LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN...

54
LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN AKUNTANSI (2) TAHUN ANGGARAN 2018 JUDUL PENELITIAN: EKSPLORASI PEMAHAMAN GURU TENTANG KOMPETENSI VOKASIONAL GURU AKUNTANSI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Ani Widayati, M.Pd., Ed.D. NIP. 19730908 200112 2 001 Dr. Siswanto, M.Pd. NIP. 19780920 200212 1 001 Endra Murti Sagoro, M.Sc. NIP. 19850409 201012 1 005 Eka Ary Wibawa, S.Pd., M.Pd. NIK. 11709900614656 Nur Hida Aulia Majid NIM. 14803241029 Dwi Novita Sari NIM. 15803241006 Alif Mundi Adi NIM. 15803241043 PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH DIPA BLU UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR: SP DIPA 042.01.2.400904/2018, TANGGAL 05 DESEMBER 2017 BERDASARKAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN NOMOR: 83/UN.34.18/PM.01.01/2018, TANGGAL 1 FEBRUARI 2018 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2018

Transcript of LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN...

Page 1: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

LAPORAN RESEARCH GROUP

NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN AKUNTANSI (2)

TAHUN ANGGARAN 2018

JUDUL PENELITIAN:

EKSPLORASI PEMAHAMAN GURU TENTANG KOMPETENSI VOKASIONAL

GURU AKUNTANSI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh:

Ani Widayati, M.Pd., Ed.D. NIP. 19730908 200112 2 001

Dr. Siswanto, M.Pd. NIP. 19780920 200212 1 001

Endra Murti Sagoro, M.Sc. NIP. 19850409 201012 1 005

Eka Ary Wibawa, S.Pd., M.Pd. NIK. 11709900614656

Nur Hida Aulia Majid NIM. 14803241029

Dwi Novita Sari NIM. 15803241006

Alif Mundi Adi NIM. 15803241043

PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH DIPA BLU

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR: SP DIPA 042.01.2.400904/2018,

TANGGAL 05 DESEMBER 2017 BERDASARKAN

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN

NOMOR: 83/UN.34.18/PM.01.01/2018, TANGGAL 1 FEBRUARI 2018

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2018

Page 2: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

ii

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kegiatan Research Grup ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Research Grup dengan judul “Eksplorasi Pemahaman Guru tentang Kompetensi

Vokasional Guru Akuntansi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” ini tidak dapat

diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin dan

fasilitas sehingga penelitian Research Grup ini dapat terlaksana;

2. Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

yang telah memberikan arahan dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan Research Grup

ini;

3. Bapak dan Ibu Guru Akuntansi responden penelitian yang telah memberikan bantuan dan

meluangkan waktu untuk kegiatan penelitian Research Grup ini; dan

4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu

terlaksananya penelitian Research Grup ini.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala dari Allah SWT.

Laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang

membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Yogyakarta, 28 Juni 2018

Tim Peneliti

Page 3: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Eksplorasi Pemahaman Guru tentang Kompetensi Vokasional

Guru Akuntansi di Propinsi DIY

Peneliti/Pelaksana

Nama lengkap : Ani Widayati, S.Pd., M.Pd., Ed.D. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

NIDN : 0008097303

Jabatan Fungsional : Lektor Program Studi : Pend. Akuntansi - S1

Nomor HP : +6281328578173

Alamat surel (e-mail) : [email protected]

Anggota (1)

Nama Lengkap : Dr. Siswanto, S.Pd., M.Pd. NIDN : 0020097803

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Anggota (2)

Nama Lengkap : Eka Ary Wibawa, S.Pd., M.Pd. NIDN : 8883860018

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Anggota (3)

Nama Lengkap : Endra Murti Sagoro, S.E., M.Sc. NIDN : 0009048502

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Institusi Mitra (jika ada)

Nama Institusi Mitra :

Alamat Institusi Mitra :

Penanggung Jawab :

Tahun Pelaksanaan :

Biaya Tahun Berjalan : Rp. 20.000.000,00

Mengetahui, Yogyakarta, 28 Juni 2018

Dekan, Ketua Pelaksana

Dr. Sugiharsono, M.Si. Ani Widayati, M.Pd., Ed.D.

NIP 19550328 198303 1 002 NIP 19730908 200112 2 001

Mengesahkan,

Ketua LPPM,

Dr. Suyanta, M.Si.

NIP 19660508 199203 1 002

Page 4: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

iv

EKSPLORASI PEMAHAMAN GURU TENTANG KOMPETENSI VOKASIONAL

GURU AKUNTANSI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Ani Widayati, Siswanto, Endra Murti Sagoro, Eka Ary Wibawa,

Nur Hida Aulia Majid, Dwi Novita Sari, Alif Mundi Adi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemahaman guru mengenai pengetahuan

akuntansi, pemahaman guru mengenai keterampilan akuntansi, cara guru meningkatkan

kompetensi vokasionalnya, faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi vokasional,

dan faktor penghambat dalam meningkatkan kompetensi vokasional. Penelitian mengambil

lokasi di DIY dengan mewawancarai enam guru akuntansi meliputi empat guru telah berstatus

pegawai negeri sipil dan bersertifikat profesi serta dua guru masih berstatus honorer.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif interpretatif yang dimaksudkan untuk

mengetahui pemahaman guru tentang pengetahuan dan keterampilan akuntansi yang

terangkum dalam kompetensi vokasional guru akuntansi. Data dianalisis dengan menggunakan

thematic analysis dan diinterpretasikan berdasarkan keterkaitan antar kategori dalam tema.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemahaman guru tentang pengetahuan

akuntansi relatif sama, yaitu memahami berdasarkan sifat, cara perolehan, dan kecukupan

pengetahuan untuk bekal mengajar (2) pemahaman guru tentang keterampilan akuntansi relatif

sama yakni memahami keterampilan sebagai praktik, memperolahnya di bangku kuliah, dan

menyatakan keterampilan akuntansi tidak cukup untuk bekal mengajar (3) cara meningkatkan

kompetensi vokasional relatif sama yakni dengan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, magang,

dan melakukan praktik nyata akuntansi (4) faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi

vokasional meliputi faktor kolega, kepala sekolah, sarana prasarana, dan keluarga (5) faktor

penghambat dalam meningkatkan kompetensi vokasional meliputi kondisi fisik, keterbatasan

sarana prasarana, keterbatasan kegiatan ilmiah yang diikuti, dan kegiatan administrasi guru

yang menyita waktu.

Kata kunci: pengetahuan akuntansi, keterampilan akuntansi, kompetensi vokasional, SMK

Page 5: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................... i

PRAKATA ................................................................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 2

D. Manfaat penelitian ............................................................................................................ 3

E. Roadmap Penelitian .......................................................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4

A. Peraturan Keguruan di Indonesia ..................................................................................... 4

B. Kompetensi Guru.............................................................................................................. 5

C. Kompetensi Vokasional.................................................................................................... 6

D. Peningkatan Kompetensi Vokasional ............................................................................... 6

E. Penelitian yang Relevan ................................................................................................... 7

E. Pertanyan penelitian ......................................................................................................... 7

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 8

A. Desain Penelitian .............................................................................................................. 8

B. Setting Penelitian .............................................................................................................. 8

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................................ 8

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 9

E. Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 10

F. Teknik Keabsahan Data .................................................................................................. 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 12

A. Hasil Penelitian ............................................................................................................... 13

1. Pemahaman guru akuntansi tentang pengetahuan akuntansi ...................................... 13

2. Pemahaman guru akuntansi tentang keterampilan akuntansi ..................................... 14

3. Cara meningkatkan kompetensi vokasional ............................................................... 16

4. Faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi vokasional ............................... 18

5. Faktor penghambat dalam meningkatkan kompetensi vokasional ............................. 19

B. Pembahasan ..................................................................................................................... 22

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI ..................................... 29

A. Simpulan ......................................................................................................................... 29

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................................. 30

C. Rekomendasi .................................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 33

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 34

Page 6: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah responden penelitian......................................................................……. 11

2. Pemahaman guru tentang pengetahuan akuntansi.........................................……. 13

3. Pemahaman guru tentang keterampilan akuntansi........................................……. 15

4. Cara meningkatkan kompetensi vokasional..................................................……. 16

5. Faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi vokasional ..................…...... 18

6. Faktor penghambat dalam meningkatkan kompetensi vokasional ..................……. 20

Page 7: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Roadmap penelitian ……….............................……….…………........................ 3

Page 8: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi tingkat ASEAN sebagai konsekuensi dari ditandatanganinya perjanjian

bersama abtar negara-negara ASEAN berdampak pada perubahan dan pembenahan

berbagai sektor termasuk pendidikan (AEC, 2015). SMK sebagai salah lembaga

pendidikan penyedia tenaga kerja seyogianya berbenah diri untuk dapat menyiapkan

lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing secara global. Pemerintah dalam hal ini

sudah mempersiapkan berbagai kebijakan terkait peningkatan mutu pendidikan baik

dari segi sarana prasarana, kualitas SDM maupun kurikulum. Namun demikian, masih

ada berbagai isu yang patut dicermati terkait penyiapan tenaga kerja SMK yang mampu

berkompetisi di dunia global.

Dualisme SMK, di mana lulusan boleh melanjutkan ke universitas maupun siap

kerja, menjadikan pembelajaran di SMK cenderung bersifat akademik, ditunjang

keadaan di mana SMK kekurangan peralatan untuk pembelajaran praktikum (Unesco-

Unevoc, 2010). Hal ini menyebabkan sulitnya lulusan SMK untuk mencari pekerjaan.

Unesco-Unevoc (2010) menjelaskan bahwa lulusan SMK di Indonesia belum siap

kerja, melainkan siap untuk dilatih. Selain itu, kualitas lulusan SMK ini dipengaruhi

oleh kualitas guru dalam mengajar. Penelitian membuktikan bahwa apa yang diketahui

dan dikuasai guru berdampak pada kualitas performa siswanya (World Bank, 2010).

Kenyataan di Indonesia, guru SMK adalah lulusan SMU atau SMK yang

melanjutkan ke lembaga perguruan tinggi pencetak tenaga kependidikan, bukan orang

yang menekuni suatu bidang pekerjaan (praktisi) atau orang yang mengajar sambil

menekuni bidang sesuai yang diajarkan. Sebagai contoh bahwa guru Akuntansi di SMK

bukanlah akuntan.

Guru SMK hendaknya mempunyai wawasan untuk mengembangkan tidak hanya

pengetahuan vokasionalnya namun juga keterampilan vokasionalnya (Andersson dan

Kopsen, 2015). Sebagai contoh guru Akuntansi hendaknya tidak hanya menguasai ilmu

akuntansi namun juga keterampilan akuntansi sama halnya guru komputer yang tidak

hanya memiliki pengetahuan mengenai komputer namun juga memiliki keterampilan

mengenai komputer. Berdasarkan penelitian, tidak banyak guru SMK yang melakukan

praktik untuk meningkatkan keterampilan vokasionalnya.

Page 9: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

2

Sangat jarang literatur yang membahas mengenai kompetensi vokasional.

Kebanyakan dari penelitian maupun artikel hasil penelitian, kompetensi yang diteliti

adalah kompetensi profesional secara umum. Penelitian internasional menunjukkan

bahwa sebagian besar guru vokasional tidak memelihara kompetensi vokasionalnya

(Fejes & Kopsen, 2014). Hal ini berarti bahwa guru vokasional tidak melakukan praktik

atau magang di dunia kerja dunia industri, meskipun sebelum menjadi guru, pekerjaan

vokasional tersebut digeluti.

Pemahaman akan pentingnya kompetensi vokasional, khususnya keterampilan

vokasional sangat penting agar guru dapat menentukan jenis dan intensitas kegiatan

guru meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Dari berbagai kajian dan penelitian

tentang SMK, banyak belum ditemukan pemetaan pemahaman kompetensi vokasional

guru SMK, khususnya guru Akuntansi.

Berdasarkan paparan permasalahan di atas, tim peneliti tertarik untuk melihat peta

pemahaman guru tentang kompetensi vokasional guru akuntansi di DIY. Penelitian

eksploratif ini akan memberikan manfaat bagi pengembangan keprofesian

berkelanjutan guru SMK khususnya guru akuntansi di DIY.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah didiskusikan, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman guru akuntansi terhadap pengetahuan akuntansi?

2. Bagaimana pemahaman guru akuntansi terhadap keterampilan akuntansi?

3. Apa yang dilakukan oleh guru akuntansi untuk meningkatkan kompetensi

vokasionalnya?

4. Adakah hambatan dalam upaya meningkatkan kompetensi vokasionalnya?

5. Adakah dukungan dalam upaya meningkatkan kompetensi vokasionalnya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengeksplorasi:

1. Pemahaman guru akuntansi tentang pengetahuan akuntansi

2. Pemahaman guru akuntansi tentang keterampilan akuntansi

3. Kegiatan yang dilakukan guru Akuntansi untuk meningkatkan kompetensi

vokasionalnya

4. Hambatan yang dihadapi guru Akuntansi dalam upaya meningkatkan kompetensi

vokasionalnya

Page 10: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

3

5. Dukungan yang diterima guru Akuntansi dalam upaya meningkatkan kompetensi

vokasionalnya

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat untuk mengetahui peta pemahaman

kompetensi vokasional guru akuntansi. Peta pemahaman kompetensi mempunyai

keterkaitan dengan jenis kegiatan dan intensitas kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kompetensi guru. Selain itu, faktor dukungan dan hambatan yang

dialami guru dalam meningkatkan kompetensi vokasionalnya dapat diteruskan ke pihak

sekolah dan dinas pendidikan untuk ditindak lanjuti sehingga lembaga-lembaga

tersebut dapat memfasilitasi guru untuk meningkatkan kompetensinya.

E. Roadmap Penelitian

Roadmap di bawah ini menunjukkan posisi dan peran penelitian ini dalam situasi

dan perkembangan terkait tema penelitian. Dalam hal tema mengenai pengembangan

keprofesian berkelanjutan, peran dan posisi penelitian ini bagi pengembangan

keprofesian berkelanjutan digambarkan dalam roadmap (Gambar 1) berikut.

Guru PNS bersertifikat

pendidik

Guru Non-PNS

Guru PNS belum

bersertifikat pendidik

Pemahaman

kompetensi vokasional

Pemahaman

kompetensi vokasional

Pemahaman

kompetensi vokasional

Analisis

Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (Sekolah)

Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (Dinas

Pendidikan)

masukan

masukan

Page 11: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

4

Gambar 1. Roadmap Penelitian

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peraturan Keguruan di Indonesia

Ada beberapa peraturan yang diberlakukan untuk guru seperti peraturan

pemerintah no. 38/1992, UU 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, peraturan menteri

no. 16/2007 tentang standar akademik kompetensi dan kualifikasi guru, peraturan

pemerintah no. 74/2008 tentang guru, peraturan pemerintah no. 53/2010 tentang

disiplin pegawai negeri sipil dan peraturan menteri no. 16/2009 tentang jabatan

fungsional dan angka kredit guru.

Menurut peraturan pemerintah no. 38/1992, guru sekolah yang dipegang oleh

pemerintah direkrut oleh kementerian pendidikan nasional dan status mereka sebagai

pegawai negeri (pegawai pemerintah) sementara di sekolah swasta, guru direkrut oleh

sekolah tempat guru bekerja, dan mereka bukan pegawai negeri. Pemerintah dapat

membantu sekolah-sekolah yang dikelola oleh swasta dengan mengirimkan beberapa

guru PNS untuk mengajar di sekolah-sekolah tersebut. Peraturan tersebut mengatakan

bahwa pegawai sekolah guru berhak mendapatkan gaji, tunjangan, dan uang pensiun

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku bagi pegawai negeri sementara guru

swasta berhak mendapatkan gaji dan tunjangan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat

oleh guru dan organisasi yang mengelola pendidikan.

UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan peraturan pemerintah no. 74/2008

tentang guru, menjelaskan bahwa semua guru harus memenuhi kualifikasi akademik,

menguasai kompetensi yang diprasyaratkan, dan memegang sertifikat pendidik.

Menurut Undang-Undang tersebut, guru disyaratkan untuk memiliki gelar sarjana di

bidang tertentu, dan juga memegang akta mengajar yang diberikan oleh perguruan

tinggi guru yang terakreditasi. Sedangkan kompetensi yang dibutuhkan guru untuk

menguasai diatur dalam peraturan lain yaitu peraturan menteri no. 16/2007 tentang

standar akademik kompetensi dan kualifikasi guru.

Peraturan pemerintah no. 53/2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil

menjelaskan bahwa semua PNS termasuk harus bekerja minimal 37,5 jam kerja setiap

Page 12: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

5

minggu (1 jam = 60 menit) sementara peraturan menteri no. 39/2009 tentang beban

kerja guru, jelaskan bahwa guru diharuskan mengajar selama 24 jam mengajar dan

maksimal 40 jam mengajar per minggu (1 jam = 45 menit). Karena kewajiban guru

tidak hanya mengajar, tapi juga mempersiapkan apa yang harus diajarkan, merancang

program dan juga mengevaluasi apa yang telah mereka lakukan, 24 jam mengajar hanya

sebagian dari 37,5 jam kerja yang tercantum dalam peraturan No. 53/2010. Peraturan

ini berlaku untuk pegawai negeri guru bukan guru swasta. Guru swasta hanya akan

dibayar berapa jam mereka bekerja untuk mengajar. Sekali lagi, ini mungkin berpotensi

menimbulkan kecemburuan.

Sehubungan dengan peraturan No. 16/2009 yang dikeluarkan oleh Kementerian

Pemberdayaan Aparatur Negara, guru, utamanya guru PNS dituntut untuk melakukan

kegiatan tertentu yang akan dinilai angka kreditnya. Kegiatan tersebut meliputi

mengikuti pendidikan formal maupun tidak formal, melakukan pengajaran dan

pembelajaran, melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan kegiatan

terkait lainnya. Promosi guru ke tingkat jabatan fungsional lebih tinggi didasarkan pada

penilaian kegiatan yang dilakukan oleh guru.

B. Kompetensi Guru

Menurut UU No. 14 tahun 2005 guru dituntut untuk memiliki kompetensi

pedagogi, personal, sosial, dan profesional (Indonesia, 2005). Secara detail, Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru mendeskripsikan kompetensi pedagogi mencakup standar

pemahaman yang baik mengenai karakteristik peserta didik yang berbeda, kemampuan

dalam mendemonstrasikan teori dan prinsip pembelajaran, memiliki pemahaman yang

baik tentang pengembangan kurikulum, menunjukkan komunikasi yang baik dengan

peserta didik, dan memiliki pemahaman kritis tentang penilaian dan evaluasi

pembelajaran. Kompetensi kepribadian terdiri dari berperilaku sesuai dengan norma

agama, sosial, dan budaya, dan menunjukkan sikap dan perilaku positif sebagai

panutan. Kompetensi sosial terdiri dari inklusif, obyektif, dan diskriminatif dan

menjaga komunikasi yang baik dengan rekan kerja, orang tua, siswa, dan masyarakat

lainnya. Terakhir, kompetensi profesional mencakup penguasaan materi, konsep, dan

struktur pengetahuan bidang keilmuan dan pengembangan profesionalisme melalui

pembelajaran reflektif.

Seperti kelompok guru lainnya (SD, SMP, SMA), guru SMK juga dituntut untuk

menguasai ke empat kompetensi yang sudah dijelaskan di atas. Namun demikian,

Page 13: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

6

terkait kompetensi profesional, guru SMK mempunyai karakteristik yang berbeda.

Guru SMK disyaratkan memiliki pengetahuan vokasional (vocational knowledge) dan

keterampilan vokasional (vocational skills). Andersson dan Kopsen (2015)

menjelaskan bahwa kompetensi vokasional berkaitan dengan kerja praktik vokasional

yang spesifik, misalnya akuntansi.

C. Kompetensi Vokasional

Berbeda dari guru sekolah umum, guru SMK termasuk guru akuntansi memiliki

kemampuan dan keterampilan sesuai bidang yang diampu. Agar dapat menyiapkan

tenaga kerja sesuai tuntutan dunia kerja, guru SMK dituntut untuk mempunyai

kompetensi vokasional terkini. Artinya, guru SMK harus selalu menyesuaikan diri

dengan permintaan dunia kerja (Andersson dan Kopsen, 2015). Untuk dapat

menyesuaikan diri maka guru SMK seharusnya selalu membina hubungan kerja dengan

dunia usaha dan dunia industri.

Kompetensi vokasional merupakan kemampuan guru di bidang kejuruan yang

diajarkan (Andersson & Kopsen, 2015). Guru vokasional dari beberapa negara

misalnya Australia, Finlandia, Swedia, dan Inggris adalah praktisi di bidang yang

diajarkannya. Berbeda dengan negara-negara tersebut, guru SMK di Indonesia adalah

lulusan SMA/SMK yang melanjutkan studi ke LPTK.

D. Peningkatan Kompetensi Vokasional

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha/dunia industri, bidang yang ditekuni

guru SMK juga ikut mengalami perkembangan. Sebagai contoh bidang Akuntansi

selalu menunjukkan perkembangan yang menuntut para praktisi untuk selalu

beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Guru SMK hendaknya memperhatikan dan

mengikuti perubahan dalam bidang yang ditekuni, mengingat guru SMK dituntut untuk

mempunyai kompetensi vokasional terkini (Andersson dan Kopsen, 2015). Untuk itu

guru SMK, khususnya guru Akuntansi disarankan untuk selalu mengikuti kegiatan

dalam rangka meng-update kompetensi vokasionalnya.

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kompetensi

vokasional guru SMK adalah dengan ikut berpartisipasi aktif dalam komunitas dunia

kerja/dunia industri (Andersson dan Kopsen, 2015). Lebih spesifik lagi guru Akuntansi

misalnya, disarankan untuk ikut terlibat dalam kegiatan akuntansi di dunia kerja (bukan

hanya simulasi). Selain itu kegiatan seperti magang dapat meningkatkan kompetensi

vokasional guru SMK khususnya guru akuntansi. Berdasarkan penelitian, sebagian

guru akuntansi juga melakukan magang, namun kegiatan magang dilakukan agar guru-

Page 14: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

7

guru memahami pekerjaan siswa-siswinya yang akan melakukan praktik industri dan

sebagian besar bukan merupakan kegiatan akuntansi perusahaan (Widayati, 2017).

E. Penelitian yang relevan

1. Hasil penelitian Kartowagiran dkk (2017) menunjukkan bahwa hanya sedikit guru

yang memiliki pengalaman kerja industri, di samping itu guru belum

mengoptimalkan fasilitas dan peralatan pembelajaran praktikum. Relevansinya

dengan penelitian saat ini adalah bahwa keduanya melihat kompetensi vokasional

guru SMK. Namun demikian, hasil penelitian tidak menyebutkan secara spesifik

apakah guru yang belum memiliki pengalaman kerja industri merupakan guru

akuntansi atau kejuruan lain sehingga penelitian yang berfokus pada guru akuntansi

perlu dilakukan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yuswono dkk (2014) menunjuukan bahwa 75%

responden memiliki kompetensi profesional di atas rata-rata. Relevansinya adalah

bahwa kedua penelitian melihat kompetensi vokasional guru SMK. Namun

demikian tidak dijelaskan komponen kompetensi profesional tersebut. Lagi pula,

penelitian terdahulu melibatkan guru SMK Teknik Otomotif, bukan akuntansi.

Untuk itu, penelitian yang berfokus pada pemahaman kompetensi vokasional guru

Akuntansi diperlukan.

F. Pertanyan penelitian

1. Bagaimana pemahaman guru akuntansi terhadap pengetahuan akuntansi?

2. Bagaimana pemahaman guru akuntansi terhadap keterampilan akuntansi?

3. Apa yang dilakukan oleh guru akuntansi untuk meningkatkan kompetensi

vokasionalnya?

4. Adakah hambatan dalam upaya meningkatkan kompetensi vokasionalnya?

5. Adakah dukungan dalam upaya meningkatkan kompetensi vokasionalnya?

Page 15: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dalam Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif interpretatif untuk memperolah

pemahaman guru mengenai kompetensi vokasional guru akuntansi. Walter (2010) menjelaskan

bahwa pendekatan kualitatif cocok digunakan untuk menggali pemahaman individu

(responden), sedangkan pendekatan interpretif memungkinkan tim peneliti untuk memaknai

pengalaman, pandangan, dan pemahaman responden (Creswell, 2014). Karena penelitian ini

mempunyai fokus untuk memaknai pemahaman guru tentang kompetensi vokasional guru

akuntansi maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif interpretif.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yakni dari bulan Februari sampai

dengan Juli tahun 2018. Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi DIY. Tahap-tahap penelitian

yang dilalui ada 4 (empat) yaitu:

1. Tahap pra-lapangan

Pada tahap ini tim peneliti menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,

mengurus perizinan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini tim peneliti melakukan pengambilan data ke lapangan

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini peneliti menganalisis data hasil penelitian untuk selanjutnya dilakukan

penarikan kesimpulan

4. Tahap pelaporan

Pada tahap ini peneliti melaporkan hasil penelitian dan draf luaran penelitian.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru akuntansi di Provinsi DIY, sedangkan objek

penelitian ini adalah pemahaman guru tentang kompetensi vokasional guru akuntansi. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan alasan

ingin mengambil sampel dari guru akuntansi yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Page 16: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

9

tersertifikasi, PNS belum sertifikasi, dan non-PNS. Jumlah responden sebanyak 6 orang guru

akuntansi. Dikarenakan pendekatannya kualitatif, maka jumlah respondennya sedikit namun

pengambilan datanya memerlukan waktu yang lebih lama. Untuk memperoleh responden,

prosedur yang ditempuh adalah:

1. Memilih dan menentukan sekolah yang berstatus negeri

2. Memilih dan menentukan sekolah negeri yang terakreditasi A

3. Memilih dan menentukan sekolah yang memiliki semua guru akuntansi sudah PNS dan

bersertifikat, semua guru sudah PNS dan sebagian ada yang belum bersertifikat, ada

sebagian guru yang belum PNS dan belum bersertifikat.

Setelah prosedur dijalankan, diperoleh 4 sekolah. Dari 4 sekolah tersebut diambil 6 orang guru

dengan perinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah responden penelitian

No Keterangan Jumlah

1 Guru PNS tersertifikasi 4 orang

2 Guru Non-PNS 2 orang

Jumlah 6 orang

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara

mendalam (indepth interview). Travers (2010) menjelaskan bahwa wawancara merupakan

kunci untuk memahami pandangan (opini) seseorang. Wawancara mendalam digunakan untuk

mengetahui pemahaman guru tentang kompetensi vokasional guru akuntansi yang dimaknai

secara interpretif oleh guru itu sendiri. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini yakni pedoman wawancara. Adapun garis besar pertanyaan dalam pedoman wawancara

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman guru tentang pengetahuan akuntansi

a. Bagaimana pendapat Anda mengenai kompetensi akademik/profesional?

b. Apakah Anda membedakan akuntansi sebagai pengetahuan dan sebagai

keterampilan? Jika ya, apa bedanya?

c. Bagaimana Anda memperoleh bekal ilmu akuntansi untuk mengajar?

d. Apa yang Anda lakukan untuk memperoleh pengetahuan akuntansi?

e. Bagaimana kecukupan pengetahuan akuntansi yang diperoleh saat kuliah?

f. Apakah Anda perlu memperdalam pengetahuan akuntansi saat selesai kuliah?

Page 17: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

10

g. Setelah menjadi guru, bagaimana Anda meningkatkan pengetahuan akuntansi?

2. Pemahaman guru tentang keterampilan akuntansi

a. Bagaimana Anda memperoleh keterampilan (praktik) akuntansi?

b. Apakah Anda memperoleh keterampilan akuntansi saat kuliah?

c. Bagaimana kecukupan keterampilan akuntansi yang Anda peroleh pada saat kuliah?

d. Apakah Anda perlu memperdalam keterampilan akuntansi setelah selesai kuliah?

e. Apakah Anda melakukan magang (internship) ke perusahaan saat kuliah?

f. Setelah menjadi guru, bagaimana Anda meningkatkan keterampilan akuntansi

Anda?

3. Cara meningkatkan kompetensi vokasional

a. Apakah Anda mengikuti berbagai kegiatan ilmiah untuk meningkatkan

pengetahuan akuntansi? Jika ya, jelaskan!

b. Apakah Anda melaksanakan magang setelah menjadi guru?

c. Apakah Anda pernah melakukan praktik (mengerjakan kasus akuntansi) secara

nyata (bukan simulasi)?

4. Faktor dukungan dan hambatan dalam meningkatkan kompetensi vokasional

a. Bagaimana peran kolega dan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi

akuntansi (pengetahuan dan keterampilan/praktik) Anda?

b. Adakah faktor hambatan dalam meningkatkan kompetensi akuntansi (pengetahuan

dan keterampilan/praktik) Anda?

c. Adakah dukungan yang diperoleh dalam meningkatkan kompetensi akuntansi

(pengetahuan dan keterampilan/praktik) Anda?

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah thematic analysis, dengan

mengeksplorasi tema yang muncul dari data yang terkumpul (Willis, 2010). Teknik analisis

data ini banyak digunakan dalam penelitian kualitatif yang menggunakan indepth interview.

Penggunaan teknik analisis data ini bertujuan untuk menyeleksi poin-poin penting, memeriksa

kembali data, dan merekam pola yang terdapat dalam data. Kumpulan pola dalam data tersebut

membentuk tema yang akan merujuk pada objek penelitian ini yakni kompetensi vokasional

guru akuntansi.

Page 18: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

11

F. Teknik Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data usah yang dilakukan adalah dengan merekam kegiatan

wawancara. Dengan dibuat rekaman wawancara, peneliti dapat mengulang-ulang

mendengarkan hasil wawancara untuk keperluan analisis dan interpretasi data. Dengan

mengulang mendengarkan rekaman, harapan peneliti adalah adanya pengecekan atas data yang

diperoleh untuk menghindari kesalahan analisis dan interpretasi data.

Page 19: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Dalam Bab ini akan dipaparkan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan yang

telah dirumuskan yakni bagaimana pemahaman guru akuntansi terhadap pengetahuan

akuntansi, bagaimana pemahaman guru akuntansi terhadap keterampilan akuntansi, apa

yang dilakukan oleh guru akuntansi untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya,

adakah hambatan dalam upaya meningkatkan kompetensi vokasionalnya, dan adakah

dukungan dalam upaya meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Wawancara dengan

guru akuntansi baik yang sudah berstatus pegawai negeri sipil maupun belum, dan yang

sudah bersertifikat profesi maupun belum dilakukan untuk memperoleh jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap enam guru akuntansi,

diperoleh hasil bahwa kompetensi akademik/profesional yang merupakan kompetensi

yang harus dikuasai oleh guru karena terkait dengan materi pembelajaran. Sebagai contoh

guru akuntansi harus menguasai akuntansi bauk sebagai pengetahuan maupun

keterampilan. Sebagaimana dikatakan oleh salah satu guru akuntansi (Guru C) bahwa

“kompetensi ini(akademik) berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam, meliputi pemahaman materi ajar, memahami struktur, konsep dan metode

keilmuan yang menaungi materi ajar”. Ke enam guru (Guru A, B, C, D, dan F) memiliki

kesamaan bahwa kompetensi profesional harus dikuasai oleh guru. Kompetensi

profesional dalam bidang akuntansi berarti kemampuan guru akuntansi untuk menguasai

ilmu akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun keterampilan.

Bagian selanjutnya dari Bab 4 akan membahas pemahaman guru akuntansi tentang

pengetahuan, pemahaman guru akuntansi tentang keterampilan akuntansi, cara

meningkatkan kompetensi vokasional (kompetensi akuntansi baik dari sisi pengetahuan

maupun keterampilan), faktor- faktor yang mendukung guru-guru akuntansi dalam

meningkatkan kompetensi vokasionalnya, maupun faktor-faktor penghambat guru-guru

akuntansi dalam meningkatkan kompetensi vokasionalnya.

Page 20: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

13

1. Pemahaman guru akuntansi tentang pengetahuan akuntansi

Dalam bagian ini akan dipaparkan mengenai pemahaman guru akuntansi terhadap

pengetahuan akuntansi. Beberapa pertanyaan diajukan kepada responden, yakni 6 guru

akuntansi meliputi 4 guru sudah berpredikat pegawai negeri sipil dan sudah bersertifikat

profesi, serta 2 guru akuntansi yang masih honorer dan belum bersertifikat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa guru-guru akuntansi mempunyai kesamaan dalam

pemahamannya mengenai pengetahuan akuntansi. Tiga tema yakni sifat, cara perolehan,

dan kecukupan perolehan saat kuliah muncul dari diskusi yang dilakukan terhadap ke

enam guru akuntansi. Tabel berikut menjelaskan pemahaman guru akuntansi tentang

pengetahuan akuntansi.

Tabel 2. Pemahaman guru tentang pengetahuan akuntansi

Tema Guru A Guru B Guru C Guru D Guru E Guru F

Sifat Teori,

sekedar tahu

Teori,

penjelasan

Menjelaskan

fenomena

Teori, semua

bisa

mempelajari

Teori,

menulis

Teoretis, ilmu,

prinsip, konsep

Cara

perolehan

Buku,

kuliah, tanya

teman

Kuliah SMK dan

kuliah

Kuliah,

PLPG,

internet, buku

Kuliah,

pelatihan,

Kuliah

Kecukupan

perolehan

saat kuliah

Cukup Sangat

sedikit

Cukup Cukup Kurang Kurang

Berdasarkan Tabel 2., dapat diketahui bahwa guru akuntansi memahami

pengetahuan akuntansi sebagai teori. Hal ini dicontohkan oleh pemahaman Guru E yang

menyebutkan, ....“pengetahuan akuntansi itu kalau di teori itu...”. Penjelasan ini dikuatkan

oleh Guru F yang mendeskripsikan pengetahuan sebagai teori, “...banyakan juga masih

teoretis, kemudian ilmu-ilmu, prinsip2, konsep2...”. Dalam menjelaskan pemahaman

mereka tentang pengetahuan akuntansi, guru-guru akuntansi menjelaskan bahwa akuntansi

bersifat teoretis dengan kegiatan utama dalam pembelajaran yakni menjelaskan atau

menulis. Guru memahami bahwa pengetahuan akuntansi adalah pengetahuan yang perlu

sekedar diketahui oleh peserta didik, dan dapat dikatakan bahwa semua orang akan mudah

mempelajarinya. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Guru D yang mengatakan,

“...kalau ilmu pengetahuan oke lah semua orang bisa mempelajari itu”.

Dalam hal memperoleh pengetahuan akuntansi, guru-guru akuntansi menjelaskan

bahwa mereka memperoleh pengetahuan akuntansi dari bangku kuliah. Seperti dijelaskan

oleh Guru A, “Untuk yang jalur formal dulu saya kuliah di jurusan akuntansi angkatan

91”. Selain itu guru- guru akuntansi memperoleh pengetahuan akuntansi dari membaca

Page 21: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

14

buku dan bertanya kepada teman. Salah satu guru (Guru D) menyebutkan bahwa beliau

sangat senang dengan pelatihan yang sering diadakan untuk memperoleh ilmu, terutama

ilmu-ilmu yang baru terkait dengan perubahan kurikulum, misalnya akuntansi kas desa

sebagai bagian dari akuntansi pemerintah/kelembagaan. Melihat terbatasnya seminar

maupun workshop mengenai materi ini, Guru D mencari sumber dari buku-buku. Beliau

menjelaskan, “Kalau kita cuma menunggu dari pemerintah ya nggak

mungkin......Harusnya sumber belajar ditambah, tapi nyatanya cari sendiri. Jadi mau tidak

mau harus menambah sumber belajar sendiri, dari internet buku-buku pokoknya kita cari

sendiri’.

Terkait kecukupan pengetahuan akuntansi yang diperoleh pada masa kuliah, guru-

guru akuntansi mempunyai pemahaman yang berbeda. Tiga guru (Guru A, C, dan D)

menjelaskan bahwa pengetahuan akuntansi mereka cukup untuk mengajar anak SMK.

Misalnya, Guru C berkata, “Untuk kecukupan ilmu akuntansi saya rasa sudah cukup

memenuhi”. Sementara tiga guru yang lain (Guru B, E, dan F) mengatakan bahwa

pengetahuan yang diberikan saat mereka berada dibangku kuliah sangat sedikit.

Pengetahuan akuntansi yang diperoleh dianggap kurang untuk mengajar anak SMK. Guru

B mengatakan, “ Ya karena dulu kuliahnya di jurusan pendidikan akuntansi jadi mata

kuliah akuntansinya itu masih kurang”.

2. Pemahaman guru akuntansi tentang keterampilan akuntansi

Dalam bagian ini akan dipaparkan mengenai pemahaman guru akuntansi tentang

keterampilan akuntansi. Beberapa pertanyaan diajukan kepada responden, yakni 6 guru

akuntansi meliputi 4 guru sudah berpredikat pegawai negeri sipil dan sudah bersertifikat

profesi, serta 2 guru akuntansi yang masih honorer dan belum bersertifikat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa guru-guru akuntansi yang menjadi responden dalam

penelitian ini mempunyai kesamaan dalam pemahamannya mengenai keterampilan

akuntansi. Tabel berikut menunjukkan peta pemahaman guru tentang keterampilan

akuntansi.

Page 22: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

15

Tabel 3. Pemahaman guru tentang keterampilan akuntansi

Tema Guru A Guru B Guru C Guru D Guru E Guru F

Sifat Terampil,

Mengerjakan,

Praktik,

membuat

Menerapkan Praktik, melakukan,

mengerjakan,

Praktik Menghitung,

menerapkan

Cara

perolehan

latihan/praktik

sendiri, diklat,

kuliah, kerja di

perusahaan,

Kuliah

kursus,

kerja di

perusahaan

SMK dan

kuliah, diklat,

buku, internet,

ebook

Sumber belajar,

internet, buku

Asesor

lembaga

sertifikasi

profesi

Kuliah,

perusahaan,

praktik usaha

sendiri

Kecukupan

perolehan

saat kuliah

Tidak cukup Sangat

sedikit

Kurang Kurang detail Masih

kurang

Sedikit

Magang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Berdasarkan Tabel 3., dapat dijelaskan bahwa guru-guru akuntansi memahami

keterampilan akuntansi sebagai praktik akuntansi. Semua responden mempunyai

pemahaman yang sama mengenai keterampilan akuntansi. Karena merupakan praktik

akuntansi, beberapa kegiatan yang dijelaskan oleh guru-guru akuntansi ini

mengindikasikan keterampilan akuntansi, misalnya mengerjakan, membuat, menerapkan,

dan menghitung. Sebagai contoh Guru A menjelaskan, “Kalau sebagai keterampilan ya

itu, anak-anak terampil dalam mengerjakan soal-soal dari soal kasus itu”. Senada dengan

Guru A, Guru C mengatakan, “...sedangkan akuntansi sebagai ketrampilan yaitu

bagaimana menerapkan konsep yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman, bakat

dan pertimbangan”.

Mengenai cara memperoleh keterampilan akuntansi, empat guru (Guru A, B, C, dan

E) mengatakan bahwa keterampilan akuntansi mereka peroleh di bangku kuliah. Misalnya,

Guru E menjelaskan, “Ya, kalau dulu (memperoleh keterampilan akuntansi) hanya dengan

kuliah saja”. Selain Guru B menambahkan bahwa selain kuliah, beliau juga mengikuti

kursus pembukuan yang penekanannya adalah keterampilan akuntansi, serta pernah

bekerja di perusahaan sebelum mengajar. Selain praktik pembukuan di perusahaan, guru-

guru juga memperolah keterampilan akuntansi dengan melakukan pembukuan untuk

koperasi maupun praktik membuka usah sendiri. Misalnya , Guru E mengatakan, “ (sambil

kuliah) sambil nyambi di perusahaan”.

Dari segi kecukupan bekal keterampilan akuntansi untuk mengajar, ke-enam guru

akuntansi mengatakan bahwa keterampilan yang dimiliki masih belum cukup untuk

mengajar. Sebagai contoh, Guru A mengatakan, ‘masih kurang, saya menganggap kalau

cuma gurunya dari kuliah (dapat ilmunya) belum pernah masuk ke perusahaan itu nanti

kurang me-link and match kan, jadi seharusnya memang belum. Selain itu Guru C

menambahkan kalau guru dibekali dengan kegiatan magang untuk memperolah

Page 23: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

16

keterampilan akuntansi. Beliau menjelaskan, “Untuk kecukupan ilmu akuntansi saya rasa

sudah cukup memenuhi, hanya saja untuk ketrampilan saya rasa akan lebih mengena kalau

pada waktu kuliah bisa mengikuti magang di dunia industri”.

Terkait dengan magang seperti yang dijelaskan oleh Guru C, semua responden

dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka tidak memperoleh kesempatan magang ke

perusahaan pada saat masih kuliah. Ketika masih kuliah, guru-guru akuntansi ini

menjelaskan bahwa kesempatan yang diperoleh untuk mengunjungi perusahaan adalah

pada saat mereka melakukan kunjungan industri untuk memenuhi tugas kurikulum dan

untuk memperoleh data pada saat penyusunan skripsi. Misalnya, Guru B menjelaskan,

“Tidak (ada magang), (Kami ) ke perusahaannya ya hanya saat skripsi saja ambil data”.

3. Cara meningkatkan kompetensi vokasional

Dalam bagian ini dipresentasikan mengenai cara yang ditempuh guru akuntansi

untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya (pengetahuan dan keterampilan

akuntansi). Beberapa pertanyaan diajukan kepada responden, yakni 6 guru akuntansi

meliputi 4 guru sudah berpredikat pegawai negeri sipil dan sudah bersertifikat profesi,

serta 2 guru akuntansi yang masih honorer dan belum bersertifikat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa meskipun guru-guru mempunyai variasi dalam cara meningkatkan

kompetensi vokasionalnya, namun cara-cara yang dilakukan antara guru yang satu dengan

yang lainnya relatif sama. Tiga tema yakni kegiatan ilmiah, magang, dan praktik nyata

muncul dari diskusi yang dilakukan terhadap ke enam guru akuntansi. Tabel berikut

menjelaskan cara-cara yang ditempuh oleh guru-guru akuntansi dalam meningkatkan

kompetensi vokasionalnya.

Tabel 4. Cara meningkatkan kompetensi vokasional

Tema Guru A Guru B Guru C Guru D Guru E Guru F

Kegiatan

ilmiah

Seminar, baca

buku, tanya

teman,

pelatihan

Cari

buku,

tanya

teman, ke

KPP,

seminar

Buku, Magang

(meski belum

sampai gilirannya),

praktik bank mini,

praktik pembukuan

koperasi

Seminar,

workshop,

IHT, diklat

Diklat Workshop

Magang Tidak ada Tidak

ada

Belum sampai

gilirannya

Ya di

BMT

Ya di

PDAM

Ya di PDAM

Praktik

nyata

Ikut

mengerjakan

uji

kompetensi

produktif

Unit

produksi

jasa

(koperasi)

Pembukuan

akuntansi koperasi

Ya,

akuntansi

koperasi

milik SMK

Ya, catatan sederhana

praktik penjualan dan

administrasi

pembukuan di

perusahaan ketika

bekerja

Page 24: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

17

Tabel 4. menjelaskan bahwa guru mempunyai kesamaan dalam meningkatkan

kompetensi vokasionalnya. Kompetensi vokasional berkaitan dengan kompetensi bidang

studi sesuai dengan jurusannya. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah kompetensi

akuntansi, baik meliputi pengetahuan maupun keterampilan akuntansi. Namun demikian

keterampilan menjadi fokus utama dalam peningkatan kompetensi vokasional, seperti

halnya dam teknik di mana misalnya ada kompetensi bengkel, maka kemampuan untuk

mengerjakan bengkel, bukan pengetahuan tentang perbengkelan, yang menjadi fokus

kompetensi vokasional.

Dari penjelasan guru akuntansi ketika berdiskusi mengenai cara meningkatkan

keterampilan akuntansi (sebagai fokus kompetensi vokasional), dapat diperoleh bahwa

guru akuntansi meningkatkan keterampilannya dengan cara yang bervariasi, di antaranya

menghadiri seminar, workshop, pelatihan. Selain itu guru juga membaca buku, bertanya

kepada teman maupun ahli dan melakukan praktik nyata kegiatan akuntansi di sekolah

yakni melakukan pembukuan koperasi dan bank mini. Hal ini seperti dijelaskan oleh Guru

C yang mengatakan,

“.....maupun dengan praktik akuntansi secara nyata karena dengan praktik langsung

kita akan sering menemukan beberapa masalah dan kita harus dapat segera

menyelesaikan masalah tersebut dengan ilmu akuntansi kita....... Kasus akuntansi

yang saya kerjakan secara nyata yaitu siklus akuntansi koperasi, karena selama ini

saya memegang bendahara koperasi pegawai di sekolah saya”.

Kegiatan praktik nyata ini dilakukan juga oleh Guru B, E, dan F. Mereka melakukan

praktik pembukuan di sekolah. Sementara itu Guru A menyatakan bahwa beliau

melakukan praktik nyata untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya melalui

bimbingan siswa ketika melaksanakan uji kompetensi produktif. Jadi guru juga ikut

mengerjakan kasus-kasus perusahaan secara nyata bukan data simulasi.

Terkait dengan program magang, hanya ada dua dari enam guru yang mengatakan

bahwa guru belum diberi kesempatan untuk magang di perusahaan. Berbeda dengan kedua

guru tersebut (Guru A dan Guru B), Guru C menjelaskan bahwa di sekolahnya ada

kesempatan untuk magang, akan tetapi karena jumlah peserta dibatasi, maka sistem

magang kemudian dibuat secara bergiliran. Sampai dengan pelaksanaan wawancara untuk

penelitian ini, Guru C belum memperoleh gilirannya. Beliau mengatakan, “Setelah

menjadi guru saya belum pernah mengikuti magang dikarenakan program magang dari

sekolah hanya terbatas untuk beberapa peserta saja setiap tahunnya, dan harus

dilaksanakan secara bergiliran”. Tidak jauh berbeda dengan Guru C, Guru D dan Guru F

menjelaskan bahwa guru-guru akuntansi di sekolahnya pernah melakukan magang.

Page 25: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

18

Magang dilakukan di PDAM untuk melihat pembukuan akuntansi yang dilakukan oleh

perusahaan. Sayangnya guru-guru tidak diberi kesempatan untuk menjalankan program

akuntansi perusahaan tempat magang karena dikhawatirkan membuat kesalahan. Seperti

yang dijelaskan oleh Guru F,

“Lihat laporan keuangan, di sana itu semuanya serba online, jadi kalau kita masuk

nanti kalau salah gitu lho jadi cukup diperlihatkan, sambil bertanya-tanya, sambil

melihat prosesnya, entry data seperti itu, tapi tidak menangani sendiri, diculke gitu

karena semuanya serba online”.

Kegiatan magang ini dilakukan melalui kerjasama dengan perusahaan. Namun sayangnya

guru tidak mengerjakan kegiatan akuntansi baik manual maupun menggunakan program.

4. Faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi vokasional

Bagian ini menjelaskan faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi

vokasional guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor yang sama

mendukung guru akuntansi untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Tiga pihak

yakni kolega, kepala sekolah dan keluarga mendukung guru dalam meningkatkan

kompetensi vokasionalnya. Selain itu aspek sarana sekolah juga mendukung guru dalam

meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Tabel berikut menjelaskan pemahaman guru

akuntansi tentang pengetahuan akuntansi.

Tabel 5. Faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi vokasional

Pihak Guru A Guru B Guru C Guru D Guru E Guru F

Kolega Belajar/latihan

bersama

Sharing

informasi

Kepala

sekolah

Fasilitas

pemberian ijin

mengikuti

seminar/

workshop/

pelatihan

Ijin,

pengadaan

alat

pembelajaran

Mendukung untuk

ikut diklat, fasilitas

program magang

secara bergilir

Bantuan

biaya

seminar

Fasilitas

pemberian

ijin

mengikuti

seminar

atau

workshop

Fasilitas

pemberian

ijin dan

biaya

mengikuti

seminar

Sarana Internet Internet Internet

Keluarga Pengertian,

ketersediaan

waktu

Support (mengantar,

ikut

kegiatan)

Berdasarkan Tabel 5., dapat dilihat bahwa guru-guru akuntansi merasa disupport

untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Dua guru (Guru A dan Guru B)

menyatakan bahwa kolega sangat mendukung peningkatan kompetensi vokasional dengan

cara belajar bersama maupun berbagi informasi. Misalnya Guru A menyatakan, “Kalau

Page 26: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

19

temannya ya saling belajar bersama, sama-sama jurusan akuntansi. Kadang latihan-latihan

bareng itu”. Sama seperti Guru A, Guru B menjelaskan, “Yang mendukung itu misal ada

informasi seminar ya memberi tahu informasinya”.

Selain kolega, guru-guru akuntansi menjelaskan bahwa kepala sekolah juga

memberikan dukungan kepada guru-guru akuntansi untuk meningkatkan kompetensi

vokasionalnya. Dukungan diberikan dalam bentuk fasilitas pemberian ijin untuk

mengikuti kegiatan dan bahkan sampai pemberian bantuan biaya untuk mengikuti

kegiatan. Hal ini seperti dicontohkan oleh Guru E, “Kalau peran kepala sekolah ya

sementara di sekolah ya hanya menyetujui adanya workshop ataupun kita diizinkan untuk

mengikuti diklat yang ada kaitannya dengan akuntansi “. Sama halnya dengan Guru E,

Guru F menyatakan bahwa kepala sekolah sangat berperan dalam meningkatkan

kompetensi vokasionalnya. Beliau mengatakan, “Perannya, ya mungkin kalau

menyelenggarakan seminar, workshop itu juga dibiayai. Kemudian juga difasilitasi”.

Selain itu dukungan juga diberikan dalam bentuk pengadaan alat pembelajaran, buku-buku

dan sarana prasaran yang lain. Misalnya dijelaskan oleh Guru B, “Kalau kepala sekolah

ya beliau sangat mendukung misalnya kita butuh alat beliau memberikan izin pengadaan

alat itu”.

5. Faktor penghambat dalam meningkatkan kompetensi vokasional

Bagian ini mempresentasikan hasil wawancara mengenai faktor penghambat guru

dalam meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

guru-guru akuntansi mempunyai faktor yang sama yang dianggap menghambat guru

dalam meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Empat faktor yakni kondisi fisik, sarana,

kesempatan dan kegiatan administrasi guru muncul dari diskusi yang dilakukan terhadap

ke enam guru akuntansi. Tabel berikut menjelaskan pemahaman guru akuntansi tentang

pengetahuan akuntansi.

Page 27: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

20

Tabel 6. Faktor penghambat dalam meningkatkan kompetensi vokasional

Tema Guru A Guru B Guru C Guru D Guru E Guru F

Kondisi

fisik

Umur - - -

Sarana Terbatasnya

buku materi

Internet lemot,

biaya

pelatihan

- - Keterbatasan

buku

Kesempatan Kesempatan

belajar

kurang

Perbedaan

profesionalitas

dengan guru

lain

Terbatasnya

diklat,

seminar

yang diikuti

Keterbatasan

waktu, tugas

tambahan

Kurang

praktik riil,

kerjasama

dengan

perusahaan

sulit

Keterbatasan

kesempatan ikut

pelatihan/

diklat/seminar/

workshop,

kesempatan

belum kontinu,

keterbatasan

waktu

Kegiatan

administrasi

guru

Administrasi

guru

Administrasi Administrasi

Berdasarkan Tabel 6., dapat diketahui bahwa selain faktor pendukung, guru-guru

akuntansi juga mengalami hambatan untuk peningkatan kompetensi vokasionalnya. Tabel

6. menglasifikasikan faktor-faktor yang menghambat guru dalam meningkatkan

kompetensi vokasionalnya. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah faktor umur, sarana-

prasarana, dan keterbatasan kesempatan serta kegiatan administrasi guru. Untuk faktor

umur, hanya satu guru yakni Guru A yang menyatakan bahwa umur menghambat

peningkatan kompetensi vokasional.

Dari faktor sarana-prasarana, Guru A dan Guru F menyatakan bahwa buku-buku

yang tersedia masih kurang untuk memenuhi kebutuhan guru akuntansi. Beliau-beliau

masih merasa ada beberapa materi yang tidak ditemukan di buku-buku yang tersedia di

sekolah. Misalnya Guru A menyatakan, “Ketersediaan buku materi yang misalkan

silabusnya materinya ini, ini, ini, tapi buku tidak ada”. Guru A harus mencari sendiri buku-

buku untuk kepentingan mengajarnya dan meningkatkan kompetensi vokasionalnya.

Selain itu Guru B menjelaskan bahwa selain kecepatan internetnya yang masih kurang,

guru-guru juga terkendala aspek biaya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan berbiaya

besar.

Dari aspek keterbatasan kesempatan, guru-guru akuntansi menjelaskan bahwa

mereka masih terkendala dengan keterbatasan kesempatan untuk belajar baik itu belajar

sendiri, melalui seminar/workshop/pelatihan maupun terbatasnya

seminar/workshop/pelatihan yang diselenggarakan. Hal ini diungkapkan oleh Guru A, C,

Page 28: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

21

E, dan F. Seperti dicontohkan Guru C, “Faktor hambatan dalam meningkatkan kompetensi

akuntansi yang saya alami selama ini karena masih sedikitnya program-program diklat dan

seminar tentang akuntansi yang bisa kita ikuti”. Akan halnya Guru B, beliau menyatakan

bahwa profesionalitas guru-guru tidak merata dan menjadikan kecenderungan yang

merasa kurang profesional minder. Selain itu keterbatasan praktik riil di perusahaan dan

sulitnya kerjasama dengan perusahaan masih menjadi kendala bagi guru-guru akuntansi.

Hal ini diungkapkan oleh Guru E. Selanjutnya Guru F dan Guru D menambahkan bahwa

aspek keterbatasan waktu karena adanya tugas tambahan masih menjadi kendal bagi

mereka untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya.

Tugas guru selain mengajar adalah menyiapkan administrasi guru. Meski tidak

semua guru keberatan, beberapa guru (Guru B, D, dan F) menyatakan bahwa menyiapkan

administrasi guru menjadikan guru-guru terkendala dalam meningkatkan kompetensi

vokasionalnya. Administrasi guru banyak menyita waktu guru sehingga mengurangi

kesempatan untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya.

Page 29: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

22

B. PEMBAHASAN

Secara umum guru diharapkan untuk menguasai kompetensi profesional sesuai

dengan bidang kejuruannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru harus menguasai

kompetensi profesional, dalam hal ini bidang akuntansi. Penguasaan kompetensi ini

diselaraskan dengan kebutuhan menurut kurikulum. Perubahan kurikulum yang menuntut

perubahan materi maupun struktur materi akuntansi menuntut guru akuntansi untuk dapat

membekali peserta didik sesuai kebutuhan yang telah dikemas dalam kurikulum yang

berlaku. Dengan kata lain, guru dituntut untuk bisa mengajar akuntansi meski kurikulum

berubah-ubah sesuai kebutuhan masyarakat.

Kurikulum yang berlaku disesuaikan dengan kondisi nasional maupun regional

seperti tuntutan kebutuhan yang dituangkan dalam kerangka kualifikasi nasional (KKNI).

Guru dituntut harus bisa mengajar akuntansi sesuai dengan tingkatan sekolah di mana guru

tersebut mengajar. Misalnya guru akuntansi SMK harus mampu membekali anak

akuntansi kemampuan sesuai dengan standar SKKNI untuk lulusan SMK. Tidak hanya

itu, Kurikulum dirancang sesuai dengan tuntutan masyarakat Asia tenggara yang

tergabung dalam ASEAN economic community. Bahwa lulusan SMK hendaknya dapat

bersaing di pasar tunggal ASEAN, bersaing dengan para lulusan baik dari negara

Indonesia maupun negara lain di Asia tenggara. Secara spesifik guru akuntansi SMK

dituntut untuk mampu membekali peserta didik dengan kemampuan akuntansi baik

pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh

masyarakat baik di Indonesia maupun Asia tenggara.

Oleh karena lulusan SMK dituntut mempunyai kompetensi vokasional yang

dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat regional Asia tenggara, dan

kurikulum yang berlaku disesuaikan dengan kebutuhan regional tersebut, maka guru

akuntansi SMK juga diharuskan memiliki kompetensi vokasional yang sama dengan

kebutuhan regional Asia tenggara. Dengan demikian, pemahaman kompetensi vokasional

(kompetensi akuntansi sebagai pengetahuan dan keterampilan) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kompetensi vokasional yang sesuai dengan standar SKKNI maupun

kebutuhan global regional dalam masyarakat ekonomi Asia yang sudah dituangkan dalam

kurikulum nasional yang diberlakukan di SMK. Bagian Bab V berikut ini membahas hasil

penelitian selanjutnya.

Page 30: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

23

A. Pemahaman Guru tentang Pengetahuan Akuntansi

Dalam bagian ini, didiskusikan mengenai pemahaman guru tentang pengetahuan

akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke enam guru akuntansi mempunyai

kesamaan pemahaman tentang pengetahuan akuntansi. Guru memahami pengetahuan

akuntansi berdasarkan sifatnya, cara memperolehnya, dan kecukupan perolehan untuk

digunakan sebagai bekal mengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga tema

tersebut mempunyai kesamaan antar guru yang satu dengan yang lain. Menurut sifatnya,

keenam guru menjelaskan bahwa pengetahuan akuntansi bersifat teoretis. Akuntansi

sebagai pengetahuan bisa dipelajari oleh siapa saja, berbeda dengan praktiknya. Secara

teori akuntansi terdiri dari konsep dan prinsip mengenai akuntansi. Hal ini sesuai dengan

definisi akuntansi sebagai body of knowledge (Paul Grady, 1965). Selain bersifat teori,

pengetahuan akuntansi ini mudah dipelajari oleh siapa saja, tidak seperti praktiknya.

Dari segi perolehan, hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru akuntansi

memperoleh pengetahuan akuntansi dari bangku kuliah. Hal ini tentu saja sesuai dengan

tujuan LPTK yakni mencetak tenaga guru, di mana salah satunya adalah guru akuntansi.

Kurikulum Pendidikan Akuntansi UNY berisikan mata kuliah baik kependidikan maupun

keakuntansian untuk membekali calon guru mengajar akuntansi baik di SMA maupun

SMK. Guru-guru akuntansi menyatakan bahwa tingkat kecukupan pengetahuan akuntansi

masih rendah. Hal ini disebabkan perbedaan waktu pada saat guru masih menjadi

mahasiswa dan kondisi sekarang saat telah menjadi guru. Perbedaan waktu yang berimbas

pada pembaharuan kurikulum menyebabkan ketidak-cukupan perolehan materi akuntansi

pada saat kuliah jika digunakan untuk mengajar anak SMK jurusan akuntansi. Hal ini tidak

menjadi masalah karena guru memang dituntut untuk selalu mengembangkan

kompetensinya. Hal ini sesuai dengan salah satu kode etik guru Indonesia, di mana guru

hendaknya mengembangkan keprofesiannya. Selain itu didukung oleh Undang-Undang

No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, PP No. 74 tahun 2008 tentang guru,

Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang standar kompetensi dan kualifikasi guru, guru

direkomendasikan untuk menguasai kompetensi profesional yaitu penguasaan materi

sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, dalam hal ini akuntansi.

Page 31: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

24

B. Pemahaman Guru tentang Keterampilan Akuntansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru akuntansi mempunyai kesamaan

dalam menjelaskan pemahaman guru akuntansi tentang keterampilan akuntansi. Empat

tema yakni sifat keterampilan akuntansi, cara perolehan keterampilan akuntansi,

kecukupan keterampilan akuntansi untuk bekal mengajar dana kegiatan magang muncul

saat guru-guru berdiskusi mengenai keterampilan akuntansi. Guru-guru akuntansi

mempunyai kesamaan dalam memahami akuntansi sebagai keterampilan. Ke enam guru

akuntansi memahami keterampilan akuntansi bersifat praktik. Hal ini sesuai dengan

pendapat Suwardjono (2013) bahwa akuntansi merupakan bidang pengetahuan

keterampilan, keahlian, dan kerajinan yang mengandalkan pengetahuan dan praktik untuk

menguasainya. Praktik akuntansi diperlukan untuk menguasai keterampilan (skills)

akuntansi. Sedangkan dari cara perolehannya guru-guru akuntansi menyebutkan bahwa

mereka memperolah keterampilan akuntansi pada saat mereka kuliah. Hal ini tentu saja

selaras dengan kurikulum Pendidikan Akuntansi yang memuat tujuan memberikan bekal

keterampilan pada lulusannya. Selain itu satu guru mengaku memperoleh keterampilan

dari bekerja di perusahaan sebelum menjadi guru, Hali ini sesuai dengan pendapat

Andersson dan Kopsen (2015) bahwa praktik nyata di perusahaan akan memberikan bekal

kompetensi vokasional, dalam hal ini keterampilan akuntansi.

Mengingat kurangnya praktik nyata di perusahaan, dan sebagian besar guru

menyatakan memperolah bekal keterampilan akuntansi dari bangku kuliah, di mana

praktik-praktik akuntansi sangat sedikit dilakukan, guru-guru akuntansi dalam penelitian

ini menyatakan bahwa keterampilan yang diperolah di bangku kuliah tidak cukup untuk

menjadi bekal mengajar. Ditambah lagi tak satu pun dari enam guru ini yang melakukan

magang di perusahaan saat mereka masih kuliah. Hal ini bertentangan dengan pendapat

Andersson dan Kopsen (2015) yang menyatakan bahwa magang akan menjembatani guru

untuk melakukan praktik akuntansi secara nyata yang akan memberikan manfaat

meningkatnya keterampilan akuntansi.

C. Cara Meningkatkan Kompetensi Vokasional

Guru-guru akuntansi mempunyai kesamaan dalam melakukan kegiatan untuk

meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Cara-cara yang ditempuh adalah dengan

mengikuti kegiatan ilmiah yang berdurasi tidak lama, magang, dan melakukan praktik

nyata pembukuan. Kegiatan ilmiah yang dilakukan di antaranya membaca buku, mengikuti

kegiatan seminar/workshop/pelatihan serta bertanya kepada teman sejawat. Kegiatan

Page 32: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

25

ilmiah ini di lakukan untuk meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi

vokasional. Mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk umum dari

peningkatan kompetensi guru dalam rangka meningkatkan profesionalismenya. Hal ini

senada dengan Hal ini sesuai dengan pendapat Garet et. Al (2001) yang menyatakan bahwa

workshop/seminar/pelatihan merupakan bentuk kegiatan paling umum dalam peningkatan

kemampuan guru. Hasil penelitian ini juga senada dengan pernyataan Curtis dan Szestay

(2005), yang menyatakan bahwa seminar akan memberikan dampak untuk memperbaharui

antusiasme guru dalam mengajar (dikarenakan bertambah pemahamannya dan meningkat

kompetensinya).

Selain itu guru-guru juga menyatakan bahwa guru melakukan kegiatan membaca

buku dan bertanya kepada teman. Aktivitas personal ini dapat meningkatkan kemampuan

guru dalam bidang akuntansi. Hal ini konsisten dengan pendapat Pianfetti (2001) yang

menyebutkan bahwa membaca buku-buku literature khususnya yang berkaitan dengan

bidang studi yang diajarkan dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.

Lebih jauh lagi, guru-guru diharapkan dapat menggunakan fasilitas internet untuk mencari

sumber bacaan yang berkaitan dengan kompetensi vokasionalnya.

Guru-guru Akuntansi juga menjelaskan bahwa mereka melakukan aktivitas belajar

bersama teman sejawat. Guru- guru bertanya pada teman untuk meningkatkan

kompetensinya. Perkumpulan maupun pertemanan dapat dilakukan secara formal maupun

nonformal. Secara formal melalui forum misalnya MGMP, secara informal dengan sesama

teman guru akuntansi di sekolah. Partisipasi guru dalam forum baik formal maupun

informal dapat meningkatkan kompetensi guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Williams

(2013) bahwa networking akan memberikan kesempatan pada guru untuk belajar yang

berimbas pada meningkatnya penguasaan kompetensi vokasional.

Selain itu empat dari enam guru akuntansi menyatakan bahwa mereka melakukan

kegiatan magang untuk meningkatkan keterampilan akuntansinya. Dari keempat guru

tersebut, dua guru melakukan kegiatan magang di perusahaan negara atas kerjasama

sekolah dengan perusahaan yang bersangkutan, satu guru akuntansi melakukan kegiatan

magang di bank sedang satu guru yang lain menyatakan kalau dirinya masih menunggu

giliran untuk magang. Kegiatan magang ini sedikit banyak membantu guru dalam

meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Meski ada penjelasan kalau tidak melakukan

praktik secara langsung karena faktor risiko yang tinggi, namun guru-guru tetap merasa

kegiatan magang tersebut dapat meningkatkan kompetensinya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Andersson dan Kopsen (2015) yang mengatakan bahwa guru SMK diharapkan

Page 33: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

26

mempunyai kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan nyata kejuruan. Dalam hal ini guru

akuntansi diharapkan tidak hanya mempunyai pengetahuan akuntansi tetapi juga

keterampilan akuntansi. Berbeda dengan guru SMA, guru SMK hendaknya mempunyai

aktivitas yang berbeda untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Meskipun

kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa walaupun guru akuntansi direkomendasikan

untuk melakukan magang agar dapat melakukan praktik nyata pembukuan perusahaan

dalam rangka meningkatkan kompetensinya, hal ini tidaklah muda, mengingat bagian

akuntansi merupakan rahasia perusahaan dan susah untuk ditembus pihak luar perusahaan.

Terkait dengan praktik nyata pembukuan, tiga dari enam guru menyatakan kalau

mereka melakukan praktik akuntansi koperasi. Hal ini dikarenakan ada koperasi di sekolah

di mana guru-guru tersebut bekerja. Selain itu, satu guru melakukan praktik penjualan dan

membuat catatan atas penjualannya serta bekerja di perusahaan skala kecil di Yogyakarta

sebelum beliau menjadi guru. Praktik nyata di lapangan membuat guru menjadi

mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pembukuan akuntansi dari awal sampai

laporan keuangan. Data yang dilaporkan adalah data riil bukan data simulasi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Andersson dan Kopsen (2015) yang menyarankan agar guru sebaiknya

meningkatkan kompetensi vokasionalnya, dengan cara misalnya melakukan praktik

akuntansi secara nyata. Guru SMK itu bekerja berdasarkan dua kompetensi utama yakni

kompetensi yang berkaitan dengan mengajar (pedagogi) dan kompetensi vokasional, yakni

kompetensi sesuai dengan kejuruannya. S

D. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Vokasional

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru akuntansi yang menjadi responden

dalam penelitian ini mempunyai kesamaan tentang apa yang mendukung peningkatan

kompetensi vokasionalnya. Guru-guru akuntansi menjelaskan bahwa kolega, kepala

sekolah, keluarga serta sarana yang tersedia mendukung peningkatan kompetensinya.

Lebih lanjut hasil penelitian memperlihatkan bahwa kolega membantu meningkatkan

kompetensi vokasional dalam bentuk belajar bersama dan sharing informasi. Faktor

kolega mendukung munculnya networking yang akan memberikan manfaat untuk

peningkatan kompetensi vokasional guru. Seperti telah di jelaskan pada bagian

sebelumnya ide networking ini sesuai dengan penjelasan dari Williams (2013) yang

mengemukakan manfaat networking untuk meningkatkan kompetensi guru.

Selain kolega guru-guru akuntansi menjelaskan bahwa kepala sekolah juga

mendukung mereka dalam meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Dukungan kepala

Page 34: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

27

sekolah meliputi pemberian ijin untuk mengikuti kegiatan ilmiah sampai pembiayaannya

serta penyediaan alat dan sarana-prasarana pembelajaran seperti internet. Dukungan

kepala sekolah ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan kompetensi

vokasional guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Harwell (2003) yang menyatakan bahwa

konteks sekolah yang suportif memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi

guru.

Faktor keluarga juga diakui sangat mendukung peningkatan kompetensi vokasional

guru-guru akuntansi ini. Paling tidak dua guru menyatakan bahwa keluarga sangat

mendukung dalam bentuk pengertian dan ketersediaan waktu untuk guru-guru akuntansi

ini. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Yuwono dan Harbon (2010) bahwa

keluarga sangat berpengaruh terutama sejak menentukan karier menjadi guru dan selalu

memberikan dukungan kepada guru untuk melakukan kegiatan dalam meningkatkan

kompetensinya.

E. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Kompetensi Vokasional

Peningkatan kompetensi vokasional guru bukan berarti tidak ada hambatannya. Ke-

enam guru menjelaskan bahwa faktor umur, keterbatasan sarana, keterbatasan

kesempatan, dan banyaknya kegiatan administrasi menjadi faktor penghambat guru

akuntansi dalam meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Hanya satu guru akuntansi

yang menyatakan bahwa umur menjadi kendala dalam peningkatan kompetensi. Hal ini

kurang sesuai dengan ide pembelajaran abad 21 yang mengusung semboyan long life

education, bahwa belajar itu tidak mengenal batas waktu, ruang dan usia.

Selain itu guru-guru akuntansi yang menjadi responden dalam penelitian ini

menyatakan bahwa keterbatasan sarana seperti kurang cepatnya akses internet, terbatasnya

buku materi, dan terbatasnya biaya untuk mengikuti kegiatan ilmiah merupakan kendala

bagi sebagian guru (Guru A, B, dan F). Ditambah lagi para guru menyatakan bahwa

mereka kurang kesempatan untuk belajar baik belajar mandiri maupun bersama melalui

seminar/workshop/pelatihan. Hal ini bertentangan dengan pendapat dari Garet et.al. (2001)

yang menjelaskan bahwa kegiatan ilmiah tersebut memberikan manfaat dalam

meningkatkan kompetensi guru.

Kesulitan guru yang lainnya adalah keterbatasan waktu dikarenakan banyaknya

pekerjaan administrasi guru. Guru-guru akuntansi mengatakan bahwa administrasi guru

sangat menyita waktu mereka sehingga mereka hanya memiliki kesempatan yang terbatas

Page 35: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

28

untuk melakukan aktivitas maupun mengikuti kegiatan ilmiah dalam usaha meningkatkan

kompetensi vokasionalnya.

Page 36: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

29

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan di Bab IV dan

Bab V, dapat ditarik beberapa kesimpulan di antaranya:

1. Pemahaman guru akuntansi tentang pengetahuan akuntansi relatif sama. Para guru

yang menjadi responden dalam penelitian ini memahami pengetahuan akuntansi itu

bersifat teori dan orang cenderung mudah untuk mempelajarinya. Guru-guru

berpendapat bahwa pengetahuan akuntansi diperoleh pada saat guru-guru tersebut

kuliah dan bekal pengetahuan tersebut tidak cukup untuk mengajar, apalagi untuk

memenuhi kurikulum terbaru yang sudah disesuaikan dengan SKKNI dan ASEAN

Economic Community yang berimbas pada adanya pasar tunggal ASEAN.

2. Pemahaman guru akuntansi terhadap keterampilan juga relatif sama. Guru akuntansi

memahami keterampilan akuntansi sebagai praktik akuntansi. Keterampilan ini

diperoleh pada saat mereka masih kuliah dan mereka menyatakan kalau

keterampilan yang diperolah saat kuliah tersebut tidak cukup untuk mengajar

akuntansi di SMK

3. Guru-guru akuntansi mempunyai banyak cara yang bervariasi untuk meningkatkan

kompetensi vokasionalnya. Meski bervariasi, cara yang dilakukan antara guru yang

satu dengan yang lain relatif sama. Cara-cara tersebut meliputi kegiatan ilmiah

(seminar, workshop, dan pelatihan, membaca buku, bertanya kepada teman atau

ahli), magang, praktik di sekolah yaitu praktik akuntansi koperasi.

4. Faktor pendukung guru dalam meningkatkan kompetensi vokasional di antaranya

adalah faktor kolega, kepala sekolah, sarana pembelajaran, dan faktor keluarga

5. Faktor penghambat guru dalam meningkatkan kompetensi vokasionalnya meliputi

faktor kondisi fisik, keterbatasan sarana prasarana, keterbatasan kesempatan

mengikuti kegiatan ilmiah, dan faktor kegiatan administrasi guru yang banyak

menyita waktu.

Page 37: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

30

B. Keterbatasan penelitian

Dalam menginterpretasikan hasil penelitian, dapat diidentifikasi beberapa

keterbatasan di antaranya yaitu:

1. Data dikumpulkan dari sekelompok kecil guru (hanya 6 orang). Data dikumpulkan

dari guru-guru akuntansi dari SMK Negeri yang terdapat di DIY, hanya bagian kecil

dari Indonesia. Meskipun diketahui bahwa hasil tes kompetensi guru-guru di DIY

menunjukkan nilai paling tinggi di Indonesia, hasil penelitian tidak dapat

digeneralisasikan untuk guru-guru di Indonesia. Namun begitu, hasil penelitian

memberikan pemahaman bagi pembaca mengenai pemahaman guru akuntansi

tentang pengetahuan dan keterampilan akuntansi

2. Wawancara yang dilaksanakan mengandung kemungkinan bias disebabkan urutan

pertanyaan yang tidak sesuai dengan rancangan. Pertanyaan yang diajukan

kemungkinan dapat memengaruhi jawaban responden sehingga menyebabkan bias

dalam penelitian. Namun demikian pertanyaan pokok diajukan terlebih dahulu

diikuti pertanyaan yang lebih spesifik untuk mengurangi bias.

3. Personal bias dari peneliti dimungkinkan terjadi selam proses penelitian. Sebagai

contoh para peneliti sudah mengenal dan dikenal oleh guru-guru akuntansi. Hal ini

juga dapat memengaruhi jawaban yang diberikan oleh guru-guru responden.

C. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan keterbatasan yang teridentifikasi selama

proses penelitian, dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peneliti merekomendasikan agar guru-guru meningkatkan kompetensi

vokasionalnya dengan banyak melakukan kegiatan praktik akuntansi. Cara yang

dapat ditempuh adalah dengan meluangkan lebih banyak waktu untuk mengikuti

kegiatan yang mengarah ke praktik akuntansi untuk meningkatkan kompetensi

vokasionalnya.

2. Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan fasilitas yang lebih dan merata kepada

seluruh guru untuk meningkatkan kompetensi vokasionalnya. Usaha yang dapat

diberikan adalah dengan memberikan tawaran dan ijin kepada guru untuk mengikuti

kegiatan ilmiah yang mengarah ke praktik akuntansi untuk meningkatkan

kompetensi vokasionalnya.

3. Kepada pemerintah (dinas pendidikan) hendaknya dapat menjembatani kesenjangan

pengetahuan dan keterampilan akuntansi dengan memberikan jaminan agar guru-

Page 38: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

31

guru dapat melakukan kegiatan magang dalam rangka meningkatkan kompetensi

vokasionalnya.

Page 39: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

32

DAFTAR PUSTAKA

ASEAN Economic Community (2014). Diakses dari http://www.asean.org/wp-

content/uploads/2012/05/56.-December-2015-Fact-Sheet-on-ASEAN-Economic-

Community-AEC-1.pdf

Andersson, P. & Kopsen, S. (2015). Continuing professional development of vocational

teachers: Participation in Swedish national initiative. Empirical Research in Vocational

Education and Training. 7(7), 1-20.

Creswell, J.W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods

approaches (4th ed). London: Sage.

Curtis, A., & Szestay, M. (2005) The impact of teacher knowledge seminars: Unpacking

reflective practice. TESL-EJ. 9(2), 1-16.

Fejes, A. & Köpsén, S. (2014) Vocational teachers’ identity formation through boundary

crossing. Educ Work, 27, 265–283

Garet, M. S., Porter, A. C., Desimone, L, Birman, B. F., & Yoon, K. S. (2001). What makes

professional development effective? Results from a national sample of teachers. American

Educational Research Journal. 38(4), 915-945.

Harwell, S. H. (2003). Teacher professional development: It’s not an event, It’s a process.

Waco, Texas: CORD. Retrieved from http://www.cord.org/uploadedfiles/

harwellpaper.pdf

Indonesia. Kementerian Pendidikan Nasional. (2005a). Rencana strategis Departemen

Pendidikan Nasional, 2005-2009. [Jakarta]: Pusat Informasi dan Humas, Departemen

Pendidikan Nasional.

Indonesia. Kementerian Pendidikan Nasional. (2005b). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas

Indonesia. Kementerian Pendidikan Nasional (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru, Jakarta: Depdiknas (16).

Indonesia. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (2009). Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi No. 16 tahun 2009 Tentang

Jabatan Fungsioonal Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Biro Hukum Kemenpan.

Pianfetti, E. S. (2001). Focus on research: Teachers and technology: Digital literacy through

professional development. Language Arts, 78(3), 255.

Shenton, A. K. (2004). Strategies for ensuring trustworthiness in qualitative research projects.

Education for information, 22(2), 63-75.

Suwardjono (2013) Seni atau Ilmu: Menengok kembali properitas akuntansi sebagai disiplin.

Diakses dari www.feb.ugm.ac.id pada tanggal 20 Juli 2018

Page 40: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

33

Unesco-Unevoc. (2013). World TVET Database Indonesia. Diakses dari www.unevoc.

unesco.org

Unesco-Unevoc. (2011). TVET in Indonesia. Diakses dari http://www.unevoc.

unesco.org/print.php?q=Indonesia

Walter, M. (2010). The nature of social science research. In M. Walter (Ed.), Social Research

Methods (pp. 2-30). South Melbourne, Vic.: Oxford University Press.

Williams, D. J. (2013). Urban education and professional learning communities. The Delta

Kappa Gamma Bulletin. 79 (2), 31-39.

Willis, J. (2007). Foundation of qualitative research: Interpretive and critical approach.

California: Sage

Willis, K. (2010). Analysing qualitative data. In M. Walter (Ed.), Social Research Methods

(pp. 407-436). South Melbourne, Vic.: Oxford University Press.

Worldbank. (2010a). Indonesia Skills Report: Trends in Skill demand, gaps, and supply in

Indonesia. Human Development Department East Asia and Pacific Region (Report No.

54741-EAP). Draft. Diakses dari http://siteresources.worldbank.org/ EASTASIAPACIFICEXT/Resources/226300-1279680449418/HigherEd_IndonesiaSkill

Report.pdf

Yuwono, G. I., & Harbon, L. (2010). English teacher professionalism and professional

development: Some common issues in Indonesia. Asian EFL Journal 12(3), 145-163.

Page 41: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

34

Page 42: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

35

LAMPIRAN 1. KONTRAK PENELITIAN

Page 43: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

36

Page 44: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

37

Page 45: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

38

LAMPIRAN 2. DAFTAR HADIR SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

Page 46: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

39

Page 47: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

40

LAMPIRAN 3. DAFTAR HADIR SEMINAR HASIL PENELITIAN

Page 48: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

41

Page 49: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

42

Page 50: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

43

LAMPIRAN 4. TRANSKRIP WAWANCARA (SALAH SATU RESPONDEN)

TRANSKRIP WAWANCARA GURU SMK 1 SAMIGALUH Pertanyaan Jawaban

Nama lengkap Ibu? ...................

Sudah lama mengabdi? Sudah. Saya itu sejak 98 yang GTT itu

Diangkat jadi PNS? Saya itu 2003 guru bantu, terus 2007 PNS.

Dari awal sampai sekarang

(mengajar) di sini?

GTTnya itu saya mayeng-mayeng. Di SMK Bokpri, SMK 1

Samigaluh, SMK Bokpri yang ada di Samigaluh. Kemudian

tahun 2007 pegangkatan.

Dulu tes tidak Bu? Ada tesnya yang di guru bantu.

Guru bantu yang semacam

kontrak?

Ya. Artinya tetap seleksi, kalau sekarang namanya guru

kontrak non PNS. Jadi ketika ada pengangkatan-

pengangkatan itu guru bantu jadi prioritas. Ya buka prioritas

tapi ada yang memperjuangkan.

Di SMK 1 Samigaluh

mengampu mata pelajaran

apa?

Kalau yang sekarang ini aplikasi program pengelolaan kas

(spreadsheet) kelas 10 sama akuntansi manufaktur kelas 12.

Pengantar Akuntansi kelas 11, isinya seperti Ekonomi itu ada

uang, umum. Ini kurikulum baru. Kurikulum 2013 revisi.

Yang kurikulum 2013 itu yang sekarang kelas 12, terus yang

revisi kan berarti kelas 10 naik ke kelas 11.

Bagaimana pendapat Ibu

tentang kompetensi akademik

atau professional?

Pentingnya kompetensi itu ya karena dituntut untuk bisa to,

karena ada pergantian-pergantian kurikulum itu kan dituntut

untuk bisa walaupun dengan cara belajar lagi. Seperti dari

Tim MGMP diadakan pelatihan-pelatihan, saya berusaha

mencari-cari buku. Dituntut untuk bisa, biar bisa mengajari

anak. Berusahaan untuk memenuhi kompetensi itu.

Yang sebelumnya itu juga tidak tahu, karena kurikulum baru

kan materinya ganti-ganti, jadi harus belajar juga.

Apakah Ibu membedakan

akuntansi itu sebagai

pengetahuan dan

keterampilan?

Beda. Kalau pengetahuan itu kan anak sekedar tahu saja,

teori yang dijelaskan dan anak tidak tahu praktiknya. Maka

dari itu ada praktiknya jadi anak bisa terampil.

Kalau sebagai keterampilan ya itu, anak-anak terampil dalam

mengerjakan soal-soal dari soal kasus itu.

Menurut Ibu apakah

akuntansi sebagai

keterampilan itu perlu dikuasi

anak didik

Ya penting. Anak itu memang harus kompeten dalam hal

dalam materi kejuruannya itu. Jadi nanti saat kerja ya

misalkan nanti jasa akuntansi ya ke bagian keuangan juga.

Ya meskipun saya sering mengatakan ke anak-anak kalau

praktiknya itu nanti berbeda, tapi pada dasarnya itu kan di

situ. Apa yang dikerjakan di sekolah.

Page 51: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

44

Bagaimana cara Ibu

memperoleh bekal ilmu

akuntansi untuk mengajar?

Ya saya cari-cari buku, latihan-latihan sendiri, nek yang

praktik saya latihan sendiri, seperti spreadshhet itu karena

ada rumus-rumus jadi yang belum saya kuasai saya coba.

Untuk yang jalur formal dulu saya kuliah di jurusan

akuntansi angkatan 91.

Sumber lainnya ya paling tanya teman sana-sini.

Bagaimana cara Ibu

memperoleh keterampilan

praktik akuntansi?

Ya dengan cara membaca itu to, kemudian mencoba

mempraktikan sendiri untuk penyelesaian soal, ya kalau ada

diklat-diklat itu latihan.

Jadi kalau lebih diklat lebih ke keterampilan, yang terakhir

kemarin itu. Jadi ada to yang kemarin di STIE tentang apa

ya, oh tentang Accurate itu kan ada programnya. Kemudian

nanti kalau untuk yang pajak itu ngisi-ngisi SPT.

Pelatihan Pajak itu terakhir di

mana Bu?

Itu di STIE YKPN pernah, tapi kalau di UNY malah nggak

ada e. ya seringnya di STIE STIE itu.

Oh jadi ternyata guru-guru itu

mengharap pelatihan dari

UNY?

Ya iya, kalau besok kan karena ada di kurukulum baru yang

akuntansi lembaga itu, nah itu kalau ada ya kami bisa ikut.

Itu kan malah belum pernah ada.

Ketika kuliah apakah

memperoleh keterampilan

akuntansi?

Ya itu praktik-praktik, dulu praktikum akuntansi yang ngajar

saya itu Pak Abdullah Taman itu yang praktik manual itu

pakai buku. Terus computer akuntansinya itu masih apa ya

jaman dulu itu, dengan Pak Ciptadi sudah pensiun mungkin.

Dulu pas KKN nya saya malah nggak akuntansi-akuntansi.

Di situ kan anak-anak SD itu.

Apakah dulu ada kunjungan

industri?

Ada, pas dulu itu kunjungan industri to. Cuma kaya studi

banding ke UNY Bandung, terus ke perusahaan apa yaa dulu

itu. Tadi tidak menambah keterampilan akuntansi Cuma

mengunjungi-mengunjungi itu tok kok.

Kalau anak-anak sini pun juga kalau ada kunjungan industry

ya hanya mengunjungi-mengunjungi saja. Ada PKL juga.

Tapi kan PKL yang ada yang keuangan ada yang tidak.

Bagaimana kecukupan ilmu

akuntansi pengetahuan dan

praktik ketika Ibu kuliah?

Hehehe. Oh ya karena saya kan ngajarnya di SMK, hampir

sama kan antara apa yang dipelajari di kampus dulu dengan

yang di SMK itu kan hampir sama, jadi untuk yang teorinya

ya materinya hampir sama, ya cukuplah. Cuma untuk

praktiknya kita lebih banyak yang di SMK, jadi ya belum

cukup.

Praktik yang seperti apa yang

dirasa belum cukup?

Ya. Ya mungkin karena terkait jam nya, jam nya kan sedikit.

Page 52: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

45

Kalau untuk materi-materi

praktik lainnya apakah sudah

memenuhi?

Yaa, sudahlah. Kecuali untuk materi yang dulu belum ada

terus sekarang ada.

Apakah Ibu perlu

memperdalam ilmu

akuntansi?

Ya memperdalamnya itu nanti maksudnya pas saya sedang

ngajar itu saja. Kadang kan ada mungkin karena lupa, ya

mungkin karena saya belum menguasai. Karena kan kalau

untuk mengajar kan memang harus kompeten to.

Apakah perlu memperdalam

ilmu lagi karena ada

perkembangan ilmu juga?

Ya, yaa.

Ketika kuliah dulu, Ibu

melakukan magang tidak ke

perusahaan?

Enggak. Yaa memang tidak ingin hehe. Disitu kan sudah

terikat jadi nggak ingin hehhe.

Dari kampus tidak ada magang juga Cuma PPL itu tok

paling.

Bagaimana Ibu

meningkatkan ilmu dan

keterampilan akuntansi

setelah menjadi guru?

Yaa itu tadi dengan cara membaca buku, latihan-latihan

sendiri, tanya-tanya teman, ya lalu ikut diklat.

Apakah mengikuti kegiatan

ilmiah untuk meningkatkan

pengetahuan akuntansi?

Misalnya seminar itu

bagaimana

Oh ya iyaa kalau pas ada ikut seminar. Kaya seminar cara

belajar efektif, itu to? Itu seminarnya itu di UNY itu pernah,

terus model pembelajaran itu juga pernah

Iya iya saya daftar. Tapi kadang yaa ada undangan juga

Kalau MGMP ada pertemuan

rutin seminar atau apa gitu

apakah ada?

Kadangkala ada. Ya saya ikut, tapi pertemuannya ya tidak

rutin itu tidak.

Kalau setelah jadi guru,

apakah Ibu melakukan

magang ke perusahaan?

Tidak.

Adakah rasa saat mengajar itu

perasaan ingin melakukan

praktik langsung bukan

diperusahaan besar, tapi

misalnya di warung?

Ya ada juga.

Apakah Ibu punya usaha

juga?

Oh tidak tidak.

Yaa tapi ya pingin, tidak hanya sekedar teori gitu lho. Ya

kalau perusahaan itu yaa ikut UJP itu Unit Penjualan. Jadi

sebelum mengajar itu pernah kerja di perusahaan,

Page 53: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

46

Apakah Ibu pernah

mengerjakan siklus akuntansi

yang riil bukan soal?

Ya pernah. Jadi dulu itu kan anak-anak itu kan uji

kompetensinya kan mengambil data di industrinya dunia

industry usaha itu lho. Nah itu kan gurunya membinmbing

juga kalau mau kan sini juga ikut masuk mengerjakan kesitu

juga. Pakai dudi itu kan malah pas to. Kalau sekarang cuma

mengerjakan soal studi kasus itu. Jadi ya kalau dulu lebih

sesuai karena siswa mencari data sendiri

Data yang diberikan

perusahaan itu data

transaksinya saja atau dengan

buktinya?

Iya iya, ada buktinya juga. Dan sana juga sudah ngasihkan

saldo akhirnya kan terus akhirnya kan jadi saldo awal, sama

bukti transaksi, ya kalau perusahaan kecil paling 3 bulan, tapi

kalau yang rame ya 1 bulan.

Bagaimana peran kolega atau

teman sejawat dalam

meningkatkan kompetensi

akuntansi?

Kalau temannya ya saling belajar bersama, sama sama

jurusan akuntansi. Kadang latihan-latihan bareng itu

Kalau peran kepala sekolah? Kalau pak kepala sekolah ya fasilitaa itu. Untuk praktiknya

ya computer itu, kemudian untuk buku-bukunya ya sarana

prasarana belajar.

Apakah kepala sekolah ikut

memotivasi guru untuk

meningkatkan kemampuan

akuntansi? Misalnya

memberikan izin atau

fasilitas apa

Iyaa iyaa. Ada surat tugas dari kepala sekolah. Kemudian

nanti kan ada surat izin.

Adakah faktor yang

menghambat dalam

meningkatkan kompetensi

akuntansi?

Ya yang tua itulah, hehe karena umur. Belajar itu ya nggak

sempat. Ketersediaan buku materi yang misalkan silabusnya

materinya ini ini ini tapi buku tidak ada.

Dukungan yang didapatkan

dalam meningkatkan

kompetensi akuntansi?

Ya internet itu dari sekolah.

Ya sesama teman itu, kalau dari keluarga ya waktu,

pengertian. Tadi itu kalau missal ada materi-materi baru itu

tapi kan diklat-diklatnya yang kurang.

Menurut Ibu guru akuntansi

itu lebih baik menguasai

mengajar setelah lulus S1

perlu magang setuju atau

tidak?

Yaa itu kayaknya tidak perlu. Terus nanti pada saatnya nyari-

nyari informasi sendiri saat mengajar. Nanti yo malah jadi

terlalu lama

Pas kuliah mungkin masuk sks pas kuliah saja. Kalau magang

itu kan nanti yang menilai ya siapa. Kalau setelah kuliah

magang dan krasan nanti malah nggak jadi guru.

Usul saya ya kalau UNY mengundang guru-guru SMK untuk

dilatih kan ada kurikulum yang ganti ganti itu

Page 54: LAPORAN RESEARCH GROUP NAMA RISET GRUP: PENDIDIKAN ...staffnew.uny.ac.id/upload/11709900614656/penelitian... · laporan research group nama riset grup: pendidikan akuntansi (2) tahun

47