Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

download Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

of 40

Transcript of Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    1/101

     

    Laporan Pelaksanaan

    PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR

    KOMPONEN PRODUKTIF SMK

    (KIMIA ANALISIS INSTRUMEN)

    Penanggung Jawab : Dr. Herry Widyastono, APU.

    Koodinator : Dra Etty Sofyatiningrum, MEd.

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PUSAT KURIKULUMJAKARTA

    2010

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    2/101

     

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi ................................................................................................................... i 

    BAB I PENDAHULUAN 1

      A. Latar Belakang ……………………………………….................... 1

      B. Tujuan ................................. ……………………………………… 4

    C. Hasil Yang Diharapkan................................................................. 4

    D. Ruang Lingkup............................................................................. 4

    E. Unsur Yang Terlibat..................................................................... 4

    BAB II KERANGKA BERFIKIR 6

    A. Landasan Yuridis………………………………………………….. 6

    B Landasan Teoritis…………………………………………………..

    Pendidikan kejuruan………………………………………………

    Struktur Kurikulum……………………………………………….

    Bahan Ajar……………………………………………………….Belajar Aktif………………………………………………………..

    Budaya Karakter bangsa……………………………………………

    Ekonomi Kreatif…………………………………………………...

    Kimia Analis…………………………………………………...…..

    7

    7

    8

    910

    12

    15

    22

    C Kerangka Berpikir Logis………………………………………….. 30

    BAB III METODOLOGI 33

    A. Strategi Pengembangan ................................................................. 33

    B. Jadwal Kegiatan ........................................................................... 35

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 36

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

    i

    Abstrak   ................................................................................................................... ii 

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    3/101

     Abstrak

    Kegiatan “Pengembangan Model Pengembangan Model Bahan Ajar

    Komponen Produktif SMK (Kimia Analisis Instrumen)” disusun selama tahun

    anggaran 2010, yang diselenggarakan di beberapa tempat, shooting dan

     finishingnya di SMAKBO, Bogor. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk menyusun

     pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan selama satu tahun, tentang

    “Pengembangan Model Pengembangan Model Bahan Ajar Komponen

    Produktif SMK (Kimia Analisis Instrumen)” .

    Kegiatan tahun ini, dimulai dengan penyusunan desain pengembangan

    model bahan ajar, dilanjutkan dengan penyusunan kerangka dan

     pengembangan model bahan ajar. Model Kerangka yang dihasilkan ternyata

    diputuskan pada materi dari mata pelajaran Kimia Analisa Instrumen, karena saat

    ini dunia industry banyak memerlukan tenaga operator instrument, untuk quality

    control.

    Kegiatan selanjutnya mereview kembali apa yang sudah ditulis, ditambah

    dengan  pengembangan model dengan menyusun bahan ajar , melalui strategi

     ICARE . Pada kegiatan ini, juga ditambah paparan ahli instrumen kimia

    analitik, untuk menambah wawasan tim pengembang. Kegiatan tahap ini

    sangat padat, karena ada jadwal shooting di SMAKBO, Bogor.

     Review model dilakukan pada tahap berikutnya, dilanjutkan dengan penyusunan

    instrument penilaian bahan ajar, untuk ujicoba model bahan ajar di satuan

     pendidikan, di 5 provinsi (Jabar, DI Yogyakarta, Jatim, Sumbar, Kaltim). Setelah

    dilakukan uji coba, diadakan penelahaan dan perbaikan model bahan ajar

    berdasarkan masukan dari ujicoba tersebut.

    Khusus untuk penelaahan kembali model, Di tahap inilah yang diluar

    dugaan. Ternyata para evaluator, hampir 90%, video praktikumnya minta diulang,

     jadi video praktikumnya diulang di SMAKBO.

    ii

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    4/101

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Pusat Kurikulum merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Badan Penelitian dan

    Pengembangan dengan visi untuk ”menjadi institusi pengembang kurikulum serta layanan

     profesional dalam pengembangan kurikulum dan sarana pendukung pembelajaran yang

     profesional dan kompetitif”, sedangkan misi Pusat Kurikulum, sesuai dengan fungsi dan

    tugas pokoknya sebagai berikut:

    1.  melakukan bantuan profesional pengembangan kurikulum dan sarana pendukung

     pembelajaran;

    2.  melakukan pengembangan model-model kurikulum dan sarana pendukung

     pembelajaran;

    3.  melakukan kajian kurikulum dan kajian mata pelajaran setiap satuan pendidikan.

    4.  melakukan pemantauan dan evaluasi efektifitas pengembangan dan pelaksanaan

    kurikulum pada tingkat provinsi/kabupaten/kota/satuan pendidikan;

    5.  meningkatkan sistem manajemen mutu Pusat Kurikulum agar dapat melaksanakan

    tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

    Tujuan strategis Pusat Kurikulum tahun 2010–2014 diprioritaskan untuk melakukan

    1.   penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional,

    daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan; dan

    2.   penyempurnaan kurikulum dalam rangka penerapan metodologi pendidikan secara

    menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti,

    kecintaan terhadap budaya – bahasa Indonesia.

    Dua indikator pencapaian tujuan tersebut adalah:

    1.  Terpenuhinya berbagai model kurikulum dan pembelajaran  dengan penerapan

    metodologi pendidikan untuk pendidikan menyeluruh yang memperhatikan

    kemampuan sosial, watak, budi pekerti, dan kecintaan terhadap budaya-bahasa

    Indonesia dan kewirausahaan.

    2.  Terpenuhinya berbagai hasil/produk Pusat Kurikulum berupa hasil pengembangan,

    kajian dan penelitian yang dipublikasikan melalui berbagai media kepada berbagai

    stakeholder  pendidikan.

    1

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    5/101

    Salahsatu rumusan dari strategi tersebut adalah system pembelajaran dan penilaian yang

    sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan; yaitu sistem pembelajaran dan penilaian

    dengan menerapkan metodologi pendidikan akhlak mulia dan karakter bangsa dan

    mengembangkan metodologi pendidikan yang membangun manusia yang berjiwa

    kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha. 

    Kenyataan di lapangan, sistem pembelajaran saat ini dipandang belum secara efektif

    membangun peserta didik memiliki akhlak mulia dan karakter bangsa. Hal ini

    ditunjukkan dengan terjadinya degradasi moral seperti penyalahgunaan narkoba,

    radikalisme pelajar, pornografi dan pornoaksi, plagiarisme, dan menurunnya nilai

    kebanggaan berbangsa dan bernegara.

    Permasalahan tersebut memerlukan suatu tindakan yang bijaksana yang menyeluruh.

    Kebijakan untuk menanggulangi masalah ini antara lain sebagai berikut:

    1.  menanamkan pendidikan moral yang mengintegrasikan muatan agama, budi pekerti,

    kebanggaan warga negara, peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan peduli

    ketertiban dalam penyelenggaraan pendidikan;

    2.  mengembangkan kurikulum pendidikan yang memberikan muatan soft skills yang

    meningkatkan akhlak mulia dan menumbuhkan karakter berbangsa dan bernegara3.  menumbuhkan budaya peduli kebersihan, peduli lingkungan,

    4.  ketertiban melalui pembelajaran aktif  di lapangan;

    5.  penilaian prestasi keteladanan peserta didik yang mempertimbangkan aspek akhlak

    mulia dan karakter berbangsa dan bernegara;

    6.  peralatan instrumen sangat mahal sehingga keberadaan alat-alat untuk praktikum

    tidak merata. Untuk itu perlu inisiatif dari para guru di lapangan untuk membuat alat

    sederhana buatan sendiri.

    Rencana kerja prioritas Depdiknas sesuai arah kebijakan tersebut ditekankan pada

     beberapa hal, salahsatunya adalah pengembangan model kurikulum dan model bahan

    ajar yang diprioritaskan pada penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa

     pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh

    yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-

     bahasa Indonesia melalui penyempurnaan kurikulum sekolah dasar – menengah sebelum

    tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada tahun 2012 dan 100% pada tahun

    2014.

    2

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    6/101

    Kegiatan pengembangan sarana pembelajaran yang berupa model bahan ajar merupakan

    salah satu tugas pokok dan fungsi Pusat Kurikulum yang hasilnya digunakan sebagai

    acuan satuan pendidikan dalam mengembangkan atau menggunakan bahan ajar dalam

     pembelajaran secara berkelanjutan, aktual, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

    satuan pendidikan yang bersangkutan. Pengembangan model ini perlu dilakukan sehingga

    satuan pendidikan dapat menerapkan dan menjalankan secara efektif dan efisien

    kurikulum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

    Pada tahun 2010 salah satu model yang dikembangkan adalah model bahan ajar mata

    pelajaran Kimia Analisis Instrumen kelompok produktif SMK dengan pendekatan

     belajar aktif berbasis budaya dan karakter bangsa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

    Model ini meliputi analisis Spektrofometri UV-VIS, analisis Kolorimetri, dan contoh

     bahan ajar Kimia Instrumen SMK berbasis Kewirausahaan/Ekonomi Kreatif. Model ini

    dipilih karena metode spektrofotometri telah digunakan secara luas di lembaga

    penelitian dan industri untuk menyelesaikan masalah analisis bahan pangan dan

    lingkungan. Dengan demikian sekolah perlu menyediakan metode serupa di sekolah agar

    relevan dengan industri yang pada akhirnya membawa dampak pada pesera didik dimana

    setelah menyelesaikan studi di program kimia SMK langsung mendapatkan pekerjaan di

    industri.Keluaran dari kegiatan ini (penyusunan bahan ajar mata pelajaran Kimia Analis

    Instrumen) adalah tersusunnya model bahan ajar yang dapat diadopsi, diadaptasi,

    ataupun inovasi oleh satuan pendidikan dalam mengembangkan bahan ajar

    mandiri yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan, situasi dan karakteristik peserta

    didik, satuan pendidikan atau daerah setempat. Pemilihan jenis bahan ajar ditentukan

     berdasarkan tingkat kesulitan dan kedalaman materi, ciri khas materi pelajaran, kerumitan

    dalam pemilihan strategi pembelajaran, karakter siswa, kondisi sarama dan prasarana

     pembelajaran yang tersedia.

    Oleh karena itu, bahan ajar yang dihasilkan seharusnya:

    1.  fleksibel dan handal untuk diterapkan pada satuan pendidikan dengan kondisi,

    situasi, dan kebutuhan peserta didik yang bervariasi,

    2.  mudah untuk diadopsi atau diadaptasi oleh satuan pendidikan,

    3.  memberi inspirasi bagi pendidik untuk mengembangkan bahan ajar yang lebih .

    elaboratif, inovatif dan efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran.

    Kegiatan pengembangan model bahan ajar ini dilakukan mulai bulan Januari sampai

     bulan Mei 2010 dengan keluaran berupa naskah model bahan ajar hard copy dan CD

    3

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    7/101

    interakrif, serta video praktikum fotometri di laboratorium. Adapun langkah-

    langkah kegiatan untuk menghasilkan naskah bahan ajar ini adalah:

    •   penyusunan desain untuk mengarahkan kegiatan,

    •   penyusunan kerangka dan pengembangan model, termasuk pengambilan foto/video,

    •  review model yang melibatkan berbagai pihak lain,

    •   penyusunan instrumen penilaian untuk uji coba,

    •  ujicoba model kurikulum untuk memvalidasi naskah model (Jawa Barat, DI

    Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat).

    •   penelaahan dan perbaikan model, dan

    •   penyusunan laporan.

    B.  Tujuan

    Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan membantu dan meningkatkan kemampuan

     profesional tenaga pendidik dan kependidikan dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan

    ajar tersebut diharapkan dapat diimplementasikan secara efisien dan efektif oleh satuan

     pendidikan, agar pengembangan dan penerapan kurikulum/pembelajaran sesuai dengan

    Standar Nasional Pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dengan

    tersedianya model ini, dapat dijadikan acuan bagi satuan pendidikan untuk

    mengembangkan bahan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan, lebih inovatif

    dan lebih efektif untuk diimplemetasikan dalam kegiatan pembelajaran.

    C. Hasil Yang Diharapkan

    Kegiatan ini akan menghasilkan dua naskah model bahan ajar manual, satu naskah

    dalam bentuk CD, dan contoh pembelajaran ekonomi kreatif satuan pendidikan

    SMK.  Model ini diharapkan dapat membantu satuan pendidikan SMK dalam

    mengembangkan bahan ajar dengan pendekatan belajar aktif berbasis budaya dan

    karakter bangsa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

    D. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup pengembangan model bahan ajar ini, dibatasi hanya untuk model bahan

    ajar mata pelajaran Kimia Analitis Instrumen, Kompetensi Keahlian Analisis Kimia;

    Program Studi Keahlian Teknik Kimia; Bidang Studi Keahlian Teknologi dan

    Rekayasa, kelompok Produktif . Tempat uji coba diselenggarakan di 5 provinsi, 3

    4

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    8/101

     provinsi dalam jawa dan 2 provinsi luar jawa (Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur,

    Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat)

    E.  Manfaat Kegiatan

    Manfaat dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah:

    1.  meningkatnya kemampuan profesional pengembang kurikulum Pusat dalam

     pengembangan berbagai model bahan ajar;

    2.  meningkatnya kemampuan profesional pengembang kurikulum satuan pendidikan

    (SMK, SMTI) dalam pengembangan model bahan ajar sehingga dapat

    mengembangkan bahan ajar secara mandiri dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

    satuan pendidikan serta sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan;

    3.  orangtua dan stakeholders pendidikan yang terkait dalam upaya meningkatkan mutu

     pendidikan dan prestasi hasil belajar siswa sesuai dengan Standar Nasional

    Pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.

    F.  Unsur Yang Terlibat

    Unsur-unsur yang terlibat dalam penyusunan dan pengembangan Model Bahan Ajar

    Kimia Analis Instrumen, adalah:1.  Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas;

    2.  Dikmenjur

    3.  Perguruan Tinggi (ITB, Gunadarma)

    4.  PATIR-BATAN Jakarta;

    5.  Kasek, guru, analis, para siswa SMAKBO, Bogor (tempat shooting praktikum)

    6.  HKI (Himpunan Kimia Indonesia);

    7.  Guru-guru SMK 13 Bandung; SMK Caraka Nusantara Jakarta; SMK 3 Madiun

    8.  Guru-guru SMTI Padang; SMTI Pontianak

    9.  Dinas pendidikan, pengawas, kasek dan guru-guru SMK, SMA, SMTI di 5 provinsi,

    sebagai evaluator dalam uji coba bahan ajar.

    5

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    9/101

    BAB II

    KERANGKA TEORI

    A. Landasan Yuridis

    1.  Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    2.  Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

     Nasional

    3.  Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional

    4.  Peraturan Presiden No. 18 tahun 2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah

    5.  Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

    6.  Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

    antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/Kota

    7.  Peraturan Mendiknas No. 32 tahun 2005 tentang Renstra Depdiknas tahun 2005 –

    2009

    8.  Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi9.  Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

    10. Peraturan Mendiknas No. 24 tahnun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan

    Standar Kompetensi Lulusan, yang disempurnakan dengan Peraturan Mendiknas

     No. 6 tahun 2007

    11. Peraturan Mendiknas No. 40 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Balitbang Depdiknas

    12. Peraturan Mendiknas No. 37 tahun 2007 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di

    lingkungan Balitbang Depdiknas

    13. Surat Edaran Mendiknas No. 33/MPN/SE/2007 tentang Sosialisasi KTSP

    C.  Landasan Teoritis

    1.  Pendidikan Kejuruan

    Secara sistemik, pendidikan kejuruan pada dasarnya merupakan subsistem dari sistem

     pendidikan. Terdapat banyak definisi yang diajukan oleh para ahli tentang pendidikan

    kejuruan dan definisi-definisi tersebut berkembang seirama dengan persepsi dan

    harapan masyarakat tentang peran yang harus dimainkannya (Samani, 1992:14). Evans

    6

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    10/101

    & Edwin (1978:24) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan bagian

    dari sistem pendidikan yang mempersiapkan individu pada suatu pekerjaan atau

    kelompok pekerjaan.

    Harris seperti yang dikutip oleh Slamet (1990:2), menyatakan pendidikan kejuruan

    adalah pendidikan untuk suatu pekerjaan atau beberapa jenis pekerjaan yang disukai

    individu untuk kebutuhan sosialnya. Menurut  House Committee on Education and

     Labour (HCEL), pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat,

     pendidikan dasar keterampilan, dan kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang

    dipandang sebagai latihan keterampilan (Malik, 1990:94).

    Dari definisi tersebut terdapat satu pengertian yang bersifat universal yaitu bahwa

    pendidikan kejuruan merupakan subsistem pendidikan yang secara khusus

    membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri memasuki lapangan kerja.

    Salah satu ciri pendidikan kejuruan dan yang sekaligus membedakan dengan jenis

     pendidikan lain adalah orientasinya pada penyiapan peserta didik untuk memasuki

    lapangan kerja. Secara historis pendidikan kejuruan merupakan perkembangan dari

    latihan dalam pekerjaan (on the job training)  dan pola magang (apprenticeship) 

    (Evans & Edwin, 1978:36).

    Pada pola latihan dalam pekerjaan peserta didik belajar sambil langsung bekerjasebagai karyawan baru tanpa ada orang yang secara khusus ditunjuk sebagai

    instruktur, sehingga tidak ada jaminan bahwa peserta didik akan mendapatkan

     pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Walaupun demikian pola latihan

    dalam pekerjaan memiliki keunggulan karena dapat langsung belajar pada keadaan

    yang sebenarnya sehingga mendorong peserta didik belajar secara inkuiri (Elliot,

    1983:15). Banyak sekolah atau latihan kejuruan yang pada saat tertentu menerapkan

    latihan dalam pekerjaan atau magang di perusahaan yang sesuai dengan programnya.

    Adapun tujuan pendidikan kejuruan adalah:

    a.  memberikan bekal keterampilan individual dan keterampilan yang laku di

    masyarakat, sehingga peserta didik secara ekonomis dapat menopang

    kehidupannya,

     b.  membantu peserta didik memperoleh atau mempertahankan pekerjaan dengan

     jalan memberikan bekal keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan yang

    diinginkannya,

    c.  mendorong produktivitas ekonomi secara regional maupun nasional,

    7

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    11/101

    d.  mendorong terjadinya tenaga terlatih untuk menopang perkembangan ekonomi

    dan industri,

    e.  mendorong dan meningkatkan kualitas masyarakat.

    Menurut Miner (1974:48-56) bekal yang dipelajari dalam pendidikan kejuruan akan

    merupakan bekal untuk mengembangkan diri dalam bekerja. Dengan bekal

    kemampuan mengembangkan diri tersebut diharapkan karier yang bersangkutan dapat

    meningkat dan pada gilirannya kehidupan mereka akan makin baik (Karabel &

    Hasley, 1977:14). Bagi masyarakat Indonesia misi atau tujuan pendidikan kejuruan

    tersebut sangat penting, karena pada umumnya siswa sekolah kejuruan berasal dari

    masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah (Brotosiswoyo, 1991:8), sehingga

    apabila sekolah kejuruan berhasil mewujudkan misinya berarti akan membantu

    menaikkan status sosial ekonomi masyarakat tingkat bawah. Dengan kata lain sekolah

    kejuruan dapat membantu meningkatkan mobilitas vertikal dalam masyarakat (Elliot,

    1983:42).

    Berdasarkan struktur programnya, khususnya dalam kaitan dengan bagaimana sekolah

    kejuruan mendekatkan programnya dengan dunia kerja, Evans seperti yang dikutip

    oleh Hadiwiratama (1980:60-69) membagi sekolah kejuruan menjadi lima kategori,

    yaitua.   program pengarahan kerja (pre vocational guidance education),

     b.   program persiapan kerja (employability preparation education),

    c.   program persiapan bidang pekerjaan secara umum (occupational area preparation

    education),

    d.   program persiapan bidang kerja spesifik (occupational specific education), dan

    e.   program pendidikan kejuruan khusus (job specific education).

    Tilaar (1991:12) menegaskan, bahwa pendidikan sekolah kejuruan seharusnya

    menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi siap latih yang kemudian diteruskan

    dengan program pelatihan, baik di dalam industri atau lembaga pelatihan tertentu.

    2. Struktur Kurikulum SMK

    Mata pelajaran pada struktur kurikulum SMK dikelompokkan ke dalam kelompok

     Normatif, Adaptif, dan Produktif. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk

    mata pelajaran kelompok Normatif dan Adaptif disusun oleh BSNP yang tertuang

    dalam Standar Isi. Sedangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata

    8

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    12/101

     pelajaran kelompok Produktif disusun oleh Asosiasi Profesi yang mendapat lisensi

    dari Badan Sertifikasi.

    Standar Kompetensi Program Produktif ditetapkan mengacu ke Standar Kompetensi

    Kerja (SKK) yang berlaku di dunia kerja, terdiri dari dari Dasar Kompetensi Kejuruan

    dan Kompetensi Kejuruan.

    Format struktur kurikulum disajikan sebagai berikut:

     No Komponen Durasi

    I Normatif1.1  Pendidikan Agama

    1.2  Pendidikan Kewarganegaraan

    1.3  Bahasa Indonesia

    1.4  Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

    1.5  Seni Budaya

    II Adaptif

    2.1  Matematika2.2  Bahasa Inggris

    2.3  Ilmu Pengetahuan Alam

    2.4  Ilmu Pengetahuan Sosial

    2.5  KKPI

    2.6  Kewirausahaan

    III Produktif

    3.1.  Unit Kompetensi 1

    3.2.  Unit Kompetensi 2

    3.3.  Unit Kompetensi 3

    3.4.  Unit Kompetensi 4

    3.5.  Unit Kompetensi 5

    3.6.  Unit Kompetensi 6

    3.7. 

    Diambil langsung daristandar kompetensi

    kerja internasional

    sesuai dengan jenjang

    kualifikasinya

    9

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    13/101

    IV Muatan Lokal

    V Pengembangan Diri

    Salahsatu mata pelajaran dari berbagai unit kompetensi kelompok Produktif adalah

    Kimia Analis Instrumen.

    3. Bahan Ajar

    Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,

    keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar

    kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaranterdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap

    atau nilai.

    Menurut Walter Dick dan Lou Carey bahan ajar merupakan seperangkat

    materi/substansi pelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis,

    menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik dalam

    kegiatan pembelajaran. Pengertian lain bahan ajar adalah segala bentuk bahan

    yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar

    mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahantidak tertulis ( National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center

     for Competency Based Training).

    Bahan ajar disusun dengan tujuan:

    •  menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum,

    •  mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

    dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik,

    •  dapat membantu guru/peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di

    samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh,

    •  memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran,

    •  sebagai laboratorium virtual, pengganti sementara untuk sekolah yang belum

    mempunyai laboratorium dan peralatannya.

    10

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    14/101

    Adapun manfaat bahan ajar bagi guru, sebagai berikut:

    •  diperoleh bahan ajar yang sesuai baik dengan kurikulum maupun peserta didik.

    •  tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh

    •  dapat memperluas wawasan guru, karena dikembangkan dengan berbagai

    alternatif,

    •  menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis

     bahan ajar, karena dapat membuat baru berdasarkan bahan ajar yang ada,

    •  membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara pengembang pusat,

     penulis, pereview, dan para pengguna di lapangan.

    Berbagai bentuk bahan ajar antara lain:  Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

    wallchart

      Audio Visual seperti: video/film,VCD 

      Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH  

      Visual: foto, gambar, model/maket.

      Multi Media: CD interaktif, computer Based, Inte 

    Adapun dalam kegiatan ini yang dibuat adalah bahan cetak berupa hand out, dan

    audio visual berupa video dan CD.

    4.  Belajar Aktif.

    Penerapan pendekatan belajar aktif yang ditunjang pelaksanaan manajemen berbasis

    sekolah memiliki dasar hukum yang bersumber dari Undang-Undang Sistem

    Pendidikan Nasional yang berlaku. Undang-Undang ini selanjutnya dijabarkan dalam

    Peraturan Pemerintah berikut ini.

      Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

    inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

     berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

    dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta

     psikologis peserta didik. (PP No. 19 / 2005: Standar Nasional Pendidikan, Pasal

    19, Ayat 1).

      Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

    menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian,

    11

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    15/101

    kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. (PP No. 19 / 2005: Standar

     Nasional Pendidikan, Pasal 49, butir 1).

    Pendekatan belajar aktif dewasa ini amat dominan dilaksanakan di berbagai negara

    maju dan juga diikuti oleh banyak negara berkembang. Anutan pendekatan ini pada

    dasarnya dipengaruhi oleh aliran konstruktivisme dalam teori belajar. Perkembangan

    teori belajar berdasarkan riset selama hampir 100 tahun secara bertahap mengubah

     paradigma tentang bagaimana seharusnya guru mengajar dan siswa belajar.

    Rentangan riset itu terutama dimulai dari eksperimen Ivan Pavlov (1849 – 1936)

    dengan air liur anjing yang diberi stimulus. Kemudian, Jean Piaget (1896 – 1980)

    mencapai ‘puncak’ riset melalui temuannya tentang perkembangan kemampuan

    kognitif manusia.

    Temuan Piaget kemudian diperkaya dengan gagasan Lev Vygotsky (1896 – 1936)

    tentang perkembangan kognitif anak dalam hubungannya dengan bahasa dalam

    konteks historis, kultural, dan sosial tempat anak hidup. Temuan teori yang dewasa

    ini amat populer dan berdampak luas pada skala internasional adalah teori belajar

    konstruktivisme. Konstruktivisme memantapkan teori-teori belajar sebelumnya dan

    memberikan pencerahan bagi peralihan dari konsep belajar yang berpusat kepada

    guru (teacher-centred learning) ke arah konsep belajar yang berpusat kepada siswa(student-centred learning).

    Orientasi yang berpusat kepada siswa pada akhirnya diwujudkan dalam pendekatan

     belajar aktif (active learning approach). Inilah paradigma yang mempengaruhi

     beragam inovasi pendidikan yang dilakukan di berbagai penjuru dunia sejak awal

    dasawarsa 1970 sampai sekarang ini.

    12

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    16/101

    Gambar berikut ini menunjukkan perkembangan kontribusi teori-teori belajar terhadap

     paradigma belajar aktif.

    Gb 2.1. Kontribusi teori belajar terhadap paradigma belajar aktif (S Belen, 2010)

    Teori-teori belajar yang ditemukan pada akhirnya berkulminasi pada teori

    konstruktivisme. Teori konstruktivisme pada dasarnya:

      Menyesuaikan aplikasi teori dengan cara kerja otak seperti yang dilaporkan oleh

    temuan riset neurosains.

      Mengadopsi hasil riset biologi tentang cara kerja tubuh.

      Mengadopsi temuan riset fisika tentang alam semesta yang bersinergi sebagai

    satu sistem.

      Menyelaraskan aplikasi nilai-nilai dan pandangan historis, kultural, dan sosial,

    terutama melalui bahasa, dalam penerapan belajar aktif, baik dari hasil riset ilmu-

    ilmu sosial maupun dari segi konsepsi filsafat, teologi agama, dan humaniora.

      Mengadaptasi temuan dan praksis yang relevan dari dunia kerja.

    13

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    17/101

    Penerapan teori belajar konstruktivisme secara kumulatif tampil dalam istilah active

    learning  (belajar aktif). Temuan teori lanjutan dan hasil uji coba penerapan dalam

     proses belajar-mengajar tampil dengan beragam istilah, seperti brain-based learning,

    multiple intelligences learning approach, cooperative learning, contextual teaching

    and learning, dan quantum learning. Penerapannya sebenarnya hanya menekankan

    salah satu aspek, unsur, atau bidang khusus belajar aktif. Hampir semuanya bernaung

    di bawah paradigma belajar aktif.

    Ada 5 teori belajar yang berkembang, yaitu teori behaviorisme, teori kognitivisme,

    teori rekonstruktivisme, teori belajar informal dan post-modern, dan teori-teori

     belajar yang lain. Dari teori behaviorisme dan teori kognitivisme, pendekatan belajar

    aktif yang dikembangkan menurut teori rekonstruktivisme mengadopsi gagasan-

    gagasan yang relevan dengan tuntutan dan prasyarat pendekatan belajar aktif ini.

    5.  Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. (Sumber Utama:

    Pusat Kurikulum: 2010)

    Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya sadar untuk mengembangkan

     potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar tersebut tidak boleh dilepaskan dari

    lingkungan dimana peserta didik berada terutama dari lingkungan budayanya (KiHajar Dewantara; Pring; Oliva) karena peserta didik hidup dalam lingkungan tersebut

    dan bertindak sesuai dengan kaedah-kaedah budayanya.

    Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip tersebut akan menyebabkan peserta

    didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi maka mereka tidak akan

    mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam

    lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan

    adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai budayanya.

    Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang dimulai dari

     budaya di lingkungan terdekat (keluarga, kampung, RT, RW, desa.. dst) berkembang

    ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsanya dan budaya universal

    yang dianut oleh ummat manusia.

    Apabila peserta didik menjadi asing terhadap budaya terdekatnya maka dia tidak

    mengenal dengan baik budaya bangsanya dan dirinya sebagai anggota budaya

     bangsa. Dalam situasi demikian maka dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya

    luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan

    (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma (anomi) dan

    14

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    18/101

    nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan

     pertimbangan tersebut.

    Semakin kuat dasar pertimbangan yang dimilikinya akan semakin kuat pula

    kecenderungannya untuk tumbuh dan berkembang menjadi warganegara yang baik.

    Pada titik kulminasinya, norma dan nilai budaya tersebut secara kolektif dalam

    konteks makro akan menjadi norma dan nilai budaya bangsanya. Dengan demikian

     peserta didik sebagai anak bangsa dan warganegara Indonesia akan memiliki

    wawasan, pola berpikir, pola sikap, dan pola tindak dan menyelesaikan masalah yang

    sesuai dengan norma dan nilai ciri ke-Indonesia-annya.

    Hal ini sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU

    Sisdiknas yaitu “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

     peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

     bangsa…” . Oleh karena itu aturan dasar yang mengatur pendidikan nasional (UUD

    1945 dan UU Sisdiknas) sudah memberikan landasan yang kokoh untuk

    mengembangkan keseluruhan potensi diri seseorang sebagai anggota masyarakat dan

     bangsa.

    Secara kultural pendidikan berfungsi untuk mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa

    lalu ke generasi muda melalui proses enkulturasi. Nilai-nilai dan prestasi tersebutakan menjadi kebanggaan bangsa dan pada gilirannya akan menjadikan bangsa

    tersebut lebih dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain berfungsi mewariskan nilai,

     pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan

    prestasi  masa lalu itu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan

    kehidupan masa kini dan masa yang akan datang serta mengembangkan prestasi

    baru yang menjadi karakter baru bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan

    karakter bangsa merupakan inti dari suatu pendidikan.

    Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter tersebut

    menghendaki suatu proses yang berkelanjutan (never ending process), dilakukan

    melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Prof Dr Sartono

    Kartodirdjo secara tegas menyatakan bahwa kesadaran yang lebih dalam dapat

    terbangun dengan baik melalui pendidikan sejarah karena sejarah dapat memberikan

     pencerahan dan penjelasan mengenai siapa dirinya dan bangsanya di masa lalu yang

    menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini.

    Selain itu dalam pendidikan karakter bangsa harus terbangun pula kesadaran,

     pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan dimana dirinya dan

    15

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    19/101

     bangsanya hidup (geografi), nilai yang hidup di masyarakat (antropologi), sistem

    sosial yang berlaku dan sedang berkembang (sosiologi), sistem ketatanegaraan,

     pemerintahan, dan politik (ketatanegaraan/politik/kewarganegaraan), bahasa

    Indonesia dengan cara berpikirnya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi, dan

    seni. Artinya, perlu ada upaya terobosan terhadap kurikulum berupa pengembangan

    nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya dan karakter bangsa.

    Dengan terobosan kurikulum yang demikian maka nilai dan karakter yang

    dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata

    dalam kehidupan dirinya, masyarakat, bangsa dan bahkan ummat manusia.

    Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau

    kebajikan (virtue) yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan

    yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu

     pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-

    nilai yang berasal dari pandangan hidup/ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya,

    dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.

    Adapaun fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah sebagai berikut:

    •  wahana pengembangan, yakni: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi berperilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku

    yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa;

    • wahana perbaikan, yakni: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk lebih

     bertanggungjawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih

     bermartabat; dan

    • wahana penyaring, yakni: untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan

     budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter

     bangsa.

    Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut:

    •  Mengembangkan potensi kalbu/nurani atau afektif peserta didik sebagai manusia

    dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;

    •  Mengembangkan kebiasaan dan perilaku (habituasi) peserta didik yang terpuji dan

    sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious;

    •  Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai

    generasi penerus bangsa;

    16

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    20/101

    •  Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,

    kreatif, berwawasan kebangsaan;

    •  Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang

    aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan

    yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

     Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa

    diidentifikasi dari sumber-sumber sebagai berikut:

    •   Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu

    kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agamadan kepercayaannya.

    •  Pancasila: negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip

    kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat

     pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang

    terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam

    Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,

    kemasyarakatan, budaya, dan seni yang diatur dalam pasal-pasal UUD 1945.

    Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik

    menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki

    kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam

    kehidupannya sebagai warga negara.

    •   Budaya: adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup

     bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat

    tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna

    terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat

    tersebut.

    •  Tujuan Pendidikan Nasional: tujuan pendidikan nasional mencerminkan

    kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh

     berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Dalam tujuan

     pendidikan nasional terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki

    seorang warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional

    adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya

    dan karakter bangsa dibandingkan ketiga sumber yang disebutkan di atas.

    17

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    21/101

    Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka teridentifikasi sejumlah nilai untuk

     pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini:

    •  Religius : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

    orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

    •  Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang

    yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

    •  Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

    etnis,pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

    •  Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

    ketentuan dan peraturan.•  Kerja keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

    mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas

    dengan sebaik-baiknya

    •  Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil

     baru berdasarkan apa yang telah dimiliki

    •  Mandiri: Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

    menyelesaikan tugas-tugas

    •  Demokratis: cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan

    kewajiban dirinya dan orang lain

    •  Rasa ingin tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

    lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar

    •  Semangat kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang

    menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

    kelompoknya.

    •  Cinta tanah air: Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan

    kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

    lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

    •  Menghargai prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

    menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan

    menghormati keberhasilan orang lain

    •  Bersahabat/komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

     bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

    18

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    22/101

    •  Cinta damai: Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain

    merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya

    •  Senang membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

     bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

    •  Peduli sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada

    orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

    •  Peduli lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

    kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

    untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

    •  Tanggungjawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dankewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

    lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME. 

    6.  Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan

    Ekonomi Kreatif.

    "Ekonomi kreatif merupakan keunggulan Indonesia. Jangan disia-siakan karena

    kita unggul di tingkat dunia. Terutama produk-produk kreatif yang menggunakan

    nilai budaya, warisan pusaka, dan nilai -nilai lokal," (Presiden dalam acara pawai

     budaya Nusantara 2008).

    Ajakan Presiden tersebut agar kita mulai memperhatikan ekonomi kreatif yang

    memadukan ide, seni dan teknologi cukup beralasan, mengingat ekonomi kreatif

    merupakan tuntutan perkembangan dunia di abad ke-21 ini. Di beberapa negara,

    ekonomi kreatif memainkan peran signifikan. Di Inggris, yang pelopor

     pengembangan ekonomi kreatif, industri itu tumbuh rata-rata 9% per tahun, dan jauh

    di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara itu yang 2%-3%. Sumbangannya

    terhadap pendapatan nasional mencapai 8,2% atau US$ 12,6 miliar dan merupakan

    sumber kedua terbesar setelah sektor finansial. Ini melampaui pendapatan dari

    industri manufaktur serta migas. Di Korea Selatan, industri kreatif sejak 2005

    menyumbang lebih besar daripada manufaktur. Di Singapura ekonomi kreatif

    menyumbang 5% terhadap PDB atau US$ 5,2 miliar.

    19

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    23/101

     

    Ekonomi kreatif termasuk ekonomi gelombang keempat. Alvin Toffler menyebut,

    ekonomi gelombang pertama bertumpu pada sektor pertanian, ekonomi gelombang

    kedua pada sektor industri, dan ekonomi gelombang ketiga pada sektor informasi.Menurut Presiden, selain menggerakan roda perekonomian, ekonomi kreatif dan

    industri kreatif juga sekaligus bisa mengenalkan budaya Indonesia ke mancanegara.

    Untuk Indonesia, menurut Presiden, ekonomi kreatif merupakan sumber ekonomi

     baru, di samping pertanian, perindustrian, serta sektor jasa dan perdagangan. Diyakini

    Presiden, ekonomi kreatif bisa membuka lapangan pekerjaan baru dan memberikan

    sumbangan terhadap perekonomian Indonesia. Tiga kelompok besar unggulan dalam

    14 sektor industri kreatif tersebut, antara lain fesyen, kerajinan dan kriya serta musik

    dan film yang melahirkan karya animasi, piranti lunak, dan permainan komputer.

    Seperti kita ketahui, sejak dulu hingga kini, banyak sekali pelaku industri kreatif di

    Indonesia dan tersebar di berbagai daerah, Indonesia kaya akan budaya, serta banyak

    industri kerajinan yang membuat produk khas daerahnya seperti Yogyakarta, Bali,

    dan lainnya. Sekarang tinggal mengembangkan ke arah ekonomi kreatif yang dapat

    diminati dan dijual di tingkat nasional maupun internasional..

    Pemerintah sudah berusaha membantu ekonomi kreatif ini, misalnya dengan

    menunjuk beberapa bank untuk membantu industri kreatif skala kecil dan menengah,

    dengan syarat-syarat tertentu. Mari juga mengingatkan bahwa tantangan yang berat

    terhadap industri kreatif di masa depan justru dapat dijadikan sebagai peluang.

    Harapannya, melalui semangat dan kerja sama mengembangkan industri kreatif,

    Indonesia mampu mendapat sumber kekuatan ekonomi baru setelah gelombang krisis

    dalam bidang pertanian, industri manufaktur, dan pertambangan. Ekonomi kreatif

    harus digalakkan mulai sekarang dengan meningkatkan kualitas hasil karya dan cipta.

    Bagaimana agar budaya lokal seperti cerita rakyat, disukai anak-anak kita?

    Disamping mereka juga menyukai budaya luar seperti komik Jepang yang terkenal.

    Hal ini juga menjadi bahan refleksi para pengarang cerita anak-anak, sehingga dapat

    20

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    24/101

     bersaing dengan produk luar. Salah satu solusinya, mungkin dimodifikasi dengan

    kreativitas baru yang lebih menarik.

    Pawai Budaya Nusantara yang diselenggarakan di bali beberapa waktu lalu,

    merupakan salahsatu usaha pemerintah dalam mengembangkan budaya lokal sebagai

    daya tarik pariwisata.

    Mengenai pentingnya ekonomi kreatif dikembangkan di sekolah, tercantum dalam

    Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Pengembangan

    Ekonomi Kreatif dukung kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif tahun 2009-

    2015, yakni pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas,

    keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta

    individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat

    Indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi sebagaimana tercantum dalam Lampiran

    Instruksi Presiden ini.

    Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 6 Tahun 2009 Tertanggal :

    5 Agustus 2009 Tentang “ Sasaran, Arah, Dan Strategi Pengembangan Ekonomi

    Kreatif Tahun 2009 – 2015

    Sasaran Arah Strategi Penanggung Jawab

    1. Meningkatkan anggaran

     pendidikan untuk

    mendukung penciptaan

    insan kreatif Indonesia

    Menteri Pendidikan

     Nasional (Koordinator)

    Menteri Keuangan

    Menteri Negara

    Perencanaan Pembangunan

     Nasional /Kepala Badan

    Perencanaan Pembangunan

    I. Insan

    kreatif

    dengan

     poIa pikir

    dan dan

    mood set

    kreatif

    A.

    Peningkatan

     jumlah

    Sumber Daya

    Manusia

    (SDM) kreatif

    yang

     berkualitas

    secara

     berkesinambu

    ngan dan

    tersebar

    merata di

    2.Melakukan kajian dan

    revisi kurikulum

     pendidikan dan pelatihan

    agar lebih berorientasi

     pada pembentukan

    kreativitas dan

    Menteri Pendidikan

     Nasional (koordinator)

    Menteri…..

    21

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    25/101

    kewirausahaan pada anak

    didik sedini mungkin

    3. Meningkatkan kualitas

     pendidikan nasional yang

    mendukung

     penciptaan kreativitas dan

    kewirausahaan pada anak

    didik sedini munglun

    Menteri Pendidikan

     Nasional (koordinator)

    Menteri…

    wilayah

    Indonesia

    4. menciptakan akses

     pengetahuan informasi dan pengetahuan ekonomi

    kreatif di masyarakat.

    Menteri Komunikasi dan

    InformasiMenteri Pendidikan

     Nasional

    Menteri Perdagangan

    Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi

    Menteri Kebudayaan dan

    Pariwisata

    Menteri PerindustrianMenteri Pertanian

    Menteri Negara Koperasi

    dan Usaha Kecil dan

    Menengah

    B.

    Peningkatan

     jurnlah dan

     perbaikan

    kualitas

    lembaga

     pendidikan

    dan pelatihan

    formal

    dan informal

    yang

    1. Membangun lembaga

     pendidikan dan pelatihan

    formal dan informal yang

    terkait dengan

    Pengembangan Ekonomi

    Kreatif, di daerah yang

     berpotensi untuk

    dikembangkzn sebagai

    Master

    industri di bidang ekonorni

    kreatif

    Menteri Pendidikan N a s i d

    (koordinator)

    Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi

    Menteri Perindustrian

    Menteri Pertanian

    Menteri Kebudayaan dan

    Pariwisata

    22

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    26/101

     

    2. Memperbaiki

    infrastruktur dan kualitas

     pembelajaran di

    lembaga pendidikan dan

     pelatihan

    Menteri Pendidikan

     Nasional (koordinator)

    Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi

    Menteri Perindustrian

    Menteri Pertanian

    Menteri Kebudayaan dan

    Pariwisata

    3. Membangun mekanisme

    kemitraan antara

     pemerintah, lembaga

     pendidikan, dan pelatihan

    dengan pelaku usaha untuk

    mengernbangkan

     pendidikan dan pelatihan

     berkualitas dalarnPengembangan Ekonorni

    Kreatif

    Menteri Pendidikan

     Nasional (koordinator)

    Menteri Perindustrian

    Menteri Pertanian

    Menteri Negara Badan

    Usaha Milik Negara

    4. Mendorong pihak

    swasta untuk membangun

    lembaga

     pendidikan dan pelatihan

    khususnya yang terkait

    kebutuhan

    SDM dalam

    Pengembangan Ekonomi

    Kreatif yang berkualitas

    dengan biaya terjangkau

    Menteri Pendidikan

     Nasional (koordinator)

    Menteri Keuangan

    mendukung

     penciptaan

    insan kreatif

    dalam

    Pengembanga

    n

    Ekonomi

    Kreatif

    5. Menciptakan

    keterhubungan dan

    keterpaduan antara lulusan

    Menteri Pendidikan

     Nasional (koordinator)

    Menteri Tenaga Kerja dan

    23

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    27/101

     pendidikan tinggi dan

    sekolah menengah

    kejuruan yang terkait

    dengan Pengembangan

    Ekonomi Kreatif yang

    membutuhkan

    Transmigrasi

    Menteri Kebudayaan dan

    Pariwisata

    Menteri Perindustrian

    Menteri Pertanian

    Menteri Negara Koperasi

    clan Usaha Kecil dan

    Menengah

    6.Menciptakan dan

    menjaga sistemstandardisasi mutu

     pendidikan

    tinggi dan sekolah

    menengah kejuruan yang

    terkait dengan

    Pengembangan Ekonomi

    Kreatif

    Menteri Pendidikan

     Nasional

    C.Peningkatan

    5. Memberikanapresiasi/penghargaan

    kepada insan kreatif secara

    Menteri Pendidikan Nasional

     penghargaan

    kepada berkesinambungan

    insan kreatif

    oleh

    Pemerintah

    Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan

    Visi ekonomi kreatif Indonesia yaitu “Bangsa Indonesia yang Berkualitas Hidup dan

    Bercita Kreatif di Mata Dunia”. Apa arti ekonomi kreatif? Menurut John Howkins

    (dalam Zumar, 2008) dalam The Creative Economy: How People Make Money From

     Ideas, ekonomi kreatif diartikan sebagai segala kegiatan ekonomi yang menjadikan

    kreativitas (kekayaan intelektual), budaya dan warisan budaya maupun lingkungan

    sebagai tumpuan masa depan. Sedangkan, industri kreatif adalah berbasis kreativitas,

    keterampilan, dan talenta yang memiliki potensi peningkatan kesejahteraan serta

     penciptaan lapangan kerja dengan menciptakan dan mengeksploitasi Hak Kekayaan

    24

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    28/101

    Inteletual (HKI). Analoginya,ekonomi kreatif adalah kandangnya, industri kreatif

    adalah binatangnya.

    Masih dalam Zumar (2008) dinyatakan, ekonomi kreatif punyai 14 subsektor industri,

    yaitu periklanan (advertising), arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan,

    desain, fashion, video/film/animasi/fotografi, game, musik, seni pertunjukan

    (showbiz), penerbitan/percetakan, software, televisi/radio (broadcasting), dan riset &

     pengembangan (R&D). Saat ini industri kreatif di dunia tumbuh pesat. Ekonomi

    kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per tahun, akan berkembang dari US$ 2,2

    triliun pada Januari 2000 menjadi US$ 6,1 triliun tahun 2020.

    Di Indonesia, ekonomi kreatif cukup berperan dalam pembangunan ekonomi

    nasional. Hanya, ia belum banyak tersentuh oleh campur tangan pemerintah. Ini

    karena pemerintah belum menjadikannya sebagai sumber pendapatan negara yang

     penting. Pemerintah masih fokus pada sektor manufaktur, fiskal, dan agrobisnis.

    Padahal aktor utama penggerak lahirnya kreatifitas, ide ilmu pengetahuan dan

    teknologi yang vital bagi tumbuhnya industri kreatif adalah intelektual, bisnis dan

     pemerintah. Lalu apa yang dapat dilakukan? Salah satu pemikirannya adalah

    membuat komunitas masyarakat dengan dunia usaha.

    Prof. John Hertleg mengisahkan suksesnya ekonomi kreatif di Australia dan pembelajaran yang melibatkan lebih dari 4.000 mahasiswa dari 11 jurusan dengan

    dukungan dana dari pemerintah. Kittiratama dan Pitipanieh dari Thailand Creatife

    and Design Center dan Prof Martin Peiser dari Nanyang Technology University

    Singapore berbagi pengalaman ekonmi kreatif dari negara Thailand dan Singapore.

    Ekonomi kreatif berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan

    kehalian bakat dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual. Ini harapan bagi ekonomi

    Indonesia untuk bangkit dan meraih keungulan dalam ekonomi global. Ekonomi

    kreatif bertumpu pada 14 subsektor industri kratif yaitu : periklanan, penerbitan dan

     percetakan, TV dan radio, film. Vidio dan fotografi, musik, seni pertunjukkan,

    arsitektur, desain, faysion, kerajinan, pasar barang seni, permainan interkatif, layanan

    komputer dan piranti lunak, penelitian dan pengembangan.

    Berdasarkan studi pemetaan industri kreatif yang dilaksanakan Departemen

    Perdagangan Tahun 2007 diperoleh informasi bahwa kontribusi industri kreatif

    terhadap perekonomian Indonesia dapat dilihat pada lima indikator utama, yaitu

    Produk Domestik Bruto (PDB), ketenagakerjaan, jumlah perusahaan, ekspor dan

    dampak terhadap sektor lain. Badan Pusat Statistik (BPS) telah menganalisis bahwa

    25

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    29/101

    industri kreatif memberikan kontribusi PDB pada urutan ke 7 dari 10 sektor lapangan

    usaha, yaitu rata-rata sebesar Rp. 104.638 triliun (6,28%) pada tahun 2002-2006 di

    atas rata-rata kontribusi sektor (1) pengangkutan dan komunikasi (2) bangunan (3)

    listrik, gas dan air bersih.

    Aksi lain yang harus dilakukan adalah menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru.

    Pembentukan wirausaha baru amat ditentukan oleh kemerdekaan ekonomi suatu

    daerah atau negara. Pemikiran selanjutnya, menumbuhkan industri kreatif, energi dan

    kreatifitas generasi muda, sangat potensial untuk diarahkan menjadi “Bola Salju

    Industri” kreatif. Pertumbuhan industri kreatif perlu difasilitasi karena industri kreatif

    merupakan masa depan industri dunia. Generasi muda ini sekarang berada di

    Universitas-Universitas dan sekolah-sekolah kejuruan.

    Bagaimana dengan wirausaha? Apa hubungan ekonomi kreatif dengan wirausaha?

    Mengacu dari Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan usaha kecil Nomor

    961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa:

    •  Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan

    kemampuan kewirausahaan. 

    •  Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang

    dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

    menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

    meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

    atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

    Kewirausahaan atau dalam bahasa perancis disebut entrepreneurship dan kalau

    diterjemahkan secara harfiah punya pengertian sebagai perantara, diartikan sebagai

    sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karya atau

    mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk

    mencapai prestasi maksimal .

    Menurut Stoner, James: kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor

     produksi-lahan kerja, tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi

     barang atau jasa baru.

    Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-

     penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah

     pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan

    dan kekayaan bukan tujuan utama.Secara sederhana arti wirausahawan

    (entrepreneur ) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka

    26

    http://revolsirait.com/biografi-pengusahahttp://revolsirait.com/biografi-pengusaha

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    30/101

    usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya

     bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas

    sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

    Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan

    titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah

     penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang

     baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi

    ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor

     produksi (Say, 1803).

    Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah

    sebagai berikut:

    Richard Cantillon (1775). Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-

    employment ). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan

    menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi

    ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau

    ketidakpastian

    Jean Baptista Say (1816). Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan

     berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures)

    yang menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-

     jasa.

    Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :

    •  Lokus pengendalian internal

    •  Tingkat energi tinggi

    •  Kebutuhan tinggi akan prestasi

    •  Toleransi terhadap ambiguitas

    •  Kepercayaan diri

    •  Berorientasi pada action

    Karakteristik Wirausahawan (Masykur W)

    •  Keinginan untuk berprestasi

    •  Keinginan untuk bertanggung jawab

    •  Preferensi kepada resiko menengah

    27

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    31/101

    •  Persepsi kepada kemungkian berhasil

    •  Rangsangan untuk umpan balik

    •  Aktivitas Energik

    •  Orientasi ke masa depan

    •  Ketrampilan dalam pengorganisasian

    •  Sikap terhadap uang

    Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi

    kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi)

    •  Kemampuan inovatif

    •  Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)

    •  Keinginan untuk berprestasi

    •  Kemampuan perencanaan realistis

    •  Kepemimpinan berorientasi pada tujuan

    •  Obyektivitas

    •  Tanggung jawab pribadi

    •  Kemampuan beradaptasi (Flexibility)

    •  Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator

    •  Tingkat komitmen tinggi (survival)

    Ada delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109),

    terdiri atas

    •  mau kerja keras (capacity for hard work )

    •  bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)

    •   penampilan yang baik (good appearance)

    •  yakin (self confidence)

    •   pandai membuat keputusan (making sound decision)

    •  mau menambah ilmu pengetahuan (college education)

    •  ambisi untuk maju (ambition drive)

    •   pandai berkomunikasi (ability to communicate)

    28

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    32/101

     

    7.  Kimia Analisis Instrumen

    Pengantar:

    Sejalan dengan perkembangan industri yang sangat pesat pada era globalisasi,

    maka diperlukan penjaminan mutu produk yang dihasilkan maupun jasa

    analisisnya. Kualifikasi produk pada berbagai bidang meliputi makanan,

    minuman, farmasi, lingkungan, perminyakan, pertambangan, tekstil, kesehatan,

    dan produk lainnya.

    Kualitas produk akan terjamin apabila tersedia sarana-prasarana dan sumberdaya

    manusia handal yang memenuhi persyaratan industri. Untuk menghasilkan

    sumber daya manusia handal, maka diperlukan para fasilitator/instruktur yang

    handal dan bahan ajar yang memadai sehingga output siswa akan lebih

     professional, sesuai dengan perkembangan industri di era globalisasi. Bahan ajar

    yang akan dibahas adalah metoda analisis instrumental.

    Metoda analisis kimia instrumental sangat luas penggunaannya sehingga

    dimungkinkan dapat memberi peluang untuk mengembangkan jasa analisis dalam

    menjawab tuntutan dan kebutuhan analisis terhadap sample yang semakin

    kompleks, diantaranya dalam pengujian kualitas air minum sesuai standar yangditetapkan. Contoh lain menganalisis logam berat yang terkandung di dalam

     berbagai produk makanan, untuk mengetahui apakah produk makanan tersebut

    layak konsumsi yang memenuhi standar kesehatan.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran analisis instrumental dikembangkan berbagai

    sikap jujur, kerja keras, disiplin, tanggung jawab, mandiri, peduli lingkungan,

    selalu hidup sehat dan lainnya pada diri siswa yang merupakan nilai budaya dan

    karakter bangsa

    Metoda analisis kimia konvensional dalam pelaksanaannya masih terdapat

    kekurangan. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut dikembangkan

    metoda analisis kimia secara instrumental diantaranya metoda analisis secara

    fotometri.

    Pendahuluan

    Metoda analisis terdiri dari analisis konvensional dan analisis instrumental.

    Contoh analisis konvensional antara lain volumetri dan gravimetri. Analisis

    instrumental terdiri dari cara optik dan cara listrik. Cara optik bekerja

    29

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    33/101

     berdasarkan penyerapan sinar misalnya pada kolorimeter Nessler dan

     pemancaran sinar, misalnya pada fotometer nyala; sedangkan cara listrik

    menggunakan energi listrik, misalnya potensiometri dan konduktometri.

    Analisa instrumen cara optik berdasarkan penyerapan sinar, terdiri dari :

    •  Kolorimeter Nessler, Hehner, Dubosq

    •  Spektrofotometer sinar nampak dan ultra violet

    •  Spektrofotometer serapan atom

    •  Spektrofotometer infra merah

    Analisis instrumental dikenal juga sebagai analisis Fisiko-Kimia dengan ciri-ciri :memakai instrumen dan penentuan zat berdasarkan sifat-sifat fisiko-kimia dari

    molekul atau atom sampel yang dianalisis

    Analisis Instrumental berkembang pesat karena :

    •  Adanya tuntutan dan kebutuhan analisis terhadap matriks sampel yang

    sulit, jumlahnya sedikit, waktu analisis yang singkat, tidak diperlukan

    macam-macam pereaksi.

    •  Kesahihan analisis instrumental didukung oleh kecermatan, ketelitian,

    keterulangan, sensitivitas, kelurusan dan kestabilan dari suatu metode

    analisis yang dipakai.

    Kelebihan Analisis Instrumental antara lain

    •  Sahih : memberikan hasil dengan kecermatan dan ketelitian yang

    memadai.

    •  Cermat (presisi): kedekatan hasil yang diperoleh dengan nilai

    sebenarnya, dinyatakan dengan % perolehan kembali (recovery).

    •  Ketelitian (akurasi):simpangan baku dari beberapa kali penentuan

    kuantitatif thd sampel yang dianalisis dengan metode yang sama.

    •  Keterulangan : pengulangan thd sampel yang sama dan metode yang

    sama dengan hasil analisis memenuhi persyaratan statistik.

    •  Sensitivitas : batas kadar terkecil yang dapat ditentukan, LOD (low of

    detection).

    30

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    34/101

    •  Kestabilan : mempunyai ketahanan thd pengujian dg merk instrumen

     berbeda, waktu dan tempat berbeda.

    Disamping kelebihan di atas, ada juga kekurangannya, yaitu

    •  Harga alat relatif mahal

    •  Perawatan rumit, seperti kalibrasi rutin

    •  Pengoperasian sulit (perlu tenaga ahli atau operator khusus)

    •  Kondisi ruangan menuntut : suhu, kelembaban tertentu 

    •  Memerlukan sarana prasarana pendukung seperti instalasi listrik yang

    stabil (UPS) 

    •  Harga analisa mahal, karena harus menggunakan bahan kimia yang pure

    analisis dan air demineralisasi

    Pengamatan secara visual menggunakan mata pada analisis kolorimetri ( Nessler  

    dan  Du-Boscq), memiliki keterbatasan dan kesalahan pengamatan yang sangat

    subyektif. Oleh karena itu muncul ide menggantikan peran mata dengan alat yang

    disebut fotolistrik. Metode ini memiliki kepekaan sangat tinggi, yang didasarkan

     pada interaksi foton dengan molekul yang diimplementasikan dalam bentuk

    listrik. Instrumen yang menggunakan fotolistrik ini antara lain spektrofotometer

    visibel dan UV. Teknik analisis secara fotolistrik ini dikembangkan tidak hanya

    analisis dalam bentuk molekul, namun juga dapat menganalisis dalam bentuk

    atom, maka muncul instrumen fotometer emisi nyala ( flame photometer)  dan

    spektrofotometer serapan atom (SSA).

    Prinsip Dasar Analisis Secara Fotometri

    Sumber cahaya

    Monokromator

    Sampel

     

    Detector

    0.12

    Reading

    31

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    35/101

     

    ( Sumber cahaya polikromatik dilewatkan kedalam monokromator sehingga

    hanya panjang gelombang tertentu atau monokromatik yang akan berinteraksi

    dengan sampel. Intensitas sinar yang ditransmisikan akan dideteksi oleh detektor

    kemudian direkam dalam rekorder dengan skala %Transmitan atau absorbans)

    Kolorimetri

    Kolorimetri adalah cara analisis yang didasarkan atas kesamaan warna larutan

    sampel dengan larutan standar menggunakan sinar polikromatis dengan

     pengamatan secara visual (mata). Untuk mendapatkan kesamaan warna dapat

    digunakan metode deret larutan standar , misalnya dengan cara Nessler  dan Du-

     Boscq. Pengamatan secara visual dengan mata dapat digantikan dengan metode

    fotolistrik yang didasarkan pada hukum Lambert-Beer , yang menyatakan bahwaharga penyerapan sinar (absorbans) oleh suatu larutan sebanding dengan

    konsentrasi dan tebalnya sel.

    Secara umum, kolorimetri terdiri dari kolorimetri visual dan kolorimetri

    fotolistrik. Contoh kolorimetri visual adalah tabung  Nessler dan Du-Boscq,

    sedang kolorimetri fotolistrik terdiri dari spektrofotometri visibel, UV, emisi

    nyala, dan serapan atom

    Kolorimetri Visual

    Dalam metode ini, biasanya digunakan tabung gelas tak berwarna yang memiliki

    keseragaman ukuran yang disebut dengan tabung Nessler. Larutan sampel yang

    akan ditentukan konsentrasinya dibuat dengan volume tertentu, kemudian warna

    sampel dibandingkan dengan warna seri larutan standar. Sejumlah 50 atau 100

    mL larutan sampel dan standar dimasukkan ke dalam tabung Nessler, kemudian

    warna larutan sampel di dibandingkan dengan seri larutan standar yang sesuai

    dengan cara melihat secara tegak lurus terhadap tabung. Konsentrasi larutan

    32

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    36/101

    sampel sama dengan konsentrasi larutan standar yang memiliki warna yang sama.

    Jika warna larutan sampel berada di antara dua larutan standar, maka dibuat lagi

    larutan deret standar dengan konsentrasi di antara interval hingga diperoleh

    warna yang sama.

    Untuk menghidari penggunaan tabung Nessler dan deret larutan standar yang

     bervariasi, maka dibuat terlebih dahulu larutan sampel, kemudian larutan standar

    dibuat hanya satu konsentrasi dengan cara menambahkan larutan standar ke

    dalam tabung Nessler yang berisi reagen tetes demi tetes menggunakan buret.

    Jika warna larutan yang terbentuk sama dengan larutan sampel, tetesan

    dihentikan. Konsentrasi larutan sampel dihitung berdasarkan volume larutan

    standar yang diteteskan dari buret. Metode dengan menggunakan satu larutan

    standar, lebih sering digunakan dibandingkan dengan menggunakan deret larutan.

    Cara analisa berdasarkan hukum  Lambert-Beer . Jika dua larutan yang

    mengandung partikel yang sama mempunyai warna yang sama, maka

    absorbansnya akan sama.

    Proses pengamatan :

    Misalnya :

    Didapat bahwa warna larutan x (tinggi hx) sama dengan warna larutan standar c2 

    (tinggi h2) maka harga cx :

    Ax  = k . hx . cx

    A2  = k . h2 . c2

    Karena warna zat/larutan sama, maka Ax = A2, sehingga :

    k . hx . cx = k. h2 . c2  (k = jenis zat sama)

    h2

      cx  = ------------- x c2

      hx

     

    33

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    37/101

    Ada dua cara penentuan :

    a.  Cara tinggi larutan konstan (constant depth method), digunakan tabung

     Nessler. 

    Gambar 3. Tabung Nessler  

    Cari warna standar yang sama dengan cuplikan, jika tidak ada yang sama

    harus membuat lagi larutan standar.

     b.  Cara tinggi larutan berubah-ubah (variable depth method), digunakan silinder

    Hehner dan alat Kolorimeter Duboscq. 

    Cara penggunaan silinder Hehner, selalu menggunakan sepasang (dua buah)

    alat silinder  Hehner . Satu silinder diisi larutan standar zat x dengan

    konsentrasi diketahui, c1. silinder yang satunya lagi diisi dengan larutan

    cuplikan zat x yang konsentrasinya cx (belum diketahui).

    Dari bawah tabung dilewatkan sinar tampak, dan dari bagian atas amati

    kedua warna larutan dalam kedua silinder tersebut. Kemudian tinggi larutan

    standar pada silinder satu diatur hingga didapat warna yang sama pada kedua

    silinder, dengan cara menambah atau mengurangi larutan standar tersebut.

    Bila hal ini tercapai, maka berlaku :

    A1  = Ax

    k. b1 . c1  = k . bx . cx  (k = jenis zat sama), jadi :

     b1 . c1  = bx .cx

     

     b1  b1, bx = diukur pada skala kedua

    cx  = -------- x c1  silinder.

    34

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    38/101

      bx  c1 = diketahui

    Alat Kolorimeter Duboscq.

    Gambar 5. Alat Kolorimeter Dubosq 

    Prinsip kerjanya sama dengan prinsip kerja silinder Hehner. Perbedaannya

    dengan silinder Hehner adalah mengubah panjang jalannya sinar, tidak

    dengan jalan mengurangi sebagian dari salah satu larutan, tetapi dengan

    mengatur jarak antara alas bejana berisi larutan dengan bagian bawah alat

     plunger G.

    Perbedaan lainnya adalah dalam menyamakan warna pada alat kolorimeter

     Duboscq  warna yang diamati adalah pada tempat pengamatan S (splitfield

    image), bidang sebelah kiri dan sebelah kanan splitfield ini harus diusahakan

    sama terangnya dengan mengubah-ubah tinggi rendahnya bejana yang berisi

    larutan. Bila keadaan ini tercapai, berarti warna kedua larutan sudah

    menunjukkan absorbans yang sama, sehingga berlaku A1 = Ax atau b1 . c1  =

     bx . cx dan cx dapat dihitung (bila b1 dan bx dapat dibaca pada suatu skala.

    Spektrofotometer

    Spektrofotometer adalah instrument yang dipakai pada teknik analisis

    spektroskopi.

    •  Spektrometer : Instrument yang mempunyai sitem optis yang dapat

    menghasilkan sebaran (dispersi) radiasi elektromagnet yang masuk,

    kemudian kuantitas radiasinya diukur padaλ 

     terpilih.

    35

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    39/101

    •  Fotometer : alat untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan.

    •  Spektrofotometer : mengukur selisih antara radiasi yang diteruskan oleh

     bahan pembanding dan radiasi yang diteruskan oleh contoh pada λ  

    terpilih.

    Spektrofotometer UV-VIS

    •  Pengukuran serapan cahaya oleh suatu senyawa di daerah :

    - ultraviolet (200 – 350 nm)

    - sinar tampak (350 – 800 nm)

    •  Penyerapan cahaya uv atau tampak akan menyebabkan terjadinya transisielektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar

    (energi rendah) ke orbital keadaan tereksitasi (energi lebih tinggi).

    Transisi Elektronik

    E = hv = hc/ λ 

    Molekul yang memerlukan E> akan menyerap pada λ pendek.

    Absorpsi pd 100 nm(uv) 750 nm(tampak)

    Pemilihan panjang gelombang

    •  λ maks: panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang

    memberikan absorbansi maksimum.

    •  Pada λ maks : kepekaan maksimum, signal kuat pada larutan dengan

    konsentrasi tertentu.

    •  Perbedaan absorban sangat minimal dengan berubahnya panjang

    gelombang disekitar panjang gelombang absorban maksimum sehingga

    kesalahan pengukuran sangat kecil.

    36

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    40/101

     

    Keterangan:

    Sumber Cahaya, berfungsi :

    a.  Memberikan energi radiasi pada λ yang tepat untuk pengukuran

     b.  Mempertahankan intensitas sinar yang tetap selama pengukuran

    Sumber radiasi :

    •  VISIBEL : Wolfram/Tungstein

    λ  350 – 780 nm

    •  UV : Deuterium

    λ 180 – 350 nm

    Monokromator, berfungsi untuk:

    •  memperoleh radiasi monokromatis dari sumber radiasi polikromatis.

    •  Monokromator terdiri dari susunan : celah masuk – filter – kisi (grating

    difraksi) atau prisma – celah keluar.

    Kuvet (tempat sampel)

    o  Sampel pada pengukuran ini umumnya berbentuk larutan

    37

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    41/101

    o  Bahan kuvet harus transparan :

      Kaca : VIS (380 – 1100 nm)

      silika : UV-VIS (190 – 1100 nm)

    o  Posisi kuvet harus tegak lurus terhadap sinar datang

    o  Kuvet untuk blanko dan kuvet untuk sampel harus matched

    Detektor, berfungsi untuk: mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel

    dan mengukur intensitas radiasi tersebut.

    Syarat detektor adalah :

    a.  Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima.

     b.  Mempunyai kemampuan memberikan respons terhadap radiasi pada daerah

     panjang gelombang yang lebar (uv-vis).

    c.  Memberikan respons terhadap radiasi dalam waktu yang serempak.

    d.  Signal elektronik yang diteruskan oleh detektor harus dapat diamplifikasi

    oleh penguat (amplifier ) ke recorder   (pencatat).

    Rekorder

    Signal listrik yang keluar dari detektor diterima pada sirkuit potensiometer yang

    dapat langsung mengukur transmitans atau absorban. Rekorder dapat

    menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi pada kertas rekorder.

    Aplikasi Spektrofotometer UV-VIS

      Analisis Kualitatif  : dipakai untuk data sekunder atau data pendukung.

    1.  Pemeriksaan kemurnian : dibandingkan dengan standar.

    2.  Identifikasi : pengukuran maks dan absorpsivitas molar.

    3.  Elusidasi struktur : informasi adanya gugus kromofor dan gugus fungsi

    melalui profil spektrum

    38

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    42/101

    1.  Senyawa Tunggal : Dengan membandingkan absorban senyawa yang

    dianalisis dengan reference standard  pada panjang gelombang maksimum.

    2.  Senyawa multikomponen : mengukur absorban campuran pada panjang

    gelombang maksimum masing-masing

    A λ1 = a1(λ1). C1 + a2(λ1). C2

    A λ2= a1(λ2). C1 + a2(λ2). C2

    DAFTAR PUSTAKA (Hanya untuk Kimia Analisa Instrumen)

    1.  Day, R .A, Underwood A. l, 1998, Quantitative Analysis, Sixth Edition,

    Prentice-Hall, USA.

    2.  Skoog, Douglas, 1971, Principles of Instrumental Analisys, 3th edition, New

    York, Saunder College Publishing.

    3.  Hendrayana Sumar,dkk, 2008, Kimia Analitik Instrumen, cetakan ke enam,

    Universitas Terbuka

    C.Kerangka Berfikir Logis.

    Siswa yang berjiwakreatif, berbudaya,mandiri.

    Bahan AjarKegiatan Belajar mengajar(Pendekatan Belajar Aktif)

    Belajar Aktif

    (integrasi)

    Budaya, karakter bangsa (integrasi)

    Entrepreneurship

    Input --------------  Proses -------------------------- Output 

    39

      Analisis Kuantitatif

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    43/101

    BAB III

    METODOLOGI

    A.  Strategi Pengembangan

    1.Metode Pelaksanaan

    Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk workshop meliputi pengkajian

    konsep/pustaka dan kebutuhan kegiatan, ekspose/pemaparan, diskusi fokus, kerja

    individu, dan kerja kelompok, serta praktek langsung pengembangan bahan ajar

    dalam bentuk pembelajaran dan penilaian.

    2.  Tahapan pelaksanaan

    Untuk mencapai keluaran dan indikator keluaran seperti yang diharapkan, secara

    rinci, kegatan ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

    a.  Penyusunan desain Kegiatan

    Kegiatan ini mencakup rancangan kegiatan, identifikasi berbagai

    karakteristik satuan pendidikan, peserta didik, dan daerahnya, untuk

    menetapkan fokus bahan ajar dan jumlah sasaran kegiatan. Melibatkan timkegiatan, peserta dan nara sumber profesional untuk membantu menghasilkan

    desain operasional dan sesuai fokus kegiatan untuk mendapatkan model

     bahan ajar yang ideal sesuai kondisi, potensi, kebutuhan dan karakteristik

    satuan pendidikan. Dalam desain juga diidentifikasi praktik penerapan

    sebenarnya pada tingkat satuan pendidikan sehingga dapat diperoleh data dan

    informasi kelebihan, kekurangan, permasalahan penggunaan dan

     pengembangan bahan ajar atau peluang yang dapat dimanfaatkan satuan

     pendidikan.

     b.  Penyusunan Kerangka dan Pengembangan Model Bahan Ajar

    Kegiatan menyusun kerangka model yang berupa sistematika atau silabi

    naskah model, silabus mata pelajaran atau bahan ajar, diperlukan pada setiap

    tahap awal pengembangan model, yang juga digunakan sebagai panduan

    dalam menyelesaikan model.

    Pengembangan model merupakan tahapan utama dalam penyusunan model

     bahan ajar atau pengembangan sarana pendukung pembelajaran yang

    40

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    44/101

    diperlukan secara keseluruhan. Kualitas dan volume dalam kegiatan ini

    ditentukan oleh kuantitas dan kedalaman beban kompetensi dalam Standar Isi

    dan SKL. Kegiatan diselenggarakan melibatkan tim kegiatan dan nara

    sumber. Hasil kegiatan berupa naskah model bahan ajar.

    c.  Review Model Bahan Ajar

    Draft awal naskah perlu direview kembali untuk dikaji, ditelaah dan

    disempurnakan agar lebih sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan dan

    karakteristiknya. Kegiatan ini melibatkan tim kegiatan, peserta dan nara

    sumber

    d.  Penyusunan Instrumen Penilaian

    Model bahan ajar merupakan model yang akan dijadikan acuan satuan

     pendidikan (sekolah) dalam menyusun kurikulum, silabus dan sarana

     pembelajaran dan juga mungkin akan diadaptasi atau diadopsi oleh satuan

     pendidikan. Sehingga model ini harus memenuhi kualitas dan fleksibel

    digunakan sebagai referensi oleh satuan pendidikan yang beragam kondisi,

    kebutuhan dan karakteristiknya secara meluas. Model ini perlu dikaji, diuji

    kelayakannya oleh berbagai stakeholder, terutama yang akan menggunakan

    model ini. Untuk itu perlu dikembangkan instrumen penilaian atau instrumen pengkajian untuk dikaji berbagai pihak agar sesuai dengan karakteristik

    setiap model kurikulum, silabus mata pelajaran atau sarana pendukung

     pembelajaran yang dikembangkan.

    e.  Ujicoba Model Bahan Ajar

    Model bahan ajar merupakan model yang akan dijadikan acuan satuan

     pendidikan (sekolah) dalam melaksanakan pembelajaran sehingga

    memungkinkan untuk diadaptasi atau diadopsi oleh satuan pendidikan.

    Sehingga model ini harus memenuhi kualitas dan fleksibel digunakan sebagai

    referensi oleh satuan pendidikan yang beragam kondisi, kebutuhan dan

    karakteristiknya secara meluas. Model ini perlu dikaji, diuji kelayakannya

    oleh berbagai stakeholder, terutama yang akan menggunakan model ini.

    Untuk itu perlu dikaji dan diujicoba sesuai dengan karakteristik setiap model

    kurikulum, silabus mata pelajaran atau sarana pendukung pembelajaran yang

    dikembangkan.

    41

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    45/101

    Langkah ujicoba model diperlukan untuk mendapatkan data, informasi dan

    masukan mengenai kelayakan model. Masukan hendaknya mewakili

    sebagian besar pengguna yang akan menggunakan model ini dari segi kondisi

     budaya, sosial ekonomi sekolah dan daerah, kebutuhan maupun ciri khas

    setiap sekolah.

    Ujicoba model di selenggarakan di daerah yang mewakili berbagai unsur

     pengguna bahan ajar, kondisi daerah, dan karakteristik lainnya. Hasil langkah

    kegiatan ini berupa masukan-masukan yang berkenaan dengan kelayakan

    implementasi model. Daerah uji coba meliputi 5 provinsi (Jawa Barat, DI

    Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat).

    f.  Penelaahan dan Perbaikan model Bahan Ajar

    Hasil pengembangan model tentu perlu telaah secara kualitatif maupun

    kuantitatif. Fokus penelaahan ditekankan, terutama untuk mendapatkan data

     penyempurnaan model agar lebih praktis, layak digunakan sebagai referensi

     bagi satuan pendidikan. Revisi model dilakukan untuk mengakomodasi

    masukan-masukan dari stakeholder dengan menggunakan kriteria yang

    dihasilkan berdasarkan analisis hasil pengembangan model. Kegiatan

    diselenggarakan dengan melibatkan peserta setempat, tim kegiatan dan narasumber. Hasil langkah kegiatan ini berupa Naskal model yang sudah ditelaah

    dan diperbaiki sehingga layak untuk didiseminasikan dan diimplementasikan.

    g.  Penyusunan Laporan

    Laporan pengembangan model mencakup deskripsi dari tahap identifikasi

    sampai diperoleh model yang telah disempurnakan. Hasil langkah kegiatan

    ini berupa naskah laporan penyusunan model bahan ajar beserta lampirannya.

    (Langkah Kegiatan, Tujuan Khusus, Tempat, Waktu, Peserta, Strategi dan Hasil

    Yang Diharapkan Tiap Langkah)

     No. Langkah

    Kegiatan

    Tujuan

    Khusus

    Tempat

    & Waktu

    Peserta Strategi

    Pelaksanaan

    Hasil yang

    Diharapkan

    1. Penyusun

    an Desain

    Menyusun

    Panduan

    Kegiatan

    Kantor

    Februari

    2010,

    Wk ketua

     Nara

    sumber

    Paparan,

    kerja

    mandiri,

    Tersusunnya

     panduan

    kegiatan dan

    42

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    46/101

     No. Langkah

    Kegiatan

    Tujuan

    Khusus

    Tempat

    & Waktu

    Peserta Strategi

    Pelaksanaan

    Hasil yang

    Diharapkan

    untuk Tim

    Puskur

    (5 hari) dl Jw(2)

    Peserta (5)

    Jml: 7 org)

     presentasi,

    Perbaikan

    gambaran

    umum dalam

     bentuk word

    2. Penyusun

    an

    kerangka

    dan pengemba

    ngan

    model

     bahan ajar

    1.  M

    endisku

    sikan

     bentukmodel

     bahan

    ajar

    2.  M

    enyusu

    n draft

     bahan

    ajar.

    Bogor,

    Februari

    - Maret

    •  W

    k ketua

    •   N

    arasumber

    dl.Jw(2

    )

    Peserta

    {pusat: 3,

    dl jw 4)

    (jml: 9)

    Konsinyerin

    g

    workshop

    Draft awal

    naskah model

     bahan ajar

    3. Review

    model

     bahan ajar

    Meninjau

    ulang lay

    out bahan

    ajar..

    Melanjutk 

    an

     penyusuna

    n bahan

    ajar.

    Bogor,

    Maret

    •  W

    k ketua

    •   N

    ara

    sumber 

    /2

    Peserta:

    Pst/3. Dl

    Jw/7.

    L.Jw: 9

    (19 )

    Diskusi,

    kerja

    mandiri,

     presentasi

     Naskah bahan

    ajar yang sudah

    direview

    4. Penyusun

    an

    Alat

    menilai

    Kantor,

    April

    •  W

    k ketua

    Workshop

     presentasi

     Naskah

    instrumen

    43

  • 8/19/2019 Merge Model Bhn Ajr SMK Prod

    47/101

     No. Langkah

    Kegiatan

    Tujuan

    Khusus

    Tempat

    & Waktu

    Peserta Strategi

    Pelaksanaan

    Hasil yang

    Diharapkan

    instrument

     penilaian

     bahan ajar •   N

    ara

    sumber 

    /2

    Peserta/6

    (8)

    Perbaikan

    hasil

     penilaian bahan

    ajar

    5. Ujicoba

    model

     bahan ajar

    di satuan

     pendidika

    n

    Mendapat

    kan

    masukan

    mengenai

    kelayakan

    model.

    Dalam

    (3) dan

    Luar

     jawa (2 

    Prov)

    April

    Tim

    Pu