KONTUSIO

20
KONTUSIO KELOMPOK 5 : NUR AZIZAH C12112255 LULUIL MAKNUN C12112256 NURUL HIKMAH MUFIDAH C12112257 RENI HANDAYANI C12112258 ABDUL HALIM C12112259 FENTY APRILIANAH. H C12112260 SYAHRAENI ABDULLAH C12112261 INTAN TRYANA C12112262 HARSIAH RIZKY C12112263 REIFEN SAHELANGI C12112264 YULIANTI M. YUNUS C12112265 DEVI ISMAYANTI. I. L C12112266 RUSNAYANTI C12112267

description

fil

Transcript of KONTUSIO

Page 1: KONTUSIO

KONTUSIO

KELOMPOK 5 :

NUR AZIZAH C12112255LULUIL MAKNUN C12112256NURUL HIKMAH MUFIDAH C12112257RENI HANDAYANI C12112258ABDUL HALIM C12112259FENTY APRILIANAH. H C12112260SYAHRAENI ABDULLAH C12112261INTAN TRYANA C12112262HARSIAH RIZKY C12112263REIFEN SAHELANGI C12112264YULIANTI M. YUNUS C12112265DEVI ISMAYANTI. I. L C12112266RUSNAYANTI C12112267

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2014

Page 2: KONTUSIO

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan,

rahmat, dan hidayah sehingga Makalah Sistem Muskuloskeletal ini dapat kami selesaikan

tepat pada waktunya.

Selain itu, laporan ini dapat pula terselesaikan dengan baik karena adanya kesadaran

akan pentingnya materi ini bagi kehidupan serta dengan adanya bantuan dari berbagai pihak

terutama teman-teman dalam kelompok kami sendiri, dimana makalah ini diperoleh dari

berbagai referensi.

Tak lupa pula kami haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

terlibat dalam penyelesaian makalah baik yang terlibat langsung maupun yang tidak

langsung.

Meskipun kami telah mengusahakan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

makalah ini, tetapi kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam

makalah ini. Untuk itu kami memohon maaf jika dalam penyelesaian makalah ini masih

terdapat kesalahan-kesalahan baik yang penulis sadari maupun yang tidak disadari.

Saran dan kritik kami harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang telah membacanya. Amin.

Makassar, 14 Maret 2014

Penyusun

Page 3: KONTUSIO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah satu

sebab. Penyebab utama adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga, dan rumah tangga.

Trauma musculoskeletal biasanya menyebabkan disfungsi struktur pada bagian yang

dilindungi atau disangganya. Gangguan yang paling sering terjadi akibat trauma

musculoskeletal adalah kontusio, strain, sprain, dislokasi, dan sublukasi, serta fraktur.

Trauma yang dialami seseorang akan menyebabkan masalah-masalah sebagai berikut.

1. Biaya yang besar untuk mengembalikkan fungsi setelah mengalami trauma.

2. Risiko kematian yang tinggi.

3. Produktivitas menurun akibat banyak kehilangan waktu bekerja

4. Kecacatan sementara dan permanen

Kontusio ialah merupakan istilah yang digunakan untuk cedera jaringan lunak akibat

kekerasan atau trauma tumpul yang langsung mengenai jaringan, seperti pukulan, tendangan

atau jatuh. Pembuluh darah kecil banyak yang terputus sehingga menimbulkan perdarahan

ke jaringan lunak dengan manifestasi adanya ekimosi dan memar sehingga darah dan cairan

seluler merembes ke jaringan sekitarnya tanpa ada kerusakan kulit. Hematoma dapat terjadi

apabila perdarahan cukup banyak sehingga menimbulkan penimbunan darah. Kontusio yang

disebabkan oleh cedera akan sembuh  dengan sendirinya tanpa pengobatan.

A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian kontusio ?

2. Bagaimana etiologi kontusio ?

Page 4: KONTUSIO

3. Bagaimana patofisiologi kontusio ?

4. Bagaimana manifestasi klinis kontusio ?

5. Bagaimana pemeriksaan penunjang/diagnostik kontusio ?

6. Bagaimana komplikasi kontusio ?

7. Mengetahui proses keperawatan kontusio ?

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian kontusio

2. Mengetahui etiologi konntusio

3. Mengetahui patofisiologi kontusio

4. Mengetahui manifestasi klinis kontusio

5. Mengetahui pemeriksaan penunjang/diagnostik kontusio

6. Mengetahui komplikasi kontusio

7. Mengetahui proses keperawatan kontusio

Page 5: KONTUSIO

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah satu

sebab. Penyebab utama adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga, dan rumah tangga.

Trauma musculoskeletal biasanya menyebabkan disfungsi struktur pada bagian yang

dilindungi atau disangganya. Gangguan yang paling sering terjadi akibat trauma

musculoskeletal adalah kontusio, strain, sprain, dislokasi, dan sublukasi, serta fraktur.

Kontusio ialah merupakan istilah yang digunakan untuk cedera jaringan lunak akibat

kekerasan atau trauma tumpul yang langsung mengenai jaringan, seperti pukulan, tendangan

atau jatuh. Pembuluh darah kecil banyak yang

terputus sehingga menimbulkan perdarahan ke

jaringan lunak dengan manifestasi adanya

ekimosi dan memar sehingga darah dan cairan

seluler merembes ke jaringan sekitarnya tanpa

Page 6: KONTUSIO

ada kerusakan kulit. Hematoma dapat terjadi apabila perdarahan cukup banyak sehingga

menimbulkan penimbunan darah.

B. Etiologi

Kontusio dapat terjadi akibat :

Kecelakaan lalu lintas, industry, olahraga, dan rumah tangga

Pukulan

Tendangan

Jatuh

C. Patofisiologi

Kontusio terjadi akibat perdarahan di bawah jaringan kulit, tanpa ada kerusakan kulit.

Kontusio dapat juga terjadi dimana pembuluh darah lebih rentan rusak dibandingkan orang

lain. Saat pembuluh darah pecah maka darah akan keluar ke jaringan lalu menggumpal

menjadi kontusio atau biru. Faktor tua usia juga bisa membuat darah mudah menggumpal.

Semakin tua, fungsi pembuluh darah juga ikut menurun. Endapan sel darah pada jaringan

mengalami fagositosis dan didaur ulang oleh makrofag. Warna biru atau ungu pada kontusio

terjadi akibat konversi hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut akan dikonversi menjadi

hemosiderin yg berwarna kecoklatan. Tubuh harus mempertahankan agar darah tetap

berbantuk cairan dan tetap mengalir dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh

kondisi pembuluh darah, jumlah dan kondisi sel darah trombosit, serta mekanisme

pembekuan darah yang harus baik. Penggumpalan darah atau pendarahan akan terjadi bila

fungsi dari ketiga hal tersebut terganggu.

C. Manifestasi Klinis

Page 7: KONTUSIO

Tanda dan gejala yang dapat diakibatkan dari kontusio yaitu :

1) Ekimosis/memar yaitu pendarahan pada daerah injury

2) Hematoma

3) Nyeri

4) Bengkak

5) Perubahan warna

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :

1) CT SCAN

2) RONTGEN (mendeteksi lokasi/luas)

3) MRI

4) ARTERIOGRAM

5) Pemeriksaan darah lengkap dan kreatinin

E. Penatalaksanaan

Penanganan kontusio dengan cara meninggikan bagian yang sakit, pemberian

kompres dingin dan pemasangan balut tekan. Istirahat akan mencegah cidera tambahan dan

mempercepat penyembuhan. Peninggian akan mengontrol pembengkakan. Kompres dingin

basah atau kering diberikan secara intermiten 20-30 menit selama 24-48 jam pertama setera

cedera dapat menyebabkan vasokontriksi, yang akan menguranggi perdarahan, edema dan

ketidak nyamanan. Harus diperhatikan jangan sampai terjadi kerusakan kulit dan jaringan

akibat suhu dingin yang berlebihan. Balut tekan elastis dapat mengontrol perdarahan,

mengurangi edema, dan menyokongjaringan yang cidera. Status neurovaskuler ekstremitas

yang cedera dipantau sesering mungkin.

Page 8: KONTUSIO

F. Komplikasi

1) Syok

2) Hipertermi

3) Osteomyelitis

G. Asuhan Keperawatan

1. Diagnosa :

Nyeri akut berhubungan dengan cedera jaringan lunak

DO :

1. Posisi untuk menghindari nyeri

2. Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga sampai kaku)

3. Respon autonomik : diaforesis perubahan tekanan darah, pernapasan atau nadi dan

dilatasi pupil

4. Perubahan selera makan

5. Perilaku distraksi, misalnya mondar-mandir

6. Perilaku ekspresif : gelisah, merintih, menangis,kewaspadaan berlebihan,peka

terhadap rangsang, dan menghela napas panjang

7. Fokus menyempit

8. Berfokus pada diri sendiri

9. Gangguan tidur

DS:

Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat

Tujuan :

Page 9: KONTUSIO

Pengendalian nyeri : nyeri berkurang,hilang atau teratasi dalam waktu 2 x 24 jam

Kriteria hasil :

Secara subjektif klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi

Melaporkan tidur yang baik

Tidak mengalami gangguan dalam frekuensi pernapasan,nadi dan tekanan darah

Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai keamanan

Tidak gelisah

Skala nyeri 0-1 atau teratasi

2. Intervensi :

Intervensi Rasional

MANDIRI

Kaji tingkat nyeri

Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor

pencetus.

Jelaskan dan bantu klien terkait dengan

tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan

Nyeri merupakan respon subjektif yang dapat

dikaji dengan menggunakan skala. Klien

melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat

cedera.

Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan,

ketegangan, suhu, distensi kandung kemih,

dan berbaring lama.

Pendekatan dengan menggunakan relaksasi

dan nonfarmakologi lainnya menunjukkan

Page 10: KONTUSIO

noninvasif.

Ajarkan relaksasi:

Teknik-teknik mengurangi ketegangan otot

rangka yang dapat mengurangi intensitas

nyeri dan meningkatkan relaksasi masase.

Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.

Berikan kesempatan waktu istirahat bila

terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman,

misalnya waktu tidur, belakang tubuh klien

dipasang bantal kecil.

Observasi tingkat nyeri dan respons motorik

klien 30 menit setelah pemberian obat

analgesik untuk mengkaji efektivitasnya serta

1-2 jam setelah tindakan perawatan.

KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

analgesik.

keefektifan dalam mengurangi nyeri.

Relaksasi dapat melancarkan peredaran darah

sehingga kebutuhan O2 pada jaringan

terpenuhi dan mengurangi nyeri.

Mengalihkan perhatian terhadap nyeri ke hal-

hal yang menyenangkan.

Istirahat merelaksasi semua jaringan

sehingga akan meningkatkan kenyamanan.

Pengkajian yang optimal akan memberikan

data yang objektif kepada perawat untuk

mencegah kemungkinan komplikasi dan

melakukan intervensi yang tepat.

Analgesik memblok lintasan nyeri sehingga

nyeri akan berkurang.

Page 11: KONTUSIO

2. hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, gangguan musculoskeletal.

Data Objektif :

Penurunan waktu reaksi

Kesulitan membolak-balikan tubuh

Dispnea saat beraktivitas

Melambatnya pergerakan

Ketidakstabilan postur tubuh

Perubahan cara berjalan

Data Subjektif : -

Tujuan :

Memperlihatkan mobilitas dan pergerakan sendi yang adekuat ditandai dengan :

1. Mempertahankan fungsi posisi

2. Bergerak dengan mudah

3. Mempertahankan/meningkatan fungsi dari kompensasi bagian tubuh

4. Mendomentrasikan teknik yang memungkinkan melakukan aktivitas

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya

peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur

fungsi motorik

Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam

melakukan aktivitas

Page 12: KONTUSIO

Ubah posisi setiap dua jam

Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif

pada ekstremitas yang tidak sakit

Lakukan gerak pasif pada ekstremitas yang

sakit

Inspeksi kulit bagian distal setiap hari. Pantau

kulit dan membrane mukosa untuk

mengetahui adanya iritasi, kemerahan, atau

lecet-lecet

Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk

melatih fisik klien

Mengurangi risiko iskemia jaringan akibat

sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang

tertekan

Gerakan aktif memberikan massa tonus, dan

kekuatan oto, serta memperbaiki fungsi

jsntung dan pernapasan.

Otot volunter akan kehilangan tonus dan

kekuatannya bila tidak dilatih untuk bergerak

Deteksi dini adanya gangguan sirkulasi,

hilangnya sensasi, risiko tinggi kerusakan

integritas kulit, dan kemungkinan komplikasi

imobilisasi

Kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat

ditingkatkan dengan latihan fisik yang

diberikan oleh tim fsioterapi

3. Evaluasi

Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah nyeri teratasi dan terpenuhinya

pergerakan/mobilitas fisik.

Page 13: KONTUSIO

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kontusio ialah cedera jaringan lunak akibat kekerasan tumpul (pukulan,

tendangan atau jatuh). Pembuluh darah kecil banyak yang terputus sehingga

menimbulkan perdarahan ke jaringan lunak sehingga darah dan cairan seluler

merembes ke jaringan sekitarnya lalu menggumpal menjadi kontusio atau biru.

(ekimosis, memar). Faktor tua usia juga bisa membuat darah mudah menggumpal.

Semakin tua, fungsi pembuluh darah juga ikut menurun. Gejala lokal, seperi nyeri,

bengkak. Dan perubahan warna, biasanya dapat mudah dikontrol dengan

pemberian kompres dingin. Gejala-gejala tersebut akan hilang setelah satu sampai

dua minggu.

B. Saran

Diharapkan perawat dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam

pemberian asuhan keperawatan sehari-hari sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Page 14: KONTUSIO

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3. EGC :

Jakarta

Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. EGC : Jakarta

Nanda Internasional. (2012). Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.

EGC : Jakarta