MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

13
161 MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN LAYANAN AKADEMIK DI DAYAH MUDI MESRA SAMALANGA Syadidul Kahar Dosen STIT Babussalam Kutacane e-mail: [email protected] Abstract: Public relations management is still generally integral to the management of an educational institution-based management. So in this case, one of the most important objectives in this public relations management is to improve the academic service. The research method in this study is qualitative, this study was conducted in Dayah Mudi Mesra Samalanga. The results were found that the supporting factors of public relations management include: a) human resources in Dayah, C) High achievement of Dayah, D) The height of society Animo of Dayah, E) Stakeholders who support the activities of Dayah, F) The location of the Dayah Strategic. As for the inhibitory factor in public relations management is the absence of sub-sections or head of affairs that specifically handles public relations so that public relations programs have not run optimally and the level of parental participation in the PR program has not Completely maximum. In improving academic services through public relations management, in this case aims to make a superior institution in the management of the Dayah effectively and efficiently to produce academic and ecoluler excellence in the students expressed Graduated for an education level in Dayah or completed a learning program in Dayah. So the quality of education that is intended here is the ability of educational institutions in leveraging the educational resources to improve learning skills as optimal as possible. Keyword: Management, Society and Academic Services. PENDAHULUAN Lembaga pendidikan merupakan salah satu organisasi pendidikan yang mempunyai suatu kekuatan untuk mem- bantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang mereka harapkan. Lembaga pendidikan yang baik adalah yang bisa mencetak siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan dapat memanfaat- kan Guru-guru yang berkualitas baik serta mendapatkan kepercayaan dari masya- rakat karena visi dan misi yang jelas. Saat ini banyak lembaga yang tidak bisa mem- fungsikan manajemennya dengan baik, walaupun lembaga pendidikan yang pada awalnya benar benar berusaha meren- canakan manajemennya dengan sangat baik, akan tetapi pada akhirnya hasil yang mereka peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan tidak sedikit lembaga yang merasa kesulitan untuk mereali- sasikan rencana yang sudah mereka buat sendiri. Namun dilain sisi, tidak sedikit pula lembaga yang berhasil mengatur manajemennya dengan baik dan hasil yang mereka peroleh pun sesuai dengan yang mereka harapkan, yang pada akhir- nya lembaga tersebut bisa berkembang dengan pesat. Mutu pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga pendi- dikan dalam mendayagunakan sumber- sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. 1 Mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan, dewasa ini semua lembaga 1 Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 159.

Transcript of MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

Page 1: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

161

MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN LAYANAN AKADEMIK DI DAYAH MUDI MESRA SAMALANGA

Syadidul Kahar

Dosen STIT Babussalam Kutacane

e-mail: [email protected]

Abstract: Public relations management is still generally integral to the management of an educational institution-based management. So in this case, one of the most important objectives in this public relations management is to improve the academic service. The research method in this study is qualitative, this study was conducted in Dayah Mudi Mesra Samalanga. The results were found that the supporting factors of public relations management include: a) human resources in Dayah, C) High achievement of Dayah, D) The height of society Animo of Dayah, E) Stakeholders who support the activities of Dayah, F) The location of the Dayah Strategic. As for the inhibitory factor in public relations management is the absence of sub-sections or head of affairs that specifically handles public relations so that public relations programs have not run optimally and the level of parental participation in the PR program has not Completely maximum. In improving academic services through public relations management, in this case aims to make a superior institution in the management of the Dayah effectively and efficiently to produce academic and ecoluler excellence in the students expressed Graduated for an education level in Dayah or completed a learning program in Dayah. So the quality of education that is intended here is the ability of educational institutions in leveraging the educational resources to improve learning skills as optimal as possible.

Keyword: Management, Society and Academic Services.

PENDAHULUAN Lembaga pendidikan merupakan

salah satu organisasi pendidikan yang mempunyai suatu kekuatan untuk mem-bantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang mereka harapkan. Lembaga pendidikan yang baik adalah yang bisa mencetak siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan dapat memanfaat-kan Guru-guru yang berkualitas baik serta mendapatkan kepercayaan dari masya-rakat karena visi dan misi yang jelas. Saat ini banyak lembaga yang tidak bisa mem-fungsikan manajemennya dengan baik, walaupun lembaga pendidikan yang pada awalnya benar benar berusaha meren-canakan manajemennya dengan sangat baik, akan tetapi pada akhirnya hasil yang mereka peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan tidak sedikit lembaga

yang merasa kesulitan untuk mereali-sasikan rencana yang sudah mereka buat sendiri. Namun dilain sisi, tidak sedikit pula lembaga yang berhasil mengatur manajemennya dengan baik dan hasil yang mereka peroleh pun sesuai dengan yang mereka harapkan, yang pada akhir-nya lembaga tersebut bisa berkembang dengan pesat.

Mutu pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga pendi-dikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.1 Mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan, dewasa ini semua lembaga

1Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis

Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 159.

Page 2: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli-Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

162 | Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Peningkatan Layanan Akademik Di Dayah Mudi Mesra…

pendidikan berorientasi pada mutu. Lembaga pendidikan dikatakan bermutu jika input, proses dan hasilnya dapat memenuhi persyaratan yang dituntut oleh pengguna jasa pendidikan. Bila perfor-mance-nya dapat melebihi persyaratan yang dituntut oleh stakeholder (user), maka suatu lembaga pendidikan baru bisa dikatakan unggul. Hal ini karena tuntutan persyaratan kualitas yang dikehendaki para pengguna jasa terus berubah dan berkembang dan terus berkembang, maka pengertian mutu juga bersifat dinamis, terus berkembang dan terus berada dalam suasana rivalitas yang terus-menerus.

Lembaga pendidikan merupakan salah satu organisasi yang mempunyai suatu kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang mereka. harapkan. Lembaga pendidikan yang baik mutunya adalah yang bisa mencetak peserta didik ber-prestasi tinggi dan dapat memanfaatkan guru-guru yang berkualitas baik serta mendapatkan kepercayaan dari masya-rakat sekitar. Pada prinsipnya Lembaga pendidikan sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi bermutu baik atau unggul dengan sendirinya, melainkan melalui berbagai upaya peningkatan mutu pendidikannya. Disini pimpina dalam lembaga pendidikan bersama stakeholders lainnya berusaha melakukan sesuatu, mengubah “status quo” agar lembaga pendidikan menjadi lebih baik. Demikian sehingga bilamana ada lembaga pendi-dikan yang baik, disamping banyak yang tidak baik maka dapat diamati bagaimana lembaga pendidikan yang baik tersebut melakukan berbagai program peningkatan mutu, berbagai perubahan atau berbagai pembaruan.

Peningkatan mutu pendidikan hanya akan terjadi secara efektif bilamana di-kelola melalui manajemen yang tepat. Akan tetapi begitu banyak lembaga yang tidak menfungsikan manajemennya dengan baik. Memang pada awalnya mereka berusaha merencanakan mana-

jemen dengan baik tetapi hasil tidak seperti yang diharapkan.Bahkan tidak sedikit lembaga yang merasa kesulitan untuk merealisasikan rencana yang mereka buat sendiri. Hal ini yang menyebabkan lembaga pendidikan ter-tinggal dengan lembaga pendidikan yang lain. Walaupun demikian tidak sedikit lembaga mengatur manajemen dengan sangat baik sehingga berkembang. Kita harus menyadari bahwa masyarakat me-miliki peranan yang sangat penting ter-hadap keberadaan, kelangsungan bahkan kemajuan lembaga pendidikan Islam. Setidaknya salah satu parameter penentu nasib lembaga pendidikan adalah masya-rakat. Bila ada lembaga pendidikan Islam yang maju, hampir bisa dipastikan salah satu faktor keberhasilan tersebut keter-libatan masyarakat yang maksimal.2 Disini kunci kepercayaan masyarakat menjadi salah satu kunci kemajuan lembaga pendi-dikan dan harus dikelola atau dimenej dengan baik. Pada dasarnya manajemen merupakan kemampuan dan ketrampilan untuk mengatur agar memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan me-lalui kegiatan orang lain. Terlihat dengan jelas manajemen mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan lembaga di masa yang akan datang. Selain itu kerjasama antar bagian dan kesadaran akan tanggungjawab masingmasing bagian juga merupakan faktor penting. Salah satu yang berperan disini adalah manajemen humas. Manajemen humas ini manajemen yang mengatur hubungan antara lembaga dan masyarakat. Mana-jemen humas mempunyai peranan besar bagi perkembangan lembaga karena bagaimanapun suatu lembaga tidak mungkin berkembang dengan baik tanpa adanya hubungan baik dengan masyarakat sekitar apalagi lembaga pendidikan madrasah.

2Sondang Siagian, Administrasi Pem-

bangunan. (Jakarta: Gunung Agung, 1974), h.44

Page 3: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli – Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Syadidul Kahar |163

Menjelaskan tentang pendidikan di dayah yang dimaksud adalah proses belajar mengajarnya dilakukan melalui struktur, metode dan literatur tradisional, berupa pendidikan di dayah dengan jenjang yang bertingkat, ataupun pemberi-an pengajaran dengan sistem halaqah dalam bentuk wetonan atau sorogan. Ciri utama dari pengajaran tradisional ini adalah cara pemberian ajarannya yang di-tekankan pada penangkapan harfiah atas suatu kitab (teks) tertentu. Selama ini dayah salafi cendrung mendapatkan stigma sebagai lembaga pendidikan yang out of date, konservatif, eksklusif, dan teralienasi. Hal ini disebabkan, dayah dengan pola pendidikan tradisional me-miliki kelemahan baik dari segi mana-jemen, life skill, maupun sarana dan pra-sarana. Otonomisasi pendidikan dengan manhaj (kurikulum) yang mandiri dan tertutup juga merupakan salah satu factor munculnya stigma tersebut. Sebagai pusat transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional (transmission of Islamic knowledge) dan pusat reproduksi ulama (reproduction of ulama), dayah salafi harus mempertahan-kan tradisi dan tata nilai yang masih relevan (al muhafadhat ‘ala al-qadim al-shalih).3 Namun dipihak lain, secara selek-tif harus beradaptasi dengan pola baru yang dapat menopang kelanggengannya (al-akhdzu bi al jadid al-ashlah). Ketika proses akomodasi ini berjalan, maka sebagai sentrum pembangun masyarakat, dayah harus melakukan refungsionalisasi, terlebih lagi era globalisasi telah mem-pengaruhi perkembangan sosial dan budaya. Ada beberapa dayah mulai me-rubah orientasinya, dari penguasan ilmu-ilmu agama menambah dengan penguasa-an ilmu umum. Dayah yang semula hanya memfokuskan pada pendidikan salaf saja, namun sekarang dengan pengembangan sistem pendidikan yang memasukkan materi-materi pelajaran umum, santri

3Hamdiah M. Latif, “Tradisi dan Vitalitas

Dayah (Kesempatan dan Tantangan),” dalam Didaktika, Vol. VIII, No.2, September 2007, h. 14

dapat bersaing dalam era modern yang mana manusia tidak cukup hanya ber-bekal dengan moral yang baik saja, akan tetapi perlu dilengkapi dengan keahlian atau keterampilan yang relevan dengan kebutuan kerja.

Perkembangan dayah seperti di-sebutkan di atas juga dapat kita lihat dengan bermunculannya dayah dengan model pendidikan khalaf (modern). Model pendidikan modern di dayah ditandai bukan hanya menyelenggarakan pendi-dikan Islam tradisional tetapi juga menyelenggarakan pendidikan formal di dalamnya. Dayah khalaf adalah lembaga pendidikan dayah yang memasukan pela-jaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau dayah yang menyelenggarakan tipe-tipe sekolah umum seperti SMP, SMA dan bahkan perguruan tinggi dalam lingkungannya. Sejalan dengan penyelenggaraan pendi-dikan formal di dalamnya, beberapa dayah modern menggalami pengembanggan pada aspek manajemen, organisasi, dan administrasi penggelolan keuanggan. Per-kembanggan ini dimulai dari perubahan gaya kepemimpinan dayah dari karismatik ke rasionalistik, dari otoriter paternalistic ke diplomatik partisipatif. Beberapa dayah sudah membentuk badan pengurus harian sebagai lembaga payung yang khusus mengelola dan menanggani kegiatan-kegiatan dayah. Misalnya pendidikan formal, diniyah, penggajian majelis ta’lim, sampai pada masalah penginapan (asrama santri), kerumah tanggaan, kehumasan. Dayah pada tipe ini pembagian kerja antar unit sudah berjalan denggan baik, meskipun tetap saja Tengku (pimpinan) memiliki pengaruh yang kuat.

Keberhasilan sistem pendidikan dayah sangat dipengaruhi oleh penataan sistem manajerialnya. Dalam hal ini yang dimaksud ialah perlunya dayah salafi mengakomodasi prinsip-prinsip mana-jemen modern. Dalam kebanyakan kasus, dayah salafi menerapkan sistem mana-jemen yang umumnya masih konven-

Page 4: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli-Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

164 | Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Peningkatan Layanan Akademik Di Dayah Mudi Mesra…

sional. Dengan demikian dari beberapa kelemahan di atas, dayah harus meman-dang bahwa untuk tetap dapat berdiri eksis di tengah perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat perlu untuk me-nerapkan manajemen dengan kepemim-pinan yang lebih direncanakan dan dipersiapkan sebelumnya. Dayah salafi yang telah mulai menerepakan mana-jemen modern salah satunya adalah dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga kabupaten Bireuen. Perkembangan dayah MUDI Mesra tidak terlepas dari pembenahan di bidang manajemen. Bahkan hampir setiap hal yang berlangsung di MUDI Mesra terstruktur dengan rapi dan teratur di bawah sistem manajemen.

Di antaranya adalah bidang pendi-dikan, bidang kurikukulum, bidang ke-disiplinan santri dan guru, bidang hubungan dengan masyarakat, bidang keterampilan, bidang pembangunan, bidang penguasaan bahasa asing, bidang penelitian, bidang sarana, bidang organi-sasi dan sebagainya. Kegiatan tersebut berlangsung dengan megalami beberapa tahapan manjemen yaitu, tahap peren-canaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Disinilah perlu adanya pemahaman terhadap masayarakat ter-hadap konsep dayah sekarang bahwa telah melakukan perubahan sehingga tidak terkesan bahwa dayah identik dengan klasik. Maka peran humas sangat dibutuhkan untuk hal ini, maka disini peneliti ingin mengungkap bagaimana manajemen humas dalam meningkatkan layanan akademik di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis pene-litian kualitatif, dalam penelitian kualitatif realitas kehidupan secara menyeluruh adalah merupakan setting alami atau wajar yang tidak dapat dipahami secara terpisah, karena sesungguhnya tidak hanya sekedar kumpulan dari bagian-

bagian. Karena tingkah laku dan kata-kata peneliti berpotensi mempengaruhi orang-orang yang diteliti, maka penelitian ini dilakukan dalam konteks yang sesungguh-nya secara wajar sehingga diperoleh pe-mahaman yang relatif utuh dan obyektif.4 Metode kualitatif digunakan untuk men-deskripsikan manajemen humas di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dalam meningkatkan layanan akademik.

Sumber data dalam penelitian ini diambil dari beberapa sumber, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Pengurus harian Dayah MUDI Mesjid

Raya Samalanga beserta staf yang ter-kait. Ini dilakukan agar dapat mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak yayasan dalam mengelola pendidikan pesantren.

2. Mudir/pimpinan Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga, guru, karyawan dan santri. Ini dilakukan agar dapat mengetahui proses pelaksanaan pengelolaan mana-jemen dan pengembangan pendidikan di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga.

3. Para stakeholder dayah yang terdiri dari komite dayah, tokoh masyarakat setempat, wali santri dan pihak-pihak yang ikut mendukung keberlangsungan pendidikan di dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga.

Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam pene-litian ini meliputi wawancara, observasi atau pengamatan, dokumentasi Menurut Milles dan Huberman, dalam pengumpulan data yang terekam melalui berbagai macam cara, baik wawancara, intisari dokumen, rekaman atau observasi lainnya dengan diproses lebih lanjut dalam bentuk catatan ketikan atau suntingan. Huberman menggambarkan model analisis data yang telah ada yaitu model aliran yang terdiri dari waktu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

4Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam

dengan Pendekatan Multidisipliner,(Jakarta: Raja-wali Pers, 2010), h. 351

Page 5: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli – Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Syadidul Kahar |165

kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan atau pengurangan, penyeder-hanaan, dan pentransformasian data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah menyampaikan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya pena-rikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data perlu diusahakan dengan sistematik, penuh kepedulian, kretivitas dan usaha tanpa henti sampai berhasil menarik kesimpulan dan pemaknaan-pemaknaannya. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Temuan Penelitian

Pesantren LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga yang dipimpin oleh Tgk. H. Hasanoel Bashry HG terletak di kawasan yang cukup strategis di kawasan yang tidak terlalu dekat dengan keramaian kota sehingga suasana pondok pesantren tidak terganggu dengan hirukpikuknya ke-ramaian kota. Untuk sampai ke pondok pesantren LPI MUDi Mesjid Raya ini bisa melalui jalan menuju pusat kota Samalanga yang karena banyaknya jumlah pesantren yang terletak dalam wilayah kota ini sehingga dijulukinya kota Samalanga sebagai Kota Santri, kemudian dari pusat kota Samalanga kita cukup melalui jalan yang bernama Jln. Mesjid Raya yang mana jarak antara pusat kota Samalanga dengan Dayah MUDI Mesjid Raya hanya berjarak 1,2 km. Tepat di tengah-tengah pesantren terletak Mesjid Raya Poe Teumeureuhom yang telah berdiri sejak masa Sultan Iskandar Muda. Adanya mesjid di tengah-tengah pesan-tren sangat membantu proses ibadah dan belajar sehari-hari yang berlangsung di pesantren dan juga acara akhir tahun yang selalu diselenggarakan menjelang tahun baru hijriyah yang berupa perlombaan-perlombaan yang bisa menambahkan wawasan dan pengetahuan santri sehing-ga membuat suasana pesantren senantiasa semarak.

Pondok Pesantren LPI MUDI Mesjid Rayadi bawah pimpinan Tgk. H. Hasanoel Bashry HG berada di bawah naungan Yayasan Al-Aziziyah. Dalam memimpin dan mengatur organisasi pesantren, Tgk. H. Hasanoel Bashry HG memberikan ke-sempatan kepada siapapun yang mem-punyai kemauan serta kemampuan yang sesuai di bidang dan keahliannya untuk terlibat di dalamnya. Dalam mengatur kepengurusan sehari-hari pun pimpinan Pesantren MUDI Mesjid Raya tidak langsung terjun tangan sendiri tapi hanya memberi perintah kepada kepala-kepala bagian dalam organisasi. Adapun pendi-dikan yang diselenggarakan 1. Pendidikan formal yang terdapat di

dayah mudi mesjid raya samalanga hanya taman kanak-kanak (TK) yang barnuansa islami.

2. Pendidikan non formal a. Pendidikan dayah salafi, dengan

Metode pengajaran dan pendidikan di lembaga ini terdiri dari tiga tingkat : - Tajhizi (Matrikulasi) 1 tahun - Aliyah 3 tahun - Takhassus (Makhad ‘Ali) 4 tahun

b. Madrasah Tsanawiyah (Paket B). Paket ini adalah kegiatan pendi-dikan formal yang diselenggarakan oleh Yayasan dengan berkerjasama dengan Kanwil Departemen Agama. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan pendidikan formal untuk santri yang belum menyelesaikan pendidikan tingkat menengah pertama dalam rangka menyahuti program wajib belajar tingkat dasar.

c. Majlis Taklim Kegiatan majlis taklim ini adalah kegiatan pendidikan agama bagi masyarakat khususnya kepada para Ibu dan Bapak yang ada di desa-desa. Kegiatan ini dilak-sanakan di beberapa titik, di mana tenaga pengajarnya disediakan oleh Dayah.

Page 6: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli-Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

166 | Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Peningkatan Layanan Akademik Di Dayah Mudi Mesra…

d. Balai Pengajian Al-Aziziyah Balai pengajian ini dikhususkan sebagai tempat belajar anak-anak remaja pada malam hari.

e. TPQ Muhazzabul Akhlak Al-Aziziyah TPQ ini menyelenggarakan pendi-dikan agama bagi anak-anak pada waktu sore hari. Untuk sekarang ini TPQ tersebut mengasuh lebih kurang 500 anak-anak yang berada di sekitar Samalanga.

Untuk mengembangkan ekonomi dayah, sudah dibentuk beberapa unit usaha yang hasilnya untuk saat ini sangat memuaskan : 1. Koperasi Pesantren (Kopentren),

Kopentren ini telah lahir sejak (1982) Sekarang ini koperasi yang diberi nama dengan Kopentren al-Barkah

2. Toko Waserda (kelontong) di komplek Dayah

3. Kantin guru dan kantin santri 4. Toko barang pecah belah di pasar Ulee

Gle 5. Usaha pertanian dan perkebunan 6. Usaha perternakan 7. Dll.

Sebagai lembaga yang fokus ter-hadap pendidikan program lanjutan yang direncanakan oleh Yayasan adalah pengembangan program yang sedang ber-jalan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengem-bangan pendidikan. Adapun program terpadu di Dayah Mudi Mesra Samalanga ini adalah: a. Ma’had ‘Aly bisa dikatakan sebagai

program unggulan pondok pesantren MUDI Mesjid Raya yang bertujuan untuk mencetak kader-kader ulama yang menguasai penuh ilmu ke-Islaman dan juga mahir dalam pengetahuan umum.

b. Selain itu, program penguasaan bahasa asing juga menjadi salah satu program yang mendapat perhatian besar yang untuk memperlancar program ini pihak pesantren mem-bentuk bidang khusus penguasaan

bahasa asing yang diberi nama Mabna Lughah.

Model manajemen hubungan se-kolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang diren-canakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh sungguh, disertai pem-binaan secara kontinyu untuk men-dapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, dan khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah.5 Simpati masyarakat akan tum-buh melalui upaya-upaya sekolah dalam menjalin hubungan secara intensif dan proaktif di samping membangun citra lembaga yang baik. Di era global setiap lembaga pendidikan dituntut untuk bisa memadukan antara kepentingan sosial dengan pendekatan promosi dan pema-saran. Memadukan dua kepentingan ter-sebut merupakan karakteristik tersendiri bagi lembaga pendidikan.Fungsi mengelola informasi kepada publik inter-nal dan publik eksternal ini yang menjadi bidang garapan manajemen humas. Lembaga pendidikan yang merupakan suatu sistem yang terbuka pasti akan mengadakan hubungan dengan masya-rakat sekelilingnya.

Sekolah yang maju pasti akan banyak mengadakan hubungan dengan lembaga lain di luar sekolah. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan menfungsikan jalinan kerjasama tersebut, tidak lepas dari ruang lingkup manajemen humasnya dengan menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat. Suatu madrasah akan tetap dipercaya sebagai sekolah favorit yang berkualitas baik, unggul, mampu menghasilkan out put yang lebih kompeten berdaya saing dengan lulusan sekolah lain. Hal ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi sekolah lain dalam rangka untuk memajukan mutu sekolahnya. Bidang selanjutnya dalam humas adalah masalah ketertiban lembaga. Di bawah

5E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesi-

onal dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 164

Page 7: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli – Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Syadidul Kahar |167

bidang ini ada lima urusan yaitu ke-amanan lembaga, mahram, hubungan ilegal, lalu lintas dan piket posko. Kaur keamanan lembaga bertugas menjadwal-kan jaga malam bagi santri yang telah belajar di tingkat takahssus dan mengatur guru piket pengontrol jaga malam. Kaur mahram bertugas membuat kartu mahram, memproses dan memberikan izin pulang bagi santriwati yang dijemput oleh mahram. Kaur hubungan ilegal ber-tugas menjaga santri dan guru supaya tidak berhubungan dengan yang bukan mahram baik pada kegiatan dalam komplek dayah seperti memasak bersama atau kegiatan di luar komplek seperti menjemput pulang. Bila ada santri atau guru yang berhubungan dengan selain mahram maka dianggap telah melakukan hubungan ilegal dan akan ditindak oleh kaur hubungan ilegal. Hukuman yang di-berikan beragam, mulai dari skor sampai dikeluarkan dari dayah bila hubungan tersebut telah melampaui batas.

Kaur lalu lintas bertugas menertib-kan kendaraan yang melewati area dayah dan mengatur tempat parkir, baik kendaraan milik dayah, milik dewan guru, atau kendaraan tamu yang berkunjung. Kaur piket posko bertugas mengatur santri yang bertugas piket di posko, menerima barang-barang kiriman serta menerima tamu yang berkunjung ke dayah yang sifatnya pribadi (bukan tamu undangan dayah). Bidang dalam humas beriktunya adalah kedisiplinan dan kriminal. Di bawahnya terdapat empat bidang urusan yaitu keluar komplek, ke-sopanan rambut, pencurian dan narkoba. Masalah perizinan keluar komplek santri diatur oleh Kaur keluar komplek dan jajarannya. Kaur kesopanan rambut ber-tugas mengontrol rambut santri yang panjang. Kaur pencurian bertugas mem-proses masalah pencurian yang terjadi dalam lingkungan lembaga. Kaur narkoba bertugas mencegah penggunaan narkoba di lingkungan dayah. Apabila ada santri atau guru yang kedapatan menggunakan

atau mengedarkan narkoba akan segera ditahan dan diserahkan ke pihak ke-polisian.

Bidang lainnya dalam humas adalah penerimaan tamu. Di bawahnya terdapat tiga bagian yaitu dekorasi, konsumsi dan penginapan. Mereka akan bekerja pada posisinya masing-masing bila ada tamu khusus yang berkunjung, baik undangan atau kunjungan resmi yang bersifat kelembagaan. Kunjungan resmi biasanya diberitahukan terlebil dahulu, jadi pihak dayah akan ada waktu untuk mempersiap-kan penyambutan dan jamuan. Bidang berikutnya adalah intelijen. Tugasnya mencari informasi yang terjadi di seputaran lingkungan dayah atau di luar. Dayah merupakan salah satu kelompok sosial yang bisa dimasuki oleh siapa saja dari latar belakang yang berbeda. Tidak terkecuali orang-orang yang pernah ber-masalah di luar. Untuk menjaga nama baik lembaga inilah tugas yang dilakukan oleh kaur intelijen. Santri atau guru yang ber-masalah dengan hukum akan diserahkan ke pihak berwajib dan dikeluarkan dari lembaga. Terakhir dalam Humas adalah bidang protokoler. Tugasnya sebagai perantara bila ada tamu yang ingin bertemu dengan Mudir Ma’had. Tempat dan waktu pertemuan akan diatur oleh pihak protokoler. Semua unit kerja dalam Humas mulai bertugas setelah pelantikan dan berakhir masa jabatannya selama satu tahun ajaran.

Sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, dayah masih menggunakan prinsip gotong-royong dalam segala hal di lingkungannya. Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga membentuk satu bagian pengurus khusus untuk menagani masalah ini. Bidang tersebut adalah bidang ke-tenagakerjaan. Tugas dari unit kerja ini adalah mengatur lokasi gotong royong umum santri setiap hari jum’at, mengatur piket kebersihan komplek setiap hari, menyediakan fasilitas kebersihan, men-data fasilitas umum yang rusak, dan mengatur giliran kerja santri untuk

Page 8: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli-Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

168 | Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Peningkatan Layanan Akademik Di Dayah Mudi Mesra…

pembangunan dayah. Perencanaan yang dilakukan oleh bagian ketenagakerjaan juga di awal tahun ajaran, yaitu melalui rapat kerja setelah resmi dilantik. Bidang di bawahnya meliputi kebersihan kom-plek, kebersihan asrama, tenaga kerja dan fasilitas. Perencanaan dia awal tahun biasanya memilih penangggung jawab setiap bidang dan melakukan revisi beberapa peraturan dari peraturan lama yang telah baku. Seperti mengatur jama’ah bagi santri yang bertugas piket sore. Biasanya mereka tidak diwajibkan ber-jamaah asar, untuk menghindari ada santri yang tidak atau terlambat menger-jakan shalat, maka pihak naker membuat satu tempat khsusus untuk jamaah bagi petugas piket ini.

Secara umum bidang yang diren-canakan di awal tahun adalah pendataan fasilitas baik yang masih bagus atau ada yang perlu diperbaiki, pembahasan sanksi bagi pelanggar aturan kebersihan, serta rencana pengadaan fasilitas kerja dan kebersihan yang baru. Untuk perencanaan yang lebih spesifik biasanya dilakukuan setelah pendataan, kemudian barulah dibentuk unit-unit kerja untuk menindak lanjuti masalah tersebut.30 Secara rinci dokumen perencanaan naker bisa dilihat pada agenda rapat di daftar lampiran. Dayah tidak membayar petugas khusus di bidang kebersiha dan pembangunan. Hal ini dimaksudkan supaya santri dayah terbiasa dengan kemandirian dan bisa membentuk karakter santri supaya tidak bersikap angkuh dan sombong. Sebagai-mana diketahui santri yang belajar di dayah berasal dari keluarga yang berbeda, namun setelah menjadi santri semuanya diperlakukan sama. Tidak ada perbedaan status sosial, semua santri tetap harus membuang sampah, membersihkan toilet, bahkan harus masuk selokan untuk mem-bersihkannya. Dengan kegiatan ini diharapkan semua sikap takabur yang ada bisa dihilangkan

Manajemen Hubungan Masyarakat dalam Meningkatkan Layanan Akademik

Hubungan masyarakat adalah me-numbuhkan hubungan baik antara se-genap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan pengertian dan kemampuan publik dan opininya yang menguntungkan (saling kerja sama).6 Dari pengertian tersebut dapat diambil kesim-pulan bahwa hubungan masyarakat me-rupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh goodwill, kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari publik. Sasaran hubungan masyarakat adalah menciptakan opini publik yang mengun-tungkan semua pihak (lembaga pendi-dikan islam dan masyarakat). Hubungan masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi atau perusahaan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh para petugas hubungan masyarakat, yaitu: 1. Kemampuan mengamati dan mengana-

lisis persoalan 2. Kemampuan menarik perhatian 3. Kemampuan mempengaruhi pendapat 4. Kemampuan menjalin hubungan dan

suasana saling percaya. Dari keempat persyaratan dasar ter-

sebut, kedudukan hubungan masyarakat adalah sebagai peneliti, penilai selera dan sikap masyarakat, menyelaraskan organi-sasi dengan kepentingan umum, serta merumuskan dan melaksanakan suatu program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Dayah sebagai fungsi organisasi harus melaksanakan fungsi organisasinya dalam penerapan administrasi pendidikan, yaitu dengan memperhatikan komponen ling-kungan sebagai salah satu faktor dalam

6Frank Jefkins, Public Relation, terj. Haris

Munandar, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 9.

Page 9: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli – Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Syadidul Kahar |169

pendidikan. Masyarakat sebagai ling-kungan sekolah harus diperhatikan dan dikondisikan oleh Dayah agar masyarakat dapat terlibat dalam pengelolaan Dayah. Fungsi utama hubungan masyarakat adalah menumbuhkan dan mengembang-kan hubungan baik antara lembaga organisasi dengan publiknya dalam rangka menanamkan pengertian, menum-buhkan motivasi dan partisipasi publik supaya menciptakan pendapat atau opini yang menguntungkan lembaga atau organisasi. Hal inilah yang menjadi per-timbangan di Dayah Mudi Mesra Samalanga dalamm meningkatkan layanan akademik melalui manajemen hubungan masyarakat.

Fungsi hubungan masyarakat adalah upaya yang terencana dan terorganisasi dari sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat mempunyai fungsi timbal balik, dengan menumbuhkan sikap dan gambaran masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Serta ber-usaha mengenali hal-hal yang dapat me-nimbulkan sikap negative dalam masya-rakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan dilakukan. Tujuan hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah:7 1. Mengembangkan pembinaan pengerti-

an masyarakat tentang semua aspek atau bidang pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Ini dilakukan agar masyarakat termotivasi untuk bisa memberikan bantuan yang maksimal terhadap terlaksananya program-program sekolah tersebut.

2. Menampung harapan-harapan tentang tujuan pendidikan di sekolah, yang dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan rutin antara sekolah dengan masyarakat. Hal ini

7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah,… h.

164.

perlu karena lulusan sekolah akan kembali ke masyarakat, maka tujuan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Memperoleh partisipasi, dukungan, bantuan secara konkrit dari masya-rakat, baik berupa tenaga, sarana maupun dana demi kelancaran ter-capainya tujuan pendidikan.

4. Menumbuh dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarakat terhadap kelangsungan program pendidikan di sekolah.

5. Mengikutsertakan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang di-hadapi sekolah, menyangkut per-masalahan siswa, guru, perlengkapan, keuangan dan perumusan tujuan sekolah.

Jadi pada intinya sekolah diharapkan dapat melaksanakan hubungan dengan masyarakat secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga masyarakat dapat membantu program sekolah dan kerjasama yang baik. Tugas dan kewajiban utama hubungan masyarakat adalah: 1. Menyampaikan pesan, informasi dari

perusahaan secara lesan, tulis atau visual kepada publiknya, sehingga masyarakat memperoleh pengertian yang benar, tepat mengenai kondisi perusahaan, tugas dan kegiatannya.

2. Melakukan studi dan analisis atas tang-gapan publik terhadap kebijaksanaan dan tindakan perusahaan.

3. Menyampaikan fakta-fakta dan pen-dapat kepada para pelaksana tugas guna membantu mereka dalam mem-berikan pelayanan yang mengesankan publik.

Kerja Sama Hubungan Masyarakat Dengan Lingkungan Luar Lembaga

Salah satu tujuan dari hubungan masyarakat adalah mempererat hubungan dengan orang-orang diluar organisasi atau perusahaan, sehingga terjadi komunikasi dua arah. Adapun bentuk-bentuk kerja-sama humas dengan publik luar, yaitu:

Page 10: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli-Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

170 | Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Peningkatan Layanan Akademik Di Dayah Mudi Mesra…

1. Hubungan melalui kontak pribadi Seorang petugas dari Humas biasa-

nya mempunyai pengalaman-pengalaman mereka dan mempunyai tugas memikir-kan dan memperhatikan kepentingan publik. Yang pelru diperhatikan adalah perlakuan terhadap perorangan yang mempunyai hubungan dengan lembaga itu. Hubungan yang baik ditentukan oleh sikapnya yang ramah, sopan, hormat dan menaruh perhatian pada orang lain. 2. Hubungan dengan media massa

Media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyebarkan informasi kapada masyarakat juga pemerintah. Dalam hal ini media massa mempunyai sasaran: a. Untuk memperoleh publisitas seluas

mungkin mengenai kegiatan serta langkah lembaga yang dianggap baik untuk diketahui publik.

b. Untuk memperoleh tempat dalam pem-beritaan pers.

c. Untuk memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan lembaga tersebut.

d. Melengkapi data pimpinan lembaga untuk keperluan kegiatan.

e. Mewujudkan hubungan stabil dan rasa saling percaya dan menghormati.

3. Kerjasama humas dengan masyarakat. Agar keberhasilan suatu lembaga

atau organisasi, maka hubungan dengan masyarakat perlu dibina dengan baik. Untuk memperlancar hubungan ini harus diupayakan adanya alat bantu yang me-mungkinkan lancarnya hubungan ter-sebut. Misalnya program komunikasi tatap muka dapat diadakan dengan meng-gunakan alat bantu. Peranan manajer dalam memajukan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah menjalin kerjasama dengan masyarakat, tokoh masyarakat dalam memajukan sekolah islam dengan strategi menarik perhatian masyarakat melalui mutu pendidikan yang dihasilkan oleh staf mengajar, artinya para pengajar bisa dibina sehingga mereka bisa bekerja

dengan baik, memberikan teladan ke-pribadian kepada siswa dan menanamkan ilmu pengetahuan.

Manajer diharapkan dapat mem-bangkitkan semangat kerja badan-badan pembantu perhubungan lembaga pendi-dikan dengan masyarakat seperti dewan penyantun dan BP3, agar mereka tetap rutin dan aktif. Peranan manajer lainnya adalah melakukan pendekatan kepada para pimpinan formal badan-badan pemerintah setempat, para tokoh masya-rakat, para pemakai lulusan dan para pemimpin media massa di masyarakat, agar mereka aktif membantu lembaga dalam pembanguna pendidikan islam. Apabila manajer pendidikan dapat me-wujudkan kerjasama dengan baik dengan para wakil masyarakat, maka ia dapat merealisasikan misinya. Oleh karena itu masalah-masalah yang muncul dalam pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara lembaga, orang tua dan masyarakat. Manajer dituntut bekerja keras dalam meningkatkan pendidikan islam, seperti memantau pelaksanaannya, menilai dan merevisinya. Jadi pada intinya lembaga pendidikan islam adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Lembaga pendidikan islam dan masya-rakat adalah saling melengkapi kebutuhan mereka akan prestasi belajar anak didik-nya.

Humas dalam satuan pendidikan Islam dapat dilakukan dengan berbagai tehnik dan bentuk yang sesuai dengan kondisi masyarakat sekelilingnya. Oleh karena itu sebelum melakukan analisis tentang program, tehnik dan bentuknya, perlu terlebih dahulu mengenal dan meng-kaji masyarakat yang bagaimana, yang menjadi sasaran lembaga pendidikan Islam, sebagaimana lapisan masyarakat (elit, menengah, dan masyarakat bawah). Dengan demikian untuk menghadapi berbagai ragam masyarakat membutuh-kan tehnik tersendiri agar proses humas berjalan secara efektif dan efisien. Adapun

Page 11: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli – Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Syadidul Kahar |171

tehnik dalam humas dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Tehnik humas dengan kata-kata (lisan

atau tulisan). 2. Tehnik humas dengan perbuatan. 3. Tehnik terpadu (kata-kata dan

perbuatan). Mengenai bentuk-bentuk humas

mengacu dari tehnik tersebut, dengan mencari bentuk apa yang dapat dilakukan dengan kata-kata, perbuatan atau per-paduan keduanya. Diantara bentuk-bentuk humas adalah: leafiet (brosur, selebaran), kontak melalui surat, silatur-rahmi, buletin pres realase, pameran, open day, pidato, seminar, lokakarya, sarasehan dan lain-lain.

Kepala sekolah sebagai pemimpin atau manajer merupakan sumber dari pembaharuan sekolah. Humas juga cukup baik, masyarakat sekitar ikut memperhati-kan siswa yang pulang lebih awal dan melaporkannya ke sekolah. Dalam acara keagamaan, guru dan siswa memberi kontribusi kepada masyarakat Peran humas di lembaga pendidikan ke depan, antara lain: a. Membina hubungan harmonis kepada

publik internal (dalam) lingkungan lembaga pendidikan seperti guru, tenaga administrasi, karyawan dan peserta didik, dan hubungan kepada publik eksternal (di luar) lingkungan lembaga pendidikan, seperti orang tua peserta didik, masyarakat dan di luar instansi lembaga pendidikan.

b. Membina komunikasi dua arah kepada publik internal dan publik eksternal dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil penelitian dan ber-bagai kebijakan kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan.

c. Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan, baik yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada di masyarakat.

d. Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat di dalam masyarakat.

e. Bersikap terampil dalam menterjemah-kan kebijakan-kebijakan pimpinan dengan baik.

Humas antara sekolah dan masya-rakat sekitarnya, yaitu: a. Komunikasi, yang bersifat dialogis, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Implementasinya dengan memanggil orang tua ke sekolah, ber-kunjung ke rumah peserta didik, mem-berikan informasi ke masyarakat me-lalui telepon, bulletin sekolah, madding sekolah, surat dan sebagainya.

b. Peragaan, sekolah mengadakan acara-acara yang menampilkan kreasi sekolah dalam membina peserta didik baik kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan intrakurikuler. Seperti pameran seko-lah, acara-acara keagamaan, perlomba-an antar peserta didik dan lain sebagainya.

c. Pelibatan, dalam membantu menyu-kseskan program-program pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah, misalnya melalui kegiatan rapat, pem-berian bantuan dari masyarakat berupa jasa ataupun barang, gotong royong memperbaiki atau membersihkan sekolah dan lain sebagainya.

d. Penggunaan fasilitas sekolah oleh masyarakat, misalnya sarana olah raga, lapangan sekolah, kelas dan lain sebagainya.

Implementasi manajemen humas dalam tahapan perencanaan8 (planning) melihat (1) analisis kebutuhan keter-libatan masyarakat dalam penyeleng-garaan sekolah; (2) penyusunan program kehumasan.Untuk tahap pengorganisasian (organizing), adanya pembagian tugas melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat. Pada tahap pengarahan (actuating) melihat (1) bagai-mana menciptakan hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik, (2) mendorong orang tua menyediakan ling-

8Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan

Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.62.

Page 12: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli-Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

172 | Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Peningkatan Layanan Akademik Di Dayah Mudi Mesra…

kungan belajar yang efektif, (3) mengada-kan komunikasi dengan tokoh komuni-kasi, (4) mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta, (5) mengadakan kerjasama dengan organisasi sosial keagamaan. Untuk tahapan pengawasan (Controlling), melihat (1) pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat, (2) penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat.

Dalam konteks pendidikan mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Danim9 menyebutkan mutu pendidikan mengacu pada masukan, proses, luaran dan dampaknya. Mutu pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha dan peserta didik. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, kete-kunan dan cita-cita. Mutu proses pem-belajaran mengandung makna kemam-puan sumber daya sekolah mentransfor-masikan beragam jenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu dari peserta didik. Apabila dilihat dari hasil pendidikan, mutu pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Maka dalam hal ini, humas di dayah tidak saja berperan sebagai pemberi informasi saja. disisi lain, dengan informasi yang diterima masya-rakat tentang lembaga pendidikan, maka

9Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen

Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 53.

akan memberikan informasi timbal balik sehingga dengan informasi yang diproleh di masyarakat akan memberikan per-baikan akademik dalam pembenahan dayah khususnya.

Deskripsi tersebut dapat disimpul-kan bahwa dalam meningkatkan layanan akademik bertujuan untuk menjadikan lembaga unggul dalam pengelolaan pendi-dikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademik dan ektrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendi-dikan atau menyelesaikan program pem-belajaran tertentu. Sehingga mutu pendi-dikan yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendi-dikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.10 Maka dalam hal ini, standar lembaga pendidikan yang baik dan bermutu setidaknya memiliki: a. Administrator dan jajarannya serta

guru-guru adalah para profesional yang handal.

b. Tersedia kurikulum yang luas bagi seluruh peserta didik.

c. Memiliki filosofi yang selalu di-komunikasikan bahwa seluruh anak dapat belajar dengan harapan yang tinggi.

d. Iklim yang baik untuk belajar, aman, bersih, memperdulikan dan terorgani-sasi baik.

e. Suatu sistem penilaian berkelanjutan yang didukung supervisi.

f. Keterlibatan masyarakat yang tinggi. g. Membantu para guru mengembangkan

strategi, teknik instruksional dan men-dorong kerjasama kelompok.

h. Menyusun jadwal secara terprogram untuk memberikan pelatihan dalam jabatan dan seminar untuk seluruh staf.

i. Pengorganisasian SDM untuk melayani seluruh peserta didik.

10Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis

Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 159

Page 13: MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN …

ITTIHAD, Vol. III, No. 2, Juli – Desember 2019 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Syadidul Kahar |173

j. Komunikasi dengan orang tua dan menyediakan waktu untuk dialog.

k. Menetapkan dan mengartikulasikan tujuan secara jelas.

l. Pelihara staf yang memiliki kesim-bangan ketrampilan dan kemampuan dan ketahui kekuatan dan kapabilitas khusus dari staf.

m. Bekerja untuk memelihara moril tinggi yang berkontribusi terhadap stabilitas organisasi dan membatasi tingkat turn-over (perputaran guru).

n. Bekerja keras untuk memelihara ukuran kelas sesuai dengan mata pelajaran dan tingkatan kelas peserta didik sesuai aturan yang ada.

o. Kembangkan dengan staf dan orang tua kebijakan sekolah dalam disiplin pe-nilaian, kehadiran, pengujian, promosi, dan ingatan.

p. Kerjasama guru dan orang tua untuk menyediakan dukungan pelayanan dalam pemecahan permasalahan peserta didik.

q. Memelihara hubungan baik dengan pemerintah daerah.

PENUTUP

Manajemen humas masih secara umum terintegral dengan pengelolaan

manajemen berbasis madrasah. Faktor pendukung manajemen humas antara lain: a) Sumber daya manusia (sdm) guru c) Prestasi madrasah yang tinggi, d) Tinggi-nya animo masyarakat terhadap sekolah e) stakeholder yang mendukung kegiatan madrasah f) lokasi madrasah yang stra-tegis. Adapun faktor penghambat dalam manajemen humas adalah belum adanya sub bagian atau kepala urusan (kaur) yang secara khusus menangani humas sehingga pelayanan program humas belum berjalan optimal serta tingkat partisipasi orang tua dalam program kehumasan belum sepenuhnya maksimal. Dalam meningkat-kan layanan akademik melalui manajeen humas, maka dalam hal ini bertujuan untuk menjadikan lembaga unggul dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademik dan ektrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Sehingga mutu pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga pendi-dikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.

DAFTAR BACAAN

Ahmad, Dzaujak, Penunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996.

Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010

Jefkins, Frank, Public Relation, terj. Haris Munandar, Jakarta: Erlangga, 1992.

Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Siagian, Sondang, AdministrasiPembangunan. Jakarta: Gunung Agung, 1974.

Suryadi, Ace dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.