LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

download LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

of 40

Transcript of LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    1/40

    ENCEPHALITIS

    A. PENGERTIAN

    Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh

    virus atau mikroorganisme lain yang non purulent.

    Encephalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam

    mikroorganisme. Terminologi encefalopati yang dulu dipakai untuk gejala

    yang sama, tanpa tanda- tanda infeksi sekarang tidak dipakai lagi.

    !bdoerrachman, dkk, "#$%&

    B. ETIOLOGI

    'erbagai macam organisme dapat menimbulkan Encephalitis, misalnya

    bakteria, proto(oa, cacing, jamur, spirokaeta, dan virus. )enyebab yang tersering

    adalah virus. *nfeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau

    reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu. Encephalitis

    juga dapat diakibatkan oleh invasi langsung cairan serebrospinal selama pungsi

    lumbal.

    'erbagai jenis virus dapat menimbulkan Encephalitis, meskipun gejala

    klinisnya sama. Sesuai dengan jenis virus serta epidemiologinya, diketahui

    berbagai macam Encephalitis virus.

    C. KLASIRIKASI

    +lasifikasi yang diajukan oleh obin adalah

    ". *nfeksi virus yang bersifat epidemika. olongan anterovirus poliomyelitis, virus co/caskie, virus echo.

    b. olongan virus arbo 0estern e1uire encephalitis, St. 2ouis

    encephalitis, Eastern e1uire encephalitis, ussian spring summer

    encephalitis, 3urray valley encephalitis.

    4. *nfeksi virus yang bersifat sporadik rabies, herpes simpleks, herpes (oster,

    limfogranuloma, mumps, lymphocytic choriomeningitis, dan jenis lain

    yang dianggap disebabkan oleh virus tapi belum jelas.

    "

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    2/40

    5. Encephalitis pasca- infeksi pasca- morbili, pasca- varisela, pasca-

    rubella, pasca vaksinia, pasca- mononukleosis, infeksious, dan jenis- jenis

    yang mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tidak spesifik.

    3eskipun *ndonesia secara klinis dikenal banyak kasus encephalitis tetapi

    baru 6apanese ' encepalitis yang ditemukan.

    D. TANDA DAN GEJALA

    ". ejala klinis Encephalitis tidak spesifik, tergantung dari penyebab dan

    luas dari daerah yang terkena infeksi. 7mumnya didapatkan suhu yang

    mendadak naik, sebelum kesadaran menurun, sering mengeluh nyeri

    kepala, muntah sering ditemukan, lethargi, photofobi, kadang- kadang

    desertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.

    4. !nak tampak irritabel, gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku.

    8apat disertai gangguan penglihatan, pendengaran, bicara, dan kejang.

    +ejang dapat bersifat umum atau fokal atau hanya t0itching saja. +ejang

    dapat berlangsung berjam- jam, gejala serebrum yang beraneka ragam

    dapat timbul sendiri- sendiri atau bersama- sama, misalnya paresis atau

    paralisis, afasia, dan sebagainya.

    5. 2i1uor serebrospinalis sering dalam batas normal, kadang- kadang

    ditemukan sedikit peninggian jumlah sel, kadar protein atau glukosa.

    9. ElektroencefalografiEE& sering menunjukkan aktivitas listrik yang

    menurun.

    %. Tanda dan gejala lain yang sering muncul yaitu

    o igiditas nukal

    o Tanda kernis

    o !taksia

    o +elemahan otot

    o 8iplopia

    o +onfusi

    o *rritabilitas

    o +oma

    4

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    3/40

    E. KOMPLIKASI

    ". Encephalitis juga dapat terjadi sebagai komplikasi campak,

    gondonganmumps& atau cacar.

    4. +omplikasi a0al Encephalitis meliputi sistem jantung, pernapasan dan

    neurologik biasanya mengenai batang otak.

    5. Encephalitis dapat menyebabkan defek neurologik sisa setelah pemulihan.

    F. PATOFISIOLOGI

    )enyebab terbanyak adalah infeksi virus

    1. Encephalitis clearly

    !kibat invasi langsung virus pada jaringan susunan saraf pusat yang

    mengakibatkan kerusakan

    2. Pada infeksi Encephalitis ada 2 type:

    a. disebabkan reaksi antigen antibodi pada infeksi sistemik

    b. disebabkan efek neurotoksik pada infeksi sistemik

    5

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    4/40

    9

    +erusakan:askularisasi

    8arah

    )erubahanperfusicerebral

    +ejang

    )enurunankesadaran

    angguanproses pikir

    Stimuli;ipotalamusanterior < N.

    :agus

    angguanTransmisi

    *mpuls

    +erusakanmotorik

    neuron

    )erubahankekuatan tonus

    otot, reflekaktivitas

    )eningkatanT*+

    )enekanan;ipotalamus

    +ompresipusat

    :asomotor

    Sistem 2imfatik

    !liaran 8arah

    angguan

    !ktivitas

    esikoinjury

    )enyebab

    :irus, to/in,

    racun&

    Nyeri kepala

    angguanrasa Nyaman

    )eradangansusunan saraf

    8estruksijaringan syaraf

    )eningkatan

    Suhu Tubuh

    angguanThermoegulasi

    angguanSistem

    )englihatan

    Sekresi;Cl naik

    8iare

    angguanEliminasi

    3ual muntah

    angguan)emenuhan

    Nutrisi

    )erubahanpola Nafas

    8enyutNadi

    3enurun

    *skemik)eningkatantransmitter

    angsangan

    parasimpatis

    )erangsangan

    :asokonstriksi

    )eningkatantekanan darah

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    5/40

    G. PENATALAKSANAAN

    1. Pemeriksaan cairan serebrospinal

    =arna jernih terdapat pleocytosis berkisar antara %>- 4>>> sel.

    8imana sel limfosit merupakan sel yang dominan, protein agak

    meningkat, sedangkan glukosa dalam batas normal.

    2. Pemeriksaan EEG

    3emperlihatkan proses inflamasi yang difuse ?'ilateral@ dengan aktivitas

    rendah.

    3. Pemeriksaan virus

    8itemukan virus pada CNS. 8idapatkan kenaikan titer antibodi yang

    spesifik terhadap virus penyebab.

    4. Pengobatan pada encephalitis dilakukan dalam 2 cara:

    a.pengobatan penyebab

    8iberikan apabila jenis virus diketahui.

    ;erpes encephalitis adenosine arabinose "%mgAkg''Ahari selama %

    hari.

    b. pengobatan suportif

    Sebagian besar pengobatan encephalitis adalah pengobatan non

    spesifik yang bertujuan mempertahankan fungsi organ tubuh.

    )engobatan tersebut antara lain

    !'C !ir0ay, 'reathing, Circulation& harus dapat dipertahankan

    sebaik- baiknya.

    )emberian makanan secara adekuat baik secara interal maupun

    parenteral dengan memperhatikan jumlah kalori, protein,

    keseimbangan cairan elektrolit dan vitamin. Bbat- obatan yang lain apabila diperlukan harus diberikan agar

    keadaan umum penderita tidak bertambah jelek. 3isal

    Hiperpireksia, diberikan

    - antipiretik paracetamol "> mgA

    kg''A

    - kompres dingin

    Kejang, diberikan

    %

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    6/40

    - 8ia(epam >,5- >,%mgAkg''A

    diikuti dengan oemberian

    - Denitoin 4 mgA kg''A untuk

    rumatan.

    Edema otak, diberikan

    - steroid de/ametasone >,% mgA

    kg''A dilanjutkan dengan dosis

    >," mg Akg ''A tiap jam.

    - 3onitol dosis "-4 grA kg'' selama

    "% menit diulangi $- "4 jam

    apabila diperlukan.

    )era0atan

    3ata cegah adanya e/posure keratitis dengan pemberian '=C

    atau salep antibiotika.

    Cegah decubitus dengan merubah posisi penderita tiap 4 jam

    )enderita dengan gangguan menelan dan akumulasi sekret lakukan

    postural drainage dan aspirasi mekanis.

    H. PENGKAJIAN

    ejala mungkin terjadi secara bertahap, tetapi dapat juga terjadi secara akut

    a. Sakit kepala

    b. Suhu tinggi

    c. idgiditas nukal

    d. Tanda kernig

    e. !taksia

    f. +elemahan otot

    g. )aralisis

    h. 8iplopia

    i. +onfusi

    j. *ritabilitas

    k. 2etargi

    l. +oma.

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    7/40

    H. DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN

    1. Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan dengan proses

    peradangan, peningkatan !K

    Intervensi

    a. Bbservasi tingkat kesadaran

    b. )eriksa status neurologi tiap "-4 jam dan jika perlu sampai keadaan

    stabil

    c. 3onitor tanda-tanda kenaikan T*+ peningkatan T8, peurunan nadi,

    nafas tidak teratur, gelisah, perubahan pupil&

    d. Tinggikan kepala 5>o dari tempat tidur

    e. )ertahankan agar leher dan kepala tetap lurus untuk memperbaiki

    venous return

    f. !jari anak untuk menghindari valsava manueverbatuk, bersin&

    g. 3onitor tandaAgejala septic syok hipotensi, peningkatan suhu,

    peningkatan , kebingungan, disorientasi, vasokonstriksi perifer&

    2. "esiko injury berhubungan dengan disorientasi, kejang, dan lingkungan

    yang belum dikenal

    Intervensi

    a. Bbservasi tingkat kesadaran

    b. )eriksa status neurologi tiap "-4 jam dan jika perlu sampai keadaan

    stabil

    c. )ertahankan lingkungan yang tenang dan nyamand. 'atasi jumlah pengunjung

    e. !jarkan latihan B3 pasif, aktif&sesuai anjuran dan secara rutin

    f. +olaborasi pemberian anti konvulsi

    F

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    8/40

    #. Perubahan proses berfikir berhubungan dengan perubahan tingkat

    kesadaran

    Intervensi

    a. Bbservasi tingkat kesadaran

    b. )eriksa status neurologi tiap "-4 jam dan jika perlu sampai keadaan

    stabil

    c. 3onitor tanda-tanda kenaikan T*+

    d. 'icaralah dengan pelan dan jelas

    e. )ertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman

    f. 'atasi jumlah pengunjung

    $. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    anoreksia, fatigue, mual, dan muntah

    Intervensi

    a. Tanyakan makanan kesukaan anak

    b. Sediakan diet sesuai anjuran

    c. Sajikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering

    d. !njurkan untuk makan secara perlahan

    e. *jinkan keluarga untuk menyediakan makanan untuk anak

    f. 3onitor '' tiap hari

    g. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan

    h. !njurkan anggota keluarga menemani anak saat makan

    i. 'atasi intake cairan selama makan

    j. 'erikan pera0atan mulut yang baik

    $

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    9/40

    %. Perubahan rasa nyaman &nyeri' berhubungan dengan iritasi encephalon

    Intervensi

    a. +aji tingkat nyeri

    b. Evaluasi indikator nyeri ekspresi 0ajah, menangis&, lokasi, durasi,

    penyebaran, intensitas, dan faktor pencetus

    c. 2akukan tindakan untuk mendukung kenyamanan perubahan posisi,

    imajinasi, distraksi, masase, kompres dingin&

    d. !jarkan kepada anak untuk menghindarigerakan yang dapat

    meningkatkan T*+ batuk, bersin, membungkuk, tegang&

    e. 'atasi pengunjung

    f. +olaborasi pemberian analgesic

    #

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    10/40

    DAFTAR P!STAKA

    reenberg, Cindy Smith. "##$. (ursing )are Plan for )hildren. 7S!

    =illiam and =ilkins

    ;arianto, !gus dkk. "##9. Pedoman *iagnosis dan erapi +- /P0 !lmu

    Kesehatan nak. Surabaya 7N!*

    3ansjoer !rief. 4>>>. Kapita elekta Kedokteran Edisi #. 6akarta

    !esculapius.

    Nelson.!lmu Kesehatan nak.

    )usat )endididkan Tenaga +esehatan. "#$#.Peraatan -ayi dan nak Edisi

    1.6akarta 8epkes *

    illitteri, !dele. "##. -uku aku Peraatan Kesehatan !bu dan nak &lih

    -ahasa'.6akarta EC

    Staf )engajar *lmu +esehatan !nak D+7*. "#$%. -uku Kuliah 2 ilmu

    kesehatan anak cetakan 3 &1443'. 6akarta bagian *lmu +esehatan !nak

    D+7*

    Suharso, 8arto. "##9. Pedoman *iagnosis dan erapi +ab /P0 !lmu

    Kesehatan nak.Surabaya S78 dr. Soetomo

    ">

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    11/40

    LAPORAN PENDAH!L!AN

    KEJANG

    PENGERTIAN

    +ejang adalah gangguan sistem SS) lokal atau sistemik sehingga kejang

    bukan merupakan suatu penyakit, kejang merupakan tanda paling penting

    akan adanya suatu penyakit lain sebagai penyebab kejang.

    +ejang adalah gerakan otot tubuh secara mendadak yang tidak disadari

    baik dalam bentuk kronik atau tonik dengan atau tanpa disertai hilangnya

    kesadaran.

    +ejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

    rectal diatas 5$GC atau suhu tubuh diatas 5#GC yang disebabakan oleh

    proses Ekstra +ranium diluar rongga tengkorak&.

    ETIOLOGI

    1. 5angguan 6askuler

    a.)erdarahan akibat ptechie akibat dari anoreksia dan asfiksia yang dapat

    terjadi di intra cerebral atau intra ventrikuler.

    b.)erdarahan akibat trauma langsung yaitu berupa perdarahan di sub

    kranial atau subdural.

    c.Trombosis

    d.)enyakit perdarahan seperti defiasiensi vitamin +

    e.Sindroma hiperviskositas

    2. 5angguan metabolisme

    a.;ipokalsemia

    b.;ipomagnesemia

    ""

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    12/40

    c.;ipoglkemia

    d.!mino !siduria

    e.;ipo dan hipernatremia

    f. ;iperbilirubinemia

    g.8ifisiensi dan ketergantungan akan piridoksin.

    #. !nfeksi

    a.3eningitis

    b.Enchepalitis

    c.Toksoplasma kongenital

    d.)enyakit cytomegali inclusion

    $. oksik

    a.Bbat konvulsion

    b.Tetanus

    c.Echepalopati timbal

    d.Sigelosis Salmenalis

    %. Kelainan kongenital

    a.)aransefali

    b.;idrasefali

    7. +ain8 lain

    a.Narcotik 0ithdra0

    b.Neoplasma

    Faktor aktor !ang dapat men!ebabkan ke"ang demam antara lain :

    ". 8emam itu sendiri atau tinggi suhu badan anak

    4. Efek product toksik dari pada mikroarganisme kuman dan virus &terhadap otak.

    5. espon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi.

    9. )erubahan keseimbangan cairan dan elektrolit

    %. Enhepalitis vital radang otak akibat virus & yang ringan yang tidak

    diketahui atau enchepalopati toksik sepintas.

    . abungan semua faktor tersebut diatas.

    "4

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    13/40

    KLASIFIKASI

    Secara umum dibagi menjadi 4 yaitu

    1. #onvulsi akut $ %on rekuren&

    3erupakan konvulsi yang sering terjadi pada neonatus. Seluruh tipe

    serangan konvulsi akut pada anak Hanak dapat merupakan manisfestasi

    sementara penyakit akut yang melibatkan otak. 7mumnya kejang demam

    terjadi setelah bulan pertama kehidupan, namun dalam 4 H 5 tahun

    pertama insidennya terus menerus mencapai usia H $ tahun dan sesudah

    itu kejang itu menjadi jarang.

    2. #onvulsi kronik $ 'ekuren &

    8apat juga disebut epilepsi, terdapat "> macam epilepsi

    a. Epilepsi !diopatik

    amabaran elektroenchepalografik terutama pada saat tidur,

    memperlihatkan abnormalitas umum pada #> I anak dengan kejang

    idiopatik.

    b. Epilepsi 9rganik

    8apat terjadi setelah kerusakan otak didapat pada masa pranatal, natal

    dan posnatal . anak sering memperlihatkan cacat motorik dan retardasi

    mental.

    c. Epilepsi onik8 Klonik

    +ejang umum, datang spasme otot dengan fase tronik H klonik.

    Epilepsi ini dapat terjadi pada malam hari tanpa disadari klien.lidah

    atau gigi tergigit, nyeri kepala, darah dibantal atau tempat tidur basah

    oleh kemih dappat terjadi " H 4 hari.

    d. Epilepsi & bsenses 'Petit al+ehilangan kesadaran sementara, berputarnya bola mata ke atas,

    gerakan alis mata, kepala mengangguk , anggukan kepala sedikit

    gemetar pada otot H otot badan dan anggota tubuh.

    e. Epilepsi Psikomotorik

    'erupa gerakan motorik tetapi tidak berulang dan sering

    kompleks,sering didapatkan kepucatan disekitar mulut, pekikan

    nyaring atau usaha minta pertolongan dan lain- lain.

    "5

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    14/40

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    15/40

    'egitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak

    tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar

    kembali tanpa adanya kelainan saraf. 3enurut D+7* H SC3 6akarta

    pedoman untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana yaitu

    ". 7mur anak ketika kejang antara bulan dan 9 tahun.

    4. +ejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari "% menit.

    5. +ejang bersifat umum.

    9. +ejang timbul dalam " jam pertama setelah timbulnya demam.

    %. )emeriksaaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.

    . )emeriksaan EE yang dibuat sedikitnya " minggu sesudah suhu normal

    tidak menunjukkan kelainan.

    F. Drekuensi kejang bangkitan dalam " tahun tidak melebihi 9 kali.

    "%

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    16/40

    PATOFISIOLOGI

    "

    Terlepasnya muatanlistrik pada neuron otak

    J

    Dase istirahat ion +

    )erubahan potensial membran

    Na masukdalam sel

    3uatan listrik dalam sel K&

    Ke"#n$

    J

    8efisit )engetahuan

    esiko tinggi injuri

    !kumulasi saliva pada daerah mulut !spiras

    ;ipokalsemia,hipomagnesemia, trombosis,

    antikonvulsan

    J

    Timbul rangsangan listrikJ

    )otensial listrik ditentukan oleh membran selJ

    *on Na < +

    *on Na melakaukan transpor aktif

    !ction )otensial

    )ermeabilitas sel meningkat

    8epolarisasi < lebih peka terhadap rangsang

    Neuron transmitter bekerja

    +ehilangan kontrol tubuh

    angguan +onsep

    8iri

    angguan Saraf otonom

    )enurunan kesadaran ;ipoksia otak Cyanosis+erusakan sel otak

    B4menurun, CB4naik

    6alan nafas tak efektif

    Spasme otot pernafasanSpasme otot telan

    !danya suatu rangsang

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    17/40

    PROGNOSIS

    isiko yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita kejang

    demam tergantung dari faktor

    ". i0ayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga

    4. +elainan dalam perkembangan atau kelainan syaraf sebelum anak

    menderita kejang demam.

    5. +ejang yang berlangsung lama atau kejang fokal

    -ila terdapat paling sedikit 2 dari # faktor tersebut diatas maka :

    ". 8ikemidian hari akan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar

    "5 I dibandingkan bila terdapat satu atau tidak sama sekali faktor

    tersebut diatas, serangan kejang tanpa demam hanya 4-5 I saja.

    4. ;emiparesis biasanya terjadi pada pasien yang mengalami kejang lama

    berlangsung lebih dari 5> menit& baik bersifat umum atau fokal.

    +elumpuhan dapat terjadi pada kejang fokal yang bersifat flaksit tetapi

    setelah 4 minggu timbul spasitas.

    PENATALAKSANAAN

    1. (emberantas ke"ang secepat mungkin.

    'ila penderita datang dalam keadaan stsatus konfusifus, obat pilihan

    utama adalah 8ia(epam yang diberikan secara *:, keberhasilannya dapat

    menekan kejang sekitar $>-#> I dengan efek terapeutik yang sangat

    cepat. 8osis obat tergantung dari berat badan yaitu

    a. '' kurang dari "> kg >,% H >,F% mgAkg '' dengan minimal dalam

    semprit 4,% mg.

    b. '' "> H 4> kg >,% mg Akg '' dengan minimal dalam semprit F,% mg.c. '' diatas 4> kg >,% mg Akg ''.

    'iasanya dosis rata-rata yang terpakai >,5 mgAkg'' tiap kali dengan

    maksimum % mg pada anak berumur kurang dari % tahun dan "> mg pada

    anak yang lebih besar.

    2. Pengobatan penun"ang

    Sebelum memberantas kejang tidak boleh dilupakan perlunya pengobatan

    penunjang.

    "F

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    18/40

    a. Semua pakaian ketat dibuka.

    b. )osisi kepala miring untuk mencegah aspirasi pada lambung.

    c. 7sahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen

    bila perlu lakukan intubasi atau trakeostomi.

    d. )enghisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan

    oksigen.

    Dungsi vital seperti kesadaran, suhu, T8, dan fungsi jantung harus

    dia0asi secara ketat. Cairan intravena sebaiknya diberikan dengan

    monitoring untuk menilai adanya kelainan metabolik dan elektrolit. 6ika

    suhu meningkat sampai hiperpireksia dilakukan hibernasi dengan kompres

    alkohol dan es. Bbat untuk hibernasi adalah Clorproma(in 4-9 mgAkg''

    per hari dibagi dalam 5 dosis, )rometa(on 9- mgAkg'' perhari dibagi

    dalam 5 dosis secara suntikan. 7ntuk mencegah edema otak diberikan

    kortikosteroid dan glukokortikoid.

    3. Pengobatan rumatan.

    8ibagi 4 bagian

    a. )rofilaksis *ntermiten

    7ntuk mencegah terulangnya kejang kembali dikemudian hari dengan

    memberikan obat campuran anti konvulsan dan antipiretik.

    b. )rofilaksis jangka panjang.

    unanya untuk menjamin terdapatnya dosis yang terapeutik yang

    stabil dan cukup didalam darah penderita untuk mencegah terulangnya

    kejang dikemudian hari.

    9. 3encari dan mengobati penyebab.

    )asien yang datang dengan kejang demam sebaiknya dilakukanpemeriksaan intensif seperti

    a. )ungsi lumbal.

    b. 8arah lengkap.

    c. ula darah.

    d. Elektrolit +alium,3agnesium, Natrium&

    e. Daal hati

    f. Doto tengkorak.

    "$

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    19/40

    g. EE

    h. Enchepalografi

    AS!HAN KEPERAWATAN

    PENGKAJIAN

    Hal8hal yang perlu dikaji pada anak yang mengalami kejang

    ". i0ayat kesehatan bayi atau anak.

    i0ayat kelahiran atau dimasa neonatus, penyakit kronis, neoplasma,

    immunosupresi, infeksi telinga dalam ataum infeksi ekstra kranial B3!&,

    meningitis atau enchepalitis, tumor otak yang merupakan penyebab

    terjadinya kejang sehingga sangat perlu dilakukan anamnese.

    ". )emeriksaan fisik.

    )emeriksaan fisik yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan

    neurologik, peningkatan TT:, yang biasanya terjadi pada anak yang

    mengalami kejang. +ejang terutama terjadi pada anak golongan umur

    bulan H 9 tahun. )emeriksaan fisik dipengaruhi oleh usia anak dan

    organime penyebab, perubahan tingkat kesadaran, irritable, kejang tonik-

    klonik, tonik, klonik, takikardi, perubahan pola nafas, muntah dan hasil

    pungsi lumbal yang abnormal.

    4. )sikososial atau faktor perkembangan.

    7mur, tingkat perkembangan, kebiasaan apakah anak merasa nyaman,

    0aktu tidur teratur, benda yang difavoritkan&, mekanisme koping,

    pengalaman dengan penyakit sebelumnya.

    5. i0ayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga.9. +elainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum anak

    menderita kejang demam

    %. 2ama berlangsungnya kejang.

    . Drekuensi terjadinya kejang dalam " tahun.

    F. !danya anggota keluarga yang pernah menderita kejang sebelumnya.

    Pengkajian (eurologik

    ". Tanda H Tanda :ital

    "#

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    20/40

    Suhu, tekanan darah, denyut jantung, T8, 8enyut nadi.

    4. ;asil pemeriksaan kepala

    a. Dontal menonjol, rata, dan cekung.

    b. 2ingkar kepala di ba0ah umur 4 tahun &

    c. 'entuk umum.

    5. eksi pupil

    a. 7kuran

    b. eaksi terhadap cahaya

    c. +esamaan respons

    9. Tingkat kesadaran

    a. +e0aspadaan respon terhadap panggilan dan perintah &

    b. *ritabilitas

    c. 2etargi dan rasa mengantuk

    d. Brientasi terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

    %. !fek

    !lam perasaan, labilitas.

    . !ktivitas kejang

    6enis dan lamanya.

    F. Dungsi sensoris

    a. eaksi terhadap nyeri

    b. eaksi terhadap suhu

    $. efleks

    a. efleks tendo superfisial dan dalam

    b. !danya refleks patologik misalnya 'abinski &

    #. +emampuan intelektuala. +emampuan menulis dan menggambar

    b. +emampuan membaca

    A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    ". esiko tinggi terjadi injury berhubungan dengan aktivitas kejang,

    serangan mendadak dari perubahan aliran darah ke otak.

    4>

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    21/40

    4. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan spasme otot

    pernapasan, aspirasi.

    5. +urang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman,

    kurangnya informasi pera0atan rumah.

    9. angguan konsep diri gambaran diri A harga diri & berhubungan dengan

    kehilangan kontrol dari tubuh, reaksi lingkungan terhadap anak.

    B. INTER%ENSI KEPERAWATAN

    1. 'esiko tinggi ter"adi n"ur! berhubungan dengan aktivitas ke"ang)

    serangan mendadak dari perubahan aliran darah ke otak.

    Intervensi

    a.)re +onvulsif

    3engidentifikasi faktor resiko pre konvulsif untuk penyakit

    kejang

    Singkirkan benda H benda yang ada di sekitar anak yang dapat

    melukainya.

    3onitor cardiopulmonal secara terus H menerus

    +aji kadar gula darah

    Sediakan dan dekatkan peralatan suction

    Sediakan B4 sesuai dengan indikasi

    b.+onvulsif

    'aringkan anak ditempat yang rata.

    Catat 0aktu, durasi, bagian tubuh yang terlibat dan frekuensi

    kejang.

    !tur pemberian pengobatan contoh 8ia(epam &

    )ertahankan jalan nafas !ir0ay &

    )astikan klien dalam keadaan aman.

    c.)ost +onvulsi

    3onitor TT: dan kesadaran klien

    )ertahankan jalan nafas efektif.

    4"

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    22/40

    Setelah anak bangun dan sadar berikan minum hangat, cairan

    untuk rehidrasi.

    Sediakan oral hygiene.

    !pabila kejang terlalu lama atau terjadi kejang berulang, segera

    ba0a anak ke S untuk menghindari gejala sisa.

    &. *idak eektin!a "alan naas berhubungan dengan spasme otot

    pernapasan) aspirasi.

    Intervensi

    a.'aringkan pasien dengan sikap e/tensi A miringkan kepala klien untuk

    mencegah aspirasi.

    b.'erikan B4 "- 4 liter A menit & bila berat, berikan hingga 9 liter.

    c.)ada saat kejang berikan sudip lidah untuk mencegah supaya lidah

    tidak tergigit.

    d.2epaskan pakaian yang menggangu pernafasan misalnya ikat

    pinggang, gurita dan lain sebagainya &.

    e.Bbservasi TT: secara kontinue setiap M jam.

    3. #urang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman)

    kurangn!a inormasi pera+atan rumah.

    Intervensi

    a.!njurkan orang tua mengenal kelainan alami kejang.

    b.8iskusikan pengobatan, dosis, frekuensi, tujuan, efek samping, dan apa

    yang harus dilakukan jika terjadi kesalahan dosis.

    c.8iskusikan rencana pera0atan di rumah, serta pera0atan selama kejang

    d.!jarkan kepada orang tua bagaimana cara mengobservasi dan

    menentukan pertolongan pertama yang aman dan legal.

    4. Gangguan konsep diri $ gambaran diri , harga diri & berhubungan

    dengan kehilangan kontrol dari tubuh) reaksi lingkungan terhadap

    anak.

    Intervensi

    a.6elaskan perilaku anak selama A setelah kejang kepada anak dan orang

    tua. 6angan sampai anak mengalami rasa malu akan perilakunya.

    44

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    23/40

    b.*nformasikan kepada keluarga akan pentingnya memperlakukan anakH

    anak mereka seperti anak H anak yang lain.

    c.'antu orang tua untuk menentukan kegiatan perkembangan anak yang

    tepat.

    d.Siapkan anak untuk menentukan atau melakukan kegiatan

    perkembangan anak yang tepat.

    e.8ampingi anak A orang tua untuk mempergunakan sumber H sumber

    koping yang tepat.

    E%AL!ASI

    ". !nak terbebas dari cedera fisik.

    4. !ktivitas kejang dapat dicegah atau dikendalikan.

    5. +erusakan sistem saraf otak tidak terjadi

    9. )enurunan kesadaran tidak terjadi.

    %. !nak memiliki harga diri dan citra diri yang meningkatkan

    kesejahteraan.

    45

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    24/40

    2!)B!N )EN8!;727!N

    MENINGITIS

    8ED*N*S*

    3eningitis merupakan infeksi dari selaput otak meningen &.8alam

    keadaan normal sa0ar darah otak merupakan mekanisme proteksi yang

    efektif,tetapi jika invasi mikroorganisme luar sa0ar ini akan rusak. 8aerah

    yang terlibat biasanya adalah piameter dan arachnoid meter yaitu bagian yang

    terdekat dengan jaringan otak.

    EPIDEMIOLOGI

    ". 3eningitis purulenta pada bayi dan anak di *ndonesia, anagka kejaian

    tertinggi pada umur antara 4 bulan H 4 tahun, umumnya terdapat pada

    anak distrofik yang daya tahan tubuhnya rendah. Terjadinya akut.

    4. 3eningitis tuberkulosa masih banyak ditemukan di *ndonesia karena

    morbiditas tuberkulosis anak masih tinggi. !ngka kejaian tertinggi

    dijumpai pada anak terutama bayi dan anak kecil dengan kekebalan

    alamiah yang masih rendah. Terjadinya kronis atau perlahan- lahan.

    ETIOLOGI

    ". ;emofilus *nfluen(a, E. Coli, Salmonella.T.

    4. olongan Coccus Streptococcus, Stapilococcus, )neumococcus,

    3eningococcus.

    5. Neonatus ram - &, E. Coli, +leibsella, dan )seudomonas.

    TIPE !TAMA MENINGITIS

    1. eningitis Pingenik & Purulenta '

    !dalah radang selaput otak yang menimbulkan eksudasi berupa pus .

    )enyebab meningitis purulenta adalah jenis pneumococcus, ;. *nfluensa,

    49

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    25/40

    Staphylococcus, meningococcus, E. Coli , Streptococcus dan

    Salmonella.angka kejadian tertinggi pada usia 4 bulan sampai 4 tahun,

    meningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi lain.

    +uman secara homogen masuk ke selaput otak misalnya penyakit

    pneumonia dapat pula sebagai perluasan perkontinuitas pada peradangan

    organ atau jaringan di dekat selaput otak misalnya otitis media mastoiditis.

    8ll.

    2. eningitis ;irus

    8isebabkan oleh sejumlah virus yang berbeda misalnya virus poliomeilitis

    meningitis tuberkulosa. Terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosa

    primer biasanya dari paru. 3eningitis bukan karena terinfeksinya selaput

    otak langsung oleh penyebaran hematogen tetapi biasanya sekunder

    melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang

    belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke rongga arachnoid, kadang

    dapat juga terjadi perkontinuitatum dari mastoiditis atau spandilitis.

    )enyakit ini mengenai anak H anak dari semua umur tetapi lebih sering

    diantara umur " dan % tahun. Cairan serebrospinal memperlihatkan lebih

    sedikit sel dan ditemukan pula jumlah klorida yang sangat rendah.

    GAMBARAN KLINIK

    ". ejala *nfeksi !kut

    !nak menjadi lesu , mudah terangsang, panas, muntah, anoreksia, pada

    anak yang besar didapatkan keluhan sakit kepala, pada infeksi yang

    disebabkan meningococcus.

    4. ejala T*+ Tekanan *ntra +ranial & 3eningkat

    !nak sering muntah, nyeri kepala, morning cry, kesadaran dari apatis

    sampai koma, ubun- ubun besar menonjol dan tegang, parestesi, paralisis,

    strabismus, pernapasan cheyne stokes, kadang hipertensi.

    5. ejala angsangan 3eninggi

    Terdapat kaku kuduk, terdapat egiditas umu, tanda kernig positif ,

    bred(insky * dan ** positif dan terdapat keluhan sakit di leher dan

    punggung pada anak yang besar.

    4%

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    26/40

    PATOFISIOLOGI

    4

    ;iperemi, oedema otak,vasidilator :askuler

    )erubahan

    tingkat

    esti injury

    angguan

    nyaman

    esti Cemas

    ejala rangsangan

    meningeal kaku kuduk,

    ejal T*+ meningkat muntah, nyeri kepala,

    morning cry, penurunan kesadaran, Cheyene

    ejala infeksi akut

    meningococcus& lesu, mudah

    3eningitis purulenta, timbul

    2uka Terbuka,

    inflamasi

    )neumonia,otitis media,

    )intu masuk kuman )neumococcus, influen(ae, Staphylococcus,

    Streptococcus, E. Coli, 3eningococcus, Salmonella&

    3elalui aliran darah ke selaput

    3enjadi patogen dalam cairan serebrospinal . ontgen 8ada, kepala dan sinus mungkin ada indikasi atau sumber

    infeksi intra kranial.

    "". !rteriografi +arotis letak abses lobus temporal, abses serebral posterior.

    PRINSIP TERAPI DAN MANAJEMEN PERAWATAN

    ". *dentifikasi dari organisme misalnya pungsi lumbal, biakan darah, usapan

    tali pusat dan tenggorokan.

    4. +emoterapi atau antibiotik ini dapat diberikan *3, *:, atau *ntratekal jika

    diberikan infus & misalnya untuk meningitis piagenik yaitu klorampeniko,

    penicillin, kanamisin dan sulfanamid.sedangkan untuk meningitis

    4F

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    28/40

    tuberkulosa yaitu )!S asam para amino salisilik diberikan per oral&

    ,*N!; asam 0anikatinik hidra(ide *3 atau per oral &, refamisin yang

    mempunyai aktivitas bakterisidal yang lebih tinggi.

    5. Bbservasi, pencatatan dan menghilangkan konvulsi .

    9. i(i )er oral jika sadar , *ntra rastrik jika tidak sadar.

    %. *nfus *ntravena.

    . +ompes hangat

    F. 8ukungan bagi orang tua .

    Penanganan pen!akit isioterapi dan rehabilitasi

    ambar bagan penatalaksanaan meningitis.

    anda klinis meliputi :

    a. )anas

    b. +ejang

    c. Tanda rangsang meningeal

    d. )enurunan kesadaran

    )ari tanda kenaikan !K :

    a. 3ual muntah hebatb. Nyeri kepala

    c. 7bun-ubun cembung

    *. +B3)2*+!S*

    +omplikasi yang dapat diakibatkan dari pengobatan yang tidak adekuat

    pada penyakit meningitis ini antara lain

    ". Cacat neurologis berupa paralisis, parestesi

    4. ;idrosepalus

    5. 'uta dan tuli

    9. etardasi mental

    %. Efusi subdural, emplema subdural.

    DIAGNOSIS BANDING

    ". 3eningismus

    4$

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    29/40

    4. !bses otak

    5. Tumor otak

    P'-G%-/

    )enderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat

    motorikAmental atau meninggal tergantung

    ". 7mur penderita

    4. 6enis kuman penyebab

    5. 'erat ringan infeksi

    9. 2ama sakit sebelum mendapat pengobatan

    %. +epekaan kuman terhadap antibiotik yang diberikan

    . )enanganan penyakit

    4#

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    30/40

    ASUHAN KEPERAWATAN

    !. )EN+!6*!N

    1. "iayat Penyakit

    )roses persalinan atau selama dalam kandungan masa lalu, penyakit

    kronik, tumor , anemia, imunosupresi, splencetomi, infeksi telinga,

    mastoiditis, sinusitis, lumbal pungsi, trauma kepala, kondisi kehidupan

    yang ramai, racun A obat, ketidakcocokan dengan perubahan kebiasaan,

    demam, mual, muntah , sakit kepala, fotophobia, diplopia, sakit punggung.

    2. *ata *asar Pemerikasaan Pasien

    a& !ktivitas A *stirahat

    "& ejala )erasaan tak enak atau malaise, keterbatasan yang

    ditimbulkan oleh kondisinya.

    4& Tanda !taksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan

    involunter, kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang

    gerak dan hipotonia.b& Sirkulasi

    "& ejala !danya ri0ayatkardiopatologi, seperti

    endokarditis, beberapa penyakit jantung kongenital abses otak&

    4& Tanda

    Tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi

    berat berhubungan dengan peningkatan T*+ dan pengaruh

    pada pusat vasomotor&. Takikardi, disritmia pada fase akut&, seperti disritmia sinus

    pada meningitis&

    c& Eliminasi

    Tanda !dany inkontinensia retensi &.

    d& 3akananA Cairan

    "& ejala +ehilangan nafsu makan, kesulitan menelan pada

    periode akut &.

    5>

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    31/40

    4& Tanda !noreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran

    mukosa kering.

    e& ;ygiene

    Tanda +etergantungan terhadap semua kebutuhan

    pera0atan diri pada periode akut&.

    f& Neurosensori

    '( ejala

    Sakit kepala mungkin merupakan gejala pertama dan biasanya

    berat &.

    )arestesia , terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena,

    kehilangan sensasi kerusakan pada syaraf kranial& .

    hiperalgesia A meningkatnya sensitifitas pada nyeri

    meningitis&.timbul kejang meningitis bakteri atau abses otak&

    angguan dalam penglihatan, seperti diplopia fase a0al dari

    beberapa infeksi&.

    Dotopobia pada meningitis &.

    +etulian pada meningitis A encepalitis & atau mungkin

    hipersensitif terhadap kebisingan.

    !danya halusinasi penciuman atau sentuhan.

    &( Tanda

    Status mental A tingkat kesadaran, letargi sampai kebingungan

    yang berat hingga koma, delusi dan halusinasi A psikosis

    organik enchepalitis&.

    +ehilangan memori, sulit dalam mengambil keputusan dapat

    merupakan gajala a0al berkambangnya hidrosefalus, yang

    mengikuti meningitis bakterial&.

    !fasia A kesulitan dalam berkomunikasi.

    3ata ukuranA reaksi pupil& anisokor atau tidak berespon

    terhadap cahaya peningkatan T*+&, histagmus bola mata

    bergerak terus menerus&.

    5"

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    32/40

    )tosis kelopak mata atas jatuh&. +arakteristik fasial 0ajah&,

    perubahan pada fungsi motorik dan sensorik saraf kranial ke :

    dan ke :** terkena&.

    +ejang umum atau lokal pada abses otak&, kejang lobus

    temporal, otot mengalami hipotoniaA flaksis paralisis pada fase

    akut meningitis&, spastik enchepalitis&.

    ;emiparese atau hemiplegia meningitis atau enchepalitis&.

    Tanda 'rund(inski positif dan atau tanda kernig positif

    merupakan indikasi adanya iritasi meningeal fase akut&.

    igiditas nukal iritasi meningieal&.

    eflek tendon terganggu, babinski positif.

    eflek abdominal menurun atau tidak ada, refleks kemastetik

    hilang pada laki-laki.

    g& Nyeri A +enyamanan.

    "& ejala Sakit kepala berdenyut dengan hebat, frontal&

    mungkin akan diperburuk oleh ketegangan, leherApunggung kaku,

    nyeri pada gerakan okuler, fotosensitifitas, sakit, tenggorokan

    nyeri.

    4& Tanda Tampak terus terjaga, perilaku distraksi,Agelisah,

    menangis, mengaduhAmengeluh.

    h& )ernapasan

    "& ejala !danya ri0ayat infeksi sinus atau paru abses

    otak&.

    4& Tanda )eningkatan kerja pernafasan episode a0al&,

    perubahan mental letargi sampai koma&, dan gelisah.

    i& +eamanan

    '( ejala

    !danya ri0ayat infeksi saluran nafas atas A infeksi lain,

    meliputi mastoiditis, telinga tengah, sinus, abses gigi, infeksi

    pelvis, abdomrn atau kulit fungsi lumbal, pembedahan

    fraktur pada tengkorak A cedera kepala, anemia sel sabit.

    54

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    33/40

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    34/40

    F. Cemas bAd hospitalisasi, aktualApotensial terhadap perubahan fungsi tubuh.

    $. 8efisit pengetahuan bAd prognosis, hospitalisasi dan pera0atan.

    C. INTER%ENSI

    1. idak efektifnya jalan nafas bd depresi pada P yang mengatur pusat

    nafas.

    ujuan !nak akan memperoleh oksigen yang adekuat.

    /ntervensi :

    a& !uskultasi suara nafas setiap 9 jam, kaji adanya suara tambahan,

    misalnya 0hee(ing, krakels.

    b& 3onitor frekuensi, irama dan kualitas pernafasan.

    c& Bbservasi kulit, membran mukosa apakah cianosis atau tidak.

    d& 3onitor gas darah arteri untuk mengetahui adanya hipoksia, rontgen

    dada untuk infiltrasi.

    e& ubah posisi klien setiap 4 jam.

    f& 3onitor adanya penurunan refleks menelan.

    g& Bbservasi peningkatan iritasi dan kekacauan.

    #riteria Evaluasi :

    !rteri gas darah dalam batas normal

    Tidak ada suara nafas tambahan

    Tanda dan orientasi sesuai usia anak

    3asalah pernafasan tidak terjadi dengan pertukaran udara yang baik.

    2. Kerusakan perfusi jaringan serebral bd proses peradangan, peningkatan

    !K.

    ujuan :)erfusi jaringan serebral semakin adekuat.

    /ntervensi :

    a& Bbservasi status neurologis setiap " sampai 4 jam dan yang penting

    sampai stabil misalnya gerakan yang simetris, reflek menelan, respon

    pupil, kemampuan motorik, reflek tendon, fokus mata, respon verbal.

    b& 3onitor tanda-tanda peningkatan T*+ misalnya peningkatan nyeri

    dada, penonjolan ubun-ubun, peningkatan tekanan darah, nadi

    menurun, nafas irreguler, iritabilitas, kekacauan, perubahan pupil&.

    59

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    35/40

    c& +olaborasi dalam pemberian obat anti kejang dan monitor

    efektifitasnya.

    d& )osisi tidur 5> G.

    e& +olaborasi dalm pemberian antibiotik.

    f& Ciptakan suasana lingkungan yang tenang.

    g& Brientasikan secara verbal terhadap orang A tempat A 0aktu A situasi,

    misalnya dengan mainan, gambar binatang, obyek yang disukai, T:,

    radio.

    h& 2atihan B3 aktif dan pasif.

    i& 3onitor adanya tanda A gejala syok septik.

    #riteria evaluasi :

    TT: dalam batas normal.

    +lien dapat beristirahat dengan tenang.

    +lien terbebas dari kejang.

    #. 5angguan keseimbangan 6olume cairan bd penurunan intake cairan,

    kehilangan cairan abnormal.

    ujuan :!nak akan memperoleh cairan adekuat dan elektrolit seimbang.

    /ntervensi :

    a& 3onitor TT: sedikitnya setiap 9 jam.

    b& 3onitor hasil laboratorium, khususnya elektrolit dan urine.

    c& Bbservasi adanya tanda-tanda dehidrasi misalnya membran mukosa

    kering, nadi meningkat, berat badan menurun, cairan yang keluar lebih

    banyak dari pada cairan yang masuk&.

    d& Catat intake dan output cairan setiap saat.

    e& 'eri cairan yang sering tapi dalam jumlah kecil untuk meminimalkan

    distensi lambung.

    f& +olaborasi dalam pemberian cairan per parenteral dan antibiotik.

    g& 3onitor adanya tanda-tanda retensi cairan misalnya penurunan

    output urine, penurunan konsentrasi serum sodium, anoreksia, nausea&.

    #riteria Evaluasi

    TT: dalam batas normal.

    Nilai cairan dan elektrolit dalam batas normal.

    5%

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    36/40

    $. 5angguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd anoreksia, nausea dan

    6omiting.

    ujuan : Nutrisi anak terpenuhi secara adekuat, nausea dan vomiting

    berkurang.

    /ntervensi :

    a& Tanyakan pada anak atau orang tua tentang makanan kesukaan.

    b& !njurkan anak untuk makan sedikit tapi sering.

    c& !njurkan anak untuk makan lebih pelan.

    d& 3enjaga konsumsi nutrisi secara adekuat.

    e& 3onitor berat badan.

    f& Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.

    g& 'atasi intake cairan selama makan, " jam sebelum dan sesudah makan

    untuk meminimalkan distensi.

    h& 2akukan oral hygiene yang baik.

    #riteria Evaluasi :

    F% I makanan A diet dikonsumsi anak.

    )artisipasi dalam menyeleksi makanan.

    'erat badan dalam batas normal.

    %. 5angguan rasa nyaman &nyeri' bd iritasi selaput otak.

    ujuan !nak dapat beradaptasi dengan nyeri.

    /ntervensi :

    a& +aji tingkat nyeri klien.

    b& Evaluasi indikasi nyeri, lokasi, durasi.

    c& +olaborasi dalam pemberian analgesik.

    d& !njurkan pada anak yang lebih besar untuk mencegah pergerakan yang

    dapat meningkatkan T*+ misalnya batuk, menyisikan ingus, bersin&.

    e& 'atasi pengunjung.

    #riteria Evaluasi :

    !nak mengungkapkan nyerinya berkurang.

    5

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    37/40

    !nak beristirahat dengan tenang.

    )artisipasi dalam toleransi aktivitas.

    7. Kerusakan integritas kulit bd immobilisasi, diaforesis, menurunnya

    neurologis.

    ujuan +erusakan kulit tidak terjadi.

    /ntervensi :

    a& 6aga kebersihan dan kekeringan kulit.

    b& 2akukan latihan B3 aktif A pasif.

    c& unakan alas yang lembut untuk mencegah kerusakan kulit.

    d& ubah posisi klien sedikitnya setiap 4 jam.

    e& Bbservasi keseimbangan cairan dan nutrisi.

    f& Bbservasi adanya benjolan tulang dan adanya tanda-tanda luka akibat

    tekanan kulit.

    #riteria Evaluasi :

    )erubahan posisi lebih sering.

    +erusakan kulit tidak terjadi.

    =. )emas bd hospitalisasi, aktualpotensial terhadap perubahan fungsi

    tubuh.

    ujuan !nak A keluarga dapat mendemonstrasikan adaptasi yang positif

    terhadap sakit dan hospitalisasi.

    /ntervensi :

    a& Brientasikan klien A keluarga terhadap unit dan kegiatan S.

    b& Terangkan semua prosedur dan rasionalnya.

    c& Ciptakan hubungan saling percaya.

    d& 3emberikan kesempatan pada orang tua untuk mengungkapkan

    perasaannya.

    e& Bbservasi mekanisme koping anakAorang tua.

    f& 'eri dukungan anak atau keluarga dalam proses adaptasi.

    g& 2ibatkan anak atau orang tua dalam pera0atan dan dalam membuat

    keputusan.

    #riteria Evaluasi:

    5F

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    38/40

    )artisipasi anak atau orang tua dalam pera0atan dan pengambilan

    keputusan.

    !nak atau keluarga dapat berinteraksi lebih dekat dengan pera0at atau

    dokter.

    $. *efisit pengetahuan bd prognosis, hospitalisasi dan peraatan.

    ujuan 3eningkatkan pengetahuan orang tua.

    /ntervensi :

    a& +aji pengetahuan keluarga tentang penyakit.

    b& 8eskripsikan tentang sakit dan hubungannya dengan gejala penyakit.

    c& 6a0ab pertanyaan dengan jujur dan komplit.

    d& Terangkan tentang semua prosedur pera0atan dan rasionalnya.

    e& 8iskusikan tentang tanda dan gejala komplikasi.

    f& unakan bahasa yang mudah dimengerti anak Akeluarga.

    g& evie0 kembali tentang pera0atan.

    #riteria Evaluasi :

    3engerti tentang sakit dan pera0atannya.

    Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

    5$

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    39/40

    LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUANSISTEM NEUROLOGIS PADA ANAK

    ENCHEPALITISKEJANG

    MENINGITIS

    *isusun /ntuk emenuhi ugas erstruktur ata Kuliah Keperaatan nakPolitehnik Kesehatan

  • 8/11/2019 LP- Enchepalitis, Kejang, Meningitis.doc

    40/40

    2004