MEMAKNAI KERJA BERLANDASKAN ALKITAB DI INSTITUSI...
Transcript of MEMAKNAI KERJA BERLANDASKAN ALKITAB DI INSTITUSI...
27
MEMAKNAI KERJA BERLANDASKAN ALKITAB
DI INSTITUSI PENDIDIKAN KRISTEN
Feteriadi, S.Kom., M.A
Program Studi Pendidikan Agama Kristen, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pelita Harapan
Abstract
The word “Work” in English is divided into three: job, career, and vocation. A job is a work that someone does to get something in return. On the other hand, career is the development and progress (position or rank) of a person in his/her work. Finally, someone who does a specific work according to their calling based on God’s will is called a vocation. The meaning of work on this paper is vocation. Working is a part of someone's life. A person can not have a meaningful life when they are not working, and it doesn’t mean that everyone who works has a meaningful life. The purpose of this paper is to discuss the meaning of work, what is the purpose of working, and is work done to fulfill the survival instinct?. How do we make work meaningful? What are the implications of work towards the enhancement of quality in an institution? How do you recruit employees who embody the definition of work? How do employees working in UPH can be guided well so that they could perceive meaningful work? The author conducted a survey of one hundred new employees who just recently joined UPH, on how far do they define a meaningful work. Most of them did not have the awareness of the importance of defining work. The author took this as an opportunity to develop employees who have yet understand the meaning of work. With this, it opens up opportunities for the institution of UPH to continuously improve the quality, for the meaning of work has a direct implication on the quality of education in UPH.
PENDAHULUAN
Salah satu unsur yang sangat penting dalam institusi pendidikan adalah sumber
daya manusia seperti dosen dan staf penunjang akademis penunjang, selain kurikulum
dan fasilitas. Isu penting dalam hal sumber daya manusia ini adalah bagaimana
pemahaman kerja secara benar sehingga mampu meningkatan kualitas SDM di institusi
28
pendidikan Kristen? Richard Niubuhr menyampaikan lima paradigma hubungan Kristus
dan Budaya. Pertama Christ Against Culture, kedua Christ of Culture, ke tiga Christ
above Culture, ke empat Christ and Culture in paradox dan ke lima Christ Transforming
Culture. Penulis mengambil posisi ChristTranforming Culture1 bahwa pemaknaan kerja
yang berlandaskan Alkitab anak-anak Tuhan dapat menjadi terang dan garam di
lingkungan kerjanya. Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan wawasan :
1. Bahwa bekerja bukan saja untuk memenuhi kebutuhan survival insting seperti
mencari nafkah hidup tetapi yang terpenting adalah dapat menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi sesama dan dapat pertanggungjawaban kepada Tuhan yang
telah menitipkan talenta.
2. Pemaknaan kerja berlandaskan Alkitab akan memberikan arah bahwa tujuan
akhir bekerja bukan untuk mendapatkan kekayaan dan kemakmuran tetapi untuk
manfaat bagi sesama manusia dan memuliakan Allah.
3. Mendapatkan konsep nilai yang berdasarkan Alkitab mengenai sukses sehingga
sebagai orang Kristen, ia menyadari bahwa sukses adalah tidak ditentukan oleh
seberapa materi yang ia miliki.
4. Bekerja berlandaskan Alkitab akan memberikan dampak pada peningkatan mutu
pendidikan di institusi pendidikan karena setiap dosen dan staf penunjang
akademis akan melihat setiap mahasiswa sebagai pribadi yang Tuhan titipkan
untuk dididik. Pertanggungjawaban para dosen dan staf penunjang akademis
bukan saja kepada orang tua mahasiswa tetapi bertanggung jawab kepada Tuhan.
B. Memaknai Kerja Berdasarkan Alkitab.
Tuhan menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah (Kej 1:27).
Tuhan adalah pribadi yang bekerja, manusia juga diciptakan untuk bekerja. Tuhan senang
manusia meneladani Dia, sebagaimana seorang ayah senang jika anaknya meneladani hal
yang baik dari ayahnya.
Pada fase penciptaan, Tuhan memerintah manusia bekerja sebelum manusia jatuh
dalam dosa. Ide tentang kerja sebagai bagian rencana Allah yang sempurna untuk
1 Richard Niebuhr, Christ and Culture (Harper and Raw, 1951), 190.
29
kehidupan manusia tercatat pada :
Kejadian 2:15 ‘TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya
dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu’.
Pada fase kejatuhan manusia dalam dosa, bekerja sebagai usaha keras akibat
manusia jatuh dalam dosa. Semak duri dan rumput duri sebagai suatu yang harus dilawan
oleh manusia. Kejatuhan tidak membatalkan perintah Allah untuk bekerja. Kejadian 3:
18-19, “semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-
tumbuhan di padang akan menjadi makananmu, dengan berpeluh engkau akan mencari
makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau
diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Pada fase penebusan, kerja adalah penebusan atas kerja dalam dunia yang telah
jatuh dalam dosa.Pengkhotbah menjelaskan jika seseorang bekerja hanya ingin
memuaskan ego maka bekerja adalah sia-sia dan hampa sebagai usaha menjaring angin.
Pkh 2:18-23, tetapi jika bekerja ditujukan untuk kemuliaan Allah maka bekerja
merupakan sesuatu yang nikmat pkh 2:24-26.
Pemaknaan kerja berlandaskan Alkitab hanya didapatkan melalui pemahaman
yang lengkap mengenai Alkitab yaitu Penciptaan, Kejatuhan, Penebusan, dan Pemulihan.
Pemahaman yang tidak lengkap mengenai ke empat hal tersebut akan melihat pekerjaan
sebagai beban atau kutuk, karena melihat pekerjaan dari perspektif Kejatuhan yaitu
manusia jatuh dalam dosa dan Tuhan memerintahkan untuk bekerja dengan bersusah
payah untuk mendapatkan rezeki (Kej 3:17).
Mike Metzger menyampaikan bahwa mengenai bekerja sekitar dua ratus tahun
belakang ini banyak menekankan Kejatuhan dan Penebusan saja. Pemahaman hanya
menekankan pada Kejatuhan dan Penebusan akan mempersempit makna manusia
menjadi mahluk yang memiliki harkat dan martabat sebagai mahkota ciptaan Allah.
For two thousand years, the gospel recited in four chapters titled creation, fall,
30
redemption and the final restoration. It reminds us that we are made in the image of God.
This Gospel started in Genesis one and can be found in the Apostles and the Nicene
Creed. Tragically, two hundred years ago the story was edited to two chapters; the fall
and the redemption. The opening chapter of creation was largely forgotten. The new
starting line was Genesis three. It reminds people that they are fallen sinners. Yet the two
chapter gospel accentuates our wounds. The four chaptel Gospel elevates our wort as
image bearers of God. The two chapter story focuses out deficiency. The four chapter
story reminds us of our dignity2
Bekerja dapat menuju kepada dua ekstrem, pertama karena kalah dalam
persaingan bisnis yang keras dapat membuat seseorang frustrasi dan kedua bekerja dapat
membuat seseorang menjadi sumber kebanggaan diri karena telah berhasil mencapai
keuntungan sehingga secara tidak sadar dapat menjadi identitas seseorang.Identitas
seorang Kristen tidak di dalam status pekerjaan, tetapi identitas seorang Kristen di dalam
Tuhan Yesus. Sebagai seorang Kristen hidup tujuan hidup bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan diri tetapi tujuan hidup untuk memuliakan Allah dan menikmati Allah selama-
lamanya3.
Hugh Whelchel dalam bukunya How Should We Work mengatakan “Seseorang
tidak mungkin hidupnya bermakna jika ia tidak bekerja meskipun seseorang tidak bisa
membuat hidupnya bermakna hanya karena bekerja”.
“you will not have a meaningful life without work, but you must not make your
work the meaning of your life. As Christians we must find our identity in Christ,
not in our work. Yet, work is the major way we respond to God’s call in our life by
being salt and light in a tasteless and dark world”4
Tuhan Yesus selama berada dalam dunia memberikan teladan dengan bekerja
sebagai tukang kayu (Mark 6:3), murid-murid Tuhan Yesus bekerja sebagai nelayan,
2 Hugh Whelchel, How Should We Work: Rediscovering the Biblical Doctrine of Work (WestBow Press), 10. 3 Westminster shorter Catechism, Question no 1 4 Hugh Whelchel, How Should We Work: Rediscovering the Biblical Doctrine of Work (WestBow Press),73.
31
Paulus bekerja sebagai pembuat tenda (Kis 18:3). Alkitab mendorong seseorang bekerja
untuk berkontribusi bagi sesama dan mengecam orang yang malas bekerja. Seperti
tertulis pada ayat berikut ini :
Amsal 6:6-8 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan
jadilah bijak:Biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya ia
menyediakan rotinya di musim panas dan mengumpulkan makanannya pada
waktu panen.
2Tesalonika 3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi
peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
Efesus 4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia
bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri,
supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
C. Bekerja Berdasarkan Panggilan Adalah Mulia Bagi Allah.
Bekerja dalam sejarah kekristenan dipengaruhi oleh pemikiran Bapak Gereja
Agustinus yang menekanan kehidupan kontemplasi akan Allah merupakan sasaran
tertinggi dan sebagai kebahagiaan sempurna dalam kekekalan. Pemikiran ini memberikan
efek dualisme pada dunia bekerja bahwa kehidupan kontemplasi lebih tinggi daripada
kehidupan di ladang, di kantor atau di sekolah. Pemikiran dualisme ini dalam bekerja
adalah dipengaruhi oleh Plato dan tidak sesuai dengan ajaran Alkitab.
Demikian pula dengan Thomas Aquinas yang dipengaruhi oleh Aristoteles dalam
bukunya Summa Theologica ia mengatakan ”kontemplasi adalah kebenaran ilahi yang
merupakan sasaran keseluruhan hidup manusia.5 Kehidupan kontemplatif adalah yang
paling sesuai dengan apa yang patut bagi manusia yaitu inteleknya. Bagi Aquinas ,
bekerja hanya memenuhi kebutuhan sementara tidak memiliki makna religius.
Pemikiran tokoh reformator seperti Marthin Luther memberikan pencerahan
bahwa seseorang diselamatkan bukan karena jasa manusia tetapi semata-mata karena
kasih karunia Tuhan kepada manusia. Tuhan membenarkan manusia melalui
5 St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, II,2nd ,Q,180. Art 4.
32
Pembenaran melalui iman. Marthin Luther mengambil kesimpulan bahwa relasi manusia
dengan Allah berdasarkan iman.Luther menemukan istilah panggilan, Ia membagi
panggilan menjadi panggilan umumdan panggilan khusus. Panggilan umum ditujukan
kepada untuk mengasihi sesama manusia dan panggilan khusus ditujukan kepada setiap
pribadi atas posisinya.6
Posisi sebagai seorang ayah atau ibu terpanggil untuk mendidik dan membesarkan
anak-anak, sebagai guru terpanggil untuk menyiapkan pendidikan bagi murid, sebagai
anggota gereja terpanggil untuk menjalankan karunia rohani untuk membangun
komunitas iman.
Menurut Luther, Tuhan menyelamatkan seseorang melalui iman kepada Tuhan
Yesus. Seseorang yang mendapatkan karunia keselamatan jika ia bekerja berdasarkan
panggilannya, itupun merupakan pekerjaan yang berkenan pada Tuhan.7
John Calvin menyetujui dan mempertajam pendapat Luther yang tidak setuju
bahwa kehidupan kontemplasi lebih mulia dibandingkan jenis pekerjaan lainnya. Calvin
dalam Institutio mengatakan ”tidak ada tugas yang terlalu kotor dan hina sehingga ia
tidak dianggap mulia bagi Allah, asalkan ia bekerja berdasarkan
panggilannya”.Selanjutnya Calvin mengatakan tidak ada pengorbanan yang lebih
menyenangkan Tuhan daripada setiap orang yang menjalankan panggilannya dengan
rajin.
"We know that people created for the express purpose of being employed in
labor of various kinds, and no sacrifice is more pleasing to God than when
every person applies diligently to his or her own calling, and endeavors to live
in such a manner as to contribute to the general advantage".8
D. Apa yang dimaksud dengan Kerja?
Bekerja bahasa Ibrani ma`aseh {mah-as-eh'} berarti suatu tindakan, pekerjaan
(Kej 5:29,Kel 5:4,Maz 8:3,6, 19:1), mela'kah {mel-aw-kaw'} berarti pekerjaan, kerja,
bisnis (Kej 2:2-3,Kel 20:9), po`al {po'-al} berarti kerja, perbuatan (Ul 32:4).Bahasa
6 Lee Hardy Ph.D, The Fabric of this World (Grand Rapids: Eerdmans), 58. 7 Ibid, 65 8 Calvin, Harmony of the Evangelist, 2:143
33
Yunani energeia {en-erg'-i-ah} berarti bekerja (Ef 1:19;3:7;4:16;Fil 3:21;Kol 1:29;2Tes
2:9).
Berikut adalah pandangan beberapa tokoh mengenai bekerja :
Menurut John Stott bekerja adalah “work as the expenditure of energy (manual or
mental or both) in the service of others, which bring fulfillment to the worker, benefit to
the community and glory to God”.9
Menurut Dorothy Sayers bekerja adalah “work should be seen not a necessary
drudgery to undergone for the purpose of making money, but as a way of life in which the
nature of man should find its proper exercise and delight and so fulfill itself to the glory
of God”.10
Menurut Peter F Drucker konsep bekerja dibedakan atas pekerja (worker),
kerja(work) dan pekerjaan (working) :
“The most important thing we know is that work and working are fundamentally
different phenomena. The worker does, indeed, do work; and work is always done
by a worker who is working. But what is needed to make the worker achieving.
The worker must, therefore, be managed according to both the logic of the work
and dynamic of working. Personal satisfaction of the worker without productive
work is failure; but so is productive work that destroy the worker’s
achievement”.11
Pekerja (worker) adalah penghasil kerja (work), dan kegiatan menghasilkan kerja
itu disebut sebagai bekerja (working). Setiap pekerja haruslah ditata dalam organisasi
yang setidaknya mampu mewujudkan dua hal, yaitu mencapai produktivitas kerja yang
diharapkan oleh organisasi, dan memperoleh kepuasan pribadi melalui hasil kerjanya.
Bekerja menurut Drucker, berarti menerapkan logika dan aturan yang berguna
untuk mencapai tujuan tertentu. Di dalam kerja ada logika yang mengatur arus kerja.
Kerja membutuhkan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, dan mengontrol
proses.Misalnya seorang penulis,menulis adalah suatu kerja yang membutuhkan logika
untuk mengetik, dan membaca tulisan yang telah diketik. Di dalam tulisan ada aturan dan
logika yang harus dipatuhi. Tanpa aturan dan logika tersebut, tulisan tidak akan dapat
9 John Stott, Issue Facing Chrostian Today(Basingstoke, England: Marshalls,1984),162 10 Dorothy L Sayers, Creed or Chaos?(Manchester ,NH:Sophia Istitute Press,1974),89 11 Drucker,Management :Tasks,Responsibilities, Practices,(Hrper and Raw), 184
34
dimengerti. Penulis harus menganalisis proses dan hasil tulisannya, membuat kombinasi
yang tepat (supaya tulisannya bagus), serta mengontrol proses penulisan, supaya
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pandangan bahwa manusia sangat berharga menurut Alkitab didukung oleh Peter
F Drucker. Ia melihat manusia sebagai sebagai sumber daya yang berharga.
E. Perbedaan antara Vocation , Karir dan Job.
Vocation berasal dari bahasa latin dari kata kerja vocare yang berarti memanggil.
Vocation adalah seorang yang meresponi panggilan Tuhan yang ditujukan kepadanya.
Setiap orang memiliki kunikan atas panggilannya, ada yang di panggil menjadi Pendeta,
menjadi Guru, Dokter, Suster, Ahli hukum,dan lainya.
Pada tulisan ini, bekerja yang dimaksudkan penulis adalah vocation. Setiap dosen
dan staf penunjang akademis yang bekerja di institusi pendidikan diharapkan memiliki
konsep meresponi panggilan Tuhan dalam kehidupan pribadinya sehingga pekerjaannya
dapat bermanfaat bagi sesama dan mereka memiliki kepuasan dalam bekerja.
Timothy Butler dari Harvard Business School psychologist menjelaskan
perbedaan antara Vocation dan Karir atau job
There are three words that tend to be used interchangeably – and shouldn’t be.
There are vocation, career and job. Vocation is the most profound of the three,
and it has to do with your calling. It’s what your doing in life that makes a
difference for you, that builds meaning for you, that you can look back on in
your later years to see the impact you have made on the world. A calling is
something you have listen for. You don’t hear it once and then immediately
recognize it. You’ve got to attune yourself to the message.12
Kata bekerja berkonotasi dengan career. Career berasal dari bahasa latin carraria
yang berarti jalan untuk kendaraan. Kata ini cocok untuk kata career path. Career
berasosiasi dengan jabatan profesional untuk meniti jenjang karir sampai posisi tertentu.
Job berkaitan dengan job description seseorang. Job adalah jenis pekerjaan yang
bersifat khusus. Job berkonotasi dengan mengharapkan imbalan dalam setiap hasil
kerjanya.
12 Hugh Whelchel,How Then Should We Work (WestBow Press), 74.
35
Os Guinessmempertajam konsep panggilan sebagai berikut:
“Calling as “the truth that God call us to Himself so decisively that everything we are,
everything we do and everything we have is invested with a special devotion and
dynamism lived out as response to His summons and service”13
OS Guiness membedakan antara panggilan utama dan panggilan kedua. Panggilan
utama adalah panggilan kita sebagai pengikut Kristus dimana kita dipanggil oleh Dia,
untuk Dia dan kepada Dia.
Panggilan kedua adalah Tuhan yang berdaulat memanggil setiap orang untuk
tugas tertentu, dimanapun dan segala situasi harus berpikir, berbicara, hidup dan
bertindak sepenuhnya untuk Tuhan.
F. Pemahaman Sukses Bekerja Menurut Alkitab
Pemahaman sukses bekerja menurut ajaran semangat jaman sekarang adalah
seorang yang menjadi tuan atas keinginannya. Jika ia mencita-citakan menjadi orang
kaya maka ia dapat mencapai menjadi orang kaya yang memiliki rumah mewah,mobil
mewah. Pemahaman sukses yang salah sangat membahayakan hidup seseorang. Alkitab
tidak menentang orang kaya tetapi jika mendifinisikan sukses secara salah seseorang
akan kehilangan makna sukses yang sesungguhnya.
Berikut adalah beberapa tokoh menjelaskan konsep sukses yang salah dan yang
benar :
Tim Keller, menjelaskan pemahaman yang salah mengenai sukses seperti demikian :
More than others idols, personal success and achievement lead to a sense that
ourselves are God, that our security and value rest in our own wisdom, strength
and performance. To be the very best at what you do, to be at the top of the heap,
mean no one is like you. You are supreme.14
John Wooden seorang pelatih basket yang sukses dan ia adalah seorang Kristen yang
saleh mendefinisikan sukses yang lebih sesuai dengan prinsip Alkitab. Ia mengatakan
sukses adalah :
13 OS Guiness, The Call:Finding and Fulfilling the Central Purpose of Your Life (Nashville,TN:W Publishing group,1998),4. 14 Tim Keller, Counterfeit Gods: The Empty promise of money, Sex, and Power, and the Only Hope that matters (New York: Penguin Group,2009),75
36
Success is peace of mind which is a direct result of self satisfaction in knowing
you did your best to become the best that you are capable of becoming that you
are to becoming”15
Alkitab mendefinisikan sukses seperti penjelasan Tuhan Yesus pada Matius 25:14-30,
dimana Tuhan Yesus menjelaskan Kerajaan Allah dengan perumpaan talenta. Hugh
Whelchel menjelaskan sukses menurut Alkitab,
“The New Testatment defines success in a similar way in story which Jesus told,
known as parable of the Talents. This parable offers profound Biblical insight not
only into the definition of success, but into purpose of our call to work”16
John Ryle menafsirkan talenta bukan sempit sebagai bakat saja,tetapi
“Anything whereby we may glorify God is ‘a talent. ’ Our gifts, our influence, our
money, our knowledge, our health, our strength, our time, our senses, our reason,
our intellect, our memory, our affections, our privileges as members of Christ’s
Church, our advantages as possessors of the Bible—all, all are talents.” The point
of the story is that waiting for Christ’s return and being ready for it are not passive
matters. We must work faithfully and energetically for him now17
Seorang yang sukses menurut Alkitab adalah seorang yang setia mengelolah
talenta yang Tuhan titipkan kepadanya. Apakah lima,dua atau satu talenta. Talenta yang
dimaksud adalah karunia, pengaruh, uang, pengetahuan, kesehatan, kekuatan, waktu,
pikiran, kecerdasan, daya ingat, hak istimewa. Seorang yang dititipkan satu talenta jika ia
mengelolahnya dengan setia menghasilkan satu talenta lagi maka ia adalah seorang
sukses.
Alkitab mengajarkan setiap orang diberikan talenta yang berbeda. Jika seseorang
mengatakan kalau orang lain bisa saya juga harus bisa. Perkataan ini hanya separuh
benar. Jika talenta orang tersebut sama dengan orang yang dibandingkan hal ini bisa
menjadi benar tetapi jika orang yang dibandingkan Tuhan titipkan lima talenta sedangkan
dia Tuhan titipkan dua talenta maka dia akan merasa hidupnya tidak bermakna karena dia
merasa tidak seperti orang lain.
15 John wooden, My Personal Best: Life Lessons from an All American Journey (New York:McGraw-Hill,2004),90. 16 Hugh Whelchel,How Then Should We Work (WestBow Press),40 17 Boyce Expositional Commentary Series on Matthew 25:14
37
Pemahaman yang benar tentang sukses menurut Alkitab sangat penting, jika salah
mengerti maka akan menjadi hidupnya tidak bermakna karena merasa tidak bisa
mencapai apa yang diinginkan.
38
MASALAH YANG DIHADAPI DAN PELUANG
UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAKNAAN KERJA
BERDASARKAN ALKITAB.
A. Masalah Yang Dihadapi
Institusi Pendidikan didirikan berlandaskan iman Kristen yang selalu berusaha
untuk selalu setia pada visi pada saat pertama didirikan harus berusaha untuk
mendapatkan dosen yang kompeten pada bidangnya dan baik imannya, dan tentunya hal
ini tidak mudah untuk dilakukan, karena penambahan mahasiswa yang diterima harus
terus seimbang jumlah dosen dan tenaga akademik yang di terima.
Selain itu tantangannya adalah dosen dan tenaga akademik yang diterima sekain
harus bersedia dan taat dan setia pada visi mereka juga harus memenuhi kriteria standar
seperti kompetensi.
B. Survei Karyawan Baru
Dalam suatu survei yang telah dilakukan terhadap seratus karyawan yang baru,
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana karyawan yang baru bergabung dengan
suatu institusi pendidikan Kristenmemahami akan pentingnya makna dalam bekerja yang
berlandaskan Alkitab; mengetahui sejauh mana karyawan baru mempunyai keinginan
terlibat dalam visi dan misi, dan bekerja berdasarkan panggilan dengan hati yang penuh
dengan ucapan syukur dan karena memiliki kesadaran bahwa bekerja di institusi
pendidikan Kristenmerupakan suatu kegiatan yang sekaligus berkontribusi bagi Kerajaan
Allah
Setelah melewati serangkaian test (MMPI test, TOEFL Test, Test pemahaman
iman, Micro Teaching untuk dosen, Test Kesehatan), calon dosen dana tenaga akademik
(responden) dihadapkan pada satu pertanyaan :
1. Jika anda mendapatkan warisan seratus milyar rupiah apakah anda akan bekerja?
39
Semua responden menjawab ya, meskipun memiliki uang sebanyak itu mereka tetap akan
berkeja. Dengan alasan yang dikelompokan sebagai berikut :
Delapan puluh persen sebagai kelompok pertama beralasan apabila bekerja uang tersebut
akan terpakai habis yang artinya adalah karena didorong survival insting yaitu
mendapatkan jaminan keamanan dalam bidang ekonomi.
Sepuluh persen responden sebagai kelompok kedua beralasan harus bekerja karena
kesadaran untuk bertanggung jawab akan talenta yang Tuhan berikan dan demi menjaga
keamanan secara keuangan.
Sepuluh persen bekerja berdasarkan kesadaran akan panggilan Tuhan. Mereka
mengetahui dengan jelas mengapa mereka bergabung dengan institusi pendidikan
Kristen. Mereka ingin meresponi panggilan Tuhan dan berjuang bersama-sama untuk
mewujudkan visi dan misi institusi pendidikan Kristen. Mereka sadar bahwa mereka
bekerja berkaitan langsung dengan berkontribusi bagi Kerajaan Allah.
2. Bagaimana pemahaman anda mengenai makna sukses dalam bekerja?.
Kelompok pertama secara konsisten menjawab berdasarkan pemahaman mereka atas
konsep nilai yang mereka miliki sebelumnya. Konsep yang dimiliki sebelumnya bisa
didapatkan dari kantor lama, nilai yang diperoleh dari keluarga, Gereja. Kelompok ini
menjawab sukses ialah jika mereka dapat mencapai apa yang mereka inginkan. Jawaban
ini bersifat anthorposentris yang sekaligus memperlihatkan level pengenalan mereka
akan Tuhan.
Kelompok kedua menjawab konsep sukses yang lebih baik bahwa selain dapat mencapai
keinginan pribadi mereka juga memiliki panggilan untuk ingin menolong orang lain
berdasarkan bakat yang mereka miliki.
Kelompok ketiga menjawab pertanyaan konsep sukses dengan baik. Mereka memiliki
kesadaran bahwa semua yang mereka miliki berasal dari Tuhan. Mereka ingin menjadi
seorang penatalayan yang setia, selain mereka bisa mencapai apa yang diinginkan namun
yang terpenting bagi mereka adalah menjadi seorang penatalayan yang setia dihadapan
Tuhan.
40
C. Peluang Untuk Mengembangkan
Sehubungan dengan masalah yang ditemukan maka terbuka kesempatan bagi
institusi pendidikan Kristen untuk menyiapkan dan mengembangkan program
development untuk mempersiapkan karyawan untuk memasuki budaya kerja yang sesuai
dengan Firman Allah katakan yang berlandaskan visi dan misi bekerja secara profesional,
global best practice, respect kepada manusia, bersinergi dengan partner international
maupun local. Dan memiliki pemahaman “all truth is God’s truth”
Peluang besar yang untuk meningkatkan mutuinstitusi pendidikan Kristendengan
meningkatkan mutu dosen dan tenaga akademik, pengelompokan berdasarkantalent
pooldan pemahaman mereka atas pemaknaan kerja yang berlandaskan Alkitab.
agar program development yang diimplementasikan berjalan secara efektif.
Dalam kesempatan ini pihak institusi mempunyai kesempatan yang luas untuk
mensosialisasikan visi dan misi agar mereka memahami makna kerja bekerja di institusi
pendidikan Kristen berlandaskan Alkitab. Pemahaman yang benar akan makna kerja akan
mendorong seseorang bekerja dengan penuh ucapan syukur dan sukacita. Pemahaman
makna kerja diperlukan bagi karyawan bekerja dimanapun.
D. Analisa Masalah dan Pemecahan Masalah.
Pembenahan dosen dan penunjang akademisdimulai dari penanganan
rekrutmensampai dengan level pucuk pimpinan, karena pemimpin mempunyai komitemn
tinggi terhadap visi dan misi instgitusi akan menghasilkan efek perubahan positif, dan hal
– hal yang dapat dilakukan secara terus menerus adalah :
1. Para pemimpin yang telah berkomitmen tinggi terhadap institusi harus tetap
“dijaga” agar dapat terus berdampak positif bagi bawahannya.
2. Proses seleksi yang teliti terhadap karyawan yang akan diangkat menjadi
karyawan tetap.
3. Sosialisasi budaya institusi pendidikan Kristen digalakan dengan program-
program yang menarik yang dapat dimodifikasi sekaligus sebagai program
development
4. Pengelolaan retain karyawan berdasarkan kelompok umur.
41
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Kunci dalam pelaksanaan peningkatan makna kerja adalah hati yang mengasihi
Tuhan Yesus. Seorang yang mengasihi Tuhan akan mentaati firman Tuhan (Yoh 14:15),
ia akan berusaha menyenangkan Tuhan dalam setiap aspek hidupnya termasuk bekerja.
Hati yang mengasihi Tuhan perlu diperlengkapi dengan pemahaman yang benar atas
firman Tuhan. Melalui Firman Tuhan orang Kristen dapat mengenal Allah makin
mendalam dan bersekutu dengan Dia terus menerus ini adalah rahasia seseorang dapat
menjalankan kehidupan Kristen yang utuh termasuk bekerja.
Tuhan Yesus menegaskan kembali pentingnya mengasihi Allah yang tertulis di
Kitab Ulangan Shema pada Lukas 10:27 “ Kasihilah TUHAN, Allahmu , dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dalam mengasihi Allah, orang Kristen perlu melihat KeKristenan sebagai life
system atau worldview, karena worldview secara sadar maupun tidak sadar yang
menggerakan seseorang dalam berespon atas setiap aktifitas hidup. Charles Colson dan
Nancy Pearcey mengatakan :
The Church’s singular failure in recent decades has been the failure to see
Christianity as life system or worldview, that governs every area of existence18.
Kesadaran bahwa Alkitab telah menuliskan satu set yang lengkap dari Kejadian
sampai Wahyu akan Christian Worldview. Allah menciptakan manusia sesuai dengan
image of God, namun manusia jatuh dalam dosa karena memberontak kepada Allah.
Allah membuat janji (covenant) dengan Adam bahwa Tuhan akan mengirimkan Mesias
melalui keturunan perempuan (kej 3:15). Tuhan Yesus Yesus adalah Mesias yang
dijanjikan datang ke dunia untuk mencari yang berdosa. Ia menunjukkan kasih-Nya
kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Roma
5:8). Ia mengorbankan nyawaNya untuk menghapus dosa manusia, Ia mati dan bangkit
pada hari ke tiga, Ia naik ke Sorga dan duduk disebelah kanan Bapa. Ia terus mendoakan
18 Charles Colson and Nancy Pearcey, How Should We Live (Tyndale,1999),xii
42
orang percaya dan terus memelihara manusia. Ia akan datang kembali sebagai hakim,
pada suatu hari anak-anakNya akan berjumpa denganNya muka dengan muka. Pada saat
itulah adalah hari kemuliaan. Christian worldview meliputi creation, fall, redemption dan
Restoration.
Dengan seperangkat worldview di atas diharapkan anak-anak Tuhan pada jaman
dimana modernism dan postmodernisme sedang berpengaruh besar di dunia termasuk
Indonesia. Anak-anak Tuhan diharapkan dapat berespon dengan tepat atas setiap aspek
hidup termasuk bekerja.
Pribadi yang mengasihi Allah adalah hasil pekerjaan Roh Kudus. Untuk
meningkatkan pemaknaan kerja setiap orang perlu mempersilahkan Roh Kudus bekerja
secara bebas pada dirinya sehingga ia bertumbuh menjadi pribadi yang bersekutu dan
mengenal Allah. Pengenalan Allah yang sejati ditandai dengan :
1. Proses kematian ‘si aku’ dan proses kehidupan dengan kekuatan gerak dari dalam
ke keluar (sentrifugal).
2. Kehadiran kasih Ilahi (Agaphe Love).
3. Berorientasi pada hakekat Allah yang disaksikan Alkitab.
4. Pengalaman spiritual yang arahnya bergerak menuju makin serupa dengan
gambar AnakNya (Roma 8:29).19
Institusi Pendidikan Kristen hendaknya telah secara tegas memposisikan diri secara jelas
sebagai Universitas yang berlandaskan pada iman Kristen, sehingga segmentasi
mahasiswa yang akan menikmati pendidikan di institusi ini sudah memahami bahwa pada
saat menikmati pendidikan di institui tersebut akan berlandaskan iman Kristen yang
mengimplemenatikan iman Kristen dalam kurikurum.
Dengan bertambah mahasiswa tentunya institusi pendidikan Kristen juga perlu
menjaga dan mempersiapkan dosen dan staf penunjang akademis yang profesional dan
takut akan Tuhan. Sehingga positioning sebagai institusi yang berbasis Kristen tidak
menjadi slogan saja yang pada akhirnya mengecewakan orang tua mahasiswa dan
mahasiswa itu sendiri.
19 Yakub B. Susabda, Ph.D, Mengenal dan Bergaul dengan Allah (Gospel Press,2002),47
43
Oleh karena itu meningkatkan makna kerja bagi dosen dan staf penunjang
akademis di institusi pendidikan Kristen menjadi sangat penting. Dosen dan staf
penunjang akademis yang profesional dan takut akan Tuhan, mereka bekerja tidak saja
untuk membagikan ilmu pengetahuan maupun keterampilan mereka tetapi mereka akan
bekerja dengan penuh tanggung jawab seperti untuk Tuhan (Kol 3:23).
B. Implikasi Praktis Atas Pemaknaan Kerja.
Para Dosen dan staf penunjang akademis yang mengasihi Allah akan
mendapatkan makna kerja dalam setiap aspek hidupnya termasuk bekerja. Ia secara sadar
bahwa ia sedang bertanggung jawab kepada Tuhan. Berikut adalah beberapa implikasi
yang didapatkan dengan peningkatan pemaknaan kerja
1. Para dosen dan penunjang akademis melihat mahasiswa-mahasiswi sebagai
generasi muda yang Tuhan titipkan untuk dididik. Setiap dosen dan staf
penunjang akademis berusaha mendidik dan melayani mahasiswa-mahasiswi ini
dengan memberikan pelayanan yang terbaik seperti untuk Tuhan bukan untuk
manusia.
2. Para dosen dan penunjang akademis akan bersukacita melihat kelak mereka bukan
hanya menjadi profesional pada bidang mereka seperti menjadi dokter, sarjana
hukum, sarjana ekonomi dan sarjana lainnya tetapi anak didik mereka juga
bertumbuh menjadi pribadi yang mengasihi Tuhan.
3. Para dosen dan staf penunjang akademis yang mengasihi Tuhan akan memiliki
hubungan yang lebih baik dengan rekan kerja demikian pula dengan hubungan
atasan dan bawahan. Implikasi terjadi dengan catatan orang tersebut tidak ada
personality disorder.
4. Diharapkan akan terjadi community of love dan community of faith pada setiap
interaksi yang terjadi baik antara dosen dan dosen, mahasiswa dan dosen bahkan
mahasiswa dan mahasiswa.
5. Para dosen mengajar di kelas bukan saja mengajarkan ilmu untuk mendapatkan
nafkah hidup keluarga, tetapi para dosen mengajar dan bekerja di kelas dengan
semangat menjadi seorang pengajar yang mempresentasikan sebagai duta Kristus.
Mereka menjadi role model, menjalankan apa yang mereka katakan dan
44
mengatakan apa yang mereka jalankan dengan hidup menjadi Tuhan Yesus
sebagai teladan.
6. Akan melahirkan pemimpin yang profesional dan takut akan Tuhan secara
berkesinambungan, dengan demikian selain institusi ini akan menuju mutu
Universitas Kristen yang makin baik.
C. Saran
Institusi Pendidikan Kristen perlu menjalankan pengelolahan visi dan misi yang
kosisten untuk meningkatkan semangat mencintai Tuhan. Karyawan yang profesional dan
mencintai Tuhan perlu mendapatkan perhatian kesejahteraan. Standar kesejahteraan bisa
di dapatkan dengan benchmarking kesejateraan dengan Univeristas di Indonesia yang
paling baik dan dengan mempertimbangkan kebutuhan hidup dan inflasi yang terjadi.
Peningkatan pemaknaan kerja berlandaskan Alkitab perlu didukung dengan
sistem kerja yang baik. Penataan organisasi dan job description yang baik akan
membentuk sistem kerja yang baik. Sistem yang baik akan mendukung terjadinya
harmonisasi antara karyawan dan kelancaran kerja.
Management juga perlu mempelajari time moving study untuk setiap pekerjaan
sehingga atasan dapat mengerti banyaknya pekerjaan yang diberikan pada bawahan.
Sistem kerja yang disampaikan oleh Dr. Mochtar Riady dalam buku Nanotechnology
yang disebut dengan operation line, dapat menjadi salah satu rujukan. Unsur-unsur
operation line meliputi :
a. Workflow Chart : menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan atau proses suatu
produksi yang terdiri atas beberapa langkah (step) kerja yang dikerjakan oleh
seseorang.
b. Job Description : menjelaskan langkah kerja yang harus dikerjakan oleh
seseorang.
c. Component : menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah distandarisasi
berupa komponen kerja.
d. Object material (Merchandise atau mata uang atau dokumen yang harus dikelola.
45
Keempat unsur di atas merupakan sifat atom pada molekulnya yaitu operation line.20
Sistem yang baik adalah sistem yang dapat menetapkan dan menerapkan operation line
dengan benar.
D. Hambatan yang perlu diatasi
1. Manusia sejak zaman Perjanjian Lama sampai sekarang adalah cendrung
memberontak kepada Tuhan. Berdasarkan urutan Christian Worldview manusia
sekarang masih hidup pada fase already but not yet yaitu sudah mendapatkan
penebusan Kristus tetapi belum dimuliakan sehingga masih banyak kelemahan.
2. Dinamika perubahan yang sangat cepat, belum tentu semua karyawan memiliki
ritme kecepatan yang sama untuk mengikuti perubahan tersebut.
3. Para pucuk pimpinan perlu menguasai operational akademik secara mendalam
sehingga dapat melihat akar permasalahan dengan tepat.
4. Adanya isu-isu yang tidak kondusif dalam perubahan sehingga dapat melahirkan
mistrust terhadap management yang menimbulkan resistency.
Pada akhirnya pemaknaan kerja berkaitan dengan talenta yang Tuhan telah titipkan
kepada setiap orang, agar setiap anak Tuhan mengerjakan setiap talenta yang Tuhan
titipkan dengan taat dan setia. Setia dalam hal yang kecil, Tuhan akan menambahkan
kepercayaan yang lebih besar (Mat 25:21).
Chuck Colson mantan penasehat Presiden Nixon yang dipenjarakan tujuh bulan di
penjara karena kasus Watergate. Sampai akhir hidupnya Tuhan telah memakai dia dalam
pelayanan Prison Fellowship, institusi ini yang telah menjangkau 130 negara dalam
bukunya Loving God, ia menegaskan :
All my achievements meant nothing in God’s economy. No, the real legacy of my
life was my biggest failure that I was an ex convict. My greatest humiliation being
at to prison was the beginning of God’s greatest use of my life: He chose the one
experience in which I could not glory for His glory.21
20 Dr. Mochtar Riady, Nanotechnology Management Style (FE UI, 2004),19 21 Charles (Chuck) Colson, Loving God (Grand Rapids: Zodervan,1996),24
46
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Micahael J, Introducting Christian Education : Foundations for the Twenty
first Century, diedit oleh Michael J. Anthony, Grand Rapids:Baker Academic,
2001.
Blackaby, Hendry dan Richard, Spiritual Leadership :Moving People on To God’s
Agenda,Nashville, Tennessee, 2001.
Calvin, John. Institute of the Christian religion. Diedit oleh John T.McNeill.
Diterjemahkan oleh Ford Lewis Battles. Philadelphia:Westminster Press, 1960.
Cohen, William A. The New Art of The Leader, Prentice Hall, 2000.
Colson, Charles dan Pearcey,Nancy, How now Shall we Live. Wheaton, IL,Tyndale,
1999.
Colson, Charles, Loving God, Zodervan, Grand Rapids, 1996
Cornelius, Plantinga,. Engaging God’s World: A Christian Vision of Faith, Learning
and Living, Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2002.
Davis Jeffrey C dan Ryken, Philip G , Liberal Arts For The Christian Life, Wheaton,
Crossway, 2012.
Durcker, Peter F , Management : Task, Responsibilities, Practices, Harper
Business,1985.
Gibson, Charles Lynn, Religiusity and work in the Lives of Mortuary College
Students, Dissertation, 2005.
Guisness, Os. The Call : Finding and Fulfilling the Central Purpose of your life.
Nashville, TN: Word Publishing, 1998.
Hardy, Lee , The fabric of this world: Inquiry in the calling, Career Choice, and the
Design of human work, Grand Rapids Eedermans, 1990.
Hoekema, Anthony A, Created in God’s Image, Grand Rapids: Eedermans, 2000.
Geisler, Norman L dan Douglass, Integrity at Work, Grand Rapids: Baker Books, 2007.
Grudem, Wayne, Business For The Glory of God : The Bible Teaching on The Moral
Goodnes of Business, Crossway Books, 2003.
47
Kuyper, Abraham, Lecturer on Calvism, Princeton N.J,Princeton Theology Seminary,
1898.
Litfin, Duane, Conceiving The Christian College, Grand Rapids: Eerdmans, 2004
Pratt, Richard L.,Designed for Dignity: What God Has Made it Possible for You to
Be. Phillipsburg:Presbyterian and Reformed Publishing, 1993
The Integrated life, Kehidupan Kristiani yang seutuhnya : sebuah Festschrift bagi Yakub
dan Esther Susabda, diedit oleh Emil Salim, Andi Offset, 2006.
Riady, Mochtar , Nanotechnology Management Style, FE UI 2004.
Sudibjo, Nico, Pengaruh Karakteristik Kerja, Iklim Organisasi, dan Kepuasan Kerja T
Terhadap Motivasi Kerja Dosen, Desertasi, 2010.
Susabda, Yakub, Mengenal dan Bergaul dengan Allah, Gospel Press, 2002
Niebuhr, Richard H, Christ and Culture, Harper and Raw, 1951.
Whelchel, Hugh, How then Should I Work, Rediscovering the Biblical Doctrine of
work, WestBow Press,2012
Williamson, GI, The Shorter Catechism for Study Classes,Presbyterian and Reformed
Publishing.1970.
Walsh, Brian J dan Middleton Richard J, Transforming Vision :Shaping a Christian
Worldview, Interversity Christian Fellowship of the United Stated of America,
1984.