Awake Maping Optimize Extent of Resection - Deffau NSurg 2010
Maping junal
-
Upload
rosita-dehi -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Maping junal
Literature review 1
Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia
flava L) terhadap larva udang artemia salina L
Nama Mahasiswa Jenifer kolina
NIM 8214-11-040
Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt
Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc
Penulis Jurnal Maryani, Marsoedi, Selamat Nursyam, Maftuch
Judul Jurnal The Phytochemistry and The Anti-Bacterial Activity of
Yellow Root (Arcangelisia flava Merr.) against
Aeromonas hydrophila
Halaman Jurnal 455-467
Teori Indonesia dikenal karena keanekaragaman hayati alam.
Beberapa tumbuhan alami telah lama digunakan untuk
herbal tradisional. Memang bahwa herbal tradisional
adalah salah satu warisan budaya yang harus
diawetkan. Kualitas herbal tradisional mungkin perlu
ditingkatkan melalui penggunaan pengetahuan dan
teknologi dalam rangka untuk menggunakannya sebagai
agen alternatif untuk "modern obat" karena
kemanjurannya telah diverifikasi secara medis (Yulita,
2002). Kalimantan Tengah memiliki hutan terbesar
dengan berbagai tanaman herbal. Masyarakat telah
menggunakan tanaman tersebut untuk diri mereka
membutuhkan atau diambil manfaat dari komersialisasi
tanaman ini. Untuk masalah pelestarian, herbal ini harus
dilestarikan ex situ. Beberapa herbal yang berpotensi
digunakan untuk bahan baku ramuan akan diteliti lebih
lanjut. Tanaman dengan kemanjuran yang digunakan
untuk obat juga diperiksa. Nilai tambah bagi herbal ini
dapat diidentifikasi melalui penelitian pada substansi
kimia dan kemanjurannya. Oleh karena itu, penelitian
tentang fitokimia dan uji aktivitas anti-bakteri yang
herbal ini adalah mutlak diperlukan. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami komponen fitokimia
tanaman obat melalui metode skrining dan
mengidentifikasi zat bioaktif, dan melaksanakan review
khusus tentang pelarut yang memproduksi ekstrak
dengan tingkat tinggi rendemen dan preventability. Saat
itu ditemukan bahwa Yellow Root (Arcangelisia flava
Merr) memiliki kemampuan antibakteri terhadap bakteri
Aeromonas hydrophila.
Metode Subjek : A. hydrophila Kultur murni bakteri A.
hydrophila. diperoleh dari Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan kemudian,
bakteri diremajakan di Laboratorium Mikrobiologi.
Alat ukur : Pemeriksaan hasil dilakukan setelah media
diinkubasi pada 35oC selama 18-24 jam dengan
mengukur diameter zona pencegahan sekitar kertas
cakram menggunakan kertas milimeter atau penguasa,
dan kemudian merekamnya.
Analisis : Data yang dikumpulkan dianalisis secara
deskriptif untuk menentukan pelarut terbaik untuk
mencegah pertumbuhan bakteri. Pengujian aktivitas
anti-bakteri adalah dengan memastikan aktivitas apakah
anti-bakteri dari Akar Kuning (A. flava Merr.) Itu ada
atau tidak. Metode dalam tes anti-bakteri adalah difusi
disk (agar metode difusi) dengan menuangkan agar.
Menurut Kim (1995), ekstrak dianggap sebagai aktif
jika bisa mencegah pertumbuhan bakteri pada
konsentrasi 20 µg / ml.
Hasil 1. Rendemen terbesar dari ekstraksi Arcangelisia flava
Merr. adalah rendemen menggunakan pelarut
metanol, dengan tingkat 5,73% (b / b).
2. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa Yellow Root
(A. flava Merr.) Adalah positif (Terdeteksi)
mengandung senyawa metabolit sekunder seperti
alkaloid, saponin, terpenoid dan flavonoid. Tannin
menunjukkan hasil negatif (tidak terdeteksi).
3. Ekstrak kloroform menghasilkan zona pencegahan
terbesar jika dibandingkan dengan n-heksana, etil
asetat, aseton, metanol, etanol dan ekstrak berbasis
air.
Keterkaitan dengan
skripsi
Pada penelitian ini hasil uji fitokimia menunjukkan
bahwa Yellow Root (A. flava Merr.) Adalah positif
mengandung senyawa metabolit sekunder seperti
alkaloid, saponin, terpenoid dan flavonoid. Tannin
menunjukkan hasil negative dan diketahui bahwa
ekstrak kloroform kayu kuning menghasilkan zona
pencegahan terbesar dengan sebagai anti bakteri
terhadap A. hydrophila.
Penelititan saya berhubungan dengan uji fitokimia pada
penelitian sebelumnya dan saya ingin mengembangkan
potensi ekstrak kayu kuning untuk mengetahui efek
sitotoksik.
Ringkasan
Rancangan yang
membedakan dengan
jurnal sebelumnya
Tujuan penelititan
Penelititan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas anti bakteri ekstrak kayu kuning terhadap A.
hydrophila.
Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu pada
jurnal tersebut menguji aktivitas anti bakteri ekstrak
kayu kuning. Sedangkan penelititan saya menguji
aktivitas sitotoksik ekstrak kayu kuning.
Pembimbing
Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia
flava L) terhadap larva udang Artemia salina L
Nama Mahasiswa Jenifer kolina
NIM 8214-11-040
Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt
Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc
Penulis Jurnal B.N Meyer, N.R Ferrigni, J.E Putnam, L.B Jacobsen,
D.E Nichols, and J.L McLaughlin
Judul Jurnal Brine shrimp: A convenient general bioassay for active
plant constituents
Halaman Jurnal 31-34
Teori Uji BSLT dengan menggunakan larva udang Artemia
salina dilakukan dengan menetaskan telur-telur tersebut
dalam air laut yang dibantu dengan aerasi. Telur
Artemia salina akan menetas sempurna menjadi larva
dalam waktu 24 jam. Larva A. salina yang baik
digunakan untuk uji BSLT adalah yang berumur 48 jam
sebab jika lebih dari 48 jam dikhawatirkan kematian
Artemia salina bukan disebabkan toksisitas ekstrak
melainkan oleh terbatasnya persediaan makanan. Meyer
(1982) mengklasifikasikan tingkat toksisitas suatu
ekstrak berdasarkan LC50, yaitu kategori sangat tinggi /
highly toxic apabila mampu membunuh 50% larva pada
konsentrasi 1 –10 μg/ml, sedang / medium toxic pada
konsentrasi 10 –100 μg/ml, dan rendah / low toxic pada
konsentrasi 100 –1000 μg/ml. Uji mortalitas larva udang
merupakan salah satu metode uji bioaktivitas pada
penelitian senyawa bahan alam. Penggunaan larva
udang untuk kepentingan studi bioaktivitas sudah
dilakukan sejak tahun 1956 dan sejak saat itu telah
banyak dilakukan pada studi lingkungan, toksisitas dan
penapisan senyawa bioaktif dari jaringan tanaman. Uji
ini merupakan uji pendahuluan untuk mengamati
aktivitas farmakologi suatu senyawa. Adapun penerapan
untuk sistem bioaktivitas dengan menggunakan larva
udang tersebut, antara lain untuk mengetahui residu
pestisida, anastetik lokal, senyawa turunan morpin,
mikotoksin, karsinogenitas suatu senyawa dan polutan
untuk air laut serta sebagai alternatif metode yang
murah untuk uji sitotoksisitas
Metode Subjek : Artemia salina L yang berumur 48 jam sebab
jika lebih dari 48 jam dikhawatirkan kematian Artemia
salina bukan disebabkan toksisitas ekstrak melainkan
oleh terbatasnya persediaan makanan.
Alat ukur : parameter yang digunakan yaitu LC50 dari
ekstrak ephorbiaceae terhadap larva Artemia salina
dengan konsentrasi 10 μg/ml, 100 μg/ml, dan 1000
μg/ml
Analisis : Efek sitotoksik dihitung dengan berdasarkan
LC50 dan dilakukan analisis probit
Hasil Uji BSLT
Dari ekstrak biji 41 spesies ephorbiaceae, 18 ekstrak
memiliki efek toksisitas (LC50 < 1000 µg/ml), 14 di
antara 24 ekstrak etanol spesies Euphorbiaceae yang
aktif terhadap uji 9PS (LC50 ≤ 30 µg/ml)
Keterkaitan dengan
skripsi
Penelitian ini menguji aktivitas sitotoksik dengan
metode BSLT sebagai uji hayati untuk sampel bahan
alam, hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan
antara
Pada penelitian saya menggunakan metode BSLT untuk
menguji efek sitotoksik dengan sampel bahan alam yaitu
kayu kuning (Arcangelisia flava L)
Ringkasan
Rancangan yang
membedakan dengan
jurnal sebelumnya
Pada jurnal ini menguji metode BSLT sebagai uji hayati
untuk mengetahui efek sitotoksi dari bahan alam yakni
tumbuhan Euphorbiaceae.
Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu sampel
yang digunakan. Sampel yang saya gunakan yakni kayu
kuning (Arcangelisia flava L) dengan menggunakan
metode yang sama pada jurnal tersebut.
Paraf pembimbing
Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia
flava L) terhadap larva udang artemia salina L
Nama Mahasiswa Jenifer kolina
NIM 8214-11-040
Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt
Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc
Penulis Jurnal Tata Bintara Kelana
Judul Jurnal Uji Sitotoksik Ekstrak Metanol Kulit Kayu Tumbuhan
Cep-Cepen (Castanopsis Costata Bl) Dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Assays
Halaman Jurnal 25-30
Teori Hutan tropika kaya akan kelompok tumbuhan jenis
menjalar, herba, dan terutama sekali dari jenis berkayu.
Menurut perkiraan, tumbuh–tumbuhan tropika terdapat
di daerah luas seluas 9 juta km2 atau 7% dari luas
daratan bumi, diantaranya 5 juta km2 berada di daerah
tropika Amerika, dan masing masing 2 juta km2 di Asia
dan Afrika. Inventarisasi yang sistematik, survey
etnobotani dan fitokimia dari tumbuhan Sumatera sudah
dimulai dua dekade yang lalu. Hal ini disertai dengan
studi kimia khususnya mengenai metabolit sekunder
antara lain: alkaloid, terpenoid, dan flavonoid. Selama 5
tahun terakhir, dari 4534 tumbuhan berbunga yang
berbeda yang dikoleksi dari hutan Sumatera dan uji
metabolit sekunder yang utama, lebih dari 700 tanaman
yang dikoleksi, memiliki nilai tradisional sesudah
diekstraksi dan telah dilakukan uji pendahuluan
terhadap aktifitas antimikroba dan anti jamur (Arbain,
2001). Keberadaan senyawa–senyawa kimia yang
dijumpai pada tumbuh–tumbuhan merupakan hasil dari
proses biosintesis, yang dilakukan tumbuh–tumbuhan,
dan senyawa tersebut banyak yang memiliki khasiat
antara lain sebagai pelindung terhadap penyakit atau
pemangsa (Achmad, 2001). Pada masyarakat yang
tinggal di sekitar hutan Tangkahan Taman Nasional
Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara
yang banyak dihuni oleh suku Karo, telah mengenal dan
sekaligus memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan yang
berpotensi sebagai obat tradisional. Tumbuhan yang
biasa digunakan antara lain dikenal dengan nama daerah
Cep-cepen (Castanopsis Costata BL) yang dimanfaatkan
sebagai obat sakit perut bagian dalam atau maag yang
mungkin berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat
anti kanker. Penggunaan beberapa jenis tumbuhan obat
oleh masyarakat di daerah Tangkahan masih
berdasarkan informasi yang turun temurun, dan belum
diteliti secara ilmiah (Mumpuni, 2004).
Metode Subjek : Larva udang (Arthemia salina L) karena
pertumbuhan sel larva udang dianggap sama dengan
pertumbuhan sel kanker
Alat ukur : parameter yang digunakan yaitu LC50 dari
ekstrak methanol kulit batang tumbuhan Cep-cepen
terhadap larva Artemia salina dengan konsentrasi 10
μg/ml, 100 μg/ml, dan 1000 μg/ml
Analisis : Efek sitotoksik dihitung dengan berdasarkan
LC50 dan dilakukan analisis probit
Hasil Uji toksisitas ekstrak methanol kulit batang tumbuhan
Castanopsis Costata BL dengan metode Brine Shrimp
Lethality Test dinyatakan aktif dengan nilai LC50 =
72,36 ppm
Keterkaitan dengan
skripsi
Penelitian pada jurnal ini menguji efek sitotoksik
ekstrak methanol kulit batang Castanopsis Costata
dengan metode Brine Shrimp Lethality Assay.
Pada penelitian saya menggunakan metode BSLT untuk
menguji efek sitotoksik dengan sampel bahan alam yaitu
kayu kuning (Arcangelisia flava L)
Ringkasan
Rancangan yang
membedakan dengan
jurnal sebelumnya
Pada jurnal ini menguji efek sitotoksik ekstrak methanol
kulit batang tumbuhan Castanopsis Costata BL dengan
metode Brine Shrimp Lethality Test
Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu sampel
yang digunakan. Sampel yang saya gunakan yakni kayu
kuning (Arcangelisia flava L) dengan menggunakan
metode yang sama pada jurnal tersebut.
Paraf pembimbing
Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia
flava L) terhadap larva udang artemia salina L
Nama Mahasiswa Jenifer kolina
NIM 8214-11-040
Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt
Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc
Penulis Jurnal Risma Marisi Tambunan, Yesi Desmiaty, Kunthi Wida
K.K.
Judul Jurnal UJI PENDAHULUAN AKTIVITAS SITOTOKSIK
DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN
SIRSAK (Annona muricata Linn.) dan BATANG
BROTOWALI (Tinospora crispa)
Halaman Jurnal 25-30
Teori Obat tradisional yang dikenal berkhasiat antidiabetes
sudah banyak yang diteliti secara praklinis. Studi
pustaka menunjukkan bahwa daun Anonna muricata
(sirsak) memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat
dibandingkan dengan A. squamosa dan A. reticulata.
(Baskar., Indian J Exp Biol). Daun sirsak juga memiliki
efek pada jaringan pankreas dengan cara meningkatkan
lipid peroksidase dan secara tak langsung meningkatkan
produksi antioksidan endogen. Telah ditemukan
beberapa asetogenin yang bersifat sitotoksik dari biji
sirsak. Batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers,
Menispermaceae) merupakan simplisia yang telah
dikenal memiliki banyak khasiat salah satunya adalah
sebagai antidiabetes, serta telah diuji klinis memiliki
efek hipoglikemik dengan dosis 250 mg (J Health Res,
23(3): 125-133) dan antidiabetes pada tikus percobaan
(Journal of Ethnopharmacology, 27(1-2): 149-161).
Metode Subjek : Larva udang dan DPPH (0,4 mM)
Alat ukur : parameter yang digunakan yaitu LC50 dari
ekstrak methanol kulit batang tumbuhan Cep-cepen
terhadap larva Artemia salina dengan konsentrasi 10
μg/ml, 100 μg/ml, dan 1000 μg/ml
Analisis : Efek sitotoksik dihitung dengan berdasarkan
LC50 dan dilakukan analisis probit.
Efek antioksidan dihitung dari nilai IC50 dengan
memasukkan nilai dari konsentrasi larutan uji (sumbu x)
dan persen hambatan terhadap DPPH (sumbu y)
kedalam persamaan garis regresi. Semakin rendah nilai
IC50 berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan sebagai
peredam radikal bebas.
Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol
70% daun sirsak mempunyai aktivitas biologi dengan
LC50 20,12 bpj dan ekstrak etanol batang brotowali LC50
119,2267 bpj.
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol
70% daun sirsak (Annona muricata Linn.) memiliki
aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 yaitu 22,25 bpj
dan ekstrak etanol batang brotowali IC50 yaitu 46,4463
bpj, serta vitamin C sebagai pembanding menunjukkan
harga IC50 7,0671 bpj.
Keterkaitan dengan
skripsi
Penelitian pada jurnal ini menguji efek sitotoksik
ekstrak etanol 70% daun sirsak dan ekstrak etanol
batang brotowali dengan metode Brine Shrimp Lethality
Test dan menguji efek antioksidan dengan DPPH.
Pada penelitian saya menggunakan metode BSLT untuk
menguji efek sitotoksik dengan sampel bahan alam yaitu
kayu kuning (Arcangelisia flava L)
Ringkasan
Rancangan yang
membedakan dengan
Pada jurnal ini menguji efek sitotoksik ekstrak etanol
70% daun sirsak dan ekstrak etanol batang brotowali
dengan metode Brine Shrimp Lethality Test dan
jurnal sebelumnya menguji efek antioksidan dengan DPPH.
Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu sampel
yang digunakan. Sampel yang saya gunakan yakni kayu
kuning (Arcangelisia flava L) dengan menggunakan
metode yang sama pada jurnal tersebut.
Paraf pembimbing
Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia
flava L) terhadap larva udang artemia salina L
Nama Mahasiswa Jenifer kolina
NIM 8214-11-040
Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt
Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc
Penulis Jurnal Rita K Sari, Wasrin Syafii, Suminar S Achmadi,
Muhammad Hanafi, Yanotama T Laksana.
Judul Jurnal Aktivitas Antikanker dan Kandungan Kimia Ekstrak
Kayu Teras Suren (Toona sureni)
Halaman Jurnal -
Teori Menurut Heyne (1987), genus Toona yang tumbuh di
Indonesia adalah surian (Toona sinensis) dan suren (T.
Sureni). Penelitian potensi antikanker zat ekstraktif daun
surian telah dilaporkan oleh Chang et al. (2002)
sedangkan aktivitas antikanker zat ekstraktif kayu teras
surian telah dilaporkan oleh Sari et al. (2011). Namun,
penelusuran pustaka belum ada yang melaporkan
potensi antikanker zat ekstraktif suren. Penelusuran
pustaka hanya menunjukkan bahwa senyawa
triterpenoid dalam suren berfungsi sebagai pengusir
serangga (Kraus & Kypke 1979, Kraus et al. 1982), dan
bersifat toksik terhadap serangga tepung Tribolium
castaneum (Parvin et al. 2012). Zat ekstraktif yang
terkandung dalam suren diduga ada yang bersifat
antikanker seperti surian. Penelusuran pustaka oleh
Darwati (2008) menunjukkan bahwa ada kemungkinan
dalam suatu genus yang sama mengandung berbagai
jenis zat ekstraktif yang memiliki kecenderungan
kerangka molekul yang hampir sama sehingga ada
kecenderungan memiliki aktivitas antikanker juga. Akan
tetapi, meskipun kerangka molekulnya sama, kekuatan
antikanker zat ekstraktif bervariasi karena jenis dan
jumlah gugus fungsi serta stereokimia yang berbeda.
Untuk itu, pengujian aktivitas antikanker zat ekstraktif
kayu teras suren perlu dilakukan. Di sisi lain, timbul
kerancuan di masyarakat dalam penentuan kedua jenis
toona yang tumbuh di Indonesia akibat kesulitan untuk
membedakan keduanya (Djaman 2002). Padahal jenis
dan komposisi zat ekstraktif kemungkinan berbeda
diantara spesies yang berbeda. Penelusuran pustaka
belum menemukan analisis mengenai jenis dan
komposisi kimiawi zat ekstraktif kayu teras suren,
sedangkan karakterisasi kimiawi zat ekstraktif kayu
teras surian telah dilaporkan oleh Sari et al. (2011a dan
2011b). Oleh karena itu, karakterisasi kimia zat
ekstraktif kayu teras suren perlu dilakukan agar dapat
digunakan sebagai kemotaksonomi untuk membedakan
kedua jenis toona tersebut.
Metode Subjek : Larva udang (Arthemia salina L) pada BSLT
dan Sel lestari yakni sel normal Vero (ATCC CCL 81),
sel kanker serviks HeLa (ATCC CCL2) dan sel kanker
limfoma Raji (ATCC CCL 86) pada uji proliferasi
Alat ukur : nilai LC50 pada uji BSLT dan nilai IC50 pada
uji proliferasi
Analisis : Analisis kandungan kimia dilakukan terhadap
ekstrak teraktif Ekstrak dianalisis menggunakan alat
Pyr-GCMS Shimadzu QP2010 dengan kolom kapiler
kuarsa yang dilapisi resin poliamida.
Hasil Hasil pengujian toksisitas dengan metode BSLT
menunjukkan bahwa ketiga jenis ekstrak bersifat toksik.
Hal ini disebabkan karena nilai LC50 < 250 μg/ml.
Rieser et al. 1996 menyatakan bahwa toksisitas dengan
nilai LC50< 250 μg ml-1 berarti ekstrak berpotensi
mengandung senyawa aktif Berdasarkan perhitungan
konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat
pertumbuhan 50% sel uji (IC50), ekstrak etil asetat
tergolong aktif menghambat proliferasi sel kanker
limfoma Raji dan sel kanker serviks HeLa sehingga
berpotensi mengandung senyawa antikanker karena nilai
IC50 < 100 μg/ml. Hal ini mengindikasikan ekstrak
tergolong aktif berpotensi sebagai agen antikanker
(Meiyanto et al. 2008).
Keterkaitan dengan
skripsi
Penelitian pada jurnal ini menguji efek antikanker
berdasarkan uji BSLT dan uji proliferasi dari ekstrak
Kayu Teras Suren (Toona sureni)
Pada penelitian saya menggunakan metode BSLT untuk
menguji efek sitotoksik dengan sampel bahan alam yaitu
kayu kuning (Arcangelisia flava L)
Ringkasan
Rancangan yang
membedakan dengan
jurnal sebelumnya
Penelitian pada jurnal ini menguji efek antikanker
berdasarkan uji BSLT uji proliferasi dari ekstrak Kayu
Teras Suren (Toona sureni)
Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu sampel
yang digunakan. Sampel yang saya gunakan yakni kayu
kuning (Arcangelisia flava L) dengan menggunakan
metode BSLT tetapi tidak menguji proliferasi.
Paraf pembimbing