PENERAPAN TEKNO~OGI PENGIDERAAN JAUH DI BIDANG …

9
Oseana, Volume XLII, Nomor 3 Tahun 2017: 56 - 64 ISSN 0216-1877 PENERAPAN TEKNO~OGI PENGIDERAAN JAUH DI BIDANG PESISIR DAN LAUTAN Oleh Muhammad Zainuddin Lubis I), Oktavianto Gustin", Wenang Anurogo", Husnul Kausarian", Kasih Anggraini", Aditya Hanafi" ABSTRACT APPLICATIONS OF REMOTE SENSING TECHNOLOGY IN COASTAL AND OCEAN Many remote sensing applications are devoted to the coastal and ocean sector. Representative case studies arepresented in the special issue "Advances in Remote Sensing of coastal and ocean ". Remote sensing techniques represent a powerful tool for landslide investigation: applications are traditionally sea surface temperature, marine habitat into three main classes, although this subdivision has some limitations and borders are sometimes fuzzy in coastal and ocean. Remote sensing combined with geographic information system (GIS) can be used as a technology tool to obtain information about the object quickly and accurately, including objects in coastal and ocean areas. Remote sensing data on coastal and marine areas specifically for the region in Indonesia have been widely practiced. The use of remote sensing data and GIS in coastal and marine areas can be used to determine sea surface temperature, determination offish catchment area, and coastline morphological changes by adding other influential parameters. It can also be used to monitor a regional change by using multi-temporal recording data such as disaster monitoring, monitoring of land cover changes in coastal areas etc. Remote sensing data essentially can be used as an alternative technology in obtaining information at a cheaper cost wren compared with the conventional way. PENDAHULUAN Penginderaan jauh menjadi salah satu altematif memperoleh informasi yang cepat, tepat dan murah. Penginderaan jauh adalah ilmu untuk memperoleh informasi fenomena alam pada objek (permukaan bumi) yang diperoleh tanpa kontak langsung dengan objek permukaan bumi, tetapi melalui pengukuran pantulan (reflection) ataupun pancaran (emission) oleh media gelombang elektromagnetik (Suwargana, 2013). Menurut Jaya (2010), penginderaan jarak jauh khususnya satellite remote sensing dengan citra landsat merupakan sarana yang banyak digunakan untuk kegiatan pemetaan di bidang kelautan dan pesisir di Indonesia. Aplikasi penginderaan jauh I) Dosen Teknik Geomatika, Politeknik Negeri Batam ([email protected]) 2)Dosen Teknik Geologi, Fakultas Tenik , Universitas Islam Riau (UIR) 3)Staf Pusat Penelitian Oseanografi LIPI 4)Mahasiswa Program Studi Teknik Geomatika 56

Transcript of PENERAPAN TEKNO~OGI PENGIDERAAN JAUH DI BIDANG …

Oseana, Volume XLII, Nomor 3 Tahun 2017: 56 - 64 ISSN 0216-1877

PENERAPAN TEKNO~OGI PENGIDERAAN JAUH DI BIDANGPESISIR DAN LAUTAN

OlehMuhammad Zainuddin Lubis I), Oktavianto Gustin", Wenang Anurogo",

Husnul Kausarian", Kasih Anggraini", Aditya Hanafi"

ABSTRACT

APPLICATIONS OF REMOTE SENSING TECHNOLOGY IN COASTALAND OCEAN Many remote sensing applications are devoted to the coastal and oceansector. Representative case studies arepresented in the special issue "Advances in RemoteSensing of coastal and ocean ". Remote sensing techniques represent a powerful tool forlandslide investigation: applications are traditionally sea surface temperature, marinehabitat into three main classes, although this subdivision has some limitations and bordersare sometimes fuzzy in coastal and ocean. Remote sensing combined with geographicinformation system (GIS) can be used as a technology tool to obtain information aboutthe object quickly and accurately, including objects in coastal and ocean areas. Remotesensing data on coastal and marine areas specifically for the region in Indonesia havebeen widely practiced. The use of remote sensing data and GIS in coastal and marineareas can be used to determine sea surface temperature, determination offish catchmentarea, and coastline morphological changes by adding other influential parameters. Itcan also be used to monitor a regional change by using multi-temporal recording datasuch as disaster monitoring, monitoring of land cover changes in coastal areas etc.Remote sensing data essentially can be used as an alternative technology in obtaininginformation at a cheaper cost wren compared with the conventional way.

PENDAHULUAN

Penginderaan jauh menjadi salahsatu altematif memperoleh informasi yangcepat, tepat dan murah. Penginderaanjauh adalah ilmu untuk memperolehinformasi fenomena alam pada objek(permukaan bumi) yang diperoleh tanpakontak langsung dengan objek permukaanbumi, tetapi melalui pengukuran pantulan

(reflection) ataupun pancaran (emission)oleh media gelombang elektromagnetik(Suwargana, 2013). Menurut Jaya (2010),penginderaan jarak jauh khususnyasatellite remote sensing dengan citralandsat merupakan sarana yang banyakdigunakan untuk kegiatan pemetaan dibidang kelautan dan pesisir di Indonesia.

Aplikasi penginderaan jauh

I)Dosen Teknik Geomatika, Politeknik Negeri Batam ([email protected])2)Dosen Teknik Geologi, Fakultas Tenik , Universitas Islam Riau (UIR)3)Staf Pusat Penelitian Oseanografi LIPI4)Mahasiswa Program Studi Teknik Geomatika

56

merupakan salah satu aplikasi yang dapatdimanfaatkan untuk analisis tingkatkenyamanan permukiman di daerahkota. Aplikasi penginderaan jauh mampudalam menyadap informasi secara detil,karena memberikan resolusi spasialyang cukup tinggi. Informasi tersebutdapat berupa liputan vegetasi, kepadatanbangunan, jarak permukiman terhadapjalan utama dan industri yang merupakanbeberapa parameter penentu tingkatkenyamanan permukiman. PemanfaatanSIG digunakan untuk menganalisisparameter yang berpengaruh dalamtingkat kenyamanan permukiman danmembantu dalam memvisualisasikandalam bentuk peta (Maru, 2016).

Karakter utama citra (image).dalam penginderaan jauh adalah adanyarentang kanal (band) panjang gelombangelektromagnetik (electromagnetwavelength) yang dimilikinya. Beberaparadiasi yang dapat dideteksi dengansistem penginderaan jauh, sepertiradiasi cahaya matahari yang dapatterdeteksi melaui medium gelombangelektromagnetik. Daerah panjanggelombang elektromagnetik dari daerahvisible dan near sampai middle infrared,atau dari distribusi spasial energipanas (thermal) yang dipantulkan daripermukaan bumi. Setiap material padapermukaan bumi mempunyai reflektansiyang berbeda terhadap cahaya matahari,sehingga material-material terse butakan mempunyai resolusi yang berbedapada setiap band panjang gelombang.Obyek di permukaan bumi berdasarkanpada nilai pantulan energi gelombangelektromagnetik yang dipancarkan olehobyek permukaan bumi kemudian energi

tersebut direkam oleh sensor. Ada tigakelompok utama obyek permukaanbumi yang dapat dideteksi oleh sensoryaitu: air, tanah, dan vegetasi yangmasing-masing memancarkan energielektromagnetik dengan kemampuanpemetaan citranya tergantung padakarakteristik masing-masing citra sate lit.Kanal dan karakteristik inilah yangdigunakan oleh penginderaan jauh untukmengenali obyek-obyek atau tipe-tipeliputan lahan yang ada di permukaanbumi (Suwargana, 2013)

Saat ini penelitian tentang terumbukarang mengenai distribusi, kondisi(tingkat kerusakan) dan luasannya masihdilakukan dengan cara konvensional yangmasih mempunyai banyak kelemahan,selain membutuhkan biaya yang cukupbesar juga sulit mendapatkan data yangsecara sinoptik dan bersifat spasialdalam areal yang luas. Sebagai solusidari masalah ini, sekarang sudah tersediasarana satelit (Citra Landsat_ TM) yangdapat digunakan untuk mendapatkan datasecara sinoptik dan bersifat spasial dalamareal yang luas tersebut. Contohnyaadalah penelitian untuk mengetahuidistribusi dan tingkat kerusakan terumbukarang yang terjadi dalam kurun waktu 5tahun terakhir, serta luasannya (terbataspada kedalaman 0-10 meter) denganmenggunakan citra sate lit Landsat_ TMAquisisi Tahun 1997 dan 2002 (Rauf,2004).

Koreksi citra satelit yang digunakanpada penelitian ini adalah citra satelitLandsat 8 tahun 2005 hasil perekaman12 Januari 2005 yang digunakan sebagaigaris pantai awal (baseline), dan hasilperekaman 12 September 2014 sebagai

57

garis pantai pembanding. Pengolahan citrasatelit dilakukan untuk mengoreksi hasilperekaman citra satelit dengan kondisisebenamya di lapangan. Pengolahan citrasate lit terdiri dari koreksi atrnosferik dankoreksi geometrik (Anggoro et al., 2015).

1. Koreksi Atmosferik

Proses .koreksi atrnosferikyang dilakukan menggunakan modulFLAASH pada perangkat lunak Envi.Koreksi atrnosferik bertujuan untukmenghilangkan pengaruh atmosfer,seperti partikel debu dan uap air (Mansonet al., 2003). Tahap koreksi atrnosferikmenggunakan FLASSH adalah yangberfungsi sebagai berikut: 1) Kalibrasinilai digital citra menjadi nilai radiandalam format band interleaved by line(BIL); 2) Menentukan titik tengah scenecitra, tipe sensor, ketinggian sensor,ukuran piksel dan akuisisi yang terdapatpada metadata citra; 3) Menentukanketinggian rata-rata lokasi penelitiandan menentukan model atmosferik yaitutropikal dan model aerosol maritim; dan4) Memasukan nilai kecerahan,udara.

2. Koreksi Geometrik

Koreksi geometrik yang dilakukandalam metode penginderaan jauh, denganmenggunakan data GCP (Ground ControlPoint) hasil pengukuran lapanganberdasarkan persamaan polinomial(Mishra et al., 2006; Wenang et al.,2015). Penentuan posisi GCP dilakukanpada lokasi yang dianggap tidak berubahatau berpindah selama tahun 2005-2014seperti dermaga, persimpangan jalan danmenara. Posisi lokasi GCPpada penelitianini disajikan pada Lampiran 1. Koreksi

geometrik dilakukan dengan cara nilaikoordinat baris dan kolom ditransformasisecara matematis menjadi koordinatdengan sistem proyeksi yang telahditentukan. Persamaan polinomial dipilihuntuk mengurangi kesalahan koordinat.Akurasi dari transformasi polinomialdihitung dengan menggunakan RMSE(Root Mean Square Error) untuk setiapGCP.

PERANANPENGINDERAANJAUHDANSIG

Adapun upaya untuk memperolehinformasi tentang potensi sumberdayawilayah pesisir dan lautan dalam rangkauntuk mengoptimalkan pengelolaanwilayah pesisir dan lautan adalahpenggunaan teknologi penginderaan jauhdan sistem informasi geografis (SIG).Informasi mengenai obyek yang terdapatpada suatu lokasi di permukaan bumidiambil dengan menggunakan sensorsatelit, kemudian sesuai dengan tujuankegiatan yang akan dilakukan, informasimengenai obyek tersebut diolah,dianalisa, diinterpretasikan dan disajikandalam bentuk informasi spasial dan petatematik tata ruang dengan menggunakanSIG. Pemanfaatan data penginderaanjauhdan SIG telah banyak dilakukan dalamkaitannya dengan wilayah pesisir danlautan khususnya sektor perikanan danpengelolaan wilayah pesisir dan lautan,seperti aplikasi penginderaan jauh untukmemberikan informasi Zona PotensiPenangkapan Ikan (ZPPI), kesesuaianlahan perairan untuk usaha budidaya lautdan pariwisata bahari, identifikasi potensiwilayah pesisir (seperti hutan mangrove,terumbu karang, padang lamun dan pasir),

58

zonasi kawasan konservasi laut, analisapotensi ekonomi wilayah pesisir pulau-pulau kecil, pengamatan perubahan garispantai, analisa pencemaran lingkunganperairan dan lain sebagainya. (Syah,2010).

Pemetaan dibidang perairan danlautan pemah dilakukan yaitu tentangPemetaan Sumber Daya Laut Pulau Niasdengan Teknologi Penginderaan JauhSatelit Pasca- Tsunami 2004 (Gaol et al.,2007). Pemanfaatan data penginderaanjauh di antaranya untuk penelitianten tang model pengembangan wilayahpesisir dan lautan. Penelitian dimulai daripengembangan model parameter fisikperairan (suhu permukaan laut, klorofil,muatan padat tersuspensi, kecerahanperairan) wilayah pesisir (Gaol et al.,2014)

Penelitian yang dilakukan dengankegiatan suhu permukaan laut danklorofil ini di antaranya adalah Yuanet al (2004), dengan cara menurunkanalgoritma kecerahan perairan denganmodel Seichi Disk Transparency (DSP)menggunakan data sate lit Landsat multitemporal (Oktaviani & Johan, 2016).

Absorbsi gelombang inframerah oleh air dan refiektansi beberapajenis panjang gelombang yang kuatterhadap jenis obyek vegetasi dan tanahmenjadikan teknik kombinasi ini idealdalam memetakan distribusi perubahandarat dan air yang diperlukan dalampengekstraksian perubahan garis pantai.Teknik ini dilakukan dengan on screendigitizing yang terlebih dahulu dibuatkontras, deteksi sisi dengan cara filtering,atau segmentasi histogram (Suhana et

al., 2017). Dalam tulisan ini diuraikanbeberapa pendekatan teknik gabungandalam kegiatan penginterprestasiangaris pantai menggunakan dataset citraLandsat, dan deskripsi untuk teknikanalisis perubahannya di lingkungan SIG(Kasim, 2012).

TEKNOLOGI MODERNPENGINDERAAN JAUH

Teknologi modem SistemInformasi Geografi dan penginderaanjauhdapat digunakan untuk mendapatkan dataspasial digital dengan cepat dan akurat,sehingga mampu menjawab masalahkebutuhan informasi para pemangkukebijakan. Multi konsep dalam inderajamampu memberikan berbagai informasispasial dan multi informasi yang lain(seperti multi spektral, multi sensor, multispasial, multi waktu, multi polarisasidan multi tahap). Aplikasi teknologiinderaja yang multi konsep tersebutdapat dimanfaatkan untuk memprediksiluas area panen dan produktivitasnya,sehingga tingkat ketersediaan berasnasional dapat diprediksi tiap musimpanen. Metodologi inderaja yang banyakmenggunakan citra satelit optik, yangdigunakan saat ini, seringkali terkendalaoleh tutupan awan, terutama padasaat musim hujan (Shofiyati, 2011).Disamping itu ketergantungan pada datasatelit memerlukan biaya yang besarserta lambatnya pengadaan data sehinggamenyebabkan informasi TeknologiPesawat Tanpa Awak untuk Pemetaandan Pemantauan Tanaman dan LahanPertanian perlu diterapkan (Riadi &Makrnuriyanto, 2014). Pemotretan udaradengan menggunakan pesawat tanpa

59

awak merupakan salah satu teknologialtematif untuk mendapatkan data lebihdetil, real time, cepat dan lebih murah.(Putranto et al., 2016).

Terkait dengan bertambah baiknyaresolusi spasial data pengindaran jauh,maka dimungkinkan untuk mengekstrasiobjek-objek yang relatiflebih rinci dalamukurannya. Begitu pula dengan bertambahbaiknya resolusi spektral dari datapengindaraan jauh, maka memungkinkandata satelit dapat digunakan untukmengekstrasi informasi atau objekdidasarkan pada nilai spektral dari objektertentu. Nilai spektral dari setiap objekyang di observasi biasanya berbeda.Khusus untuk objek yang berbeda dibawah permukaan laut (seperti terumbukarang, padang lamun, dan sebagainya)(Sari & Lubis, 2017), dan nilai spektraldipengaruhi oleh beberapa faktor antaralain: sifat fisik objek, dimensi objek,kejemihan atau kekeruhan air, kedalamanair dan sebagainya (Arya et al., 2017).

Mengacu pada kegiatan MREP(Marine Resources And EvaluationPlanning) yang dilakukan oleh pemerintahpada tahun 1999 - 2002, maka perluadanya kegiatan survei dan penelitiantentang sumber daya kelautan di daerah.Hasil yang diperoleh dapat menjadi dasarpengembangan dan pengelolaan .sumberdaya kelautan dan perikanan secaraterpadu. Salah satu teknologi yang dapatdigunakan dalam kegiatan survey danpenelitian potensi sumber daya kelautandan perikanan adalah teknologi SIG.

PENERAPANTEKNOLOGIPENGIDERAAN JAUH DIBIDANG

KELAUTANINDONESIAPenerapan teknologi penginderaan

jauh di bidang kelautan Indonesia saatini sangat banyak dilakukan, salahsatunya adalah metode pendeteksiankarakteristik atau habitat dasar perairandangkal. Penggunaan dengan metodekonvensional menyebabkan pemetaandasar perairan dangkal memerlukanwaktu yang lama, dan biaya yang relatifmahal. Contoh penelitian yang dilakukanoleh peneliti yang pemah menggunakanpenginderaan jauh dalam pemetaannyaadalah Siregar (2010) menggunakan citraQuickBird adalah untuk memetakan dasarperairan dangkal di Kepulauan Seribu;Restuning & Handayani (2007) denganmenggunakan data citra dari USGStahun 1973-2006 dalam hasil pemetaanpola gempa bumi di Indonesia; Usmanet al., (2005) dengan menggunakan citraLansat TM dalam penelitian sedimentasiperairan lagoon Segara Anakan; danSimbolon (2010) menggunakan datacitra modis dalam menentukan daerahpenangkapan ikan cakalang melaluianalisis Suhu Permukaan Laut (SPL) diTeluk Pelabuhan Ratu. Penelitian tentangPemanfaatan Citra Landsat 8 pemahdilakukan untuk memetakan persebaranlamun di wilayah pesisir Pulau Batamoleh Sari & Lubis (2017). Pemetaanparameter oseanografi fisik menggunakancitra landsat 8 di wilayah perairanNongsa Pulau Batam oleh Lubis & Daya(2017), dan Pemetaan potensi kekeringanlahan seluruh Pulau Batam, denganmenggunakan teknik Sistem InformasiGeografis dan penginderaan jauh olehAprilliyanti & Zainuddin (2017).

60

IPendekatan penginderaan jauhkelautan dengan parameter oseanografisangat sering dilakukan di Indonesia,yakni dengan melihat pengaruhgelombang laut. Pengembangan kawasanpantai yang tidak dilandasi oleh prinsipperlindungan dan pelestarian lingkungan,dapat menyebabkan terjadinya kerusakanpad a fungsi ekologis yang berakibatterjadinya kerusakan kawasan pantai(Angkotasan, 2012).

Salah satu hal yang dapatdilakukan dalam mengkaji kondisi suatukawasan pantai adalah melalui studimengenai perubahan garis pantai (Sakkaet al., 2011). Sebagai contoh adalah untukmenganalisis perubahan garis pantai,melalui tumpang susun (overlay) citrasatelit. Beberapa penelitian sebelurnnyayang mengkaji tentang perubahangaris pantai di berbagai kawasan pantaimenggunakan citra satelit dilakukan olehYulius & Ramdhan (20l3). KemudianPurba & Jaya (2004) melakukan penelitianmengenai perubahan garis pantai yangdilakukan di lokasi pesisir KabupatenLampung Timur, dengan menggunakancitra satelit Landsat, dengan menyebutkanfaktor morfologi pantai, variasi arah angindan karakteristik gelombang laut, yangditelaah sebagai faktor yang berperanterhadap perubahan garis pantai di pesisirKabupaten Lampung Timur.

Kemajuan teknologi di bidangpenginderaan jauh kelautan jugadirasakan dalam bidang pemetaan diIndonesia. Teknologi pemetaan saat inisudah menggunakanjasa sate lit, sehinggasangat memudahkan masyarakat untukuntuk mendapatkan data Citra Modis,dengan mengunduh langsung melalui

situs http://oceancolor.gsfc.nasa.gOY (Simbolon, 2010). Restuning &Handayani (2007) mendapatkan datacitra gempa bumi yang dapat diambil darikatalog gempa bumi milik United StatesGeological Survey (USGS).

PENUTUP

Tulisan ini memberikan informasitentang bagaimana pentingnya teknikpenginderaan jauh di bidang pesisirdan lautan, Pengetahuan tentangperkembangan dan metode denganpenggunaan citra satelit untuk pemetaandan eksplorasi di bidang pesisir dan lautanakan sangat membantu. Penggunaanmetode konvensional, menyebabkanpemetaan dasar perairan dangkal memilikibanyak keterbatasan seperti memerlukanwaktu yang lama dan biaya yang relatifmahal. Oleh karena itu, pemanfaatan citrasatelit penginderaan jauh sebagai salahsatu solusi altematifnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, A. v.P. Siregar dan S.B.Agus. 2015. Pemetaan zonageomorfologi ekosistemterumbu karang menggunakanmetode OBIA, studi kasusPulau Pari. Penginderaan Jauh.12 (1): 1-12.

Angkotasan, A.M., LW. Nurjaya danN.M.N. Natih. 2012. Analisisperubahan garis pantai di pantaibarat daya Pulau Temate,Provinsi Maluku Utara. JurnalIlmu dan Teknologi KelautanTropis. 3 (1): 11-22.

61

Anurogo, W., S.H Murti, dan N.Khakhim. 2015. 'AnalisisPerubahan Hutan MangroveDalam Penentuan KawasanRehabilitasi Dan PerubahanStok Karbon MenggunakanData Penginderaan Jauh (DiTeluk Banten, Serang ProvinsiBanten). [Thesis]. UGM (ID):Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta, pp. 1-99.

Aprilliyanti, T. dan M. Zainuddin . 2017.Pemetaan Potensi KekeringanLahan se-pulau Batammenggunakan Teknik SistemInformasi Geografis (SIG) danPenginderaan Jauh. MajalahGeografi Indonesia, 31(1), 91-94.

Arief, M. 2010. Inventarisasi SumberDaya Alam Pesisir dan Lautdengan Menggunakan DataSatelit Landsat Studi Kasus:Kabupaten Maluku Tenggara.Majalah Sains dan TeknologiDirgantara, 1(2), 114-128.

Arya, A., G. Winarso dan 1. Santoso.2017. Ekstraksi KedalamanLaut Menggunakan DataSpot-7 di Teluk BelangbelangMamuju (The BathymetryExtrhction Using Spot-7 DataAt The Belangbelang BayWaters Mamuju). Jurnal IlmiahGeomatika, 22(1), 09-19.

Felde G.W., G.P. Anderson, T.W. Cooley,M.W. Matthew, S.M. Adler-Golden, A. Berkand and J. Lee.2003. Analysis ofH yperion Datawith the FLAASH AtmosphericCorrection Algorithm. 2003.

IEEE IGARSS: Learning fromEarth's Shapes and Colors:Toulouse: p 90-92.

Gaol, J.L., R.E. Arhatin, D. Manurungdan M Kawaru. 2007. PemetaanSumber Daya Laut Pulau Niasdengan Teknologi PenginderaanJauh Satelit Pasca- Tsunami2004. Jurnal Ilmu PertanianIndonesia, 12(3),131-140.

Gaol, lL., R.E. Arhatin dan M.M.Ling. 2014. Pemetaan SuhuPermukaan Laut Dari Sate litdi Perairan Indonesia UntukMendukung "One MapPolicy". In Seminar NasionalPenginderaan Jauh (pp. 433-442).

Jaya 1. 2011. Penginderaan jauhsumberdaya dan dinamika lautdengan teknologi akustik untukpembangunan benua maritimIndonesia. Orasi Ilmiah G~ruBesar FPIK-IPB. IPB-Press.Bogor.

Kasim, F. 2012. Pendekatan beberapametode dalam monitoringperubahan garis pantaimenggunakan datasetpenginderaan j auh Landsat danSIG. Jurnal IlmiahAgropolitan,5,620-635.

Lubis, M.Z.Z. dan A.P. Daya. 2017.Pemetaan ParameterOseanografi FisikMenggunakan Citra Landsat8 di Wilayah Perairan NongsaPulau Batam. Jurnal Integrasi,9(1),9-15.

62

Manson, F. J., N.R. Loneragan, G.A.Skilleterand and S.R. Phinn.2005. An evaluation of theevidence for linkages betweenmangroves and fisheries: asynthesis of the literatureand identification of researchdirections. Oceanography andmarine biology, 43, 483.

Maru, A.C.H. dan LN. Hidayati. 2016.Pemanfaatan Citra Quickbirddan Sig Untuk Pemetaan TingkatKenyamanan Permukiman DiKecamatan Semarang BaratDan Kecamatan SemarangUtara. Jurnal Bumi Indonesia,5(1). 10-20.

Mishra, D., S. Narumalani, D.Rundquistand and M. Lawson.2006. Benthic habitat mappingin tropical marine environmentsusing QuickBird multispectraldata. PhotogrammetricEngineering & Remote Sensing,72(9), 1037-1048.

Oktaviani, A. dan Y. Johan. 2016.I Perbandingan Resolusi Spasial,

Temporal dan RadiometrikSerta Kendalanya. JurnalEnggano, 1(2), 74-79.

Purba M dan 1. Jaya. 2004. Analisisperubahan garis pantai danpenutupan lahan antara WayPenet dan Way Sekampung,Kabupaten Lampung Timur.Jurnal Ilmu-ilmu Perairan danPerikanan Indonesia. 11 (2):109-12l.

Putranto, A., S. Sutikno dan S. Suharyadi.2016. Integrasi Foto Udara danSistem Informasi GeografisUntuk Evaluasi PenentuanLetak Bangunan Candi DiWilayah Prambanan, Klaten,Jawa Tengah dan DaerahIstimewa Yogyakarta. MajalahGeografi Indonesia, 29(1), 1-6.

Rauf, A. dan M. Yusuf. 2004. StudiDistribusi dan Kondisi TerumbuKarang dengan MenggunakanTeknologi Penginderaan Jauhdi Kepulauan Spermonde,Sulawesi Selatan. IlmuKelautan. Indonesian Journalof Marine Sciences, 9(2), 74-8l.

Restuning, D.G dan L. Handayani. 2007.Pemetaan Pola TerjadinyaGempa Bumi di IndonesiaDengan Metode Fraktual.Jurnal Riset Geologi DanPertambangan. 17(2): 51-56.

Riadi, B. dan A. Makmuriyanto. 2014.Kajian Percepatan Penetapandan Penegasan BatasKecamatan/Distrik, Desa/Kelurahan Secara Kartometris.Majalah Ilmiah Globe, 16(2),109-116.

Sakka, M. Purba, LW. Nurjaya, H.Pawitan dan v.P. Siregar. 2011.Studi perubahan garis pantaidi Delta Sungai Jeneberang,Makassar. Jurnal Ilmu danTeknologi Kelautan Tropis. 3(2): 112-126.

63

Sari, D.P. dan M.Z. Lubis, 2017.Pemanfaatan Citra Landsat 8Untuk Memetakan PersebaranLamun di Wilayah PesisirPu1au Batam. Jurnal Enggano,2(1),39-45.

Shofiyati, R. 2011. Teknologi pesawattanpa awak untuk pemetaandan pemantauan tanaman danlahan 'pertanian. InformatikaPertanian, 20(2), 58-64.

Simbolon, D. 2010. EksplorasiDaerah Penangkapan IkanCakalang Melalui AnalisisSuhu Permukaan Laut danHasil Tangkapan Di PerairanPelabuhan Ratu. JurnalMangrove Dan Pesisir. 10(1):42-49.

Suhana, M.P., LW. Nurjaya danN.M. Natih. 2017. AnalisisKerentanan Pantai Timur PulauBintan, Provinsi KepulauanRiau Menggunakan DigitalShoreline Analysis System danMetode Coastal VulnerabilityIndex. Jurnal I TeknologiPerikanan Dan Kelautan, 7(1),21-38.

Suwargana, N. 2013. Resolusi Spasial,I

Temporal dan Spektral padaCitra Satelit Landsat, Spot danIkonos. Jurnal Ilmiah Widya,1(1), 167-174.

Syah, A. F. 2010. Penginderaan Jauh danAplikasinya di Wilayah Pesisirdan Lautan. Jumal Kelautan.Indonesian Journal of MarineScience and Technology, 3(1),18-28.

Usman. E. dan L. Sarmili. 2005.Rekontruksi ProsesSedimentasi Perairan LagoonSegara Anakan. Jurnal GeologiKelautan.3(3):15-25.

Yuan, F., K.E. Sawaya, B.C. Loeffelholzand M.E. Bauer. 2005. Landcover classification and changeanalysis of the Twin Cities(Minnesota) MetropolitanArea by multitemporal Landsatremote sensing. Remote sensingof Environment, 98(2), 317-328.

Yulius dan M. Ramdhan. 2013.Perubahan garis pantai di TelukBungus Kota Padang, ProvinsiSumatera Barat berdasarkananalisis citra satelit. JurnalIlmu dan Teknologi KelautanTropis. 5 (2): 41-72.

64