PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN...

17
PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (STUDI KASUS: PROGRAM GN-RHL BP-DAS SADDANG KABUPATEN TANA TORAJA) IMPLEMENTATION OF FOREST REHABILITATION AND LAND PROGRAM (CASE STUDY: THE GN-RHL BP-DAS SADDANG TANA TORAJA REGENCY) Derby Paranoan 1 , Samuel A. Paembonan 2 , Syamsuddin Millang 2 1 Bagian Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin 2 Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Alamat Korespondensi : Derby Paranoan, S.Hut Kompleks Bank Bumi Daya No. 50 Makassar, 90233 HP : 081355289699 Email : [email protected]

Transcript of PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN...

PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (STUDI KASUS: PROGRAM GN-RHL BP-DAS SADDANG

KABUPATEN TANA TORAJA)

IMPLEMENTATION OF FOREST REHABILITATION AND LAND PROGRAM

(CASE STUDY: THE GN-RHL BP-DAS SADDANG TANA TORAJA REGENCY)

Derby Paranoan1 , Samuel A. Paembonan2, Syamsuddin Millang2

1Bagian Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Fakultas Kehutanan,

Universitas Hasanuddin 2Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin,

Alamat Korespondensi :

Derby Paranoan, S.Hut Kompleks Bank Bumi Daya No. 50 Makassar, 90233 HP : 081355289699 Email : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1) sistem dan mekanisme pelaksanaan serta bentuk pemberdayaan masyarakat pada implementasi kebijakan program GN-RHL, 2) faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi program GN-RHL, dan 3) tingkat partisipasi serta hubungan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat pada program GN-RHL. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Simbuang Kabupaten Tana Toraja. Penentuan sampel responden dilakukan secara purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei lapangan dengan pendekatan survei deskriptif dan analisis stakeholder secara depth interview. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik melalui tabulasi silang yang dilanjutkan dengan uji chi-square dan koefisien kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan mekanisme pelaksanaan program GN-RHL sangat kental dengan tipe sektoralnya yang mengarah pada kebijakan yang diakomodir dari atas (top down planing), sistem pendanaan multi-year budget model RHL Subsidi dan mekanisme partisipatif pada tahap pelaksanaan dilapangan dengan bentuk pemberdayaan masyarakat berupa pemberdayaan ekonomi serta pengetahuan dan keterampilan. Faktor penghambat dalam implementasi program GN-RHL: interfensi pihak luar, pelaporan pelaksanaan program yang tidak tepat waktu, alokasi waktu, kondisi lapangan, sarana dan prasarana, penggembalaan ternak, dan tingkat pendidikan sedangkan faktor pendukung: sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan, struktur birokrasi, komunikasi dan antusiasme masyarakat. Partisipasi petani pada tahapan perencanaan dan monitoring evaluasi berada pada kategori rendah, sedangkan tahap pelaksanaan dilapangan tingkat partisipasi petani pada kategori tinggi. Faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan luas pemilikan lahan petani mempunyai hubungan nyata dengan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan program dengan tingkat hubungan rata-rata rendah, tetapi berhubungan tidak nyata antara partisipasi masyarakat dalam perencanaan dengan jumlah tanggungan.

Kata Kunci : Pelaksanaan program, Rehabilitasi hutan dan lahan, GN-RHL

Abstract

This aims of the research were to acknowlege 1) the system and the implementation of mechanism and form of community on the implementation policy of the GN-RHL, 2) supporting and inhibiting factors in the implementation of the program GN-RHL, and 3) the level of participation and the relationship of socio-economic conditions of communities in GN-RHL program. The research was conducted in Simbuang, Tana Toraja Regency. Samples were withdrawn with purposive method, and the method of the study was a survey. The stakeholders were analyzed with in-depth interview, and the data was analyzed with cross tabulation, chi-squared test and contingency coefficient. The result of the research indicated that the system and mechanism of implementation of GN-RHL program was directed from the top-down approach (top down planing), multi-year budget model of budget subsidy and RHL model of participatory mechanisms in the implementation stage, with community empowerment form, in terms of economic empowerment as well as knowledge and skill. Inhibiting factor of GN-RHL program were external interference, delayed report of programs implementation, time allocation, field condition, facilities and infrastructure, livestock breeding and education level. Supporting factors are: human resources, finance resources, bureaucratic structure, communication and community enthusiasm. Farmers participation in planning stage and monitoring and evaluation are categorized low, meanwhile in the field implementation stage, farmers participation was categorized high. Age, level of education, number of dependants and extensive land holding of farmers have a real correlation to community participation in each phase of program with average low correlation rate, but there was unreal correlation between community participation in planning and number of dependants.

Kata Kunci : Program implementation, Forest rehabilitation and land, GN-RHL

PENDAHULUAN

Kerusakan hutan dan lahan dewasa ini semakin memprihatinkan baik di dalam

maupun di luar kawasan hutan. Beberapa sumber mengatakan bahwa sejak tahun 1996, laju

kerusakan hutan meningkat hingga mencapai rata-rata 2 juta ha setiap tahunnya (FWI/GPC,

2001). Luas kawasan hutan yang semula sekitar 200 juta ha ternyata kini hanya tinggal 90

jutaan saja dengan laju penyusutan hutan lebih dari 1 juta ha per tahun (Sumarwoto, 2003).

Menurut data laju deforestasi periode 2003-2006 yang dikeluarkan oleh Dephut, laju

deforestasi di Indonesia mencapai 1,17 juta ha per tahun. Untuk itu Dephut menargetkan

rehabilitasi 600.000 ha hutan dan lahan yang rusak di 149 DAS seluruh Indonesia.

Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) merupakan upaya strategis kebijakan

prioritas pembangunan nasional. Berdasarkan pengalaman masa lalu penyelenggaraan RHL

tidak mampu mengimbangi laju degradasi hutan, sehingga perlu dilakukan percepatan melalui

program “Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan”. Pemerintah dalam hal ini

Dephut sejak tahun 2003 mengadakan program GN-RHL yang dalam implementasinya

dimaksudkan menumbuhkan semangat RHL sebagai gerakan moral secara nasional menuju

percepatan pemulihan fungsi hutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Realisasi program RHL tahun 2008 seluas 20.000 ha. Hingga 2009, yang menjadi

permasalahan masyarakat tidak memperoleh informasi tentang lokasi puluhan ribu hektar

yang telah ditanami. Kab. Tana Toraja yang termasuk dalam cakupan DAS Saddang menjadi

salah satu wilayah program GN-RHL dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat.

Kartasasmita (1997) menengarai bahwa tidak tercapainya sasaran pembangunan pada

khususnya pembangunan kehutanan lebih disebabkan oleh kurangnya partisipasi masyarakat.

Secara nasional program ini terkoordinasi mendayagunakan segenap kemampuan

pemerintah dan masyarakat dalam merehabilitasi hutan dan lahan pada wilayah DAS

prioritas. Namun dalam implementasi GN-RHL terdapat faktor pendukung dan penghambat

baik dari instansi maupun masyaraka sasaran program. Peran instansi yang terlibat menjadi

ujung tombak keberhasilan program. Berdasarkan uraian di atas,maka perlu dilakukan

penelitian terkait pelaksanaan program GN-RHL untuk menganalisis implementasi program

dengan mengkaji sistem kelembagaan, mekanisme pelaksananaan, bentuk pemberdayaan

masyarakat, faktor pendukung dan penghambat serta tingkat partisipasi masyarakat.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah Mengetahui sistem dan

mekanisme pelaksanaan serta bentuk pemberdayaan masyarakat dalam implementasi

kebijakan program GN-RHL, Mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi

program GN-RHL serta Mengetahui tingkat partisipasi serta hubungan dengan kondisi sosial

ekonomi masyarakat pada program GN-RHL di Kabupaten Tana Toraja.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan sektor

kehutanan dalam hal RHL. Hasil analisis implementasi program GN-RHL ini dapat dijadikan

sebagai bahan informasi dan masukan bagi para pengambil kebijakan dalam merumuskan dan

menyempurnakan arahan tindak lanjut pelaksanaan program RHL di masa yang akan datang.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, mulai dari bulan Maret sampai dengan

Mei 2012. Tempat penelitian dilaksanakan di Kec. Simbuang, Kab. Tana Toraja.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar kawasan maupun pihak-pihak

yang terkait dalam program GN-RHL di Kec. Simbuang. Penentuan sampel menggunakan

metode purposive sampling dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut bersifat spesifik.

Jumlah sampel responden untuk tingkat partisipasi masyarakat sejumlah 30 orang.

Metode Pengumpulan Data

Jenis dan Sumber Data

Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui observasi dan

wawancara terstruktur dengan menggali informasi secara langsung dari sumber informan

(stakeholder) terkait, dan Data Sekunder : Data yang diperoleh dari instansi terkait.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni interview

(wawancara), observasi (pengamatan langsung terhadap objek penelitian) dan dokumentasi

Analisis Data

Analisis Program GN-RHL

Analisis program merupakan proses mengidentifikasi, mengumpulkan fakta,

menganalisis data dan menginterpretasikan, serta menyajikan informasi untuk pembuatan

keputusan berupa saran/rekomendasi dengan Pendekatan Survei Deskriptif untuk

mendeskripsikan keadaan subyek dan atau obyek dari kegiatan GN-RHL. Informasi maupun

data yang diperoleh dari birokrat yang memiliki peran dan pengalaman terhadap pelaksanaan

program GN-RHL dengan depth interview metode semi-structure interview secara langsung

kepada key informant. Adapun komponen yang dijadikan unit analisis:(1) Sistem

kelembagaan (analisis peran) melalui analisisis stakeholder program GN-RHL,(2) Mekanisme

perencanaan dan pelaksanaan dalam program GN-RHL,(3) Bentuk pemberdayaan masyarakat

serta faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kebijakan program GN RHL.

Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat

Pendekatan yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini secara kuantitatif

dilakukan analisis Distribusi Frekuensi dan Tabulasi Silang (cross tabulation) dari hasil

pengelolaan data wawancara dan secara kualitatif analisis dilakukan dengan penyelidikan dari

wawancara tak berstruktur terhadap responden. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh

terhadap tingkat partisipasi masyarakat digunakan analisis Chi-Kuadrat (Sugiyono, 2003):

Dimana: X2 = Nilai Chi-Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = frekuensi yang diharapkan

Pengujian korelasi tingkat partisipasi masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi

menggunakan kriteria:(1) Jika X2 hitung > X2 tabel, berarti variabel sosial ekonomi

mempunyai hubungan yang nyata dengan tingkat partisipasi,(2) Jika X2 hitung < X2 tabel,

berarti variabel sosial ekonomi mempunyai hubungan tidak nyata dengan tingkat partisipasi.

Untuk keperluan analisis pengujian korelasi, setiap variabel dibagi menjadi beberapa

kategori dan indikator dalam Tabel 1. Derajat keeratan hubungan variabel bebas (sosial

masyarakat) dengan variabel terikat (tingkat partisipasi) dengan Uji Koefisien Kontingensi:

Dimana: C = Koefisien Kontingensi

X2 = Nilai X2 Hitung

n = Jumlah Responden

Semakin besar nilai C berarti hubungan antara variabel semakin erat. Pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien kontingensi digunakan batasan: 0,00 – 0,19(sangat

rendah), 0,20 – 0,39(rendah), 0,40 – 0,59(sedang), 0,60 – 0,79(kuat), 0,80 – 1,00(sangat kuat).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem dan Mekanisme Program GN-RHL Kabupaten Tana Toraja

Sistem Kelembagaan (Analisis Peran) Program GN-RHL

Penyelenggaraan program GN-RHL tingkat kabupaten terdiri atas unsur pemerintah,

swasta dan masyarakat. Ditingkat wilayah kerja GN-RHL (dalam dan luar kawasan hutan)

yang berbasis pemberdayaan masyarakat, penyuluh lapangan serta tokoh masyarakat

dijadikan sebagai pendamping masyarakat untuk membangun dan menguatkan

kelembagaannya sebagai sarana membuat perencanaan dan pelaksanaan pengawasan GN-

RHL. BUMN, BUMD, BUMS dan Koperasi merupakan pelaku ekonomi yang ikut

berpartisipasi dalam penyelenggaraan program GN-RHL selaku rekanan (Pihak III).

Mekanisme Pelaksanaan Program GN-RHL Kab. Tana Toraja

Tahap Perencanaan

Alur mekanisme perencanaan program GN-RHL periode 2007-2009 menggunakan

Desentralistic mechanism. Berdasarkan sistem perencanaan program GN-RHL nampak

bahwa mekanisme perencanaan dalam kebijakan GN-RHL periode 2007-2009 (multi-years)

di wilayah Kab. Tana Toraja lebih mengarah pada kebijakan yang diakomodir dari atas (top

down planing). Hal ini dikarenakan pembuatan perencanaan secara regional yang dilakukan

sepenuhnya oleh UPT Pusat dalam hal ini BP-DAS Saddang serta satuan kerja dari masing-

masing wilayah yang diwakili oleh Kepala Dishutbun. Dengan demikian dalam pembuatan

rancangan perencanaan program GN-RHL di wilayah Kab. Tana Toraja relatif tidak

memperhatikan aspirasi dari masyarakat yang dijadikan sasaran program.

Tahap Rancangan Pendanaan

Mekanisme pembayaran pada kegiatan GN-RHL periode 2007-2009 di Kabupaten

Tana Toraja berupa tahun anggaran dengan sistem kontrak tahun jamak (kontraktual multi-

years) menggunakan Pola RHL Subsidi/Biaya Penuh. Pola ini dilaksanakan di dalam

kawasan hutan serta rehabilitasi di daerah tertinggal dengan melibatkan unsur masyarakat di

sekitarnya. Pelaksanaannya dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah. Jenis kegiatan meliputi

GN-RHL dalam kawasan hutan mencakup reboisasi dan pengkayaan reboisasi.

Tahap Pelaksanaan

Penyiapan kelembagaan terutama ditujukan bagi petani yang terbentuk dalam

kelompok pekerja, diarahkan untuk membentuk kelompok dengan pendampingan dalam

rangka penguatan kelembagaan. Pendampingan kelompok peserta kegiatan GN-RHL di Kab.

Tana Toraja ditunjang oleh PLG (Petugas Lapangan Gerhan) untuk menyampaikan informasi

yang berkaitan dengan kegiatan bersifat teknis dilapangan terkait program GN-RHL.

Pemilihan jenis dan pengadaan tanaman reboisasi dalam program GN-RHL di wilayah

Kab. Tana Toraja sepenuhnya ditentukan oleh pihak BP-DAS Saddang yang pengadaannya

dilaksanakan oleh pihak ke III berdasarkan tingkat kesesuaian kondisi spesifik lokasi dan

mempunyai fungsi konservasi. Komposisi jenis tanaman terdiri dari tanaman kayu-kayuan

dan tanaman unggulan lokal minimal 70 % dan jenis tanaman MPTS (multi purpose trees)

maksimal 30 %. Adapun jenis tanaman yang digunakan Tusam (Pinus merkusii), Gmelina

(Gmelina arborea), Jati lokal (Tectona grandis) dan Eukaliptus (Eucalyptus deglupta).

Kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada kegiatan reboisasi dilaksanakan sesuai

dengan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah dibuat dan disepakati. Tahapan pada tata

waktu pelaksanaan penanaman meliputi: pembersihan lapangan, penentuan arah larikan,

pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam, pemupukan, distribusi bibit ke lubang tanam, dan

penanaman. Sedangkan tahapan pemeliharaan yang dilaksanakan selama dua tahun meliputi:

pemupukan, penyulaman, penyiangan (2 kali), pendangiran dan pengawasan/supervisi.

Monitoring dan Evaluasi

Mekanisme penilaian kinerja program GN-RHL masih dilaksanakan secara sentralistik

(sentralistic mechanism) berjenjang mulai dari penilaian tingkat lapangan (proyek),

kabupaten, propinsi dan pusat (nasional). Tahapan monitoring atau pemantauan selama

kegiatan berlangsung dikoordinir oleh Dishutbun Kab. Tana Toraja dibawah pengawasan BP-

DAS Saddang.

Bentuk Pemberdayaan Masyarakat pada Implementasi Program GN-RHL Kab. Tana Toraja Pemberdayaan ekonomi : Jenis kegiatan pembuatan tanaman reboisasi dalam

kebijakan GN-RHL pada prinsipnya melibatkan dan memberdayakan masyarakat sekitar

lokasi penanaman. Keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses pelaksanaan

dilapangan memberi dampak peningkatan secara finansial. Hal ini nampak dengan adanya

sistem pengupahan terhadap masyarakat yang terlibat pada setiap pelaksanaan kegiatan.

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan : Peningkatan pengetahuan dan

keterampilan petani dalam kebijakan GN-RHL dilakukan melalui sosialisasi program,

pelatihan serta pendampingan yang dilakukan secara intensif dilapangan oleh petugas

lapangan gerhan. Implikasi dari tahapan kegiatan memberi input berupa pengetahuan dan

keterampilan bagi para petani yang berkaitan dengan teknis pembuatan tanaman reboisasi.

Faktor Pendukung & Penghambat Implementasi Program GN-RHL Kab. Tana Toraja BP-DAS Saddang

Faktor Penghambat:

Pelaporan pelaksanaan program oleh satker yang tidak tepat waktu

Kelancaran pelaporan hasil kegiatan berupa realisasi pelaksanaan program GN-RHL

oleh satuan kerja terkesan melambat, BP-DAS Saddang sebagai UPT pusat berperan dalam

menghimpun laporan pelaksanaan kegiatan untuk segera disampaikan ke tingkat pusat.

Waktu yang dialokasikan dalam menghimpun laporan realisasi masih belum memadai

dikarenakan beberapa hambatan lain yang ditemui dilapangan.

Interfensi dari pihak luar

Dalam implementasi program GN-RHL seringkali mendapat interfensi dari pihak-

pihak yang merasa tidak dilibatkan dalam sistem perencanaan GN-RHL. Beberapa pihak

khususnya dari masyarakat sekitar lokasi kegiatan GN-RHL seringkali merasa tidak

dilibatkan dalam tahapan-tahapan program GN-RHL.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tana Toraja

Faktor Penghambat:

Alokasi Waktu

Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan GN-RHL di wilayah Kabupaten

Tana Toraja dirasakan terlalu pendek. Walaupun pelaksanaan keuangan berlaku surut tetapi

dengan volume kegiatan yang cukup besar dengan waktu yang tersedia relatif singkat untuk

pelaksanaan kegiatan administrasi dan fisik mulai dari persiapan lapangan, pembuatan lubang

tanam sampai penanaman membutuhkan manajemen dan tenaga ekstra yang luar biasa.

Sumberdaya alam

Terdapat beberapa lahan lokasi penanaman reboisasi yang tingkat erosinya sudah

tinggi yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan tanaman yang terhambat atau bahkan tidak

tumbuh. Selain itu topografi yang tidak merata serta waktu mendistribusikan bibit dilokasi

sumber bibit intensitas hujan tinggi sementara pada saat penanaman pada areal reboisasi

intensitas hujan rendah, sehingga terjadi perbedaan intensitas curah hujan (iklim lokal) yang

menyebabkan terganggunya jadwal penanaman.

Sarana dan Prasarana

Sasaran lokasi kegiatan reboisasi yang sulit di jangkau membutuhkan sarana dan

prasarana yang memadai dalam menunjang kegiatan GN-RHL. Lokasi yang hanya dapat

ditempuh dengan kendaraan roda dua dari pusat kota ditambah 3 jam menuju pemukiman

ditempuh dengan berjalan kaki. Hal ini dapat menghambat kelancaran tahapan pelaksanaan.

Tingkat Pendidikan Masyarakat

Dari segi tingkat pendidikan masih cukup rendah dimana rata-rata pendidikan terakhir

masyarakat di sekitar lokasi kegiatan reboisasi merupakan tamatan SD. Dishutbun Kab. Tana

Toraja sebagai pihak pelaksana cukup kesulitan dalam hal pelatihan terkait program GN-RHL

dimana tingkat pemahaman masyarakat masih rendah.

Penggembalaan Ternak

Kondisi kawasan hutan yang dijadikan sebagai lokasi kegiatan reboisasi mempunyai

penutupan vegetasi berupa hamparan padang rumput. Hal ini yang menyebabkan masyarakat

menggembalakan ternak secara liar yang dapat merusak tanaman hasil reboisasi.

Faktor Pendukung:

Sumberdaya Manusia (SDM)

Ditinjau dari SDM berupa pihak masyarakat atau petani, meskipun sebagaian besar

petani peserta berpendidikan SD akan tetapi dalam kenyataannya di lapangan mereka

mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang mendukung keberhasilan program GN-RHL

yang didukung pelatihan dan pendampingan dari petugas lapangan berkualitas,

Sumberdaya Keuangan (Dana)

Penyediaan bibit dan biaya pengelolaan pembuatan hutan semuanya telah disediakan

oleh pemerintah. Dalam hal ini petani yang menjadi sasaran kebijakan tersebut terlibat

sebagai pelaksana dilapangan sehingga ketersediaan dan kelancaran dana sangat penting

untuk menunjang tercapaian setiap tahapan dalam program GN-RHL.

Struktur birokrasi

Hal ini dapat dimengerti karena organisasi pelaksana pembuatan tanaman reboisasi

telah dibentuk secara formal administraif yang secara struktur birokrasi sudah mempunyai dan

memahami tugas pokok serta fungsi setiap struktur yang ada dalam organisasi tersebut,

sehingga pembagian kekuasaan yang terjadi menjadi jelas. Sementara itu koordinasi yang

terjadi antar unit-unit organisasi yang ada relatif baik. Hal ini dikarenakan peran yang sangat

besar dari para petugas lapangan maupun LSM, yang berfungsi sebagai perantara informasi.

Antusiasme masyarakat

Faktor antusiasme atau sikap dan kemauan para petani untuk menerima secara terbuka

dan terlibat dalam proses implementasi kebijakan GN-RHL. Dengan fasilitas berupa

pendampingan dari petugas lapangan dan pemberian biaya pembuatan tanaman reboisasi

menjadikan masyarakat untuk ikut berperan serta demi perbaikan lingkungan.

Partisipasi Masyarakat

Identitas Responden

Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang penting untuk mengetahui sejauh mana

tingkat partisipasi masyarakat terhadap program GN-RHL. Umur petani responden yang

melaksanakan kegiatan GN-RHL di Kecamatan Simbuang berkisar antara 16 - 82 tahun, pada

umumnya termasuk usia produktif: (15-34 tahun) yakni 14 orang atau 46.67% .Dilihat dari

segi tenaga kerja maka peserta kegiatan GN-RHL di Kecamatan Simbuang cukup produktif

dan potensial. Keadaan mengenai distribusi umur responden dapat dilihat pada Tabel 2.

Tingkat Pendidikan

Tinggi rendahnya partisipasi petani dalam pelaksanaan kegiatan GN-RHL di Kec

Simbuang dapat diduga melalui pendidikan formal yang diperolehnya. Dari segi pendidikan

formal yang pernah ditempuh oleh para responden, dapat dijelaskan pada Tabel 3 bahwa

tingkat pendidikan formal responden didominasi pada kategori sedang, 86.67% atau 26

responden dalam kategori rendah (tidak sekolah, tidak tamat SD, dan yang tamat SD).

Tanggungan Keluarga

Banyaknya tanggungan keluarga dapat menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan

prestasi kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga. Jumlah tanggungan keluarga

petani responden pelaksana kegiatan GN-RHL Kecamatan Simbuang dibagi menjadi tiga

kategori pada Tabel 4. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50% petani pelaksana

program GN-RHL mempunyai jumlah tanggungan keluarga kategori tinggi.

Luas Pemilikan Lahan

Luas pemilikan lahan dapat menjadi faktor pendukung dalam peningkatan prestasi

kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Luas pemilikan lahan (garapan sawah dan kebun)

oleh petani pelaksana kegiatan GN-RHL.Hasil penelitian pada Tabel 5 menunjukkan 56,67%

petani pelaksana program GN-RHL mempunyai luas pemilikan lahan kategori sedang.

Partisipasi Dalam Pembangunan GN-RHL

Partisipasi dalam Perencanaan

Hasil penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam perencanaan kegiatan GN-RHL

di Kecamatan Simbuang menunjukkan bahwa pada tahapan kegiatan perencanaan tergolong

rendah sebesar 74% (Tabel 6) dikarenakan masyarakat petani tidak dilibatkan secara

langsung sehingga aspirasi dari masyarakat umum tidak terakomodir. Proses penyusunan

perencanaan program GN-RHL hanya difokuskan pada lingkup BP-DAS Saddang maupun

Dishutbun dimana kegiatan GN-RHL lebih banyak ditentukan oleh pemberi kegiatan

(pemerintah). Dari uraian tersebut diatas, memberikan gambaran bahwa pelaksanaan program

GN-RHL ini sangat kental dengan tipe sektoralnya dan hanya tergantung dari instansi teknis

tingkat atas dan pihak ketiga yang kemudian dialirkan ke bawah dengan asumsi bahwa pihak

masyarakat akan diikutsertakan pada tahap implementasi kegiatan

Partisipasi dalam Pelaksanaan

Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa pelaksanaan kegiatan GN-RHL di Kec.

Simbuang menunjukkan 66,67% petani dengan tingkat partisipasi tergolong tinggi (Tabel 7).

Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian (10,33%) kelompok petani yang tergolong

partisipasi rendah dalam pelaksanaan kegiatan GN-RHL disebabkan lokasi penanaman yang

terbagi dalam beberapa petak menyebabkan petani menunda untuk mengikuti suatu tahapan

kegiatan pada suatu petak dan melanjutkan pada tahapan selanjutnya.

Partisipasi dalam Monitoring Evaluasi

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam evaluasi kegiatan

GN-RHL berada pada tingkat partisipasi rendah, dimana sebagian besar (70%) petani

responden tidak aktif dalam kegiatan evaluasi (Tabel 8). Hasil wawancara menunjukkan

bahwa kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan evaluasi disebabkan tidak adanya

rapat evaluasi yang dilaksanakan oleh instansi pelaksana dengan masyarakat pasca

pelaksanaan kegiatan penanaman dan pemeliharaan di lapangan. Tahapan evaluasi khususnya

evaluasi penilaian pertumbuhan tanaman sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak ke III (LPI).

Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat dengan Partisipasi dalam Perencanaan Umur

Berdasarkan hasil analisis Chi Square, diketahui bahwa hubungan antara umur

dengan partisipasi dalam perencanaan program GN-RHL memiliki nilai X2 hitung 1,250

lebih besar dari nilai X2 tabel untuk derajat bebas dua (db.2) sebesar 0,103. Dengan demikian

faktor umur memiliki hubungan yang berarti dengan tingkat partisipasi dalam perencanaan

program GN-RHL. Dengan kata lain terdapat perbedaan signifikan antara petani berumur

muda, sedang dan tua untuk berpartisipasi dalam perencanaan program GN-RHL. Hasil uji

koefisien kontingensi sebesar 0,200 dengan tingkat keeratan hubungan kategori rendah.

Pendidikan

Hasil analisis diketahui bahwa nilai X2 hitung 0,710 lebih besar dari nilai X2 tabel

untuk derajat bebas satu (db.1) sebesar 0,004 sehingga terdapat hubungan namun dalam

kategori tingkat keeratan yang rendah berdasarkan hasil uji koefisien kontingensi (0,152)

Jumlah Tanggungan Keluarga

Hasil analisis antara jumlah tanggungan keluarga responden dengan partisipasi dalam

perencanaan program GN-RHL menunjukkan tidak adanya hubungan. Hal ini terlihat dimana

X2 hitung 0,010 lebih kecil dari nilai X2 tabel sebesar 0,103 untuk derajat bebas empat

(db.2). Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel.

Luas Lahan Milik

Luas lahan yang dimiliki petani responden ternyata memiliki hubungan berarti dengan

tingkat partisipasi dalam perencanaan program GN-RHL. Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai

X2 hitung 2,130 lebih besar dari nilai X2 tabel untuk db.2 sebesar 0,103 berarti terdapat

hubungan yang nyata antara kedua variabel. Dengan hasil uji koefisien kontingensi (C)

sebesar 0,275 dengan tingkat keeratan hubungan berada pada kategori rendah.

Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat dengan Partisipasi dalam Pelaksanaan Umur

Berdasarkan hasil pada Tabel 9 tampak bahwa hubungan antara umur dengan

partisipasi dalam pelaksanaan memiliki nilai X2 hitung 1,538. Dengan membandingkan nilai

X2 tabel 0,103 untuk derajat bebas dua (db.2), hal ini berarti nilai X2 hitung lebih besar dari

nilai X2 tabel sehingga faktor umur memiliki hubungan yang berarti antara petani berumur

muda, sedang dan tua untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan GN-RHL.

Tingkat Pendidikan

Analisis hubungan tingkat pendidikan dengan partisipasi dalam pelaksanaan program

GN-RHL memiliki hubungan yang nyata yaitu X2 hitung 0,544 lebih besar dari nilai X2

tabel sebesar 0,004. Dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara kedua

variabel. Hasil uji koefisien kontingensi dengan tingkat hubungan kategori rendah (0,133).

Jumlah Tanggungan

Bersarkan hasil analisis, diketahui bahwa terdapat hubungan yang nyata antara jumlah

tanggungan keluarga dengan partisipasi dalam pelaksanaan program. Dengan nilai X2 hitung

1,813 lebih besar dari nilai X2 tabel untuk db.2 0,103 dengan tingkat keeratan hubungan

yang rendah (0,239). Hubungan nyata ini dapat dilihat dari kondisi wilayah yang

masyarakatnya hanya mengandalkan hasil pertanian sebagai konsumsi rumah tangga tanpa

adanya penghasilan dari penjualan hasil panen. sehingga dengan adanya kegiatan reboisasi

memberi kesempatan para petani untuk memperoleh penghasilan tambahan.

Luas Lahan Milik

Hasil analisis yang dilakukan untuk luas lahan yang dimiliki petani responden

hubungannnya dengan partisipasi dalam pelaksanaan program GN-RHL, menunjukkan hasil

yang nyata (0,546>0,103). Dengan kata lain antara kedua variabel terdapat hubungan berarti.

Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat dengan Partisipasi dalam Monitoring Evaluasi Umur

Berdasarkan uji Chi-Square nilai X2 hitung 4,716 lebih besar dari nilai X2 tabel untuk

derajat bebas empat (db.4) sebesar 0,711.Sehingga dapat dijelaskan bahwa faktor umur

memiliki hubungan yang berarti dengan tingkat partisipasi petani dalam evaluasi pelaksanaan

program GN-RHL. Dengan kata lain, terdapat perbedaan yang nyata atau signifikan antara

petani berumur muda, sedang dan tua dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program GN-

RHL. Hasil uji koefisien kontingensi sebesar 0,369 dengan tingkat keeratan rendah.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden ternyata memiliki hubungan dengan partisipasi petani

dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program GN-RHL. Dengan nilai X2 hitung sebesar

0,513 lebih besar dari X2 tabel untuk derajat bebas (db.2) sebesar 0,103 berarti terdapat

hubungan yang nyata antara kedua variabel dengan tingkat keeratan hubungan sangat rendah.

Jumlah Tanggungan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, jumlah tanggungan keluarga memiliki

hubungan dengan partisipasi petani dalam evaluasi pelaksanaan program GN-RHL. Dari hasil

analisis nilai X2 hitung 2,265 lebih besar dari nilai X2 tabel dengan derajat bebas empat (db.4)

sebesar 0,711. Hal ini berarti partisipasi dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh

banyaknya jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki petani. Hasil analisis uji koefisien

kontingensi sebesar 0,265 dengan keeratan hubungan tergolong rendah.

Luas Kepemilikan Lahan

Hubungan antara luas kepemilikan lahan dengan partisipasi dalam evaluasi

pelaksanaan program GN-RHL di Kecamatan Simbuang terlihat pada Tabel 9. Nilai X2

hitung sebesar 3,603 sehingga terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel. Analisis

dengan uji koefisien kontingensi sebesar 0,327 dengan keeratan hubungan kategori rendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) Sistem dan mekanisme pelaksanaan

program GN-RHL Kab. Tana Toraja periode 2007-2009 sangat kental dengan tipe sektoralnya

yang mengarah pada kebijakan yang diakomodir dari atas (top down planing), sistem

pendanaan multi-year budget model RHL Subsidi dan mekanisme partisipatif pada tahap

pelaksanaan dilapangan dan Bentuk pemberdayaan masyarakat pada program GN-RHL

mencakup pemberdayaan ekonomi serta pemberdayaan peningkatan pengetahuan dan

keterampilan. 2) Faktor penghambat dalam implementasi kebijakan GN-RHL di Kab. Tana

Toraja meliputi pelaporan pelaksanaan program oleh satker yang tidak tepat waktu, interfensi

dari pihak luar, alokasi waktu, kondisi lapangan, sarana dan prasarana, penggembalaan ternak

dan tingkat pendidikan sedangkan faktor pendukung meliputi sumberdaya manusia,

sumberdaya keuangan, struktur birokrasi, dan antusiasme masyarakat. 3) Tingkat partisipasi

masyarakat pada program GN-RHL untuk tahapan perencanaan dan monev berada pada

kategori rendah, sedangkan pada tahap pelaksanaan dilapangan tingkat partisipasi petani

sangat tinggi. Faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan luas

kepemilikan lahan mempunyai hubungan nyata dengan partisipasi masyarakat dalam setiap

tahapan program GN-RHL dengan tingkat keeratan rata-rata rendah.

Oleh karena itu, pada program GN-RHL selanjutnya sebaiknya masyarakat diberikan

kesempatan berupa akses untuk terlibat secara langsung (aktif) dalam tahapan perencanaan

sehingga perencanaan dapat diarahkan pada munculnya ide dari bawah (buttom-up).

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, L.M. (2002). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Hutan Kemasyarakatan di Kabupaten Jeneponto Propinsi Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

FWI/GFW. (2001). Potret Keadaan Hutan Indonesia. Forest Watch Indonesia dan Washington D.C. Global Forest Watch. Bogor. (http://www.ForestWatchIndonesia,GlobalForestWatch(Bogor,Indonesia,Washington,D.C.,U.S.A)openlibrary.org/b/OL3609804M-10K, diakses 30 Juli 2011).

Kartasasmita, Ginanjar., (1997). Perencanaan Pembangunan Nasional. Universitas Brawijaya. Malang.

Radja, N. (2001). Strategi Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Penghijauan dan Reboisasi di Kabupaten Bulukumba. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana SSP Universitas Hasanuddin.

Sugiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sumarwoto, Otto. (2003). Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN RHL/GERHAN); Mau

Melangkah Kemana?, (Online), (http://dishut.jabarprov.go.id/images/artikel/Gerakan%20Rehabilitasi%20Hutan%20dan%20Lahan.doc, diakses 30 Juli 2011).

Tabel 1. Tabel variabel dan indikator analisis hubungan

No. Variabel Kategori Indikator Keterangan

1 Partisipasi : Skala Likert : a. Perencanaan Tinggi (bobot 3) Skor 13 – 15 Berdasarkan

keterlibatan pada setiap kegiatan

partisipasi Sedang (bobot 2) Skor 9 – 12 Rendah (bobot 1) Skor 5 – 8 b. Pelaksanaan Tinggi (bobot 3) Skor 24 – 30 Sedang (bobot 2) Skor 17 – 23 Rendah (bobot 1) Skor 10 – 16 c. Monitoring

Evaluasi Tinggi (bobot 3) Skor 10 – 12

Sedang (bobot 2) Skor 7 – 9 Rendah (bobot 1) Skor 4 – 6 2 Umur a. Angkatan Kerja

Muda a. 15 - 34 tahun Biro Pusat Statistik

dalam Raja (2001) b. Angkatan Kerja Tua b. 35 - 54 tahun c. Tidak Produktif c. > 54 tahun 3 Pendidikan a. Tinggi a. PT, Akademi Depdikbud dalam

Radja (2001) b. Sedang b. SLTP, SLTA c. Rendah c. ≤ SD 4 Tanggungan

Keluarga a. Tinggi a. > 5 orang Dahlan (2002)

b. Sedang b. 3 - 5 orang c. Rendah c. 0 - 2 orang 5 Pemilikan Lahan a. Tinggi a. 3,36 - 5,03 ha Dahlan (2002) b. Sedang b. 1,68 - 3,35 ha c. Rendah c. 0,00 - 1,67 ha

Tabel 2. Distribusi umur petani responden pada kegiatan GN-RHL periode 2007-2009

Kecamatan Simbuang

No. Kategori Umur Responden Frekuensi %

1 Angkatan Kerja Muda (15-34 tahun) 14 46.67 2 Angkatan Kerja Tua (35-54 tahun) 7 23.33 3 Tidak Produktif (> 54 tahun) 9 30

Jumlah 30 100 Tabel 3. Distribusi tingkat pendidikan petani responden pada kegiatan GN-RHL

periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang

No. Kategori Tingkat Pendidikan Responden Frekuensi %

1 Tinggi (PT/Akademi) - - 2 Sedang (SLTP-SLTA) 4 13.33 3 Rendah (Tidak Sekolah-SD) 26 86.67

Jumlah 30 100 Tabel 4. Distribusi jumlah tanggungan keluarga petani responden pada kegiatan GN-

RHL periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang

No. Kategori Jumlah Tanggungan Keluarga

Responden Frekuensi %

1 Tinggi (> 5 orang) 15 50 2 Sedang (3 - 5 orang) 7 23.33 3 Rendah (0 - 2 orang) 8 26.67

Jumlah 30 100

Tabel 5. Distribusi luas pemilikan lahan petani responden pada kegiatan GN-RHL

periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang

No. Kategori Luas Pemilikan Lahan Responden Frekuensi %

1 Tinggi (3,36 - 5,03 Ha) 4 13.33 2 Sedang (1,68 - 3,35 Ha) 17 56.67 3 Rendah (0,00 - 1,67 Ha) 9 30

Jumlah 30 100 Tabel 6. Distribusi tingkat partisispasi masyarakat dalam perencanaan program GN-

RHL periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang

No. Kegiatan Perencanaan Program GN-RHL

Tingkat Partisipasi Tinggi Sedang Rendah

F % F % F % 1 Kehadiran dalam penyusunan

rencana kegiatan 4 13.33 16 53.33 10 33.33

2 Pengajuan usul dalam diskusi rencana kegiatan

3 10 9 30 18 60

3 Ikut serta dalam rencana penataan dan pemetaan areal kerja

3 10 1 3.33 26 86.67

4 Pengajuan usul dalam diskusi rencana pemilihan jenis tanaman

- - 3 10 27 90

5 Ikut serta dalam pengambilan keputusan tentang penetapan lokasi

- - - - 30 100

Rata-rata 11.11 24.17 74.00

Tabel 7. Distribusi tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program GN-

RHL periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang

No. Kegiatan Pelaksanaan Program GN-RHL

Tingkat Partisipasi Tinggi Sedang Rendah

F % F % F % 1 Melaksanakan pembersihan

lapangan/ lokasi penanaman 19 63.33 6 20 5 16.67

2 Ikut serta dalam pembuatan lubang tanam

24 80 3 10 3 10

3 Ikut serta dalam pendistribusian bibit dari TPS menuju lokasi penanaman

18 60 10 33.33 2 6.67

4 Melaksanakan penanaman bibit tanaman kayu-kayuan

25 83.33 5 16.67 - -

5 Melaksanakan penyiangan dan pendangiran

21 70 6 20 3 10

6 Melaksanakan penyulaman 27 90 3 10 - - 7 Melaksanakan pemupukan dan

pengendalian hama tanaman 23 76.67 5 16.67 2 6.67

8 Ikut serta dalam kegiatan 9 30.00 14 46.67 7 23.33

perlindungan dan pengamanan hutan

9 Ikut serta dalam kelembagaan yang terlibat langsung dalam program GN-RHL

10 33.33 17 56.67 3 10.00

10 Ikut serta dalam pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM

24 80.00 - - 6 20.00

Rata-rata 66.67 23.00 10.33

Tabel 8. Distribusi tingkat partisispasi masyarakat dalam monev program GN-RHL

periode 2007-2009 Kecamatan Simbuang

Tabel 9. Matriks Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen pada Program GN-RHL Periode 2007-2009 (multi-years) di Kecamatan Simbuang

No. Kegiatan Evaluasi Program GN-RHL

Tingkat Partisipasi Tinggi Sedang Rendah

F % F % F % 1 Memantau/ mengontrol tanaman

GN-RHL 3 10 14 46.67 13 43.33

2 Menghadiri rapat evaluasi GN-RHL

- - - - 30 100

3 Mengajukan usul/ saran untuk pelaksanaan program selanjutnya kepada petugas lapangan

3 10 12 40 15 50

4 Melaporkan perkembangan/ kemajuan kegiatan GN-RHL

1 3.33 3 10 26 86.67

Rata-rata 5.83 24.17 70.00

No. Variabel Independen

Variabel Dependen

Partisipasi Perencanaan

Partisipasi Pelaksanaan

Partisipasi Monotoring Evaluasi

X2 Hitung /Hubungan

Keeratan X2 Hitung /Hubungan

Keeratan X2 Hitung /Hubungan

Keeratan

1 Umur 1,250/Nyata 0,200 (Rendah)

1,538/Nyata 0,221 (Rendah)

4,716/Nyata 0,368 (Rendah)

2 Pendidikan 0,710/Nyata 0,152 (Sangat Rendah)

0,544/Nyata 0,133 (Sangat Rendah)

0,513/Nyata 0,130 (Sangat Rendah)

3 Jumlah Tanggungan

0,010/Tidak Nyata

- 1,813/Nyata 0,239 (Rendah)

2,265/Nyata 0,265 (Rendah)

4 Luas Lahan 2,130/Nyata 0,275 (Rendah)

0,546/Nyata 0,134 (Rendah)

3,603/Nyata 0,327 (Rendah)