Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

13
Abstract The purpose of this experiment was to determine the effect of various concentrations of endosulfan on survival (mortality) and growth of golden apple snail (Pomacea canaliculata). The growth was measured based on weight and shell length. Endosulfan’s concentrations that were used in this experiment were 0, 0.001, 0.01, 0.1 and 1 mg/l. Each experimental unit used 12 snails with of 3 l volume. The observing parameters were mortality, total weight and shell length. This experiment was done according to rodomized factorial design with three replications. The results show that applying endosulfan gave significant effect on golden snail’s mortality. The higher was concentration and the longer exposure time, the higher was mortality. The control weight was significantly different with that of 0.001 mg/l, whereas the control length was significantly different with those all treatments (0.001, 0.01, 0.1 and 1 mg/l). Therefore, it can be said that the growth of P. canaliculata was inhibited by applying endosulfan at the level 0.001 mg/l or more. Key words : Pomacea canaliculata, endosulfan, mortality, total weigth and shell length Pendahuluan Siput murbei (Pomacea canaliculata) merupakan siput air tawar yang berasal dari perairan Amerika Selatan. Diduga masuk ke Indonesia sekitar tahun 1984 untuk dipelihara dalam akuarium sebagai hewan hias (Marwoto 1997). P. canaliculata termasuk dalam famili Ampulariidae, yang dapat hidup pada berbagai habitat perairan tawar, antara lain kolam, tambak, danau, sungai-sungai kecil bahkan sawah. P. canaliculata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, sehingga banyak negara yang mengintroduksikan dan membudidayakannya sebagai komoditas ekspor. Akan tetapi, dipihak lain terdapat kekhawatiran P. canaliculata akan menjadi hama tanaman padi disebabkan distribusinya yang sangat luas, mudahnya hewan ini beradaptasi, dan populasinya yang tidak terkendalikan (Hendarsih dan Kurnawati 2008). Sebagian dari P. canaliculata yang lepas ke sawah berkembang biak dengan cepat. Populasi meningkat dalam waktu yang relatif singkat, sehingga cepat merusak tanaman padi. Di indonesia, serangan P. canaliculata muncul sejak tahun 1990 dan semakin sering pada tahun 1995. Oleh sebab itu, tahun 1996 Menteri Pertanian mengeluarkan peraturan yang melarang pembiakan P. canaliculata (Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 2008).

Transcript of Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Page 1: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Abstract

The purpose of this experiment was to determine the effect of various

concentrations of endosulfan on survival (mortality) and growth of golden apple

snail (Pomacea canaliculata). The growth was measured based on weight and shell

length. Endosulfan’s concentrations that were used in this experiment were 0,

0.001, 0.01, 0.1 and 1 mg/l. Each experimental unit used 12 snails with of 3 l

volume. The observing parameters were mortality, total weight and shell length.

This experiment was done according to rodomized factorial design with three

replications. The results show that applying endosulfan gave significant effect on

golden snail’s mortality. The higher was concentration and the longer exposure

time, the higher was mortality. The control weight was significantly different with

that of 0.001 mg/l, whereas the control length was significantly different with

those all treatments (0.001, 0.01, 0.1 and 1 mg/l). Therefore, it can be said that the

growth of P. canaliculata was inhibited by applying endosulfan at the level 0.001

mg/l or more.

Key words : Pomacea canaliculata, endosulfan, mortality, total weigth and shell

length

Pendahuluan

Siput murbei (Pomacea canaliculata) merupakan siput air tawar yang

berasal dari perairan Amerika Selatan. Diduga masuk ke Indonesia sekitar tahun

1984 untuk dipelihara dalam akuarium sebagai hewan hias (Marwoto 1997). P.

canaliculata termasuk dalam famili Ampulariidae, yang dapat hidup pada berbagai

habitat perairan tawar, antara lain kolam, tambak, danau, sungai-sungai kecil

bahkan sawah.

P. canaliculata memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, sehingga

banyak negara yang mengintroduksikan dan membudidayakannya sebagai

komoditas ekspor. Akan tetapi, dipihak lain terdapat kekhawatiran P. canaliculata

akan menjadi hama tanaman padi disebabkan distribusinya yang sangat luas,

mudahnya hewan ini beradaptasi, dan populasinya yang tidak terkendalikan

(Hendarsih dan Kurnawati 2008).

Sebagian dari P. canaliculata yang lepas ke sawah berkembang biak

dengan cepat. Populasi meningkat dalam waktu yang relatif singkat, sehingga

cepat merusak tanaman padi. Di indonesia, serangan P. canaliculata muncul sejak

tahun 1990 dan semakin sering pada tahun 1995. Oleh sebab itu, tahun 1996

Menteri Pertanian mengeluarkan peraturan yang melarang pembiakan P.

canaliculata (Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 2008).

Page 2: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Gambar 1. Siklus Hidup Siput Murbei (Susanto 1995)

P. canaliculata menyerang tanaman padi muda, baik di persemaian

maupun bibit yang baru dipindahkan ke sawah. Serangan berat umumnya terjadi

di persemaian sampai tanaman di bawah berumur empat minggu. Dengan

kepadatan populasi sekitar 10-15 ekor/m2, P. canaliculata mampu menghabiskan

padi muda dalam waktu 3 hari jika air sawah dalam keadaan tergenang dan

menimbulkan kerusakan yang cukup berat bagi daerah persawahan (Departemen

Pertanian 1991).

Keberadaan P. canaliculata di sawah menyebabkan P.canaliculata

terpapar oleh berbagai pestisida yang digunakan petani. Salah satunya adalah

insektisida endosulfan yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Endosulfan

diperdagangkan dengan beberapa nama dagang seperti Thiodan, Akodan,

Fanodan, dan lain-lain (Komisi Pestisida 1990). Endosulfan ini berbentuk pekatan

berwarna coklat yang dapat dielmusikan dalam air, mempunyai kelarutan rendah

dalam air tetapi larut dalam pelarut organik.

Endosulfan merupakan salah satu insektisida organoklorin golongan

siklodien, campuran dua isomer yaitu isomer alfa dan isomer beta. Waktu paruh

endosulfan dalam air lebih kurang 4 hari, tetapi kondisi pH yang rendah akan

memperpanjang waktu paruhnya. Dalam air endosulfan dapat didegradasi

membentuk alkohol yang dapat mematikan ikan. Di dalam tanah isomer alfa lebih

cepat hilang dibanding isomer beta dan membentuk hasil degradasi berupa

senyawa endosulfan sulfat (WHO 1992 dalam Arianti 2002). Endosulfan sulfat

terdeteksi pada otak, insang, usus, ginjal, hati dan gonad.

Struktur molekul senyawa endosulfan mempunyai bentuk heterosilik

yang secara sintesis dapat diperoleh melalui reaksi kondensasi Dies-Alder dari

heksaklopentadiena dan cis-2-buten-1,4-diol yang dilanjutkan pada tahap kedua

yaitu pengubahan dari senyawa sulfit melalui persamaan reaksi dengan tionil

klorida (Sitting 1980).

Page 3: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Menurut Schoettger (1970) insektisida endosulfan termasuk senyawa

kimia yang relatif persisten dalam lingkungan. Nama kimia endosulfan adalah

6,7,8,9,10,10-heksaklor-1,5,5a,6,9,9a-heksahidro-6,9,metano,2,4,3-benzo

dioksthiepin-3-oksida, dan mempunyai rumus empiris C9H6Cl6O3S dengan struktur

kimia sebagai berikut :

Gambar 2. Struktur Kimia Endosulfan (Schoetgger 1970)

Endosulfan dapat diserap melalui pencernaan, pernafasan, dan kontak

dengan kulit. Penambahan melalui oral atau parenteral akan cepat dikeluarkan

melalui feses dan urine. Tanda-tanda hewan keracunan endosulfan dalam

konsentrasi akut adalah neorogikal, hiperaktif, dan kejang otot sampai akhirnya

mati (UNEP, ILO, WHO 1992).

Endosulfan yang masuk di perairan dapat menimbulkan dampak negatif

terhadap ekosistem perairan berkenaan dengan toksisitasnya yang sangat tinggi.

Perairan yang tercemar dapat menyebabkan toksisitas akut dan toksisitas sub letal

terhadap biota air. Toksisitas akut dapat dilihat langsung dari banyaknya biota air

yang mati (letal), sedangkan toksisitas sub letal tidak dapat dilihat secara langsung

karena toksisitas sub letal menyebabkan gangguan sistem saraf, pernapasan, dan

reproduksi.

Endosulfan memiliki tingkat toksisitas akut yang tinggi bagi serangga, ikan,

mamalia, dan beresiko tinggi bagi organisme lainnya . Nilai LC50 endosulfan pada

ikan lele selama 96 jam sebesar 17,13 µg/l (Yudha 1999). Pada ikan mas nilai LC50

selama 96 jam sebesar 12,9 µg/l (Koesoemadinata 2000). Menurut Schoetgger

(1970), pada konsentrasi 46 ppb, endosulfan mampu membunuh semua ikan

minnows, perch, dan sucker yang berada pada kolam seluas ± 12,5 ha selama 7

hari. Sedangkan pada clacodera (Daphnia Magna) sudah mengalami kematian

pada konsentrasi 52,9 ppb dalam waktu hari. Mc Leese & Metcalfe (1980)

menyatakan endosulfan pada konsentrasi 0,2 ppb dapat menyebabkan kematian

pada udang Crangon septemspinosa dewasa, cacing polichaeta (Nereis nereis)

dewasa mengalami kematian pada saat dipaparkan dalam endosulfan pada

konsentrasi 100 pb selama 12 hari.

Page 4: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Penelitian Yudha (1999) menyatakan endosulfan pada konsentrasi 1,71

ppb dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo yang

dipaparkan selama 6 minggu. Pada ikan mas endosulfan sebesar 2,58 µg/l dapat

menurunkan laju pertumbuhan yang dipaparkan selama 12 minggu (Taufik et al

2009.)

Penelitian tentang toksisitas sub letal endosulfan terhadap biota perairan

masih sangat terbatas. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian

tentang dampak insektisida endosulfan terhadap kelangsungan hidup (mortalitas)

P. canaliculata dan pertumbuhannya ditinjau dari panjang cangkang dan berat

totalnya.

Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian konsentrasi endosulfan terhadap kelangsungan hidup (mortalitas) siput

murbei (P. canaliculata) dan pertumbuhannya ditinjau dari berat total dan panjang

cangkang P. canaliculata.

Metode Penelitian

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah air PAM yang sudah diendapkan minimal

satu hari dan insektisida endosulfan 350g/l dengan merk dagang Akodan 35 EC

yang diperoleh dari toko pertanian. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini

adalah siput murbei (P. canaliculata) yang berumur 20 hari (masa pertumbuhan

awal) dari hasil pembiakan yang dilakukan di Laboratorium.

Persiapan Hewan Uji

Anakan P. canaliculata yang digunakan sebagai hewan uji merupakan hasil

pembiakan P. canaliculata dewasa yang diperoleh dari Rawa Pening, Ambarawa,

Kab. Semarang. Setiap hari dilakukan pengamatan agar dapat diketahui kapan

induk bertelur dan telurnya menetas. Anakan yang dihasilkan segera dipindahkan

dan setiap hari diberi pakan berupa eceng gondok muda. Pengamatan terhadap

anakan selama persiapan dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit, kerusakan

fisik, dan kematian. Individu yang sakit atau mati segera dibuang agar tidak

menganggu individu lainnya.

Seleksi Hewan Uji

Seleksi hewan yang akan diuji dimaksudkan untuk memilih individu-

individu yang sehat, aktif, dan memiliki ukuran tubuh yang seragam (berat total

Page 5: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

1,23 ± 5,06 g ; panjang cangkang 0,7 ± 2,6 mm). Hasil anakan yang telah terseleksi

akan digunakan sebagai bahan penelitian.

Pemberian Perlakuan

Sebanyak 12 ekor P. canaliculata berumur 20 hari dipelihara dalam akuarium

perlakuan berukuran 25 x 15 x 17 cm3 yang berisi air PAM volume 3l dan

endosulfan dengan konsentrasi 0 ; 0,001 ; 0,01 ; 0,1 dan 1 mg/l. Masing- masing

perlakuan diulang 3 kali. Selama perlakuan, media pemeliharaan P. canaliculata

diganti setiap tujuh hari sekali dan diberi pakan eceng gondok muda.

Pengamatan Pertumbuhan

Selama satu bulan parameter pertumbuhan yang diamati meliputi tingkat

kelangsungan hidup (mortalitas), panjang cangkang, dan berat total P.

canaliculata. Tingkat kelangsungan hidup P. canaliculata diukur dengan

mengamati mortalitas pada P. canaliculata setiap seminggu sekali. Sedangkan

berat total dan panjang cangkang murbei diamati dengan mengukur perubahan

berat total siput dan panjang cangkangnya.

Untuk pengukuran panjang cangkang dilakukan tujuh hari sekali dengan

cara mengukur seluruh hewan uji pada masing-masing media perlakuan. Panjang

cangkang P. canaliculata diukur secara total (tinggi, lebar, dan panjang)

menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm (Teo 2004).

Gambar 3. Pengukuran cangkang P. canaliculata. SH, tinggi

cangkang; SL, panjang cangkang ; SW, lebar cangkang

(Teo 2004).

Pengukuran berat siput dilakukan tujuh hari sekali dengan cara mengukur

berat seluruh hewan uji pada masing-masing media perlakuan. Berat siput diukur

menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gr.

Analisis Data

Data mortalitas hewan uji dari masing-masing perlakuan, dianalisis

dengan uji Anova dua arah. Selanjutnya untuk membedakan beda nyata antar

Page 6: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

konsentrasi dengan kontrol dilakukan uji Tukey. Analisis mortalitas menggunakan

program Toxtat 3.3 Analisis berat total dan panjang cangkang yang diperoleh diuji

dengan Anova satu arah menggunakan SPSS versi 16.00 dan Tukey untuk

mengetahui beda nyata antara konsentrasi endosulfan.

Hasil dan Pembahasan

Tingkat Mortalitas P. canaliculata

Hasil analisis anova (Tabel 1) memperlihatkan jika konsentrasi endosulfan

menunjukkan efek nyata terhadap mortalitas hewan uji (p < 0,05) . Semakin besar

konsentrasi endosulfan, maka jumlah mortalitas P. canaliculata akan semakin

besar. Selain itu, waktu pemaparan juga berpengaruh terhadap mortalitas hewan

uji (p < 0,005). Semakin meningkat waktu pemaparan, semakin meningkat pula

mortalitas P. canaliculata. Sedangkan antara konsentrasi dan waktu pemaparan

tidak berbeda nyata (p > 0,005) terhadap kematian P. canaliculata.

Tabel 1. Hasil analisis anova dua arah pengaruh endosulfan terhadap mortalitas. P.

canaliculata

Sumber

keragaman

Jumlah

Kuadran

Derajat

Bebas

Kuadran

Tengah

Fhit Probabilitas

Kelompok 287,267a 19 15,119 14,174 0,000

Perlakuan 1288,067 1 1288,067 1,208E3 0,000

Konsentrasi 175,267 4 43,817 41,078 0,000

Waktu 97,933 3 32,644 30,604 0,000

Konsentrasi*Waktu 14,067 12 1,172 1,099 0,387

Galat 42,667 40 1,067

Total 1618,000 60

Toksin endosulfan masuk ke dalam tubuh P. canaliculata melalui beberapa

cara yaitu masuk melalui pencernaan, melalui pernafasan, dan melalui jaringan

kulit. Hal ini mengakibatkan terjadinya penghambatan ATP-ase terutama pada

mitokondira akson sinaptik dan sedikit pada endoplasmik retikulum.

Penghambatan ATP-ase berkaitan dengan Ca++ yang menyebabkan peningkatan

pelepasan neurotransmiter (Tarumingkeng 1992). Endosulfan dapat menimbulkan

rangsangan pada sistem saraf pusat, merusak otak sehingga kerja organ otot serta

organ tubuh lainnya akan terhambat dan akhirnya menyebabkan kematian (ADB

1987).

Faktor yang memberikan efek beda nyata terhadap mortalitas P.

canaliculata adalah tingkat konsentrasi endosulfan dan periode pemaparan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Pascoe (1993), waktu pemaparan dan dosis yang

Page 7: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

diberikan berperan dalam melihat toksisitas suatu senyawa kimia terhadap

organisme tertentu. Konsentrasi yang semakin meningkat dan periode yang lebih

lama akan menyebabkan terjadinya perubahan organ atau jaringan hewan,

kerusakan tubuh, dan kematian.

Gambar 4. Grafik pengaruh endosulfan terhadap mortalitas P. canaliculata

Kematian P. canaliculata diduga karena efek toksik endosulfan yang

menyebabkan gangguan pada sistem saraf P. canaliculata saat terpapar

endosulfan. Endosulfan yang masuk ke dalam tubuh P. canaliculata akan

menganggu keseimbangan natrium dan kalium dalam sel saraf sehingga sistem

saraf tidak stabil yang mengakibatkan siput tidak mampu mengendalikan kontraksi

otot sebagai akibat dari rangsang otak yang berlebihan sehingga menyebabkan

siput menjadi kaku, berlendir, penurunan aktifitas gerak, tubuhnya akan keluar

dari cangkang, dan terurai membusuk. Gejala tersebut menurut Connel dan Miller

(1995) merupakan tanggapan yang terjadi pada saat zat-zat fisika dan kimia

menganggu proses sel dalam makhluk hidup sampai suatu batas yang

menyebabkan kematian.

Dari grafik rata-rata mortalitas P. canaliculata, terlihat semakin tinggi

konsentrasi endosulfan, maka jumlah mortalitas P. canaliculata akan semakin

meningkat. Selain itu, semakin meningkat waktu pemaparan, semakin meningkat

pula mortalitas P. canaliculata. Walaupun demikian, secara keseluruhan

konsentrasi endosulfan yang diberikan tidak efektif membunuh P. canaliculata

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

10.0

0 0.001 0.01 0.1 1

Rat

ara

ta m

ort

alit

as (%

)

Endosulfan (mg/l)

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4a

a a a

a

ab

ab b

a

bc

bc bc

a

c

bc bc

a

c

c c

Page 8: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

dimana rata-rata mortalitasnya hanya 10%, sedangkan 90% lainnya tetap

bertahan hidup. Ini disebabkan kemampuan P. canaliculata bertahan hidup pada

kondisi lingkungan yang keras, seperti perairan yang tercemar. Hal ini dikarenakan

P. canaliculata memiliki insang (ctenidium), dan organ menyerupai paru-paru,

sehingga memungkinkan P. canaliculata dapat bertahan hidup di dalam dan luar

air (DA-Phillrice 2001).

Paru-paru merupakan organ tubuh P. canaliculata yang penting untuk

hidup pada kondisi yang berat. Paru-paru tertutup jika sedang tenggelam dan

terbuka setelah keluar dari air. P. canaliculata juga mempunyai sifon pernafasan

untuk bergerak sambil mengambang. Semua kelebihan tersebut berguna untuk

mekanisme survival. Pada musim kemarau P. canaliculata berdiapause pada

lapisan tanah yang masih lembab, dan muncul kembali jika lahan digenangi air. Jika

hidup pada tanah kering, P. canaliculata akan ganti bernafas dari aerobik menjadi

anaerobik (Joshi et al 2002).

Pertambahan Berat Total dan Panjang Cangkang P. Canaliculata

Tabel 2. Hasil analisis anova satu arah pengaruh endosulfan terhadap

pertambahan berat total P. canaliculata

Sumber

Keragaman

Jumlah

Kuadran

Derajat

Bebas

Kuadran

Tengah Fhit Probabilitas

Kelompok 0,100 4 0,025 3,513 0,033

Perlakuan 0,107 15 0,007

Total 0,207 19

Tabel 2 menunjukan adanya pengaruh antara konsentrasi endosulfan

terhadap pertambahan berat total P. canaliculata. Hal ini terlihat pada nilai

signifikasi p < 0,05. Berdasarkan uji beda nyata pengaruh konsentrasi endosulfan

terhadap berat total P. canaliculata (tabel 4) menunjukkan bahwa kontrol berbeda

nyata terhadap konsentrasi 0,001 mg/l, tetapi tidak berbeda nyata dengan

konsentrasi 0,01, 0,1 dan 1 mg/l. Konsentrasi 0,001 mg/l tidak berbeda nyata

dengan konsentrasi 0,01 ; 0,1 dan 1mg/l. Konsentrasi 0,01, 0,1, dan 1 mg/l tidak

berbeda nyata dengan semua perlakuan.

Page 9: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Tabel 3. Hasil analisis anova satu arah pengaruh endosulfan terhadap pertambahan panjang cangkang P. canaliculata

Sumber

Keragaman

Jumlah

Kuadran

Derajat

Bebas

Kuadran

Tengah Fhit Probabilitas

Kelompok 0,107 4 0,027 9,441 0.001

Perlakuan 0,042 15 0,003

Total 0,150 19

Tabel 3 menunjukkan adanya pengaruh antara konsentrasi terhadap

pertambahan panjang cangkang P. canaliculata. Hal ini terlihat pada nilai signifikasi

p < 0,05. Berdasarkan uji beda nyata (tabel 4) pengaruh konsentrasi endosulfan

terhadap panjang cangkang P. canaliculata menunjukkan kontrol berbeda nyata

dengan semua konsentrasi endosulfan. Sedangkan konsentrasi 0,001 ; 0,01 ; 0,1

dan 1 mg/l tidak berbeda nyata.

Tabel 4. Uji beda nyata endosulfan terhadap pertambahan berat total dan panjang

cangkang P. canaliculata

Parameter Uji Konsentrasi Endosulfan (mg/l)

0 0,001 0,01 0,1 1

Pertambahan berat

total (g)

0,1925

(b)

0,0250

(a)

0,2125

(ab)

0,0825

(ab)

0,1650

(ab)

Pertambahan

panjang cangkang

0,225

(b)

0,000

(a)

0,100

(a)

0,075

(a)

0,075

(a) Keterangan :

Huruf yang sama di bawah angka menunjukkan tidak ada beda nyata antar konsentrasi

Huruf yang tidak sama di bawah angka menunjukkan ada beda nyata antar konsentrasi

Pertumbuhan didefinisikan sebagai suatu perubahan ukuran, berupa

panjang, tinggi, atau berat dalam waktu tertentu (Effendie 1978). Pertumbuhan

dalam individu adalah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara

mitosis. Energi dan protein yang berasal dari makanan akan digunakan oleh tubuh

untuk metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-

bagian tubuh atau mengganti sel-sel yang sudah tidak terpakai. Bila terdapat

kelebihan energi dan protein, maka akan digunakan untuk pertumbuhan.

Pertumbuhan siput biasanya diukur dengan menghitung pertambahan

besar cangkang, yang meliputi pengukuran panjang, tinggi dan lebar cangkang,

atau tinggi mulut cangkang (Burky 1974). Selain itu juga dapat diukur dari berat

Page 10: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

dan perubahan unsur-unsur kimia pokok yang terdapat pada jaringan tubuhnya

(Wilbur dan Owen 1966). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan siput antara

lain kuantitas dan kualitas makanan (Palmieri et al 1978), umur dan lingkungan

(Wilbur dan Owen 1966), serta musim (Burky 1974). Selain itu juga, jumlah

organisme yang menggunakan sumber makanan yang tersedia, kualitas perairan,

ukuran besar hewan tersebut, dan faktor fisiologi hewan itu mempengaruhi

pertumbuhan hewan tersebut (Effendie 1979). Pertumbuhan cangkang pada siput

murbei dipengaruhi oleh ketersediaan kalsium sebagai bahan pembentuk

makanan. Selain itu, lingkungan yang kaya dengan zat-zat makanan akan

membentuk cangkang yang lebih tebal, besar, dan kuat (Hendarsih dan Kurnawati

2008).

Pada pertambahan berat dan panjang P. canaliculata, konsentrasi 0,001,

0,01, 0,1 dan 1 mg/l tidak berbeda nyata secara signifikan, tetapi tetap

menghambat pertumbuhan P. canaliculata. Sehingga dapat dikatakan konsentrasi

endosulfan secara nyata dapat berpengaruh terhadap pertambahan berat total

dan panjang cangkang P. canaliculata, tetapi pengaruh tersebut tidak berbanding

lurus dengan peningkatan konsentrasi endosulfan. Konsentrasi 0,001 mg/l

endosulfan yang dipaparkan dalam penelitian ini termasuk konsentrasi rendah,

tetapi tetap menghambat pertumbuhan P. canaliculata. Kanazawa (1981)

mengatakan bahwa racun yang masuk ke badan air dalam konsentrasi rendah

dapat langsung menyebabkan kematian pada organisme yang terdapat di

dalamnya. Tetapi pada konsentrasi yang lebih rendah lagi, dapat menyebabkan

terganggunya fungsi tubuh organisme tersebut (efek sub lethal).

Adanya perbedaan pertambahan berat total dan panjang cangkang P.

canaliculata antara kontrol dengan semua konsentrasi perlakuan disebabkan

faktor eksternal berupa polutan endosulfan dalam media pemeliharaan dan faktor

internal yaitu terganggunya proses fisiologis dan metabolisme tubuh akibat

bioakumulasi endosulfan. Pengaruh konsentrasi endosulfan merupakan tekanan

lingkungan bagi P. canaliculata sehingga hewan tersebut akan mereduksi

pertumbuhannya. Tereduksinya pertumbuhan P. canaliculata dapat terjadi karena

pertama, endosulfan yang terakumulasi menyebabkan organ tubuh P. canaliculata

mengalami gangguan sehingga mengurangi nafsu makan yang mengakibatkan laju

konsumsi pakan menurun, dan kedua pemanfaatan energi yang berasal dari

makanan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan diri dari tekanan

lingkungan serta mengganti bagian sel tubuh yang rusak akibat bahan asing

(endosulfan) sehingga kelebihan energi dari penggunaan untuk proses tersebut

sangat sedikit dimanfaatkan untuk menambah bobot tubuh.

Page 11: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Secara normal menurut Waren (1971), sekitar 70% nilai energi yang

berasal dari makanan diprioritaskan dan dipergunakan untuk pemeliharaan

jaringan tubuh, tetapi apabila siput sakit atau mengalami gangguan lingkungan

akan mempengaruhi siput menggunakan energi untuk mempertahankan hidupnya

lebih besar dari biasanya. Selain itu Heath (1987) mengatakan polutan (termasuk

endosulfan) dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap

perilaku makan, cara makan, penyerapan, pencernaan, asimilasi, ekskresi dan

perubahan pada tingkat hormonal yang akhirnya berpengaruh terhadap

pertumbuhan. Adanya fluktuasi dan ketersediaan makanan, kondisi perairan dan

kondisi siput berpengaruh terhadap besarnya energi yang dikonsumsi oleh seekor

siput, sehingga energi yang dikonsumsi tersebut dapat lebih besar atau lebih kecil

dari energi yang dibelanjakannya. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan

atau penurunan energi tumbuh (Affandi dan Tang 2002).

Kesimpulan

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi endosulfan

dapat mempengaruhi kelangsungan hidup (mortalitas), dan pertumbuhan P.

canaliculata (berat total dan panjang cangkang). Semakin tinggi konsentasi dan

semakin lama waktu pemaparan, jumlah mortalitas semakin meningkat. Akan

tetapi aplikasi insektisida endosulfan tidak efektif membunuh P. canaliculata,

karena kemampuannya bertahan hidup pada perairan yang tercemar endosulfan.

Pada berat total dan panjang cangkang, kontrol berbeda nyata dengan konsentrasi

0,001 mg/l, sedangkan pada panjang cangkang kontrol berbeda nyata dengan

semua konsentrasi perlakuan. Endosulfan dengan konsentrasi 0,001 mg/l atau

lebih menghambat pertumbuhan P. canaliculata. Terhambatnya pertumbuhan P.

canaliculata diduga disebabkan terganggunya proses fisiologis dan metabolisme

tubuh akibat bioakumulasi endosulfan yang dipaparkan.

Ucapan terima kasih

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada

Drs. Sucahyo, M.Sc sebagi dosen pembimbing yang penuh kesabaran memberi

masukan dalam penulisan skrispsi ini sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Tak

lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga untuk doa dan

dukungannya. Terima kasih banyak.

Page 12: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Daftar Pustaka

ADB. 1987. Handbook on the use of pesticides in Asia-Pasific Region. Asian

Development Bank.

Affandi R, Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekan Baru: Unri Press.

Arianti FD. 2002. Toksisitas Insektisida Endosulfan terhadap Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) dalam Lingkungan Air Tawar. Tesis. Bogor : Program

Sarjana, IPB.

Burky AJ. 1974. Growth and Biomass Production Of An Amphibious Snail, Pomacea

urceus (Muller) From Venezuela Savanah. Proceding of the Malacologycal

Society of London. Vol 41 (6).

Connel DW, GJ Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Jakarta :

Penerbit Universitas Indonesia.

Departemen Pertanian. 1991. Mengenal Siput Murbei Sebagai Hama Taaman Padi

dan Cara Pengendaliannya. Buletin Informasi Pertanian No. 01/1990-1991.

Departement of Agricultural-The Philiphine Rice Research Institute. 2001.

Management Option for the Golden Apple Snail. Maligaya : Departement of

Agricultural-The Philiphine Rice Research Institute

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 2008. “Luas Serangan Siput murbei

pada Tanaman Padi Tahun 1997-2006, Rerata 10 Tahun dan Tahun 2007”.

Jakarta : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Effendie MI. 1978. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan. Bogor : Institut Pertanian.

Effendie MI. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor : Yayasan Dewi Sri.

Heath AG. 1987. Water Pollution and Fish Physiology. Florida : CRC Ress Inc.

Hendarsih S dan Kurniawati N. 2008. “Siput murbei, Dari Hewan Peliharaan

Menjadi Hama Utama Padi Sawah. Jakarta : Balai Besar Penelitian Tanaman

Padi.

Joshi RC, Sebastian LS. 2002. Ovicidal Effect of a Molluscide on the Golden Apple

Snail in the Phillipines. International Rice Research Newsletter. 27(2): 26–28

Koesoemadinata S. 2000. Toksisitas Akut Insektisida Endosulfan, Klorpirifos, dan

Klorfluazuron pada Tiga Jenis Ikan Air Tawar dan Udang Galah. JPPI. 4(3–4):

36–43

Kanazawa J. 1981. Bioconcentration Potential of Pesticides by Aquatic Organisms.

Japan Pesticide Information. No 39: 12–16

Komisi Pestisida. 1990. Pedoman Pengujian Residu Pestisida dalam Hasil Pertanian;

Pelaksanaan Ketentuan Batas Maksimun Residu Pestisida. Jakarta :

Direktoran Perlindungan Tanaman Pangan, Departemen Pertanian RI.

Page 13: Pengaruh Insektisida Endosulfan terhadap Pertumbuhan Siput ...

Marwoto RM. 1997. “ Siput murbei atau Keong Murbei (Pomacea spp) di

Indonesia”. Prosiding III. Seminar Nasional Biologi XV. Perhimpunan Biologi

Indonesia Cabang Lampung dan Universitas Lampung. p.935–955

Mc Leese DW, Metcafle CD. 1980. Toxicities of eigth organochlorine compounds in

sedimen and seawater to Rangon septespinosa. – Bull. Envim. Contam.

Toxicol. (U.S) 25 : 921–928

Palmieri MD, James R Palmieri, and John T Sulivan. 1978. The Natural Diet of Three

Malaysian Freshwater Pulmonate Snail. The Malayana Nature Journal. 31(3)

Pascoe D. 1983. Toxicology (Studies in Biology). London : Edward Arnold

(Publishers) Limited.

Schoettger RA. 1970. Toxicology of thiodan in several fish and aquatic

invertebrates, US Department of the Interior, Bureau of Sport, Fish and

Wildlife, Investigations in Fish Control, Vol. 35, pp. 1–31.

Sitting M. 1980. Endosulfan. Manufactor and Toxic Materials Control

Encyclopedia. USA : Noyes dat Crops.

Susanto H. 1995. Siput Murbei, Pengendalian dan Pemanfaatannya. Yogyakarta :

Penerbit Kanisius.

Taufik I, Eddy S, Nirmala K. 2009. The effect of Endosulfan Bioaccumulation on the

Growth Of Carp, Cyprinus carpio. LINN. JAI. 8(1):59–65

Tarumingkeng RC. 1992. Insektisida : Sifat, Mekanisme Kerja, dan Dampak

Penggunaannya. Jakarta : Universitas Kristen Krida Wacana.

Teo SS. 2004. Biology of The Golden Apple Snail, Pomacea canaliculata (Lamarck,

1822), with Emphasis on Responses to Certain Enviromental Condition in

Sabah, Malasyia. Moluscan Research 24: 139–148

Unep, ILO, dan WHO. 1992. Endosulfan 40. Geneva. WHO

Waren CE. 1971. Biologi and Water Pollution Central. Philadephia: W.D. Sunders.

Co.

Wilbur KM, Owen G. 1966. Growth, in Physiology of Mollusca (Ed. By C.M Younge

and Karl M. Wilbur). New York : Mc Graw Hill Book Company.

Yudha IG. 1999. Toksisitas Akut dan Pengaruh Sublethal Endosulfan terhadap

Pertumbuhan dan Kondisi Hematologis Ikan Lele Dumbo (Clarian gariepnus).

Tesis. Bogor : Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.