Magnetik Separator

download Magnetik Separator

of 24

description

Magnetik Separator

Transcript of Magnetik Separator

  • 1

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bahan mentah untuk pembuatan bahan, tidak dapat diperoleh dari alam

    dengan jumlah tak terbatas. Pemakaian yang kian meningkat, memaksa orang

    untuk berhemat dan sedapat mungkin memanfaatkan kembali barang bekas

    (terutama logam).

    Dalam proses praolahan, Sebelum bijih mengalami proses metalurgi

    ekstraksi secara hidrometalurgi, pirometalurgi, ataupun elektrometalurgi bijih

    akan mangalami suatu pengolahan awal yang terdiri dari :

    1. Kominusi (pengecilan ukuran)

    2. Sizing dan clasification (pemisahan dan pengelompokkan mineral

    dengan melihat dari ukuran mineral tersebut)

    3. Konsentrasi (pemisahan mineral melalui sifat fisik mineral, misalnya

    berat jenis, konduktivitas, kemagnetan serta sifat permukaan).

    Tanpa mengalami proses preparasi maka bongkahanbongkahan bijih

    yang merupakan hasil penambangan tidak mungkin langsung dapat digunakan

    dalam proses metalurgi ekstraksi. Jika hal itu dilakukan maka efisiensi dari proses

    metalurgi ekstraksi itu sendiri akan rendah bahkan akan menyebabkan kerugian

    yang cukup besar.

    Pada proses preparasi bijih akan dilakukan proses penyesuaian, mulai dari

    ukuran sampai dengan konsentrasi atau kandungan bijih itu sendiri. Hasil dari

    proses tersebut adalah konsentrat, sedangkan pengotornya disebut tailing.

    Salah satu alat yang digunakan dalam proses pemisahan mineral berharga

    dengan pengotornya berdasarkan sifat kemagnetan yaitu Magnetic Separator.

    Metode Magnetic Separation ini telah digunakan lebih dari 200 tahun dalam

    proses konsentrasi bijih besi dan masih digunakan hingga saat ini. Berbagai

    macam peralatan pemisahan magnetik telah banyak digunakan sejak awal dan

    hingga sekarang telah banyak perkembangan dan perbaikan dalam peralatannya

    1

  • 2

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    untuk dapat meningkatkan kadar besi yang tinggi. Pada saat ini hampir 90% dari

    proses konsentrasi besi menggunakan metode pemisahan magnetik.

    Proses konsentrasi Bijih besi lebih banyak dilakukan oleh Magnetic

    Separator karena besi merupakan unsur yang sifat kemagnetannya sangat baik,

    sehingga lebih efisien untuk dikonsentrasi dengan menggunakan metode ini.

    1.2 Tujuan Percobaan

    Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu Melakukan proses pemisahan

    mineral berdasarkan sifat kemagnetannya dengan menggunakan alat Magnetic

    Separator.

    1.3 Batasan Masalah

    Dalam percobaan Magnetic Separator, proses pemisahan mineral berkisar

    pada pencampuran pasir besi dan pasir kwarsa dengan alat Magnetic Separator.

    Tegangan rotornya 8, 9 dan 10 volt dengan feed yang dipakai 60 gram.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan pada laporan ini terdiri dari lima bab. Bab I

    menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah, dan

    sistematika penulisan. Bab II menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang berisi

    mengenai teori singkat untuk mendukung sebuah percobaan yang telah dilakukan.

    Bab III menjelaskan mengenai metode percobaan, yang berupa diagram alir, alat

    & bahan, serta prosedur percobaan. Bab IV menjelaskan mengenai data-data

    percobaan yang telah dicatat saat melakukan praktikum, baik berupa tabel ataupun

    grafik. Serta menjelaskan mengenai pembahasan yang telah dihitung. Dan bab V

    menjelaskan mengenai kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

  • 3

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Bijih Besi

    Bijih besi merupakan bahan baku utama dalam pembuatan bijih besi dan baja.

    Indonesia memiliki potensi sumber daya bijih besi yang cukup besar yang selama

    ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terjadi dikarenakan adanya

    berbagai kendala, baik secara teknis maupun kendala secara non-teknis.

    Diantaranya adalah rendahnya kandungan kadar besi (Fe) yang dimiliki oleh

    bahan baku bijih dalam negeri yaitu, 35-59 % dengan pengotornya antara lain

    Al2O3, CaO, SiO2 serta pengotor utamanya titanium oksida yang kadarnya hingga

    14%.[Distamben Jabar,2007]

    Bijih besi merupakan campuran mineral yang mengandung besi berupa

    mineral hematite, magnetite, goethite dan limonite dengan mineral pengotor

    seperti silica. Antara mineral pengotor dan mineral besinya terdapat perbedaan

    sifat kemagnetan yang cukup signifikan. Dalam keadaan seperti ini, untuk

    memisahkan mineral besi dengan mineral pengotornya yang sekaligus

    meningkatkan kandungan besinya dapat dilakukan pemisahan melalui pemisahan

    berdasarkan sifat magnetiknya.

    Sebelum dilakukan konsentrasi bijih besi diklasifikasikan berdasrkan

    ukurannya pada tahap classification dengan menggunakan screen maupun

    classifier. Pada tahap konsentrasi, peningkatan kadar mineral dapat dilakukan

    berdasarkan sifat-sifat dari mineral tersebut, seperti berat jenis, sifat kelistrikan

    dan sifat kemagnetan serta sifat mampu basahnya. Oleh karena itu proses

    konsentrasi dibedakan berdasarkan sifat tersebut menjadi empat macam yaitu

    1. Gravity Concentration, yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan

    berat jenisnya. Alatnya antara lain heavy medium separator, jig

    concentration, sluice box, humprey spiral, dan shaking table.

    2. Magnetic Separation, yaitu pemisahan mineral berdasarkan daya tarik

    mineral dalam medan magnet.

    3

  • 4

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    3. Electrostatic Separation merupakan metode pemisahan berdasarkan sifat

    konduktivitas mineral terhadap medan listrik.

    4. Floation atau pengapungan merupakan metode pemisahan berdasarkan

    sifat mampu basah permukaan.

    Konsentrasi secara magnetik adalah metoda yang paling banyak digunakan

    untuk memisahkan mineral besi dari mineral-mineral pengotornya (mineral

    dengan sifat magnet yang lemah ataupun yang non magnet). Saat ini hampir 90%

    proses konsentrasi besi dunia menggunakan cara ini.

    Tabel 1. Beberapa Potensi Bijih Besi Di Indonesia

    Tipe Endapan Lokasi Cadangan

    (Juta Ton)

    Karakteristik Potensi

    Pemanfaatan

    Pasir Besi

    Jampang kulon

    Jampang

    Jampang jabar

    Sindangambararang

    Jabar

    Cidaun, jabar

    Cipatujah, jabar

    Purworejo, jateng

    S.Bogowonto-

    S.progo, Jogya

    S. progo-

    S.opak,Yogya

    Lumajang , jatim

    Jember, jatim

    6,67

    9,78

    4,03

    3,32

    4,21

    14,16

    28,88

    2,01

    14,16

    2,00

    Fe : 38 59 %

    Titanium tinggi dan

    terikat pada Fe

    1. Sebagai bahan

    baku proses DR,

    melalui proses

    benefisiasi dan

    pelletizing

    2. Sebagai bahan

    baku proses direct

    smelting, melalui

    proses benefisiasi

    3. Sebagai bahan

    pelindung refractory

    pada blast furnace.

    Laterit

    Peg. Kukusan dan

    Duwa, Kalsel

    P. Sebuku , Kalsel

    P. Danawan, Kalsel

    126,00

    426,49

    7,50

    Fe : 38 59 %

    Ni : 0,1 2,5 %

    Cr : 1,3 3,6 %

    Co : 0,09 0,11 %

    Cocok untuk

    pembuatan baja

    paduan Ni, Cr dan Co

    Kontak

    Metasomatik

    Belitung

    Lampung

    Padang

    Air Ibu, Sumbar

    Jajakan-Pontianak,

    Kalsel

    Tanalang, Kalsel

    7,40

    50,00

    ?

    1.60

    1.00

    5.00

    Fe : 68,2 %

    Fe : 58,5%

    Fe : 66,4 %

    Fe : 59,3%

    Fe : 55,0 %

    Fe : 55,0 %

    Dapat digunakan

    dalam bentuk lump

    ore.

  • 5

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    2.2 Magnetic Separation

    Pemisahan partikel mineral berdasarkan tingkah laku mineral terhadap medan

    magnet dan sifat kemagnetan dari partikel itu sendiri. Alat yang dipakai untuk

    proses pemisahan ini adalah Magnetic Separator. Cara ini dipakai karena di alam

    ada material yang bila diletakkan di medan magnet material tersebut akan tertarik

    (magnetik mineral) dan ada pula yang tidak tertarik oleh magnet (non-magnetik

    mineral). Syarat terjadinya pemisahan adalah adanya medan magnet yang

    ditimbulkan oleh magnet permanen atau electromagnet.

    Bila fluks density pada medan magnet sama maka disebut medan magnet

    homogen. Dan jika fluks density pada medan magnet tidak sama disebut medan

    magnet non homogen. Apabila suatu benda diletakkan dalam medan magnet,

    induksi magnet pada obyek adalah:

    B = H + ..................................................................................................(1)

    Keterangan:

    B = induksi magnet pada obyek

    H = medan induksi yang disebabkan oleh medan magnet

    = intensitas kekuatan magnet dari material objek.

    Banyaknya garis-garis gaya megnet disebut fluks. Banyaknya garis-garis gaya

    persatuan luas disebut fluks density. Bila fluks density pada medan magnet sama

    maka disebut medan magnet homogen. Dan jika fluks density pada medan magnet

    tidak sama disebut medan magnet non homogen. Apabila suatu benda diletakkan

    dalam medan magnet, induksi magnet pada obyek adalah:

    Pemisahan magnetik hanya diterapkan terhadap mineral-mineral yang bersifat

    magnetik. Separator magnetic basah biasanya digunakan untuk bijih lebih halus

    dari 13 in. (0,3 cm). Separator ini dapat berjenis sabuk atau yang paling umum

    jenis drum-putar. Separator jenis drum terdiri dari satu atau lebih drum berputar

    yang elemen magnet bagian dalamnya tidak berputar mempunyai kekuatan 3-7

    Gambar 1 Garis-garis gaya magnet [Sutisna, 2005]

  • 6

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    pole. Magnet tersebut dapat berupa electromagnet atau magnet permanen. Setelah

    umpan memasuki peralatan sebagai lumpur, bahan bersifat magnet ditarik ke

    bagian kutub dan dibawa ke titik pelepasan pada permukaan drum. Banyak jenis

    kotak/drum dirancang yang digunakan. Jenis aliran searah paling sering

    digunakan bijih halus untuk mendapatkan endapan bersih. Magnet tersebut dapat

    berupa electromagnet atau magnet permanen.

    Dahulu hanya jenis electromagnet yang sering digunakan, tertapi sekarang

    digunakan terutama jika diinginkan kuat medan yang sangat tinggi atau jika

    diinginkan kuat medan dapat diubah-ubah. Sekarang magnet permanen umum

    digunakan sejak bahan-bahan modern memungkinkan menahan kuat medan yang

    tinggi secara tetap. Kebanyakan magnet permanen adalah jenis alniko tetapi jenis

    keramik mengandung Barium Ferrit akan makin sering digunakan.

    Beberapa jenis separator magnetic yang telah dikembangkan menerapkan

    arus bolak-balik, tetapi penggunaan komersilnya masih kecil. Separator intensitas

    tinggi untuk pemisahan mneral-mineral magnetik lemah biasanya digunakan jenis

    kering. Pengaruh tegangan permukan biasanya mempengaruhi pemisahan basah.

    Karena daya tarik magnetik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, mineral-

    mineral magnetis lemah harus didekatkan ke magnet jika akan dipisahkan.

    Peralatan yang digunakan berupa jenis sabuk dan rol induksi. Bijih harus benar-

    benar kering dan halus untuk menghasilkan yang terbaik.[Harrys Siregar,2002]

    Medan magnet yang diperlukan dapat dihasilkan dari magnet tetap ataupun

    dari magnet yang umumnya lebih banyak dipakai. Magnetic Separator dapat

    dikategorikan menjadi low intensity dan high intensity Magnetic Separator.

    Prinsip kerjanya adalah bila sekumpulan mineral (non-magnetik dan

    magnetik) dilewatkan dalam suatu medan magnet, maka mineral-mineral yang

    bersifat magnetik akan tertarik sedangkan yang non-magnetik tidak tertarik,

    sehingga pemisahan dapat dilakukan. Umpan dimasukkan satu kesatuan dan jatuh

    masuk ke dalam drum yang bergerak. Drum berputar disekitar magnet. Di bawah

    drum terdapat tiga wadah untuk menyeleksi sifat magnet mineral. Mineral non

    magnetik akan jatuh cepat meninggalkan drum dan masuk ke wadah khusus non

    magnetik. Dan mineral yang memiliki sifat magnet yang sangat kuat akan terus

  • 7

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    mengikuti gerak drum dan akan menarik magnet serta jatuh masuk ke wadah

    khusus mineral yang bersifat magnet. Begitu pula mineral yang middlings akan

    masuk ke wadahnya. Selain medan magnet, gaya gravitasi juga sangat

    berpengaruh dalam proses. Dengan cara mengatur intensitas medan magnet dari

    satu ujung ke ujung yang lain maka pemisahan mineral dari non magnetik sampai

    yang bersifat sangat magnetik dapat dilakukan.

    Gambar 2 Proses Pada Magnetic Separator [Harrys Siregar,2002]

    Magnetic Separator merupakan pemisahan fisik pada partikel yang berbeda

    disertai dengan 3 gaya didalamnya yang saling berlawanan:

    1. Gaya Magnetik (force magnetic)

    2. Gaya gravitasi, sentrifugal, gesek atau inersia (inertial forces)

    3. Gaya Atraktif antar partikel

    Ketiga gaya tersebut menentukan separator yang mana bergantung pada

    umpan dan karakterisasi separator. Umpan yang diberikan harus mencakupi

  • 8

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    distribusi ukuran, magnetic susceptibility, dan sifat fisik dan kimianya yang

    mempengaruhi gaya-gaya yang berkaitan.

    2.3 Magnetic Susceptibility

    Prinsip pemisahan magnetik ialah memisahkan mineral berharga dari

    pengotornya berdasarkan atas derajat kemagnetannya atau magnetic susceptibility.

    Magnetic susceptibility merupakan sifat material yang menentukan mudah atau

    tidaknya material mengalami pengaruh dalam medan magnet. Magnetic

    susceptibility dapat dibagi atas tiga macam, yaitu feromagnetik, diamagnetik dan

    paramagnetik.[Moniz, 1994] :

    1. Feromagnetik : material feromagnetik merupakan material yang memiliki

    derajat kemagnetan yang tinggi dan bervariasi serta memiliki gaya tarik

    yang kuat terhadap medan magnet. Material ini memiliki sifat magnetik

    yang sangat kuat dibandingkan material lainnya. Magnetite, cobalt dan

    nikel merupakan contoh dari material feromagnetik.

    2. Paramagnetik : material paramagnetic merupakan material yang memiliki

    nilai magnetic susceptibility yang rendah. Material ini memiliki gaya tarik

    yang lemah terhadap medan magnet. Contohnya adalah mineral hematite,

    ilmenite, pryrhothite, goethite, limonite, litium, sodium dan kalsium.

    3. Diamagnetik : material diamagnetik memiliki nilai derajat kemagnetan

    yang negatif dan rendah. Artinya material ini jika diletakkan dalam medan

    magnet akan ditolak lemah oleh medan magnet tersebut. Silika, bismuth,

    tembaga, emas, kuarsa, perak, feldspar dan beryllium adalah sebagian

    contohnya.

    Pemilihan proses pemisahan magnetik dengan cara basah atau pun kering,

    tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah ukuran butiran. Apabila

    ukuran butir mineral cukup halus, maka biasanya pemisahan dilakukan dengan

    cara basah agar debu yang dihasilkan menjadi berkurang.

    0 < k < 1 : mineral paramagnetic

  • 9

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    0 > k : mineral diamagnetic

    k > 1 : mineral ferromagnetic

    Gambar 3. Kurva Tipe Magnetisasi (A) mineral ferromagnetic (B) mineral

    paramagnetic dan diamagnetic

    Kemiringan (slope) pada kurva gambar 2 adalah merupakan magnetic

    susceptibility (k) yaitu:

    H

    k

    ................(2)

    Bijih besi merupakan campuran mineral yang mengadung besi berupa mineral

    hematite, magnetite, goethite dan limonite dengan mineral pengotor seperti silica.

    Antara mineral pengotor dan mineral besinya terdapat perbedaan sifat kemagnetan

    yang cukup signifikan. Dalam keadaan seperti ini, untuk memisahka mineral besi

    dengan mineral pengotornya yang sekaligus meningkatkan kandungan besinya

    dapat dilakukan pemisahan melalui pemisahan berdasarkan sifat magnetiknya.

    Pemisahan magnetik merupakan pemisahan secara fisik dari partikel yang

    berbeda berdasarkan tiga gaya yang bekerja saling berlawanan [Kelly, 1982].

    Tanpa adanya ketiga gaya ini mineral tidak akan terpisah, gaya tersebut antara

    lain, sebagai berikut :

    1. Gaya magnet atau medan magnet yang ditimbulkan oleh alat magnetic

    separator.

    2. Gaya gravitasi, sentrifugal dan gaya gesek hidrodinamik.

    H

    A

    ferromagnetic

    H

    B

    diamagnetc

    paramagnetic

  • 10

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    3. Gaya tarik atau tolak antar partikel.

    Gaya-gaya diatas, yaitu gaya magnet, competing force dan gaya tarik atau

    tolak antar partikel, akan menentukan terjadinya pemisahan. Gaya tersebut

    tergantung pada sifat umpan dan karakter separator. Sifat umpan yang dimaksud

    antara lain distribusi ukuran, magnetic susceptibility, serta sifat fisik dan kimia

    lainnya yang dapat mempengaruhi gaya-gaya yang bekerja.

  • 11

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    BAB III

    METODE PENELITIAAN

    3.1. Diagram alir percobaan

    Untuk lebih memahami proses percobaan pada magnetik separator ini,

    dibuatlah diagram alir prosedur percobaan magnetik separator yang terdapat

    dibawah ini.

    Gambar 4. Diagram alir percobaan Magnetic separator

    pasir kwarsa 40 gram dan pasir besi 20 gram

    Mempersiapan alat magnetic separator

    Melakukan proses pengumpanan

    Melakukan proses separation

    Menimbang konsentrat dan tailing yang diperoleh

    Data pengamatan

    Kesimpulan

    11

    Literatur

  • 12

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    3.2 Alat dan Bahan

    3.2.1 Alat yang digunakan

    1. Mesin magnetic separator low intensity

    2. Kuas pembersih

    3. Neraca teknis

    4. Nampan & wadah penampung

    5. Stop watch

    3.2.2 Bahan yang digunakan

    1. Pasir Besi 15 g

    2. Pasir kwarsa 35 g

    3.3 Prosedur Percobaan

    1. Menimbang pasir kwarsa 40 gram dan pasir besi 20 gram.

    2. Setting magnetic separator dengan tegang rotor 7 volt dan tegangan

    pengumpanan sebesar 12 volt .

    3. menyiapkan stop watch.

    4. Melakukan proses pengumpanan dan mencatat waktunya.

    5. Menimbang berat yang diperoleh dari proses pengumpanan.

    6. Melakukan proses separation.

    7. Menimbang konsentrat dan tailing yang diperoleh.

    8. Mengulangi prosedur yang sama dengan komposisi yang sama dengan

    variabel tegangan rotor 8 dan 9 volt.

  • 13

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Hasil Percobaan

    Pada Tabel 1 dibawah ini adalah hasil perhitungan dari percobaan

    Magnetic Separator dengan didapat tailling dan konsentrat yang berbeda sesuai

    dengan tegangan rotor dan tegangan umpan yang diberikan.

    Tabel 2. Hasil perhitungan laju pengumpanan

    Feed

    P besi + P kwarsa

    (gr)

    Tegangan

    Rotor

    (volt)

    Waktu

    (menit)

    Laju pengumpanan

    (g/m)

    1 15 + 35 gr 7 6, 26 7, 99

    2 15 + 35 gr 8 4, 1 12, 19

    3 15 + 35 gr 9 3, 49 14, 33

    Tabel 3. Hasil perhitungan persen tailing dan konsentrat

    No Konsentrat

    (gram)

    Tailing (gram) t(%) k(%)

    1 6 44 30 30

    2 5,5 41,5 32,17 30

    3 5,3 35,2 38,1 30

    13

  • 14

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    4.2 Pembahasan

    Dari pengamatan yang terlihat pada tabel 1 dan tabel 2 dapat diketahui bahwa

    tegangan rotor sangat berpengaruh terhadap laju pengumpanan dan juga hasil dari

    pemisahan. Dari situ, dapat di tarik sebuah grafik sebagai berikut :

    Gambar 5. Grafik tegangan rotor terhadap laju pengumpanan

    Kecepatan tegangan rotor dan tegangan umpan sangat berpengaruh dalam

    menentukan efisiensi proses konsentrasi mineral. Dalam praktikum ini, percobaan

    I dengan laju pengumpanan 7,99 gram/menit menggunakan tegangan rotor 7 volt

    dan tegangan umpan 12 volt, didapat konsentrat sebesar 6 gram dan tailing

    sebesar 44 gram.

    Pada percobaan II dengan laju pengumpanan 12,19 gram/menit menggunakan

    tegangan rotor 8 volt dan tegangan umpan 12 volt, didapat konsentrat sebesar 5,5

    gram dan tailing sebesar 41,5 gram.

    Pada percobaan III dengan laju pengumpanan 14,33 gram/menit

    menggunakan tegangan rotor 9 volt dan tegangan umpan 12 volt, didapat

    konsentrat sebesar 5,3 gram dan tailing sebesar 35,2 gram

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Laj

    u P

    engu

    mpan

    Tegangan Rotor

  • 15

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    Kecepatan tegangan rotor ikut serta dalam mempengaruhi pemisahan antara

    konsentrat dengan tailing. Setelah dilakukan percobaan, maka saya sebagai

    penulis menyimpulkan bahwa semakin cepat rotor bergerak dengan semakin

    bartambahnya tegangan (volt), maka berat konsentrat yang didapat akan semakin

    kecil, karena kecepatan Feed ikut dipengaruhi oleh kecepatan rotor, jika semakin

    cepat maka gaya centrifugal yang didapat akan semakin besar, sehingga

    kebanyakan dari mineral besi akan terlontar ke wadah tailing dan kemudian

    terbuang, dan sedikit dari mineral besi yang terkandung di dalam Feed akan

    masuk ke dalam wadah konsentrat.

  • 16

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Setelah melakukan praktikum tentang Magnetic Separator dapat disimpulkan

    bahwa :

    1. Kecepatan tegangan rotor ikut serta dalam mempengaruhi pemisahan

    antara konsentrat dengan tailingnya. Semakin cepat rotor bergerak dengan

    semakin bartambahnya tegangan (volt), maka berat tailing yang didapat

    akan semakin besar, karena kecepatan Feed ikut dipengaruhi oleh

    kecepatan rotor.

    2. Bijih besi yang memiliki sifat kemagnetan dapat melalui magnetic

    separator sampai menuju konsentrat

    3. Tailing yang tidak memiliki sifat kemagnetan, akan jatuh menuju tailing.

    4. Jumlah berat konsentrat yang terdapat pada sesungguhnya tidak sesuai

    dengan jumlah konsentrat dalam praktikum.

    5.2 Saran

    Setelah praktikan melakukan percobaan, banyak masalah yang timbul saat

    melakukan percobaan. Karena itu, praktikan akan memberikan beberapa saran

    untuk yang akan melakukan praktikum selanjutnya, sebagai berikut :

    1. Letakkan magnetic separator pada tempat yang datar, tidak miring dan

    tidak bergoyang, karena jika magnetik separator bergerak-gerak, maka

    laju pengumpanan akan berubah.

    16

  • 17

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    DAFTAR PUSTAKA

    Ardi,rio. 2008. Unjuk kerja Magnetic separator pada proses pemisahan mineral

    besi dari mineral pengotornya. Jurusan Teknik Metalurgi : Cilegon.

    Norrgran,A. Daniel & Mankosa, J.Michael,Bench scale and Pilot Plant Test for

    Magnetic Concentration Circuit Design. Mineral Processing Plant

    Design,Practice and Control Proceedings, Volume I (pp. 176 200), Littleton.

    Society for Mining. Metallurgy and Exploration,Inc.

    Schnmetz,Alois. 1985. Pengetahuan Bahan Dalam Pengerjaan Logam. Angkasa

    : Bandung.

    Sutisna, Deddy T. 2005. Tinjauan potensi dan pemanfaatan cebakan bijih besi di

    Indonesia, (on-line). Available at http://www.esdm.go.id.

    Tim Laboran Metalurgi. 2008. Modul Praktikum Laboratorium Metalurgi. FT.

    Untirta : Cilegon.

    Vohdin,K.W. 1981. Mengolah Logam. Pradnya Paramita : Jakarta.

    17

  • 18

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    LAMPIRAN

    18

  • 19

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    Lampiran 1. Contoh Perhitungan

    1. Menghitung laju pengumpanan yang terjadi.

    Percobaan 1

    Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

    = 50 gram / 6,26 menit

    = 7,99 gram/menit

    Percobaan 2

    Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

    = 50 gram / 4,1 menit

    = 12,19 gram/menit

    Percobaan 3

    Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

    = 50 gram / 3,49 menit

    = 14,33 gram/menit

    2. Menentukan % Berat Percobaan 1 :

    100besi)pasir ( w

    t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

    feed

    feedw %

    % 100

    15

    6 - 51% xw

    % 100

    15

    9% xw

    60% % 100 6,0% xw

    Percobaan 2 :

    % 100besi)pasir ( w

    t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

    feed

    feedw

    % 100

    15

    5,5 - 15% xw

    % 100

    15

    5,9% xw

    % 63,3 % 100 63,0% xw

    Percobaan 3 :

    % 100besi)pasir ( w

    t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

    feed

    feedw

  • 20

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    % 10015

    5,3 - 15% xw

    % 10015

    7,9% xw

    % 65 % 100 65,0% xw

    3. Menghitung Recovery yang diperoleh?

    Rumus Umum,

    =

    Maka, R =

    Percobaan 1

    R =

    =

    = 0,12

    Percobaan 2

    R =

    =

    = 0,11

    Percobaan 3

    R =

    =

    = 0,106

    Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus

    1. Menghitung laju pengumpanan yang terjadi.

    Percobaan 1

    Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

    = 50 gram / 6,26 menit

    = 7,99 gram/menit

    Percobaan 2

    Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

  • 21

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    = 50 gram / 4,1 menit

    = 12,19 gram/menit

    Percobaan 3

    Laju pengumpanan = berat umpan / waktu

    = 50 gram / 3,49 menit

    = 14,33 gram/menit

    2. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses

    Magnetic Separation?

    Jawab:

    a. Gaya magnet (force magnetic) : gaya yang bekerja pada Magnetic

    Separator yang merupakan gaya yang sangat mempengaruhi

    pemisahan apakah partikel itu bersifat magnet atau tidak. Gaya ini

    yang paling mendominasi dalam pemisahan magnetic. Di dalam gaya

    magnet ini terdapat medan magnet yang ditimbulkan sehingga akan

    adanya medan magnet tersebut dapat langsung menarik atau menolak

    partikel sesuai dengan sifat kemagnetan yang dimilikinya. Ketika

    partikel magnet diletakkan pada medan magnet yang berada pada

    permukaan drum maka mineral tersebut akan mengalami gaya

    magnet.

    b. Gaya tarik : Dalam alat pemisah magnetik ini, didalamnya ketika

    proses pemisahan berlangsung terdapat gaya tarik menarik dan tolak

    menolak antara partikel-partikel. Hal ini juga karena pengaruh magnet

    yang ada dalam alat pemisah magnetik.

    c. Gaya Gravitasi : Gaya ini merupakan gaya yang saling berlomba

    (berlawanan) dengan gaya magnet dan saling beraksi dengan semua

    partikel dalam pemisahan diantaranya adalah gaya gravitasi,

    hydrodynamic drag, friction, dan inertia. Jika pemisahan yang terjadi

    pada permukaan drum yang berputar, maka gaya sentrifugal yang

    mempengaruhinya.

  • 22

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    d. Selain ketiga gaya di atas yang dijelaskan, yang mempengaruhi proses

    magnetic separator juga adalah magnetic susceptibility yang

    merupakan kemampuan suatu material untuk menarik gaya-gaya

    magnet. Mampu atau tidaknya suatu material terhadap kekuatan

    magnet ini tergantung pada magnetic susceptibility yang dimilikinya.

    Distribusi ukuran juga sangat mempengaruhi proses magnetic

    separator karena ditribusi ukuran juga mempengaruhi gaya-gaya yang

    bekerja di dalamnya. gaya-gaya yang bekerja di dalamnya.

    3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis Magnetic separator ?

    Jawab:

    Magnetic separator dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu

    magnetic separator dalam intensitas rendah (low intensity) yang dapat

    beroperasi pada kekuatan selang di bawah 0,2 Tesla dan efektif untuk

    melakukan konsentrasi mineral ferromagnetic serta menggunakan magnet

    permanent ferrit untuk menghasilkan medan magnet. Selain itu, terdapat

    magnetic separator dalam intensitas tinggi (high intensity) yang dapat

    beroperasi pada kekuatan di atas 0,2 Tesla dan efektif untuk melakukan

    konsentrasi mineral paramagnetic yang menggunakan magnet

    elektromagnetik. Magnetic separator juga menurut medianya ada yang

    basah dan kering.

    4. Tentukan % berat yang hilang?

    Jawab:

    Percobaan 1 :

    100besi)pasir ( w

    t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

    feed

    feedw %

    % 100

    15

    6 - 51% xw

    % 100

    15

    9% xw

    60% % 100 6,0% xw

  • 23

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    Percobaan 2 :

    % 100besi)pasir ( w

    t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

    feed

    feedw

    % 100

    15

    5,5 - 15% xw

    % 100

    15

    5,9% xw

    % 63,3 % 100 63,0% xw

    Percobaan 3 :

    % 100besi)pasir ( w

    t)(konsentra w- besi)pasir ( w% x

    feed

    feedw

    % 10015

    5,3 - 15% xw

    % 10015

    7,9% xw

    % 65 % 100 65,0% xw

    5. Hitung Recovery yang diperoleh?

    Jawab:

    Rumus Umum,

    =

    Maka, R =

    Percobaan 1

    R =

    =

    = 0,12

    Percobaan 2

    R =

    =

    = 0,11

    Percobaan 3

  • 24

    Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    R =

    =

    = 0,106

    Lampiran 3. Gambar Alat dan Bahan

    Gambar 6. Magnetic Separator Gambar 7. Neraca Teknis

    Gambar 8. Pasir Kuarsa Gambar 9 . Pasir Besi