PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan...

15
1 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANGKA BELITUNG Ruby Cahyadi Universitas Bangka Belitung Abstract The topics of leadership and work ethic have attracted the interest both in academics and practitioners. Much of the interest in the two areas is based on explicit and implicit claims that both leadership and work ethic are linked to performance. To give public service, civil servant must be able to increase their performance which can be increased by leadership and work ethic. The purpose of this research was to determine the influence of leadership style and work ethic on worker’s performance. . A survey was conducted by administering questionnaires to 105 respondents in regional office of Ministry of Religious Affair Bangka Belitung Province, but 99 questionnaires can be used to be analyzed. The results show that most of employees are males in the age between 30 and 40 years old. Statistic method used for testing three hypotheses was multiple regression linear method by using statistical product & service solution (SPSS) 17. The result of multiple linear regression are that (1) leadership style has no effect on employee performance, (2) work ethic has an effect on employee performance, (3) leadership style and work ethic simultaneously have no effect on employee performance, and (4) It is shown by R Square 0,57 or 5.7% that employee performance are influenced by style leadership and work ethic. Key words: leadership, work ethic, performance. PENDAHULUAN Pegawai negeri sipil (PNS) merupakan warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas lainnya, digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga merupakan unsur pelaksana pemerintah, perekat, pemersatu bangsa dan negara dan juga dipercaya pemerintah untuk mencapai tujuan nasional. Untuk dapat memberikan pelayanan kepada publik, maka PNS harus dapat meningkatkan kinerjanya. Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Transcript of PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan...

Page 1: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA TERHADAP

KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

AGAMA PROVINSI BANGKA BELITUNG

Ruby Cahyadi

Universitas Bangka Belitung

Abstract

The topics of leadership and work ethic have attracted the interest both

in academics and practitioners. Much of the interest in the two areas is based

on explicit and implicit claims that both leadership and work ethic are linked to

performance. To give public service, civil servant must be able to increase their

performance which can be increased by leadership and work ethic.

The purpose of this research was to determine the influence of

leadership style and work ethic on worker’s performance. . A survey was

conducted by administering questionnaires to 105 respondents in regional

office of Ministry of Religious Affair Bangka Belitung Province, but 99

questionnaires can be used to be analyzed. The results show that most of

employees are males in the age between 30 and 40 years old. Statistic method

used for testing three hypotheses was multiple regression linear method by

using statistical product & service solution (SPSS) 17.

The result of multiple linear regression are that (1) leadership style has

no effect on employee performance, (2) work ethic has an effect on employee

performance, (3) leadership style and work ethic simultaneously have no effect

on employee performance, and (4) It is shown by R Square 0,57 or 5.7% that

employee performance are influenced by style leadership and work ethic.

Key words: leadership, work ethic, performance.

PENDAHULUAN

Pegawai negeri sipil (PNS) merupakan warga negara Republik

Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat

yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas

lainnya, digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

juga merupakan unsur pelaksana pemerintah, perekat, pemersatu bangsa dan

negara dan juga dipercaya pemerintah untuk mencapai tujuan nasional.

Untuk dapat memberikan pelayanan kepada publik, maka PNS harus

dapat meningkatkan kinerjanya. Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral maupun etika.

Page 2: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

2

PNS yang memiliki etos kerja yang baik tentu melakukan tugas dan

tanggung jawabnya dengan bekerja keras, bertanggung jawab, berdedikasi,

jujur, disertai kecakapan dan kemauan keras. Beberapa hasil riset sebelumnya

mendukung asumsi bahwa etos kerja merupakan faktor penting yang

menentukan pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik dan bertambahnya

kepuasan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa etos kerja memberikan

prestasi (daya saing) yang lebih unggul dan kepuasan yang lebih baik. Selain etos kerja, kinerja juga dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang

pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya

kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan

bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya

kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan

sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran tergantung pada

manajer dan gaya kepemimpinannya..

Salah satu instansi yang terkait dengan pegawai negeri sipil adalah

Kantor Wilayah kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Fungsi dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung antara lain perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan

administrasi dan informasi dan pembinaan kerukunan umat beragama. Untuk

dapat menjalankan fungsinya dengan baik, pegawai Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dituntut harus

memiliki etos kerja dan atasan dapat memimpin anak buahnya. sehingga

kinerja dalam melayani masyarakat dapat ditingkatkan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, gaya kepemimpinan dan

etos kerja pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung cukup baik. Namun beberapa pegawai berpendapat atasan

kurang cukup tegas kepada bawahannya, sehingga banyak pegawai tidak

mentaati peraturan. Tidak adanya tegoran dari atasan dan sanksi membuat

pelanggaran yang dibuat oleh pegawai menjadi hal yang biasa. Contoh

pelanggaran tersebut antara lain masalah ketidakhadiran. Banyak pegawai yang

hadir terlambat atau hadir setelah jam masuk kerja. Absensi karyawan juga

menjadi masalah karena rata-rata pegawai pasti memiliki ketidakhadiran atau

tidak masuk kerja minimal satu hari dari lima hari kerja dalam satu minggu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah gaya

kepemimpinan dan etos kerja baik secara parsial maupun simultan berpengaruh

terhadap kinerja pegawai.

LANDASAN TEORI

Gaya Kepemimpinan

Menurut Thoha (2008:259) kepemimpinan merupakan aktivitas

mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi. Senada

dengan Thoha, Ivancevich (2006:194) mendefinisikan kepemimpinan adalah

proses mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan

organisasi yang relevan. Definisi lain diberikan oleh Mangkuprawira

Page 3: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

3

(2009:118) yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah unsur yang

fundamental dalam menghadapi gaya dan perilaku seseorang. Hal ini

merupakan potensi yang mampu membuat orang lain mengikuti apa yang

dikehendaki pemimpinnya menjadi realitas.

Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya. Definisi gaya kepemimpinan menurut Thoha (2008:303) adalah

norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut

berusaha mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.

Gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku (kata-kata dan

tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan orang lain

(Blanchard dan Hersey: 2004:29). Menurut Tjiptono (2004:161) gaya

kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi

dengan bawahannya. Heidjrachman dan Husnan (2002:224) menyatakan

bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk

mengintegrasikan tujuan organisasi dan tujuan individu untuk mencapai tujuan

tertentu.

Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap

pemimpin dalam politik. Terdapat 3 jenis gaya kepemimpinan (leadership

style) yang sangat berpengaruh terhadap efektivitas seorang pemimpin yaitu

gaya autokratis, demokratis/partisipatif, dan bebas kendali (White and Lippit

dalam Reksohadiprojo dan Handoko, 2005:298).

Penelitian tentang gaya kepemimpinan menunjukkan bahwa adanya

hubungan antara gaya kepemimpinan dengan semangat dan kegairahan kerja.

Diungkapkan pula bahwa gaya kepemimpinan yang efektif adalah

kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi (Contingency).

Indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja ditunjukkan dengan tingginya

tingkat absensi dan perpindahan pegawai. Hal itu timbul sebagai akibat dari

kepemimpinan yang tidak disenangi. Perilaku pemimpin merupakan salah satu

faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

Caya kepemimpinan dapat dikelompokkan atas beberapa jenis. Robbin

dalam (Toha: 15) membagi jenis dan gaya kepemimpinan atas tiga, yaitu:

1. Gaya kepemimpinan otoriter/Authotarian, yaitu gaya pemimpin yang

memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya

sendiri secara penuh. Segala peembagian tugas dan tanggung jawab

dipegang oleh pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahannya

hanya melaksanakan tugas yang diberikan.

2. Gaya kepemimpinan demokratis/democratic, yaitu gaya kepemimpinan

yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada

permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang

utuh. Pemimpin yang menganut gaya kepemimpinan demokratis selalu

banyak memberikan informasi tentang tugas serta tanggung jawab kepada

para bawahannya.

3. Gaya kepemimpinan bebas/Laissez fire yaitu pemimpin yang terlibat dalam

kuantitas yang kecil, para bawahannya secara aktif menentukan tujuan dan

penyelesaian masalah yang dihadapi organisasi.

Page 4: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

4

Etos Kerja Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah

watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok ras tertentu. Etos

kerja dalam suatu perusahaan tidak akan muncul begitu saja, akan tetapi harus

diupayakan dengan sungguh-sungguh melalui proses yang terkendali dengan

melibatkan semua sumber daya manusia dalam seperangkat sistem dan alat-alat

pendukung.

Tasmara (2002:64) mengatakan bahwa etos kerja merupakan suatu

totalitas kepribadian dari individu serta cara individu mengekspresikan,

memandang, meyakini dan memberikan makna terhadap suatu yang

mendorong individu untuk bertindak dan meraih hasil yang optimal (high

performance).

Berpijak pada pengertian bahwa etos kerja menggambarkan suatu sikap,

maka dapat ditegaskan bahwa etos kerja mengandung makna sebagai aspek

evaluatif yang dimiliki oleh individu (kelompok) dalam memberikan penilaian

terhadap kerja.

Etos kerja yang baik dalam perusahaan dapat membantu karyawan

untuk memahami bagaimana cara mereka bekerja menjalankan tugasnya. Etos

kerja merupakan suatu perasaan, pembicaraan serta tindakan manusia yang

bekerja di dalam perusahaan, jadi dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang

ada di dalam perusahaan termasuk di dalamnya cara berfikir, bersikap dan

bertingkah laku dipengaruhi oleh etos kerja yang ada di perusahaan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa etos kerja adalah

totalitas kepribadian diri individu serta cara individu mengekspresikan,

memandang, meyakini suatu pekerjaan sehingga menjadi kebiasaan yang

menjadi ciri khas untuk bertindak dan meraih hasil kerja yang optimal.

Menurut Phale (2003:27) terdapat lima faktor yang mempengaruhi etos

kerja yaitu faktor religius, faktor budaya, faktor individu, dinamika kelompok,

dan faktor organisasi.

1. Faktor Religius

Kepercayaan berperan penting dalam kerjasama kelompok dan memberikan

sikap terhadap pekerjaan. Sukses dalam hidup bukan merupakan akhir dari

tindakan manusia yang telah dilakukan dengan sasaran untuk memastikan

kebahagiaan dan kebaikan dalam hidup setelah mati. Bentuk kehidupan

digambarkan dalam suatu pola keteladanan untuk mengenali tugas-tugas dan

tindakan masyarakat sehari-hari, yang harus diterima sebagai bagian penting

dari agama. Tiap-tiap agama memilik ritual sendiri yang membentuk

karakter dan cara hidup dan pelayanan sebagai panduan dasar.

2. Faktor Budaya

Budaya merupakan peristiwa-peristiwa, pertunjukan dan pengalaman dari

masa lalu. Hasil penelitian Ali, Azim dan Falcone dalam Phale (2007:28)

mengenai etika kerja di Amerika dan Canada menemukan bahwa orang

Amerika lebih berdedikasi dalam pekerjaan mereka dibandingkan orang

Kanada. Orang Kanada secara nyata menunjukkan lebih tertarik terhadap

aktivitas relaksasi. Penelitian ini menemukan bahwa ada perbedaan budaya

bahkan di dunia barat itu sendiri. Orang Indonesia yang biasanya selalu

Page 5: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

5

ingin pulang lebih cepat dari jam kerja sesungguhnya atau minimal pas

dengan jam kerja pulang (Dewi, 2002).Menurut Dewi (2002) sebagian dari

orang Indonesia menganggap pulang bekerja lebih cepat merupakan suatu

cerminan status sosial yang lebih tinggi. Hal itu berbeda dengan pandangan

orang Jepang. Di Jepang, orang yang pulang lebih cepat dianggap sebagai

pekerja yang tidak penting dan tidak produktif. Ukuran nilai dan status

orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang

dihabiskannya di tempat kerja.

3. Faktor Individu

Secara empiris ditemukan bahwa orang-orang yang berorientasi kerja tinggi

menempatkan kekuatan secara individu.

4. Dinamika Kelompok

Menurut Phale (2007:29) dinamika kelompok adalah penting mengingat

bahwa isi dari etika kerja yang berfokus pada nilai-nilai cukup luas, yang

ditunjukkan dari oleh standar evaluasi dan ukuran-ukuran etika perilaku.

Seseorang dengan etika kerja yang tidak diragukan cenderung bertindak

benar secara etis dalam suatu kelompok dengan pengambilan keputusan

yang didasarkan pada etika sebagai prioritas. Hal ini menunjukkan bahwa

etika kelompok akan mempengaruhi etika kerja individu dalam kelompok

tersebut.

5. Faktor Organisasi

Menurut Phale (2007:29) dari berbagai literatur terdapat kecenderungan

bahwa individu akan bertindak dengan benar sesuai dengan etika tempat

bekerja ditentukan oleh organisasi dan individu. Bagaimana cara organisasi

diatur berpengaruh terhadap etika kerja di dalam suatu organisasi.

Kinerja Karyawan

Rivai dan Basri (2008:34) mengatakan bahwa kinerja adalah kesediaan

seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang

diharapkan. Bambang Guritno dan Waridin (2008:51) mengatakan bahwa

kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan

dengan standar yang telah ditentukan. Menurut Hakim (2009:87) kinerja

sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran

atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu

tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari

perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan

hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan

(Masrukhin dan Waridin, 2008:80).

Berdasarkan pengertian kinerja tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan

dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai

oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai

dengan tanggung jawab yang dberikan kepadanya.

Page 6: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mangkunegara (2009:44) menyatakan bahwa ada dua faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja yaitu:

1. Faktor Kemampuan (Ability)

Secara umum kemampuan atau ability terbagi menjadi dua yaitu

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality dan skill.

2. Faktor Motivasi

Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja

di lingkungan organisasi. Situasi yang dimaksud mencakup antara lain

hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola

kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Rerangka Pemikiran

Berdasarkan teori yang telah diungkapkan tersebut, maka dapat

dirumuskan rerangka pemikiran sebagaimana dapat dilihat pada Gambar I

berikut: Gambar I.I Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

Sumber: Maisaroh 2009, Timothy C. et. al., (2011), dimodifikasi

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja

pegawai.

H2: Etos kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai.

H3: Gaya kepemimpinan dan etos kerja berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja pegawai.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Bangka Belitung yang beralamat di Komplek Perkantoran Air Itam

Kota Pangkalpinang. Penelitian ini dilakukan sejak Agustus 2012 sampai

dengan selesai.

Gaya kepemimpinan

(X1) Kinerja Pegawai (Y)

Etos Kerja

(X2)

Page 7: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

7

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Babel yang berjumlah 105 orang. Sampel dalam

penelitian ini sama dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 105 orang pegawai

kantor wilayah Kementerian Agama Bangka Belitung. Ke-105 orang pegawai

tersebut terdiri dari pegawai yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan

pegawai yang berstatus honorer.

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti.

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen

pengumpulan data dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas

dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu

konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika pengukuran tersebut diulang.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung Cronbach alpha masing-

masing instrumen. Nilai kritis instrumen dikatakan reliabel jika Cronbach

alpha-nya lebih besar dari 0,6 (Supramono dan Utami, 2003:25).

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis linear berganda. Model regresi akan dijadikan alat estimasi yang tidak

bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator),

yaitu telah memenuhi 3 asumsi utama, antara lain data yang akan diuji tidak

terdapat multikolinearitas, dan tidak mengandung heteroskedastisitas.

.Analisis statistik terdiri dari analisis statistik deskriptif dan regresi

berganda. Terdapat dua uji untuk pengujian hipotesis yaitu Uji Parsial (Uji t)

dan Uji Simultan (Uji F Statistik). Koefisien determinasi (R2) pada intinya

digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variabel terikat. Baik tidaknya model regresi yang yang

terestimasi juga harus dinilai dengan pengujian menggunakan Koefisien

Determinasi (Goodness of Fit) atau bisa dinotasikan dengan R2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarkan sebanyak 105 buah

sesuai dengan jumlah pegawai Kementerian Agama wilayah Bangka Belitung.

Penulis mendatangi sendiri calon responden karena penulis adalah salah

seorang pegwai kementerian tersebut. Dari 105 buah kuesioner yang diberikan

kepada 105 pegawai, kuesioner yang diisi lengkap sebanyak 99 buah

kuesioner. Selebihnya yaitu 6 buah kuesioner tidak dapat diproses karena

beberapa orang responden tidak bersedia mengisi kuesioner tersebut dan tidak

diisi lengkap.

Sebagian besar responden laki-laki yang berjumlah 64 orang atau

64,65% dari total responden. Responden responden berjumlah 35 orang atau

35,35% dari total responden.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Hasil uji validitas dalam penelitian ini ditampilkan dalam Tabel I

berikut ini:

Page 8: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

8

Tabel I Hasil Uji Validitas Data

Variabel Item r hitung r tabel Kesimpulan

Gaya Kepemimpinan Etos Kerja Kinerja

GYkepmpinan1 GYkepmpinan2 GYkepmpinan3 GYkepmpinan4 GYkepmpinan5 GYkepmpinan6 GYkepmpinan7 GYkepmpinan8 GYkepmpinan9

EtosKerja1 EtosKerja2 EtosKerja3 EtosKerja4 EtosKerja5 EtosKerja6 EtosKerja7 EtosKerja8 EtosKerja9

Kinerja1 Kinerja2 Kinerja3 Kinerja4 Kinerja5 Kinerja6

0,686 0,684 0,759 0,574 0,663 0,646 0,620 0,677 0,656

0,490 0,663 0,434 0,510 0,573 0,413 0,531 0,355 0,489

0,715 0,519 0,507 0,522 0,456 0,597

0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198

0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198

0,198 0,198 0,198 0,198 0,198 0,198

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel I, maka dapat diketahui

bahwa indikator-indikator pertanyaan dari variabel gaya kepemimpinan, etos

kerja dan kinerja adalah valid karena nilai r hitung > nilai r tabel (0,198).

Nilai Cronbach Alpha dari variabel gaya kepemimpinan adalah sebesar

0,898. nilai Cronbach Alpha dari variabel etos kerja adalah sebesar 0,797 dan

nilai Cronbach Alpha dari variabel kinerja sebesar 0,793. Dengan demikian,

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki nilai

Cronbach Alpha > 0,60. Hal ini berarti bahwa variabel gaya kepemimpinan,

etos kerja, dan kinerja adalah reliabel.

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan grafik histogram dan

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Jika grafik histogram

tidak melenceng ke kanan dan ke kiri, maka data berdistribusi normal. Jika

pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

menunjukkan pola yang memperlihatkan data bergerak mengikuti garis linear

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan

Page 9: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

9

memenuhi asumsi normalitas. Gambar II dan III berikut ini memperlihatkan

grafik histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

dari penelitian ini:

Gambar II Grafik Histogram

Gambar III Grafik Normal P-P Plot

Page 10: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

10

Dari Gambar II terlihat bahwa grafik histogram tidak melenceng ke

kanan dan ke kiri, maka data penelitian dapat dikatakan berdistribusi normal.

Gambar III juga menunjukkan grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual yang membuktikan bahwa pola data bergerak mengikuti

garis linear diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi

normal.

Adapun hasil dari pengujian Multikolinieritas pada penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel II berikut ini: Tabel II Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 14.087 3.244

gykpmpinan .014 .049 .030 .970 1.031

Etoskerja .232 .101 .232 .970 1.031

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel II, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk variabel gaya

kepemimpinan dan etos kerja masing-masing sebesar 1,031. Karena nilai VIF

kurang dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak

ditemukan adanya masalah multikolinearitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas

dideteksi dengan grafik Scatterplot dapat dilihat pada Gambar IV berikut ini: Gambar IV Grafik Scatterplot

Page 11: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

11

Data tampilan Gambar IV, terlihat bahwa titik menyebar di sumbu Y,

dan tersebar di atas dan di bawah 0. Hal ini menunjukkan bahwa pada model

regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas. Tabel III Hasil analisis regresi

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 14.087 3.244

gykpmpinan .014 .049 .030

etoskerja .232 .101 .232

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel III tersebut, pada kolom unstandardized

coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y = 14,087 + 0,014X1 + 0,232X2

Keterangan:

Y = Kinerja

X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Etos Kerja

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel

bebas terhadap variabel terikat secara individu (parsial).

Tabel IV

Uji statistik t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 14.087 3.244 4.342 .000

gykpmpinan .014 .049 .030 .295 .769

etoskerja .232 .101 .232 2.310 .023

Sumber: Data diolah, 2013

Hasil pengujian statistik t dapat dilihat pada Tabel IV sebagai berikut:

1. H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

a. Nilai t hitung = 0,295 menunjukkan bahwa semakin baik gaya

kepemimpinan, maka akan menurunkan kinerja pegawai.

b. Untuk menilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0.05 (5%) dan

derajat kebebasan (df) = (n-k) atau (99-3) maka dengan menggunakan

Page 12: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

12

fungsi TINV di Microsoft excel, diperoleh t tabel untuk TINV (0.05; 99)

adalah sebesar 1,985.

c. Nilai t hitung < t tabel (0,295 < 1,985) berarti Ho diterima.

d. Kesimpulan: Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja

pegawai.

2. H2: Etos kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

a. Nilai t hitung = 2,310 menunjukkan bahwa semakin tinggi etos kerja,

maka akan meningkatkan kinerja pegawai.

b. Untuk menilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0.05 (5%) dan

derajat kebebasan (df) = (n-k) atau (99-3) maka dengan menggunakan

fungsi TINV di Microsoft excel, diperoleh t tabel untuk TINV (0.05,99)

adalah sebesar 1,985.

c. Nilai t hitung > t tabel ( 2,310 > 1,985) berarti Ho ditolak

d. Kesimpulan: Etos kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Melalui uji ANOVA (Analysis of Variance) pada Tabel IV.12 didapat

signifikansi sebesar 0,059 Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05 yang

berarti bahwa H3 ditolak bahwa secara bersama-sama (simultan) seluruh

variabel bebas yang terdiri dari gaya kepemimpinan dan etos kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel V berikut ini: Tabel V Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .239a .057 .038 4.181

Sumber: Data dolah, 2013

Nilai R square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,057 Angka

ini menunjukkan bahwa kinerja pegawai (variabel terikat) mampu dijelaskan

oleh gaya kepemimpinan dan etos kerja (variabel bebas) sebesar 5,70%,

sedangkan selebihnya 94,30% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak

dijelaskan pada penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang dikumpulkan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan

tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai.

2. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel etos kerja memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

3. Pengujian secara simultan (bersama-sama) menunjukkan bahwa seluruh

variabel bebas yang terdiri dari gaya kepemimpinan dan etos kerja tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.

Penelitian ini tidak luput dari keterbatasan yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

Page 13: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

13

1. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang tentunya

memiliki banyak kelemahan, yaitu sangat tergantung dengan kondisi dan

situasi responden.

2. Penelitian tidak mudah digeneralisasi karena hanya dilakukan pada pegawai

Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat penulis dapat memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat menambahkan variabel lain

sebagai predikator kinerja pegawai karena dari hasil analisis kinerja pegawai

hanya mampu dijelaskan oleh gaya kepemimpinan dan etos kerja sebesar

5,70%, sedangkan selebihnya 94,30% dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.

2. Penelitian yang akan datang sebaiknya memperluas area survei atau

mencoba pada kementerian lain atau beberapa kementerian.

DAFTAR PUSTAKA

.

Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baddu, Irwan. (2007). Pengaruh Etos Kerja Islami terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Pada Karyawan Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil

Maslahah Mursalah Lil Ummah Sidogiri Kabupaten Pasuruan).

Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Burgin, H.M. Burhan. (2008). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Chaplin, J.P. (2001). Kamus Psikologi. Bandung: CV Pioner Jaya.

Dewi, Ega Manuati. (2002). Mengapa dan Untuk Apa Orang Bekerja?.

Makalah. Universitas Udayana. Bali.

Guritno, Bambang dan Waridin. (2005). Pengaruh Persepsi Karyawan

Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi

Terhadap Kinerja.JRBI. Vol 1.

Hakim, Abdul. (2006). Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi Dan

Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan

Dan Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah. JRBI. Vol 2. No 2. Hal:

165-180.

Hatani, La. (2009). Pengaruh Sikap Kerja, Perilaku, Responsif dan Etos Kerja

terhadap Produktifitas Kerja Karyawan pada Bank Danamon Cabang

Kendari. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 1. No. 1.

Heidrajrahcman dan Husnan Suad. (2002). Manajemen Personalia.

Yogyakarta: BPFE.

Page 14: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

14

Hersey, Paul dan Ken Blanchard. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi:

Pendayagunaan Sumber daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Ivancevich John M, (2006). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta:

Erlangga.

Maisaroh, Siti. (2009). Etos dan Disiplin Kerja dalam Meningkatkan

Keunggulan Bersaing pada Industri Kecil di Bantul Yogyakarta.

Dinamika Manajemen. Vol. 1. No. 1.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. (2009). Manajemen Sumberdaya Manusia

Perusahaan. Bandung: Rosda.

Mangkuprawira, TB. Sjafri. (2009). Horison Bisnis, Manajemen, Dan Sumber

Daya Manusia. Bogor: Penerbit IPB Press.

Masrukhin dan Waridin. (2008). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,

Budaya Organisasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai.

EKOBIS. Vol 7. No 2.

Ojokuku R. M. et.al., (2012). Impact of Leadership Style on Organizational

Performance: A Case Study of Nigerian Banks. American Journal of

Business and Management. Vol. 1. No. 4.

Phale, A.S. (2003). Work Ethics of Employees in the Platinum Mine Industry.

Master Dissertation. Potchefstroom: Potchefstroom University for

Christian Higher Education.

Reksohadiprojo, Sukanto dan Handoko T Hani. (2005). Organisasi

Perusahaan: Teori, Struktur dan Perilaku, ed. 2. Yogyakarta: Penerbit

BPFE.

Rivai, Veithzal dan Basri. (2008). Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat

Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing

Perusahaan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Supramono & Utami, Intiyas. (2003). Desain Proposal Penelitian Akuntansi

dan Keuangan. Yogyakarta: Andi.

Tampubolon, Biatna dulbert. (2007). Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan

Faktor Etos Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang

Telah Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal Standardisasi. Vol. 9. No.

3.

Page 15: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA …€¦ · Etos kerja menurut Chaplin (2001) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok nasional atau kelompok

15

Tasmara, Toto. (2002). Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta : Gema

Insan Press.

Thoha, Miftah. (2008). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: Rajawali.

Tika, Pabundu. (2007). Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Timothy C. et. al., (2011). Effects Of Leadership Style On Organizational

Performance: A Survey Of Selected Small Scale Enterprises In Ikosi-

Ketu Council Development Area Of Lagos State, Nigeria. Australian

Journal of Business and Management Research. Vol.1 No.7.

Tjiptono, Fandy. (2004). Manajemen Jasa. Andi: Yogyakarta.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang No. 8 tahun 1974 jo UU No. 43 tahun 1999 tentang perubahan

atas UU No. 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian