PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

14
ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020 26 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN MAROS PERIODE 2010-2017 Oleh : Silviana Retu Daton Email: [email protected] Pembimbing I: Haeruddin Saleh Email: [email protected] Pembimbing II: Herminawaty Email: [email protected] Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa Makassar ABSTRACT SILVIANA RETU DATON.2019.Scription. The Effect of the Human Development Index (HDI) and Inflation on the Poverty Rate of Maros Regency was guided by Dr. Haeruddin Saleh, SE., M.Si. and Dr. Hj. Herminawaty A, SE., M.Si. This study aims to analyze the effect of the Human Development Index (HDI) and Inflation Against Poverty Rate in Maros Regency for the Period of 2010-2017. The data used in this study are secondary data in the form of financial statements in Maros Regency in 2010-2017.The data analysis technique used is descriptive analysis and multiple linear regression and hypothesis testing using t- statistics to test the significance of the effect with a significance level of 5%. It also carried out a simultaneous test (F test) to determine the effect together the influence of independent variables on the dependent variable. While the determination test is done to measure how far the ability of the model in explaining the variation of the dependent variable. The results of this study indicate that partially the HDI variable has a significant negative effect on the poverty level variable in Maros district in 2010- 2017. Inflation variable has a positive and significant effect on the poverty level variable in Maros district in 2010-2017. Simultaneously the HDI variable and inflation significantly influence the poverty level in Maros district in 2010-2017. Based on the test of determination of independent variables have the ability of the model in explaining the variation of the dependent variable by 95.2% while the remaining 4.8% is influenced by other factors not included in this study. --------------- Keywords: HDI, Inflation and Poverty Rate

Transcript of PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

Page 1: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

26 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI

TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN MAROS

PERIODE 2010-2017

Oleh :

Silviana Retu Daton

Email: [email protected]

Pembimbing I:

Haeruddin Saleh

Email: [email protected]

Pembimbing II:

Herminawaty

Email: [email protected]

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Bosowa Makassar

ABSTRACT

SILVIANA RETU DATON.2019.Scription. The Effect of the Human

Development Index (HDI) and Inflation on the Poverty Rate of Maros Regency was

guided by Dr. Haeruddin Saleh, SE., M.Si. and Dr. Hj. Herminawaty A, SE., M.Si.

This study aims to analyze the effect of the Human Development Index

(HDI) and Inflation Against Poverty Rate in Maros Regency for the Period of

2010-2017. The data used in this study are secondary data in the form of financial

statements in Maros Regency in 2010-2017.The data analysis technique used is

descriptive analysis and multiple linear regression and hypothesis testing using t-

statistics to test the significance of the effect with a significance level of 5%. It also

carried out a simultaneous test (F test) to determine the effect together the

influence of independent variables on the dependent variable. While the

determination test is done to measure how far the ability of the model in explaining

the variation of the dependent variable.

The results of this study indicate that partially the HDI variable has a

significant negative effect on the poverty level variable in Maros district in 2010-

2017. Inflation variable has a positive and significant effect on the poverty level

variable in Maros district in 2010-2017. Simultaneously the HDI variable and

inflation significantly influence the poverty level in Maros district in 2010-2017.

Based on the test of determination of independent variables have the ability of the

model in explaining the variation of the dependent variable by 95.2% while the

remaining 4.8% is influenced by other factors not included in this study.

--------------- Keywords: HDI, Inflation and Poverty Rate

Page 2: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

27 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

PENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan permasalahan umum yang terjadi di Negara

berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Kemiskinan yang terjadi dalam

suatu Negara memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius,

karena saat ini kemiskinan membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami

kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Indonesia adalah Negara

yang tergolong masih berkembang dan kemiskinan merupakan masalah yang

masih menjadi perhatian. Kondisi kemiskinan suatu Negara atau daerah juga

merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan penduduk yang tinggal pada

Negara/daerah tersebut (Christianto, 2013). Indonesia adalah Negara yang

tergolong masih berkembang dan kemiskinan merupakan masalah yang masih

menarik perhatian. Bappenas (2010) mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu

kondisi dimana seseorang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya

sampai taraf tertentu yang dianggap manusiawi.

Indonesia sebagai Negara berkembang menghadapi kemiskinan tinggi

disaat terjadi krisis ekonomi di Asia. Faktor utama yang memicu kemiskinan

di Indonesia adalah inflasi Indonesia yang relatief tinggi dibandingkan dengan

Negara lain dan cendrung berfluktuasi. Bangsa Indonesia perlu mewaspadai

kondisi kemiskinan yang terjadi saat ini. Walaupun secara statistik tahun 2012

terjadi penurunan kemiskinan menjadi 28,59 juta orang atau 11,6 persen secara

kualitas kemiskinan justru mengalami involusi dan cendrung semakin kronis.

Badan Pusat Statistik mencatat, indeks keparahan pada Maret 2012 sebesar

0,36. Padahal, pada semptember 2012 menjadi 0,61. Kenaikan indeks ini

menunjukan dua hal, yaitu semakin melebarnya kesenjangan antar penduduk

miskin dan juga semakin rendahnya daya beli dari masyarakat kelompok

miskin karena ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan dasar untuk

hidup sampai dengan batas pengeluaran garis kemiskinan yang hanya sebesar

Rp 259.520 perbulan. (BPS, 2016).

Salah satu tujuan utama Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sejatera bebas dari belenggu

kemiskinan. Hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun

Page 3: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

28 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

1945 alinea ke empat, mengamanatkan bahwa tugas pokok pemerintah

Republik Indonesia adalah “memajukan kesejateraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah dalam menyusun

rencana pembangunan menjadikan penurunan tingkat kemiskinan sebagai

indikator utama untuk mengukur keberhasilan pembangunan.

Masalah lainya yang terus-menerus mendapat perhatian dari

pemerintahan adalah inflasi. Inflasi menjadi salah satu indikator makro

ekonomi yang sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian. Inflasi yang

terlalu tinggi akan mengganggu kestabilan perekonomian dan akan

menurunkan nilai mata uang yang pada akhirnya menekan daya beli

masyarakat. Sebaliknya, inflasi yang terlalu rendah merupakan indikator

melemahnya daya beli masyarakat yang akan menekan laju pertumbuhan

ekonomi. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah agar tingkat inflasi yang

berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen

bukanlah tujuan utama kebjiakan pemerintah, karena sukar untuk dicapai.

Tujuan kebijakan menjaga tingkat inflasi tetap rendah karena adakalahnya

tingkat inflasi sangat tinggi atau meningkat secara tiba-tiba. Meningkatnya

inflasi diluar ekspektasi pemerintah akibat suatu peristiwa tertentu, misalnya

ketidakstabilan politik, Sukirno (2006).

Berdasarkan uraian-uraian yang telah disebutkan di atas, maka

penelitian tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai Pengaruh Indeks

Pembangunan Manusia dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten

Maros.

TINJAUAN PUSTAKA

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang

tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang di anggap

sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Dalam kemiskinan

dapat didefinisikan sebagai sesuatu kondisi yang dialami seseorang atau

kelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu

Page 4: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

29 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

taraf yang dianggap manusawi (Bappenas, 2010). Secara garis besar definisi

miskin dapat dipilih menjadi dua aspek yaitu aspek primer dan aspek

sekunder. Aspek primer yaitu berupa miskin asset (harta), organisasi politik,

pengetahuan dan ketrampilan, sedangkan aspek sekunder yaitu berupa miskin

terhadap jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi. Menurut

BPS secara konseptual kemiskinan dapat dibagi menjadi dua yaitu kemiskinan

relatif dan absolute :

a. Kemiskinan Relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan

pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat

sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan.

b. Kemiskinan Absolut Kemiskinan absolut ditentukan berdasarkan

ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti

pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk

bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum dimaksudkan sebagai

ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan

dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang

pendapatannya dibawah garis kemiskinan inilah yang digolongkan sebagai

penduduk miskin.

Letak perbedaan antara kemiskinan relatif dan kemiskinan absolute

terletak pada standar penilaiannya. Standar penilaian kemiskinan relatif

merupakan standar kehidupan yang ditentukan dan ditetapkan secara subyektif

oleh masyarakat setempat dan bersifat lokal serta mereka yang berada di

bawah standar penilaian tersebut dikategorikan sebagai penduduk miskin

secara relatif. Sedangkan standar penilaian kemiskinan secara absolute

merupakan standar kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk memenuhui

kebutuhan dasar yang diperlukan baik makanan maupun non makanan.

Standar kehidupan minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar ini sebagai

garis kemiskinan

Page 5: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

30 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

Garis Kemiskinan

Besar kecilnnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis

kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Semakin tinggi

garis kemiskinan, semakin banyak penduduk yang tergolong sebagai penduduk

miskin. Batas garis kemiskinan yang digunakan setiap Negara ternyata

berbeda-beda. Ini disebabkan karena adanya perbedaan lokasi dan standar

kebutuhan hidup. Menurut Kuncoro (2013:195-199), terdapat dua garis

kemiskinan yang digunakan untuk mengukur kemiskinan absolute. Garis

kemiskinan versi Badan Pusat Statistik dan versi Bank Dunia.

Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan dapat dilihat sebagai keadaan masyarakat dengan tingkat

ekonominya masih lemah, dan ditambah dengan kebijakan pemerintah yang

umumnya diarahkan untuk memecahkan permasalahan jangka pendek. Oleh

karena itu, kemiskinan dapat disebabkan karena sifat alamiah/cultural, yaitu

masalah yang muncul di masyarakat bertalian dengan pemilikan faktor

produksi, produktivitas dan tingkat perkembangan masyarakat itu sendiri.

Shrap, et.al dalam Kuncoro (2003:131) mengidentifikasikan ada tiga penyebab

kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, yaitu : (1) Secara mikro, kemiskinan

muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya sehingga

menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang; (2) Kemiskinan timbul

akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia ; (3) Kemiskinan muncul

akibat perbedaan akses dalam modal.

Pengertian Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan manusia atau IPM merupakan kinerja

pembangunan manusia secara keseluruhan dari tingkat pencapaian

pembangunan manusia. Indikator ini juga secara mudah mendapatkan posisi

kinerja pembangunan (output pembangunan) yang dicapai oleh suatu daerah.

Makin tinggi nilai Indeks Pembangunan Manusia suatu daerah, maka makin

Page 6: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

31 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

tinggi pula tingkat kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut. Suatu

ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan wilaya, dalam hal harapan

hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. Indeks pembangunan manusia

menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan untuk

memperoleh pendapatan yang cukup, kesehatan dan pendidikan yang

memadai. Indeks pembangunan manusia merupakan indikator strategis yang

banyak digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan

secara menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM dianggap sebagai

gambaran dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa

tahun sebelumnya. Demikian juga kemajuan program pembangunan dalam

suatu periode dapat diukur dan ditunjukan oleh besaran IPM pada awal dan

akhir periode tersebut.

Komponen Indeks Pembanguna Manusia

Indeks Pembangunan Manusia diperkenalkan pertama kali oleh UNDP

(United National Development Program) pada tahun 1994, Indeks

Pembangunan Manusia mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar

bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan

suatu ukuran yang merefleksikanupaya pembangunan manusia. Ketiga

komponen tersebut adalah peluang hidup (longevity), pengetahuan

(knowledge) dan hidup layak (living standards). Peluang hidup dihitung

berdasarkan angka harapan hidup ketika lahir, pengetahuan diukur berdasarkan

angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, hidup layak diukur dengan

indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap jumlah kebutuhan pokok

yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan

pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk mengukur hidup

layak.

Page 7: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

32 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan kecendrungan kenaikan harga-harga umum secara

terus menerus. Dari definisi ini dapat dikatakan bahwa kenaikan suatu atau

beberapa pada suatu saat tertentu dan hanya “sementara” belum tentu

menimbulkan inflasi (Wahyu, 2007). Kenaikan dari suatu atau dua barang saja

tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau

mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Inflasi

timbul karena adanya tekanan dari sisi permintaan demand-pull inflation dan

cost-push inflation. Cost-push inflation disebabkan oleh turunya produksi

karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena

tidak efisiensinya perusahaan, nilai kurs mata uang Negara yang bersangkutan

jatuh, kenaikan harga bahan baku industry, adanya tuntutan kenaikan upah dari

serikat buruh yang kuat, dan sebagainya. Demand-pull inflation dapat

disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar

pesat dibandingkan dengan penawaran produksi agregat.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode analisis yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan software

SPSS 16.

Deskriptif Data

Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atas

variabel-variabel penelitian secara statistik berupa nilai minimal, maksimal,

nilai rata-rata (mean), dan standard deviation (simpangan baku). Hasil analisis

deskriptif dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Page 8: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

33 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

Tabel 1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

IPM 8 64.07 68.42 66.3175 1.46033

Inflasi 8 .60 3.37 2.3963 1.14976

Tingkat kemiskinan 8 11.14 14.61 12.4525 1.12546

Valid N (listwise) 8

Sumber: Hasil Olah Data 2019

Berdasarkan output hasil olah data di atas, maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 8 data yang ada, variabel

IPM mempunyai nilai minimum sebesar 64,07 dan nilai maksimum sebesar

68,42. Nilai rata-rata atau mean sebesar 66,3175 dan standar deviasi sebesar

1,46033. Nilai mean/rata-rata lebih besar dari standar deviasi yaitu 66,3175 >

1,46033 menandakan bahwa sebaran nilai IPM baik.

b. Inflasi

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 8 data yang ada, variabel

Inflasi mempunyai nilai minimum sebesar 0,60 dan nilai maksimum sebesar

3,37. Nilai rata-rata atau mean sebesar 2,3963 dan standar deviasi sebesar

1,14976. Nilai mean/rata-rata lebih besar dari standar deviasi yaitu 2,3963 >

1,14976 menandakan bahwa sebaran nilai Inflasi adalah baik.

Analisi Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan apabila ingin meramalkan

pengaruh dua variabel atau lebih variabel bebas (X) terhadap sebuah variabel

terikat (Y) atau untuk membuktikan bahwa terdapat atau tidak terdapatnya

hubungan antara dua variabel atau lebih variabel bebas dengan sebuah variabel

terikat. Analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 9: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

34 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

Tabel 2

Analisis Regresi Linear Ganda

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 72.523 5.852

IPM -.918 .091 -1.191

Inflasi .326 .116 .333

Dependent Variable: Tingkat kemiskinan Sumber : Hasil Analisis Data 2019

Tabel di atas menunjukkan hasil olah data regresi atas IPM dan Inflasi

sebagai variabel bebas dan Tingkat Kemiskinan sebagai variabel terikat. Hasil

persamaan regresi linear berganda dari model penelitian ini yaitu :

Y = 72,523 – 0,918 X1 + 0,326X2

Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda tersebut diuraikan

sebagai berikut:

1. Konstanta bo = 72,523. Nilai konstanta 72,523 menunjukkan bahwa jika

variabel independen IPM dan Inflasi konstan, maka tingkat kemiskinan

sebesar Y = 72,523.

2. b1 = -0,918. Koefisien konstanta IPM = -0,918, artinya jika variabel IPM

(X1) ditingkatkan, maka Tingkat kemiskinan di Kabupaten Maros akan turun

sebesar 0,918 dengan asumsi variabel Inflasi konstan. Tanda negatif

menunjukkan hubungan yang tidak searah antara IPM dengan tingkat

kemiskinan.

3. b2 = 0,326. Koefisien konstanta Inflasi = 0,326, artinya jika variabel Inflasi

(X2) ditingkatkan, maka tingkat kemiskinan akan naik sebesar 0,326 dengan

asumsi variabel IPM konstan.

Page 10: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

35 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan secara simultan dengan menggunakan Uji

koefisien determinasi dan secara simultan Uji–F serta Uji-t. Untuk lebih

jelasnya diuraikan sebagai berikut :

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menerangkan seberapa

besar pengaruh dari seluruh variabel independen IPM (X1) dan Inflasi (X2)

terhadap variabel dependen Tingkat Kemiskinan (Y). Nilai koefisien

determinasi dapat dilihat pada tabel menunjukkan bahwa hasil pengujian

determinasi (R2) adalah 0,952. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengaruh

variabel independen yaitu IPM dan Inflasi terhadap variabel dependen yaitu

Tingkat Kemiskinan di kabupaten Maros adalah sebesar 95,2 persen,

sedangkan sisanya 4,8% persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji-F)

Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk melihat pengaruh

secara bersama-sama variabel independen IPM (X1) dan Inflasi (X2) terhadap

variabel dependen Tingkat Kemiskinan (Y). Hasil pengujian hipotesis secara

simultan dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3

Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig. Squares Square

1 Regression 8.559 2 4.280 69.676 .000b

Residual .307 5 .061

Total 8.867 7

a. Dependent Variable: Tingkat kemiskinan

b. Predictors: (Constant), Inflasi, IPM

Sumber : Hasil Analisis Data 2019

Page 11: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

36 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah F

hitung 69,676 > F tabel 5,79 dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih kecil

dari tingkat signifikan α 0,05 atau (0,000 < α 0,05). Nilai F hitung lebih besar

dari nilai F tabel maka disimpulkan bahwa secara bersama-sama IPM (X1) dan

Inflasi (X2) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten Maros.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian secara parsial digunakan untuk melihat variabel independen

dalam hal ini IPM (X1) dan Inflasi (X2) secara parsial mempengaruhi variabel

dependen Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Maros. Hasil pengujian secara

parsial dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4

Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Model Unstandardized Standardized T Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 72.523 5.852 12.392 .000

IPM -.918 .091 -1.191 -10.065 .000

Inflasi .326 .116 .333 2.812 .037

a. Dependent Variable: Tingkat kemiskinan

Sumber : Hasil Analisis Data 2019

Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel

independen (X1, X2) terhadap variabel dependen (tingkat kemiskinan) secara

parsial, dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung > t-tabel (2,57)

dan α < 0,05 sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.10 Untuk mengetahui

lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Hasil pengujian terhadap variabel IPM (X1) menunjukkan bahwa nilai nilai

t-hitung -10,065 < t-tabel -2,57; dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel IPM (X1) berpengaruh negatif

signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di kabupaten Maros.

Page 12: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

37 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

b. Hasil pengujian terhadap variabel Inflasi (X2) menunjukkan bahwa nilai

nilai t-hitung 2,812 > t-tabel 2,57; dan tingkat signifikan sebesar 0,037. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel Inflasi (X2) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten Maros.

PEMBAHASAN

Pengaruh IPM terhadap Tingkat Kemiskinan

Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap tingkat

kemiskinan dikabupaten Maros. Tanda negative menunjukkan adanya

hubungan tidak searah antara indeks pembangunan manusia (IPM) dengan

tingkat kemiskinan dikabupaten Maros. Artinya jika indeks pembangunan

manusia (IPM) meningkat maka tingkat kemiskinan akan turun, demikian pula

sebaliknya jika indeks pembangunan manusia (IPM) turun maka tingkat

kemiskinan akan meningkat.

Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa variabel Inflasi memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan dikabupaten

Maros. Tanda positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara

inflasi dengan tingkat kemiskinan di kabupaten Maros. Artinya jika tingkat

inflasi meningkat, maka tingkat kemiskinan dikabupaten Maros juga akan

meningkat, demikian pula sebaliknya jika inflasi turun maka tingkat

kemiskinan juga akan turun.

Page 13: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

38 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Secara parsial Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh negatif

signifikan terhadap tingkat kemiskinan dikabupaten Maros tahun 2010 – tahun

2017

2. Secara parsial Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat

kemiskinan dikabupaten Maros tahun 2010 – tahun 2017.

Page 14: PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFLASI …

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXIV APRIL S/D JUNI 2020

39 Vol 6, No. 002 (2020) Silviana Retu Daton

DAFTAR PUSTAKA

Arysad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP SYIM

YKPN

Agus Tri Basuki Nano Prawoto, Cetakan Kedua 2017, Analisis Regresi:

Penerbit PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Ahmad Zuber, 2014 Kemiskinan Dalam Pembangunan. Jurnal Analisis

Sosiologi

Badan Pusat Statistik Indonesia (2016), “Indeks Pembangunan Manusia di

Indonesia tahun 2010-2015”, Badan Pusat Statistika Indonesia, Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2014 Indeks Pembangunan Manusia. Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2018. Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota

2017. BPS:2018

Boediono, 2008. Ekonomi Makro Yogyakarta: BPFE

Badan Pusat Statistik. 2010. Berita Resmi Statistik Indonesia. Makassar. 2011.

Maros Dalam Angka Tahun 2011. Badan Pusat Statistik, Maros.

Fenti Hikmawati, 2017. Metodelogi Penelitian: Penerbit PT Rajagrafindo

Persada, Jakarta

Khairur Rizki, 2016. Pengaruh inflasi dan tingkat pengangguran terhadap

pertumbuhan ekonomi Di Indonesia. Jurnal Ekonomi

Kuncoro Mudrajad, Cetakan Kedua.Indikator ekonomi,penerbit: UPP STIM

YKPN Yogyakarta

Todaro, Michael P. 2002, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi

Kedua, Terjemahaan

Sukmaraga, Prima (2011), “Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia,

PDRB Perkapita dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk

Miskin di Provinsi Jawa Tengah”, Skripsi Sarjana (Dipublikasikan) Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang

Suryawati, Criswardan. 2005. Memahami Kemiskinan Secara

Multidimensional

.http://www.jmpk.online.net/Volume_8/Vol_08_No_03_2005.pdf.