Pebtaria Sp
-
Upload
yelius-jeye-wardane -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Pebtaria Sp
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
1/56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sutikno (dalam Hartati, 2008 : 1) pendidikan merupakan
kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai
kapan dan dimanapun manusia berada. Pendidikan sangat penting artinya
sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan
terbelakang mental. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan
untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing,
disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik .
Peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah menjadi prioritas
dalam pembangunan nasional kita. Itu berarti pembangunan dunia pendidikan
harus mendapatkan perhatian yang serius, komitmen yang kuat dan tindakan
yang nyata dari seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan dunia pendidikan
memang harus dilakukan secara sistemik, melalui pembenahan berbagai sektor
yang terkait. Khususnya untuk pembangunan pendidikan formal (sekolah),
semua perbaikan harus mengarah dan mendukung pada kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Karena inti dari proses pendidikan di
sekolah ada pada proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil tes wawancara dengan guru bidang studi fisika di
SMP Negeri Megang Sakti, bahwasanya para siswa kurang begitu menyukai
pelajaran fisika. Mereka beranggapan fisika itu menakutkan dan
membosankan. Dengan asumsi demikian membuat siswa kurang fokus dalam
1
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
2/56
memperhatikan pelajaran, meskipun guru berusaha untuk aktif dalam
menyampaikan pelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwasanya kualitas proses
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas antara siswa dengan sumber
belajar. Artinya kualitas pembelajaran dikatakan baik apabila para siswanya
secara aktif melakukan berbagai kegiatan untuk mengembangkan dirinya
secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotorik) melalui interaksinya dengan
berbagai sumber belajar. Untuk dapat terjadi seperti itu perlu diciptakan
lingkungan dan suasana belajar yang mendukung, yaitu lingkungan yang
mendorong anak untuk berfikir secara kreaktif, kritis, dan inovatif, dan
melatih anak untuk bekerja secara kooperatif dan kolaboratif. Salah satu
model pembelajaran yang mampu mendorong itu semua adalah apa yang
disebut dengan PAKEM.
Pendekatan belajar aktif atau PAKEM (Pembelajaran Kreatif, Aktif,
Efektif dan Menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya dikalangan
praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini sepertinya menjadi jawaban
suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan
tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi
anak (Sampurno, 2008 : 1).
Metode ini hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh guru
adalah menjadi pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap
materi secara verbal namun membutuhkan daya kreatifitas yang tinggi untuk
2
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
3/56
mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar hanyalah
ritual yang membosankan.
Sebagai sebuah profesi yang profesional, maka semua tindakan yang
dilakukan guru harus didasarkan pada kerangka teori dan kerangka pikir yang
jelas. Demikian juga dengan pemilihan untuk memilih dan memanfatkan
pendekatan PAKEM, harus didasari pada suatu rasional mengapa kita memilih
dan menggunakan pendekatan tersebut.
Pelaksanaan PAKEM juga memperhatikan bakat, minat belajar siswa,
dan bukan semata potensi akademiknya. Proses pembelajaran akan
berlangsung seperti yang diharapkan dalam PAKEM jika peran guru dalam
berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan
memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk
mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang
terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru
dalam paradigma baru pendidikan bukan membuat siswa belajar tetapi
membuat siswa mau belajar, dan juga bukan mengajarkan mata pelajaran
tetapi mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran .
Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan : Jangan meminta siswa
Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat
siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi
yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti,
(Anisah, 2009 : 3).
3
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
4/56
Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian
berjudul Penerapan Pendekatan PAKEM dengan menggunakan Metode
Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Mata Pelajaran Besaran
dan Satuan Kelas VII SMP Negeri Megang Sakti.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : Adakah peningkatan
hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM) dengan menggunakan metode eksperimen pada
materi besaran dan satuan kelas VII SMP Negeri Megang Sakti ?
C. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari konsepsi dan penafsiran yang berbeda dari
pembaca, maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan-batasan
sebagai berikut :
1. Pendekatan PAKEM dengan menggunakan metode eksperimen pada
materi pokok besaran dan satuan pada kelas VII SMP Negeri Megang
Sakti.
2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah besaran dan satuan
semester satu tahun pelajaran 2010/2011.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh penerapan
pendekatan PAKEM dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil
belajar fisika siswa pada materi besaran dan satuan kelas VII SMP Negeri
Megang Sakti tahun pelajaran 2010/2011.
4
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
5/56
E. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Menumbuhkan minat belajar fisika siswa sehingga diharapkan hasil
belajar siswa meningkat..
2. Sebagai salah satu informasi pada guru terhadap pembelajaran yang akan
datang memilih mengunakan pendekatan yang sesuai untuk siswa.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
pendekatan PAKEM dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas belajar fisika
siswa kelas VII SMP Negeri Megang Sakti.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
6/56
A. Deskripsi Teoritik
Deskripsi teoritik merupakan penjelasan variabel penelitian yang
dikembangkan dari suatu teori tertentu yang relevan kedalam bentuk
oprasional dan mudah diukur (grand theory) sehingga menjadi jelas mengapa
dan bagaimana. Yang menjadi deskripsi teoritik dalam skripsi ini adalah :
1. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Mangkuprawira (2008 : 1) belajar adalah kegiatan pribadi
seseorang dalam menggunakan potensi pikiran dan nuraninya baik terstruktur
maupun tidak tersetruktur untuk memeperoleh pengetahuan, membangun
sikap dan memiliki ketrampilan tertentu. Sedangkan menurut Sanjaya (2008 :
1) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Makmun,
2003 : 5) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
6
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
7/56
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (kriteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut
adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
2. Pendekatan PAKEM
Menurut Amir dan Ahmadi (2010 : 133) PAKEM adalah singkatan dari
pembelajaran aktif, kreaktif, efektif, dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan
7
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
8/56
bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membanggun pengetahuannya, bukan proses pasif yang
hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika
pembelajaran tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir aktif,
maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif
dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif,
yang mampu menghasilkan sesuatau untuk kepentingan dirinya dan orang
lain.
Kreatif yang dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya tinggi. Keadaan aktif dan menyenangkan tidak
cukup jika proses bembelajaran tidaklah efektif, maka pembelajaran tesebut
tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, Pakem dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
8
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
9/56
sumberbelajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenagkan,
dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar
yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
3. Pengelolaan Kelas PAKEM
Penataan dan atau pengelolaan kelas dalam PAKEM perlu
mempertimbangkan enam elemen Constructivist Learning Design (CDL) yang
dikemukakan oleh Gagnon dan Collay, yaitu situation, groupings, bridge,
questions, exhibit, and reflections.
a. Situation, terkait dengan hal-hal berikut : apa tujuan episode pembelajaran
yang akan dicapai, apa yang diharapkan setelah siswa keluar ruangan
kelas, bagaimana mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan, tugas
apa yang diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan, bagaimana
deskripsi tugas tersebut (as a process of solving problems, answering
question, creating metaphors, making decisions, drawing conclusions, or
setting goals).
b. Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau didasarkan
pada karakteristik materi.
9
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
10/56
c. Bridge, terkait dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk menjembatani
atara pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dengan
pengetahuan baru yang akan dibangun siswa.
d. Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain
(panduan pertanyan apa yang dapat mengintrodusir situasi, menata
pengelompokan, dan membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa
yang digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan aktifitas belajar
siswa.
e. Exhibit, bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka
melalui demonstrasi cara berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau
memenuhi tugas.
f. Reflections, bagaimana siswa melakukan refleksi dalam menyelesaikan
tugas mereka, apakah siswa ingat tentang (feeling, images, and language
of their thought), apa sikap, proses, dan konsep yang akan dibawa siswa
setelah keluar kelas.
4. Pelaksanaan PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama proses pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan
keadaan tersebut. Berikut adalah tabel 1.1 beberapa contoh kegiatan
pembelajaran dan kemampuan guru yang bersesuaian.
Tabel 1.1
Contoh kegiatan Pembelajaran PAKEM
10
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
11/56
Kemampuan Guru Kegiatan Pembelajaran
1. Guru merancang dan mengelola KBM
yang mendorong siswa untuk berperan
aktif dalam pembelajaran.
Guru melaksanakan pembelajaran
dalam kegiatan yang beragam,
misalnya:
Percobaan Diskusi kelompok Memecahkan masalah Mencari informasi Menulis laporan/cerita/puisi Berkunjung keluar kelas
2. Guru menggunakan alat bantu dansumber belajar yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru
menggunakan, misal:
Alat yang tersedia atau yang dibuatsendiri
Gambar Studi kasus Nara sumber Lingkungan
3. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan
keterampilan.
Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan,atau wawancara
Mengumpulkan data / jawaban danmengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan Memecahkan masalah, mencari
rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya laindengan kata-kata sendiri
4. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau
tulisan.
Melalui:
Diskusi Lebih banyak pertanyaan terbuka Hasil karya yang merupakan
pemikiran anak sendiri
Kemampuan Guru Kegiatan Pembelajaran
11
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
12/56
5. Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar dengan kemampuan
siswa.
Siswa dikelompokkan sesuai dengankemampuan (untuk kegiatan
tertentu) Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaandiberikan
6. Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari. Siswa menceritakan atau
memanfaatkan pengalamannya
sendiri.
Siswa menerapkan hal yangdipelajari dalam kegiatan sehari-hari
7. Menilai KBM dan kemajuan belajarsiswa secara terus menerus. Guru memantau kerja siswa Guru memberikan umpan balik
5. Kelebihan PAKEM
Menurut Anisah (2009 : 1) bahwasannya PAKEM memiliki beberapa
kelebihan diantaranya sebagai berikut :
a. Pembelajaran lebih menarik/kreatif.
Dengan kata lain, pembelajaran dengan menggunakan metode
PAKEM dirasa lebih menyenangkan. Penggunaan beberapa media dan
sumber pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat
membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam metode
pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut berperan aktif
dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki kesempatan untuk
mengungkapkan gagasan-gagasannya dan mengembangkan
keterampilannya. Kemampuan berpikir siswa dan karya-karyanya sangat
dihargai sehingga sangat memotivasi siwa untuk belajar dengan lebih baik
lagi.
b. Pembelajaran lebih variatif.
12
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
13/56
Metode PAKEM ini memberikan kesempatan kepada guru dan
siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan
beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu metode
pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang siswa dapat
melakukan kegiatan melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
kemudian mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri.
6. Pengaruh Pendekatan PAKEM terhadap Hasil Belajar
Menurut Syaipuddin (2007 : 1) bahwasannya pendekatan PAKEM tidak
hanya dapat meningkatkan aspek kognitif siswa namun juga aspek afektif dan
psikomotorik. Implementasi PAKEM akan memberikan suasana pelajaran
aktif, kreaktif efektif namun tetap menyenangkan dan memudahkan
pemahaman konsep-konsep sehingga prestasi belajar meningkat. Sedangkan
menurut Septiono (2007 : 1) dengan kegiatan PAKEM dan program
PAKEM dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu
pendidikan.
7. Pendekatan PAKEM dengan Metode Eksperimen
Berbagai metode dapat dikembangkan dan digunakan dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan
(menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, menurut Heriawan (dalam
Masita, 2009 : 1). Tidak setiap metode sesuai digunakan dalam pembelajaran
tertentu. Karena itu, guru harus dapat memilih metode yang sesuai agar tujuan
pembelajaran daprt tercapai.
13
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
14/56
Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode
diskusi, metode permainan dan sebagainya. Salah satu metode yang
mendorong siswa untuk aktif dan kreatif adalah metode eksperimen. Metode
eksperimen merupakan metode atau cara dimana guru dan murid bersama-
sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh
atau akibat dari sesuatu aksi (Masita, 2009 : 3). Sedangkan menurut Drajadjat
(dalam Masita, 2009 : 3) metode eksperimen adalah metode percobaan yang
biasanya dilakukan dalam mata pelajaran tertentu.
a. Manfaat metode eksperimen :
1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa.
b. Kelebihan metode eksperimen :
1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses
atau kerja suatu benda.
2) Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik.
3) Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah
permasalahan.
c. Langkah-langkah dalam melakukan metode eksperimen :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
14
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
15/56
2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
3) Sebelum guru menetapkan alat yang diperlukan memberikan
penjelasan langkah-langkah apa saja yang harus dicatat dan variabel-
variabel apa yang harus dikontrol.
4) setelah eksperimen dilakukan guru mengumpulkan laporan,
memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman
siswa.
8. Hasil Belajar
Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan sekaligus
pendidik memegang peran dan tanggung jawab yang besar dalam rangka
membantu meningkatkan keberhasilan siswa. Keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor
interen dari siswa itu sendiri. Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan
maksud untuk melakukan perubahan pada diri sendiri. Perubahan ini dapat
dilihat dari hasil akhir yang diperoleh siswa. Hasil akhir ini diindetikan
dengan hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya
(Slameto, 2003 : 5).
9. Besaran dan Satuan
A. Besaran
15
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
16/56
Besaran yang dimaksud disini adalah besaran fisika. Menurut Marthen
(2007 : 12) besaran fisika adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Panjang meja belajarmu 125 cm. Massa dirimu 45
kg. Volum air dalam botol kecil ini 330 mL. Panjang, massa dan volum air
termasuk besaran fisika. Ini karena ketiganya dapat diukur dan dinyatakan
dengan angka.
Sebelum ada kesepakatan internasional, hampir tiap negara memiliki
satuan panjang sendiri. Sebelum alat ukur panjang dibuat, orang kuno
menggunakan bagian tubuhnya untuk mengukur panjang. Misalnya, 1 jengkal
adalah jarak maksimum antara ujung kelingking dan ujung maksimum antara
ujung kelingking dan ujung ibujari, 1 cubit, dan 1 kaki. Sangatlah penting
untuk melakukan pengukuran dengan teliti dan hasilnya mudah
dikomunikasikan ke orang lain. Seperti telah dijelaskan, supaya tidak timbul
kesalahpahaman, satuan pengukuran haruslah memiliki standar internasional.
Suatu perjanjian internasional telah menetapkan satuan Sistem Internasional
(International System of Units), disingkat SI. Dalam SI ditetapkan 7 besaran
pokok beserta satuannya.
Tabel 1.2. Besaran pokok dan satuannya dalam SI.
Besaran pokok Satuan Singkatan
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon s
Suhu Kelvin K
Besaran pokok Satuan Singkatan
Kuat arus Ampere A
16
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
17/56
Intensitas cahaya Candela cd
Jumlah molekul Mol mol
B. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefenisikan
terlebih dahulu. Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari
besaran pokok. Besaran yang dapat diukur dan memiliki satuan disebut
besaran fisika. Misalnya, panjang, massa, waktu, suhu, dan lain-lain.
Sedangkan besaran yang tidak dapat diukur dan tidak memiliki satuan,
merupakan sesuetu yang tidak termasuk besaran fisika. Contoh yang tidak
termasuk besaran fisika adalah sedih, senang, kesetian, dan lain-lain,
(Suryana, 2002 : 2).
C. Satuan
Menurut Suryana (2002 : 03) satuan terdiri dari satuan baku dan satuan
tidak baku. Satuan baku untuk besaran pokok adalam meter, kilogram, sekon,
ampere, kelvin, kandela, dan mol. Satuan tersebut dinamakan sistem Satuan
Internasional.
Selain Sistem satuan internasional, sistem satuan yang tergolong satuan
baku dan masih digunakan orang adalah sistem satuan Inggris. Misalnya,
untuk besarang pnjang digunakanfeet(kaki), inch (inci),yard, dan mile (mil),
sedangkan untuk besaran berat digunakan pound (pon) dan ounce (ons),
Suryana (2002 : 03).
17
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
18/56
Satuan baku adalah satuan-satuan dasar dalam Sistem Internasional (SI).
Sebelum diperkenalkan dan digunakannya satuan baku, orang telah
menggunakan ukuran seperti hasta, jengkal, depa, dan langkah. Teryata,
satuan ini tidak dapat diperlakukan untuk semua daerah atau negara. Misalnya,
untuk mengukur meja yang panjang 234 cm dengan menggunakan ukuran hsta
tiga orang dewasa, diperoleh hasil yang berbeda.
D. Pengkurun Panjang
1. Panjang
Panjang adalah besaran fisika yang mengukur jarak antara dua titik.
Satuan SI dari panjang adalah meter (m). Tanpa alat ukur layak, orang kuno
menaksir jarak dengan menggunakan panjang lengan (satu cubit) atau panjang
kaki mereka.
Supaya hasil ukur panjang tidak membingungkan maka dengan
menggunakan alat ukur yang layak ditetapkan standar satuan panjang. Standar
yang baik harus memenuhi tiga syrat :
b. Tetap, tidak mengalami perubahan dalam keadaan apa pun.
c. Dapat digunakan secara internasional.
d. Mudah ditiru.
Standar panjang internasional yang pertama kali dibuat adalah sebuah
batang yang terbuat dari campuran platina iridium, yang disebut meter standar.
Meter standar ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional,
Serves, dekat Paris. Satu meter didefenisikan sebagai jarak antara goresan
18
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
19/56
pada meter standar yang bersuhu 0 0 C, sehingga jarak dari kutub utara ke
khatulistiwa melalui Paris adalah 10 juta meter.
2. Mengukur Panjang
Alat ukur panjang yang biasa dipakai antara lain mistar, jangka sorong,
dan mikro meter sekrup.
a. Mistar
Mistar denga sekala terkecil 1 mm disebut mistar besekala mm.
Mistar dengan sekala terkecil cm disebut mistar bersekala cm. Mistar
mempunyai tingkatan ketelitian 1 mm atau 0.1 cm. Pembacaan skala pada
mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus dengan
skala mistar yang dibaca.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong mempunyai nonius atau vernier, yaitu skala yang
mempunyai panjang 9 mm dan dibagi atas 10 bagian yang sama.
Perbedaan satu bagian skala nonius dengan satu skala utama adalah 0.1
mm, sehingga tingkat ketelitian jangka sorong adalah sebesar 0.1 mm.
Bagian penting yang terdapat pada jangka sorong adalah :
1) Rahang tetap yang memiliki skala utama.
2) Rahang sorong (dapat digeser-geser) yang memiliki skala nanius.
c. Mikrometer Skrup
Alat ukur panjang ini memiliki tingkat ketelitian yang paling tinggi
yaitu sebesar 0.01 mm. Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk
mengukur benda yang sangat tipis, misalnya tebal kertas.
19
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
20/56
3. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah
neraca. Berbagai jenis neraca yang biasa digunakan alaha neraca batang antara
lain neraca sama lengan, neraca tiga lengan , neraca empat lengan.
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teositis dianggap paling mungkin atau paling tidak mungkin tingkat
kebenarannya ( Margono, 2009 : 67 ). Yang menjadi hipotesis dalam
penelitian ini adalah Dengan penerapan pendekatan PAKEM dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada mata materi besaran dan satuan
kelas VII SMP Negeri Megang Sakti.
20
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
21/56
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
dalam sebuah penelitian (Arikunto, 2002 : 96). Dalam penelitian ini terdiri
dari dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas, yaitu :
a. Variabel bebas (X1 )
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
pendekatan PAKEM
b. Variabel terikat (X 2 )
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa.
Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes postes yang
melibatkan dua kelompok, menurut Rusffendi (dalam Marpolisa 2007 : 9)
dapat digambarkan sebagai berikut :
A O X 1 O
A O X 2 O
Keterangan :
A = Acak kelas
O = Tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol
21
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
22/56
X1 = Kelas eksperimen, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
PAKEM
X 2 = Kelas kontrol, pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan
PAKEM
2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006 : 160). Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
(eksperimen murni) yaitu : penelitian yang membandingkan dua kelaompok
sasaran penelitian. Satu kelompok diberikan perlakuan khusus tertentu dan
satu kelompok lagi pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan
pembanding (Margono, 2009 : 110)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu tertentu (Margono, 2009 : 118). Yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri
Megang Sakti Tahun pelajaran 2010/2011. Populasi dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Populasi Penelitian
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1 VII. 1 16 16 32
2 VII.2 14 18 32
3 VII.3 14 18 32
22
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
23/56
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
4 VII.4 15 17 32
5 VII.5 15 17 326 VII.6 16 17 33
Jumlah 193ss
Sumber : Tata Usaha SMP Negeri Megang Sakti Tahun 2010
2. Sampel
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi (Margono, 2009 : 121).
Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak dari populasi sebanyak lima
kelas, penentuan sampel menggunakan sampel acak dengan cara pengundian.
Maka didapat sampel yang akan diteliti yaitu dua kelas VII.3 dan VII.4.
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik tes dan angket.
1. Angket
Angket befungsi sebagai alat pengumpulan data. Data tersebut berupa
keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat mengenai
suatu hal Suherman dan Sukaya (dalam Poniyem, 2009 : 27). Angket dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti
pembelajaran fisika dengan pendekatan PAKEM. Jumlah angket terdiri dari
10 pertanyaan dan angket ini hanya diberikan pada kelas eksperimen.
2. Tes
Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengatasi atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara aturan-aturan
yang sudah ditentukan (Arikunto, 2009 : 53). Teknik tes yang digunakan
23
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
24/56
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran
dengan pendekatan PAKEM. Jumlah dan bentuk tes adalah 5 soal tertulis
esay.
D. Teknik Analisis Data
Subagiyo (dalam Poniyem, 2009 : 35), mengemukakan bahwa analisis
data merupakan yang cukup berat dalam merumuskan guna terjawab suatu
permaslahan dan mewujudkan rumusan tersebut mudah untuk dicerna secara
nalar dan runtun. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut :
1. Analisis Data Angket Hasil Penerapan Pendekatan Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Setelah diperoleh data angket, maka data tersebut dianalisis dengan
menggunakan skor jawaban dan akan digolongkan dalam interval seperti
tercantum dalam tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2
Skor jawaban Setiap Item Pertanyaan Angket
Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Erman (1990 : 72)
Lembar angket siswa berjumlah 10 butir pertanyaan, skor tertinggi tiap
butir pertanyaan adalah, maka skor tertinggi adalah 4 x 10 = 40, sedangkan
skor terendah tiap butir pertanyaan adalah 1, sehingga akor terendah 1 x 10 =
10.
24
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
25/56
Kisaran nilai tiap kriteria =angketbutirtiaptertinggiskor
terendahskornkeseluruhatertinggiskor
=4
1040 =
4
30= 7,5 8 Jadi kriteria = 8
Jadi, kisaran skor penilaian untuk lembar angket siswa dapat dilihat
pada tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3
Interval Katagori Penilaian Angket
Katagori respon Siswa Interval
Sangat Kurang 10-17
Kurang 18-25
Baik 26-33
Sangat Baik 34-40
Sumber ; Erman (1990 : 75)
2. Analisis Data Tes Hasil Belajar Siswa
Data tes hasil belajar didapat dengan memeriksa lembar tes siswa,
kemudian dianalisis untuk melihat tingkat pencapaian hasil belajar setelah
diterapkan pendekatan PAKEM pada materi besaran dan satuan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tes
hasil belajar siswa, yaitu :
a. Membuat kunci jawaban dan memberikan skor pada masing-masing
jawaban soal
b. Memeriksa jawaban siswa
c. Memberikan skor dari hasil jawaban siswa sesuai dengan skor patokan
yang telah ditetapkan dimana pemberian skor disesuaikan dengan tingkat
kesulitan soal yang diberikan.
d. Menentukan Nilai rata-rata ( X ) dan Simpangan Baku (s)
25
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
26/56
n
xx i
= (Sudjana, 2002 : 67)
( )1
=n
xxs i (Sudjana, 2002 : 93)
e. Menentukan Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui normal/tindaknya suatu
data. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji kecocokan
chi-Kuadrat ( 2x ) yaitu :
( )
h
ho
f
ffx
2
2 = (Arikunto, 2006 : 290)
Keterangan : 2x = Harga Chi-Kuadrat yang dicari
of = Frekuensi dari hasil observasi
hf = Frekuensi dari hasil yang diharapkan
f. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas Varians antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varian kedua kelompok
sama ataukah berbeda. Pengujian homogenitas ini mengujikan varians dua
peubah.
Dimana dk1 = (n1 - 1), dan dk2 = (n 2 - 1).
Uji Statistik menggunakan uji Varians (F), dengan rumus :
F =Vterkecil
Vterbesaratau F = 2
2
2
1
s
s(Sudjana, 1992 : 249)
Dengan kriteria pengujinya adalah F
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
27/56
g. Uji-t
karena simpangan baku populasi tidak diketahui, maka uji hipotesis
menggunakan uji-t dengan rumus yaitu :
t =
21
21
11
nn
XX
s +
(Sudjana, 2002 : 239)
Keterangan :
t = Angka kritis distribusi student t
x = Nilai rata-rata sampel
s = Menyatakan simpangan baku.
n = Banyak data.
E. Uji Coba Instrumen Penelitian
Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu soal diuji coba. Uji coba tes
dilakukan untuk mengetahui kualitas dan mutu soal yang akan digunakan
sebagi alat pengumpulan data. Uji coba instrumen akan dilaksanakan dikelas
VII SMP Negeri Megang Sakti . Tes dikatakan baik sebagai alat pengukur,
harus memenuhi kriteria tes yaitu untuk mengetahui apakah soal tersebut valid
dan reliabel untuk digunakan, juga untuk mengetahui daya pembeda dan
tingkat kesukarannya. Kriteria tes tersebut dijabarkan sebagai berikut :
27
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
28/56
1. Validitas
a. Validitas Pakar Untuk Lembar Angket
Dua orang validator menggunakan instrumen yang sama mengamati
variabel yang sama. Kedua validator tersebut diminta untuk menilai sesuai
dengan instrumen pengamatan yang diucicobakan yaitu :
1) Pakar A Nely Andriani, M.Si.
2) Pakar B Ida Kurnia, S.Pd.
Mereka berasumsi bahwa angket siap untuk disebarkan kepada siswa.
b. Validitas Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkatan-tingkatan
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau
sasih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
memiliki validitas rendah.
( ) ( )
( ) ( ) } ( ) ( ) }{{ 2222)(
YYNXXN
YXXYNrxy
= Arikunto (2006 : 170)
Interprestasi yang lebid rinci mengenai nilai rxy tersebut dibagi kedalam
kategori sebagai berikut, Suherman dan sukajaya (dalam Poniyem, 2009 : 29)
rxy 0,00 Tidak valid
0,00 < r xy 0,20 Validitas sangat rendah
0,20 < r xy 0.40 Validitas rendah (kurang)
0.40 < r xy 0,60 Validitas sedang (cukup)
0.60 < r xy 0,80 Validitas tinggi (baik)
28
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
29/56
0.80 < r xy 1,00 Validitas sangat tinggi
Hasil perhitungan validitas soal (lampiran A), dapat dilihat pada tabel
2.4.
Tabel 2.4
Hasil analisis Validitas
No Nilai r xy t itungh tabelt Keterangan
1 0,70 6,20 3,04 Valid
2 0,29 1,90 3,04 Tidak valid
3 0,46 3,20 3,04 Valid4 0,49 3,60 3,04 Validitas Sedang
5 0,78 7,28 3,04 Validitas Tinggi
6 0,72 6,60 3,04 Validitas Tinggi
7 0,72 6,60 3,04 Valid
8 0,65 5,45 3,04 Valid
2. Reabilitas Instrumen
Reabilitas menujukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrument tersebut sudah baik.
=
t
b
k
kr
2
2
11 11
Arikunto (2006 : 196)
Keterangan :
r11 = Reabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = Jumlah varians butir
2
t = Varians total
29
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
30/56
Interprestasi yang lebid rinci mengenai nilai r11 tersebut dibagi kedalam
kategori sebagai berikut Suherman dan Sukajaya (dalam Poniyem, 2009 : 31)
r11 0,20 Reabilitas sangat rendah
0,20 r 11 0,40 Reabilitas rendah
0,40 r 11 0,60 Reabilitas sedang
0,60 r 11 0,80 Validitas tinggi
0,80 r 11 0,10 Validitas sangat tinggi
Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus alpha
diatas (Lampiran B) diperoleh koefisien sebesar 0,71 ini berarti soal tes
tersebut mempunyai derajat reabilitas tinggi dan dapat dipercaya sebagai alat
ukur.
3. Daya Beda
Daya beda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan
sebuah soal tersebut untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan
rendah).
BA
BA
SISI
JSJS
DP /
=
Keterangan : DP = Indeks daya beda
JS A = Jumlah sekor kelompok atas
JSB = Jumlah sekor kelompok bawah
SIA /SIB = Jumlah sekor ideal salah satu kelompok
(kelompok atas atau kelompok bawah)
30
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
31/56
Klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan
adalah :
DP 0.00 Sangat jelek
0.0 < DP 0.20 Jelek
0.20 < DP 0.40 Cukup
0.40 < DP 0.70 Baik
0.70 < DP 1.00 Sangat baik
Dari perhitungan (lampiran A) dapat dikemukakan rekapitulasi hasil
analisis daya pembeda tes penguasaan materi besaran dan satuan, seperti pada
tabel 2.5 berikut :
Tabel 2.5
Hasil analisis Daya Pembeda
No Jumlah skor
Kelompok
Atas
Jumlah Skor
Kelompok
Bawah
Jumlah
Skor Ideal
Daya
Pembeda
Keterangan
1 37 18 40 0,48 Baik
2 19 14 20 0,25 Cukup
3 51 37 60 0,23 Cukup
4 78 37 120 0,34 Cukup
5 98 21 120 0,64 Baik
6 94 29 120 0,54 Baik
7 95 40 120 0,46 Baik 8 44 23 40 0,53 Baik
4. Tingkat Kesukaran
Hasil evaluasi dari seperangkat tes yang baik akan menghasilkan skor
atau nilai membentuk distribusi normal. Jika soal terlalu sulit, maka frekuensi
distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang rendah. Jika soal seperti
31
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
32/56
ini sering diberikan pada siswa, akan mengakibatkan siswa menjadi putus asa.
Sebaliknya jika soal terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling
banyak terletak pada skor yang tinggi sehingga kurang merangsang siswa
untuk meningkatkan motivasi belajar.
Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti perlu mengetahui derajat
kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks
kesukaran.
BA
BA
SISI
JSJSIK
++
=
Klasifikasi interprestasi untuk indeks kesukaran yang banyak digunakan
adalah :
IK = 0.00 Soal terlalu sukar
0.00 < IK 0.30 Soal sukar
0.30 < IK 0.70 Soal sedang
0.70 < IK 1.00 Soal mudah
Dari perhitungan (lampiran A) dapat dikemukakan rekapitulasi hasil
analisis tingkat kesukaran tes penguasaan materi besaran dan satuan, seperti
pada tebel 2.6 berikut ini :
Tabel 2.6
Hasil analisis tingakt Kesukaran
No Jumlah skor
Kelompok
Atas
Jumlah Skor
Kelompok
Bawah
Jumlah
Skor Ideal
A/B
Indeks
Kesukaran
Keterangan
1 37 18 40 0,69 Sedang
2 19 14 20 0,83 Mudah
3 51 37 60 0,73 Mudah
4 78 37 120 0,48 Sedang
32
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
33/56
No Jumlah skor
Kelompok
Atas
Jumlah Skor
Kelompok
Bawah
Jumlah
Skor Ideal
A/B
Indeks
Kesukaran
Keterangan
5 98 21 120 0,50 Sedang
6 94 29 120 0,51 Sedang
7 95 40 120 0,56 Sedang
8 44 23 40 0,50 Sedang
Tabel 2.7
Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Hasil Belajar
No Validitas Daya Pembeda Indeks
Kesukaran
Ket
1 0,7
0
Valid 0,48 Baik 0,69 Sedang Dipakai
2 0,2
9
Tidak valid 0,25 Cukup 0,83 Mudah Tidak
dipakai
3 0,4
6
Valid 0,23 Cukup 0,73 Mudah Tidak
dipakai
4 0,4
9
Validitas Sedang 0,34 Cukup 0,48 Sedang Tidak
Dipakai
5 0,7
8
Validitas Tinggi 0,64 Baik 0,50 Sedang Dipakai
6 0,7
2
Validitas Tinggi 0,54 Baik 0,51 Sedang Dipakai
7 0,7
2
Valid 0,46 Baik 0,56 Sedang Dipakai
8 0,6
5
Valid 0,53 Baik 0,50 Sedang Dipakai
F. Prosedur Penelitian
Tahap atau prosedur yang akan dilaksankan tersebut meliputi :
a. Tahapan persiapan, pada tahap ini meliputi pembuatan proposal,
melaksanakan seminar proposal, dan pembuatan instrument tes.
b. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini meliputi observasi dan pemberian tes.
c. Tahap analisis data, meliputi pengumpulan data atau pensekoran, analisis, dan
menarik kesimpulan.
33
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
34/56
G. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Megang Sakti kelas VII.3 dan
VII.4 yang berjumlah 64 siswa pada semester ganjil tahun pelajaran
2010/2011. pelaksanaan dimulai pada 19 Juli sampai 07 Agustus yang
dilakukan secara langsung oleh peneliti. Materinya besaran dan satuan. Jumlah
pertemuan adalah 6 kali pertemuan.
34
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
35/56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran fisika dengan pembelajaran PAKEM ini diajarakan pada
siswa kelas VII SMP Negeri Megang Sakti dengan uraian materi pokok yaitu
besaran dan satuan. Jumlah semua siswa kelas X pada sekolah ini adalah 193
orang, yang terdiri dari 6 kelas.
Dari seluruh Kelas VII diambil 2 kelas secara undian untuk dijadikan
sebagai sampel penelitian. Dari hasil undian dan wawancara langsung dengan
guru mata pelajaran fisika kelas VII menyatakan bahwa kelas VII memiliki
kemampuan relatif sama (homogen). Setelah dilakukan pengundian, kelas VII.3
dan VII.4 terpilih sebagai sampel.
Dalam penelitian ini, peneliti memeberikan perlakuan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan PAKEM pada kelas eksperimen, dan
memberikan pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan PAKEM pada kelas
kontrol.
Sebelum pertemuan pertama dilaksana di kelas eksperimen, peneliti
mengadakan sosialisasi tentang pembelajaran fisika dengan menggunakan
pendekatan PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreaktif, Efektif, dan
Menyenangkan). Sosialisasi ini perlu dilakukan karena PAKEM ini belum
pernah diterapkan sebelumnya. Peneliti juga menginformasikan materi yang
akan diajarkan dengan pendekatan PAKEM yaitu materi besaran dan satuan.
35
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
36/56
Jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan adalah enam kali
pertemuan yaitu mulai tanggal 20 Juli sampai tanggal 07 Agustus 2010. dengan
rincian satu kali uji coba instrumen di kelas VII.3 dan VII.4, satu kali pretes
pada awal penelitian, tiga kali proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan PAKEM di kelas eksperimen dan tanpa menggunakan pendekatan
PAKEM di kelas kontrol dan dilanjutkan satu kali postes pada akhir
pembelajaran. Dalam pertemuan tatap muka pada kelas eksperimen siswa
diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan siswa diminta untuk mengerjakan
lembar kerja yang diberikan guru secara kelompok. Saat mengerjakan lembar
keraja siswa setiap anggota kelompok menguasai materi yang diberikan oleh
guru dan angota harus dapat bekerja sama dengan baik. Setelah proses
pembelajaran selesai guru memberikan kuis pada akdir pembelajaran, pada saat
kuis berlangsung siswa tidak boleh saling membantu. Alokasi waktu untuk
setiap kali pertemuan untuk proses pembelajaran adalah 2 x 45 menit (2 jam
pembelajaran). Sedangkan alokasi waktu untuk pretes dan postes adalah 1 x 45
menit (1 jam pembelajan).
1. Data Angket
Angket diberikan pada akhir pembelajaran PAKEM ( Pembelajaran
aktif, Kreaktif, Efektif, dan Menyenangkan) lembar angket terdiri dari 10
pertanyaan dan diberikan hanya pada kelas eksperimen. Lembar angket ini
dimaksudkan untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti pembelajaran
fisika dengan pendekatan PAKEM.
36
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
37/56
Rekapitulasi data respon siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan
pendekatan PAKEM dapat dilihat 3.1.
Tabel 3.1
Rekapitulasi Data Respon Siswa Dalam Pembelajaran Fisika dengan
Pendekatan PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreaktif, Efektif, dan
Menyenangkan)
Responden Item Pernyataan Jumlah
Skor
Respon
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T 1 1 4 3 4 4 3 3 3 3 4 33 Baik
T 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 26 Baik
T 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 32 Baik
T 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 32 Baik
T 5 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 25 Kurang
T 6 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 36 Sangat Baik
T 7 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 33 Baik
T 8 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 34 Sangat Baik
T 9 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33 Baik
T 10 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 36 Sangat Baik
T 11 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 35 Sangat Baik
T 12 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 32 Baik
T 13 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 34 Sangat Baik T 14 3 2 2 3 3 2 2 4 2 2 25 Kurang
T 15 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 33 Baik
T 16 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 Baik
T 17 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 34 Sangat Baik
T 18 1 4 4 3 3 4 4 2 4 3 32 Baik
T 19 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 36 Sangat Baik
T 20 1 4 4 4 4 3 4 1 3 4 32 Baik
T 21 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 33 Baik
T 22 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 35 Sangat Baik
T 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Sangat Baik T 24 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 35 Sangat Baik
T 25 4 2 2 4 4 3 4 3 2 4 32 Baik
T 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
T 27 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 35 Sangat Baik
T 28 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 35 Sangat Baik
T 29 4 2 2 4 4 3 1 4 3 2 29 Baik
T 30 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 31 Baik
T 31 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 33 Baik
T 32 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 32 Baik
37
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
38/56
Berdasarkan hasil analisis angket yang diberikan kepada 32 siswa, dapat
dilihat bahwa sebagian besar respon siswa terhadap pembalajar fisika dengan
pendekatan PAKEM dalam kategori baik dan sangat baik.
2. Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal siswa sebelum diberikan pembelajaran dengan materi
besaran dan satuan merupakan data penelitian yang diperoleh dari hasil tes
awal(pretes). Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretes ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan apakah kedua kelas tersebut memiliki kemampuan
awal yamg sama atau tidak sebelum dilakukan penerapan pembelajaran. Dari
hasil perhitungan tes awal (lampiran C) dapat dikemukakan rekapitulasi rata-
rata (x ) dan simpangan baku (s ) dari tes awal pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Skor Rata-rata (x ) dan Simpangan Baku (s ) Tes Awal
Kelas Skor Rata-Rata Simpangan Baku
Eksperimen
Kontrol
57,34
50,0
14,04
13,65
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata (x )
kelas eksperimen sebesar 57,34 dan simpangan baku (s ) sebesar 14,49
sedangkan kelas kontrol skor rata-rata ( x ) sebesar 50,0dan simpangan baku (
s ) sebesar 13,65. dari data di atas menujukkan bahwa kemampuan awal
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama, karena kedua kelas
sama-sama belum diberi perlakuan pembelajaran, sehingga pada tahap
38
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
39/56
selanjutnya dapat diberi perlakuan pembelajaran pada masing-masing kelas,
dimana pada kelas eksperimen dengan penerapan pendekatan PAKEM dan
pada kelas kontrol tanpa penerapan pendekatan PAKEM.
3. Kemampuan Akhir Siswa
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi besaran dan satuan
merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Kemampuan siswa diperoleh melalui tes akhir. Pelaksanaan tes akhir
dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran yang diterapkan. Tes akhir digunakan untuk mengetahui
pengaruh penerapan pendekatan PAKEM terhadap hasil belajar siswa kelas
VII SMP Negeri Megang Sakti.
Dari hasil perhitungan data tes akhir (lampiran C) dapat dikemukakan
rekapitulasi skor rata-rata (x ) dan simpangan baku (s ) dari hasil data tes
akhir pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Skor Rata-rata (x ) dan Simpangan Baku (s ) Tes Akhir
Kelas Skor Rata-Rata Simpangan Baku
Eksperimen
Kontrol
73.59
60,59
11.04
12.26
Berdasarkan tabel 3.3, dapat dilihat bahwa skor rata-rata kelas
eksperimen lebih besar dari pada skor rata-rata kelas kontrol. Skor rata-rata ( x
) tes awal kelas eksperimen adalah 57,34 sedangkan skor rata-rata ( x ) tes
39
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
40/56
akhir adalah 73,90, berarti terjadi peningkatan rata-rata skor sebesar 16,56.
skor rata-rata (x ) tes awal kelas kontrol adalah 50,0 sedangkan skor rata-rata (
x ) tes akhir adalah 60,59, berarti terjadi peningkatan rata-rata skor sebesar
10,59. hal ini menujukan bahwa peningkatan skor rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada peningkatan skor rata-rata belajar kelas
kontrol.
4. Uji Homogenitas Tes Awal (pretes)
Data ini berfungsi untuk mencari kehomogenan dari kedua kelas untuk
diberi perlakuan selanjutnya. Hasil rekapitulasi data homogenitas tes awal
(pretes) dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (pretes)
Kelas dk F hitung F tabel Keterangan
Tes Akhir 31;31 1,05 2,73 Homogen
Pada tabel di atas menujukkan bahwa varians kedua kelompok yang
dibandingkan pada tes awal adalah homogen karena tabelhitung FF < . Dengan
demikian kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diberikan perlakuan
selanjutnya.
B. Pengujian Hipotesis
1. Uji Normalitas
40
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
41/56
Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik (lampiran C) mengenai uji
normalitas data dengan taraf kepercayaan ,05,0= jika tabelhitung xx 22 < , maka
data berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas tes akhir untuk kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Hasi Uji Normalitas Tes Akhir
Kelas x hitung dk x tabel Keterangan
Eksperimen
Kontrol
4,5319
6,2863
5
6
11,07
12,59
Normal
Normal
Berdasarkan Tabel 3.5 di atas menujukkan nilai hitumgx2
data tes akhir
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari tabelx2 . Berdasarkan
ketentuan uji normalitas bahwa masing-masing kelas untuk data tes akhir pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal pada tarafkepercayaan 05,0= dan derajat kebebasan (dk) = 5.
2. Uji Homogenitas
Dari hasil perhitungan statistik (lampiran C) tentang uji homogenitas,
jika tabelhitung FF < maka varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah homogen. Hasil uji homogenitas varians tes akhir pada taraf
kepercayaan 05,0= dapat dilihat pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Data Uji Homogenitas Skor Tes akhir
dk F 2 hitung F2
tabelKeterangan
Tes Akhir 31;31 1,23 2,73 Homogen
41
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
42/56
Pada tabel di atas menujukkan bahwa varians kedua kelas yang
dibandingkan pada tes akhir adalah homogen tabelhitung FF < .
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas, maka kedua kelompok
data tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan
dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk tes akhir
menggunakan rumus uji-t. Hasil uji-t (lampiran C) untuk data tes akhir dapat
dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Uji Kesaman Dua Rata-rata Tes Akhir
hitungt dk tabelt Kesimpulan
Tes Akhir 4,49 62 2,00hitungt < tabelt Tolak Ho
Hipotesis statistik yang diuji adalah :
Ha : Adanya pengaruh pembelajaran dengan penerapan pendekatan PAKEM
dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika
65
Ho : Tidak adanya pengaruh pembelajaran dengan penerapan pendekatan
PAKEM dengan menggunakan metode eksperimen terhadap hasil
belajar fisika 65.
Selanjutnya t hitung dibandingkan dengan t tabel pada daftar distribusi t
dengan derajat kebebasan dk ( )221 + nn = 62, = 0,05 diperoleh t tabel =
42
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
43/56
2,00. dengan demikian t hitung (4,49) > t tabel ( 2,00), hal ini berarti Ho ditolak
dan Ha diterima.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat
diterima kebenarannya, karena uji-t didapat t hitung (4,49) > t tabel ( 2,00) dengan
taraf nyata = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh
pembelajaran dengan penerapan pendekatan PAKEM dalam meningkatkan
hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri Megang Sakti adalah baik.
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel yang berjumlah 64
siswa yang terdiri dari kelas VII.3 berjumlah 32 siswa dan VII.4 yang
berjumlah 32 siswa. Untuk kedua kelas yang berdistribusi normal dan berasal
dari populasi yang homogen. Sedangkan nilai rata-rata dan simpangan bauku
kelas VII.3 adalah1x = 73.59,
2
iS = 11.04 dan kelas VII.4 adalah 1x = 60,59,
2
iS = 12.26.
Dari perhitungan didapat harga t hitung adalah 4,49 dan harga t tabel 2,00,
harga t hitung > t tabel. Hal ini menujukan bahwa pendekatan PAKEM lebih baik.
Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PAKEM pada materi
besaran dan satuan siswa menjadi aktif, kreaktif, efektif dan menyenagkan.
Hal ini dikarenakan pendekatan PAKEM menuntut siswa untuk lebih
kreatif dalam mencari ide-ide dan lebih aktif dalam mengerjakan tugas,
contohnya permasalahan yang diberikan melalui lembar kerja siswa, dimana
43
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
44/56
di dalamnya berisikan permasalahan dan petunjuk melakukan uji coba, dimana
permasalahan tersebut adalah : Bagaimana siswa dapat melakukan pengukuran
panjang dan pengukuran luas dan volume. Dalam mengerjakan tugas tersebut
siswa diberikan kebebasan untuk menentukan bahan yang ada di depan kelas
dan mereka harus dapat memilih bahan sesuai dengan alat yang akan
digunakan, dan siswa harus menyelasaikan tepat waktu. Setiap kelompok yang
mendapatkan nilai terbaik akan diberikan hadiah. Dari kegiatan-kegiatan
inilah maka akan terjadi pembelajaran yang bermakana bagi siswa. Dimana
siswa harus aktif, kreaktif dan efektif dalam mengerjakan tugas.
Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh
guru adalah merubah cara berfikir siswa bawahsanya pelajaran tidak hanya
membutuhkan penguasaan terhadap materi namun membutuhkan daya
kreatifitas yang tinggi untuk mempermudah cara belajar siswa dan merubah
pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Karena
pelaksanaan PAKEM juga memperhatikan bakat, minat belajar siswa, dan
bukan semata potensi akademiknya.
Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam
PAKEM jika peran guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu
memberikan motivasi,, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif,
membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan
minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana.
Dimaksudkan proses pembelajaran tersebut : pembelajaran aktif
menuntut siswa dan guru secara aktif melakukan tugas dan fungsinya masing-
44
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
45/56
masing. Guru secara aktif merancang dan mengkondisikan siswanya untuk
belajar, bahkan berupaya memfasilitasi kebutuhan siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajarnya. Sementara siswa aktif melakukan tugasnya sebagai
pelajar untuk belajar. Bentuk aktifitas yang dilakukan siswa bukan hanya
aktifitas fisik tetapi dan terutama aktifitas mental, karena inti dari kegiatan
belajar adalah adanya aktifitas mental. Tanpa keterlibatan mental dalam suatu
aktifitas yang dilakukan siswa maka tidak akan pernah terjadi proses belajar
didalam dirinya. Pembelajaran aktif ini merupakan respon terhadap
pembelajaran yang selama ini bersifat pasif, dimana para siswa hanya
menerima informasi dari gurunya melalui metode ceramah.
Pembelajaran yang kreaktif dimasudkan pembelajaran yang beragam,
sehingga mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa. Disis lain
pembelajaran kreatif juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang mampu
menumbuhkan daya pikir siswa untuk menghasilkan sesuatu. Dalam
pembelajaran kreatif, peran guru bukan sebagai penyampaian infoemasi
kepada siswa tetapi lebih pada itu. Pembelajaran kreatif juga diartikan sebagai
pembelajaran yang mendorong para siswanya menjadi kratif, yaitu lancar, dan
luwes.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa para
siswa menguasai kemampuan yang diharapkan diakhir proses pembelajaran.
Keefektipan pembelajaran dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi guru yang
melaksanakan pembelajaran, dan dari sisi siswa yang belajar. Dilihat dari sisi
guru, pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran mampu mendorong
45
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
46/56
aktifitas siswa secara optimal utuk melakukan kegiatan belajar dan seluruh
atau sebagian besar aktifitas yang direncanakan dapat terlaksana. Sementara
bila dilihat dari siswa, pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran
tersebut dapat mendorong siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar
secara aktif, dan diakhir pembelajaran para siswa mampu menguasai seluruh
atau sebagian besar tujuan pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran yang
menyenagkan adalah pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa secara
sukarela tanpa ada paksaan dari luar. Siswa melakukan aktifitasnya dengan
hati yang senang dan tidak tertekan.
46
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
47/56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan
pendekatan PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreaktif, efektif, Dan
Menyenangkan) dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP
Negeri Megang Sakti dengan uraian materi pokok besaran dan satuan dapat
disimpulkan bahwa : Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan
PAKEM pada kelas VII SMP Negeri Megang Sakti lebih baik dari pada
pembelajaran hanya dengan menggunakan metode konvesional.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis
mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya guru dalam menetapkan metode pembelajaran dapat menggunakan
pendekatan PAKEM sebagi salah satu alternatif yang dapat membantu
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Diharapkan kepada guru agar lebih memperhatikan dan lebih aktif dalam
memberikan pembelajaran dan metode yang berfariasi sehingga siswa dapat
termotivasi untuk lebih aktif dan kreaktif dan memiliki respon baik terhadap
pembelajaran fisika.
47
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
48/56
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dan Iif Khoiru ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan
Pembelajaran. Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Hartati. 2008.Analisis Kesulitan Sisiwa Kelas XI SMA Bakti Keluarga dalam
Menyelesaikan Soal-soal Logaritma. STKIP PGRI Lubuklinggau.
Kanginan, Marthen. 2007.IPA FISIKA untuk SMP KELAS VII. Jakarta :
Erlangga
Margono, S. 2009.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Masita, Yaya. 2009. Metode Demontrasi. Nandabila's Blog.
Poniyem. 2009,Penerapan Pembelajaran Devision (STAD) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri Megang Sakti.STKIP PGRI Lubuklinggau.
Sampurno, Agus. 2008. Dalam Penerapan Metode Belajar Aktif yang Benar,
Siswa dan Guru sama-sama Aktifnya.
Sudjana. 202.Media Statistik. Bandung: Tarsito
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Suryana, D. 2002.Belajar Aktif Fisika untuk SLTP Kelas I. Jakarta :Departermen Pendidikan Nasional.
48
http://nandabila.wordpress.com/http://nandabila.wordpress.com/ -
7/30/2019 Pebtaria Sp
49/56
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Penerapan Pendekatan PAKEM Dengan
Menggunakan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Pada Materi Besaran dan Satuan Kelas VII SMP Negeri Megang Sakti.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh penerapan
pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dengan
menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi
besaran dan satuan kelas VII SMP Negeri Megang Sakti ? Metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperiman. Variabel dalam penelitian ini
ada 2 yaitu X1 = hasil belajar yang diberikan pendekatan PAKEM dan X 2 =
hasil belajar siswa yang diberikan tanpa pendekatan PAKEM. Populasinya
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Megang Sakti Tahun Pelajaran
2010-2011 berjumlah 193 siswa yang terdiri dari 6 kelas sedangkan untuk
sampel diambil secara mengundi sehingga terpilih 2 kelas, yaitu kelas VII.3
dan VII.4. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket dan tes dan
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t. Dari hasil
penelitian didapat t hitung = 4,49 dan t tabel = 2,00 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan PAKEM lebih baik dari hasil pembelajaran siswa
tanpa pendekan PAKEM di SMP Negeri Megang Sakti tahun pelajaran2010/2011.
Kata Kunci : Pendekatan PAKEM, Hasil Belajar Fisika
49
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
50/56
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
PERSETUJUAN............................................................................................. iii
PENGESAHAN............................................................................................... iv
MOTTO........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN........................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 4
C. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4E. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
F. Anggapan Dasar............................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 6
A. Deskripsi Teoritik......................................................................... 6
1. Pendekatan Pembelajaran..................................................... 6
2. Pendekatan PAKEM.............................................................. 8
3. Pengelolaan Kelas PAKEM................................................... 9
4. Pelaksanaan PAKEM............................................................. 10
5. Kelebihan PAKEM................................................................. 12
50
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
51/56
6. Pengaruh Pendekatan PAKEM Terhadap Hasil Belajar.. . 13
7. Pendekatan PAKEM dengan Metode Eksperimen............. 13
8. Hasil Belajar............................................................................ 159. Besaran dan Satuan................................................................ 16
A. Besaran............................................................................... 16
B. Basaran pokok dan Besaran Turunan............................ 17
C. Satuan................................................................................ 17
D. Pengukuran....................................................................... 18
B......................................................................................................Hipo
tesis................................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 21
A. Desain Penelitian........................................................................... 211. Vriabel Penelitian.................................................................... 21
2. Metode Penelitian.................................................................... 22
B. Populasi dan Sampel..................................................................... 22
1. Populasi.................................................................................... 22
2. Sampel...................................................................................... 23
C.Teknik Pengumpulan Data............................................................ 23
1. Angket...................................................................................... 23
2. Tes............................................................................................. 23
D. Teknik Analisis Data.................................................................... 24
1. Analisis Data Angket Hasil Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Aktif, Kreaktif, Efektif, Dan Menyenangkan(PAKEM)................................................................................. 24
2. Analisis Data Tes Hasil Belajar Siswa.................................. 25
E. Uji Coba Instrumen...................................................................... 27
1. Validitas Instrumen................................................................ 27
2. Reabilitas Instrumen.............................................................. 29
3. Daya Pembeda......................................................................... 30
4. Tingkat Kesukaran................................................................. 31
F. Prosedur Penelitian....................................................................... 33
G. Pelaksanaan Penelitian................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 35
A. Hasil Penelitian.............................................................................. 35
1. Angket...................................................................................... 35
2. Hasil Kemampuan Awal......................................................... 38
3. Hasi Kemapuan Akhir............................................................ 39
4. Uji Homogenitas Tes Awal (pretes)....................................... 40
B. Pengujian Hipotesis...................................................................... 40
1. Uji Normalitas......................................................................... 40
2. Uji Homogenitas...................................................................... 41
3. Uji Hipotesis............................................................................ 42
51
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
52/56
C. Pembahasan................................................................................... 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 47
A. Simpulan........................................................................................ 47
B. Saran.............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat Persetujuan Judul Skripsi
2. Surat Permohonan Penelitian dari STKIP-PGRI Lubuklinggau3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Musirawas
4. Surat Keterangan Selesai Penelitian
5. Perhitungan Korelasi Variabel
Lampiran A, Instrumen Penelitian
Lampiran B, Data Hasil Penelitian
Lampiran C, Analisis Statistik dan Pengujian Hipotesis
52
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
53/56
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Contoh Kegiatan Pembelajaran PAKEM.................................... 11
Tabel 1.2 Besaran Pokok dan Satuannya dalam SI..................................... 16
Tabel 2.1 Populasi Penelitian......................................................................... 22
Tabel 2.2 Skor Jawaban Setiap Item Pertanyaan Angket.......................... 24
Tabel 2.3 Interval Katagori Penilaian Angket............................................. 25
Tabel 2.4 Hasil Analisis Validitas.................................................................. 28
Tabel 2.5 Hasil Analisis Daya Pembeda........................................................ 31
Tabel 2.6 Hasil Analisi Tingkat Kesukaran................................................. 32
Tabel 2.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Hasil Belajar........................... 32
Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Respon Siswa Dalam Pembelajarn
Fisika dengan Pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreaktif, Efektif dan Menyenangkan)......................................... 37
Tabel 3.2 Skor Rata-rata (x ) dan Simpangan baku (s ) Tes Awal............ 38
Tabel 3.3 Skor Rata-rata (x ) dan Simpangan baku (s ) Tes Akhir.......... 39
Tabel 3.4 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal.................................................. 40
Tabel 3.5 Hasil Uji Normalitas...................................................................... 41
Tabel 3.6 Data Uji Homogenitas Skor Tes Akhir........................................ 41
Tabel 3.7 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Akhir..................................... 42
53
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
54/56
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nyalah maka skripsi ini dapat penulis selesaikan sebagaimana yang diharapkan.
Skripsi yang berjudul Penerapan Pendekatan PAKEM dengan Menggunakan
Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Besaran dan
Satuam Kelas VII SMP Negeri Megang Sakti. Ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan
fisika di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik
Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuklinggau.
Bersama ini juga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam upaya mempersiapkan,
mengembangkan dan menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini
penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak H.M. Lukman Nawi, M.Pd. selaku ketua STKIP-PGRI Lubuklinggau.
2. Ibu Nely Andriani, M.Si. Selaku Pembimbing Utama dengan ketelitian serta
kesabaran dalam membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
3. Ibu Ida Kurnia, S.Pd. Selaku Pembimbing Pembantu yang juga telah bersedia
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
54
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
55/56
4. Bapak H.M. Rudi Hartoyo, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
STKIP-PGRI Lubuklinggau.
5. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. Selaku ketua Program Studi Pendidikan
Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau.
6. Ibu Mutia Farida, M.Pd. Selaku kelapa Sekolah di SMP Negeri Megang Sakti
yang telah memberi izin, bantuan dan kesempatan pada penulis untuk
mengadakan penelitian.
7. Ibu Rina Ertenti, S.Pd. selaku guru mata pelajaran fisika kelas VII SMP
Negeri Megang Sakti yang telah memberikan bantuan dan pengarahan selama
penulis mengadakan penelitian
8. Seluruh Staf Dosen dan Karayawan Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-
PGRI Lubuklinggau yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
membantu kelancaran studi penulisan selama masa pendidikan.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI
Lubuklinggau.
Semoga semua bantuan dan dorongan yang diberikan mendapat rahmat
dan ridho dari Allah SWT. Akhirnya penulis mempersembahkan skripsi ini
kepada para pembaca, semoga dapat dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Lubuklinggau, September 2010
Penulis
55
-
7/30/2019 Pebtaria Sp
56/56
56