PENGARUH AGREEABLENESS, EXTRAVERSION DAN …digilib.unila.ac.id/30556/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH AGREEABLENESS, EXTRAVERSION DAN …digilib.unila.ac.id/30556/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH AGREEABLENESS, EXTRAVERSION DAN INDEPENDENSITERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR
(STUDI EMPIRIS PADA AUDITOR DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG)
(SKRIPSI)
OlehM. ARIEF BUKHARI SARAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISJURUSAN AKUNTANSI
2018
i
ABSTRACT
THE IMPACT OF AGREEABLENESS, EXTRAVERSION,AND INDEPENDENCE ON AUDITOR PROFESSIONAL SKEPTICISM
(An Empirical Assessment of Auditors at Representative of State DevelopmentAudit Agency (BPKP) of Lampung Province)
by
M. ARIEF BUKHARI SARAAN
Skepticism is a fundamental principle in auditing. The auditor's innate skepticlevel becomes the factor that determines the auditor in auditing, where auditorsare required to do the job thoroughly and professionally against the problemsfound in the audit. The objective of this study is to examine empirically the impactof independence, agreeableness and extraversion, on professional skepticismamong auditors from the Representative of State Development Audit Agency(BPKP) of Lampung Province. Questionnaires are distributed to 77 auditors.A total of 65 useable responses questionnaries are used to test the hypotheses. Theresults of the regressional analysis show that independence and extraversionaffect professional skepticism positively. These findings have importantimplications for BPKP, the Government Audit Standards require governmentauditors to maintain their professional skepticism attitude during audit works.The positive impact of independence on professional skepticism underscores theimportance of improving independence awareness program, one of the strategicprograms at BPKP. In addition, the positive impact of extraversion suggests thatit may be important for BPKP to pay attention to personal trait in recruiting newauditors.
Keywords: independence, agreeableness, extraversion, professional skepticism
ii
ABSTRAK
PENGARUH AGREEABLENESS, EXTRAVERSION DAN INDEPENDENSITERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR
(STUDI EMPIRIS PADA AUDITOR DI PERWAKILAN BPKP PROVINSILAMPUNG)
Oleh
M ARIEF BUKHARI SARAAN
Skeptisisme adalah prinsip dasar dalam audit. Tingkat skeptis bawaan auditormenjadi faktor yang menentukan auditor dalam melakukan audit, di mana auditordiharuskan untuk melakukan pekerjaan secara menyeluruh dan profesionalterhadap masalah yang ditemukan dalam audit. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk menguji secara empiris dampak agreeableness, extraversion danindependensi terhadap skeptisisme profesional di antara auditor dari PerwakilanBadan Pemeriksa Keuangan Negara (BPKP) Provinsi Lampung.Kuesioner didistribusikan ke 77 auditor. Sebanyak 65 kuesioner tanggapan yangdapat digunakan digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil analisis regresimenunjukkan bahwa extraversion dan independensi mempengaruhi skeptisismeprofesional secara positif. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi BPKP,Standar Audit Pemerintah mewajibkan auditor pemerintah untuk mempertahankansikap skeptisisme profesional mereka selama pekerjaan audit. Dampak positifindependensi terhadap skeptisisme profesional menggarisbawahi pentingnyameningkatkan program independensi ke dalam salah satu program strategis diBPKP. Selain itu, dampak positif dari ekstraversi menunjukkan bahwa pentingbagi BPKP untuk memperhatikan sifat pribadi dalam merekrut auditor baru.
Kata kunci: kompetensi, integritas, objektivitas, kualitas hasil audit.
PENGARUH AGREEABLENESS, EXTRAVERSION DAN INDEPENDENSI
TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR
(STUDI EMPIRIS PADA AUDITOR DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG)
Oleh
M. Arief Bukhari Saraan
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 22 September 1988,sebagai anak pertama dari 3 bersaudara, dari Bapak A. MananSaraan dan Ibu Rosnita Deliana Saragih serta suami dari TrisnaRukmaliza. Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Al-Fajar Medan pada tahun 1994, kemudiandilanjutkan dengan Pendidikan Dasar di SDN 068007 Medanpada tahun 1995. Selanjutnya penulis menyelesaikan
Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 10 Medan pada tahun 2004,kemudian melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 2 Medanhingga lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan PendidikanDiploma III di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) hingga lulus pada tahun2011, dan berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Badan PengawasanKeuangan dan Pembangunan (BPKP) hingga saat ini. Penulis terdaftar sebagaimahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampungpada tahun 2015 melalui program Beasiswa yang diselenggarakan oleh BPKP.
viii
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Agreeableness, Extraversion dan
Independensi Terhadap Skeoptisisme Profesional Auditor (Studi Empiris pada
Auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Lampung)”, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung serta sebagai Dosen
Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran
dan nasihat dalam proses penyelesaian skripsi
4. Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.S.Ak., Akt. sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan arahan, nasihat dan perhatian sehingga
penulis dapat menyelesaikan proses belajar.
ix
5. Bapak Ki Agus Andi, S.E., M.Si., Akt. sebagai Dosen Pembimbing Utama
atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan nasihat dalam
proses penyelesaian skripsi;
6. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., CA., Akt. sebagai Dosen Penguji
atas masukan dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi;
7. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Akuntansi dan Dekanat FEB atas
semua pengajaran, pelayanan dan bantuan yang telah diberikan;
8. Kedua orang tuaku, Drs. A. Manan, MSP dan Rosnita Deliana Saragih atas
dukungan dan doanya;
9. Adikku M. Rasyad Ghazali Saraan dan M. Imanuddin Kandias Saraan atas
dukungan dan doanya;
10. Istriku yang kucinta, Ns. Trisna Rukmaliza, S.Kep. atas dukungan ,perhatian,
dan doanya;
11. Teman-teman seperjuangan STAR Penghuni terakhir Adi, Sani, Ikhsan,
Ridwan, Exa, Abud, wiwin, fia, Sandy dan Mas Budi.;
12. Teman-teman seperjuangan STAR BPKP Unila;
13. Ibu Sally Salamah sebagai Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
beserta para pejabat struktural dan rekan-rekan pegawai atas dukungan dalam
penyelesaian skripsi;
14. Seluruh teman dan kerabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima
kasih dukungan dan doanya.
15. Seluruh pihak yang telah membuat penyelesaian penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
x
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga memerlukan kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih baik.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.
Bandar Lampung, Februari 2018
Penulis,
M. Arief Bukhari Saraan
xi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ............................................................................................................ iABSTRAK ............................................................................................................ iiHALAMAN JUDUL ............................................................................................ iiiHALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ivHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... vPERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................... viRIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viiSANWACANA ................................................................................................... viiiDAFTAR ISI ....................................................................................................... xiDAFTAR TABEL ............................................................................................ xiiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .................................................................................... 11.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 51.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 51.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
II. LANDASAN TEORI2.1 Teori Disonansi Kognitif ..................................................................... 72.2 Sifat Kepribadian ................................................................................. 82.3 Independensi ...................................................................................... 102.4 Skeptisisme Profesional Auditor ....................................................... 102.5 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 112.6 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 132.7 Pengembangan Hipotesis .................................................................. 14
III.METODE PENELITIAN3.1 Populasi dan Sampel ......................................................................... 183.2 Definisi Variabel dan Pengukurannya ............................................... 193.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 223.4 Skala Pengukuran Variabel ............................................................... 223.5 Metode Analasis Data ....................................................................... 223.6 Pengujian Instrumen Penelitian ..........................................................233.7 Uji Hipotesis .......................................................................................24
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Analisis Responden ........................................................................... 254.2 Hasil Analisis Data ............................................................................ 294.3 Pengujian Hipotesis............................................................................ 334.4 Pembahasan........................................................................................ 36
xii
V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ............................................................................................ 405.2 Konstribusi Penelitian .........................................................................415.3 Keterbatasan dan Saran Penelitian Selanjutnya ................................ 41
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................................. 123.1 Definisi Operasional Variabel Independen dan Dependen...........................204.1 Rincian Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner .................. 264.2 Responden berdasarkan Jenis kelamin ........................................................ 264.3 Responden berdasarkan usia........................................................................ 264.4 Responden berdasarkan pendidikan terakhir ............................................... 274.5 Responden berdasarkan jenjang auditor ...................................................... 274.6 Responden berdasarkan posisi dalam tim audit........................................... 284.7 Responden berdasarkan masa kerja ............................................................. 284.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Agreeableness.............................................. 294.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Extraversion................................................. 304.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Independensi................................................ 314.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Skeptisisme Profesional Auditor ................. 314.12 Hasil Uji Realibilitas.................................................................................... 324.13 Hasil Perhitungan Analisis Linier Berganda ............................................... 334.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi R²............................................................. 344.15 Hasil Uji Statistik F ..................................................................................... 344.16 Hasil Uji Statistik t ...................................................................................... 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian .................................................................................. L-102. Tabulasi Data Kuesioner ............................................................................ L-603. Uji Validitas ............................................................................................... L-134. Uji Realibilitas ........................................................................................... L-175. Uji Hipotesis ............................................................................................... L-18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat skeptis bawaan auditor menjadi faktor yang sangat menentukan
auditor dalam melakukan audit, di mana auditor dituntut untuk melakukan
pekerjaan secara cermat dan profesional terhadap masalah yang ditemukan dalam
audit. Skeptisisme merupakan prinsip yang mendasar di dalam auditing.
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (2013) telah menetapkan
bahwa auditor harus menerapkan kecermatan profesional (Due Proffessional
Care) dalam setiap penugasannya. Due Proffessional Care diterapkan oleh auditor
dengan berperilaku skeptis sepanjang pemeriksaan.
Skeptisisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti
pemeriksaan atau hal-hal lain selama pemeriksaan (BPK RI, 2017). Skeptisisme
Professional bukan berarti auditor menganggap bahwa manajemen tidak jujur,
namun juga tidak menganggap bahwa kejujuran manajemen tidak dipertanyakan
lagi.
Skeptisisme profesional auditor yang rendah akan menyebabkan auditor
tidak dapat mendeteksi kecurangan karena auditor menggangap manajemen jujur
tanpa melihat bukti pendukung secara komprehensif. Jika auditor mampu
2
membawa diri bersikap skeptis, maka berbagai kemungkinan kecurangan yang
tidak terdeteksi semakin kecil.
Skeptisisme Professional merupakan elemen terpenting bagi auditor untuk
mengambil keputusan. Hurtt (2010) menyatakan skeptisisme profesional sebagai
kecenderungan auditor untuk tidak segera mengambil keputusan sampai bukti
pendukung keputusan tersebut dilihat dan dinilai secara komprehensif.
Penelitian Beasley dkk. (2001) dalam Noviyanti (2008) menyatakan
bahwa salah satu penyebab kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan
adalah rendahnya tingkat skeptisme profesional audit. Penelitian Beasly ini
didukung oleh Carpenter dkk. (2002) dalam Nasution dan Fitriany (2012) yang
mengungkapkan bahwa jika auditor lebih skeptis, mereka akan mampu lebih
menaksir keberadaan kecurangan pada tahap perencanaan audit, yang akhirnya
akan mengarahkan auditor untuk meningkatkan pendeteksian kecurangan pada
tahap-tahap audit berikutnya.
Nelson (2009) menjelaskan kepribadian (traits) merupakan atribut non-
knowledge yang mempunyai peran penting dalam mempengaruhi tingkat skeptis
auditor. Setiap auditor membawa kombinasi karakter individual yang unik dan
beragam seperti ciri, pengalaman, motivasi, penalaran moral, dan sifat pribadi.
Karakter tersebut mempengaruhi sikap skeptisme auditor dalam mengambil
keputusan selama pekerjaan audit berlangsung.
Penting sekali bagi manajemen untuk memperhatikan kepribadian (traits)
dalam proses perekrutan karyawan. Menurut Riyanto (2013) Agreeableness dan
3
Extraversion secara umum merupakan kepribadian yang paling berperan terhadap
tingkat skpetis auditor.
Selanjutnya adalah sikap independensi sebagai faktor kunci dalam peran
dan fungsi auditor. Berdasarkan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia
(2013) Auditor dalam menjalankan tugasnya harus bersikap independen dan
objektif. Auditor mungkin menemukan salah saji dalam proses audit, namun
keputusan untuk melaporkan atau tidak sebagian besar bergantung pada tingkat
independensi yang dimiliki oleh auditor.
Standar tersebut menyatakan bahwa dalam semua hal yang berkaitan
dengan keterlibatan, independensi dalam sikap mental harus dipelihara oleh
auditor. Independensi auditor penting untuk dipertimbangkan dalam pembahasan
skeptisisme profesional, Karena jika auditor tidak memiliki independensi, maka
auditor dikatakan tidak objektif dan tidak berprilaku skeptis.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah menyebutkan bahwa BPKP adalah Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki tugas untuk melakukan
pengawasan terhadap intern pemerintah. Selain intern pemerintahan, BPKP
melakukan pengawasan/audit terhadap akuntabilitas keuangan negara berupa
pengawasan/audit atas penggunaan dana-dana yang diperoleh dari APBN, APBD
maupun kekayaan negara yang dipisahkan yang dipergunakan oleh instansi
pemerintah atau badan hukum milik pemerintah lainnya.
BPKP Provinsi Lampung merupakan unit kerja dari BPKP Pusat, yang
bertugas melakukan kegiatan pengawasan keuangan dan pembangunan nasional di
4
wilayah kerja Provinsi Lampung. Peran BPKP Provinsi Lampung dalam upaya
pengawasan keuangan daerah diantaranya adalah dengan melakukan kegiatan
audit atas kasus-kasus keuangan yang terjadi di wilayah Provinsi Lampung.
Dalam laman berita elektronik www.tribunnews.com tanggal 17 Februari
2017 dijelaskan bahwa hasil audit Perhitungan Kerugian Negara yang dilakukan
oleh BPKP Provinsi Lampung terkait tindak pidana korupsi bantuan siswa miskin
dan perlengkapan sekolah di Dinas Pendidikan Provinsi Lampung sebesar
Rp17,75 miliar, tidak sah karena dokumen yang digunakan untuk perhitungan
kerugian negara berupa salinan. Kasus kesalahan audit yang dilakukan oleh
lembaga pemerintah diatas menyebabkan kepercayaan publik akan kinerja
pemeriksa menjadi menurun.
Dalam lima tahun terkhir, jumlah auditor BPKP meningkat seiring dengan
bertambah penting dan strategisnya peran BPKP dalam pengawasan keuangan
negara. Selain itu dalam menjalankan mandatnya BPKP bertumpu pada nilai-nilai
luhur yaitu profesional, integritas, orientasi pada pengguna, nurani dan akal sehat,
independen, dan responsibel. Oleh karena itu penting sekali bagi BPKP untuk
mempertimbangkan personality dan sikap independensi dalam perekrutan auditor
sehingga auditor BPKP dalam pelaksanaan penugasaan auditnya dapat
melaksanakannya dengan cermat dan professional.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Agreeableness, Extraversion, dan Independensi terhadap
Skeptisisme Profesional Auditor.” Untuk memenuhi tujuan penelitian ini, penulis
mengambil sampel yaitu auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) khususnya Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
5
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Agreeableness berpengaruh terhadap skeptisisme profesional
auditor?
2. Apakah Ekstraversion berpengaruh terhadap skeptisisme profesional
auditor?
3. Apakah Independensi berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh Agreeableness terhadap skeptisisme
profesional auditor.
2. Untuk mengetahui pengaruh Ekstraversion terhadap skeptisisme
profesional auditor.
3. Untuk mengetahui pengaruh Independensi terhadap skeptisisme
profesional auditor.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak
yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini, diantaranya:
1.4.1 Manfaat Kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
organisasi BPKP dalam pembuatan desain pelatihan terkait pengembangan
skeptisisme profesional auditor.
6
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
BPKP untuk lebih menekankan kepada independensi auditor dalam
program pelatihan yang dijalankan untuk meningkatkan skeptisme
profesional auditor dan akan meningkatkan kualitas pekerjaan audit.
1.4.3 Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris terkait dengan
kepribadian dan independensi auditor yang berdampak pada sikap
skeptisme auditor pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsi audit.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Disonansi Kognitif
Teori Disonansi Kognitif (Cognitive Dissonance) dikembangkan oleh
Leon Festinger pada tahun 1957. Teori ini mengatakan bahwa manusia pada
dasarnya menyukai konsistensi, oleh karena itu manusia akan cenderung
mengambil sikap yang tidak bertentangan satu sama lain dan menghindari
melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan sikapnya.
Disonansi adalah sebuah perasaan tidak nyaman yang memotivasi
seseorang untuk mengambil langkah untuk mengurangi ketidaknyamanan itu.
Disonansi kognitif mempunyai arti keadaan psikologis yang tidak menyenangkan
yang timbul ketika dalam diri manusia terjadi konflik antara dua kognisi atau
konflik antara perilaku dan sikap.
Dalam teori disonansi kognitif, manusia memiliki kognisi yang sudah
terbentuk di dalam benaknya, namun keputusan yang diambilnya secara sadar
dalam bentuk tindakan, ataupun keyakinan mengalami ketidaksesuaian, akan
dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman. Dalam teori ini yang dimaksud
dengan unsur kognitif adalah setiap pengetahuan, opini, atau apa yang dipercaya
orang mengenai sesuatu obyek, lingkungan, diri sendiri atau perilakunya.
8
Disonansi kognitif dapat terjadi pada unsur-unsur kognitif yang relevan atau yang
ada hubungannya satu sama lain Festinger (1957) dalam Azwar (1998).
Berdasarkan teori Festinger tersebut, timbulnya disonansi akan
menyebabkan seseorang mengalami ketidaknyamanan psikologis. Hal ini akan
memotivasi seseorang untuk mengurangi disonansi tersebut dengan menghindari
informasi atau kejadian yang dapat meningkatkan disonansi (Roeckelein 2006).
Teori ini membantu untuk memprediksi kecenderungan individu dalam merubah
sikap dan perilaku dalam rangka untuk mengurangi disonansi yang terjadi,
biasanya berupa pengubahan salah satu atau kedua unsur kognitif yang terlibat
atau berupa penambahan unsur kognitif ketiga sedemikian rupa sehingga
konsonansi tercapai kembali Morgan dkk. (1986) dalam Noviyanti (2008).
Dalam kaitanrya dengan penelitian ini, teori ini membantu untuk
menjelaskan bagaimana sikap skeptisme auditor jika terjadi disonansi kognitif
dalam dirinya ketika mendeteksi kecurangan. Jika Auditor cenderung tidak
memihak atau memiliki tingkat independensi yang tinggi auditor akan berperilaku
skeptis. Jika Auditor tersebut tidak berperilaku skeptis maka disonansi kognitif
atau rasa tidak nyaman terjadi.
2.2 Sifat Kepribadian
Kepribadian merupakan cara individu untuk berinteraksi, bereaksi, dan
bersikap dengan individu lain dan sering ditunjukkan melalui karaktertistik
terukur. Kepribadian merupakan sikap yang berkaitan dengan objek psikologis
yang dapat mempengaruhi skeptisisme professional auditor (Nelson, 2009).
Menurut McCrae dan Costa (1992) ada lima konsep utama sifat kepribadian.
9
Teori tersebut dikenal dengan Five Factor Model (FFM). Dalam FFM terdapat
lima karakteristik kepribadian antara lain openness to experience,
conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism (OCEAN).
2.2.1 Kepribadian Agreeableness
Agreeableness adalah pribadi yang memiliki kecenderungan menyetujui
sesuatu. Karakteristik ini mencerminkan seseorang yang memiliki keramahan,
kehangatan dan kooperatif dalam interaksi sosialnya (McCrae dan Costa, 1997).
Seseorang yang memiliki sifat kepribadian agreeableness yang tinggi dapat
dipercaya, penuh perhatian, baik hati, suka menolong, tidak mementingkan diri
sendiri, pemaaf, dan tidak suka berselisih dengan orang lain (Rustiarini, 2014).
Kepribadian agreeableness digambarkan sebagai orang yang menyenangkan,
toleransi suka menolong, mudah memaafkan, penuh perhatian dan koperatif.
2.2.2 Kepribadian Extraversion
Secara umum Extraversion adalah cara individu beradaptasi dengan
lingkungannya McCrae dan Costa (1992). Pribadi dengan karakteristik ini
digambarkan sebagai pribadi yang energik, antusias, suka bergaul, tegas, dan
memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Extraversion juga terkait dengan mudah
bergaul, kegembiraan tinggi, ketegasan, optimisme dan ambisius (McCrae dan
Costa, 1997).
Individu dengan sifat extraversion menunjukkan tendensi untuk
menghabiskan banyak waktu dalam situasi sosial dan mengekspresikan emosi
positif (Judge dkk., 2002). Sifat keperibadian ini mendukung profesi auditor
karena saat ini profesi auditor dituntut untuk mampu berinteraksi dan
10
berkomunikasi dengan baik dengan tim kerja dan klien dalam melaksanakan
penugasan (Briggs dkk. (2007) dalam Rustiarini (2013).
2.3. Independensi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2011) melalui Standar Profesional Akuntan
Publik mendefenisikan independensi artinya tidak mudah dipengaruhi, tidak
dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, mengakui kewajiban untuk jujur
tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan namun juga kepada kreditur
dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan (paling tidak sebagian) atas laporan
auditor independen.
Mulyadi (2002) menyatakan independen berarti sikap mental yang bebas
dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang
lain.. Dengan sikap yang dimiliki independensi auditor akan lebih bebas untuk
mengungkap semua kesalahan dan kecurangan yang ada.
2.4 Skeptisisme Profesional Auditor
Regulator mendefinisikan skeptisme sebagai sikap yang mencakup pikiran
yang selalu mempertanyakan melakukan pengujian secara kritis bukti-bukti audit.
Nelson (2009) membagi kedalam dua kelompok skeptisisme profesional auditor,
yaitu profesional skepticism judgement (pertimbangan skeptis) dan profesional
skepticism action (tindakan skeptis). Pertimbangan skeptis terjadi ketika auditor
menemukan masalah potensial yang membutuhkan pemikiran yang lebih kritis
sedangkan tindakan skeptis memodifikasi perilaku auditor berdasarkan
profesional skepticsm judgement.
Pertimbangan skeptis merupakan kondisi yang diperlukan untuk melakukan
11
tindakan skeptis. Rendahnya skeptisisme profesional auditor bisa jadi akibat
kegagalan dalam mengenali suatu masalah (rendahnya pertimbangan skeptis) atau
kegagalan untuk bertindak atas masalah yang ditemui (rendahnya tindakan
skeptis).
2.5 Penelitian Terdahulu
Selain menggunakan teori sebagai landasan dalam penelitian, terdapat
beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penelitian ini.
Variabel independen pertama penelitian ini adalah agreeableness. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (2013) menyimpulkan bahwa
agreeableness tidak berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Hasil
penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rustiarini (2013)
yang menyimpulkan bahwa asuditor yang memiliki agreeableness yang tinggi
cenderung untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif menghindari
perselisihan dan mengurangi peluang timbulnya konflik di lingkungan kerja
sehingga menyebabkan sifat kepribadian ini ini tidak menguntungkan bagi
auditor. Berbeda dengan penelitian Farag dan Elias (2016) bahwa agreeableness
berpengaruh positif terhadap skeptisime auditor. Agreeableness menunjukkan
sikap positif sehingga auditor akan lebih bersikap skeptis dalam pekerjaannya.
Variabel independen kedua penelitian ini adalah extraversion. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (2013) menyimpulkan bahwa extraversion
berpengaruh positif terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal ini
menunjukkan, semakin ekstrovert seorang auditor maka auditor akan cenderung
12
bersikap skeptis. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Farag dan Elias (2016) bahwa extraversion berpengaruh positif terhadap
skeptisisme seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki
kepribadian extraversion memilik sikap yang lebih skeptis. Berbeda dengan
penelitian Kraus (2002) dalam Rustisrini (2014) menunjukkan bahwa
Extraversion tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja auditor. Penelitian ini
menduga bahwa apabila auditor yang memiliki kepribadian extraversion tidak
berpengaruh terhadap sikap skeptisnya pada saat penugasaan audit.
Variabel independen ketiga penelitian ini adalah independensi. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (2013) menyimpulkan bahwa
independensi berpengaruh positif terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal
ini menunjukkan, semakin independen seorang auditor maka auditor akan
cenderung bersikap skeptis. Peneletian diatas didukung oleh penelitian Attamimi
dan Riduwan (2012) yang menyimpulkan bahwa independensi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap skeptisisme professional auditor. Sedangkan hasil
penelitian Hadi dan Hardiyati (2014) menyimpulkan bahwa independensi tidak
berpengaruh terhadap skeptisisme professional auditor.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan
1 BambangRiyanto(2015)
The Impact ofAgreeableness,Extraversion, andIndependence onProfessionalSkepticism: AnEmpirical Assessmentof New Recruits ofthe IndonesianSupreme Audit
Variabel Independen:Agreeablenes ,Extraversion,Independence
Varieabel Dependen:ProfessionalSkepticism
Agreeableness tidakberpengaruh terhadapskeptisismeprofesional.
Extraversion danindependenceberpengaruh positifterhadap skeptisismeprofesionalisme.
13
Institution.
2 Farag danElias (2016)
The RelationshipBetween AccountingStudents’ Personality,ProfessionalSkepticism andAnticipatorySocialization
Variabel Independen:personality.
Variabel Dependen:ProfessionalSkepticism andAnticipatorySocialization.
Agreeableness,Extraversionberpengaruh positifterhadap skeptisismeprofesional.
3 Kraus (2003)dalamRustriani(2013)
PengaruhKompleksitas Tugas,Tekanan Waktu, danSifat Kepribadianpada Kinerja
Variabel Independen:Kompleksitas Tugas,Tekanan Waktu, danSifat KepribadianVariabel Dependen:Kinerja
Extraversion tidakberpenggaruh terhadapprestasi kerja auditor
4 Attamimi, F.M., danRiduwan,Akhmad(2015)
Faktor-Faktor yangMempengaruhiSkeptismeProfesional Auditor
Variabel Independen:
Kompetensi,Independen,pengalaman, etika,Time BudgetPressure
Independensiberpengaruh positifdan signifikan terhadapterhadap skeptisismeprofesional auditor.
5. Hadi danHardiyanti(2014)
PengaruhIndependence InAttitude danPengalamanTerhadapSkeptisismeProfesional Auditor
Variabel independen:Independence InAttitude danPengalaman
Variabel dependen:SkeptisismeProfesional Auditor
Independensiberpengaruh namuntidak signifikan.
2.6 Kerangka Pemikiran
Sesuai dengan telaah literature yang telah dikemukakan diatas serta dengan
melihat hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan traits (kepribadian) dan
Independensi terhadap skpetisisme profesional auditor, maka penulis
mengembangkan kerangka teoritis penelitian tentang pengaruh agreeableness,
Extraversion dan independensi auditor terhadap skeptisisme professional auditor
sebagai dasar penentuan hipotesis dalam bentuk diagram sistematik melalui bagan
yang digambarkan sebagai berikut ini.
14
Kerangka Teoritis Hubungan Antar Variabel
Variabel Independen Variabel Dependen
Agreeableness Ha1 (-)
Skeptisisme Profesional Auditor
(Y)Extraversion Ha2 (+)
IndependensiHa3 (+)
2.7 Pengembangan Hipotesis
2.7.1 Pengaruh Agreeableness terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Pengembangan hipotesis dari penelitian ini berdasarkan Teori
Disonansi Kognitif yaitu individu selalu mempunyai tendensi untuk menjaga
keseimbangan antara kognisi (emosi, kepercayaan, perilaku, sikap, dan persepsi)
dengan tindakannya. Jika individu tersebut menghindari disonansi yang terjadi
maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman, stress dan merasa bersalah.
Hasil penelitian Rustiarini (2013) menyimpulkan bahwa sifat kepribadian
Agreeableness berpengaruh negatif terhadap skeptisisme kinerja seorang auditor.
Seseorang dengan kepribadian agreeableness memiliki sifat dapat bekerjasama,
dapat dipercaya, penuh perhatian, baik hati, suka menolong, dan tidak suka
berselisih dengan orang lain. Adanya kecenderungan auditor untuk menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, menghindari perselisihan dengan rekan kerja,
serta mengurangi peluang timbulnya konflik di tempat kerja menyebabkan sifat
kepribadian ini tidak menguntungkan bagi auditor (Rustiarini, 2013).
15
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Riyanto (2013) bahwa keperibadian Agreeableness berpengaruh negatif terhadap
skeptisisme profesional auditor. Auditor yang memiliki kepribadian
agreeableness cenderung bersikap mudah menyetujui pendapat orang lain,
percaya dengan pernyataan klien, dan mudah percaya terhadap bukti-bukti audit
yang dikumpulkan. Auditor yang memiliki keperibadian agreeableness akan
cenderung berperilaku tidak skeptis. Jika auditor dengan kepribadian
agreeableness berprilaku skeptis maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman di
dalam dirinya. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini sebagai berikut.
H1: Agreeableness berpengaruh negatif terhadap skeptisisme professional
auditor.
2.7.2 Pengaruh Extraversion terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Extraversion adalah cara individu beradaptasi dengan lingkungannya
McCrae dan Jhon (1992). auditor dengan karakteristik seperti ini cenderung
rasional, selalu menggunakan rasional dan logika dalam mengambil keputusan.
Hasil penelitian Rustiarini (2013) menyimpulkan bahwa sifat kepribadian
extraversion berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Auditor yang memiliki sifat kepribadian extraversion yang tinggi memiliki
sifat energik dan mudah bergaul sehingga memiliki kemampuan berinteraksi dan
berkomunikasi secara interpersonal baik dengan rekan kerja maupun dengan klien
yang diaudit. Hasil penelitian Riyanto (2013) juga menyimpulkan bahwa
extraversion berpengaruh positif terhadap skeptisisme professional auditor. Hasil
16
penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Farag dan Elias
(2016) bahwa extraversion berpengaruh positif terhadap skeptisisme professional.
Hal ini berarti auditor yang memiliki kepribadian yang ekstravert cenderung
bersikap skeptis di dalam penugasan audit. Jika auditor tersebut tidak berpeilaku
ekstravert maka auditor akan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam dirinya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
H2: Extraversion berpengaruh positif terhadap skeptisisme profesional
auditor.
2.7.3 Pengaruh Independensi terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Auditor yang dikatakan independen adalah auditor yang memberikan
penilaian senyatanya terhadap objek yang diperiksa tanpa memiliki beban dari
pihak manapun Singgih dan Bawono (2010) dalam Rahayu dan Gudono (2016).
Hasil penelitian Riyanto (2013) menyimpulkan bahwa independensi berpengaruh
positif terhadap skeptisisme Profesional auditor. Hasil penelitian tersebut
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hadi dan Hardiyati (2014),
Attamimi dan Riduwan (2015) dan Handayani dan merkusiwati (2015) bahwa
independensi berpengaruh positif terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor,
maka semakin tinggi pula tingkat skeptisisme profesional auditor yang dimiliki
Dengan demikian, Auditor yang memiliki independensi yang tinggi cenderung
bersikap skeptis dalam melakukan tugas audit. Jika auditor tersebut tidak bersikap
independen maka akan timbul rasa tidak nyaman dalam dirinya. Berdasarkan
17
uraian tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai
berikut.
H3: Independensi berpengaruh positif terhadap skeptisisme profesional
auditor.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor Perwakilan BPKP Perwakilan
Provinsi Lampung. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu cara pengambilan sampel penelitian berdasar kriteria tertentu.
Adapun kriteria sampel yang digunakan yaitu:
1. Auditor di BPKP Perwakilan Provinsi Lampung.
2. Sudah menjabat sebagai auditor.
3.2 Definisi Variabel dan Pengukurannya
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, dan satu variabel
dependen. Berikut ini definisi variabel dan pengukuran dari masing-masing
variabel yang digunakan.
3.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah skeptisisme profesional
auditor. Skeptisime profesional auditor adalah kecenderungan untuk
berhati-hati dalam mengambil keputusan sampai terdapat bukti-bukti audit
yang kompeten (Hurtt, 2010). Instrumen untuk mengukur variabel
skeptisisme professional mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Fullerton dan Durtschi (2004) dari penelitian Hurtt (2003).
Variabel skeptisisme profesional auditor diukur dengan menggunakan
19
indikator sebagai berikut:
a. Questioning Mind (Pola pikir yang selalu bertanya-tanya)
b. Suspension of Judgement (Penundaan pengambilan keputusan)
c. Self Confidence (Percaya diri)
d. Self Determination (Keteguhan hati)
3.2.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat baik secara positif atau negatif. Dalam penelitian ini terdapat tiga
variabel independen yang digunakan, Agreeableness, Extraversion, dan
independensi.
a. Agreeableness
Agreeableness mengacu kepada sejauh mana individu memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi terhadap orang lain. Instrumen untuk mengukur
variabel kualitas audit mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
McCrae dan Costa (1992) dalam Rustiarini (2014). Variabel Agreeableness
diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. good-naturedness (kebaikan hati)
2. cooperativeness (dapat bekerja sama)
3. trust (tingkat kepercayaan).
b. Extraversion
Extraversion mengacu pada cara individu dalam berurusan dengan
lingkungan mereka. Seorang auditor yang memiliki sifat kepribadian
extraversion cenderung banyak bicara, energik, semangat, memiliki emosi
20
positif, menyukai tantangan, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan
sekitar Judge dkk. (2002) dalam Rustiarini (2014). Variabel Extraversion
diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Talkativeness (banyak bicara),
2. Assertiveness (sangat berani),
3. Energy (penuh energi).
c. Independensi
Independensi merupakan kecenderungan seseorang (auditor) untuk
dapat mempertahankan pendapatnya dari tekanan pihak lain (wrightsman,
1992). Independensi tersebut berarti auditor harus netral dalam tiga aspek,
yaitu independensi program audit, verifikasi dan pelaporan Sawyer (2006;
29).
Instrumen untuk mengukur variabel Independeni mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Mindarti dkk. (2016). Variabel independensi
auditor diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
a. independensi dalam program audit,
b. independensi dalam verifikasi, dan
c. kemandirian dalam pelaporan.
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel Independen dan Dependen
VariabelDefinisi
OperasionalDimensi Indikator
NomorKuisioner
Agreeableness(X1)
Agreeablenessmengacu kepadasejauh manaindividu memilikitingkat kepercayaanyang tinggi terhadaporang lain.
1. good-naturedness(kebaikan hati)
a. suka mencarikesalahan
b. suka membantuc. Pemaaf
1
23
2.Cooperativeness (dapatbekerjasama)
3.Trust (tingkatkepercayaan)
a. konflikb. mudah bergaulc. Baik dan ramaha. tingkat kepercayaan
45
6-89-11
21
VariabelDefinisi
OperasionalDimensi Indikator
NomorKuisioner
Extraversion(X2)
Extraversionmengacu padacara individudalam berurusandenganlingkunganmereka.
1. Talkactiveness(banyak bicara)
2. Assertiveness(sangat berani)
3. Energy (penuhenergi)
a. Suka mengobrol
a. tegas dan pastib. ramah dan mudah
bergaula. energib. antusias
1
2,3,45-6
78
Independensi(X3)
Independensimerupakankecenderunganseseorang(auditor) untukdapatmempertahankanpendapatnya daritekanan pihak lain.
1. independensi dalamprogram audit
a. bebas campur tanganpimpinan.
b. bebas dari intervensipimpinan
c. bebas dari usaha pihaklain
1
2
3
2. independensi dalamverifikasi
a. kerjasama denganmanajerial
b. bebas dari kepentinganpihak lain
4-5
6
3. kemandirian dalampelaporan
a. bebas dari kewajibanpihak lain
b. bebas dari multi tafsirc. bebas dari pengaruh
pihak lain terhadap isilaporan
7
8
9SkeptisismeProfesionalAuditor (Y)
Skeptisimeprofesional auditoradalahkecenderunganuntuk berhati-hatidalam mengambilkeputusan sampaiterdapat bukti-bukti audit yangkompeten
a. Questioning Mind(Pola pikir yangselalu bertanya-tanya)
b. Suspension ofJudgement(Penundaanpengambilankeputusan)
c. Self Confidence(Percaya diri)
d. Self Determination
a. menolak suatupernyataan tanpapembuktian yang jelas.
b. pertanyaan untukpembuktian.
a. membutuhkaninformasi yang lebih.
b. Tidak secara terburu-buru dalampengambilankeputusan.
c. Tidak akan membuatkeputusan jikainformasi belum valid.
a. Mempertimbangkanpenjelasan dari oranglain.
a. Tidak akan secaralangsung menerimaataupun membenarkanpernyataan dari oranglain.
a. Tidak mudah untukdipengaruhi oleh oranglain
1
2
3
4
5
6-7
8-10
22
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yakni berupa
kuesioner. Kuesioner yang disampaikan kepada responden merupakan jenis
kuesioner tertutup dan disertai dengan petunjuk pengisian yang jelas sehingga
dapat meminimalisir kesalahan dalam pengisian kuesioner.
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Siregar (2013: 25),
skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi sesorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert
memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu : pernyataan positif dan negatif. Penelitian
ini menggunakan kuesioner berskala likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban
dengan pengukuran variabel adalah :
a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4
c. Jawaban Ragu-Ragu (RR) diberi skor 3
d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
3.5 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, model yang digunakan dalam regresi berganda untuk
melihat pengaruh kompetensi, kompleksitas tugas, dan tekanan waktu audit
terhadap kualitas audit. Regresi berganda menghubungkan satu variabel dependen
dengan beberapa variabel independen dalam suatu model persamaan sebagai
berikut:
23
SP = α + β1KA + β2KE + β3IA + ε
Keterangan: SP : Skeptisisme Profesionalα : Konstantaβ1, β2, β3 : Koefisien arah regresiKA : Kepribadian AgreeablenesKE : Kepribadian ExtraversionIA : Independensi Auditorε : Error
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam melakukan pengujian terhadap instrumen penelitian yang digunakan,
akan dilakukan sebagai berikut.
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa
yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2016). Pengukuran dikatakan valid jika
mengukur tujuannya dengan nyata dan benar.
Pada penelitian ini validitas diukur dengan membandingkan nilai r hitung
dan r tabel, yaitu r hitung didapat dari hasil Output Cronbach Alpha pada
kolom Coorelated Item-Total Correlation. Apabila nilai r hitung > r tabel,
maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari instrumen pengukur
(Jogiyanto, 2016). Suatu pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika
dapat dipercaya.. Untuk melakukan uji reliabilitas, peneliti menggunakan
teknik Alpha Cronbach. Kriteria pengujian reliabilitas sebagai berikut:
a. Jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 maka reliabel.
b. Jika nilai Alpha Cronbach < 0,60 maka tidak reliabel.
24
3.7 Uji Hipotesis
3.7.1 Koefisien Determinasi yang Telah Disesuaikan (R2)
Koefisien deteriminasi yang telah disesuaikan (R2) bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil menandakan kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Rosalina, 2012).
3.7.2 Uji Kelayakan Model Regresi (Uji Statistik-F)
Uji statistik-F digunakan untuk menguji hubungan regresi secara
simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi layak
untuk dilanjutkan. Hipotesis dikatakan signifikan apabila nilai f hitung > f
tabel pada derajat kebebasan 5% (Rosalina, 2012).
3.7.3 Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik-t)
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan analisis regresi untuk
mengetahui pengaruh variabel independen secara individual. Dalam analisis
regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Uji yang dilakukan adalah uji t. Pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan perbandingan tingkat signifikansi dimana yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Jika tingkat signifikansi > 0,05
maka hipotesis ditolak. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka hipotesis
diterima (Ghozali, 2016).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tiga variabel independen
terhadap kualitas hasil audit. Ketiga variabel independen tersebut yaitu
agreeableness, extraversion dan independensi. Berdasarkan hasil analisis atas data
yang telah dikumpulkan dan diolah, simpulan hasil penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Agreeableness auditor internal pemerintah tidak berpengaruh terhadap
skeptisisme profesional auditor. Penelitian tidak berhasil memberikan
dukungan empiris terkait hubungan agreeableness dengan skeptisisme
profesional auditor.
2. Extraversion auditor internal pemerintah berpengaruh positif terhadap
skeptisisme profesional auditor.
3. Independensi auditor internal pemerintah berpengaruh positif terhadap
skeptisisme profesional auditor.
41
5.2 Konstribusi Penelitian
Konstribusi dari penelitian ini antara lain:
1. Kontribusi praktik, hasil penelitian ini memberikan masukan kepada BPKP
untuk lebih menekankan kepada independensi auditor dalam program pelatihan
yang dijalankan dalam rangka meningkatkan sikap skeptis auditor sehingga
akan meningkatkan kualitas pekerjaan pemerikasaan. Lebih lanjut, bukti
hubungan positif extraversion terhadap skeptisisme profesional auditor bisa
menjadi masukan kepada BPKP dalam pelaksanaan rekrutmen auditor.
2. Kontribusi teoritis, penelitian ini memberikan bukti empiris dan mengisi gap
literatur terkait dengan kepribadian agreeableness, extraversion dan
independensi auditor terhadap sikap skeptisme auditor BPKP dalam
menjalankan tugas dan fungsi audit.
5.3 Keterbatasan dan Saran Penelitian Selanjutnya
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
1. Cakupan penelitian yang hanya berfokus pada auditor Perwakilan BPKP
Provinsi Lampung, sehingga belum bisa digenaralisasi ke seluruh auditor
Perwakilan BPKP di Indonesia.
2. Terdapat kemungkinan sebagian responden bias dalam memahami isi
pertanyaan kuesioner khususnya variabel agreeableness karena peneliti tidak
bisa berinteraksi dan menjelaskan langsung kepada seluruh respoden dan
karena adanya kemungkinan perbedaan persepsi peneliti dengan responden.
3. Penelitian ini hanya meneliti variabel dependen kualitas hasil audit yang
dijelaskan oleh variabel independen yaitu agreeableness, extraversion dan
42
independensi sebesar 73,3%, tanpa meneliti 26,7% yang dijelaskan variabel di
luar model.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran dari
penulis adalah sebagai berikut:
1. Kepada Perwakilan BPKP untuk lebih menekankan kepada independensi
auditor dalam program pelatihan yang dijalankan dalam rangka peningkatan
skeptisisme profesional auditor.
2. Bukti hubungan positif kepribadian extraversion terhadap skeptisisme
profesional auditor bisa menjadi masukan kepada BPKP dalam melakukan
rekrutmen auditor.
3. Penelitian mengenai kualitas hasil audit yang selanjutnya diharapkan untuk
bisa meneliti mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hasil
audit yang belum dibahas pada penelitian ini.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa memperluas jumlah sampel responden
dan lokasi penelitian yang lebih luas untuk mendapatkan keterwakilan yang
lebih besar atas populasi penelitian yang diteliti.
5. Penelitian selanjutanya diharapkan bisa mempertibangkan instrumen lain atau
bahkan varibel lain yang berpotensi menjelasakan skeptisme profesional
auditor.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). 2013. Standar AuditIntern Pemerintah Indonesia.
Attamimi, F. M., dan Riduwan, Akhmad. 2015. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Skeptisme Profesional Auditor. Jurnal Ilmu dan RisetAkuntansi, Vol.4 No.7 hal.1-22
Azwar, S. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jakarta: PustakaPelajar.
Beasley, M.S., Carcello, J.V., dan Hermanson, D.R. 2001. Top 10 AuditDeficiencies. Journal of Accountancy. pp.63-66.
Bawono, Icuk Rangga dan E. M. Singgih. 2010. Faktor-Faktor dalam Diri Auditordan Kualitas Audit: Studi pada KAP ‘Big Four’ di Indonesia. JurnalAkuntansi Dan Auditing Indonesia, Vol.14 No.2 Hal. 54-74
Briggs, S. P., S. Copeland, dan D. Haynes. 2007. Accountants for the 21stCentury, Where Are You? A Five-Year Study of Accounting Students’Personality Preferences. Critical Perspectives on Accounting, Vol. 18,pp.511-537.
Carpenter, Tina., Durtschi Cindy dan Lisa Milici Gaynor. (2002). The Role ofExperience in Professional Skepticism, Knowledge Acquisition, and FraudDetection.
Farag, Magdy S. dan Rafik Z. Elias. 2016. The Relationship Between AccountingStudents’ Personality, Professional Skepticism and AnticipatorySocialization. Accounting Education. ISSN: 0963-9284.
Fullerton, R., & Durtschi, C. 2004. The effect of professional skepticism on thefraud detection skills of internal auditors. Working Paper Series. July 5,2015. http://www.ssrn.com
Gautama, Wakos Reza. 2016. Jamwas Diminta Periksa Penyidik Kejati Lampungterkait Batalnya Status Tersangka Reza dan Dino.http://m.tribunnews.com/regional/2016/12/05/jamwas-diminta-periksa-penyidik-kejati-lampung-terkait-batalnya-status-tersangka-reza-dan-dino.Diakses tanggal 29 Juli 2017.
Ghazali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS23 Edisi 8. Badan Penerbit Undip: Semarang.
44
Hadi, Syamsul dan Febria Ika Hardiyati. 2014. Pengaruh Independence In Attitudedan Pengalaman Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor. JurnalEkonomi dan Bisnis Islam, Vol.8 No.2 hal.219-234. ISSN:1907-9109
Hafifah Nasution. 2012. Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit dan TipeKepribadian Terhadap Skeptisme Profesional dan Kemampuan Auditordalam Mendeteksi Kecurangan. Tesis. Universitas Islam Negeri Syarif.Hidayatullah. Jakarta. Dipublikasikan.
Handayani, Komang A.T. dan Lely Aryani Merkusiwati. 2015. PengaruhIndependensi Auditor dan Kompetensi Auditor pada SkeptisismeProfesional Auditor dan Implikasinya terhadap Kualitas Audit. E-JurnalAkuntansi Universitas Udayana, Vol. 10 No. 1 hal. 229-243.
Hurtt, R. K. 2010. Development of a Scale to Measure Professional Skepticism.Auditing: A Journal of Practice &Theory, Vol. 29 No. 1, AmericanAccounting Association, pp.149 – 171
Hurtt, R. K., Liburd, Christine E. Earley, dan Ganesh Krishnamoorthy. 2013.Research on Auditor Professional Skepticism: Literature Synthesis andOpportunities for Future Research. Auditing: A Journal of Practice&Theory, Vol. 32 No. 1, American Accounting Association, pp.45 – 97
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. SalembaEmpat. Jakarta.
Jogiyanto, HM. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah danpengalaman-pengalaman. BPFE. Jogjakarta.
Judge, T.A., Heller, D., & Mount, M.K. (2002). Five- factor model of personalityand job satisfaction: a meta- analysis. Journal of Applied Psychology,Vol.87, pp.530-541.
Kraus, E. 2002. Personality and Job Performance: The Mediating Roles ofLeader-Member Exchange Quality and Action Control. Ph.D Dissertation,Florida International University.
McCrae, R. R., dan John, O. P. 1992. An Introduction To The Five-Factor ModelAnd It’s Applications. Journal of Personality, Vol. 60, pp.175-215.
McCrae, R. R., dan Costa, P. T., Jr. 1997. Personality trait structure as a humanuniversal. American Psychologist Association, Vol 52 No.5, pp.509-516.
Mindarti, Ceacilia Sri dan Pancawati Hardiningsih. 2016. Moral ReasoningMemoderasi Kompetensi dan Independensi Terhadap Audit. SimposiumNasional Akuntansi XIX. Lampung.
Morgan, D. O., Jarnagin, K., dan Roth, R. A. 1986. Purification andcharacterization of the receptor for insulin-like growth factor I.Biochemistry, 25(19), pp.5560-5564.
45
Mulyadi. 2014. Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Nelson, M. 2009. A model and literature review of professional skepticism inauditing. Auditing: A Journal of Practice & Theory Vol. 28 No. 2: pp.1–34.
Noviyanti, Suzy. 2008. Skeptisme Profesional Auditor dalam MendeteksiKecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.5, No.1, hal.102-125.
Rahayu, Siti., dan Gudono. 2016. Faktor- Faktor yang mempengaruhiKemampuan Auditor dalam Pendeteksian Kecurangan: Sebuah RisetCampuran dengan Pendekatan Sekuensial Eksplanatf. Simposium NasionalAkuntansi XIX. Lampung.
Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentangSistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Riyanto, Bambang. 2013. The Impact of Agreeableness, Extroversion, andIndependence on Professional Skepticism: An Empirical Assessment ofNew Recruits of the Indonesian Supreme Audit Institution. EuropeanBusiness Research Conference. Roma.
Roeckelein, J. E. Ed.. 2006. Elsevier's dictionary of psychological theories.Elsevier. Fountain Hills.
Rustiarini, Ni Wayan. 2013. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Waktu, danSifat Kepribadian pada Kinerja. Makara Seri Sosial Humaniora, Vol.17No.2 hal. 126-138.
Rustiarini, Ni Wayan. 2013. Sifat Kepribadian dan Locus of Control SebagaiPemoderasi Hubungan Stres Kerja dan Perilaku Disfungsional Audit.Simposium Nasional Akuntansi XVI. Manado.
Rustiarini, Ni Wayan. 2014. Sifat Kepribadian Sebagai Pemoderasi HubunganStres Kerja dan Perilaku Disfungsional Audit. Jurnal Akuntansi danKeuangan Indonesia, Vol.11 No.1 hal. 1-19.
Sawyer, Lawrence B, dkk. 2006. Sawyer’s internal auditing, Audit InternalSawyer. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT FajarInterpratama Mandiri
Sutriyanto, Eko. 2017. Reza dan Dino Kembali Jadi Tersangka Korupsi DinasPendidikan. http://www.tribunnews.com/regional/2017/02/17/reza-dan-dino-kembali-jadi-tersangka-korupsi-dinas-pendidikan-lampung. DiaksesTanggal 29 juli 2017.