NRM 3_Modul Menghindari Dan Menangani Konflik Satwa

download NRM 3_Modul Menghindari Dan Menangani Konflik Satwa

of 27

Transcript of NRM 3_Modul Menghindari Dan Menangani Konflik Satwa

0

Menghindari dan Menangani Konflik SatwaSerie : Gajah dan Harimau Sumatera

Penyusun

Editor Dokumentasi Desain Diterbitkan Dukungan dana

: Edy Hendras Wahyono, Nano Sudarno, Yopie Basyarah, M.Dedit Aulia, Akbar Ario Digdo, Agus Wijayanto : Fransisca Noni : WCS-Indonesia Program dan www.lablink.or.id : Nano Sudarno : WCS-Indonesia Program : PNPM Support Facility -World Bank

Literatur yang disarankan Wahyono, E. H. dkk. 2010. Menghindari dan menangani konflik satwa : serie: Gajah dan Harimau Sumatera. WCS-Indonesia Program, Bogor.

1

Kata PengantarBekerja sama dengan masyarakat adalah sebuah pembelajaran yang sangat menarik dalam kegiatan pendampingan langsung, dan tinggal bersama mereka. Banyak ilmu yang terkadang lepas dari perhatian, terlewatkan, seolah tak berguna bagi kehidupan masyarakat kota. Namun rupanya di berbagai daerah memiliki sebuah kearifan tradisional yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dalam bermasyarakat dan tentunya satu daerah dengan daerah lain berbeda. Masyarakat sangat memerlukan sesuatu yang berbeda, membutuhkan pengetahuan yang dapat menopang kehidupan atau bahkan memerlukan sebuah perubahan dengan kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian dari berbagai sektor. Siapapun yang datang, apapun latar belakangnya, namun bila membawa sebuah perubahan, akan diterima dengan senang hati, bahkan didukung agar kegiatan yang akan diterapkan di dalam masyarakat tersebut benar-benar berhasil, dapat membawa perubahan. Pengalaman di Sumatera selama lebih dari dua dekade dengan permasalahan konflik antara manusia dengan gajah dan harimau, yang merupakan penyebab utama dari berkurangnya populasi gajah liar dan harimau sumatera secara signifikan, menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia untuk dapat melestarikan gajah sumatera dari kepunahan di wilayah Indonesia. Melalui Program Nasional Pemberdayaan Manusia Lingkungan Mandiri Perdesaan, Civil Society Organization mendorong untuk melihat permasalahan konflik manusia dengan satwa yang dilindungi ini sebagai bagian dari kegiatan yang berpihak kepada lingkungan. Semoga buku kecil ini dapat bermanfaat bagi penerapan pembangunan composting di masyarakat. Amin... Bogor, Desember 2010

2

Daftar IsiKata Pengantar ................. Daftar Isi ................... Pendahuluan ...................... 2 3 4

1. Gajah Sumatera a. Mengenal Gajah Sumatera b. Ciri ciri Gajah Sumatera c. Populasi Gajah Sumatera 2. Harimau Sumatera a. Mengenal Harimau Sumatera b. Ciri ciri Harimau Sumatera c. Populasi Harimau Sumatera 3. Menghindari dan Menangani Konflik dengan Gajah 4. Menghindari dan Menangani Konflik dengan Harimau 5. Kegiatan PNPM LMP dalam membantu pengelolaan Konflik satwa dengan manusia

5 5 6 7 8 8 10 11 12 15

21

Penutup ..................... Daftar Istilah .................... Daftar Pustaka .................

24 25 26

3

PendahuluanKompos Konflik antara manusia dan satwa (Gajah atau Harimau) tentunya berdampak pada meruginya kedua belah pihak; manusia rugi karena kehilangan hewan ternak bahkan terkadang nyawa sedangkan satwa (Gajah atau Harimau) merugi karena akan menjadi sasaran balas dendam manusia yang marah dan ingin membunuhnya. Selama ini, jika terjadi konflik manusia dan satwa (Gajah atau Harimau) biasanya manusia akan melukai atau bahkan membunuhnya. Dan jika satwa tersebut tertangkap, tentunya akan ditempatnya pada sebuah kandang, yang kita ketahui sangat kecil kemungkinan untuk kembali dilepaskan di alam liar. Untuk itu PNPM LMP mencoba memberikan gambaran mengenai bagaimana menangani dan menghindari konflik satwa melalui buku modul ini. Buku ini juga memberikan gambaran mengenai beberapa kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat terkait dengan PNPM LMP dalam membantu pengelolaan konflik satwa, khusunya Gajah dan Harimau dengan manusia. Semoga dengan hadirnya buku ini, dapat masyarakat dalam pengelolaan konflik satwa. membantu

4

1Gajah Sumatera(Elephant maximus sumatranus)

a. Mengenal Gajah SumateraGajah Sumatera (Elephant maximus sumatranus) merupakan satu dari tiga subspesies Gajah Asia. Subspesies Gajah Asia (Elephant maximus) selain Gajah Sumatera adalah Gajah Asia (Elephant maximus maximus) yang terdapat di Srilangka dan Gajah India (Elephant maximus indicus) yang terdapat di Asia Tenggara dan India. Gajah Sumatra (Elephant maximus sumatranus) yang mempunyai nafsu makan besar (hingga 150 kg seharinya) bisa dijumpai di pulau Sumatera Indonesia. Binatang ini juga ditetapkan sebagai Fauna Identitas Provinsi Lampung. Gajah Sumatera (Elephant maximus sumatranus) hanya berhabitat di pulau Sumatera Indonesia. Populasinya tersebar di tujuh provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Meskipun sebaran habitatnya luas ternyata populasinya menurun drastis. Karenanya UICN Redlist menggolongkan binatang besar ini dalam kategori Endangered sejak tahun 1996.

5

b. Ciri-ciri Gajah SumateraGajah sumatera secara umum mempunyai ciri badan lebih gemuk dan lebar. Pada ujung belalai memiliki satu bibir. Berbeda dengan Gajah Afrika, Gajah Sumatera memiliki 5 kuku pada kaki depan dan 4 kuku di kaki belakang. Berat gajah sumatera dewasa mencapai 3.500-5000 kilogram, lebih kecil dari Gajah Afrika. Rata-rata Gajah Sumatera dewasa dalam sehari membutuhkan makanan hingga 150 kilogram dan 180 liter air. Dari jumlah itu, hanya sekitar 40% saja yang mampu diserap oleh pencernaannya. Untuk memenuhi nafsu makan ini Gajah Sumatera melakukan perjalanan hingga 20 km perharinya. Dengan kondisi hutan yang semakin berkurang akibat pembalakan liar dan kebakaran hutan, tidak heran jika nafsu makan dan daya jelajah bintang berbelalai ini sering terjadi konflik dengan manusia. Sebagaimana spesies gajah asia lainnya, Gajah Sumatera tidur sambil berdiri. Selama tidur, telinganya selalu dikipas-kipaskan. Ia mampu mendeteksi keberadaan sumber air dalam radius 5 kilometer. Gajah Sumatera, mengalami masa kawin pada usia 10-12 tahun. Dan akan melahirkan anak 4 tahun sekali dengan masa mengandung hingga 22 bulan. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Proboscidea. Famili: Elephantidae. Genus: Elephas Spesies: Elepant maximus. Upaspesies: Elephant maximus sumatranus

6

c. Populasi Gajah SumateraGajah Sumatera (Elephant maximus sumatranus) dikategorikan dalam Endangered oleh UICN Redlist. sementara itu CITES (Convention on International Trade of Endangered Fauna and Flora / Konvensi tentang Perdagangan International Satwa dan Tumbuhan) telah mengkategorikan gajah Sumatera dalam kelompok Appendix I. Berdasarkan salah satu survey yang dilakukan pada tahun 2007, populasi satwa ini di seluruh pulau Sumatera tinggal 2400-2800 ekor. Populasinya tersebar di tujuh provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Bahkan diyakini sejak 2007 telah menghilang dari Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas. Berkurangnya populasi gajah di alam selain karena adanya perburuan, juga disebabkan oleh semakin berkurangnya luasan habitat gajah. Pengurangan habitat gajah secara nyata ini karena berubahnya habitat gajah sumatera menjadi perkebunan monokultur skala besar (sawit, karet, kakao) yang telah menggusur habitat gajah sumatra. Selain itu hal ini juga telah membuat gajah terjebak dalam blokblok kecil hutan yang tidak cukup untuk menyokong kehidupan gajah untuk jangka panjang, di sisi lain hal ini juga yang menjadi pemicu terjadinya konflik antara manusia dengan gajah.

7

2Harimau SumateraPanthera tigris sumatrae

a. Mengenal Harimau SumateraHarimau Sumatra atau dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae merupakan satu dari lima subspisies harimau (Panthera tigris) di dunia yang masih bertahan hidup. Harimau Sumatera termasuk satwa langka yang juga merupakan satusatunya sub-spisies harimau yang masih dipunyai Indonesia setelah dua saudaranya Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah. Hewan dari filum Chordata ini hanya dapat diketemukan di Pulau Sumatera, Indonesia. Populasinya di alam liar diperkirakan tinggal 400500 ekor. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) semakin langka dan dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah. Harimau dipercaya merupakan keturunan hewan pemangsa zaman purba yang dikenal sebagai Miacids. Miacids hidup pada akhir zaman Cretaceous kira-kira 70-65 juta tahun yang lalu semasa zaman dinosaurus di Asia Barat (Andrew Kitchener, The Natural History of Wild Cats). Harimau kemudian berkembang di kawasan timur Asia di China dan Siberia sebelum berpecah dua, salah satunya bergerak ke arah hutan Asia Tengah di barat dan barat daya menjadi harimau Caspian.

8

Sebagian lagi bergerak dari Asia Tengah ke arah kawasan pergunungan barat, dan seterusnya ke Asia tenggara dan kepulauan Indonesia, sebagiannya lagi terus bergerak ke barat hingga ke India (Hemmer,1987). Harimau Sumatera dipercaya terasing ketika permukaan air laut meningkat pada 6.000 hingga 12.000 tahun silam. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan subspisies harimau lainnya dan sangat mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari. Perlu diketahui, terdapat 9 subspesies harimau yang tiga diantaranya telah dinyatakan punah. Kesembilan subspisies harimau tersebut adalah: 1. Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) terdapat di Malaysia, Kamboja, China, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. 2. Harimau Bengal (Panthera tigris tigris) Bangladesh, Bhutan, China, India, dan Nepal. 3. Harimau Cina Selatan (Panthera tigris amoyensis) China. 4. Harimau Siberia (Panthera tigris altaica) dikenal juga sebagai Amur, Ussuri, Harimau Timur Laut China, atau harimau Manchuria. Terdapat di China, Korea Utara, dan Asia Tengah di Rusia. 5. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) terdapat hanya di pulau Sumatera, Indonesia. 6. Harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni) terdapat di semenanjung Malaysia. 7. Harimau Caspian (Panthera tigris virgata) telah punah sekitar tahun 1950an. Harimau Caspian ini terdapat di Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan Rusia. 8. Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) telah punah sekitar tahun 1972. Harimau Jawa terdapat di pulau Jawa, Indonesia.

9

9. Harimau Bali (Panthera tigris balica) yang telah punah sekitar tahun 1937. Harimau Bali terdapat di pulau Bali, Indonesia.

b. Ciri-ciri dan HabitatHarimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna paling gelap diantara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat bahkan terkadang dempet. Harimau Sumatra jantan memiliki panjang ratarata 92 inci dari kepala hingga ke ekor dengan berat 300 pound. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci dan berat 200 pound. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan. Harimau Sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra. Kucing langka ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi. Makanan harimau sumatra tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Harimau sumatra merupakan hewan soliter yang berburu di malam hari. Kucing ini mengintai

10

mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya celeng dan rusa, dan terkadang unggas,ikan, dan Orangutan. Menurut penduduk setempat harimau sumatra juga gemar makan durian. Harimau Sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau Sumatera tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau Sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer. Klasifikasi ilmiah : Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Felidae; Genus: Panthera; Spesies: Panthera tigris; Upaspesies: Panthera tigris sumatrae. Nama trinomial: Panthera tigris sumatrae (Pocock, 1929).

c. Populasi Harimau SumateraHingga sekarang diperkirakan hanya tersisa 400-500 ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masih bertahan di alam bebas. Selain itu terdapat sedikitnya 250 ekor Harimau Sumatera yang dipelihara di berbagai kebun binatang di seluruh penjuru dunia. Pengrusakan habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi harimau sumatera saat ini. Pembalakan hutan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 hingga 2000. Dalam upaya penyelamatan harimau Sumatera dari kepunahan, Taman Safari Indonesia ditunjuk oleh 20 kebun binatang di dunia sebagai Pusat Penangkaran Harimau Sumatera, studbook keeper dan tempat penyimpanan sperma (Genome Rescue Bank) untuk harimau Sumatera.

11

3Menghindari dan Menangani Konflik dengan GajahKonflik antara gajah dan masyarakat umumnya berupa gangguan gajah terhadap tanaman masyarakat, yang dipicu oleh berbagai faktor yang diduga menjadi penyebab terjadinya gangguan gajah. Misalnya adalah terfragmentasinya habitat dan semakin sempitnya daerah jelajah gajah akibat konversi hutan, serta menurunnya daya dukung lingkungan. Disadari atau tidak, konflik yang terjadi antara gajah dan manusia adalah akibat dari kelalaian kita. Kerusakan alam sebagai akibat dari pola pikir bahwa sumber daya alam sebagai kumpulan sumber daya untuk kebutuhan manusia dan memenuhi kesenangan manusia. Alam merupakan musuh bersama manusia yang harus ditundukkan. Untuk itu, ada cukup alasan untuk menggalang solidaritas guna untuk melakukan eksploitasi untuk menundukkan alam yang dalam hal ini adalah gajah yang harus disingkirkan dari kehidupan manusia (masyarakat yang mengalami konflik). Kendala yang dihadapi dan dialami di lapangan dalam upaya penanganan konflik gajah-manusia biasanya adalah ;

12

1. Batas antara kawasan hutan dan kawasan marga tidak terlihat jelas Ini menyulitkan bagi kita untuk menghalau gajah, dimana batas antara kawasan hutan dan perkebunan ataupun peladangan masyarakat tidak ada perbedaannya, sehingga ketika gajah sudah keluar dari dalam kawasan hutan, kita akan kesulitan dalam menentukan arah penghalauan ataupun penggiringannya.

2. Banyaknya pemukiman yang ada di dalam kawasan hutan Dengan adanya pemukiman yang berada didalam kawasan hutan menyulitkan kita ketika akan melakukan pemblokiran untuk menghalau gajah agar tidak keluar dari dalam kawasan hutan. Dan juga dengan adanya pemukiman penduduk di dalam kawasan hutan, akan menjadikan gajah cepat stres dikarenakan kebingungan dalam mencari jalan, dimana areal yang akan dilewati terhadang oleh masyarakat.

3. Adanya rumah/gubuk yang tersebar dan terpencil didalam kebun Dengan masih adanya rumah jaga atau gubuk yang ada di tengah-tengah perkebunan, dan tinggal sendiri, sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa pemiliknya. Dan ini menyulitkan kita ketika kawanan gajah sudah berada di areal warga dan ketika akan melakukan penggiringan.

4. Banyaknya akses jalan setapak yang ada didalam kawasan hutan Gajah senantiasa lewat jalan yang sudah biasa dilaluinya, dan juga, gajah lebih menyukai jalan yang bebas hambatan ketika menuju daerah yang diinginkannya. Dengan

13

banyaknya jalan setapak yang berada didalam kawasan hutan memudahkan akses bagi gajah untuk berlalu lalang, sehingga menyulitkan kita ketika akan melakukan pengdeteksian.

5. Peralatan jaga yang tidak memenuhi standar Kurangnya peralatan jaga yang digunakan juga akan menyulitkan kita dalam melakukan penghalauan dan penggiringan, seperti senter besar/lampu belor, alat komunikasi HT, dan peralatan bantu jaga lainnya, dimana kegiatan ini lebih banyak dilakukan pada malam hari sehingga peralatan-peralatan tersebut mutlak diperlukan.

6. Tidak ada alat deteksi bagi gajah yang akan keluar dari kawasan hutan Tidak adanya alat penghalau bagi laju perjalanan gajah yang akan keluar dari kawasan sebagai alat deteksi, menyulitkan kita melakukan penghalauan. Dan ini kaitanya dengan tatabatas yang kurang jelas, dan banyaknya pemukiman yang berada di dalam kawasan hutan sehingga untuk sekedar memasang alat deteksi menjadi hambatan.

7. Perlunya kekompakan dan kebersamaan Dalam melakukan penanganan gangguan gajah, cara yang lebih efektif, mudah dialakukan dan murah biayanya dan sedikit resiko kerugiannya adalah melakukan penghalauan dibandingkan penggiringan. Namun untuk melakukan penghalauan diperlukan kebersamaan dan kekompakan serta komunikasi dan koordinasi.

14

4Menghindari dan Menangani Konflik dengan Harimau1. Harimau Dengan Anak Situasi yang sangat berbahaya adalah pada saat bertemu sarang dengan harimau bersama anaknya yang baru lahir secara tidak sengaja. Biasanya harimau akan mengeluarkan auman peringatan. Pada kasus seperti ini usahakan untuk tidak panik dan segeralah mencari jalan kembali hingga sekitar 500 meter jauhnya dari sarang tersebut. Bila bertemu anak harimau tanpa induk, tidak diperbolehkan untuk menangkap anak tersebut. Induk harimau kadang meninggalkan anak-anaknya dalam waktu yang cukup lama dan anak harimau yang sudah mulai besar sering berkeliaran secara mandiri. Karena anak harimau ini masih belum berpengalaman, mereka belum bisa mengetahui bahaya. Inilah alasan mengapa anak harimau sering dijumpai manusia dan mungkin terjadi di jalan-jalan raya. Walaupun demikian, anak harimau yang sudah bisa berdiri sendiri dapat menyerang dan mengakibatkan luka yang serius/fatal. Apalagi bila induk berada di dekatnya. Perilaku induk sangat sulit diprediksi. Induk akan melindungi tanpa memperhatikan orang atau apapun bahkan kendaraan yang lewat. Kalau anda melewati jalan dan melihat anak harimau lebih dari satu tempat, anda harus lapor ke pihak yang berwenang.

15

2. Harimau dan Anjing Dengan alasan yang sulit dijelaskan, harimau mempunyai kecenderungan untuk suka terhadap anjing. Harimau dapat menghabiskan waktu yang cukup lama mengikuti manusia yang pergi bersama anjing tanpa diketahui oleh manusia maupun anjing tersebut. Harimau akan menunggu saat anjing terpisah dengan empunya. Anjing dengan segera akan menghilang tanpa jejak dan tanpa suara karena seketika dibunuh harimau. Kadang harimau ini mengikuti anjing dan manusia hingga beberapa hari dan mengikuti manusia hingga tempat tinggal saat di hutan (mungkin yang dimaksud : adalah pondok atau gubuk). Pada kasus ini, bukan hanya anjing yang terancam, namun manusia juga dalam bahaya besar. Kadang terkaman pertama harimau ini tidak berhasil, dan anjing bersembunyi dibelakang Si Empunya untuk mencari keselamatan. Harimau yang sudah terlalu bernafsu untuk membunuh tidak dapat menghentikan diri dan kadang-kadang tanpa memperhitungkan keberadaan manusia, harimau ini tetap saja menerkam anjing yang berada di dekat/bawah kaki Si Empunya. Setelah membawa anjing tersebut pergi, biasanya harimau pergi meninggalkan manusia (si Empunya) begitu saja tanpa masalah. Anda tidak akan bisa menolong anjing tersebut, tapi malah akan memicu harimau tersebut untuk mempertahankan hasil tangkapannya. Kadang-kadang anjiing dapat menemukan si pengintai (harimau). Anjing akan menjadi lemas/takut dan akan terus menempel (Jawa : ndusel-ndusel) di kaki Si Empunya dan terus merengek-rengek. Pada situasi ini, direkomendasikan untuk melakukan tembakan ke udara (di Russia ada senapan) dan meninggalkan lokasi tersebut sambil melakukan tembakan-tembakan udara untuk menakuti harimau tersebut dan tidak usah panik.

16

3. Harimau Dengan Mangsanya Bila anda seorang pemburu dan telah mendapat mangsa untuk diambil. Anda menemukan jejak harimau di sekitar area pemburuanmangsa tersebut. Anda harus memberitahukan keberadaan anda pada harimau ini dengan membuat suara suara karakteristik suara manusia, diantaranya : tembakan ke udara, suara logam, berbicara dengan keras, memukul pohon-pohon. Biasanya harimau tidak akan menyentuh hewan yang dibunuh oleh pemburu. Lagipula, predator yang normal dan sehat akan mengurungkan niatnya untuk berburu kalau dia menemukan jejak manusia di daerah perburuannya. Harimau yang dapat menmpunyai indra penciuman tajam akan memilih untuk pergi, tapi jika harimau ini bertemu secara kebetulan, mungkin akan menyerang. Anda seharusnya tidak mendekati mangsa harimau yang sudah mati. Keingintahuan yang berlebihan seperti ini mungkin akan menimbulkan sebuah konsekwensi tragis. Beruang dapat memakan sisa-sisa mangsa harimau dan pada kasussepertiiniberuang akan sangat-sangat agresif. Situasiyang berbahaya pada saatharimau dan pemburu mengincar mangsa yang sama.Pada saatdidekati, mangsa incaran (rusa, babi dll) berhasil melarikan diri. Kadang harimau akan melompat melakukanprovokasi terhadap pemburu dan dalam keadaan ini pemburu harus kejam.

4. Harimau Terluka atau Lapar Setelah mengalami luka yang serius, harimau akan kehilangan kemampuan berburu walaupun sebenarnya belum terlalu tua untuk dapat berburu dengan normal (alami). Secara alami ini merupakan harimau dengan kemampuan berburu yang buruk. Rasa lapar akan merangsang harimau untuk mendekati perkampungan, berkeliaran ke tempat pembuangan sampah, memakan

17

bangkai, makan ternak dan anjing. Keberadaan harimau ini merupakan ancaman serius dan direkomendasikan hanya personal yang berpengalaman dan mempunyai senjata lengkap menangani kasus ini. Atau mungkin anda pun akan merasa ngeri bila ditempatkan di lokasi ini. Darah pada jejak kaki atau di tempat biasa harimau ini berbaring atau jejak-jejak langkah kecil yang tidak biasa adalah pertanda untuk harus lebih berhati-hati. Pada kasus ini anda tidak diperbolehkan untuk berjalan sendirian dan anda harus selalu mempunyai perlengkapan mempertahankan diri. Lebih baik lagi tinggalkanlah area tersebut hingga styuasi menjadi lebih aman. Penurunan tajam pada jumlah ungulata (mangsa utama harimau) juga meningkatkan bahaya akan serangan harimau. Kasus seperti ini harus terus dimonitor oleh personal yang khusus mempunyai kemampuan dalam bidang ini. Dan juga memberikan informasi pada masyarakat secara kontinyu. Dan jangan bepergian di area tersebut tanpa jumlah orang yang cukup.

5. Harimau dengan Jerat. Sudah bertahun-tahun, para penjerat menggunakan snare/sling dan jerat kaki untuk menangkap harimau. Hewan yang terkena jerat ini mungkin akan sangat berbahaya bagi orang yang mendekatinya. Biasanya harimau akan mengaum dan mencakar permukaan tanah hingga harimau ini mendengar ada manusia mendekat. Kemudian harimau ini akan berhenti (diam) beberapa saat dan pada saat ada yang mendekat, dia akan kembali meyuarakan raungan putus asa. Andai jerat ini putus/lepas, orang yang sedang berada di tempat tersebut kecil kemungkinan untuk selamat. Biasanya orang yang terluka pada kasus seperti ini bukanlah si pelaku pemasangan jerat. Sekali terkena dan bisa lepas dari jerat, harimau yang mengalami trauma ini akan menjadi sangatsangat berbahaya.

18

6. Harimau di Jalan Raya Seekor harimau bisa saja berada dijalan raya untuk sekedar melintas atau karena mencari tahu sesuatu. Harimau semacam ini tidak membahayakan bagi pngendara mobil selama tidak berhanti dan keluar dari mobil. Pengendara sepeda motor seharusnya tidak mendekati harimau ini dan perlu segera mengambil keputusan cepat untuk terus melaju melewati harimau dengan kecepatan lebih atau balik arah. Pengendara sepeda kayuh harus terus melaju dengan cepat tanpa menunjukkan rasa takut dengan tidak memunggungi harimau, berbicaralah/berteriak pada harimau dengan keras dan segera meninggalkan tempat tersebut.

7. Perilaku Harimau Saat Mengancam (mengintimidasi) Jika harimau terlihat, ini sudah harus diartikan sebagai sebuah tanda peringatan. Biasanya harimau akan berperilaku secara diam-diam. Harimau akan mempelajari kita dari bau dan suara, sambil berjalan keluar dari tempat persembunyian untuk mendapatkan semua informasiyang dia perlukan tentang kita. Satwa liar berpotensi membahayakan, dan perlu untuk selalu waspada. Dengan perilaku ini, harimau dapat memberikan peringatan bahwa anak-anak harimau yang mungkin berada tidak jauh atau mungkin ada mangsa miliknya. Tapi mungkin juga alasan lain bahwa dia melihat manusia sebagai pesaing yang tidak diharapkan. Perilaku ini bisa disebut perilaku demonstrative. Perilaku ini menunjukkan bahwa harimau ini tidak berencana untuk membunuh manusia, tapi lebih cenderung pada memberikan peringatan bahwa dia (si Harimau) berada disini. Oleh sebab itu, kita harus keluar dari tempat tersebut tanpa menembak ataupun memperlihatkan style menembak pada harimau ini. Perilaku demonstrative ini ditandai dengan auman, dia akan membiarkan kita dan mungkin bergerak searah kita. Sering kali hal ini terjadi pada waktu gelap (sore). Pada kondisi ini,

19

tidak ada ancaman serangan secara langsung, tapi auman yang keras akan membuat kita tegang/stress/takut bahkan panik. Hewan-hewan predator lain pun pasti akan ketakutan mendengar auman keras ini, hal ini menegaskan bahwa auman ini begitu kerasnya dan sangat ngeri bagi manusia. Buatlah suara gaduh/berbicara, tembakan udara dan dengan tidak panik, tidak segera meninggalkan lokasi tersebut dengan tidak berlari. 8. Perilaku Harimau Saat Menyerang Jika terjadi pertemuan tanpa sengaja bagi manusia maupun harimau `face to face/berhadapan, meskipun hewan yang sedang kelelahan pun tidak akan langsung mengambil keputusan. Pada situasi ini, inilah waktu untuk mempelajari keadaan. Biasanya harimau tidak akan berdiri tanpa bergerak untuk beberapa saat, tegang memberikan auman peringatan dan mungkin akan berpura-pura menerkam/menyerang. Pada saat tegang, biasanya telinga harimau akan ditarik menempel pada kepala, rambut pada kepala dan leher berdiri, dan ekor menggeliat tegang. Kemudian situasi akan menjadi berbahaya dan keputusan harus segera diambil. Pada kasus dimana harimau tersebut sedang diikuti atau pada saat tidak ada jalan lain untuk menghindari pertemuan, harimau akan berusaha untuk mempertahankan diri dan bisa jadi menyerang. Biasanya harimau akan menyerang orang pada kaki, dapat juga menyerang tangan bila orang tersebut mencoba membela diri. Atau mungkin akan pergi begitu saja. Harimau jarang melihat manusia sebagai mangsa, oleh sebab itu, anda tidak seharusnya gegabah menyangka harimau akan menyerang padahal hanya menunjukkan perilaku demonstrative. Berpura-pura menerkam adalah sebuah peringatan, walaupun paradoks, umumnya kasus seperti ini terjadi pada orang yang membawa senjata. Tembakan terburu-buru yang diarahkan pada harimau hanya akan menyebabkan serangan/terkaman yang sebenarnya,terlebih bila harimau initerluka.

20

5Kegiatan PNPM LMP Dalam Membantu Pengelolaan Konflik Satwa Dengan ManusiaKegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada PNPM LMP dalam membantu pengelolaan konflik satwa dengan manusia untuk jangka pendek dan menengah adalah: 1. Pembentukan kelompok masyarakat Kelompok ini melakukan berbagai kegiatan dalam rangka membantu upaya-upaya pelestarian alam, penyadaran kemasyarakat sekitar kawasan, melakukan pengamanan hutan dari perbuatan yang dapat merusaknya dan melakukan pengamanan tanaman dan tempat tinggal dari serangan gajah dan harimau secara swadaya dan mandiri, serta melakukan berbagai kegiatan usaha ekonomi alternatif sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada di wilayah masing-masing desa.

2. Pendampingan dalam kelompok masyarakat Kegiatan pendampingan di kelompok masyarakat penting dilakukan dalam rangka memberikan dukungan/semangat pada kelompok atau kelembagaan masyarakat untuk

21

melakukan dinamika kegiatan kelompok. Proses pendampingan yang dilakukan adalah untuk memfasilitasi kegiatan kelompok sebagai media belajar bersama di internal kelompok itu sendiri atau keluar kelompok (dengan kelompok, instansi atau lembaga diluar kelompok). Dalam rangka memfasilitasi kegiatan di kelompok dalam hal penanganan konflik satwa-manusia dan pelestarian alam, kelompok melalui kepengurusannya melakukan kegiatan anjang kelompok.

3. Pengembangan model penanganan konflik gajah dan harimau oleh masyarakat Adanya persoalan konflik satwa-manusia yang selama ini terjadi, serta banyaknya kerugian yang dialami masyarakat baik harta maupun jiwa, maka perlunya melakukan pengembangan model penanganan konflik satwa oleh masyarakat itu sendiri. Kegiatan penanganan konflik oleh masyarakat yang secara swadaya dan mandiri perlu dilakukan inovasi atau pengembangan model/metode penanganannya. Untuk dapat mengembangkan model dan metode penanganan konflik satwa-manusia maka masyarakat perlu melakukan kegiatan anjang dalam rangka pembelajaran metode penanganan rendah biaya.

4. Peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi alternatif masyarakat Upaya pendampingan dimasyarakat sekitar kawasan hutan perlu dilakukan secara bersama dan terpadu, dimana kondisi masyarakat sekitar kawasan hutan secara umum saat ini antara lain : a. Tingkat SDM masayarakat dalam berbagai bidang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan masih perlu ditingkatkan

22

b. Kesadaran konservasi masyarakat terus menerus perlu ditingkatkan c. Sarana dan prasarana desa masih perlu ditingaktkan sesuai dengan kebutuhan. d. Dari persoalan tersebut, maka upaya peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi alternatif bagi masyarakat perlu diupayakan dengan melihat potensi dan peluang yang ada dan mungkin dikembangan. Kegiatan ini berupa intensifikasi usaha pertanian, perkebunan, peternakan dan lain-lain. 5. Penanganan dan pemantauan gajah dan harimau di habitat alaminya Gajah dan harimau akan tetap berada di habitat alaminya dengan dilakukan penanganan konflik (mitigasi konflik) dan pemantauan gajah dan harimau di satu tempat didalam kawasan hutan dengan melakukan model penjagaan per desa. Target awal yang perlu dibentuk adalah tidak adanya korban jiwa, korban ternak dan minimnya kerusakan lahan. Apabila karakter suatu desa letak kampung atau pemukimannya berjauhan, koordinasi dan komunikasi intensif perlu dilakukan untuk penghalauan secar bersamasama. Diperlukan pula suatu mekanisme penjagaan mandiri per desa dengan strategi pengusiran yang tepat. Sebaiknya diperhitungkan arah pengusiran dan model penjagaan pada titik-titik tertentu.

23

PenutupBila engkau hanya medengar, suatu saat engkau akan lupa Bila engkau hanya melihat, suatu saat engkau pasti akan ingat Namun bila engkau ikut melakukan, maka engkau akan paham

Belajar dari pengalaman, merupakan suatu pembelajaran dalam menangani berbagai pemasalahan yang timbul dan tenggelam dalam kehidupan masyarakat. Menghindari dan menangani konflik satwa, tentunya dapat diharapkan berdampak kepada ketahanan pangan masyarakat desa. Semoga dengan pengetahuan masyarakat dalam menghindari dan menangani konflik satwa, masyarakat di desa - desa dapat ikut serta melestarikan hewan yang dilindungi oleh Undangundang ini dan tentunya berdampak pula dengan hasil pertanian yang mereka kerjakan. Semoga buku kecil ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dan menjadi inspirasi untuk menghindari dan menangani konflik satwa. Sehingga selain ekonomi masyarakat terbangun, satwa yang dilindungi juga dapat terjaga dengan baik habitatnya.

24

Daftar Pustaka1. 2. 3. 4. 5. www.terranet.or.id; www.iucnredlist.org; www.wwf.or.id; Gambar: www.mediaindonesia.com www.lablink.or.id/Satwa/stw-harimau.htm; www.geocities.com/harimau_yosri/HaiwanHarimauSumatra. htm

25

26