Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani
Pendekatan Pembelajaran Bagi Pembelajar Dewasa dalam...
Transcript of Pendekatan Pembelajaran Bagi Pembelajar Dewasa dalam...
Pendekatan Pembelajaran
Bagi Pembelajar Dewasa
dalam
Diseminasi/Lokakarya/Pelatihan
SPMI
Tim Pengembang SPMI
Direktorat Penjaminan Mutu
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Agustus 2018
Dilema Pembelajaran
© John Garratt, University Chemistry Education 2(1), 29-33 (1998)
The Journey of Learning
Lesson Plan Active Learning
Mission Accomplished Lesson Learned!
© John Garratt, University Chemistry Education 2(1), 29-33 (1998)
Pelatihan/Workshop SPMI
Bukanlah merupakan sekolah lebih banyakmerupakan forum untuk berbagi daripadamengajari
Merupakan pembelajaran bagi orang dewasa(POD)
Peserta memiliki pengalaman pribadi, motivasi, cara belajar dan daya serap yang berbeda-beda setiap individu adalah unik
Pembelajaran orang dewasa merupakanpengalaman belajar berdasarkan kebutuhan danminat orang dewasa pada tingkatan kemampuandan pengetahuan yang berbeda untukmendukung perubahan peranan serta tanggungjawab dalam kehidupan orang dewasa.
Karakteristik Orang Dewasa
dalam Belajar :
Orang Dewasa adalah mandiri dan mengarahkan diri sendiri.
Orang dewasa sudah mengumpulkan dasar pengalaman hidup dan pengetahuan.
Orang dewasa berorientasi pada tujuan.
Orang dewasa berorientasi pada relevansi.
Orang dewasa adalah praktis, berfokus pada aspek-aspek pelajaran yang paling berguna dalam pekerjaannya.
Orang dewasa mempunyai kebanggaan, harga diri dan ego yang bisa menimbulkan resiko bila tidak dihormati.
PIRAMIDA BELAJAR ORANG DEWASA
6Peni-Tim PEKERTI KOPWIL 6
Kita dengar, kita lupaKita lihat, kita ingat
Kita melakukan, kita paham
PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
PartisipasiAktif
Materi Menarik
Bermanfaat
Dorongan danPengulangan
KesempatanMengembangkan
PengaruhPengalaman
SalingPengertian
Belajar SituasiNyata
PemusatanPerhatian
POD
SUASANA PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
1. Suasana yang dapat dapat membuatpembelajar aktif dan kreatif
2. Suasana saling menghormati, salingmenghargai
3. Suasana saling percaya
4. Suasana tidak mengancam
5. Suasana penemuan diri
6. Suasana keterbukaan
7. Suasana membenarkan perbedaan
8. Suasana mengakui hak untuk berbuat salah
9. Suasana membolehkan keraguan
10. Evaluasi bersama dan evaluasi diri
8
Memahami POD
☼ Ketahuilah kemampuan peserta,
tentukan apa yang akan dipelajari
dan berapa lama prosesnya.
☼ Aturlah urutan materi secara
sistematis sehingga mudah diikuti
☼ Menunjukkan kesalahan bisa
meningkatkan pemahaman. Contoh-
contoh salah lebih mudah diingat.☼ Peserta cepat lupa setelah
pelatihan/workshop;Lakukan pengulangan
di lingkungan kerja; Tunjukkan hasil yang
diperoleh setelah mengikuti
pelatihan/workshop.☼ Pelatihan/workshop lebih efektif dengan
praktek daripada hanya pasif mendengar;
Pengetahuan akan mudah diterima bila
tidak bertentangan dengan kebiasaan lama.
10
Faktor Penghambat Belajar Orang Dewasa
Tidak dapat melihat jelasdalam jarak dekat;
Titik jauh penglihatansemakin berkurang;
Memerlukan jumlahpenerangan yang semakinbanyak;
Persepsi kontras warnacenderung ke merah padaspektrum warna;
Pendengaran/kemampuan menerima suaraberkurang;
Kemampuan membedakan bunyi berkurang.
Peran Pelatih/Fasilitator
Sebagai DisseminatorBila proses belajar terutama bertujuan untuk menyebarluaskaninformasi, dan peserta hanya perlu mengingat informasi ygdiberikan. Metode yg biasa dipakai adalah sepertiperkuliahan atau lecturing. Peserta diharapkan untukmenyerap gagasan,fakta, konsep, dan teori.
Sebagai FasilitatorFokus untuk memperdalam dan mengkritalisasikanpengalaman mereka. Pengalaman mereka menjadi sumberpengetahuan. Proses belajar menjadi aktif dan menarik.
Sebagai Director of LearningMerupakan penggabungan yang ideal antara disseminatordan fasilitator
menekankan bahwa isi dan pengalaman mempunyaiperan yang sama dalam proses belajar.
Harus menguasai beberapa metode pelatihan dan ahlidalam disiplin ilmu.
Dengan berfokus pada isi dan pengalaman secarabergantian, pengarah belajar dapat menunjukkanperhatiannya pada peserta dan pada materi.
Tantangan Fasilitator/Pelatih
Berkomunikasi dengan sekelompok orang:
– Berbeda pengetahuan dan keterampilan
– Berbeda harapan dan ekspektasi
– Berbeda minat
– dll
Mengelola perbedaan tanpa memaksakan
keseragaman
Pendekatan yang dapat memuaskan
sebagian besar pelatihan
Pelatihan yang Baik
Membuat peserta nyaman satu sama lain
Menciptakan suasanan yang menyenangkan
Mampu meningkatkan “energy level” dari
peserta
Menggunakan aktivitas yang partisipatif
Menciptakan kerjasama kelompok yang
menyenangkan dan produktif
Meningkatkan aktivitas kelompok yang
mampu menambah pengetahuan dan
cakrawala peserta
Faktor Sukses Fasilitator/Pelatih
Mau memberikan pelatihan denganpenuh antusias, senang.
Paham apa yang diberikan
Paham bagaimana memberi pelatihan
Memahami cara orang belajar
Mempunyai sikap/kepribadian yang benar (tegas, adil dan bersahabat )
Berempati dan cakap berkomunikasi
Fleksibel untuk membuat perubahanbila diperlukan.
Kebiasaan-kebiasaan Positif dalam
Memberikan Pelatihan
Calm : Dengan ketenangan, pikiran bisa lebih santai, sehingga bisa berfikir dengan lebih baik
Corteous. Sopan dalam bertutur kata, bertindak dan sopan dalam penampilan
Care. Perhatian pada keinginan peserta, perhatian juga pada perbedaan-perbedaan, ketakutan, dan ketidakpahaman.
Cheerful. Membawakan materi pembelajaran dengan riang, antusias, dan memberi kegembiraan pada peserta.
Competent. Fasilitator/pelatih harus menguasai materi yang disampaikan.
Creative. Fasilitator/pelatih dengan cepat mencari solusi bila ada masalah. Kebosanan peserta hal yg paling sering dihadapi. Segera ganti metode lain agar peserta kembali antusias.
Confident. Keyakinan diri akan kemampuan dirinya sebagai fasilitator/pelatih akan membuat peserta merasa mengikuti training dengan benar.
Courage. Fasilitator/pelatih harus berani menghadapi segala sesuatu, bahkan situasi yang buruk sekalipun.
Hindari Perilaku yang Mengganggu
Berbicara pada layar
Mencungkil kotoran di hidung (upil) atau
telinga
Mengusap-usap rambut, muka, atau
tangan
Memainkan pulpen, dasi, atau benda-
benda yang ada di saku celana
Menggaruk anggota tubuh, seperti telinga,
leher, kepala, atau bahkan pa***t
Membetulkan celana dalam yg kurang pas
(biasanya pria) atau tali BH (bagi wanita )
Melaksanakan Pelatihan
☼
Persiapan
(Pra – Pelatihan)
☼
Pelaksanaan
☼
Pasca Pelatihan
Pra-Pelatihan
Persiapan bagi Fasilitator/Pelatih
– Konteks pelatihan
– Tujuan pelatihan
– Peserta Pelatihan
– Bahan pelatihan
– Metode pelatihan
Informasi Bagi Peserta Pelatihan
– Tujuan dan output yang diharapkan dari
pelatihan
– Jadwal dan “rundown” pelatihan
– Topik dan metodologi pelatihan
Lokasi dan “Environment”
Ukuran ruangan
Kursi dan Meja
Kerapian ruangan
Suhu dan pencahayaan
ruangan
Lokasi
Makanan dan minuman
Tempat parkir
Dll
Presentasi
Materi Presentasi:
◦ Usahakan sesingkat mungkin, lebih baik jika kalimat
digantikan oleh gambar
◦ Jika dimungkinkan ada video
Proyektor LCD
Flipchart
Kertas plano + perlengkapan menempel
Perlengkapan ice breaker (jika diperlukan)
Ice Breaker
Jika peserta belum saling mengenal, “ice breaker” pengenalan sangat disarankan menciptakan
keakraban di antara peserta pelatihan
Jika peserta sudah saling mengenal, “ice breaker”
kelompok akan efektif untuk menciptakan atmosfir
“kami siap mengikuti pelatihan”
Jika peserta pelatihan sudah mengenal satu sama
lain tapi mereka masih memikirkan urusan kantor,
maka gunakan “ice breaker” yang berbentukkegiatan fisik berguna untuk mengalihkan pikiran
peserta dari pekerjaan rutin mereka
Energizer
Berguna untuk mengubah suasana pelatihan
atau suasana ruangan kelas
Dilakukan terutama setelah pemaparan:
◦ Panjang
◦ Membosankan
◦ Topik yang rumit
◦ setelah makan siang
Umumnya berupa aktivitas fisik
Pasca Pelatihan
Review:
◦ Materi
◦ Pemateri/Trainer/Fasiliatator
◦ Refleksi diri
Umpan balik (feedback)
Tindak lanjut dengan trainee
Usulan pelatihan selanjutnya