PENGARUH KOMUNIKASI, DISIPLIN KERJA, DAN …
Transcript of PENGARUH KOMUNIKASI, DISIPLIN KERJA, DAN …
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
52
PENGARUH KOMUNIKASI, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. CIPTA KARISMA SEMARANG
Eci Nur Viviana* & Haryani**
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of communication, work discipline and work environment on the performance of employees of PT. Cipta Karisma Semarang. The sample amounted to 52 respondents taken from employees of PT. Cipta Karisma Semarang. Sampling uses saturated sampling techniques. The data analysis tool of this study uses multiple linear regression. There is a positive and significant influence of communication on the performance of employees of PT. Cipta Karisma Semarang means that the more effective communication is, the higher the performance of employees. There is a positive and significant influence on work discipline on the performance of employees of PT. Cipta Karisma Semarang means that the better the discipline is, the higher the performance of employees. There is a positive and significant influence on the work environment on the performance of employees of PT. Cipta Karisma Semarang means the more comfortable the work environment, the higher the performance of employees. Keywords: Communication, work discipline, work environment, and employee performance
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komunikasi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Cipta Karisma Semarang. Sampel berjumlah 52 responden yang diambil dari karyawan PT. Cipta Karisma Semarang. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik sampling jenuh. Alat analisis data penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Terdapat pengaruh positif dan signifikan komunikasi terhadap kinerja karyawan PT. Cipta Karisma Semarang artinya semakin efektif komunikasi, maka akan semakin tinggi kinerja karyawan Terdapat pengaruh positif dan signifikan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Cipta Karisma Semarang artinya semakin baik disiplin tinggi, maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan. Terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Cipta Karisma Semarang artinya semakin nyaman lingkungan kerja, maka akan semakin tinggi kinerja karyawan. Kata Kunci: Komunikasi, disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan Latar Belakang Masalah
Manajemen sumber daya manusia
menganggap bahwa karyawan adalah
kekayaan (asset) utama organisasi yang
harus dikelola dengan baik. Keberadaan
manajemen sumber daya manusia sangat
penting bagi perusahaan/lembaga dalam
mengelola, mengatur, mengurus dan
menggunakan sumber daya manusia
sehingga dapat berfungsi secara
produktif, efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi yang
dibuktikan oleh tingginya kinerja
karyawan.
Kinerja karyawan merupakan salah
satu dimensi yang dapat digunakan untuk
mengukur, mengevaluasi kekuatan
karyawan dalam bertahan serta
melaksanakan tugas dan kewajibannya
terhadap perusahaan dimana ia bernaung.
Para karyawan dituntut untuk dapat
melaksanakan tugas yang dibebankan
* Mahasiswa STIE Dharmaputra Semarang ** Dosen STIE Dharmaputra Semarang
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
53
kepadanya dengan baik, yaitu dengan
mengoptimalkan waktu bekerja, disiplin
dan jujur agar dapat mencapai hasil kerja
dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi.
Seperti yang diungkapkan oleh
Mangkunegara (2011) bahwa kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggungjawab yang diberikan
kepadanya.
Handoko (2002) menyatakan
bahwa seringkali suatu pekerjaan tidak
dapat berjalan lancar dikarenakan adanya
miss komunikasi atau tidak adanya
komunikasi. Untuk itu komunikasi
menjadi salah satu pendukung.
Mangkunegara (2011) mengemukakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses
pemindahan suatu informasi, ide,
pengertian dari seseorang kepada orang
lain dengan harapan orang lain tersebut
dapat menginterprestasikannya sesuai
dengan tujuan yang dimaksud sehingga
keinginan atau kerja yang diharapkan
dapat tercapai sesuai yang diinginkan.
Sedangkan menurut Marwansyah (2010)
mengemukakan bahwa komunikasi
adalah petukaran pesan antar manusia
dengan tujuan pemahaman yang sama.
Rivai dan Basri (2005), mengemukakan
bahwakomunikasi adalah pertukaran
pesan verbal maupun non verbal antara
pengirim dengan penerima pesan untuk
mengubah tingklah laku.
Untuk mencapai kinerja yang baik,
tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah
kedisiplinan (Rivai dan Basri,2011). Hal
ini senada dengan pernyataan
Sedarmayanti (2009) bahwa kedisiplinan
merupakan fungsi Manajemen Sumber
Daya Manusia yang terpenting dan
terwujudnya tujuan karena tanpa didiplin
yang baik sulit terwujud tujuan maksimal.
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai
sesuatu yang besar manfaatnya bagi
kepentingan perusahaan maupun bagi
para karyawan. Bagi perusahaan adanya
disiplin kerja akan menjamin
terpeliharanya tata tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh
hasil yang optimal. Adapun bagi
karyawan akan diperoleh suasana kerja
yang menyenangkan sehingga akan
menambah semangat kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya. Dengan
demikian, karyawan dapat melaksanakan
tugasnya dengan penuh kesadaran serta
dapat mengembangkan tenaga dan
pikirannya semaksimal mungkin demi
terwujudnya tujuan organisasi.
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
54
Simamora (2004) menyatakan
bahwa lingkungan kerja juga menjadi
penentu suatu kinerja baik atau tidak.
Seringkali karyawan merasa malas untuk
bekerja karena alasan lingkungan kerja
yang tidak nyaman. Kondisi kantor yang
kotor, para karyawan yang tidak
bersahabat tentunya menjadi lingkungan
kerja seperti tempat yang menyeramkan.
Nitisemito (2008) mengemukakan bahwa
lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar para kerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan. Misalnya kebersihan, musik
dan lain-lain. Sedangkan menurut
Sedarmayanti (2011) mendefinisikan
bahwa lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan
yang dihadapi, lingkungan sekitarnya
dimana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok.Setyawan dan Waridin (2006)
menjelaskan bahwa lingkungan kerja
adalah lingkungan dimana karyawan
melakukan pekerjaannya sehari-hari.
Penelitian terdahulu yang
membahas tentang pengaruh komunikasi
terhadap kinerja karyawan telah
dibuktikan dalam penelitian yang
dilakukan Ardiansyah (2016) juga
menunjukkan bahwa komunikasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.Demikian juga
penelitian yang dilakukan olehSusanto
dkk (2013) yaang menunjukkan bahwa
komunikasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Selanjutnya pengaruh disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan telah
dibuktikan dalam penelitian Sanjaya
(2015) yang menunjukkan bahwa disiplin
kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Demikian
juga penelitian Penelitian Astutik (2016)
menunjukkan bahwa disiplin kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja karyawan. Kemudian pengaruh
lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan telah dibuktikan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Edasa
dkk (2015) yang menunjukkan bahwa
lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
PT. Cipta Karisma Semarang
merupakan merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang kontraktor
electrinical mekanikal. Sebagai
perusahaan berkembang, kinerja
karyawan sangatlah menjadi faktor utama
dalam eksistensi perusahaan ini.
Kemajuan perusahaan yang disebabkan
oleh baiknya tingkat kinerja karyawan
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
55
telah diterapkan oleh PT. Cipta Karisma
Semarang sehingga perusahaan yang
bergerak dibidang kontraktor ini bertahan
hingga sekarang.
Kinerja karyawan tentunya sangat
menjadi penentu kemajuan organisasi.
Baik buruknya suatu organisasi
tergantung oleh prestasi kerja para SDM
yang ada di dalamnya. Selain dari SDM
itu sendiri, komunikasi, disiplin kerja
dan lingkungan kerja juga menjadi faktor
penentu kinerja karyawan. Kinerja
karyawan Semarang lima tahun terakhir
mengalami pencapain yang sangat baik,
namun besarannya mengalami fluktuatif.
Berikut kami sajikan data prestasi kerja
keseluruhan karyawan PT. Cipta Karisma
Semarang.
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa pencapain kerja mengalami
fluktuatif. Pada tabel diatas diketahui
bahwa terdapat lima jenis pekerjaan yang
selesai tepat waktu yaitu jenis pekerjaan
pengadaan dan pemasangan penerangan
jalan (PJU) pedesaan di Kab. Kendal dan
Kota Semarang, pengadaan dan
pemasangan generator set pada Dinas
PPAD Prov. Jateng, pembangunan
jaringan distribusi listrik perdesaan paket
11 Surakarta Klaten, pemasangan
konstruksi PJU di Jl. Prof Hamka
Segmen 5 dan penggantian lampu untuk 5
stasiun besar DAOP 4 Semarang.
Sedangkan jenis pekerjaan yang
terlambat yaitu pembangunan jaringan
distribusi listrik perdesaan paket 10
Surakarta, optimalisasi PJU di Koridor
Barat, pemasangan lampu penerangan
wesel di Stasiun Purwosari, Solo
Balapan, Solo Jebres, Palur, Masaran,
Sragen dan Kebonromo serta pengadaan
dan pemasangan lampu penerangan
umum Kab. Pemalang (PLTS).
Berdasarkan fenomena yang terjadi
pada PT. Cipta Karisma Semarang, maka
penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan judul: Pengaruh Komunikasi,
Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan PT. Cipta
Karisma Semarang.
Rumusan Masalah
1. Apakah komunikasi berpengaruh
terhadap kinerja karyawan?
2. Apakah disiplin kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan?
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan?
Tujuan Penelitian
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
56
1. Untuk mengetahui apakah komunikasi
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah disiplin
kerja berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
3. Untuk mengetahui apakah lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
Telaah Pustaka
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia,
disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau
cara bagaimana mengatur hubungan dan
peranan sumber daya (tenaga kerja) yang
dimiliki oleh individu secara efisien dan
efektif serta dapat digunakan secara
maksimal sehingga tercapai tujuan (goal)
bersama perusahaan, karyawan dan
masyarakat menjadi maksimal. Menurut
Mondy (2008) Manajemen Sumber Daya
manusia (MSDM) adalah pemanfaatan
sejumlah individu untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
Konsekuensinya, para manajer di setiap
tingkat harus melibatkan diri mereka
dengan Manajemen Sumber Daya
Manusia. Manajemen sumber daya
manusia juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan
hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen sumber daya manusia
melibatkan semua keputusan dan praktek
manajemen yang mempengaruhi secara
lansung sumber daya manusianya.
Manajemen Sumber Daya Manusia
diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas sumber daya manusia dalam
organisasi. Tujuannya adalah
memberikan kepada organisasi satuan
kerja yang efektif. Untuk mencapai
tujuan ini, studi tentang manajemen
personalia akan menunjukkan bagaimana
seharusnya perusahaan mendapatkan,
mengembangkan, menggunakan,
mengevaluasi, dan memelihara karyawan
dalam jumlah (kuantitas) dan tipe
(kualitas) yang tepat. (Flippo 2010)
Komunikasi
Nitisemito (2008) menyatakan
bahwa komunikasi dikatakan efektif
apabila dalam suatu proses komunikasi
itu, pesan yang disampaikan seorang
komunikator dapat diterima dan
dimengerti oleh komunikan, persis seperti
yang dikehendaki oleh komunikator,
dengan demikian, dalam komunikasi itu
komunikator berhasil menyampaikan
pesan yang dimaksudkannya, sedang
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
57
komunikan berhasil menerima dan
memahaminya.
Dalam memahami komunikasi,
maka kita harus mengetahui apa saja
indikator dalam mencapai komunikasi
yang efektif. Katz dan Kahn dalam
Rakhmat (2000) komunikasi adalah suatu
proses tukar menukar informasi dan
transmisi dari suatu arti, dan semuanya
itu merupakan sesuatu yang sangat
penting di dalam suatu organisasi untuk
menciptakan suasana kerja yang nyaman
dan harmonis. Dengan komunikasi yang
baik, maka maksud dan tujuan kerja
dapat tercapai. Kinerja seorang karyawan
tidaklah baik, jika karyawan tersebut
salah mengartikan apa yang diinginkan
oleh atasan ataupun sesama rekan kerja.
Disiplin Kerja
Menurut Rivai dan Basri (2005)
disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersedia untuk meningkatkan
kesadaran seseorang menaati semua
peraturan dan norma-norma sosial yang
berlaku. Nitisemito (2008)
mengemukakan disiplin sebagai suatu
sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai
dengan peraturan dari perusahaan baik
tertulis maupun tidak tertulis.
Fathoni (2006) menjelaskan bahwa
kedisiplinan merupakan fungsi operatif
manajemen sumber daya manusia yang
terpenting karena semakin baik disiplin
karyawan, semakin tinggi prestasi kerja
yang dicapainya. Tanpa disiplin yang
baik sulit bagi organisasi mencapai hasil
yang optimal. Kedisiplinan adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang yang berlaku.
Lingkungan Kerja
Nitisemito (2008) mendefinisikan
lingkungan kerja sebagai segala sesuatu
yang ada disekitar para pekerja yang
dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang
diembankan. Lingkungan Kerja adalah
salah satu hal yang penting dalam
manajemen sumber daya manusia.
Lingkungan kerja yang nyaman dapat
meningkatkan kinerja karyawan, tetapi
jika lingkungan kerja tidak nyaman dapat
mempengaruhi turunnya kinerja
karyawan. Marwansyah (2010),
lingkungan kerja didesain sedemikian
rupa agar dapat tercipta hubungan kerja
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
58
yang mengikat pekerja dengan
lingkungannya. Lingkungan kerja yang
baik yaitu apabila karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal,
sehat, aman dan nyaman. Lingkungan
kerja yang kurang baik dapat menuntut
tenaga kerja serta waktu yang lebih
banyak dan tidak mendukung
diperolehnya rencangan sistem kerja yang
efisien.
Menurut Sedarmayati (2009)
definisi lingkungan kerja adalah sebagai
berikut: lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan
yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di
mana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok. Setyawan dan Waridin
(2006) mendefinisikan bahwa
lingkungan kerja diartikan sebagai suatu
kondisi yang berkaitan dengan ciri-ciri
tempat bekerja terhadap perilaku dan
sikap karyawan dimana hal tersebut
berhubungan dengan terjadinya
perubahan-perubahan psikologis karena
hal-hal yang dialami dalam pekerjaannya
atau dalam keadaan tertentu yang harus
terus diperhatikan oleh organisasi yang
mencakup kebosanan kerja, pekerjaan
yang monoton dan kelelahan.
Kinerja Karyawan
Mangkunegara (2011) menyatakan
bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Wibowo (2010)
mengemukakan bahwa kinerja karyawan
adalah tentang melakukan pekerjaan dan
hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Rivai dan Basri (2005)
mendefinisikan bahwa kinerja adalah
hasil atau tingkat keberhasilan seseorang
secara keseluruhan selama periode
tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu telah
disepakati bersama.
Simamora (2004) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah faktor kemampuan
(ability) dan faktor motivasi (motivation).
Secara psikologis, kemampuan karyawan
terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan reality (knowledge + skill).
Artinya, karyawan yang memiliki IQ di
atas rata-rata dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan
keterampilan dalam mengerjakan
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
59
pekerjaan, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan.
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
seorang karyawan dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi meupakan kondisi
yang menggerkan diri karyawan yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam hal ini ada hubungan yang
positif antara motif berperstasi dengan
pencapaian kinerja. Motif berprestasi
adalah suatu dorongan dalam diri
karyawan untuk melakukan suatu
kegiatan atau tugas dengan sebaik-
baiknya agar mampu mencapai prestasi
kerja yang tinggi. Selain itu ditentukan
oleh kemampuan dan motivasi.
Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Komunikasi terhadap
Kinerja Karyawan
Handoko (2013) mengatakan
bahwa dengan terjalinnya komunikasi
yang baik diantara karyawan dapat
menimbulkan kinerja yang baik
sehingga mengurangi tingkat penurunan
kinerja dari karyawan. Akan tetapi
komunikasi tidak selalu bisa disampaikan
dengan baik, karena kadang pendengar
tidak paham oleh apa yang dikatakan
komunikatornya. Hal seperti inilah yang
biasanya dapat menyebabkan konflik dan
masalah baru pada pekerjaannya.
Komunikasi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan dibuktikan oleh
Ardiansyah (2016) dan Susanto dkk
(2013). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa komunikasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan penjelelasan di atas,
hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
H1:Komunikasi berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan PT. Cipta
Karisma Semarang
2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Karyawan
Disiplin adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku. Dengan disiplin kerja
yang baik pada diri karyawan, maka akan
semakin tinggi prestasi kerja yang akan
dicapainya. Disiplin yang diterapkan
dalam perusahaan dimaksudkan agar
semua karyawan yang ada di dalamnya
bersedia dan sukarela mentaati seluruh
peraturan yang berlaku, sehingga dapat
menjadi modal utama untuk mencapai
tujuan organisasi. (Mangkunegara, 2010).
Disiplin berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dibuktikan oleh Sanjaya (2015)
dan Astutik (2016). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa disiplin berpengaruh
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
60
positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Berdasarkan penjelelasan di
atas, hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H2 : Disipin kerja berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan PT. Cipta
Karisma Semarang.
3. Pengaruh Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan
Sedarmayanti (2008) menyatakan
bahwa lingkungan kerja yang bersih
tidak hanya menyokong kesehatan, tapi
juga dapat menciptakan kerapian dan
keakuratan kerja. Siagian (2011)
menyatakan bahwa suatu kondisi
lingkungan dikatakan baik atau sesuai
apabila manusia dapat melaksanakan
kegiatannya secara optimal, sehat, aman,
dan nyaman.Ketidaksesuaian lingkungan
kerja dapat dilihat akibatnya dalam
jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi,
Keadaan lingkungan yang kurang baik
dapat menuntut tenaga dan waktu yang
lebih banyak dan tidak mendukung
diperolehnya rancangan sistem kerja yang
efisien. Lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan dibuktikan
oleh Edasa dkk (2015) dan Ginanjar
(2013). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lingkungan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Berdasarkan penjelasan di
atas, hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H3 : Lingkungan kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan PT.
Cipta Karisma Semarang.
Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah penjelasan
sementara terhadap suatu gejala yang
menjadi objek permasalahan kita.
(Usman dan Purnomo, 2008). Untuk
dapat memberikan gambaran menyeluruh
dapat digambarkan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Kinerja Karyawan (Y)
Komunikasi (X1)
Disiplin Kerja (X2)
Lingkungan Kerja (X3)
H1
H2
H3
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
61
Metode Penelitian
Jenis Dan Sumber Data
Data primer dalam penelitian ini
diperoleh secara langsung dari jawaban
responden melalui kuesioner mengenai
komunikasi, disiplin kerja, lingkungan
kerja dan kinerja karyawan. Sedangkan
data sekunder diperoleh pada PT. Cipta
Karisma Semarang yang dijadikan obyek
penelitian yaitu data mengenai profil,
sejarah dan perkembangan instansi,
struktur organisasi dan lain-lain.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas obyek
atau subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Sedangkan sampel
adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan
adalah karyawan PT. Cipta Karisma
Semarangyaitu sejumah 52 karyawan.
Sampel
Sampel adalah sebagai atau wakil
populasi yang akan diteliti
(Arikunto,2002). Pengambilan sampel
menggunakan sampling jenuh yaitu
pengambilan sampel terhadap semua
individu dalam populasi (Sugiyono,
2010). Jumlah sampel pada penelitian ini
adaah sebanyak 52 karyawan.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2010).
Variabel independen (bebas) dalam
penelitian ini adalah komunikasi (X1),
disiplin kerja (X2) dan lingkungan kerja
(X3). Sedangkan variable dependen
(terikat) dalam penelitian ini adalah
kinerja karyawan.
Definisi Operasional Variabel
1. Komunikasi
Indikator komunikasi agar efektif
ada empat diantaranya : 1) Pemahaman,
2) Kesenangan, 3) Pengaruh pada sikap,
4) Hubungan yang makin baik.
2. Disiplin Kerja
Disiplin kerja memiliki beberapa
indikator yaitu: 1) Kehadiran, 2) Ketaatan
pada peraturan kerja, 3) Tingkat
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
62
kewaspadaan tinggi, 4) Ketaatan pada
standar kerja.
3. Lingkungan Kerja
Indikator lingkungan kerja adalah:
1) Penerangan, suhu udara, sirkulasi
udara, suara bising dan kebersihan. 2)
Peralatan kantor, musik ditempat kerja,
penggunaan warna, ukuran ruang kerja,
tata letak ruang kerja, privasi ruang kerja.
3) Keamanan kerja. 4) Hubungan sesama
rekan kerja dan hubungan kerja antara
atasan dengan bawahan.
4. Kinerja Karyawan
Indikator kinerja adalah 1)
Kualitas, 2) Kuantitas, 3) Pelaksanaan
tugas, 4) Tanggung Jawab
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara tak langsung, yaitu dengan
menyampaikan kuesioner kepada
responden yang dijadikan sampel. Namun
demikian untuk melengkapi data juga
dilakukan wawancara langsung kepada
karyawan PT. Cipta Karisma Semarang.
Untuk menganalisa mengenai
bagaimana pengaruh komunikasi, disiplin
kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerjakaryawan terlebih dahulu
dilakukan pengolahan data. Beberapa
tahapan pengolahan data adalah :1)
Editing, 2) Coding, 3) Tabulasi
Metode Analisis Data
1. Uji Instrumen: a) Uji Validitas b) Uji
Reliabilitas
2. Uji Kelayakan Model: a) Koefisien
Determinasi, b) Uji F 3. Uji Hipotesis 4. Analisis Regresi Berganda
Y = β1 X1 + β2 X2 + β3X3 + e
Dimana :
Y = Kinerja Karyawan
X3 = Lingkungan Kerja
X1 = Komunikasi
X2 = Disiplin kerja
e = Error
β = Koefisien regresi
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
63
Hasil Dan Pembahasan
Uji instrumen
a. Uji Validitas
Hasil Uji Validitas Variabel, indikator r hitung r tabel Keterangan Komunikasi (X1) X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
0,680 0,613 0,760 0,621
0,279 0,279 0,279 0,279
Valid Valid Valid Valid
Disiplin Kerja (X2) X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
0,911 0,913 0,585 0,444
0,279 0,279 0,279 0,279
Valid Valid Valid Valid
Lingkungan Kerja (X3) X3.1 X3.2 X3.3 X3.4
0,589 0,584 0,505 0,556
0,279 0,279 0,279 0,279
Valid Valid Valid Valid
Kinerja Karyawan (Y1) Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
0,580 0,456 0,746 0,619
0,279 0,279 0,279 0,279
Valid Valid Valid Valid
Hasil uji validitas menunjukkan
bahwa dari korelasi jawaban responden di
setiap item pernyataan dengan nilai total
jawaban responden menghasilkan nilai
yang signifikan yaitu r hitung > r tabel.
Dengan hasil ini maka kuesioner yang
digunakan komunikasi, disiplin kerja,
lingkungan kerjadan kinerja karyawan
dinyatakan valid sebagai alat ukur
variabel.
b. Uji Reliabilitas
Hasil perhitungan uji reabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Uji Reabilitas Variabel Cronbach alpha R standart Keterangan
Komunikasi 0,834 0,70 Reliabel Disiplin Kerja 0,852 0,70 Reliabel Lingkungan Kerja 0,755 0,70 Reliabel Kinerja Karyawan 0,764 0,70 Reliabel
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
64
Berdasarkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa jawaban dari
responden menunjukkan konsistensi, hal
ini dapat dilihat oleh cronback alpha >
0,7. Dengan hasil ini maka, jawaban
dinyatakan reliabel.
Uji kelayakan Model
a. Koefisien Determinasi (adjusted R2)
Berikut ini tabel hasil uji Koefisien
determinasi:
Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,922a ,850 ,841 ,88717 Hasil pengujian menunjukkan nilai
Adjusted R square sebesar 0,841 hal ini
berarti bahwa perubahan variabel kinerja
karyawan sebesar 84,1% dapat dijelaskan
oleh ketiga variabel independent
(komunikasi, disiplin kerja dan
lingkungan kerja) sedangkan sisanya
sebesar 15,9% dijelaskan oleh variabel
lain diluar variabel independent tersebut
seperti sarana prasarana, beban kerja,
gaya kepemimpinan, motivasi, insentif
dan lain-lain.
b. Uji F
Berikut hasil uji F yang disajikan dalam
bentuk data berikut ini:
Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares
Df Mean square
F Sig.
1. Regression 209,831 3 69,944 88,867 ,000b Residual 36,992 48 ,787 Total 246,824 51
Berdasarkan data Anova menunjukkan
nilai F hitung sebesar 88,867 > 2,84 (n-k-
1 = 52-3-1 = 48), a = 0,05) dengan angka
signifikan 0,000 < 0,05 (signifikan),
dengan demikian model layak untuk
dianalisis lebih lanjut.
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
65
Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis dapat dilihat dari table sebagai berikut:
Uji hipotesis Variabel Standardized Coefficients t Sig
Komunikasi ,257 2,122 ,039 Disiplin Kerja ,388 3,845 ,000 Lingkungan Kerja ,336 2,664 ,011
Berdasarkan tabel diatas, dapat
disimpulkan:
1. Berdasarkan tabel diatas, nilai t hitung
lebih besar dari t table yaitu 2,122 >
1,677 (df=n-k-1=52-3-1=48), dengan
nilai sig. Sebesar 0,039 < 0,05
(signifikan). Dengan demikian maka
hipotesis 1 (H1) bahwa komunikasi
berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan terbukti.
2. Berdasarkan tabel diatas, nilai t hitung
sebesar 3,845 > t tabel yaitu yaitu
1,677 (df=n-k-1=52-3-1=48), dengan
nilai sig. Sebesar 0,000 < 0,05
(signifikan). Dengan demikian maka
hipotesis 2 (H2) bahwa disiplin kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan terbukti.
3. Berdasarkan tabel diatas, nilai t hitung
sebesar 2,664 > t tabel yaitu 1,677
(df=n-k-1=52-3-1=48), dengan nilai
sig. Sebesar 0,011 < 0,05 (signifikan).
Dengan demikian maka hipotesis 3
(H3) bahwa lingkungan kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan terbukti.
Analisis Regresi Berganda
Y = 0,257X1 + 0,388X2 + 0,336X3 + e
1. Besarnya β1 0, 257 (bertanda positif)
artinya semakin efektif suatu
komunikasi, maka akan semakin tinggi
kinerja karyawan.
2. Besarnya β2 0,388 (bertanda positif)
artinya semakin tinggi disiplin kerja,
maka akan semakin tinggi pula
kinerja karyawan.
3. Besarnya β3 0,336 (bertanda positif)
artinya semakin nyaman lingkungan
kerja, maka akan semakin tinggi
kinerja karyawan.
PENUTUP
Simpulan
Hasil penelitian yang telah di
lakukan tentang pengaruh komunikasi,
disiplin kerja dan lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan PT. Cipta
Karisma Semarang maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan komunikasi terhadap kinerja
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
66
karyawan PT. Cipta Karisma
Semarang. Hal ini ditunjukan dengan t
hitung lebih besar dari t tabel yaitu
2,122 > 1,677. Besarnya β1 0,257
(bertanda positif) artinya semakin
efektif komunikasi, maka akan
semakin tinggi kinerja karyawan.
2. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan PT. Cipta Karisma
Semarang. Hal ini ditunjukan t hitung
lebih besar dari t tabel yaitu 3,845 >
1,677. Besarnya β2 0,388 (bertanda
positif) artinya semakin baik disiplin
tinggi, maka akan semakin tinggi pula
kinerja karyawan.
3. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan PT. Cipta Karisma
Semarang. Hal ini ditunjukan dengan t
hitung lebih besar dari t tabel yaitu
2,664 < 1,677. Besarnya β3 0,336
(bertanda positif) artinya semakin
nyaman lingkungan kerja, maka akan
semakin tinggi kinerja karyawan.
Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian di
atas, maka beberapa saran yang diberikan
adalah :
1. Pada varibel komunikasi yang perlu
diperhatikan adalah item
“membangun komunikasi yang
menyenangkan” bisa dilakukan
dengan cara menghargai lawan
bicara, memperhatikan intonasi /
gaya bahasa yang digunakan,
memahami apa yang dibicarakan,
pastikan yang dibicarakan jelas,
mendengarkan dengan penuh
ekspresi. Sementara pada item
“komunikasi yang memberikan
pengaruh pada sikap karyawan” bisa
dilakukan dengan cara membangun
komunikasi yang jelas dan efektif.
2. Pada variabel disiplin kerja yang
perlu diperhatikan adalah seluruh
item pada variabel disiplin kerja
yaitu “kedisiplinan karyawan
berkaitan dengan kehadiran, ketaatan
pada peraturan kerja karyawan,
tingkat kewaspadaan dalam bekerja
dan bertugas karyawan,serta ketaatan
pada standar kerja”.Upaya
peningkatan disiplin ini dapat
dilakukan dengan memberikan
penghargaan kepada karyawan yang
tingkat disiplin tinggi dan
memberikan sanksi kepada karyawan
yang tidak disiplin.
3. Pada varibel lingkungan kerja yang
perlu diperhatikan adalah item
“penerangan, suhu udara, sirkulasi
udara di tempat kerja dan juga
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
67
suasana kantor yang menyangkut
ketenangan dan kebersihan.” bisa
dilakukan dengan cara memasang
lampu penerangan, memasang
ventilasi udara sesuai standard,
menjaga kebersihan dan menghindari
kebisingan. Sementara pada item
“kondisi lingkungan kerja” bisa
dilakukan dengan cara melindungi
tenaga kerja atas hak keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan dan
menjamin keselamatan setiap orang
yang berada di tempat kerja.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta
Abidin, Fudin Zainal. 2013. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Rekatama Putra Gegana Bandung. Universitas Winaya Mukti Bandung.
Bernardin dan Russel. 2000. Human Resources Management. New. York: Mc Graw Hill
Choliq, Tukiran dan Rochman. 2014. Pengaruh Motivasi Berprestasi, Iklim Sekolah, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru SMP di KOMWIL 02 Kabupaten Tegal. Universitas Jenderal Sudirman.
Davis, Keith. 2007. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Erlangga
Dessler, Garry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2, Edisi Ke – 7. Alih bahada: Benyamin Mollan. Jakarta : Prehallindo
Djarwanto PS. 2001. Statistik Non Parametrik, Bagian I Edisi 3. Yogyakarta : BPFE-UGM
Fathoni, Abdurahman. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineke Cipta
Flippo, Edwin B. 2010. Manajemen Personalia. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama
Ghozali.2011.Dasar-dasar Statiska. Bandung : Alfabeta
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara
Handoko, T Hani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi II. Yogyakarta : BPFE
Hestisani, Bagia dan Suwendra. 2014. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Buleleng. Universitas Pendidikan Ganesha.
Husaini Usman, Purnomo (2008), Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi Aksara.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Martoyo, Susilo. 2002. Manajemen Sumber Daya manusia. Edisi Kedelapan.Yogyakarta : BPFE
Marzuki. 2008. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE
Mathis, Robert L dan Jackson John H. 2006. Human Resource Management. Alih Bahasa. Jakarta : Salemba Empat.
McClelland, D.C. 1987. Memacu Masyarakat Berprestasi (Terjemahan Oleh Suyant ). Jakarta : Intermedia
McClelland, David. 1976. The Achievement Motive. Irvington Publishers, Inc. New York.
No. 45 / Th. XXV / Oktober 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
68
McClelland, David. 1953. The Achievement Motive. New York : Applenton Century Crofts, Inc
McClelland. M. 1981. Memacu Masyarakat Berprestasi (Terjemahan : Suryanto). Jakarta : Intermedia.
Mondy R Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Nawawi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nitisemito, Alek S. 2008. Manajemen Personalia, Edisi kedua. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Primadona, Indrawati dan Trisnawati. 2015. Pengaruh Kompensasi Finansial terhadap Kinerja Karyawan PT. Hero Supermarket Tbk. Cabang MTC Giant Panam Pekanbaru. Universitas Riau
Pangabean, Mutiara. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor : Ghalia Indonesia
Pakpahan, Maruji (2016). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Indosat Regional Jabodetabek. Universitas Budi Luhur
Rivai, Veithzal. & Sagala, E.J. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Rivai, Veithzal. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Robbins SP, at al. 2006. Perilaku Organisasi Ed 12. Jakarta : Salemba Empat
Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Erlangga, Bogor:Erlangga
Sarwoto.2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.Bandung : Pustaka.
Saydam, Gouzali. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia: Suatu
Pendekatan Mikro. Jakarta: Djambaran
Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Cetakan kelima) Bandung : PT. Refika Aditama
Setiyawan, Budi dan Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang. Jurnal Riset Bisnis Indonesia.
Siagian, sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:CV. Alfabeta
Simamora, Henry. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-3. STIE YKPN. Yogyakarta.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta, Bandung.
Sulistiyani, Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Suwatno. & Priansa, D. 2011. Manajemen SDM dalam organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Tingkir, Merlyn Shia Dewi. 2015. Pengaruh Kompensasi Finansial dan Non Finansial terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Prima Master Kantor Pusat Surabaya. Universitas Kristen Petra.
Umar, Husein dan Purnomo 2008, Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers
Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta. Salemba