MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

180
Manajemen Penanggulangan Bencana (Bencana Kebakaran Di RS) Budi Santosa [email protected]

Transcript of MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Page 1: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Manajemen Penanggulangan

Bencana (Bencana Kebakaran Di

RS)

Budi Santosa [email protected]

Page 2: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Change in

Function

Hazard

Event

Damage

Needs

Disaster

Local Response Emergency/MCI

OutsideResponse

Anatomy of Disaster

Page 3: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Hazard

Event

Damage

Change in

Function

Needs

Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

• Apapun yang bisa mengakibatkan bahaya

• Bisa natural, human-made, campuran

• Memiliki potensi untuk berefek negatif terhadap kesehatan manusia, properti, aktivitas dan/atau lingkungan

• “Energi Potensial”

Page 4: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Hazard

Event

Damage

Change in

Function

Needs

Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

• Peristiwa/kejadian yang memiliki potensi untuk mempengaruhi makhluk hidup ataupun lingkungan.

• Aktualisasi dari Hazard

• Primer – Sekunder

• Energi yang dilepaskan

Page 5: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Hazard

Event

Damage

Change in

Function

Needs

Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

• Kerusakan atau luka

• Hasil negatif dari event

Page 6: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Hazard

Event

Damage

Change in

Function

Needs

Disaster

Local Response Emergency/

OutsideResponse

• Damage dapat mengakibatkan berubahnya fungsi (change in function) – Kerusakan pipa mengakibatkan kekurangan

suplai air

– Kerusakan jembatan mengakibatkan terganggunya transportasi

– Robohnya bangunan mengakibatkan kehilangan tempat tinggal

– Kaki yang patah mengakibatkan kehilangan mobilitas

Page 7: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Hazard

Event

Damage

Change in

Function

Needs

Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

• Perbedaan antara kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia

Page 8: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Hazard

Event

Damage

Change in

Function

Needs

Disaster

Local Response Emergency

OutsideResponse

• Gangguan serius atas keberfungsian masyarakat,

• yang menyebabkan kerugian manusia, material maupun lingkungan,

• yang melebihi kemampuan masyarakat tsb untuk mengatasinya dengan kemampuan/sumberdayanya sendiri

• A serious disruption of the functioning of a society, causing widespread human, material, and/or environmental losses, which exceed the ability of an affected society to cope using only its own resources. (WADEM, WHO)

Page 9: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Rehabilitation • Temporary rehabilitation • Re-establishing Transport systems • Re-establishing communication routes..

Response • Alarm • Life, property saving • Reduction of impact of disaster • Information dissemination • Communication

Disaster Management

Prevention and Mitigation • Risk assessment • Spatial Planning • Eco-structural measures • Public Awareness • Education..

Preparedness • Risk forecasting • Organization • Planning of resources • Emergency Planning • Training • Public awareness..

Reconstruction • Permanent rehabilitation • Infrastructures reconstruction • Building reconstruction • Reinforcement of structures, ..

Disasters

Post-Disaster • Damage Assessment • Follow-up of rehabilitation measures, ..

Page 10: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Response • Alarm • Life, property saving • Reduction of impact of disaster • Information dissemination • Communication

Disaster Management

Disasters

Hyp

er

Acu

te

Acu

te

• Med.Emerg.

Response

• SAR

•Public Health

•Psikososial

•Food Safety

Page 11: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Hubungan antar unsur / formulasi

R = Risiko

A = Ancaman

K = Kerentanan

M = Kemampuan 11

Page 12: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Unsur-unsur dalam bencana

ANCAMAN (A) Suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana

KERENTANAN (K) Suatu kondisi yang melekat pada masyarakat yang mengarah dan menimbulkan konsekuensi (fisik, sosial, ekonomi dan perilaku) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana

KEMAMPUAN (M) Suatu gabungan antara semua kekuatan dan sumberdaya yang tersedia dalam suatu masyarakat atau organisasi yang dapat mengurangi tingkat risiko atau akibat dari bencana

RISIKO (R) Kemungkinan timbulnya kerugian (kematian, luka-luka, kerusakan harta dan gangguan kegiatan perekonomian) karena suatu bahaya di suatu wilayah dan pada suatu kurun waktu tertentu

12

Page 13: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

13

Bencana Bukan ?

Ancaman

Ada Kerugian/kerusakan ,

bisa diatasi masyarakat nya

Rumah

Kuat / tahan

Page 14: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

14

Bencana Bukan ?

Ancaman

Membangu

n Penahan

Page 15: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

15

Bencana Bukan ?

Ancaman

RUMAH-

rumah di

Pindah

Tidak Ada Korban Alarm

Page 16: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Where are we?

Page 18: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 19: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 20: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 21: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 22: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 23: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Bencana Internal Bencana yang terjadi di dalam lingkungan RS

Bencana Eksternal bencana terjadi diluar RS, tdk mempengaruhi bangunan RS

Campuran

SIFAT BENCANA

Page 24: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 25: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 26: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Gempa 27 mei 2006

Page 27: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 28: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

b

Butuh Disaster plan ???

Page 29: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

HOSPITAL INCIDENT COMMAND SYSTEM

Page 30: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 31: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Inc. Commad

TiM Penanggulangan Bencana

Public Information

Finance Logistic Planning Operational

Liason officer

Safety & security

Medical Officer

Page 32: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

KETUA TIM

LOGISTIK PERENCANAAN KEUANGAN OPERASIONAL

FASILITAS

KOMUNKASI

SITUASI

YAN KEP.

STAF MEDIS

TENAGA

CAD.

TRANSPORTASI

MATERIAL

SUPPLY

NUTRITIONAL

SUPP.

NURSING

PENGADAAN

KLAIM

PEMBIAYAAN

YAN

PENUNJANG

YAN MEDIS

Page 33: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Yang Harus Dipersiapkan oleh RS

PUSAT KOMANDO

SISTEM KOMUNIKASI

MANAJEMEN LALU LINTAS

KEAMANAN

PENGUNJUNG

SUKARELAWAN

PENERIMAAN KORBAN

LOKASI UTAMA DI RS

DAFTAR KONTAK

TRAINING

Page 34: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 35: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Pusat Komando Rumah Sakit

Hospital Command Center

SPO • KOMUNIKASI

• SISTEM PELAPORAN

• PERALATAN

• TUGAS & TANGGUNGJAWAB PERSONEL

Page 36: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 37: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 38: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

LOKASI DI RS YANG SEGERA DIAKTIFKAN :

• Control Centre

• Triage

• Decontamination Area

• Red/Yellow Area

• Green Area

• Media/Press Area

• Relatives Waiting Area

• Discharged Casualties Area

• Volunteers Area

• Police Documentation

• Ambulance Liaison

• Off Duty Staff Assembly

• Paediatric Area

Page 39: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

SISTEM KOMUNIKASI

• Selama bencana mungkin sistem komunikasi biasa tidak memadai

• Harus ada sistem alternatif

• Rencana: Familier dg RS, Perlu denah RS yg jelas

• Siapkan jalur telpon untuk pusat komando

• Semua telp masuk yg terkait bencana hrs melewati sentral RS

Page 40: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Perlu kelancaran lalu lalang di dalam RS

Manajemen lalulintas internal

• Pengaturan arus ambulan dan kendaraan lain

• Akses untuk kendaraan barang

• Perluasan area parkir

• Koordinasi dg POLANTAS

Manajemen lalulintas external

Page 41: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

SUKARELAWAN

• Penugasan, Jadwal

• Pengawasan Terlatih

• Identifikasi

• Pengawasan

Tidak terlatih

• Apakah dijamin asuransi? Asuransi

Page 42: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI

KEMAMPUAN RS MENANGANI KEADAAN

BENCANA

KESIAPAN KAPASITAS LEBIH

PERSEDIAAN OBAT-OBATAN & ALKES

ORGANISASI YANG MEMADAI

INFRA STRUKTUR YANG TANGGUH

STAF YANG TERLATIH

RENCANA KONTINJENSI/Disaster plan

Page 43: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 44: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

DISASTER PLAN RS

Page 45: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

KOMPONEN DASAR DISASTER PLAN RS

KOMANDO BENCANA

PERENCANAAN

KEUANGAN

LOGISTIK

OPERASIONAL

Page 46: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 47: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

KOMANDO BENCANA

Initiate the response and recovery activities

Notify staff and external authorities

Identify and assign staff

To manage the hospital’s resources

To be the “face of the hospital” to the outside world

Page 48: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

TUGAS PUSAT KOMANDO

Communication

Information processing

Identification of capacity

Resource managemen

Management of media inquiries

Patient allocation

Record keeping

Page 49: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

UNSUR-UNSUR PERENCANAAN

GARIS KEWENANGAN DALAM RS & DEPARTEMEN

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL

”KARTU TUGAS” YANG MEMUAT JABARAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

IDENTIFIKASI PERSONEL INTI, (DG.BAN LENGAN)

Page 50: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

KEUANGAN

ADMINISTRASI KEUANGN DARI

KEGIATAN PENANGANAN BENCANA.

PENGADAAN/PEMBELIAN

KOMPENSASI

KLAIM

PEMBIAYAAN

Page 51: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

LOGISTIK

Responsible for the procurement and provision of

personnel, equipment (medical equipment, PPE)

support services needed to sustain the hospital’s

response, including food, drink, linen, and supplies

witch are critical .

Back up internal and external communications

Transportation of patients,staff and necessities

Facilities for isolation and decontamination

Page 52: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

OPERASIONAL

PATIENT TREATMENT

EVACUATION

ALTERNATIVE CARE SITE

SECURITY

REESTABLISHING USUAL

OPERATIONS AFTER THE

EMERGENCY

Page 53: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Penerimaan Korban

IDENTIFIKASI

PENCATATAN

TRIAGE

PENGOBATAN

ADMISI PERAWATAN

TRANSFER

Page 54: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Klasifikasi Triage

Prioritas 1 : darurat/prioritas tertinggi/

severe/merah/P1

Prioritas 2 : gawat/prioritas kedua/moderate

/kuning/P2

Prioritas 3 : tdk gawat/prioritas plg rendah/

mild/hijau/P3

Prioritas 4 : meninggal

Page 55: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

ALHAMDULILLAAHIROBBIL’AALAMIIN

Terimakasih

Page 56: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Triage

• Triase tunggal : digunakan saat

korban tdk banyak

• Triase IGD : digunakan di RS

• START : korban massal di bencana

Page 57: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

DISASTER PLAN RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH

BANTUL 2010

Jl. Jend. Sudirman No.124 Bantul 55711 Yogyakarta Telp : (0274) 367437 & (0274) 368238

Fax : (0274) 368586 e-mail : [email protected]

www.pkubantul.com

Page 58: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

DAFTAR ISI

1.Pendahuluan

2.Tujuan

3.Tim Penanggulangan Bencana

4.Kewaspadaan

5.Pemberlakuan Rencana:

* Dukungan Medis

* Dukungan Manajemen

6.Pengakhiran Rencana, kembali ke keadaan sehari-hari dan

evaluasi

7.Pelatihan

Lampiran:

Lampiran 1 : Penanganan Bencana External

Lampiran 2: Penanganan Bencana Internal

Lampiran 3: Standar penyediaan obat & alkes

Page 59: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Gambaran Umum RS

• Jumlah Karyawan. • Jumlah dan komposisi karyawan di rumah sakit adalah sebagai berikut: • Dokter Umum : 14 orang (tetap 7, part time 17

orang) • Dokter gigi : 5 orang (tetap 1, part time 4) • Dokter spesialis

» Bedah Umum : 4 orang (1 org tetap, 4 part time) » Bedah Orthopedi : 2 orang (part time) » Bedah Anak :1 orang (part time) » Bedah Digestive : 1 orang (part time) » Bedah toraks : 1 orang (part time) » Penyakit dalam : 4 orang (1 tetap, 3 part time) » Penyakit mata : 3 orang (part time) » THT : 3 orang (part time) » Kulit Dan Kelamin : 2 orang (part time) » Anak : 3 orang (part time) » Obsgyn : 5 orang ( 1 tetap, 4 paret time) » Syaraf : 2 orang ( 1 tetap, 1 part time) » Radiologi : 4 orang (1 tetap, 3 partimer) » Anestesi : 4 orang (1 tetap, 3 part time)

• Perawat : 134 orang • Karyawan penunjang : 66 orang • Karyawan umum : 99 orang.

Page 60: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

DAFTAR TELEPON PENTING

No Nama Instansi No Telepon

1 Ambulance 118

2 Pemadam Kebakaran 113

3 PLN 123

4 Polisi 110

5 Dinkes Kab. Bantul (0274) 367-531

6 Dinkes Prop. DIY (0274) 563-153

7 POM (Pengawasan Obat dan Makanan) (0274) 519-052/ 552-250

8 PMI Bantul (0274) 749-841

9 PMI Yogyakarta/Tegal Gendu (0274) 379-212

10 RSU PKU Yogyakarta (0274) 512-653 /512-654

11 RSUD Bantul (0274) 367-381 / 367-386

12 RSU Kota Yogya (0274) 371-195/ 367-386

13 RSUP DR. Sardjito (0274) 587-333

Page 61: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Sumber daya Manusia

No Bangsal/unit hari biasa Hari libur

P S M P S M

1 IGD 5 4 3 5 4 3

2 Poli 8 9 0 1 1 0

3 An nisa 3 3 3 3 3 3

4 VK 2 2 2 2 2 2

5 An nur 6 3 3 2 2 3

6 Al fath 2 2 2 2 2 2

7 Al Insan 5 4 4 5 4 4

8 AlKahfi 4 4 3 4 3 2

9 Al kahfi (utara) 2 2 2 2 2 2

10 Ar Rahman 3 3 3 3 3 3

11 OK 2 3 2 2 3 2

12 ICU 3 3 3 3 3 3

13

Dokter IGD, CM

poli&poli gigi 3 3 2 2 3 2

14 Dokter spesialis 5 0 0 0 0 0

15 Fisioterapi 2 2 0 0 0 0

Page 62: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Rawat inap No Bangsal Jmlah Bed Kap. maksimal

1 An Nisa 17 28

2 Al insan 25 33

3 Ar Rahman 18 28

4 Al Kahfi 22 57

5 Al Fath 5 17

6 Kamar Bersalin 6 8

7 ICU 4 4

8 IGD 7 20

9 Poliklinik 9 32

10 An Nur 19 38

11 Ar Kautsar 5 18

12 Al A’Rof total

22 149

30 313

Page 63: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Kewenangan dalam operasional

Pagi Sore malam

Hari Biasa Direksi Manajer Asmen Dr IGD Dr CM

Dr IGD Dr CM Supervisor

Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift,

Hari libur Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift

Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift

Dr IGD Dr CM Supervisor Ketua Shift pagi Sore malam

Hari biasa 121 67 47

Hari libur 65 57 47

Page 64: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Ambulan

No Jenis Peruntukan

1 Disaster Emergency Emergency/disaster (oksigen, DC

Shok,alat medis, obat emergency)

2 Travelo 118 Emergency (oksigen, alat medis,

obat emergency)

3 Hyundai Emergency, logistic (oksigen, alat

medis, obat emergency)

4 Pregio Peralatan non medis

5 Yakult Antar pasien sehat (alat non medis)

6 L 300 Jenazah

Genzet: Bed Cadangan: - Besar : 3 (450, 125, 125 KVA) - Veltbed : 130 bh

- Sedang: 1 (25 KVA) - Bed : 10 bh

- Kecil : 4

Tenda: - Tenda angin/Dom (1 bh),

- Tenda Komando 4x8m ( 2bh)

- Tenda shelter 2x2m (4 bh)

Page 65: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Lampiran - lampiran

Lampiran A : Penanganan Bencana Eksternal : – Prosedur pengiriman ambulans – Prosedur pengiriman tim lapangan – Prosedur penerimaan korban – Prosedur dekontaminasi – Prosedur penanganan jenazah

Lampiran B : Penanganan Bencana Internal :

– Prosedur penanganan kebakaran – Prosedur penanganan gempa bumi – Prosedur penanganan kebocoran zat kimia – Prosedur penanganan bahaya biologis – Prosedur penanganan bahaya banjir – Prosedur penanganan ancaman bom

Lampiran C : Standar Penyediaan Obat – obatan dan Alkes :

Page 66: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 67: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

MANAJEMEN SDM KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Page 68: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Ilustrasi

Page 69: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 70: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 71: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 72: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 73: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 74: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 75: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 76: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 77: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 78: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 79: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan

Prabencana Saat

bencana Pasca

bencana

Page 80: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Grafik korban meninggal akibat bencana th 1815 -2010 (BNPB)

Page 81: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Grafik korban dan menderita akibat bencana th 1815 -2010 (BNPB)

Page 82: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Grafik kejadian rumah rusak berat-ringan th 1815 -2010 (BNPB)

Page 83: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Pra bencana

Analisis risiko pada wilayah rawan bencana

Kondisi penduduk di daerah bencana (gografi, populasi, ekonomi, sosial budaya)

Ketersediaan fasilitas kesehatan

Kemampuan SDM kesehatan setempat

Kebutuhan minimal pelayanan kesehatan di wilayah setempat

Page 84: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Attention

Waktu bereaksi

yang singkat

Kecepatan dan

Ketepatan

Kemampuan SDM

setempat

Kebutuhan minimal

yankes saat bencana

Page 85: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

2. Saat dan Pascabencana

a. Tim Gerak Cepat bergerak dalam waktu 0 – 24 jam, setelah ada informasi kejadian bencana

Tim gerak cepat terdiri dari :

1. Pelayanan Medis

2. Surveilens : 1 orang

3. Petugas komunikasi : 1 orang

Dokter umum

1 orang

Dokter spesialis:

1 orang

Dokter spesialis anestesi :

1 orang

Perawat Mahir (perawat bedah, gawat darurat) :

2 orang

Tenaga D-IV:

1 orang

Apoteker/Asisten Apoteker:

1 org

Supir Ambulans: 1 orang

Page 86: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Tim RHA yaitu tim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan tim gerak cepat atau menyusul dalam waktu kurang dari 24 jam, minimal terdiri dari :

Dokter umum :

1 orang

Ahli Epidemiologi :

1 orang

Sanitarian : 1 orang

Page 87: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

3. TIM BANTUAN KESEHATAN, Yaitu Tim yang diberangkatkan berdasarkan Kebutuhan setelah tim Tim Gerak Cepat dan Tim RHA kembali dengan laporan dan hasil kegiatan di lapangan.

• PPGD

• ACLS Dokter Umum

• Pengelolaan Obat dan Alkes Apoteker/Asisten Apoteker

• Anestesi/Emergency Nursing Perawat Mahir

• APN dan PONED Bidan ( D-3 Kebidanan)

• Penanganan Kualitas Air Bersih dan Kesling Sanitarian (D-3 Kesling/Sarjana Kesmas)

• Penangganan Gizi darurat Ahli gizi (D-3/D-4/Sarjana Kesmas)

• Surveilens Penyakit Tenaga Surveilens ( D-3/D-4/Sarjana Kesmas)

• Pengendalian Vektor Ahli Entomolog (( D-3/D-4/Sarjana Kesmas)

Page 88: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 89: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 90: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 91: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 92: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 93: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 94: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 95: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 96: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 97: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 98: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 99: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Kebutuhan dokter anestesi

Page 100: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Kebutuhan perawat

Page 101: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Peningkatan kompetensi sdm kes.

Page 102: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 103: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 104: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 105: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 106: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 107: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Good Team work

Page 108: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PROSEDUR DARURAT KEBAKARAN

Page 109: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Keadaan DARURAT

Kondisi/situasi yang tidak normal:

• Terjadi secara tiba-tiba/mendadak

• Mengganggu kegiatan organisasi/kumunitas

• Perlu segera untuk ditanggulangi

Keadaan darurat bencana (disaster)

Page 110: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Jenis Keadaan Darurat

Natural hazard (Bencana Alamiah) Banjir Kekeringan Angin topan Gempa Petir

Technological Hazard (KegagalanTeknis) Pemadaman listrik Bendungan bobol Kebocoran nuklir Peristiwa Kebakaran/ledakan Kecelakaan kerja/lalulintas

Huru hara Perang Kerusuhan

Page 111: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

loss

es

Page 112: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Source Energy

INTENSITAS

TIME

Flashover

3 - 10 menit

STEDY Fully development fires

(600-1000 o C)

FIRE STAGE

Fenomena Kebakaran

Page 113: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Fire Alarm

Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin, sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera dilakukan

Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:

• Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau manual call point)

• Ada aktivasi dari detektor panas maupun asap

• Ada aktivasi dari panel/control room

Page 114: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Peringatan Tahap Pertama (Alarm Lantai)

• Peringatan (alarm) tahap I merupakan tanda bekerjanya sistem dan nampak pada:

– Panel alarm lantai,

– Panel alarm utama

• Pemberitahuan untuk siaga bagi seluruh karyawan/umum (public address)

Page 115: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Peringatan Tahap Kedua (Alarm Gedung)

Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi, setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran yang terjadi.

Perberlakuan evakuasi harus melalui sistem pemberitahuan umum

Page 116: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prosedur bagi… SELURUH PENGHUNI / KARYAWAN GEDUNG

• Saat Melihat Api

• Saat Mendengar Alarm Tahap I

• Saat Mendengar Alarm Tahap II

• Saat Evakuasi

• Saat Pengungsian di Luar Gedung

Page 117: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

SAAT MELIHAT API

TETAP TENANG JANGAN PANIK ! • Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan

memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil teriak kebakaran-kebakaran.

• Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus berteriak kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian yang lainnya.

• Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager, dan sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran /besarnya kebakaran, lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah dilakukan

• Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat.

• Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan lakukan evakuasi segera melalui pintu keluar (EXIT)

Page 118: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP I

• Kunci semua lemari dokumen / file.

• Berhenti memakai telepon intern & extern.

• Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.

• Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar.

• Selamatkan dokumen penting.

• Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman dari Fire Commander maupun Safety Representative.

Page 119: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP II

• Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan bergerombol dan bersedia untuk menerima instruksi.

• Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga darurat terdekat menuju tempat berhimpun di luar gedung.

• Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-barang milik pribadi yang tertinggal.

• Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan sekali-sekali mengunci pintu-pintu tersebut) Untuk mencegah meluasnya api dan asap

Page 120: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

SAAT EVAKUASI

• Tetap tenang, Jangan panik !

• Segera menuju tangga darurat yang terdekat

• Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI

• Lepaskan sepatu dengan hak tinggi

• Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan

• Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.

• Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang dibelakang anda

• Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.

Page 121: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

SAAT PENGUNGSIAN DI LUAR GEDUNG

Pusat berkumpulnya para pengungsi

• Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur

• Petugas evakuasi agar mencatat personil yang menjadi tanggung jawabnya.

• Apabila ada yang terluka, harap segara melapor kepada First Aider atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan

• Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman dimumumkan.

Page 122: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prosedur bagi…

Petugas Pemadam kebakaran dan Tim Pemadam Kebakaran

Ketika mendengar alarm atau diberitahu mengenai kejadian kebakaran, segera :

– Memastikan di mana lokasi kebakaran.

– Bergerak menuju lokasi kebakaran tersebut melalui jalan terdekat dengan membawa APAR.

– Melapor kesiagaan untuk tindakan pemadaman kepada Pemimpin Regu dan tim penyelamat

– Melakukan tindakan pemadaman kebakaran tanpa harus membahayakan keamanan masing-masing personil.

Page 123: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prosedur bagi…

Fire Commander (1)

Pada saat menerima informasi adanya kebakaran • Menuju Ruang POSKO Taktis dan memimpin operasi

pemadaman • Memastikan prosedur keadaan darurat dipatuhi dan

dilaksanakan • Memastikan Regu Pemadam Kebakaran telah dimobilisasi

untuk menindaklanjuti adanya alarm atau pemberitahuan kebakaran

• Memastikan bahwa pemberitahuan umum mengenai status keadaan siaga telah dilakukan

• Melaporkan status keadaan darurat kepada pimpinan

Page 124: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prosedur bagi…

Fire Commander (2) • Melakukan komuniksi intensif dengan Safety Representative

dan instansi terkait (Fire Brigade, ERT/emergency response team Area lain)

• Siaga untuk menerima laporan mengenai situasi dari Pemimpin Regu Pemadam Kebakaran/Fire Brigade yang berada di lokasi kebakaran dan menetapkan perlu tidaknya evakuasi total

• Selalu memantau mengenai status evakuasi, kondisi kebakaran, jumlah karyawan yang terjebak,

• Pastikan tersedianya peta, gambar bangunan, buku FEP (fire emergency plan), kunci-kunci yang diperlukan

Page 125: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prosedur bagi…

Petugas Evakuasi (1)

• Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi kebakaran ada di lantai tersebut, terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu agar segera menyelamatkan diri

• Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya, hambatan ataupun jebakan pintu tertutup.

• Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur dan memberi petunjuk tentang rute dan arus evakuasi menuju ke tempat berkumpul (assembly point / daerah kumpul) melalui jalan dan tangya darurat.

Page 126: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prosedur bagi…

Petugas Evakuasi (2)

Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada prosedur.evakuasi, antara lain › Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului

› Mengingatkan agar tidak membawa barang besar dan berat

› keluar gedung untuk menuju assembly area

› berkumpul ditempat yg ditentukan

› Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah aman.

Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di gedung/area kerja

Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka, pingsan, meninggal) .

Page 127: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prosedur bagi…

Teknisi (Electrical/Utility)

• Matikan peralatan pengendali listrik dan aliran gas yang bisa dikenai akibat kebakaran

• Pastikan bahwa peralatan pemadam kebakaran seperti misalnya Pompa dan Cadangan Air berfungsi dengan baik.

• Periksa daerah terbakar dan tentukan tindakan yang harus dilakukan

• Upayakan kelancaran sarana agar prosedur pengendalian keadaan darurat dan evakuasi berjalan baik

Page 128: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prosedur bagi…

Petugas Keamanan

• Mengatur lalu lalu lintas kendaraan yang keluar masuk • Dan menyediakan lokasi parkir untuk Fire Truck • Lakukan langkah pengamanan selama petugas pemadaman

bekerja memadamkan kebakaran dengan cara : – Mengatur lingkungan sekitar lokasi untuk memberikan ruang yang cukup

untuk mengendalikan kebakaran, – Mengamankan karyawan yang tidak bertugas dalam kebakaran.

• Mengamankan daerah kebakaran lantai tersebut dari kemungkinan tindakan seseorang misalnya mencuri barang-barang yang sedang diselamatkan diselamatkan, mencopet penghuni yang sedang panik, dll

• Menangkap orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan dan membawanya ke pos komando

Page 129: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

ALGORYTHM START

Asap/

Api

Respon

Security & FB

Safety

Representati

ve

Emergency Response Team

Fire

Comman

der

Fire

Brigade

Safety

Rep.

Evakuasi

Evaluasi

END

Alarm

Lantai

Alarm Gedung

Page 130: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Lapis III Bantuan dari lingkungan

Lapis IV Dinas Pemadam

Lapis II Fire Brigade

Lapis I ERT (Fire Warden)

POSKO

Penanggulangan Kebakaran

Page 131: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

LUKA BAKAR

RS PKU MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

Page 132: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

ILUSTRASI KASUS

Page 133: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

IDENTITAS

• Nama : Ny. NA

• Usia : 32 tahun

• Alamat :Yogyakarta Agama : Islam

• Pekerjaan : Usaha warung

• Pendidikan : -

• Status : Menikah

• Masuk RS : Tgl 25 Maret.

pukul 00.31

Page 134: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

ANAMNESIS

Keluhan utama

• Kulit wajah, kedua lengan, dan kaki kiri melepuh karena terkena api sejak delapan jam sebelum masuk rumah sakit.

Page 135: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Riwayat penyakit sekarang

• 8 jam SMRS, pasien sedang melayani pembeli di warungnya. Tiba-tiba kompor minyak tanah dari dalam warung meledak dan menyambar bensin yang juga dijual di warung tersebut. Pada saat api mulai menyambar warung, pasien berusaha keluar warung sambil berlari. Namun pasien tetap tersambar api walaupun sangat sebentar. Terkurung dalam ruangan (-), menghirup asap (-), sesak nafas (-), terbentur di kepala (-), pingsan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-)

Page 136: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Pasien kemudian dibawa ke RS Di Wates dan diberi perawatan luka dengan menggunakan salep, Pasien kemudian dirujuk ke RS PKU atas permintaan keluarga.

Page 137: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Riwayat penyakit dahulu

• Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal.

Riwayat penyakit keluarga

• Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal.

Page 138: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran compos mentis, BB 55 kg

• Primary survey

A : Bebas, bulu hidung tidak terbakar

B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler,

kedalaman cukup

C : Akral hangat, CRT < 2”, tekanan darah

100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebris

D : GCS 15, E4M6V5

Page 139: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Secondary survey

Kepala&wajah : deformitas (-), tampak bula pada sisi

kiri wajah, bibir edema (+)

Mata : kelopak atas mata kiri edema (+) dan

tidak dapat dibuka, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Leher : pembesaran KGB (-)

THT : sekret (-)

Dada : simetris dalam diam dan pergerakan

Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Abdomen : datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa,

BU (+) normal, H/L ttb

Ekstremitas : lihat status lokalis

Page 140: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Status lokalis

• Kepala dan leher : 4 %

• Trunkus anterior : 0 %

• Trunkus posterior : 0 %

• Ext. atas kanan : 2 %

• Ext. atas kiri : 3 %

• Ext. bawah kanan : 0 %

• Ext. bawah kiri : 2 %

• Genitalia : 0 % +

• Total : 11 %

Page 141: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 142: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• RUTIN Hb : 13,3 g/dL Ht : 40 % Leukosit : 16700/ L Trombosit : 343.000/ L MCV : 79 fl MCH : 27 pg MCHC : 34 g/dL • Lactate : 2,7 mmol/L • PT/APTT: 10,8 (12) / 30,8 (33,5)

• URINALISIS Sedimen Sel epitel : + Leukosit : 1-2 Eritrosit : 10-11 Silinder : - Kristal : - Bakteri : -

Page 143: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Berat jenis : 1.015

pH : 5

Protein : -

Glukosa : -

Keton : +

Darah/Hb : +

Bilirubin : -

Urobilinogen : 0,2

Nitrit : -

Esterase leukosit : -

• KIMIA DARAH

Ur/Cr : 23/0,8

SGOT/SGPT : 21/17

Albumin : 3,6

GDS : 105

Na : 144

K : 4,3

Cl : 108

Page 144: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

DIAGNOSIS KERJA

Luka bakar grade II 11% ec. api

Page 145: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

TATALAKSANA

• Pro rawat ULB/Isolasi • IVFD : Hes 6% 12 tts/menit Nacl 3% 500 ml/24 jam • Vitamin C 2x1 gr • Injeksi ATS

• Injeksi Antibiotik broad spectrum • Oralit 2x200 mL • Rawat luka dengan melolin,Mebo • Pethidin 1 mg/kg/drip

Page 146: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PEMBAHASAN UMUM

Page 147: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

DEFINISI

• Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

• Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.

Page 148: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

ETIOLOGI

• Paparan api

– Flame

– Benda panas (kontak)

• Scalds (air panas)

• Uap panas

• Gas panas

• Aliran listrik

• Zat kimia

• Radiasi

• Sunburn

Page 149: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

KLASIFIKASI LUKA BAKAR

• Derajat I

– Kerusakan terbatas pada bagian epidermis

– Kulit kering, eritema

– Nyeri

– Tidak ada bula

Page 150: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Derajat II

– Meliputi epidermis dan sebagian dermis

– Terdapat proses eksudasi

– Ada bula

– Dasar luka berwarna merah/pucat

– Nyeri

Page 151: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Derajat III

– Kerusakan meliputi seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam

– Tidak ada bula

– Kulit berwarna abu-abu dan pucat

– Kering

– Terdapat eskar

– Tidak nyeri

Page 152: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

LUAS LUKA BAKAR

Beberapa metode untuk menentukan luas luka bakar:

• Estimasi menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan = 1% luas permukaan tubuh.

Page 153: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa

– Luas kepala dan leher, dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%.

– Daerah genitalia = 1%.

Page 154: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil.

– Rumus 10 untuk bayi

– Rumus 10-15-20 untuk anak.

Page 155: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PEMBAGIAN LUKA BAKAR

• Luka bakar berat (major burn) – Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10

tahun atau di atas usia 50 tahun – Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain

disebutkan pada butir pertama – Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan

perineum – Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)

tanpa memperhitungkan luas luka bakar – Luka bakar listrik tegangan tinggi – Disertai trauma lainnya – Pasien-pasien dengan resiko tinggi

Page 156: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Luka bakar sedang (moderate burn) – Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,

dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 % – Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10

tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %

– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

• Luka bakar ringan – Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa – Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia

lanjut – Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak

mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

Page 157: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PATOFISIOLOGI

• PD yg terpajan suhu tinggi rusak& permeabilitas↑ sel darah rusak anemia

• Permeabilitas↑ edema bula yang mengandung banyak elektrolit volume cairan intravaskuler ↓

• Kerusakan kulit akibat luka bakar cairan ↓ akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.

Page 158: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Kontak

dengan

agen

kausal

Edema

mukosa

orofaring &

laring s/d

membran

alveoli

Obstruksi

lumen

(lebih sering

dijumpai,

terjadi pada

hari ke-2 s/d 4

pasca cedera)

Terbentuk

fibrin dan atau

partikel

karbon

bereaksi

dengan sekret

membentuk

cast (mucus

plug)

Disrupsi, silia

mukosa

nekrosis

kemudian

lepas

(sloughing

mucosa)

Inflamasi

mukosa,

hipersekresi

Obstruksi

(jarang

dijumpai,

terjadi 8 jam

pasca

cedera)

+

Gejala

berupa

suara

serak/stridor,

sulit

bernafas,

gelisah

(hipoksik)

Page 159: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA
Page 160: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Clinical Lung Injury

Alveolar Epithelial

Damage

Type II

pneumocyte

damage

Decrease

surfactant

production

Atelectasis and

Impaaired lung

compliance

Endothelial damage

Platelet agrgegation

Release of neutrophil

chemotactic aggregation

Neutrophil aggregation and release of

mediator:

- Oxygen Radicals

- Proteolytic enzymes

- Arachidonic Acid Metabolites

- PAF

Alveolocapilary membrane permeability

Exudation of fluid protein. RBCs into

interstitium

Pulmonary edema and hemorrhage with

severe impairment of alveolar ventilation

Right to left shunt, hyaline membrane

formation, and finally fibrosis

Acute respiratory failure

Complement (C5a)

Activation

Endotoxin

Macrophage

mobilization

Release of cytokines

(TNF, IL-1)

Vasocontriction

Decreased flow to

selected areas

V/Q Mismatching

Scheme of

ARDS !!

Page 161: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Cedera Panas

Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Imunosupresi

Sepsis

Malnutrisi

Kehilangan protein

MODS

Kematian

Transl. Bakteri

Paru Ginjal Usus

Syok

Edema

Insuf.

Paru ARF Ileus

ARDS ATN

Infeksi Luka

Page 162: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

FASE LUKA BAKAR

• Fase awal, fase akut, fase syok – Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau

trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.

• Fase setelah syok berakhir, fase sub akut – Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system

Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.

• Fase lanjut – Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi

jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain

Page 163: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Pembagian zona kerusakan jaringan

• Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang lsg mgalami kerusakan)

• Zona statis

– Daerah yang berada disekitar zona koagulasi

– Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit gangguan perfusi (no flow phenomena) -->

perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal

– 12-24 jam pasca cedera

Page 164: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Zona hiperemi

– Daerah diluar zona statis

– Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Page 165: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Zona hiperemi

– Daerah diluar zona statis

– Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis

Dermis

Jaringan Sub-Kutis

Zona Koagulasi

Zona Statis

Zona Hiperemi

Page 166: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah

• Urinalisis

• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit

• Analisis gas darah

• Radiologi – jika ada indikasi ARDS

• Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan MODS

Page 167: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

TATALAKSANA RESUSITASI

• Tatalaksana resusitasi jalan nafas: – Intubasi – Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan

morbiditas lebih besar dibanding intubasi) – Pemberian oksigen 100% – Perawatan jalan nafas – Penghisapan sekret (secara berkala) – Pemberian terapi inhalasi – Bilasan bronkoalveolar – Perawatan rehabilitatif untuk respirasi – Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki kompliansi

paru

Page 168: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Tatalaksana resusitasi cairan

• Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti. • Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini: Cara Evans Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya

diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Page 169: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Cara Baxter

Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.

Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Page 170: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Terapi pembedahan pada luka bakar

• Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu < 7 hari pasca cedera termis. Untuk mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan hemostasis dan juga “skin grafting” (dianjurkan “split thickness skin grafting”).

• Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi fasial

Page 171: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Skin grafting

• Tujuan dari metode ini: – Menghentikan evaporate heat loss

– Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi sesuai dengan waktu

– Melindungi jaringan yang terbuka

• Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat dilakukan secara split thickness skin graft atau full thickness skin graft

Page 172: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang – lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6) dengan mesin. mess grafting.

• Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya.

• Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin ‘dermatome’ ataupun dengan manual dengan pisau Humbly atau Goulian.

Page 173: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah: – Kulit donor setipis mungkin

– Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara : • Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut

tekan)

• Drainase yang baik

• Gunakan kasa adsorben

Page 174: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PROGNOSIS

• Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung: – Dalam dan luasnya permukaan luka bakar

– Penanganan sejak awal hingga penyembuhan

– Letak daerah yang terbakar

– Usia dan keadaan kesehatan penderita

– Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.

Page 175: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS),

dan Sepsis

Page 176: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

PEMBAHASAN KHUSUS

Page 177: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Dari pemeriksaan lab

– Leukosit ↑, disebabkan oleh reaksi inflamasi pada fase akut luka bakar.

• Pada pemeriksaan urin

– Eritrosit ↑, laktat ↑ pantau!!

dapat menyebabkan kerusakan tubulus ginjal yang permanen.

Page 178: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

• Resusitasi cairan cara Baxter 4 x BB x % luka bakar = 4 x 55kg x 11% = 2.420 mL / 24 jam

Hari pertama: 8 jam pertama 1.210 mL. 16 jam kemudian 1.210 mL. Hari ke-2: ½ cairan hari pertama = 1.210 mL/24 jam. Hari ke-3 ½ cairan hari kedua = 605 mL/24 jam. Jumlah cairan dapat dikurangi bahkan dihentikan bila diuresis pasien memuaskan dan pasien dapat minum tanpa kesulitan

Page 179: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Perawatan luka bakar

• Luka bakar dibersihkan dengan air hangat yang mengalir.

• Untuk menutup luka: kasa lembab steril dgn cairan RL atau salep

Balutan dinilai dalam waktu 24-48 jam. • Dapat dilakukan insisi pada bula yg luas utk

mengeluarkan transudat tanpa membuang epidermis yang terlepas.

Epidermis yang terlepas ini dijadikan penutup luka. Lalu diletakkan tulle di atas graft bungkus dengan kasa lembab selama 2-3 hari, beri salep antibiotik sampai tjd epitelisasi.

• Pada bula-bula yang kecil cukup dilakukan aspirasi menggunakan semprit

Page 180: MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA

Prognosis

• Prognosis ad vitam :bonam

• Prognosis ad functionam : bonam

• Prognosis ad sanactionam: bonam