KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

37
Tes Kompatibilitas dan Pemeriksaan Laboratorium Pada Reaksi Transfusi Efrida 19 Maret 2015

description

dr. Efrida

Transcript of KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Page 1: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Tes Kompatibilitas dan Pemeriksaan Laboratorium

Pada Reaksi Transfusi

Efrida 19 Maret 2015

Page 2: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

WHO : Blood is R E D

R

E

D

are

expensive

angerous

Page 3: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Transfusi Darah• Penggunaan darah atau komponen darah →

pengobatan dan pencegahan gejala penyakit• Diberikan bila ada indikasi dan evaluasi

keadaan klinis (umur, derajat anemia, dll)• Konsensus NIH (National Institute of Health):

Transfusi bila Ht < 21% atau Hb≤7g/dL (muda, fungsi jantung dan paru bagus)

Page 4: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Transfusi darah banyak digunakan sejak ditemukan:

- antigen golongan darah- Metode penentuan golongan darah- Tes kesesuaian darah donor terhadap resipienKonsep terapi komponen darah meningkat:- Seiring perkembangan pengawet darah- Sistem kantong biokompatibel- Perkembangan uji saring utk mencegah

transmisi penyakit (infeksi)

Page 5: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Faktor-faktor yg perlu dipertimbangkan:- Umur penderita- Keadaan umum, tanda-tanda vital- Etiologi dan derajat anemia- Kecepatan/onset anemia- Perkiraan banyak kehilangan darah- Derajat beratnya penyakit jantung/paru- Jenis pengobatan lainnya

Page 6: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Perlu pertimbangan:- Keuntungan yang didapat dibandingkan

dengan risiko transfusi Penularan infeksi Reaksi transfusi sensitisasi

Page 7: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Pemeriksaan laboratorium untuk Persiapan Transfusi

GETTING THE RIGHT BLOOD TO THE RIGHT PATIENT AT

THE RIGHT TIME

Page 8: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Tes Kompatibilitas• Rangkaian pemeriksaan/prosedur yang

dilakukan sebelum darah diberikan untuk memastikan bahwa unit darah donor cocok (kompatibel) dengan resipien

• Walaupun darah donor memiliki gol darah ABO dan Rh yang sama dengan resipien, dapat terjadi inkompatibilitas kr antibodi non-ABO dan non Rh seperti anti-Kell, anti-Duffy, anti-Kidd (delayed hemolytic transfusion reaction)

Page 9: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Tes KompatibilitasTujuan:1.Unit darah donor cocok dg resipien2.Tidak ada reaksi pada pasien3.Eritrosit donor mencapai usia maksimum setelah

diberikanMeliputi: Prosedur preserologis, serologis, dan

pasca serologis1.Prosedur preserologis

- pengumpulan spesimen, misal pelabelan- meneliti catatan medis pasien

Page 10: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

2. Pemeriksaan serologis (gol darah ABO & Rh, skrining antibodi, cross match)

- golongan darah ABO dan Rhgolongan ABO penting kr selalu ada antibodi natural dalam serum resipiengol Rh penting kr antigen D imunodominan

- skrining antibodi deteksi antibodi yg secara klinis bermakna yg bereaksi pada suhu 370C, dapat menghancurkan eritrosit donor (misal Ab Rh, Duffy, Kell, Kidd).

Page 11: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Pemeriksaan serologis…..

3 fase pemeriksaan pada skrining antibodi:- immediate spin- inkubasi 370C- fase antiglobulin

Jika terdeteksi deteksi antibodi tsb dengan berbagai jenis antigen eritrosit yang sdh dityping (panel identifikasi)

Misal: anti-K +, maka harus diberikan darah tanpa antigen K

Page 12: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Pemeriksaan serologis….

- Cross match/reaksi (uji) silangmemastikan tidak ada antibodi pada darah resipien yg akan bereaksi dg darah donor bila ditransfusikan dan sebaliknya.

3. prosedur pasca serologis- pelabelan unit darah yg tepat- pemberian unit darah yg tepat

Page 13: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Crossmatch (uji silang)Terdiri atas: crossmatch mayor dan minorTujuan:• Memastikan kompatibilitas ABO antara darah

donor dengan resipien• Mendeteksi adanya reaksi antara antibodi

dalam plasma pasien dengan antigen pada darah donor yang tidak terdeteksi dalam skrining/typing (antigen irreguler)

Page 14: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Crossmatch mayor: uji antara serum resipien dengan eritrosit

donor utk mengetahui ada tidaknya antibodi dalam

serum resipien yg dpt merusak eritrosit donorCrossmatch minor:

• uji eritrosit resipien dengan serum donor• utk mengetahui ada tidaknya antibodi dalam

serum donor yg dpt merusak eritrosit resipienGol darah ABO dan Rhesus resipien dengan donor harus sama

Page 15: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Crossmatch dilakukan melalui 3 tahap:1.Tahap 1: fase suhu kamar (Immediate spin)2.tahap 2: fase inkubasi 370C3.Antiglobulin (tes Coomb)Bila skrining antibodi belum lengkap dilakukan atau

bila dalam serum terdapat antibodi yang bermakna secara klinisseluruh fase dilakukan

Bila sebelumnya telah dilakukan skrining antibodi dan tidak ditemukan antibodifase antiglobulin tidak dilakukan (immediate spin saja untuk memastikan kompatibilitas ABO)

Page 16: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Cross match

• Dalam keadaan darurat, jika hasil pemeriksaan tahap 1 tdk ada aglutinasi atau hemolisis, darah dpt ditransfusikan kpd pasien sementara pemeriksaan tahap 2 dan 3 dilakukan

• Bila reaksi silang selanjutnya tdk cocok, dokter yg merawat segera diberitahukan dan transfusi segera dihentikan

Page 17: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

- Crossmatch yang kompatibel tidak menjamin bebas reaksi transfusi

- Sebagian besar mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi transfusi akut akibat antibodi ABO dan mencegah reaksi yang disebabkan antibodi non-ABO terhadap eritrosit resipien

- Crossmatch tidak mencegah terjadinya delayed hemolytic transfusion reaction.

Page 18: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

ABO incompatible:- Terbanyak karena kesalahan prosedur

persiapan transfusi darah, paling sering adalah kesalahan pemberian label pada contoh darah pasien yang akan diuji gol darah dan uji silang, kesalahan mencocokkan unit transfusi yang seharusnya diberikan kepada pasien

- Kesalahan prosedur (proses uji silang)

Page 19: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Uji Saring Terhadap InfeksiTujuan : memastikan supaya darah yang tersedia sedapat

mungkin bebas dari infeksi

Penyebab : HIV, Hepatitis B dan C, Malaria, AIDS, dan Sifilis (berbeda di tiap negara: penyebab infeksi terbanyak dan dana)

Metode pemeriksaan :• ELISA• Aglutinasi partikel• Uji cepat (imunokromatografi)• Deteksi asam nukleat (NAT=nucleic acid test)

Page 20: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Istilah untuk penilaian uji saring:• Positif/negatif → digunakan setelah hasil awal

dikonfirmasi dengan satu/lebih pengujian • Reaktif/non reaktif → digunakan bila hasil

awal belum dikonfirmasi• Samar-samar → hasil meragukan

(positif/negatif ?)

Page 21: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Terhadap donor:- Anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk

mengetahui riwayat infeksi, keluhan dan gejala penyakit

- Uji saring secara laboratoris untuk memastikan bahwa darah donor tersebut tidak mengandung agen penyebab infeksi

Page 22: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Uji saring terhadap infeksi- Hepatitis virus B dan C: hati-hati window

period- Malaria: parasit malaria dalam darah

donor/karier tetap hidup dalam penyimpanan 4oC sampai 7 hari

- Preventif: seleksi donor berdasarkan anamnesis yang teliti

- Sifilis: Treponema pallidum bertahan hidup dalam darah suhu 4oC atau plasma -20oC selama 48-72 jam

Page 23: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Uji saring terhadap infeksi

HIV/AIDSPencegahan:

• seleksi donor dengan seksama (pengguna narkoba, sex bebas (homo/hetero seksual)

• tes penyaring HIV (bisa deteksi dini)

Page 24: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Komplikasi Transfusi

Kejadian yg timbul selama /setelah dan memang ada hubungannya dg transfusi yg diberikan meliputi:

1.Reaksi transfusi cepat (timbul selama transfusi sampai 48 jam sesudahnya). Reaksi ini tdd: panas, alergi, hemolitik, bakteriemia/sepsis

2.Reaksi transfusi lambat (>48 jam setelah transfusi)

Page 25: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Komplikasi transfusi

3. Circulatory overload4. Transmisi infeksi

- hepatitis pasca transfusi- malaria- sifilis- HIV/AIDS

Page 26: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium pada Reaksi Transfusi

1. Reaksi Transfusi:- Reaksi Transfusi Hemolitik- Reaksi Transfusi Non hemolitik2. Transimisi Infeksi3. dll: Hipokalsemia dan toksisitas sitrat

Page 27: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Reaksi Transfusi Hemolitik• Terjadi lisis eritrosit donor oleh antibodi dalam

plasma resipien• Etio: - Inkompatibilitas ABO atau Rh

- Penanganan unit darah yang tdk baik (misal:pemanasan > suhu tubuh) - Tercampur cairan infus/transfusi

bersamaan dg lar. Hipotonik) - Kontaminasi oleh agen infeksi/bakterilisis - tetesan cepat dg jarum infus yg kecillisis

Lab: Ulang uji kompatibilitas ABO dan Rh terhadap darah donor dan resipien

Page 28: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Reaksi transfusi hemolitik

Reaksi transfusi hemolitik lambat:• Reaksi antibodi dg antigen minor/irreguler eritrosit

donor

• Harus dicurigai bila:- Tjd penurunan Hb yang tidak dapat dijelaskan- ikterik, gagal ginjal dan perub. Biokimiawi- Tes antiglobulin langsung (direct antiglobulin test) (+) atau ditemukan alloantibodi pada sampel darah resipien

Page 29: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Reaksi Transfusi Non-Hemolitik

• Tidak menyebabkan kerusakan eritrosit• Reaksi Antibodi plasma resipien dengan

antigen yg berasal dari komposisi darah donor (leukosit/plasma protein)

• Sering pada pasien dengan multiple transfusion

• Manifestasi: urtikaria, reaksi febris, serum sickness, oedem paru dan anafilaksis

Page 30: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Transmisi Infeksi• HIV, Hepatitis B&C, malaria, sifilis, CMV• Lab: uji saring terhadap infeksi

Hipokalsemia dan toksisitas sitratLab: - Kalsium <0,8 mmol/L

- Alkalosis (pH >7,45) - Bikarbonat plasma meningkat

Page 31: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Trombositopenia• sering terjadi pada transfusi tukar• Menggunakan darah simpan• Lab:↓ jumlah trombosit (50-70%) dari sebelumnya

→ kegagalan hemostasis dan DIC

Page 32: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Contoh DarahContoh Darah

• Dalam spuitDalam spuit• Minimal 2 ml/ kantong darahMinimal 2 ml/ kantong darah• Identitas pasien (lengkap) ditempel Identitas pasien (lengkap) ditempel

pada spuit tsbpada spuit tsb• Berlaku 24 jam Berlaku 24 jam setelah 24 jam setelah 24 jam

harus dikirim contoh darah yg baru.harus dikirim contoh darah yg baru.

Page 33: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Formulir Permintaan DarahFormulir Permintaan Darah

Diisi lengkapDiisi lengkap Ditanda-tangani Ditanda-tangani

oleh dokter yang oleh dokter yang merawat pasien merawat pasien berkekuatan berkekuatan hukumhukum

Page 34: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

LABORATORY EXAMINATION ON DIFFICULTY WHILE / AFTER

TRANSFUSION AND THE MEASURE TO HANDLE IT

1. LABLE & ETIQUTTE Comparison yes/not be

mistaken ?

2. SAMPLE :

- After transfusion of patient’s blood

- Before transfusion of patient’s erythrocyte & serum

- Blood residue in bottle

- First 24 hours urine after the reaction of transfusion

Page 35: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

2. SEROLOGIC TEST :

- Blood grouping test again (ABO & Rh)

- Patient’s blood grouping test before and after (ABO & Rh)

- Compatibility test of donor’s erythrocyte & patient’s serum

before and after transfusion

3. BIOCHEMISTRY TEST :

- After transfusion serum : • free Hb

• Bilirubine

- After transfusion urine : • Free Hb

• Bilirubine

4. BACTERIOLOGIC TEST :

- Donor’s blood bottle

- Blood residue bacteriologic test

Page 36: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Bakteriemia

• kontaminasi bakteri yg mampu hidup pd suhu 40C (E. coli, Proteus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia)

• Endotoksin kuman• Darah keruh, plasma abu-abu/coklat

kehitaman, gumpalan kecil• Diagnosis pasti: biakan darah penderita dan sisa

darah dlm kantung positif dg kuman yg sama>

Page 37: KP 2.2.6.4 Crossmatch Dan p.laboratorium

Sekian dan terima kasih