Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

18
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/344191421 Beberapa Perspektif Tentang Kebudayaan Sebagai Lambang Indentitas Satu Masyarakat: Ancangan Teoritis Conference Paper · September 2018 CITATIONS 0 READS 5 1 author: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Analisis Wacana View project My Project View project Agustinus Semiun Universitas Nusa Cendana 46 PUBLICATIONS 12 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Agustinus Semiun on 10 September 2020. The user has requested enhancement of the downloaded file.

Transcript of Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

Page 1: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/344191421

Beberapa Perspektif Tentang Kebudayaan Sebagai Lambang Indentitas Satu

Masyarakat: Ancangan Teoritis

Conference Paper · September 2018

CITATIONS

0READS

5

1 author:

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analisis Wacana View project

My Project View project

Agustinus Semiun

Universitas Nusa Cendana

46 PUBLICATIONS   12 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Agustinus Semiun on 10 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Page 2: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

PROCEEDINGPROCEEDING

20182018

Pendidikan dan Pembelajaran Pendidikan dan Pembelajaran

di Era Abad 21di Era Abad 21

ISBN: 978-602-52419-6-3

Page 3: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN: “Pendidikan dan Pembelajaran di Era Abad 21”

Penulis:

Christine Krisnandari Ekowati, dkk.

ISBN: 978-602-52419-6-3

Editor:

Dr.Malkisedek Taneo, M.Si.

Dr. Petrus Ly, M.Si.

Penyunting:

Marsi D. S, Bani

Renold H. Modok

Desain Sampul dan Tata LetakRenold H. Modok

Penerbit:PMIPA PRESSRedaksiJl. Adisucipto Penfui KupangGedung FKIP UndanaTelp. 0380-8583071e-mail: [email protected]

DicetakCV. Sekawan ProJl. Cak Doko, Kelurahan Oeboboe-mail: [email protected] Pertama, September 2017

Hak Cipta dilindungi undang-UndangDilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin dari penerbit.

Page 4: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...
Page 5: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...
Page 6: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

DAFTAR ISI

PELATIHAN PENGGUNMN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MEMBUAT ANIMASIMATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONAUSME GURU-GURU DIDESA OEMOFA KECAMATAN AMABI OEFETO TIMUR KABUPATEN KUPANG.... L.4

ANAUSIS PROFIL KETERAMPIIAN GURU IPA SMP DI KABUPATEN KUPANG DATAM

MENGGUNAKAN KIT DALAM PEMBEIAIARAN BERNASARKAN KURIKULUM TAHUN2013......... 5-14

PEI.ATIHAN TOELF DAN IELTS BAGI MAHASISWA FKIP UNDANA MEI.ALUI KEGIATANPENCIABDLAN PADA MASYARAKAT .,..,..........j t5-20

PEIATIHAN PENGEMBANGAN SOAL GEOMETRI LEVEL

il BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA KUPANG 2L-29

PELATIHAN PENEUTIAN TINDAKAN KEISS BERBASIS ANAUSIS PROGRAM

E(CEL GUNA MENINGKATKAN KUALTTAS PEMBEIAIARAN DAN GURU DIKECAMATAN KUANFATU 30-34

WORKSHOP PENINJAUAN KURIKULUM PROGMM STUDI PENDIDIKAN SEIARAHOLEH ALUMNI, DOSEN DAN STAKEHOLDER PADATAHUN 2018......... 35.38

PEIATIHAN PENUUSAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN ARTIKEL ILMIAH SEBAGAIUPAYA PENINGKATAN PROFESIONAUSME GURU-GURU (ALUMNI) SEIARAH SE.KOTAKUPANG.... 39.46

AKTUAUSASI SEMANGAT NASIONAUSME DAN BELA NEGAM DAI.AM MEMANTAPKANKFTAHANAN NASIONAL PADA MASYARAKAT KELURAHAN BAKUNASE II, RW 02........... 47-51

PENINGKATAN PROFESIONAITAS GURU IPA SMP DI BORONG MANGGAMI TIMURMEI.ALUI PELANHAN PENULISAN PROPOSAL PTK 51-6r

PELATIHAN PENEUTI,AN TINDAKAN KELAS (PTK) BAGI ANGGOTA IKATAN ALUMNIPENDIDIKAN KIMI,A FKIP UNDANA (IUPAC) DI KOTA KUPANG 52-67

MODEL PEMBEIAIARAN BERBASIS WEB BERPENGARUH TERHADAP HASIL BEIA]ARSEIAMH INDONESI,A 68-78

BEBERAPA PERSPEI(MF TENTANG KEBUDAYMN SEBAGAI I.AMBANG INDENTITASSATU MASYAMKAT: ANCANGAN TEORMIS 79-87

Page 7: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

PENINGKATAN PENGTTAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT DESA TESBATANI TERHADAP TUMBUHAN BONE/AREN il MELALUI PELATIHAN PENGOIT.HANKOLANG.KAUNG. 88.97

SEKOIAH SEBAGAI'RUMAH BERSAMA' (UPAYA PENEMPAN PENDIDIKAN AGAMASESUAI AGAMA YANG DTANUT PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR KATOLIKSE-KOTA KUPANG) 98-108

PENGEMBANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU.GURU SEBAGAIKEGIATAN PENGEMBANAGN PROFESI GURU 10$112

113-123

t2+134

IbK FKIP UNIVERSTTAS NUSACENDANA KUPANG.

ANTARA TEKS DAN KONTEKS

IDENTIFICATION OF PHYSICAL EDUCATION TEACHER UNDERSTANDING ASIMPLEMENTING CI.ASSR@M ACTION RESEARCH 135-146

PROGRAM POSITIVE PARENTING UNTUK MENUMBUHKAN PERII-AKU PENGASUHANYANG POSMF OMNGTUA DI PAUD EBENHAUER MATANI & BUNGA PRESCHOOL, MATANI L47-t56

PROGMM KEMITRMN MASYAMKAT MELALUI PEI.ATIHAN PENEUTIANTINDAKAN KEI.AS DAN PENUUSAN KARYATUUS ILMIAH BAGI GURU GEOGMFI SMAKOTA KUPANG 157-167

PEISTIHAN PEMBUATAN BAHAN A]AR BERBASIS KEIAS INSPIMTIF BAGI TUTOR PADAPROGMM PENDIDIKAN KESETARMN DI PUSAT KEGIATAN BEI.A}AR MASYARAKATKOTAKUPANG 158.175

PENYULUHAN DAN PEI.ATIHAN INSTAHSI USTRIK PENEMNCI,AN RUMAH TINGGALBAGIOMK DIKOTAKUPANG 176-186

PENDAMPINCIAN PENUUSAN JURNAL ILMIAH BAGI GURU MATA PEIA]AMN EKONOMIsMA SE KOTA KUPANG TAHUN 2018 ........ ..........r...... 187-189

PENDAMPINGAN PENUUSAN KARYA TUUS ILMIAH BAGI GURU FISIKA SMP DAN SMASE KOTA KUPANG 190-192

- PELAEHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BERBASIS PENEUTIAN TINDAKAN KEI.AS

UNTUK MENINGKATKAN KIIERAMPIIIN MENUUS BAGI GURU SEKOLAH DASARSE KECAMATAN KUPANG TIMUR 193-196

Page 8: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

REVOLUSI MENTAL BELAIAR-MENGA]AR BAGI GENERASI Z DI ERA BIG DATA REVOLUSIrNDUS'rRr 4.0 ........... t97-2A2

MENIYIAPKAN GURU DI ERA DIGITAL 203-208

PENGGUNMN PENILAIAN PORTOFOUO OLEH GURU TERHADAP HASIL BEIAIAR SISWAPADA MATA PELAIAMN PKn DI KEI.AS X SMAN 1 KUPANG 209-218

ENGGUNMN KEKERASAN VERML DAI.AM PENDIDII(AN DAN PENGASUHAN ANAK DARISUKU YEKA, SUKU TEDA DAN SUKU JEA DI KABUPATEN NAGEKEO 2L9-232

PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN ANAK DAI.AM KEBUDAYMN ETNIS DAWAN DI ERA

DIGTTAL ..r.r,.......r.. 233-242

.ETNOMATEMATIKA DALAM PERMAINAN KEMOTI DI ADONAM 243-254

IMPLEMENTASI MODEL PEMBETAIAMN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUKMENGUMNGI MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN HASIL BEIAIAR FISIKA SISWAKETAS X SMA NEGERI KABUPATEN KUPANG 255.2&

, FAKToR-FAKToRYANG MEMEPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAKI uMA DIKELURAHAN BAKUNASE II KECAMATAN KOTA RA]A KOTA KUPANG 265-272

273-277MEMAHAMI PROBTEMATIKA SISWA DAISM PEMBEI A]AMN

EIGPLORASI KEMAMPUAN SISWA KEI.AS 1 SEKOI-AH DASAR DAISM MENGURUTKANDAN MEMBANDINGKAN BIIANGAN MEI.ALUI PEMBETA]ARAN PMRI KONTEKS FABEL... 278.2%

IGIIAN PEMAHAMAN MAS'TARAKAT PEDESMN TENTANG AIR MINUM DAN PEMANFA.ATANNYA(KASUS: DESAHANE,TIMOR) 295-300

PENERAPAN MODEL PEMBELAIARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAM.PUAN MENULIS MAKALAH GEOMORFOIOGI TEMPAN MAHASISWT/I PENDIDIKAN GEO-GRAFI 301-30s

Page 9: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

BEBERAPA PERSPEKTTF TEI{TANG KEBUDAYAAI\I

SEBAGAI LAMBAI\IG INDEIT{TITAS SATU MASYARAKAT:

ANCAIYGAN TEORITISFrensiskus Bnrtan, Agustinus Semiun dan Alexrnder II. Kahelen

I)osen Progrsm Studi Pendidikan Bahasa InggrisFKIP Undana Kupang

.,t*

ABSTRAKTulisan ini memaparkan beberapa perspektif teoritis tentang kebudayaan sebagai lambang identitassahr masyarakat, dengan titik incar utama yang menjadi sasaran bahasan mencakup hakilcatkebudayaan, perubahan kebudayaan, revitalisasi kebudayaan dan budaya gotoog royong. Materibersumber pada data sekunder hasil peuelitian kepustakaan dengan menggunakan studidokrmenter sebagai metode pengumpulan data. Tulisan ini dibuat sebagai sumber ruj'rkan dalampelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka sosialisasi dan revitalisasi budayagotong royong bagi anggota organisasi Orang Muda Katolik (OMK) di lingkungan Paroki KuasiSt. Petrus TDM Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NfT). Hasil kegiatan pengabdianmasyarakat ini menunjukkan adanya perluasan pemahaman psserta teutang materi sosialisasi da11

peningkatan kesadaran peserta tentang fungsi dan sipifikansi revitalisasi budaya gotong royongsebagai landasan filosofis dan kearifan lokal milik bersama masyarakat bangsa [ndonesia yangterwadah secara politis-administratif di dalam Negara Kesatuan Reprrblik Indonesia (NKRI).

Kata kunci: perspektif, kebudeyaan, identitas, masyarakat, ancrngrn teoritis

PENDAHI]LUAI\

Tulisan ini memaparkan secara sekilas beberapa perspektif teoritis tentang kebudayaan

sebagai larrbang identitas satu masyarakat, dengan titik incar utama yang menjadi

sasaran bahasannya mencakup hakikat kebudayaan, perubahan kebudayaan, revitalisasi

kebudayaan dan budaya gotong royoog. Materi yang dikaji dalam makalah ini

bersumber pada data sekunder yang dijaring melalui penelitian kepustakaan dengan

menggunakan studi dokumenter sebagai metode pengumpulan data. Tulisan ini dibuat

sebagai sumber rujukan dalam pelaksanaan kegiatan pengaMian masyarakat dalam

rangka sosialisasi dan revitalisasi budaya gotong royong bagr.anggota organisasi Orang

Muda Katolik (OMK) di lingkungan Paroki Kuasi St. Petrus TDM Kupang, Provinsi

Nusa Tenggara Timur (NTT), yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Bahasa

Inggns, FKIP Undana Kupang. Dengan mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini,

diharapkan para peserta yang menjadi kelompok masyarakat sasaran, dalam hal anggota

Page 10: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

organisasi OMK liugkungan Paroki Kuasi St. Petrus TDM Kupang tidak hanya

memiliki wawasan dan cakrawala pengetahuan yang lebih luas tentang beberapa

perspelrtif teoritis tentang kebudayaan sebagai lambang identitas satu masyaxakat, tetapi

sekaligus juga menjadi sumber rujukan bagi mereka dalam mela}ukan revitalisasi

kebudayaan, lfiusus budaya gotong royong sebagai salah satu landasan filosofis dan

kearifan lokal warisan leluhur atau tetesan sejarah masa lalu yang menjadi milik

bersama masyarakat bangsa Indonesia sebagai bangsa majemuk yang terwadah secara

politis-administratif di dalam Negara Kesatuan Republik Indgnesia (NKRD.

BAHASAIT

Sesuai titik incar utama yang menjadi sasaran bahasanny4 dalam bab ini dipaparkan

hakikat kebudayaan, perubahan kebudayaan, revitalisasi kebudayaan dan budaya gotong

royoog.

Hakikat Kebudayaan

Berbicara tentang satu kebudayaan berarti berbicara tentang satu masyarakat sebagai

anggota satu etnik atau kelompok etnik sebagai satu guyub budaya karena kebudayaan

merupakan pemarkah kedirian dan fitur pembeda warga satu etnik atau kelompok ehik.

Meski demikian, me,ncari definisi kebudayaan yang komprehensif sebagai panduan

teoritis sangat sulit karena kata atau istilah kebudayaan bersifat 'omnibus-amorf'*

memiliki banyak pengertian (Sudikan, 1991). Menurut Koentjaraningrat (1992:180),

kebudayaan adalah satu keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

dalam rangka kehidupan masyarakat yarug dijadikan miliknya dengan belajar.

Kebudayaan membawahi tiga wujud yang meliputi sistem budaya, sistem sosial, dan

sistem kebendaan. Manifestasi ketiga wujud kebudayaan itu dapat dilihat dalam

sejumlah unsur, termasuk ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, adat-

istiadat, kemampuan, dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia dalam konteks dan

tatanan kehiduapannya sebagai anggota satu masyarakat atau kelompok masyarakat

(Suriasumantri,2002:261). Unsur kebudayaan salingterkait dalam satu kesatuan secara

keseluruhan sehingga perubahan dalam salah satu unsurnya akan berpengaruh langsung

atau tidak langsung terhadap unsur yang lain. Semisal, perubahan dalam unsur sistem

Page 11: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

ekonomi dari pola pikir dan perilaku nonmonetary terms menjadi pola pikir dan

perilaku monetary term,menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola dan gaya hidup

masyarakat yang cenderung mendewakan materi dan uang sebagai indikator utama

untuk menakar kebermaknaan hidup mereka dalam konteks kehidupan sehari-hari dan

tatan pergaulaflrya di tengah masyarakat.

Bertalian dengan itu, menurut Suparlan (1986:14), kEtudayaan sebagai

keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makluk sosial yang digunakan dalam latar

pemaharnan dan penafsiran terhadap lingkungan, pengalaman, dan penataan tingkah-

lakunya. Berpadangan dengan ini, menunrt Foley (1991:19), kebudayaan merupakan

sebuah peta pengetahuan (cognitive map) rihk bersama satu masyarakat yang esensi

isinya menggambarkan cara pandang mereka tentang dunia. Peta pengetahuan tersebut

membentuk sebuah sistem budaya sebagai mekanisme kontrol terhadap tingkah-laku

mereka sebagai anggota masyarakat karena di dalamnya tergurat seperangkat aturan,

resep, rencana, strategi, dan model kognitif sebagai pedoman dalam penataan tingkah-

laku bagi mereka dalam menghadapi lingkungan.

Mengingat manifestasi sistem budaya mewujud secara empiris dalam sistem

sosial, maka Sudikan (2005:34) mengemukakan kebudayaan adalah perangkat simbolik

yang diberi makna dalam satu sistem pengetahuan sebagai sumber rujukan bersama

dalam penataan tingkah-laku dan strategi bagi mereka dalam beradaptasi dengan

lingkungan (Alfian, 1980:18-19). Pandangan itu dikoherensikan dengan pendapat

Geertz (dalan Pals, 2001:386) bahwa kebudayaan merupakan pola makna atau ide-ide

milik bersama satu masyarakat yang termuat dalam simbol-simbol yang digunakan

untuk menjalani pengetahuan mereka tentang hakikat hidup dan kehidupan serta

menyiagkap kesadaran mereka tentang kebermaknaan hidup sebagai mereka sebagai

manusia dan mssr*rkur. Simbol-simbol kebudayaan tersebut merupakan wadah makna

yang berfungsi sebagai sarana bagi mereka dalam menata sikap, kesadaran, dan

berbagai bentuk pengetahuan untuk memahami dunia, baik dunia faktual atau dunia

yang secara faktual terjadi maupun dunia simbolik atau dunia perlambangan yang

keberadaan obyek sebagai referennya bersifat imaginatif.

Karena adanya kompleksitas sistem makna simbolik dalam satu kebudayaan,

maka metode etnografi digunakan sebagai panduan analisis karena metode etnografi (l)

Page 12: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

bertujuan membuat perian me,ndalam tentaag satu kebudayaan berupa perian tertulis

tentang organisasi sosial, sumber daya simbolis dan proses penafsiran terhadap satu

masyarakat sesuai apa yang mereka latcukaq apa yang mereka ketahui serta benda-

benda yang mereka buat dan gunakan (Spradley, 1997). Asumsi yang mendasarinya,

semua bentuk kebudayaan merupakan satu kesatuan kesatuan yang utuh sebagai satu

sistem kompleks sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan kepercayaan, seni dan

moral, perkakas dan teknologi, bahasa, adat-istiadat, legenda, mitos dan seluruh unsur

terkait di dalamnya (Pals, 2001:28). Pendekatan holistik digunakan karena kebudayaan

merupakan safir kesatuan dari sejumlah unsur yang salingterkait dalam safir kesatuan

secara keseluruhan (Sudikan, 2005:85-86). Hubungan fungsional antaunsur kebudayaan

mernbentuk sebuatr jaringan sistem makna simbolik yang bersifat sosial-kolektif,

sehingga seorang individu memandang keberartian dirinya jika dia selalu hidup dalam

kebersamaan dengan sesama yang lain dalam safu kelompok, suku, dan masyarakat

(Fernandez, 1990:24). Karena itu, pemertahanan harmoni sosial menjadi salah satu

prinsip utama yang menafasi pola perilaku dan gaya hidup mereka sehari-hari,

sebagaimana tercermin dalam penerapan nilai budaya gotong royong.

Perubahan Kebudayaan

Kebudayaan sebagai salah satu aspek kehidupan manusia merupakan sebuah entitas

yang bersifat dinamis, dalam pengertian kebudayaan niscaya mengalami perubahan

yang biasanya berlangsung sejalan dengan dinamika manusia sebagai masyarakat yang

menjadi pemilik, penganut, dan penghayat kebudayaan bersangkukn. Hal itu dapat

disimak dalam pandangan Koentjaraningrat (1991:182), kebudayaan sebagai

keseluruhan sistem gagasa& tindakan dan hasil kerja manusia tidak dapat hidup dan

berkembang tanpa adanya interaksi. Pengaruh interaksi menyebabkan satu kebudayaart

mengalami perubahan secara terus-menerus yang berlangsung bersamaan dinamika

pendukungnya dalam mengikuti konstelasi dunia yang sedang berkembang. Selain

bersumber dari dalam lingkup kehidupan masyarakatnya sendiri (faktor internal),

perubahan kebudayaan bersumber pula dari luar (faktor ekstemal) sebagai dampak

kontak dengan kebudayaan dan masyarakat yang lain.

Terkait dengan itu, menurut Pals (2001:30-31), tidak semua kebudayaan atau

aspek-aspek kebudayaan mengalami perkembangan dalam fase sama. Perkembangan

Page 13: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

beberapa bentuk kebudayaan dalam masa tertentu tertinggal jauh, sebagaimana

diisyaratkao dalam 'doktrin keberlangsungan hidup', ymg salah satu konseptualisasi

penting di dalamnya adalah, berbicara tentang kemajuan yang terdapat dalam setiap

peradaban tidak dapat mengesampingkan hal-hal yang tidak mengalami perkembangan

atau hal-hal yang berada dalam kondisi keterbelakangan atau ketertinggalan. Sebagai

implikasi, analisis fenomena perubahan kebudayaan mesti mengac+pada realitas masa

lalu ketika kebudayaan itu berada dalam kondisi sederhana guna dapat disanding

dengan realitas masa kini karena, dalam semua kebudayaan,masyarakat, setiap generasi

memiliki kemampuan sosial dan intelektual sendiri untuk mengembangkan dan

melanjutkan apa yangsudah dicapai generasi sebelumnya.

Revitalisasi Kebudayaan

Perubahan kebudayaan masyarakat, selain berdampak positif berupa kemajuan dan

pembaruan, juga berdampak negatif berupa perubahan pola perilaku dan gaya hidup

masyarakat bersangkutan. Pola perilaku dan gaya hidup yang semula berpilar pada

kerangka berpikir sosial-kolektif sebagai landasan filosofisnya tergerus oleh kehadiran

pola perilaku dan gaya hidup modern yang bersifat individualistis dan materialistis.

Sebagai akibat, struktur kelembagaan sebagai wadah yang mewahanai penataan pola

perilaku dan gaya hidup mereka tidak lagi berfrrngsi secara optimal sesuai kaidah yang

digariskan dan diwariskan leluhurnya. Pengaruh kondisi perubahan yang begitu pesat

sebagai dampak dari intensitas komunikasi dan hteraksi dengan masyarakat dan

kebudayaan lain menyebabkan struktur kelembagaan mengalami kemacetan. Hal itu

terjadi karena skernata budaya lama yang berisi gambaran cara pandang mereka tentang

dunia sudah tidak lagi berfungsi secara optimal. Skemata budaya atau peta pengetahuan

tersebut tidak lagi berfungsi atau bermakna sebagai peountun moral dan pedoman etika

yang memadai bagi mereka dalam mendekati realitas sosial yang ada. Situasi dan

kondisi ketidakselarasan itu mendorong mereka untuk melakukan gerakan sosial berupa

penataan ulang pengalaman masa lalu agar menjadi satu kesatuan yang utuh dan berarti

lagi, yang pada taraf budaya dikenal dengan sebutan atau istilah 'gerakan revitalisasi'.

Gerakan revitalisasi adalah satu gerakan sosial (social movemmt) atau rekayasan sosial

(social engineeing) yang dirancang dan dilaksanakan demi penataan ulang pengalaman

masa lalu agar menjadi satu kesatuan yang utuh dan berarti. Gerakan revitalisasi

Page 14: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

bertujuan memberi arti pada sesatu yang untuk warga masyarakat bersangkutan sudah

menjadi sebuah dunia yang tercerai-berai dan kehilangan makna atau nilainya. Sasaran

gerakan sosial revitalisasi itu bermuara pada penghidupan kembali perangkat nilai

budaya warisan leluhur yang sudah keropos, baik dalam kandungan ajaran maupun

dalam jumlah dan intensitas, demi penataan kembali kehidupan m$yarakat yang serasi,

selaras dan seimbang (Kaplan dan Manners, 1999 :19 | ; Sudikan, 20&5 :5 5 ).

Budaya Gotong Royong

Budaya gotong royong adalah salah satu kearifan lokal (loeal wisdom) warisan leluhur

dan tetesan sejarah masa lalu sebagai jati diri masyarakat bangsa Indonesia yang

terwadah secara politis dan administratif dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

NKRD. Dalam budaya gotong royong tersebut, terkandung seperangkat nilai sebagai

landasan filosofis yang berfungsi sebagai panduan atau semacam cetak bnu(blue print)

dalam menata pola perilaku dan gaya hidupnya di tengah masyarakat (Femandez

(1990). Fungsi nilai budaya gotong royong sebagai penciri jati diri masyarakat

Indouesia, selain menyatu dalam perilaku verbal, juga menyata dalam perilaku

nonverbal. Nilai budaya gotong royong dalam tataran verbal menyiratkan

konseptualisasi yang terpatri dan tertera dalam peta kognitif mereka tentang pentingnya

kerja sama atau tolong-menolong dalarn konteks kehidupan bermasyarakat karena

konseptualisasi itu menjadi sesatu yang tidak bermakna jika tidak mengejawantah

secaxa empiris dalam tindakan. Konseptualisasi nilai budaya gotong royong tersebut

bermatra ganda karena, selain bermuara pada peningkatan kesejahteraan ekonomi

rumah tangga, juga disasarkan pada pemertahanan harmoni sosial sehingga keselarasan

hubungan sosial kemasyarakatan tetap terjaga dan terawat (Koentjaraningrat, 2W41'

Pandur dan Tulis, z0lq.Akan tetapi, pengaruh dinamika masyarakat fangsa Indonesia menuju tatanan

kehidupan yang lebih maju dan modem menyebabkan konseptualisasi dan signifikansi

nilai budaya gotong royong sebagai landasan filosofis yang menafasi pola perilaku dan

gaya hidupnya cenderung bergeser di luar pigura makna yang diamanatkan leluhurnya.

Hal itu ditandai dengan semakin menggejala pola perilaku dan gaya hidup yang bersifat

individualistis dan materialistis pada sebagian besar kalangan masyarakat bangsa

Indonesia. Mereka cenderung lebih senang mengejar kelimpahan materi dan pemilikan

Page 15: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

wmg sebanyak mungkin karena kelimpahan materi dan pemilikan banyak uang menjadi

salah satu indikator untuk menakar peran sosial seseomng dalam konteks pergaulan

hidup sehari-hari di tengah masyarakat. Pengaruh pendewaan terhadap materi dan uang

menyebabkan kadar penjiwaan mereka terhadap nilai budaya gotong royong semakin

lemah, kesenjangan ekonomi semakin lebar, dan kerekatan harmoni sosial semakin

longgar dari hari ke hari (Poespowardojo, 1993:18). Konseptualisasi budaya gotong

royong masih hadir secara tekstual dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia pada

masa sekarang, namun signifikanansinya sebagai salah satg landasan filosofis warisan

leluhur yang menafasi pola perilaku dan gaya hidup mereka tidak begitu menyatu dan

menyata lagi secara kontekstual dalam tata pergaulannya di tengah masyarakat. Budaya

gotong royong hanya menjadi sebuah gugus kata tuna makna dalam konteks kehidupan

sebagian besar kalangan masyarakat Indonesia karena tidak mewujud secara empiris

dalam tata pergaulannya di tengah masyarakat

PENUTUP

Kebudayaan sebagai lambang identitas satu masyarakat sebagai anggota satu kelompok

etnik merupakan sebuah entitas yang bersifat dinamis, dalam pengertian kebudayaan

sebagai salah satu aspek kehidupan manusia dalam konteks kehidupannya sebagai

masyarakat tidak imun terhadap perubahan. Dalam upaya pelestarian kebudayaan

sebagai lambang identitas satu masyarakat sebagai anggota satu kelompok efirik agar

tetap hidup dan berkembang sesuai substansi sebenamya, guratan makna dan nilai yang

terkandung dalam kebudayaan tersebut yang sudah berada dalam keropos mesti

direvitalisasi melalui berbagai bentuk dan cara. Bagi masyarakat bangsa Indonesia

sebagai bangsa majemuk yang terwadah secara politis-administratif di dalam wadah

NKR[, budaya gotong merupakan salah satu produk dan praktek budaya warisan leluhur

dan tetesan sejarah masa lalu merupakan salah satu lambang identitas yang menjadi

milik bersama masyarakat bangsa Indonesia. Akan tetapi, bersamaan dinamika

masyarakat bangsa lndonesia, guratan nilai kerja sama dan tolong-menolong sebagai

esensi isi yang menjadi inti ajaran dalam budaya gotong royong mengalami penyusutan

dan pergeseran di luar bingkai fungsi dan pigura makna yang diarnanatkan leluhurnya.

Page 16: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

Dalam kerangka pelestarian ailai budaya gotong royong dari ancaman ke,punahan, maka

perlu dilakukan revitalisasi nilai budaya gotong royong tersebut melalui be$agai

bentuk dan cara seperti melalui kegiatan pengabdian masyarakat sebagai salah satu

dharma Perguruan Tingg, tidak terkecuali Universitas Nusa Cendana (Undana)

Kupang.

BIBLIOGRAf,I

F

Alfian. (1980). Politik Kebudnyaan dan Manusia Indonesia. Jakarta: Lembaga

Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Bakker, J. W. M. (2005). Filsafat Kebudayaan: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:

Kanisius.

Bandur, S., dan Tulis, Y. (2014). Koperasi Pilar Negara.Iakafia: Jepress bekerjasama

dengan DEKOPIN.

Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Elanomi, Kebijakan Publih dan

Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media.

Cassirer, E. (1987). Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esai tentang Manusia.

Diterjemahkan oleh Alois A. Nugroho. Jakarta: Gramedia.

Duranti, A. (1997). Linguistic Anthropologt Cambridge: Cambridge University Press.

Faisalo S. (1990). Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan

Asih Asah Asuh (YA3).

Ferrandez, S. O. (1987). Ci*a Manusia Budaya Timur dan Barat. Ende: Nusa Indah.

Fernandez. S. O. (1990). Kebijakan Manusia Nusa Tenggara Timur Dulu dan Kini.

kdalero: Sekolah Tinggr Filsafat Katolik.

Foley, W. A. (1997). Anthropological Linguistics: An Introduction. Oxford: Blackwell.

Geertz, C. (1973). The Interpretation of Culture: Seleeted Essays. New York: Basic

Books

Kaplan, D., dan Albert, A. M. (1999). Teori Budaya. Diterjemahkan oleh L.

Simatupang. Yogyakarta: Pusat Pelajar.

86

Page 17: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

Keesing, R. M. (1981). '"fheories of culture." Dalam Language, Culfiire, and

Cognition: Anthropologtcal Perspectives. Edited by Ronald W. Casson. New

York: Macmilan.

Koentjaraningrat. (1992). Beberapa PokokAn*opologi Sosial. Jakarta: DIAN Rakyat.

Koentjaraningrat. Q004). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia. t.

Pals, D. (2001). Dekonstruksi Kebenaran: Kritik Tujuh Teori Agama. Diterjemahkan

oleh I. R. Muzirdan M. Syulai. Yogyakarta: IRCISoD-

Poespowardojo, S. (1993). '?embangunan nasional dalam perspektif budaya". Jurnal

' Ilmu Politik /3. Diterbitkan atas kerja sama Asosiasi Ihnm Politik Indouesia

(APD dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia GPD dengan Penerbit

Gramedia Pustaka Utama, lakarta 1993.

Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi. Diterjgmahkan oleh M. Z. Elizabeth.

Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

' Sudikan, S. Y. (2005). Metode Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Unesa Unipress

bekerjasama dengan Citra Wacana.

Suriasumantri, J. S. (2001). Filsafat lhnu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Page 18: Masyarakat: Ancangan Teoritis Beberapa Perspektif Tentang ...

ISBN: 978-602-52419-6-3

View publication statsView publication statsView publication statsView publication stats