MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

52
MAKALAH PERANAN INVESTASI DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA Disusun Oleh : Kelas X.7 1. Dita Ahmeta Ferdiansyah (09) 2. Khanifah (16) 3. M. Ridho Al Asyaibani (20) 4. M. Ubaidillah Taofani (23) DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 2 LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009

Transcript of MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Page 1: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

MAKALAH

PERANAN INVESTASI

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Disusun Oleh :

Kelas X.7

1. Dita Ahmeta Ferdiansyah (09)

2. Khanifah (16)

3. M. Ridho Al Asyaibani (20)

4. M. Ubaidillah Taofani (23)

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 2 LAMONGAN

TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009

Page 2: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Guru Pembimbing

Drs.H.Chairul Anam

NIP 131 189 607

Penulis

Dita Ahmeta Ferdiansyah

Khanifah

M. Ridho Al Asyaibani

M. Ubaidillah Taofani

Page 3: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

iii

HALAMAN MOTTO

Life is full of decision.

Decide or decided by other people.

Say”What can I do for Islam” everytime

Don’t say”What can I get from Islam” anytime.

WIN and GLORY will come

if you do the maximum tribute an dIf God wish.

PERSEMBAHAN

Allah SWT yang telah memberikanku kekuatan

Muhammad bin Abdullah SAW Seluruh Shahabat

Rasulullah yang selalu menginspirasiku

Almamater SMA Negeri 2 Lamongan

Guru- guruku yang selalu memberiku dorongan

Orangtuaku sebagai tanda baktiku

Saudara – saudaraku sebagai tanda cinta

Sahabat – sahabatku sebagai tanda kesetiaan

Page 4: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah milik Allah SWT karena atas nikmat-Nyalah penulis

mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Peranan Investasi dalam Meningkatkan

Perekonomian Negara”. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan Allah SWT

kepada Rasulullah Muammad bin Abdullah SAW karena atas kerja keras beliau kita

mampu memilih jalan yang penuh cahaya di dalamnya dengan Addinul Islam.

Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs.H.Kasrip,M.M selaku Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri

2 Lamongan.

2. Bapak Drs.H.Chairul Anam yang senantiasa memberikan bimbingan

arahan alam menyelesaikan makalah ini.

3. Teman – teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis minta maaf sebesar – besarnya dan penulis

selalu berharap kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini lebih

baik.

Penulis berharap makalah inibermanfaat bagi kami secara pribadi, bagi

masyarakat, bagi calon Investor dan juga bagi Investor.

Lamongan, 31 Mei 2009

Penulis

Page 5: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah .................................................................... 2

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah .................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi ..................................................................... 4

2.1.2 Bentuk – Bentuk Investasi ........................................................... 5

2.1.3 Tujuan Investasi ........................................................................... 5

2.1.4 Macam – macam Investasi ........................................................... 5

2.1.5 Faktor - Faktor Penentu Keberhasilan Investasi ......................... 7

2.2 Investor

2.2.1 Pengertian Investor ...................................................................... 8

2.2.2 Jenis – Jenis Investor ................................................................... 8

2.2.3 Macam – Macam Model Investor Saham .................................... 9

2.3 Sistem Perekonomian

2.3.1 Pengertian Sistem Perekonomian ................................................ 10

2.3.2 Macam – Macam Sistem Perekonomian...................................... 11

2.3.3 Prioritas Perekonomian Indonesia ............................................... 12

2.3.4 Laporan Perekonomian Indonesia ................................................ 13

2.4 Ekonomi Indonesia 2009

2.4.1 Kondisi Makro Ekonomi.............................................................. 14

Page 6: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

vi

2.4.2 Prospek Ekonomi Indonesia 2009 ............................................... 20

BAB III SEBAB – SEBAB, FAKTOR –FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM

BERINVESTASI, SERTA PERAN INVESTASI DALAM MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN NEGARA

3.1 Sebab – Sebab Investasi

3.1.1 Sebagai Sarana Mengembangkan Usaha ..................................... 23

3.1.2 Sebagai Salah Satu Bentuk Saving .............................................. 24

3.1.3 Sebagai sarana Mendapatkan Profit ............................................. 24

3.2 Faktor – Faktor Pertimbangan dalam Berinvestasi

3.2.1 Kondisi Pasar dan Prospek ke Depan .......................................... 26

3.2.2 Kondisi Keamanan ....................................................................... 27

3.2.3 Biaya Produksi ............................................................................. 28

3.2.4 Ketersediaan Bahan Baku dan Infrastruktur Jalan

dari Daerah Sumber Bahan Baku menuju Pabrik Pengolahan ..... 28

3.2.5 Regulasi Pemerintah .................................................................... 29

3.3 Peran Investasi dalam Meningkatkan Perekonomian Negara .................. 30

BAB IV HAMBATAN YANG DIALAMI PARA INVESTOR DALAM

BERINVESTASI

4.1 Kondisi Pasar yang Kurang Baik/ Pemasaran yang Sulit serta Prospek ke

Depan yang Kurang Baik ......................................................................... 32

4.2 Kondisi Keamanan yang Riskan .............................................................. 32

4.3 Biaya Produksi yang Tinggi..................................................................... 33

4.4 Bahan Baku Sulit Dicari serta Infrastrktur Jalan dari Lokasi

Sumber Bahan Baku menuju abrik Pengolahan yang

Kurang Baik ............................................................................................. 34

4.5 Regulasi Pemerintah yang menghambat Investor dalam

Berinvestasi .............................................................................................. 34

4.6 Persaingan yang Tidak Sehat ................................................................... 35

BAB V SOLUSI TERHADAP PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PARA

INVESTOR DALAM BERINVESTASI

Page 7: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

vii

5.1 Solusi Pemasaran ..................................................................................... 36

5.2 Solusi Keamanan ..................................................................................... 37

5.3 Solusi Biaya Produksi .............................................................................. 40

5.4 Solusi Bahan Baku ................................................................................... 41

5.5 Solusi Regulasi Pemerintah yang Menghambat ...................................... 43

5.6 Solusi Persaingan yang Tidak Sehat ........................................................ 43

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 45

6.2 Saran ........................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 48

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 49

Page 8: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan-persoalan krusial

yang melibas dan melintasi dimensi kemanusiaan. Jutaan masyarakat miskin

seolah nasibnya digantungkan pada gonjang-ganjing global, seperti naiknya

harga BBM dan masalah ketahanan pangan.

Hal ini pun menjadi ancaman serius Negara-negara di dunia,

terutama Negara berkembang. Selain faktor-faktor global yang harus

diantisipasi, akan tetapi juga system dan konsep pembangunan dimasing-

masing Negara juga perlu diperbaiki. Apa yang dialami Indonesia pada

tahun 1997, krisis multidimensi yang tidak terbendung merupakan

konsekuensi logis dari penerapan system pertumbuhan ekonomi yang

dijalankan. Ditambah lagi krisis ekologi yang sampai saat ini berlangsung

seolah menggambarkan kebobrokan system dan pengelolaan Negara

terhadap sumber daya alamnya.

Dalam hal ini, sepak terjang Indonesia di tingkat internasional serta

kebijakan yang diambil atas kondisi yang dihadapi tetap menjadi pertaruhan

dalam membawa nasib dan masa depan bangsa dan Negara. Seperti sudah

diprediksi paket bailout senilai US$700 miliar ternyata tidak cukup manjur

untuk menahan kemerosotan perekonomian Amerika Serikat. Kemerosotan

ekonomi itu-ditandai oleh kebangkrutan sejumlah lembaga keuangan di AS-

tentu berimbas secara global. Perekonomian Eropa akan mengalami dampak

yang lebih berat, mengingat institusi keuangan negara-negara di kawasan itu

memiliki eksposur yang besar.

Demikian pula dengan perekonomian Jepang dan China. Krisis

global itu memang baru dirasakan sekitar enam bulan hingga setahun ke

depan, tetapi upaya menghalaunya perlu dilakukan sejak sekarang. Apalagi

krisis ini berdampak terhadap pengeringan likuiditas dan perlambatan

Page 9: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

ekonomi global-dua kondisi yang sangat memengaruhi perekonomian

Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perumusan

masalah dalam makalah ini, antara lain:

1.2.1 Apa Penyebab para Investor berinvestasi?

1.2.2 Apa yang menjadi faktor pertimbangan Investor dalam berinvestasi?

1.2.3 Bagaimana peran Investasi dalam meningkatkan perekonomian

negara?

1.2.4 Apa yang menjadi kendala para Investor dalam berinvestasi?

1.2.5 Apa yang menjadi solusi atas semua hambatan dalam investasi

tersebut?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

1.3.1 Untuk mengetahui penyebab para Investor dalam berinvestasi.

1.3.2 Untuk mengetahui faktor – faktor yang menjadi pertimbangan para

Investor dalam berinvestasi.

1.3.3 Untuk mengetahui peran investasi terhadap peningkatan

perekonomian negara.

1.3.4 Untuk memberikan sedikit wawasan pada Investor maupun calon

Investor terhadap permasalahan umum investasi yang seringkali

terjadi.

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah

1.4.1 Sebagai tambahan pengetahuan terhadap masyarakat luas apa yang

menjadi penyebab dan faktor pertimbangan para Investor dalam

berinvestasi.

1.4.2 Sebagai tambahan pengetahuan terhadap para Investor maupun calon

Investor terhadap masalah – masalah umum Investasi.

Page 10: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

1.4.3 Sebagai tambahan pertimbangan para Investor dalam memecahkan

masalah – masalah Investasi yang dihadapi.

Page 11: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian

yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut

berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu

harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang,

investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan

berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak

dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang

(barang produksi). Contoh termasuk membangun rel kereta api, atau

suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di

universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu

komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M).

Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-

residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi residential

(rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat

bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i).

Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong

investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi

akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut

akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun

jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya

sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya

kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan

untuk mendapatkan bunga.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Investasi

Page 12: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Investasi tanah diharapkan dengan bertambahnya populasi dan

penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan.

Investasi pendidikan dengan bertambahnya pengetahuan dan

keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.

Investasi saham diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan

dari hasil kerja atau penelitian.

2.1.3 Tujuan Investasi

Investasi yang dilakukan berbagai pihak bertujuan untuk:

Mendapat keuntungan bagi pemilik modal.

Membuka atau memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

Mendapat pemasukan pajak bagi pemerintah.

2.1.4 Macam-Macam Investasi

2.1.4.1 Property

Untuk properti misalnya, kita bisa lihat bahwa

harga dari properti dari tahun ke tahun terus menerus naik,

tetapi untuk investasi di bidang ini tidaklah mudah, karena

membutuhkan modal yang cukup besar, dan tentu saja kita

harus punya banyak pengetahuan mengenai properti. Kita

harus bisa melihat, dimana tempat yang strategis, dan

bagaimana kemungkinan di masa depan, dan juga

bagaimana kita harus menjaga properti tersebut, sampai pada

saatnya nanti akan kita jual kembali untuk mendapatkan

hasilnya.

2.1.4.2 Emas Batangan

Kemudian untuk emas, rasa investasi bidang satu

ini cukup aman, tetapi keuntungan yang di dapat juga tidak

begitu besar, karena perubahan harga emas saat ini relatif

kecil, karena perekonomian yang sudah mulai stabil.

2.1.4.3 Asuransi

Walaupun hasil yang di dapatkan nantinya

mungkin tidak begitu besar dan memerlukan waktu yang

Page 13: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

panjang, namun, selama kita memegang polis asuransi,

selain kita investasi, kita mempunyai jaminan untuk kalau

kalau terjadi sesuatu terhadap kita. Misalnya, kita sakit,

kecelakaan dan sebagainya. Jadi asuransi ini fungsi utama

nya sih sebenarnya untuk perlindungan.

2.1.4.4 Saham

Di saham ini, investasi yang dananya bisa beraneka

ragam, tergantung dari kita. Dan dalam investasi saham ini,

ada banyak hal yang harus di perhatikan. Kita bisa untung

besar, ataupun rugi besar dalam waktu yang relatif singkat.

Untuk berinvestasi di bidang saham ini kita harus

mempunyai kemampuan untuk melakukan analisa terhadap

saham, bagaimana keadaan suatu perusahaan, apakah akan

mengalami kerugian, atau perusahaan dapat terus berjalan

semua ini sangat di perlukan untuk Investasi di bidang

saham ini.

2.1.5 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Investasi

2.1.5.1 Perkiraan Keadaan Perekonomian

Perkiraan keadaan perekonomian merupaka alasan

yang dipertimbangkan oleh investor. Bila dari perkiraan

tersebut kondisi perekonomian menunjukkan kondisi yang

lebih baik, investor tentu mau menanamkan modalnya.

Selain itu, keamanan mempengaruhi perekonomian. Jika

keamanan baik investor mau berinvestasi, dan kebalikannya

jika keadaan tidak baik investor yidak mau menanamkan

modalnya.

2.1.5.2 Perkembangan Teknologi

Alat-alat produksi mengalami perkembangan

teknologi, misalnya mesin cetak uang yang lama dengan

yang modern. Akibatnya, mesin cetak harus diganti dengan

yang baru. Semakin banyak perkembangan teknologi, alat-

Page 14: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

alat produksi yang lama semakin tertinggal sehingga

investasi pun perlu diperbanyak.

2.1.5.3 Keuntungan yang Diperoleh Pengusaha/Perusahaan

Keuntungan bisa mendorong investasi yang lebih

banyak. Jika keuntungan sedikit, investasi cenderung sedikit

karena ketersediaan dana yang hanya bisa diperoleh dar

pinjaman yang jumlahnya tentu saja terbatas. Namun, bila

keuntungan perusahaan banyak, ditambah pula dengan

pinjaman, tentu investasi juga akan banyak.

2.1.5.4 Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional yang tinggi merupakan

indikasi bahwa pendapatan masyarakat juga tinggi.

pendapatan masyarakat yang tinggi membuat mereka

cenderng mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan

perusahaan sehingga keuntungan perusahaan juga

meningkat. Karena keuntungan yang meningkat perusahaan

yang berinvestasi semakin banyak.

2.2 Investor

2.2.1 Pengertian Investor

Dalam dunia keuangan, investor merujuk pada perorangan

ataupun perusahaan yang, secara tetap, melakukan pembelian saham,

obligasi, ataupun surat berharga lainnya untuk memperoleh suatu

keuntungan finansial untuk digunakan sebagai pembiayaan ataupun

pengembangan perusahaan.

Terkadang istilah "investor" ini juga digunakan untuk

menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti, mata

uang, komoditi, derivatif, rumah tinggal ataupun aset lainnya dengan

suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan

profesinya serta hanya untuk suatu jangka pendek saja.

2.2.2 Jenis-Jenis Investor

Page 15: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Investor perorangan (termasuk Real estate investment trust yang

atas nama perorangan dan suatu perusahaan yang dibentuk guna

mengelola dana investasi)

Kolektor dari benda seni, benda antik, dan sesuatu lainnya

yang bernilai.

Investor penyandang dana, yang dalam bahasa asing disebut angel

investor (atau di Eropa disebut "business angel", yaitu seseorang

yang memiliki dana yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk

digunakan sebagai modal awal suatu usaha dengan imbalan saham

dari perusahaan tersebut.

Modal ventura, yang merupakan investasi kolektif dari beberapa

orang, perusahaan, dana pensiun, dana cadangan asuransi, ataupun

sumber dana lainnya.

Bank investasi

Bisnis dalam bidang investasi.

Kontrak Investasi Kolektif, termasuk real estate investment

trust

lainnya.

2.2.3 Macam-Macam Model Investor Saham

2.2.3.1 Momentum

Investor jenis ini selalu mencari saham yang

bergerak dengan signifikan ke satu arah dalam volume besar.

Mereka akan berusaha melompat masuk ke dalamnya untuk

bisa mengambil momentum yang muncul dan kemudian

mendapatkan keuntungan.

2.2.3.2 Teknikal

Investor yang gemar memakai teknikal biasanya

terobsesi dengan grafik. Si investor juga mengawasi berbagai

indikator teknikal dalam grafik saham atau indeks. Ini untuk

menemukan titik yang menjadi indikasi jual atau beli.

2.2.3.3 Fudamental

Page 16: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Para investor fudamental akan selalu mencari dasar-

dasar analisis fudamental untuk membedah perusahaan.

Misalnya saja, munculnya aksi korporasi maupun antisipasi

akan adanya stock split, terbitnya laporan keuangan, akuisisi

dalam perusahaan, atau perubahan manajemen dalam

perusahaan.

2.2.3.4 Swing

Investor macam ini akan membeli saham-saham

tertentu dalam jangka waktu tertentu, pada umumnya

berberapa hari atau dua sampai tiga pekan. Mereka akan

membuat keputusan jual beli saham berdasarkan analisis

teknikal dengan basis mingguan.

2.3 Sistem Perekonomian

2.3.1 Pengertian Sistem Perekonomian

Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh

suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya

baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan

mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi

lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya.

Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor

produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di

pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada

di antara dua sistem ekstrim tersebut.

2.3.2 Macam-Macam Sistem Perekonomian

2.3.2.1 Perekonomian terencana

Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu

komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl

Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan

pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor

produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas

Page 17: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika

perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah

harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada

para buruh.

Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya

menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20.

Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC

yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak

sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai

melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan

swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.

2.3.2.2 Perekonomian pasar

Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme

dan perusahaan swasta untuk menciptakan sebuah lingkungan

di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli

barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu).

Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang

berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.

2.3.2.3 Perekonomian pasar campuran

Perekonomian pasar campuran atau mixed market

economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar

dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di

dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar

atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat.

Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat

tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi

kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-

barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan

(advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara

perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok

Page 18: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status

perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.

2.3.3 Prioritas Perekonomian Indonesia

Pemerintah telah menetapkan 7 prioritas untuk

perekonomian tahun 2009. Ketujuh prioritas tersebut disampaikan

Presiden Susilo Bambang Yudoyono beberapa waktu lalu.

Ketujuh Prioritas perekonomian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi kemungkinan pengangguran baru akibat krisis global

2. Mengelola inflasi

3. Menjaga pergerakan sector riil

4. Mempertahankan daya beli masyarakat

5. Melindungi masyarakat miskin

6. Memelihara kecukupan pangan dan energi

7. Menjaga pertumbuhan ekonomi

2.3.4 Laporan Perekonomian Indonesia

Laporan Perekonomian Indonesia merupakan bentuk laporan

pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia yang disampaikan

kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap

tahun merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam UU

No.23 Tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah dengan UU

No.3 Tahun 2004. Laporan ini merupakan salah satu wujud dari

akuntabilitas dan transparansi atas pelaksanaan tugas dan wewenang

BI yang bertujuan mengevaluasi perkembangan ekonomi dan

keuangan Indonesia

Tanggal Judul Hits

03-04-2009 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 2008

8403

07-04-2008 Laporan Perekonomian Indonesia 29847

Page 19: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Tahun 2007

15-03-2007 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 2006

6293

15-03-2006 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 2005

5354

31-03-2005 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 2004

4691

23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 2003

3941

23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 2002

3654

23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 2001

3356

23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 2000

4264

23-06-2004 Laporan Perekonomian Indonesia

Tahun 1998/1999

5427

Ekonomi Indonesia 2009

2.4.1 Kondisi Makro Ekonomi

Krisis keuangan di Amerika Serikat sejak April 2008

meresahkan banyak negara, termasuk Indonesia. Pertumbuhan

ekonomi Indonesia 2009 diprediksi menurun drastis ke angka 4,5%-

5,5% turun 8%-25% dari target UU No 41/2008 tentang APBN

2009. Walaupun Pemerintah mewacanakan perubahan, walau APBN

2009 baru dimulai 1 Januari 2009, sampai saat ini belum ada usulan

perubahan resmi kepada DPR sebagai pemegang hak bujet negara.

Asumsi makro ekonomi sesuai UU No 41/2008, yaitu:

pertumbuhan ekonomi 6,0%, inflasi 6,2%, nilai tukar US$/Rp 9400,

SBI 3 bulan 7,5%, harga BBM US$ 80/barel, lifting minyak 960 ribu

barel/hari, lifting gas 7.526 MMSCFD, produksi batubara 250 juta

ton, dan PDB Rp 5.327T. Penerimaan negara Rp 986T dan belanja

Page 20: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

negara Rp 1.037T dan defisit 1% terhadap PDB atau Rp 51,3T. Dari

belanja negara, belanja Pemerintah Pusat Rp 712T yang dialokasi

pada 76 kementerian dan lembaga pusat, sedangkan belanja

Pemerintahan Daerah Rp 312T yang dibagi pada 33 Provinsi, 389

Kabupaten dan 96 Kota se-Indonesia. Angka penerimaan, belanja

dan defisit ini turun dari usul semula pada penyampaian Nota

Keuangan 15 Agustus 2008 dimana penerimaan Rp 1.022,6 triliun,

belanja Rp 1.122,2 triliun dan defisit 1,9%. Ini karena asumsi harga

BBM turun dari US$ 100/barel menjadi US$80/barel. Bila harga

BBM dunia terus rendah tahun 2009, postur APBN 2009 mengecil

lagi dibanding yang ditetapkan sekarang.

Bila prediksi penurunan akibat krisis 20%, penerimaan

negara menjadi Rp 789T atau turun Rp 197T dan belanja negara Rp

830T atau turun Rp 170T. Bila pemerintah mempertahankan tingkat

belanja negara sesuai UU Nomor 41/2008, tambahan pembiayaan Rp

197T sehingga defisit anggaran menembus 3% di atas ketentuan UU

Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara. Agar defisit tidak

melebihi 3%, pembiayaan defisit tidak boleh lebih Rp 120T. Di

tengah krisis likuditas, tambahan pembiayaan ini juga tidak mudah

diperoleh.

Peluang perubahan APBN 2009 akibat dampak krisis

dibuka pada Pasal 23 UU APBN 2009. Intinya, Pemerintah atas

persetujuan DPR dapat mengambil langah-langkah mengubah

asumsi makro, penghematan atau realokasi anggaran, penarikan

pinjaman dan/atau bentuk pembiayaan krisis lainnya. Perpu Nomor

2/2008 yang mengubah UU BI dan Perpu Nomor 3/2008 yang

mengubah UU LPS, disahkan Sidang Paripurna DPR 18 Desember

2008, membolehkan BI membantu likuiditas atas jaminan agunan

berkualitas dan LPS meningkatkan nilai jaminan simpanan nasabah

bank dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar, sesungguhnya makin

memperkuat sektor perbankan dan moneter dalam menghadapi

Page 21: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

krisis. Untuk Perpu No 4/2008 tentang Jaringan Pengaman Sistem

Keuangan (JPSK), DPR minta Pemerintah menyempurnakan melalui

RUU JPSK, bukan Perpu, sehingga rasionalitas pembahasan lebih

solid. Konsistensi implementasi dapat minimalkan dampak krisis dan

pertahankan level kesejahteraan rakyat.

Di tahun 2008, kenaikan harga BBM mencapai 147

US$/barrel menekan target pertumbuhan ekonomi yang semula 6,8%

menjadi 6,4%. Aktualnya diperkirakan 6,3%. Sebenarnya, angka di

atas 6% relatif menggembirakan dan mencerminkan pertumbuhan

ekonomi yang solid selama era reformasi. Pada Orde Baru

pertumbuhan ekonomi pernah 9%. Pertumbuhan tahu 2008 lebih

disumbang konsumsi yakni 66,5%. Di sisi permintaan,

perekonomian hingga triwulan II 2008 didorong pertumbuhan

konsumsi rumah tangga 5,3%, konsumsi pemerintah 2,2%,

pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 12,8%. Pada

sisi penawaran, perekonomian didorong laju kinerja sektor

pengangkutan dan komunikasi 19,2%, sektor listrik gas dan air

bersih 11,2% dan sektor keuangan 8,7%. Pertumbuhan didorong

konsumsi menimbulkan multiplier efek rendah dan impor meningkat.

Page 22: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Tren pertumbuhan impor semester I/2007 hingga semester

I/2008 menunjukkan peningkatan impor dibanding ekspor yang

berdampak memburuknya defisit neraca pembayaran. Hingga awal

2008, pertumbuhan investasi PMTB membaik.

Gambar 1. Pertumbuhan Ekspor dan Impor (Semester)

Page 23: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Membaiknya pertumbuhan ekonomi dan pengangguran

dibayar oleh inflasi. Agustus 2008, inflasi 11,9% lebih 5,4%

dibanding 2007. Inflasi ini karena harga bahan makanan naik 12,5%,

transportasi dan jasa keuangan naik 10,5%. Kenaikan ini bersifat

nonfundamental karena faktor administered prices maupun volatile

food. Peningkatan inflasi administered prices terkait kebijakan harga

BBM bersubsidi naik 28,7% pada 24 Mei 2008. Inflasi volatile food

Page 24: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

terkait persepsi pedagang atas harga BBM, biaya distribusi dan

komoditas yang naik.

Uniknya, kenaikan harga justru menekan kemiskinan

menjadi 15,52%, sebagian mungkin karena imbas program BLT. Di

tahun 2005 kenaikan harga BBM menyebabkan kemiskinan

meningkat. Tren kemiskinan pada level cukup tinggi (diatas 30 juta

jiwa) harus dilawan dengan kebijakan lebih tepat dan fokus. Program

kemiskinan tersebar pada banyak departemen, pendataan kurang

baik, serta pendekatan proyek bukan sistem harus diubah dan

dikoordinasikan.

Gambar 4. Rata-Rata Nilai Tukar Rupiah

Page 25: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Stabilitas moneter cukup baik. Nilai tukar Rp triwulan

II/2008 stabil meskipun terdepresiasi awal tahun karena harga

minyak dunia. Rata-rata kurs triwulan II/2008 pada Rp9.258/USD -

Rp9.259/USD.

2.4.2 Prospek Ekonomi Indonesia 2009

Tahun 2009, ketidakpastian muncul lagi akibat perlambatan

ekonomi dunia, harga minyak dan pangan belum stabil dan imbas

ekonomi luar negeri. Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi global

sekitar 3,8% dan ASEAN sekitar 6%. Krisis subprime mortgage

merontokkan institusi seperti Citigroup, Merrill Lynch, dan UBS

dengan total kerugian sekitar US$4000M atau atau 8 kali PDB

Indonesia tahun (Rp5,327T). Ketidakseimbangan global makin lebar

akibat defisit neraca perdagangan AS terhadap China. Cadangan

devisa China meningkat pesat mencapai US$1.457M, bandingkan

dengan Indonesia US$ 50M.

Proyeksi IMF tahun 2009 menyebut USA tumbuh 0,8%, Uni

Eropa 1,2%, Jepang 1,5% dan Inggris 1,8%. Newly Industrialized

Asian Economic 4,3%, ASEAN-5 5,9%, Timur Tengah 6% dan

Page 26: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Brazil 4,0%. Ekonomi dunia melambat, ekspor Indonesia menurun

dan berdampak pada sektor riil dan PHK.

Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2009 dapat disimpulkan sbb:

1.2.2 Pertama, harga minyak dunia. Harga minyak dunia terkait

dengan krisis keuangan global yang bila berlanjut akan

menyebabkan harga rendah seperti sekarang ini bertahan cukup

lama. Perkiraan permintaan global pulih setelah semester I/2009

dapat memicu kembali naiknya harga minyak dunia dan Indonesia.

Penurunan harga minyak menurunkan harga pangan dunia, begitu

juga harga gandum, jagung dan beras. Korelasi ini membantu

Indonesia dalam penyediaan stok beras dan jagung dengan

membeli harga lebih rendah dari tahun sebelumnya.

1.2.3 Kedua, inflasi, nilai tukar rupiah dan SBI. Inflasi dan nilai

tukar banyak ditentukan oleh faktor global dibanding dalam negeri.

Kemampuan Bank Indonesia menjaga dua tugas utamanya ini

relatif masih lemah ditambah lagi dengan krisis kepercayaan

karena kasus BLBI, aliran dana BI , bank Indover dan Bank

Century. Karena itu koordinasi dengan pemerintah menjadi penting

agar inflasi dan nilai tukar dapat bertahan sesuai target APBN

2009. Suku bungan SBI memang harus diupayakan turun agar

terlihat kaitan kebijakan moneter dan fiskal bagi sektor riel di

tahun 2009.

1.2.4 Kelima, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan

kemiskinan. Kaitan pertumbuhan ekonomi atas pengangguran dan

kemiskinan harus makin diperjelas. Kontribusi 1% pertumbuhan

ekonomi dalam penciptaan lapangan kerja, yakni di bawah

100,000, dibanding masa Orde Baru yang dapat mencapai 350,000,

harus diupayakan kembali dengan mengubah strategi

pembangunan yang memprioritas sektor dengan daya serap tenaga

kerja besar. Ekspektasi angka pengangguran 7%-8% relatif mudah

Page 27: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

dicapai, tetapi target angka kemiskinan 12%-14% masih harus

diupayakan dengan baik.

Page 28: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

BAB III

SEBAB – SEBAB, FAKTOR – FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM

BERINVESTASI, SERTA PERAN INVESTASI DALAM

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

3.1 Sebab – Sebab Investasi

Beberapa hal yang menjadi penyebb terjadinya investasi antara lain

:

3.1.1 Sebagai Sarana Mengembangkan Usaha

Salah satu penyebab terjadinya investasi oleh para Investor

adalah keinginan mereka untuk mengembangkan usaha yang mereka

lakukan. Mengembangkan usaha merupakan hal yang urgen bagi

para entrepreneur. Setidaknya ada beberapa penyebab mengapa

mengembangkan usaha sangat urgen bagi para entrepreneur, yaitu :

1) Mengembangkan usaha merupakan sarana inovasi yang

dilakukan perusahaan yang merupakan langkah penting

dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan –

perusahaan lain.

2) Mengembangkan usaha merupakan salah satu faktor

yang dapat membuat stability perusahaan terjaga karena

dapat menambah income perusahaan.

3.1.2 Sebagai Salah Satu Bentuk Saving

Penyebab lain investasi yang dilakukan oleh para Investor

adalah menjadikan investasi yang mereka lakukan sebagai slah satu

bentuk saving. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi

berbagai kemungkinan terburuk yang terjadi sesuai dengan tujuan

prioritas dari saving itu sendiri. Tentunya saving dalam bentuk

investasi merupakan saving yang hasilnya bisa menjadi sangat

mengagumkan apabila di –manage dengan management yang baik.

Hal ini dikarenakan investasi merupakan harta dalam bentuk recycle

Page 29: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

atau bersiklus sehingga perkembangannya lebih cepat dibanding

tabungan di bank – bank misalnya.

3.1.3 Sebagai Sarana Mendapatkan Profit

Penyebab lain para Investor melakukan investasi adalah

untuk mendapatkan profit/ keuntungan. Profit/ keuntungan memang

merupakan hal yang hampir mutlak bagi setiap entrepreneur. Dan

tanpanya sebuah perusahaan tidak akan berjalan sedikitpun, karena

dapat dipastikan setiap perusahaan pasti memiliki biaya operasional

yang berupa fixed cost dan variable cost. Hal ini dapat dimaklumi

karena income yang diterima oleh perusahaan dibayarkan untuk

biaya operasional perusahaan yang berupa fixed cost dan vaiable

cost. Adapun motivasi yang menyebabkan para Investor berinvestasi

untuk mencari profit dibagi menjadi beberapa hal yaitu :

1) Mencari profit sebagai penghasilan utama

Motivasi “mencari profit sebagai penghasIlan

utama” biasa dilakukan oleh investor dari kalangan

kecil dan menengah yang tidak memiliki mata

pencaharian lain selain investasinya tersebut. Profit

yang didapat sebagian besar digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari – hari.

2) Mencari profit sebagai penghasilan tambahan

Motivasi “mencari profit sebagai penghasilan

tambahan” biasa ditemukan pada para entrepreneur/

investor yang telah berhasil dalam wiraswastanya

sehingga profit yang mereka dapatkan tidak semata –

mata digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

tetapi hanya untuk menopang perekonomian keluarga.

3) Mencari profit yang sebagian besar hasilnya digunakan

sebagai modal untuk kembali berinvestasi

Motivasi yang terakhir ini biasa ditemukan

pada entrepreneur/ investor yang ingin dan berambisi

Page 30: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

untuk mengembangkan usahanya, sehingga dia

mengalokasikan sebagian besar profit yang dia

dapatkan sebagai modal untuk kembali berinvestasi.

Motivasi yang terakhir ini merupakan motivasi yang

bersifat optional dan semua entrepreneur berpeluang

memilikinya tidak tergantung pada achieved statusnya,

baik dari kalangan investor submarginal dan marginal

maupun investor supermarginal.

3.2 Faktor – Faktor Pertimbangan Dalam Berinvestasi

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan para Investor dalam

menginvestasikan modalnya, antara lain :

3.2.1 Kondisi Pasar dan Prospek Pasar ke Depan

Kondisi pasar dan prospek pasar ke depan merupakan hal

terpenting yang harus dipikrkan seorang Investor sebelum

mengambil keputusan akan berinvestasi atau tidak di suatu wilayah

dan bidang tertentu. Kondisi pasar yang bergairah merupakan

kondisi yang memiliki kemungkinan besar dalam memancing

investor untuk menanamkan modalnya. Hal tersebut ditandai dengan

adanya daya beli masyarakat yang tinggi.

Sedangkan Kondisi pasar yang kurang bergairah, lesu akan

membuat para Investor berpikir seribu kali dalam menginvestasikan

modalnya, hal ini dikarenakan bukan tidak mungkin hasil produksi

dari investor tersebut tidak laku dan akhirnya hanya mendatangkan

kerugian/ deficit bagi perusahaan investor yang menanamkan

modalnya di kawasan tersebut. Ciri dari Kondisi ini adalah lemahnya

daya beli masyarakat.

Hal ini menjadikan pasar serta prospeknya sebagai elemen

penting invest planning yang direncanakan oleh investor tersebut.

Kegagalan atau ketidakcermatan dalam mengamati pasar serta

Page 31: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

prospeknya akan lebih banyak mendatangkan masalah bagi investor

tersebut.

3.2.2 Kondisi Keamanan

Kondisi keamanan merupakan faktor yang tidak kalah

pentingnya untuk dipikirkan para Investor dalam memutuskan untuk

berinvestasi tidaknya di suatu wilayah. Sebaik apapun kondisi pasar

dan prospek yang ada namun apabila tidak didukung Kondisi

keamanan sekitar yang baik maka juga akan banyak mengundang

masalah. Beberapa ciri Kondisi keamanan yang baik antara lain :

1) Minimnya atau tidak adanya sma sekali demo anarkis

2) Tidak adanya desas – desus buruk perusahaan yang

disebarkan masyarakat akibat mengalami kontravensi

dengan perusahaan tersebut

3) Tidak adanya permintaan yang berlebihan oleh

penduduk setempat terhadap fee atau penyerapan semua

penduduk sebagai tenaga kerja tanpa memperdulikan

kualitas tiap – tiap individu yang akhirnya timbul knflik

karena terjadi misscomunication antara investor dengan

penduduk.

4) Minimnya tindakan criminal yang terjadi.

Tidak terpenuhinya beberapa ciri di atas dapat

menyebabkan para Investor semakin ragu – ragu untuk berinvestasi

di suatu wilayah karena dengan kondisi keamanan yang riskan akan

banyak menimbulkan masalah bagi investor tersebut dibanding

keuntungan yang didapatkan.

3.2.3 Biaya Produksi

Faktor pertimbangan lainnya adalah faktor biaya produksi

suatu barang yang akan diproduksi. Faktor yang satu ini merupakan

faktor yang berhubungan langsung produksi dan memiliki tingkat

keurgenan yang tidak kalah bila disbanding dengan dua faktor di

atas. Biaya produksi akan sangat mempengaruhi harga barang di

Page 32: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

pasar sehingga semakin minimnya biaya produksi akan semakin

rendah harga jual sehingga sesuai dengan hukum permintaan bahwa

“permitaanbenbanding terbalik dengan harga” dan sesuai dengan

realita yang ada maka dapat dipastikan barang tersebut akan laku

keras dengan syarat cocok dengan permintaan pasar.

Kegagalan dalam me-manage biaya produksi akan

mengakibatkan permasalahan baru terutama di dalam pemasaran

produk, walaupun barang yang diproduksi sangat dibutuhkan pasar.

Hal ini tak lepas dari persaingan kompetitor bisnis yang ketat

sehingga kegagalan ini akan menyeret perusahaan mengeluarkan

biaya produksi yang terlalu tinggi dan besar kemungkinan pula

perusahaan mengalami defisit.

3.2.4 Ketersediaan Bahan Baku dan Infrastruktur Jalan dari Daerah Bahan

Baku menuju ke Pabrik Pengolahan

Faktor yang keempat adalah ketersediaan bahan baku dan

infrastruktur jalan yang ada dari daerah bahan baku menuju pabrik

pengolahan. Ketersediaan bahan baku merupakan salah satu faktor

penting yang sangat menunjang produksi dari barang – barang

produksi. Sedangkan kualitas infrastruktur jalan sangat membantu

terutama dalam menjaga kualitas kendaraan angkut bahan baku.

Bahan baku yang sulit serta infrastruktur jalan yang kurang

baik juga akan memperlambat proses produksi sehingga akan

menurunkan efisiensi kerja tenaga kerja sehingga di sini dapat terjadi

“The Law of Diminishing Return”. Hal ini tentu sangat merugikan

perusahaan karena biaya operasional yang dikeluarkan tidak

sebanding dengan income yang didapat. walaupu tidak terjadi defisit

secara langsung namun hal yang semacam ini akan menurunkan

kesehatan keuangan perusahaan yang akhirnya dapat memicu deficit.

3.2.5 Regulasi Pemerintah

Faktor lain yang tidak boleh terlupakan oleh para Investor

dalam berinvestasi adalah faktor regulasi pemerintah tentang

Page 33: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

Investasi di suat daerah tertentu. Semakin bagus dan mendukungnya

regulasi pemerintah tentang investasi yang masuk akan semakin

memicu dan memacu tingkat pertumbuhan investasi di daerah

tersebut. Hal ini dikarenakan para Investor secara pertimbangan

mereka mendapatkan perhatian serta mendapatkan kepastian hukum

dalam hal investasi di wilayah tersebut.

Dan semakin buruknya regulasi pemerintah dalam hal

investasi dan ketidakpedulian pemerintah tentang investasi,

walaupun daerah tersebut kaya akan bahan baku misalnya tidak akan

banyak mendatangkan investor karena kepedulian pemerintah

terhadap para investor masih kurang, sehingga para Investor akan

berpikir dua kali dalam berinvestasi di daerah tersebut.

3.3 Peran Investasi dalam Meningkatkan Perekonomian Negara

Kuat tidaknya perekonomian negara dapat terlihat dari Income Per

Capita Negara tersebut. Income Per Capita tersebut didapatkan dari

pendapatan nasional yang sebagian besar dari pajak/ tax. Tentunya pajak

akan berbanding lurus dengan gaji/ wages para warga negara. Sedangkan

jumlah populasi warga negara yang bekerja berbanding lurus terhadap

peningkatan gaji. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi peningkatan

jumlah orang yang bekerja maka akan didapatkan National Income yang

besar pula yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya Income Per

Capita yang biasanya digunakan untuk mengukur Perekonomian suatu

Negara.

Investasi yang dilakukan para Investor tentunya akan dapat

meningkatkan pendapatan di daerah tersebut yang bisa berpengauh terhadap

perekonomian negara. Adapun peningkatan Income di suatu wilayah dengan

adanya investasioleh para Investor dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Peningkatan pendapatan masyarakat setempat yang semula

tidak memiliki pekerjaan/ unemployed menjadi bekerja

sehingga dengan adanya gaji tetap dari mereka jumlah pajak

yang dibayarka akan semakin besar sehingga akan menambah

Page 34: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

income di daerah tersebut. Hal ini disebut peningkatan income

secara aktif.

2) Pembayaran royalty/ fee terhadap kas daerah setempat. Jadi

dengan adanya investasi di suatu daerah akan terjadi

peningkatan pendapatan secara pasif yaitu dengan pembayaran

royaly/ fee sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebagai

kompensasi berdirinya perusahaan.

Jadi jelas investasi yang dilakukan para Investor akan sangat

berperan terhadap peningkatan perekonomian Negara, terutama apabila sang

Investor merupakan Investor local hal ini dikarenakan Investor local selain

membayar royalty/ fee juga akan membayar pajak perseorangan yang

jumlahnya tidak kecil.

Page 35: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

BAB IV

HAMBATAN YANG DIALAMI PARA INVESTOR DALAM

BERINVESTASI

4.1 Kondisi Pasar yang Kurang Baik/ Pemasaran yang Sulit serta Prospek ke

Depan yang Kurang Bagus

Salah satu hambatan yang mungkin dialami para Invetor dalam

berinvestasi adalah hambatan yang berupa sulitnya pemasaran dan prospek

ke depan yang kurang baik. Hal ini seringkali ditandai oleh lesunya pasar.

Beberapa penyebab hambatan yang berupa kesulitan pemasaran antara lain :

1) Barang yang diproduksi dan dipasarkan kurang digemari di

pasaran atau dengan kata lain kurang dibutuhkan.

2) Perekonomian nasional yang memburuk adanya krisis moneter.

3) Pembungkusan barang tidak baik sehingga kurang menarik

para konsumen

4) Pelayanan yang diberikan kurang memuaskan para konsumen.

5) Harha barang yang terlalu tinggi bila dibandingkan harga

barang sejenis dari kompetitor – kompetitornya.

4.2 Kondisi Keamanan yang Riskan

Hambatan lain yang dapat dialami para Investor dalam berinvestasi

adalah masalah keamanan yang riskan. Seringnya terjadi demonstrasi warga

setempat meminta warga setempat semuanya dipekerjakan sebagai

karyawan tanpa melihat kualitas atau meminta peambahan royalty/ fee

terhadap daerah setempat biasanya menjadi indikator Kondisi keamanan

yang riskan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi keamanan

menjadi riskan antara lain :

1) Kurang pahamnya masyarakat tentang mekanisme penerimaan

karyawan baru pabrik. Pemfilteran semacam ii dimaksudkan

agar pabrik mendapat kualitas tenaga kerja yang baik.

Page 36: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

2) Kuarang pedulinya pabrik terhadap kesejahhteraan masyarakat

setempat sehingga memicu etrjadinya kesenjangan sosial.

4.3 Biaya Produksi yang Tinggi

Masalah lain yang mungkin dihadapi para Investor dalam

berinvestasi adalah biaya produksi yang tinggi. Tingginya biaya produksi

akan sangat berpengaruh terhadap tingginya harga barang yang nantinya

akan langsung berimplikasi terhadap sulitnya pemasaran.

Beberapa hal yang mempengaruhi tingginya biaya produksi adalah

ketidakefisiensinya alat – alat produksi serta banyaknya karyawan yang

bekerja kurang maksimal sehingga terjadi “The Law of Diminishing Return”

yang menyebabkan tingginya production cost padahal income yang diterima

perusahaan tidak sebanding denga pengeluarannya.

4.4 Bahan Baku yang Sulit Dicari serta Infrastruktur Jalan dari Lokasi Sumber

Bahan Baku menuju Pebrik Pengolahan yang Kurang Baik

Masalah lain yang dapat menimpa para Investor dalam berinvestasi

adalah masalah sulitnya bahan baku serta infrastruktur jalan dari lokasi

sumber bahan baku menuju pabrik yang kurang baik. Masalah yang satu ini

dapat menurunkan tingkat efisiensi kerja dari bagian produksi karena bahan

baku sulit dicari serta kondisi infastruktur jalan yang sulit dapat

menghambat pasokan bahan baku produksi. Perusahaan memang tidak akan

mengalami defisit secara langsung namun penurunan efisiensi kerja akan

mempengaruhi menurunnya pendapatan sedangkan dapat diasumsikan biaya

produksi tetap sehingga perusahaan akan mengalami kerugian secara

bertahap.

4.5 Regulasi Pemerintah yang Menghambat Investor dalam Berinvestasi

Masalah lain yang mungkin dihadapi para Investor dalam

berinvestasi adalah regulasi pemerintah yang bersifat menghambat.para

investor dalam menginvestasikan modalnya. Regulasi dan kepastian hukum

merupakan hal yang sangat urgen bagi para Investor karena sebaik apapun

Page 37: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

pasar dan bahan baku namun apabila tidak diimbangi oleh regulasi

pemerintah yang bersifat mendukung maka dapat dipastikan para Investor

akan enggan menginvestasikan modalnya. Beberapa karakteristik regulasi

yang bersifat menghambat antara lain :

1) Terlalu tingginya biaya fee/ royalty yang harus dibayarkan

kepada Pemerintah setempat.

2) Tidak adanya perlindungan terhadap para Investor.

3) Biaya pembebasan lahan yang terlampau tinggi.

4.6 Persaingan yang Tidak Sehat

Masalah lain yang tak kalah berbahayanya dengan maslah lainnya

yang bisa dihadapi para Investor dalam berinvestasi adalah adalah adanya

persaingan tidak sehat antara para entrepreneur. Hal ini biasanya ditandai

denga adanya desas – desus yang bersifat provokatif dan menyerang slah

satu atau lebih dari entrepreneur. Hal ini dikarenakan adanya

ketidakmampuan dalam memberikan pelayanan secara maksimal terhadap

para konsumen serta ketidakmampuan untuk bersaing secara sehat

sehinngga pelakunya memilih persaingan secara tidak sehat.

Page 38: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

BAB V

SOLUSI TERHADAP PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PARA

INVESTOR DALAM BERINVESTASI

5.1 Solusi Pemasaran

Bidang pemasaran merupakan bidang yang sangat urgen bagi suatu

perusahaan dalam mejaga eksistensi hidupnya. Berbagai permasalah

mungkin saja timbul dalam bidang ini. Beberapa solusi dalam bidang

pemasaran untuk permaslahan di bidang pemasaran yang dibahas pada bab

IV antara lain:

1) Membungkus Barang Produksi Sebaik Mungkin

Membungkus barang produksi sebaik mungkin

adalah strategi yang cukup jitu untuk menggaet para konsumen

untuk membeli suatu barang. Hal ini dikarenakan bila ada dua

barang atau lebih yang sejenis sedangkan ada satu barang yang

memiliki keunggulan di bidang tampilannya, misalnya barang

tersebut akan laku keras dengan catatan adanya permintaan

yang tinggi akan barang jenis tersebut.

2) Memberikan Pelayanan dengan maksimal

Pelayanan merupakan salah satu faktor yang

dipertimbangkan oleh para konsumen dalam membeli suatu

barang. Tanpa pelayanan yang baik dan maksimal para

konsumen akan merasa enggan untuk membeli barang produksi

suatu perusahaan. Beberapa contoh pelayanan yang baik dan

maksimal antara lain :

a. Memberikan senyum dalam melayani

b. Mampu menerima segala komentar dari para

konsumen

c. Tidak menunjukkan sikap emosional bahka

menunjukkan sikap ramah dan hangat.

Page 39: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

3) Mengadakan Obsevasi ke Pasar untuk Mengetahui Jenis

Barang Apa yang Diminati dan Dibutuhkan Konsumen

Mengadakan observasi ke pasar guna mencari jenis

barang apa yang diminati dan dibutuhkan adalah cara terjitu

dalam menyelesaikan masalah pemasaran apabila sang

entrepreneur mengetahui bahwa jenis barang yang

diproduksinya kurang diminati masyarakat. Sang entrepreneur

harus dengan cermat, seksama, dan teliti dalam melihat kondisi

pasar, karena tanpa kecermatan konklusi yang diperoleh akan

tergambar kurang jelas bahkan salah perhitungan.

5.2 Solusi Keamanan

Bidang keamanan merupakan salah satu bidang yang mampu

menyangga dan menyokong kestabilan semua proses yang terjadi di sebuah

perusahaan. Ketidakberesan di dalamnya akan menimbulkan berbagai akibat

buruk. Beberapa solusi dalam bidang keamanan terkait masalah yang

dihadapi para Investor yang dibahas pada bab IV antara lain :

1) Menyediakan Tenaga Pengamanan yang Profesional secara

Maksimal

Dalam menjaga keamanan perusahaan diperlukan

tenaga keamanan yang profesional yang disediakan secara

maksimal. Maksud dari maksimal di sini berarti pengadaan

tenaga baik secara kuantitas yakni dalam hal jumlah tenaga

pengamanan maupun dalam segi motivasi misalnyadalam

bentuk gaji yang lumayan besar. Dengan adanya tenaga

pengamanan yang professional secara maksimal masalah

keamanan dapat sedikit tereduksi.

2) Menjalin Hubungan/ Komunikasi yang Baik dengan Warga

Sekitar

Solusi yang kedua adalah menjalin komunikasi yang

baik dengan warga sekitar dengan bersikap ramah dan peduli

Page 40: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

terhadap masyarakat sekitar. Bentuk sikap ramah dan peduli

terhadap masyarakat sekitar dapat berupa bantuan sosial,

pemberian sembako secara murah setiap jangka waktu tertentu,

dan memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh limbah

perusahaan atau keberadaan perusahaan terhadap kehidupan

masyarakat. Karena komunikasi yang baik antara Investor

dengan masyarakat setempat merupakan langkah preventif

yang terbaik untuk mencegah permasalahan di bidang

keamanan.

3) Merekrut Warga yang Dianggap Potensial untuk Bekerja pada

Perusahaan

Solusi yang selanjutnya dalam menyelesaikan

masalah keamanan adalah merekrut warga yang dinggap

memiliki kualitas yang baik untuk dipekerjakan di perusahaan.

Hal ini merupakan langkah yang cukup ampuh untuk menarik

simpati masyarakat sehingga dapat meminimalisir terjadinya

gangguan keamanan yang berasal dari warrga setempat. Namun

juga harus disosialisasikan bahwa adanya penyaringan tenaga

kerja dalam perekrutan sehingga keberadaan mereka benar –

benar diperlukan bagi perusahaan. Pengutamaan terhadap

tenaga kerja yang berasal dari desa setempat perlu dilakukan

untuk mendukung solusi yang satu ini.

4) Menyediakan Royalty/ Fee untuk Masyarakat Setempat

Yang menjadi solusi selanjutnya adalah pemberian

royalty/ fee kepada masyarakat setempat yang diwakili oleh

pemimpin masyarakat setempat sebagai kompensasi atas

berdirinya perusahaan dengan jangka waktu tertentu secara

kontinu. Royalty dapat berupa uang cash, ataupun barang –

barang yang diperlukan masyarakat setempat atau bahkan bisa

Page 41: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

berupa pemberian modal bagi masyarakat setempat. Dengan

adanya royalty ini diharapkan keberadaan pabrik tidak

menjadikan adanya kesenjangan sosial yang nantinya akan

dapat memicu berbagai permasalahan baru, demo anarkis

misalnya.

5) Memberikan Beasiswa bagi Siswa Daerah Setempat yang

Berprestasi yang nantinya akan direkrut menjadi Karyawan

Pabrik

Solusi yang lain untuk permasalahan keamanan

adalah pemberian besiswa bagi siswa – siswa yang berprestasi

sampai perguruan tinggi dan nantinya setelah lulus akan

dipekerjakan di perusahaan. Solusi ini merupakan solusi jangka

panjang dari ketersediaan tenaga – tenaga ahli masa depan

sehingga tidak perlu mendatangkan lagi tenaga ahli dari luar

negeri di masa depan. Dan solusi ini memberika efek yang

cukup baik pada masyarakat setempat karena anpa biaya

mereka bisa mendapatkan putra – putri mereka bergelar

sarjana.

5.3 Solusi Biaya Produksi

Biaya Produksi merupakan salah satu faktor yang menentukan

dalam harga jual barang produksi sehingga dapat dikatakan menjadi faktor

yang urgen dalam kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa solusi yang

dapat diberikan oleh pemakalah terhadap masalah biaya produksi yang

dipaparkan pada bab IV antara lain :

1) Modernisasi Peralatan Produksi

Solusi yang pertama utuk masalah biaya produksi

adalah modernisasi peralatan produksi serta mekanisasi proses

produksi yang bisa menggunakan mesin. Namun dalam hal ini

perlu diperhatikan pemilihan mesin harus benar – benar cermat

dan teliti agar mesin dapat bekerja secara efisien. Hal ini

Page 42: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

dikarenakan kesalahan dalam hal modernisasi dan mekanisasi

akan banyak menimbulkan banyak masalah dalam

prosesproduksi yang pada akhirnya akan dapat merugikan sang

entrepreneur sendiri.

2) Memaksimalkan Kinerja Karyawan

Solusi yang kedua adalah memaksimalkan kinerja

para karyawan yang telah bekerja pada perusahaan. sang

entrepreneur harus mencari tahu apa yang menyebabkan para

karyawan mampu memaksimalkan kerjanya. Pemberian

penghargaan sebaga karyawan terbaik setiap bulan misalnya

atau pemberian bonus bagi karyawan yang mampu memenuhi

target produksi tertentu dengan kualitas hasil produksinya

bagus tentunya dapat menjadi contoh bagaimana cara

memotivasi karyawan untuk bekerja maksimal.

5.4 Solusi Bahan Baku

Ketersediaan bahan baku merupakan syarat mutlak bagi

eksistensinya proses produksi. Adanya hambatan dalam ketersediaan bahan

baku akan sangat menghmbat proses produksi yang pada akhirnya akan

menyebabkan penurunan profit dan menyebabkan deficit secara bertahap.

Beberapa solusi yang diberikan pemakalah terhadap masalah bahan baku

yang ada di bab IV antara lain :

1) Mencari Lokasi Sumber Bahan Baku yang Memadai

Solusi yang pertama adalah mencari lokasi sumber

bahan baku yang memadai apabila di lokasi yang lama bahan

baku sudah menipis. Hal ini sangat perlu sebab tanpa adanya

pasokan bahan baku yang memadai proses produksi akan

sangat terhambat dan terjadi penurunan efisiensi kerja yang

dapat mengakibatkan defisit. Mencari ini dapat dilakukan

Page 43: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

dengan berbagai cara antara lain survei dan observasi lapangan.

Survei dapat dilakuakn dengan cara mencari informasi di

berbagai departemen yang terkait dengan jenis bahan baku

yang dicari.

2) Meminta Perizinan Pemanfaatan dan Mendirikan Pos Bahan

Baku di Lokasi Bahan Baku

Solusi kedua yaitu meminta izin kepada pemerintah

untuk memanfaatkan bahan baku di lokasi bahan baku serta

mendrirkan pos pengangkutan bahan baku. Izin ini sangat

diperlukan agar tidak terjadi misscomunication dengan pihak

pemerintah sehingga meminimalisir tindakan sweeping yang

seringkali dilakukan aparat terhadap persahaan ilegal.

3) Memperlancar Infrastruktur Jalan dari Lokasi Bahan Baku ke

Pabrik

Solusi ketiga yang tiodak kalah penting dibanding dua

solusi di atas adalah memperbaiki kondisi infrastruktur jalan

antara lokasi sumber bahan baku dan pabrik pengolahan

sehingga pasokan bahan baku lebih lancer dan mampu

meminimalisir tingkat kerusakan alat transportasi akibat

kualitas jalan yang buruk. Tentunya perbaikan jalan ini tidak

bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan pemerintah setempat. Jadi

dapat diajukan proposal perbaikan jalan guna proses industri

kepada pemerintah.

5.5 Solusi Regulasi Pemerintah yang Menghambat

Solusi atas regulasi pemeritah yang menghambat adalah memberi

pengertian kepada pemerintah setempat bahwa investasi adalah hal yang

sangat penting bagi perkembangan ekonomi daerah tersebut selanjutnya

serta menjelaskan kesulitan yang dialami para Investor terhadap pelaksanaan

salah satu atau lebih regulasi pemerintah. Hal ini dapat dilaksanakan dalam

bentuk rapat, pertemuan biasa dengan pejabat yang berwenang, maupun

dalam forum diskusi, dls.

Page 44: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

5.6 Solusi Persaingan yang Tidak Sehat

Persaingan tidak sehat merupakan salah satu faktor di luar proses

perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap image dan tingkat penjualan.

Solusi atas persaingan yang tidak sehat antara lain :

1) Mengajak Si Pembuat Berita Miring untuk Berdebat

Solusi yang pertama dalah mengajak si pembuat

berita miring untuk berdebat di suatu ruangan yang bebas

diikuti untuk umum dengan meminta bantuan polisi sebagai

tenaga pengamanan. Hal yang akan didebatkan adalah

statement dari si pembuat berita miring yang menjelek –

jelekkan perusahaan. Namun beberapa hal yang harus

dipersiapkan sebelum berdebat antara lain:

a. Statement yang akan dikeluarkan

b. Saksi kunci

c. Kondisi Debat

2) Mengajukan Gugatan Perdata

Apabila si pembuat berita miring masih tetap berkoar

tidak ada salahnya mengajukan gugatan perdata kepadanya atas

tuduhan pencemaran nama baik. Apabila tuduhan yang

dilontarkannya tidak terbukti maka makin terbukti bahwa desas

– desus itu hanya dibuat – buat.

Page 45: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2.1 Beberapa penyebab terjadinya investasi oleh para Investor antara lain

:

1) Sebagai sarana mengembangkan usaha.

2) Sebagai salah satu bentuk saving.

3) Sebagai sarana mendapatkan profi.t

6.2.2 Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam bertinvestasi

antara lain :

1) Kondisi pasar dan prospek pasar ke depan

2) Kondisi keamanan

3) Biaya produksi

4) Bahan baku dan infrastruktur jalan dari daerah bahan baku

menuju ke pabrik pengolahan

5) Regulasi pemerintah

6.2.3 Investasi sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian

Negara karena dengan adanya investasi akan terseap tenaga kerja

serta pembayaran royalty/ fee oleh para Investor akan menambah

National Income yang pada akhirnya akan meningkatkan Income Per

Capita yang biasanya dijadikan indicator kondisi perekonomian

suatu Negara.

6.2.4 Beberapa hambatan dalam berinvestasi antara lain :

1) Kondisi pasar yang kurang baik/ pemasaran yang sulit serta

prospek ke depan yang kurang bagus

2) Kondisi keamanan yang riskan

3) Biaya produksi yang tinggi

Page 46: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

4) Bahan baku yang sulit dicari serta infrastruktur jalan dari lokasi

sumber bahan baku menuju pebrik pengolahan yang kurang baik

5) Regulasi pemerintah yang menghambat investor dalam

berinvestasi

6) Persaingan yang tidak sehat

6.2.5 beberapa solusi dalam memecahkan masalah dalam berinvestasi

antara lain :

1) Solusi dalam bidang pemasaran yaitu :

i. Membungkus barang produksi sebaik mungkin

ii. Memberikan pelayanan dengan maksimal

iii. Mengadakan obsevasi ke pasar untuk mengetahui jenis

barang apa yang diminati dan dibutuhkan konsumen

2) Solusi dalam bidang keamanan yaitu :

i. Menyediakan tenaga pengamanan yang profesional secara

maksimal

ii. Menjalin hubungan/ komunikasi yang baik dengan warga

sekitar

iii. Merekrut warga yang dianggap potensial untuk bekerja

pada perusahaan

iv. Menyediakan royalty/ fee untuk masyarakat setempat

v. Memberikan beasiswa bagi siswa daerah setempat yang

berprestasi yang nantinya akan direkrut menjadi karyawan

pabrik

3) Solusi dalam menghadapi biaya produksi yang tinggi yaitu :

i. Modernisasi peralatan produksi

ii. Memaksimalkan kinerja karyawan

4) Solusi dalam bidang bahan baku yaitu :

i. Mencari lokasi sumber bahan baku yang memadai

ii. Meminta perizinan pemanfaatan dan mendirikan pos bahan

baku di lokasi bahan baku

Page 47: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

iii. Memperlancar infrastruktur jalan dari lokasi bahan baku ke

pabrik

5) Solusi dalam hal regulasi pemerintah yang menghambat yaitu:

i. Menjelaskan kesulitan yang dialami

6) Solusi dalam hal persaingan yang tidak sehat yaitu :

i. Mengajak si pembuat berita miring untuk berdebat

ii. Mengajukan gugatan perdata

6.2 Saran

6.2.1 Pemerintah harus bijaksana dalam menyikapi permasalahan dalam

bidang Investasi, karena Investasi merupakan salah satu jalan

meningkatkan perekonomian Negara.

6.2.2 Masyarakat seharusnya menerima dengan hangat kehadiran Investor

di tengah – tengah mereka selama para Investor berlaku baik.

6.2.3 Para Investor seharusnya mampu memecahkan berbagai kesulitan

yang menghadang dan harus memiliki hubungan yang baik dengan

warga sekitar dan pemerintah.

Page 48: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Griffin R dan Ronald Elbert. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.

http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian+

Indonesia/ltbi+04.htm

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Blog at WordPress.com.

www.duaberita.com

Page 49: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

49

LAMPIRAN

Struktur Dunia Investasi

Monday, 28 July 2008 00:00

Secara sederhana, investasi dilihat dari wilayah atau obyek investasinya dibagi

menjadi dua yaitu sektor riil dan sektor finansial.

Kedua sektor ini telah lama digeluti meski tentu saja sektor riil pada awalnya

merupakan cikal bakal dari dunia investasi. Nah bagaimana bagan investasi yang

terjadi secara keseluruhan? Perhatikan skema gambar dibawah ini:

Page 50: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

50

Pada era tahun 70 hingga akhir 90 an, mereka yang awam lebih terbiasa dengan

investasi sektor riil seperti sektor properti dan perkebunan. Namun setelah

masa krisis moneter menimpa negara kita, para investor mulai mencari jenis

investasi dengan return yang besar dalam tempo yang singkat dan disinilah

trend investasi sektor finansial mulai booming.

Investasi sektor riil (properti misalnya) umumnya membutuhkan modal yang

besar dan memakan waktu yang relatif lama untuk berkembang karena besarnya

modal maka likuiditasnya tidak secepat sektor finansial.

Ambillah contoh bila kita membeli sebuah rumah untuk investasi. Kelebihannya

nilainya biasanya tidak pernah menurun dan selalu meningkat.

Namun dilain sisi, setelah beberapa tahun, Anda hendak mencairkan investasi

Anda, maka Anda harus mencari seseorang yang memiliki dana yang cukup

untuk membeli rumah Anda yang nilainya mungkin sudah naik puluhan hingga

ratusan persen. Mencari pembeli yang seperti ini tidaklah mudah, disinilah

masalah likuiditas terjadi.

Lain halnya dengan sektor finansial. Investasi pada sektor ini memiliki

kecenderungan lebih likuid dan return yang relatif lebih besar, sebanding

dengan resikonya. Kelebihan lainnya adalah banyaknya produk investasi yang

ditawarkan pada sektor ini.

Lalu dimana posisi para Traders? Dia ada di dalam golongan Pasar Uang & Bursa

Komoditi Berjangka. Para traders merupakan type investasi pada sektor

Page 51: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

51

finansial yang tergolong paling high risk-high return investment. Artinya,

peluang untuk memperoleh keuntungan sangat besar bahkan dapat mencapai

ratusan persen perbulan namun diimbangi dengan kemungkinan kerugian yang

besar apabila tidak dikelola dengan baik.

Perlu dipahami konsep high risk-high return disini. Pada dasarnya, semua jenis

investasi memiliki kemungkinan merugi. Besarnya potensi kerugian akan

sebanding dengan besarnya potensi keuntungan yang dapat kita peroleh disini.

Semakin besar potensi keuntungan yang dapat diperoleh disini, maka semakin

besar juga potensi kerugian yang dapat timbul dan sebaliknya.

Jika Anda tergolong sebagai safe investor yang tidak menyukai resiko atau

‘guncangan-guncangan’ dalam portfolio investasi Anda, maka nampaknya jenis

trading style bukan jenis investasi yang cocok bagi Anda. Hal ini disebabkan

karena trading style merupakan investasi yang memiliki pergerakan sangat

Page 52: MAKALAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

52

cepat dalam likuiditas maupun dalam pergerakan harga.

Secara logika, trading dapat saja membawa Anda memperoleh keuntungan

sebesar puluhan sampai ratusan persen dalam satu periode namun juga dapat

membawa Anda kehilangan jumlah yang sama.

Jika Anda seorang risk taker, maka trading adalah jenis investasi yang cocok

dengan Anda, dalam arti untuk memperoleh keuntungan besar, maka ia pun siap

menanggung potensi kerugian yang sama besarnya.

Lalu adakah cara meminimalisasi potensi kerugian yang ada?

Tentu saja ada! Risk management dan kemampuan analisa Anda adalah

kuncinya disini. Semakin baik Anda dalam menjalankan risk management dan

menganalisa pergerakan harga pasar, maka semakin kecil potensi loss yang

dapat terjadi. Semuanya berbanding lurus.

Untuk pembahasan mengenai investasi yang lebih lengkap silahkan klik di

Artikel Investasi

Next >