PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

19
94 Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014 PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING OBJECT UNTUK SITUS KELAS MAYA MATA KULIAH GIZI TERAPAN THE APPLICATION OF INSTRUCTIONAL DESIGN AND LEARNING OBJECTS PRINCIPLES IN THE DEVELOPMENT OF WEB-BASED COURSE OF APPLIED NUTRITION Dewi Salma Prawiradilaga, Ari Istiany, Diana Ariani Universitas Negeri Jakarta [email protected] diterima tanggal:4Januari 2014, dikembalikan untuk revisi tanggal:22 Januari 2014, disetujui Tanggal: 05Februari 2014 Abstrak: Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menciptakan baik bahan belajar berbasis web mapun panduan belajar untuk mata kuliah Gizi Terapan. Pengembangan tersebut didasarkan pada prinsip desain pembelajaran, learning object, desain pesan dan pembelajaran mandiri personalisasi. Proses pengembangan menggunakan model Dabbagh & Bannan-Ritland yang dikenal dengan model “integrative learning design framework (IDLF)”. Model ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu explorating, enactment, dan evaluation. Hasil tahap explorating adalah serangkaian permasalahan dan alternatif solusi untuk mengembangkan mata kuliah tersebut sebagai learning object. Tahap enacment menghasilkan hal-hal apa saja yang harus dikembangkan/diproduksi sebagai aspek pembelajaran seperti urutan topik, naskah, produksi prototipa (vide klip, slide presentasi, draft panduan belajar dll.), serta situs kelas maya mata kuliah Gizi Terapan tersebut pada http:://www.unj.web-bali.net. Evaluasi adalah tahap pembuktian melalui evaluasi satu-satu, review ahli, dan evaluasi kelompok kecil. Penelitian ini sendiri menggunakan tujuh siswa dari Program Studi Tata Boga dan lima dosen sebagai ahli lintas disiplin, yaitu ahli pembelajaran, desain pembelajaran, media (hypermedia) dan gizi terapan. Kata Kunci: gizi terapan, desain pembelajaran, learning object, model IDLF, bahan belajar berbasis web. Abstract: This is a development research which aims to create both web-based learning materials and a learning guide (LG) book for the course on Applied Nutrition. Its underlying theories are principles of instructional design, learning objects (LOs) as well as message design, personalization inindependent learning. The development process is through a model called Integrative learning design framework (IDLF) of Dabbagh & Bannan – Ritland. The IDLF consists of three phases; those are explorating, enactment, and evaluation. Explorating phase results a list of problems and its alternative solutions on how to develop topics chosen (Gizi Balita and Gizi Anak Sekolah) as learning objects. Then, these LOsare to be uploaded into learning paths in theLCMS claroline. Enactment is a process which allows research team to develop those topics into tangible aspects of instruction, such scripts, production of prototypes (slides, video clips, the draft of LG book etc), and a coursesite of Applied Nutrition (Gizi Terapan) at www .unj.web-bali.net. Evaluation consists of tryouts of one-to-one, expert review, and small group evaluation. The research invited seven students of Department of Food Management (Tata Boga) as subjects and five lecturers as transdisciplinary experts of instructional design, instruction, hypermedia and applied nutrition. Keywords : Applied Nutrition, instructional design, learning objects, model IDLF, web-based learning materials.

Transcript of PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

Page 1: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

94

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNINGOBJECT UNTUK SITUS KELAS MAYA MATA KULIAH GIZI TERAPAN

THE APPLICATION OF INSTRUCTIONAL DESIGN AND LEARNINGOBJECTS PRINCIPLES IN THE DEVELOPMENT OF WEB-BASED

COURSE OF APPLIED NUTRITION

Dewi Salma Prawiradilaga, Ari Istiany, Diana ArianiUniversitas Negeri Jakarta

[email protected]

diterima tanggal:4Januari 2014, dikembalikan untuk revisi tanggal:22 Januari 2014, disetujui Tanggal: 05Februari 2014

Abstrak: Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menciptakan baik bahan belajar berbasis web mapunpanduan belajar untuk mata kuliah Gizi Terapan. Pengembangan tersebut didasarkan pada prinsip desainpembelajaran, learning object, desain pesan dan pembelajaran mandiri personalisasi. Proses pengembanganmenggunakan model Dabbagh & Bannan-Ritland yang dikenal dengan model “integrative learning designframework (IDLF)”. Model ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu explorating, enactment, dan evaluation. Hasiltahap explorating adalah serangkaian permasalahan dan alternatif solusi untuk mengembangkan matakuliah tersebut sebagai learning object. Tahap enacment menghasilkan hal-hal apa saja yang harusdikembangkan/diproduksi sebagai aspek pembelajaran seperti urutan topik, naskah, produksi prototipa(vide klip, slide presentasi, draft panduan belajar dll.), serta situs kelas maya mata kuliah Gizi Terapantersebut pada http:://www.unj.web-bali.net. Evaluasi adalah tahap pembuktian melalui evaluasi satu-satu,review ahli, dan evaluasi kelompok kecil. Penelitian ini sendiri menggunakan tujuh siswa dari ProgramStudi Tata Boga dan lima dosen sebagai ahli lintas disiplin, yaitu ahli pembelajaran, desain pembelajaran,media (hypermedia) dan gizi terapan.

Kata Kunci: gizi terapan, desain pembelajaran, learning object, model IDLF, bahan belajar berbasis web.

Abstract: This is a development research which aims to create both web-based learning materials and alearning guide (LG) book for the course on Applied Nutrition. Its underlying theories are principles ofinstructional design, learning objects (LOs) as well as message design, personalization inindependentlearning. The development process is through a model called Integrative learning design framework (IDLF)of Dabbagh & Bannan – Ritland. The IDLF consists of three phases; those are explorating, enactment, andevaluation. Explorating phase results a list of problems and its alternative solutions on how to developtopics chosen (Gizi Balita and Gizi Anak Sekolah) as learning objects. Then, these LOsare to be uploadedinto learning paths in theLCMS claroline. Enactment is a process which allows research team to developthose topics into tangible aspects of instruction, such scripts, production of prototypes (slides, video clips,the draft of LG book etc), and a coursesite of Applied Nutrition (Gizi Terapan) at www.unj.web-bali.net.Evaluation consists of tryouts of one-to-one, expert review, and small group evaluation. The researchinvited seven students of Department of Food Management (Tata Boga) as subjects and five lecturers astransdisciplinary experts of instructional design, instruction, hypermedia and applied nutrition.

Keywords : Applied Nutrition, instructional design, learning objects, model IDLF, web-based learningmaterials.

Page 2: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

95

PendahuluanE-learning adalah nama umum yang sering disebutoleh masyarakat jika merujuk pada proses belajaryang menghadapkan peserta didik dengan komputer.Sedangkan secara teknis, e-learning dikembangkandengan berbagai pendekatan dengan istilah yangberbeda. Salah satu istilah tersebut adalah belajarberbasis jaringan, BBJ atau yang dikenal denganistilah asing sebagai web-based learning. BBJ adalahproses belajar yang memanfaatkan teknologi digitaldan jaringan ini untuk penyajian, penyampaian materi,interaksi antara pengajar dan peserta didik dilakukanmelalui dunia maya.

Di sisi lain, mahasiswa dewasa ini pada dasarnyatermasuk dalam kategori kaum digital (digital native).Kelompok ini mampu mempengaruhi masyarakatdunia untuk menggunakan teknologi jaringan. Merekaaktif sebagai trend setter pengguna segala hal terkaitdengan teknologi informasi dan komunikasi. Merekasangat familiar dengan teknologi tersebut khususnyayang berkaitan dengan internet. Berdasarkanfenomena, maka mahasiswa yang berada dalamkategori pengguna internet aktif. Sehingga dapatdiasumsikan mereka akan sangat dengan mudahmampu menggunakan proses pembelajaran berbasisinternet atau belajar berbasis jejaring (BBJ). Dengandemikian, BBJ dapat dijadikan salah satu pilihanmodel perkuliahan.

Sayangnya, model BBJ yang ada masihmenitikberatkan hanya pada potensi teknologi digitaldan jaringan /internet atau teknologi informasi dankomunikasi (TIK). Sesungguhnya, suatu prosesbelajar, apapun modelnya dikembangkan secaralintas keilmuan, seperti teknologi pendidikan dan ilmuatau materi/isi perkuliahan.Dengan demikian, materiBBJ tidak hanya memerlukan disiplin TIK, tetapi jugamemerlukan kedua lintas ilmu tersebut. Secarakhusus, kajian yang berkaitan denganpenyelenggaraan proses belajar dan pemanfaatanlingkungan untuk belajar seseorang dalam teknologipendidikan adalah disain pembelajaran. Adapunproses mengolah materi/ pengetahuan dapatdilakukan dalam kerangka disain pesan.

Penyajian materi BBJ memacu peserta didikbelajar lebih mandiri.Ia tidak berhadapan langsung

dengan pengajar. Sewaktu ia menyerap materi, yangia lakukan adalah duduk, dengan mata menatapmonitor terus menerus. Untuk memudahkan iabelajar, maka peserta didik tersebut memerlukanpanduan belajar yang mencukupi sebagaimanadikemukakan oleh Gagne sebagai learning guidancedalam events of instruction. Berdasarkan penelusurandunia maya, materi BBJ yang dapat diamati secaragratis dari beberapa institusi pendidikanpenyelenggara belajar jarak jauh, BBJ (distancelearning) ternyata masih mengabaikan perananpanduan belajar mandiri.

Fenomena inilah yang melandasi penelitian ini.Penelitian ini merupakan penelitian pengembanganyang berupaya melakukan sinergi keilmuan dalammengembangkan materi BBJ demi memenuhi danmengakomodasi segala keperluan dan kepentinganpeserta didik dalam proses belajarnya. Oleh karnaitu, penelitian pengembangan ini pada dasarnya upayauntuk menjawab pertanyaan, “model situs kelas mayaseperti apa yang tepat untuk mata kuliah Gizi Terapandengan menerapkan prinsip desain pembelajaran danlearning objects. Sehingga tujuan dari penelitian ini,secara umum adalah menerapkan prinsip disainpembelajaran dan learning objects untukpengembangan bahan ajar mata kuliah Gizi Terapan.

Secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan untuk:Pertama, mengembangkan suatu model penyajianmateri kuliah berbasis jaringan di www.unj.web-bali.net dengan topik Gizi Balita dan Gizi AnakSekolah; Kedua, menerapkan kaidah pengembanganpembelajaran sebagai metode ilmiah untuk modelpembelajaran berbasis jaringan; dan Ketiga, secaratersirat, melaksanakan sinergi keilmuam antaradisiplin ilmu teknologi pendidikan, disiplin ilmu tataboga (gizi terapan) serta potensi TIK yang tersediadalam dunia maya.

Kajian LiteraturDisain Pembelajaran dan Ragam PengetahuanKajian disain pembelajaran adalah penopang daribagaimana penciptaan proses belajar danpemanfaatan lingkungan untuk belajar. Untuk itu,kerangka konseptual dari disain pembelajaran yangdapat diterapkan untuk pengembangan materi BBJ

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

Page 3: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

96

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

adalah ragam pengetahuan (content structures).Ragam pengetahuan mengupas suatu disiplin ilmuyangberkenaan dengan sifat serta prosespengendapan ilmu tersebut dalam pikiran dandiwujudkan sebagai kinerja seseorang. Salah satupakar disain pembelajaran yang dominan dalam teoriini adalah Merrill. Pendapat Merrill, dikukuhkan olehbeberapa pakar lain (Romiszowski, 1981 dalamPrawiradilaga, 2007; Clark & Mayer, 2007) inimemandang materi ajar sebagai pengetahuan kognitifyang dapat diurai menjadi fakta, konsep, prinsip, sertaprosedur serta metakognisi (Reigeluth, 1983).Selanjutnya, pemilihan media pembelajaran dapatditentukan berdasarkan sifat setiap pengetahuan tadi.Sebagai contoh, prosedur – materi tentang penjelasanlangkah pelaksanaan kegiatan tertentu yangberurutan, atau bertahap dapat disajikan denganmudah melalui video clips (Prawiradilaga, et al, 2013).Selain itu, penyajikan materi dikemas dalam formatdokumen (makalah, slides, dsb) sebagai suatu alurkerja (flowchart).

Penjelasan lebih rinci tentang ragam pengetahuandapat digambarkan sebagai berikut:FaktaFakta menurut Merrill seperti yang dituliskan olehPrawiradilaga adalah informasi tentang nama orang,tempat, kejadian, julukan, istilah, simbol. Selain itu,fakta juga mengenai hubungan antar informasitersebut, seperti Bung Karno adalah tokoh nasionallndonesia yang membacakan teks proklamasi.Morrison, dkk mengungkapkan pendapat yangmemperkuat penjelasan Merrill. Bagi mereka, faktaadalah assosiasi antara dua objek. Pengetahuan yangtergolong ke dalam ragam pengetahuan fakta, yaitunama, simbol, tempat, tanggal, pengertian, dandeskripsi mengenai sesuatu atau tentang kejadian.

Anderson dan Krathwohl, ed., dkk, 2001memberikan penjelasan mengenai ragampengetahuan fakta dengan langsungmenghubungkannya dengan sifat mata pelajaran.Berikut ini penjelasan mereka mengenai ragampengetahuan fakta. Pengetahuan fakta mencakupelemen dasar yang digunakan seorang ahli dalammengkomunikasikan mata pelajarannya,

memahaminya, dan mengorganisasikan matapelajaran tersebut secara sistematis. Bagi Andersondan Krathwohl, dkk, fakta adalah landasan pemikiranbagi seorang peserta didik untuk memahami isipelajaran.

Lebih lanjut, mereka mengelompokkanfaktamenjadi dua bagian, menjadi pengetahuantentang istilah dan rincian atau elemen. Berikut esensipenjelasan mereka.

Pengetahuan tentang istilah. Pengetahuan inimeliputi pengetahuan tentang label dan symbol yangspesifik dalam bentuk verbal atau nonverbal, misalnyapengetahuan tentang alphabet, pengetahuan tentangsimbol-simbol unsur, pengetahuan tentangperbendaharaan kata dalam melukis.

Pengetahuan tentang rincian atau elemen.Pengetahuan ini mengacu pada kejadian-kejadian,lokasi, orang,tanggal, sumber informasi. Pengetahuanini bisa saja mengandung informasi yang sangatspesifik dan akurat, seperti hari kemerdekaanRepublik lndonesia.

Morrison, Ross & Kemp (2007) jugamengungkapkan bagaimana strategi yang perludikembangkan agar peserta didik dapat menguasairagam pengetahuan fakta ini dalam suatu bidang.Lalu, pengajar menambahkan pengalaman langsungbagi peserta didik jika fakta tersebut bersifat kongkrituntuk mempermudah memperajari fakta yang bersifatkonkrit Untuk fakta yang abstrak, maka pengajardapat menggunakan media belajar tertentu sepertigambar, artifak, sebagai representasi dari sifatkongkrit. gambar atau aftifact sebagai representatifkonkret dari fakta tersebut.

KonsepMerujuk pada referensi yang sama dengandi atas tadi,konsep adalah kategorisasi yang digunakan untukmengelompokkan ide, kejadian atau objek yangmemiliki kesamaan ciri. Merrill menambahkanpenjelasan dengan mencontohkan konsep sejarahseperti penjelasan Morrison dkk tadi. Tokoh inimengungkapan bahwa konsep adalah kelompokobjek atau kebendaan, kejadian, simbol, yang memilikikesamaan atau kemiripan karakteristik serta namaatau julukan. Kedua pendapat tersebut

Page 4: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

97

menguraikandalam konsep ada pengelompokkanatas sesuatu dan adanya kesamaan ciri atau nilaidalam setiap elemen pembentuk kelompok ataukategori tersebut. Konsep abstrak terkait dengansuatu pendapat, temuan, atau istilah sepertidemokrasi, hukum, dan sebagainya. Konsep abstrakseringkali bersifat verbal. Konsep kongkrit adalahmakna kebendaan yang muncul karena keberadaansesuatu hal secara fisik. Lemari adalah tempatpenyimpanan, papan tulis dan sebagainya. Contohterkait penelitian ini adalah istilah gizi, kesehatan,

konsep ini misalnya, hubungan antara harga danpermintaan, jika harga suatu produk turun, makapermintaan terhadap produk tersebut akan naik.Berbeda dengan Merrill yang beranggapan bahwaprinsip merupakan penjelasan atau ramalan atassuatu kejadian di dunia ini.Prinsip ini menyangkuthubungan sebab-akibat dengan sifat hubungankorelasi untuk menginterpretasikan suatu kejadiankhusus. Ia menjelaskan ragam pengetahuan prinsipini dengan lebih mendalam, ia memandang suatufakta tentang fenomena di dunia, kemudianmenelaah hubungan yang terjadi di dalam fenomenatersebut, berdasarkan hasil penelaahan yangdilakukan kemudian ia memberikan suatukesimpulan dan prediksi mengenai fenomenatersebut.

ProsedurProsedur pada dasarnya adalah proses melakukansesuatu. Anderson dan Krathwohl (2001)berpendapat bahwa pengetahuan prosedural adalahpengetahuan tentang bagaimana melakukansesuatu. Berdasarkan penjelasan tersebut terlihatbahwa pengetahuan prosedural ini merupakanpengetahuan yang membahas mengenai prosestentang sesuatu kegiatan yang terjadi secaraberurutan.Hal tersebut sejalan dengan apa yangdijelaskan oleh Morrison, dkk.bahwa prosedur adalahurutan rangkaian langkah-langkah yang harusdilakukan oleh peserta didik untuk menyelesaikansuatu tugas. Untuk itu, Morrison,dkk.mengelompokkan prosedur ini ke dalam duabagian, yaitu pengetahuan prosedur yang bersifatkognitif dan psikomotor. Prosedur yang bersifatkognitif ini misalnya prosedur untuk menyelesaikansebuah soal matematika, agar pemelajar mudahdalam memahami prosedur ini, maka pembelajardapat memberikan contoh soal terlebih dahulukemudian ditunjukkan cara menyelesaikannya (lihattabel 1).

Setelah itu, pengajar dapat memberikan soaldengan prosedur yang sama kepada peserta didiksebagai latihan untuk memahami prosedur tersebut.Prosedur yang bersifat psikomotor misalnya proseduruntuk melakukan lompat galah dalam pelajaran

Gambar 1 : Visualisasi Ragam Pengetahuan Konsep.

menu seimbang termasuk dalam konsep abstrak.Sedangkan segala jenis makanan, minuman,peralatan dapur, poster gizi seimbang merupakancontoh konsep kongkrit (lihat gambar 1).

Anderson dan Krathwohl mengupas lebihmendalam dengan mengaitkan konsep denganpelajaran. Konsep menurut mereka mencakuppengetahuan mengenai klasifikasi dan kategori,prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentangteori model dan struktur. Bagi mereka, konsep bukanhanya menklasifikasikan fakta, namun menjelaskanbagaimana fakta tersebut terhubung satu sama laindalam pikiran seseorang hingga melahirkan suatukonsep baru. Salah satu contohnya adalah konseptentang pergantian musim, di dalam konsep tersebutbukan hanya ada fakta tentang matahari dan bumi,tetapi di dalamnya juga terdapat hubungan antaramatahari dan bumi sehingga terjadi pergantianmusim.

PrinsipPrinsip adalah hubungan sebab akibat antara duaatau lebih konsep.Morrison, Ross & Kemp (2007)menyatakan bahwa secara sederhana adahubungan antara dua konsep. Hubungan antara dua

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

Page 5: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

98

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

olahraga, pengajar dapat membelajarkan prosedurtersebut dengan mendemonstrasikannya secaralangsung. Selain itu, penggunaan media video dapatdigunakan untuk membelajarkan pengetahuan ini jikapembelajar tidak dapat berhadapan langsung denganpeserta didik.

MetakognisiMetakognisi ini adalah ragam pengetahuan yangdiklasifikasikan oleh Anderson dan Krathwohl. Artimetasama dengan “di atas” atau “lebih dari”. Andersondan Krathwohl sendiri mendefinisikan metakognisisebagai pengetahuan mengenai kognisi secaraumum. Mereka menjelaskan bahwa seorangpemelajar akan sadar tentang bagaimana caraberpikirnya jika ia memiliki pengetahuan mengenaikognisi secara umum, hal tersebut akan membantumereka untuk belajar lebih baik lagi. Metakognisi terdiridari pengetahuan tentang strategi, tugas danperubahan seseorang. Anderson dan Krathwohlsendiri menjelaskan bahwa pengetahuan metakognisiterdiri dari:

Pengetahuan strategi; yaitu pengetahuan tentangstrategi umum untuk belajar, berpikir, danmemecahkan masalah. Strategi ini dapat digunakanuntuk tugastugas dan mata pelajaran yang berbeda.Variasi dari strategi tersebut dapat digunakan olehpeserta didik untuk mengingat pelajaran, menyerapmakna dari sebuah teks, atau memahami apa yangpemelajar sedang pelajari di kelas. Strategi-strategitersebut dapat digeneralisasikan menjadi 3, yaitustrategi pengulangan, strategi elaborasi, dan strategimengorganisasi.

Pengetahuan kognitif; pengetahuan yangberhubungan dengan proses kognitif seseorang,

Tabel 1 Contoh Prosedur

tentang bagaimana seseorang memanggil kembaliinformasi yang ia simpan, bagaimana caranyamemaknai sebuah bacaan dan memahami sebuahpenjelasan. Tingkat kerumitan dalam suatu proseskognitif ditentukan dari tugas yang berusaha untukdiselesaikan oleh seseorang.

Pengetahuan diri; pengetahuan yangberhubungan dengan kekuatan dan kelemahanseseorang dalam belajar dan berpikir, misalnyaseseorang tahu bahwa dirinya lemah jika harusmenjawab soal esai.(lihat gambar 2).

Gambar 2 : Tingkat Kesulitan Ragam Pengetahuan(Kognitif)

Ragam Pengetahuan dalam Topik Gizi Balita danAnak SekolahSeperti yang telah dikemukakan sebelumnya,penelitian ini terkait dengan matakuliah Gizi Terapanyang ditawarkan oleh Prodi Tata Boga, Fakultas TeknikUNJ. Adapun pilihan topik Gizi Balita dan Gizi AnakSekolah diasumsikan termasuk kategori kognitif,dengan kemungkinan seluruh ragam pengetahuankognitif ada didalamnya. Hal ini diwakili oleh salahsatu subbahasan yang membahas gizi seimbang.

Page 6: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

99

Subbahasan ini bersifat abstrak, sebagai prinsip yangmemiliki makna jamak dan/atau beberapa konsepdidalamnya. Upaya pertama yang dilakukan adalahmencegah verbalisme dengan menampilkanvisualisasi makna mendalam dari prinsip giziseimbang.

Penyajian gizi seimbang melalui gambar tumpengdengan isi lengkap menjadi bukti dalam mengolahmateri kognitif ini menjadi lebih learner-oriented.Istilah-istilah lain seperti balita, anak sekolah, polamakan, menu sehat dan sebagainya menjadi buktibahwa kedua topik ini diasumsikan mengandungragam pengetahuan prinsip serta metakognisi yangtinggi. Selain itu, dalam materi ini, terlihat adanyakecenderungan materi ini berjenjang. Jika materi inidikonversikan kedalam konteks disain pembelajaran,maka contoh penyajian dapat berstruktur sepertigambar 3 berikut:

dalam belajar. Selain itu, berbagai contoh giziseimbang menjadi bagian dari penyajian materitadi.

Learning Objects dan PlatformLearning ObjectLearning object menjadi salah satu ciri baik atauburuknya penyajian materi online. Penyusunanlearning object menjadi rangkaian materi ajar yangdapat diserap dan ’membelajarkan’ adalah buktikepiawaian seorang disainer pembelajaran ataupengajar. Tugas inilah yang membedakan penyajianmateri di ruang kelas dan dalam dunia maya. Learningobjects (atau obyek ajar) ini adalah representasi materiyang diunggah oleh pengajar, ahli materi atau disainerpembelajaran ke dalam suatu LCMS. Secara teknis,kebanyakan LCMS mensyaratkan format raw mediayang memenuhi kriteria SCORM (sharable contentobject-referenced model).

Suatu learning object (obyek ajar) merupakanpenggalan atau kepingan terkecil dari materi ajarsebagai pengetahuan. Istilah obyek bermaknamandiri dan dapat digunakan kembali. Obyek ajarmerupakan hasil kerja keras para ahli TIK yangberupaya untuk berpikir lintas keilmuan agar dapatmemfasilitasi materi ajar secara online. Denganketersediaan jaringan, obyek ajar selanjutnya‘diwadahi’ secara khusus dalam suatu template , suatusoftware, misalnya LCMS.

Awalnya, obyek ajar diibaratkan sebagai kotakpermaian lego, yang dapat dibongkar pasang sesuaikeinginan pemain. Namun, Wiley, 2001, menolakkonsep lego ini. Isi atau bahasan tidak dapatdisamakan dengan kotak lego. Isi yang dimaksudbagaikan suatu atom karena isi tersebut adalah esensibahasan, Rangkaian obyek ajar disajikan untukmembentuk kompetensi peserta didik. Isi adalahpengetahuan yang harus terbentuk dalam pikiranseseorang.

Mengutip pendapat Chaeruman menyebutlearning object adalah raw (instructional) media yangdisajikan secara online oleh disainer pembelajaran(Prawiradilaga, Ariani dan Handoko, eds, 2013).Format kecil, obyek ajar sudah mempertimbangkankemampuan teknologi inforamasi (digital), sebagai

Gambar 3: Kutipan Tumpeng Gizi Seimbang, hasil dariGoogle Search engine.

- Uraian definisi gizi seimbang dengan rumusannaratif atau verbal atau bersifat abstrak.

- Selanjutnya penjelasan naratif dosen terkait giziseimbang untuk usia balita dan anak sekolah.Usia anak balita dan anak sekolah termasuk duakonsep (ragam pengetahuan) yang berbeda.

- Uraian berbagai contoh gizi seimbang.- Penyajian gambar sebagai raw media dari prinsip

gizi seimbang dipertimbangkan sebagai upayamenyajikan ragam pengetahuan prinsip yangbersifat abstraksi dan memerlukan bantuanberupa media belajar agar tidak terjadi verbalisme

.....

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

Page 7: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

100

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

contoh penyajian video tidak diberikan dalam durasipanjang (10 – 20 menit) dengan istilah programvideo; melainkan diubah menjadi video clips yangberdurasi hanya sekitar 50 detik hingga kurang dari 3menit saja. Durasi yang cukup singkat ini mengacukepada potensi jaringan global yang dapat putus tiba-tiba, begitu saja, serta mengacu kepada kebiasaanmembaca digital (melalui monitor) yang serba cepatdan praktis. Perlu kiranya diwaspadai program e-learning yang hanya mengubah format penyajian kelasnyata ke format online, elektronik. Kenyataan inimenandai fungsi jaringan hanya sebatas‘mengirimkan’ materi bukan membelajarkan. Sebagaijasa kurir saja.

Dibalik cakupannya yang sangat kecil dan khusus,ternyata membuat suatu learning object adalahpekerjaan besar, sangat penting, dan tidak bisadiwakilkan. Penyusunan learning object adalahpekerjaan yang besar. Awalnya, topik dianalisisdengan memilah-milah Setelah itu, hasil pemilahandikembangkan dalam bentuk peta informasi yanglengkap. Pemilihan alur penyajian ditentukan setelahpeta informasi selesai. Setelah itu, penyusunanlearning object secara online dapat dimulai. Sambilmenyusun, dengan mempertimbangkan faktorpeserta didik, tujuan pembelajaran dan situasi yangdiharapkan, paradigma pembelajaran sekaligus dapatditentukan.

PlatformKemajuan dan inovasi teknologi digital pada masa kiniterjadi sangat cepat. Temuan mesin pencarian(search engines) menjadi salah satu bukti akankeberhasilan dari teknologi digital dan jaringan.Seseorang yang memerlukan informasi dan mampumengoperasikan mesin pencarian, maka ia denganmudah mengaksesnya. Kemudahan ini jugamempengaruhi dunia pendidikan secara global.Moodle, Dokeos, Atutor, Claroline, Knowledgeassembler,Blackboard, dan sebagainya adalah namasoftwaresyang dapat ditemukan dalam dunia maya. Dabbagh& Bannan-Ritland (2005) menyusun kemunculanapplication softwares yang berdampak terhadap.pertumbuhan penyelenggaraan kelas maya (virtualclassrooms) berdampingan dengan kelas nyata, tatap

muka. Kedua penulis ini mengelompokkan softwaresuntuk pembelajaran dalam dua rumpun besarplatforms, yakni learning management systems(LMS), serta learning content management systems(LCMS). LMS disiapkan untuk mengelolapembelajaran dalam konteks yang besar. Komponenyang ada didalamnya meliputi aspek manajemenpembelajaran seperti slot untuk identitas matakuliah,penyimpanan database materi, penjadwalan, datapengajar, diskusi antara pengajar dan mahasiswa ataumahasiswa dengan mahasiswa.

Di lain pihak, Dabbagh & Bannan-Ritland, Wiley(2001) dan Piskurich (2008), mengungkapkan esensifungsi LCMS yang menekankan pada content (isi,materi ajar). LCMS mempunyai slot khusus bagipara ahli materi untuk mengembangkan materi ajar.Tool yang digunakan untuk mengembangkan materisangat beragam, yaitu bisa dimulai dengan analisismateri dengan rangka berjenjang (hierarchical),namun adapula LCMS yang menyediakan tool secaranaratif (Prawiradilaga, Ariani dan Handoko, 2013).Keberadaan tool learning path pada LCMS clarolineyang difungsikan secara optimal bagi penelitianpengembangan ini (gambar 4).

Gambar 4: Aneka Simbol Softwares untuk Pembelajaran

Disain Pesan dan Belajar MandiriDisain PesanSelain kedua rumpun besar teori, penelitianpengembangan ini memerlukan teori lain sebagaipenyangga. Disain pesan, adalah teori pendukungyang digunakan oleh seorang disainer pembelajarandalam rangka mengolah materi menjadi simbol verbal,visual, gerak, audio, dan seterusnya agar lebih mudahdicerna dan diterima oleh peserta didik melalui seluruhinderanya. Prinsip utama disain pesan terkait denganpengolahan materi adalah chunking.Chunking adalah

Page 8: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

101

tehnik mengolah dan memilah pesan menjadipenggalan atau potongan materi agar dapat dibentukatau dikemas lebih mudah, sesuai dengan disainformat media pembelajaran yang dipilih. Pengemasandapat dilakukan untukmedia cetakdan media digital.Penelitian memfokuskan padamedia digital, untukdiunggah kedalam website www.unj.web-bali.net.Prinsip chunking ini sejalan dengan pemikiran ahlimengenai penyajian materi sebagai obyek ajar.Chunking ini sangat berguna untuk materi yangdisampaikan di web mengingat kecenderunganpembaca hanya memindai saja tulisan di halamanweb. Keunggulan dari proses chunking adalah:- Chunking membantu teknis komunikator atau

pemasarmenyampaikan informasi secara lebihefisien

- Chunking membantu pembaca menemukan apayang mereka cari dengan cepat

- Chunking memungkinkan material yang akandisajikan secara konsisten dari halaman kehalaman, sehingga pengguna dapat menerapkanpengetahuan sebelumnya dari tata letak halamandan navigasi dan fokus pada konten daripadapresentasi. (wikipedia).

Untuk mengatasi kebiasan membaca, berikutpenjelasan dari Nielsen, dkk.. Mereka mengingatkanbahwa membaca di web tidak sama sepertimembaca dari teks media cetak. Mereka jugamenemukan bahwa dalam mendisain pesan padaformat cetak dan web memiliki beberapa perbedaanmendasar. Hal ini mengacu kepada kebiasaanmembaca di layar monitor. Lebih dari ¾ e-readerhanya memindai (scanning) layar monitor. Matamereka tertuju pada bagian tertentu dari halaman webyang menyolok. Mereka tidak membaca dari kiri kekanan, sebagaimana membaca media cetak, malahmenyiapu monitor. Dengan demikian, sikap tidak tertibdalam membaca perlu dirujuk agar materi tidak adayang ditinggalkan oleh peserta didik. Berikutringkasan perilaku seseorang ketika membaca suatulaman website:- Pengguna ingin mencari materi yang dibutuhkan- Mereka tidak suka menunggu- Struktur kalimat sederhana lebih disukai- Konsep gaya informal yang lebih disukai dibanding

gaya formal- Scanning adalah norma- Teks harus pendek (atau paling tidak dipecah).- Struktur Hypertext dapat membantu- Pembaca menyukai unsur-unsur grafis yang

melengkapi teks.- Pengguna menyarankan ada peran untuk humor

dalam situs.1

Untuk mengantisipasi perilaku membaca digital tadi,Korolenko menyampaikan sebelas saran mengolahtulisan digital menjadi lebih efektif dengan :- Avoid simple page turners, don’t create an on-

screen book- Keep the written text simple- Communicate clearly and concisely –simple

sentences and verb structures- Use the active voice, use concise, declarative

sentences- Keep process visual- Use consistent screen formats- Provide feedback to users- Make sure users know what they have to do- Provide help- Keep users engaged without frustation- Make sure the content meets the goals and

objectives

Belajar MandiriModel belajar mandiri sangat menekankan kemauandan kemampuan peserta didik untuk berkembangdengan sedikit bantuan pihak lain, dalam hal ini adalahpengajar. Belajar mandiri telah muncul beberapadekade lalu, sebagai salah satu metode pembelajarankonvensional. Kini, menurut Situmorang, belajarmandiri telah bermetamorfosis ke dalam teknolologidigital sebagai e-learning (Prawiradilaga, et.al., 2013).Untuk kemudahan belajar mandiri, kelengkapan yangharus dimiliki oleh materi ajarnya harus sesuai dengantuntutan kemandirian pada peserta didik. Dua halutama dari kelengkapan tersebut adalah prinsippanduan belajar dan personalisasi. Minimnya panduanbelajardan personalisasi dalam penyajian materi BBJdapat menghambat proses belajar.

Fungsi panduan belajar sudah banyak dibahasoleh para ahli pembelajaran dan disain pembelajaran.

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

Page 9: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

102

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

Salah satu penggagas adalah Gagne dengan teorievents of instruction (Gagne, Briggs, Wager, 1992).Panduan belajar mengungkapkan arah bagaimanaseharusnya belajar tersebut. Petunjuk apa yangseharusnya dilakukan, lalu bagaimana melakukannyaharus tercermin dalam panduan belajar tersebut.Mengacu kepada penyajian BBJ, secara teknispanduan belajar dapat dibentuk denganmemanfaatkan potensi teknologi, yaitu ketersediaannavigasi memadai. Dalam bentuk lain, bersifat naratifyang memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baiklagi. Panduan belajar dapat pula disajikan berbedaformat (cetak), terpisah namun tetap embeddeddengan materi digital. Selain panduan belajar, materiBBJ diupayakan harus lebih student-oriented dengantetap memperhatikan kebutuhan (karakteristik) peertadidik.Personalization sebagai masukan bagipengolahan materi ajar yang mampu memenuhikriteriya sifat peserta didik. Martinez menguraikankarakteristik peserta didik dalam mencerna materi,terbagi atas lima kategori (Wiley, 2001).

Pendapat Martinez dikaitkan dengan prinsiplearning objectsyang akan diproduksi. Menurutnya,personalisasi dapat dikembangkan dengan: 1) name-recognized personalization sebagai upayapersonalisasi dengan tehnik sederhana, sepertimembantu menamai atau mengelompokkan sepertinama (atau judul) kegiatan, matakuliah, diskusi, dansebagainya pada materi ajar; 2)Self-describedpersonalizationmemberi kesempatan yang diberikankepada peserta didik untuk memberikan pendapatnyaterkait apa yang dia pelajari atau cerna. Personalisasiini berbentuk ketersediaan dari instrumen yang diisiuntuk mengungkapkan kemampuan prasyarat, minat,atau pengalaman yang telah ia miliki; 3) Segmentedpersonalization, yaitu personalisasi yangmemanfaatkan data umum demografis, misalnya

adanya kesempatan untuk peserta didik untukberinteraksi (maya) dengan teman yang mempunyaiminat, profesi yang sama; atau teman yang berdekatantempat tinggalnya; 4) Cognitive-based personalizationyakni personalisasi tentang sifat, kemampuan kognitifdan strategi yang belajar yang dipilih peserta didikberdasarkan karakteristiknya.Kategori personalisasi inimenyediakan kemungkinan pilihan sifat dan formatlearning objects. Keragaman format seperti audio,video, gambar, dan sebagainya memberi kesempatankepada peserta didik untuk menentukan strategipemahaman materi yang sesuai menurutnya.Navigasi pilihan serta fungsi setiap format yang jelassangat dianjurkan oleh personalisasi kognitif ini; dan5) Whole-person personalization adalah kategoripersonalisasi menyeluruh yang mengindahkan segalatipe belajar dan aspek psikologis peserta didik.Personalisasi menyeluruh diberikan berlandaskanpertimbangan sifat peserta didik yang sangat beragammulai dari peserta didik yang sangat mandiri, yangmemerlukan contoh, dan dipandu hingga peserta didikdengan sifat pasif. Setiap kategori personalisasi inimempunyai peran tersendiri bagi individu pesertadidik.

Berdasarkan kajian teoritis tadi, kesimpulanpekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorangdisainer pembelajaran tercermin dalam gambar 5 .

Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode penelitianpengembangan. Metode penelitian pengembanganberbeda dari umumnya metode penelitian biasa.Salah satu perbedaan yang menonjol adalah rumusanhipotesis tidak digunakan untuk penelitianpengembangan. Bagi penelitian pengembangan,metode yang digunakan merujuk pada suatu modeltertentu, sehingga model tersebut menjadi alur kerja

Gambar 5 : Alur kerja menyusun obyek ajar.

Page 10: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

103

penelitian pengembangan. Penelitian pengembanganini menerapkan modelIntegrative Learning DesignFramework (IDLF) dari Dabbagh & Bannan Ritland.Berikut kutipan asli rincian fungsi atau tahapan dariIDLF: Pertama; Enxplorating phase:investigating anddocumenting relevant information related to theinstructional / training setting, including individual andcollective beliefs on learning and information solicitedfrom other involved in the instruction or trainingsituation, to inform the design.

Kedua; Enactment phase: Mapping informationgathered in the exploration phase about learningprocesses, content and context to existing pedagogicalmodels, with consideration of the characteristics ofthe selected model, to identify and implement effectiveinstructionalstrategies online.

Ketiga; Evaluation phase : Determining thepurpose, desired results and methods of evaluationof an online learning design, incorporating formativeevaluation and revision cycles that result in effectiveimplementation and informative results”.

Gambar berikut merupakan visualisasi dari modelIDLF yang digunakan dalam penelitianpengembangan ini.

di dunia maya. Perbedaan perilaku, pandangan,kebiasaan sehari-hari diantara pengajar ataupenyelenggara BBJ tidak tampak, dan cenderungdilupakan dapat menjadi kendala dalam prosesbelajar. Padahal tadi dapat mempengaruhi prosesdan hasil belajar seseorang. Berikut rincian tahapandari IDLF yang diterapkan dalam penelitianpengembangan ini.

ExploratingTim peneliti mengkaji teknologi (LCMS) danlingkungan dari tema penelitian pengembangan inidengan menggunakan secondary data (hasilpenelitian terdahulu). Kemudian, tim mengamatikarakteristik materi yang terdapat pada matakuliahGizi Terapan dan mempertimbangkan kesesuaiandengan aspek pembelajaran lain dengan rujukanreferensi yang sesuai. Selain itu, tim berupaya untukmenganalisis latar belakang kultur/budaya dari pesertadidik dan dosen pembimbing secara langsung, tanpamenggunakan instrumen apapun. Pertimbangan inidilakukankarena baik dosen pengampu maupunmahasiswa peserta didik secara geografis beradapada lingkungan yang sama dengan tim peneliti.

EnactmentTahap ini menafsirkan solusi yang dapat dilakukanoleh tim peneliti atas hasil tahap sebelumnya. Tindaklanjut dalam hal ini adalah menentukan solusi atashal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan temapenelitian pengembangan. Beberapa solusi yangdilakukan diantaranya yaitu merumuskan kembalitujuan pembelajaran atau kompetensi terkait dengantopik pilihan, mengembangkan materi menjadi aspekoperasional penelitian pengembangan sepertimenyusun struktur penyajian materi dalam kerangkalearning objects beserta formatnya, dan menyiapkannaskah untuk video clips yang ditetapkan sebagaisalah satu bentuk raw media.

EvaluationTahap evaluasi ini adalah wujud dari evaluasi formatifyang diterapkan untuk proses ujicoba materi ajar padacoursesite Gizi Terapan. Adapun proses evaluasi inidilakukan seperti visualisasi berikut :

Gambar 6 : Model Pengembangan IDLF

Model IDLF ini mewaspadai kemungkinan adanyaperbedaan sosial budaya dalam model belajar onlineyang timbul dan seringkali tidak disadari olehmasyarakat karenasifat penyajiannya dapatlintasnegara, lintas wilayah dalam sekejap dapat dilakukan

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

Page 11: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

104

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

Ujicoba kepada sasaran (one to one): dua orangmahasiswa dari Prodi Tata Boga, yang menjadi subyekpenelitian pengembangan ini. Maksud daripenyelenggaraan evaluasi formatif ini adalah untukmenguji isi materi apakah dapat membelajarkanmahasiswa hingga terbentuk pemahaman sepertiyang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.Sebelumnya, bagi kedua subyek diberikan instrumenuntuk pemetaan terkait dengan kemampuanmemanfaatkan/mengakses internet bagi kehidupansehari-hari. Instrumen tersebut berbentuk daftar cekyang berisi pertanyaan mengenai: (1) frekwensipenggunaan komputer dan internet, (2) kemampuanmenggunakan aplikasi office, berselancar, menjelajahdan menggunakan mesin pencari, media sosial, (3)tujuan mereka menggunakan internet.

Evaluasi ahli (Expert Review) dengan strukturlintas keilmuan dengan susunan ahli seperti terterapada table Daftar Tenaga Ahli. Expert Reviewdimaksudkan untuk menjamin mutu akademik yangbaik dari prototype BBJ dari sudut pandang lintaskeilmuan dan keahlian. Ahli pembelajaranmenentukan bagaimana mutu pembelajaran yangterkandung dalam prototype BBJ dengan duasubbahasan (Gizi Balita dan Gizi Anak Sekolah) itu.Apakah prinsip belajar dan pembelajaran dapat terjadisecara kondusif.

Ahli disain pembelajaran mengkaji bagaimanaprinsip disain pembelajaran yang seharusnyaditerapkan dalam mengembangkan model BBJ.Kemudian, ahli hypermedia menimbang bagaimanaseharusnya menerapkan potensi hypermedia dalammodel BBJ sebaiknya dikembangkan. Terakhir, paraahli materi memberi masukan bagaimana mengolahmateri serta cakupan materi yang ada didalamprototype tersebut disajikan agar proses belajar terjadi.

Small Group dimaksudkan untuk menjaringinformasi yang lebih mendalam mengenai dampakprototipe BBJ terhadap proses belajar. Untuk itu, 5orang mahasiswa Prodi Tata Boga diundang sebagaisubyek penelitian. Kelima orang mahasiswa tersebutselain mencobakan BBJ, juga dimintakan pendapatmereka tentang bagaimana mereka sebenarnya dapatbelajar melalui kedua LP tersedia dalam coursesiteGizi Terapan. Data sebagai hasil ujicoba tersebutselanjutnya menjadi landasan untuk merevisiprototype BBJ; apakah revisi tersebut dilakukanterhadap hanya sebagian saja dari BBJ ataukahmendisain ulang prototipe BBJ (coursesite GiziTerapan).

Sebelumnya, kelima subyek memperolehperlakuan sama dengan ujicoba one-to-one, yaknipemetaan kemampuan melalui instrumen dalamrangka penelusuran kemampuan memanfaatkan/mengakses internet bagi kehidupan sehari-hari.

Gambar 7: Ilustrasi tahap Evaluation

Page 12: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

105

Instrumen tersebut berbentuk daftar cek yang berisipertanyaan mengenai :(1) frekwensi penggunaankomputer dan internet, (2) kemampuanmenggunakan aplikasi office, berselancar, menjelajahdan menggunakan mesin pencari, media sosial, (3)tujuan mereka menggunakan internet. Pemetaanmenunjukkan bahwa kedua subyek sudah terbiasamenggunakan internet baik untuk pemanfaatanhiburan atau pencarian informasi umum, dan/atauperkuliahan.

Penelitian pengembangan ini dilakukan di duatempat, Program Studi Teknologi Pendidikan, FakultasIlmu Pendidikan dan Program Studi IlmuKesejahteraan Keluarga, pada Fakultas Tehnik,Universitas Negeri Jakarta. Sifat penelitian ini adalatransdisciplinary atau lintas keilmuan, sebagai manasifat teknologi pada umumnya.

Struktur dan Tehnik Pengumpulan Data yaitudengan memberikan instrumen kepada subyek danpara ahli sesuai dengan peran mereka dalampenelitian pengembangan ini hingga peran tersebutdigunakan sebagai kisi-kisi. Untuk mendukung prosesevaluasi/ujicoba maka dikembangkanlah instrumen.Berdasarkan kisi-kisi yang telah dikembangkan

sebelumnya. Selanjutnya, perangkat instrumendiserahkan kepada ahli evaluasi/TP untuk uji validitasdan reliabilitas. Instrumen telah diujicobakan kepadaahli menjadi instrumen baku dan digunakan untukpenelitian pengembangan ini. Dari hasil uji validitasi,ahli menyatakan instrumen yang dikembangkansudah berfungsi sebagai pengumpul informasimengenai hal-hal bersifat teknis mengenai produkyang sedang dikembangkan dan dapat digunakan.

Hasil Penelitian dan PembahasanHasil penelitian dapat digambarkan sesuai denganmodel penelitian pengembangan yang dianut.Penelitianpengembangan ini dilakukan melalui tiga tahap besaryaitu, tahap exploration, enactment, danevaluation.Berikut adalah penjelasan hasil dari seitaptahapan tersebut.

Tahap ExplorationTahap eksplorasi ini dilakukan dengan melakukankajian, pengamatan dan pemantauan terhadapbeberapa seting dan konteks penelitian. Hasil tahapeksplorasi dapat digambarkan pada tabel 2 sebagaiberikut:

Tabel 2 Kesimpulan tahap Explorating

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

Page 13: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

106

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

2. Tahap Enactment

Enacment adalah tahap menentukan solusi atau strategi yang tepat berdasarkan dari hasil tahap eksplorasi.Solusi yang dihasilkan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3 Kesimpulan Tahap Enactment

Page 14: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

107

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

1. Tahap EvaluationSetelah diunggah dalam dua learning paths diwww.unj.web-bali.net maka, prototipe BBJ inidievaluasi dalam tiga tahap evaluasi sebagaimanatersebut dalam bagian Metode PenelitianPengembangan. Berikut hasil setiap tahapan.

One-to-oneEvaluasi satu satu dilakukan terhadap dua orangpengguna yang diminta untuk melakukan prosespembelajaran melalui www.unuj.web-bali.net.Kesimpulan hasil menunjukkan bahwa coursedescription terkait tujuan pembelajaran relatif jelas.Namun pada learning paths, menunjukkan hasilrata-rata 3.5 dari rentangangka 5 dalam instrumenpenelitian. Skorini menunjukkan bahwa mutuanimasi cukup baik.Skor rendah diberikan kepadakualitas audio, dengan angka 2. Hal inimenunjukkan bahwa audio dari kedua animasi perludiperbaiki, atau ditingkatkan mutunya.

Evaluasi ahli (Expert Review)Evaluasi ahli dilakukan oleh beberapa ahli lintaskeilmuan.Adapun susunan para ahli tersebut adalahahli materi, ahli media (hypermedia), ahlipembelajaran, dan ahli desain pembelajaran. Hasilevaluasi ahli dapat digambarkan sebagai berikut:

· Hasil Evaluasi Ahli MateriHasil evaluasi ahli materi dapat digambarkan sepertipada table 4 berikut:

Tabel 4: Kesimpulan Tim Ahli Materi

Bagi para ahli materi, penyajian materi secara onliemelalui prototipe coursesite Gizi Terapan dinilai baik.

Hasil Evaluasi Ahli Media (Hypermedia)Hasil evaluasi ahli media dapat digambarkan sepertipada table berikut:

Tabel 5: Kesimpulan Ahli Hypermedia

Hasil Evaluasi Ahli PembelajaranHasil evaluasi ahli pembelajaran dapat digambarkanpada tabel 6 berikut:

Tabel 6 Kesimpulan Ahli Pembelajaran

Hasil Evaluasi Ahli Desain PembelajaranHasil evaluasi dari ahli desain pembelajaran dapatdigambarkan pada tabel 7 sebagai berikut:

Page 15: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

108

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

Tabel 7 Kesimpulan Penilaian Ahli Disain Pembelajaran(tolok ukur : events of instruction dari Gagne)

Berdasarkan hasil tersebut tadi, maka dapat disimpulkan bahwa prototipe coursesite berikut materi ajardidalamnya termasuk dalam kategori baik dan/atau sangat baik. Dengan demikian, bagi para ahli, materi onlineini dapat langsung dimanfaatkan, dan hanya memerlukan perbaikan minor saja.

·Hasil Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group).

Page 16: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

109

Sebelumnya, kelima subyek memperolehperlakuan sama dengan ujicoba one-to-one, yaknipemetaan kemampuan melalui instrumen dalamrangka penelusuran kemampuan memanfaatkan/mengakses internet bagi kehidupan sehari-hari.Instrumen tersebut berbentuk daftar cek yang berisipertanyaan mengenai :(1). frekwensi penggunaan

Tabel 8 Kesimpulan Hasil Small Group

komputer dan internet, (2). kemampuanmenggunakan aplikasi office, berselancar, menjelajahdan menggunakan mesin pencari, media sosial, (3).tujuan mereka menggunakan internet. Pemetaanmenunjukkan bahwa kedua subyek sudah terbiasamenggunakan internet baik untuk pemanfaatanhiburan atau pencarian informasi umum, dan/atauperkuliahan.

Menurut data pada tabel 8 di atas, maka dapatdisimpulkan bahwa ada aspek tertentu yangmemerlukan perhatian khusus, terutama bagi nilaiterendah, yakni 2. Hal ini berdampak terhadap prosesbelajar terutama karena poros kegiatan belajar adalahmahasiswa. Mereka adalah end-users yangsesungguhnya dari suatu kelas maya. Diasumsikanbahwa kualitas animasi secara menyeluruh perlumendapat perhatian khusus karena memperoleh nilaisedang saja seperti juga halnya menyangkut hal lain-lain.

Sebagai catatan, semua mahasiswa yang menjadisubyek (one-to-one dan small group)sebagaimanatelah disinggung sebelumnya memiliki kemampuanmemadai untuk menggunakan softwares untukbekerja seperti mengetik dengan word, spreadsheets,database. Selain itu, kemampuan menjelajah,mengakses informasi dengan mesin pencari,menggunakan softwares untuk mengemas dokumen(zip, winRar) juga sudah dikuasai mereka. Hal inimengukuhkan hasil penelitian sebelumnya terkaitrentang usia dan pengguna internet. Mahasiswa diIndonesia mampu untuk mengikuti kuliah dengan BBJ.Namun, subyek penelitian ini belum pernah mengikutiperkuliahan online.

Representasi Prototipe BBJPrintscreendi bawah ini mewakili ‘produk’ prototipecoursesite Gizi Terapan sebagai hasil akhir daripenelitian pengembangan ini.

Gambar 9: Course Description dan Tujuan Pembelajaran

Gambar 8: Cover/Pintu Coursesite Gizi Terapan

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

Page 17: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

110

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

Hasil Penelitian dan PembahasanPenelitian pengembangan yang menerapkan suatumodel pengembangan pembelajaran, sangat luwes.Alur metodologi yang harus diikuti adalah alur modelpengembangan pembelajaran itu sendiri, apapunmodel pembelajaran yang dipilih. Keluwesan inisangat mendukung dari isi atau content yang akandijadikan prototipe BBJ. Peneliti sekaligus disainerpembelajaran dapat mengembangkan kreativitasdengan dipandu oleh teori pendukung hinggamenghasilkan prototipe ideal. Dilain pihak, kelenturansuatu model pengembangan pembelajaran ini, dapatmenjebak peneliti (pemula) dalam menentukan

langkah-langkah penelitiannya. Selain itu, modelpengembangan pembelajaran umumnya tidakdilengkapi dengan panduan ‘membentuk’ aspekilmiah.Hal ini tentu saja memerlukan kematanganpeneliti untuk menentukan aspek ilmiah agarprototype ini termasuk dalam kategori valid danreliable. Kesadaran inilah yang memacu tim penelitiuntuk menjaga keilmiahan dengan menerapkankonsep content validity melalui penyusunaninstrumen dengan melakukan cross-check seorangahli evaluasi dan teknologi pendidikan sebeluminstrumen tersebut digunakan untuk seluruh kegiatanujicoba.

Gambar 11. Cover modul/video clips

Gambar 10. Learning Path Administration

Page 18: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

111

Keistimewaan suatu penelitian danpengembangan terletak pada pelaksanaan ujicobauntuk dilanjutkan dengan revisi berdasarkan hasilujicoba dari setiap langkahnya. Mutu prototipeditentukan olneh setiap revisi yang terdapat padasetiap tahapan ujicoba.Namun, penelitianpengembangan ini tidak menerapkan revisi bagiprototipe BBJ. Dengan kata lain, prototipe BBJ yangsamadiujicobakan kepada semua anggota tim ahli danpara subyek penelitian (one-to-one dan small group).Ciri pengembangan ‘revisi’ tidak terjadi untukpenelitian ini. Jadi, sebenarnya data dari tahap one-to-one sebenarnya menjadi setara dengan data smallgroup, artinya penelitian pengembangan ini hanyamenggunakan dua tahap saja, yakni expert reviewdan small group evaluation dengan subyek menjadisebanyak tujuh orang (2 mahasiswa dari one-to-one+ 5 mahasiswa dari small group). Tentu saja padaakhirnya, masukan yang diperoleh dari penelitianpengembangan ini bukan menjadi landasan revisi,melainkan digunakan langsung sebagai masukan bagidosen pengampu matakuliah Gizi Terapan dalammengembangkan matakuliah hibrida.

Sifat penelitian pengembangan yang memerlukantim dari disiplin yang berbeda menimbulkan dampakpositif diantara anggota tim peneliti dan tim produksi.Bersinergi, terutama dalam memadukan pemikiranbagaimana mengubah isi /materi kuliah dalam konteksdisain pembelajaran kemudian, memformat menjadistruktur learning objects berkembang menjadi diskusiyang menarik. Hal ini sangat menonjol ketika timproduksi sedang menyusun naskah untuk videoanimasi. Masukan yang beragam dan berbedamenjadi tantangan tersendiri dalam mengolah naskahyang berorientasi pada peserta didik.

Menentukan model pengembangan pembelajaranyang sesuai dengan tujuan penelitian tidaklah mudahmengingat begitu banyak model pengembanganpembelajaran yang tersedia. Peneliti sejak awalpenulisan proposal harus mencermati model-modelyang tersedia, sesuai dengan referensi yang dimiliki.Menerapkan dan memadukan berbagai teori dalamkerangka teknologi pendidikan memerlukan pemikiranmendalam, terutama sewaktu tim peneliti menentukanlangkah-langkah penelitian. Selain itu, merancang

anggaran penelitian yang sesuai dengan modelpenelitian pengembangan menjadi tantangan tersendirimengingat mataanggaran yang ada masih merujukpada pola penelitian umum, dan belum berbasisanggaran TIK.

Simpulan dan SaranSimpulanMengacu kepada hasil pengolahan data tadi,kesimpulan umum yang dapat diambil adalah adanyaperbedaan pendapat diantara para ahli dan subyekpenelitian. Para ahli memberikan penilaian yangsangat baik atas coursesite berikut isi yang adadidalam learning paths (Gizi Anak Balita dan Gizi AnakSekolah), dan penilaian baik dari ahli hypermedia.Sedangkan para subyek hanya memberikan penilaiandalam kategori cukup baik, bahkan ada pula yangmemberi penilaian buruk sewaktu ujicoba one-to-one.Secara khusus, keluhan akan mutu audio dari keduavideo animasi cukup signifikan mengingat baik paraahli maupun para subyek memberikan penilaian dalamrentang cukup – kurang. Kesimpulan ini mendorongkeharusan untuk merevisi kedua video animasi,khususnya aspek audio.

Aspek pembelajaran, disain pembelajaran danmateri dianggap telah memenuhi kriteria (sangat baik)menurut persepsi para ahli bidang tersebut.Sedangkan ahli hypermedia, memberikan komentarberbeda, terutama tentang penilaian struktur learningpath, yang berada pada kategori cukup baik, (nilai: 7lebih) pendapat yang sama diberikan oleh para subyek.Hal ini tentu saja berdampak terhadap revisi dari alurpenyajian materi dalam learning path. Tinjauan grafisdan warna yang juga memperoleh nilai cukup dari parasubyek sebagai masukan untuk memperbaiki kualitastampilan yang penting untuk meningkatkan motivasibelajar.

SaranDalam pengembangan pembelajaran berbasis-web,penting sekali memperhatikan reaksi dan respon user,dalam hal ini mahasiswa dan dosen sebagai pengguna.Masukan dari pengguna tersebut harus dijadikan dasaruntuk revisi sebelum diimplementasikan.

Dewi Salma, Ari Istianty, Diana Ariany: Penerapan Prinsip Desain Pembelajaran dan Learning Object Situs Kelas Maya Mata KuliahGizi Terapan

Page 19: PENERAPAN PRINSIP DISAIN PEMBELAJARAN DAN LEARNING …

112

Jurnal Teknodik Vol. 18 - Nomor 1, April 2014

Learning object merupakan salah satu unsurpenting dalam pembelajaran berbasis web. Olehkarena itu, kualitas obyek belajar tersebut, sepertiaudio, slide, video klip dan lain sebagainya perlumenjadi perhatian khusus dan dikembangkan dengansebaik-baiknya.

Model IDLF memberikan kerangka komprehensif

Pustaka AcuanCampbell, Katy. 2004. Effecive Writing for E-learning Environments, London, UK : Hershey.Clark, Ruth Colvin & Richard E. Mayer. 2008. E-Learning and the Science of Instruction (2nd ed). San Fransisco,

CA : Pfeiffer.Cohen, Eli B. 2006. Learning Objects and E-Learning: an Informing Science Perspective, Interdisciplinary

Journal of Knowledge and Learning Objects Volume 2.Dabbagh , N. & Ritland, . B. B. 2005. Online Learning: Concepts, Strategies and Application. New Jersey, USA

: Merril Prentice Hall, Pearson Education Inc.Gagne, Robert M., Leslie J. Briggs, &Walter W. Wager.1992. Principles of Instructional Design (4th ed).Fort

Worth, TX. : Harcourt Brace Jovanovich.Merryanna, Adriani & Bambang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Kencana

–PT Prenada Media Group.Morrison, Gary R., Steven M. Ross & Jerrold E. Kemp. 2007. Designing Effective Instruction (5th ed). Hoboken,

NJ : John Wiley & Sons.Piskurich, George. 2006. Rapid Instructional Design: Learning ID Fast and Right (Second Edition), (San Fransisco,

CA: Pfeiffer, John Wiley and Sons, Inc.Prawiradilaga, Dewi S. 2007. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta : Kencana – PT Prenada Media Group.—————————————, dkk. 2009. Pengembangan Web Based Learning pada Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Jakarta. Hasil Penelitian (tidakditerbitkan). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta.

———————————— .2010. Kajian Penerapan Prinsip Nine Events of Instruction (Gagne), LaporanPenelitian (tidak diterbitkan). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta.

Prawiradilaga, Dewi S., Diana Ariani, Hilman Handoko, dkk (2013). Mozaik Teknologi Pendidikan : e-Learning.Jakarta: Kencana – PT Prenada Media Group.

————————————— .2012. Wawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana – PT Prenada MediaGroup.

Tozman, Reuben. 2007. The Next Generation of Instructional Design dalam e-Magazine of Learning Solution,December 10, 2007.

Wiley, David A. (ed.). 2001. The Instructional Use of Learning Objects. Bloomington, IN : AECT.Kevin Kruse, http://www.e-learningguru.com/articles/art1_9.htm.http://bakulatz.wordpress.com/2011/06/24/pengguna-internet-di-indonesia/, diakses 16 maret 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Sasaran_Pembangunan_Milenium.http://en.wikipedia.org/wiki/Chunking_(writing), diakses 17 maret 2012.http://www.internetworldstats.com/stats3.htm#asia.diakses 16 maret 2012.http://thinktep.blog.smamda.net/2008/11/13/web-based-learning/.

dalam mengembangkan pembelajaran onlineberbasis web. Oleh karena itu, kualitas pembelajaranberbasis web sangat tergantung pada kualitasimplementasi setiap tahap mulai dari tahapexplorating, enacment dan evaluation. Karenasifatnya hirarki, maka hsil setiap tahapan akan salingmempengaruhi terhadap hasil tahap selanjutnya.

Ucapan Terima kasihTerima kasih penulis ucapkan kepada Ketua dan staf Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas IlmuPendidikan dan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Keluarga, pada Fakultas Tehnik, Universitas Negeri

Jakarta. Serta pihak lain yang berkontribusi pada penelitian pengembangan ini.*******