Laporan Pbl II
-
Upload
winda-tryani -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of Laporan Pbl II
LAPORAN PBL II
BLOK COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENT MEDICINE
IV
“DIREKTUR RUMAH SAKIT BARU”
Tutor:
dr. Octavia Permata Sari
Disusun Oleh:
KELOMPOK VII
1. Indah Annisa D GIA009004
2. Muarif GIA009013
3. Diah Rizky Faradila GIA009014
4. Dannia Riski Ariani GIA009027
5. Andika Khalifah Ardi GIA009029
6. Purindri Maharani S. GIA009050
7. Saddam Husein S GIA009070
8. Fawzia Merdhiana GIA009098
9. Alifah Nurmala Sari GIA009099
10. Selly Marchella P. G1A009104
11. Nurtika G1A009105
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semuapihak. Tidak hanya
oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh
masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang
perlu dilakukan. Salah satu di antaranya yang dinilai mempunyai peranan yang
cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga
kehidupan masyarakat, tampak bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat
diselenggarakan banya macamnya. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
tersebut, ternyata tidak sama antara satu Negara dengan Negara lainnya. Setiap
Negara, tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan
kesehatan, tingkat social ekonomi serta latar belakang politik, dapat memiliki
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang agak berbeda. Bentuk dan jenis
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju
(developed countries) tidak sama dengan yang diselenggarakan di Negara-negara
yang telah maju. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
Amerika Utara misalnya, tidak sama dengan bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan di Negara-negara Eropa Barat.
Dalam praktek sehari-hari, sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan berbeda, namun pada waktu menyelenggarakannya,
ternyata selalu ditemukan beberapa kesamaan. Kesamaan yang dimaksud jika
disederhanakan, secara umumdapat dibedakan atas dua macam yaitu ilmu dan
teknologi kedokteran. Perhatian utama dari penerapan ilmu dan teknologi
kedokteran pada dasarnya aspek efektivitas. Artinya semata-mata ditujukan untuk
mengatasi masalah yang ditemukan, tanpa terlalu mempertimbangkan tersedia
atau tidaknya sumber daya. Kedua ilmu dan teknologi administrasi, perhatian
utama dari penerapan kemajuan ilmu dan teknologi administrasi pada dasarnya
adalaha pada aspek efisiensi, artinya penyelesaian masalah kesehatan yang
ditemukan di masyarakat harus disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. SKENARIO
DIREKTUR RUMAH SAKIT BARU
Info I
Dokter X diangkat menjadi direktur baru RS Y di
Kabupaten Z. RS Y merupakan RS Umum Negeri yang dimiliki
oleh pemerintah kabupaten. RS Y merupakan RS tipe D
dengan kapasitas 100 tempat tidur, dengan akreditasi penuh.
Indikator pelayanan RS Y menunjukkan BOR sebesar 91 %
dengan ALOS 7,1 hari. Pergantian manajemen di RS Y
bertujuan untuk memperbaiki kinerja RS, karena disinyalir
kinerja RS menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas
pelayanan yang diberikan pada pasien.. Hal ini ditunjukkan
salah satunya dengan menurunnya tingkat kepuasan pasien
dari 78 % pada tahun lalu menjadi 61 % pada tahun ini.
Segera setelah resmi dilantik menjadi direktur, Dokter X
melakukan identifikasi awal mengenai masalah yang
membuat turunnya tingkat kepuasan pasien di RS Y. Setelah
menggali informasi lebih lanjut ternyata didapatkan dua
sumber utama penyebab turunnya kepuasan pasien yaitu
permasalahan di instalasi rawat jalan dimana terdapat waktu
tunggu yang sangat lama bagi pasien dan waktu kontak
dengan dokter yang sangat singkat sehingga pasien merasa
tidak nyaman. Permasalahan lain yang mengemuka adalah
adanya keluhan dari pasien rawat inap bahwa biaya yang
dihabiskan untuk mondok di RS Y dirasakan semakin mahal
dibandingkan dengan RS swasta yang juga ada di Kabupaten
Z.
Pertanyaan Panduan 1
1. Apakah masalah utama yang dihadapi oleh RS Y?
Identifikasi masalah lain yang timbul di RS Y?
2. Mengapa tingkat kepuasan pasien penting pada
manajemen RS ? Jelaskan berbagai indikator kualitas
pelayanan RS yang lain!
3. Apakah yang dimaksud dengan RS tipe D? Bagaimanakah
klasifikasi RS di Indonesia?
4. Apakah yang dimaksud dengan BOR dan ALOS? Termasuk
dalam kategori indikator apakah BOR dan ALOS ?
Bagaimanakah BOR dan ALOS pada RS Y?
5. Apa yang dimaksud dengan akreditasi RS? Bagaimanakah
klasifikasi akreditasi RS? Parameter apa sajakah yang
dinilai dalam akreditasi RS?
6. Untuk mengatasi permasalahan di RS Y apa yang harus
segera dilakukan oleh dokter X?
Info II
Dokter X membentuk tim untuk meneliti penyebab dari
turunnya tingkat kepuasan pasien. Tim menemukan bahwa
memang terdapat waktu tunggu yang cukup panjang, rata-
rata 15 menit dan waktu kontak dokter-pasien cukup singkat
yaitu 5 menit di instalasi rawat jalan RS Y. Dari hasil
penelitian juga didapatkan bahwa klinik yang memberikan
kontribusi terbesar pada masalah ini adalah klinik umum. Dari
analisis penyebab masalah didapatkan bahwa ternyata
terdapat ketidakseimbangan antara jumlah kunjungan pasien
dengan ketersediaan tenaga medis yang ada. Hal ini
memaksa dokter untuk melakukan pemeriksaan secara lebih
cepat. Tim menyarankan dilakukan penambahan kapasitas
instalasi rawat jalan, terutama pada klinik umum.
Tim juga menemukan bahwa tingginya biaya mondok di
RS Y disebabkan oleh rata-rata lama perawatan yang lebih
lama dibandingkan dengan RS lain untuk jenis penyakit sama.
Lamanya masa mondok ini disebabkan oleh banyaknya
variasi yang dilakukan dokter berkaitan dengan standar
terapi yang diberikan kepada pasien. Untuk itu tim
menyarankan disusun clinical practice guideline yang baru
yang bisa dijadikan acuan bagi seluruh dokter.
Panduan Pertanyaan 2
1. Apakah permasalahan kualitas pada kasus diatas?
Mengapa hal tersebut merupakan suatu permasalahan
kualitas? Apakah definisi kualitas terutama pada bidang
pelayanan kesehatan?
2. Dari permasalahan pana nomor 1, ranah (domain) kualitas
apa yang tidak terpenuhi dalam pelayanan kesehatan?
Ranah (domain) kualitas apa sajakah yang ada dalam
pelayanan kesehatan ?
3. Dalam kasus diatas apakah dokter X telah menerapkan
Continous Quality Improvement? Tunjukkan langkah-
langkah yang telah dilakukan oleh dokter X yang
mengacu pada CQI! Apa yang dimaksud dengan CQI ?
Apakah prinsipnya ?
4. Dalam melakukan analisis masalah tool quality
manajemen apakah yang bisa digunakan pada kasus
diatas?
Info III
Mahalnya biaya di RS Y juga menimbulkan keluhan dari
PT. ASKES yang anggotanya juga banyak memanfaatkan jasa
pelayanan medis di RS Y. Selama ini PT ASKES mengganti
semua biaya yang diklaim di oleh RS di belakang setelah
dilakukan perawatan. Dokter yang bekerja di RS Y dibayar
sesuai dengan jumlah pasien dan jumlah tindakan serta
prosedur yang diberikan. Semakin banyak pasien, semakin
lama pasien dirawat, atau semakin banyakan tindakan yang
diberikan, dokter akan mendapatkan penghasilan lebih
banyak.
Panduan Pertanyaan 3
1. Apa yang menjadi masalah pada kasus diatas?
2. Jenis sistem pembayaran apakah yang diterapkan oleh RS
Y
3. Apakah dokter X harus mengubah sistem pembayaran
yang dilakukan di RS Y? Alternatif apakah yang tersedia?
Apa kerugian dan keuntungan masing-masing alternatif?
B. JAWABAN PERTANYAAN
a.Panduan Pertanyaan 1
1. Apakah masalah utama yang dihadapi oleh RS Y?
Identifikasi masalah lain yang timbul di RS Y!
Masalah utamanya adalah kualitas pelayanan kesehatan yang
menurun. Seperti wanktu tunggu yang sangat lama bagi pasien instalasi
rawat jalan, waktu kontak dengan dokter yang sangat singkat sehingga
pasien merasa tidak nyaman, bagi pasien rawat inap biaya yang
dihabiskan untuk mondok di RS Y dirasakan semakin mahal
dibandingkan dengan RS swasta yang juga ada di kabupaten Z. Selain
itu, ada pula masalah pada perbandingan SDM dengan pasien tidak
seimbang, BOR tidak seimbang dan tidak ada SOP pada pelaksanaan
pelayanan RS.
2. Mengapa tingkat kepuasan pasien penting pada
manajemen RS ? Jelaskan berbagai indikator kualitas
pelayanan RS yang lain!
Mengapa tingkat kepuasan penting, karena hal ini merupakan
poros utama atau bias dikatakan sebagai imaging tentang RS tersebut
kepada masyarakat dan menjadi indicator dalam kualitas pelayanan
kesehatan.
Indikator Kualitas Pelayanan RS
Kinerja (performance) diperkenalkan oleh INPRES No. 5
tahun 1988 tentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan SK
Menteri Keuangan RI No. 826 tahun 1982, yang dalam pasal 1, butir
11- 12 disebutkan bahwa "Kinerja adalah prestasi yang dicapai
BUMN dalam satu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan BUMN tersebut." Mengadaptasi kinerja yang dimaksudkan
pada BUMN, maka kinerja rumah sakit dapat diukur dengan
indikator- indikator tertetu (Wichaksana, 2006).
Indikator tersebut adalah :
a. Kepuasan pasien
b. Kualitas pelayanan medis
c. Efisiensi dan produktivitas rumah sakit
d. Kepuasan pegawai rumah sakit atas pekerjaannya
e. Kualitas limbah cair rumah sakit (Wichaksana, 2006).
Indikator A dan D, dapat dinilai dengan teknik survei,
membuat daftar pertanyaan dan hasilnya dianalisis. Indikator C
diperoleh dengan melakukan perhitungan costfinding, sehingga tiap-
tiap unit produksi akan mengetahui total biaya yang dikeluarkan. Jika
pendapatan dan biaya tiap unit usaha produksi diketahui, maka
efisiensi tiap unit produksi dapat dihitung dan diketahui. Indikator E
dapat diketahui dengan mengukur kadar racun limbah rumah sakit.
Seperti limbah lainnya limbah rumah sakit mengandung bahan
organik dan anorganik yang tingkat kandungannya dapat ditentukan
dengan uji air kotor pada umumnya, seperti BOD (Biological Oxygen
Demand, COD (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total
Suspended Solid). Indikator B (kualitas pelayanan medis) sangat erat
berhubungan data rekam medis (Wichaksana, 2006).
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan
kesehatan masyarakat yang subjeknya adalah
masyarakat dalam hal ini berperan sebagai pasien.
Pasien lah yang langsung merasakan bagaimana
pelayanan dari tenaga kesehatan sehingga kepuasan
pasienlah yang menjadi tolak ukur suatu keberhasilan
program manajemen pada suatu rumah sakit. Perlu
adanya survey stersendiri untuk menilai aspek
kepuasan pasien. Apabila ada bagian atau asepk yang
menjadi penyebab menurunnya kepuasan pasien perlu
ada tinjauan maupun perbaikan agar tingkat pelayanan
rumah sakit menjadi lebih baik.
Terdapat beberapa cara mengukur atau menilai
tingkat kepuasan pasien, diantaranya adalah :
1) Survey Servqual kepuasan pasien dengan menilai 5
dimensinya, yakni :
a) Empati.
b) Tangibility (kenyamanan).
c) Security assurance (ketepatan jadwal kunjungan
dokter).
d) Reliability (keandalan dan keterampilan).
e) Responsiveness (kecepatanggapan petugas dalam
merespon keluhan).
2) Menilai dari complaint and suggestion system (dari
surat-surat di kotak saran).
3) Melalui Lost consumer analysis : wawancara
terhadap pasien-pasien yang sudah meninggalkan
RS.
4) Melalui Foccus Group Discussion oleh karyawan di
SMF masing-masing.
5) Melaluimetode Ghost Shopping (pembeli bayangan)
yakni memilih satu pembeli untuk berobat ke RS
yang akan dinilai dan RS lain tanpa tahu RS mana
yang dinilai dan petugas RS tidak tahu pasien mana
yang dijadikan penilai.
3. Apakah yang dimaksud dengan RS tipe D?
Bagaimanakah klasifikasi RS di Indonesia?
a. Rumah Sakit Tipe D
Rumah sakit tipe ini merupakan rumah sakit
transisi karena pada satu saat akan ditingkatkan
menjadi RS Type C. Pada saat ini pelayanan yang
diberikan hanyalah pelayanan Kedokteran Umum dan
Gigi.
Rumah sakit tipe ini juga mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2
pelayanan medik spesialis dasar.
b. Klasifikasi RS di Indonesia
Sesuai dengan perkembangan yang dialami, maka
rumah sakit dapat dibedakan atas beberapa macam
yakni:
1. Menurut Pemilik
a) Rumah Sakit Pemerintah
1) RS Pemerintah Pusat
Pengelolaannya diatur oleh Kemenkes dan
Kementrian lainnya.
2) RS Pemerintah Daerah
Pengelolaannya diatur oleh Pemerintah
Daerah (UU Pokok Pem. Daerah No. 5 Tahun
1974)
b) Rumah Sakit Swasta
Berdasarkan UU Kesehatan No. 23 Tahun
1992, beberapa RS di Indonesia dikelola oleh
pihak swasta dan biasanya profit oriented.
Namun 20% untuk orang kurang mampu.
2. Menurut Filosofi yang Dianut
a) Profit Hospital (komersial dan bersifat mencari
keuntungan)
b) Non-Profit Hospital
3. Menurut Jenis Pelayanan yang Diselenggarakan
a) RS Umum, jika menyelenggarakan semua
jenis pelayanan kesehatan.
b) RS Khusus, jika hanya satu jenis pelayanan
yang diselenggarakan.
4. Menurut Lokasi Rumah Sakit
a) RS Propinsi
b) RS Kabupaten
c) RS Pusat
5. Menurut Kemampuan yang Dimiliki
a) RS Type A
Disebut juga sebagai RS Pusat yang
memberikan pelayanan kedokteran spesialis
dan sub-spesialis luas sehingga ditetapkan
sebagai tempat rujukan tertinggi (Azwar,
2010).
Rumah sakit kelas A harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis
dasar, 5 pelayanan spesialis penunjang medik,
12 pelayanan medik spesialis lain dan 13
pelayanan medik sub-spesialis (Permenkes,
2010).
b) RS Type B
Terdiri dari RS Pendidikan maupun Non-
Pendidikan yang berada di wilayah propinsi
dan menyediakan pelayanan spesialis luas
dan spesialis terbatas (Azwar, 2010).
Rumah sakit umum kelas B harus
mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 pelayanan
medik spesialis dasar, 4 pelayanan spesialis
penunjang medik, 8 pelayanan medik spesialis
lainnya dan 2 pelayanan sub-spesialis dasar
(Permenkes, 2010).
c) RS Type C
Memberikan pelayanan spesialis terbatas
seperti penyakit dalam, bedah, anak, dan
kebidanan dan kandungan. RS type ini
menerima rujukan dari Puskesmas (Azwar,
2010).
Rumah sakit kelas C harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis
dasar dan 4 pelayanan spesialis penunjang
medik (Permenkes, 2010).
d) RS Type D
Rumah sakit tipe ini merupakan rumah
sakit transisi karena pada satu saat akan
ditingkatkan menjadi RS Type C. Pada saat ini
pelayanan yang diberikan hanyalah pelayanan
Kedokteran Umum dan Gigi (Azwar, 2010).
e) RS Type E
Merupakan rumah sakit dengan
pelayanan khusus (Azwar, 2010).
4. Apakah yang dimaksud dengan BOR dan ALOS?
Termasuk dalam kategori indikator apakah BOR dan
ALOS ? Bagaimanakah BOR dan ALOS pada RS Y?
a. BOR (Bed Occupancy Rate)
Merupakan presentasi pemakaian tempat tidur pada
satu satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya
pamanfaatan tempat tidur RS. Nilai ideal untuk BOR
adalah 60%-85%.
BOR= Jumlah hari perawatan dlm waktu tertentuJumlahTT × jumlahhari dlm waktu tertentu
× 100 %
Keterangan;
i. Jumlah hari perawatan termasuk pasien yang
masih menjalani perawatan
ii. TT = tempat tidur
Analisis dalam kasus:
Peningkatan nilai dari BOR menunjukkan
sebuah proses pelayanan kesehatan yang inefisien
yang bisa dianalisa didapatkan dari jumlah hari
perawatan. Semakin lama hari perawatan akan
mengakibatkan BOR semakin tinggi. Kaidah ini tidak
berlaku untuk RS khusus/ jiwa dengan masa
penyembuhan yang lama. Tingkat BOR yang tinggi
dapat menunjukkan ada peningkatan kemungkinan
untuk terjadi infeksi nosokomial.
b. ALOS (Average Length of Stay)
Merupakan rata-rata lamanya perawatan seorang
pasien. Indikator ini disamping merupakan
gambaran tingkat efisiensi manajemen pasien
disebuah RS, indikator ini juga dapat dipakai untuk
mengukur mutu pelayanan apabila diagnosis
penyakit tertentu dijadikan tracer-nya (yang perlu
pengamatan lebih lanjut. Standar nasional untuk
ALOS adalah 7-10 hari.
ALOS= Jumlahhari perawatan pasien keluar RSJumlah pasienkeluar RS(hidup ataumati)
Analisis kasus:
Untuk nilai ALOS dalam kasus di atas masih
dalam standar normal. Namun, jumlah ALOS
dibatasi hingga 10 hari, karena kemungkinan rumah
sakit tersebut dapat mengalami kerugian finansial.
Hal ini disebabkan, pemasukan yang diberikan oleh
pasien kepada rumah sakit yang paling besar
adalah ketika pasien pertama kali dirawat inap di
rumah sakit.
5. Apa yang dimaksud dengan akreditasi RS?
Bagaimanakah klasifikasi akreditasi RS? Parameter apa
sajakah yang dinilai dalam akreditasi RS?
a. Pengertian Akreditasi
Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan yang
diberikan oleh pemerintah pada rumah sakit karena telah
memenuhi standartyang ditentukan.
b. Klasifikasi Akreditasi Rumah Sakit
Proses penilaian akreditasi sebuah RS meliputi
penilaian terhadap jenis pelayanan yang diberikan.
Pelayanan kesehatan diukur dengan beberapa
parameter, diantaranya :
a. Pelayanan kesehatan dasar
1. Administrasi dan manajemen (24 parameter)
2. Pelayanan medis (18 parameter)
3. Pelayanan gawat darurat (31 parameter)
4. Rekam medis (16 parameter)
5. Pelayanan keperawatan (23 parameter)
b. Pelayanan kesehatan lanjut
1. Pelayanan famasi (16 parameter)
2. Keselamatan kerja, kebakaran kewaspadaan
bencana (27 parameter)
3. Pelayanan radiologi (18 parameter)
4. Pelayanan laboratorium (23 parameter)
5. Pelayanan kamar operasi (25 parameter)
6. Pelayanan pengendalian infeksi (17
parameter)
7. Pelayanan periinatal resiko tinggi (12
parameter)
c. Pelayanan kesehatan lanjut 2
1. Pelayanan rehabilitas medis (16 parameter)
2. Pelayanan gizi (17 parameter)
3. Pelayanan intensif (17 parameter)
4. Pelayanan darah (15 paramater)
Total 319 parameter
Penilaian hasil oleh surveyor kemudian diajukan ke
KARS, dan keputusan akreditasi dapat sebagai
berikut :
a. Tidak terkareditasi (tidak lulus)
b. Akrediatasi bersyarat : nilai total antara 65% - 75
%
c. Akreditasi penuh : nilai total lebih dari 75% dan
akreditasi berlaku untuk 3 tahun.
d. Akreditasi istimewa : bisa didapatkan bila
sebuah rumah sakit lulus akreditasi selama 3
kali berturut-turut. Akreditasi ini berlaku hingga
5 tahun.
6. Untuk mengatasi permasalahan di RS Y apa yang harus
segera dilakukan oleh dokter X?
A. Mencari masalah mutu yang adaB. Mencari akar dari masalah mutu yang ada C. Melakukan plan, do, check, action (PDCA)
Focus-PDCA
Find a process to improve memperbaiki proses Organize a team that know the process membentuk tim untuk
mengetahui proses Clarify current knowledge of the process mencari solusi Understand sources of variation mengetahui sumber variasi
masalah Select the process improvement memilih solusi untuk
memperbaiki Plan – do – check – action cycle
b.Panduan Pertanyaan 2
1. Apakah permasalahan kualitas pada kasus diatas?
Mengapa hal tersebut merupakan suatu permasalahan
kualitas? Apakah definisi kualitas terutama pada bidang
pelayanan kesehatan?
Definisi Kualitas : tingkatan dimana pelayanan kesehatan untuk individu dan masyarakat untuk meningkatkan upaya pemenuhan keinginan yang konsisten dengan pengetahuan kedokteran terkini.
Permasalahan Kualitas : a. Waktu tunggu yang cukup panjangb. Waktu kontak dokter-pasien yang singkat
c. Ketidakseimbangan antara jumlah kunjungan pasien dengan ketersediaan tenaga medis
d. Biaya mondok yang lebih mahale. Perawatan yang lebih lama karena tidak ada standar prosedur
2. Dari permasalahan pana nomor 1, ranah (domain)
kualitas apa yang tidak terpenuhi dalam pelayanan
kesehatan? Ranah (domain) kualitas apa sajakah yang
ada dalam pelayanan kesehatan ?
Menurut Donabedian, domain atau komponen kualitas adalah
sebagai berikut:
1) Efficacy (kemanjuran): kemampuan ilmu dan teknologi dalam
pelayanan kesehatan untuk menciptakan keadaan yang baik
2) Effectiveness (keefektifan): adalah tingkatan dimana kemajuan
dapat dicapai, atau dapat dijelaskan pula bahwa sejauh mana
suatu program mencapai tujuan yang tepat sasaran
3) Efficiency (efisiensi): menjelaskan suatu hasil bahwa dengan input
yang minimal, dapat menghasilkan output yang maksimal
4) Optimality (optimalisasi): optimalisasi adalah suatu luaran yang
terbaik yang dapat dicapai, bukan hasil maksimal yang dicapai,
namun hasil berdasarkan input dan proses yang terbaik
5) Acceptability (dapat diterima): kecocokan dengan harapan,
keinginan, dan dugaan pasien dan keluarganya
6) Legitimacy: kesesuaian dengan hukum, aturan, dan nila-nilai yang
dianut di masyarakat
7) Equity (adil): keadilan dalam ketersediaan pelayanan kesehatan
dan kegunaannya di dalam masyarakat.
Yang tidak terpenuhi di dalam kasus adalah :
a. Timely : waktu tunggu lama dan kontak pasien yang
sebentar
b. Efficient : biaya mahal tetapi sumber daya kurang
3. Dalam kasus diatas apakah dokter X telah menerapkan
Continous Quality Improvement? Tunjukkan langkah-
langkah yang telah dilakukan oleh dokter X yang
mengacu pada CQI! Apa yang dimaksud dengan CQI ?
Apakah prinsipnya ?
CQI adalah pendekatan kualitas manajemen yang dibangun
berdasarkan metode jaminan kualitas dengan menekankan organisasi
dan sistem.
Prinsip CQI :
a. Costumer driven : bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pasien.
b. Process focus : selalu memperbaiki proses.
c. Output measurement : menggunakan indikator output yang jelas untuk
menilai perbaikan proses yang telah dilakukan.
d. Organization wide : dilakukan bersama – sama oleh seluruh bagian
organisasi.
e. Teamwork oriented : bertumpu pada kerja kelompok untuk
mewujudkan proses yang lebih baik.
Dari skenario diatas, dokter X telah menerapkan konsep dari
CQI. Hal ini ditunjukkan dengan dilakukannya beberapa prinsip dari
CQI. Pembahasannya adalah sebagai berikut:
a. Customer driven, setelah menemukan masalah utama (dalam kasus
ini adalah masalah waktu dalam ruang tunggu dan waktu bertemu
dokter), beliau mencoba mencari jalan keluarnya dengan mencoba
menetapkan clinical practice guideline, improvisasi penambahan
tenaga medis dan kapasitas instalasi rawat jalan, dan langkah yang
lain untuk meningkatkan kepuasan pasien.
b. Process focus, hal ini sudah diterapkan dengan mengidentifikasi
masalah dan segera mencoba untuk memperbaiki masalah tsb.
c. Output measurement, ini belum dilakukan mengingat belum
dilakukannya pula usulan dari tim peneliti sehingga belum ada
output yg dapat diukur.
d. Organization wide, sudah dilaksanakan dengan dibentuknya tim
dan dilakukan penelitian diseluruh lingkup organisasi untuk
menentukan penyebab masalah.
e. Teamwork oriented, proses penelitian hingga perencanaan tindakan
untuk menyelesaikan masalah telah dilakukan dengan kerjasama
tim, namun untuk proses penyelesaian masalahnya belum
dilakukan.
4. Dalam melakukan analisis masalah tool quality
manajemen apakah yang bisa digunakan pada kasus
diatas?
a. Control Chart
Control chart dap dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi variasi pada proses yang dilakukan
secara terus-menerus.
b. Cause Effect
Mempunyai manfaat untuk menganalisis penyebab
masalah sehingga bisa dilakukan intervensi yang
spesifik sesuai dengan akar penyebab masalah.
c. Pareto Diagram
Untuk melihat seberapa besar dan sering masalah
tersebut terjadi, serta melihat trend dari masalah
tersebut.
d. Flow Chart
Mengidentifikasi apakah terdapat masalah pada alur
prosedur tertentu, sehingga dapat diberikan
intervensi terhadap masalah yang ditemukan.
c. Panduan Pertanyaan 3
1. Apa yang menjadi masalah pada kasus diatas?
Masalah : Mahalnya biaya perawatan di RS Y
2. Apakah jenis sistem pembayaran apakah yang
diterapkan oleh RS Y?
Sistem pembayaran yang berlaku di RS Y adalah fee for
service, dimana tenaga kesehatan dibayar berdasarkan
tindakan spesifik yang diberikan kepada pasien.
3. Apakah dokter X harus mengubah sistem pembayaran
yang dilakukan di RS Y? Alternatif apakah yang
tersedia? Apa kerugian dan keuntungan masing-masing
alternatif?
Sistem pembayaran yang ada di RS Y tidak perlu
diubah Namun, penggunaan sistem ini harus disertai
dengan standar prosedur yang sama untuk setiap
tenaga medis yang menangani kasus yang sama untuk
menghindari tindakan yang berlebihan. Namun, fee for
service dapat efektif digunakan untuk tindakan yang
jarang dilakukan.
Alternatif jenis pembayaran yang dapat diberikan
lainnya adalah
a. Fee for service
Sistem ini menganut pembayaran kepada
provider atas jasa kesehatan yang dilakukan kepada
pasien. Ada 3 pembagian dalam sistem ini:
1) Open ended fee: pelayanan kesehatan berhak
mengatur sendiri tarif yang ditetapkan yang
nantinya harus dibayar pasien / asuransi.
2) Negotiated fee: tarif yang berlaku disini adalah
hasil kesepakatan antara asuransi dan pemberi
pelayanan kesehatan.
3) Regulated fee
Dalam sistem ini pemerintah ikut andil dalam
menentukan tarif yang berlaku melalui aturan
yang dikeluarkan berskala nasional.
b. Salary
Sistem ini berarti pembayaran tidak dipengaruhi
oleh jumlah pasien maupun banyaknya jenis
pengobatan yang diberikan.
c. Kapitasi
Sistem pembayaran yang berarti pemberi layanan
kesehatan dapat bekerja sama dengan pihak lain
yang kemudian dapat menentukan tarif sesuai
dengan jumlah peserta asuransi tersebut. Pihak yang
diajak kerja sama dapat berupa asuransi kesehatan
atau bahkan industri yang ingin menjamin tingkat
kesehatan karyawannya.
d. Case payment
Sistem pembayaran yang dilakukan berdasarkan
atas kasus yang terjadi. Jadi pembayaran yang
dilakukan sudah mencakup semua aspek pelayanan
kesehatan.
e. Line item budget
Sistem pembayaran yang diberikan untuk masing
– masing program pelayanan kesehatan.
f. Global budget
Pembayaran yang diberikan kepada suatu
pelayanan kesehatan untuk menjalankan segala
tindakan dan diberi kebebasan untuk mengatur
manajemen sistem pembayaran dan operasional di
pelayanan kesehatan itu sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
1. Sistem manajemen dan administrasi RS yang baik akan
membawa rumah sakit menuju ke pusat pelayanan
kesehatan yang bermutu. Dikarenakan rumah sakit
merupakan sebuah organisasi yang pada karya, padat
modal, padat teknologi, dan padat masalah.
2. Penggolongan rumah sakit ditujukan untuk mempermudah
pasien memilih dan mempermudah organisasi pelayanan
kesehatan dalam proses rujukan pasien.
3. Akreditasi rumah sakit, diperlukan untuk mengontrol mutu
prospektif walaupun dilakukan secara sukarela.
4. Sistem pembayaran terhadap tenaga medis ada bermacam-
macam, namun dari kesemuanya itu terdapat kelemahan dan
kelebihan sehingga harus dibuat sistem pembayaran yang
terpadu sehingga tidak merugikan pasien dan terutama
tenaga medis yang melakukan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Ed. 3. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher, hal. 64-65, 93-96.
Ginter, Peter M.,Linda E. Swayne,Walter JD. 2002. Strategic Management of Health Care Organizations.
Muninjaya AAG. 2004. Manajemen Kesehatan, Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Permenkes No. 340 tahun 2010.
Wichaksana, Aryawan. 2006. Rekam Medis dan Kinerja Rumah Sakit. Available from: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/17RekamMedisdanKinerjaRumahSakit129.pdf/17RekamMedisdanKinerjaRumahSakit129.html. Access on: Maret 8, 2011.
.