kpr-jun2006- (5)
-
Upload
lea-afriana -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of kpr-jun2006- (5)
-
7/24/2019 kpr-jun2006- (5)
1/7
Darwis Surbakti
Abdi Suranta Sebayang
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 18 (3) 2006
DEHIDRASI
RISINOLEAT
MENJADI
LINOLEAT
YANG
TERDAPAT
DALAM
MINYAK
JARAK
(RicinuscommunisL.)MENGGUNAKAN
MOLEKULARSHIEVESECARAREFLUKSDALAMBEBERAPA
PELARUT
ORGANIK
Mimpin
Ginting,
Herlince
Sihotang,
Keling
Ginting*)
Abstract
Castrol oil can be isolated by extraction from kernel castrol using somes organic solvent. The isolation of castrol
oil socletation give percentage 49.90 % using 2-propanol as the solvent, 46.00 % using ethanol as the solvent
and 17.00% using n-hexana as the solvent.
Ricinoleic has been found as triglyceride in castrol oil can be dehydrated by refluks using moleculer shieve in
somes organic solvent to result linoleic as triglyceride. The product of dehydrated give rendement 82.58% using
ethanol as the solvent, 68.75% using diethyl eter as the solvent, 80.83% using petroleum eter as the solvent and
81.69% using n-hexana as the solvent. The analysis by iodine value give best product using petroleum eter as the
solvent where before dehydrated is 85 and after dehydrated 120.4.5
The product of methenolysis of castrol oil and dehydratyed castrol oil is analyzed using FT-IR spectroscopy and
GC-MS. Based on the analysis, we get 5-methyl ester fatty acid, which are methyl hexadecanoic 2.88% methyl
9,10-octadecadienoic 7.09% methyl 9-octadecadienoic 10.60%, methyl octadecanoic 2.35%, and methyl 12-
hydroxy 9-octadecadienoic 77.08%. For the dehydrated castrol oil we get 8 methyl ester fatty acid, which are
methyl hexadecanoic 2.99%, methyl 9.10-octadecadienoic 17.58%, methyl9-octadecadienoic 31.28%, methyl
octadecanoic 7.08%, methyl 9,10-octadecadienoic (trans) 13.02%, methyl 9-octadecadienoic (trans) 10.74%,
methyl 12-hydroxy 9-octadecadienoic 10.22% and another fatty acid 7.14%.
Keywords:Castrol oil, Extraction, Ricinoleic, Dehydrated, Refluks, Molecculer shieve, Linoleic
A. PENDAHULUAN
Minyak jarak yang merupakan suatu
trigliserida dapat dibedakan dengan
gliserida lainnya dari viskositas, bilangan
asetil dan kelarutannya dalam alkohol yang
relatif tinggi. Biji jarak mengandung 54%
minyak yang disusun oleh beberapa asam
lemak sebagai gliserida di antaranya asam
risinoleat (7586%), asam oleat (712%),
asam linoleat (3,58%), asam palmitat
(23%), asam stearat (12,5%) (Ketaren,
1986 dan Sujadmaka, 1922).
Asam risinoleat yang merupakan komposisi
terbesar dari minyak jarak adalah asam
lemak yang memiliki keunikan tersendiri,
karena asam lemak ini merupakan turunan
asam oleat yang pada posisi = 7 memiliki
gugus hidroksil serta mengandung ikatan
pada = 9. Dengan demikian memberikan
suatu pemikiran untuk mengubah senyawa
ini ke berbagai bentuk senyawa kimia
lainnya yang diharapkan bermanfaat dalam
bidang kimia oleo. Kandungan asam lemak
essensial yang terdapat dalam minyak
jarak sangat rendah menyebabkan minyak
jarak tidak dapat digunakan sebagai bahan
pangan dan minyak goreng. Sebelum
digunakan untuk berbagai macam
keperluan, minyak jarak perlu diolah terlebih
dahulu untuk dapat meningkatkan nilai
tambah dari minyak jarak. Salah satu
pengolahannya adalah dehidrasi yang
mana hasilnya dimanfaatkan sebagai bahan
baku untuk industri kimia oleo pengganti
linoleat dari minyak kemiri maupun minyak
jagung (Ketaren, 1986).
Dehidrasi risinoleat dalam minyak jarak
telah pernah dilakukan dengan menggunakan
NaHSO4 1% pada suhu 2400C tekanan
5 mmHg di mana dapat dihasilkan asam
linoleat terkonyugasi dan asam linoleat non
konyugasi (Rumamurthi, dkk., 1998). Asam
linoleat merupakan asam lemak tak jenuh
(PUFA) yang merupakan asam-asam yang
diperlukan bagi berlangsungnya pertumbuhan
18
-
7/24/2019 kpr-jun2006- (5)
2/7
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 18 (3) 2006
normal semua jaringan dan ditemukan
dalam lipid pembangun struktur sel (Murray,
dkk., 1992; Kaban, dan Daniel, 2005).
Asam lemak essensial = 6 yaitu linoleat
berperan dalam kesehatan yang telahdibuktikan dari beberapa hasil penelitian, di
antaranya dapat mencegah beberapa
penyakit kronis (Winarno, 1993). Molekular
Shieve adalah bahan pengering pelarut
organik di mana sejumlah kecil air dapat
memasuki pori-porinya dan terikat kuat
pada bagian yang polar dalam molekular
shieve (Portfield, 1993). Molekular shive ini
mempunyai kemampuan absorbsi yang
tinggi pada temperatur tertentu dan
tersusun oleh kompleks unsur Al dan Si
yang merupakan suatu asam lewis
sehingga merupakan suatu katalis dalam
reaksi dehidrasi terhadap alkohol sekunder
untuk dapat menghasilkan suatu ikatan
hidrokarbon tidak jenuh (Thio, 1957). Dari
uraian di atas, mengingat kandungan asam
lemak essensial dalam minyak jarak sangat
rendah, peneliti tertarik untuk meningkatkan
asam lemak essensial (linoleat) dan
melakukan penelitian dengan judul
Dehidrasi risinoleat menjadi linoleat yang
terdapat dalam minyak jarak menggunakan
molekular shieve secara refluks dalam
beberapa pelarut organik. Apakah
risinoleat yang terdapat dalam minyak jarak
dapat didehidrasi menjadi linoleat
menggunakan molekular shieve dalam
berbagai pelarut organik secara refluks
menggunakan alat modifikasi Claisen?
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
meningkatkan nilai tambah dari minyak
jarak dalam industri kimia oleo sebagai
edible oil, sehingga dapat memberikaninformasi di mana sebelumnya tidak dapat
digunakan sebagai edible oil tetapi setelah
didehidrasi diharapkan dapat digunakan
karena risinoleat telah didehidrasi menjadi
asam lemak essensial yaitu linoleat.
B. METODE PENELITIAN
Bahan-BahanBahan kimia yang digunakan dalampenelitian ini antara lain: metanol, benzena,asam sulfat, N-hexana, natrium sulfat
anhydrous, peteroleum eter, dietil eter,kalium iodida, amilum, wijs solution, karbontetra klorida, kalium bikromat, natriumtiosulfat, natrium hidroksida, asam asetatanhidrit, kalium hidroksida, dan asamklorida adalah berderajat p.a buatan E.Merck sedangkan biji jarak diperoleh daritanaman jarak yang tumbuh di daerahBerastagi Kabupaten Karo dan molekularshieve yang digunakan mempunyaidiameter 4,10A yang umum digunakansebagai bahan pengering pelarut organik.
Alat-AlatPeralatan untuk melakukan ekstraksi, reaksidehidrasi, metanolisis terbuat dari alat gelas
yang dirancang sendiri sesuai dengankebutuhan, penguapan pelarut digunakanrotarievaporator, sedangkan untuk analisisspektroskopi FT-IR dan GC-MS dilakukan diLaboratorium Kimia Organik UniversitasGadjah Mada Yogyakarta.
Prosedur Penelitiana. Isolasi Minyak Jarak dari B iji JarakBiji jarak pertama sekali dipisahkan daricangkangnya kemudian dikeringkan dandihaluskan. Serbuk biji halus kemudian
diekstraksi secara sokletasi denganbeberapa jenis pelarut organik. Ekstrakyang diperoleh kemudian dikeringkandengan Na2SO4 anhidrous untukmenghilangkan adanya air. Setelah disaringdengan kertas saring whatman filtrat hasilsaringan diuapkan dengan rotarievaporatorsehingga diperoleh minyak jarak sebagairesidu.
b. Dehidrasi Risinoleat Menjadi Linoleatyang Terdapat dalam Minyak Jarak
Sebanyak 46,6 g minyak jarak dimasukkanke dalam leher dua yang dilengkapi stirrer,penangas minyak, kolom fraksinasisepanjang 90 cm, pendingin bola dancorong pisah serta tabung CaCl2anhidrous.Kemudian ditambahkan pelarut organik dansebanyak 2,0 g molekul shieve yang telahdiaktifkan. Selanjutnya direfluks pada suhupelarut selama lebih kurang 24 jam. Hasilrefluks didinginkan dan ditambahkan dietileter. Kelebihan air dihilangkan denganpenambahan Na
2SO
4 anhidrous lalu
disaring dan filtrat yang diperoleh diuapkan
19
-
7/24/2019 kpr-jun2006- (5)
3/7
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 18 (3) 2006
dengan rotarievaporator. Residu dari hasilpenguapan dianalisis harga bilangan Iodin,bilangan asam, bilangan penyabunan,bilangan hidroksil, asam lemak bebas sertakomposisi jenis asam lemaknya.
c. Analisis Hasil DehidrasiPenentuan Komposisi Asam LemakMinyak Jarak TerdehidrasiSebanyak 10 ml sampel dimasukkan kedalam labu leher dua yang dilengkapidengan stirrer dan ditambahkan sebanyak40 ml metanol. Campuran dalam keadaandingin sambil diaduk ditetesi sebanyak2 ml H2SO4 pekat secara perlahan danditambahkan benzena sebanyak 40 ml.Selanjutnya direfluks selama 5 jam. Hasilreaksi diuapkan melalui rotarievaporator,kemudian residu dilarutkan dalamn-heksana. Ekstrak dicuci berturut-turutdengan larutan encer NaHCO3 dankemudian dengan aquadest yangselanjutnya dikeringkan dengan Na2SO4anhidrous. Dilakukan penguapan melaluirotarievaporator dan residu dari hasilpenguapan dianalisis dengan spektroskopiFT-IR yang diikuti analisis GC-MS.
Penentuan Bilangan IodinPenetuan bilangan iodin dilakukan secaratitrasi iodometri menggunakan pereaksiWijs serta larutan penitrasi Na2S3O3 danindikator larutan kanji (AOCS. Cd 125).
Penentuan Bilangan AsamPenentuan bilangan asam dilakukan secaratitrasi acidi alkalimetri menggunakanlarutan KOH dan indicator fenolfetalein(AOCS. Cd 3a65).
Penentuan Bilangan Penyabunan
Ditentukan secara titrasi asidialkalimetridengan larutan HCl dan indikator larutanfenolpthalein (AOCS.Cd 325).
Penentuan Bilangan HidroksilDitentukan berdasarkan harga bilanganpenyabunan sebelum dan sesudahdiasetilasi (AOCS. Cd 1360).
Penentuan Asam Lemak BebasSebanyak 10 g minyak hasil dehidrasiditimbang dengan teliti dalam erlenmeyer
250 ml, ditambahkan 50 ml isopropanol
netral. Lalu dititrasi dengan larutan NaOH0,1 N dengan menggunakan indikatorfenolfetalein hingga warna merah jambu.
Kadar asam lemak bebas (ALB) =
%100x)g(sampleBerat
BMxNxV
di mana:V = Volume NaOH yang dipakai untuk
titrasiN = Normalitas larutan NaOH yang
digunakanBM = Berat molekul asam lemak
penyusun minyak.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari sebanyak 1000 g biji jarak diperolehkernel (daging biji) sebanyak 700 g. Hasilektraksi minyak jarak diperoleh denganmenggunakan pelarut 2-propanol (49,9%),etanol (46,00%) dan n-heksana (17%).Dalam hal ini menggunakan pelarut2-propanol diperoleh kandungan minyakterbanyak, disebabkan karena 2-propanolmerupakan alkohol sekunder, di manarisinoleat yang terdapat dalam minyak jarakjuga digolongkan ke dalam kelompok
alkohol sekunder. 2-Propanol dapatmengekstraksi minyak biji jarak lebihbanyak dibandingkan dengan etanol yangmerupakan alkohol primer dan n-heksanmerupakan hidrokarbon yang non-polarsedangkan risinoleat pada minyak jarakkarena memiliki hidroksil memiliki sifat yangsedikit lebih polar.
Hasil dehidrasi risinoleat pada minyak jarakmenjadi linoleat menggunakan molekular
shieve dalam beberapa pelarut organikdiperoleh dengan menggunakan pelarutetanol (82,58%), dietileter (68,75%),petroleum eter (80,83%) dan n-heksana(81,69%). Selanjutnya hasil analisis sifatkimia dari minyak jarak terhidrasi diperolehhasil seperti pada Tabel 1.
Dehidrasi terhadap minyak jarak denganmenggunakan molekular shieve dalambeberapa pelarut organik secara refluksmenggunakan alat modifikasi Claisen
ternyata terbaik dijumpai menggunakan
20
-
7/24/2019 kpr-jun2006- (5)
4/7
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 18 (3) 2006
21
pelarut petroleum eter dengan bilanganbilangan iodin sebesar 120,45 yang manasebelumnya minyak jarak sebesar 85. Halini disebabkan karena air yang terlepas darihasil dehidrasi segera membentukcampuran azeotrop dengan pelarutpetroleum eter yang tekanan uapnya lebihbesar sehingga dapat diikat oleh pelaruttersebut di bawah titik didih air. PelarutN-heksan memiliki tekanan uap yang lebihrendah sehingga hasilnya di bawah darihasil dehidrasi menggunakan petroleumeter. Sedangkan pelarut etanol memiliki titikdidih langsung membentuk campuranhomogen dengan air sehingga prosesdehidrasi terhambat dan untuk pelarut dietil
eter yang memiliki titik didih terendah,pelarut ini kemungkinan telah menguapsebelum terjadi dehidrasi.
Molekul shieve yang digunakan dalampenelitian ini adalah tipe 40A dengan rumusNa12(Al12Si12O48). Molekular shieve inidengan segera dapat menyerap air.
Na12(Al12Si12O48) + xH2O Na12(Al12Si12O48)xH2O
Selanjutnya karena penyusun kompleksdari molekul shieve adalah Al dan Si yangmerupakan alam lewis (Elektrofil, E+),dalam proses dehidrasi terhadap gugushidroksil sekunder pada risinoleat yangsecara hipotesis mekanismenyadiperkirakan seperti pada Gambar 1.
Hasil analisis spektroskopi FT-IR untukmetil ester asam lemak minyak jarakterdehidrasi memberikan spektrum denganpuncak-puncak serapan pada daerah
bilangan gelombang 3448 cm-1menunjukkan adanya gugus OH, diperkuatpada daerah bilangan gelombang 1245 cm-1, pada 2927 dan 2586 cm-1 menunjukkanadanya serapan C-H sp3 streaching padaCH2 dan CH3 dan diperkuat denganserapan pada daerah bilangan gelombang1363 cm-1 merupakan C-H sp3 bendingsimetri dan 1458 cm-1 merupakan C-H sp3simetri. Adanya serapan pada daerahbilangan gelombang 1741 cm-1menunjukkan gugus C=O untuk ester,diperkuat pada daerah bilangan gelombang1172 cm-1menunjukkan adanya gugus C-C(=O) ester dan pada 1120 cm-1adanya C-O-C. Pada daerah bilangan gelombang
1654 cm-1
merupakan serapan yang lemahuntuk C=C olefin, didukung oleh bilangangelombang 3006 cm-1serta pada daerahbilangan gelombang 725 cm-1menunjukkanpuncak vibrasi rocking (CH2)n untuk n lebihbesar 4.
Hasil analisa GC-MS terhadap metil esterasam lemak minyak jarak dan minyak jarakterdehidrasi merupakan suatu campuranasam lemak jenuh dan tak jenuh sepertipada Tabel 2. Hasil analisis GC-MS
menunjukkan bahwa sebelum dehidrasidijumpai sebanyak 5 jenis asam lemak daripenyusun trigrliserida dari minyak jarak dansesudah terdehidrasi dijumpai 8 jenissenyawa. Hasil dehidrasi menunjukkanbahwa penurunan risinoleat terjadisebanyak 66,78% dan penambahan linoleatsebanyak 33,51% sedangkan penambahanoleat = 31,42%.
Tabel 1. Hasil Analisis Kimia Minyak Jarak TerdehidrasiNo Pelarut BilanganIodin
BilanganAsam
Asam LemakBebas (ALB)
BilanganHidroksi
BilanganPenyabunan
1 Etanol 103,46 3.8 0,18 23 182
2 Dietil-eter 86,6 3.5 0.17 28 179
3 Peroleum Eter 120.45 4.1 0.20 19 187
4 n-Hekasan 110.98 3.9 0,194 21 184
-
7/24/2019 kpr-jun2006- (5)
5/7
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 18 (3) 2006
Tabel 2. Hasil GC-MS Metil Ester Asam Lemak Minyak Jarak Sebelum dan Sesudah Dehidrasi
No Nama Rumus Kandungan (%)
Sebelum dehidrasi Sesudah dehidrasi
1 Metil palmitat, C17
H34
O2 2.88 2.99
2 Unknown 7.14
3 Metil linoleat (cis) C19H34O2 7.09 17.58
4 Metil Oleat ,(cis) C19H36O2 10.60 31.28
5 Metil Stearat, C19H38O2 2.35 7.09
6 Metil linoleat ,(trans) C19H34O2 13.02
7 Metil oleat,(trans) C19H36O2 10.74
8 Metil risinoleat C19H36O2 77,08 10.22
Gambar 1. Mekanisme Dehidrasi Risinoleat Menjadi Linoleat pada Minyak Jarak
Analisis spektroskopi MS dari metil
risinoleat yang diperoleh dari hasilesterifikasi minyak jarak dan hasil dehidrasiminyak jarak, memberikan puncak ionmolekul pada m/z 312 yang merupakanmassa rumus dari metil risinoleat (lampiran1), sedangkan puncak pada m/z 269menunjukkan massa ion molekulCH2(CH2)2CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3
+
dihasilkan dari pelepasan radikal C3H7,puncak ion molekul pada m/z 255, 241 dan227 dan merupakan massa dari ion
CH2(CH2)
CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+
.
CH2CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+,dan
CHOHCH2CH=CH(CH2)7COOCH3+,
dihasilklan dari pelepasan radikal, .CH2,puncak pada ion molekul m/z 157merupakan massa ion, (CH2)7COOCH3
+,dihasilkan dari pelepasan radikal C4H6Oyang merupakan karakteristik alkohol rantaipanjang, puncak ion molekul pada m/z 143dan 115 merupakan massa ion(CH2)6COOCH3
+ dan (CH2)4COOCH3+
dihasilkan dari pelepasan radikal .CH2 dan
22
-
7/24/2019 kpr-jun2006- (5)
6/7
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 18 (3) 2006
.C2H4, puncak pada m/z=101 merupakanmassa ion (CH2)3COOCH3
+ dihasilkan daripelepasan radikal CH2, puncak pada ionmolekul m/z 88 merupakan massa ionCH
3CH
2COOCH
3
+
dihasilkan dari
pelepasan .CH yang merupakankarakteristik senyawa hidrokarbon tidakjenuh, puncak pada ion molekul m/z 57merupakan massa ion CH3CH2C=O
+dihasilkan dari pelepasan radikal .OCH3,puncak pada ion molekul m/z 43merupakan massa ion CH3C=O+ dihasilkandari radikal CH2.
Hasil analisis GC-MS terhadap metil linoleathasil dehidrasi dari risinoleat pada minyak
jarak memberikan spektrum MS denganpuncak ion molekul pada m/z = 294merupakan massa rumus dari metil linoleat(Lampiran 2). Puncak-puncak selanjutnyadiikuti pada m/z 262 yang merupakanmassa ion CH3(CH2)4CH=CH2CH=CH(CH2)6CH=C=O+ dihasilkan dari pelepasanCH3OH yang merupakan karakteristiksenyawa metil ester. Puncak-puncak padam/z 220 merupakan massa dari ionCH3(CH2)4CH=CH2CH=CH(CH2)6CH=CH2
+., dihasilkan dari
pelepasan radikal CH2C=O. Puncak padam/z 178 merupakan massa ionCH3(CH2)4CH=CH2CH=CHCH2CH=CH2
+.dihasilkan dari pelepasan radikal C3H6.Puncak m/z 164 merupakan massa ionCH3(CH2)4CH=CH2CH=CHCH=CH2
+.,dihasilkan dari pelepasan CH2, puncak m/z123 merupakan massa ion CH3(CH2)4CH=CHCH=CH+, dihasilkan dari pelepasanradikal C2H3 yang merupakan ciri khashidrokarbon tidak jenuh. Puncak pada m/z109, 95, 61, dan 67 merupakan massa dari
ion CH3(CH2)4CH=CHCH=CH+,CH3(CH2)3CH= CHCH=CH
+,CH3(CH2)2CH=CHCH=CH
+,CH3CH2CH=CHCH=CH
+, dihasilkan daripelepasan CH2. Yang merupakankarakteristik senyawa hidrokarbon tidakjenuh, puncak pada m/z 41 merupakanmassa dari ion CH2CH=CH2
+..
D. KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukandapat disimpulkan:1. Hasil ekstraksi minyak jarak secara
sokletasi terhadap biji jarak dari tigajenis pelarut yang digunakan yakni 2-propanol, etanol, dan N-heksanamemberikan hasil yang terbaik adalahmenggunakan pelarut 2-propanol.
2. Dehidrasi risinoleat pada minyak jarakmenjadi linoleat terhadap minyak jarakmenggunakan molekular shieve secararefluks menggunakan pelarut petroleumeter, N-heksana, etanol, dan dietil eter
memberikan hasil yang terbaik adalahmenggunakan pelarut petroleum eter.3. Berdasarkan hasil analisis spektroskopi
FT-IR dan GC-MS menunjukkan bahwadehidrasi minyak jarak terjadipenurunan risinoleat dari 77,08%menjadi 10,22% sedangkan kenaikanlinoleat terjadi perubahan dari 7,09%sebelum dehidrasi menjadi 30,60%sesudah dehidrasi yang terdiri daricampuran cis sebesar 17,58% dan transsebesar 13,02%.
Saran1. Perlu dibandingkan dehidrasi risinoleat
menjadi linoleat yang terdapat dalamminyak jarak menggunakan dehidratorlain seperti H2SO4(p), H3PO4, danalumina.
2. Adanya asam lemak trans yangterdapat pada hasil dehidrasi,disarankan lebih baik digunakan
sebagai bahan industri kimia oleo danapabila digunakan sebagai bahanpangan perlu dilakukan pemisahanterlebih dahulu.
23
-
7/24/2019 kpr-jun2006- (5)
7/7
Mimpin Ginting,
Herlince Sihotang, Keling Ginting
Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 18 (3) 2006
24
E. DAFTAR PUSTAKA
___ , (1989), Official Methods AndRecommended Practices Of TheAmerican Oil Chemits Society(AOCS) , 4th edition Vol.1,Commercial Fats and Oils.
Rumamurthi, S., Monahar, V. and Mani, V.V. S., (1998), Characterization ofFatty Acid Isomers in DehydratedCastrol Oil and GC-MS Techniques,JAOCS Vol. 75: 1297.
Prtifield, W. W., (1993), Inorganic Chemistry,Seconnd Edition, Academic Press,Inc., Sandiego: 165.
Christie, W. W., (1982), Lipid Analysis-Isolation, Separation, Indentificationand Structural Analysis Of Lipid, 2ndedition, Pergaman Press Ltd., Oxford,England: 73.
Silverstein, (1981), PenyelidikanSpektrometrik Senyawa Oranik, Edisike-4, Erlangga Jakarta.
Sujadmaka, (1992),. Prospek PasarBudidaya Jarak, Edisi 1, PT. PenebarSwadaya, Jakarta: 120.
Jhon, M. D., (1980), Principles of FoodChemistry, Van Nostrad ReinholdCo., New York: 38. Thio, P. A., (1977), Molecular Shieve for
Selective Adsorption, Second
Edition, The British Drug Houses Ltd.,England, 10, 21.
Kaban, J. dan Daniel, (2005), Sintesis n-6
Etil Ester Asam Lemak dari BeberapaMinyak Ikan Air Tawar, KomunikasiPenelitian , Vol. 17(2): 1420. Winarno, (1993), Pangan Gizi, Teknologi
dan Konsumen,Edisi I, Penerbit PT.Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Ketaren, S., (1986), Pengantar TeknologiLemak dan Minyak Pangan, Cetakan1, Penerbit UI-Press, Jakarta: 264268.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Spektrum MS Metil Risinoleat
Lampiran 2. Spektrum MS Metil Linoleat dari Minyak Jarak Terdehidrasi