Pembelajaran Dan Tantangan Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015

18
Syamsul Ardiansyah Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana FGD Masukan terhadap Kerangka Aksi Hyogo (HFA2) Yogyakarta, 4 November 2013

Transcript of Pembelajaran Dan Tantangan Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015

Syamsul Ardiansyah Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana

FGD Masukan terhadap Kerangka Aksi Hyogo (HFA2)

Yogyakarta, 4 November 2013

HFA adalah sebuah kesepakatan global yang dihasilkan

World Conference on Disaster Reduction in Kobe, pada Januari 2005

The Hyogo Framework for Action (HFA) is the key instrument for implementing disaster risk reduction, adopted by 168 Member States of the United Nations.

HFA kerangka aksi yang didesain untuk membangun ketangguhan bangsa-bangsa dan komunitas-komunitas menghadapi bencana.

3 Strategic goals; 5 Priorities for action; and Implementation and follow-up

Sekilas tentang HFA

1. Memastikan bahwa PRB merupakan sebuah prioritas nasional dan

lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat;

2. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor risiko-risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini;

3. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat;

4. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar;

1) Manajemen lingkungan dan sumber daya alam

2) Praktek-praktek pembangunan sosial dan ekonomi

3) Tata-guna lahan, IMB dan alat ukut teknis lainnya

5. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di semua tingkat.

Prioritas-Prioritas HFA

Global Overview

Low investment in vulnerability reduction

0

1

2

3

4Prioritas 1

Prioritas 2

Prioritas 3Prioritas 4

Prioritas 5Progress 2009

Progress 2011

Progress 2013

Kemajuan HFA Indonesia

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Prioritas 5

Progress 2009

Progress 2011

Progress 2013

Kemajuan HFA 2009-2013

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

CoreIndicator1

Core Indicator2

Core Indicator3

Core Indicator4

Progress 2013

Progress 2011

Progress 2009

HFA Prioritas 1

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Core Indicator1 Core Indicator 2 Core Indicator 3 Core Indicator 4

Progress 2013

Progress 2011

Progress 2009

HFA Prioritas 2

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Core Indicator1 Core Indicator 2 Core Indicator 3 Core Indicator 4

Progress 2013

Progress 2011

Progress 2009

HFA Prioritas 3

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Core Indicator1 Core Indicator2

Core Indicator3

Core Indicator4

Core Indicator5

Core Indicator6

Progress 2013

Progress 2011

Progress 2009

HFA Prioritas 4

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Core Indicator1 Core Indicator 2 Core Indicator 3 Core Indicator 4

Progress 2013

Progress 2011

Progress 2009

HFA Prioritas 5

Menjangkau stakeholder yang lebih luas, yang biasanya

bukan bagian resmi yang menjalankan fungsi-fungsi PRB Mendorong peningkatan komitmen dan pembagian

tanggungjawab dalam menjangkau tujuan-tujuan HFA Memperkuat linkage antara isu-isu "humanitarian"

dengan "Development". Menjadi tools untuk peningkatan kapasitas, khususnya

bagi organisasi-organisasi PB yang baru berdiri.

Pembelajaran (1)

Menciptakan kesempatan untuk mereview rencana

pembangunan jangka panjang, khususnya dalam konteks PRB.

Meningkatkan kapasitas NDMOs untuk menginisiasi analisis strategis PRB.

Laporan HFA telah semakin luas diterima sebagai obligasi politik yang penting dan rencana-rencana untuk melembagakan proses di beberapa negara.

Pembelajaran (2)

Kualitas dan kelengkapan laporan ditentukan oleh

tingkat partisipasi dari sektor-sektor dan stakeholders

Pejabat yang ditugaskan untuk mengoordinasikan tinjauan tidak memiliki pelatihan yang memadai dalam monitoring dan evaluasi PRB.

Jaringan dan keterampilan memfasilitasi yang terbatas kerap memperlemah proses konsultasi.

Jadwal pelaporan dan deadline yang ketat kerap memberikan tekanan tambahan.

Tantangan (1)

Komitmen dari focal-point HFA mempengaruhi efektivitas

pelaporan. Penilaian mengenai kemajuan kerap cenderung subyektif dan

sedikit sekali bukti-bukti yang bisa dihadirkan. Framework pelaporan HFA kurang mengangkat pembahasan

mengenai profiling risk dan informasi dasar. Kerap terjadi beberapa pengulangan dan overlaps dalam

pelaporan sebagai akibat dari nature lima prioritas HFA. Kesulitas bagi non-native speakers untuk menangkap

pemahaman yang komprehensif mengenai indikator dan faktor-faktor pendorong kemajuan.

Keterlibatan dunia usaha dalam perumusan HFA yang masih minim.

Tantangan (2)

Terima Kasih

Syamsul Ardiansyah Pengurus Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana

[email protected]

@syamsuladzic

http://planasprb.org