Makalah faal

24
MAKALAH PSIKOLOGI FAAL MEMORI DAN KECERDASAN Disusun Oleh : Livianinda Nur Malicha (125120300111016) Amalia Sugi (12512030) Okta Dwi (12512030) Carina (12512030) Luthfani (12512030) Rosyidianto (12512030) Psikologi C 1 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA-MALANG 2012

Transcript of Makalah faal

MAKALAH PSIKOLOGI FAAL

MEMORI DAN KECERDASAN

Disusun Oleh :

Livianinda Nur Malicha (125120300111016)

Amalia Sugi (12512030)

Okta Dwi (12512030)

Carina (12512030)

Luthfani (12512030)

Rosyidianto (12512030)

Psikologi C 1

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA-MALANG

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dewasa mempunyai lebih dari 100 milyar neuron, yang satu sama

lain berhubungan secara spesifik dan rumit sehingga memungkinkan untuk

mengingat, melihat, belajar, berpikir, kesadaran dan lain-lain. (Schatz 1992).

Struktur otak terbentuk sesuai dengan program yang secara biologis tersimpan

dalam DNA, dan organ tersebutberu bekerja setelah selesainya seluruh

penataan yang rumit tersebut.

Pada saat baru lahir, hampir seluruh neuron sudah ada, tetapi berat otaknya

hanya ¼ dari otak dewasa. Otak menjadi bertambah besar karena pembesaran

neuron, bertambahnya jumlah akson dan dendrite sesuai dengan

perkembangan hubungan antar sesamanya. Untuk menyempurnakan

perkembangan, maka anak kecil harus diberi rangsangan melalui speech

(berbicara) dan images (daya khayal). (Blomm 1988, Schatz 1992).

Memori sendiri terkadang selalu dikaitkan dengan kecerdasan seseorang.

Kecerdasan antaorang yang satu dengan yang lain sendiri berbeda-beda.

Banyak sekali faktor-faktor yang memengaruhinya.

1.2 Rumusan Masalah

Apa definisi dari memori dan kecerdasan?

Bagaimana cara kerja memori serta dasar-dasar fisiologisnya?

Apa saja yang merupakan gangguan dari memori?

Apa penyebab hilangnya memori dan bagaimana cara mempertahankan

daya ingat?

Faktor apa saja yang memengaruhi kecerdasan seseorang?

Ada berapa macam unsur-unsur kecerdasan?

1.3 Tujuan

Mendeskripsikan definisi dari memori serta kecerdasan, mengetahui cara

kerja memori dan bagian otak yang mana yang berperan, menyebutkan

gangguan apa saja yang terjadi dalam memori, menjelaskan penyebab

hilangnya ingatan dan cara mempertahankan daya ingat, serta menjabarkan

faktor-faktor yang memengaruhi kecerdasan dan unsur-unsurnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. 2.1 Pengertian Memori

Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang

melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Umumnya para ahli

memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa

lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah

dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan

disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali

dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan

memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan

kembali apa yang pernah dialami (remembering).

Menurut Duana Welch, memori adalah seperangkat proses-proses yang

saling terkait satu sama lain yang mampu membuat kita mengakses dan

menyimpan informasi.

A. 2.2 Cara Kerja Memori

Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan, yaitu memasukkan informasi

(encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval).

Encoding

Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara

mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu

yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme).

Jadi, encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam

bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat

mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori. Intinya yaitu

encoding mencakup bagaimana mengumpulkan informasi dan memanipulasi

informasi tadi supaya bisa disimpan lebih lama. Bagi beberapa orang, belajar

sambil mendengarkan musik itu efektif untuk lebih mudah mengingat apa yang

dibaca. Itulah contoh dari manipulasi informasi.

Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:

1. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya

dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat

kita lihat pada anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak

disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia

menangis keras-keras sambil berguling-guling.

2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman

dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa,

dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di

perguruan tinggi.

Storage

Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan

terhadap apa yang telah diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau apa

yang dipersepsi). Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam

bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut

biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak

sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan

kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan. Sehubungan

dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal yang penting yang dapat

dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara memasukkan dan menimbulkan

kembali.

Masalah interval dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:

1. Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan

bahan (act of remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi.

Makin lama intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau dengan kata lain

kekuatan retensinya menurun.

2. Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat

atau mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau

mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan individu akan mengalami

kelupaan.

Atas dasar lama interval dan isi interval, hal tersebut merupakan sumber

atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.

Retrival

Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-

hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu

proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk

digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali

sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari.

Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman” karena ia mampu menggunakan

berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan

berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.

Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan

cara:

1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di

masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya

mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.

2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah

dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme.

Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang

yang bersangkutan.

3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan

berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup

kompleks. Proses mengingat reintegrativeterjadi bila seseorang ditanya

sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat

banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut telah menontonnya

berkali-kali.

Jadi, dalam tahap retrieval ini terjadi proses atau kegiatan memanggil

informasi yang sudah kita terima. Misalkan di suatu pertemuan, tiba-tiba ada yang

senyum, nyapa, dan deketin kita, kita tidak ingat namanya dan berusaha untuk

mengingatnya. Nah, proses mengingat nama orang tadi itu merupakan upaya kita

dalam rangka retrival. “aduuhh, siapa sih namanya??!”

Encoding yang disertai muatan emosi yang powerful cenderung long-

lasting di storage dan easy dalam retrieval. Ketiga tahap ini merupakan mekanisne

bagaimana terbentuknya memori dalam diri kita di kehidupan sehari-hari.

A.2.3 Cara kerja memori dalam otak

Teori tentang memori yang melibatkan proses encoding, storage, dan

retrival ini paling banyak disetujui oleh para ahli. Teori yang umum digunakan

adalah teori Information Processing. Teori ini dikembangkan oleh Richard

Atkinson dan Richard Shiffrin (1968). Menurut teori ini, memori juga melalui

proses encoding, storege, dan retrival. Namun, dalam proses tersebut juga terlibat

pula tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka

pendek (Short Term Memory), dan memori jangka panjang (Long Term memory).

- Memori Sensoris

Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang

dibawa oleh panca indera kita. Proses memori sensoris dapat dikatakan sebagai

proses penyimpanan melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam

jangka waktu yang sangat pendek.

a. Encoding dalam memori sensori

Pada saat mata kita melihat sesuatu, atau telinga kita mendengar sesuatu,

informasi dari indera-indera itu akan diubah dalam bentuk impuls-impuls

neutral dan dihantarkan ke bagian-bagian tertentu dari otak.

b. Storage dalam memori sensoris

Memori sensoris ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi

yang amat besar, tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali

manghilang.

- Memori Jangka Pendek

Memori jangka pendek (Short Term Memory) atau working memory

adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang

disimpan hanya dipertahankan selama memori tersebut masih dibutuhkan.

a. Encoding dalam memori jangka pendek

Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti memori sensoris,

akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenal oleh

suatu proses yang disebut control processes, yaitu suatu suatu proses yang

mengatur laju dan mengalirnya informasi

b. Storage dalam memori jangka pendek

Kapasitas dalam memori jangka pendek saat terbatas untuk menyimpan

sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu dapat

dilihat dengan percobaan yang disebut dengan memory span task.

c. Retrieval dalam memori jangka pendek

Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses

mengingat dalam memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang

lama. Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek, yaitu :

1) Parallel Search

2) Serial Search

- Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjang (Long Term Memory) adalah suatu proses

penyimpanan informasi yang relative permanent

a. Encoding dalam memori jangka panjang

Prosesnya hamper sama dengan memori jangka pendek hanya untuk

memori jangka panjang perlu dilakukan proses selanjutnya yaitu semantic

atau imagery coding. Dalam proses ini data dianalisis lebih jauh lagi.

b. Storage dalam memori jangka panjang

Proses encoding dalam memori ini dilakukan dengan penyaringan

berdasarkan arti dari informasi bagi individu tersebut. Oleh karena itu

penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanent.

Selain daripada itu, kapasitasnya besar sehingga dapat menyimpan

informasi yang sangat banyak. Meskipun demikian, memori bekerja secara

efisien yaitu dengan jalan me-reorganisasi informasi yang diterima.

Reorganisasi ini erat kaitannya dengan proses retrieval informasi.

c. Retrieval dalam memori jangka panjang

Penyimpanan memori ini sangat terorganisir, organisasi ini besar

faedahnya karena kapasitas memorinya luar biasa besarnya. Informasi

yang tersimpan sifatnya terorganisasi, maka bila diberi petunjuk, maka

proses mengingatnya hanya berlangsung beberapa detik saja.

Long term Memori, juga masih dibagi lagi menjadi :

- Deklaratif

- Non Deklaratif

1. Deklaratif berhubungan dengan masalah social , norma dll

Pembagiannya :

o Memori Episodik Memori yang berhubungan dengan pengalaman

yang sudah lalu .

o Memori Simatik Memori yang berhubungan dengan pengetahuan

Misalnya seperti :

- Pembendaharaan kata

- Pemahaman matematika

- Fakta- fakta yang kita ketahui

2. Non Deklaratif Memori yang berhubungan dengan kemahiran :

- Clasical Conditioning

- Transference

Berikut ini adalah perbadaan antara Memori jangka pendek dan memori jangka

panjang :

Karakteristik Memori Jangka Pendek Memori Jangka

Panjang

Waktu penyimpanan Segera Sedikit lebih lambat,

harus ditransfer dari

memori jangka

pendek ke memori

jangka panjang,

peningkatan latihan

dan pengulangan

informasi melalui

memori jangka

pendek.

Durasi Detik hingga jam Beberapa detik

hingga tahun

Waktu mengingat Cepat diperoleh kembali Lebih lambat, kecuali

memori yang benar-

benar melekat

Kapasitas

Penyimpanan

Terbatas Sangat besar

Ketidakmampuan

untuk melupakan

Dapat dilupakan secara

permanen

Biasanya tidak bias

diakses sebagian,

relative stabil

Mekanisme

Penyimpanan

Melibatkan modifikasi

sementara pada sinaps

yang sudah ada, seperti

perubahan jumlah

neurotransmitter yang

Melibatkan perubahan

fungsional dan

structural yang

relative permanen

pada neuron seperti

pembentukan sinaps

baru dan sintesis

dilepaskan protein baru yang

berkaitan

A.2.4 Beberapa Area Otak yang Terlibat dalam Memori

Area pada Otak Fungsi Memori yang terkait

Lobus frontal Tugas-tugas memori jangka pendek

Prefrontal korteks,

bagian dari lobus

temporal

Efisiensi pada proses penyandian kata-kata dan

gambar

Hippocampus Pembentukan memori deklaratif jangka

panjang; dapat “menyatukan” berbagai elemen

memori sehingga kelak dapat dipanggil kembali

sebagai suatu entitas yang utuh.

Cerebellum Pembentukan dan pengingatan kembali

(retention) sejumlah respons conditioning klasik

sederhana

Cerebral Korteks Penyimpanan memori jangka panjang, mungkin

di area-area yang terlibat dalam pembentukan

persepsi awal dari suatu informasi

A.2.5 Beberapa Gangguan pada Memori

Amnesia

Amnesia adalah ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau seluruh

pengalaman masa lalu. Amnesia dapat disebabkan oleh gangguan organik

di otak, misalnya kontusio serebri. Namun dapat juga disebabkan faktor

psikologis, misalnya pada gangguan stress pasca trauma individu dapat

kehilangan memori dari peristiwa yang sangat traumatis.

Berdasarkan waktu kejadian, amnesia dibedakan menjadi :

a. Amnesia Anterograd, yaitu apabila hilangnya memori terhadap

pengalaman atau informasi setelah titik waktu kejadian. Misalnya, seorang

pengendara motor yang mengalami kecelakaan tidak mampu mengingat

peristiwa yang terjadi setelah kecelakaan.

b. Amnesia retrograd, yaitu hilangnya memori sebelum titik waktu

kejadian. Misalnya, seseorang yang terjatuh dari atap dan mengalami

trauma kepala, tidak mampu mengingat berbagai peristiwa yang terjadi

sebelum kecelakaan tersebut.

Paramnesia

Paramnesia sering disebut sebagai ingatan palsu, yakni terjadinya distorsi

ingatan dari informasi atau pengalaman yang sesungguhnya. Dapat

disebabkan oleh faktor organik di otak misalnya pada demensia. Namun

dapat juga disebabkan oleh psikologis misalnya pada gangguan disosiasi.

Beberapa jenis paramnesia, antara lain:

a. Konfabulasi

Konfabulasi adalah ingatan palsu yang muncul untuk mengisi

kekosongan memori. Biasa terjadi pada orang dengan demensia.

b. Deja Vu

Adalah suatu ingatan palsu terhadap pengalaman baru. Individu sangat

merasa mengenali suatu situasi baru yang sesungguhnya belum pernah

dikenalnya.

c. Jamais Vu

Adalah kebalikan dari Deja Vu, yaitu merasa asing terhadap situasi

yang justru pernah dialaminya.

d. Hiperamnesia

Adalah ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap suatu

pengalaman

e. Letologika

Adalah ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam menemukan

kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya. Lazim

terjadi pada proses penuaan atau pada stadium awal demensia.

f. Screen Memory

Adalah secara sadar menutupi ingatan akan pengalaman yang

menyakitkan atau traumatis dengan ingatan yang lebih dapat

ditoleransi.

Demensia

Demensia adalah penyebab kehilangan memori karena usia tua.

Tergantung pada sejauh mana demensia, mingkin reversibel jika belum

stadium lanjut. Pengidentifikasi umum dari demensia termasuk perubahan

karakter dalam orang yang menderita. Demensia dapat dideteksi dan

disembuhkan melalui tes darah urin yang mengidentifikasi isyarat yang

dapat dikoreksi urin melalui resep asam folat, kalsium, vitamin B12, dll.

A.2.6 Beberapa Penyebab Kehilangan Memori

Stress

Amnesia

Demensia (faktor usia)

Metabolisme tubuh menurun

Kadar gula terlalu tinggi

Kurang istirahat

Terlalu banyak mengonsumsi obat

A.2.7 Mempertahankan daya Ingat

Ada beberapa cara agar kita bisa mempertahankan daya ingat kita,

diantaranya yaitu :

1. Mengonsumsi kedelai (hitam ataupun putih) seperti kecap, tahu, tempe.

Termasuk juga tepung kedelai.

2. Mengonsumsi zat besi

3. Tidur yang cukup pada malam hari

4. Permainan (catur atau scrabble)

5. Terus belajar, entah mengikuti kursus, kuliah, dan belajar bahasa baru.

6. Belajar dengan angka (mengingat nomor HP, nomor ATM atau kartu

kredit, ataupun password)

7. Belajar berkonsentrasi. Cobalah duduk di dapur kemudian buatlah daftar

dalam pikiran kita tentang segala sesuatu yang ada di tempat tidur.

Selain itu, berikut adalah beberapa games yang dapat menjaga otak agar

selalu prima :

Ketika sedang berpakaian, hitung berapa jenis warna yang ada pada

pakaian anda. Kemudian untuk setiap warna, sebutkan palibg tidak 10

benda yang identik dengan warna tersebut.

Ketika sedang dalam perjalanan ke kantor, kuliah, atau kemana saja.

Lihatlah orang-orang disekitar anda. Tebak apa profesi mereka, karakter

mereka, atau hati mereka.

Ketika sedang duduk di ruang tunggu, isilah TTS (Teka Teki silang),

sudoku, dan permainan-pernainan kata dan angka lainnya.

Ketika sedang menonton film atau televisi, anda dapat mematikan

suaranya atau menutup teksnya. Lalu menebak apa yang dikatakan orang

dalam acara itu/menduga jalan ceritanya,

Bila anda menguasai beberapa bahasa, ketika sedang berbicara, ulangi

kata-kata dalam pikiran anda dengan menggunakan bahasa-bahasa lain.

B.2.1 Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan atau yang biasa dikenal dengan IQ (bahasa Inggris

: intelligence quotient) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan

sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar

, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,

menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan

kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan

menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga

pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki

manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.

B.2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecerdasan

Kecerdasan anak atau manusia pada umumnya dipengaruhi oleh tiga

faktor, yaitu :

1. Faktor Keturunan

Faktor keturunan (genetic) mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi

kecerdasan anak, karena kecerdasan itu diturunkan melalui gen-gen dalam

kromosom. Misalnya, bila orang tuanya cerdas, biasanya si anak kelak juga

cerdas. Atau bila orang tuanya atlet, maka si anak kelak jago olah raga dan

lain-lain. Jadi janganlah heran bila mendengar di luar negeri ada bank sperma,

yang pendonornya terdiri atas laki-laki jenius dan ahli di bidangnya masing-

masing. Tujuannya jelas yaitu agar si pemakai jasa bank sperma itu kelak

memiliki anak atau keturunan yang cerdas dan ahli di bidang tertentu.

2. Faktor Gizi

Faktor gizi juga sangat berpengaruh bagi kecerdasan anak. Gizi

yang baik sangat berperan dalam pertumbuhan sel-sel otak, terutama pada

saat ibu hamil, menyusui dan saat bayi masih kecil. Itulah saat dimana sel-sel

otak sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan gizi pada saat tersebut bisa

berakibat berkurangnya jumlah sel otak dari normal. Hal ini tentu saja akan

mempengaruhi daya kerja otak di kemudian hari.

3. Faktor Lingkungan

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak selanjutnya adalah faktor

lingkungan. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang kondusif dan

mendukung kebutuhan mental bagi anak. Yang dimaksud dengan kebutuhan

mental adalah kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, pengertian, perhatian,

penghargaan, dan rangsangan intelektual. Kekurangan rangsangan intelektual

pada masa bayi dan balita dapat menyebabkan hambatan pada perkembangan

kecerdasan. Misalnya, pada bayi-bayi yang ada di panti asuhan.

Selain tiga faktor tersebut, kecerdasan juga dipengaruhi oleh makanan

yang kita makan. Tetapi sebelumnya, perlu diketahui bahwa pola makan bukan

satu-satunya faktor. Faktor yang memengaruhi kecerdasan seorang anak : faktor

genetik, nutrisi, lingkungan. Peran genetik 50-60%, lingkungan : stimulasi.

Nutrisi untuk kecerdasan seorang anak sebenarnya dibutuhksn sejak janin :

kecukupan sang ibu akan protein, karbohidrat, vitamin, mineral, AA, DHA, dsb.

jika khusus membahas tentang makanan apa saja yang punya kontribusi baik

terjadap perkembangan kecerdasan anak, diantaranya :

1. Salmon. Sumber omega 3, DHA, EPA, yang baik unutk pertumbuhan

dan perkembangan otak. Asam lemak tak jenuh membuat kemampuan

berpikir lebih tajam.

2. Telur. Selain kaya protein, telur juga banyak mengandung kolin yang

mempunyai kontribusi positif untuk memori dan daya ingat.

3. Selai Kacang. Kacang tanah/peanut. Sumber vitamin E, antioksidan

melindungi membran-membran sel syaraf.

4. Gandum. Merupakan salah satu karbohidrat kompleks, kaya akan

vitamin B untuk memelihara sistem syaraf.

5. Oatmeal. Kaya serat, menjaga kebutuhan kalori sepanjanng pagi. kaya

akan vitamin E dan B, potassium dan seng untuk optomalisasi fungsi

otak pada kapasitas penuh.

6. Berry. Antioksidan, vitamin C. blueberry, strawberry, untuk oerbaikan

fungsi daya ingat. Biji buah berry juga kaya akan asam lemak omega

3.

7. Kacang-kacangan. Protein, karbokompleks, kaya serat, vitamin,

mineral. Kacang merah dan kacang pinto kaya akan asam lemak

omega 3.

8. Sayuran berwarna. Tomat, ubi jalar merah, labu, wortel, bayam, baik

untuk perkembangan sel-sel otak agar senantiasa sehat.

9. Susu yoghurt. Mengandung protein dan vitamin B tinggi yang baik

untuk pertumbuhan otak dan neurotransmitter.

10. Daging sapi tanpa lemak. Kaya akan zinc yang berguna untuk

memelihara daya ingat. Bagi vegetarian, bisa mencoba kacang hitam,

tomat, jus jeruk, strawberry, dan kacang-kacangan.

Demikianlah contoh-contoh sumber makanan yang baik untuk perkembangan

kecerdasan, tanpa mengesampingkan faktor penting lainnya.

Penghambat perkembangan kecerdasan anak

Ada beberapa faktor yang dapat menghambat perkembangan kecerdasan

anak. Secara garis besar dapat kita bagi kedalam 3 golongan penyebab, yaitu :

1. Penyebab organ biologis

Kekurangan pada organ biologis bisa menhambat perkembangan

kecerdasan anak. Yang dimaksud dengan penyebab organ biologis adalah

setiap kerusakan yang terjadi pada sel-sel otak, yang bisa disebabkan

oleh penyakit, tumor otak, kecelakaan, ataupun kekurangan gizi.

Di Indonesia penyebab organ biologis merupakan faktor penting, karena

faktor infeksi dan kekurangan gizi masih banyak terjadi pada para ibu hamil,

bayi, dan balita. Infeksi mudah menyerang tubuh yang lemah, misalnya

karena kekurangan gizi.

Pengobatan yang tidak tepat dan cepat bisa mengakibatkan menjalarnya

kuman-kuman ke otak dan mengakibatkan peradangan otak atau selaput otak.

Sel-sel-otak menjadi rusak akibat peradangan, sehingga tak dapat berfungsi

lagi. Makin berat kerusakan sel-sel tersebut, makin berat pula gangguan

fungsi otak yang terjadi.

2. Penyebab lingkungan sosial

Selain sebagai pendorong kecerdasan anak, lingkungan sosial juga bisa

menjadi penghambat perkembangan kecerdasan anak. Yang dimaksud

dengan penyebab lingkungan sosial adalah hambatan-hambatan yang

disebabkan oleh lingkungan dimana si anak tinggal, seperti misalnya

kekurangan rangsangan mental pada bayi dan anak. Biasanya, hal ini

disebabkan oleh ketidaktahuan orang tua dan juga oleh faktor kemiskinan.

Bagi masyarakat golongan ekonomi lemah, semua sumberdaya dan

keuangan orang tua telah habis untuk mencukupi sandang dan pangan.

Sehingga, orang tua tidak mempunyai perhatian yang cukup untuk mendidik

anak-anaknya. Kebanyakan anak-anak itu dibiarkan tumbuh sendiri dan

meniru apa yang mereka lihat di lingkungannya.

3. Penyebab yang misterius

Penghambat kecerdasan anak lainnya adalah penyebab yang misterius.

Dalam dunia kedokteran banyak sekali hal yang masih misterius dan belum

bisa dijelaskan secara ilmiah, termasuk dalam hal kecerdasan anak. Misalnya

anak-anak yang menderita keterbelakangan mental, yang disebut golongan

mongoloid. Disebut mongoloid oleh karena mereka mempunyai penampilan

yang sama, yaitu bentuk tubuhnya pendek gemuk, jari tangannya pendek,

matanya sipit dan ujungnya miring ke atas, hidungnya pesek, mulutnya kecil

dengan ujung ke bawah. Selain itu mereka juga menderita keterbelakangan

mental.

Anak-anak golongan mongoloid itu menderita kelainan kromosom, yang

sampai sekarang dunia kedokteran belum bisa menjelaskan mengapa kelainan

itu sampai terjadi.

Akhirnya, kecerdasan anak harus kita sikapi dan pahami dengan bijak.

Setiap anak memiliki kecerdasannya masing-masing yang berbeda satu

dengan yang lain. Bila anak kita tidak menonjol dalam satu hal, boleh jadi ia

memiliki bakat lain yang belum kita ketahui. Kita tidak pernah tahu kelak ia

akan menjadi ekonom, musisi, fisikawan atau atlet dan lain-lain. Adalah tugas

orang tua untuk mendidik dan membimbingnya, sehingga anak tersebut

“menemukan” kecerdasan dan bakat terbaiknya.

Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan

matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual

spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,

dan kecerdasan naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasaan tersebut

dijelaskan sebagai berikut :

1. Kecerdasan matematika-logika

Kecerdasan matematika-logika menunjukkan kemampuan seseorang dalam

berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami

dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan

menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan matematika-

logika tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari

sebab akibat terjadinya sesuatu.

Ia menyenangi berpikir secara konseptual, misalnya menyusun hipotesis dan

mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya. Peserta

didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki

kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang

memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari

jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut.

Peserta didik ini juga sangat menyukai berbagai permainan yang banyak

melibatkan kegiatan berpikir aktif, seperti catur dan bermain teka-teki.

2. Kecerdasan bahasa

Kecerdasan bahasa menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan

bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk

yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan

kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada

kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca,

menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya.

Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya

terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya

detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan

verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini umumnya

memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik

lainnya.

3. Kecerdasan musikal

Kecerdasan musikal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap

suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah

nada dan irama.

Peserta didik jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama

yang indah, entah melalui senandung yang dilagukannya sendiri,

mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukan orkestra, atau alat musik

dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan

mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.

4. Kecerdasan visual-spasial

Kecerdasan visual-spasial menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami

secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Peserta didik ini

memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan imajinasi bentuk dalam

pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi

seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek

suatu bangunan.

Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan

berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol

pada jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta didik demikian akan unggul,

misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu kegiatan di kepramukaan.

5. Kecerdasan kinestetik

Kecerdasan kinestetik menunjukkan kemampuan seseorang untuk secara aktif

menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan

memecahkan berbagai masalah.

Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang

olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, dan sebagainya, atau bisa

pula dijumpai pada peserta didik yang pandai menari, terampil bermain akrobat,

atau unggul dalam bermain sulap.

6. Kecerdasan interpersonal

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan

berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan

di sekelilingnya.

Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang

selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga

mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan

antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.

7. Kecerdasan intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka

terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai

kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Peserta didik

semacam ini senang melakukan instropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun

kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri. Beberapa diantaranya

cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan

dirinya sendiri.

8. Kecerdasan naturalis

Kecerdasan naturalis menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap

lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka

seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan.

Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi

lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka

macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.

Melalui konsepnya mengenai multiple intelligences atau kecerdasan ganda ini

Gardner mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai

kecerdasan dari tunggal menjadi jamak.

Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan

menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja, atau sekadar melihat

prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di

sekolah belaka, tetapi kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik

pada bidang seni, spasial, olah-raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Memori merupakan seperangkat proses-proses yang saling terkait satu

sama lain yang mampu membuat kita mengakses dan menyimpan informasi.

Dalam proses penyimpanan informasi di otak terdapat 3 langkah, yaitu

encoding, storage, dan retrieval. Secara umum, memori dibedakan atas memori

jangka panjang dan memori jangka pendek. Beberapa gangguan memori yang

kerap ditemui adalah amnesia, demensia, dsb.

Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan

sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti

kemampuan menalar , merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak,

memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Ada beberapa faktor

yang memengaruhi kecerdasan yaitu faktor keturunan, gizi/nutrisi, dan

lingkungan. Seorang tokoh yaitu Howard Gardner mengklasifikasikan

kecerdasan menjadi 8 tipe kecerdasan.

REFERENSI

http://info-kesehatan.net/faktor-yang-mempengaruhi-kecerdasan-anak/

http://infokuh.blogspot.com/2012/07/macam-macam-kecerdasan-menurut-

howard.html

http://twitter.com/dr_irzan

oh my goodness, creative junkies book by Yoris Sebastian