PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN...
Transcript of PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN...
PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (STUDI KASUS: PROGRAM GN-RHL BP-DAS SADDANG
KABUPATEN TANA TORAJA)
IMPLEMENTATION OF FOREST REHABILITATION AND LAND PROGRAM
(CASE STUDY: THE GN-RHL BP-DAS SADDANG TANA TORAJA REGENCY)
Derby Paranoan1 , Samuel A. Paembonan2, Syamsuddin Millang2
1Bagian Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Hasanuddin 2Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin,
Alamat Korespondensi :
Derby Paranoan, S.Hut Kompleks Bank Bumi Daya No. 50 Makassar, 90233 HP : 081355289699 Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1) sistem dan mekanisme pelaksanaan serta bentuk pemberdayaan masyarakat pada implementasi kebijakan program GN-RHL, 2) faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi program GN-RHL, dan 3) tingkat partisipasi serta hubungan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat pada program GN-RHL. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Simbuang Kabupaten Tana Toraja. Penentuan sampel responden dilakukan secara purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei lapangan dengan pendekatan survei deskriptif dan analisis stakeholder secara depth interview. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik melalui tabulasi silang yang dilanjutkan dengan uji chi-square dan koefisien kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan mekanisme pelaksanaan program GN-RHL sangat kental dengan tipe sektoralnya yang mengarah pada kebijakan yang diakomodir dari atas (top down planing), sistem pendanaan multi-year budget model RHL Subsidi dan mekanisme partisipatif pada tahap pelaksanaan dilapangan dengan bentuk pemberdayaan masyarakat berupa pemberdayaan ekonomi serta pengetahuan dan keterampilan. Faktor penghambat dalam implementasi program GN-RHL: interfensi pihak luar, pelaporan pelaksanaan program yang tidak tepat waktu, alokasi waktu, kondisi lapangan, sarana dan prasarana, penggembalaan ternak, dan tingkat pendidikan sedangkan faktor pendukung: sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan, struktur birokrasi, komunikasi dan antusiasme masyarakat. Partisipasi petani pada tahapan perencanaan dan monitoring evaluasi berada pada kategori rendah, sedangkan tahap pelaksanaan dilapangan tingkat partisipasi petani pada kategori tinggi. Faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan luas pemilikan lahan petani mempunyai hubungan nyata dengan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan program dengan tingkat hubungan rata-rata rendah, tetapi berhubungan tidak nyata antara partisipasi masyarakat dalam perencanaan dengan jumlah tanggungan.
Kata Kunci : Pelaksanaan program, Rehabilitasi hutan dan lahan, GN-RHL
Abstract
This aims of the research were to acknowlege 1) the system and the implementation of mechanism and form of community on the implementation policy of the GN-RHL, 2) supporting and inhibiting factors in the implementation of the program GN-RHL, and 3) the level of participation and the relationship of socio-economic conditions of communities in GN-RHL program. The research was conducted in Simbuang, Tana Toraja Regency. Samples were withdrawn with purposive method, and the method of the study was a survey. The stakeholders were analyzed with in-depth interview, and the data was analyzed with cross tabulation, chi-squared test and contingency coefficient. The result of the research indicated that the system and mechanism of implementation of GN-RHL program was directed from the top-down approach (top down planing), multi-year budget model of budget subsidy and RHL model of participatory mechanisms in the implementation stage, with community empowerment form, in terms of economic empowerment as well as knowledge and skill. Inhibiting factor of GN-RHL program were external interference, delayed report of programs implementation, time allocation, field condition, facilities and infrastructure, livestock breeding and education level. Supporting factors are: human resources, finance resources, bureaucratic structure, communication and community enthusiasm. Farmers participation in planning stage and monitoring and evaluation are categorized low, meanwhile in the field implementation stage, farmers participation was categorized high. Age, level of education, number of dependants and extensive land holding of farmers have a real correlation to community participation in each phase of program with average low correlation rate, but there was unreal correlation between community participation in planning and number of dependants.
Kata Kunci : Program implementation, Forest rehabilitation and land, GN-RHL
PENDAHULUAN
Kerusakan hutan dan lahan dewasa ini semakin memprihatinkan baik di dalam
maupun di luar kawasan hutan. Beberapa sumber mengatakan bahwa sejak tahun 1996, laju
kerusakan hutan meningkat hingga mencapai rata-rata 2 juta ha setiap tahunnya (FWI/GPC,
2001). Luas kawasan hutan yang semula sekitar 200 juta ha ternyata kini hanya tinggal 90
jutaan saja dengan laju penyusutan hutan lebih dari 1 juta ha per tahun (Sumarwoto, 2003).
Menurut data laju deforestasi periode 2003-2006 yang dikeluarkan oleh Dephut, laju
deforestasi di Indonesia mencapai 1,17 juta ha per tahun. Untuk itu Dephut menargetkan
rehabilitasi 600.000 ha hutan dan lahan yang rusak di 149 DAS seluruh Indonesia.
Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) merupakan upaya strategis kebijakan
prioritas pembangunan nasional. Berdasarkan pengalaman masa lalu penyelenggaraan RHL
tidak mampu mengimbangi laju degradasi hutan, sehingga perlu dilakukan percepatan melalui
program “Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan”. Pemerintah dalam hal ini
Dephut sejak tahun 2003 mengadakan program GN-RHL yang dalam implementasinya
dimaksudkan menumbuhkan semangat RHL sebagai gerakan moral secara nasional menuju
percepatan pemulihan fungsi hutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Realisasi program RHL tahun 2008 seluas 20.000 ha. Hingga 2009, yang menjadi
permasalahan masyarakat tidak memperoleh informasi tentang lokasi puluhan ribu hektar
yang telah ditanami. Kab. Tana Toraja yang termasuk dalam cakupan DAS Saddang menjadi
salah satu wilayah program GN-RHL dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat.
Kartasasmita (1997) menengarai bahwa tidak tercapainya sasaran pembangunan pada
khususnya pembangunan kehutanan lebih disebabkan oleh kurangnya partisipasi masyarakat.
Secara nasional program ini terkoordinasi mendayagunakan segenap kemampuan
pemerintah dan masyarakat dalam merehabilitasi hutan dan lahan pada wilayah DAS
prioritas. Namun dalam implementasi GN-RHL terdapat faktor pendukung dan penghambat
baik dari instansi maupun masyaraka sasaran program. Peran instansi yang terlibat menjadi
ujung tombak keberhasilan program. Berdasarkan uraian di atas,maka perlu dilakukan
penelitian terkait pelaksanaan program GN-RHL untuk menganalisis implementasi program
dengan mengkaji sistem kelembagaan, mekanisme pelaksananaan, bentuk pemberdayaan
masyarakat, faktor pendukung dan penghambat serta tingkat partisipasi masyarakat.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah Mengetahui sistem dan
mekanisme pelaksanaan serta bentuk pemberdayaan masyarakat dalam implementasi
kebijakan program GN-RHL, Mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
program GN-RHL serta Mengetahui tingkat partisipasi serta hubungan dengan kondisi sosial
ekonomi masyarakat pada program GN-RHL di Kabupaten Tana Toraja.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan sektor
kehutanan dalam hal RHL. Hasil analisis implementasi program GN-RHL ini dapat dijadikan
sebagai bahan informasi dan masukan bagi para pengambil kebijakan dalam merumuskan dan
menyempurnakan arahan tindak lanjut pelaksanaan program RHL di masa yang akan datang.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, mulai dari bulan Maret sampai dengan
Mei 2012. Tempat penelitian dilaksanakan di Kec. Simbuang, Kab. Tana Toraja.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar kawasan maupun pihak-pihak
yang terkait dalam program GN-RHL di Kec. Simbuang. Penentuan sampel menggunakan
metode purposive sampling dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut bersifat spesifik.
Jumlah sampel responden untuk tingkat partisipasi masyarakat sejumlah 30 orang.
Metode Pengumpulan Data
Jenis dan Sumber Data
Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui observasi dan
wawancara terstruktur dengan menggali informasi secara langsung dari sumber informan
(stakeholder) terkait, dan Data Sekunder : Data yang diperoleh dari instansi terkait.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni interview
(wawancara), observasi (pengamatan langsung terhadap objek penelitian) dan dokumentasi
Analisis Data
Analisis Program GN-RHL
Analisis program merupakan proses mengidentifikasi, mengumpulkan fakta,
menganalisis data dan menginterpretasikan, serta menyajikan informasi untuk pembuatan
keputusan berupa saran/rekomendasi dengan Pendekatan Survei Deskriptif untuk
mendeskripsikan keadaan subyek dan atau obyek dari kegiatan GN-RHL. Informasi maupun
data yang diperoleh dari birokrat yang memiliki peran dan pengalaman terhadap pelaksanaan
program GN-RHL dengan depth interview metode semi-structure interview secara langsung
kepada key informant. Adapun komponen yang dijadikan unit analisis:(1) Sistem
kelembagaan (analisis peran) melalui analisisis stakeholder program GN-RHL,(2) Mekanisme
perencanaan dan pelaksanaan dalam program GN-RHL,(3) Bentuk pemberdayaan masyarakat
serta faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kebijakan program GN RHL.
Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat
Pendekatan yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini secara kuantitatif
dilakukan analisis Distribusi Frekuensi dan Tabulasi Silang (cross tabulation) dari hasil
pengelolaan data wawancara dan secara kualitatif analisis dilakukan dengan penyelidikan dari
wawancara tak berstruktur terhadap responden. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh
terhadap tingkat partisipasi masyarakat digunakan analisis Chi-Kuadrat (Sugiyono, 2003):
Dimana: X2 = Nilai Chi-Kuadrat
fo = Frekuensi yang diobservasi
fh = frekuensi yang diharapkan
Pengujian korelasi tingkat partisipasi masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi
menggunakan kriteria:(1) Jika X2 hitung > X2 tabel, berarti variabel sosial ekonomi
mempunyai hubungan yang nyata dengan tingkat partisipasi,(2) Jika X2 hitung < X2 tabel,
berarti variabel sosial ekonomi mempunyai hubungan tidak nyata dengan tingkat partisipasi.
Untuk keperluan analisis pengujian korelasi, setiap variabel dibagi menjadi beberapa
kategori dan indikator dalam Tabel 1. Derajat keeratan hubungan variabel bebas (sosial
masyarakat) dengan variabel terikat (tingkat partisipasi) dengan Uji Koefisien Kontingensi:
Dimana: C = Koefisien Kontingensi
X2 = Nilai X2 Hitung
n = Jumlah Responden
Semakin besar nilai C berarti hubungan antara variabel semakin erat. Pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien kontingensi digunakan batasan: 0,00 – 0,19(sangat
rendah), 0,20 – 0,39(rendah), 0,40 – 0,59(sedang), 0,60 – 0,79(kuat), 0,80 – 1,00(sangat kuat).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem dan Mekanisme Program GN-RHL Kabupaten Tana Toraja
Sistem Kelembagaan (Analisis Peran) Program GN-RHL
Penyelenggaraan program GN-RHL tingkat kabupaten terdiri atas unsur pemerintah,
swasta dan masyarakat. Ditingkat wilayah kerja GN-RHL (dalam dan luar kawasan hutan)
yang berbasis pemberdayaan masyarakat, penyuluh lapangan serta tokoh masyarakat
dijadikan sebagai pendamping masyarakat untuk membangun dan menguatkan
kelembagaannya sebagai sarana membuat perencanaan dan pelaksanaan pengawasan GN-
RHL. BUMN, BUMD, BUMS dan Koperasi merupakan pelaku ekonomi yang ikut
berpartisipasi dalam penyelenggaraan program GN-RHL selaku rekanan (Pihak III).
Mekanisme Pelaksanaan Program GN-RHL Kab. Tana Toraja
Tahap Perencanaan
Alur mekanisme perencanaan program GN-RHL periode 2007-2009 menggunakan
Desentralistic mechanism. Berdasarkan sistem perencanaan program GN-RHL nampak
bahwa mekanisme perencanaan dalam kebijakan GN-RHL periode 2007-2009 (multi-years)
di wilayah Kab. Tana Toraja lebih mengarah pada kebijakan yang diakomodir dari atas (top
down planing). Hal ini dikarenakan pembuatan perencanaan secara regional yang dilakukan
sepenuhnya oleh UPT Pusat dalam hal ini BP-DAS Saddang serta satuan kerja dari masing-
masing wilayah yang diwakili oleh Kepala Dishutbun. Dengan demikian dalam pembuatan
rancangan perencanaan program GN-RHL di wilayah Kab. Tana Toraja relatif tidak
memperhatikan aspirasi dari masyarakat yang dijadikan sasaran program.
Tahap Rancangan Pendanaan
Mekanisme pembayaran pada kegiatan GN-RHL periode 2007-2009 di Kabupaten
Tana Toraja berupa tahun anggaran dengan sistem kontrak tahun jamak (kontraktual multi-
years) menggunakan Pola RHL Subsidi/Biaya Penuh. Pola ini dilaksanakan di dalam
kawasan hutan serta rehabilitasi di daerah tertinggal dengan melibatkan unsur masyarakat di
sekitarnya. Pelaksanaannya dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah. Jenis kegiatan meliputi
GN-RHL dalam kawasan hutan mencakup reboisasi dan pengkayaan reboisasi.
Tahap Pelaksanaan
Penyiapan kelembagaan terutama ditujukan bagi petani yang terbentuk dalam
kelompok pekerja, diarahkan untuk membentuk kelompok dengan pendampingan dalam
rangka penguatan kelembagaan. Pendampingan kelompok peserta kegiatan GN-RHL di Kab.
Tana Toraja ditunjang oleh PLG (Petugas Lapangan Gerhan) untuk menyampaikan informasi
yang berkaitan dengan kegiatan bersifat teknis dilapangan terkait program GN-RHL.
Pemilihan jenis dan pengadaan tanaman reboisasi dalam program GN-RHL di wilayah
Kab. Tana Toraja sepenuhnya ditentukan oleh pihak BP-DAS Saddang yang pengadaannya
dilaksanakan oleh pihak ke III berdasarkan tingkat kesesuaian kondisi spesifik lokasi dan
mempunyai fungsi konservasi. Komposisi jenis tanaman terdiri dari tanaman kayu-kayuan
dan tanaman unggulan lokal minimal 70 % dan jenis tanaman MPTS (multi purpose trees)
maksimal 30 %. Adapun jenis tanaman yang digunakan Tusam (Pinus merkusii), Gmelina
(Gmelina arborea), Jati lokal (Tectona grandis) dan Eukaliptus (Eucalyptus deglupta).
Kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada kegiatan reboisasi dilaksanakan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah dibuat dan disepakati. Tahapan pada tata
waktu pelaksanaan penanaman meliputi: pembersihan lapangan, penentuan arah larikan,
pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam, pemupukan, distribusi bibit ke lubang tanam, dan
penanaman. Sedangkan tahapan pemeliharaan yang dilaksanakan selama dua tahun meliputi:
pemupukan, penyulaman, penyiangan (2 kali), pendangiran dan pengawasan/supervisi.
Monitoring dan Evaluasi
Mekanisme penilaian kinerja program GN-RHL masih dilaksanakan secara sentralistik
(sentralistic mechanism) berjenjang mulai dari penilaian tingkat lapangan (proyek),
kabupaten, propinsi dan pusat (nasional). Tahapan monitoring atau pemantauan selama
kegiatan berlangsung dikoordinir oleh Dishutbun Kab. Tana Toraja dibawah pengawasan BP-
DAS Saddang.
Bentuk Pemberdayaan Masyarakat pada Implementasi Program GN-RHL Kab. Tana Toraja Pemberdayaan ekonomi : Jenis kegiatan pembuatan tanaman reboisasi dalam
kebijakan GN-RHL pada prinsipnya melibatkan dan memberdayakan masyarakat sekitar
lokasi penanaman. Keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses pelaksanaan
dilapangan memberi dampak peningkatan secara finansial. Hal ini nampak dengan adanya
sistem pengupahan terhadap masyarakat yang terlibat pada setiap pelaksanaan kegiatan.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan : Peningkatan pengetahuan dan
keterampilan petani dalam kebijakan GN-RHL dilakukan melalui sosialisasi program,
pelatihan serta pendampingan yang dilakukan secara intensif dilapangan oleh petugas
lapangan gerhan. Implikasi dari tahapan kegiatan memberi input berupa pengetahuan dan
keterampilan bagi para petani yang berkaitan dengan teknis pembuatan tanaman reboisasi.
Faktor Pendukung & Penghambat Implementasi Program GN-RHL Kab. Tana Toraja BP-DAS Saddang
Faktor Penghambat:
Pelaporan pelaksanaan program oleh satker yang tidak tepat waktu
Kelancaran pelaporan hasil kegiatan berupa realisasi pelaksanaan program GN-RHL
oleh satuan kerja terkesan melambat, BP-DAS Saddang sebagai UPT pusat berperan dalam
menghimpun laporan pelaksanaan kegiatan untuk segera disampaikan ke tingkat pusat.
Waktu yang dialokasikan dalam menghimpun laporan realisasi masih belum memadai
dikarenakan beberapa hambatan lain yang ditemui dilapangan.
Interfensi dari pihak luar
Dalam implementasi program GN-RHL seringkali mendapat interfensi dari pihak-
pihak yang merasa tidak dilibatkan dalam sistem perencanaan GN-RHL. Beberapa pihak
khususnya dari masyarakat sekitar lokasi kegiatan GN-RHL seringkali merasa tidak
dilibatkan dalam tahapan-tahapan program GN-RHL.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tana Toraja
Faktor Penghambat:
Alokasi Waktu
Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan GN-RHL di wilayah Kabupaten
Tana Toraja dirasakan terlalu pendek. Walaupun pelaksanaan keuangan berlaku surut tetapi
dengan volume kegiatan yang cukup besar dengan waktu yang tersedia relatif singkat untuk
pelaksanaan kegiatan administrasi dan fisik mulai dari persiapan lapangan, pembuatan lubang
tanam sampai penanaman membutuhkan manajemen dan tenaga ekstra yang luar biasa.
Sumberdaya alam
Terdapat beberapa lahan lokasi penanaman reboisasi yang tingkat erosinya sudah
tinggi yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan tanaman yang terhambat atau bahkan tidak
tumbuh. Selain itu topografi yang tidak merata serta waktu mendistribusikan bibit dilokasi
sumber bibit intensitas hujan tinggi sementara pada saat penanaman pada areal reboisasi
intensitas hujan rendah, sehingga terjadi perbedaan intensitas curah hujan (iklim lokal) yang
menyebabkan terganggunya jadwal penanaman.
Sarana dan Prasarana
Sasaran lokasi kegiatan reboisasi yang sulit di jangkau membutuhkan sarana dan
prasarana yang memadai dalam menunjang kegiatan GN-RHL. Lokasi yang hanya dapat
ditempuh dengan kendaraan roda dua dari pusat kota ditambah 3 jam menuju pemukiman
ditempuh dengan berjalan kaki. Hal ini dapat menghambat kelancaran tahapan pelaksanaan.
Tingkat Pendidikan Masyarakat
Dari segi tingkat pendidikan masih cukup rendah dimana rata-rata pendidikan terakhir
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan reboisasi merupakan tamatan SD. Dishutbun Kab. Tana
Toraja sebagai pihak pelaksana cukup kesulitan dalam hal pelatihan terkait program GN-RHL
dimana tingkat pemahaman masyarakat masih rendah.
Penggembalaan Ternak
Kondisi kawasan hutan yang dijadikan sebagai lokasi kegiatan reboisasi mempunyai
penutupan vegetasi berupa hamparan padang rumput. Hal ini yang menyebabkan masyarakat
menggembalakan ternak secara liar yang dapat merusak tanaman hasil reboisasi.
Faktor Pendukung:
Sumberdaya Manusia (SDM)
Ditinjau dari SDM berupa pihak masyarakat atau petani, meskipun sebagaian besar
petani peserta berpendidikan SD akan tetapi dalam kenyataannya di lapangan mereka
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang mendukung keberhasilan program GN-RHL
yang didukung pelatihan dan pendampingan dari petugas lapangan berkualitas,
Sumberdaya Keuangan (Dana)
Penyediaan bibit dan biaya pengelolaan pembuatan hutan semuanya telah disediakan
oleh pemerintah. Dalam hal ini petani yang menjadi sasaran kebijakan tersebut terlibat
sebagai pelaksana dilapangan sehingga ketersediaan dan kelancaran dana sangat penting
untuk menunjang tercapaian setiap tahapan dalam program GN-RHL.
Struktur birokrasi
Hal ini dapat dimengerti karena organisasi pelaksana pembuatan tanaman reboisasi
telah dibentuk secara formal administraif yang secara struktur birokrasi sudah mempunyai dan
memahami tugas pokok serta fungsi setiap struktur yang ada dalam organisasi tersebut,
sehingga pembagian kekuasaan yang terjadi menjadi jelas. Sementara itu koordinasi yang
terjadi antar unit-unit organisasi yang ada relatif baik. Hal ini dikarenakan peran yang sangat
besar dari para petugas lapangan maupun LSM, yang berfungsi sebagai perantara informasi.
Antusiasme masyarakat
Faktor antusiasme atau sikap dan kemauan para petani untuk menerima secara terbuka
dan terlibat dalam proses implementasi kebijakan GN-RHL. Dengan fasilitas berupa
pendampingan dari petugas lapangan dan pemberian biaya pembuatan tanaman reboisasi
menjadikan masyarakat untuk ikut berperan serta demi perbaikan lingkungan.
Partisipasi Masyarakat
Identitas Responden
Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang penting untuk mengetahui sejauh mana
tingkat partisipasi masyarakat terhadap program GN-RHL. Umur petani responden yang
melaksanakan kegiatan GN-RHL di Kecamatan Simbuang berkisar antara 16 - 82 tahun, pada
umumnya termasuk usia produktif: (15-34 tahun) yakni 14 orang atau 46.67% .Dilihat dari
segi tenaga kerja maka peserta kegiatan GN-RHL di Kecamatan Simbuang cukup produktif
dan potensial. Keadaan mengenai distribusi umur responden dapat dilihat pada Tabel 2.
Tingkat Pendidikan
Tinggi rendahnya partisipasi petani dalam pelaksanaan kegiatan GN-RHL di Kec
Simbuang dapat diduga melalui pendidikan formal yang diperolehnya. Dari segi pendidikan
formal yang pernah ditempuh oleh para responden, dapat dijelaskan pada Tabel 3 bahwa
tingkat pendidikan formal responden didominasi pada kategori sedang, 86.67% atau 26
responden dalam kategori rendah (tidak sekolah, tidak tamat SD, dan yang tamat SD).
Tanggungan Keluarga
Banyaknya tanggungan keluarga dapat menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan
prestasi kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga. Jumlah tanggungan keluarga
petani responden pelaksana kegiatan GN-RHL Kecamatan Simbuang dibagi menjadi tiga
kategori pada Tabel 4. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50% petani pelaksana
program GN-RHL mempunyai jumlah tanggungan keluarga kategori tinggi.
Luas Pemilikan Lahan
Luas pemilikan lahan dapat menjadi faktor pendukung dalam peningkatan prestasi
kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Luas pemilikan lahan (garapan sawah dan kebun)
oleh petani pelaksana kegiatan GN-RHL.Hasil penelitian pada Tabel 5 menunjukkan 56,67%
petani pelaksana program GN-RHL mempunyai luas pemilikan lahan kategori sedang.
Partisipasi Dalam Pembangunan GN-RHL
Partisipasi dalam Perencanaan
Hasil penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam perencanaan kegiatan GN-RHL
di Kecamatan Simbuang menunjukkan bahwa pada tahapan kegiatan perencanaan tergolong
rendah sebesar 74% (Tabel 6) dikarenakan masyarakat petani tidak dilibatkan secara
langsung sehingga aspirasi dari masyarakat umum tidak terakomodir. Proses penyusunan
perencanaan program GN-RHL hanya difokuskan pada lingkup BP-DAS Saddang maupun
Dishutbun dimana kegiatan GN-RHL lebih banyak ditentukan oleh pemberi kegiatan
(pemerintah). Dari uraian tersebut diatas, memberikan gambaran bahwa pelaksanaan program
GN-RHL ini sangat kental dengan tipe sektoralnya dan hanya tergantung dari instansi teknis
tingkat atas dan pihak ketiga yang kemudian dialirkan ke bawah dengan asumsi bahwa pihak
masyarakat akan diikutsertakan pada tahap implementasi kegiatan
Partisipasi dalam Pelaksanaan
Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa pelaksanaan kegiatan GN-RHL di Kec.
Simbuang menunjukkan 66,67% petani dengan tingkat partisipasi tergolong tinggi (Tabel 7).
Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian (10,33%) kelompok petani yang tergolong
partisipasi rendah dalam pelaksanaan kegiatan GN-RHL disebabkan lokasi penanaman yang
terbagi dalam beberapa petak menyebabkan petani menunda untuk mengikuti suatu tahapan
kegiatan pada suatu petak dan melanjutkan pada tahapan selanjutnya.
Partisipasi dalam Monitoring Evaluasi
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam evaluasi kegiatan
GN-RHL berada pada tingkat partisipasi rendah, dimana sebagian besar (70%) petani
responden tidak aktif dalam kegiatan evaluasi (Tabel 8). Hasil wawancara menunjukkan
bahwa kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan evaluasi disebabkan tidak adanya
rapat evaluasi yang dilaksanakan oleh instansi pelaksana dengan masyarakat pasca
pelaksanaan kegiatan penanaman dan pemeliharaan di lapangan. Tahapan evaluasi khususnya
evaluasi penilaian pertumbuhan tanaman sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak ke III (LPI).
Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat dengan Partisipasi dalam Perencanaan Umur
Berdasarkan hasil analisis Chi Square, diketahui bahwa hubungan antara umur
dengan partisipasi dalam perencanaan program GN-RHL memiliki nilai X2 hitung 1,250
lebih besar dari nilai X2 tabel untuk derajat bebas dua (db.2) sebesar 0,103. Dengan demikian
faktor umur memiliki hubungan yang berarti dengan tingkat partisipasi dalam perencanaan
program GN-RHL. Dengan kata lain terdapat perbedaan signifikan antara petani berumur
muda, sedang dan tua untuk berpartisipasi dalam perencanaan program GN-RHL. Hasil uji
koefisien kontingensi sebesar 0,200 dengan tingkat keeratan hubungan kategori rendah.
Pendidikan
Hasil analisis diketahui bahwa nilai X2 hitung 0,710 lebih besar dari nilai X2 tabel
untuk derajat bebas satu (db.1) sebesar 0,004 sehingga terdapat hubungan namun dalam
kategori tingkat keeratan yang rendah berdasarkan hasil uji koefisien kontingensi (0,152)
Jumlah Tanggungan Keluarga
Hasil analisis antara jumlah tanggungan keluarga responden dengan partisipasi dalam
perencanaan program GN-RHL menunjukkan tidak adanya hubungan. Hal ini terlihat dimana
X2 hitung 0,010 lebih kecil dari nilai X2 tabel sebesar 0,103 untuk derajat bebas empat
(db.2). Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel.
Luas Lahan Milik
Luas lahan yang dimiliki petani responden ternyata memiliki hubungan berarti dengan
tingkat partisipasi dalam perencanaan program GN-RHL. Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai
X2 hitung 2,130 lebih besar dari nilai X2 tabel untuk db.2 sebesar 0,103 berarti terdapat
hubungan yang nyata antara kedua variabel. Dengan hasil uji koefisien kontingensi (C)
sebesar 0,275 dengan tingkat keeratan hubungan berada pada kategori rendah.
Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat dengan Partisipasi dalam Pelaksanaan Umur
Berdasarkan hasil pada Tabel 9 tampak bahwa hubungan antara umur dengan
partisipasi dalam pelaksanaan memiliki nilai X2 hitung 1,538. Dengan membandingkan nilai
X2 tabel 0,103 untuk derajat bebas dua (db.2), hal ini berarti nilai X2 hitung lebih besar dari
nilai X2 tabel sehingga faktor umur memiliki hubungan yang berarti antara petani berumur
muda, sedang dan tua untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan GN-RHL.
Tingkat Pendidikan
Analisis hubungan tingkat pendidikan dengan partisipasi dalam pelaksanaan program
GN-RHL memiliki hubungan yang nyata yaitu X2 hitung 0,544 lebih besar dari nilai X2
tabel sebesar 0,004. Dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara kedua
variabel. Hasil uji koefisien kontingensi dengan tingkat hubungan kategori rendah (0,133).
Jumlah Tanggungan
Bersarkan hasil analisis, diketahui bahwa terdapat hubungan yang nyata antara jumlah
tanggungan keluarga dengan partisipasi dalam pelaksanaan program. Dengan nilai X2 hitung
1,813 lebih besar dari nilai X2 tabel untuk db.2 0,103 dengan tingkat keeratan hubungan
yang rendah (0,239). Hubungan nyata ini dapat dilihat dari kondisi wilayah yang
masyarakatnya hanya mengandalkan hasil pertanian sebagai konsumsi rumah tangga tanpa
adanya penghasilan dari penjualan hasil panen. sehingga dengan adanya kegiatan reboisasi
memberi kesempatan para petani untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Luas Lahan Milik
Hasil analisis yang dilakukan untuk luas lahan yang dimiliki petani responden
hubungannnya dengan partisipasi dalam pelaksanaan program GN-RHL, menunjukkan hasil
yang nyata (0,546>0,103). Dengan kata lain antara kedua variabel terdapat hubungan berarti.
Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat dengan Partisipasi dalam Monitoring Evaluasi Umur
Berdasarkan uji Chi-Square nilai X2 hitung 4,716 lebih besar dari nilai X2 tabel untuk
derajat bebas empat (db.4) sebesar 0,711.Sehingga dapat dijelaskan bahwa faktor umur
memiliki hubungan yang berarti dengan tingkat partisipasi petani dalam evaluasi pelaksanaan
program GN-RHL. Dengan kata lain, terdapat perbedaan yang nyata atau signifikan antara
petani berumur muda, sedang dan tua dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program GN-
RHL. Hasil uji koefisien kontingensi sebesar 0,369 dengan tingkat keeratan rendah.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden ternyata memiliki hubungan dengan partisipasi petani
dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program GN-RHL. Dengan nilai X2 hitung sebesar
0,513 lebih besar dari X2 tabel untuk derajat bebas (db.2) sebesar 0,103 berarti terdapat
hubungan yang nyata antara kedua variabel dengan tingkat keeratan hubungan sangat rendah.
Jumlah Tanggungan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, jumlah tanggungan keluarga memiliki
hubungan dengan partisipasi petani dalam evaluasi pelaksanaan program GN-RHL. Dari hasil
analisis nilai X2 hitung 2,265 lebih besar dari nilai X2 tabel dengan derajat bebas empat (db.4)
sebesar 0,711. Hal ini berarti partisipasi dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh
banyaknya jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki petani. Hasil analisis uji koefisien
kontingensi sebesar 0,265 dengan keeratan hubungan tergolong rendah.
Luas Kepemilikan Lahan
Hubungan antara luas kepemilikan lahan dengan partisipasi dalam evaluasi
pelaksanaan program GN-RHL di Kecamatan Simbuang terlihat pada Tabel 9. Nilai X2
hitung sebesar 3,603 sehingga terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel. Analisis
dengan uji koefisien kontingensi sebesar 0,327 dengan keeratan hubungan kategori rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) Sistem dan mekanisme pelaksanaan
program GN-RHL Kab. Tana Toraja periode 2007-2009 sangat kental dengan tipe sektoralnya
yang mengarah pada kebijakan yang diakomodir dari atas (top down planing), sistem
pendanaan multi-year budget model RHL Subsidi dan mekanisme partisipatif pada tahap
pelaksanaan dilapangan dan Bentuk pemberdayaan masyarakat pada program GN-RHL
mencakup pemberdayaan ekonomi serta pemberdayaan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan. 2) Faktor penghambat dalam implementasi kebijakan GN-RHL di Kab. Tana
Toraja meliputi pelaporan pelaksanaan program oleh satker yang tidak tepat waktu, interfensi
dari pihak luar, alokasi waktu, kondisi lapangan, sarana dan prasarana, penggembalaan ternak
dan tingkat pendidikan sedangkan faktor pendukung meliputi sumberdaya manusia,
sumberdaya keuangan, struktur birokrasi, dan antusiasme masyarakat. 3) Tingkat partisipasi
masyarakat pada program GN-RHL untuk tahapan perencanaan dan monev berada pada
kategori rendah, sedangkan pada tahap pelaksanaan dilapangan tingkat partisipasi petani
sangat tinggi. Faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan luas
kepemilikan lahan mempunyai hubungan nyata dengan partisipasi masyarakat dalam setiap
tahapan program GN-RHL dengan tingkat keeratan rata-rata rendah.
Oleh karena itu, pada program GN-RHL selanjutnya sebaiknya masyarakat diberikan
kesempatan berupa akses untuk terlibat secara langsung (aktif) dalam tahapan perencanaan
sehingga perencanaan dapat diarahkan pada munculnya ide dari bawah (buttom-up).
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, L.M. (2002). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Hutan Kemasyarakatan di Kabupaten Jeneponto Propinsi Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
FWI/GFW. (2001). Potret Keadaan Hutan Indonesia. Forest Watch Indonesia dan Washington D.C. Global Forest Watch. Bogor. (http://www.ForestWatchIndonesia,GlobalForestWatch(Bogor,Indonesia,Washington,D.C.,U.S.A)openlibrary.org/b/OL3609804M-10K, diakses 30 Juli 2011).
Kartasasmita, Ginanjar., (1997). Perencanaan Pembangunan Nasional. Universitas Brawijaya. Malang.
Radja, N. (2001). Strategi Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Penghijauan dan Reboisasi di Kabupaten Bulukumba. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana SSP Universitas Hasanuddin.
Sugiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sumarwoto, Otto. (2003). Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN RHL/GERHAN); Mau
Melangkah Kemana?, (Online), (http://dishut.jabarprov.go.id/images/artikel/Gerakan%20Rehabilitasi%20Hutan%20dan%20Lahan.doc, diakses 30 Juli 2011).
Tabel 1. Tabel variabel dan indikator analisis hubungan
No. Variabel Kategori Indikator Keterangan
1 Partisipasi : Skala Likert : a. Perencanaan Tinggi (bobot 3) Skor 13 – 15 Berdasarkan
keterlibatan pada setiap kegiatan
partisipasi Sedang (bobot 2) Skor 9 – 12 Rendah (bobot 1) Skor 5 – 8 b. Pelaksanaan Tinggi (bobot 3) Skor 24 – 30 Sedang (bobot 2) Skor 17 – 23 Rendah (bobot 1) Skor 10 – 16 c. Monitoring
Evaluasi Tinggi (bobot 3) Skor 10 – 12
Sedang (bobot 2) Skor 7 – 9 Rendah (bobot 1) Skor 4 – 6 2 Umur a. Angkatan Kerja
Muda a. 15 - 34 tahun Biro Pusat Statistik
dalam Raja (2001) b. Angkatan Kerja Tua b. 35 - 54 tahun c. Tidak Produktif c. > 54 tahun 3 Pendidikan a. Tinggi a. PT, Akademi Depdikbud dalam
Radja (2001) b. Sedang b. SLTP, SLTA c. Rendah c. ≤ SD 4 Tanggungan
Keluarga a. Tinggi a. > 5 orang Dahlan (2002)
b. Sedang b. 3 - 5 orang c. Rendah c. 0 - 2 orang 5 Pemilikan Lahan a. Tinggi a. 3,36 - 5,03 ha Dahlan (2002) b. Sedang b. 1,68 - 3,35 ha c. Rendah c. 0,00 - 1,67 ha
Tabel 2. Distribusi umur petani responden pada kegiatan GN-RHL periode 2007-2009
Kecamatan Simbuang
No. Kategori Umur Responden Frekuensi %
1 Angkatan Kerja Muda (15-34 tahun) 14 46.67 2 Angkatan Kerja Tua (35-54 tahun) 7 23.33 3 Tidak Produktif (> 54 tahun) 9 30
Jumlah 30 100 Tabel 3. Distribusi tingkat pendidikan petani responden pada kegiatan GN-RHL
periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang
No. Kategori Tingkat Pendidikan Responden Frekuensi %
1 Tinggi (PT/Akademi) - - 2 Sedang (SLTP-SLTA) 4 13.33 3 Rendah (Tidak Sekolah-SD) 26 86.67
Jumlah 30 100 Tabel 4. Distribusi jumlah tanggungan keluarga petani responden pada kegiatan GN-
RHL periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang
No. Kategori Jumlah Tanggungan Keluarga
Responden Frekuensi %
1 Tinggi (> 5 orang) 15 50 2 Sedang (3 - 5 orang) 7 23.33 3 Rendah (0 - 2 orang) 8 26.67
Jumlah 30 100
Tabel 5. Distribusi luas pemilikan lahan petani responden pada kegiatan GN-RHL
periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang
No. Kategori Luas Pemilikan Lahan Responden Frekuensi %
1 Tinggi (3,36 - 5,03 Ha) 4 13.33 2 Sedang (1,68 - 3,35 Ha) 17 56.67 3 Rendah (0,00 - 1,67 Ha) 9 30
Jumlah 30 100 Tabel 6. Distribusi tingkat partisispasi masyarakat dalam perencanaan program GN-
RHL periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang
No. Kegiatan Perencanaan Program GN-RHL
Tingkat Partisipasi Tinggi Sedang Rendah
F % F % F % 1 Kehadiran dalam penyusunan
rencana kegiatan 4 13.33 16 53.33 10 33.33
2 Pengajuan usul dalam diskusi rencana kegiatan
3 10 9 30 18 60
3 Ikut serta dalam rencana penataan dan pemetaan areal kerja
3 10 1 3.33 26 86.67
4 Pengajuan usul dalam diskusi rencana pemilihan jenis tanaman
- - 3 10 27 90
5 Ikut serta dalam pengambilan keputusan tentang penetapan lokasi
- - - - 30 100
Rata-rata 11.11 24.17 74.00
Tabel 7. Distribusi tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program GN-
RHL periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang
No. Kegiatan Pelaksanaan Program GN-RHL
Tingkat Partisipasi Tinggi Sedang Rendah
F % F % F % 1 Melaksanakan pembersihan
lapangan/ lokasi penanaman 19 63.33 6 20 5 16.67
2 Ikut serta dalam pembuatan lubang tanam
24 80 3 10 3 10
3 Ikut serta dalam pendistribusian bibit dari TPS menuju lokasi penanaman
18 60 10 33.33 2 6.67
4 Melaksanakan penanaman bibit tanaman kayu-kayuan
25 83.33 5 16.67 - -
5 Melaksanakan penyiangan dan pendangiran
21 70 6 20 3 10
6 Melaksanakan penyulaman 27 90 3 10 - - 7 Melaksanakan pemupukan dan
pengendalian hama tanaman 23 76.67 5 16.67 2 6.67
8 Ikut serta dalam kegiatan 9 30.00 14 46.67 7 23.33
perlindungan dan pengamanan hutan
9 Ikut serta dalam kelembagaan yang terlibat langsung dalam program GN-RHL
10 33.33 17 56.67 3 10.00
10 Ikut serta dalam pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM
24 80.00 - - 6 20.00
Rata-rata 66.67 23.00 10.33
Tabel 8. Distribusi tingkat partisispasi masyarakat dalam monev program GN-RHL
periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang
Tabel 9. Matriks Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen pada Program GN-RHL Periode 2007-2009 (multi-years) di Kecamatan Simbuang
No. Kegiatan Evaluasi Program GN-RHL
Tingkat Partisipasi Tinggi Sedang Rendah
F % F % F % 1 Memantau/ mengontrol tanaman
GN-RHL 3 10 14 46.67 13 43.33
2 Menghadiri rapat evaluasi GN-RHL
- - - - 30 100
3 Mengajukan usul/ saran untuk pelaksanaan program selanjutnya kepada petugas lapangan
3 10 12 40 15 50
4 Melaporkan perkembangan/ kemajuan kegiatan GN-RHL
1 3.33 3 10 26 86.67
Rata-rata 5.83 24.17 70.00
No. Variabel Independen
Variabel Dependen
Partisipasi Perencanaan
Partisipasi Pelaksanaan
Partisipasi Monotoring Evaluasi
X2 Hitung /Hubungan
Keeratan X2 Hitung /Hubungan
Keeratan X2 Hitung /Hubungan
Keeratan
1 Umur 1,250/Nyata 0,200 (Rendah)
1,538/Nyata 0,221 (Rendah)
4,716/Nyata 0,368 (Rendah)
2 Pendidikan 0,710/Nyata 0,152 (Sangat Rendah)
0,544/Nyata 0,133 (Sangat Rendah)
0,513/Nyata 0,130 (Sangat Rendah)
3 Jumlah Tanggungan
0,010/Tidak Nyata
- 1,813/Nyata 0,239 (Rendah)
2,265/Nyata 0,265 (Rendah)
4 Luas Lahan 2,130/Nyata 0,275 (Rendah)
0,546/Nyata 0,134 (Rendah)
3,603/Nyata 0,327 (Rendah)