Pembangunan & Kemiskinan
-
Upload
boedy-ginanda -
Category
Documents
-
view
30 -
download
6
description
Transcript of Pembangunan & Kemiskinan
MMaattaakkuulliiaahh:: MMAASSAALLAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN && PPEEMMBBAANNGGUUNNAANN
DDoosseenn PPeemmbbiimmbbiinngg:: DDrr.. AAPPRRIIYYAANN DDIINNAATTAA,, MM..EEnnvv
DDiissuussuunn OOlleehh::
BBUUDDII GGIINNAANNDDAA 007733441100004466
UUNNIIVVEERRSSIITTAASS IISSLLAAMM RRIIAAUU FFAAKKUULLTTAASS TTEEKKNNIIKK PPEERREENNCCAANNAAAANN WWIILLAAYYAAHH DDAANN KKOOTTAA 22001144
PPEEMMBBAANNGGUUNNAANNDDAANN
KKEEMMIISSKKIINNAANN
1
BBAABB II
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
11..11.. LLaattaarr BBeellaakkaanngg
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang
muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara-negara
yang sedang berkembang. Masalah kemiskinan ini menuntut adanya suatu upaya
pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu
yang singkat. Upaya pemecahan masalah kemiskinan tersebut sebagai upaya
untuk mempercepat proses pembangunan yang selama ini sedang dilaksanakan.
Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam
kehidupan kita. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan ditinjau dari segi
materi (ekonomi). Dari kegagalan dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran,
dan ketimpangan pendapatan secara berarti, maka para ahli kemudian bergeser
dari penciptaan lapangan kerja yang memadai, penghapusan kemiskinan, dan
akhirnya penyediaan barang-barang dan jasa kebutuhan dasar bagi seluruh
penduduk.
2
11..22.. TTuujjuuaann
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana
pembangunan dan kemiskinan yang berada di lingkungan sekitar.
11..33.. RRuummuussaann MMaassaallaahh
a. Apa yang dimaksud dengan pembangunan dan kemiskinan?
b. Bagaimana dampak – dampak pembangunan ?
c. Sebutkan indikator – indikator pembangunan?
d. Sebutkan upaya-upaya mengatasi kemiskinan?
e. Apa hubungan pembangunan dengan kemiskinan?
3
BBAABB IIII
TTIINNJJAAUUAANN PPUUSSTTAAKKAA
Menurut para sarjana sains sosial dan kemanusiaan, pembangunan adalah
sebagai bagian dari proses perubahan sosial yang sifatnya lebih menyeluruh.
Pembangunan itu pula dibagi kepada dua kategori besar. Pertama, pembangunan
yang direncanakan, dan kedua pembangunan yang tidak direncanakan.
Namun jika dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah
usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik.
Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau
fasilitas agar hidup lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia
terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun lingkungan
sosial budaya.
Sedangkan kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil
Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi
fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.
4
Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal: (1)
persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, (2) posisi manusia
dalam lingkungan sekitar, dan (3) kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup
secara manusiawi.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa serta tertuangkan dalam
nilai uang sebagai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan,
sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal.
5
BBAABB IIIIII
PPEEMMBBAAHHAASSAANN
33..11.. DDaammppaakk--DDaammppaakk AAddaannyyaa PPeemmbbaanngguunnaann
Pembangunan melibatkan usaha sadar manusia merancang perubahan dalam
hidup mereka. Tindakan ini sering diungkapkan sebagai sosial engineering (mesin
sosial), yang melibatkan banyak pihak untuk menjalankan perencanaan,
pelaksanaan, penerima dan terpenting sekali pembiayaannya. Dalam konteks
sebuah masyarakat, tindakan merancang pembangunan menjadi tanggung jawab
semua lapisan rakyat, masing-masing dengan bentuk sumbangan yang tertentu
sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Ahli politik, anggota professional, para
akademik, pengusaha, pakar teknologi, kaum tani, kelas pekerja dan berbagai-
bagai golongan lain termasuk rakyat terbanyak, semuanya sama-sama terlibat
dalam proses pembangunan ini.
Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan
lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika
masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada.
Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam
hubungan interaksi manusia dalam masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan
mempunyai makna yang berbeda-beda, namun satu makna yang diterima oleh
masyarakat umum ialah perubahan.
6
Pembangunan kadang kala digunakan dalam pengertian yang sempit hanya
sebagai industralisasi atau pemodernan. Bagaimanapun dalam makna yang luas ia
bermaksud meningkatkan derajat manusia dalam sebuah masyarakat tertentu.
Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan nilai kehidupan semua
masyarakat dalam segala bidang.
Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam
proses pembangunan suatu bangsa. Terlebih lagi jika bangsa itu sedang
membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan
zamannya.
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur yang merata, materil, dan spiritual berdasarkan pancasila. Bahwa
hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi
pembangunan hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat interaksi kegiatan
pembangunan spiuritual maupun material.
Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai
sumber daya dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa pembangunan
seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia.
7
Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa. Menumbuhkan sikap hidup
yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial
yang tinggi. Manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu
nampak terjadinya pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah
anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan
mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam
kelompok-kelompok masyarakat. Sementara itu terjadi pula penyesuaian dalam
hubungan antar anggota masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilai-
nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa.
33..22.. IInnddiikkaattoorr--IInnddiikkaattoorr KKeemmiisskkiinnaann
Menurut (Emil Salim: 1928) yang dimaksud dengan kemiskinan adalah
suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok.
Atau dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan pokok, sehingga mengalami keresahan, kesengsaraan atau
kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya.
8
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil
Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi
fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Adapun
indikator-indikator kemiskinan antara lain:
1. PPeennddiiddiikkaann yyaanngg tteerrllaammppaauu rreennddaahh
Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang
kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam
kehidupanyya. Keterbatasan pendidikan/ keterampilan yang dimiliki
menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja.
Atas dasar kenyataan diatas dia miskin karena tidak bisa berbuat apa-apa
untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
2. MMaallaass bbeekkeerrjjaa
Sikap malas merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan, karena
masalah ini menyangkut mentalitas dan kepribadian seseorang. Adanya
sikap malas ini seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk
bekerja.
9
Cenderung untuk menggantungkan hidupnya pada orang lain, baik dari
keluarga, saudara atau famili yang dipandang mempunyai kemampuan
untuk menanggung kebutuhan hidup mereka.
3. KKeetteerrbbaattaassaann ssuummbbeerr aallaamm
Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber alamnya tidak
lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Sering dikatakan oleh
para ahli, bahwa masyarakat itu miskin karena memang dasarnya (alamiah
miskin).
Alamiah miskin yang dimaksud adalah kekayaan alamnya, misalnya
tanahnya berbatu-batu, tidak menyimpan kekayaan mineral dan sebagainya.
Dengan demikian layaklah kalau miskin sumber daya alam, miskin juga
masyarakatnya.
4. TTeerrbbaattaassnnyyaa llaappaannggaann kkeerrjjaa
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi
masyarakat. Secara ideal banyak orang mengatakan bahwa seseorang/
masyarakat harus mampu menciptakan lapangan kerja baru. Tetapi secara
faktual hal tersebut kecil kemungkinannya, karena adanya keterbatasan
kemampuan seseorang baik yang berupa skill atau modal.
10
5. KKeetteerrbbaattaassaann mmooddaall
Keterbatasan modal adalah sebuah kenyataan yang ada di negara-negara
yang sedang berkembang, kenyataan tersebut membawa kemiskinan pada
sebagian besar masyarakat tersebut. Seorang miskin sebab mereka tidak
mempunyai modal untuk melengkapi alat ataupun bahan dalam menerapkan
keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh
penghasilan. Keterbatasan modal bagi negara-negara yang sedang
berkembang dapat diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung
pangkal baik dari segi permintaaan modal maupuin dari segi penawaran
akan modal.
6. BBeebbaann kkeelluuaarrggaa
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak pula tuntutan/
beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai
anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningkatan
pendapatan sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan karena mereka
memang berangkat dari kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi
dengan pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan akan tetap
melanda dirinya dan bersifat latent.
11
33..33.. UUssaahhaa MMeennggaattaassii KKeemmiisskkiinnaann
Dari kegagalan kebijaksanaan konvesional mengenai pertumbuhan ekonomi
di banyak Negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
disparitas (ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa baik para
perencana ekonomi dan teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali
mempelajari secara sunguh-sunguh kebijaksanaan tersebut,serta mendorong
mereka untuk mempelajari alternatif-alternatif yang realistis bagi kebijaksanaan
pertumbuhan ekonomi yang konvensional. Dalam hal ini pendekatan kebutuhan
dasar dalam perencanaan pembangunan merupakan hasil yang logis dari suatu
proses reorientasi yang panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.
Dari hasil-hasil penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun
mulai bergeser dari tekanan pada penciptaan lapangan kerja yang memadai ke
penghapusan kemiskinan, dan akhirnya ke penyediaan barang-barang dan jasa-
jasa kebutuhan dasar bagi seluruh penduduk, yang berupa dua perangkat, yaitu:
a) Perangkap kebutuhan konsumsi perorangan akan pangan ,sandang , dan
pemukiman.
b) Perangkap yang mencakup penyediaan jasa umum dasar ,seperti
fasilitas kesehatan,pendidikan ,saluran air minum ,pengangkutan ,dan
kebudayaan.
12
Di samping kedua perangkat tersebut ,kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar
manusiawi kadang-kadang juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain,
yaitu :
1) Hak atas pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang
layak, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah
tangga atau perorangan.
2) Prasarana yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang
dibutuhkan untuk memnuhi kebutuhan dasar penduduk.
3) Partisipasi seluruh penduduk ,baik dalam pengambilan keputusan
maupun dalam pelaksanaan proyek-proyek yang berhubungan dengan
penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar.
Pengalaman dari negara-negara Asia Timur, yaitu Korea, Taiwan, Jepang
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan disertai
pemerataan hasil-hasil pembangunan dapat tercapai. Karena di negara-negara
tersebut program pembangunan pedesaan sangat diutamakan.
33..44.. PPeemmbbaanngguunnaann ddaann KKeemmiisskkiinnaann
Di Indonesia pola perkembangan pembangunan juga mengikuti pendapatan
yang dikemukakan Kuznets, artinya golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-
hasil pertumbuhan ekonomi.
13
Mengapa mereka tidak terangkat, padahal pemerintah telah mengambil
kebijaksanaan penyebaran proyek-proyek ke daerah-daerah ke desa-desa.
Bila diteliti golongan-golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil
pembangunan karena:
a) Ketimpangan dalam peningkatan pendidikan. Selama belum ada
kewajiban belajar golongan miskin tidak akan mampu berpartisipasi
mengenyam peningkatan anggaran pendidikan.
b) Ketidakmerataan kemampuan untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasi
diperlukan tingkat pendidikan, keterampilan, relasi, dan sebagainya.
Golongan miskin tidak memilikinya .
c) Ketidakmerataan pemilikan alat-alat produksi.Golongan miskin tidak
memiliki alat-alat produksi, penghasilannya untuk makan saja sudah
susah, sehingga tidak mungkin untuk membentuk modal.
d) Ketidakmerataan kesempatan terhadap modal dan kredit ada. Modal
dan kredit pemberiannya menghendaki syarat-syarat tertentu dan
golongan miskin tidak mungkin memenuhi persyaratannya.
e) Ketidakmerataan menduduki jabatan-jabatan. Untuk mendapat
pekerjaan yang memberi makan pada keluarga saja susah, apalagi
menduduki jabatan-jabatan yang sering memerlukan relasi tertentu dan
persyaratan tertentu.
14
f) Ketidakmerataan mempengaruhi pasaran. Karena miskin dan
pendidikannya rendah, maka tidak mungkin golongan miskin dapat
mempengaruhi pasaran .
g) Ketidakmerataan kemampuan menghindari musibah misalnya penyakit,
kecelakaan dan ketidak beruntungan lainnya. Bagi golongan miskin
dibutuhkan bantuan untuk dapat mengatasi musibah tersebut.
Mengharapkan diri mereka sendiri dapat mengangakat dirinya tanpa
pertolongan, sukar dipastikan.
h) Laju pertumbuhan penduduk lebih memberatkan golongan miskin.
Dengan jumlah keluarga besar, mereka sulit dapat menyekolahkan,
memberi makan, dan pakaian secukupnya. Hanya keluarga yang kaya
atau berpenghasilan besar sajalah yang mampu.
Dapatlah dipastikan bahwa golongan berpenghasilan rendah, karena kurang
terjamah pendidikan, tidak memiliki sarana-sarana, misalnya kredit, modal, alat-
alat produksi, relasi dan sebagainya, tidak akan mampu berpartisipasi dalam
pertumbuhan ekonomi dan menikmati pembagian hasil-hasilnya tanpa adanya
kebijaksanaan khusus yang ditujuakan untuk mengangkat mereka.
15
BBAABB IIVV
KKEESSIIMMPPUULLAANN
Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan terutama
kekurangna bahan pokok seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan
sebagianya. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan ketidak mampuan
memenuhi kebutuhan pokok, sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan
atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya (Siswanto, 1998).Kemiskinan
bagaikan penyakit yang diberantas. Namun upaya memberantas tidak selalu
membawa hasil karena masalah memang kompleks.
Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks
masalahnya. Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya
memerlukan penanganan khusus.
Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan
lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika
masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada.
Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam
hubungan interaksi manusia dalam masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan
memiliki makna yang berbeda-beda, namun satu makna yang diterima oleh
masyarakat umum adalah perubahan.
16
DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA
Ahmadi, Abu.1988. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Rineka Cipta
Hidayati, Nur, dkk. 2007. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV Pustaka Setia
Soelaeman,Munandar.1987. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu
Sosial. Bandung: Eresco
http://www.wikipedia.com
17
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
Tingkat Kemiskinan Riau September 2013
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Riau September 2013 sebesar 522,53 ribu jiwa (8,42 persen). Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang berjumlah 481,31 ribu jiwa (8,05 persen), jumlah penduduk miskin di Riau mengalami kenaikan sebanyak 41,22 ribu jiwa.
Secara relatif terjadi kenaikan persentase penduduk miskin dari 8,05 persen pada September 2012 menjadi 8,42 persen pada bulan September 2013. Terjadi kenaikan sebesar 0,37 persen.
Selama periode September 2012- September 2013, penduduk miskin di daerah perdesaan diperkirakan bertambah 34,92 ribu jiwa, sementara di daerah perkotaan diperkirakan bertambah 6,3 ribu jiwa.
Distribusi persentase penduduk miskin di Riau pada Bulan September 2012 di perdesaan sebesar 8,94 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 6,68 persen. Distribusi ini mengalami pergeseran yang cukup berarti pada September 2013, dimana persentase penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami kenaikan menjadi 9,55 persen dan perkotaan tetap dalam persentase yang sama yaitu 6,68 persen.
Selama periode September 2012-September 2013, Garis Kemiskinan (GK) naik sebesar 12,73 persen, yaitu dari Rp 310.603,- perkapita perbulan pada September 2012 menjadi Rp 350.129,- perkapita perbulan pada September 2013. Peran komoditas makanan terhadap GK jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap GK pada September 2013 mencapai 73,72 persen. Pada September 2013 GKM Riau adalah sebesar Rp 258.100,- dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar Rp 92.029,-.
Pada periode September 2012-September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami kenaikan sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Pada bulan September 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) sebesar 1,128 naik menjadi 1,177 di September 2013, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) nya pada September 2012 sebesar 0,246 turun menjadi 0,243 pada September 2013. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin relatif menjauh pada garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif menurun.
Riau24.coSabtu, 05 Di Riau, A PEKANBAPBD tahrakyat ma Kepala Bamendata, Asekitar 8,0 "Sesuai PeUjarnya. Ironi memPON, semharus prio
om Januari 201Angka Kem
ARU, (R24hun anggarasih menjadi
adan Pusat SAngka kem05% atau 48
endataan ya
mang, saat pmentara kemoritaskan kes
13 15:32 wibmiskinan M
4) -- Jumlahan 2013 puni kendala.
Statistik (BPmiskinan di R81,31 ribu ji
ang dilakuka
emerintah mmiskinan sem
sejateraan r
b Meningkat T
h investasi dn bertambah
PS) ProvinsRiau semenjiwa.
an BPS data
meanggarkamakin meninrakyat darip
Tajam
di Riau terush, namun pe
si Riau, Mawjak tahun 20
a kemiskina
an 7,5 Miliangkat, harusada bentuk
s mengalamersoalan kes
wardi Arsya012 lalu terj
an naik pada
ar untuk pemsnya pemeriprestise sem
mi peningkatejahteraan
ad, Juma't (rjadi kenaika
a tahun lalu
mbangunan intah Provinmata.
18
tan,
(4/1) an
u"
tugu nsi
19
Riau Pos 17 Oktober 2012 Kemiskinan Masih Menjadi Masalah Serius PEKANBARU (RP) ‐ Data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2012 bahwa angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi mencapai 29,13 juta jiwa atau 11,96 persen. Provinsi Riau sejak 2004 sudah mengalami penurunan sebesar 15,25 persen dan 2011 menjadi 8,47 persen. Meski begitu tingkat kemiskinan ini masih merupakan masalah yang serius untuk segera dientaskan. Penanggulangan permasalahan tersebut, pemerintah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Tim ini melakukan rapat kerja tertuang dalam Rapat Tim Koordinasi Penanggulngan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Riau. Rapat tersebut di buka Selasa (16/10) oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri) H Mambang Mit MM yang diwakili Kepala Bappeda Provinsi Riau Dr Ramli Walid SE MSi di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru. Peserta sebanyak 55 orang, terdiri 24 TKPK kabupaten/kota dan 31 peserta yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan se‐Riau. Dalam sambutan pembukaan rapat tersebut Ramli menyebutkan, perlu adanya komitmen dari semua unsur pemangku kepentingan baik swasta maupun perintahan termasuk lembaga pendidikan mesti merapatkan barisan dengan menyusun formulasi strategis dan teknik fasilitasi program pemberdayaan masyarakat. Dikatakannya, program yang sudah berjalan atau sedang berjalan untuk penanggulangan kemiskinan ini seperti Program Keluarga Harapan (PKH), PNPM Pedesaan, PNPM Perkotaan maupun PNPM lainnya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) mesti ditingkatkan. ‘’Perlu digaris bawahi, program‐program pengentas kemiskinan harus mampu menjamin adanya proses sosial yang nyata untuk mengungkit perubahan pola pikir, sikap dan prilaku kemandirian rakyat. Sehingga menjadikan suatu potensi dan kemampuan untuk berdikari,’’ ujarnya. Dalam rapat tersebut ada beberapa nara sumber diantaranya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau Dr Ramli Walid SE MSi, TNP2K Sekretaris Wakil Presiden M Arif Tasrif SP MSe (Ketua Pokja Advokasi TNP2K), PMD Kementerian Dalam Negeri Wisnu Graha.
20
Riau Terkini Inhil Termiskin, Jumlah Penduduk Miskin Riau 1.008.321 Jiwa Jum’at, 25 Pebruari 2005 Inhil menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi. Sementara secara umum jumlah penduduk miskin di Riau lebih dari 1 juta jiwa (22.19 %). Riauterkini-PEKANBARU- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Riau telah melakukan pendataan masyarakat miskin di seluruh Riau. Pendataan yang dilakukan sejak 2003 hingga 2004 itu menempatkan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi, yakni 199.497 jiwa atau 31.95 % dari total penduduk 624.450 jiwa. Sementara Pekanbaru menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin terendah, yakni hanya 76.841 jiwa atau 10.91 % dari total penduduk 704.517 jiwa. "Memang secara umum daerah perkotaan memiliki tingkat jumlah penduduk miskin yang rendah, misalnya Dumai juga tak sampai 20 persen," ujar Kepala Balitbang Riau Hendrik FH Sitompul dalam jumpa pers di Kantor Humas Pemprop Riau, Jumat (25/2). Sementara secara akumulatif, jumlah penduduk miskin Riau sebanyak 1.008.321 jiwa atau 22.19 % dari total jumlah penduduk Riau yang mencapai 4.543.584 jiwa. Sementara dari sisi keluarga miskin di Riau terdapat 231.468 kepala keluarga atau 23.68 % dari total jumlah kepala keluarga sebanyak 977.288. Data kemiskinan yang dikeluarkan Balitbang Riau memang berbeda dengan angka kemiskinan yang dikeluarkan Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau, yakni sebesar 41.31 %. Karena angka tersebut merupakan akumulasi dari dua klasifikasi kemiskinan, yakni miskin karena faktor ekonomi 23.47 % dan miskin non ekonomi 17.84 %. "Artinya kalau miskin karena ekonomi, jumlahny hampir sama dengan kita," ujar Erik Sitompul. Hasil pendataan yang pelaksanaanya dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Riau tersebut akan menjadi panduan bagi penyusunan program pengentasan kemiskinan di Riau.