Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

14
Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek Oleh: Achmad Haikal Kurniawan (2013) “A society that does not recognize that each individual has values of his own which he is entitled to follow can have no respect for the dignity of the individual and cannot really know freedom.” - F. A. Hayek. 1 “Kebebasan merupakan salah satu ide yang paling baru dalam sejarah peradaban manusia…” ucap salah satu kandidat presiden Amerika Serikat dari partai Republik pada pemilu tahun 2012, Ron Paul, saat diwawancara di sebuah program televisi. 2 Kebebasan memang merupakan bagian kecil dalam sejarah panjang umat manusia. Sejarah peradaban kerap dipenuhi oleh berbagai tiran – tiran dan penguasa kejam, raja – raja yang berkuasa mutlak, pemimpin agama yang berkuasa tanpa batas, serta kalangan aristokrat dan pemerintah yang berkuasa penuh terhadap rakyatnya. Rakyat hanyalah menjadi objek kekuasan para kaisar – kaisar dan pemuka agama. Individu lahir tidak lebih sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup individu lain dan tidak memiliki hak untuk menentukan takdirnya sendiri. Di hampir seluruh penjuru dunia, mereka yang berani melawan ditekan habis – habisan dan diberangus secara keji. Individu yang menolak menjadi alat kekuasaan segera ditangkap, disiksa, dan dijatuhi hukuman yang sangat tidak berperi-kemanusiaan. Meski ditekan selama ribuan tahun, ide – ide mengenai kebebasan tidak dapat dikubur selamanya. Diam – diam, sedikit demi sedikit, tahun demi tahun, abad demi abad ide – ide tersebut pada akhirnya menyeruak ke permukan. Puncak akan kesadaran akan kebebasan dapat dilihat terutama pada era pencerahan (enlightenment) di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke 17 dan ke 18. Di era inilah kesadaran akan pentingnya kemerdekaan individu serta wewenang pemerintah yang terbatas serta tokoh – tokoh pejuang gagasan kebebasan lahir. John Locke, Adam Smith dan Thomas Jefferson adalah beberapa 1 F. A Hayek. The Constitution of Liberty. (The University of Chicago Press: Chicago, 1960.) Hlm. 79. 2 Ron Paul: Freedom Is a Young Idea and We're Throwing It Away. dikutip dari https://www.youtube.com/watch?v=s8rkFBjJZs8 (diakses pada 28/8/2015) pukul 19.15.

description

Tulisan dari Achmad Haikal Kurniawan (Politik UI 2013) mengenai kebebasan yang dilihat dari sudut pandang Hayek.

Transcript of Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

Page 1: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         

Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek

Oleh: Achmad Haikal Kurniawan (2013)

“A society that does not recognize that each individual has values of his own which he is entitled to follow can

have no respect for the dignity of the individual and cannot really know freedom.”

- F. A. Hayek.1

“Kebebasan merupakan salah satu ide yang paling baru dalam sejarah peradaban

manusia…” ucap salah satu kandidat presiden Amerika Serikat dari partai Republik pada

pemilu tahun 2012, Ron Paul, saat diwawancara di sebuah program televisi.2 Kebebasan

memang merupakan bagian kecil dalam sejarah panjang umat manusia. Sejarah peradaban

kerap dipenuhi oleh berbagai tiran – tiran dan penguasa kejam, raja – raja yang berkuasa

mutlak, pemimpin agama yang berkuasa tanpa batas, serta kalangan aristokrat dan

pemerintah yang berkuasa penuh terhadap rakyatnya. Rakyat hanyalah menjadi objek

kekuasan para kaisar – kaisar dan pemuka agama. Individu lahir tidak lebih sebagai alat untuk

mencapai tujuan hidup individu lain dan tidak memiliki hak untuk menentukan takdirnya

sendiri. Di hampir seluruh penjuru dunia, mereka yang berani melawan ditekan habis –

habisan dan diberangus secara keji. Individu yang menolak menjadi alat kekuasaan segera

ditangkap, disiksa, dan dijatuhi hukuman yang sangat tidak berperi-kemanusiaan.

Meski ditekan selama ribuan tahun, ide – ide mengenai kebebasan tidak dapat

dikubur selamanya. Diam – diam, sedikit demi sedikit, tahun demi tahun, abad demi abad ide

– ide tersebut pada akhirnya menyeruak ke permukan. Puncak akan kesadaran akan

kebebasan dapat dilihat terutama pada era pencerahan (enlightenment) di Eropa Barat dan

Amerika Utara pada abad ke 17 dan ke 18. Di era inilah kesadaran akan pentingnya

kemerdekaan individu serta wewenang pemerintah yang terbatas serta tokoh – tokoh pejuang

gagasan kebebasan lahir. John Locke, Adam Smith dan Thomas Jefferson adalah beberapa                                                                                                                          1  F.  A  Hayek.  The  Constitution  of  Liberty.  (The  University  of  Chicago  Press:  Chicago,  1960.)  Hlm.  79.  2  Ron  Paul:  Freedom  Is  a  Young  Idea  and  We're  Throwing  It  Away.  dikutip  dari  https://www.youtube.com/watch?v=s8rkFBjJZs8  (diakses  pada  28/8/2015)  pukul  19.15.  

Page 2: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         putra terbaik dunia pada masa itu. Melalui buah pemikiran mereka-lah gagasan hak dasar

manusia dan kemerdekaan individu lahir. Bahwa setiap individu memiliki hak mutlak yang

tidak boleh diganggu gugat, bahkan oleh penguasa sekalipun. Mengutip Locke beberapa hak

dasar ini adalah hak untuk hidup, hak untuk merdeka, dan hak atas property yang kita miliki

serta kekuasaan negara tidaklah otonom secara mutlak namun juga harus mengikuti aspirasi

rakyatnya.3 Melalui buah pemikiran Locke ini pula Thomas Jefferson menulis dalam deklarasi

kemerdekaan Amerika Serikat bahwa setiap manusia diciptakan setara oleh Tuhan dan

memiliki Dia memberi kita semua hak – hak dasar yang mutlak, diantaranya hak hidup,

merdeka, dan mencari kebahagiaan.4

Era pencerahan memberi dampak yang luar biasa bagi para pemikir sesudahnya.

Abad 19 lahir tokoh – tokoh seperti John Stuart Mill, Frederic Bastiat, dan Richard Cobden

dengan gagasan liberalisme klasiknya. Dalam karya klasiknya On Liberty, Mill menggagas

tesis harm principle dimana ia menulis bahwa setiap individu memiliki daulat yang mutlak atas

dirinya sendiri dan ia memiliki hak untuk melakukan apapun, termasuk melukai diri sendiri,

selama tidak melanggar hak orang lain.5 Moral dan pandangan pribadi seseorang mengenai

apa yang menurutnya baik dan buruk tidak bisa menjadi justifikasi untuk memaksa orang lain

untuk berfikir dan bertindak diluar kehendaknya, kecuali untuk mencegah individu tersebut

menyakiti orang lain. Namun, dari sejak era pencerahan, pada abad ini pula gagasan

mengenai kebebasan mendapat tantangan. Pada abad ini lahir juga tokoh – tokoh yang

bersikap sangat sinis terhadap ide – ide mengenai kebebasan dan kemerdekaan individu,

seperti Karl Marx dan Friedrich Engels yang menganggap gagasan ini tidak lebih sebagai alat

eksploitasi dan menginginkan perubahan radikal dalam struktur masyarakat untuk mencapai

apa yang mereka yakini sebagai masyarakat yang ideal.

Meskipun mendapat tantangan berat, memasuki abad ke 20 gagasan mengenai

kebebasan tidak kunjung sirna. Pada abad ini lahir pula anak – anak pencerahan yang kelak

akan menjadi tokoh dan pejuang gagasan kebebasan di abad ke 20. Salah satu putra terbaik

                                                                                                                         3  Ahmad  Suhelmi.  Pemikiran  Politik  Barat.  (PT  Gramedia  Pustaka  Utama:  Jakarta.  2001.)  Hlm.  197.  4  U.  S  Declaration  of  Independence.  dikutip  dari  http://www.ushistory.org/declaration/document/rough.htm  (diskes  pada  28/8/2015  pukul  20.05)  5  John  Stuart  Mill.  On  Liberty.  (Longman,  Roberts,  &  Green  Co:  London,  1859)  Hlm.  80.  

Page 3: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         pencerahan pada abad ke 20, yang akan dibahas dalam tulisan singkat ini adalah Friedrich

August von Hayek, atau yang lebih dikenal dengan F. A. Hayek. Sepanjang hidupnya Hayek

mengkampanyekan ide – ide liberalisme klasik yang sangat menjunjung tinggi kebebasan

individu dan paran negara yang sangat terbatas. Nama Hayek mungkin kurang akrab di

telinga masyarakat Indonesia namun ia memiliki pengaruh yang sangat kuat di negara –

negara barat seperti Amerika Serikat dan Inggris dan memberi pengaruh yang luar biasa pula

terhadap tokoh – tokoh besar seperti Ronald Reagan dan Margaret Thatcher.

Biografi Singkat F. A. Hayek

Friedrich August von Hayek lahir di kota Wina, Austria pada tanggal 8 May 1899.

Hayek meraih gelar doktor di bidang hukum dan ilmu politik dari Universitas Wina pada

tahun 1921 dan 1923 dan ia juga mempelajari ekonomi, filsafat dan psikologi.6 Di kota Wina

inilah ia bertemu dengan Ludwig von Mises yang kelak akan menjadi mentornya. Mises

merupakan salah satu tokoh ekonomi Austria termansyur dan sejak bertemu, Hayek sering

datang ke seminar – seminar yang diadakan Mises. Disanalah ia membaca buku Mises yang

berjudul Socialism (Sosialisme), yang berisi kitikan keras Mises terhadap sistem ekonomi

sosialis yang menurutnya mustahil untuk memenuhi janji – janjinya akan kebebasan dan

kesetaraan.7 Buku ini memberi pengaruh kepada Hayek muda dari yang tadinya bersimpati

pada faham sosial demokrat dan berubah haluan menjadi sangat kritis terhadap sosialisme

dan kontrol negara terhadap perekonomian hingga akhir hayatnya. Pada tahun 1931 Hayek

pergi ke Inggris untuk bekerja di London School of Economics. Tahun 1938 Nazi Jerman

dibawah pimpinan Adolf Hitler menguasai tanah kelahiran Hayek, Austria dan karena itu

Hayek menolak keras untuk kembali ke tanah kelahirannya. Hayek memutuskan tinggal di

Inggris dan pada tahun itu pula ia memperoleh kewarganegaraan Inggris dan tetap tinggal

                                                                                                                         6  Alan  Ebenstein.  Friedrich  Hayek:  A  Biography.  (Palgrave  Macmillan  Trade:  Basingstoke,  2001)  Hlm.  7.  7  Ludwig  von  Mises.  Socialism:  An  Economic  and  Sociological  Analysis.  (Yale  University  Press:  New  Haven,  1951  [1922])  Hlm.  511.  

Page 4: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         disana sampai tahun 1950 ketika ia pindah ke Amerika Serikat dan bekerja di Universitas

Chicago.8

Tahun 1944 di tengah perang dunia II yang berkecambuk di Eropa, Hayek

menerbitkan karya yang banyak dianggap sebagai kaya terbaiknya yang berjudul The Road to

Serfdom atau yang diterjemahkan sebagai Jalan Menuju Perbudakan.9 Dalam bukunya Hayek

mengkritik keras sosialisme dan sistem ekonomi terpusat yang sedang mendapat popularitas

tinggi di Eropa pada masa itu. Hayek dalam bukunya berargumen bahwasanya kontrol dan

wewenang pemerintahan yang semakin membesar dan semakin kecilnya otonomi individu

akan berujung pada totalitarianisme. Buku ini dipandang sangat sinis dan negatif oleh

mayoritas intelektual pada waktu diterbitkan karena besarnya pengaruh sosialisme dan

keynesianisme pada masa itu.

Pasca perang dunia ke II, pada tahun 1947, Hayek bersama teman – teman

seperjuangannya dari berbagai kalangan, baik ekonom, filsuf, sejarawan, maupun pengusaha,

diantaranya Milton Friedman, Karl Popper, Ludwig von Mises dan Frank Knight mendirikan

Mont Pelerin Society di Swiss, sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk

membendung pengaruh sosialisme dan keynesianisme yang semakin populer di Eropa dan

Amerika Serikat. Pada tahun 1950 Hayek pindah ke Chicago untuk mengajar di Universitas

Chicago dan pindah lagi ke Jerman tahun 1962. Pada tahun 1974 Hayek mendapat

penghargaan Nobel di bidang ekonomi.10 Pengaruh Hayek semakin besar, terutama di

negara – negara dunia pertama ketika Margaret Thatcher menjadi perdana menteri Inggris

pada tahun 1979 dan Ronald Reagan terpilih sebagai presiden Amerika Serikat tahun 1981,

dimana mereka berdua sama – sama memangkas peran negara dan memberikan individu

kebebasan lebih besar untuk berkarya dan berinovasi. Thatcher yang sejak menjadi

mahasiswa terinspirasi oleh Hayek lewat bukunya The Road to Serfdom, tercatat pernah

mengangkat salah satu buku karya Hayek, The Constitution of Liberty dihadapan para

                                                                                                                         8  Alan  Ebenstein.  Friedrich  Hayek:  A  Biography.  (Palgrave  Macmillan  Trade:  Basingstoke,  2001)  Hlm  81.  9  Ibid.  Hlm.  116.  10  Dikutip  dari  http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/economic-­‐sciences/laureates/1974/index.html  (diakses  pada  28/8/2015  pukul  21.10).  

Page 5: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         bawahannya dan membantingnya ke meja seraya berseloroh “This is what we believe!”11. Hayek

pun juga sempat mengujungi White House sebagai tamu kehormatan presiden Reagan tahun

1981. Pada tahun 1991 Hayek mendapat penghargaan Presidential Medal of Freedom yang

merupakan penghargaan sipil tertinggi di Amerika Serikat dari Presiden George H. W. Bush.

Hayek meninggal dunia setahun kemudian di Jerman pada usia 92 tahun.12

Gagasan Kebebasan Hayek

Warisan intelektual Hayek sangat besar meliputi bidang filsafat, politik, hukum,

ekonomi, dan ilmu sosial lainnya. Bahkan ekonom mansyur peraih Nobel ekonomi tahun

1976 yang juga rekan Hayek, Milton Friedman, mengakui bahwa Hayek merupakan tokoh

yang paling mempengaruhi para intelektual di negara – negara komunis, dimana buku –

bukunya banyak diselundupkan dan dibaca secara luas dan tentunya dapat mempengaruhi

opini publik yang akhirnya membawa Uni Soviet pada keruntuhan.13 Tulisan singkat ini tentu

tidak akan mampu untuk mengelaborasikannya secara keseluruhan, namun saya akan

mencoba untuk mengambil beberapa kunci utama dan prinsip dari pemikiran dan gagasan

tokoh kelahiran Austria ini. Jikalau saya ditanya siapakah pemikir dunia yang ide dan

gagasannya menunjukkan kerendahan hati, secara personal Hayek adalah salah satunya.

Hayek mengakui akan terbatasnya pengetahuan yang mampu dimiliki oleh setiap individu.

Oleh karena setiap individu memiliki pengetahuan yang sangat terbatas mengenai individu

lainnya maka pilihan dan jalan hidup seorang lebih baik baik diatur oleh individu itu sendiri.14

Hasil dari setiap individu bebas yang bertindak untuk memenuhi hasrat dan tujuan

hidupnya tanpa perlu otoritas siapapun bukanlah kekacauan, justru melahirkan sebuah

                                                                                                                         11  Margaret  Thatcher  Foundation.  Dikutip  dari  http://www.margaretthatcher.org/archive/Hayek.asp  (diakses  pada  28/8/2015  pukul  22.15).  12    Alan  Ebenstein.  Friedrich  Hayek:  A  Biography.  (Palgrave  Macmillan  Trade:  Basingstoke,  2001)  Hlm.  317.  13    Dikutip  dari  http://www.pbs.org/thinktank/transcript726.html  (diakses  pada  29/8/2015  pukul  03.15).  14  F.  A.  Hayek.  Individualism  and  Economic  Order.  (The  University  of  Chicago  Press:  Chicago,  1948)  Hlm.  78.  

Page 6: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         tatanan spontan, yang memasuki gagasan Hayek selanjutnya yakni Spontaneous Order.15

Banyak kalangan percaya agar masyarakat dapat maju dan berkembang dibutuhkan

kepemimpinan dan komando dari otoritas, umumnya negara dan tanpa instruksi dan otoritas

maka masyarakat dapat menjadi kacau. Berbanding 180 derajat, Hayek percaya bahwa setiap

individu yang memiliki kebebasan akan mampu mengaktualisasikan dan memaksimalkan

potenisnya terlepas dari kontrol dan perencanaan siapapun, termasuk negara. Individu

mampu secara sukarela saling berinteraksi dengan individu – induvidu lainnya, saling

berdagang, belajar, bertukar informasi, dan berusaha memuaskan hasrat dan mengejar

impiannya masing – masing yang akan menghasilkan berbagai inovasi dan kreativitas yang

akan membawa kemajuan pada peradaban manusia. Disinilah muncul sebuah tatanan (order)

yang spontan dan alamiah, tanpa desain dari otoritas manapun.

Hampir seluruh produk kemajuan manusia berjalan mengikuti tesis tatanan spontan

yang berlandaskan pada kemerdekaan individu.16 Mengutip rekan Hayek ekonom Leonard

Read memberi contoh yang paling nyata, yakni revolusi komputer yang terjadi di Amerika

Serikat.17 Tidak ada politisi yang memberi komando kepada para programmer komputer

untuk membuat produk tertentu. Tidak ada aparatur negara yang mendikte Bill Gates dan

Steve Jobs mereka harus membuat ini, mendisain itu, dsb. Semuanya berjalan secara alamiah

berdasarkan tesis tatanan spontan. Bill Gates, Steve Jobs dan para tokoh revolusi komputer

lain berinovasi dan berkarya secara sukarela karena melihat peluang pasar dan keinginan

untuk memuaskan hasrat dan impiannya dengan membuat produk sebaik mungkin yang

dapat digunakan dan dinikmati oleh banyak orang dan membawa peradaban manusia ke

tingkat yang lebih maju.

Oleh karena gagasan – gagasan tersebut Hayek percaya bahwa otonomi dan

kebebasan individu haruslah dijunjung setinggi – tingginya. Dikarenakan setiap individu

hanya memiliki pengetahuan yang terbatas untuk mengatur jalan hidup individu lain dan

                                                                                                                         15  F.  A.  Hayek.  The  Fatal  Conceit:  The  Errors  of  Socialism.  (The  University  of  Chicago  Press:  Chicago,  1991).  Hlm.  6.  16  F.  A.  Hayek.  The  Road  to  Serfdom.  (Routledge:  London,  1944)  Hlm.  16.  17  John  Stossel.  Spontaneous  Order,  2011.  Dikutip  dari  http://reason.com/archives/2011/02/10/spontaneous-­‐order/singlepage  (diakses  pada  29/8/2015  pukul  04.00)  

Page 7: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         setiap individu bebas mampu mengaktualisasi diri dan menggunakan kreativitasnya tanpa

komando dari otoritas, maka peran negara yang ideal hanyalah untuk menjaga agar

kebebasan individu tidak dicederai.18 Peran negara dianalogikan dengan lampu lalu lintas,

dimana lampu lalu lintas hanya berfungsi untuk menjaga agar tidak terjadi gesekan antara

pengendara satu dengan pengendara lainnya, namun tidak mengkomandokan tujuan

perjalanan pengendara tersebut.

Namun, apa yang tejadi bila negara dibiarkan memiliki wewenang yang sangat besar?

Disinilah Hayek memberi peringatan keras akan bahaya tersebut dalam bukunya yang

fenomenal pada tahun 1944 yang berjudul The Road to Serfdom. Hayek mengkritik keras

interventionisme dan kontrol negara, dalam hal ini sektor perekonomian, yang semakin

membesar di Eropa. Baginya kontrol negara terhadap perekonomian hanyalah jalan awal

menuju perbudakan dan janji – janji sosialisme dan marxisme akan kebebasan yang lebih

besar hanyalah ilusi belaka. Siapapun yang mengontrol perekonomian di suatu negara maka

ia secara langsung juga mengatur kehidupan seluruh warga di dalamnya.19

Setiap individu unik, berbeda, dan memiliki preferensi dan seleranya masing –

masing. Dalam sistem pasar bebas setiap individu diberi banyak pilihan dan peluang untuk

mengaktualisasikan diri dan memilih jalan hidup, dan salah satu pilihan tersebut adalah

memilih profesi yang diinginkan. Sumber daya, termasuk buruh, dialokasikan oleh pasar

untuk kebutuhan yang berbeda – beda merespon kondisi pasar. Apabila konsumen lebih

banyak menginginkan barang A, maka pasar secara otomatis mendapat sinyal melalui harga

barang A yang meningkat dan sumber daya akan lebih banyak digunakan untuk membuat

barang A agar keinginan konsumen terpenuhi dan begitu pula sebaliknya. Hasilnya pasar

merupakan instrumen yang paling efisien untuk mengalokasikan sumber daya karena hasil

produksi ditentukan dan sejalan dengan keinginan konsumen.

Namun lain ceritanya jika roda perekonomian hanya direnacanakan terpusat oleh

segelintir orang. Ketika perekonomian hanya direncanakan secara terpusat, maka kebebasan

untuk memilih profesi dan pekerjaan ini hilang, karena perencanaan ekonomi pula berarti

                                                                                                                         18  F.  A.  Hayek.    Law,  Legislation,  and  Liberty.  (Routledge:  London,  1982)  Hlm.  133.  19    F.  A.  Hayek.  The  Road  to  Serfdom.  (Routledge:  London,  1944)  Hlm.  91.  

Page 8: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         negara memiliki wewenang untuk merencanakan pekerjaan bagi seluruh rakyatnya dan untuk

mencapainya tidak ada cara lain selain dengan cara pemaksaan.20 Individu dipaksa untuk

bekerja di tempat – tempat yang sudah ditentukan oleh negara dan tidak memiliki pilihan lain

untuk bertahan hidup.21

Selain itu negara agar mampu untuk membuat perencanaan ekonomi maka harus

menguasai faktor – faktor produksi diantaranya modal, buruh, dan tanah. Negara memberi

komando pekerja untuk membuat produk A dan B, melarang membuat produk C dan D.

Setiap individu sudah ditentukan jatahnya masing – masing untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, barang apa saja yang bisa mereka gunakan, dan tempat dimana ia boleh menetap.

Propaganda melalui penguasaan media seperti koran dan televisi digunakan negara untuk

menghancurkan keunikan pada diri setiap individu dan melakukan penyeragaman paksa agar

mereka memiliki pandangan dan preferensi yang sesuai dengan keinginan sang perencana

ekonomi. Pada akhirnya individu tidak lagi mampu berfikir secara independen dan membuat

pilihan bagi dirinya sendiri. Dikarenakan sektor – sektor yang sangat vital bagi kehidupan

seperti pangan dikontrol sepenuhnya oleh negara, dan siapapun yang berani berfikir, bersikap

kritis dan melawan pemerintah, akses mereka terhadap bahan – bahan pangan akan ditutup

dan mereka akan dibiarkan mati kelaparan,22 atau pilihan lainnya ditangkap dan dijadikan

buruh kerja paksa seperti Gulag era Stalin di Uni Soviet.23

Tesis Hayek bukanlah isapan jempol belaka. Abad 20 sudah menjadi saksi bagaimana

ketika nilai – nilai individualisme dan kebebasan ekonomi ditinggalkan dan perencanaan

ekonomi diadopsi, maka yang terjadi adalah rakyat yang menghamba dan menjadi budak

pemerintah. Individu tidak lagi mampu untuk mengatur, berfikir dan membuat keputusan

untuk dirinya sendiri. Uni Soviet, China era Mao Zedong, Korea Utara, Kamboja era Pol

Pot, dan rezim komunis di Eropa timur pada masa lalu merupakan bukti nyata atas tesis

                                                                                                                         20  Ibid.  Hlm.  56.  21  Ibid.  Hlm.  98.  22  F.  A  Hayek.  The  Constitution  of  Liberty.  (The  University  of  Chicago  Press:  Chicago,  1960)  Hlm.  204.  23  Stephane  Courtois,  Nicolas  Werth,  Jean-­‐Louis  Panne,  Andrzej  Paczkowski,  Karel  Bartosek,  Jean-­‐Louis  Margolin.  The  Black  Book  of  Communism:  Crimes,  Terror  and  Repression  .  (Harvard  University  Press:  Cambridge,  1999)  Hlm.    159.  

Page 9: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         Hayek ini.24 Namun, pasca runtuhnya Uni Soviet dan rezim komunis akhir dasawarsa 80an

dan awal 90an, bukan berarti tesis Hayek kehilangan relevansi. Buku Hayek tetap penting

menjadi panutan sekaligus peringatan, bahwa jika negara dibiarkan memiliki kekuasaan dan

wewenang yang terlampau besar, maka hancurnya kebebasan individu dan perbudakan

sebagai hasilnya merupakan sebuah keniscayaan.

Ber-Hayek di tahun 2015

Manusia sehebat apapun akan mengalami kematian, namun gagasan besar akan selalu

hidup dan bersinergi dengan perkembangan zaman. Begitu pula dengan gagasan – gagasan

Hayek. Ditolak habis – habisan oleh berbagai kalangan pada masa diterbitkan, dikarenakan

iklim intelektual yang dominan bersebrangan, namun menjadi naik secara pesat permukaan

terutama pada 2 dasawarsa penghujung abad 20, karena gagasan dominan yang bersebrangan

tersebut terbukti gagal total untuk memenuhi janjinya akan kesejahteraan dan kebebasan.

Secara kontekstual Hayek menulis gagasan – gagasannya ditengah kondisi perang

dingin dan totalitarianisme yang berkembang pesat. Namun, sudah lebih dari 25 tahun sejak

rezim tirai besi runtuh dan berlekuk lutut dihadapan gagasan kebebasan, bukan berarti ide

dan gagasan Hayek tidak lagi relevan. Setiap ide dan gagasan harus mampu

dikontekstualisasikan mengikuti perkembangan zaman agar tidak terjebak dimasa lalu.

Memasuki abad 21 gagasan dan ide – ide Hayek dapat dilihat melalui kacamata yang berbeda.

Keruntuhan rezim komunis di dunia membawa angin segar bagi gagasan – gagasan

kebebasan. Sebelumnya China dibawah rezim Deng Xiaoping melakukan liberalisasi dan

reformasi ekonomi besar – besaran dari ekonomi terpusat dan perlahan – lahan mengadopsi

ekonomi pasar untuk menyelamatkan negaranya 25 . Rakyat China akhirnya memiliki

kebebasan lebih besar untuk mengatur hidupnya dan berpartisipasi dalam kegiatan

perekonomian. Lahirlah para penguasaha dan inovator – inovator unggul yang membawa

China menjadi raksasa ekonomi di abad ke 21.

                                                                                                                         24  Ibid.  Hlm.  4.  25  Editorial.  Deng  Xiaoping  Lasting  Legacy,  2014.  Dikutip  dari  http://www.japantimes.co.jp/opinion/2014/08/27/editorials/deng-­‐xiaopings-­‐lasting-­‐legacy/#.VeHQffmqqkp  (diakses  pada  29/8/2015  pukul  22.30)  

Page 10: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         

Sudah cukup berkelana ke luar negeri, lalu bagaimana dengan Indonesia? Apa kira –

kira pelajaran yang bisa ditarik dari gagasan Hayek ini? Sebelum memasuki abad 21 ada

baiknya sedikit membuka lembaran sejarah masa lalu. Hampir seluruh pendiri negara ini

tidak ada yang berhaluan dengan spektrum politik Hayek, yakni Liberalisme Klasik.

Founding Fathers negara ini hampir semuanya berasal dari kelompok kiri seperti Soekarno,

Sjahrir dan Tan Malaka. Bisa dipahami karena Indonesia pada masa itu sedang mengalami

penjajahan dan ide – ide mengenai liberalisme dianggap sebagai bawaan kolonialisme,

sementara pemikiran – pemikiran kiri seperti marxisme dianggap sebagai ideologi pembebas

dari penjajahan dan imperialisme. Tidak heran jikalau menanyakan tentang Hayek kepada

warga Indonesia hampir bisa dipastikan seperti menanyakan tentang tokoh kepala suku dari

pedalaman hutan Amazon. Tidak ada yang tahu.

Pergantian rezim pada tahun 1966 juga mengubah haluan negara Indonesia. Rezim

orde lama yang ditopang ideologi Nasakom bentukan Sukarno telah tumbang yang

digantikan oleh rezim orde baru yang ditopang militer dan korporatisme. Suharto dengan

arsitek – arsitek ekonominya membuka pintu bagi modal asing yang harus diakui, merupakan

salah satu faktor yang membuat perekonomian Indoensia kembali stabil setelah terjadinya

krisis pada penghujung era Sukarno.26 namun apakah langkah yang dilakukan Suharto ini

sejalan dengan gagasan – gagasan liberal seperti banyak yang dituduhkan? Nyata – nyatanya

rezim Suharto lewat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memiliki peran

yang sangat besar dalam merencanakan pembangunan ekonomi Indonesia, sesuatu yang

sangat identik dengan sistem sosialis dan sangat keras ditolak oleh tokoh – tokoh liberal

klasik seperti Hayek. Bappenas melalui berbagai program Rencana Pembangunan Lima

Tahun (repelita) mendikte arah perekonomian dengan melakukan alokasi berbagai sumber

daya dan membuat konsesi di sektor – sektor seperti perkebunan dan pertambangan. Selain

itu kroni – kroni pengusaha yang berselingkuh dengan penguasa demi melancarkan dan

melindungi usaha mereka sudah merupakan rahasia umum, yang melahirkan korupsi yang

                                                                                                                         26  Stephen  Grenville.  Time  for  Europe  to  take  Greek  lessons  from  Asia,  2015.  Diakses  dari    http://asia.nikkei.com/viewpoints/perspectives/time-­‐for-­‐europe-­‐to-­‐take-­‐greek-­‐lessons-­‐from-­‐asia  (diakses  pada  30/8/2015  pukul  00.40).  

Page 11: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         luar biasa27 dan hal ini sangat ditentang dalam prinsip – prinsip ekonomi liberalisme klasik

dimana negara cukup berperan sebagai wasit dan tidak memihak antara kelompok satu atau

kelompok lainnya.

Oke cukup dengan aspek ekonomi, lalu bagaimana dengan isu isu kebebasan sipil di

Indonesia? Reformasi tahun 1998 memberi angin segar bagi gagasan – gagasan kebebasan di

Indonesia yang pada masa lalu terkukung lebih dari 4 dekade. Dengan semakin dibukanya

ruang untuk individu mengeluarkan pendapat dan melakukan kritik kepada pemerintah tentu

akan membuat dampak yang sangat positif pada kebebasan sipil. Namun bukan berarti lantas

tidak ada lagi pembatasan – pembatasan yang dilakukan oleh negara terhadap individu.

Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu, termasuk mereka yang

menjabat di instansi pemerintahan, untuk mengatur pilihan hidup individu lain adalah

mutlak. Reformasi pada nyatanya tidak memberi jaminan akan perlindungan hak individu

untuk mengatur hidupnya yang sangat hakiki ini. Beberapa contoh konkretnya bisa dilihat

dengan makin banyaknya perda – perda berbau syariat yang berlaku di daerah – daerah yang

mengatur pakaian dan jam malam perempuan. 28 Belum lagi peraturan kementrian

perdagangan yang melarang penjualan minuman beralkohol di minimarket29 serta sensor

tayangan televisi yang semakin ketat. Negara dalam hal ini telah melampaui kewenangannya

dengan mengatur jalan hidup individu bebas melalui pembatasan – pembatasan yang

dilakukan.

Sebagai penutup izinkan saya memberi pemaknaan pribadi saya secara singkat

mengenai ide dan gagasan dari tokoh kelahiran Austria ini. Mempelajari Hayek bagi saya

sejatinya belajar untuk menjadi pribadi yang rendah hati, yang mengakui segala kekurangan,

bahwa tidak ada individu yang cukup baik dan memiliki pengetahuan yang memadai untuk

                                                                                                                         27  Donald  Greenlees.  Suharto's  legacy  of  development  and  corruption,  2008.  Dikutip  dari    http://www.nytimes.com/2008/01/28/world/asia/28iht-­‐suharto.1.9542684.html?pagewanted=all    (diakses  pada  30/8/2015  pukul  00.55).  28  Aghnia  Adzkia.  Perda  Syariah  Dinilai  Lumpuhkan  Hak  Perempuan,  2014.  Dikutip  dari  http://www.cnnindonesia.com/nasional/20141105161107-­‐12-­‐9866/perda-­‐syariah-­‐dinilai-­‐lumpuhkan-­‐hak-­‐perempuan/  (diakses  pada  8/30/2105  pukul  00.30).  29  Kompas.  Gobel  Larang  Minimarket  Jual  Minuman  Beralkohol.  2015.  Dikutip  dari:  http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/3420/1/Gobel.Larang.Minimarket.Jual.Minuman.Beralkohol  (diakses  pada  30/8/2015  pukul  01.15.)  

Page 12: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         mengatur jalan hidup individu lainnya. Setiap individu unik, memiliki nilai – nilai, pandangan

moral, impian, keyakinan, keinginan, kebutuhan, selera, preferensi, dan tujuan hidupnya

masing – masing yang patut untuk dihargai dan tidak bisa disamaratakan. Menjadi pembelajar

Hayek sejatinya belajar menjadi pribadi yang berani untuk berfikir secara independen,

mengambil resiko, dan bertanggung jawab atas pilihan – pilihan yang telah diambil. Membaca

karya dan gagasan Hayek sejatinya belajar untuk menjadi pribadi yang skeptis terhadap segala

jenis peraturan, kontrol, pemaksaan, regulasi, dan otoritas, karena hanya dengan bersikap

skeptis-lah kita dapat mencegah terjadinya perbudakan yang dilakukan oleh manusia

terhadap manusia lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Courtois, Stephane; Nicolas Werth, Jean-Louis Panne, Andrzej Paczkowski, Karel Bartosek,

Jean-Louis Margolin. 1999. The Black Book of Communism: Crimes, Terror and Repression.

Cambridge: Harvard University Press.

Ebenstein, Alan. 2001. Friedrich Hayek: A Biography. Basingtoke: Palgrave Macmillan Trade.

Hayek, F. A. 1944. The Road to Serfdom. London: Routledge.

Hayek, F. A. 1948. Individualism and Economic Order. Chicago: The University of Chicago

Press.

Hayek, F. A. 1960. The Constitution of Liberty. Chicago: The University of Chicago Press.

Hayek, F. A. 1982. Law, Legislation, and Liberty. London: Routledge.

Hayek, F. A. 1991. The Fatal Conceit: The Errors of Socialism. Chicago: The University of

Chicago Press.

Mill, John Stuart. 1859. On Liberty. London: Longman, Roberts, & Green Co.

Mises, Ludwig von. 1951 [1922]. Socialism: An Economic and Sociological Analysis. New

Haven: Yale University Press.

Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 13: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         Website

Adzkia, Aghnia. Perda Syariah Dinilai Lumpuhkan Hak Perempuan, 2014. Dikutip dari

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20141105161107-12-9866/perda-syariah-dinilai-

lumpuhkan-hak-perempuan/ (diakses pada 8/30/2105 Pukul 00.30).

Editorial. Deng Xiaoping Lasting Legacy, 2014. Dikutip dari

http://www.japantimes.co.jp/opinion/2014/08/27/editorials/deng-xiaopings-lasting-

legacy/#.VeHQffmqqkp (diakses pada 29/8/2015 pukul 22.30)

Greenlees, Donald. Suharto's legacy of development and corruption, 2008. Dikutip dari

http://www.nytimes.com/2008/01/28/world/asia/28iht-

suharto.1.9542684.html?pagewanted=all (diakses pada 30/8/2015 pukul 00.55).

Grenville, Stephen. Time for Europe to take Greek lessons from Asia, 2015. Dikutip dari

http://asia.nikkei.com/viewpoints/perspectives/time-for-europe-to-take-greek-lessons-

from-asia (diakses pada 30/8/2015 pukul 00.40).

Kompas. Gobel Larang Minimarket Jual Minuman Beralkohol. 2015. Dikutip dari:

http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/3420/1/Gobel.Larang.Minimarket.Jual.Minuman

.Beralkohol (diakses pada 30/8/2015 pukul 01.15.)

Margaret Thatcher Foundation. Dikutip dari

http://www.margaretthatcher.org/archive/Hayek.asp (diakses pada 28/8/2015 pukul

22.15).

Nobel Prize Website. Dikutip dari http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/economic-

sciences/laureates/1974/index.html (diakses pada 28/8/2015 pukul 21.10)

Page 14: Menghidupkan Kebebasan Melalui Gagasan Hayek (Haikal Kurniawan) - Pusaka Politik 2015

         Public Broadcasting Service. Dikutip dari http://www.pbs.org/thinktank/transcript726.html

(diakses pada 29/8/2015 pukul 03.15).

Stossel, John. Spontaneous Order, 2011. Dikutip dari

http://reason.com/archives/2011/02/10/spontaneous-order/singlepage (diakses pada

29/8/2015 pukul 04.00)

Video:

Ron Paul: Freedom Is a Young Idea and We're Throwing It Away. Dikutip dari

https://www.youtube.com/watch?v=s8rkFBjJZs8 (diakses pada 28/8/2015 pukul 19.15.

)