Kinetika-Kimia
description
Transcript of Kinetika-Kimia
1
2
DISUSUN OLEH:
1. Nur Amalina 110331420559 (Offering C/2011)
2. Riki Widiantika 110331420554 (Offering C/2011)
3. Susi Inawati 110331420558 (Offering C/2011)
4. Muchammad Darus 120331420986 (Offering C/2012)
5. Sisilia Daris Imansari 120331420925 (Offering C/2012)
6. Efi Aprillia 120331420949 (Offering C/2012)
7. Khusnul Maulida 120331420973 (Offering C/2012)
HANDOUT KINETIKA KIMIA
S1 PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
NOPEMBER 2014
3
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
Setelah mempelajari BAB ini diharapkan anda dapat
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
1.1. Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju
reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif)
dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai
wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.6 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia.
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan
menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.6 Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk
menjelaskan reaksi kimia.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
RINGKASAN A. Konsep Laju B. Orde Reaksi C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi D. Teori Tumbukan
KI
KD
SADARKAH KAMU?
Dalam kehidupan sehari-
hari, kita menginginkan
segala sesuatu cepat
terselesaikan. Segala cara
dilakukan untuk membuat
aktivitas berlangsung lebih
cepat, contohnya membuat
sambal zaman sekarang
memakai blender, jadi tidak
susah-susah menggerus.
Masih banyak lagi kegiatan-
kegiatan yang bisa
dipercepat dengan suatu
cara, termasuk hal-hal yang
akan kita pelajari di BAB ini.
4
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan konsep laju dengan benar.
2. Siswa dapat membedakan penggolongan laju dan menjelaskannya yaitu
laju rata-rata, laju sesaat, dan laju awal dengan tepat.
3. Siswa dapat menjelaskan dan menuliskan ungkapan laju secara benar.
4. Siswa dapat menentukan orde suatu reaksi dengan tepat.
5. Siswa dapat menuliskan persamaan laju reaksi secara umum dengan
benar.
6. Siswa menjelaskan pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi yaitu konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis dengan benar.
7. Siswa dapat menjelaskan teori tumbukan dan membedakan anatara
tumbukan efektif dan tidak efektif dengan benar.
8. Siswa dapat menjelaskan pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dengan menggunakan teori tumbukan dengan benar.
Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi
3. 6 Memahami teori tumbukan
(tabrakan) untuk menjelaskan
reaksi kimia.
1. Menjelaskan teori tumbukan
yang dapat diterapkan dalam
pembentukan reaksi kimia
2. Memahami grafik laju reaksi
melalui persamaan reaksi laju
reaksi yang dinyatakan dalam
rumus 𝑣 =∆[𝐴]
∆𝑡
3. Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
berdasarkan teori tumbukan
3.7 Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan
menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil
percobaan.
1. Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yang
diterapkan dalam industri
2. Menganalisis data hasil
percobaan untuk menentukan
orde reaksi dan persamaan laju
reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
3. Menjelaskan hubungkan faktor
katalis dengan pengaruh katalis
yang ada dalam industri
4. Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
(konsentrasi, luas permukaan,
suhu, dan katalis) melalui data
hasil percobaan
TP
IK INDIKATOR KOMPETENSI
5
4.6 Menyajikan hasil pemahaman
terhadap teori tumbukan
(tabrakan) untuk menjelaskan
reaksi kimia.
1. Menyajikan hasil pemahaman
terhadap teori tumbukan untuk
menjelaskan reaksi kimia
2. Membuat grafik laju reaksi
melalui persamaan reaksi laju
reaksi yang dinyatakan dalam
rumus 𝑣 =∆[𝐴]
∆𝑡
3. Menuliskan reaksi kimia yang
menjelaskan laju reaksi
4.7 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan
hasil percobaan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
dan orde reaksi
1. Merancang percobaan mengenai
faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju reaksi
dengan tepat
2. Melakukan percobaan mengenai
faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju reaksi
secara prosedural
3. Menyimpulkan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
berdasarkan hasil percobaan
4. Menghitung orde reaksi melalu
hasil percobaan yang telah
dilakukan
5. Membuat grafik tentang
pengaruh faktor–faktor tertentu
(suhu, luas permukaan,
konsentrasi, dan katalis)
terhadap laju reaksi berdasarkan
hasil percobaan yang dilakukan.
6
PETA KONSEP
LAJU REAKSI
KONSEP LAJU
Definisi
Penggolongan
Laju Rata-Rata
Laju Awal
Laju Sesaat
Ungkapan Laju
GRAFIK DATA
PERCOBAAN
Orde Reaksi
Orde Nol
Orde Satu
Orde Dua
Persamaan Laju Reaksi Umum
Persamaan Arrhenius
TEORI TUMBUKAN
Definisi Penggolongan
Tumbukan Tidak Efektif
Tumbukan Efektif
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Laju Reaksi
Suhu
Katalis
Konsentrasi
Luas Permukaaan
didasari dijelaskan melalui dapat dijelaskan melalui
meliputi meliputi
dapat menjelaskan
meliputi
Hubungannya dengan suhu
meliputi
dapat menjelaskan
meliputi
dapat menjelaskan
7
Konsep Laju
Gambar A.I Perkaratan Besi
Sumber: Google images
Gambar A.II Tablet Evervesence
dilarutkan dalam air
Sumber: Google images Laju
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali terjadi reaksi kimia,
beberapa contohnya seperti pada gambar di samping.
Berdasarkan contoh di samping, proses reaksi kimia perkaratan besi berlangsung
lambat yaitu memerlukan waktu beberapa tahun, sedangkan proses reaksi tablet
evervesence dalam air berjalan dengan cepat yaitu hanya memerlukan waktu
beberapa menit. Mengapa demikian?
Nah, hal itu dapat terjadi karena setiap reaksi kimia mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda untuk dapat bereaksi, yang selanjutnya kita kenal
dengan laju reaksi.
Apa itu laju reaksi secara lebih mendalam? Ayo simak dengan baik paparan
materi di bawah ini!
Perhatikan Gambar A.1.I di bawah ini!
Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan, semakin
bertambahnya waktu partikel berwarna hitam semakin berkurang sedangkan
partikel berwarna merah semakin bertambah. Jumlah partikel yang terlibat
dalam reaksi ditunjukkan dengan konsentrasi yang biasanya digunakan satuan
M (Molaritas) yaitu 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Perhatikan Gambar A.1.II pada halaman selanjutnya. Jika partikel yang
berwarna hitam merupakan reaktan yang dimisalkan A, sedangkan partikel yang
berwarna merah merupakan produk yang dimisalkan B, maka dihasilkan grafik
yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi reaktan dan produk terhadap
waktu di bawah ini!
KATA KUNCI
Konsentrasi, Waktu
Reaktan, Produk,
Reaksi kimia adalah proses perubahan reaktan menjadi produk sehingga
dapat menghasilkan zat baru atau terjadi perubahan.
A.1
Waktu
Gambar A.1.I Jumlah Partikel vs Waktu Sumber: Bahan Ajar Kimia Fisika II
Jumlah Partikel
8
Klasifikasi Laju
Berdasarkan grafik di atas,
Laju dalam suatu reaksi dibagi menjadi 3 macam yaitu sabagai berikut,
1. Laju Rata-Rata
Jika gas Brom direaksikan dengan gas Nitrogen monoksida akan
menghasilkan suatu produk dengan persamaan reaksi sebagai berikut
Br2 (𝑔) + 2NO (𝑔) → 2NOBr (𝑔)
Setelah reaksi selesai, diperoleh data dan grafik sebagai berikut!
Tabel A.2.1.I Waktu (t) dan Konsentrasi [Br2]
Waktu (t) (seconds) [𝐁𝐫𝟐] (M)
0.0 0.0120
50.0 0.0101
100.0 0.00846
150.0 0.00710
200.0 0.00596
250.0 0.00500
300.0 0.00420
350.0 0.00353
400.0 0.00296
KATA KUNCI
Laju rata-rata
Laju Reaksi adalah berkurangnya konsentrasi reaktan atau bertambahnya
konsentrasi produk tiap satuan waktu.
A.2
Gambar A.1.II Grafik konsentrasi Reaktan dan Produk terhadap Waktu
Sumber: Bahan Ajar Kimia Fisika II
9
Berdasarkan tabel dan grafik di atas diperoleh persamaan laju rata-rata [Br2]
yaitu sebagai berikut:
Sehingga dapat disimpulkan bahwa laju rata-rata adalah selisis konsentrasi
akhir dikurangi konsentrasi awal per waktu akhir dikurangi waktu awal
atau secara umum perubahan konsentrasi tiap satuan waktu.
2. Laju Awal
Di dalam suatu percobaan reaksi peruraian dengan persamaan,
2NOBr (𝑔) → Br2 (𝑔) + 2NO (𝑔) diperoleh data sebagai berikut.
Tabel A.2.2.I Konsentrasi [NOBr] awal dan Laju reaksi awal
Percoabaan ke Konsentrasi NOBr
awal (𝐦𝐨𝐥. 𝐋−𝟏) Laju reaksi awal
(𝐦𝐨𝐥. 𝐋−𝟏. 𝐬−𝟏)
1 0,150 0,50
2 0,450 4,50
3 0,675 10,1
Berdasarkan data hasil percobaan di atas, laju pada percobaan 1, 2, dan 3
disebut dengan laju awal.
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = −∆[𝐵𝑟2]
∆𝑡= −
[𝐵𝑟2]𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − [𝐵𝑟2]𝑎𝑤𝑎𝑙𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙
Laju awal adalah laju dimulainya suatu reaksi bukan saat t = 0 tetapi bisa
saja dimulai dari 0.
Gambar A.2.1.I Grafik Perubahan Konsentrasi Br2 terhadap waktu, Sumber: Bahan Ajar Kimia Fisika II
Tanda minus (-) pada
rumus di samping
menandakan berkurang
konsentrasi reaktan.
10
Ungkapan Laju
3. Laju Sesaat
Dalam suatu percobaan diperoleh grafik Konsentrasi [𝐵𝑟2] terhadap Waktu
(t) berikut ini.
Berdasarkan grafik di atas yang dimaksud dengan
Dalam ilmu fisika kecepatan dinyatakan dengan v yang merupakan
besaran yang memiliki arah, sedangkan laju reaksi merupakan besaran yang
tidak memiliki arah sehingga dinyatakan dengan r.
Bila zat A bereaksi menghasilkan zat B menurut reaksi 𝐴 → 𝐵 sehingga
diperoleh tabel hasil percobaan berikut ini.
Tabel A.3.I Waktu (t) dan Konsentrasi Zat A (Reaktan) dan
Zat B (Produk)
Waktu (t)
(seconds)
Konsentrasi Zat A
(Reaktan) [M]
Konsentrasi Zat B
(Produk) [M]
t = 0 s [A]0 -
t = 5 s [A]5 [B]5
Berdasarkan data di atas, ungkapan laju untuk reaktan A dan produk B sebagai
berikut.
𝒓𝑨 = −([𝑨]𝟓−[𝑨]𝟎
𝒕𝟓−𝒕𝟎) 𝒓𝑩 =
[𝑩]𝟓−𝟎
𝒕𝟓−𝒕𝟎
= −∆[𝑨]
∆𝒕 =
∆[𝑩]
∆𝒕
Laju Sesaat
Laju Sesaat adalah laju saat t = tertentu yaitu pada grafik diatas t = 100.
A.3
Gambar A.2.3.I Grafik Perubahan Konsentrasi Br2 terhadap waktu, Sumber: Bahan Ajar Kimia Fisika II
Seorang pengemudi
berkendara dengan
kecepatan 40 mil/jam; kita
menggambarkan kecepatan
atau kelajuan rata-ratanya
40 mil/jam. Tapi tidak
berarti pengemudi tersebut
mengendarai mobilnya
dengan kecepatan yang
konstan (stabil/tetap). Dia
mungkin berhenti sebentar
pada lampu merah, mengisi
bahan bakar, kadang-
kadang mengemudi dengan
cepat dan/atau lambat.
Kelajuan sesaatnya (Laju
ketika dia sedang
berkendara seketika) sering
tidak tetap/ berubah-rubah.
11
Jadi untuk reaktan dan produk memiliki ungkapan laju masing-masing.
Perhatikan ungkapan laju dari persamaan reaksi di bawah ini:
2𝐴 → 𝐵
Pada saat reaksi berlangsung, 2 molekul A menjadi 1 molekul B.
Ungkapan laju reaksinya adalah
Laju reaksi = −12 𝛥[𝐴]
𝛥𝑡 =
1
1 𝛥[𝐵]
𝛥𝑡
Soal dan Pembahasan
1. Apabila suatu reaksi kimia berlangsung dari t = 0 sampi t = 5 sekon
dinyatakan sebagai berikut, 2NOBr (g) → 2NO (g) + Br2 (g). Bagaimana
ungkapan laju reaksinya?
Jawab:
Pada saat reaksi berlangsung 2 molekul gas NOBr berubah menjadi 2
molekul gas NO dan 1 molekul gas Br2 maka ungkapan laju reaksinya
adalah
Laju reaksi = - 1
2 𝛥[𝑁𝑂𝐵𝑟]
𝛥𝑡 = +
1
2 𝛥[𝑁𝑂]
𝛥𝑡 ×
1
1
𝛥[𝐵𝑟2]
𝛥𝑡
2. Dalam suatu praktikum kimia, seorang praktikan memasukkan 8 gram zat
A (Ar = 65) ke dalam tabung reaksi yang berisi 200 mL larutan HCl 2 M.
Setelah reaksi berlangsung selama 2 menit, zat A tersisa sebanyak 1,5
gram. Berapakah laju pengurangan zat A?
Jawab:
Massa zat A saat bereaksi = 8 gram – 1,5 gram = 6,5 gram
Mol zat A = massa zat A saat bereaksi
Massa molar zat A
= 6,5 gram
65 gram/mol
= 0,1 mol
sehingga,
Molaritas zat A = mol zat A
volume total =
0,1 mol
0,2 L = 0,5 mol.L-1 = 0,5 M
Jadi, rA = ∆[𝐴]
∆t=
0,5M
120 s= 4,2 x 10−3 M. s−1
KATA KUNCI
Ungkapan Laju
12
Orde Reaksi
Persamaan Reaksi
Ayo Berlatih
1. Bagaimana ungkapan laju reaksi pengurangan dan pembentukannya dari
reaksi N2(g) + 3H2(g) → 2NH3 (g)
2. Bagaimana ungkapan laju reaksi pengurangan dan pembentukannya dari
reaksi Br2(g) + 2NO(g) 2NOBr (g)
Perhatikan grafik Konsentrasi [𝐵𝑟2] terhadap Waktu (t) di bawah ini!
3. Berdasarkan gambar di atas tentukan berapakah laju rata-ratanya!
4. Berdasarkan gambar di atas tentukanlah laju sesaat pada t = 200 s!
5. Berdasarkan gambar di atas berapakah kecepatannya saat t = 250 s!
Seorang ahli matematika dari Norwegia yang bernama Cato Gulberg
dan saudaranya seorang ahli kimia bernama Peter Waage, pada tahun 1805
mengemukakan kebenaran hukum laju reaksi yang menyatakan bahwa laju
reaksi sama dengan hasil kali konsentrasi pereaksi-pereaksi dan tetapan laju
reaksi. Hukum tersebut dikenal dengan hukum aksi massa.
Secara umum pada reaksi:
𝑥𝐴 + 𝑦𝐵 → 𝑝𝐶 + 𝑞𝐷
KATA KUNCI
Persamaan Reaksi,
Persamaan Laju,
Hukum aksi massa.
B.1
Persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai
𝑟 = 𝑘[𝐴]𝑚. [𝐵]𝑛
[A] dan [B] adalah Konsentrasi reaktan A dan B; m adalah orde reaksi
terhadap A; n adalah orde reaksi terhadap B; k adalah tetapan laju reaksi; r
adalah laju reaksi.
13
Makna Orde Reaksi
Berdasarkan persamaan laju reaksi, kita dapat mengetahui bahwa laju
reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi dan waktu. Setiap laju reaksi
memiliki nilai k tertentu yang bergantung pada sifat pereaksi. Semakin besar
nilai k, semakin cepat reaksi berlangsung. Sebaliknya, reaksi berlangsung lambat
jika nilai k kecil. Nilai k dipengaruhi oleh temperatur dan tidak akan berubah
jika temperatur tidak berubah. Harga tetapan laju reaksi ini selalu merupakan
bilangan positif. Satuan k berbeda-beda sesuai dengan orde reaksinya. Satuan
laju reaksi bersifat tetap, sedangkan satuan orde reaksi dapat berubah. Oleh
karena itu, satuan k harus disesuaikan dengan orde reaksi.
Contoh:
Diketahui reaksi berikut: 𝑃 + 𝑄 → 𝑅
Berdasarkan reaksi di atas, jika konsentrasi zat Q dinaikkan sebesar dua kali,
sedangkan untuk konsentrasi zat P tetap, maka laju reaksi menjadi dua kali.
Jika untuk konsentrasi zat Q yang tetap dan konsentrasi P dinaikkan dua kali
diperoleh laju reaksi sebesar empat kali. Dengan kata lain, laju reaksi
sebanding dengan konsentrasi zat P pangkat 2 dan konsentrasi zat Q pangkat
1. Laju reaksi ini dapat dituliskan sebagai berikut: r = k [P]2.[Q]
Orde reaksi merupakan bilangan pangkat dari konsentrasi zat pereaksi
pada persamaan laju reaksi. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, nol,
atau pecahan. Pada umumnya orde reaksi merupakan bilangan bulat positif. Nilai
orde reaksi tidak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang bereaksi. Orde
total suatu reaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi setiap zat yang
bereaksi. Jenis-jenis orde reaksi, persamaan laju reaksi, dan grafik orde reaksi
dari suatu persamaan reaksi diperlihatkan sebagai berikut.
1. Reaksi Orde Nol
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju
reaksi tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya
seberapapun peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi
besarnya laju reaksi.
Bila suatu reaksi 𝐴 → 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘, maka persamaan laju reaksinya adalah
KATA KUNCI
Orde Reaksi, Orde
Nol, Orde Satu, dan
Orde Dua
B.2
𝑟 = 𝑘[𝐴]0
14
Misal 1: [𝐴] = 0.01 𝑀 maka 𝑟 = 𝑘 . [0,01]0 dan 𝑟 = 𝑘 . 1
Misal 2: [𝐴] = 0.05 𝑀 maka 𝑟 = 𝑘 . [0,05]0 dan 𝑟 = 𝑘 . 1
Sehingga berapapun harga [A] maka laju reaksi (r) selalu mempunyai harga
yang sama.
Secara grafik, reaksi orde nol dapat dilihat pada Gambar B.2.1.I di samping.
2. Reaksi Orde 1
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu apabila besarnya
laju reaksi berbanding lurus dengan besaranya konsentrasi pereaksi. Artinya
jika konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan
meningkat 2 kali semula juga.
Bila suatu reaksi 𝐴 → 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘, maka persamaan laju reaksinya adalah
Misalkan, [𝐴] = 0.01 𝑀 maka 𝑟 = 𝑘 . [0,01]1
Jika [A] dinaikkan dua kali, maka 𝑟 = 𝑘 . [2 × 0,01]1, sehingga diperoleh
𝑟 = 2𝑘 . 0,01. Jika [A] dinaikkan tiga kali maka diperoleh 𝑟 = 3𝑘 . 0,01.
Dengan demikian, pada reaksi orde satu harga laju reaksi (r) berbanding lurus
dengan konsentrasi zat A.
Secara grafik, reaksi orde satu dapat dilihat pada Gambar B.2.2.I di samping.
3. Reaksi Orde Dua
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde dua apabila besarnya
laju merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya.
Artinya jika konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula maka laju reaksi
akan meningkat (2)2 atau 4 kali semula.
Bila suatu reaksi 𝐴 → 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘, maka persamaan laju reaksinya adalah
Misalkan [𝐴] = 0.01 𝑀 maka 𝑟 = 𝑘 . [0,01]2
Jika [A] dinaikkan dua kali, maka 𝑟 = 𝑘 . [2 × 0,01]2, sehingga diperoleh
𝑟 = 4𝑘 . 10−4. Dengan demikian harga laju reaksi (r) berbanding lurus
dengan konsentrasi zat A.
Secara grafik, reaksi orde dua dapat dilihat pada Gambar B.2.3.I di samping.
𝑟 = 𝑘[𝐴]1
𝑟 = 𝑘[𝐴]2
Gambar B.2.2.I Grafik
Reaksi Orde Satu
Sumber: General Chemistry
Gambar B.2.1.I Grafik
Reaksi Orde Nol
Sumber: General Chemistry
Gambar B.2.3.I Grafik
Reaksi Orde Dua
Sumber: General Chemistry
15
Penentuan Orde dan Persamaan Laju Reaksi
Orde reaksi ditentukan melalui hasil percobaan dan tidak bergantung
pada persamaan stoikiometri.
Soal dan Pembahasan
1. Sebagai contoh, Reaksi gas bromin dengan gas nitrogen oksida sesuai
dengan persamaan berikut: 2NO (g) + Br2 (g) → 2NOBr (g). Berdasarkan
hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut:
No.
Konsentrasi Awal (M) Laju Reaksi Awal
(M/s) [NO] [Br2]
1 0,1 0.05 6
2 0,1 0.1 12
3 0,2 0.05 24
4 0,3 0.05 54
Tentukan!
a. Tentukan orde NO
b. Tentukan orde Br
c. Tentukan orde total
d. Persamaan laju reaksi
Jawab:
Rumus persamaan laju reaksi adalah v = k [NO]m . [Br2]n
a. Orde reaksi terhadap NO, pilih konsentrasi Br2 yang tepat yaitu
percobaan 1 dan 3
r1 = k. [NO]1𝑚. [Br2]1
𝑛
r3 = k. [NO]3𝑚. [Br2]3
𝑛
6 = 𝑘. (0,1)𝑚(0,05)𝑛
24 = 𝑘. (0,2)𝑚(0,05)𝑛
(1
4) = (
1
2)𝑚
𝑚 = 2
b. Orde reaksi terhadap Br2, pilih konsentrasi NO yang tepat yaitu
percobaan 1 dan 2
B.3
16
𝑟1 = k. [NO]1𝑚. [Br2]1
𝑛
𝑟2 = k. [NO]2𝑚. [Br2]2
𝑛
6 = 𝑘. (0,1)𝑚(0,05)𝑛
12 = 𝑘. (0,1)𝑚(0,1)𝑛
(1
2) = (
1
2)𝑛
𝑛 = 1
c. Orde reaksi total adalah (m+n) = (2+ 1) = 3
d. Persamaan laju reaksi adalah r = k. [NO]2.[Br2]
2. Misalkan diperoleh data percobaan untuk reaksi
NO(g) + Cl2(g) →NOCl2(g) diperoleh data sebagai berikut:
Percobaan [NO] (M) [Cl2] (M) r (M/s)
1. 0,1 0,1 4
2. 0,1 0,2 16
3. 0,2 0,1 8
4. 0,3 0,3 ?
Rumusan laju reaksi untuk reaksi tersebut adalah : r = k.[NO]m.[Cl2]n
Orde NO = m
Percobaan 1 dan 3
∆ [NO]m = ∆𝑟
([𝑁𝑂]3
[𝑁𝑂])𝑚
= 𝑟3
𝑟1
(0,2
0,1)𝑚
= 8
4
2m = 2
m = 1
Orde Cl2= n
Percobaan 1 dan 2
∆ [Cl2]n= ∆𝑟
([Cl2]2
[Cl2])𝑛
= 𝑟2
𝑟1
(0,2
0,1)𝑛
= 16
4
2n = 4
n= 2
Maka rumusan laju reaksinya adalah r = k.[NO]1.[Cl2]2. Harga k diperoleh
dengan memasukan salah satu data percobaan.
𝑘 =𝑟
[𝑁𝑂]. [𝐶𝑙2]2=
4
0,1 × 0,12= 4. 103𝑀−2. 𝑠−1
Maka laju reaksi pada percobaan 4 adalah :
r = k.[NO].[Cl2]2
r = 4.103[0,3].[0,3]2
r = 108 M.s-1
17
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Ayo Berlatih
1. Pada reaksi F2(g) + 2ClO2(g) → 2FClO2(g) diperoleh data sebagai
berikut,
[F2](M) [ClO2](M) Laju reaksinya (M/s)
0,10 0,01 1,2 x 10-3
0,10 0,04 4,8 x 10-3
0,20 0,01 2,4 x 10-3
Persamaan laju reaksinya adalah….
(A) r = k [F2][ClO2]
(B) r = k [F2]2[ClO2]
(C) r = k [F2][ClO2]2
(D) r = k [F2]
(E) r = k [ClO2]
2. Dari percobaan pengukuran laju reaksi diperoleh data sebagai berikut,
No [A] [B] Waktu reaksi
1 0,1 0,2 36
2 0,2 0,2 18
3 0,4 0,2 9
4 0,4 0,1 18
5 0,4 0,05 36
Dapat disimpulkan bahwa orde reaksi totalnya adalah….
(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5
3. Laju reaksi dari A (g) + B (g) → C (g) adalah r = k [A] [B]2. Jika volume
yang ditempati gas-gas tersebut diubah menjadi 4 kali volume semula,
maka laju reaksinya dibandingkan semula akan menjadi….
(A) 8 kali
(B) 16 kali
(C) 20 kali
(D) 36 kali
(E) 64 kali
Empat faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi kimia, diantaranya
(1) Konsentrasi, (2) Luas Permukaan, (3) Suhu, dan (4) Katalis. Pemahaman
pada keempat faktor tersebut dapat membantu kita untuk mengendalikan laju
reaksi dengan cara yang menarik. Mempelajari faktor-faktor ini akan
memberikan wawasan penting pada proses reaksi yang berlangsung secara lebih
mendetail. Pengetahuan-pengetahuan ini merupakan dasar dari teori kinetika
SADARKAH KAMU? Sering kita menginginkan
sebuah reaksi
berlangsung dengan cepat
tapi tidak cepat untuk
menjadi berbahaya.
Pengendalian
pembakaran bahan bakar
dalam sebuah mesin
pembakaran internal
adalah salah satu contoh
dari proses tersebut. Di
samping itu, kita juga
ingin beberapa reaksi
berlangsuung lambat
bahkan tak berlangsung,
seperti proses
pembusukan makanan.
18
Konsentrasi Reaktan
kimia. Sekarang kita mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
dan keterkaitannya dengan teori-teori (Teori Tumbukan dan Teori Keadaan
Transisi).
Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi.
Konsentrasi dapat mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel
memungkinkan lebih banyak terjadinya tumbukan, dan itu akan membuka
peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
Perhatikan ilustrasi berikut!
Mana yang lebih mungkin terjadi tabrakan, di jalan lenggang atau dijalanan
padat?
Ilustrasi di atas sama halnya dengan teori tumbukan, dimana banyaknya
partikel memungkinkan lebih banyak terjadi tumbukan. Semakin banyak
tumbukan yang terjadi, maka akan membuka peluang terjadinya tumbukan
efektif yang menghasilkan perubahan (terjadinya reaksi kimia). Hal inilah yang
mendasari bahwa faktor konsentrasi dapat mempengaruhi laju reaksi.
Misal reaksi antara logam Fe dan larutan HCl 1 M (Gambar C.1.III) dan
2 M (Gambar C.1.IV) masing-masing menghasilkan FeCl2 dan H2. Secara
mikroskopik dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.
Perhatikan jumlah partikel pereaksi pada gambar di atas. Dari gambar
tersebut, kemungkinan terjadinya tumbukan yang paling banyak adalah
Gambar C.1.IV (Fe dalam larutan HCl 2M). Jadi dapat kita simpulkan bahwa
C.1
Fe
HCl
Larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi akan memiliki partikel pereaksi
lebih banyak. Sehingga tumbukan antar partikel pereaksi akan makin sering
terjadi. Dengan demikian laju reaksi akan semakin cepat.
Gambar C.1.I Jalan Lenggang
Sumber: Google images
Gambar C.1.II Jalan Padat
Sumber: Google images
Gambar C.1.III
Gambar C.1.IV
19
Luas Permukaan
Perhatikan Gambar C.2.I di samping.
Pada gambar tersebut terdapat gula merah halus dan kasar. Menurut
prediksi kalian , manakah yang dapat cepat larut ketika dilarutkan dalam air?
Apakah gula merah yang halus atau gula merah yang kepingan?
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam
laju reaksi, sebab
Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu
semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk bereaksi. Untuk lebih memahami pernyataan di atas,
perhatikan Gambar C.2.II dan Gambar C.2.III di samping.
Contoh dari pengaruh luas permukaan pada laju rekasi dalam kehidupan
sehari-hari adalah dalam pembuatan kertas, bahan baku pembuat kertas digerus
terlebih dahulu untuk membuat bubur kertas. Agar memperluas pemukaan
bidang sentuh sehingga campuran menjadi homogen dan reaksi berlangsung
sempurna.
Soal dan Pembahasan
1. Dari percobaan reaksi:
CaCO3(s) + 2HCl (aq)→ CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O(g)
Diperoleh data sebagai berikut
No Bentuk CaCO3 Konsentrasi HCl [M] Waktu Suhu
1. 10 gram serbuk 0,2 2 25
2. 10 gram butiran 0,2 6 25
3. 10 gram bongkahan 0,2 5 25
4 10 gram butiran 0,4 4 25
5. 10 gram butiran 0,2 3 25
C.2
semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan
yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin
cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh,
maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi
pun semakin kecil.
Gambar C.2.I Gula Merah
Halus dan Kasar
Sumber: Google images
Gambar C.2.II Luas
Permukaaan zat padat besar.
Sumber: Google images
Gambar C.2.III Luas
Permukaaan zat padat kecil
Sumber: Google images
20
Pada percobaan 1 dan 3 laju reaksi dipengaruhi oleh….
(A) Temperatur
(B) Katalis
(C) Suhu
(D) Luas permukaan
(E) Konsentrasi
Jawab:
Reaksi diatas dipengaruhi Luas permukaan karena di saat bentuk
CaCO3 berupa serbuk waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi hanya 2
sekon.
Ayo Berlatih
1. Data reaksi antara logam seng dengan asam klorida
No Bentuk logam Zn Konsentrasi HCl
1 Granula 0,05 M
2 Lempeng 0,05 M
3 Serbuk 0,05 M
4 Larutan 0,05 M
5 Gas 0,05 M
Reaksi yang berlangsung paling cepat terjadi pada nomor ….
(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5
2. Data reaksi 20 gram logam besi dengan 50 ml larutan HCl sebagai
berikut!
Percobaan Massa/ bentuk logam Fe [HCl] M
Reaksi paling cepat terdapat pada nomor….
(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5
No. Jenis logam Fe Hasil pengamatan
1. 20 gram serbuk Timbul gas
2. 20 gram kepingan Timbul gas
3. 20 gram batangan Timbul gas
4. 40 gram serbuk Timbul gas
5. 40 gram kepingan Timbul gas
21
Suhu
Pernahkah anda membuat air gula? Tentunya pernah bukan?
Bagaimana jika anda memakai air panas dan air dingin untuk melarutkan gula.
Manakah yang lebih cepat larut? Benar sekali gula dengan air panaslah yang
lebih cepat larut.
Pada suhu tinggi, partikel-partikel yang terdapat dalam suatu zat akan
bergerak (bergetar) lebih cepat daripada suhu rendah. Oleh karena itu, apabila
terjadi kenaikan suhu, partikel-partikel akan bergerak lebih cepat, sehingga
energi kinetik partikel meningkat. Semakin tinggi energi kinetik partikel yang
bergerak, jika saling bertabrakan akan menghasilkan energi yang tinggi pula,
sehingga makin besar peluang terjadinya tumbukan yang dapat menghasilkan
reaksi.
Perhatikan Gambar C.3.II di bawah ini!
Jika pada setiap kenaikan suhu sebesar ∆ToC mengakibatkan reaksi
berlangsung n kali lebih cepat, laju reaksi pada T2 (v2) ketika dibandingkan
dengan laju reaksi T1 (v1) adalah
Soal dan Pembahasan
1. Laju suatu reaksi menjadi dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu
10oC. Jika pada suhu 20oC reaksi berlangsung dengan laju reaksi 2 x 10-3
mol/L detik, berapa laju reaksi yang terjadi pada suhu 50oC ?
(A) 1,6 × 10-3 mol/L detik
(B) 2 × 10-3 mol/L detik
(C) 4 × 10-3 mol/L detik
(D) 25 × 10-3 mol/L detik
(E) 10-3 mol/L detik
C.3
v2 = v1 (𝑛)𝑇2 − 𝑇1
∆𝑇
Gambar C.3.I Pelarutan
Gula
Sumber: Google images
Gambar C.3.II Tumbukan Partikel pada Suhu Rendah dan Suhu
Tinggi Sumber: Google images
22
Katalis
Jawab:
r50 = r20 (2)(50−20
10)
= 2 × 10-3 (2)3
= 1,6 × 10-2 mol (A)
2. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, sebab ....
(A) Kenaikan suhu akan mengakibatkan turunnya energi aktivitas
(B) Energi kinetik partikel-partikel yang bereaksi meningkat
(C) Dalam reaksi kimia, suhu berperan seperti katalis
(D) Kenaikan suhu menyebabkan konsentrasi pereaksi meningkat
(E) Menyebabkan frekuensi tumbukan antar partikel semakin tinggi
Ayo Berlatih
1. Pada suhu 30oC dalam waktu 10 menit terjadi reaksi antara 0,1 mol A dan
0,1 mol B membentuk 0,1 mol C. Bila reaksi dilangsungkan pada 100oC,
maka ....
(A) jumlah C yang dihasilkan dalam 10 menit pertama menjadi lebih
sedikit
(B) jumlah zat A yang ada setelah 10 menit pertama berkurang sebanyak
0,1 mol
(C) jumlah A dan B yang berkurang tiap menitnya akan semakin banyak
(D) jumlah mol C yang terbentuk pada akhirnya sama dengan pada suhu
30oC
(E) orde reaksinya menjadi lebih besar daripada yang berlangsung pada
30oC
2. Laju suatu reaksi menjadi dua kali lebih cepat daripada semula jika
suhunya dinaikkan 10oC. Pada suhu 20oC reaksi tersebut berlangsung
selama 120 menit, berapa menit reaksi berlangsung pada suhu 50oC ?
3. Berdasarkan teori tumbukan, jelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi!
Pada pembahasan sebelumya, kita telah mempelajari pengaruh suhu
terhadap Laju Reaksi, bahwa laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya
suhu. Jika reaksi tertentu tidak cukup cepat pada suhu normal, kita dapat
mempercepat lajunya dengan meningkatkan suhu reaksi. Namun demikian,
terkadang upaya ini tidak layak dilakukan. Misalnya, sel makhluk hidup
dirancang untuk beroperasi pada suhu sekitar 37oC. Akan tetapi, banyak reaksi
C.4
23
biokimia dalam tubuh yang akan berlangsung terlalu lambat pada suhu ini bila
tidak ada campur tangan zat lain.
Dalam tubuh kita, berbagai proses biokimia dipercepat oleh katalis
yang disebut enzim (biokatalis). Enzim-enzim ini selalu bekerja secara spesifik;
suatu reaksi hanya dapat dipercepat oleh enzim tertentu, ibarat lubang kunci
dengan anak kuncinya. Enzim membentuk kompleks dengan substrat (zat yang
akan dipercepat reaksinya), lalu kompleks itu terurai menghasilkan zat yang
diinginkan, sedangkan enzim dikembalikan ke bentuknya semula.
Berdasarkan penjelasan singkat di atas,
Nah, sekarang pertanyaannya, bagaimana katalis dapat mempercepat laju reaksi?
Perhatikan gambar di samping!
Pada Gambar C.4.II terlihat seorang anak berjalan melalui jalan yang
menanjak dan pada Gambar C.4.III terlihat mobil melaju melaui jalan yang
sama. Jika yang mengendarai mobil adalah anak yang sama, gambar yang mana
yang menunjukkan jumlah energi minimum (paling kecil) yang harus dipunyai
anak tersebut untuk melalui jalan menanjak tersebut? Jawabannya adalah pada
Gambar C.4.III, karena pada gambar ini anak tersebut mengendarai mobil
sehingga energi yang diperlukan untuk melalui jalan menanjak tersebut tidak
sebanyak bila ia melaluinya dengan berjalan.
Dalam cerita di atas, mobil berperan sebagai katalis yang
mempermudah pengendaranya melalui sebuah jalan yang menanjak dengan cara
menurunkan energi aktifasi anak tersebut. Jadi apa itu Energi Aktifasi?
Katalis adalah suatu zat yang meningkatkan kecepatan suatu reaksi kimia
tanpa dirinya mengalami perubahan kimia yang permanen. Proses ini disebut
Katalisis
Gambar C.4.I Enzim dan Substrat
Sumber: www.google/image.com
Gambar C.4.II Gambaran
Energi Aktifasi Tanpa
Katalis Sumber:
www.youtube/animasi katalis.com
Gambar C.4.III Gambaran
Energi Aktifasi dengan
Katalis Sumber: www.youtube/animasi
katalis.com
24
Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Perhatikan grafik di bawah ini (hubungan antara energy reaksi partikel versus
jalan reaksi untuk kasus reaksi eksotermik)!
Keterangan Gambar:
Ea1: Energi Aktivasi reaksi tanpa katalis (keadaaan transisi atau kompleks
yang mempunyai energi potensial yang tinggi mengakibatkan kecepatan
reaksi yang rendah)
Ea2: Energi Aktivasi reaksi dengan katalis (barrier energy yang lebih rendah
dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis mengakibatkan kecepatan reaksi
yang makin tinggi)
∆Hr: Perubahan Entalphi Reaksi = H reaktan – H produk reaksi
Pengaruh katalis terhadap kenaikan laju reaksi dapat dipahami melalui
reaksi antara A dan B membentuk AB.
𝐴 + 𝐵 ⟶ 𝐴𝐵 (𝐿𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡, 𝐸𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖)
Jika digunakan katalis C, maka reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai
berikut:
A + C ⟶ AC (Cepat, Ea rendah)
AC + B ⟶ ABC (Cepat, Ea rendah)
ABC ⟶ AB + C (Cepat, Ea rendah)
A + B + C ⟶ AB + C (Cepat, Ea rendah)+
KATA KUNCI
Katalis, Energi
Aktivasi
Energi Aktifasi adalah energi minimum yang harus dipunyai zat-zat yang
bereaksi untuk membentuk kompleks teraktifkan atau keadaan transisi
Katalis mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktifasi zat yang
bereaksi.
Gambar C.4.IV Grafik Perbedaan Energi Aktifasi Sumber: dy/igsb/swm/dasar-dasar katalis dan katalisis/2007/hal 3
25
Perhatikan bahwa pada akhir reaksi, katalis C diperoleh kembali tanpa
mengalami perubahan kimia permanen. Reaksi ini umumnya ditulis sebagai:
𝐴 + 𝐵𝒌𝒂𝒕𝒂𝒍𝒊𝒔 𝑪→ 𝐴𝐵
Penurunan energi aktivasi reaksi disebabkan oleh terjadinya
pembentukan alur atau mekanisme reaksi yang berbeda (yakni antara reaksi
tanpa katalis dan reaksi dengan katalis). Bahkan, untuk suatu jenis reaksi yang
sama, alur atau mekanisme reaksi yang terbentuk akibat penggunaan suatu
katalis tertentu akan berbeda dengan alur atau mekanisme reaksi yang terbentuk
akibat penggunaan katalis yang lain. Dengan demikian, katalis hanya bersifat
memberikan alternatif. Berdasarkan teori keadaan-transisi (atau teori kompleks
aktif), katalis mampu menurunkan hambatan energi potensial (potential energy
barrier) yang harus dilalui oleh reaktan-reaktan untuk membentuk produk-
produk reaksi.
Penurunan energi aktivasi reaksi disebabkan oleh terjadinya
pembentukan alur atau mekanisme reaksi yang berbeda (yakni antara reaksi
tanpa katalis dan reaksi dengan katalis). Bahkan, untuk suatu jenis reaksi yang
sama, alur atau mekanisme reaksi yang terbentuk akibat penggunaan suatu
katalis tertentu akan berbeda dengan alur atau mekanisme reaksi yang terbentuk
akibat penggunaan katalis yang lain. Dengan demikian, katalis hanya bersifat
memberikan alternatif. Berdasarkan teori keadaan-transisi (atau teori kompleks
aktif), katalis mampu menurunkan hambatan energi potensial (potential energy
barrier) yang harus dilalui oleh reaktan-reaktan untuk membentuk produk-
produk reaksi.
Terdapat banyak contoh reaksi dengan laju yang ditingkatkan dengan
adanya zat katalitik. Satu contoh ialah reaksi antara asam asetat dan etil alkohol
yang menghasilkan etil asetat, suatu reaksi yang dikatalis oleh asam kuat seperti
H2SO4 dan HCl.
𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 (𝑎𝑞) + 𝐶2𝐻5𝑂𝐻 (𝑎𝑞) ⇄𝐻+
𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐶2𝐻5 (𝑎𝑞) + 𝐻2𝑂 (𝑙)
Tanpa hadirnya katalis, diperlukan waktu berminggu-minggu untuk
menghasilkan etil asetat dengan rendemen maksimal. Dengan hadirnya katalis
asam, rendemen maksimal dicapai dalam beberapa jam. Katalis tidak menambah
banyaknya etil asetat yang dapat diperoleh pada kesetimbangan karena laju
reaksi maju dan reaksi balik ditingkatkan sama banyak.
Lalu, bagaimana sebenarnya katalis dapat menurunkan Ea reaksi?
26
Untuk lebih jelasnya, simak contoh pembuatan ammonia (NH3) pada proses
Haber-Bosch berikut.
Tahap 1 Tahap 2
Partikel-partikel pereaksi N2 dan
H2 bergerak menuju permukaan
Katalis
Partikel-partikel pereaksi N2 dan H2
teradsorpsi pada permukan katalis
(situs aktif). Yang dimaksud adsorpsi
adalah difusi dari fase gas ke padat.
Akibatnya, ikatan antar atom dari
partikel N2 dan H2 melemah, sehingga
energi yang diperlukan untuk memutus
ikatan (Ea) berkurang.
Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5
Partikel N2 dan H2
saling berdekatan
membentuk kompleks
teraktifasi.
Partikel-partikel
produk reaksi NH3
terbentuk
Partikel-partikel NH3
meninggalkan permukaan
katalis menuju fase gas.
Hal ini disebut desorpsi,
yakni difusi dari fase pada
ke gas.
Gambar C.4.V Mekanisme kerja katalis pada pembuatan ammonia dengan proses Haber-Bosch
27
Penggolongan Katalis
28
Soal dan Pembahasan
1. Kerja katalis dalam mempercepat reaksi sebegai berikut, kecuali….
(A) turut serta dalam tahap-tahap reaksi
(B) membuat jalan alternatif agar energi pengaktifan menjadi rendah
(C) mengadsorpsi pereaksi gas dan reaksi terjadi pada permukaannya
(D) pada akhir reaksi, katalis tidak diregenerasi kembali
(E) adsorpsi pereaksi, reaksi pada permukaan katalis heterogen, desorpsi
hasil reaksi
Kunci jawaban : (D)
Pembahasan : Katalis ikut serta dalam tahapan reaksi dan akan
diperoleh lagi pada akhir reaksi
2. Dalam suatu pabrik, proses pembuatan SO3 menggunakan suatu katalis
yaitu Vanadium pentaoksida menurut reaksi:
SO2(𝑔) + O2(𝑔) ⇌ 2SO3(𝑔)
Fungsi katalis dalam reaksi tersebut adalah ….
(A) meningkatkan hasil reaksi
(B) meningkatan jumlah tumbukan partikel-partikel pereaksi
(C) menurunkan energi aktifasi
(D) meningkatkan energi kinetik pereaksi
(E) memperluas permukaan pereaksi
Kunci jawaban : (C)
Pembahasan : Dalam suatu reaksi, katalis ikut bereaksi dengan dengan
pereaksi. Katalis menurunkan energi aktifasi yang harus
dicapai sehingga reaksi berjalan dengan lebih cepat dan
ada lagi saat reaksi selesai.
29
Ayo Berlatih
1. Diagram energi untuk suatu reaksi tanpa katalis ditunjukkan oleh grafik di
samping. Reaksi tersebut diulang dengan menggunakan katalis. Apa
pengeruh adanya katalis dalam reaksi tersebut terhadap nilai Ea dan ∆H?
Ea ∆H
(A) Tidak berubah Menurun
(B) Menurun Tidak berubah
(C) Menurun Menurun
(D) Meningkat Menurun
(E) Meningkat Meningkat
2. Dalam penguraian H2O2, pengaruh MnO2 adalah ….
(A) membentuk lebih banyak ion hidrogen dan gas oksigen
(B) menambah kepekaan hydrogen peroksida
(C) menambah jumlah tumbukan antar partikel
(D) menurunkan energi pengaktifan
(E) mengubah nilai ∆H
3. Berikut yang merupakan katalis homogen, kecuali ….
(A) katalis Fe dalam proses pembuatan Amonia
(B) katalis NO (g) dalam pembuatan gas CO2
(C) katalis H2SO4 dalam pembuatan n-butil asetat
(D) katalis asam dalam pembuatan glukosa dari fruktosa
(E) katalis uap I2 dalam pembuatan gas metana
4. Berikut yang termasuk katalis anorganik, kecuali ….
(A) katalis V2O5 dalam proses kontak
(B) katalis Pt dalam proses pembuatan asam nitrat
(C) katalis Fe dalam proses Haber-Bosch
(D) katalis Rodium dalam converter kendaraan bermotor
(E) katalis Renin dalam penggumpalan susu untuk pembuatan keju
5. Logam Nikel (Ni) digunakan dalam proses hidrogenasi pada pembuatan
margarin dari minyak.
Pertanyaan:
a. Apa fungsi adanya Ni?
b. Mengapa Nikel dapat berlaku demikian (soal a)?
c. Apakah Nikel akan diperoleh kembali ketika hasil yang diinginkan
sudah terbentuk?
d. Bagaimana proses tersebut jika Nikel tidak digunakan?
e. Apa jenis katalis yang digunakan dalam proses tersebut?
30
Teori Tumbukan
Konsep Teori Tumbukan
Mengapa faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi seperti
konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis dapat mempercepat atupun
memperlambat laju reaksi? Nah teori yang bisa menjelaskan proses pengaruh
faktor tersebut terhadap laju reaksi secara mikroskopis adalah Teori Tumbukan.
Sebelum membahas teori tumbukan kita ketahui bahwa reaksi kimia
banyak sekali terjadi di alam, setiap yang bereaksi akan mengalami tumbukan
(tabrakan). Zat tersebut mempunyai kecepatan dalam proses tumbukan atau
dikenal dengan istilah kecepatan bereaksi atau laju bereaksi. Nah, dalam materi
laju reaksi proses bertabrakan atau bertumbukannya partikel tersebut dikenal
dengan istilah “Teori Tumbukan” yang dapat digunakan untuk menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi secara mikroskopis.
Namun tidak semua proses tumbukan antara reaktan akan membentuk
zat baru atau menghasilkan reaksi karena hanya tumbukan dengan energi yang
cukup dan orientasi tumbukan yang tepat saja yang akan membentuk zat baru.
Dalam teori tumbukan dikenal dua istilah tumbukan yaitu:
1. Tumbukan Efektif
Tumbukan efektif merupakan tumbukan yang mempunyai energi
yang cukup dan orientasi posisi yang tepat sehingga dapat berlangsung
sempurna sehingga terbentuk zat baru. Maka tumbukan inilah yang nantinya
merupakan tumbukan dari reaksi kimia.
KATA KUNCI
Teori Tumbukan
KATA KUNCI
Tumbukan Efektif
dan Tumbukan Tak
Efektif
D.1
Gambar D.1.1.I Tumbukan Efektif Sumber: Google images
31
Energi Aktivasi
Hubungan Teori Tumbukan dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
2. Tumbukan Tidak Efektif
Tumbukan tidak efektif merupakan tumbukan yang tidak
mempunyai energi yang cukup dan orientasi posisi yang tidak tepat sehingga
tidak terbentuk zat baru. Tumbukan ini tidak dapat melangsungkan proses
reaksi kimia.
Energi aktivasi telah diterangkan pada bagian Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Laju Reaksi pada bagian Katalis.
Tabel D.3.1 Hubungan Faktor –Faktor yang mempengaruhi
Laju Reaksi dengan Teori Tumbukan
Fakta Uraian Teori
Peningkatan konsentrasi
pereaksi dapat
mempercepat laju reaksi
Peningkatan konsentrasi berarti jumlah
partikel akan bertambah pada volume
tersebut dan menyebabkan tumbukan
antarpartikel lebih sering terjadi. Banyaknya
tumbukan memungkinkan tumbukan yang
berhasil akan bertambah sehingga laju reaksi
meningkat.
Gambar D.1.2.I Tumbukan Tidak Efektif Sumber: Google images
D.2
D.3
32
Peningkatan suhu dapat
mempercepat laju reaksi
Suhu suatu sistem adalah ukuran dari rata-
rata energi kinetik dari partikel-partikel pada
sistem tersebut. Jika suhu naik maka energi
kinetik partikel-partikel akan bertambah,
sehingga kemungkinan terjadi tumbukan
yang berhasil akan bertambah dan laju reaksi
meningkat.
Penambahan luas
permukaan bidang sentuh
akan mempercepat laju
reaksi
Makin besar luas permukaan, menyebabkan
tumbukan makin banyak, karena makin
banyak bagian permukaan yang bersentuhan
sehingga laju reaksi makin cepat.
Katalis dapat mempercepat
reaksi
Katalis dapat menurunkan energi aktivasi
(Ea), sehingga dengan energi yang sama
jumlah tumbukan yang berhasil lebih banyak
sehingga laju reaksi makin cepat.
Soal dan Pembahasan
Ramalkan apakah tumbukan reaksi dibawah ini berlangung efektif atau tidak
efektif dan gmabarkan!
Reaksi K + CH3I KI + CH3 Ea = 5,6 kJ/mol
Keadaan I : apabila reaksi berlangsung pada ∆Ek = 2,9 kJ/mol dan arah
orientasinya tidak tepat
Keadaan II : apabila reaksi berlangsung pada ∆Ek = 7,8 kJ/mol dan arah
orientasinya tepat
Jawab:
Keadaan I tumbukan tidak efektif
K
H
H
H I C K
H
H
H I C
33
Keadaan II tumbukan efektif
Ayo Berlatih
1. Perhatikan reaksi berikut: H2(g) + I2(g) 2HI(g) Ea = 170 kJ
Gambarkan tumbukan molekul tersebut dalam keadaan:
a. Orientasinya tidak tepat dengan Ea < 170 kJ
b. Orientasinya tepat dengan Ea > 170 kJ
2. Apakah hubungan antara konsep teori tumbukan dengan energi aktivasi?
3. Bagaimana penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang
digambarkan dengan menggunakan teori tumbukan?
K
H
H
H I
C
K
I
H
H
H
C