NASKAH PUBLIKASI
-
Upload
rahmi-fitri-azizah -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
Transcript of NASKAH PUBLIKASI
Differences Of Schoolchildren Interest In Using Conventional Toothbrush With Light Up timer Toothbrush in Age 4-5 Years
PERBEDAAN MINAT ANAK TERHADAP PENGGUNAAN SIKAT GIGI KONVENSIONAL DENGAN SIKAT GIGI
BERLAMPU SEBAGAI PENGUKUR WAKTU (Light Up Timer Toothbrush) PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
Rahmi Fitri Azizah1, Laelia Dwi Anggraini2
1Mahasiswa prodi pendidikan dokter gigi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Dosen prodi pendidikan dokter gigi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Abstract
The interest is a high tendency toward something and relative characteristic of someone as human being. The Interest has a big influence toward someone’s activity, because someone will do something that he/her interested in. On the contrary, without interest someone will never do something. The purpose of this research is to know “Differences Of Children Interest In Using Conventional Toothbrush With Light Up timer Toothbrush in Age 4-5 Years”. In explore that, the writer used Quasi Experimental as a research method. From 32 schoolchildren (age 4-5) at TK Budi Mulia Dua, the researcher has taken 19 cooperative children as sample for this research. In the first visit, 19 schoolchildren brush their teeth with conventional toothbrush and they were filled the questioner paper before and after brushing their teeth. In the second visit, they used Light Up Timer Toothbrush and filled the questioner paper before and after brushing their teeth. After that, the data (1st week and 2nd week) analyzed with Paired t-test and Mann Whitney. Paired t-test showed there is no significant difference (p<0,05) from the questioner score before and after tooth brushing. Mann Whitney showed the significant result (p<0,05), that there is a difference interest of children in using Light Up Timer Toothbrush. This is opposite with the hypothesis because the schoolchildren more interest in using conventional toothbrush rather than Light Up Timer Toothbrush.
Keywords: Schoolchildren (age 4-5), Interest, Conventional Toothbrush, Light Up Timer Toothbrush
Intisari
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat individu akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan minat terhadap penggunaan sikat gigi konvensional dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) pada anak usia 4-5 tahun di TK Budi Mulia Dua Taman Siswa Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental. Sampel diambil dari seluruh jumlah siswa TK Budi Mulia Dua yang berumur 4-5 tahun sebanyak 32 anak kemudian dipilih anak yang kooperatif dalam penelitian. Dari 32 anak yang terdapat 19 anak yang kooperatif. Kunjungan pertama anak-anak menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional. Kuesioner diisi sebelum dan setelah menyikat gigi. Kunjungan kedua anak-anak menyikat gigi dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Kuesioner diisi sebelum dan setelah menyikat gigi. Data dianalisis menggunakan Uji Paired t-test dan Mann Whitney. Uji Paired t-test menunjukkan hasil tidak adanya perbedaan signifikan (p<0,05) jumlah skor kuesioner sebelum dan setelah menyikat gigi. Uji Mann Whitney menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05), yang terdapat perbedaan minat anak terhadap penggunaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Hal ini bertolak belakang dengan hipotesa karena anak-anak lebih berminat menggunakan sikat gigi konvensional dibandingkan dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush).
Kata kunci: Anak usia 4-5 tahun, minat, sikat gigi konvensional, sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush).
1
Pendahuluan
Masalah utama kesehatan
gigi dan mulut yang paling banyak
dijumpai adalah karies gigi dan
penyakit periodontal. Negara
Indonesia dengan 89% anak dibawah
umur 12 tahun menderita penyakit
gigi dan mulut. Kondisi itu akan
berpengaruh pada derajat kesehatan
mereka, proses tumbuh kembang
bahkan masa depan mereka. Penyakit
gigi dan mulut akan sangat
berpengaruh pada proses tumbuh
kembang anak. Anak-anak akan
rawan kekurangan gizi. Rasa sakit
pada gigi dan mulut jelas
menurunkan selera makan mereka.
Dampak lainnya, kemampuan belajar
mereka dapat turun sehingga jelas
akan berpengaruh pada prestasi
belajar. Anak akan enggan
beraktivitas fisik1.
Pada umumnya keadaan
kebersihan mulut anak lebih buruk.
Anak lebih banyak mengkonsumsi
makanan dan minuman manis yang
menyebabkan karies dibanding orang
dewasa. Anak-anak umumnya
senang gula-gula, apabila anak
terlalu banyak makan gula-gula dan
jarang membersihkannya, maka gigi-
giginya banyak yang mengalami
karies2.
Menyikat gigi adalah cara
yang umum dianjurkan untuk
membersihkan deposit lunak pada
permukaan gigi dan gusi sehingga
penumpukan plak dapat dihindari.
Waktu rata-rata pada populasi umum
menyikat gigi adalah 45 detik.
Menurut Creeth menyikat gigi dalam
waktu 120 detik dapat
menghilangkan plak 26% lebih
banyak dibandingkan menyikat gigi
dengan waktu 45 detik. Pengaruh
2
besar dalam menghilangkan plak
pada gigi terdapat pada teknik dan
waktu menyikat gigi3.
Menyikat gigi sebagai salah
satu kebiasaan mulai dapat diajarkan
pada awal masa kanak-kanak karena
kemampuan kognitif maupun
motorik anak mengalami
perkembangan. Rasa ingin tahu dan
sikap antusias yang kuat terhadap
segala sesuatu yang baru merupakan
ciri yang menonjol pada anak usia 4-
5 tahun4.
Untuk meningkatkan minat
anak dalam menyikat gigi dan sesuai
dengan waktu yang efektif (2 menit).
Sebaiknya anak diberi alat
pendukung yang menarik. Jenis sikat
gigi yang menarik minat anak di
Amerika salah satunya adalah sikat
gigi berlampu sebagai pengukur
waktu (Light Up Timer Toothbrush).
Sikat gigi berlampu sebagai
pengukur waktu (Light Up Timer
Toothbrush) dilengkapi dengan nyala
lampu berkedip yang menandakan
durasi waktu 60 detik pada bagian
pemegang sikat. Cahaya dapat
diaktifkan dengan menekan sebuah
tombol yang memungkinkan anak-
anak untuk belajar dan menyikat gigi
mereka sendiri pada usia dini5. Sikat
gigi ini belum berkembang di
indonesia. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian untuk
mengetahui perbedaan minat anak
terhadap penggunaan sikat gigi
konvensional dengan sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush).
Bahan dan Cara
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi experimental. Sampel
diambil dari seluruh jumlah siswa
TK Budi Mulia Dua yang berumur 4-
3
5 tahun sebanyak 32 anak kemudian
dipilih anak yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi pada
penelitian. Dari 32 anak, terdapat 19
anak yang kooperatif. Minggu
pertama (Kamis, 19 September 2013)
anak-anak menyikat gigi dengan
sikat gigi konvensional. Kuesioner
diisi sebelum dan setelah menyikat
gigi. Minggu kedua (jumat, 27
September) anak-anak menyikat gigi
dengan sikat gigi berlampu sebagai
pengukur waktu (Light Up Timer
Toothbrush). Kuesioner diisi
sebelum dan setelah menyikat gigi.
Data dianalisis menggunakan Uji
Paired t-test dan Mann Whitney t-
test.
Kriteria Inklusi pada
penelitian ini adalah siswa TK Budi
Mulia Dua Taman Siswa yang
berusia 4-5 tahun, jenis kelamin laki-
laki dan perempuan, anak yang
kooperatif dan bersedia mengikuti
penelitian. Adapun kriteria
eksklusinya adalah anak yang tidak
kooperatif, anak yang tidak masuk
sekolah, anak yang sedang sakit atau
kurang sehat.
Variabel pengaruh pada
penelitian ini adalah penggunaan
sikat gigi konvensional dan sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush
sedangkan variabel terpengaruhnya
adalah minat anak. Variabel
terkendali adalah anak usia 4 tahun 1
bulan sampai 5 tahun 6 bulan, teknik
menyikat gigi, jenis sikat gigi,
ukuran sikat gigi, warna sikat gigi,
bentuk sikat gigi dan waktu menyikat
gigi sedangkan variabel tidak
terkendali adalah suku bangsa, kultur
sosial penduduk, kesadaran, sikap
dan perilaku individu.
4
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sikat gigi
konvensional, sikat gigi berlampu
sebagai pengukur waktu (Light Up
Timer Toothbrush), gelas kumur,
informed Consent, alat ukur minat
(Kuesioner) dan bolpoin/pensil
sedangkan bahan yang digunakan
untuk penelitian adalah pasta gigi.
Penelitian ini dilakukan TK
Budi Mulia Dua Taman Siswa
Yogyakarta. Seluruh anak TK Budi
Mulia Dua yang berumur 4-5 tahun
dijadikan sampel untuk penelitian
yaitu sebnyak 32 orang, namun yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi hanya 19 anak. Metode
penelitian menggunakan quasi
eksperimental atau satu orang
mendapat dua perlakuan.
Ada 2 tahapan dalam
penelitian ini yaitu tahap persiapan
dan tahap pelaksanaan. Tahap
persiapan meliputi pembuatan
proposal karya tulis ilmiah, engurus
surat ijin penelitian ke TK Budi
Mulia Dua Taman Siswa, melakukan
uji validitas dan realibilitas kuesioner
yang akan digunakan, melaksanakan
pelatihan kepada enumerator atau
petugas pengumpul data tentang cara
pengambilan data, menyamakan
persepsi dengan enumerator,
menyiapkan alat dan bahan
penelitian, memilih subyek yang
sesuai kriteria dan meminta
persetujuan tindakan medis
(Informed Consent) kepada guru
pendamping dan orang tua. Tahap
pelaksanaan dilakukan dalam 2
kunjungan, pada kunjungan pertama
peneliti melakukan perkenalan dan
penjelasan kepada guru serta subyek
mengenai jalannya penelitian, siswa
diberikan edukasi mengenai teknik,
frekuensi dan durasi menyikat gigi,
5
peneliti membagikan sikat gigi
konvensional dengan jenis, ukuran,
warna dan bentuk sikat gigi yang
hampir menyerupai sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush), siswa
mengisi kuesioner sebelum menyikat
gigi, siswa menyikat gigi bersama
sesuai dengan waktu yang di
inginkan (waktu tidak ditentukan)
dan siswa mengisi kuesioner sesudah
menyikat gigi.
Kunjungan kedua
dilaksanakan 7 hari setelah para
siswa menyikat gigi dengan
menggunakan sikat gigi
konvensional. Kunjungan kedua
peneliti mengingatkan kembali
mengenai teknik, frekuensi dan
durasi menyikat gigi, siswa mengisi
kuesioner sebelum menyikat gigi,
peneliti membagikan sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush) dengan
ukuran, warna dan bentuk yang
sama, siswa mengisi kuesioner
sesudah menyikat gigi, mengecek
seluruh kelengkapan form kuesioner
dan melakukan pengolahan dan
analisis data.
Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menguji
normalitas menggunakan uji
Shapiro-Wilk, sedangkan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan
skor plak sebelum dan setelah
dilakukan penyuluhan dapat
menggunakan uji parametrik Paired
t-test jika sebaran data normal,
apabila sebaran data tidak normal
maka dapat menggunakan uji
Wilcoxon. Analisis data dilanjutkan
dengan menggunakan uji
Independent Sample t-test untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan
6
minat anak terhadap penggunaan
sikat gigi konvensional dan sikat gigi
berlampu sebagai pengukur
waktu (Light Up Timer Toothbrush)
jika sebaran data normal, apabila
sebaran tidak normal maka dapat
menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil penelitian
Hasil penelitian didapatkan
dengan mengetahui jumlah skor
kuesioner minat. Analisis data yang
digunakan utuk mengetahui adanya
perbedaan skor minat sebelum dan
sesudah menyikat gigi menggunakan
parametrik Paired t-test. Sebelum
dilakukan analisis data perlu
dilakukan syarat wajib yaitu uji
normalitas pada data yang telah
diperoleh.
Uji normalitas diambil dari
tabel Shapiro-Wilk karena jumlah
sample kurang dari 50.
Tabel 1. Uji Normalitas Nilai Skor Kuesioner
pada Penggunaan Sikat Gigi Konvensional dan
Sikat Gigi Berlampu Sebagai Pengukur Waktu
(Light Up Timer Toothbrush)
Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa nilai sig>0,05
yang berarti data berdistribusi normal
sehingga memenuhi syarat untuk
dilakukan uji parametrik Paired t-
test. Hasil uji parametrik Paired t-
test dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 2. Hasil Uji Pengaruh Minat Sebelum dan
Sesudah Sikat Gigi Konvensional dan Sikat Gigi
Berlampu Sebagai Pengukur Waktu (Light Up
Timer Toothbrush)
7
VariabelSikat Gigi
KonvensionalSikat Gigi Light Up Timer Toothbrush
P Keterangan P Keterangan
Pre test 0.066 Normal 0,155 Normal
Post test 0.062 Normal 0,09 Normal
VariabelSikat Gigi
Konvensional
Sikat Gigi Light Up
Timer Toothbrush
Uji Sig. Uji Sig.Pre Test Paired
t-test0.091
Paired t-test
0,130Post Test
Untuk mengetahui apakah
ada pengaruh pada minat anak antara
sebelum dan sesudah menggunakan
sikat gigi konvensional maka
dilakukan uji Paired t-test dengan
hasil menunjukan pada data pre test
dan post test memiliki nilai
signifikansi 0,091 ( P > 0,05) artinya
tidak ada perbedaan nilai yang
bermakna antara pre test dan post
test. Sedangkan pada sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush) hasil
menunjukan pada data pre test dan
post test memiliki nilai signifikansi
0,130 ( P > 0,05) artinya tidak ada
perbedaan nilai yang bermakna
antara pre test dan post test.
Uji selanjutnya setelah uji
parametrik Paired t-test dapat
menggunakan uji Independent
Sample t-test jika sebaran data
normal atau uji Mann Whitney jika
sebaran data tidak normal untuk
mengetahui perbedaan minat anak
terhadap sikat gigi konvensional dan
sikat gigi berlampu sebagai pengukur
waktu (Light Up Timer Toothbrush).
Sebelumnya dilakukan uji normalitas
terlebih dahulu.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Pada Skor
Kuesioner Perbedaan Minat antara Penggunaan
Sikat Gigi Konvensional dan Sikat Gigi Berlampu
Sebagai Pengukur Waktu (Light Up Timer
Toothbrush)
Variabel Jumlah
Sampel
Nilai p Keterangan
Perbedaan minat sikat
gigi konvensional dan sikat gigi Light Up Timer
Toothbrush
19 0,000 Tidak normal
Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa nilai
signifikansinya adalah 0,000
(p<0,05) data terdistribusi tidak
8
normal sehingga uji yang harus
dilakukan adalah uji Mann-Whitney
Test.
Tabel 4. Hasil Uji Perbandingan Selisih Skor
Kuesioner Minat antara Penggunaan Sikat Gigi
Konvensional dan Sikat Gigi Berlampu Sebagai
Pengukur Waktu (Light Up Timer
Toothbrush)
Variabel Jumlah
Sampel
Nilai p
Keterangan
Perbedaan minat sikat
gigi konvensional dan sikat gigi Light Up Timer
Toothbrush
19 0,040
Terdapat perbedaan bermakna
Berdasarkan tabel uji diatas
didapatkan nilai signifikansi p =
0,040 (p <0,05) artinya terdapat
perbedaan nilai yang bermakna pada
minat anak dalam penggunaan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush).
Tabel 5. Nilai Mean Rank Selisih Skor Kuesioner
Minat antara Penggunaan Sikat Gigi
Konvensional dan Sikat Gigi Berlampu Sebagai
Pengukur Waktu (Light Up Timer Toothbrush)
Berdasarkan tabel uji diatas
bertujuan untuk melihat minat anak
dalam penggunaan sikat gigi bisa
dilihat dari nilai mean. Terlihat nilai
mean rank pada sikat gigi
konvensional adalah 23,05
sedangkan mean rank pada sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush) adalah
15,95. Artinya sikat gigi
konvensional lebih diminati daripada
9
Variabel Jumlah siswa
Nilai Mean Rank
Keterangan
Sikat gigi konvensional
19 23,05Sikat gigi
konvensional > Sikat gigi Light
Up Timer Toothbrush
Sikat gigi Light Up
Timer Toothbrush
19 15,95
sikat gigi berlampu sebagai pengukur
waktu (Light Up Timer Toothbrush).
Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan nilai yang
bermakna pada minat anak dalam
penggunaan sikat gigi konvensional
dan sikat gigi berlampu sebagai
pengukur waktu (Light Up Timer
Toothbrush). Terbukti ada perbedaan
minat anak dalam penggunaan sikat
gigi. Anak lebih berminat
menggunakan sikat gigi
konvensional daripada menggunakan
sikat gigi berlampu sebagai pengukur
waktu (Light Up Timer Toothbrush)
karena nilai mean rank sikat gigi
konvensional 23,05 sedangkan mean
rank sikat gigi berlampu sebagai
pengukur waktu (Light Up Timer
Toothbrush) adalah 15,95.
Menurut Hurlock6 minat tidak
bersifat permanen, tetapi minat
bersifat sementara atau dapat
berubah-ubah. Perubahan ini terlihat
pada perubahan nilai pre test dan
post test yang tidak konstan pada
setiap anak. Jumlah skor kuesioner
anak sebagian terjadi peningkatan
dan penurunan. Hal ini bertentangan
dengan pendapat Herijulianti bahwa
minat merupakan kecenderungan
yang sifatnya tetap atau konstan
dalam memperhatikan dan
mengulang suatu kegiatan7.
Hal ini bisa terjadi karena
waktu penggunaan sikat gigi yang
dianggap lama oleh anak-anak yaitu
2 menit. Anak-anak lebih suka
menyikat gigi dengan waktu singkat
daripada berlama-lama. Ketika
seseorang menilai bahwa sesuatu
akan bermanfaat, maka akan menjadi
berminat sehingga akan
10
mendatangkan kepuasan. Ketika
kepuasan menurun maka minatnya
juga akan menurun. Penurunan minat
ini terjadi karena anak-anak mudah
merasa bosan dan tidak menyukai
sesuatu yang menyita waktunya
terlalu lama6. Hal ini bertentangan
pula dengan pendapat Syaodih
bahwa rasa ingin tahu dan sikap
antusias yang kuat terhadap segala
sesuatu yang baru merupakan ciri
yang menonjol pada anak usia 4-5
tahun4.
Perilaku anak tidak dapat
dipaksakan oleh orang-orang
disekitarnya. Untuk mengubah
perilaku dibutuhkan waktu dalam
proses, perilaku tidak dapat berubah
begitu saja. Dalam perubahan
tersebut terdapat tahap-tahap atau
proses perubahan perilaku8. Oleh
karena itu, anak dibiarkan untuk
menyikat gigi sesuai dengan
keinginannya namun diberikan batas
waktu maksimal selama 2 menit. Jika
dipaksa, anak bisa saja menangis
atau akan memberikan trauma psikis
karena paksaan yang diberikan
sehingga minat anak dapat berubah.
Riyanti berpendapat bahwa
peran serta orang tua sangat
diperlukan di dalam membimbing,
memberikan pengertian,
mengingatkan dan menyediakan
fasilitas kepada anak agar anak dapat
memelihara kebersihan gigi dan
mulutnya9. Disinilah peran orangtua
dibutuhkan dalam proses perubahan
perilaku anak untuk menyikat gigi
dengan waktu yang efektif (2 menit).
Sebelum kebiasaan ini ditanamkan
pada anak, ibu atau ayah harus
melakukannya terlebih dahulu.
Melakukan kebiasaan menyikat gigi
selama 2 menit setelah makan dan
sebelum tidur. Anak umur 4-5 tahun
11
sangat suka meniru apa yang
dilakukan orang terdekatnya. Jika
sesuatu yang dilakukan orang
terdekatnya adalah hal positif maka
anak akan ikut meniru begitu juga
sebaliknya. Pada penelitian ini pesan
disampaikan ke orangtua melalui
guru disekolah. Dokter gigi di UKGS
TK Budi Mulia Dua juga mempunyai
peran penting untuk memberikan
pengetehuan tentang menjaga
kesehatan gigi dan mulut anak. Dari
orangtua tersebut pesan akan
tersampaikan pada anak ketika
berada dirumah.
Perubahan perilaku memiliki
ciri-ciri intensional, terjadi latihan
yang dilakukan dengan sengaja dan
sadar, perubahan positif sehingga
sesuai dengan yang diharapkan,
efektif dapat membawa pengaruh dan
makna, mempunyai arah dan tujuan,
serta mencakup seluruh aspek
perilaku yaitu pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan10. Pada
penelitian ini bertolak belakang
dengan hipotesis yaitu terdapat
perbedaan minat pada penggunaan
sikat gigi konvensional dan sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush), yang
artinya anak-anak lebih berminat
menggunakan sikat gigi
konvensional dibandingkan dengan
sikat gigi berlampu sebagai pengukur
waktu (Light Up Timer Toothbrush).
Penelitian ini mengharapkan adanya
perubahan perilaku anak yang biasa
menyikat gigi terburu-buru (kurang
dari 2 menit) menjadi 2 menit.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa Penelitian ini
bertolak belakang dengan hipotesis.
Anak-anak umur 4-5 tahun lebih
12
berminat menggunakan sikat gigi
konvensional dibandingkan dengan
sikat gigi berlampu sebagai pengukur
waktu (Light Up Timer Toothbrush).
Hal ini dapat terjadi karena anak-
anak tidak suka dengan waktu
menyikat gigi yang terlalu lama yaitu
2 menit.
Saran
Pada penelitian ini sebaiknya
dipilihkan Taman Kanak-Kanak
yang berbeda tempat, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan menambah jumlah sampel,
perlu dilakukan bimbingan orangtua
saat menggunakan sikat gigi
berlampu sebagai pengukur waktu
(Light Up Timer Toothbrush), untuk
anak-anak sebaiknya penelitian
dimulai dengan waktu 1 menit
terlebih dahulu dan dilanjutkan
menjadi 2 meni dan saran untuk
sekolah sebaiknya waktu yang
diberikan untuk penelitian tidak
terlalu singkat sehingga
menimbulkan efek yang tergesa-gesa
dan penelitian tidak berjalan sesuai
dengan rencana
Daftar Pustaka
1. Zatnika, Iis. 2010. 89% Anak Derita
Penyakit Gigi dan Mulut. Available from :
http://www.pdgi-online.com (Akses tgl 23
Maret 2013)
2. Machfoedz, I., Yetti, A.Z. 2005. Menjaga
Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan
Ibu Hamil, Yogyakarta: Fitramaya
3. Creeth, J. E., Gallagher, A., Sowinski, J.,
Bowman, J., Barret, K., Lowe, S.,et al. 2009.
The Effect of Brushing Time and Dentifrice
on Dental Plaque Removal in Vivo. The
Jurnal of Dental Hygiene: 38 (3)
4. Syaodih, E. 2004. Bimbingan di Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Dikti Depdiknas
5. Susie, B. 2010. FireFly Light Up Timer
Toothbrush {Review}. Available from:
http://www.susiebhomemaker.com/2010/11/
firefly-lightup-timer-toothbrush-review/
(Akses tgl 28 Maret 2013)
6. Hurlock, E.B. 1993.Psikologi perkembangan
(Edisi Lima). Jakarta: PT. Erlangga
7. Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S.
2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:
EGC: 40-41
8. Notoatmodjo, Soekidjo, Prof, Dr. 2003. Ilmu
Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip
Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta, hal. 103,
116-117
9. Riyanti, E. 2006. Pengenalan dan
Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini.
13
Seminar Sehari Kesehatan-Psikologi Anak.
Bandung
10. Soekidjo, N. 2003. Ilmu Kesehatan
Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Edisi
ke-2. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003.
14