LBM 2 REPRO.rtf

download LBM 2 REPRO.rtf

of 29

Transcript of LBM 2 REPRO.rtf

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    1/29

    ABORTUS

    Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan < 20

    minggu atau berat janin < 500 gram.

    ETIOLOI

    ; !elainan pertumbuhan hasil konsepsi" biasa men#ebabkan abortus

    pada kehamilan sebelum $ minggu. %actor #ang men#ebabkan

    kelainan ini&

    ' kelainan kromosom" terutama trisomi autosom dan monosom (.

    ' pengaruh teratogen akibat radiasi" )irus" obat'obatan" tembakau" dan

    alcohol.

    ; !elainan pada plasenta endarteritis )ili korialis karena hipertensi

    menahun.

    ; %actor maternal pneumonia" ti*us" anemia berat" keracunan dan

    to+oplasmosis.

    ; !elainan traktus genitalia inkompetensi ser)iks ,untuk abortus pada

    trimester kedua-"retro)ersi teri" mioma uteri dan kelainan baaan

    uterus.

    /ATOEE1I1

    Aal abortus perdarahan desidua basalis nekrosis jaringan sekitar hasil

    konsepsi lepas dianggap benda asing oleh uterus uterus kontraksi benda

    asing keluar.

    !ehamilan < $ minggu )ili korialis belum menembus desidua secara dalam

    hasil konsepsi keluar seluruhn#a.

    !ehamilan $'3 minggu penembusan lebih dalam hingga plasenta tidak

    dilepaskan sempurna perdarahan.

    !ehamilan 4 3 minggu janin dikeluarkan lebih dulu daripada plasenta.

    AI%E1TA1I !LII1

    ; Terlambat haid atau amenore < 20 minggu

    ; !6 tampak lemah atau kesadaran menurun" tekanan darah normal atau

    menurun" den#ut nadi normal atau cepat dan kecil" subu badan normal

    atau meningkat.

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    2/29

    ; /ardarahan per )aginam mungkin disertai keluarn#a jaringan hasil

    konsepsi.

    ; 7asa mulas atau keram perut di daerah atas sim*isis sering disertai n#eri

    pinggang akibat kontraksi uterus.

    ; /+. inekologi

    a Inspeksi )ul)a & perdarahan per )aginam" ada8tidak jaringan hasil

    konsepsi" tercium8tidak bau busuk dari )ul)a.

    b Inspekulo & perdarahan dari ca)um uteri" ostium uteri terbuka

    atau sudah tertutup" ada8tidak jaringan keluar dari ostium" ada8tidak

    cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.

    c 9olok )agina & portio masih terbuka atau sudah tertutup"

    teraba8tidak jaringan dalam ca)um uteri" besar uterus sesuai atau

    lebih kecil dari usia kehamilan" tidak n#eri saat portio digo#ang" tidak

    n#eri pada perabaan adneksa" ca)um :ouglasi tidak menonjol dan

    tidak n#eri.

    //

    ; Tes kahamilan & positi* bila janin masih hidup" bahkan 2'; minggu setelah

    abortus.

    ; /+. :oppler atau 61 untuk menentukan apakah janin msih hidup.

    ; /+. !adar *ibrinogen darah pada missed abortion.

    !O/LI!A1I

    ; /erdarahan" per*orasi" s#ok" dan in*eksi.

    ; /ada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi

    kelainan pembekuan darah.

    :IAO1I1

    erdasarkan keadaan janin #ang sudah dikeluarkan" abortus dibagi atas &

    1 Aboruts iminens" perdarahan per )aginam pada kehamilan < 20

    minggu tanpa ada tanda2 dilatasi ser)iks #ang meningkat.

    2 Abortus insipiens" bila perdarahan diikuti dengan dilatasi ser)iks.

    3 Abortus inkomplit" bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari

    uterus. ila disertai in*eksi genitalia disebut abortus in*eksiosa.

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    3/29

    4 Abortus komplit" bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus.

    5 missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu" tetapi tidak

    dikeluarkan selama $ minggu8lebih.

    ::

    ; !ehamilan ektopik terganggu

    ; ola hidatidosa

    ; !ehamilan dengan kelainan ser)iks

    ; Abortus iminens perlu dibedakan dengan perdarahan implantasi #ang

    biasan#a sedikit" berarna merah" cepat berhenti" dan tidak disertai

    mules2.

    KLASIFIKASI:

    - abortus spontan : karena factor alamiah

    - abortus profokatus : disengaja, ada 2:

    ; abortus medisinalis

    ; abortus kriminalis

    abortus spontan terdiri atas:

    ; abortus kompletus, seluruh hasil konsepsi dikeluarkan ( desidua dan fetus

    sehingga rongga rahim kosong!terapi : uterotonika

    ; abortus inkompletus, desidua " plasenta masih tertinggal

    ; abortus insipiens

    ; abortus iminens membakat

    ; missed abortion ,janin sudah mati tetapi tetap dalam rahim dan tidak

    dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih

    ; abortus habitualis ( keguguran berulang

    ; abortus infeksiosus dan abortus septic

    KOMPLIKASI

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    4/29

    - perdarahan

    - perforasi

    - infeksi dan tetanus

    - pa#ah ginjal akut

    - s#ok : s#ok hemorragik dan s#ok septic

    $umber : s#nopsis obstretr# ,%ustam

    Diagnosis dan penanganan

    &bortus harus diduga bila seorang 'anita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan

    peraginam setelah mengalami haid terlambat ; sering terdapat pula rasa mules! )ecurigaan

    tersebut diperkuat dengan ditentukann#a kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dandengan tes kehamilan secara biologis atau imunologik, bila hal itu dikerjakan! *arus

    diperhatikan macam dan ban#akn#a perdarahan ; pembukaan seriks dan adan#a jaringan kaum

    uteri atau agina!

    $ebagai kemungkinan diagnosis lain harus difikirkan :

    )ehamilan ektopik #ang terganggu

    +ola hidatidosa

    )ehamilan dengan kelainan pada seriks!

    )ehamilan ektopik terganggu dengan hematokel retrouterina kadang-kadang agak sukar

    dibedakan dari abortus dengan uterus dalam posisi retroersi! alam kedua keadaan tersebutditemukan amenorea disertai perdarahan peraginam, rasa n#eri di perut bagian ba'ah, dan

    tumor di belakang uterus! api keluhan n#eri biasan#a lebih hebat pada kehamilan ektopik!

    &pabila gejala-gejala menunjukkan kehamilan ektopik terganggu, dapat dilakukan kuldosintesis

    dan bila darah tua dapat dikeluarkan dengan tindakan ini, diagnosis kelainan dapat dipastikan!.ada mola hidatidosa uterus biasan#a lebih besar daripada laman#a amenorea dan muntah lebih

    sering! &pabila ada kecurigaan terhadap mola hidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan

    ultrasonografi!

    )arsinoma seisis uteri, polius seriks dan sebagain#a dapat men#ertai kehamilan! .erdarahan

    dari kelainan tersebut dapat men#erupai abortus! .emeriksaan dengan spekulum, pemeriksaansitologik dan biopsi dapat menentukan diagnosis dengan pasti!

    $ecara klinik dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus insipien, abortus inkompletus

    dan abortus kompletus! $elanjutn#a dikenal pula abortus serikalis, missed abortion, abortushabitualis, abortus infeksiosus dan abortus septik!

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    5/29

    ABORTUS IMMINENS

    &bortus imminens ialah peristi'a terjadin#a perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 2/

    minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adan#a dilatasi seriks!

    iagnosis abortus imminens ditentukan karena pada 'anita hamil terjadi perdarahan melalui

    ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesartuan#a kehamilan, seriks belum membuka dan tes kehamilan positif!

    .ada beberapa 'anita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid #ang semestin#a

    datang jika tidak terjadi pembuahan! *al ini dapat disebabkan oleh penembusan illi koriales kedalam desidua, pada saat implantasi oum! .erdarahan implantasi biasan#a sedikit, 'arnan#a

    merah dan cepat berhenti, tidak disertai mules-mules!

    .enanganan abortus imminens terdiri atas :

    0stirahat baring! idur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini

    men#ebabkan bertambahn#a aliran darah ke uterus dan ber-kurangn#a rangsang mekanik!

    1 entang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada

    persesuaian faham! $ebagian besar ahli tidak men#etujuin#a dan mereka #ang men#etujui

    men#atakan bah'a harus ditentukan dahulu adan#a kekurangan hormon progesteron!&pabila difikirkan bah'a sebagian besar abortus didahului oleh kematian hasil konsepsi

    dan kematian ini dapat disebabkan oleh ban#akfaktor, maka pemberian hormon

    progesteron memang tidak ban#ak manfaatn#a!

    2 .emeriksaan ultrasonografi penting dilakukan untuk menentukan apakah janinmasih hidup!

    +acam dan laman#a perdarahan menentukan prognosis kelangsungan kehamilan! .rognosismenjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, mules-mules #ang disertai perdarahan

    serta pembukaan seriks!

    ABORTUS INSIPIEN

    &bortus insipien ialah peristi'a perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 2/ minggu dengan

    adan#a dilatasi seriks uteri #ang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus!

    alam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah! .engeluaran

    hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret akum atau dengan cunam oum, disusul dengan

    kerokan!

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    6/29

    .rinsip penanganann#a adalah :

    +elakukan penilaian #ang tepat untuk menjaga kondisi umum pasien!

    ; +empercepat proses ekspulsi!

    ; +emelihara tindakan asepsis selama persalinan!

    .ada kehamilan kurang dari 12 minggu dapat dilakukan dilatasi dan kuretase kaum uteri dengan

    menggunakan sendok kuret tumpul dalam anestesi umum, ini merupakan prosedur #ang aman

    dan efektif! &lternatif lainn#a dapat dilakukan eakuasi dengan suction #ang diikuti dengankuretase!

    .ada kehamilan lebih dari 12 minggu biasan#a perdarahan tidak ban#ak dan baha#a perforasipada kerokan lebih besar, maka sebaikn#a proses abortus dipercepat dengan pemberian infus

    oksitosin!

    &pabila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, sebaikn#a pengeluaran plasenta

    dikerjakan secara digital #ang dapat disusul dengan kerokan bila masih ada sisa plasenta #ang

    tertinggal! aha#a perforasi pada hal #ang terakhir tidak seberapa besar karena dinding uterusmenjadi tebal disebabkan sebagian besar hasil konsepsi telah keluar!(

    ila perdarahan ban#ak dengan seriks #ang tertutup (curiga plasenta #ang berimplantasi

    rendah, eakuasi uterus dapat dilakukan dengan histerotomi abdominal!

    ABORTUS INKOMPLETUS

    &bortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 2/minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus!

    .ada pemeriksaan aginal, kanalis serikaslis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kaum

    uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum!

    .erdarahan pada abortus inkompletus dapat ban#ak sekali, sehingga men#ebabkan s#ok dan

    perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan! alam penanganann#a,apabila abortus inkompletus disertai s#ok karena perdarahan, segera harus diberikan infus cairan

    al fisiologik atau cairan %inger #ang disusul dengan transfusi! $etelah s#ok diatasi, dilakukan

    kerokan! .asca tindakan disuntikkan intramuskulus ergometrin untuk mempertahankan kontraksi

    otot uterus

    ABORTUS KOMPLETUS

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    7/29

    .ada abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan! .ada penderita ditemukan

    perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah ban#ak mengecil!

    iagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan din#atakan bah'a

    semuan#a sudah keluar dengan lengkap! .enderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan

    pengobatan khusus, han#a apabila menderita anemia perlu diberi sulfas ferrosus atau transfusi!

    ABORTUS SERVIKALIS

    .ada abortus serikalis keluarn#a hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri

    eksternum #ang tidak membuka, sehingga semuan#a terkumpul dalam kanalis serikalis danseriks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis! .ada pemeriksaan

    ditemukan seriks membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan! erapi terdiri

    atas dilatasi seriks dengan busi *egar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi darikanalis serikalis!

    MISSED ABORTION

    +issed abortion ialah kematian janin berusia sebelum 2/ minggu, tetapi janin mati itu tidak

    dikeluarkan selama minggu atau lebih! tiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga

    pengaruh hormon progesteron! .emakaian hormon progesteron pada abortus imminens mungkin

    juga dapat men#ebabkan missed abortion!

    ahulu diagnosis missed abortion tidak dapat ditentukan dalam satu kali pemeriksaan, melainkan

    memerlukan 'aktu pengamatan untuk menilai tanda-tanda tidak tumbuhn#a malahanmengeciln#a uterus!

    +issed abortion biasan#a didahului oleh tanda-tanda abortus imminens #ang kemudianmenghilang secara spontan atau setelah pengobatan!

    6ejala sub#ektif kehamilan menghilang, mammae agak mengendor lagi, uterus tidak membesar

    lagi malah mengecil, test kehamilan menjadi negatif! engan 7$6 dapat ditentukan segeraapakah janin sudah mati dan besarn#a sesuai dengan usia kehamilan! .erlu diketahui pula bah'a

    missed abortion kadang-kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena

    hipofibrinogenemia, sehingga pemeriksaan ke arah ini perlu dilakukan!

    $etelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertan#aan apakah hasil konsepsi perlu segera

    dikeluarkan! indakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah kadarfibrinogen dalam darah sudah mulai turun!(1,2,3

    *ipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin #ang mati lebih dari satu bulan tidak dikeluarkan!$elain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan karena tidak jarang 'anita #ang

    bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin #ang telah mati dan ingin supa#a

    janin secepatn#a dikeluarkan!

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    8/29

    .engeluaran hasil konsepsi pada missed abortion merupakan satu tindakan #ang tidak lepas dari

    baha#a, karena plasenta dapat melekat erat pada dinding uterus dan kadang-kadang terdapat

    hipofibrinogenemia! &pabila diputuskan untuk mengeluarkan hasil konsepsi itu, pada uterus#ang besarn#a tidak melebihi 12 minggu, sebaikn#a dilakukan pembukaan seriks uteri dengan

    memasukkan laminaria selama kira-kira 12 jam dalam kanalis serikalis, #ang kemudian dapat

    diperbesar dengan busi *egar sampai cunam oum atau jari dapat masuk ke dalam kaum uteri!engan demikian, hasil konsepsi dapat dikeluarkan lebih mudah serta aman, dan sisa-sisan#a

    kemudian dibersihkan dengan kuret tajam!

    8ika besar uterus melebihi kehamilan 12 minggu, maka pengeluaran hasil konsepsi diusahakan

    dengan infus intraena oksitosin dosis cukup tinggi! osis oksitosin dapat dimulai dengan 2/

    tetes permenit dari cairan %inger 9aktat dengan 1/ satuan oksitosin ; dosis ini dapat dinaikkan

    sampai ada kontraksi! ilamana diperlukan, dapat diberikan sampai 5/ satuan oksitosin, asalpemberian infus untuk 1 kali tidak lebih dari jam karena baha#a keracunan air!

    8ika tidak berhasil, infus dapat diulangi setelah penderita istirahat 1 hari! iasan#a padapercobaan ke 2 atau ke 3 akan dicapai hasil!

    engan prostaglandin baik intra aginal atau infus kebehasilan cukup baik (/ dalam satuhari! &pabila fundus uteri tinggin#a sampai 2 jari di ba'ah pusat, maka pengeluaran hasil

    konsepsi dapat dikerjakan dengan pen#untikan larutan garam 2/ ke dalam kaum uteri melalui

    dinding perut! &pabila terdapat hipofibrinogenemia, perlu diadakan persediaan darah segar ataufibrinogen!

    ABORTUS HABITUALIS

    &bortus habitualis ialah abortus spontan #ang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut! .ada

    umumn#a penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilann#a berakhir sebelum 2minggu!

    ishop melaporkan frekuensi /,41 abortus habitualis pada semua kehamilan! +enurut +alpas

    dan astman kemungkinan terjadin#a abortus lagi pada seorang 'anita #ang mengalami abortus

    habitualis ialah

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    9/29

    &bortus habitualis #ang terjadi dalam tri'ulan kedua dapat disebabkan oleh seriks uteri #ang

    tidak sanggup terus menutup, melainkan perlahan-lahan membuka (inkompeten! )elainan ini

    sering kali akibat trauma pada seriks, misaln#a karena usaha pembukaan seriks #angberlebihan, robekan seriks #ang luas dan sebagain#a!

    iagnosis abortus habitualis tidak sukar ditentukan dengan anamnesis! )hususn#a diagnosisabortus habitualis karena inkompetensia menunjukkan gambaran klinik #ang khas, #aitu dalam

    kehamilan tri'ulan kedua terjadi pembukaan seriks tanpa disertai mules #ang selanjutn#a

    diikuti oleh pengeluaran janin #ang biasan#a masih hidup dan normal!

    &pabila penderita datang dalam tri'ulan pertama, maka gambaran klinik tersebut dapat diikuti

    dengan melakukan pemeriksaan aginal tiap minggu! .enderita tidak jarang mengeluh bah'a ia

    mengeluarkan ban#ak lendir dari agina! i luar kehamilan penentuan seriks inkompetendilakukan dengan histerosalpingografi #aitu ostium uteri internum melebar lebih dari mm!

    .en#ebab abortus habitualis untuk sebagian besar tidak diketahui! Aleh karena itupenanganann#a terdiri atas : memperbaiki keadaan umum, pemberian makanan #ang sempurna,

    anjuran istirahat cukup ban#ak, larangan koitus dan olah raga!

    erapi dengan hormon progesteron, itamin, hormon steroid dan lainn#a mungkin han#a

    mempun#ai pengaruh psikologis karena penderita mendapat kesan bah'a ia diobati!

    alin melaporkan pen#elidikann#a tentang 141 'anita hamil #ang sebelumn#a mengalami 1

    sampai 4 abortus berturut-turut : han#a 22,

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    10/29

    0nfeksi dalam uterus atau sekitarn#a dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasan#a ditemukan

    pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan #ang dikerjakan tanpa

    memperhaikan asepsis dan antisepsis! 7mumn#a abortus infeksiosus terbatas pada desidua! .adaabortus septik, irulensi bakteri tinggi, dan infeksi men#ebar ke miometrium, tuba, parametrium

    dan peritoneum! &pabila infeksi men#ebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis,

    dengan kemungkinan diikuti oleh s#ok!

    iagnosis abortus infeksiosus ditentukan dengan adan#a abortus #ang disertai gejala dan tanda

    infeksi alat genital, seperti panas, takikardi, perdarahan peraginam #ang berbau, uterus #angmembesar lembek, serta rasa n#eri tekan dan leukositosis!

    &pabila terdapat sepsis, penderita tampak sakit berat, kadang-kadang menggigil, demam tinggi

    dan tekanan darah menurun! 7ntuk mengetahui kuman pen#ebab perlu dilakukan pembiakandarah dan getah pada seriks uteri!

    erhadap penderita dengan abortus infeksiosus #ang telah mengalami ban#ak perdarahanhendakn#a diberikan infus dan transfusi darah! .asien segera diberi antibiotika :

    a! 6entam#cin 3 B / mg dan .enicillin 4 B 1,2 juta unit!

    b! hlorom#cetin 4 B 5// mg

    c! ephalosporin 3 B 1 gram

    d! $ulbenacillin 3 B 1-2 gram!

    )uretase dilakukan dalam = jam dan penanganan demikian dapat dipertanggungja'abkan karena

    pengeluaran sisa-sisa abortus mencegah perdarahan dan menghilangkan jaringan #ang nekrotis,

    #ang bertindak sebagai medium pembiakan bagi jasad renik!

    .emberian antibiotik diteruskan sampai febris tidak ada lagi selama 2 hari atau ditukar bila takada perubahan dalam 2 hari!

    .ada abortus septik diperlukan pemberian antibiotik dalam dosis #ang lebih tinggi! $ambil

    menunggu hasil pembiakan supa#a dapat diberikan antibiotika #ang tepat, dapat diberikan

    $ulbenicillin 3 B 2 gram! &ntibiotika ini terbukti masih ampuh dan berspektrum luas untuk aerobdan anaerob! .ada kasus dengan tetanus, maka selain pengobatan di atas perlu diberikan &$,

    irigasi dengan peroksida (*2A2 dan histerektomi total secepatn#a

    MOLA HIDATIDOSA

    Mola ida!idosa adala "ea#ilan $ang a%noal di #ana a#pi& sel'&' (illi

    )o&ialis #engala#i degene&asi id&opi"* Is!ila a+a# : a#il angg'&*

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    11/29

    Pen$e%a%

    Te&-adi degene&asi id&opi" da&i -a&ingan !&o.o%las pada 'sia "ea#ilan #'da* Kada&

    B/01 #ening"a! sanga! !inggi, #en$e%a%"an !i#%'l ge-ala/ge-ala "ea#ilan #'da

    $ang %e&le%ian*

    Fa"!o& Risi"o

    1 Usia "'&ang da&i 23 !a'n

    2 Sosioe"ono#i "'&ang

    3 4'#la pa&i!as !inggi

    4 Ri+a$a! "ea#ilan #ola se%el'#n$a

    Pa!o.isiologi

    ; B/01 #ening"a! / a"!i.i!as o(a&i'# #ening"a! 5o(a&i'# "is!i"6 / es!&ogen

    !inggi #eni#%'l"an e.e" ipe&!i&oidis#e da&i a"!i.i!as B/01 $ang !inggi*

    ; Teo&i A)os!a/Sison : de.isiensi p&o!ein*

    ; Si!ogene!i"a : #ola ida!idosa "o#ple! %e&asal da&i geno# pa!e&nal 5geno!ipe

    78 99 se&ing, 78 9$ -a&ang, !api 78 99 n$a %e&asal da&i &ed'pli"asi aploid

    spea dan !anpa "&o#oso# da&i o('#6* Mola pa&sial #e#p'n$ai 8

    "&o#oso# !e&di&i da&i "&o#oso# 2 aploid pa!e&nal dan ; aploid #a!e&nal

    5!&iploid, 8 999 a!a' 8 99$ da&i ; aploid o('# dan lainn$a &ed'pli"asi

    aploid pa!e&nal da&i sa!' spea a!a' .e&!ilisasi dispeia6*

    1e-ala dan Tanda

    Pe&da&aan : "a&ena !e"anan #ola "epada dinding '!e&i, dan ge-ala "ea#ilan #'da

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    12/29

    %e&le%i : ipe&e#esis, ipe&!i&oid, p&ee"la#psia, ane#ia*

    Pena!ala"sanaan

    Pe&a!i"an sind&o#a $ang #engan)a# .'ngsi (i!al 5dep&esi napas, ipe&!i&oid , 4a"a&!a : a$asan Bina P's!a"a Sa&+ono P&a+i&oa&d-o* 233=*

    Sol'sio Plasen!a

    i De.inisi : !e&lepasn$a plasen!a $ang le!a"n$a noal pada "o&p's '!e&i 5!ida"

    #en'!'pi -alan lai&6

    ii Klasi.i"asi

    ; Be&dasa&"an %agian plasen!a $ang !e&lepas :

    aTe&lepas sel'&'n$a 5sol'sio plasen!a !o!alis6

    b Te&lepas se%agian 5sol'sio plaasen!a pa&sialis6

    cA!a' an$a se%agian "e)il pinggi& plasen!a 5&'p!'&a sin's #a&ginalis6

    ; Klinis

    asol'sio plasen!a &ingan : %agian $ang !e&lepas ;

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    15/29

    ; Da&an$a %e&+a&na "ei!a#/i!a#an, %e&%eda dengan plasen!a p&e(ia $ang%e&+a&na #e&a sega&

    ; Pe&'! !e&asa aga" sa"i! dan !e&'s #ene&'s aga" !egang

    ; Pe&l' dia+asi !e&'s #ene&'s apa"a a"an #en-adi le%i !egang lagi "a&ena

    pe&da&aan $ang %e&langs'ng !e&'s

    ; La"'"an pe#e&i"saan US1

    b Sol'sio plasen!a sedang

    ; Tanda dan ge-alan$a dapa! !i#%'l pe&laan/laan sepe&!i sol'sio plasen!a

    &ingan, a!a' #endada" dengan pe&da&aan pe&(agina#

    ; Pe&da&aan pe& (agina# na#pa" sedi"i!, na#'n %iasan$a i%' !ela -a!'

    pada "eadaan s$o", de#i"ian -anin dala# "eadaan ga+a!

    ; Dinding '!e&'s !e&a%a !egang !e&'s #ene&'s dan n$e&i !e"an seingga%agian/%agian -anin s'"a& di&a%a

    ; Apa%ila -anin #asi id'p, %'n$i -an!'ngn$a s'"a& didenga& "e)'ali dengan

    s!e!os"op 'l!&asoni"

    cSol'sio plasen!a %e&a!

    ; Te&-adin$a !i%a/!i%a

    ; Biasan$a i%' !ela -a!' "e dala# s$o" dan %a$in$a !ela #eninggal

    ; U!e&'sn$a sanga! !egang sepe&!i papan dan sanga! n$e&i

    ; Pe&da&aan pe& (agina# !a#pa"n$a !ida" ses'ai dengan "eadaan s$o"

    i%'n$a "a&ena da&a !e&"'#p'l didala#

    P&ognosis

    ; Te&gan!'ng da&i :

    ; l'asn$a plasen!a $ang !e&lepas da&i dinding '!e&'s

    ; %an$a"n$a pe&da&aan

    ; de&a-a! "elainan pe#%e"'an da&a

    ; ada !ida" ipe&!ensi #ena'n a!a' p&ee"la#si

    ; !e&se#%'n$i !ida"n$a pe&da&aan

    ; -a&a" +a"!' an!a&a !e&-adin$a sol'sio plasen!a sa#pai pengosongan '!e&'s

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    16/29

    p&ognosis -anian pada sol'sio plasen!a %e&a! a#pi& ;33? #engala#i "e#a!ian* Pada

    sol'sio plasen!a &ingan dan sedang "e#a!ian -anin !e&gan!'ng da&i l'asn$a plasen!a $ang

    !e&lepas da&i dinding '!e&'s dan !'an$a "ea#ilan

    PLASENTA PREVIA

    DEFINISI

    Plasen!a $ang %e&i#plan!asi &enda seingga #en'!'pi se%agian a!a' sel'&' os!i'# '!e&i

    in!e&n'#,i#plan!asi plasen!a noal:

    - pada dinding depan

    - pada dinding %ela"ang

    - dae&a .'nd's '!e&i

    KLASIFIKASI:

    - plasen!a p&e(ia !o!alis

    sel'&' os!i'# in!e&n'# !e&!'!'p ole plasen!a

    - plasen!a p&e(ia la!e&al

    an$a se%agian $ang !e!'!'p ole plasen!a

    - plasen!a p&e(ia #a&ginalis

    an$a pada pinggi& os!i'# !e&dapa! -a&ingan plasen!a

    ETIOLO1I:

    Endo#e!&i'# "'&ang %ai",#isaln$a "a&ena a!&o.i endo#e!&i'# a!a' "'&ang %ai"

    (as"'la&isasi endo#e&i'#, "eadaan ini di!e#'"an pada :

    - #'l!ipa&a

    - #io#a '!e&i

    - "'&e!asi $ang %e&'lang

    - '#'& lan-'!

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    17/29

    - %e"as se"sio sesa&ea

    - a!&o.i

    1E4ALAG

    - pe&da&aan !anpa n$e&i

    %aa$a 'n!'" i%':

    - s$o" ipo(ole#i"

    - in.e"si sepsis

    - e#%oli 'da&a

    - "elainan "oag'lasi sa#pai s$o"

    - "e#a!ian

    %aa$a pada ana":

    - ipo"sia

    - ane#ia

    - #a!i

    DIA1NOSIS:

    Ana#nesis pe&da&aan !anpa "el'an,pe&da&aan %e&'lang

    US1

    MRI

    TERAPI:

    - !einasi "ea#ilan sege&a dia"i&i se%el'# !e&-adi pe&da&aan $ang #e#%a+a

    #a'!

    - e"spe"!i., dila"'"an %ila -anin #asi "e)il, seingga "e#'ng"inan id'p di d'nia

    l'a& %agin$a "e)il se"ali

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    18/29

    KOMPLIKASIG

    - -anin #a!i "a&ena ipo"sia

    - pe&da&aan pos! pa&!'# ,"a&ena !&o.o%las #engin.asi seg#en %a+a '!e&i $ang"'&ang did'"'ng ole -a&ingan (ena*

    PLASENTA PREVIA

    De.inisi

    / Plasen!a $ang le!a"n$a a%noal, $ai!' pada seg#en %a+a &ai#, seingga dapa!

    #en'!'pi se%agian a!a' sel'&' os!i'# '!e&i in!e&n'# 5OUI6 *

    / Plasen!a $ang ada di depan -alan lai&*

    5p&ae di depan, (ias -alan6, -adi $ang di #a"s'd adala plasen!a i#plan!asin$a !ida"

    noal seingga #en'!'pi sel'&' a!a' se%aagian -alan lai& 5Os!i'# U!e&i In!e&ni'#6*

    Fa"!o& P&edisposisi :

    ;* M'l!ipa&i!as dan '#'& lan-'! 5 < => !a'n6*

    2* De.e" (as"'la&isasi desid'a $ang "e#'ng"inan !e&-adi a"i%a! pe&'%aan a!&o.i" dan

    in.la#a!o&i"*

    =* 0a)a! a!a' -a&ingan pa&'! pada endo#e!&i'# ole %e"as pe#%edaan 5S0, K'&e!, dll6*

    7* 0o&ion lea(e pe&sis!en*apa $a

    >* Ko&p's l'!e'# %e&ea"si la#%a!, di#ana endo#e!&i'# %el'# siap #ene&i#a asil

    "onsepsi*

    8* Konsepsi dan nidasi !e&la#%a!*

    J* Plasen!a %esa& pada a#il ganda dan e&i!o%las!osis a!a' id&ops .e!alis*

    Klasi.i"asi plasen!a p&e(ia !ida" didasa&"an pada "eadaan ana!o#i" #elain"an .isiologi"*Seingga "lasi.i"asin$a a"an %e&'%a se!iap +a"!'*

    U#pa#an$a, plasen!a p&e(ia !o!al pada pe#%'"aan 7 )# #'ng"in a"an %e&'%a #en-adi

    plasen!a p&e(ia pada pe#%'"aan )#*

    Be%e&apa "lasi.i"asi plasen!a p&e(ia:

    a* Men'&'! de Snoo, %e&dasa&"an pe#%'"aan 7 /> )#

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    19/29

    ;* Plasen!a p&e(ia sen!&alis 5!o!alis6, %ila pada pe#%'"aan 7/> )# !e&a%a plasen!a

    #en'!'pi sel'&' os!ea*

    2* Plasen!a p&e(ia la!e&alisG %ila #ana pe#%'"aan 7/> )# se%agian pe#%'"aan di!'!'pi

    ole plasen!a, di%agi 2 :

    2*;Plasen!a p&e(ia la!e&alis pos!e&io&G %ila se%agian #en'!'pi os!ea %agian%ela"ang*

    2*2Plasen!a p&e(ia la!e&alis an!e&io&G %ila se%agian #en'!'pi os!ea %agian depan*

    2*=Plasen!a p&e(ia #a&ginalisG %ila se%agian "e)il a!a' an$a pinggi& os!ea $ang di!'!'pi

    plasen!a*

    %* Men'&'! pen'lis %'"'/%'"' A#e&i"a Se&i"a! :

    ;* Plasen!a p&e(ia !o!alis G sel'&' os!ea di!'!'pi '&i

    2* Plasen!a p&e(ia pa&!ialis G se%agian di!'!'pi '&i*

    =* Plasen!a le!a" &enda, pinggi& plasen!a %e&ada =/7 )# dia!as pinggi& pe#%'"aan Pada

    pe&i"sa dala# !a" !e&a%a*

    )* Men'&'! B&o+ne:

    ;* Ting"a! I, La!e&al plasen!a p&e(ia :Pinggi& %a+a plasen!a %e&inse&si sa#pai "e seg#en

    %a+a &ai#, na#'n !ida" sa#pai "e pinggi& pe#%'"aan*

    2* Ting"a! II, Ma&ginal plasen!a p&e(ia: Plasen!a #en)apai pinggi& pe#%'"aan 5Os!ea6*

    Klasi.i"asi plasen!a p&e(ia %e&dasa&"an !e&a%an$a -a&ingan plasen!a #elal'i pe#%'"aan

    -alan lai& pada +a"!' !e&!en!' :

    ;* Plasen!a p&e(ia !o!alis : %ila sel'&' pe#%'"aan -alan lai& !e&!'!'p ole plasen!a*

    2* Plasen!a p&e(ia la!e&alis : %ila an$a se%agian pe#%'"aan -alan lai& !e&!'!'p

    ole plasen!a*

    =* Plasen!a p&e(ia #a&ginalis : %ila pinggi& plasen!a %e&ada !epa! pada pinggi&

    pe#%'"aan -alan lai&*

    7* Plasen!a p&e(ia le!a" &enda : %ila plasen!a %e&ada =/7 )# dia!as pinggi&

    pe#%'"aan -alan lai&

    1e-ala "linis

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    20/29

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    21/29

    "analis se&(i"alis !e!api pe#e&i"saan ini sanga! %e&%aa$a "a&ena dapa!

    #en$e%a%"an pe&da&aan $ang %an$a"* Ole "a&ena i!' )a&a ini an$a dila"'"an

    dia!as #e-a ope&asi*

    PENAN1ANAN

    Se#'a pasien dengan pe&da&aan pe& (agina pada "ea#ilan !&i#es!e& "e!iga, di&a+a! di

    &'#a sa"i! !anpa pe&i"sa dala#* Bila pasien dala# "eadaan s$o" "a&ena penda&aan

    $ang %an$a", a&'s sege&a dipe&%ai"i "eadaan '#'#n$a dengan pe#%e&ian in.'s a!a'

    !&an.'si da&a* Selan-'!n$a penanganan plasen!a p&e(ia %e&gan!'ng "epada :

    Keadaan '#'# pasien, "ada& %*

    4'#la pe&da&aan $ang !e&-adi*

    U#'& "ea#ilan

    ( )stirahat "aringmutlak

    * )nfus + ,& !anelektrlit

    K&i!e&ia :

    '#'& "ea#ilan < =J #ingg',

    BB -anin < 2>33 g&a#*

    Pe&da&aan %an$a" >33 )) a!a'

    le%i*

    Ada !anda/!anda pe&salinan*

    Keadaan '#'# pasien !ida"

    %ai" i%' ane#is H% g&?*

    Un!'" #enen!'"an !inda"an

    selan-'!n$a S0 a!a' pa&!'s pe&(agin'#,

    dila"'"an pe#e&i"saan dala# "a#a&

    ope&asi, in.'si !&ans.'si da&a

    !e&pasang*

    Indi"asi Se"sio Sesa&ea :

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    22/29

    3 Spasmlitik tklitik#plasenttrfik# r"ransia

    . Periksa $"# $/T# /OT#glngan !arah

    , Pemeriksaan US0

    1 A2asi per!arahanterus-menerus# tekanan!arah# na!i !an !enut4antung 4anin

    7 Apa"ila a!a tan!a-tan!a plasenta pre5iatergantung kea!aan pasien!itunggu sampai kehamilan

    37 minggu selan4utnapenanganan se'ara aktif

    ;* Plasen!a p&e(ia !o!alis*

    2* Plasen!a p&e(ia pada p&i#ig&a(ida*

    =* Plasen!a p&e(ia -anin le!a" lin!ang

    a!a' le!a" s'ngsang

    7* Ana" %e&a&ga dan .e!al dis!&es,

    >* Plasen!a p&e(ia la!e&alis -i"a :

    Pe#%'"aan #asi "e)il dan

    pe&da&aan %an$a"* Se%agian %esa&

    OUI di!'!'pi plasen!a* Plasen!a !e&le!a"

    di se%ela %ela"ang 5pos!e&io&6*

    8* P&o.a'se %leeding, pe&da&aan sanga!

    %an$a" dan #engali& dengan )epa!*

    Pa&!'s pe& (agina#*

    Dila"'"an pada plasen!a p&e(ia

    #a&ginalis a!a' la!e&alis pada #'l!ipa&a

    dan ana" s'da #eninggal a!a'

    p&e#a!'&*

    ;* 4i"a pe#%'"aan se&(i"s s'da

    aga" %esa& 57/> )#6, "e!'%an

    dipe)a5a#nio!o#i6 -i"a id le#a,

    di%e&i"an o"si!osin d&ips*

    2* Bila pe&da&aan #asi !e&'s

    %e&langs'ng, dila"'"an S0*

    =* Tinda"an (e&si B&a9!on/Hi)"s

    dengan pe#%e&a! 'n!'" #engen!i"an

    pe&da&aan 5"o#p&esi a!a' !a#ponade

    %o"ong dan "epala -anin !e&adap

    plasen!a6 an$adila"'"an pada "eadaan

    da&'&a!, ana" #asi "e)il a!a' s'da

    #a!i, dan !ida" ada .asili!as 'n!'"

    #ela"'"an ope&asi*

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    23/29

    Kehamilan Ektpik

    !ehamilan ektopik terjadi bila telur #ang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar

    endometrium ka)um uteri. !ehamilan ekstrauterin tidak sinomin dengan kehamilan

    ektopik karena kehamilan pada pars interstitialis tuba dan kanalis ser)ikalis masih

    termasuk dalam uterus" tetapi jelas bersi*at ektopik. 1ebagian kehamilan ektopik

    berlokasi di tuba. 1angat jarang terjadi implantasi pada o)arium" rongga perut"

    kanalis ser)ikalis uteri" tanduk uterus #ang rudimenter" dan di)ertikel pada uterus.

    erdasarkan implantasi hasil konsepsi pada tuba" kehamilan pars ampullaris tuba"

    dan kehamilan in*undibulum tuba.

    !ehamilan di luar tuba ialah kehamilann o)arial" kehamilan intraligamenter"kehamilan ser)ikal" dan kehamilan abdominal #ang bias primer atau sekunder.

    Lokasi kehamilan ektopik ,=archo">3>-

    aAmpulla tuba uterine ,5?@-

    b ismus tuba uterine ,2@5-

    cpars interstitialis ,35-d in*undibulum ,;-

    eseluruh tuba ,termasuk hematosalping #ang mengandung hasil konsepsi-,;-

    fabdomen ,?-

    g setengah distal tuba ,0-h dua pertiga distal tuba ,@-

    i ligamentum latum ,5-

    j seluruh tuba dan o)arium ,5-

    k kornu uteri

    l tubo o)arial ,2-

    m tanduk rudimenter ,-!ehamilan intrauterine dapat ditemukan bersamaan dengan kehamilan

    ekstrauterin. :alam hal ini dibedakan dua jenis" #aitu combined ectopic pregnanc#dimana kehamilan intrauterine terdapat pada aktu #ang sama dengan kehamilan

    ekstra'uterin dan compound ectopic pregnanc# #ang merupakan kehamilan

    intrauterine pada anita dengan kehamilan ekstrauterine lebih dahulu dengan janin

    sudah mati dan menjadi litopedion.

    ETIOLOI

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    24/29

    %aktor dalam lumen tuba &

    aendosalpingitis dapat men#ebabkan perlekatan endosalping" sehingga lumentuba men#empit atau membentuk kantong buntu

    b pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkeluk keluk dan hal inisering disertai gangguan *ungsi silia endosalping

    coperasi plastik tuba dan strelisasi #ang tak sempurna dapat menjadi sebablumen tuba men#empit

    %aktor pada dinding tuba

    aendometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur #ang dibuahi dalamtuba

    b di)ertikel tuba congenital atau ostium assesorius tubae dapatmenahan telur #ang dibuahi di tempat itu

    %aktor di luar dinding tuba

    aperlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambatperjalanan telur

    b tumor #ang menekan dinding tuba dapat men#empitkan lumen tuba%aktor lain

    amigrasi luar o)um" #aitu perjalanan dari o)arium kanan ke tuba kiri atausebalikn#a dapat memperpanjang dari perjalanan telur #ang dibuahi keuterus B pertmbuhan telur #ang terlalu cepat dapat men#ebabkan implantasiprematur

    b *ertilisasi in)itro/ATOLOI

    /roses implantasi o)um #ang dibuahi" #ang terjadi di tuba pada dasarn#a sama

    dengan haln#a di ka)um uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atauinterkolumner.

    /ada #ang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping.

    /erkembangan telur selanjutn#a dibatasi oleh kurangn#a )askularisasi dan biasan#a

    telur mati secara dini dan kemudian di resorbsi.

    /ada nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara 2 jonjot endosalping.

    1etelah tempat nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara 2 jonjot

    endosalping.setelah tempat nidasi tertutup" maka telur dipisahkan dari lumen tuba

    oleh lapisan jaringan #ang men#erupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis.

    !arena pembentukan desidua di tuba tidak sempurna malahankadang kadang tidaktampak" dengan mudah )illi korialis menembus endosalping dan masuk ke dalam

    lapisan otot otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah.

    /erkembangan janin selanjutn#a bergantung pada beberapa *actor" seperti tempat

    implantasi" tebaln#a dinding tuba" dan ban#akn#a perdarahan #ang terjadi oleh

    in)asi tro*oblas.

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    25/29

    :ibaah pengaruh hormone esterogen dan progesterone dari korpus luteum

    gra)iditatis dan tro*oblas" uterus menjadi besar dan lembekB endometrium dapat

    berubah pula menjadi desidua. :apat ditemukan pula perubahan perubahan pada

    endometrium #ang disebut *enomena Arias 1tella. 1el epitel membesar dengan

    intin#a hipertro*ik" hiperkromatik" lobuler" dan kadang kadang ditemukan mitosis.

    /erubahan tersebut han#a ditemukan pada sebagian kehamilan ektopik.

    1etelah janin mati" desidua dalam uterus mengalami degenerasi dan kemudian

    dikeluarkan secara berkeping keping" tetapi kadang kadang dilepaskan secara utuh.

    /erdarahan #ang dijumpai pada kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus

    dan disebabkan oleh pelepasan desidua #ang degenerati*.

    engenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan.karena tuba

    bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi" tidak mungkin janin bertumbuh

    secara utuh seperti dalam uterus. 1ebagian besar kehamilan tuba terganggu pada

    umur kehamilan antara @ sampai 0 minggu.

    1 hasil konsepsi mati dini dan di resorbsi pada implantasi secara kolumner"o)um #ang telah di buahi cepat mati karena )askularisasi kurang" dan denganmudah terjadi resorbsi total. :alam keadaan ini penderita tidak mengeluh apaapa" han#a haidn#a terlambat beberapa hari.

    2 abortus ke dalam lumen tubaperdarahan #ang terjadi karena pembukaan pembuluh pembuluh darah oleh )illi

    koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari

    dinding tersebut bersama sama dengan robekn#a pseudokapsularis. /elepasan

    ini dapat terjadi sebagian atau seluruhn#a" tergantung pada derajat perdarahan

    #ang timbul. ila pelepasan men#eluruh" mudigah dengan selaputn#a

    dikeluarkan dalam lumen tuba dan kemudian di dorong oleh darah ke arahostium tuba abdominale. Abortus ke lumen tuba lebih sering terjadid pada

    kehamilan pars ampullaris" sedangkan penembusan dinding tuba oleh )ili korialis

    kea rah peritoneum biasan#a terjadi pada kehamilan pars ismika. /erbedaan ini

    disebabkan oleh )illi koriales ke arah peritoneum biasan#a terjadi pada

    kehamilan pars ampullaris lebih luas" sehingga dapat mengikuti lebih mudah

    pertumbuhan hasil konsepsi dibandingkan dengan ismus dengan lumen sempit.

    /ada pelepasan hasil konsepsi #ang tak sempurna pada abortus" perdarahan

    akan terus berlangsung" dari sedikit sedikit oleh darah" sehingga berubah

    menjadi mola kruenta. /erdarahan #ang terus menerus akan men#ebabkan tuba

    membesar dan kebiru biruan ,hematosalping-" dan selanjutn#a darah mengalirke rongga perut melalui ostium tuba. :arah ini akan berkumpul di ka)um

    douglas dan akan membentuk hematokel retrouterina.

    3 ruptur dinding tubaruptur tuba sering tjd bila o)um berimplantasi pada ismus dan biasan#a pada

    kehamilan muda. 1ebaikn#a ruptur pada pars interstitialis terjadi pada

    kehamilan #ang lebih lanjut. %aktor utama #ang men#ebabkan ruptur ialah

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    26/29

    penembusan )illi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum.

    7uptur dapat terjadi secara spontan" atau karena trauma ringan seperti koitus

    dan pemeriksaan )aginal. :alam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga

    perut" kadang sedikit" kadang ban#ak" sampai menimbulkan s#ok dan kematian.

    ila pseudokapsularis ikut pecah" maka terjadi pula perdarahan dalam lumen

    tuba. :arah dapat mengalir ke dalam rongga perut melalui ostium tubaabdominal. ila pada abortus dalam tuba osteum tuba tersumbat" ruptur

    sekunder dapat terjadi. :alam hal ini dinding tuba"#ang telah menipis oleh in)asi

    tro*oblas" pecah karena tekanan darah dalam tuba. kadang kadang ruptur terjadi

    di arah ligamentum latum dan terbentuk hematoma intraligament antara 2

    lapisan ligamentum itu. =ika janin hidup terus" terdapat kehamilan

    intraligamenter. /ada ruptur ke rongga perut seluruh janin dapat keluar dari

    tuba" tetapi bila robekan tuba kecil" perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi di

    keluarkan dari tuba. ila penderita tidak dioperasi dan tidak dioperasi dan tidak

    meninggal karena perdarahan" nasib janin bergantung pada kerusakan #ang di

    derita dan tuan#a kehmilan. ila janin mati dan masih kecil" dapat di resorbsi

    seluruhn#a" kelak dapat diubha menjadi litopedion.

    =anin #ang dikeluarkan dari tuba dengan masih diselubungi oleh kantong amnion

    dan dengan plasenta masih utuh" kemungkinan tumbuh terus dalam rongga

    perut sehingga akan terjadi kehamilan abdominal sekunder. 6ntuk mencukupi

    kebutuhan makanan bagi janin" plasenta dari tuba akan meluaskan

    implantasin#a ke jaringan sekitarn#a" misaln#a ke sebagian uterus" ligamnetum

    latum" dasar panggul" dan usus.

    AA7A !LII!

    ; gambaran klinik kehamilan tuba #ang belum terganggu tidak khas" danpenderita maupun doktern#a biasan#a tidak mengetahui adan#a kelainandalam kehamilan" sampai terjadin#a abortus tuba atau ruptur tuba.

    ; /ada umumn#a penderita menunjukkan gejala gejala kehamilan muda" danmungkin merasa n#eri sedikit di perut bagian baah #ang tidak seberapadihiraukan.

    ; /ada pemeriksaan )aginal uterus membesar dan lembek" alaupunmuungkin tidak sebesar tuan#a kehamilan. Tuba #ang mengandung hasilkonsepsi karena lembekn#a sukar diraba pada pemeriksaan bimanual

    ; ejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda beda B dariperdarahan ban#ak #ang tiba tiba dalm rongga perut sampai terdapatn#agejala #ang tidak jelas" sehingga sukar membuat diagnosisn#a. ejala dantanda bergantung pada laman#a kehamilan ektopik terganggu" abortus danruptur tuba" tuan#a kehamilan" derajat perdarahan #ang terjadi" dan keadaanumum penderita sebelum hamil.

    ; #eri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. /adaruptur tuba n#eri perut bagian baah terjadi secara tiba tiba danintensitasn#a disertai dengan perdarahan #ang men#ebabkan penderita

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    27/29

    pingsan dan masuk kedalam s#ok. iasan#a pada abortus tuba n#eri tidakseberapa hebat dan tidak terus menerus. 7asa n#eri mula mula terdapatpada satu sisiB tetapi setelah darah masuk ke dalam rongga perut" rasa n#erimenjalar ke bagian tengah atau ke seluruh perut baah. :arah dalam ronggaperut dapat merangsang dia*ragma" sehingga men#ebabkan n#eri bahu danbila membentuk hematokel retroutrina.

    ; Terjadi perdarahan per )aginam; Amenorhea

    ; /ada pemeriksaan )aginal baha usaha menggerakkan ser)iks uterimenimbulkan rasa n#eri" demikian pula ka)um douglas menonjol dan n#eripada perabaan

    ; /ada abortus tuba biasan#a teraba dengan jelas suatu tumor disampinguterus dalam berbagai ukuran dengan konsistensi agak lunak

    ; Cematokel retrouterina dapat diraba sebagai tumor di ka)um douglas.padaruptur tuba dengan perdarahan ban#ak tekanan darah dapat menurun dannadi meningkat" perdarahan lebih ban#ak lagi menimbulkan s#ok

    ; !ehamilan ektopik terganggu sangat ber)ariasi" dari #ang klasik dengan

    gejala perdarahan #ang mendadak dalam rongga perut dan ditandai olehabdomen akut sampai gejala gejala #ang samar samar" sehingga sukarmembuat diagnosis

    AA7A A6A E:A:A!

    ; peristia ini tidak sering ditemukan

    ; penderita setelah mengalami amenore dengn tiba tiba" menderita n#eri #anghebat di daerah perut bagian baah dan sering muntah muntah.

    ; #eri dapat demikian hebatn#a" sehingga penderita jatuh pingsan; :engan tekanna darah turun" nadi kecil dan cepat" ujung ekstremitas basah"

    pusat" dan dingin. 1eluruh perut agak membesar" n#eri tekan" dan tandatanda cairan intraperitoneal mudah ditemukan.

    ; /ada pemeriksaan )aginal *orniks posterior menonjol dan n#eri raba"pergerakan ser)iks men#ebabkan rasa n#eri. !adang kadang uterus terabasedikit membesar dengan disebelahn#a suatu adne+ tumor" tetapi biasan#asulit karena dinding abdomen tegang

    AA7A A6A TI:A! E:A:A!

    ; lebih sering berhubungan dengan abortus tuba atau #ang terjadi perlahanlahan

    ; setelah haid terlambat beberapa mingguB kadng kadang rasa n#eri ini dapathebat pula

    ; dengan adan#a darah dalam rongga perut" rasa n#eri menetap

    ; tanda tanda anemiamenjadi n#ata karena perdarahan berulangg

    ; mula mula perut masih lembek" ttp kmdn dapat menggembung karena tjdileus parsialis

    ; disebelah uterus tdpt hematosalping #ang kadang menjadi satu dgnhematokel retrouterina

    ; dengan adan#a hematokel retrouterina" ka)um douglas sangat menonjol dann#eri rabaB pergerakan ser)iks juga men#ebabkan rasa n#eri. 1elain itu"penderita mengeluh rasa penuh di daerah rektum dan merasa tenesmus.

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    28/29

    1elain seminggu mersa n#eri" biasan#a terjadi perdarahan dari uterus dengankadnag kadang disertai oleh pengeluaran janin desidua

    AAA7A A6A ATI/I!

    !adang kadang gambaran klinik begitu tidak jelas" sehingga di diagnosis tidak

    dibuat. Tidak jarang pada keadaan #ang sebenarn#a diketahui. /ada beberapa

    keadaan diagnosis kehamilan ektopik baru dibuat pada laparotomi.

    :IAO1I1

    Anamnesis

    ; haid biasan#a terlambat untuk beberapa aktu dan kadang kadang terdapatgejala subjekti* kehamilan muda. #eri perut bagian baah" n#eri bahu"tenesmus" dapat din#atakan.

    ; /erdarahan per)aginam terjadi setelah n#eri perut bag.baah/emeriksaan 6mum

    ; penderita tampak kesakita dan pucatB pada perdarahan dalam rongga peruttanda tanda s#ok dapat ditemukan.

    ; /ada jenis tidak mendadak perut bagian baah han#a sedikit menggembungdan n#eri tekan

    /emeriksaan inekologik

    ; tanda tanda kehamilan muda mungkn ditemukan

    ; pergerakan ser)iks men#ebbakan rasa n#eri

    ; bila uterus dapat teraba" maka akan teraba sedikit membesar dan kadang

    kadang teraba tumor disamping uterus dengan batas #ang sukar ditentukan; ka)um :ouglas #ang menonjol dan n#eri raba menunjukkan adan#a

    hematokel retrouterina

    ; suhu kadang kadang naik" sehingga men#ukarkan perbedaan dengan in*eksipel)ik

    /emeriksaan Laboratorium

    ; pemeriksaan haemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalammeneggakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu" terutama bila adatanda tanda perdarahan dalam rongga perut

    ; pada kasus ini biasan#a ditemukan anemiaB tetapi harus diingat bahapenurunan hemoglobin baru terlihat setelah 23 jam

    ; penghitungan leukosit secara berturut menunjukkan adan#a perdarahan bilaleukositosis meningkat

    ; tes kehamilan berguna apabila positi*" akan tetapi tes negati)e tidakmen#ingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena kematianhasil konsepsi dan degenerasi tro*oblas men#ebabkan produksi Cc menurundan emn#ebbakan tes negati)e

    :ilatasi dan kerokan

  • 8/14/2019 LBM 2 REPRO.rtf

    29/29

    ; tidak dianjurkan!uldosentesis

    ; suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam ka)um :ouglasada darah

    ; membantu membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu61

    ; berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik

    ; diagnosis pasti ialah apabila ditemukan kantong gestasi di luar uterus #angdidalamn#a tampak den#ut jantung janin

    Laparoskopi

    ; digunakan han#a sebagai alat antu diagnostic terakhir untuk kehamilanektopik"apabila hasil penilaian prosedur diagnostic #ang lainmeragukan.adan#a darah dalam rongga pel)is mungkin mempersulit)isualisasi alat kandungan" tetapi hal ini menjadi indikasi untuk dilakukanlaparotomi

    :IAO1I1 :I%%E7E1IAL

    ; In*eksi pel)ic

    ; Abortus imminens atau insipiens

    ; 7upture korpus luteum; Torsi kista o)arium dan appendicitis/EAAA

    ; laparotomi

    ; dalam tindakan demikian" beberapa hal harus diperhatikan dandipertimbangkan & kondisi penderita pada saat itu" keinginan penderita akan

    *ungsi reproduksin#a" lokasi kehamilan ektopik" kondisi anatomik organpel)is" kemmapuan tehnik bedah mkro dokter operator" dan kemampuanteknologi *ertilisasi in)itro setempat

    ; pada kehamilan tuba" atau dapat dilakukan pembedahan konser)ati* dalamarti han#a dilakukan salpingostomi atau reanastomosis tuba" apabila keadaanpenderita buruk misaln#a dalam keadaan s#ok lebih baik dilakukansalpingektomia.

    ; /ada kasus kehamilan ektopik di pars ampullaris tuba #ang belum pecahpernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untukmenghindari tindakan pembedahan

    /7OO1I1

    !ematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengandiagnosis dini dan persediaaan darah #ang cukup.