Tinjauan syariah tentang pembiayaan bermasalah di perbankan syariah
KINERJA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN...
Transcript of KINERJA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN...
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
1
KINERJA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DAERAH PROVINSI DI INDONESIA PERIODE TAHUN
2009- 2016
Muhammad Khaerul Umam, Bambang Saputra
STIE Madani Balikpapan
ABSTRACT
This study aims to examine the performance of Islamic banking to the growth of
provincial economic of Indonesia in the period of 2009 - 2016. The variables of
this research are using the total assets of Islamic banking, the total financial of
Islamic banking, the total third party funds of sharia banking to Bruto Regional
Domestic Distribution. Moreover, the sample of this research is Sharia
Commercial Banks which located in the Financial Services Authority and
Provincial Governments in Indonesia that are located in the Central Statistics
Agency in the period of 2009 to 2016 and using purposive sampling method.
Furthermore, there are 24 local governments that meet the criteria as research
samples. The analytical method in this study is multiple linear regression analysis
with SPSS version 20 analysis tool. In addition, the results of this study indicate
that: the total assets of Islamic banking are affected on Bruto Regional Domestic
Distribution, Total Islamic banking financing are affected Domestic Circulation
of Bruto Regional Region, Third Party Funds of sharia banking are affected Bruto
Regional Domestic Distribution, Total assets, total financing, total third party
funds of sharia banking are affected the Bruto Regional Domestic Distribution.
Keywords: Islamic Bank Assets, Islamic Bank Financial, Sharia Bank Third
Party Funds, Bruto Regional Domestic Distribution
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja perbankan syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah provinsi di Indonesia periode tahun 2009 - 2016.
Variabel yang digunakan adalah total aset perbankan syariah, total pembiayaan
perbankan syariah, total dana pihak ketiga perbankan syariah terhadap Peredaran
Domestik Regional Bruto. Sampel penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang
terdapat di Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintah Provinsi di Indonesia yang
terdapat di Badan Pusat Statistik periode tahun 2009 sampai dengan 2016 dengan
menggunakan metode purposive sampling. Terdapat 24 pemerintah daerah yang
memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Metode analisis pada penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda dengan alat analisis SPSS versi 20. Hasil
penelitian, ini menunjukkan bahwa : Total aset perbankan syariah berpengaruh
terhadap Peredaran Domestik Regional Bruto, Total Pembiayaan perbankan
syariah berpengaruh terhadap Peredaran Domestik Regional Bruto, Dana Pihak
Ketiga perbankan syariah berpengaruh terhadap Peredaran Domestik Regional
Bruto, Total aset, total pembiayaan, total dana pihak ketiga perbankan syariah
berpengaruh terhadap Peredaran Domestik Regional Bruto.
Kata Kunci : Aset Bank Syariah, Pembiayaan Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga
Bank Syariah, Peredaran Domestik Regional Bruto.
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
2
PENDAHULUAN
Sistem keuangan syariah adalah bagian yang berkembang pesat dari sektor
keuangan dunia. Sistem keuangan ini tidak terbatas pada negara-negara mayoritas
muslim yang cukup besar. Baru-baru ini, sistem keuangan syariah telah menarik
perhatian pasar keuangan konvensional. Menurut beberapa perkiraan, lebih dari
250 lembaga keuangan dilebih dari 45 negara mempraktikkan suatu bentuk dari
sistem keuangan syariah, dan industri keuangan syariah berkembang pada tingkat
yang lebih besar dari 15% per tahun selama lima tahun terakhir.
Bank syariah merupakan badan usaha yang memiliki peranan sebagai
lembaga perantara antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana
dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana. Melalui bank kelebihan
tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga
memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Dengan telah diberlakukannya
Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit
tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional
semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan perkembangannya yang
mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun
terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung
perekonomian nasional akan semakin signifikan.
Seperti yang dipaparkan oleh Bank Dunia yang mengumumkan
perkembangan triwulan perekonomian Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya akan mencapai 5,3% sepanjang tahun 2018. Proyeksi ini lebih
rendah dari proyeksi pemerintah sebesar 5,4%. Dalam pertumbuhan ekonomi
Indonesia perbankan syariah juga berperan dalam operasionalnya lebih
menekankan pada peningkatan produktivitas seperti pembiayaan musyarakah,
mudharabah, istisna dan pembiayaan lainnya.
Pembiayaan merupakan pendanaan yang memberikan suatu pihak kepada
pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun lembaga, (Muhammad, 2015: 17). Dengan pola pembiayaan
tersebut maka antara sektor riil dan perbankan syariah akan bergerak secara
berkesinambungan dan seimbang. Peningkatan kinerja perbankan syariah
berbanding lurus dengan kontribusi perbankan syariah terhadap pertumbuhanan
ekonomi Indonesia.
Dalam PSAK No 16 Revisi Tahun 2017 disebutkan bahwa aset adalah
sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas
tersebut. usahaan tersebut.
Dalam melaksanakan fungsi perbankan syariah membutuhkan dana yang
terhimpun dari masyarakat seperti dana pihak ketiga. Semakin banyak alokasi
dana pihak ketiga yang dialokasikan pada sektor rill atau produktif makan akan
semakin bertambah pembangunan fisik modal yang bisa diciptakan yang nantinya
akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi olah Rama (2010: 2)
dalam Putri (2016)
Pertumbuhan perbankan syariah yang akan berdampak pada pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Maka peneliti tertarik dalam melakukan penelitian untuk
meneliti kontribusi perbankan syariah dalam memicu perningkatan ekonomi
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
3
Indonesia. Dalam penelitian sebelumnya terkait kontribusi perbankan syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih membahas secara nasional oleh
Putri (2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan dua arah (timbal balik) antara
perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi (GDP), Rafsanjani dan Sukmana
(2014) menyatakan Total simpanan, tota kredit/pembiayaan, dan total aset
perbankan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia (GDP), dan
menurut Andriansyah (2009) perbankan syariah telah memberikan kontribusi
penting bagi pertumbuhan nasional dan menjaga stabilitas keuangan nasional.
Berbeda halnya dengan Fadhila (2017) menyatakan bahwa variabel pembiayaan
bank syariah sebagai representasi perbankan syariah berpengaruh negatif terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) dan Baroroh (2012) mengemukakan bahwa dana
pihak ketiga perbankan memiliki pengaruh negative terhadap Pendapat Domestik
Regional Bruto di pulau Jawa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian kinerja perbankan syariah di 24 Provinsi yang ada di
Indonesia dengan menggunakan variabel total aset, total pembiayaan, total dana
pihak ketiga perbankan syariah terhadap Peredaran Domestik Regional Bruto di
daerah tersebut dengan judul “Kinerja Perbankan Syariah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi di Indonesia Periode Tahun 2009 -
2016) dengan rumusan masalah yaitu: Pertama, apakah Aset Perbankan Syariah
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia?; Kedua,
apakah Pembiayaan Perbankan Syariah berpengaruh Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah di Indonesia?; Ketiga, Apakah Dana Pihak Ketiga Perbankan
Syariah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indoensia?;
Terakhir, apakah Aset, Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia?
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah di Indonesia
Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan
dalam bentuk kredit. Dengan demikian bank berfungsi sebagai lembaga
intermediasi keuangan (financial intermediary inistitution). (Anshori,
2018:19).
Sedangkan menurut Umam (2016:1) perbankan adalah lembaga yang
mempunyai peran utama dalam pembangunan suatu negara. Peran ini
terwujud dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan
(financial intermediary inistitution). Di lihat dari definisi bank dalam Pasal
1 angka 2 Undang-Undang Nomor Tahun 1998, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
4
2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat mengalami pertumbuhan
jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Dalam mengukur
perubahan output ini dengan nilai moneter (uang) yang tercermin dalam
nilai Produk Domestik Bruto. Penggunakan PDB dalam mengukur tingkat
pertumbuhan ini guna untuk nilai yang sama dengan jumlah output yang
beragam atas satuannya misalkan produksi singkong diukur dengan satuan
berat (kilogram atau ton) sementara air bersih di ukur dengan ukuran satuan
volume begitu juga dengan ukuran produk lainnya. Dalam mengukuru
pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan
harga konstan di karenakan dalam harga konstan, pengaruh perubahan harga
telah dihilankan sehingga angka yang muncul adalah nilai uang dari total
output barang dan jasa yang menunjukan jumlah kuantitas barang dan jasa
selama periode pengamatan.
“Pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-
barang ekonomi kepada penduduknya; kemampuan ini tumbuh sesuai
dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis
yang diperlukannya” (Kuznets, 1966)
3. Teori Hubungan Keuangan dan Pembangunan Ekonomi
Terkait teori hubungan keuangan dan pembangunan ekonomi yang
menjelaskan hubungan sebab akibat antara sektor keuangan dengan
pertumbuhan ekonomi menurut Saputra (2014) setidaknya ada empat
kemungkinan pendekatan yang bisa menjelaskan hubungan sebab akibat
antara keuangan dan pertumbuhan, yaitu:
a. Keuangan adalah faktor penentu pertumbuhan ekonomi (finance-led
growth hypothesis) atau biasa disebut “supply-leading view”, Teori ini
secara umum menganggap bahwa sektor keuanganlah yang mendorong
pertumbuhan ekonomi. Teori ini pada dasarnya mencari hubungan
antara keuangan dan pembangunan ekonomi. Para penganut teori ini
meyakini bahwa keberadaan sektor keuangan yang berperan sebagai
lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan modal (surplus unit)
dengan pihak yang kekurangan modal (deficit unit) akan menyediakan
alokasi sumber-sember pendanaan yang efisien yang nantinya akan
menggerakkan sektor-sektor ekonomi dalam proses pertumbuhannya.
b. Keuangan mengikuti pertumbuhan ekonomi (growth-led finance
hypothesis) atau biasa disebut “demand-following view”, Inti
pemikiran ini adalah perkembangan sektor keuangan mengikuti
pertumbuhan ekonomi atau aktivitas wirausaha (enterprise)
mendorong pertumbuhan sektor keuangan. Jika sektor ekonomi
mengalami ekspansi maka permintaan terhadap produk dan jasa
perbankan juga akan mengalami peningkatan, sehingga dengan
sendirinya sektor perbankan akan juga meningkat.
c. Hubungan saling mempengaruhi antara keuangan dan pertumbuhan
atau biasa disebut “the bidirectional causality view”.
Aliran pemikiran ekonomi ini menggambarkan hubungan dua arah
atau saling mempengaruhi antara sektor perkembangan keuangan dan
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
5
pertumbuhan ekonomi. Hipotesis ini menyatakan bahwa sebuah
negara yang memiliki perkembangan sektor keuangan yang baik akan
mendorong tingkat ekspansi ekonomi yang tinggi melalui kemajuan
teknologi dan inovasi produk dan jasa. Kondisi ini kemudian akan
menciptakan tingkat permintaan yang tinggi terhadap produk dan
layanan perbankan. Jika institusi perbankan merespon secara efektif
terhadap permintaan tersebut, maka respon tersebut akan menstimulasi
kinerja ekonomi yang lebih tinggi. Sektor keuangan dan pertumbuhan
ekonomi masing-masing saling berhubungan secara positif dan
hubungan ini terjadi secara dua arah.
d. Keuangan dan pertumbuhan tidak saling berhubungan atau biasa
disebut “the independent hypothesis.” Teori ini mengemukakan tidak
ada hubungan saling mempengaruhi antara keuangan dan
pertumbuhan ekonomi. Hipotesis ini berpendapat bahwa sektor
keuangan dan pertumbuhan ekonomi tidak memiliki hubungan saling
mempengaruhi.
Penelitian Terdahulu
1. Putri (2016) menyatakan bahwa Hubungan antara perbankan syariah
dengan pertumbuhan ekonomi (GDP) Indonesia memiliki hubungan dua
arah (timbal balik) dan menyatakan bahwa terdapat hubungan jangka
panjang
2. Rafsanjani dan Sukmana ( 2014) menyatakan bahwa TK, TP, TAS
signifikan berpengaruh terhadap GDP, sedangkan TS, TA, TSS tidak
signifikan berpengaruh terhadap GDP. Hasil juga menunjukkan bahwa
dalam jangka panjang perbankan konvensional dan syariah
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
3. Andriansyah (2009) menyatakan bahwa Perbankan syariah mampu
melaksanakan fungsi intermediasi keuangan yang memadai dan bagian
terpenting bagi upaya menjaga kestabilitas keuangan secara nasiona.
4. Fadhila (2017) menyatakan bahwa Dalam jangka panjang semua variabel
berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Bruto kecuali variabel
pembiayaan bank syariah berpengaruh negatif.
5. Baroroh (2012) menyatakan bahwa Aset keuangan dan kredit keuangan
memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan domestik regional bruto
(PDRB) di wilayah Jawa, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) memiliki
pengaruh yang negative terhadap pendapatan domestik regional bruto
(PDRB) di wilayah Jawa.
6. Muliansyah (2012) menyatakan bahwa Hubungan simpanan masyarakat
pada prospek pendapatan pada ketiga periode penelitian menunjukkan
hubungan yang tidak signifikan.
Hipotesis
Berdasarkan permasalahkan yang telah diuraikan, maka penulis
mengajukan hipotesis atau dugaan sementara yaitu :
H1 = Diduga Aset Perbankan Syariah berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah Provinsi di Indonesia.
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
6
H2 = Diduga Pembiayaan Perbankan Syariah berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi di Indonesia
H3 = Diduga Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi di Indonesia
H4 = Diduga Aset, Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi di Indonesia
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif asosiatif. Metode penelitian kuantitatif asosiatif adalah
penelitian yang bersifat hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data kuantitatif yang
diperoleh dari website Otoritas Jasa Keuangan berupa Statistik Perbankan
Syariah di akses melalui www.ojk.go.id, website Bank Indonesia berupa
Statistik Perbankan Syariah di akses melalui www.bi.go.id dan website Badan
Pusat Statistik berupa Produk Domestik Regional Bruto Pemerintah Daerah
Provinsi di akses melalui www.bps.go.id. Data sekunder yang digunakan
berupa data aset perbankan syariah, pembiayaan perbankan syariah, dana
pihak ketiga perbankan syariah dan PDRB tahun 2009 – 2016.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
dengan mengambil data dari Statistik Perbankan Syariah dan Produk
Domestik Regional Bruto Pemerintah Daerah Provinsi selama periode
pengamatan 2009 – 2016.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan syariah
dari masing-masing pemerintah daerah provinsi di Indonesia yang
memiliki data statistik perbankan syariah yang di akses melaui situs
www.ojk.go.id dengan tahun periode 2009 – 2016.
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
7
2. Sampel
Metode Analisis
A. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, rang, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi), (Ghozali, 2016:19). Statistik diskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai
minimum, serta standar deviasi. Sedangkan metode analisi data dilakukan
dengan bantuan software SPSS 20.
B. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam menguji model
regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2016:154). Untuk menguji data yang memiliki distribusi
normal akan digunakan alat uji normalitas yaitu one-sample
kolmogorov-smirnov dan Normal Probability plot.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Menganalisis matrik korelasi variable-variabel
independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup
tinggi (umumnya di atas 0,95), maka hal ini merupakan indikasi
adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas.
Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi 2
atau lebih variabel independen (Ghozali, 2016:103).
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
8
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Pengambilan
keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut (Priyatno,
2014:106) :
- DU < DW < 4 – DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi
autokorelasi.
- DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi
autokorelasi.
- DL < DW< DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada
kepastian atau kesimpulan yang pasti.
4. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan Grafik Plot dan
uji Glejser, Grafik Plot Salah satu cara untuk mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
yang dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized dan uji
Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual
yang diperoleh dari model regresi sebagai variabel dependen
terhadap semua variabel independen dalam model regresi.
C. Uji Regresi Linear Berganda
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
2. Uji Koefisien Korelasi (R)
Uji koefisien korelasi adalah korelasi antara dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen.Koefisien ini menunjukkan
seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara -1 sampai dengan
1.
3. Uji Statistik T
Uji statistik t atau uji signifikan parsial (uji t) pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
9
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Langkah-langkah pengujiannya yaitu:
1. Menentukan Hipotesis
Ho = Secara parsial tidak ada pengaruh antara aset, pembiayaan,
DPK perbankan syariah terhadap produk domestik regional bruto.
Ha = Secara parsial ada pengaruh antara pengaruh antara aset,
pembiayaan, DPK perbankan syariah terhadap produk domestik
regional bruto.
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikan 0,05 dan menggunakan uji dua arah
sehingga 0,05/2= 0,025. Dikatakan sebagai uji dua sisi karena
ttabel dibagi dua dan diletakkan di bagian kanan dan kiri atau
variable independen yang digunakan lebih dari 1 (satu) dan
untuk mengetahui bernilai positif atau negatif
3. Menentukan thitung
4. Menentukan ttabel
Tabel distribusi t dicari pada α = 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi)
dengan kebebasan derajat (df) adalah n-k-1 (n adalah jumlah
kasus dan k adalah jumlah variabel independen).
5. Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut:
• Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis
ditolak. Artinya variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas < 0,05,
maka hipotesis diterima. Artinya variabel independen
berpengaruh terahadap variabel dependen.
• Membandingkan nilai statistik thitung lebih besar dibandingkan
dengan ttabel, maka menerima hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Hipotesis
A. Statistik Deskriptif
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
10
Dari tabel Berdasarkan tabel 4.9. variabel peredaran domestik regional
bruto nilai minimum 3.993,14 nilai maksimum 1.842.858,00 nilai mean
atau rata sebesar 303.740,13 dan nilai standar deviasi sebesar 375.080,58.
Berdasarkan tabel 4.9. peredaran domestik regional bruto terendah pada
provinsi Maluku tahun 2009. Sedangkan peredaran domestik regional
bruto tertinggi pada provinsi Maluku tahun 2010
Variabel aset perbankan syariah nilai minimum 51,00 nilai maksimum
257.194,72 nilai mean atau rata sebesar 12.388,37 dan nilai standar deviasi
sebesar 35.672,02. Berdasarkan tabel 4.9. aset perbankan syariah terendah
pada provinsi Maluku tahun 2009. Sedangkan aset perbankan syariah
tertinggi pada provinsi DKI Jakarta tahun 2016.
Variabel pembiayaan perbankan syariah nilai minimum 13,00 nilai
maksimum 117.493,89 nilai mean atau rata sebesar 6.203,04 dan nilai
standar deviasi sebesar 14.878,00. Berdasarkan tabel 4.9 pembiayaan
perbankan syariah terendah pada provinsi Maluku tahun 2009. Sedangkan
pembiayaan perbankan syariah tertinggi pada provinsi Jawa Barat tahun
2015
Variabel dana pihak ketiga perbankan syariah nilai minimum 48,00
nilai maksimum 134.736,34 nilai mean atau rata sebesar 6.655,36 dan
nilai standar deviasi sebesar 17.540,45. Berdasarkan tabel 4.9 dana pihak
ketiga perbankan syariah terendah pada provinsi Maluku tahun 2009.
Sedangkan dana pihak ketiga tertinggi pada provinsi DKI Jakarta tahun
2016.
B. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyaratan analisis regresi berganda
sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka yang dianjurkan dalam
penelitian ini adalah melakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi :
Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedasitas, dan Uji
Autokorelasi.
Untuk memperkuat hasil asumsi klasik, maka penelitian menggunakan
rumus Cobb Douglass, dimana nilai sebenarnya harus di Logaritma
Natural-kan sehingga masing-masing variabel yang diukur dalam
penelitian ini datanya diwakili oleh nilai nominal yang telah di Lsogaritma
Natural-kan. Dan pengujian dengan cara Cohrane-Orcutt menggunakan
Lag (Gozali, 2016:126). Hasil Uji Asumsi Klasik sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
a. Analisis Grafik dengan Probability Plot
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
11
Pada gambar 4.1. menunjukkan penyebaran titik-titik menyebar
disekitar garis sumbu diagonal serta mengikuti arah garis diagonal,
hal ini berarti variabel-variabel dalam penelitian ini memiliki
distribusi normal atau menunjukkan model regresi yang dapat
dikatakan normalitas karena penyebaran titik-titik data terbagi arah
garis sumbu diagonal.
b. Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov (K-S)
Berdasarkan tabel one-sample Kolmogrov-Smirnov test diperoleh
angka probability Asymp Sig (2-tailed). Nilai ini dibandingkan
dengan taraf signifikansi atau α = 5% = 0.05 . Tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai tes statistik Kolmogorov – Smirnov
sebesar 1,108 dengan signifikansi sebesar 0,156 lebih dari 0,05
(0,156 > 0,05) yang berarti H0 diterima, sehingga nilai residual
terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi normalitas
residual.
2. Uji Multikolinearitas
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
12
Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa besaran
korelasi antar variabel independen dengan tingkat korelasi sebesar
93,20%. Oleh karena ini korelasi masih dibawah 95%. Maka dapat
dikatakan tidak multikolinearitas
3. Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 20 dengan menghasilkan
nilai dari Durbin-Watson sebesar 1,998. Selanjutanya melalui tabel uji
Durbin-Watson dL dan du dengan level of significant 5% (0,05)
diperoleh nilai sebagai berikut :
a. Nilai tabel DW untuk du (G ; k; n) =(0,05 ; 3 ‘; 192 ) = 1,7322
b. Nilai tabel DW untuk dl (G ; k; n) =(0,05 ; 3 ‘; 192 ) = 1,7956
Seperti yang terdapat dalam tabel di atas bahwa nilai Durbin-
Watson sebesar 1,9981 lebih besar dari dl senilai 1,7322, maka dapat di
simpulkan bahwa tidak ada autokorelasi
4. Heterokedastisitas
Berdasarkan gambar di atas grafik Scatterplot memperlihatkan
titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi di atas.
Dalam artian lain semua varian dari variabel ini menunjukkan bahwa
variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependennya.
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
13
Peneliti juga menggunakan uji korelasi Glejser dengan hasil
menunjukkan bahwa angka signifikansi dari ketiga variabel diatas >
0,05 yang artinya tidak terjadi heterokedastisitas Hal ini konsisten
dengan hasil uji scatterplots.
.
C. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
1. Koefisien Korelasi (R)
Berdasarkan tabel tersebut, maka diperoleh nilai R sebesar 0,766
atau 76,60%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang
cukup kuat antara variabel aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga
terhadap peredaran domestik regional bruto.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Dari tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R
Square sebesar 0,580. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 58%
peredaran domestik bruto regional dapat dijelaskan oleh aset,
pembiayaan, dan dana pihak ketiga perbankan syariah. Sedangkan
42% sisanya dipengaruhi oleh faktor–faktor dan sebab–sebab lain di
luar model penelitian. Dengan demikian, hubungan keempat variabel
independen cukup kuat berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji Simultan (Uji F)
Dari tabel uji ANOVA atau uji F di atas didapat nilai F hitung
sebesar 88,838 dengan probabilitas 0,05. Karena probabilitas lebih
kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi produk domestik regional bruto atau dapat dikatakan
bahwa aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga secara bersama–sama
berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto.
4. Uji Parsial (Uji T)
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
14
Berdasarkan hasil uji t di atas maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Variabel Aset Perbankan Syariah (X1)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Thitung sebesar -5,952 dan
Ttabel sebesar 1,972. Maka Ho ditolak dan HA diterima karena -
5,952<1,972 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 berada dibawah
taraf signifikansi (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel
aset berpengaruh terhadap variabel produk domestik regional
bruto.
b. Variabel Pembiayaan Perbankan Syariah (X2)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Thitung sebesar 3,339 dan
Ttabel sebesar 1,972. Maka Ho ditolak dan Ha diterima karena
3,339>1,972 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 berada dibawah
taraf signifikansi (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel
pembiayaan berpengaruh terhadap variabel produk domestik
regional bruto.
c. Variabel Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah (X3)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Thitung sebesar 6,754 dan
Ttabel sebesar 1,972. Maka Ho ditolak dan Ha diterima karena
6,754>1,972 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 berada dibawah
taraf signifikansi (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel
dana pihak ketiga berpengaruh terhadap variabel produk
domestik regional bruto.
Pembahasan Hasil Penelitan
1. Pengaruh Aset Perbankan Syariah terhadap Produk Domestik
Regional Bruto
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aset perbankan syariah
berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto. Berdasarkan
perhitungan analisis data dari tabel 4.17 di peroleh hasil thitung sebesar -
5,952. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima karena thitung < ttabel
atau -5,952 > 1,973 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan
menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,00 atau lebih kecil
dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel aset berpengaruh
terhadap produk domestik regional bruto.
Hasil penelitian ini sejalan dengan peningkatan market share
perbankan syariah sebesar 0,46% dan menembus angka psikologis 5%
(five percent trap) pada periode Desember 2016. Dan aset bank umum
syariah tumbuh signifikan sebesar 19,10% sejumlah Rp 40,76 triliun
dibandingkan tahun 2015. Gambar dibawah ini menunjukkan bahwa
aset bank umum syariah terus meningat dari tahun 2012 hingga tahun
2016.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Rafsanjani dan Sukmana ( 2014) dengan hasil
menunjukkan bahwa total aset signifikan berpengaruh terhadap
GDP. Dan penelitian yang dilakukan oleh Baroroh (2012)
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
15
mengemukakan bahwa aset keuangan keuangan memiliki pengaruh
terhadap pendapatan domestik regional bruto (PDRB).
2. Pengaruh Pembiayaan Perbankan Syariah terhadap Produk
Domestik Regional Bruto
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan perbankan
syariah berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto.
Berdasarkan perhitungan analisis data dari tabel 4.17 di peroleh hasil
thitung sebesar 3,339. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima
karena thitung < ttabel atau 3,339>1,973 dan nilai signifikansi sebesar
0,001 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001
atau lebih kecil dari alpha 0,05. Dapat di simpulkan bahwa
hipotesisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata
lain pembiayaan berpengaruh terhadap produk domestik regional
bruto.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa keuangan adalah
faktor penentu pertumbuhan ekonomi (finance-led growth
hypothesis) atau biasa disebut “supply-leading view”, teori ini secara
umum menganggap bahwa sektor keuanganlah yang mendorong
pertumbuhan ekonomi. Teori ini pada dasarnya mencari hubungan
antara keuangan dan pembangunan ekonomi. Para penganut teori ini
meyakini bahwa keberadaan sektor keuangan yang berperan sebagai
lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan modal (surplus
unit) dengan pihak yang kekurangan modal (deficit unit) akan
menyediakan alokasi sumber-sember pendanaan yang efisien yang
nantinya akan menggerakkan sektor-sektor ekonomi dalam proses
pertumbuhannya.
Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah sepanjang tahun
2016 seperti pada gambar 4.7 mengalami peningkatan sebesar
16,41% atau sebesar Rp35,9 triliun menjadi Rp254,6 triliun
dibandingkan periode tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 218,7
triliun. Peningkatan pembiayaan utama disebabkan meningkatnya
pembiayaan disektor rumah tangga, konstruksi dan perdagangan
besar dan ecer. Hasil penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan
oleh Putri (2016) bahwa total pembiayaan sebagai variabel yang
mempresentasikan perbankan syariah menyatakan bahwa total
pembiayaan berpengaruh terhadap Gross Domestic Product (GDP)
dan penelitian yang dilakukan oleh Rafsanjani dan Sukmana
( 2014) dengan hasil menunjukkan bahwa total pebiayaan signifikan
berpengaruh terhadap GDP. Namun tidak sejalan dengan penelitian
terdahulu yang di lakukan oleh Fadhila (2017) bahwa variabel
pembiayaan bank syariah berpengaruh negatif terhadap produk
domestik bruto
3. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah terhadap
Produk Domestik Regional Bruto
Berdasarkan tabel 4.17 di peroleh hasil thitung sebesar 6,754.
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima karena thitung > ttabel atau
6,754>1,973 dan nilai signifikansi sebesar 0,00 dengan
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
16
menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diproleh
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,00 atau lebih kecil
dari alpha 0,05. Dapat di simpulkan bahwa hipotesisnya adalah Ho
ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain dana pihak ketiga
berpengaruh produk domestik regional bruto.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa hubungan saling
mempengaruhi antara keuangan dan pertumbuhan atau biasa disebut
“the bidirectional causality view”. Aliran pemikiran ekonomi ini
menggambarkan hubungan dua arah atau saling mempengaruhi
antara sektor perkembangan keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
Hipotesis ini menyatakan bahwa sebuah negara yang memiliki
perkembangan sektor keuangan yang baik akan mendorong tingkat
ekspansi ekonomi yang tinggi melalui kemajuan teknologi dan
inovasi produk dan jasa. Kondisi ini kemudian akan menciptakan
tingkat permintaan yang tinggi terhadap produk dan layanan
perbankan. Jika institusi perbankan merespon secara efektif terhadap
permintaan tersebut, maka respon tersebut akan menstimulasi kinerja
ekonomi yang lebih tinggi. Sektor keuangan dan pertumbuhan
ekonomi masing-masing saling berhubungan secara positif dan
hubungan ini terjadi secara dua arah.
Sesuai dengan fungsinya bank sebagai salah satu lembaga
keuangan yang mempunyai peran sebagai intermediasi antara pihak
yang kelebihan pendapatan dengan pihak yang kekurangan
pendapatan. Cara yang dilakukan yaitu dengan menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki kelebihan pendapatan selanjutnya
akan disalurkan lewat pemberian pembiayaan yang diberikan
kepada orang yang membutuhkan dana. Dana dari masyarakat
sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi,
yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam
valuta asing dalam mempercepat laju perekonomian di daerah
tersebut.
Dana pihak ketiga sepanjang tahun 2016 bank umum syariah
tumbuh sebesar 18,02% atau sebesar Rp 31,5 triliun. Peningkatan
dana pihak ketiga ini disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan
dana masyarakat, baik giro, tabungan, maupun deposito.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Putri (2016) bahwa dana pihak ketiga sebagai
variabel yang mempresentasikan perbankan syariah menyatakan
bahwa dana pihak ketiga berpengaruh terhadap Gross Domestic
Product (GDP) dan penelitian yang dilakukan oleh Rafsanjani dan
Sukmana ( 2014) bahwa total simpanan Bank Syariah (TSS ) tidak
signifikan berpengaruh terhadap GDP dan Baroroh (2012)
menerangkan bahwa dana pihak ketiga (DPK) memiliki pengaruh
yang negative terhadap pendapatan domestik regional bruto (PDRB).
4. Pengaruh Aset, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga Perbankan
Syariah terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Berdasarkan hasil pengujian uji F didapatkan hasil nilai Fhitung
sebesar 143,896 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas lebih
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
17
kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pengungkapan aset,
pembiayaan, dan dana pihak ketiga secara bersama – sama
berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto
Hal ini didukung dengan perkembangan positif perbankan syariah
ditunjukkan oleh perbaikan kondisi permodalan bank syariah,
peningkatan kualitas pembiayaan yang disalurkan dan perbaikan
tingkat efisiensi serta likuiditas perbankan syariah. Permodalan yang
tecermin dari rasio CAR yang mencapai 16,16%, posisi tersebut
meningkat 1,15% dibanding tahun 2015
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aset perbankan syariah berpengaruh terhadap produk domestik regional
bruto pada Daerah Provinsi di Indonesia tahun 2009-2016.
2. Pembiayaan perbankan syariah berpengaruh terhadap produk domestik
regional bruto pada Daerah Provinsi di Indonesia tahun 2009-2016.
3. Dana pihak ketiga berpengaruh produk domestik regional bruto pada
Daerah Provinsi di Indonesia tahun 2009-2016.
4. Total aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga perbankan syariah secara
bersama-sama berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto pada
Daerah Provinsi di Indonesia tahun 2009-2016.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, maka penulis dapat
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Perbankans syariah pada penelitian ini menggunakan bank umum syariah.
Disarankan pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan data Unit
Usaha Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang dapat
menggambarkan perbankan syariah secara menyeluruh.
2. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan hanya terbatas
dengan variabel perbankan syariah. Disarakan untuk penelitian selanjutnya
dalam menggunakan variabel lain seperti pasar modal syariah, Industri
Keuangan Non-Bank Syariah, atau lembaga lain diluar lembaga keuangan
syariah untuk mengetahui sektor mana yang lebih mempengaruhi terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jurnal MADANI Vol 1. No.1, Desember 2018
18
DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah, Yuli. 2009. Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dan
Kontribusinya Bagi Pembangunan Nasional. Jurnal La_Riba 3(2).
Antoni, Muhammad Syafii. 2001. BANK SYARIAH dari Teori ke Praktik. Gema
Insani Pers. Jakarta.
Baroroh, Utami. 2012, Analisis Sektor Keuangan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Regional di Wilayah Jawa: Pendekatan Model Levina. Jurnal
Etikonomi 11 (2).
Deprianto et al, 2013. Pengaruh Konsumsi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Kota Padang. Jurnal
Fadhli, Irfan. 2017. Analisis Pengaruh Perbankan Konvensional dan Perbankan
Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2001 – 2016. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Fitrianingsih, Dwi. 2018. Arahan Zonasi Perdagangan dan Jasa di Kelurahan
Karang Joang Berdasarkan Model Harga Lahan. Tugas Akhir. Institut
Teknologi Kalimantan. Balikpapan
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisi Multivariated dengan Program IBM SPSS
23. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Greunig & Iqbal. 2011. Analisis Risiko Perbankan Syariah. Salemba Empat.
Jakarta
Hidayat, Rahmad. 2014. Efisiensi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik.
Gratama Publishing. Jakarta.
Imam & Kpodar. 2016. Islamic Banking: Good for Growth?. Jurnal Elsevier
:Economic Modelling 59.387-401.
Jhingan, M. L. 2012. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Rajawali Press.
Jakarta
Lone & Alshehri. 2015. Growth and Potential of Islamic Banking in GCC: The
Saudi Arabia Exprerience. Journal of Islamic Banking and Finance
Muhamad. 2015. Manajemen Dana BANK SYARIAH. Rajawali Press. Yogyakarta.
Muliansyah, Predi. 2012. Hubungan Dana Pihak Ketiga di Perbankan dan
Pertubuhan Ekonomi di Indonesia, tahun 1990 – 2010. Skripsi. Universitas
Indonesia. Jakarta
Nofinawati. 2016. Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia, JURIS Jurnal
Ilmiah Syariah IAIN Batu Sangkar.
Oktavia, Lili. 2016. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi
Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Modal Pada
Pemerintah Kota Samarinda. Skripsi. STIE Madani Balikpapan.
Balikpapan.
Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Edisi
Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi Di
Indonesia Periode Tahun 2009- 2016.
19
Putri, Kurnia. 2016. Analisis Kontribusi Perbankan Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga. Yogyakarta.
Rachman, Dini Astrilia. 2015. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan
Murabahah Terhadap Non Performing Financing(NPF). Skripsi. STIE
STEMBI Bandung. Bandung.
Rafsanjani & Sukmana. 2014. Pengaruh Perbankan Atas Pertumbuhan Ekonomi:
Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia. Jurnal
Aplikasi Manajemen Vol. 12 No. 3 September 2014.
Rahardja, Prathama. 2014. Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Ramadhani, Eka A. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Kepemilikan Perusahaan, dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. STIE Madani Balikpapan. Balikpapan
Rosyidi, Suherman. 2011. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro. Rajawali Pres. Jakarta.
Saputra, Bambang. 2014. Decentralization, Islamic Finance, and Economic
Development: An Empirical Evidence from Indonesia. Jurnal. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia
Umam, Khotibul. 2016. Perbankan Syariah. Investments. 2018. Produk Domestik
Bruto Indonesia.
Kata Data. 2018. Inilah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sejak 1961.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/01/31/inilah-
pertumbuhan-ekonomi-indonesia-sejak-1961. 10 Maret 2018.
Otoritas Jasa Keuangan. 2078. Siaran Pers: Market Share Keuangan Syariah
Capai 8 Persen, https:// www.ojk.go.id/id/ berita-dan-kegiatan/ siaran-
pers/ Pages/Siaran-Pers-Market-Share-Keuangan-Syariah-Capai-8-
Persen.aspx.04 Septemeber 2018.
Tading Economics. 2018. Indonesia – PDB : Produk Domestik Bruto.
https://id.tradingeconomics.com/indonesia/gdp. 10 Maret 2018.
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/produk-domestik-bruto-indonesia/item253. 10 Maret 2018.
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.ojk.go.id