Kesiapan SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015

21
LITERATUR REVIEW Persiapan SDM Indonesia DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMICS COMMUNITY 2015 oleh Riska Santika Mahasiswa Administrasi Niaga Angkatan 2012 Pembimbing Harmon Chaniago Abstract Today, the latest development sees human resources not only as a resource, but also as the capital or assets of a country. Indonesia has the human resources roughly 240.3 million people who 60% of the total population are productive age. The success of the AEC 2015 is a step that opened eyes, hearts, and minds of human resources in Indonesia to be more introspective and work hard facing a reality to enhance capacity and ability ourselves in order to be competitive with 9 other countries in ASEAN in realizing a sovereign single market, prosperous, and able to compete in international trading. Keyword: human resources of Indonesia, AEC 2015, Single Market. LATAR BELAKANG MASALAH Perdagangan antarnegara sudah dilakukan sejak beratus tahun lalu, yang antara lain dikenal dengan imperium transregional Asia, Eropa maupun Timur Tengah. Imperium global

description

Jurnal

Transcript of Kesiapan SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015

Page 1: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

LITERATUR REVIEW

Persiapan SDM IndonesiaDALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMICS COMMUNITY 2015

oleh

Riska Santika

Mahasiswa Administrasi Niaga Angkatan 2012

Pembimbing

Harmon Chaniago

Abstract

Today, the latest development sees human resources not only as a resource, but also as the capital or assets of a country. Indonesia has the human resources roughly 240.3 million people who 60% of the total population are productive age. The success of the AEC 2015 is a step that opened eyes, hearts, and minds of human resources in Indonesia to be more introspective and work hard facing a reality to enhance capacity and ability ourselves in order to be competitive with 9 other countries in ASEAN in realizing a sovereign single market, prosperous, and able to compete in international trading.

Keyword: human resources of Indonesia, AEC 2015, Single Market.

LATAR BELAKANG MASALAH

Perdagangan antarnegara sudah dilakukan sejak beratus tahun lalu, yang antara lain dikenal dengan imperium transregional Asia, Eropa maupun Timur Tengah. Imperium global pertama yang melakukan perdagangan transnasional pada masanya adalah

Spanyol dengan menaklukkan peradaban Aztec, Inca dan Maya. Pada perkembangannya keberadaan imperium Spanyol tersebut surut dan tergantikan oleh “Pax Neerlandia’ yang dimotori Belanda dengan VOC-nya yang memonopoli perdagangan Nusantara dan menjadikan Belanda sebagai imperium modern pertama di dunia. Imperium-

Page 2: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

imperium yang lain di antaranya adalah Pax Britannica dan Pax Americana yang merupakan imperium modern ke-4 dan sangat memengaruhi kondisi perdagangan dunia.

Keberadaan Pax imperium tersebut merupakan cikal bakal dari konsepsi perdagangan bebas (liberalisasi perdagangan internasional), yang awal mulanya diusung oleh WTO (World Trade Organization). Sehingga apabila suatu Negara menjadi anggota WTO, berarti secara otomatis harus bersedia membuka pasar bagi Negara lain dan menerima segala konsekuensi perdagangan bebas tersebut. Namun demikian, sampai sejauh ini tidak ada satu Negara pun, khususnya Negara-negara maju seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat yang sepenuh hati mau membuka kran bagi kebebasan impor (Gilpin and Gilpin, 2000). Walaupun mayoritas dari mereka berpandangan bahwa liberalism akan mendatangkan keuntungan bagi semua pihak, di mana perdagangan bebas akan mendorong tumbuhnya konsumsi dan keuntungan, dikarenakan adanya perbedaan keunggulan komperatif relatif antarnegara dalam menghasilkan komoditas. Banyak ahli memprediksikan bahwa pada masa akan datang perdebatan terus akan berlangsung antara pendukung liberalism dan proteksionisme, dan hanya sedikit yang akan benar-benar

melaksanakan perdagangan bebas (Krugman and Obstfeld, 2002). Konsep perdagangan bebas secara umum dimaksudkan untuk meningkatkan peradaban dan kesejahteraan Negara-negara yang terlibat di dalamnya (Samuelson dan Nordhaus, 1992).

Sebagai contoh, integrasi negara-negara Eropa yang berujung pada pembentukan Uni-Eropa memiliki motif ekonomi yang sangat signifikan. Motif ekonomi integrasi di Eropa ini adalah keyakinan bahwa dengan pasar yang lebih besar dapat meningkatkan persaingan, yang akhirnya juga akan meningkatkan produktivitas dan standar hidup yang lebih tinggi. Uni Eropa telah berhasil membangun pasar tunggal di Eropa dimana sistem ini menjamin kebebasan perpindahan orang, barang dan modal. Negara-negara yang tergabung ke dalam UE juga menjalankan kebijakan umum dalam hal perdagangan, pertanian, perikanan dan pembangunan regional.

Eropa yang membentuk Uni-Eropa yang kini telah berhasil dalam perekonomiannya, walaupun sempet tergoncang dengan krisis Ekonomi yang melanda Yunani. Terlepas dari itu semua, Eropa telah membuktikan bahwa dengan berintegrasi dengan pasar yang lebih besar, negara-negara yang tergabung di dalamnya mendapatkan manfaat positif lebih banyak.

Page 3: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

Berkaca pada Uni-Eropa, ASEAN, telah lebih dari 1 dekade lalu mensahkan sebuah pasar tunggal yang dinamakan Asean Economic Community, tepatnya akan dilaksanakan pada akhir tahun 2015 ini. Perkumpulan Negara-negara Asia Tenggara yang beranggotakan sepuluh Negara yaitu: Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Laos, Vietnam, Filiphina, Myanmar, dan Kamboja akan menghadapi suatu era baru yaitu Asean Economic Comunity (AEC) 2015 yang disahkan pada KTT Asean ke-9, Bali, Indonesia, pada tahun 2003. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan daya saing daerah ASEAN di perdagangan dunia, mendorong perkembangan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan orang-orang yang hidup di negara ASEAN.

Oleh karena itu, kami sebagai orang-orang yang merupakan bagian dari Asean Economic Community memiliki kewajiban untuk berpikir dan bertindak sesuatu yang akan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Asian Economic Community tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Oleh karena itu, AEC ini juga merupakan suatu ajang yang sangat kompetitif bagi sumber daya manusia yang ada di

Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri agar setidaknya bisa bersaing dengan masyarakat ASEAN yang lain.

Karena saya tinggal di Indonesia, Saya ingin memberikan kontribusi terhadap keberlangsungan AEC nanti khususnya di bidang sumber daya manusia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di dunia hingga mencapai 240,3 juta orang. Disamping itu, berdasarkan McKinsey Global Institute Research (2012), Indonesia adalah negara yang memiliki ekonomi terbesar yang berada di peringkat ke-16 di dunia dan pada tahun 2030 Indonesia memiliki peluang yang besar untuk berada di peringkat ke-7 dengan ekonomi terbesar di dunia.

Bagaimana pun manusia dalam suatu negara memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan sebuah peradaban. Oleh karena itu, dalam jurnal kali ini Penulis akan membahas secara lebih menyeluruh mengenai permasalahan SDM Indonesia, persiapan yang harus dilakukan, dan strategi untuk menghadapi era Asean Economic Community.

PEMBAHASAN

Apakah Sumber Daya Manusia itu ?

Page 4: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

Pengertian SDM Menurut para ahli:

a. Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat (Sonny Sumarsono, 2003).

b. Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi (M.T.E. Hariandja, 2002).

c. Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya

fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya (Hasibuan, 2003).

Dari ketiga pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia (human resource) adalah manusia yang mampu berpikir dan bekerja untuk menghasilkan suatu usaha barang atau jasa yang memiliki nilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan.

Dalam hal ini, seiring dengan akan berlangsungnya Asean Economy Community, SDM di Indonesia harus bekerja keras untuk dapat menghasilkan suatu produk yang berdaya saing. Tidak dapat dipungkiri bahwa peran pemangku pimpinan dalam hal ini pemerintah, pemilik usaha harus mulai berpikir ulang untuk merekayasa proses bisnis agar lebih bisa meningkatan efektif dan efisiennya.

Kondisi SDM di Indonesia

Kondisi sumber daya manusia di Indonesia saat ini dilihat dari semua sektor, bisa dikatakan belum siap dari segi mentalnya.

Page 5: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

Mereka belum menyadari bahwa persaingan akan ketat, terlebih lagi dengan tenaga kerja profesional. Gempuran Asean Economic Community yang akan dihelat akhir tahun ini memang akan bertahap, tidak langsung 100%. Menurut Blueprint AEC bahwa arus tenaga kerja yang akan dimulai adalah pada bidang kesehatan seperti dokter, perawat, kebidanan, dan tenaga kerja kesehatan lainnya. Memang sumber daya manusia yang ada di Indonesia bisa dikatakan cukup bersaing bila dibandingkan dengan sumber daya manusia yang ada di ASEAN. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah pimpinan asosiasi profesi yang mengaku bahwa penggunaan pengacara asing di Indonesia semakin menurun. Kebanyakan dari mereka merupakan kawula muda dan unggul, serta sekolah di luar negeri. Kendala satu-satunya yang masih menjadi hambatan bagi sumber daya manusia yang ada di Indonesia adalah bahasa Inggris yang akan menjadi lingua franca bagi AEC nanti. Sedangkan di sector akuntansi, akuntan di Negara Indonesia banyak yang belum siap apabila harus bersaing dengan akuntan luar negeri. Semua ini adalah masalah mental yang harus diperkuat lagi dengan adanya sosialisasi, motivasi, dan dukungan pemerintah dalam memberikan fasilitas.

Namun, rendahnya tingkat pendidikan pada 72% tenaga kerja

Indonesia mengakibatkan sulitnya bagi kelompok masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan formal dengan tingkat keterjaminan yang relatif lebih baik. Hanya sebagian kecil (8%) dari komposisi tenaga kerja Indonesia yang berdaya saing, 3% di antaranya merupakan profesional dengan tingkat pendidikan minimal sarjana, sedangkan 5% di antaranya merupakan semi-skilled worker dengan pendidikan diploma dan kejuruan.

Potret itu tentunya menjadi kegelisahan yang cukup mengganggu dalam menyongsong pasar tunggal ASEAN ketika arus liberalisasi jasa termasuk jasa profesi baik skillful labor maupun semi-skilled labor akan semakin deras mendekati 2015.

Apa itu Masyarakat Ekonomi Asean?

ASEAN economic community (AEC) tahun 2015 merupakan suatu program bagi negara-negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan penghapusan bea masuk (Free Trade Area) untuk mewujudkan sebuah single market. Tentunya ini membuat banyak peluang khususnya bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas produk- produknya maupun tenaga kerjanya yang profesional dalam

Page 6: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

memasuki tantangan ruang lingkup ASEAN community.

Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.

Konsep utama dari AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Konsep tersebut diharapkan dapat membentuk kawasan ini lebih dinamis serta kompetitif dibanding kawasan lainnya melalui mekanisme dan pengukuran baru.

SDM merupakan asset suatu negara

Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai

sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.

Dalam jurnal ini, sekup organisasi menjadi diperluas menjadi sekup pemerintah. Tugas pemerintah dan para  pemangku kepentingan yang terkait ialah mempersiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dengan memastikan pembangunan ekonomi linear dengan pembangunan manusia. Kualitas tenaga kerja yang tinggi akan hadir apabila kualitas pembangunan manusia Indonesia berdaya saing unggul. Akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, gizi, dan fasilitas publik lainnya akan menentukan kualitas manusia dan tenaga kerja Indonesia. Untuk itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan nasional harus dapat diarahkan ke peningkatan modal manusia (human capital). Peningkatan modalitas manusia hanya dapat dicapai  jika kesehatan dan

Page 7: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

pendidikan terpenuhi di atas kebutuhan minimal.

Human capital is a strategic factor in production (Son, 2010) as it represents the cognitive competencies, skills, relational behavior and knowledge of individuals that enhance productive output (Shuller, 2000) that eventually contributes to organization productive performance (Shuller, 2000; Son, 2010). Modal (sumber daya) manusia  berkualitas merupakan mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan karena berfungsi meningkatkan kapasitas pembangunan dan mempercepat program- program pembangunan (catalyst agent). Dengan demikian, logika pembangunan nasional perlu diluruskan ke upaya pembangunan sumber daya manusia untuk mencapai percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Secara makro kebijakan dan program pembangunan ketenagakerjaan mengarah pada upaya :

1. Perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan pendidikan formal di pedesaan terutama bagi anak usia sekolah dan sekolah kejuruan dan keahlian. Sehingga nantinya angkatan kerja memiliki kualitas yang handal untuk mendukung  pengembangan

sector unggulan di masing-masing sektor.

2. Penduduk usia kerja yang masih memiliki pendidikan rendah perlu di tingkatkan kualitasnya melalui pelatihan yang sesuai dengan keunggulan di wilayahnya masing-masing. Seperti halnya Jawa Timur, unggul sektor pertanian, perlu mendapatkan pelatihan keterampilan dibidang pertanian, perikanan sehingga mampu menggunakan teknologi yang memadai dan dapat bersaing dengan negara luar. Dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi dalam  pengembangan sektor pertanian dan perikanan guna mendukung daya saing dan peningkatan nilai tambah sektor pertanian.

3. Pengembangan sector industry pengolahan. Seperti halnya Jawa Timur, perlu untuk diarahkan pada industri pengolahan berbasis pertanian. Mengingat provinsi Jawa Timur memiliki keunggulan di sektor pertanian, termasuk juga sektor perikanan laut dan darat. Basis pengembangan SDM setidaknya perlu juga mendukung untuk pengembangan sektor industri dan industri jasa kreatif yang didukung

Page 8: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

dengan peran serta aktif perguruan tinggi dan asosiasi tenaga profesi untuk meningkatkan peran calon tenaga kerja asal Jatim untuk mengisi peluang tenaga semi skill dan full skill.

4. Kegiatan penyuluhan ke angkatan kerja muda, sekolah menengah umum/kejuruan dengan berbagai media dan sarana perlu dilakukan untuk membantu pemahaman dan kesiapan tenaga kerja muda Jawa Timur dalam persaingan di pasar asean.

SDM Ideal suatu Negara

We investigate factors affecting the commitment of non-native English-speaking employees to the globalization of their firms, focusing on the role of self-perceived English language proficiency and human resource (HR) practices. By surveying 693 non-native English speakers in Japan, we found that their self-perceived English language proficiency and HR practices that promote learning a foreign language have direct and interactive effects on the affective and normative commitment to their firms’ globalization. It is important for firms based in non-Anglophone countries to promote English language proficiency of their employees through HR practices

when they consider globalizing their operations to other countries (Sekiguchi, 2014).

Kunci dari menjawab segala kegelisahan adalah bahasa, yang merupakan pengantar dari segala bentuk komunikasi. Indonesia sudah jauh ketinggalan dengan Negara Malaysia dan Singapura yang sudah sejak dahulu menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Kutipan diatas merupakan tips yang bisa digunakan dalam membiasakan diri menggunakan bahasa Inggris. Bukan alasan untuk terangsingkan di tengah gemerlapnya pemersatuan ASEAN karena kendala bahasa, maka dari itu, pemerintah seharusnya sudah mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat.

Persentase SDM Indonesia menurut WEF

Dari sisi jumlah penduduk, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar yakni 247 juta jiwa sebagai pasar potensial dan tenaga kerja. Prospek Indonesia sebagai negara dengan perekonomian nomor 16 di dunia, nomor 4 di Asia setelah China, Jepang dan India, serta terbesar di Asia Tenggara, semakin menjanjikan karena didukung oleh melimpahnya sumber daya alam, pertumbuhan konsumsi swasta dan iklim investasi yang makin kondusif.

Page 9: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

Persiapan SDM Indonesia dalam menghadapi MEA

Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.

Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta.

Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi.

Kendati begitu, kompetensi tidak hanya diukur dalam dunia pendidikan. Pendidikan setinggi apapun apabila tidak disertai kompetensi yang tinggi tetap akan kalah oleh tenaga kerja yang terampil dan terlatih.Untuk masalah ini, KEMENKERTRANS telah

bekerja sama dengan MENDIKBUD dan menteri Perindustrian yang hasilya bawa kemenakertrans menyediakan berbagai program pelatihan keterampilan dan kompetensi kerja secara gratis dengan kapasitas 162.017 orang. Jumlah ini meningkat dibanding peserta pelatihan tahun 2012 yang berjumlah 154.958 orang peserta.

Maka, pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap individu adalah sudah siapkah kita sebagai sumber daya manusia di pasar ASEAN untuk bersaing pada 2015 nanti? Jika belum, maka langkah apa sajakah yang seharusnya dipersiapkan dari sekarang? Apabila AEC terwujud pada tahun 2015 nanti, dapat dipastikan akan terbuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi warga negara ASEAN. Setiap warga negara dapat keluar masuk dari satu negara ke negara lain untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan tanpa adanya hambatan dari negara yang ditujunya itu (Ditjenkpi.kemendag, 2014). Namun, akan terjadi pula persaingan yang sangat ketat antara warga negara satu dengan warga negara yang lain. Seorang yang memiliki keahlian terampillah (skilled labor) yang nantinya akan  berlenggang kaki di pasar ASEAN sedangkan yang tidak memiliki keahlian, ia akan tersingkirkan dengan sendirinya dari kompetisi itu. Kriteria skilled labor ini memang tidak terlalu

Page 10: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

dijelaskan dalam Blueprint AEC. Namun secara umum, skilled labor ini adalah pekerja yang mempunyai keterampilan atau keahlian khusus, pengetahuan, dan kemampuan di bidangnya, yang bisa berasal dari lulusan perguruan tinggi, akademisi, sekolah teknik ataupun dari pengalaman kerja (Ditjenkpi.kemendag, 2014). Untuk mencapai kriteria skilled labor yang minimal memenuhi ketentuan MRA (Mutual Recognition Arrangement), SDM Indonesia harus memiliki kemampuan berdaya saing yang harus terus ditingkatkan baik secara formal maupun informal. Menurut penulis, di antara hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam membentuk skilled labor Indonesia yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skill pada setiap individu. Hard skill dapat ditingkatkan dengan senantiasa menggali berbagai ilmu baik secara formal ataupun informal. Kemudian mengimplementasikan ilmu yang telah diraihnya itu dalam berbagai aktivitas. Sedangkan soft skill dapat ditingkatkan dengan terus melatih kemampuan tersebut yang diawali dari diri sendiri. Kedua kemampuan ini sangatlah diperlukan setiap tenaga

kerja dalam meraih sukses di dunia kerja.

2. Memiliki keahlian dan pemikiran yang bersifat global. Keahlian di sini berupa kemampuan untuk berbicara atau berkomunikasi dengan bahasa asing. Dalam hal ini negara-negara ASEAN menyepakati bahasa pengantar mereka adalah bahasa inggris. Dengan demikian seorang tenaga kerja harus memiliki kemampuan  berkomunikasi dengan bahasa inggris jika tidak ingin terbuang dari jalur kompetisi AEC. Apalagi melihat negara Singapura dan Malaysia yang sudah lebih dahulu memakai bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari sehingga bagi mereka akan mudah saja berkomunikasi dengan bahasa tersebut (Jatmiko dan Azizon, 2013).

3. Memahami nilai kearifan lokal. Hal ini bertujuan untuk memfilter budaya-budaya negara lain yang pasti masuk dan mempengaruhi budaya lokal. Pemahaman mengenai kearifan lokal sangat penting dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia, sehingga budaya asing tidak akan mengalahkan dan menggantikan budaya lokal

Page 11: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

yang sudah sejak dulu ada dan dimiliki bangsa Indonesia.

4. Pelatihan keterampilan dan kompetensi kerja. Kegiatan ini akan sangat membantu tenaga kerja Indonesia untuk meningkatkan kompetensi dirinya sehingga ia akan siap bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain yang sudah terampil dan terlatih. Pelatihan ini sudah dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2013 yang diikuti oleh 162.017 orang yang jumlahnya meningkat dari tahun 2012 yang berjumlah 154.958 orang (Harian Rakyat Merdeka Online, 2013). Untuk tahun selanjutnya diharapkan Kemenakertrans terus melanjutkan programnya ini demi meningkatkan kuantitas tenaga kerja Indonesia yang terampil dan terlatih. Walaupun beberapa langkah di atas masih sangat minim disadari oleh warga negara Indonesia, namun upaya-upaya dari orang yang telah sadar dan juga pemerintah telah ada. Untuk itu, semua orang seharusnya menularkannya kepada orang lain selain ia terus meng-upgrade dirinya sendiri, sehingga seluruh warga negara Indonesia

akan siap menjadi tenaga kerja terlatih dan terampil dalam menghadapi AEC 2015 nanti.

PENUTUP

Sumber daya manusia Indonesia akan mengalami peningkatan dalam segi kemampuan dan kapasitas diri jika semua halnya mendukung tidak terkecuali para stakeholder, pengusaha, pemerintah. Semua sektor harus bekerja keras jika ingin bisa bersaing di kancah perekonomian ASEAN 2015 nanti, penjelasan di atas telah banyak mewakili bahwa sumber daya manusia merupakan asset negara yang harus dikelola dengan baik secara efektif dan efisien.

Dilihat dari jumlahnya, penduduk Indonesia memiliki komposisi sekitar 60% dari penduduk ASEAN, bisa dibayangkan dengan jumlah penduduk sebanyak itu Indonesia memiliki peluang untuk bisa berperan lebih banyak di Asean Economic Community nanti. Dapat dipastikan bahwa Indonesia akan mengalami kesejahteraan dimana arus lalu lintas barang, tenaga kerja, dan modal akan lebih mudah tanpa bea tarif masuk. Sehingga bila dilihat secara absolute, Indonesia mempunyai peluang bila dalam 600 juta penduduk ASEAN 250

Page 12: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

juta orangnya merupakan penduduk Indonesia. Tapi hal itu menjadi tabu bila penduduk Indonesia tidak memiliki kualitas yang bisa menyamai masyarakat ASEAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan tinggi tidak menjamin bila tidak diiringi dengan kepemilikan skill yang menunjangnya. Oleh karena itu, sebelum datangnya kompetensi Asean Economic Community yang merupakan pasar tunggal di Asia Tenggara, tidak ada cara lain selain masyarakat Indonesia harus bersiap-siap menghadapinya didukung oleh semua pihak yang memiliki tanggung jawab seluruhnya atas sumber daya manusianya. Paparan di atas menunjukkan bahwa dengan ketidaksiapan Indonesia dalam menyongsong program Asean Economic Community ini tidak menjadi alasan Indonesia untuk menjadi bangsa yang terasingkan. Seperti kita ketahui, bahwa Negara Indonesia akan menjadi santapan empuk bagi Negara-negara ASEAN untuk memasukkan tenaga kerja, modal, dan barangnya dengan mudah bila kita tidak bersiap berkompetensi. Pernyataan diatas tentu membuat pertanyaan untuk diri kita, sudah sejauh mana persiapan yang telah kita miliki untuk menyongsong AEC nanti.

Belum terlambat rasanya bila harus bersiap sekarang, berikut cara-cara yang dapat dijadikan referensi untuk mulai berbenah diri

menyambut Asean Economic Community:

1. Meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skill pada setiap individu. Hard skill dapat ditingkatkan dengan senantiasa menggali berbagai ilmu baik secara formal ataupun informal. Kemudian mengimplementasikan ilmu yang telah diraihnya itu dalam berbagai aktivitas. Sedangkan soft skill dapat ditingkatkan dengan terus melatih kemampuan tersebut yang diawali dari diri sendiri. Kedua kemampuan ini sangatlah diperlukan setiap tenaga kerja dalam meraih sukses di dunia kerja.

2. Memiliki keahlian dan pemikiran yang bersifat global. Keahlian di sini berupa kemampuan untuk berbicara atau berkomunikasi dengan bahasa asing. Dalam hal ini negara-negara ASEAN menyepakati bahasa pengantar mereka adalah bahasa inggris. Dengan demikian seorang tenaga kerja harus memiliki kemampuan  berkomunikasi dengan bahasa inggris jika tidak ingin terbuang dari jalur kompetisi AEC. Apalagi melihat negara Singapura dan Malaysia

Page 13: Kesiapan  SDM Indonesia dalam MEnghadapi Asean Economic Community  (AEC) 2015

yang sudah lebih dahulu memakai bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari sehingga bagi mereka akan mudah saja berkomunikasi dengan bahasa tersebut (Jatmiko dan Azizon, 2013).

3. Memahami nilai kearifan lokal. Hal ini bertujuan untuk memfilter budaya-budaya negara lain yang pasti masuk dan mempengaruhi budaya lokal. Pemahaman mengenai kearifan lokal sangat penting dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia, sehingga budaya asing tidak akan mengalahkan dan menggantikan budaya lokal yang sudah sejak dulu ada dan dimiliki bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Sachiko Yamao and Tomoki Sekiguchi. Employee commitment to corporate globalization: The role of English language proficiency and human resource practices: Gale Cengage Learning 50.1 (Jan. 2015): p168

Greer, Charles R. 1995. Strategy and Human Resources: a General Managerial Perspective. New Jersey: Prentice Hall.

Coles, Catherine H. Economic Development Review: Winter 1995; 13, 1; ProQuest Agriculture Journals Pg 29

Menuju Asean Economic Community 2015. Jakarta: Departemen Perdagangan Republik Indonesia

Tjahayana, Agus. 2012. Jurnal Kajian LEMHANAS RI. Edisi 14.

ASEAN. 2008. ASEAN Economic Community Blueprint. Jakarta: ASEAN Secretariat

Title: Human capital development dynamics: the knowledge based approach

Krisanna Machtmes, Erastus Ndinguri

and Leon Prieto. 11.2 (Apr. 2012): p121. Academy of Strategic

Management Journal. Jordan Whitney Enterprises, Inc.

Klaus Schwab and Xavier Sala-i-Martin. 2014. World Economic Forum; The Global Compettitiveness Report 2014-2015. World Economic Forum