One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

download One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

of 35

Transcript of One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    1/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/

    AI LUV JU THE STORIES Of LIFE

    ONE FIRST KISSal gibran nayaka  Gay Fiction cerpen gay, gaythemed, kiss, n.a.g,

    Nayaka 141 Komentar 

    an AL GIBRAN NAYAKA story

    ##################################################

    UAP2 NAYAKA 

    alam…

    atu kata untuk cerpen ini : melelahkan. Yap, aku lelah bingits ketika menyelesaikan

     NE   FIRST   KISS  ini, puanjang niaaaaaaaaaaaaaan. Bahkan Burung  Kertas kalah

    anjang dengan gaythemed -ku yang akan kalian baca sebentar lagi. Sejauh ini, ONE 

     IRST   KISS  menjadi oneshoot  terpanjang Nayaka Al Gibran. Aku tak tahu apakah

    emuaskan, itu tergantung selera k alian yang baca.

    emanya mungkin mainstream ya bagi beberapa orang (aku yang nulis pun merasa

    denya biasa banget), timbul pertanyaan : ke napa aku buang-buang energi untuk 

    enggarap ide mainstream sepanjang ini? Tidakkah lebih baik melakukannya di ide

    ain yang lebih cetar? Jawabannya : entahlah, tiba-tiba saja tulisan ini menjadi

    anjang dan gak ketemu-ketemu titik akhir hingga rasanya aku ingin mengakhiri

    idup laptopku (eh?).

    empat beberapa kali ganti judul saking pusingnya mencari title yang tepat. Di awal

    ulis, aku kasih judul First   Kiss, lalu ganti jadi The  Kissing Trainer, trus ganti lagi

    adi The  Kissing  Lesson sebelum pada akhirnya aku milih judul seperti di atas. Tuh,

    udulnya aja mainstream gituh, ceritanya apalagi! EGP #DiHajar

    ast , selamat menscroll  layar ponsel/tablet/laptop atau apapun namanya benda di

    angan kalian. Semoga k alian menikmati membaca ONE   FIRST   KISS  seperti aku

    Dunia Kata NayakaDi sini kata-kata berbicara

    Beranda Tentang Dunia Kata Nayaka

    November 13, 2013

    https://algibrannayaka.wordpress.com/about/https://algibrannayaka.wordpress.com/https://algibrannayaka.wordpress.com/http://-/?-https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/nayaka/https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/n-a-g/https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/kiss/https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/gaythemed/https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/cerpen-gay/https://algibrannayaka.wordpress.com/category/gay-fiction/https://algibrannayaka.wordpress.com/https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/21/the-stories-of-life/https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/ai-luv-ju/

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    2/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 2

    enikmati ketika menulisnya.

    assalam.

    .a.g

    #################################################

    ‘Ciuman pertama amat sangat menentukan kelanjutan sebuah hubungan’ 

    angan bilang kalian tak pernah mendengar atau membaca kalimat senada itu—

    ecuali kalian katarak kronis hingga nyaris buta sekaligus menderita otitis parah

    ampai hampir tuli. Well , orang buta dan tuli pun butuh kasih sayang, butuh sebuahubungan untuk mengekspresikan perasaan mereka. Jangan menutup mata, banyak 

    rang buta yang menikah. Dan jangan memekakkan telinga, ada juga kabar tentang

    rang tuli yang punya pasangan. Pertanyaannya, apa orang buta dan o rang tuli tidak 

    erciuman di awal hubungan dengan pasangan mereka? Tentu saja mer eka

    erciuman, aku sangat yakin itu. Ciuman adalah prilaku alamiah manusia dalam

    engekspresikan hasrat mereka terhadap pasangan selain bercinta tentunya. Dan

    ercayalah, hampir serat us persen pasangan di seluruh dunia mengawali hubungan

    ereka dengan ciuman. Maksudku, amat sangat mustahil mengawali sebuah

    ubungan dengan langsung bercinta. Bahkan meskipun iya, pasti sebelum ber cinta

    ereka akan berciuman terlebih dahulu. Pernah menonton film di mana ada satu

    degan pasangan—yang kau kira dari gelagatnya bahwa mereka ak an saling lepas

    aju dan lalu bercinta—ternyata tidak jadi bercinta setelah mereka berciuman

    ingkat? Aku pernah. Biasanya salah satu dari mereka akan berkata, “ I have to go!”

    alu cepat-cepat menuju pintu meninggalkan pasangannya dengan tampang cengo,

    tau “Aku lupa harus berada di suatu tempat saat ini, see you!” lalu tergopoh-gopoh

    ergerak ke pintu tanpa memedulikan pasangannya yang tampak bagai orang bego.asti pernah, kan? Jika tidak pernah, well … kalian harus lebih banyak nonton film

    ukan nonton iklan.

    aiklah, kembali ke ‘ciuman pertama amat sangat menentukan kelanjutan sebuah

    ubungan’ di atas. Mau tidak mau, ak u harus mengakui kalau ungkapan itu be nar.

    ku sudah gagal sedikitnya tiga kali sejauh ini—empat jika insiden kulit cabe ikut

    ihitung.

    anil—ketua kelasku saat kelas 1 SMA, cakep dan tinggi—langsung bilang ‘Maaf,

    ran… aku tak mau punya pacar yang bibirnya sekaku bingkai pintu ketika

    icium.’  Aku berdiri berjam-jam di dekat pintu kamar asramaku setelah Danil pergi,

    engamati bingkai pintu tentunya dan berusaha mencari kebenaran ucapan Danil

    engenai kesamaan bibirku dengan benda itu. Ketika sadar bahwa aku tak mungkin

    emiliki Danil, ak u mencaci-maki cowok cakep brengsek itu dalam hati dengan

    emangat empat lima. Dasar Kuda Nil kamu, Danil! Hubunganku gagal sete lah

    iuman pertama.

    ttar—teman ekskul musikku saat kelas 2 SMA, tampan tapi suaranya cempreng—

    empat bilang ‘Apa aku baru saja menempelkan bibirku di mesin kukur kelapa?’ .

    amn, Attar berkata demikian bukan tanpa dasar, aku menggigit lidahnya yang

    enerobos masuk mulutku. Aku sangat ingat bagaimana Attar buru-buru menuju

    intu lab musik tanpa menoleh lagi. Ketika esoknya kudengar kabar kalau Attar

    eluar dari ekskul musik, aku sadar kalau tak punya kesempatan lagi. Kalimat Attar

    entang mesin kukur ke lapa bagaimanapun telah mencabik-cabik harga diriku. Attar

    ialan, apa tak ada yang bilang padamu kalau suaramu tak ubahnya seperti gitar

    usak?  Trauma setiap kali masuk lab musik dan melihat gitar yang serta-merta akan

    engingatkanku pada jahatnya ucapan Attar, seminggu kemudian aku juga k eluar

    ari eksk ul ingar-bingar itu. Lagi, hubunganku gagal setelah ciuman pertama.

    azli—kapten tim voli sekolahku saat kelas 3 SMA, atletis dan punya senyum maut—

    eketika menarik wajahnya menjauh saat kami mojok di belakang gudang sekolah

    ehabis latihannya di satu sore. Kalimat Fazli terngiang-ngiang hingga beber apa hari

    etelahnya, ‘Rasa kulit bola voli seratus kali lebih nikmat dari kulit bibirmu, Bran.

    aaf. Ini tak akan berhasil!’  Keparat Fazli. Hari-hari setelah itu, aku tak bisa

    elewati lapangan voli dengan nyaman tanpa hasrat meluap-luap untuk masuk 

    apangan dan menghantam mulut Fazli dengan bola voli. Lagi lagi, hubunganku gagal

    etelah ciuman pertama.

    an ini yang paling memalukan. Aku nyaris saja punya pacar bule Jepang jika k ulit

    abe tidak merusak kencan pertamaku dengan Watanabe—cowok cakep oriental

    elasteran Sunda-Jepang yang terpaksa ikut ibunya yang Sunda paska perceraian

    rtunya—suatu malam di awal tahun kuliahku. Jadi malam itu Watanabe

    enemuiku di kamar k osku, dandanannya sangat elegan, kemeja putih licin

    engkilat bergaris hitam di pinggir dan celana jeans ketat warna gelap. Aku nyaris

    umer ketika membukakan pintu untuknya. Singkat cerita, kami sudah saling

    erdempetan di pinggir single bed milikku. Seharusnya aku beralasan ingin ke

    amar mandi sebelum Watanabe meletakk an tangannya di kedua bahuku sehingga

    Ikuti

    Ikuti “Dunia KataNayaka”

    Kirimkan setiap pos baru ke

    Kotak Masuk Anda.

    Bergabunglah dengan 247

    pengikut lainnya.

    Masukkan alamat email Anda

    Daftarkan saya

    Buat situs dengan WordPress.com

    https://id.wordpress.com/?ref=lofhttp://void%280%29/

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    3/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 3

    ku bisa setidaknya kumur-kumur dan memeriksa kondisi mulutku di cermin di

    amar mandi. Jauh sebelum itu, seharusnya aku juga cukup tahu diri untuk tidak 

    enambahkan sambal sebagai menu makan malamku di mana orang yang kutaksir

    udah memberitahu ketika sore bahwa nanti akan mampir setelah jam makan

    alam. Oh shit . Tepat ketika wajah Watanabe yang unyu luar biasa itu mendekat

    an aku refleks membuka mulutku, maka kadarnya sama seperti bila dipergoki

    edang buang air di halaman rumah Pembimbing Akademik di siang bolong,

    emikian malunya ketika Watanabe berkata ‘Emm… Bran… Sorry, there is a chili

    lake on your teeth…’  dalam Bahasa Inggris dengan aksen Jepangnya yang terdengar

    eksi. Sungguh, andai bumi terbelah aku akan dengan senang hati melompat ke

    alamnya. Detik itu juga aku langsung melesat ke kamar mandi di sudut kamarku.

    etika aku keluar semenit setelahnya, hanya bau parfum Watanebe saja yang masih

    ertinggal di sana. Sial. Bahkan hubunganku dengan Watanabe gagal sebelum ak u

    an dia melakukan ciuman pertama kami, Watanabe gagal jadi pacarku gara-gara

    ulit cabe di gigiku. Betapa malangnya. Hari-hari setelah itu, aku tidak bisa makan

    ambal tanpa teringatkan kalimat Watanabe, ‘Bran… Ada kulit cabe di gigimu…’ 

    adi… sekarang kalian tahu kan betapa mengambilperannya sesuatu yang disebut

    iuman pertama itu dalam kelanjutan sebuah hubungan? Bahkan untuk people like

    s, kaedah ciuman pertama itu tetap berlaku. Garis bawahi, ciuman pertama di sini

    ukanlah saat pertama k ali kamu melepas ke-virginitas-an bibirmu, sama sekali

    ukan. Namun adalah ciuman pertamamu dengan seseorang yang kamu taksir (ya

    uhan, Bran… bukankah dari tadi yang kita bahas memang itu? plis deh. Kami 

    idak sebodoh itu dalam menangkap maksudmu), yah kali aja ada yang membaca

    ambil melamun atau terk enang ciuman pertama sendiri dengan Abang Becak 

    angganan saat seko lah menengah dulu (who  knows, kan?).

    aka, beginilah aku sekarang. Mahasiswa tahun kedua yang amat sangat

    endambakan memiliki seorang pacar melebihi siapapun yang menginginkannya diuka bumi ini. Namun pengalaman lalu mengajariku—lebih tepatnya me-warning-

    u—agar tidak melakukan kebodohan yang sama dengan yang berkali-kali sudah

    ulakukan sebelum ini sehingga mengakibatkan peluangku untuk punya pacar

    erubah jadi nol besar. Kebodohan semisal membiarkan kulit cabe menodai gigiku,

    tau membiarkan bibirku disamakan dengan bola voli, mesin kukur kelapa apalagi

    ingkai pintu oleh Mimbar ketika menciumku suatu saat nanti. Ya, Fardeen Mimbar

    ., mahasiswa tahun ketiga yang hampir enam bulan ini menunjukkan gelagatnya

    alau dia suka aku. Jadi, aku harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya hingga

    imbar tak punya sedikit pun celah untuk tidak mengambilku sebagai pacarnya. Hal

    ertama yang harus kupersiapkan tentu saja teknik melumat yang akan

    upraktekkan di atas bibir Mimbar nantinya…

    ***

    ataku membundar menatap layar gadget  di tanganku yang berukur an hampir

    etengah layar laptop, aku sampai berhenti mengunyah potongan besar dagingurger di antara geraham-gerahamku. Inderaku sepenuhnya tersedot pada layar

    abletku, lebih tepatnya pada satu komen di sebuah page yang kuikuti di jejaring

    osial yang sedang kukunjungi di sela waktu ngemilku saat ini. Seperti kebiasaanku,

    ku suka menelusuri daftar komentarnya, membaca komen-komen aneh dan

    ebanyakan out  of  topic di sana. Seperti komen satu ini.

    ‘KISSING TRAINER, jadilah pencium professional yang membuat pasangan Anda

    ak ingin pindah ke lain bibir!’ 

    lek.

    ku menelan kunyahan daging dalam mulutku sebelum berhasil kuhaluskan dengan

    aik. Gelagapan aku menjangkau botol coke di ujung kakiku untuk kemudian

    embebaskan kerongkonganku dari monopoli daging alot gagal kunyah yang baru

    aja tertelan. Aku megap-megap. Untuk pertama kalinya, malam ini aku kapok beli

    urger isi daging, mungkin mulai besok aku akan beli yang isi dadar saja.

    epas dari marabahaya daging burger, perhatianku kembali ke tablet. Nama si

    engkomen ‘Si Pencari Cinta’, alay abis. Tak ada foto profil, aku yakin akun itu baru

    etika tidak menemukan apapun saat memeriksa kronologinya. Tanpa berlama-

    ama segera kuklik link di bawah kalimat itu. Aku dibawa ke sebuah postingan

    ingkat di sebuah blog, tak banyak penjelasan di sana. Selain sebuah gambar yang

    emperlihatkan sebagian kecil wajah dua or ang—entah berjenis kelamin apa—yang

    aling menempelkan bibir, postingan itu juga berisi tulisan singkat yang mengulas

    entang ciuman seperti kebanyakan ulasan yang sudah pernah kutemukan saat

    eberapa kali kesempatan browsing-ku, kiat-kiat berciuman yang selalu kuanggap

    eori kosong dan terakhir promo singkat dengan kalimat utama seperti yang kubaca

    i page jejaring sosial sebelumnya.

    ‘Belajar teknik mencium langsung dari ahlinya, dijamin berhasil. Khusus bagi Anda

    ang merasa minder dengan kemampuan berciuman Anda. Segera kunjungi,

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    4/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 4

     ISSING TRAINER…’ 

    an bla bla bla. Sungguh kalimat persuasif yang sangat khas sebuah iklan. Tapi

    arena merasa butuh, aku cukup tergelitik untuk mencari tahu lebih jauh.

    uperiksa riwayat postingan itu, dipostkan sekitar dua minggu lalu, tak ada

    omentar di kolom komen, sepertinya blog ini sepi pengunjung. Tapi… bukankah

    eharusnya iklan di page jejaring sosial itu sudah cukup untuk membuat kolom

    omentar penuh? Atau… hanya aku seo rang saja yang ‘merasa minder’ dengan

    emampuan menciumku seperti yang dikatak an dalam paragraf iklan ini? Jika iya,

    ungguh prestasi yang cukup memalukan. Yang aneh, aku tak menemukan nomer

    ontak si Kissing Trainer ini, tidak juga alamat tempat praktek atau alamat email,

    in BBM apalagi.

    klan macam apa ini, sungguh tolol yang bikin. Aku mendumel dalam hati. Bahkan

    ostingan ini tidak menjelaskan tata cara untuk terhubung dengan si Kissing

    rainer, tidak ada rincian tarif, tak ada penjelasan apapun selain kalimat-kalimat

    ang menjual keunggulan si Kissing Trainer bego itu. Postingannya diakhiri dengan

    alimat dalam huruf kapital yang menurutku bertele-tele: MAKA DARI ITU

    EGERA ANDA BELAJAR DARI SANG AHLI, KISSING TRAINER.

    hat  the hell … mungkin karena ketidakjelasan info inilah yang membuat orang-

    rang yang berkunjung malas melibatkan diri lebih jauh semisal cuap-cuap di ko lom

    omen blog ini. Buang-buang waktu saja! Mungkin demikian reaksi kebanyakan

    ereka. Aku berdecak sendiri dan meneruskan mengebuk-ubek isi blog, berusaha

    enemukan postingan pendukung iklan ciuman itu, namun nihil. Rasanya aku

    engen menempeleng si empunya blog gak jelas ini hingga rahangnya menjadi

    simetris. Betapa tidak, di saat aku merasa punya harapan untuk mewujudkan

    einginanku menaklukkan bibir Mimbar eh ternyata malah dipusingkan dengan

    etidakjelasan informasi ini. Keparat benar.

    ku hampir putus asa ketika menemukan panel profil si empunya blog. Thank

    od … aku mendapatkan sebuah alamat email, hanya sebuah alamat email, tak ada

    ang lain. Semenit ke mudian, suratku yang isinya menanyakan tentang postingan

    erjudul KISSING TRAINER di blognya sukses terkirim.

    ku menghabiskan lima menit waktu menunggu sebelum inboxk u menerima email

    aru. Yeayyy… aku bersalto ketika sudah mengantongi alamat si  Kissing Trainer

    urang intelek itu.

    Mimbar, jangan cium bibir siapapun dulu… tunggu sampai aku jadi pencium

    rofessional!”

    ***

    urasakan dada seseorang merapat di punggungku ke tika mengantri menu di gerai

    astfood  dekat kampus saat jam istirahat kuliah. Aku sontak menoleh. Senyum

    imbar menyambutku. Lalu aku ber balik badan sepenuhnya, menghadap lelaki

    enawan yang baru saja menempeliku.

     Apa kamu mengikutiku?”

    ku memutar bola mata, “Kamu yang berada di belakangku.”

    imbar kembali tersenyum, “Baiklah, berarti aku yang mengikutimu.”

    Oh halo Stalker  Man…,” ujarku sambil tersenyum. “Masih ada jam setelah ini?”

    imbar membalikkan badanku kembali menghadap ke konter menu, “Masih ada

    ua mata kuliah lagi, jadwalku penuh hari ini.” Selama berkata itu, jelas kurasakan

    embus udara yang keluar dari mulut Mimbar di tengkukku, demikian dekatnya diai belakangku.

    ku serasa meriang. Percaya atau tidak, area tengkuk dan belakang telinga adalah

    agian paling peka terhadap rangsang. Kalian boleh mencobanya pada pasangan,

    iup saja tengkuknya secara per lahan atau jilat bagian belakang k upingnya. Ah,

    apan aku bisa menjilat kuping Mimbar ya?

    si baki kami sama, beriringan aku dan lelaki ini menuju meja kosong di salah satu

    ojok. Sambil mengunyah dan di sela celoteh-celoteh ramah Mimbar, aku tak luput

    embayangkan seperti apa rasanya jika bibir Mimbar yang bersih itu bersentuhan

    engan bibirku. Sepertinya Mimbar kian terlihat menarik saja dari hari ke hari.

     Ada yang salah dengan wajahku?” Mimbar berhenti mengunyah dan memerhatikan

    antulan samar wajahnya pada dinding kaca di sisi meja kami. Kulihat alisnya

    engerut. “Tatapanmu membuatku kurang percaya diri, Bran…” dia kembali

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    5/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 5

    emandangku.

    ku merasa dipergoki. “Emm… tidak…,” aku tak punya kata-kata untuk 

    engalihkan topik.

    utemukan lekaki ini tersenyum, “Kamu demam? Wajahmu kelihatan merah.” Dan

    endadak tangan kirinya terulur menuju dahiku.

    ku segera memundurkan ke palaku. Sial. Apa dia sengaja mengusikku? “Emm… di

    ini panas ya, Bar…” Aku berlagak melonggarkan kerah kemejaku.

    Dasar tukang ngeles, di sini full  AC.” Mimbar tertawa pendek.

    ku menunduk, tak berani lagi memandang lekat-lekat wajahnya. Kuteruskan

    akanku dengan gerak kikuk. Mimbar juga tidak bersuara lagi, sepertiku dia juga

    okus meneruskan makannya.

     By the way, Bran… aku suka wajah demammu tadi…”

    tu kalimat Mimbar ketika aku hampir selesai mengosongkan bakiku. Kontan saja

    ku terbatuk kencang, sedang dia hanya tertawa.

    ***

    ku mengamati gedung bobrok di depanku. Rasanya amat sangat tidak menjamin.

    pa aku salah alamat? Kuperhatikan bergantian layar tablet di tanganku—yang

    enampilkan badan email berisi sebuah alamat—dengan pamplet gede bercat

    engelupas—bertuliskan ‘GRIYA INDAH’ dan tulisan ‘Asrama Putra’ di bawahnya

    iikuti nama jalan dan nomor bangunan di bawahnya lagi—yang berada tepat tiga

    eter di depanku. Griya Indahnya sama, nama jalan dan nomor juga sama, yang

    idak tertulis di layar tabletku adalah Asrama Putranya. Apa aku datang ke tempat

    ang salah?

    alam bayanganku, Griya Indah itu adalah sebuah rumah bertingkat serupa klinik-

    linik bersih terawat yang bisa jadi adalah tempat praktek bersama beberapa orang

    ang punya keahlian langka, salah satunya ya si Kissing Trainer tersebut. Sama

    ekali tak terfikirkan bahwa Griya Indah itu adalah sebuah bangunan asrama tiga

    ingkat yang jelek, tua dan terk esan kumuh dengan kawat jemuran yang merentang

     wut-awutan di setiap balkonnya yang jauh dari kesan bersih. Pe mandangan

    eberapa balkonnya sungguh mengenaskan, handuk kusam menggantung di k awat,

    elana dan baju, kain e ntah apa, dan yang lebih banyak adalah celana dalam yang

    ama sekali tak bisa dikatakan menarik dari segi model apalagi warna. Aku

    ersyukur sampai saat ini b elum kekurangan celana dalam higienis dan cakep di

    emariku.

    esimpulannya, tempat be rnama GRIYA INDAH ini amat sangat jauh dari k ata

    ndah. Andai aku punya pilox, akan kutambahkan kata ‘TIDAK’ di antara kata Griya

    an kata Indah di pamplet sana. Kembali aku membaca emailku, katanya aku bisa

    enemukan tempat praktik si Kissing Trainer di lantai dua.

    …Cari ruangan yang ada stiker Kissing Trainer di pintunya. Semoga sukses.’ 

    egitu kalimat penutup balasan email dari si pemilik blog tak jelas semalam.

    eharusnya aku bisa langsung tahu kalau k etidakjelasan memang sudah tersirat

    alam kalimat penutupnya itu. Sial benar. Aku bahkan harus bolos jam kuliah

    erakhir untuk kemari hari ini. Kulirik jam karetku, pukul tiga lewat tujuh belas

    enit. Sudah kadung, tak ada salahnya aku mengecek, sudah datang sejauh ini juga.

    ku mendorong motorku melewati gerbang yang sepenuhnya terbuka dan

    emasang standard di bawah pohon serupa palem dekat pagar. Dengan gerak ragu

    ku melangkah menyeberang halaman yang tidak begitu luas dan jauh dar i kata asrini.

    ermacam jenis motor ter parkir di depan bangunan asrama, sebagian tampak 

    emenuhi garasi yang cukup luas di sisi kanan bangunan. Sepertinya kebanyakan

    enghuni asrama sedang berada di kamar merek a masing-masing. Aku memasuki

    obi, bau apek bahkan mulai tercium sejak di lobi, bercampur bau rokok dan entah

    au apa lagi. Aku b enci asrama. Lagi… thank God , orang tuak u cukup mapan untuk 

    idak menyuruhku tinggal di asrama. Aku tak segera naik ke tangga untuk menuju

    antai dua, mataku lebih dulu memerhatikan keadaan di lantai dasar. Beberapa

    intu kamar berada dalam keadaan setengah terbuka, beberapa cowok tampak 

    elintasi lorong, ada yang baru masuk dan ada yang hendak keluar. Semuanya cuek.

    ebanyakan warga asrama adalah para mahasiswa, bisa kuperkir akan dari wajah-

    ajah mereka.

    ku mulai menapak. Sudah sangat terlambat untuk memikirkan lebih jauh terhadap

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    6/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 6

    emungkinan bahwa postingan blog yang kubaca semalam hanya peker jaan orang

    seng untuk mempermainkan orang awam urusan ciuman sepertiku. Meski hasrat

    ntuk berbalik turun kian besar karena suasana tak nyaman yang kian

    enghimpitku seiring anak tangga yang kian berkurang, nyatanya aku terus

    enapak. Kini aku berdiri di penghabisan tangga, menatap pintu-pintu kamar yang

    aling berhadapan, memandang sepatu atau sandal yang berjeje r di depan b eberapa

    intu sambil berusaha membiasakan penciumanku. Meski tidak semenyengat di

    antai dasar, bau rokok masih tetap tercium di sini.

     Kissing Trainer…,” bisikku lalu mulai berjalan di lorong. Tidak seperti di lantai

    asar yang beberapa pintunya terbuka, seluruh pintu di lantai dua ini berada dalam

    eadaan tertutup rapat. Samar-samar aku mendengar dentuman musik ketika

    elewati beberapa pintu, suara keran air yang dibuka, dering ponsel dan

    ebanyakan pintu kulalui tanpa sebarang suara.

    ku menemukannya. Sepertinya ini sungguh-sungguh, bukan pekerjaan o rang

    seng. Semenit lamanya aku cuma berdiri kaku di depan pintu di mana stiker

    ertuliskan ‘ KISSING TRAINER jadilah pencium professional yang membuat 

    asangan Anda tak ingin pindah ke lain bibir!’ menempel tepat setentang mata.

    tiker itu tampak masih baru.

    ku mulai mengetuk. Tiga kali pertama terlewati tanpa ada sebarang tanda kalau

    etukanku didengar. Aku mengetuk tiga kali kedua setelah jeda kira-kira setengah

    enit dari tiga ketukan pertama. Masih sunyi. Aku menempelkan kupingku ke

    intu, aku yak in ada orang di dalamnya, suara k ucuran air samar-samar bisa

    itangkap telingaku. Tak sabar, aku mengetuk lagi dengan lebih keras. Tidak tidak 

    idak, sepertinya aku baru saja memukul pintu ini, bukan mengetuk.

    IYAAA, aku mendengarnya. Berhenti merusak pintuku!!! ” lalu gumam samareperti umpatan ‘brengsek’ juga ikut ditangkap kupingku.

    eseorang baru saja berteriak dari dalam kamar. Aku mengkeret. Teriakan itu

    ukup kasar. Hening, bunyi kucuran air tak lagi terdengar. Tiba-tiba saja perasaan

    ahwa aku telah datang ke tempat yang tidak semestinya kembali mengusik. Aku

    iap berbalik ketika pintu kamar yang baru saja kugedor terkuak sebagian.

    ku menelan liurku, gerak jakunku pasti jelas terlihat.

    atu langkah di depanku, disembunyikan daun pintu yang belum terbuka sempurna,

    erdiri seo rang cowok dengan tampang kesal, matanya nyaris membelalak.

    ajahnya penuh titik air, ujung-ujung rambut yang basah tampak berjuntaian ber at

    i keningnya, juga di dekat telinga, sedang keadaannya cukup berantakan di atas

    epala. Tampang orang baru bangun tidur. Agaknya dia juga baru saja dari kamar

    andi. Dan… kurang ajar, cowok ini tampan sekaliiiii…

    ku kembali menelan liurku, kali ini aku yakin gerak jakunku sudah amat sangat

    elas sekali terlihat.

    agaimana tidak. Meski sebagian sisi badannya masih berada di balik daun pintu,

    api itu tidak mengurangi rangsangan yang melabrakku dengan serta merta. Aku

    isa menikmati badannya yang meski tidak berotot kekar namun cukup atletis,

    adanya yang lumayan terbentuk, pinggangnya yang ramping dengan perut yang

    ata bergaris samar, dan… emm… aku seperti sudah bisa melihat jelas bagian tengah

    ubuhnya. Cowok ini bertelanjang dada dan pinggangnya hanya dibungkus celana

    endek sebatas pertengahan paha. Kurang ajaaarrr again… he is so damn hot !

     Ya?” cowok ini memajukan sedikit wajahnya, alis hitam lurusnya bertaut.

    Engg… Kiss… Kissing Trainer…?” aku terbata sambil menunjuk stiker di pintu.

    aut kesalnya hilang, cowok ini mulai sadar. “Oh…,” dia menyeringai. “Tunggu

    ebentar!” dan,

    RAKKK 

    intu itu terbanting tepat di depan hidungku. Kemudian kurasakan sendi-sendi

    ubuhku merilekskan diri setelah beberapa saat tadi menegang. Kuhembuskan nafas

    ega setelah tadinya aku sempat kesulitan memasok udara ke rongga dadaku. Cowok 

    adi benar-benar panas. Dia bagaikan bom seks. Aku yakin, tak ada cewek ataupun

    eople like us yang memandang cowok ini tanpa memikirk an bagaimana rasanya

    erada di te mpat tidur bersamanya. Sungguh, aku bar u saja mengalaminya sendiri.

    ertanyaannya, apa cowok yang kutaksir tidak lebih tua dariku itu yang akan

    engajariku cara berciuman yang baik dan benar? Sulit dipercaya, aku akan belajar

    ara berciuman pada anak yang lebih muda.

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    7/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 7

    intu terbuka lagi, lebih luas. Sekarang dia sudah mengenakan kaos putih polos

    erleher lebar dan celana pendek sedengkul warna coklat kusam. Walau dari setelan

    ang digunakannya dia ter kesan cuek, tapi itu malah menguatkan aura maskulinnya.

    ajahnya sudah kering dari titik-titik air meski tampang baru bangun tidurnya

    etap kentara kelihatan dari rambutnya yang masih acak-acakan. Dia tersenyum

    impul untukku. “Selamat datang di Klinik Kissing Trainer, silakan masuk.”

    ku baru sadar satu hal lagi, suaranya nge-bass abisss. Bagaimana aku sampai tidak 

    enyadari hal itu ketika dia membuka suara untuk pertama kalinya tadi ya? Tuhan,

    erbahagialah cewek yang jadi pacarnya. Aku sangat yakin k alau cowok ini straight 

    ulen, jaminan mutu. Tapi… kalimat selamat datangnya menurutku terlalu dibuat-

    uat. Klinik apaan bobrok begini? ruangan berukuran tiga kali empat meter ini

    idak lebih dari sebuah kamar anak lajang dengan segala ketidakberaturannya.

    amar kosku jauh lebih rapi dari klinik si Kissing Trainer ini.

    eski sebagian saraf di kepalaku me-warning kalau yang kulakukan adalah kesia-

    iaan (Bagaimana tidak, jika kalian yang sekarang berada di posisiku, pasti kalian

    uga akan berpikiran bahwa postingan blog yang kubaca semalam, berikut tempat

    an cowok yang kutemui sek arang adalah usaha buang-buang waktu. Aku t ak yakin

    kan benar-benar mendapatkan pelajaran mencium yang sesungguhnya dari tempat

    ni), namun demikian aku tetap saja melangkah masuk melewati ambang pintu.

    etidakberaturan yang pertama sekali ditangkap mataku di dalam kamar cowok ini

    dalah tempat tidurnya yang b agai habis diamuk badai, gulingnya menggeletak 

    enyerong di bagian kaki tempat tidur, bantal yang sebagian sarungnya terlepas

    ergolek di tengah-tengah tempat tidur, selimut yang bertumpuk dan menjela ke

    antai kamar serta seprei yang ujungnya tidak lagi berada di bawah tilam, sungguh

    usut. Selanjutnya, aku menemukan beberapa buku yang berserakan di lantai, di

    ntara taburan kulit kacang dan bungkus snack, keajaiban karena tak ada puntungokok di dalam taburan kulit kacang itu. Baju kotornya (aku juga jelas melihat

    eberapa helai celana dalam menyembul di sana) menumpuk nyaris menggunung di

    atu sudut dekat pintu kamar mandi, dia pasti sudah melewatkan banyak 

    esempatan me-londri cuciannya. Laptopnya berada dalam keadaan te rbuka di atas

    ebuah meja kecil r endah yang merapat ke dinding, ada mesin printer di sana.

    eberapa kepingan disc juga tampak di atas meja bersama perangkat sound  system

    ini. Aku menemukan dua buah barbel di bawah meja laptopnya itu. Dua buah

    ansel menggantung pada paku di dinding, satu ransel ber ada di lantai dekat buku-

    uku dan sampah yang belum dibereskan. Hanya ada dua benda yang tampak rapi di

    alam kamarnya, lemari pakaian dua pintu yang cukup tinggi dan satu lagi lemari

    ecil satu pintu entah berisi apa yang tingginya tak sampai satu meter. Kedua lemari

    ni terletak berdampingan.

    Silakan duduk, emm… jika kamu tak mau repot membuka sepatu dulu juga tak 

    pa.”

    ku menoleh ke belakang, dia baru saja menutup pintunya. Ternyata masih ada

    etidakberaturan lainnya di belakang pintu. Sangkutan yang menempel di kayu

    ersegi itu penuh sesak, berhelai-helai jeans, kemeja, kaos, celana pendek, bahkan

    oxer menggantung serabutan di sana. Aku menemukan bebe rapa pasang sepatu

    erjejer di lantai di belakang pintu. Mengapa dia tidak beli rak plastik saja untuk 

    epatu dan meletakkannya di luar pintu? Aku begitu di tempat kosku.

    ia berjalan melewatiku sementara aku membuka sepatu dan kaus kakiku meski

    atanya tak apa jika aku memasukkan sepatu sekalian, aku tak mau mengabaikan

    esopanan. Kuletakkan sepatuku bersama miliknya. Jejeran sepatu itu kini

    ertambah panjang sepasang.

    Mau minum apa?”

    Eh?”

    ku membalikkan badan menghadapnya, dia sedang jongkok di depan lemari

    ecilnya. Apa tadi aku mendengar kalau dia bertanya apa yang mau kuminum?

    emangnya dia punya pilihan minum apa? Keadaan kamarnya tidak meyakinkan

    egini, bisa stok air mineral saja sudah sangat bertuah. Tapi kemudian aku sukses

    erpana ketika dia membuka pintu lemari kecil itu. meski tak banyak, di dalam sana

    da beberapa jenis minuman karbonasi dalam kemasan kaleng, beberapa botol air

    ineral kemasan setengah liter, botol-botol berisi air berwarna oren, merah, dan

    uning. Dia punya sesuatu yang aku tak punya di kamar kosku. Hebat. Selain itu,

    ku juga melihat kemasan-kemasan assorted, bungkus-bungkus biskuit, ke masan

    acang serta beberapa jenis makanan ringan semisal kerupuk kentang dan

    urunannya. Hebaaattt. Yang lebih hebat lagi, aku juga menemukan beberapa jeruk 

    an apel hijau di antara kemasan snacknya. Cowok ini luar biasa dalam hal

    engoleksi camilan. Sedang aku, luar biasa dalam mengoleksi kata ‘tidak’ saat

    emulai sebuah hubungan.

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    8/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 8

     Apa saja…,” jawabku ketika dia melirik karena aku te rlalu lama diam.

    ia menarik dua kaleng coke lalu kembali melihatk u, “Ingin makan apa?”

    Tidak terima kasih.” Aku bergerak untuk duduk di dekat buku-buku dan serakan

    ulit kacang. Dia menutup brankas makanannya dan meletakkan kaleng coke

    erikut bungkus kacang di depanku. Lalu dia duduk bersila bersamaku di lantai tak 

    eralas apapun.

    Jadi, aku harus memanggilmu apa?”

    pa aku kasih tahu nama palsu saja ya? “Ucup.”

    ia mencondongkan badannya lebih ke arahku, “Siapa?”

    Namaku Ucup.”

    Hemm… baiklah, Ucup yang Tidak Pandai Mengecup…” dia tersenyum simpul. Oh

    uhaaan… lesung pipinya yang cuma muncul sebelah makin membuatku lumer.

    Nama dan ke-tidak-ahli-an-mu kayak takdir aja yaa…” dia membuka kaleng

    inumnya. “ Silakan diminum Ucup yang Mau Belajar Mengecup, jangan sungkan-

    ungkan.”

    ku mengikutinya, membuka kalengku dan meneguk isinya. Kuhabiskan setengah

    aleng.

    Jadi, Ucup yang Kepengen Mahir Mengecup, bagaimana kamu bisa menemukan

    issing Trainer-ku?” sekar ang dia membuka bungkus kacang.

    Dari blog gak jelas.” Terus terang, aku mulai kesal dia terus mengolok-olokku

    engan nama samaranku.

     Wah… tahukah kamu, Ucup yang Akan Ahli Mengecup? Kamu sudah datang ke

    empat yang benar…”

    Bisa berhenti mengolok-olok namaku?”

     Ah, toh cuma nama palsu. Iya kan, Ucup yang Gak Tahu Cara Mengecup?” dia

    enyeringai lalu meneguk lagi kalengnya sebelum kembali b erucap, “apa yang

    embuatmu yakin kalau aku bakal percaya saja b ahwa namamu Ucup yang Awam

    rusan Kecup-Mengecup? Ayahku saja tidak punya nama setradisional itu, apalagi

    amu yang baru anak kemarin sore.”

    key, dia mulai terdengar menyebalkan. “Bagai kamu lebih tua dariku saja!”

     Aku tidak mengatakan aku lebih tua!”

    Kamu mengatakan aku anak kemarin sore…”

    Kamu yang mulai menyebalkan terlebih dahulu, siapa suruh membohongiku?” dia

    eraup kulit kacang yang berserakan di lantai lalu beranjak ke jendela, enteng saja

    ia melempar kulit kacang itu ke luar melalui jendela.

    ku diam sampai dia selesai membersihkan lantainya, dia juga merapik an buku-

    ukunya menjadi satu tumpukan tinggi. Ke mudian dia mengeluarkan kacang dari

    ungkusnya. Sekarang di atas lantai keramik di depan kami terdapat satu tumpukan

    amilan itu. Dia mulai sibuk membuka kulit kacang dan mengunyah bijinya.

    Panggil aku Gibran…”

    Nama yang bagus.”

     Aku harus memanggilmu apa?”

    Mister Trainer. Apa lain?”

    ku mengernyit. “Aku tak akan memanggilmu Mister Trainer.”

    Sayang sekali, t api kamu memang harus memanggilku demikian.”

    Norak!”

    Lebih baik jadi cowok norak daripada jadi cowok yang tidak pandai mencium.”

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    9/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 9

    alimatnya menyentilku, mengingatkanku akan D anil, Attar, Fazli dan Watanabe

    ekaligus. “Kamu kurang ajar. Aku buang-buang waktu saja datang ke sarang tikus

    ni!” aku siap-siap berdiri.

    Hei hei hei… sabar, Teman…” dia menarik lengan kemejaku. “Duduk dulu, kita

    ahkan belum mulai.” Entah bagaimana, senyumnya membuatku tak jadi bangun

    ari lantai. “Baiklah, kamu tak harus memanggilku dengan Mister Trainer, tapi

    amu cukup mengenalku demikian saja.”

    ku diam.

    Jadi…” dari tadi dia sangat sering memulai kalimat dengan kata ‘jadi’. “kamu sudah

    iap mendengar ketentuan layanan Kissing Trainerku?”

    Mengapa kamu tidak menjelaskannya di blog gak jelas itu? T ulisanmu di sana

    dalah post  terburuk yang pernah kubaca.”

    ia menggidikkan bahu dan mengerutkan mulutnya bersamaan, “Apanya yang tak 

    elas, buktinya k amu bisa sampai kemari. Lagian, gak penting juga menjelaskan

    anjang lebar di sana. Intinya, aku cuma perlu o rang yang benar-benar butuh untuk 

    embaca post  itu, benar-benar butuh sehingga dia berusaha untuk menemukanku.

    eperti k amu, Ucup yang… eh, tadi kamu bilang apa namamu?”

    asanya aku ingin meninju muka cowok ini. “Gibran.”

    Gibran apa?”

    Cukup Gibran.”

    Tak ada sesuatu di depannya, atau di belakangnya?”

     Aku rasa tadi kita sudah selesai dengan nama!”

    Oh iya, aku lupa…” dia berdehem, “Jadi, siapa…”

    Giffari G. Gibranessa!” Kupangkas kalimatnya yang sudah kuduga apa

    elanjutannya.

    ia tersenyum lebar sekarang. “Aku iri dengan namamu, Tripel G… G yang di tengah

    anjangnya apa?”

    Bisa kita akhiri omong kosong ini?”

    Tentu saja.” Dia baru saja mengosongkan kalengnya. “Sebulan, dua kali pertemuanalam seminggu selama satu sampai dua jam tiap pertemuan, jadwalmu Kamis siang

    an Sabtu malam…”

    Malam Minggu?” aku membelalak.

    Kenapa? pacarmu keber atan?” lalu dia menepuk dahinya sendiri dengan gaya yang

    ukup membuat jengkel, “Ya Tuhan aku lupa, kamu kan belum pandai mencium,

    ana ada orang yang cukup bodoh untuk jadi pacarmu…” lalu dia tertawa

    ekakakan.

    ku mendengus kesal.

    etelah tawanya mereda, dia kembali melanjutkan. “Tarifnya delapan ratus ribu

    ijamin mahir mencium dan menguasai teknik-tek nik hebat dalam berciuman.

    ayar di muka setengah dan sisanya saat pertemuan terakhir. Ada yang kurang

    elas?”

    Mahal amat…”

    Kalau begitu selamat menjadi pencium yang biasa-biasa saja, aku gak maksa kok!”

    ia melipat lengan di dada. “Toh yang rugi kamu sendiri, dan juga pacarmu jika ke

    epannnya kamu bertemu seseorang yang cukup to lol untuk menerimamu dan

    enerima kemampuan menciummu yang di b awah standard itu.”

    elak. Aku tak bisa b ercuap-cuap lagi. Bayangan kalau Mimbar akan menambah

    anjang daftar kegagalanku jika aku tak bisa memuaskannya saat ciuman pertama

    ami suatu saat nanti membuatku cemas.

    Jadi, bagaimana? Kalau kamu tak setuju, pintu kamarku tidak terkunci tuh, silakan

    elewatinya…”

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    10/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 10

    Kenapa harus siang Kamis dan malam Minggu?”

    Kalau tidak begitu nanti jadwalnya nabrak.”

    emm… sepertinya bukan aku saja yang jadi anak didiknya si Mister Trainer ini.

    Siang Kamis okey, tapi malam Minggu…”

    Jangan bilang kamu udah punya pacar sehingga tak bisa kemana-mana di malam

    inggu selain harus menghabiskan waktu dengannya!”

    Tidak, emm… belum. Aku belum…” mukaku memerah.

     Ya, aku tau kamu belum punya pacar. Gak usah malu-malu ngaku.” Seringai lagi-agi muncul di wajahnya.

    Tapi… apa malam minggu tidak mengganggu agendamu?”

    Maksudmu agendaku dengan pacarku?” dia mengibaskan lengan di udara. “Aku

    rofessional, lagipula pacarku tidak berada di sini. Aku LDR.”

    ahamlah aku sekarang. Pantas dia enteng sekali menyebut malam Minggu. “Jam

    erapa?”

    Setiap Kamis jam tiga dan setiap malam Minggu jam delapan.”

    Kapan uang mukanya?”

    Kamu punya empat ratus ribu sekarang?”

    Jangan terlalu memperlihatkan sifat aslimu yang mata duitan!” aku men judge-nya

    ebagai tindakan balas dendam karena dari tadi dia terus memojokkanku.

    Kalau begitu Kamis lusa saja.” Dia mengulurkan tangan, “ Deal ?”

    Bagaimana kalau sete lah sebulan ternyata ak u tak mahir juga?” tangannya

    ubiarkan menggantung.

    Pasti kamu akan,” jawabnya optimis.

    Bagaimana kalau tidak ?”

    Percaya saja padaku!”

    Bagaimana kalau aku tidak?” aku ngotot.

    Berarti kamu harus menyiapkan delapan ratus ribu lagi untuk bulan selanjutnya.”

    Jika seperti itu, di mana letak jaminan yang kamu janjikan? Sebulan pasti mahir, di

    ana jaminannya jika ak u harus nambah sebulan lagi?”

    Makanya aku bilang kamu akan mahir. Percaya saja! Jaminannya janjiku ini, aku

    anji kamu akan mahir mencium setelah delapan kali per temuan denganku di sini!

    eal ?”

    ku hendak menjabat t angannya, namun tiba-tiba dia menarik k embali.

    Tunggu dulu, aku harus ber tanya. Siapa yang akan k amu cium?”

    ertanyaan apa itu? aku mengernyit tak mengerti.

    Oh come on, kamu tahu maksudku.”

     Apa?”

    Siapa yang akan kamu cium? Seorang cewek atau seorang cowok atau…”

    Pertanyaan apa itu?” kini aku menyuarakan ketidakmengertianku, juga

    ecemasanku. Apa dia bisa membaca kalau aku ak an mencium seorang lelaki?

    awat. Bagaimana dia bisa membacaku?

     Aku harus tahu siapa yang akan dicium klienku, agar aku tak salah mengajarkan

    eknik menciumnya… Lagipula di zaman edan seperti sekar ang apa saja bisa wajar,

    ewek banyak kok yang nyium cewek, cowok juga ada yang suka nyium teman

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    11/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 1

    owoknya. Jadi, siapa yang akan k amu cium?”

    Maksudmu, cara berciuman berbeda-beda menurut jenis ke lamin?”

    Of  course, Kid !”

    ati gue. Masak aku harus membuka jati diriku pada orang asing yang bahkan

    amanya saja aku tak tahu? “Memangnya kamu pernah mengajari seorang cowok 

    eknik mencium cowok lainnya?”

     Apa itu artinya kamu akan mencium seorang lelaki?”

     Aku akan mencium seorang gadis!” jawabku cepat. Sudah k uputuskan, aku tak siapembuka diriku, tidak pada orang yang belum kukenal.

    ia tersenyum simpul, “Maka k amu akan belajar cara mencium seorang gadis.”

    angannya kembali te rulur.

    a Tuhan, ini dilema. D ia akan mengajariku tek nik berciuman dengan cewek 

    ementara sebenarnya yang akan kucium adalah seor ang cowok. Bagaimana ini?

    isa sia-sia uangku jika ternyata ilmu yang kudapat dari si Mister Trainer ini adalah

    lmu yang salah objek. Aku lesu seketik a. Lemah kujabat tangannya. Hangat,

    angannya ter asa panas dalam genggamanku, atau tanganku yang keburu dingin ya

    aking shocknya mengira dia bisa meradarku. Sepertinya tanganku yang dingin.

    Sampai jumpa hari Kamis… jangan lupa bawa uang mukanya.” D ia melerai

    abatannya.

    ku bangun menuju sepatuku. “Hei, apa ada nomor yang bisa k uhubungi untuk 

    aga-jaga? Mana tahu nanti salah satu dari kita be rhalangan?”

    ia menggeleng, “Tak perlu, jika kamu tidak datang tepat waktu berarti kamu tak 

    atang, begitu juga bila kamu datang aku tak ada maka artinya tak ada sesi belajar di

    ari itu, diganti dengan Kamis atau Sabtu berikutnya. Jangan khawatir, total sesi

    elajarmu akan tetap delapan kali.”

    Seharusnya kamu punya kartu nama…”

    ia menggeleng lagi, “Itulah bedanya klinikku.”

    Whatever.” Aku membuka pintu dan melenyapkan diri dari pandangannya.

    ***

    ermangu di perpustakaan. Aku masih tidak yakin dengan keputusanku. Bukan

    arena aku tidak peduli lagi dengan kemampuan menciumku, tetapi karena

    etengah jiwaku berkata bahwa aku tak akan berhasil. Kenapa? Karena aku akan

    elajar cara membuat perempuan terkesan dengan ciuman, tetapi Mimbar seorang

    elaki. Kini kemauanku hanya setengah hati. Kepalaku makin berat bertumpu pada

    edua lenganku, pikiranku menerawang jauh.

    Bagaimana caranya membaca buku dengan posisi seperti itu? ”

    He?” aku mendongak dengan tampang bagai orang bego. Begitu tahu siapa yang

    erdiri di depanku, segera aku menjatuhkan tanganku ke meja. Kuberikan senyum

    anggung ke Mimbar.

    Bukumu terbalik, Bran…” Mimbar menunjuk buku di depanku yang terbuka tepat

    i pertengahannya, aku hanya asal membukanya sejak duduk di sini lima belas

    enit lalu. Hari ini per pustakaan lebih sepi dari biasanya. Alih-alih membaca, aku

    alah menopang kepala dan memikirkan k unjunganku ke Griya Indah kemarin

    ore.

     Ah, iya… terbalik.” Aku nyengir lebar lalu membetulkan posisi bukuku.

    imbar menghempaskan bokongnya pada kursi di de panku. “Kamu sedang banyak 

    ikirankah?”

    Enggak.”

    Barusan bengong mikirin apa?” dia meletakkan buku—yang kuduga baru saja

    iambilnya dari salah satu rak—berikut ranselnya di atas meja, lalu dia

    engeluarkan buku catatan serta alat tulisnya dari ransel. Mimbar hendak 

    engerjakan tugas sepertinya. “ Sering-sering bengong ngerugiin tetangga, tau

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    12/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 12

    ak…” dia bicara tapi perhatiannya terpusat sepenuhnya pada buku dan alat tulis.

    Beberapa hari lalu aku bengong di beranda rumah, eh esoknya Mama memberitahu

    alau tetanggaku kiri kanan pada susah buang air besar…” dia membuka buku

    atatannya.

    Tetanggamu susah BAB karena kamu bengong di beranda sehari sebelumnya?”

    engan begonya aku bertanya.

    imbar mengalihkan perhatiannya dari buku ke wajahku, “Bukan, mereka sembelit

    ara-gara stok vegeta di warung komplek habis total.”

    Gila.” Aku tersenyum simpul untuk menghargai usahanya melucu.

    Gak lucu ya?” sek arang dia malah menutup buku catatannya dan menatapku lekat-

    ekat.

    ipandang seperti itu, aku malah salah tingkah. Jariku sibuk membalik-balik 

    alaman buku.

    Gak usah salah tingkah gitu, Bran… ini cuma aku k ok yang di de panmu.” Aku

    endongak dan kulihat Mimbar terkekeh pelan. “Dari pada kamu ngacak-ngacak 

    uku gak jelas gitu, baiknya bantuin aku…” dia menepuk sisi kanan bangku panjang

    ang didudukinya, “Ayo sini.”

    Bantuin apa, dari sini gak bisa?”

    Udah, ayo pindah kemari. Aku gak akan raba-raba pahamu kok,” kini dengan

    enitnya dia malah menaik-naikkan alisnya.

    Ganjen.” Meski begitu ak u tetap bangun, mengitari meja dan duduk di kanannya.

     f  course, mana mungkin aku melewatkan momen intim ini. Mimbar sendiri sudah

    angat menunjukkan gelagatnya. Tinggal menunggu waktu saja sampai dia

    emepetiku dan mendekatkan wajahnya, dan aku sudah harus pandai mencium

    ebelum itu terjadi.

    Kamu wangi ya, Bran…” Mimbar menghirup udara dalam-dalam dengan posisi

    ajahnya menghadapku, matanya sampai terpejam.

    Gombal.”

    ia tertawa, lalu menyodorkan buku catatan dan pulpennya. “Aku dikte-in kamu

    antu nyalin ya…” dia meraih buku cetak di atas meja.

    Kok enak di kamu?” aku melotot, “Kenapa gak aku yang dikte-in trus kamu yang yatat, kan ini kepentinganmu.”

    Ini aku ringkas yang penting-penting aja, Bran… kan k amu gak kuliah di jurusan

    ama denganku, kalaupun kamu di jurusan yang sama, tentu beda semester, kamu

    an adik kelas.”

    ku mendengus, lalu mengambil pulpen. “Buruan.”

    imbar beringsut lebih dekat denganku, “Gak boleh berisik di perpust jadi harus

    ekat.” Dia mulai meneliti halaman buku di t angannya.

    ku menolehnya sekilas, kepala kami sangat dekat. Bagaimana tidak, Mimbar sudah

    enar-benar merapat denganku. Jika aku punya keberanian untuk memajukan

    ajahku sedikit saja, puncak hidungku sudah dipastikan bakal menyentuh

    ahangnya. Sebelum dadaku makin menggenderang, aku kembali fokus ke pulpen

    an buku catatan Mimbar di atas meja di depanku.

     Yap, kete mu. Mulai ya, Bran…”

    ari ini, satu momen indah kembali terjadi antara aku dan Fardeen Mimbar

    ahrenheit. Ketika kami sudah resmi pacaran suatu saat nanti, tentu momen indah

    ersamanya akan terjadi setiap hari. Cihuyyy…

    ***

    Jadi, apa fantasi ter liarmu tentang ciuman?”

    a Tuhan, cowok ini menderita jadiholics, dia sangat terobsesi pada kata ‘jadi’.

    ertanyaannya langsung membuatku shock di awal sesi di hari Kamis ini. Aku datang

    epat waktu, pukul lima belas tepat. Entah apa yang terjadi, dia berhasil membuatku

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    13/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 13

    engganti predikat untuk keadaan kamarnya dari ‘ketidakberaturan’ saat

    unjungan pertama dulu menjadi ‘ke -cukup-rapi-an’ pada k unjungan pertama sesi

    elajarku ini. Cukup rapi, tempat tidurnya tidak berantakan lagi, tak ada kulit

    acang, tak ada serakan buku di lantai, tak ada tumpukan cucian kotor. Secara

    eseluruhan, kamarnya cukup nyaman untuk ditinggali. Pertanyaannya, apa dia

    erapikan kamar karena aku akan datang? Jika iya, aku patut senang karena dia

    ungkin mengutamakan kenyamananku sebagai kliennya.

    Hei, aku bertanya.” Dia menjentikkan jari di depan mukaku.

    ku masih berusaha mengatasi keterkejutanku dengan pertanyaannya tadi. Benar-

    enar gila, mengapa dia bisa mengajukan pertanyaan begitu. “ Apa aku harus

    enjawabnya?”

    Tentu, kalau tidak uang muka yang sudah kamu bayarkan tadi sia-sia saja, karena

    ku tak dapat mewujudkan fantasimu.”

    ku mengernyit. Mengapa dia sangat sering mengatakan kalimat yang susah

    umengerti?

    Kalau kamu menolak menjawab, dari mana aku bisa tahu k einginan berciumanmu

    eperti apa.”

    Seharusnya itu bukan urusanku. Kamu ahlinya, ajarkan saja padaku yang kamu

    ahu tentang ciuman. Harusnya begitu kan?”

    Iya, memang begitu. Dan itu ak an segera kumulai setelah kamu menjawab

    ertanyaan tadi.” Dia membuka kaleng soda dan meneguk isinya.

    Kamu brengsek.”

    Hei, kamu tak boleh mencela Mister Trainer-mu, nanti kualat malah kamu gak 

    andai-pandai mencium.” Dia menyeka mulut, “Ayo, apa fantasimu paling liar dalam

    al berciuman?”

    ku menggigit gerahamku kuat-kuat, manusia ini sungguh menguji kesabaran.

    hayalanku tentang ciuman sebenarnya banyak, aku hanya perlu menyebutk an

    alah satu sekedar menjawab pertanyaan anehnya. “Aku sering mengkhayalkan

    encium seseorang di tengah hujan…”

     Waow… tidak buruk.”

    Kami berdua basah k uyup dan saling merapat…”

    Sepertinya panas…”

    Bisa untuk tidak menyela?”

    ia mengangkat kedua tangan sebagai jawaban.

     Aku melingkari lehernya dengan kedua lenganku sedang dia merangkul

    inggangku.” Pasti wajahku memerah sekarang. Aku benar-benar membayangkan

    edang bersama Mimbar di bawah hujan. Dan aku harus berhati-hati bicara agar tak 

    eceplosan menyebutkan nama Mimbar dalam kalimat-kalimatku, bisa celaka k alau

    ampai tersebutkan. “Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, mensejajarkan

    ulutku dengan mulutnya lalu kutempelkan bibirku di atas bibirnya…” aku berhenti

    icara dan memandangnya, kami bertatapan. Entah apa yang terjadi padanya, dia

    ama sekali tidak menunjukkan tampang menyebalkan semisal mimik meremehkan,

    etapi rautnya sungguh serius benar-benar mendengarkan… seperti… seor ang guru

    urasa. “Emm… apakah sudah cukup sampai di situ?”

    ia menghela napas, “Khayalanmu berhenti di ‘saling menempelkan bibir’? itu saja?

    imana letak liarnya? Bahkan itu tak layak disebut ciuman.”

    aiklah, aku akan blak-blakan dengan manusia ini. “Setelah menempelkan bibirku,

    ku menyapu mulutnya dengan lidahku, memasukkan lidahku ke dalamnya dan

    enyapu semua giginya dari geraham kiri sampai geraham kanan dengan lidahku.

    alu aku akan menarikknya untuk rebah, saat bertindihan kami akan terus

    erciuman tak peduli hujan yang mengguyur sampai…”

    Oke cukup!”

    ku menghela napas, k emudian meneguk minumanku.

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    14/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 14

    Fantasimu bagus ya, sayangnya kamu belum mahir pada prak tiknya. Tapi te nang

    aja, karena aku sudah tahu seperti apa fantasimu, aku yakin akan mampu

    embuatmu jadi ahlinya.”

    Kamu harus, uang mukanya sudah kamu terima!”

    ia mengangguk, k emudian mengambil sehelai k ertas dari mesin printernya dan

    ulpen dari ranselnya. “Aku mau kamu menuliskan apa yang baru saja kamu

    eritakan, selengkap-lengkapnya…”

    What the fu*k…” 

     

    Hei!” dia berseru memotong ucapanku. “Aku Mister Trainernya, ingat? Tuliskan

    aja!” dia menyodorkan kertas dan pulpen padaku. “Selengkap-lengkapnya, makin

    etil makin baik.”

    engan kasar kuambil kedua benda itu dari tangannya, “Aku pakai mejamu!”

    Silakan.”

    esi pertama, ak u hanya menceritakan fantasi berciumanku dan menuliskan

    ntuknya. Tak ada apa-apa lagi setelah itu. Aku diminta pulang setelah selesai

    engisi setengah bagian kertas dengan tulisanku.

     Aku akan mempelajarinya. Sampai ketemu Sabtu.”

    tu katanya ketika menerima kertas yang kusodorkan. Setan benar!

    ***

    esi kedua tak kalah membingungkan. Sama seperti hari Kamis, aku juga datang

    epat waktu, pukul dua puluh. Asramanya sepi, tentu saja, this is satnite. Pasti

    ebanyakan penghuni asrama sedang melaksanakan agenda apelnya, hanya mereka

    ang belum beruntung saja yang mendekam di kamar—menangisi takdir jomblonya.

    epertiku. Jika sesi pertama kemarin aku diminta bercerita lalu menulis, maka kali

    ni aku diminta membaca tulisan-tulisan tentang ciuman yang sudah

    ikumpulkannya dalam satu map. Terprint rapi pada HVS, berlembar-lembar HVS.

    ampir setebal proposal penelitian mahasiswa tingkat akhir.

     Apa-apaan ini?”

    Itu pembekalan. Teori. Cukup jelas, kan? Kamu harus faham teori dulu sebelumraktiknya.”

     Aku sudah kenyang membacanya di internet selama ini.” Aku juga sangat yakin

    alau dia memperoleh t ulisan-tulisan ini dari browsing.

    Tidak, ini tidak sama.”

    Sampah ini sama saja!” aku membanting map itu ke lantai. “Kamu sungguhan bisa

    engajari tidak sih?” aku gusar.

    ia memungut map di lantai, memandangku lalu ter senyum ramah. “Giffari G.

    ibranessa, baca dulu… aku gak akan menjejali matamu dengan sampah internet

    ang gak bermanfaat.” Dia mengisyaratkan dengan gerak dagu dan alisnya agar aku

    engambil map yang dia sodorkan. “jika ada dari isi kertas-kertas ini yang sudah

    ernah kamu baca, silakan langsung robek dan kamu boleh memasukkan

    obekannya ke mulutku.”

    ku mengambil map di tangannya sambil dalam hati berdoa akan menemukan

    rtikel yang sudah pernah kubaca.

    Selamat membaca…” dia menuju tempat tidurnya , “Oh ya, setengah dari kertas-

    ertas itu berisi cuplikan adegan berciuman yang kusalin dari novel-novel cinta.

    degan ciuman itu ditulis oleh novelis-novelis hebat yang dimiliki dunia, jadi, ya…

    tu adegan ciuman yang luar biasa. Kamu akan dapat banyak teori, langsung dari

    ara novelis.” Lalu enak saja dia merebahkan diri di kasur, memasang earphone dan

    emencet-mencet ponselnya. “S aatnya aku ngapelin pacarku…”

    enit-menit berikutnya, aku membaca sambil menahan mual di perutku mendengar

    ombalannya di corong hape.

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    15/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 15

    ***

    ia melihatku, melihat kami. Aku pikir dia akan segera melengos ketika tatapan

    ami bertabrakan, berlagak tak kenal dan pergi menyelesaikan urusannya sendiri.

    api ternyata tidak. Dia malah menghampiri. Aku mendapat trivia baru tentangnya,

    ernyata dia kuliah di universitas yang sama sepertiku, entah fakultas apa.

    ebenarnya aku ingin menarik lengan Mimbar dan segera meninggalkan lobi gedung

    irektorat. Mimbar dengan senang hati menemaniku menyelesaikan keperluanku di

    ini. Aku tak ingin terlibat kontak dengan pelatih ciumanku sekarang, tidak di sini,

    idak di saat lengan Mimbar merengkuh bahuku sambil jalan.

    Halo Tripel G!” dia tersenyum ramah ketika kami terpisah dua langkah.

    imbar menghentikan langkah, tapi dia tidak merasa perlu memindahkan

    engannya dari bahuku.

    Hai,” balasku tak berselera.

    Dunia ini sempit ternyata.” Matanya memperhatikan Mimbar, entah apa yang

    edang disimpulkannya dalam kepala.

    Orang bilang, dunia tidak selebar daun kelor,” cetus Mimbar lalu tertawa. Dia

    elepaskan bahuku dan mengulurkan tangan pada cowok yang mencegat langkah

    ami, “Mimbar…,” dia memperkenalkan dirinya pada orang yang pasti dikiranya

    ebagai temanku ini.

    Mister Trainer…” Dia menjabat tangan Mimbar.

    ku sukses terbatuk-batuk. Mereka melirikku. Kening Mimbar berlipat-lipat, dia

    asti bingung dengan nama orang yang diajaknya ber kenalan. Mereka sudah selesai

    erjabatan.

     Aku pelatihnya…” pelatih ciumanku menunjukku dengan dagunya. “Aku

    elatihnya untuk…”

     Ah, Bar… ini temanku, dia mengajariku cara menggambar kurva tiga dimensi untuk 

    alah satu mata kuliah.” Aku sedikit melotot pada cowok yang hampir saja

    embuatku malu jika terlambat memotong kalimatnya baru saja. Kuperhatikan

    ening Mimbar makin berkerut. Damn, Gibran… kurva tiga dimensi? Yang benar

    aja. Aku nyengir lebar pada Mimbar.

    elatih ciumanku menyeringai, “Iya, aku mengajarinya cara menggambar kurva juga

    ara menggambar orang yang sedang be rciuman…”

    urang ajar, manusia ini benar-benar membuat geregetan. “Bar, aku lapar. Ikut aku

    e kantin ya.” Aku harus segera pergi sebelum cowok sialan itu bicara terlalu

    anyak.

    He eh.” Meski terlihat masih bingung, Mimbar mengangguk untukku. “Mau ikut

    ami ke kantin… Mis-mister Trainer?” alis Mimbar masih bertaut ketika mengajak 

    elatih ciumanku ikut ke kantin.

    Dia tidak bisa ikut kita, dia masih punya keperluan di sini.” Aku langsung

    emotong begitu melihat mulut si Mister Trainer siap bicara.

    Sebenarnya keperluanku bisa menunggu kok…”

    Bar, ke kantinnya gak jadi deh. Aku lupa hari ini ada janji dengan seorang teman.”

    ku pura-pura melirik jam, “Dan aku akan terlambat kalau tidak segera pergi.”

    ekarang Mimbar menatapku dengan tatapan yang menyiratkan keingintahuan

    mat besar. “Tadi katanya kamu lapar…”

    ku menyengir lagi untuknya, “Maaf ya, Bar…”

    Hemm…” Mimbar mendesah. “Ke kantinnya lain kali deh,” ujarnya pada si Mister

    rainer yang dibalas anggukan dan senyum simpul.

    Sampai jumpa!” aku be rgegas meninggalkan lobi, Mimbar mengikuti di belakang.

    ia berusaha mensejajari langkahku. Aku yakin sebentar lagi Mimbar akan

    enginterogasi keanehan sikapku barusan.

    Bran, kamu tidak punya janji, kan?” benar saja, Mimbar menangkap lenganku.

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    16/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 16

    ami sudah di halaman. “Sebenarnya dia siapa sih?”

    ku benci memikirkan k alau Mimbar menganggap cowok tadi saingannya meski aku

    enang karena itu bisa jadi berarti kalau Mimbar cemburu. Ah entahlah, yang pasti

    elagat kalau Mimbar menyukaiku sudah sangat jelas kelihatan selama ini. Aku tak 

    ungkin salah persepsi terhadap orientasinya. Seperti kataku, hanya masalah

    aktu saja sampai dia mengakui perasaannya.

    ku berbalik menghadapnya, “Dia bukan siapa-siapa, hanya seorang kenalan.” Aku

    ak suka membohongi Mimbar. Ayolah, aku tak mungkin mengakui pada Mimbar

    alau Mister Tr ainer sialan itu mengajariku cara be rciuman. Itu memalukan.

    Hanya teman?” Mimbar menegaskan pertanyaannya dengan tatapan mata yangenuntut kejujuran.

    ku mengangguk mantap, menyempurnakan kebohonganku.

    ia tersenyum, “Syukurlah…” lalu dia menggamit lenganku, “Ayo kita ke kantin!”

    h, Mimbar… aku makin jatuh hati padamu.

    ***

    ia sama sekali tidak membahas pertemuan tak sengaja kami dua hari lalu. Ketika

    ku memasuki kamarnya pukul lima belas lewat dua belas menit hari ini, dia hanya

    erkata ‘Aku fikir kamu tak datang.’ lalu bergerak ke meja laptopnya. Aku membuka

    epatu dan duduk di lantai seperti biasa.

    etika dia memintaku duduk di sampingnya di depan laptop dan lalu membuka

    ebuah folder yang bertitel ‘BEST KISS PICTURES’ aku segera paham apa yang

    kan terjadi. Makin paham ketika folder itu terbuka dan menampilkan begitu

    anyak gambar pria dan wanita yang sedang berciuman, baik itu bule, Asia, kulit

    itam, blonde, keriting, lurus, tua-muda, apapun. Semua tumpah ruah di layar

    aptopnya. Aku sampai puyeng melihatnya.

    Jadi, di sini ada lebih dua r atus gambar. Gaya ciumannya macam-macam. Habiskan

    etengah menit untuk setiap gambar, jangan cuma sekedar melihat, tapi telaah,

    elajari. Aku yak in kamu akan mendapatkan sesuatu lewat gambar-gambar ini jika

    emperhatikan dengan baik.”

    ku tidak melihat sejak k apan di tangannya sudah tergenggam sebuah stopwatch.

     Apa ini akan berhasil?” sebenarnya aku lebih tahu jawaban atas pertanyaanku.

    ambar-gambar ini semua memuat lawan jenis. Jika memang tek nik mencium itu

    eda antara jenis kelamin seperti yang pernah dikatakannya dulu, maka

    elototanku pada gambar ini akan sia-sia. Tapi, apa aku punya pilihan lain? Salahku

    endiri tidak bisa jujur.

    Ini baru sesi ketiga, jangan khawatir. Kamu pasti akan berhasil setelah lima sesi

    agi.” Dia menepuk bahuku lalu bangun dan duduk di tepi tempat tidur.

    Mister Trainer…”

     Ya?”

    asanya aku ingin jujur saja padanya. Kami saling memandang beberapa saat. “Ah,

    idak ada apa-apa.”

    Silakan dimulai kalau gitu, kamu harus berpindah ke gambar selanjutnya ketika

    ku bilang next.” 

    ku mengangguk dan mengklik dua kali di gambar pertama untuk melihatnya

    elalui foto viewer. Sete ngah hati aku melihat gambar-gambar itu, alih-alih

    emerhatikan cara berciuman mereka di dalam gambar, mataku malah sibuk 

    emerhatikan prianya saja dan membandingkan ket ampanan pria di gambar

    ebelumnya dengan pria dalam gambar berikutnya, b egitu saja hingga gambar

    erakhir.

    Bagaimana?” dia bertanya setelah meletakkan stopwatchnya di atas meja.

    Mereka sangat menikmati ciuman mereka.”

     Apa yang kamu rasakan?”

    Rasanya aku ingin mencium seseorang.” Ini jujur, aku benar-benar ingin mencium

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    17/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 17

    eseorang, wajah pria dalam salah satu gambar tadi masih terbayang jelas.

    endengar jawabanku, dia tertawa ke ncang. “Bagus, setidaknya hasratmu masih

    enyala.” Lalu dia meninggalkan tempat tidur menuju sangkutan bajunya di pintu,

    anpa sungkan dia melepas kaus lalu mengambil handuknya. “Akhir sesi, k alau

    amu masih ingin di sini mengulang melihat gambar silakan…” dia menuju k amar

    andi di pojok.

     Aku pulang saja.” Menahan agar jangan sampai melihat badan polosnya terlalu

    ama, aku segera menuju sepatuku.

    Oke, silakan. Tolong tutup pintunya.”

    ***

    ku tak mungkin menolak ajakan Mimbar malam minggu ini. Maka k uputuskan

    ntuk bolos sesi belajar bersama Mister Trainer dan duduk manis di boncengan

    epeda motor Mimbar. Dia menjemputku tepat pukul tujuh malam, terlihat sangat

    ngin pergi denganku, terlihat sangat ingin membuatku menyukai penampilannya.

    an ya, dia sangat berhasil. Aku suka kaos lengan panjang berleher V warna putih

    ang dia kenakan malam ini, membuatku bisa menikmati pe mandangan dadanya.

    ku suka jeans belelnya yang robek di beberapa bagian, menegaskan keseksian

    ungkainya. Lebih dari itu, aku suka ketika dia berkata ‘Aku kerap berangan

    elihatmu seperti sekarang, menungguku menjemputmu di malam minggu…’

    ambil menyodorkan helm. Sungguh, rasanya luar b iasa mendengar lelaki yang

    amu taksir berkata seperti itu.

    aka, aku tak mau membuang kesempatan dengan tidak memeluknya ketika sudah

    uduk di bo ncengan. Segera saja lenganku melingkar pas di pinggangnya, jemarikuerjalin rapi di depan perutnya, sedikit di atas pangkal pahanya. Dan dadaku

    enempeli punggungnya. “Kita akan ke mana?”

     Ada film baru, aku ingat kamu pernah bilang suka ko medi romantis. Aku jamin

    amu gak akan kecewa pergi denganku…” Dan motor pun bergerak.

    ak ada k ejadian istimewa yang terjadi sepanjang malam itu, kecuali Mimbar yang

    ampir berhasil mendekatkan wajahnya ke wajahku saat menurunkanku di gerbang

    os yang remang-remang. Jika saja tak ingat ak u belum siap berciuman dengannya—

    idak sebelum sesi latihanku bersama Mister Trainer selesai—pasti dengan senang

    ati aku akan menerima bibirnya. Tapi jika itu sampai terjadi, maka kemungkinan

    imbar membuatku akan mengulang sejarah adalah seratus per sen penuh. Aku

    embenci diriku sendiri ketika menemukan rona kecewa di wajah Mimbar.

    ungguh, aku tidak ber maksud membuatnya kecewa. Lebih dari apapun, aku sangat

    ngin menyerahkan semua yang dia mau dariku jika k eadaannya sudah

    emungkinkan.

    Hemm… udah larut, Bran. Aku pulang saja ya…” Mimbar mencantel helm cadangan

    ang baru saja kupakai di setang motornya.

    Bar…”

    Hemm…”

    Jangan salah menilaiku ya… aku, aku…”

    ia tersenyum padaku, “Tidak, Bran… aku faham. Aku yang terlalu terburu-buru,

    aaf ya…”

    a Tuhan, aku makin jatuh hati pada makhluk-MU yang satu ini.

    Udah masuk sana, nyamuknya makin beringas nih.” Dia menepuk lehernya, entah

    eneran ada nyamuk yang menghisap di sana atau hanya lagaknya saja.

    Makasih ya Bar, untuk malam ini.”

     Yap, anytime…” 

    ku baru masuk ke kosan ketika deru mesin motor Mimbar sudah tak terdengar

    agi.

    ***

    Jadi, kenapa malam Minggu kemarin kamu absen?”

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    18/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 18

     Apakah masalah? Datang atau tidak sesiku tetap bak al tetap delapan kali, k an?

    ukankah begitu yang dulu kamu maksudkan?”

     Ya…” lalu jeda lama, dia mengklik icon–icon di laptopnya. “Hanya saja, aku

    enunggumu hingga jam sembilan dan melewatkan waktu ngapel pacarku.”

     Apa itu artinya aku harus minta maaf? Jika tak salah mengingat, setahuku dulu

    amu tidak mengatakan kalau salah satu dari kita tidak bisa melakukan sesi latihan

    erupakan sebuah kesalahan besar.”

    ia membisukan diri.

     Apa kali ini aku akan memelototi gambar lagi? K arena terus ter ang aku merasaidak mendapatkan kemajuan apapun sudah sejauh ini.”

    Di sini aku sudah menyiapkan lima belas video pasangan yang berciuman, aku

    otong dari beberapa adegan film dan comot dari Youtube. Durasinya antara lima

    ingga delapan menit per video. Silakan kamu lihat sendiri.”

    Mengapa gak sekalian kasih aku blue film?”

     Apa sekarang tujuanmu berubah? Bukan belajar mencium lagi tapi belajar making

    ove dengan orang yang sedang kamu incar?”

    ku mendengus dan beranjak mendekati meja laptop. “Minggir!”

    ia patuh. Meningggalkanku lalu sibuk dengan hapenya sambil tengkurap di te mpat

    idur. Kubuka folder bertitel ‘BEST KISS VIDEOS’ di laptopnya. Aku baru saja

    enghabiskan satu video ke tika dia meninggalkan tempat tidur dan mengambil

    arbel di bawah meja, selanjutnya dia malah sibuk memamerkan otot lengannya di

    ekat jendela yang mengarah ke balkon. Sangat sulit bagiku untuk tidak mencuri-

    uri pandang ke arah jendela tempat dia berdiri membelakangiku. Sampai aku

    enghabiskan empat video, dia masih asik dengan barbelnya.

    Jadi, untuk pengetahuanmu… malam Minggu kemarin aku melihatmu diantar

    ulang oleh lelaki yang bersamamu saat di kantor direktorat. Siapa namanya?

    imbar…”

    EGERRR 

    alimatnya bertepatan dengan aku yang mengklik video kelima dan dengan serta

    erta ak u menggigil. Video kelima menampilkan dua orang lelaki yang sedang

    erciuman panas, topless.

    Makanya aku pikir mungkin baik untuk memasukkan video dua pria yang sedang

    erciuman di dalam lima belas video itu.” Sangat tenang, dia berkata sambil tetap

    elanjutkan kegiatannya dengan barbel, masih membelakangiku. “Lebih t epatnya,

    anya empat dari lima belas video itu yang heterogen sisanya homogen.” Dan

    engan halus dia menggunakan istilah Biologi untuk membedakan video-video itu.

    engan kasar aku langsung menutup layar laptop tanpa menutup windows lebih

    ulu. “Bagaimana kamu bisa selancang itu?” aku be rseru marah, mungkin juga malu

    tau takut at au cemas. Entahlah, semuanya campur baur. Bayangkan kau ketahuan

    encuri ayam tetangga, tapi ini lebih parah dari itu. seseorang baru saja

    embeberkan padaku kalau dia tahu rahasia terbesarku. Seperti ditelanjangi.

    ia berhenti dan berbalik. “Lancang bagaimana?”

    Kamu melanggar privasiku!”

    Maksudmu, melihatmu hampir dicium Mimbar adalah privasimu yang kulanggar?”

    Kamu menguntitku, itu privasiku yang kamu langgar.”

    Oh ya? bukankah dengan menguntitmu aku jadi tahu apa yang k amu butuhkan agar

    idak membayar dan melewati sisa latihanmu dengan sia-sia?”

    ku terdiam. Tentu saja ucapannya amat sangat benar. Aku tak perlu

    emberitahukannya sendiri, dia sudah tahu dengan sendirinya.

     Aku langsung tahu kosanmu sejak kunjunganmu ke sini pertama kali…” Oh sangat

    agus, itu artinya dia langsung menguntitku sore itu juga ketika aku pulang dari

    sramanya. “Jadi ketika malam Minggu kemarin kamu gak datang, aku mutusin

    engunjungi kosanmu setelah menunggu di sini satu jam lebih. Kalau saja aku

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    19/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 19

    angsung pulang setelah salah satu anak k os bilang kamu tak ada di kamar, mungkin

    ku gak ak an pernah tahu ke butuhanmu yang sebenarnya dengan latihan kita… tapi

     yukur aku tidak langsung pulang.”

    Kamu menunggu…”

    ia mengangguk. “Aku pasti akan terkena malaria atau demam berdarah jika kamu

    ulang lebih larut lagi. S umpah, nyamuk-nyamuk di bawah pohon be ringin itu

    anasnya luar biasa. Kamu harus mengusulkan pada yang punya kos untuk 

    embayar petugas fogging.”

    udah kuduga dia bersembunyi di mana. Pohon beringin besar di pojok pekarangan

    umah kosku adalah te mpat mendekam tanpa ketahuan yang paling baik.

    Jangan kuatir,” dia menyeringai. “rahasiamu aman kok . Lagipula bukankah di awal

    ertemuan dulu sudah kutanyakan, ingat? Aku bertanya siapa yang akan kamu

    ium, itu artinya aku terbuka dengan segala issue seksual. Harusnya kamu langsung

    ujur saat itu. Tapi, kamu malah membohongiku.” Dia tersengih dan mendekatiku,

    embuka kembali layar laptop. “Silakan dilanjut…” sekarang, dia malah ikut duduk 

    ersila bersamaku.

    engan perasaan tak menentu, aku menatap layar laptopnya. Di sampingku, dia

    iam saja. Ikut memperhatikan. Kurang dari satu jam kemudian, semua video itu

    abis diputar. Dia meng-close media player dan men-shut  down laptopnya.

     Aku pulang dulu…” aku masih tak b erani memandangnya.

    Oh come on, Tr ipel G… jangan canggung seperti itu.”

    ku tak merespon, kukenakan sepatuku dengan membelakanginya. Aku

    enimbang-nimbang untuk mengakhiri saja latihanku ini, cukup empat kali sesi

    aja. Rasanya sudah tak nyaman lagi.

    kor mataku menangkap sosoknya mendekati pintu, mengambil kardigan di

    angkutan lalu mengenakannya di atas k aus lengan buntungnya. “Mau ikut aku ke…”

    Tidak, aku harus pulang.” Aku tak membiarkan dia menyelesaikan kalimatnya.

     Ayolah, Tripel G, hanya sebentar saja. Jangan abaikan aku seperti ini, plis…”

    ku tak menjawab. Namun ketika dia membuka pintu dan kami keluar ke lorong,

    ku sadar k alau aku sedang mengiyakan ajakannya.

    Motormu biar di sini saja.”

    ia membawaku ke b endungan. Entah apa maksudnya. Aku mengikutinya duduk di

    atu-batu, menit-menit pertama berlalu dalam kediaman. Hanya bising suara

    mbak yang menghempas bebatuan di bawah kaki k ami yang nyaring terdengar.

    ngin pantai menghembus kencang, meriapkan rambutku juga r ambutnya, juga

    ardigannya.

     Aku kenal seseorang…” dia membuka suara. “D ia sama sepertimu. Dari ceritanya,

    ku faham betapa beratnya menjadi seseorang yang berbeda. Meski mungkin

    ahagia bila bisa menemukan seseorang yang sama untuk saling berbagi r asa, tapi

    auh di dasar hati, rasa timpang dan merasa tak sempurna itu tetap ada, kadang

    uncul ke permukaan bermanifestasi sebagai perasaan depresi, atau frustrasi.

    hususnya saat membayangkan seperti apa hidupnya kelak. Padaku, dia kerap

    engeluh merasa sendiri, tak punya teman serupa yang mengerti perasaan satu

    ama lain. Dan yang paling sering adalah, dia bert anya apakah dia harus menikah

    uatu saat nanti?”

    ku meliriknya sekilas, kutemukan dia tersenyum sendiri, senyum tertahan diikuti

    esah bagai orang putus asa. “Apa jawabanmu untuknya?”

    ia menggeleng.“Tak ada…” ada jeda. “Jika kamu jadi aku, apa yang akan kamu

    awab untuknya?”

    ku diam sebentar, “Jika dia bertanya padaku, aku akan bilang padanya agar jangan

    embebani diri sendiri dengan memikirkan masa depan yang membuat takut…

    alani saja hidupmu yang sekarang. Terima apapun kondisimu, karena jika kamu

    endiri tak bisa ikhlas menerima, maka tak ada orang lain yang bisa…” aku menarik 

    apas, “itu yang akan kujawab untuknya.”

    ia membisukan diri.

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    20/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 20

    Siapa nama kenalanmu itu?”

    Halkandy… namanya Halkandy, tapi dia ker ap dipanggil Kendi.” Dia te rtawa,

    Katanya, waktu kecil dia sering diolok-diolok teman kelasnya sebagai kendi air.”

    Hemm… sampaikan salamku untuknya.”

    ia menolehku, “Pasti,” lalu kembali memandang ke laut lepas. “Apa kamu pernah

    erasa frustrasi dengan keadaanmu, Tripel G?”

    ku menggeleng meski dia tidak sedang melihatku, “Tidak, mungkin belum.”

    Kamu jelas bahagia, buktinya… sebentar lagi kamu akan bersama Mimbar.”

    Dia baik, aku menemukan bahagiaku ketika berada di dekatnya.”

     Ya… aku bisa lihat itu.” Kemudian dia kembali menolehku, “Kamu tidak akan

    erhenti sekarang, kan? Kamu akan menyelesaikan latihanmu denganku, kan?”

    pa dia menangkap gelagatku di kamarnya tadi sebagai pertanda bahwa itu akan

    adi kunjungan terakhirku? Yah, aku memang sempat punya rencana begitu

    adinya. “Kita punya perjanjian. Aku akan membayar sisa empat ratus ribu lagi di

    esi terakhir.” Dapat kulihat bayang senyumnya sebelum kembali memalingkan

    ajah lurus ke depan.

    emudian hening. Ombak tidak lagi menghempas kuat, angin perlahan berubah

    emilir seiring hari yang kian senja hingga matahari per lahan-lahan mencelupkan

    iri ke dalam garis air keemasan di kejauhan. Malam baru saja memulai jam

    erjanya. Dia bangun dari batu yang didudukinya, aku mengikuti dalam diam. Tak 

    da percakapan yang terjadi sampai kami tiba di asramanya. Dia hanya menggumam

    ak jelas ketika aku pamit pulang.

    ***

    ak ada yang berubah pada Mimbar meski malam Minggu kemarin aku yakin telah

    embuatnya kecewa dengan menolak ciumannya. Dia masih tetap sehangat

    iasanya, masih dengan pribadinya yang menyenangkan. Faktanya, akulah yang

    erubah. Entah apa yang terjadi dalam diriku. Sejak percakapanku dengan Mister

    rainer dua hari lalu di bendungan, sesuatu berubah dalam diriku. Aku tak tahu apa

    epatnya. Hanya saja, aku lebih sering mengingatnya dalam dua hari ini, mengingat

    kspresinya ketika bercerita tentang kenalannya Halkandi.

    Jika aku menjemputmu lagi malam nanti, apa kamu mau menungguku, Bran?”

    ku mendongak dari piring mie-ku, Mimbar sedang menunggu jawaban. “Emm…

    ain kali saja boleh, Bar? Aku punya tugas yang harus dikumpulkan Senin pagi.” Aku

    asih tak suka untuk berbohong pada Mimbar, namun aku tak ingin absen dan

    embuat Mister Tr ainer menunggu lagi malam ini. Tidak seperti Minggu lalu, aku

    eribu kali lebih memilih pergi dengan Mimbar daripada mengikuti sesi belajarku

    ersama Mister Trainer. Tapi seperti kataku, selama dua hari ini aku lebih sering

    emikirkan pelatihku ketimbang gebetanku.

    imbar melengkungkan bibirnya. “Tak apa, masih ada Sabtu malam lainnya, kan?

    ku akan menjemputmu lain kali.” Dan dengan begitu dia meneruskan makannya.

    enyum Mimbar membuatku merasa bagai seor ang pendosa.

    ***

    Kamu harus melenturkan bibirmu, Triple G…” dia berujar sambil menggerak-erakkan bibirnya secara acak. “dari ceritamu tentang Danil, aku menyimpulkan

    alau kamu langsung kaku ketik a dia menciummu. Kaku dalam arti yang

    ebenarnya, reaksi yang diberikan seluruh otot mulutmu ketika disentuh bibir Danil

    dalah mengeraskan diri. Apa dia menciummu secara spontan tanpa basa-basi dulu?

    arena menurutku, mungkin kamu kaget hingga impuls sarafmu bereaksi seperti itu

    erhadap rangsang yang datang tiba-tiba.”

    a, aku menceritakan ciumanku dengan Danil padanya ketika dia bertanya tentang

    engalaman berciumanku. Dia langsung terbahak kencang ketika aku selesai

    ercerita. Dia sampai mengulang-ngulang kalimat Danil yang mengatakan bibirk u

    erasa bingkai pintu. “Tidak juga, Danil tidak melakukannya tanpa isyarat terlebih

    ulu.”

    Hemm… berarti, kamu harus melatih bibirmu untuk tidak kaget.”

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    21/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 2

    He?”

    Begini saja, kita ciptakan cara be lajarmu dalam menerima rangsang sensitif 

    esensitif bibir. Jadi, umpamakan bibir Mimbar adalah sebongkah es batu…”

     Apa-apaan itu? kenapa bawa-bawa Mimbar dan es batu segala?”

    Karena Mimbar yang akan menciummu, jadi kita ambil bibirnya sebagai contoh.

    enapa es batu, kamu mau menggunakan arang menyala sebagai media belajar?”

    elas dia sudah gila. Ketika aku diam, dia meneruskan, “Mulai besok, lakukan

    atihan sendiri di tempatmu. Latih refleks bibirmu untuk melenturkan diri ketika

    angsangan sensitif yang mengejutkan datang. Pakai es batu, ef ek dinginnya akan

    erasa mengejutkan buat bibirmu. Nah, latih bibirmu agar tidak kaget denganinginnya es batu.” Dia menjentikkan jari di depanku seperti baru saja memecahkan

    asalah paling serius di dunia.

    ku melongo hingga beberapa saat lamanya. “Memang bisa ya?”

    ia mengangguk mantap. “Kalau di sini ada es batu, kamu bisa melakukannya

    ekarang. Tapi gak ada yang punya kulkas di sini.”

    eski terdengar gila, perlahan-lahan penjelasannya berhasil dicerna nalarku. Tak 

    da salahnya mencoba. Maka demikianlah sesi lima berlangsung, aku ber cerita

    entang pengalaman berciumanku dan dia menganalisa permasalahannya lalu

    emberikan solusi. Great . Mengapa aku semakin merasa kalau latihan ini hanya

    kal-akalan saja? Anehnya, aku tak sabar mencoba ide es batunya.

    ***

    Jadi, hari ini kamu harus berciuman dengan cermin.” Aku langsung kaget k etika dia

    erkata demikian saat sesi latihanku yang ke enam di hari Kamis. Dengan entengnya

    ia mengambil sebuah cermin kecil yang sudah dipersiapkannya di atas meja laptop.

    Dan setelah dengan cermin, aku punya objek menarik untuk media selanjutnya.”

    anpa berdosa dia menyodorkan cermin padaku.

     Apa klienmu yang lain juga mengalaminya? Kemarin kamu memintaku berciuman

    engan es batu, sek arang cermin. Setelah ini apa k amu akan menyuruhku mencium

    embok kamar mandi?”

     Apa kamu mau mencium tembok kamar mandiku, Tr ipel G?”

    Brengsek!”

    ia tertawa. “ Silakan, dengan mencium cermin, kamu bisa langsung melihat sepertipa gerakan bibirmu sendiri.” Dia menyodorkan cermin.

    au tak mau, suka atau tidak suka, aku tetap harus melakukan apa yang

    ikatakannya. Begitulah yang terjadi sejauh ini, dia instrukturku, yang memberikan

    erintah, dan perintah itu selalu bersifat mutlak. Tanpa menunggu aku segera

    encium cermin itu dan melepasnya secepat aku memajukan bibirku. “ Sudah.”

    Masak begitu doang, yang benar dong Tripel G.”

    Contohkan padaku, bagaimana yang dikatakan benar itu!” kesempatan, aku

    enyodorkan cermin padanya. Hatiku bersorak ketika dia mengambilnya.

    alu ternyata aku sukses dibuat terpana oleh tindakannya. Dengan raut sangat

    enghayati, perlahan dia mendekatkan wajahnya ke cermin, matanya berubah sayu

    etika bibirnya menempel di permukaan benda datar itu. Sedetik kemudian, dia

    elakukan gerak an memagut di atas permukaan cermin, terus menerus hinggaurasa bermenit lamanya, lalu matanya terpe jam sempurna. Bibirnya sama sekali

    ak berjarak dari cermin sejak pertama kali menempel, terus bergerak lembut dan

    erlahan. Aku terpaku, tidak… aku menggigil. Secara tak terelakkan, aku melihat

    ayangan diriku sendiri sedang berciuman dengan Mister Trainer ini dalam

    epalaku, dan lebih tak masuk akal lagi, tiba-tiba saja cermin itu berganti wujud.

    alam pandanganku, cermin itu be rubah menjadi diriku. Ini k acau. Aku bagai dalam

    engaruh hipnotis tingkat tinggi untuk beber apa saat lamanya hingga suaranya

    engembalikan kesadaranku.

    Lakukan seperti yang kulakukan barusan.”

    ermin itu kembali terulur di depan mukaku. “Emm… tidak usah, aku sudah

    elihatmu melakukannya, kurasa cukup.” Bukan apa-apa, aku menolak 

    elakukannya karena tak mau mukaku semakin matang nanti, karena jujur saja aku

    erasa wajahku memanas saat ini.

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    22/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 22

    Baiklah, tak mengapa.” Lalu dia berjalan ke lemari pakaian. Dan tebak apa yang

    ikelurkannya dari sana. (Silakan pukul gendrangnya!)

    ku membelalak. “Buat apa patung ini?” ya, sebuah patung berjenis kelamin pria

    aru saja di le takkannya di depanku. Hanya setengah badan saja dari pinggang

    ingga kepala, tanpa lengan, tapi ada lekuk-lekuk rambut bercat hitam di atas

    epala patung itu. Aku shock.

    ia menyeringai. “Awalnya dulu, aku bere ncana mendapatkan patung cewek untuk 

    esi ini, salah satu temanku ada yang jadi pramuniaga toko pakaian. Tapi kemudian

    lanning berubah, yah seperti yang sudah sama-sama kita ketahui,” dia

    engedipkan sebelah matanya. “Maka ak u meminjam patung berjenis kelamin

    owok.”

    Buat apa?” aku masih shock.

    ia mengedipkan mata satu kali lagi lalu menyentuh mulut si patung. “Latihan. Apa

    agi?”

     Aku tak akan mencium patung plastik itu!”

    Tentu saja kamu akan melakukannya. Tenang, akan kupersiapkan untukmu.”

    nteng saja, dia mengambil kaus bekasnya di gantungan di belakang pintu dan

    engan cekatan mengenakan kaus itu ke badan si patung yang memang didesign

    esuai bodi cowok lengkap dengan lekuk dada dan perut. Kausnya membalut dengan

    mat pas. “Cukup segini?”

     Aku tak akan menciumnya!”

    Hemm…” dia mengetuk-ngetuk bibirnya dengan telunjuk k anan. Sejurus kemudian

    embuka lagi lemari. “Sekarang, kamu tak punya alasan lagi untuk tidak 

    elakukannya.” Dia memasangkan topinya ke kepala si patung secara tebalik 

    engan bagian belakang topi berada di depan, dibuatnya agak miring. Dan yang

    ebih konyol, dia mengenakan kaca mata raybannya untuk menutupi mata patung

    ersebut.

    Kamu gila.”

    Hanya sedikit.” Lalu dia mundur dan duduk di pinggir tempat tidur, mengawasi.

    Silakan.” Tangannya ikut mempersilakanku.

    Ini konyol!”

    Ini cerdas.”

    agu aku berger ak menggunakan lututku mendekati patung. “Jangan

    enertawakanku nanti.”

    ia mengangkat kedua tangan, “Tak akan.” Lalu dia berdehem, “Bayangkan patung

    tu sebagai Mimbar, bayangkan betapa Mimbar ingin merasakan bibirmu di

    ibirnya. Jadi, jangan buat Mimbar ke cewa. Silakan…”

    ku merapat, jarak wajahku dengan muka si patung tak sampai sepuluh senti lagi.

    ku ber usaha membayangkan sosok Mimbar seperti yang disuruhnya, alih-alih yang

    erbayang malah sosok si pemilik kaus yang membalut badan si patung. Aku

    angsung merinding. Ini harus diselesaikan dengan segera. Maka sepert i saat

    erciuman dengan cermin, secepat kilat aku menempelkan bibirku ke bibir si patung

    an memundurkan wajahku dengan sama cepat setelahnya.

     Apa itu, Tripel G? k amu tidak kemari untuk belajar mencium kilat, sepertiencium pantat kuali yang baru dipindahkan dari kompor. Ulangi seperti yang

    ulakukan pada cermin! Tadi katamu sudah cukup melihat. Sekarang praktikkan

    pa yang sudah cukup kamu lihat itu.”

    Kamu mengerjaiku!” aku melotot.

     Aku mengajarimu!” dia balas melotot, ke mudian mendekatiku, dido rongnya

    atung hingga merapat ke dadaku, “Jangan coba-coba memundurkan badanmu!”

    ku patuh untuk t idak mundur. Lalu dia meraih tangan kiriku dan diposisikannya di

    inggang si patung. Aku juga patuh. “Mari kita buat ini bagaikan kejadian

    ebenarnya.” Dan dengan begitu dia sukses membuatku ketar-ketir. Kini tangan

    ananku diposisikan olehnya di tengkuk patung sialan ini. “Silakan Tripel G,

    unjukkan bakatmu…”

    ungguh. Aku tak bisa mencegahnya. Dalam pandanganku, kini aku benar-benar

  • 8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka

    23/35

    4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka

    https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 23

    edang memeluk si Mister Tr ainer. Memeluk pinggangnya, merangkul lehernya.

    angi parfum bercampur bekas keringat yang menguar dari baju kausnya mau

    idak mau ikut merangsangku. Antara sadar dan tidak, aku mulai menempelkan

    ibirku di bibir si patung. Rasanya bagai nyata, seperti menempelkan bibir di bibir

    eneran, bukan pada plastik. Aku tak tahu berapa lama tingkah gilaku berlangsung,

    ku tak tahu telah memejamkan mata berapa lama, sungguh aku tak tahu.

    epertinya ak u benar-benar mencumbu dengan lihainya.

    etika suara tepukan membuat mataku terbuka, segera aku melepaskan kontakku

    engan patung plastik