitu asam oleat (52,61%), asam palmitat
(22,72%), asam linoleat (13,67%), dan asam stearat (6,20%).
Perbandingan jumlah kandungan asam lemak penelitian ini dengan penelitian
lain disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Perbandingan dengan Penelitian Lain
Komponen
Kimiawi
Kandungan Minyak Kuning Telur Ayam (%)
Penelitian Cherian et
al. (2002)
Tolik et al.
(2014)
Asam Oleat 54,33 42,6 33,9
Asam Palmitat 22,79 26,1 21,1
Asam Linoleat 14,53 16,2 28,5
Asam Stearat 2,43 8,9 7,44
14
Tabel 6 menunjukkan kandungan asam oleat minyak kuning telur ayam ras pada
penelitian lebih tinggi daripada kandungan dalam kuning telur ayam pada penelitian
Cherian et al. (2002) dan Tolik et al (2014). Sedangkan kandungan asam palmitat pada
ketiganya relatif sama, yaitu pada kisaran 20%. Asam linoleat pada minyak kuning telur
ayam ras hasil penelitian ini lebih rendah daripada asam linoleat dalam penelitian Tolik
et al. (2014), dan kandungan asam stearat pada ketiganya relatif sama. Menurut Suripta
(2006), pada umumnya dengan meningginya kadar asam linoleat lemak telur, maka
kadar asam oleat turun. Asam linoleat mengontrol protein dan lipida yang diperlukan
untuk perkembangan folikel dan secara langsung mengontrol ukuran telur.
KESIMPULAN
1. Rendemen minyak kuning telur (% bobot kering ± SE) optimal diperoleh pada
nisbah pelarut 50 : 50 dalam waktu ekstraksi 20 menit yaitu sebesar 32,54 ±
2,72%.
2. Sifat fisikawi rendemen minyak kuning telur yang dihasilkan adalah: warna
kuning jernih, dengan massa jenis berkisar 0,89 ± 0,01 - 0,90 ± 0,0 (g/mL) dan
kadar air 0,59 ± 1,29% - 1,25 ± 1,33%. Sedangkan sifat kimiawi minyak kuning
telur yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Bilangan peroksida berkisar 2,83 ±
2,44 - 3,97 ± 2,44 (mgek
/kg); bilangan asam berkisar 2,28 ± 1,22 – 2,85 ± 2,24 (mg
NaOH/g); dan kisaran bilangan penyabunan 255,39 ± 0,0 - 258,33 ± 12,63
(mgKOH/g
).
3. Komposisi asam lemak minyak kuning telur yang dominan dalam minyak
kuning telur yaitu 9-Octadecenoic acid (Z)-, methyl ester (54,33%);
Pentadecanoic acid, 14-methyl-, methyl ester (22,79%), 9,12-Octadecadienoic
acid, methyl ester (14,53%); dan Octadecanoic acid, methyl ester (2,43%).
SARAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, untuk penelitian selanjutnya
perlu dilakukan pemurnian minyak kuning telur.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahn, D.U., Lee, S.H., Singam, H., Lee, E.J., and Kim, J.C.. 2006. Sequential Separation
of Main Components from Chicken Egg Yolk. Food Sci. Biotechnol. 15(2): 189
– 195.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 1998. SNI 01-3555-1998 : Cara Uji Minyak dan
Lemak. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional Indonesia.
Cherian, G., T.B. Holsonbake, and M.P. Goeger. 2002. Fatty Acid Composition and
Egg Components of Specialty Eggs. Department of Animal Sciences, Oregon
State University, Corvallis, Oregon.
Ginting S. 2004. Pengaruh Lama Waktu Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu
Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi. Skripsi. Sumatera Utara: Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara. Kaewmanee, T., S. Benjakul, W. Visessanguan. 2009. Changes in chemical
composition, physical properties and microstructure of duck egg as influenced
by salting. Elsevier Food Chemistry. Vol. 122, pp 560-569.
Kittiphoom, S. 2012. Utilization of Mango Seed. International Food Research Journal.
19(4):1312-1335.
Kovalcuks, A. and Duma, M. 2014. Solvent Extraction of Egg Oil from Liquid Egg
Yolk. In 9th Baltic Conference on Food Science and Technology “Food for
Consumer Well-Being” p. 253-256.
Kurnia , M.D., Hartati, S., dan Kristijanto, A.I. 2014. Karakterisasi dan Komposisi
Kimia Minyak Biji Tumbuhan Kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.) Bunga Merah
Muda. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX. Fakultas
Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana.
Lewis, N.M., Seburg, S., and Flanagan, N.L. 2000. Enriched eggs as a source of N-3
polyunsaturated fatty acids for humans. Polutry Science. 79: 971 – 974.
Mahmoudi, M., Ebrahimzadeh, M.A., Poumorad, F., Rezaie, N., and Mahmoudi, M.A.
2013. Anti-inflammatory and analgesic effects of egg yolk: a comparison
between organic and machine made. European Review for Medical and
Pharmacological Sciences. 17: 472-476.
Nichols, D.S. and Sanderson, K. 2003. The Nomenclature, Structure, and Properties of
Food Lipids. In: Sikorski, Z.E and Kolakowska, A. Ed. Chemical and
Functional Properties of Food Lipids. Washington D.C.: CRC Press.
16
Pradana, R. C., Hartati Soetjipto, A. Ign. Kristijanto. 2014. Karakterisasi dan Komposisi
Kimia Minyak Biji Petai Cina (Leucaena Leucochepala (Lam.) de Wit).
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Rastegar, F., Azarpira, N., Amiri, M. and Azarpira, A. 2011. The Effect of Egg Yolk
Oil in the Healing of Third Degree Burn Wound in Rats. Iran Red Crescent
Med. J. 13(10): 739 – 743.
Sesridha, L. 2000. Kajian Pengaruh Suhu dan Lama Fraksinasi terhadap Komposisi dan
Sifat Fisiko-Kimia Fraksi Olein dari Minyak Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku
Pelumas. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Suripta H, Astuti P. 2006. Pengaruh penggunaan minyak lemuru dan minyak sawit
dalam ransum terhadap rasio asam lemak omega-3 dan omega-6 dalam telur
burung puyuh (coturnix coturnix japonica). J Indon Trop Anim. Agric. Akademi
Karanganyar, Surakarta
Steel, R.G.D. dan Torrie, J.H. 1995. Prinsip Prosedur Statistika Diterjemahkan oleh
Bambang Sumantri. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Tolik, D., Ewa Powalska, Anna Charuta, S. Nowaczewski, R. Cooper. 2014.
Characteristics of Egg Parts, Chemical Composition and Nutritive Value of
Japanese Quail Eggs – a Review. Folia Biologica (Kraków), vol. 62 (2014),No4
Toscano, G. and Maldini, E. 2007. Analysis of The Physical and Chemical
Characteristics of Vegetable Oils as Fuel. J. of Ag. Eng. 3: 39-47.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wu, P., Pan, Y., Yan, J., Huang, D., and Li, S. 2016. Asessment of Egg Yolk Oil
Extraction Methods of for ShiZhenKang Oil by Pharmacodynamic Index
Evaluation. Molecules. 21(1): 106