Laporan BBWS
-
Upload
fransiskus-andreas-kevin-sapoetra -
Category
Documents
-
view
48 -
download
15
description
Transcript of Laporan BBWS
0 | P a g e
SURYA UNIVERSITY ENVIRONMENTAL ENGINEERING 2013
LAPORAN KUNJUNGAN BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI (BBWS)
CILIWUNG DAN CISADANE
ANGGOTA KELOMPOK
KEVIN SAPOETRA (103138792932002)
LOECKY HARVIANTO (103132565464622)
MARIA STEPHANIE (103135182331096)
MARTUA SINAMBELA (103131738690923)
M. FADHIL FAKHRUZI (103133062239540)
M. YUDHITIA NARATAMA (103132144315925)
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Nama Kegiatan
Kunjungan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane.
I.2 Latar Belakang
Air merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, segala kegiatan
yang dilakukan manusia membutuhkan air. Air dapat berasal dari sungai,
waduk, danau, situ, dan sumur. Ketersediaan air merupakan faktor utama yang
mempengaruhi wilayah tempat manusia bermukim. Sungai, merupakan salah
satu sumber air dengan akses yang cukup mudah. Oleh sebab itu, masyarakat
Indonesia kebanyakan lebih memilih untuk bermukim di wilayah
bantaran/pinggir sungai.
Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan perkembangan berbagai
industri, khususnya di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS). Pertambahan
jumlah industri menyebabkan perubahan fungsi sungai sebagai sumber daya air
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Badan Lingkungan Hidup (BLH)
menyatakan bahwa status Sungai Ciliwung dalam kondisi tercemar berat.
Sedangkan berdasarkan Kementrian Lingkungan Hidup Tahun 2005, diperoleh
data bahwa status Sungai Cisadane pada bagian hulu adalah cemar sedang-
berat, dan bagian tengah-hilir berstatus cemar ringan-sedang. Kondisi ini
sangat memprihatinkan sehubungan dengan Sungai Ciliwung dan Sungai
Cisadane yang berperan sebagai penunjang kehidupan manusia. Oleh sebab itu,
pembangunan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS Ciliwung-Cisadane) yang
berfungsi sebagai unit pelaksana teknis di bidang konservasi Sumber Daya Air
dan pengendalian daya rusak air di wilayah Ciliwung-Cisadane sangat
diperlukan
Adapun ketersediaan air dalam jumlah yang sangat banyak beresiko
menyebabkan terjadinya banjir. Wilayah sekitar Ciliwung-Cisadane merupakan
kawasan yang rawan terjadi banjir setiap tahunnya. Salah satu proyek
2 | P a g e
pemerintah untuk mengatasi terjadinya banjir di wilayah DKI Jakarta adalah
Proyek Sodetan Ciliwung Cisadane.
I.3 Tujuan Kegiatan
1. Mempelajari konservasi dan teknis pendayagunaan SDA di badan sungai
sekitar Ciliwung-Cisadane.
2. Melihat aplikasi ilmu yang berhubungan dengan pengelolaan sumber air di
lapangan.
3. Melihat dan mempelajari teknis beserta fungsi Proyek Sodetan Ciliwung
Cisadane.
3 | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 IWRM (Integrated Water Resources Management)
Masalah lingkungan hidup terutama dalam sumberdaya air (water
resource),menjadi awal dari Millenium Development Goals (MDGS),
karena adanya isu lingkungan tersebut maka terbentuklah IWRM
(Integrated Water Resource Management). Definisi IWRM yang diberikan
oleh Global Water Partnership adalah suatu proses yang mempromosikan
upaya-upaya secara terkoordinasi dalam pengembangan dan pegelolaan
sumber daya air, tanah dan sumber daya terkait lainnya, untuk
memaksimalkan kesejahteraan ekonomi dan sosial yang dihasilkan secara
berkeadilan tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem yang vital.
Unsur inti dari konsep IWRM adalah pentingnya manajemen secara
terkordinasi. Berbagai proses alam yang relevan dan wilayah tangkapan air
yang harus dinilai, sementara itu banyak kepentingan manusia yang
berpengaruh terhadap sumber daya air. Secara operasional pendekatan
IWRM melibatkan penerapan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu serta
wawasan untuk merancang dan menerapkan solusi-solusi yang efisien, adil
dan berkelanjutan atas permasalahan air tersebut.
Perkembangan IWRM sangat direkomendasikan dalam konferensi
internasional tentang air dan lingkungan pada tahun 1992 (prinsip-prinsip
Dublin) yang harus melibatkan para pengguna. Konsep ini bertujuan untuk
mempromosikan perubahan mendasar bagi perbaikan pengelolaan sumber
daya air.
Konsep IWRM kini menjadi sesuatu yang sangat penting mengingat
saat ini pertumbuhan penduduk dan perekonomian sudah semakin pesat
sehingga kebutuhan akan air juga semakin tinggi. Selain penduduk dan
perekonomian, tekanan terhadap sumber daya air juga datang dari berbagai
faktor lain, seperti urbanisasi, globalisasai, variabilitas iklim, dan perubahan
iklim. (Budi Santoso, 2015). Ancaman nyata terhadap sumber daya air harus
4 | P a g e
diimbangi dengan tata kelola air yang baik, hal yang perlu dilakukan adalah
mengintegrasikan lembaga-lembaga yang selama ini bertanggung jawab,
terutama dalam hal perizinan, dalam hal tata kelola air di Indonesia.
Koordinasi dari pelembagaan dan manajemen pengelolaan air yang
dimaksud meliputi pengelolaan tanah dan air, air tanah dan permukaan, serta
kepentingan hulu dan hilir.
Pengelolaan sumber daya air terpadu tersebut dimuat pemerintah
Indonesia dalam UU NO.7 tahun 2004 tentang sumber daya air yang
menjadi basis pengelolaan sumber daya air. Pengelolaan sumber daya air
harus dilihat sebagai suatu sistem yang utuh dari hulu ke hilir. Perencanaan,
pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh agar masalah pada sumber daya air dapat teratasi meskipun
semakin meningkatnya jumlah penduduk.
5 | P a g e
BAB III
ISI
III.1. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane
BBWS Ciliwung Cisadane bertugas untuk melaksanakan pengelolaan SDA dalam
rangka konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air di
wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dengan dasar hukumnya adalah Permen PU No,
: 13/PRT/M/2006.
Peran dan Upaya BBWS Ciliwung-Cisadane dalam mengatasi banjir DKI Jakarta
terbagi menjadi 2 bagian, penanganan secara struktur (fisik) dan secara non
struktur (non fisik).
Penanganan secara struktur dilakukan dengan cara sebagai berikut :
A. Normalisasi/ optimalisasi dan penataan sungai/ banjjir kanal
Langkah normalisasi ini dilakukan oleh pihak BBWS Ciliwung-Cisadane
dengan cara merelokasi rumah-rumah warga yang dibangun didaerah sempadan
sungai. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2011 tentang sungai, daerah sempadan sungai adalah daerah yang berfungsi
sebagai ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daratan, agar fungsi
sungai dan kegiatan manusia tidak saling terganggu. Rumah-rumah warga yang
terdapat di sempadan sungai Ciliwung inilah yang menjadi salah satu faktor
penyebab banjir di Jakarta tidak terselesaikan. Aktivitas masyarakat di sekitar
sungai seperti membuang sampah sembarangan menyebabkan pendangakalan
sungai sehingga ketika musim hujan datang, sungai tidak mampu menampung
sejumlah besar debit yang sangat besar dan akhirnya air meluap dan
menyebabkan banjir.
B. Perbaikan, perkuatantanggul/ tebing sungai dan banjir kanal
C. Pembangunan Banjir Kanal Timur
Pembangunan BanjirKanal Timur ini bertujuan untuk menanggulangi
banjir DKI Jakarta, khususnya daerah Jakarta Tmur. Sebelumnya telah dibangun
Banjir Kanal Barat di daerah Jakarta Barat. Banjir Kanal Timur mampu
menampung aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga dapat mengurangi daerah
banjir di Jakarta Timur. Pengaliran aliran sungai secara gravitasi untuk daerah
yang masih memungkinkan di hilir banjir kanal, sedangkan digunakan drainase
sistem polder (waduk dan pompa) di daerah rendah. Panjang BKT sebesar
23.575 km.
6 | P a g e
D. Pembangunan StasiunPompa/ Sistem Polder
Hingga saat ini daerah polder DKI Jakarta tersebar di 36 daerah, seperti
daerah Rawa Buaya, Cengkareng, Pantai Indah Kapuk Utara dan lain-lain.
E. Rehabilitasi Situ
BBWS Ciliwung-Cisadanemerencanakanakan melakukan rehabilitasi
situ-situ yang tersebar di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya. Rencananya 133
buah situ akan direhabilitasi dengan sebaran tiap daerah sebagai berikut;
1. Daerah Bogor : 95 buah
2. Daerah Bekasi : 2 buah
3. Daerah Tangerang : 38 buah
4. Daerah DKI : 8 buah
Tujuannya untuk mengembalikan fungsi situ yang telah dialih fungsikan
oleh masyarakat akibat urbanisasi dan aktivitas antropologi
Penanganan secara non struktur (non fisik) dilakukan dengan cara sebagai
berikut;
Pengembangan sistem peringatan dini bahaya banjir (melalui Unit Telemetry)
dan Pos Piket Radio Pemanatauan Banjir
Penyediaan bahan banjiran dan peralatan untuk penaganan darurat banjir (pompa
mobil, dump truk, perahu karetdan lain lain)
Sosialisasi mengenai pengendalian banjir di wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane
III.2. Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal banjir Timur
Proyek yang sedang dilaksanakan oleh BBWS Ciliwung Cisadane adalah
Proyek Sudetan Kali Ciliwung. Pembangunan sudetan bertujuan untuk
mengurangi banjir dengan mengalirkan air dari Sungai Ciliwung ke Cipinang
dengan debit minimal sebesar 60 m3/detik.
Gambar 1. Gambar Rencana Pembangunan Sudetan Kali Ciliwung ke BKT
7 | P a g e
III.2.1. Gambaran Umum
Pengguna Jasa Kementrian Pekerjaan Umum R.I.
Direktorat Jendral Sumber Daya Air (SDA)
Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane
Pelaksna Pekerjaan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Konsultan Supervisi PT. Indra Karya KSO
Konsultan Manajemen Kons PT. Yodya Karya KSO
Waktu Pelaksanaan 25 bulan (19 Des 2013 -15 Des 2015) (Tahap I)
Tipe Kontrak Design and Build
Ruang Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan Infrastkrur bawah tanah temporary
driving shaft si inlet dan outlet dan Ariving shaft.
2. Pekerjaan twin tunnel dengan metode Pipe
Jacking (OD 4.05m) sepanjang 2.5 km
Manfaat Mengalirkan sebagian debit banjir Kali Ciliwung
sebesar 60 m3/detik
Tabel 1. Tabel Data Umum Proyek Sudetan Ciliwung-BKT
Gambar 2. Gambar Progres Pembangunan Sudetan Kali Ciliwung ke BKT
III.2.2. Saluran Sudetan
Gambar 3. Dimensi Pipa Saluran
8 | P a g e
Saluran dibuat dari bahan beton dengan sisi luar antar sambungannya
dilapisi rubber casnet. Diameter pipa ini untuk bagian daam sebesar 3.5 meter
dengan panjang 2.5 meter / pipa. Saluran ini merupakan fokus pembangunan tahap
1. Metode yang digunakan untuk membangun sudetan ini ialah dengan metode
arriving shaft. Lubang akan dibuat dengan 3 bagian, dibagian inlet, outlet dan
arriving shaft. Metode ini memungkinkan pengerjaan menjadi efisien karena
beban tekanan yang dibebankan pada mesin bor akan diusahakan mencapai tahap
yang paling maksimal serta efisien. Proses menjadikan mesin bor dimasukan pada
lubang inlet dan akan di bor/gali sampai ke lubang arriving shaft untuk diambil
kembali dan kemudian dapat digunakan untuk melubangi saluran ke dua.
Gambar 4. Metode Arriving Shaft
Gambar 5. Desain Pembangunan Shaft
9 | P a g e
Pembangunan shaft, ditujukan sebagai ruangan tempat mesin bor akan
bekerja dan dikeuarkan serta penyambungan pipa terakhir di arriving shaft. Pekerja
lapangan menyebut shaft sebagai “area lab” atau inti area kerja. Ruangan dibuat
dengan mebuatan border dari beton cor sebagai dinding dari lab berupa beton
berbentuk silinder. Setelah itu penggalian dilakuan secara vertikal ke bawah
disertai dengan waller beam untuk menghidari bahaya lapangan yang terjadi. Di
arriving shaft sistem pembangunannya, karena terletak di jalan raya, maka setelah
arriving shaft dibuat, maka akan ditutup dan dibangun jalan lagi sehingga tidak
terlalu lama mengganggu aktivitas di masyarakat.
Gambar 6. Desain penutupan Arriving Shaft
Gambar 7.Mesin Bor EPB
10 | P a g e
Mesin bor yang digunakan ialah Earth Pressure Balance (EPB). Mesin ini
merupakan mesin yang sudah umum digunakan untuuk membuat tunnel atau
terowongan di berbagai proyek besar, antaranya saluaran drainase ataupun tol
bawah laut. Mesin ini membuat jalan / saluran dibawah tanah dengan
meminimalisir tekanan pada tanah sehingga tetap menjaga stabillitas pada tanah
tersebut. Mesin ini akan mengnyuntikan air dari luar dan mengeluarkannya beserta
tanah berupa lumpur yang dipompa ke luar.
III.2.3. Permasalahan Proyek Sudetan
Proyek sudetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur sempat terhambat
karena masalah pembebasan lahan di daerah inlet. Akhirnya, pihak konstruksi
memutuskan untuk memulai pembangunan pada daerah outlet terlebih dahulu
yaitu pada daerah dekat Kali Cipinang. Pembebasan lahan yang menyebabkan
proyek sudetan terhambat dikarenakan warga menolak lahan rumah mereka
diukur Panitia Pengadaan Tanah Jakarta Timur, mereka khawatir pengukuran
itu hanya akan berakhir pada konsinyasi. Perkiraan awal, setidaknya tempat
tinggal 400 keluarga di Bidaracina harus dibebaskan untuk pembangunan Inlet
Sodetan Kali Ciliwung, diperkirakan areanya mencapai 3.000 meter persegi.
Solusi dari permasalahan ini masih belum didapatkan karena warga menolak
konsinyasi, proses pembayaran lahan tanpa negoisasi lebih lanjut di pengadilan.
Namun, warga tetap akan membantu demi kepentingan publik dan warga
berharap terjadi musyawarah yang saling menguntungkan kedua belah pihak
antara warga dan pemerintah.
11 | P a g e
Gambar 8. Potongan Koran tentang
Berita Permasalahan Proyek Sudetan
Kali Ciliwung yang dimuat di Koran
Kompas pada tanggal 29 Mei
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
1. Dalam rangka untuk melaksanakan pengelolaan SDA untuk upaya konservasi
SDA, pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air di wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane berdasarkan Permen PU No, : 13/PRT/M/2006, peran dan
Upaya BBWS Ciliwung-Cisadane dalam mengatasi banjir DKI Jakarta terbagi
menjadi 2 bagian, penanganan secara struktur (fisik) dan secara non struktur
(non fisik).
2. Upaya untuk pengelolaan sumber daya air melibatkan banyak aplikasi ilmu,
apabila berkaitan dengan penanganan secara struktur maka aplikasi ilmu
bidang sipil dan kosntruksi serta bidang mesin dan perencanaan wilayah
berperan penting, sedangkan untuk penanganan secara non struktur maka
aplikasi ilmu bidang sosial masyarakat yang berperan penting
3. Proyek yang sedang dilaksanakan oleh BBWS Ciliwung Cisadane adalah
Proyek Sudetan Kali Ciliwung. Pembangunan sudetan bertujuan untuk
mengurangi banjir dengan mengalirkan air dari Sungai Ciliwung ke Cipinang
IV.2 Saran
1. Permasalahan pembebasan lahan segera dapat diselesaikan supaya
pembangunan sudetan ini dapat selesai tepat pada waktunya
2. Permasalahan yang berkaitan dengan sosial masyarakat seperti
penolakan atau opini negatif publik juga segera diselesaikan agar proyek
ini tidak terhambat dan bisa segera di uji coba kan.
13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
PU. Laporan Proyek Sudetan Kali Ciliwung.
Datin SDA http://sda.pu.go.id/index.php/berita-sda/datin-sda/item/409-uu-
nomor-7-tahun-2004-tentang-sda-sebagai-basis-pengelolaan-sda
(diakses pada 1 Juli 2015)
NN, http://nationalgeographic.co.id ( diakses pada 1 Juli 2015)
Tauladan Tunggul, http://www.satuharapan.com/read-detail/read/pengelolaan-
terpadu-jadi-solusi-masalah-air-di-indonesia ( diakses pada 2 Juli 2015)
Soemarno, http://marno.lecture.ub.ac.id/tag/iwrm/ ( diakses pada 2 Juli 2015)