laptut sken 2

63
LAPORAN TUTORIAL RESTORASI RIGID INLAY ONLAY Oleh : KELOMPOK TUTORIAL IV FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

description

a

Transcript of laptut sken 2

Page 1: laptut sken 2

LAPORAN TUTORIAL

RESTORASI RIGID INLAY ONLAY

Oleh :

KELOMPOK TUTORIAL IV

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: laptut sken 2

KELOMPOK TUTORIAL IV:

Ketua :Mohammad haris (111610101055)

Scriber Papan :I putu erlangga (111610101096)

Scriber Meja :Lulu Rosima Putri (111610101041)

Anggota :

1. Roza Nafilah (111610101030)

2. Ayu Leila Wijaya (111610101031)

3. Hayyu Rizky N.R (111610101034)

4. Alindia destasari (111610101044)

5. Lia Martina (111610101046)

6. M Nizar Dwi P (111610101090)

7. Erfin Ramadana (111610101093)

8. Aulia Nurmadiyanti (111610101024)

Page 3: laptut sken 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat, taufik serta

hidayahnya sehingga penyusunan laporan tutorial ” Eksodonsia dan Anastesi

Lokal’’ dapat terselesaikan dengan baik. Laporan tutorial ini merupakan tugas

yang diberikan pada Blok Kuratif dan Rehabilitatif I sebagai syarat untuk

memenuhi tugas dari dosen yang bersangkutan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drg.Ekyantini W selaku tutor atas masukan dan bimbingan yang

telah diberikan pada penulis selama ini.

2. Para dosen pemateri Blok Blok Kuratif dan Rehabilitatif III yang

telah memberikan ilmu.

3. Teman-teman kelompok tutorial IV dan semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tutorial ini masih

jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, Kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat diperlukan dalam penyusunan yang akan datang. Harapan penulis semoga

laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Jember, Februari 2014

Penulis

Page 4: laptut sken 2

Skenario:

Seorang pasien laki-laki usia 42 tahun datang ke klinik RSGM UNEJ ingin

merawatkan gigi bawah belakang kanan bawah yang berlubang, terasa linu bila

minum dingin atau panas tetapi tidak pernah merasakan sakit spontan (hilang

timbul). Pada pemeriksaan tampak gigi 46 terdapat karies media yang luas yang

melibatkan cusp mesiobukal dan sisi proksimal bagian distal . gigi masih vital,

pada pemeriksaan perkusi dan tekanan tidak memberikan reaksi sakit. Dkter gigi

menyarankan kepada pasien untuk dibuatkan restorasi rigid.

STEP 1

Pada step pertama kami menemukan beberapa kata sulit, yaitu:

Restorasi rigid : merupakan suatu restorasi yang dibuat di

laboratorium dental, dengan menggunakan model cetakan gigi

yang dipreparasi dan disemenkan pada gigi. Dan memerlukan

kunjungan berulang dan dilakukan tumpatan sementara.

Inlay : tumpatan rigid yang ditempatkan di kavitas diantara tonjol

gigi atau cusp

Onlay : tumpatan rigid, terletak di kavitas gigi dan melibatkan satu

atau lebih cusp

STEP 2

Dari skenario di atas kami menemukan beberapa permasalahan, yaitu:

1. Apa saja jenis restorasi rigid beserta indikasi dan kontraindikasinya?

2. Apa jenis restorasi yang sesuai dengan skenario?

3. Apa saja bahan-bahan yang digunakan restorasi rigid?

4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan sebelum preparasi dan restorasi

rigid?

Page 5: laptut sken 2

STEP 3

Macam-macam restorasi rigid

1.         Inlay

Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp.

Indikasi :

1.    Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar

2.    Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan),

misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ Rest

Seat”, untuk gigi tiruan.

3.    Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp

4.    Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami

kerusakan akibat adanya karies sekunder

Kontraindikasi :

1.                       frekuensi karies tinggi

2.                       OH pasien jelek

Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit

1.    Preparasi Kavitas

·       membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama

·       preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat divergen ke oklusal

·       seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas, semua sudut

kavitas dibuat membulat

·       tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklusal

·       dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari bahan

komposit

2.    Pembuatan Inlay

·       secara direct

·       secara indirect

3.    Insersi Inlay Komposit

4.    Teknik Sementasi

·       persiapan inlay

Page 6: laptut sken 2

·       persiapan kavitas

·       aplikasi semen resin

5.    Penyelesaian dan Pemolesan

(http://www.researchgate.net/publication/

42349869_Restorasi_Rigid_Resin_Komposit_Pada_Gigi_Posterior)

2.         Onlay

Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol

gigi/ cusp.

Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi

sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan

tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh

daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi

yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Page 7: laptut sken 2

Indikasi :

1.    Pengganti restorasi amalgam yang rusak.

2.    Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.

3.    Restorasi karies interproksimal gigi posterior.

4.    Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.

Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi

terhadap fraktur tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan

oklusal adalah merestorasi kekuatan gigi dengan menghubungkan tonjol-tonjol

sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam yang

rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua

permukaan proksimal. Ciri-ciri utama dari restorasi ini adalah mempertahankan

sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival dan hal ini

merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum, Lloyd

dkk. 1997 : 544)

Keterangan :

Desain kavitas (outline form) ditentukan oleh ukuran lesi karies oklusal.

A dan B, lesi yang besarnya kecil atau sedang dapat ditambal dengan hanya

melakukan akses.

C, lokasi yang tepat untuk mengakhiri tepi pada permukaan lingual.

D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. Ini tidak sesuai karena email akan

mudah pecah.

E, pandangan lingual dari molar kanan atas.

F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.

G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.

H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.

I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. Ini tidak sesuai karena tepi

emailcenderung hancur dan fraktur.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

Tahapan Preparasi Onlay:

Langkah-langkah preparasi onlay adalah:

Page 8: laptut sken 2

·      Pemasangan isolator karet.

·      Akses ke karies

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang

digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan

tinggi.

·      Menentukan luas karies

Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan email-

dentin yang sehat.

·      Keyway

Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap kemungkinan

bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 6-

10o terhadap sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar

sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat keyway, kavitas

dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa kavitasnya

sedikit membuka dengan sumbu yang benar.

·      Pembuatan boks aproksimal

Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan

dengan cara yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan membuang

dentin karies pada pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan

email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi

kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat

miring 10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur tunsten carbide kecepatan tinggi.

·      Pembuangan karies dalam

Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur

ukuran medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah

dibuang, periksa kembali untuk memastikan tidak adanya undercut. Jika masih

ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dengan semen pelapik pada tahap

preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang

dikehendaki.

·      Pembuatan bevel

Page 9: laptut sken 2

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir

kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai.

Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat

dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya

bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi retensi dari suatu

restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk preparasi

kavitas. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah

penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik

dengan gigi.

Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan

undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi

yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bur

yang paling cocok adalah bur Baker Curson halus dan kuncup dalam kecepatan

tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan mneingkatkan kecekatan

tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

Page 10: laptut sken 2

3.         Mahkota (pasak)

Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan.

Rekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang

sehat.

Indikasi:

1.      Gigi vital/ non vital

2.      Sudah tidak bisa ditambal lagi

3.      Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi

4.      Jaringan periodontal sehat

5.      Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak

6.      Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian

mukosa palatal.

7.      Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih

mampu menerima beban mahkota pasak itu sendiri

8.      Akar gigi masih bagus.

Kontraindikasi:

1.    Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure

2.    Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota  karena adanya

periodontitis kronis

3.    Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi

Page 11: laptut sken 2

4.    Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.

5.    Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.

Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum membuat mahkota

pasak

a.    Inti komposit yang ditahan dengan pasak dentin pada gigi masih vital

b.    Pasak cor dan inti

c.    Pasak kawat wiptam dan inti cor

d.   Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton

e.    Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer

Catatan : pada b,c,d dan e pengisian akar sudah dilakukan sebelum pemasangan

mahkota.

Gambar 1.2 (a dan b permukaan mesio distal, c  permukaan buko lingual)

Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket porselen dengan inti pada gigi yang

sudah dirawat saluran akar:

A preparasi saluran akar

B preparasi permukaan akar

C mahkota jaket porselen yang sudah selesai dengan pasak cor dan inti

Tahapan Preparasi Pasak :

-       Pemilihan desain pasak

Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun

restorasinya. Dokter gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan

indikasi dan penggunakan pasak pada gigi yang dirawat.

-       Preparasi pasak

Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang

disemen pada saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak

memperkuat akar gigi, bahkan sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk

pasak tidak sesuai dengan bentuk saluran akarnya (lebih besar). Karena itu buatlah

preparasi pasak yang minimal sesuai dengan kebutuhan retensi inti.

Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai

dengan panjang yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan

membentuk saluran akar untuk ditempati pasak. Pengambilan gutta percha harus

Page 12: laptut sken 2

hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak akan mengakibatkan tendensi fraktur

akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila preparasi saluran akar menyimpang

dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat menentukan secara pasti mengenai

lengkung dan diameter saluran akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan

konkavitas dan lengkung labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak

tidak boleh lebih dari sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke

arah apikal mencegah terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step

merupakan predisposisi terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.

-       Pengambilan gutta percha

Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena dokter

gigi masih ingat betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung saluran akar.

Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya.

Pengambilan gutta percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit demi

sedikit sampai panjang yang ditentukan. Gutta percha diambil sampai tersisa

sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat bisa digunakan asal bisa dipanaskan.

Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer. Namun penggunaannya

harus hati-hati karena kecenderungannya untuk menyimpang dan menimbulakan

perforasi atau paling sedikit mengakibatkan kerusakan yang berat pada saluran

akar. Alternatif lain yaitu menggunakan pelarut seperti kloroform, xylene atau

eucaliptol adalah kotor dan sulit mengambil gutta percha sampai panjang yang

dikehendaki.

-       Penyelesaian ruang pasak

Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai dengan

tipe pasak yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen putar dalam

pembentukannya.

Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan bentuk

preparasinya, tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak akan rapat

benar-benar dan semen juga tidak dapat mengisi seluruh interfase. Saliva dan

bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila sudah berkontak dengan pasak.

Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi

Page 13: laptut sken 2

1.    Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini

dikarenakan kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding dengan

gigi dengan pulpa vital.

2.    Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email

tidak mendapat dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.

3.    Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah perencanaan

restorasi dengan retensi intraradikuler (pasak).

Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan Preparasinya

Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan kekuatan bagi

restorasi mahkota.

1.    Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan

patah akar. Tekanan yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar.

2.    Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota)

tekanan yang diterima akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan

pasak.

3.    Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur.

Preparasi yang terlalu lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar. Pasak

yang pendek dan lebar sering mengakibatkan fraktur akar.

4.    Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk

mencetaknya dank arena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi lebih

kuat.

Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak

Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena

ukurannnya yang panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam

bahan yang memungkinkan dilakukannya pencetakan saluran akar dengan

panjang yang maksimum dan tepat.

1.    Endopost

Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar endodontik

dari ukuran 70-140; dapat dituang dengan emas atau logam tuang lainnya.

2.    Endowel

Page 14: laptut sken 2

Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak dan

dibuat pada malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment dan

meninggalkan cetakan yang dapat dituang dengan logam.

Bahan-bahan untuk restorasi rigid

Logam Tuang

Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi yang dibuat dengan menuang

logam campur (alloy).

Indikasi:

1.      Karies dalam dan besar

2.      Penyangga suatu jembatan

3.      Abrasi yang luas

4.      Tekanan oklusal besar

5.      Untuk perlindungan jaringan periodontal

Kontraindikasi:

Page 15: laptut sken 2

1.      Frekuensi karies tinggi

2.      Usia muda

3.      Oral higien buruk

Teknik Preparasi :

-       Model malam penuangan

         Penanaman

         Bumbung tuang

         Bahan tanam

         Logam

         Api

         Hasil tuangan

Teknik Restorasi Tuang / Logam Tuang

# Direk

-       preparasi

-       malam dicetakkan langsung

-       pada kavitas gigi dlm mulut

-       dibentuk

-       ditanam

-       dicor

-       dicoba, poles, semen

# Indirek

-       preparasi

-       cetak”double impression” pada preparasi kavitas

-       model kerja “die”

-       model malam

-       ditanam, dicor, dituang

-       dicocokkan pada model kerja pada lab

-       pada pasien, sedikit dikoreksi saja

-       baik untuk kompleks kavitas

Page 16: laptut sken 2

Restorasi Tuang Inlay Direk

Indikasi:

-       baik untuk kavitas yang kecil atau karies proksimal yang lebar

-       untuk retensi klamer gigi tiruan atau pegangan

-       inlay distal atau mesial untuk rest seat gigi tiruan

-       kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi tidak dapat diaplikasikan amalgam

Restorasi Tuang Onlay

Indikasi:

-       preparasi bidang oklusal 1,5 – 2 mm

-       gigi post endo

-       slicing pada bidang proksimal

Indikasi MOD onlay:

-       kerusakan restorasi amalgam

-       restorasi proksimal gigi posterior (kavitas mesial dan distal)

-       restorasi gigi posterior (tekanan oklusal yang berat)

-       bila restorasi perlu memasukkan bagian bukal dan lingual

Dua macam restorasi tuang :

1.    Intra koronal:

Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas

2.    Ektra koronal:

Adalah restorasi yang meliputi bagian luar gigi (mahkota)

Macam restorasi intra koronal:

         Restorasi tuang inlay → teknik direk / indirek

         Restorasi tuang onlay → teknik indirek

         Inlay porselen → teknik indirek

         Veneer → teknik indirek

Syarat Preparasi:

Page 17: laptut sken 2

-       Umum:

1.    Outline form

2.    Retention form

3.    Resistence form

-       Khusus:

1.    Dinding kavitas tegak atau divergen 3-5°

2.    Tidak ada undercut

3.    Bevel pada cavosurface Angle → agar inlay dapat diburnish, mendapatkan

adaptasi yang baik

Retensi

-       Utama:

      Frictional retention

di dapat gesekan antara dinding kavitas. gesekan yang besar, bias memberikan

retensi yang besar

-       Tambahan:

      Line Angle tajam pada alas kavitas

      outline form kavitas yang sempit dan bersudut tajam

      pinhole

      semen

      reserve bevel di gingivo axial line angle

      bevel (short) pada cavo surface line angle

(http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?

option=com_journal_review&id=5055&task=view)

2.         Resin Komposit

Resin Komposit yang digunakan Dalam Restorasi Rigid

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik

pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau

mikrohibrida.

Page 18: laptut sken 2

Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang

mengandung partikel filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil.

Penelitian membuktikan bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan kekuatan

dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti 3 tahun bertahan lebih lama dari

mikrofil. Komposit hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan estetis yang

kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.

Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrifil

sebelumnya. Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay, veneer ,

dan restorasi crown penuh.

Teknik pembuatan restorasi regid resin komposit

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan tekink semidirect intra oral:

1.    Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air pada gigi.

Kemudian tempatkan matrix band untuk menghasilkan kontak proksimal yang

baik.

2.    Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah.

3.    Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik.

4.    Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver

5.    Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi, stabilitas dimensional

juga mencegah tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay.

6.    Inlay dikembalikan pada preparasi dan perikasa kontak interproksimal.

7.    Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro meter alumina atau larutran

metakrilat untuk meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa

silane untuk permukaan restorasi dan biarkan kering diudara. Tempatkan matrix

tofflemire pada gigi yang dipreparasi untuk memastikan bahwa etsa tidak

berkontak dengan gigi yang didekatnya.

8.    Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor 30/40% selama 20 detik, cuci

selama 5 detik dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel yang

adekuat.

Page 19: laptut sken 2

9.    Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin

yang lembab.

10.    Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin

yang lembab.

11.    Matrix tofflemire dipindahkan

12.    Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam restorasi

yang tidak disinari sebelum penempatan restorasi

13.    Dual cure resin komposit luting sement dicampurkan dan ditempatkan pada

preparasi dan permukaan dalam restorasi dengan srynge.

14.    Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand instrument.

15.    Komposit luting sement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan oklusal

dan interproksimal

16.    Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal secara

perlahan

17.    Margin interproksimal dibersihkan dengan eksplorer dan pisau scalpel nomer 12.

18.    Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90 detik dan

30 detik pada setiap permukaan proksimal.

19.    Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis

komposit.

20.    Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi.

21.    Akhiri polishing dengan pasta aluminium okside

22.    Etsa dengan asam phosfor 30% selama 30 detik dan rebonding.

3.         Porselen

Langkah preparasi restorasi rigid porselen:

Kunjungan Pertama

1.    Tumpatan amalgam dibongkar

2.    Kavitas dibersihkan

3.    Preparasi kavitas

      Akses Ke Karies

Page 20: laptut sken 2

Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan

menggunkan bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi.

Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah

terbentuknya undercut.

      Menentukan Luas Karies

Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal sampai

dicapai pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah

bukopalatal.

      Desain Preparasi Kavitas

Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal kavitas

utama yang hampir sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan lingual pada

bagian proksimal masing-masing adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi

yang masih ada berada pada keadaan yang terlalu banyak tekanan selama prosedur

sementasi dan jika sudut lebih dari 100, retensinya bermasalah.

      Keyway

Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup

dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara

tonjol merupakan daerah yang paling sempit dan melebar kearah yang berlawanan

dengan letak karies aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah

membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies

dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.

Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.

      Boks Aproksimal

Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini

kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara

yang sama dengan jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan email-

dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding

email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat

miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur runcing. Gigi tetangga dilindungi

dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan terkena bur.

Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway merupakan hal

Page 21: laptut sken 2

yang sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya mempunyai

kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya

saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari karies, demikian juga

halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat,

hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.

      Pembuangan Karies Dalam

Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah

terbuang, periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut

padadaerah pertautan email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih

terdapat undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak

seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi

berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.

      Bevel

Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini

untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang

kelak akan dibuat di daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi

email agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil

tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam

lagi karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan

kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya

beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat didinding aproksimal

karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak

di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan

harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan

tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.

4.    Pola Malam

Pola malam dibuat secara:

-        Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali

kunjungan.

-        Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan

berkali-kali kunjungan

Page 22: laptut sken 2

5.    Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat sementara,

seperti zinc oksid eugenol.

Kunjungan Kedua

6.    Tumpatan rigid sementara dibongkar

7.    Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau

separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan

matriks band, wedge atau cincin penahan untuk menghasilkan kontak proksimal

yang baik.

8.    Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan menggunkan

bur untuk menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik

dan sistemis.

9.    Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien

10.     Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada gigi

tersebut.

11.     Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan

eskavator sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di

aproksimal. Tepi-tepi restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite untuk

mengurangi pelarutan semen selama jam-jam pertama pengerasan. Setelah itu,

Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur

sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan pada berbagai sikat.

4.         Porselen Fuse to Metal

Restorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau

sewarna dengan gigi tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan

restorasi metal restorasi cendrung kuat namun tidak bisa digunakan pada gigi

anterior karena pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal kramik

restorasi memiliki kekuatan yanga baik dan penampilan yang diharapkan.

Perlekatan Logam pada Porselen

Dua jenis ikatan utama:

a)    Chemical bonding

b)   Mechanical interlocking

Page 23: laptut sken 2

Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal

a)    Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan

     Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal disease, karies sekunder

     Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20% dari kasusu retretment

b)   Fraktur pada protesis (crown) terletak pada adhesif kramik coping.

STEP 4

STEP 5

1. Mampu memahami dan menjelakan mengenai indikasi dan

kontraindikasi dari penggunaan tumpatan rigid inlay dan onlay

2. Mampu memahami dan menjelakan mengenai tahapan preparasi

dari inlay dan onlay berdasarkan bahan yang digunakan

3. Mampu memahami dan menjelakan kelebihan dan kekurangan dari

bahan-bahan yang digunakan untuk inlay dan onlay

STEP 6

Belajar mandiri.

KARIES

PLASTIS RIGID

Mahkota sebagian

Inlay/onlay Mahkota pasak

INDIKASI & KONTRAINDIKASI

KEKURANGAN & KELEBIHAN

TAHAPAN PREPARASI &

RESTORASI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN

Page 24: laptut sken 2

STEP 7

1.         Inlay

Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp.

Indikasi :

1.    Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar

2.    Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan),

misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ Rest

Seat”, untuk gigi tiruan.

3.    Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp

4.    Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami

kerusakan akibat adanya karies sekunder

Kontraindikasi :

1.                       frekuensi karies tinggi

2.                       OH pasien jelek

Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit

1.    Preparasi Kavitas

·       membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama

·       preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5 derajat divergen ke oklusal

·       seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas, semua sudut

kavitas dibuat membulat

·       tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklusal

·       dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari bahan

komposit

2.    Pembuatan Inlay

·       secara direct

·       secara indirect

3.    Insersi Inlay Komposit

4.    Teknik Sementasi

·       persiapan inlay

·       persiapan kavitas

·       aplikasi semen resin

Page 25: laptut sken 2

5.    Penyelesaian dan Pemolesan

(http://www.researchgate.net/publication/

42349869_Restorasi_Rigid_Resin_Komposit_Pada_Gigi_Posterior)

2.         Onlay

Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol

gigi/ cusp.

Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi

sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan

tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh

daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi

yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Indikasi :

1.    Pengganti restorasi amalgam yang rusak.

Page 26: laptut sken 2

2.    Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.

3.    Restorasi karies interproksimal gigi posterior.

4.    Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.

Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi kerentanan gigi

terhadap fraktur tonjol. Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan

oklusal adalah merestorasi kekuatan gigi dengan menghubungkan tonjol-tonjol

sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)

Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi amalgam yang

rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies yang mengenai kedua

permukaan proksimal. Ciri-ciri utama dari restorasi ini adalah mempertahankan

sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival dan hal ini

merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat membantu. (Baum, Lloyd

dkk. 1997 : 544)

Keterangan :

Desain kavitas (outline form) ditentukan oleh ukuran lesi karies oklusal.

A dan B, lesi yang besarnya kecil atau sedang dapat ditambal dengan hanya

melakukan akses.

C, lokasi yang tepat untuk mengakhiri tepi pada permukaan lingual.

D, tepi berakhir pada permukaan oklusal. Ini tidak sesuai karena email akan

mudah pecah.

E, pandangan lingual dari molar kanan atas.

F, penampang karies distal yang mengenai ujung tonjol disto-lingual.

G, pandangan oklusal dari desain restorasi yang tepat untuk gigi ini.

H, penampang potong yang menunjukkan lokasi yang tepat dari dinding mesial.

I, tepi berakhir pada tonjol disto-lingual. Ini tidak sesuai karena tepi

emailcenderung hancur dan fraktur.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

Page 27: laptut sken 2

Tahapan Preparasi Onlay:

Langkah-langkah preparasi onlay adalah:

·      Pemasangan isolator karet.

·      Akses ke karies

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang

digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan

tinggi.

·      Menentukan luas karies

Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan email-

dentin yang sehat.

·      Keyway

Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap kemungkinan

bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 6-

10o terhadap sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar

sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat keyway, kavitas

dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa kavitasnya

sedikit membuka dengan sumbu yang benar.

·      Pembuatan boks aproksimal

Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan

dengan cara yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan membuang

dentin karies pada pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan

email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi

Page 28: laptut sken 2

kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat

miring 10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur tunsten carbide kecepatan tinggi.

·      Pembuangan karies dalam

Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur

ukuran medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah

dibuang, periksa kembali untuk memastikan tidak adanya undercut. Jika masih

ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dengan semen pelapik pada tahap

preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang

dikehendaki.

·      Pembuatan bevel

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir

kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai.

Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat

dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya

bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi retensi dari suatu

restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk preparasi

kavitas. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah

penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik

dengan gigi.

Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan

undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi

yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bur

yang paling cocok adalah bur Baker Curson halus dan kuncup dalam kecepatan

tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan mneingkatkan kecekatan

tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.

( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)

Page 29: laptut sken 2

3.         Mahkota (pasak)

Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan.

Rekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang

sehat.

Indikasi:

1.      Gigi vital/ non vital

2.      Sudah tidak bisa ditambal lagi

3.      Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi

4.      Jaringan periodontal sehat

5.      Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak

6.      Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian

mukosa palatal.

Page 30: laptut sken 2

7.      Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih

mampu menerima beban mahkota pasak itu sendiri

8.      Akar gigi masih bagus.

Kontraindikasi:

1.    Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure

2.    Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota  karena adanya

periodontitis kronis

3.    Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi

4.    Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.

5.    Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.

Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv atas sebelum membuat mahkota

pasak

a.    Inti komposit yang ditahan dengan pasak dentin pada gigi masih vital

b.    Pasak cor dan inti

c.    Pasak kawat wiptam dan inti cor

d.   Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton

e.    Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer

Catatan : pada b,c,d dan e pengisian akar sudah dilakukan sebelum pemasangan

mahkota.

Gambar 1.2 (a dan b permukaan mesio distal, c  permukaan buko lingual)

Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket porselen dengan inti pada gigi yang

sudah dirawat saluran akar:

A preparasi saluran akar

B preparasi permukaan akar

C mahkota jaket porselen yang sudah selesai dengan pasak cor dan inti

Tahapan Preparasi Pasak :

-       Pemilihan desain pasak

Sistem pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun

restorasinya. Dokter gigi harus mempunyai keterampilan untuk menentukan

indikasi dan penggunakan pasak pada gigi yang dirawat.

-       Preparasi pasak

Page 31: laptut sken 2

Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang

disemen pada saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak

memperkuat akar gigi, bahkan sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk

pasak tidak sesuai dengan bentuk saluran akarnya (lebih besar). Karena itu buatlah

preparasi pasak yang minimal sesuai dengan kebutuhan retensi inti.

Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai

dengan panjang yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan

membentuk saluran akar untuk ditempati pasak. Pengambilan gutta percha harus

hati-hati. Pengambilan yang terlalu banyak akan mengakibatkan tendensi fraktur

akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila preparasi saluran akar menyimpang

dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat menentukan secara pasti mengenai

lengkung dan diameter saluran akar. Radiograf mungkin tidak bisa menunjukkan

konkavitas dan lengkung labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak

tidak boleh lebih dari sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke

arah apikal mencegah terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step

merupakan predisposisi terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.

-       Pengambilan gutta percha

Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena dokter

gigi masih ingat betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung saluran akar.

Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya.

Pengambilan gutta percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit demi

sedikit sampai panjang yang ditentukan. Gutta percha diambil sampai tersisa

sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat bisa digunakan asal bisa dipanaskan.

Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer. Namun penggunaannya

harus hati-hati karena kecenderungannya untuk menyimpang dan menimbulakan

perforasi atau paling sedikit mengakibatkan kerusakan yang berat pada saluran

akar. Alternatif lain yaitu menggunakan pelarut seperti kloroform, xylene atau

eucaliptol adalah kotor dan sulit mengambil gutta percha sampai panjang yang

dikehendaki.

-       Penyelesaian ruang pasak

Page 32: laptut sken 2

Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai dengan

tipe pasak yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen putar dalam

pembentukannya.

Yang penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan bentuk

preparasinya, tidak mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak akan rapat

benar-benar dan semen juga tidak dapat mengisi seluruh interfase. Saliva dan

bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila sudah berkontak dengan pasak.

Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi

1.    Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih getas dan mudah patah. Hal ini

dikarenakan kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit disbanding dengan

gigi dengan pulpa vital.

2.    Sesudah jaringan keras diangkat dan perawatan endodontik, dindind email

tidak mendapat dukungan yang baik dank arena preparasi ruang pulpa.

3.    Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota sehingga dipilihlah perencanaan

restorasi dengan retensi intraradikuler (pasak).

Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan Preparasinya

Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan kekuatan bagi

restorasi mahkota.

1.    Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan kemungkinan

patah akar. Tekanan yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar.

2.    Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali panjang mahkota)

tekanan yang diterima akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan

pasak.

3.    Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah dan fraktur.

Preparasi yang terlalu lebar mungkin akan menyebabkan perforasi akar. Pasak

yang pendek dan lebar sering mengakibatkan fraktur akar.

4.    Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai untuk

mencetaknya dank arena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan menjadi lebih

kuat.

Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak

Page 33: laptut sken 2

Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit dilakukan karena

ukurannnya yang panjang dan sempit. Untunglah sekarang didapat 2 macam

bahan yang memungkinkan dilakukannya pencetakan saluran akar dengan

panjang yang maksimum dan tepat.

1.    Endopost

Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan standar endodontik

dari ukuran 70-140; dapat dituang dengan emas atau logam tuang lainnya.

2.    Endowel

Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan preparasi pasak dan

dibuat pada malam atau pola resin, akan menguap keluar dari investment dan

meninggalkan cetakan yang dapat dituang dengan logam.

Macam- macam Bahan Restorasi Rigid

1.         Logam Tuang

Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi yang dibuat dengan menuang

logam campur (alloy).

Page 34: laptut sken 2

Indikasi:

1.      Karies dalam dan besar

2.      Penyangga suatu jembatan

3.      Abrasi yang luas

4.      Tekanan oklusal besar

5.      Untuk perlindungan jaringan periodontal

Kontraindikasi:

1.      Frekuensi karies tinggi

2.      Usia muda

3.      Oral higien buruk

Teknik Preparasi :

-       Model malam penuangan

·         Penanaman

·         Bumbung tuang

·         Bahan tanam

·         Logam

·         Api

Page 35: laptut sken 2

·         Hasil tuangan

Teknik Restorasi Tuang / Logam Tuang

# Direk

-       preparasi

-       malam dicetakkan langsung

-       pada kavitas gigi dlm mulut

-       dibentuk

-       ditanam

-       dicor

-       dicoba, poles, semen

# Indirek

-       preparasi

-       cetak”double impression” pada preparasi kavitas

-       model kerja “die”

-       model malam

-       ditanam, dicor, dituang

-       dicocokkan pada model kerja pada lab

-       pada pasien, sedikit dikoreksi saja

-       baik untuk kompleks kavitas

Restorasi Tuang Inlay Direk

Indikasi:

-       baik untuk kavitas yang kecil atau karies proksimal yang lebar

-       untuk retensi klamer gigi tiruan atau pegangan

-       inlay distal atau mesial untuk rest seat gigi tiruan

-       kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi tidak dapat diaplikasikan amalgam

Restorasi Tuang Onlay

Indikasi:

-       preparasi bidang oklusal 1,5 – 2 mm

-       gigi post endo

-       slicing pada bidang proksimal

Indikasi MOD onlay:

Page 36: laptut sken 2

-       kerusakan restorasi amalgam

-       restorasi proksimal gigi posterior (kavitas mesial dan distal)

-       restorasi gigi posterior (tekanan oklusal yang berat)

-       bila restorasi perlu memasukkan bagian bukal dan lingual

Dua macam restorasi tuang :

1.    Intra koronal:

Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas

2.    Ektra koronal:

Adalah restorasi yang meliputi bagian luar gigi (mahkota)

Macam restorasi intra koronal:

·         Restorasi  tuang inlay  → teknik direk / indirek

·         Restorasi tuang onlay → teknik indirek

·         Inlay porselen → teknik indirek

·         Veneer → teknik indirek

Syarat Preparasi:

-       Umum: 

1.    Outline form

2.    Retention form

3.    Resistence form

-       Khusus:

1.    Dinding kavitas tegak atau divergen 3-5°

2.    Tidak ada undercut

3.    Bevel pada cavosurface Angle → agar inlay dapat diburnish, mendapatkan

adaptasi yang baik

Retensi

-       Utama:

·      Frictional retention

di dapat gesekan antara dinding kavitas. gesekan yang besar, bias memberikan

retensi yang besar

-       Tambahan:

·      Line Angle tajam pada alas kavitas

Page 37: laptut sken 2

·      outline form kavitas yang sempit dan bersudut tajam

·      pinhole

·      semen

·      reserve bevel di gingivo axial line angle

·      bevel (short) pada cavo surface line angle

(http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?

option=com_journal_review&id=5055&task=view)

2.         Resin Komposit

Resin Komposit yang digunakan Dalam Restorasi Rigid

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik pembuatan

yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau mikrohibrida.

Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang

mengandung partikel filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil.

Penelitian membuktikan bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan kekuatan

dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti 3 tahun bertahan lebih lama dari

mikrofil. Komposit hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan estetis yang

kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.

Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrifil

sebelumnya. Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay, veneer ,

dan restorasi crown penuh.

Teknik pembuatan restorasi regid resin komposit

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan tekink semidirect intra oral:

Page 38: laptut sken 2

1.    Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air pada gigi.

Kemudian tempatkan matrix band untuk menghasilkan kontak proksimal yang

baik.

2.    Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah.

3.    Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik.

4.    Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver

5.    Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi, stabilitas dimensional

juga mencegah tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay.

6.    Inlay dikembalikan pada preparasi dan perikasa kontak interproksimal.

7.    Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro meter alumina atau larutran

metakrilat untuk meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa

silane untuk permukaan restorasi dan biarkan kering diudara. Tempatkan matrix

tofflemire pada gigi yang dipreparasi untuk memastikan bahwa etsa tidak

berkontak dengan gigi yang didekatnya.

8.    Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor 30/40% selama 20 detik,

cuci selama 5 detik dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel yang

adekuat.

9.    Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin

yang lembab.

10.    Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin

yang lembab.

11.    Matrix tofflemire dipindahkan

12.    Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam

restorasi yang tidak disinari sebelum penempatan restorasi

13.    Dual cure resin komposit luting sement dicampurkan dan ditempatkan pada

preparasi dan permukaan dalam restorasi dengan srynge.

14.    Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand instrument.

15.    Komposit luting sement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan

oklusal dan interproksimal

16.    Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal

secara perlahan

Page 39: laptut sken 2

17.    Margin interproksimal dibersihkan dengan eksplorer dan pisau scalpel

nomer 12.

18.    Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90 detik

dan 30 detik pada setiap permukaan proksimal.

19.    Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis

komposit.

20.    Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi.

21.    Akhiri polishing dengan pasta aluminium okside

22.    Etsa dengan asam phosfor 30% selama 30 detik dan rebonding.

3.         Porselen

• Bahan porselen sangat baik secara estetika karena warnanya yang sangat

mirip dengan warna gigi.

• Pemasangan restorasi porselen beresiko pecah bila diletakkan dengan

tekanan atau bila terbentur.

• Kekuatannya tergantung pada ketebalan porselen dan

kemampuannyamelekat pada gigi.

• Setelah melekat pada gigi, porselen sangat kuat, tapi akan mengikis gigi

antagonisnya bila permukaannya kasar

• Banyak struktur gigi yang harus diambil untuk memberi tempat bagi

restorasi jenis ini.

• Kadang-kadang muncul rasa tidak nyaman bila terkena rangsang panas

atau dingin diawal penggunaan.

• Beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap beberapa jenis logam

yang digunakan dalam restorasi.

Langkah preparasi restorasi rigid porselen:

Ø Kunjungan Pertama

1.    Tumpatan amalgam dibongkar

2.    Kavitas dibersihkan

3.    Preparasi kavitas

Page 40: laptut sken 2

·      Akses Ke Karies

Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan

menggunkan bur  fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi.

Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah

terbentuknya undercut.

·      Menentukan Luas Karies

Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal sampai

dicapai pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah

bukopalatal.

·      Desain Preparasi Kavitas

Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal kavitas

utama yang hampir sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan lingual pada

bagian proksimal masing-masing adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi

yang masih ada berada pada keadaan yang terlalu banyak tekanan selama prosedur

sementasi dan jika sudut lebih dari 100, retensinya bermasalah.

·      Keyway

Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup

dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara

tonjol merupakan daerah yang paling sempit dan melebar kearah yang berlawanan

dengan letak karies aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah

membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies

dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.

Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.

·      Boks Aproksimal

Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini

kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara

yang sama dengan jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan email-

dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding

email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat

miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur runcing. Gigi tetangga dilindungi

dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan terkena bur.

Page 41: laptut sken 2

Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway merupakan hal

yang sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya mempunyai

kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya

saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari karies, demikian juga

halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat,

hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi. 

·      Pembuangan Karies Dalam

Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah

terbuang, periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut

padadaerah pertautan email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih

terdapat undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak

seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi

berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.

·      Bevel

Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini

untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang

kelak akan dibuat di daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi

email agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil

tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam

lagi karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan

kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya

beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat didinding aproksimal

karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak

di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan

harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan

tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.

4.    Pola Malam

Pola malam dibuat secara:

-        Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali

kunjungan.

Page 42: laptut sken 2

-        Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan

berkali-kali kunjungan

5.    Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat

sementara, seperti zinc oksid eugenol.

Ø Kunjungan Kedua

6.    Tumpatan rigid sementara dibongkar

7.    Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau

separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan

matriks band, wedge atau cincin penahan untuk menghasilkan kontak proksimal

yang baik.

8.    Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan

menggunkan bur untuk menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas

margin yang baik dan sistemis.

9.    Trial Inlay/ Onlay porselen  pada pasien

10.     Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada

gigi tersebut.

11.     Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan

eskavator sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di

aproksimal. Tepi-tepi restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite untuk

mengurangi pelarutan semen selama jam-jam pertama pengerasan. Setelah itu,

Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur

sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan pada berbagai sikat.

4.         Porselen Fuse to Metal

Page 43: laptut sken 2

Restorasi all kramik sangat baik penampilannya dan terlihat natural atau sewarna

dengan gigi tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur. Berbeda degan restorasi

metal restorasi cendrung kuat namun tidak bisa digunakan pada gigi anterior

karena pertimbangan estetik. Sehingga kombinasi keduanya metal kramik

restorasi memiliki kekuatan yanga baik dan penampilan yang diharapkan.

Ø Perlekatan Logam pada Porselen

Dua jenis ikatan utama:

a)    Chemical bonding

b)   Mechanical interlocking

Ø Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal

a)    Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan

-     Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal disease, karies sekunder

-     Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20% dari kasusu retretment

b)   Fraktur pada protesis (crown) terletak pada adhesif kramik coping.

Page 44: laptut sken 2

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice Kenneth J, Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta,

Buku Kedokteran EGC, 2004.

Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan

Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1st ed, Medan. USU Press,

2011: 191-201.

Anonim. 1996. Achieving Cotton Roll Isolation, J Am Dent Assoc. 127

(3): 354.

Baratieri LN, Ritter AV, Felippe PJ, Luis A. 1998. Direct Posterior

Composite Resin Restoration: Current Concepts For The Technique. Pract

Priodont Aesthet Dent. 10(7):875-886.

Baum L, Phillipis RW, Lund MR. 1995. Textbook of Operative Dentistry.

Edisi 3, W.B. Saunders Company. Philadelphia.

Chandra S. 2008. Textbook of Operative Dentistry. Edisi 1. Jaypee

Brothers Medical Publisher. India.

Devlin, Hugh. 2006. Operative Dentistry, A Practical Guide to Recent

Innovations. Springer. Germany.

Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. 2002. Sturdevant’s Art & Science

Opertrive Dentistry, Edisi 4. Mosby. Missouri.

Summitt JB, Robbins JW, Hilton TJ, Schwartz RS. 2006. Fundamentals of

Operative Dentistry, A Contemporary Approach. Quintessence Publishing Co,

Inc. Chicago.